HelloTeen 10 (Edisi Oktober 2019)

Page 1

Edisi Oktober 2019

#10 edisi sepuluh

HELLONEWS

- GREAT TEACHER PROGRAM - HHS Open House - Creativepreneur

HelloFigure - Todd Phillips

HelloThink

- Metz & Teori Film (bagian II)

HelloLit

- Belajar Istilah - The Poetry

NEVER STOP DREAMING


HELLO CONTENTS

1 sayHello! 3

The GTM

4

Todd Phillips

5

Creative Preneur

6

Diverse Representation

8

Open House: creACTion

10

LDKO SMA HelloMotion

13

Belajar Istilah

14 HelloArt 16 The Poetry 18 Photography 19 Angkringan 20 Metz & Teori Film


sayHello!

IMAJINASI RAYA (disadur dari “Mengenai Berkhayal” karya Haidar Bagir dalam buku Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia)

oleh: Bagus Sulasmono

EUREKa!!! illustration: @tubagusaufa

S

etiap orang punya hak untuk bermimpi tanpa terkecuali. Tidak ada yang melarang seseorang untuk memiliki mimpi. Baik yang dimaksud adalah mimpi dalam arti sesungguhnya (manakala ketika tertidur) ataupun keinginan yang kelak ingin kita wujudkan. Mimpi besar kadang disebut imajinasi atau khayalan yang kadang tidak jelas juntrungannya. Tetapi jika diamati, bahwa kisah semua orang besar dengan karya-karya agungnya bermula dari imajinasi. Sebut saja kisah penemuan rumus struktur benzena oleh Kekule, yang berasal dari mimpi seekor ular menggigit ekornya sehingga membentuk struktur siklik. Hukum gravitasi Newton dan hukum Archimedes ditemukan ketika keduanya sedang dalam keadaan setengah sadar, dimana Newton sedang terkantuk-kantuk di bawah pohon apel dan kejatuhan buah Apel. Sedangkan Archimedes menemukan teorinya di dalam bathtub-nya. Dengan kata lain, bahwa orang-orang besar ini pada mulanya adalah pengkhayal atau pemimpi. Albert Einstein mengatakan bahwa “Imagination is more important than knowledge”, artinya bahwa imajinasi ini penting. Sebenarnya khayalan dan mimpi memiliki realitas tersendiri. Menurut John Dewey, “Imajinasi adalah pintu

gerbang yang melaluinya makna diturunkan dari masa lampau kemudian masuk ke masa sekarang. Imajinasi adalah penyesuaian secara sadar apaapa yang baru dan apa-apa yang lama”. Orang-orang yang cenderung menggunakan belahan otak kanan memiliki daya imajinasi yang luar biasa. Mereka dapat membuat karya luar biasa karena kekuatan khayalan/imajinasinya. Mereka mampu mengkomunikasikan konsep-konsep yang abstrak agar mudah untuk dipahami. Penting bagi siswa memiliki mimpi, imajinasi untuk digunakan dalam proses mengingat dan memahami konsep yang bersifat abstrak. Kita menanti para penemu atau pencipta karya besar yang tentu berawal dari mimpi anak-anak kita yang tidak kita batasi. Sesungguhnya cita-cita besar pada awalnya mengambil bentuk khayalankhayalan dan mimpi-mimpi yang besar pula. Khayalan dan mimpi tersebut akan menjadi daya dorong yang tidak akan habis, sekaligus akan menjadi pembimbing menuju jalan ke arah yang benar. Maka dari itu, kita sebagai pendidik, lambungkan imajinasi anak-anak kita untuk mampu meraih cita-cita yang besar yang kelak akan menjadi orang besar pula di negeri kita Indonesia ini.

1 _


Kaila Juara II 3D Fashion

PETRA

Illustration 2019 (MKLAV.ID)

Kontingen Indonesia (Juara Umum ke-3) Asia Open Memory Championship 2019 (IMSC)

raya & alYSSA Medali Emas Bidang Desain Grafis FIKSI 2019 (KEMENDIKBUD)


Didiklah anakmu untuk suatu masa, dimana suatu masa itu berbeda dengan zamanmu saat ini. SETIYO ISWOYO

Sabtu, 5 Oktober 2019, beberapa guru SMA HelloMotion mengikuti pelatihan The Great Teacher Program (GTP) Batch 2. Pelatihan yang dilaksanakan di Gedung SMA HelloMotion itu dihadiri juga oleh guru-guru hebat dari sekolah lainnya. Beberapa di antaranya seperti SMP-SMA Lazuardi dan Millennia World School.

GTP adalah sebuah program pelatihan bagi guru-guru yang ingin meningkatkan kemampuan praktisnya dalam berbagai bidang esensial untuk menjadi seorang guru abad 21. Pelatihan ini diadakan oleh Millennia 21st Century Academy dan akan dilaksanakan selama tujuh bulan dengan pertemuan tatap muka setiap dua hari dalam satu bulan. Selanjutnya, materi pelatihan dan penugasan juga disampaikan secara online melalui google classroom. Melalui pelatihan GTP ini, kami (guru-guru SMA HelloMotion) selalu berusaha meng-upgrade diri menjadi lebih baik. Beberapa materi yang akan kami pelajari selama pelatihan di antaranya Multiple Intelligences, High Order Thinking Skills, psikologi perkembangan anak, menghadapi anak berkebutuhan khusus dan beragam pemanfaatan teknologi pendidikan. Di hari pertama, materi pelatihan GTP disampaikan oleh Sayed Hyder. Beliau adalah salah satu tim Millennia yang bersertifikat dari Harvard Graduate School of Education. Ada dua materi yang disampaikan oleh beliau yaitu: 1. Pendidikan Abad 21 yang di dalamnya membahas mengenai tantangan Pendidikan Abad 21, School Transformation, dan 21st Century Skills Framework. 2. To Be a Great Teacher yang di dalamnya membahas mengenai Karakteristik Generasi Z dan

