HelloTeen 11 (Edisi November 2019)

Page 1

Edisi November 2019

#11 edisi sebelas

HELLONEWS - Maulid HelloMotion

HelloThink

- Metz & Teori Film (bagian III)

HelloLit

- Pahlawan Masa Kini

BE A HERO!

- Artives’ Final Project


By: Kanaya

HELLO contents sayhello................................ 01 hellofigure............................. 02 the quotes............................. 03 hellolit ................................ 04 hellomaulid ............................. 05 helloart ............................... 06 bilingual story ......................... 08 artivex ................................ 11 hellothink ............................. 12


sayHello!

GURU

PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Sudah sejak dulu kalimat “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” diperdengarkan dan seakanakan sudah menjadi kalimat yang selalu melekat di belakang kata ‘guru’. Kalimat tersebut bisa jadi benar, tetapi bisa juga sudah tidak lagi sesuai konteksnya saat ini. Benar bahwa menjadi seorang guru adalah sebuah panggilan hati. Dengan tugas yang tidak ringan tentunya karena tidak hanya transfer pengetahuan saja yang dilakukan, tetapi pembinaan akhlak anak didiknya ikut pula menjadi tanggung jawabnya. Sebutan pahlawan sepertinya layak disematkan kepada profesi guru. Karena betapa mulianya tugas guru. Mulai dari siswa yang tadinya tidak mengenal huruf dan angka, menjadi siswa yang bisa membaca, menulis dan berhitung. Dengan modal dasar ini selanjutnya siswa mampu berkembang mengenal berbagai iImu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya dari aspek kognisi saja yang menjadi tanggung jawabnya, aspek sikap dan perilaku siswa turut pula dibentuk. Dan pada sisi ini yang tidak dimiliki oleh teknologi masa kini yaitu pengganti peran guru itu sendiri. Sentuhan rasa kasih sayang yang tulus dan ikhlas dari seorang guru yang berharap agar kelak anak didiknya sukses dan memiliki akhlak mulia. Oleh karenanya, guru layak disebut sebagai ‘pahlawan’. Namun demikian kata ‘tanpa tanda jasa’ bisa jadi benar pada zamannya kala itu. Atau bisa jadi benar pula saat ini untuk di beberapa daerah yang memang belum mampu memberikan penghargaan kepada guru dengan layak. Kata ‘tanpa’ bermakna eksplisit bahwa guru dengan ikhlas tanpa pamrih materi, mau bersusah payah untuk mencerdaskan anak didiknya barangkali saat ini sudah jarang ditemui. Perhatian pemerintah pun terhadap profesi guru saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan zaman dulu kala. Saat ini pemerintah sudah memberikan tunjangan profesi guru yang nilainya cukup signifikan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan di beberapa provinsi pun sudah ada yang

oleh: Bagus Sulasmono

menganggarkan tunjangan daerah untuk para guru. Sehingga bukan lagi ‘tanpa tanda jasa’. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pemerataan kesejahteraan guru belum sepenuhnya tercapai di seluruh wilayah Indonesia. Masih banyak cerita seorang guru honor yang hanya digaji Rp. 100.000,- per bulan dan itupun tidak rutin. Sangat menyedihkan. Berharap bahwa pemerintah daerah mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan segera. Sehingga semua guru mampu menghidupi diri dan keluarganya dengan baik. Dinamika kesejahteraan profesi seorang guru selalu silih berganti seiring dengan bergantinya sistem pemerintahan baru beserta menterinya. Angin surga selalu berhembus penuh harap agar dengan bergantinya presiden dan menteri, maka akan semakin baik pula kesejahteraan guru. Begitu pula saat Nadiem Makarim yang secara tidak disangka tiba-tiba diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2019-2024. Beliau lebih banyak mendengar terlebih dahulu sebelum melakukan aksi dalam 100 hari pertama kinerjanya. Seluruh perwakilan organisasi guru diundang untuk memberikan usul dan pendapat banyak hal terkait dengan hak dan kewajiban seorang guru. Hingga akhirnya, sepertinya banyak keputusan yang lebih memperingan kerja guru, namun belum sampai pada pembahasan kesejahteraan guru. Semoga saja ini tetap menjadi salah satu agenda utama dalam pembenahan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Kembali pada inti kalimat di atas, bersamaan dengan Hari Pahlawan dan Hari Guru yang tidak berselang lama di antaranya, maka sepertinya kalimat “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” akan lebih indah jika berubah menjadi kalimat “guru adalah pahlawan inspirasi dan membahagiakan”. Sehingga dengan demikian pilihan profesi menjadi guru akan semakin mulia dan mampu mengubah dunia melalui inspirasi yang ditimbulkannya, serta kesejahteraan yang membahagiakan.