Alpha serta cara ‘menaklukkannya’. Selanjutya di hari kedua diisi oleh Setiyo Iswoyo. Beliau adalah Training Manager dan juga pernah menjadi narasumber nasional untuk Kurikulum 2013. Kali ini materi yang disampaikan adalah berkaitan dengan kurikulum 2013 serta merupakan anggota tim desain kurikulum untuk mempersiapkan generasi ‘Sejahtera dan Bahagia’. Salah satu materi penting lainnya yang beliau sampaikan yaitu mengenai proses pembelajaran di kelas yang harus mencakup beberapa hal, seperti: penguatan pendidikan karakter, penerapan literasi, penerapan pendekatan saintifik, dan kompetensi abad 21. Semoga dengan mengikuti The Great Teacher Program (GTP) Batch 2 ini, kami (guru-guru SMA HelloMotion) dapat meng-upgrade diri menjadi guru abad 21 yang hebat, menjadi ujung tombak terbaik yang siap mengantarkan siswa-siswi SMA HelloMotion menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berkarakter, sadar isu global, dan menjunjung tinggi nilai budaya Indonesia.

THE GREAT TEACHER PROGRAM oleh: Saka M. S.

3 _


Todd Phillips oleh: Adra Noer Sang sutradara kondang, Todd “Bunzi” Phillips atau dikenal dengan Todd Phillips mulai terdengar lagi namanya dan dibicarakan dimana-mana setelah filmnya yang ke-11 ditayangkan; Joker (2019). Sutradara The Hangover Trilogy ini lahir pada tahun 1970 di Brooklyn, New York, Amerika Serikat dengan keluarga yang menganut agama Yahudi. Todd memulai karirnya ke dunia perfilman pada tahun 1993 sampai sekarang dengan karya pertamanya (film komersil) yang berjudul Road Trip (2000). Todd memilih New York University Film School sebagai tempat untuk menimba ilmu perfilman. Sayangnya pada tahun ketiganya di sana, dia dropped out. Dimulai dari perjuangannya sebelum menjadi seorang sutradara, Todd sempat melewati masa dimana dia harus menjadi aktor yang memerankan supir taxi di salah satu serial dokumenter TV HBO yaitu Taxicab Confessions (1995). Film (non-komersial) pertama Todd adalah Hated: GG Allin and the Murder Junkies (1993) yang bergenre dokumenter. Film ini menjadi salah satu film yang pemasukannya tertinggi pada saat itu, sedangkan dia masih junior di kampusnya. Setelah film pertamanya, Todd semakin sering membuat film komersial maupun non-komersial dan seringkali menjadi sutradara, produser, dan penulis sekaligus dalam satu proyek film. Contoh film yang ia rangkum 3 menjadi 1 yaitu Due Date, The Hangover 2-3, War Dogs, dan Joker. Todd Phillips juga sering mendapatkan penghargaan dari festival film internasional. Film terakhirnya Joker (2019) sudah mendapatkan penghargaan ‘Golden Lion Awards (2019)’ di Venice Film Festival yang ke-76. Festival film yang diadakan setiap tahun ini adalah salah satu festival bergengsi di kelas internasional. Todd mendapatkan penghargaan ini ditambah dengan penghargaan dari penonton yaitu tepuk tangan dengan durasi selama 8 menit setelah menonton film Joker. Keren bukan? Film lain yang disutradarai oleh Todd juga seringkali masuk nominasi film terbaik di banyak festival walaupun belum menang. Beberapa nominasi di festival untuk film-film Todd Phillips yang disutradarai, diproduseri, dan ditulis olehnya yakni, Writers Guild of America Award: Best Adapted Screenplay – Borat (2006), Academy Award: Best Adapted Screenplay – Borat (2006), British Comedy Award: Best Comedy Film – The Hangover (2009), Latino Entertainment Journalists Association: Best Picture – A Star is Born (2013) dan banyak lagi. Dengan semua prestasi yang telah dicapai olehnya membuat Todd lebih percaya diri dalam mengembangkan ide-ide baru dari segi cerita maupun aspek lainnya. Sosok yang sangat inspiratif bagi banyak film-maker karena karya-karyanya yang hebat. Fakta menarik tentang Todd yaitu ia sangat sering mengusir paparazzi saat ia sedang syuting. Artinya ia sangat menjaga privasi dan tentunya menghargai privasi orang lain.

FILMOGRAPHY Road Trip (2000) – Sutradara, Penulis Old School (2003) – Sutradara, Penulis, Produser Starsky & Hutch (2004) – Sutradara, Penulis School for Scoundrels (2006) – Sutradara, Penulis, Produser Borat (2006) – Penulis/Cerita The Hangover (2009) – Sutradara, Produser Due Date (2010) – Sutradara, Penulis, Produser The Hangover Part II (2011) – Sutradara, Penulis, Produser The Hangover Part III (2013) – Sutradara, Penulis, Produser War Dogs (2016) – Sutradara, Penulis, Produser Joker (2019) – Sutradara, Penulis, Produser

4 _


Creative Preneurship oleh: Muhammad Heykal

Beberapa waktu yang lalu, tepat tanggal 08 Oktober 2019, SMA HelloMotion kedatangan tamu istimewa, Bang Suhari namanya. Beliau memiliki keahlian yang luar biasa, yakni membuat banyak merchandise, seperti plakat, aneka sablon, gelas, kaos hingga membuat berbagai macam gantungan kunci, mulai dari bahan resin, kayu hingga acrylic. Keren, kan? Nah, kemarin itu beliau diundang ke SMA HelloMotion dalam rangka untuk berbagi ilmu dengan kelas X, karena ternyata beberapa dari kelas X membuat usaha merchandise, khususnya gantungan kunci sebagai project dalam pelajaran creativepreneur. Jadi ga salah dong, kalau Bang Suhari ini mengajarkan ilmunya kepada kelas X. Mantul, kan? Oh iya, ternyata membuat gantungan kunci itu mudah, lho. Bahan-bahan yang diperlukan juga tidak sulit untuk mencarinya, seperti acrylic, kayu, kertas stiker dan yang paling penting cairan kimianya yaitu resin dan katalis. Bagaimana cara membuatnya? Gampang. Langkah pertama, cetak desain yang diinginkan di kertas stiker, jangan terlalu besar ya, biasanya berukuran 6cm x 6cm. Setelah itu, tempel di acrylic, kemudian dipotong sesuai bentuknya. Setelah selesai, campurkan resin dan katalis dengan perbandingan 1:2, setelah diaduk, tuangkan cairan kimia ke atas acrylic yang sudah ada stikernya tadi, tunggu hingga 6-8 jam. Setelah kering, buat bolongan dan pasang deh gantungannya. Jadi deh? Gampang, kan? Berbeda dengan kelas X, kelas XI mendapatkan kesempatan untuk belajar sablon digital. Kegiatan

ini dilaksanakan di workshop dengan trainer-nya yaitu guru kebanggaan kita semua, Mr. Trada. Yeaaayyy! Sebelum memulai praktek, Mr. Trada menjelaskan peralatan yang digunakan untuk sablon digital, seperti kertas transfer, kertas untuk pembatas, kaos, hingga pengoperasian mesin sablon digitalnya. Sebagai bahan praktek, siswa secara berkelompok diminta untuk mencetak desain gambar yang akan dipasang di baju. Desain dicetak menggunakan kertas transfer berukuran A4. Setelah dicetak, kertas ditempelkan di atas baju dan dipasang di mesin sablon digital. Atur suhu menjadi 200 derajat dan gunakan timer 10 detik. Lalu baju dan desainnya di-press di atas mesin sablon selama 10 detik. Taraaaaa‌.. selesai! Sekarang bajunya sudah tersablon deh. Kereeeeeeen. Dari kedua kegiatan tersebut, seluruh siswa terlihat sangat antusias. Rasa penasaran yang dulu ada, kini terbayarkan sudah. Sekarang siswasiswi SMA HelloMotion mendapat bekal ilmu untuk bisa memproduksi barang secara mandiri dengan kualitas yang ciamik pula. Hemat tenaga, waktu, pikiran dan biaya juga. Dengan begini, maka keuntungan bisa jadi berlipat-lipat nih. Hehehe‌... Oiya, apa pelajaran yang bisa dipetik dari kedua praktek ini? Jawabannya adalah mentor. Ya itu dia. Kita perlu mentor untuk bisa sukses. Kita perlu mendapatkan ilmunya. Tidak peduli apakah beliau berprofesi sebagai guru maupun bukan guru, mentor bisa siapa saja. Yang penting kita serap ilmunya. Kita ambil pengalaman dan keahliannya. Mudah-mudahan dengan ini, bisa jadi jalan pembuka kesuksesan kita semua. Bravo!

5 _


Diverse Representation in Media and Why It Matters

I

by: Nayla Nafisha

8 6 _

t’s important for us to understand and accept that what we watch owns a huge impact on how we view other people. For instance what happens when a five-year-old catch the episode of a local talk show where they do blackface, mock cultures, objectify females as if they are only there for the male gaze, and having the audience to laugh along with it? Then they will not grow to be any different. It’s funny until it’s not. It’s funny until kids are getting bullied at school for how they look, their beliefs, or harassment towards women gets worse than it already is. These jokes will seem normal and far from harmful which motivates the idea that feeding into these stereotypes the media shaped of minorities is the way to go. TV shows and movies are what help us form a connection and deep understanding towards cultures and races, it’s a powerful instrument to deliver a message- and you could either make something or break something. In America, known as the center of it all, popular media can have a negative impact on whites’ perception of people of color- which triggers more spikes on racism and discrimination. Studies show that audiences substitute stereotypes they see on screen for reality when they have not had any direct interactions with particular racial groups. For instance, Latino stereotypes in the media can lead audiences negatively to associate immigration with increased unemployment and crime. A recent study by Michelle C. Pautz, an associate professor of political science at the University of Dayton, suggests films can act as an influence. She asked a group of undergraduates at a private college to fill out a questionnaire on their views of the government before and after viewing the movie ‘Argo’ and ‘Zero Dark Thirty’. Later, Dr. Pautz found


that 20 to 25 percent of the participants changed their opinion. She then stated that younger people or teens are more likely to be impacted compared to adults because they are still shaping their world views, so what they watch and how certain things are being portrayed can be very significant. For Dr. Pautz, movies can be a great mechanism for conversation and reflection. They can also help us understand societal opinions, help us understand institutions and aspects of society. Minorities and females suffer most from badly written content in media and could further escalate the discrimination towards the groups. In Hollywood, while women account for 50 percent of movie viewers, females only made up 24 percent of the protagonists in the top 100 movies of 2017. They are portrayed as emotional, more familyoriented beings compared to the male characters who lean to more of a career-driven individuals, making it seem like females are just the plus one who doesn’t have any aspirations nor goals. Comic artist Alison Bechdel even established a test to help viewers analyze the portrayal of women in film. The Bechdel Test names three basic criteria: “(1) It has to have two named women in it, (2) who talk to each other, about (3) something other than a man.” Despite the errors we have yet to find a solid solution to, we cannot let go of the fact that we’ve been seeing more and more diverse movies at the cinema. And one that I am very grateful for is ‘Gundala’, finally, Indonesia’s own Superhero. It tells an underdog story of a working-class Indonesian man, named Sancaka, as he faces his dark past and transforms into the infamous Gundala. His love interest Wulan also took the

hearts of many female viewers. In an article written by Ernestine Oktaviana from Magdalene titled “How Watching ‘Gundala’ Improves My Mental Health”, she stated that “Wulan is a fresh change for woman representation in a superhero movie. She is not the damsel in distress at all; she’s the one helping Sancaka to find his true power. Wulan’s presence screams girl power and I, as a woman, feels elevated by her. With these characters, I can relate with so many aspects represented in this movie.” The movie had elements of Javanese culture and also subtly criticized the issues in society we may face today. It automatically empowers the audience because they see themselves in Sancaka and Wulan. We feel like we can relate to them because they’ve been through similar things we face in reality, and we feel seen. That we are just as strong and own the ability to be like them. Joko Anwar, the director, also scored a few screening sessions during the 2019 Toronto International Film Festival. So not only that this movie empowers Indonesians, but also a portal to spread the Indonesian culture internationally. We cannot underestimate the importance of movies like Gundala. The others such as Coco with the beautiful Latinx culture, Spiderman: Into The Spiderverse with an Afro-American SpiderMan, and also Captain Marvel which portrays an amazing role model for little girls! These movies contain such powerful messages of finding strength in oneself and being able to embrace who you are. For it is important to know that no matter who you are, where you’re from, your gender identity, we can do anything we put our hearts to. We are all worthy to feel special and be seen.