1 _


HELLOFIGURE: ABDUL WAHAB Terbingkailah Segala Kata, Terbingkailah Segala Peristiwa. oleh: Saka M. S.

S

urabaya, pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, berada dalam keadaan aman dan tenang. Hampir tak ada insiden yang terjadi di minggu-minggu awal pasca proklamasi. Bung Karno pada 1 September 1945 pun mengeluarkan maklumat yang berisi pengibaran bendera merah putih di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Euforia kemerdekaan pun menyelimuti seluruh hati rakyat. Bendera merah putih berkibar di berbagai wilayah, di gedung-gedung dan juga di jalanan. Di tengah-tengah euforia kemerdekaan, terjadilah insiden yang membuat panas hati seluruh rakyat Surabaya, yakni pada 19 September 1945 sekelompok tentara sekutu di bawah pimpinan W. V. Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda berwarna merah putih biru di tiang tertinggi hotel Yamato, tepatnya di sisi sebelah utara. Namun, pada akhirnya insiden tersebut berakhir dengan aksi heroik perobekan bendera Belanda oleh Hariyono dan Kusno Wibowo. Hari itu, di tempat insiden perobekan bendera Belanda, Abdul Wahab Saleh, fotografer Kantor Berita Antara mengabadikan insiden tersebut dengan kameranya. Menjadikannya hidup sepanjang zaman. Meninggalkan kesan dahsyat dari waktu ke waktu bahkan setelah peristiwa itu lama berlalu.

2 _

Tak hanya foto saat peristiwa perobekan, Abdul Wahab juga mengabadikan gambar ketika pemuda Surabaya hendak berangkat ke hotel dengan membawa senjata bambu runcing dan parang. Dengan ini, maka terbingkailah segala kata, terbingkailah segala peristiwa di sekitar insiden perobekan bendera itu dalam foto-foto Abdul Wahab. Abdul Wahab bekerja di Kantor Berita Antara (satu kantor dengan Bung Tomo). Ia memiliki ibu bernama Sarah, seorang pedagang kue asal Pabean Sayangan. Abdul Wahab menitipkan roll film berisi perobekan bendera dan peristiwa lainnya itu di ibunya. Adiknya, Siti Hanifah, merupakan seorang pejuang Arek-arek Surabaya. Setelah pertempuran terjadi, Abdul Wahab pergi ke luar Surabaya untuk menyelamatkan diri. Pada Desember 1945, Belanda dikabarkan telah menduduki Surabaya. Hanifah pun akhirnya juga memutuskan pergi dari Surabaya. Ia pergi dengan membawa roll film Abdul Wahab yang sebelumnya dititipkan ke ibunya. Roll film milik kakaknya itu lalu ia simpan dalam sebuah kain yang dia selipkan di kendit (ikat pinggang) yang mengikat jariknya. Dalam perjalanannya, Hanifah pergi ke Sidoarjo. Dari Sidoarjo ia lalu meminta rekannya untuk mengantarnya ke Malang untuk menemui kakaknya. Di sanalah Hanifah bertemu dengan Abdul Wahab. Abdul Wahab yang menerima kembali roll filmnya sangat senang. Arsip-arsip foto itu, oleh Abdul Wahab kemudian diberikan kepada Wiwik Hidayat, seorang wartawan Djawatan Penerangan. Kini, foto-foto Abdul Wahab, terutama peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato menjadi saksi sejarah perjuangan Arek-arek Suroboyo.


-THE QUOTES“KETIKA MELIHAT SEEKOR KUCING KELAPARAN DI PINGGIR JALAN, KAMU MEMBERI MAKAN KUCING TERSEBUT. SECARA TIDAK LANGSUNG KAMU MENJADI PAHLAWAN KARENA KAMU TELAH MEMBANTUNYA BERJUANG UNTUK HIDUP. HAL YANG SAMA BERLAKU JIKA KAMU TAHU BAHWA ADA ANAK DI KELASMU YANG DITINDAS OLEH TEMAN-TEMAN YANG LAIN. KARENA IA SERING SENDIRI, KAMU PUN MENEMANINYA SESEKALI. TANPA DISADARI KAMU BISA MENJADI ALASAN YANG MEMBUATNYA TERSENYUM DI HARI ITU. ITULAH MAKNA DARI PAHLAWAN.” Allysha Mizeliana Garsadi