9 7 _


hellomotion high school opEn hoUSE

creACTioN 8 _

oleh: Trada Lardiatama


S

abtu pagi, 19 Oktober 2019, cuaca cerah menaungi SMA HelloMotion Ciputat Tangsel. Seisi sekolah disibukan dengan berbagai kegiatan. Dari teras halaman sekolah, sudah berdiri beberapa siswa menyambut tamu yang datang. Mereka dengan ramah menjelaskan tentang sekolah mereka dan sukarela mengantarkan tamu ke ruang pameran; hasil karya mereka. Dalam perjalanan menuju ruang pameran, mereka turut menjelaskan beberapa karya mural dan gambar yang tertempel di sepanjang tembok koridor. Setibanya di ruangan, sudah menunggu beberapa siswa yang berdiri dengan bangga di depan gambar dan foto yang mereka buat sendiri. Karya yang dipamerkan hari ini dipilih dan dikurasi secara khusus oleh guru mereka. Beberapa siswa telah menghasilkan karya yang melebihi harapan semua orang, beberapa siswa pun menjadi sadar akan perbedaan antara kualitas pekerjaan mereka dengan rekan-rekan mereka dan juga tentang bagaimana audiens merespons karya mereka. Di ruangan lain, aula yang berseberangan dengan ruang pameran, tampak lebih banyak lagi siswasiswi yang sedang sibuk menjajakan hasil produk program kewirausahaan. Selain itu, terdapat pula pertunjukan musik dari siswa-siswi SMA HelloMotion yang terlihat meriah. Dalam ruang aula siswa-siswi aktif dalam menawarkan sampel produk karya mereka yang merepresentasikan keunggulan sekolah. Para siswa telah mempersiapkan produk mereka mulai dari membuat, menguji, dan memperbaiki sehingga produk tersebut mencapai standar yang layak untuk dijual. Siswa tingkat akhirpun turut berpartisipasi dalam menerbitkan informasi dan panduan pameran yang akan mereka lakukan di akhir tahun nanti. Tamu-tamu mulai memadati tempat-tempat duduk yang disediakan sambil menikmati penayangan hasil karya film siswa, sementara itu pemandu acara nampak bersiap untuk membuka acara. Hari ini diadakan acara Open House SMA HelloMotion dengan tajuk ‘creACTion’. Aula sekolah telah dipenuhi oleh siswa, orang tua, komite, guru, calon siswa dan semua orang yang telah membantu dalam mewujudkan proyek siswa menjadi mungkin. Acara dibuka oleh pemandu acara dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan penampilan ‘Unofficial Band’, sebuah band bentukan siswa-siswa kelas X angkatan III Konstelasea. Lantunan lagu yang indah dari Bara sang vokalis, seolah mempersilahkan para tamu untuk dapat menikmati kegiatan yang berlangsung. Setelah dimanjakan dengan

penampilan band, para tamu dihibur dengan penampilan ekskul tari saman SMA HelloMotion. Acara dilanjutkan oleh sambutan dari pak Bagus Sulasmono selaku kepala sekolah SMA HelloMotion. Beliau memaparkan perkembangan sekolah, visi, dan juga rencana kedepan sekolah yang akan membuka jurusan IPA. Suasana aula semakin bertambah hangat ketika film karya siswa diputar. Para pengunjung tampak sangat antusias dalam menikmatinya. Tanpa terasa, kegiatan Open House sudah memasuki inti acara, para pengunjung bersiap mengikuti bincang-bincang bersama para narasumber yang dihadirkan. Rangga atau biasa dipanggil Djoned yang merupakan tim Art Director dalam pagelaran Asian Games (2018) memaparkan bahwa berpikir kreatif dapat menjadi bekal yang sangat diperlukan dalam menghadapi era digital yang semakin pesat perkembangannya. Adi Respati selaku Education Consultant perusahaan Websis for Edu menambahkan, perlu adanya sebuah ruang pembelajaran yang dapat menjadi simulasi dunia sesungguhnya di era yang akan datang. Oleh karena itu, sekolah diharapkan sudah mulai menerapkan pemanfaatan teknologi dalam setiap pembelajarannya, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan merancang program smartclass seperti yang telah dilakukan oleh SMA HelloMotion. Menghadapi tantangan perkembangan zaman saat ini, setiap komponen sekolah seperti guru harus senantiasa meng-upgrade kemampuan dan kompetensinya agar dapat terus memberikan pelayanan yang tepat. Guru bukan lagi sumber informasi utama siswa untuk saat ini, sebaliknya mereka adalah perancang pembelajaran yang menciptakan ruang dan kondisi bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran mereka sendiri. Guru juga menjadi penasihat yang dapat didatangi peserta didik saat mereka membuat karya dan produk. Ini adalah kondisi yang sangat penting bagi siswa dan guru karena masingmasing mendapatkan pengalaman tersendiri. Acara Open House ditutup dengan penampilan musik dari siswa-siswi sekolah yaitu ‘Band Anak Tangga’ dan ‘Band Pulang Sekolah’, tak ketinggalan doorprize menarik juga dibagikan bagi para pengunjung yang beruntung. ‘creACTion’ 2019 resmi ditutup, raut gembira terpancar di masing-masing peserta kegiatan. Hari itu berhasil memberikan sebuah inspirasi bagi setiap pengunjung yang hadir, semoga slogan Think Creative be Empathic akan terus dapat tertanam di hati seluruh civitas SMA HelloMotion.

9 _


LDKO

K

amis, 24 Oktober 2019 yang lalu, calon pengurus OSIS SMA HelloMotion tahun ajaran 2019-2020 pergi untuk melakukan LDKO atau Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS di Suaka Elang, Loji, Gunung Salak. Kami calon pengurus OSIS sudah harus berada di sekolah pada pukul 07.00 pagi untuk persiapan keberangkatan. Kami berbaris dan berdoa sebelum berangkat ke lokasi dengan menggunakan tronton, dan Pak Trada selaku Wakil Kepala Sekolah memberikan kami beberapa pesan untuk diingat dan dijaga selama melakukan kegiatan di sana nanti. Semua barang bawaan sudah siap di dalam tronton dan kami pun berangkat. Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam, kami sampai sekitar pukul 11.00 di SDN Sindanglaya, yang mana merupakan tempat turun kami dari tronton dan kemudian melanjutkan tracking sekitar 1 KM apabila hanya merupakan jalan lurus. Namun, rute perjalanan yang kami lewati cukup berat dikarenakan melewati tanjakan-turunan, tanah yang tidak rata, cuaca yang sedang panas-panasnya, dan juga barang bawaan yang cukup berat. Selama tracking kami berhenti beberapa kali untuk beristirahat. Sesampainya di lokasi, kami meletakkan barang-barang kami, tidak lama beberapa orang yang merupakan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) menghampiri dan menyuruh kami untuk duduk serta meluruskan kaki; istirahat. Sekitar lima menit berlalu, kami bangun dan berbaris, Mapala memperkenalkan diri mereka masing-masing yang beranggotakan empat orang dengan raut wajah yang tajam tanpa senyuman. Pada awalnya kami sempat dimarahi karena tidak saling mengetahui nama lengkap sesama anggota. Akhirnya kami diberikan waktu

10 __

SMA HELLOMOTION

oleh: Naila Irfana

sekitar lima menit untuk digunakan menghafal nama lengkap masing-masing anggota kelompok. Kami pun berhasil menghafalnya. Hari sudah siang, beberapa sudah mulai kelaparan karena memang sudah waktunya untuk memasak. Peralatan masak mulai kami siapkan, selama memasak pun kami berbagi tugas agar pekerjaan dapat lebih cepat. Ada yang memasak nasi, tempe, tahu, ikan asin, dan sayur asem. Kami memakan waktu yang cukup lama dalam memasak, walaupun sudah dibagi tugas, ternyata teriakan dan tekanan yang diberikan oleh Mapala membuat kami menjadi tergesa-gesa dan kurang fokus selama memasak. Usai memasak, kami berkumpul sesuai kelompok; Rinjani, Semeru, dan Slamet. Dalam satu nampan sudah terisi semua menu masakan yang kami buat, waktu makan rampung dan bagi yang muslim melakukan ibadah sholat dzuhur. Sudah pukul 13.00 siang, semua kembali berkumpul dan melakukan kegiatan selanjutnya; PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat). Kegiatan ini dipimpin dan diisi oleh Mapala. Sebelum memulai kegiatan, semua harus mencatat waktu, tempat, dan keterangan kegiatan sehingga akan tertinggal jejak apabila tersesat. PPGD dimulai dan kami diberikan banyak pengetahuan baru mengenai pertolongan pertama terhadap orang yang tidak sadarkan diri. Tidak begitu memakan banyak waktu, kami mencatat kembali waktu pukul 13.30, kegiatan selanjutnya, PPB (Peraturan Baris Berbaris). Kali ini kegiatan dipimpin oleh Pak Abdillah, kami belajar mengenai gerakan-gerakan dalam PBB, dengan tongkat, tanpa tongkat, dan bagaimana posisi duduk dilakukan. Kegiatan PBB tidak


setegang sebelumnya, namun kami masih menjaga sikap agar tetap sigap dan serius. Berlanjut ke kegiatan berikutnya, games di pukul 14.30, kali ini panitia OSIS Bonavendara yang memimpin, yaitu Kak Rio, Kak Kaila, dan Kak Adra. Tiga permainan yang kami lakukan, estafet kaos, mengangkat tongkat menggunakan satu jari oleh masing-masing orang per-tim, dan domino. Dari permainan yang kami lakukan, tanpa disadari terciptalah sikap kekompakan serta kepercayaan. Dari games tersebut terdapat pelajaran yang kami dapatkan, yaitu betapa pentingnya kerja sama dengan anggota yang lainnya Pukul 15.00, kami mulai membuat bivak untuk tempat kami tidur nanti malam. Bivak merupakan tenda darurat yang kami dirikan menggunakan jas hujan ponco. Kali ini kegiatan kembali dipimpin oleh Mapala. Kami mendirikan bivak sesuai dengan tim yang sudah dibagikan. Bivak didirikan menggunakan dua jas hujan ponco, beberapa pasak, tali, dan satu tongkat. Kami saling berbagi tugas dan bekerja sama agar pekerjaan lebih cepat karena kami hanya memiliki waktu sekitar setengah jam untuk mendirikan bivak. Selesai mendirikan bivak, pukul 16.30, kali ini memasak untuk makan malam dengan lauk pauk yang berbeda, yaitu nugget, cah kangkung, tahu dan tempe. Setelah selesai kegiatan memasak, ternyata hujan turun dan kita harus memindahkan barang-barang dari bivak kelompok ke bivak panitia. Hujan berlangsung cukup lama, hingga hujan reda barulah kami makan pada pukul 19.00, dilanjutkan dengan mengganti pakaian dan ibadah. Selanjutnya kami berkumpul di bivak