“BANYAK ORANG YANG INGIN MENJADI PEMAIN DI PANGGUNG. ADA YANG BERBEDAK TEBAL, SENYUM LEBAR, HADIAH DI TANGAN. ADA PULA YANG HANYA BERPAKAIAN RAPI DENGAN SENYUM TELANJANG. NAMUN, YANG ISTIMEWA ADALAH SEBENARNYA MEREKA SEDANG MELUCU TANPA BANYAK YANG MENYADARINYA. SAKING TERPERANGAH AKAN PERTUNJUKAN TERSEBUT, SAMPAISAMPAI TIDAK ADA YANG PEDULI MENGENAI KISAH DI BALIK PANGGUNG MEREKA. APAKAH ADA KISAH SEDIH? ATAU JANGAN-JANGAN KISAH YANG MENGECEWAKAN? APAPUN ITU, MEREKA YANG BERJUANG DEMI KISAH TERSEBUT, LAYAK DISEBUT PAHLAWAN.” Shafiqah Alifia Annisa

“PAHLAWAN BISA DIJUMPAI DI MANA-MANA; DI SEKOLAH, DI LINGKUNGAN SEKITAR, BAHKAN DI RUMAH. KITA SENDIRI JUGA BISA MENJADI PAHLAWAN. MENJADI PAHLAWAN TIDAK SELALU HARUS REPOT. MEMBANTU ORANG TUA, MENJADI PRIBADI YANG BAIK, BAHKAN MENGURUS HEWAN PELIHARAAN PUN BISA MEMBUAT KITA MENJADI PAHLAWAN. ITU MERUPAKAN HAL YANG SANGAT MENGAGUMKAN.” Keyndra Shakeela Prastowo

“SMA HELLOMOTION MEMILIKI GURU-GURU YANG SANGAT SABAR, TIDAK SEPERTI GURU DI SEKOLAH KEBANYAKAN. SAYA INGIN MENJELASKAN SALAH SATU GURU SAYA YAITU PAK WAWAN YANG MERUPAKAN GURU ANIMASI DAN ILUSTRASI. PAK WAWAN MERUPAKAN GURU YANG SANGAT UNIK. MISALNYA WAKTU JAM PELAJARAN DI LAB KOMPUTER, IA MALAH MENGAJARKAN TENTANG PARKOUR DENGAN MELONCATI KURSI DAN MERANGKAK. AKHIRNYA BEBERAPA MURID MENGIKUTINYA DI JAM PELAJARANNYA. MESKI DEMIKIAN, PAK WAWAN TETAP SABAR MENGAJARI MURIDNYA. TERIMA KASIH ATAS JASA YANG TELAH BAPAK BERIKAN PADA KAMI. PAK WAWAN KALAU JADI SUPERHERO NAMANYA BERGANTI MENJADI PAHLAWAWAN.” Devanti Syafa

3 _


PAHLAWAN MASA KINI oleh: Almayra Prayogo

S

ebenarnya siapa sih pahlawan masa kini? Apa masih ada pahlawan di era modern ini? Bagaimana kita menemukan pahlawan masa kini? 10 November 1945 adalah simbol perjuangan; melawan kolonialisme, memutus keresahan, dan memperjuangkan ikhtiar. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan pertempuran terbesar di Surabaya melawan Britania Raya dan menjadi pertempuran terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Pasukan kolonial merebut sebagian besar kota dalam tiga hari, lalu Pasukan Republik membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan menarik perhatian internasional. Pertempuran ini juga meyakinkan Britania untuk mengambil sikap netral dalam revolusi nasional Indonesia dan mendukung perjuangan Indonesia di Perserikatan Bangsa-bangsa. Pahlawan hadir menjawab tantangan, menyelamatkan situasi bahkan lebih sering harus sampai mengorbankan dirinya. Indonesia di zaman 1945 dan era milenia 2019, apakah masih membutuhkan pahlawan? Setiap hari ada ribuan persoalan yang bergulir di kehidupan harian masyarakat Indonesia. Dekat dan nyata, mencemaskan, bahkan sampai mengancam masa depan. Sebut saja persoalan ekonomi, keterbatasan akses pendidikan, minimnya kualitas SDM, persoalan batas wilayah, kasus kekerasan terhadap anak, nasib pasokan pangan, dan lain-lain. Sepertinya, Indonesia masih membutuhkan pahlawan masa kini. Bukan persoalan bagaimana kostumnya atau kekuatan super apa yang dimiliki. Terkadang pahlawan pun muncul dengan ide sederhana namun eksekusidaya juang, keberanian, pantang menyerah—yang luar biasa. Dalam artikel Kompasiana (25 Oktober 2019) yang berjudul “SJW: Pahlawan Masa Kini” menjelaskan tentang kemunculan SJW yang menjadi fenomena global. SJW sendiri adalah singkatan dari Social Justice Warrior yang merupakan istilah bagi para aktivis atau komunitas tertentu yang berjuang menuntut keadilan untuk

4 _

pihak yang terpinggirkan, kurang beruntung, para pejuang keadilan sosial, untuk memperjuangkan dari belenggu kebodohan dan kemiskinan. “Hmm... Justru ini yang dibutuhkan masyarakat SJW adalah istilah keadilan sosial atau socialjustice warrior sudah ada sejak 1824 dan mengacu pada keadilan di tingkat masyarakat. Sejak awal 1990-an sampai awal 2000-an, pejuang keadilan sosial atau social-justice warrior digunakan sebagai kata status atau pujian. Jika dilakukan pencarian dengan mesin pencarian Google, tak kurang dari 43 juta lebih bahasan, terkait keberadaan makhluk yang diringkas sebagai SJW ini,” kata pemerhati budaya dan komunikasi digital dari LITEROS.org, Firman Kurniawan dan Pychita Julinanda, ia menyatakan bahwa SJW dapat dilihat berakar dari konsep keadilan sosial, yang juga tertera di salah satu sila Pancasila. Dari sila ini, dapat dipahami bahwa keadilan sosial memiliki tujuan yaitu setiap orang diperlakukan secara adil dan manusiawi. Ketika seseorang telah berjuang untuk keadilan sosial, maka ia dapat dikatakan sebagai seseorang yang berperan sebagai SJW. Tapi makna istilah SJW ini berubah dari positif menjadi negatif di era digital saat ini. Hal itu disebabkan oleh beberapa orang yang memakai istilah SJW untuk melawan mereka yang berbeda ideologi, tanpa mempedulikan akal sehat, etika dan standar. Asal tidak suka atau tidak sependapat, maka akan dihakimi dengan argumentasi yang ngasal, sok tahu dan bila perlu sampai mencaci maki. Orang-orang yang berusaha berteriak-teriak tentang keadilan sosial tanpa menggunakan riset yang jelas dan hanya memahami isu secara permukaan dari media sosial yang ia baca. Opiniopini ini yang seharusnya bersifat progresif pun justru hanya menjadi teriakan kosong. Seseorang yang ikut ke dalam perdebatan atau aktivisme keadilan sosial ternyata bukan untuk membela kebenaran apa adanya, melainkan untuk menaikkan reputasi pribadinya atau mendapat essence-nya saja. Kembali ke pertanyaan pembuka, sebenarnya siapa sih pahlawan masa kini? Apabila SJW dianggap tidak memiliki jiwa kepahlawan yang kuat dan hanya berpura-pura menjadi pahlawan, maka masyarakat Indonesia harus mencari pahlawan yang baru; diri kita sendiri.


Hello Maulid oleh: Saka M. S.

N

abi Muhammad saw. adalah nabi akhir zaman yang selalu menjadi panutan yang tak akan pernah ada yang mengingkari kebenarannya. Beliaulah yang menuntun seluruh umat manusia menuju jalan yang terang benderang. Jalan yang selalu disinari dengan cahaya islam. Berkat perjuangan beliau, umat manusia bangkit dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang dengan cahaya Islam. Betapa luar biasa jasa Nabi Muhammad kepada seluruh umat manusia yang ada di dunia ini. Maka sudah sepantasnya kita sebagai umatnya untuk selalu mengenang dan berusaha sekuat tenaga mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh beliau karena apa yang telah dikatakan, dilakukan, dan ditetapkan oleh beliau telah menjadi sumber dasar segala hukum Islam setelah Al Qur’an yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Pada Senin, 18 November 2019 SMA HelloMotion menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mengingatkan siswa dan siswi SMA HelloMotion agar selalu meneladani akhlak Nabi Muhammad serta mengakrabkan tali persaudaraan dan silaturahmi di lingkungan sekolah SMA HelloMotion.

“Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi orang yang berharap kepada Allah, hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah.� (Al-Ahzab: 21) Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad. Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ananda Raya (Konstelasea 1) dan terjemahannya oleh Ananda Hamdani (Konstelasea 1) yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Asmaul Husna secara bersama-sama yang dipimpin oleh Ananda Aufa (Narancasta 1). Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membawakan story telling tentang Nabi Muhammad. Setiap kelas masing-masing mengirimkan perwakilannya untuk menampilkan story telling. Berbagai kisah mengenai Nabi Muhammad dibacakan dalam acara tersebut. Kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad kemudian ditutup dengan tausiyah yang dibawakan oleh Ustadz H. Syarifudin S.H., M.Si. Salah satu pesan yang disampaikan beliau yakni mengingat kasih sayang orang tua dan terus memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Semoga seluruh kegiatan yang kita lakukan melalui acara peringatan Maulid Nabi Muhammad ini dapat kita ambil hikmah dan manfaatnya serta kedepannya kita juga lebih mampu lagi untuk meneladani akhlak dari Nabi Muhammad saw. dalam setiap aspek kehidupan.