11 __


panitia untuk melakukan evaluasi kegiatan dari awal hingga akhir. Masih banyak kekurangan dari kami semua sehingga kami harus saling merangkul dan membantu apabila ada yang kesulitan ataupun melakukan hal yang belum benar karena kami semua adalah keluarga. Waktu evaluasi berakhir, waktu berjalan, sudah pukul 20.30, dan saatnya kami istirahat. Pagi buta, pukul 01.30, Mapala mulai berteriak membangunkan, kami beranjak keluar dan tidak melihat alas kaki yang ada di depan tenda. Semua bertebaran, sehingga kami harus mencari terlebih dahulu dan cukup memakan waktu karena keadaan malam yang gelap gulita. Kami berkumpul sesuai kelompok, kegiatan selanjutnya, jurit malam. Kelompok Rinjani, kelompok terakhir yang akan berjalan. Selagi menunggu kelompok lain menuju pos-pos berikutnya, kami duduk dan berbicara mengenai keluarga. Menceritakan mengenai beberapa kondisi keluarga kami, perihal uang jajan, dan betapa berkorbannya orang tua kita untuk menghidupi kita. Jalan di gelapnya malam dan tanah yang tidak rata, hanya dengan satu lilin yang harus terus menyala hingga mencapai pos. Pos bayangan 1, pukul 02.30, kami diberikan susu dan makanan ringan untuk mengganjal perut selagi terus berjalan hingga pos terakhir. Lanjut berjalan ke pos 1, Kak Adra, Kak Rio, dan Kak Kaila terlihat sedang duduk, kali ini lebih menegangkan, lebih tegas dan keras dibandingkan sebelumnya. Lagi-lagi kami diberikan susu dan makanan ringan, serta hadiah. Semua menutup mata dan membuka mulut satu persatu untuk memakan dan meminum sesuatu. Hadiah itu merupakan indomie yang terdapat cacing dan ranting, serta minuman dengan kaos kaki yang sudah terendam di dalamnya. Berlanjut menelusuri jalan menuju pos bayangan 2, pukul 03.00, mengenai survival. Kata

12 __

Mapala, kami harus mengetahui perihal survival untuk pergi ke puncak. Banyak lagi pengetahuan yang bertambah. Hingga selesai, kami berjalan dan berkumpul di satu tempat dan merenung bersama. Banyak berbagi kisah tentang keluarga, sikap, dan ‘semoga-semoga’ yang dilontarkan. Pukul 04.00, berkumpul bersama dan mulai banyak hal yang terjadi. Diawali dengan kepulangan salah satu anggota, digantikannya ketua, dan banyak lagi. Pada titik itu semua benar-benar lebih ditekan, lebih dingin, tapi keadaan semakin memanas. Hingga akhirnya, pelantikan. Dibacakannya semua janji dan hal-hal lainnya, dipasangkannya kalung untuk menandakan bahwa kami sudah menjadi pengurus OSIS SMA HelloMotion periode 20192020. Acara selanjutnya adalah makan pagi dan dilanjutkan dengan istirahat hingga acara bebas. Usai istirahat, kami kembali memasak untuk makan siang, dengan menu sosis, nugget, tempe, dan lainnya. Kali ini waktu memasak lebih santai, tidak lagi merasa tertekan seperti sebelumnya. Seperti biasa, memasak diselingi dengan beribadah. Hingga memasak selesai, kami kembali makan bersama di satu nampan untuk hari terakhir. Tidak lama kami berfoto bersama dan kembali turun ke SDN Sindanglaya untuk bersiap kembali ke sekolah. Kali ini perjalanan pulang memakan waktu kurang lebih sekitar dua jam. LDKO kedua ini memberikan banyak pengalaman dan pelajaran, semoga semua pengalaman yang sudah dilakukan bersama selama kegiatan berlangsung akan melekat dan akan terus diingat untuk pelajaran-pelajaran lainnya. Terima kasih untuk semua panitia yang sudah membantu dan bersusah payah dalam mengadakan kegiatan LDKO kali ini, terima kasih Hanacaraka, semoga OSIS SMA HelloMotion di periode kami semakin kompak dalam memajukan SMA kita!


Hello-Lit

BE LA JAR ISTILAH

oleh: Suhfi Albab

“Peladen” “Seluruh karyawan perusahan dibuat gusar oleh komputer server di kantornya. Hal ini menyebabkan pekerjaan mereka tidak selesai tepat waktu.” Dalam keseharian kita, pada dunia elektronik dan digital sering terucap kata server. Server yang dimaksud merupakan sebuah perangkat induk yang bertugas untuk menyediakan layanan bagi perangkat lainnya. Misalnya, di sebuah sekolah, semua perangkat komputer bisa terhubung dengan mesin pencetak tanpa menggunakan kabel. Mesin pencetak tersebut terpasang pada komputer server. Perangkat lain yang ingin mencetak dokumen harus terhubung dengan komputer server melalui jaringan internet. Namun, tahukah kamu sebutan server dalam bahasa Indonesia? Sesuai dengan maknanya, bahwa server bertugas untuk melayani perangkat lain. Kata dalam KBBI Edisi V yang memiliki makna yang sepadan untuk server adalah peladen. Dalam KBBI Edisi V, peladen (dalam dunia komputer) berarti ‘sebuah komputer dalam jejaring yang berfungsi sebagai penyedia layanan ke komputer lain.’ Jadi, dalam perbincangan pada kegiatan kita sehari-hari, kata peladen sudah bisa menggantikan server. “Saya sudah bisa mencetak dokumen di kantor, sebab peladennya sudah diperbaiki.”


“The earth without art is just eh”

14 __


Character Design

YOSA oleh: Petra Gavriel

Seekeor kecoa rimba yg bernama Pedro selalu menemani Yosa.

Menggunakan jubah yang melambangkan seakan ia memiliki kekuatan seperti superhero. Agar terlihat keren.

Nama: Yosa Umur: 14 tahun Lahir: 24 November 2004 Kesukaan: Kecoa dan Popmie Hobi: Memberi makan hewan Tinggi: 155 cm Berat: 5 kg Pada awalnya, ia bernama Noroi (kutukan). Setelah menginjak usia 5 tahun, akhirnya ia mengganti nama pemberian orang tuanya tersebut menjadi Yosa (kebahagiaan) Yosa tumbuh sebagai anak yang pendiam, culun, dan juga penakut. Namun, di balik semua itu, Yosa merupakan sosok penyayang binatang terutama kecoa rimba. Setelah bertemu dengan Pedro (seekor kecoa) di tempat sampah dekat rumahnya, akhirnya mereka berdua pun menjadi sahabat dan siap untuk menghadapi semua tantangan hidup bersama-sama!