5 _


“The earth without art is just eh”

If you would like to publish your art to HelloTeen, just send your PNG/JPG/TIF,as well as any other relevant information about it to

afdal@hellomotion.sch.id

6 _


hello COMICS

7 _


by: @za ckyhud aya

BILINGUAL STORY The Mayor’s Cabin

Kabin Pak Walikota

by: Ren Darto

oleh: Ren Darto

I

t was just me and my sister at the party. We were too young to understand what happened, all the guests were at horror seeing the body on the floor of Mr. Cadenwood, Mayor of our town, Robville, West Virginia. It was a small town of only 5000 people. Everyone knew each other, or maybe not. I was just a child, 9 years old, my older sister pulled me from the scene and hugged me, my tuxedo shoulder, wet with her tears. Earlier, Mommy and Daddy invited both of us for a dinner at the mayoral household, 290 Humphrey Street. “The Mayor’s Cabin” they call it. With us, his friends. Dr. Lewis Ross, a doctor at our town medical centre. Bill Corne, British Cricket Player and The Mayor’s Brother in law. Amanda Ross, Dr. Lewis’ wife. Quentin Skylark, The Police Chief. Dan Scott, the mayor’s assistant, and of course, my parents, Martin and Wendy Queen, The Mayor’s

8 _

H

anya aku dan kakak perempuanku di pesta itu. Kami masih sangat muda untuk memahami apa yang terjadi, semua tamu pun sontak kaget karena ada mayat di lantai rumah pak Walikota kota kami di Robville, Virginia Barat. Merupakan kota kecil yang hanya terdiri dari 5000 penduduk yang saling kenal. Aku hanyalah seorang anak kecil berusia 9 tahun. Kakak menarikku lalu memelukku sambil menangis.

Sebelumnya, Ibu dan Ayah mengajak kami untuk makan malam di rumah Walikota. Orang biasa menyebutnya t“Kabin Pak Walikota”. Selain kami, Walikota juga mengundang temannya yaitu Dr. Lewis Ross beserta istri, Amanda Ross. Ada juga iparnya yang merupakan pemain kriket Inggris yakni Bill Corne. Jenderal Polisi Quentin Skylark. Asistennya yakni Dan Scott. Oh ya, tentu saja orang tua kami Martin Queen dan Wendy


Bodyguard and Secretary Respectively. Me, Aaron Queen, and my sister, Anne Queen, were simply their children. Why us? The mayor thought of us as his closest friends. It was just us, nine of us.

Queen, selaku pengawal dan sekretaris Walikota. Aku Aaron Queen dan kakakku bernama Anne Queen. Kami semua merupakan kerabat terdekat dari Pak Walikota. Ya, hanya kami bersembilan.

We get on the car, but before I leave, I look at the bookshelf with the family photos, one always makes me wonder. A family image where I was a baby. And there was a small part of the image that was cut off a girl she was half in the frame trying to get into the photo, but she was pulled by some hands. My sister calls me to get in the car and we head to the cabin.

Kami berangkat menggunakan mobil. Sebelum berangkat, aku sempat melihat sebuah foto di rak buku yang selalu membuatku bingung. Fotoku ketika bayi, namun ada bagian yang terpotong dan juga sobekan foto lain seorang gadis yang setengahnya masuk ke dalam foto. Tetapi dia ditarik oleh beberapa tangan. Entahlah. Kemudian kami berangkat.

So the party starts, an exclusive town dinner of his closest allies. The dinner starts, the waiters serve our food, Penne Alfredo with salmon. Then our dessert, ice cream. As my Father chat with my Mother, and Chief Quentin was on the phone with his friend, Dr. Lewis and his wife, heading to the restroom. After dinner, it was free time. People were standing up drinking wine. Me and my sister were on a couch, my head on her shoulders as I nearly go to sleep. But a loud thunder waked me up, “BANG!”. I jerk up, breathing heavily.

Pesta dimulai, makan malam eksklusif bersama Walikota. Pelayan menyajikan Penne Alfredo dengan daging ikan salmon. Dilanjut dengan hidangan penutup, es krim. Ketika ayah mengobrol dengan ibu, dan Jenderal Quentin sedang sibuk menelepon, Dr. Lewis dan istrinya menuju ke kamar kecil. Setelah makan malam, orang-orang berdiri sambil minum anggur. Aku dan kakak hanya duduk di sofa dan mulai mengantuk. Tetapi guntur yang keras membangunkanku, “DUARR!”. Aku kaget sambil terengah-engah.

The lights go off. Pitch black, a cliche thing we find in movies. But somethings here were different than movies, because the lights were off by hand. And then it went back on, the mayor still alive. But then, the lights go off again, then back on. The butlers try to find out what it was. But he never came back.

Seketika lampu mati dan gelap gulita, hal klise yang biasa terdapat dalam film. Kemudian lampu menyala, walikota masih hidup. Tapi kemudian lampu mati lagi, lalu hidup kembali. Kepala pelayan pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Tapi dia tidak kembali lagi setelah beberapa lama.

Mayor Cadenwood searched the house himself for the culprit of this deed only for the lights to go off again. Chief Skylark came to me and asked me how I’ve been, and we chatted for a while. A shriek of terror came soon after. We ran to the cabin’s east hallway. A dead and disembodied Mayor Cadenwood lies on the floor. Blood on the walls of the hallway, an axe on the floor, and on the wall, written in blood, “I KNOW YOU”. I was polarized, like a frozen popsicle. My legs feel like noodles after being boiled, soft and weak.

Akhirnya Pak Walikota menggeledah rumah sendiri untuk mencari pelakunya yang mematikan lampu. Jenderal Quentin mendatangiku dan bertanya tentang keadaanku. Sebuah jeritan keras pun terdengar segera setelah itu. Kami berlari ke lorong timur kabin. Mayat Pak Walikota terbujur di lantai dengan sebilah kapak di sampingnya. Kemudian ada darah di dinding lorong bertuliskan, “AKU TAHU KAMU!”. Seketika tubuhku membeku seperti es loli. Kemudian kakiku melemah bagaikan mie rebus yang lunak.

Chief Quentin called the department, my parents try to do something. Mr. Corne came to a conclusion that someone murdered the mayor, classic horror novel stuff. But this time, everyone liked the person who was murdered, no hard feelings at all. We split up to groups to find who murdered the mayor. The Butlers went with me and my sister, and I heard something on the small

Jenderal Quentin menelepon kantornya. Pak Corne pun angkat bicara dan sampai pada kesimpulan bahwa seseorang di sini telah membunuh Walikota. Akhirnya kami semua pun setuju untuk berkelompok dan pergi berpencar mencari pelakunya. Kepala pelayan pergi bersamaku dan kakakku. Beberapa menit kemudian, aku mendengar sesuatu dari ruangan

9 _


basement. It was then, I went down the stair to find what seems to be the sound of a cat. I went down and shock made me shiver.

bawah. Karena penasaran, aku pun turun mendekati ruangan tersebut. Ketika menuruni tangga, aku kaget sampai-sampai terjatuh.

My sister found me on the hallway again with a shocked face and tears coming down my eyes. She came to me and comforted me, only to be shocked by the things I said. Why was there a young boy my age down there? Why didn’t he have limbs? Why is he making cat sounds?

Aku menangis ketakutan. Akhirnya kakak datang. Ia lalu ikut terkejut dengan perkataanku. Ya, barusan aku terjatuh karena melihat ada anak laki-laki yang menirukan suara kucing. Namun, anak itu tidak memiliki anggota tubuh. Sejuta pertanyaan pun muncul.

The Butlers came back to us, after going to a small room to get supplies. I asked them what that child was, not even they know. I suspect it was a ghost, what can I say? I was just a child at the time. My sister and I came back to the dining room to wait for mommy and daddy. No one came back but Doctor Ross, covered in blood. He came to me, just me. And said, “She knows you Aaron. Run!”. The lights go dark again, and my sister panicked and dragged me through the door to no avail.

Kepala pelayan pun akhirnya datang kembali kepada kami. Aku bertanya mengenai anak itu, namun tak ada jawaban. Aku curiga itu adalah hantu. Aku dan kakak pun kembali ke ruang makan untuk menunggu ibu dan ayah. Namun, belum ada yang kembali. Seketika Dokter Ross yang berlumuran darah berlari ke arahku dan berkata, “Dia mengenalmu Aaron. Lari!”. Lampu kembali mati, seketika kakakku yang panik mencoba berlari sambil menarikku melalui pintu.

I don’t know what’s gonna happen next. Who? Who knows me? I got flashbacks all the sudden. That child in the basement, I know him. He used to be in the park, playing with cats, I used to play with him. This still doesn’t explain who this murderer is. We tried to escape with rope from the top floor. We walked there with no one, a quiet, dark hallway. But, the stairs to the top floor was blocked with bookshelves. With our parents’ dead bodies on the bottom and written with their blood, “I KNOW HOW YOU THINK!”. We ran to the basement, and hid. The cat sounds are one again. I see the child, his legs cut off and his arms cut off. With some flashlights I see his body, he was missing a tongue. And could only make cat sound with them.