Saking seringnya ia membaca buku, akhirnya pake kacamata minus dong!

Logo dari binatang kesukaanya yaitu kecoa rimba.

Terdapat banyak luka permanen di sekujur tubuhnya akibat ulah kekerasan dari orang tuanya. Concept by: Petra 15 __


Perasaan yang tak tersampaikan karena hanyut diterpa hujan oleh: Muhammad Shadra Ali Perasaanku layak desir angin lemah Yang terbawa dan mengikut perintah siapa saja Enggan untuk menolak, meronta Setiap kosa kata yang dilisankan oleh bibirmu Tak bisa dibacanya Rumit bagai membaca angin dari sebuah telunjuk orang mati rasa

The

Poetry

Perasaanku adalah sumber daya Kadang kala bisa menipu daya Namun tak segan untuk memperdaya diriku sendiri Sebab tubuhku adalah sosok tak berdaya

16 __

Kukirimkan sebuah surat berisi perasaan Dilipat dengan sedikit ragu bersamaan Melalui arah angin yang menuju ufuk timur Semoga perasaan ini panjang umur Kembali ke kalimat pertama Perasaanku lemah tatkala merana Dihajar hujan saja tak mampu Apalagi sampai ke tempatmu Maka kukirim ke ruang fatamorgana Dan berharap seseorang mendapatnya Kutitipkan bersamanya Dengan mengatas namakan diriku sendiri Dengan keyakinan aku mengabdi Segerombolan hujan menanti Mauku hanya berpegang kepada yang pasti Niscaya perasaanku akan selalu menanti


SANDIWARA YANG MEMBOSANKAN oleh: Shigeru M.

Sandiwara macam apa ini... Seorang tuan besar ternama dengan istri syahnya Sesama memasang topeng berwarna apatetik di depan anaknya Tidakkah mereka tahu anak tersebut tahu segalanya??? Bahkan asal usul mereka bertikai Apakah mereka tidak tahu anak kecil adalah makhluk tersuci Apakah mereka menyangka saya bodoh??? Tidakkah mereka tahu setiap malam anak kecil tersebut mendengar teriakan dan tangisan mereka??? Tidakkah mereka tahu anak kecil tersebut telah menjadi saksi??? Tidakkah mereka tahu anak kecil itu benci tangisan ibunya??? Ah, buat apa menonton sandiwara ini Sudah terlalu biasa bagi saya Pada akhir cerita, ternyata tuan besar telah selingkuh dengan istri dari pernikahan syahnya Namun sama seperti lelaki pecundang yang lain, Ia tak mau mengakui kesalahan Ah, sangat membosankan Bisa saya tebak Sudah terlalu biasa bagi saya Lebih baik saya pulang saja Istri telah menyeguhkan segelas kopi hangat tanpa gula Bagaikan kehidupan ini

17 __


students photography works

RAFIF BAHANAN, “Rumit”, Melawai, Jakarta Selatan -2018-

M. OKTORIO TAMBASA, “The Horse-Man”, Lautan Pasir, Bromo -2017-

RIGA A. S., “Bayang-Bayang”, Serpong, Banten -2019-

18 __


HelloFact

ANGKRINGAN oleh: Afdal Husain

ya yhuda @zack

Istilah angkringan muncul pada sekitar tahun 1910-an. Heri Priyatmoko, seorang sejarawan Solo, mengungkapkan bahwa ia menemukan data tentang angkringan dalam sebuah surat kabar yang bernama Djawi Hisworo pada tahun 1912. Dalam berita surat kabar itu, disebutkan bahwa sejak tahun 1902, listrik telah masuk ke kota Solo. Oleh karena itu, kaum urban suka menikmati suasana keramaian dan lebih banyak menghabiskan waktu pada malam hari karena sudah adanya lampu penerang. Selanjutnya, datanglah orang-orang pinggiran Solo yang menyediakan makanan murah meriah di malam hari tersebut; angkringan. Secara etimologi, angkringan berasal dari bahasa Jawa ‘angkring’ yang merujuk pada keranjang pikulan wadah makanan. Pikulan tersebutlah yang dibawa dan digunakan pedagang untuk berkeliling menjemput pembeli. Dinamakan demikan juga karena orang dapat meng-angkringkan kaki sambil menikmati makanannya. Ialah Mbah Pairo, berasal dari Klaten yang selanjutnya membawa angkringan ke Jogja pada tahun 1950. Dikatakan dalam artikel GNFI (29 Juli 2019) yang berjudul “Angkringan

dan Nasi Kucing� bahwa saat itu Mbah Pairo mulai berjualan di sekitar Stasiun Tugu Jogja. Kemudian pada tahun 1969 diteruskan oleh Lik Man yang merupakan generasi selanjutnya. Para pedagang di Jogja masih menggunakan pikulan hingga akhirnya pada tahun 1990 mulai banyak gerobak dijumpai di trotoar-trotoar. Adapun menu identik yang disajikan dalam angkringan yaitu nasi kucing. Merupakan sebuah nasi bungkus kecil yang berisi sedikit lauk dan secuil sambal, nasi kucing dijajakan dengan harga yang relatif murah. Istilah nasi kucing diberikan karena hidangan tersebut bagaikan porsi nasi untuk makanan kucing. Dari kacamata lain, menurut Heri Priyatmoko, filosofi pemberian nama nasi kucing berasal dari etika perempuan Jawa di meja makan. Menurutnya, wanita harus makan dengan sopan, cimit-cimit, dan tidak menunjukkan lahapnya di depan publik. Saat ini, sudah banyak sekali angkringan yang bisa kita temukan bukan hanya di kota Jogja dan Solo. Bahkan di Jakarta pun sudah tidak sulit lagi untuk menemukan angkringan. Namun, rasanya pasti belum afdol apabila belum menikmati angkringan di kota asalnya langsung.

19 __


HELLOTHINK

METZ & TEORI FILM:

TEORI GRAND SYNTAGMATIC

(bagian 2)

Oleh: Ary Aristo Metz mulai dengan mencatat fakta bahwa film mencampurkan kode-kode (codes) dari berbagai sistem bahasa yang berbeda. Dalam hal ini, Metz menyadari bahwa film itu tidak berbeda dari bahasa lisan atau tulisan. Seperti juga film, bahasa tulisan menggabungkan sistem bahasa khusus mereka dengan sistem semiologi lain, seperti sistem intonasi dalam percakapan, atau kaligrafi dalam tulisan. Setelah mengevaluasi sistem tanda bahasa, Metz sampai pada kesimpulan bahwa selain persamaan prinsip yang dipakai oleh semua sistem semiologi, ada hal utama yang membedakan satu sistem dengan sistem lainnya, yaitu ‘penanda’. Sebagai contoh, matematika menggunakan angka-angka; musik memakai nada-nada; bahasa-bahasa tulisan dan lisan, seperti Inggris, Mandarin, Ibrani, Arab memiliki penanda yang berbeda. Jadi, kekhasan bahasa adalah karena menggunakan ‘huruf’ sebagai penanda. Lewat kombinasi huruf-huruf tersebut, terbentuk jumlah kata-kata yang tidak terbatas. Karenanya, Metz menyimpulkan bahwa jika film memang memiliki sistem tandanya sendiri, maka film harus memiliki penanda-penanda unik atau khusus yang kombinasinya dapat menghasilkan percakapan atau tuturan yang bermakna. Dengan demikian, barulah film dapat dianggap memiliki sistem tandanya sendiri, artinya lepas dari sistem atau campuran tanda lainnya. Agar dapat membaca dan mengerti penandapenanda khusus film, Metz mempelajari basis material film, dengan premis bahwa ‘penandapenanda’ merupakan ‘materi ekspresi’. Kemudian, Metz menunjukkan adanya lima kombinasi material penanda, yaitu: 1. Rekaman gambar bergerak. 2. Rekaman percakapan atau tuturan. 3. Rekaman musik. 4. Rekaman suara atau efek-efek. 5. Materi tulisan berupa ‘captions’ atau ‘subtitles’ serta tulisan dalam gambar. Kombinasi material di atas memungkinkan film untuk mengungkapkan dirinya secara unik dan berbeda dari semua sistem semiologi lainnya. Sebagai contoh, rekaman gambar dapat diulang dengan hasil yang sama. Demikian juga dengan rekaman musik dengan gambar (sound-image)

20 __

merupakan kombinasi yang tidak mungkin bagi sistem semiologi lain. Namun, secara semiologis, televisi dan gambar bergerak serta suara yang diolah lewat komputer juga identik dengan film. Metz menyatakan bahwa kompleksitas semiologi dari artikulasi film, tidak dapat direkam pada level isi gambar bergerak itu sendiri. Jadi, membaca ‘kodifikasi’ (rekaman ‘codes’) menjadi sangat kompleks karena harus melibatkan kode-kode perseptual, sosial, dan mental. Pada level ‘flow’ suara-gambar, film tampaknya tidak memiliki sesuatu yang dapat dibandingkan dengan artikulasi ganda dari bahasa lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, Metz berbalik ke arah tahap ‘editing’ gambar dan suara yang sudah direkam, artinya tahap artikulasi film yang melampaui isi audio-visual. Alasannya adalah karena perangkat editing seperti cut, dissolve, dan fade dapat dipadankan dengan ‘keunikan serta kebebasan’ penanda yang begitu dihargai oleh Saussure. Jadi, memang cukup beralasan jika dikatakan bahwa penampilan penanda-penanda tersebut menghasilkan ‘yang ditandai’ (the signified) dalam diri penonton, karena film memiliki sistem penanda sendiri, yaitu serangkaian aturan konvensional yang mengatur penanda-penanda tersebut. Akhirnya, Metz menemukan serangkaian penanda (signifier) yang dapat didefinisikan. Ini adalah ‘serangkaian yang ditandai’ (signifieds) yang memiliki hubungan dengan transisi dalam ruang-waktu. Penanda-penanda film yang diedit secara bebas, ketika disusun menurut sistem tanda dapat menghasilkan berbagai transaksi ruang dan waktu. Karena selalu menyajikan imaji dalam ruang dan waktu, Metz menawarkan berbagai konstruksi editing yang berulang, dengan pengaturan penanda-penanda serta memberikan pengertian hubungan ruang-waktu yang sama, tanpa menghiraukan berbagai isi visual film. Metz menyebut konstruksi ini sebagai ‘sintagma’. Istilah ini memiliki pengertian sebagai sekelompok kata yang mengandung unsur-unsur tata bahasa yang cukup untuk membentuk sebuah tuturan (utterance). Sintagma merespon definisi unit makna (semantik) yang dibentuk dari ‘kehadiran dua istilah dan hubungan yang menyatukan mereka’; misalnya, frasa ‘film itu seru’ dapat dibagi menjadi sintagma nominatif (‘film’) dan sintagma verbal (‘seru’). Metz menyebut fragmen ‘shot’ sebagai sintagma, karena kemiripannya dengan kelompok kata-kata yang membentuk proposisi. Sederhananya, Metz berupaya untuk menyusun struktur dasar atau sintaksis. (bersambung ke HelloTeen edisi selanjutnya)


an Jeh

HelloTeen Diterbitkan oleh: HelloMotion High School

Editor & Layouter: Afdal Husain

Pembina: Bagus Sulasmono

Desain Sampul: Amira H. P. Kahla Salsabilla

Penanggung Jawab: Saka M. S.

Penyusun: Tim Penyusun

Kontributor: Tubagus Aufa Adra Noer Nayla Nafisha Naila Irfana Almayra Prayogo Petra Gavriel M. Shadra Ali Shigeru M. Rafif Bahanan M. Oktorio Tambasa Riga A. S. Zacky Hudaya Syahjehan Setiawan

Pendukung: Abdillah A. Lulu Luthfiah Mediana Putri Tommy H. Hari Kusbianto P. Milhan Sahru Ramadhan Maulana


HelloMotion High School:

+6221 227 46 400 / + 62 812 12304 100 highschool@hellomotion.ac - @smahellomotion www.hellomotion.sch.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.