Aku belum mengerti tentang maksud semua ini. Sebenarnya siapa yang mengenalku? Seketika aku langsung mengingat anak di ruang bawah tanah itu. Ya, aku kenal dia! Dulu kami sering bermain dengan kucing di taman. Namun, ini masih belum menjelaskan apapun. Aku dan kakakku masih mencoba melarikan diri. Ada tangga yang terhalang dengan rak buku yang ternyata di bawahnya sudah tergeletak mayat orang tua kami dengan tulisan darah, “AKU TAHU BAGAIMANA KAMU BERPIKIR!”. Kami yang ketakutan kemudian mencoba berlari untuk bersembunyi. Tiba-tiba, aku melihat anak itu. Badannya rusak tanpa kaki dan lengan. Dia juga kehilangan lidah dan hanya mampu membuat suara kucing.

I came to him slowly, and I knew nothing about what happened to him. Then a shadow like figure came to me, with a knife. She was dirty, her hair wasn’t cut properly. And she was wearing a shirt and a skirt to small for her. As if she was wearing that since she was a child. She came to me and punched me in the face.

Perlahan aku berjalan mendatanginya tanpa tahu apa yang telah terjadi padanya. Seketika sesosok bayangan datang menghampiriku. Dia mengenakan kemeja yang sempit dan rok yang kecil. Rambutnya tidak dipotong dengan benar dan sangat kotor. Dia datang kepadaku dan tibatiba saja langsung memukul wajahku.

I pass out, awoke and just heard my sister screaming, crying. Then she stopped, her last words were “I Love you Aaron, I’m sorry for everything”. And she stopped, I think I was blindfolded. But then I heard footsteps and she said to me, “Hi, it’s been long since we’ve met Aaron”. I don’t remember anything else after that. Cause it was the end.

Aku terbangun dari pingsan. Tiba-tiba aku mendengar suara jeritan kakakku. Ia berteriak “Aku mencintaimu Aaron, aku minta maaf untuk semuanya!”. Seketika hening. Kemudian perlahan suara langkah kaki pun menghampiriku dan berkata, “Hai! Sudah lama kita tidak bertemu Aaron!”. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Seperti itulah akhirnya.

10 __


Merayakan Warisan Budaya Kota Tangerang Selatan dan Pemuda Kreatifnya di Artivex oleh: Nayla Nafisha Tangerang Selatan – SMA HelloMotion mempersembahkan pameran akhir tahun pertamanya yang bertajuk: ARTIVEX. Acara ini akan diadakan pada 21 Desember 2019 di Bengkel Kreatif Nusantara (HelloCafe), Jalan Merpati Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Sebelum SMA HelloMotion didirikan, publik lebih mengenal kursus desain animasi HelloMotion Academy yang didirikan oleh Wahyu Aditya pada tahun 2004. Pada tahun 2017 adalah dimana Wahyu Aditya bersama dengan Dr. Haidar Bagir pendiri Yayasan Lazuardi sekaligus penulis dan filantropis mendirikan SMA HelloMotion. Sekolah berbasis desain visual kreatif dengan metode pendekatan Design Thinking dengan slogan “Think Creative, Be Empathic.” Karya-karya yang dipamerkan di acara ini merupakan hasil kreativitas siswa kelas XII, yang juga merupakan angkatan pertama SMA HelloMotion. Karya didedikasikan kepada kota Tangerang Selatan dan banyak terinspirasi oleh budaya lokal. Budaya memainkan salah satu peran kunci dalam pengalaman otentik suatu kota dan merupakan salah satu aset terindahnya. Banyak kota terkenal yang berhasil menggunakan aset budaya mereka untuk memotivasi orang untuk berkunjung. Simon Anholt menganggap budaya sebagai salah satu elemen paling relevan dari “Brand Hexagon” kota dan sebagai bagian penting dari keunggulan kompetitifnya (dijelaskan dengan baik dalam bukunya Competitive Identity). Faktanya, budaya memiliki kapasitas untuk memengaruhi dan mendukung semua komponen penjenamaan kota (city branding), dari aspek fisik dan ekonomi kota hingga kehadirannya di pasar internasional. Kota di Indonesia yang berhasil mengangkat budaya sebagai penjenamaan adalah Yogyakarta Istimewa dan Bandung. Kedua kota tersebut terkenal akan suasana romantis dan adanya peninggalan gedung-gedung berarsitektur Eropa yang bergandengan dengan budaya Jawa yang kental.

Tak kalah, Tangerang Selatan merupakan rumah dari tiga suku besar yaitu Betawi, Sunda, dan Tionghoa. Setiap suku membawa ciri khas-ciri khas tersendiri yang memperkaya identitas kota. Oleh karena itu, ARTIVEX hadir dengan membawa misi untuk memperkuat penjenamaan kota Tangerang Selatan. Maka untuk menghasilkan karya yang relevan dan kuat, ketekunan siswa diperlukan dalam proses pembuatan ide dasar, penelitian lapangan yang mendalam, hingga pengeksekusian karya. Apa saja sih yang membuat sebuah kota hebat? Menurut sebuah riset oleh CityLab.com, seni memiliki peran penting dalam penjenamaan suatu kota. Seni dan budaya pada suatu kota dipercaya untuk memberi nilai sentimental bagi pengunjung yang menikmati ruang kota. Dengan ini, SMA HelloMotion mempersembahkan ARTIVEX! Sebuah pameran akhir tahun yang didedikasikan kepada kota Tangerang Selatan. Akan dipamerkan sejumlah karya seperti film pendek, buku ilustrasi, Graphic Standard Manual, desain Landmark, zine, booklet, karya fotografi, infografis wisata, audio, hingga streetwear. Selain menikmati pameran, pengunjung juga dapat mendapatkan ilmu baru lewat lokakarya Hand-Lettering. Acara diramaikan lagi dengan live music ditemani kudapan-kudapan lezat. ARTIVEX akan diadakan pada tanggal 21 Desember 2019, di Bengkel Kreatif Nusantara (HelloCafe), Jalan Merpati Raya, Ciputat. ARTIVEX akan berlangsung mulai pukul 13:00 hingga selesai. ARTIVEX berharap bahwa acara ini dapat menimbulkan rasa semakin bangga terhadap Kota Tangerang Selatan. Contact Person: Nayla (Divisi Marketing ARTIVEX) Jl. Merpati Raya - No. 103A, Sawah Lama, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15413 Telp: +62 81932031158 E-mail: artivescity@gmail.com

11 __


HELLOTHINK

METZ & TEORI FILM:

TEORI GRAND SYNTAGMATIC

(bagian 3)

Oleh: Ary Aristo

“Film is Difficult to Explain because it is Easy to Understand” - Christian Metz -

Karena selalu menyajikan imaji dalam ruang dan waktu, Metz menawarkan berbagai konstruksi editing yang berulang, dengan pengaturan penanda-penanda serta memberikan pengertian hubungan ruang-waktu yang sama, tanpa menghiraukan berbagai isi visual film. Metz menyebut konstruksi ini sebagai ‘sintagma’. Istilah ini memiliki pengertian sebagai sekelompok kata yang mengandung unsur-unsur tata bahasa yang cukup untuk membentuk sebuah tuturan (utterance). Sintagma merespon definisi unit makna (semantik) yang dibentuk dari ‘kehadiran dua istilah dan hubungan yang menyatukan mereka’; misalnya, frasa ‘film itu seru’ dapat dibagi menjadi sintagma nominatif (‘film’) dan sintagma verbal (‘seru’). Metz menyebut fragmen ‘shot’ sebagai sintagma, karena kemiripannya dengan kelompok kata-kata yang membentuk proposisi. Sederhananya, Metz berupaya untuk menyusun struktur dasar atau sintaksis. Teori Grand Syntagmatic Metz juga mengasumsikan bahwa film mengembangkan sebuah temporalitas tunggal. Skema alternatif dapat memberikan kemungkinan untuk temporalitas yang berbeda, bahkan kontradiktif pada titik tekstual yang sama dalam sebuah film. Jika kita masuk ke dalam dunia film dan menerima prinsip bahwa film itu adalah suatu

12 __

ilusi atau ‘kesan’ dari realitas, maka imaji menampilkan semua kekuatan penggodanya. Esai-esai Metz, terutama di masa-masa awal, lebih banyak dititikberatkan pada bagaimana film itu melakukan penandaan. Metz tertarik dengan bagaimana penanda film, yang dibandingkan dengan media lainnya, berhasil dalam memberikan suatu narasi (diegesis), intrik, deskripsi, drama, dan sebagainya. Isi film memang akan menjadi berkembang apabila syarat dengan pengertian-pengertian atau simbol-simbol dan berasosiasikan suatu pengertian serta mempunyai konteks dengan lingkungan yang menerimanya. Tentu saja persepsi dari sebuah film yang banyak menggunakan simbol, tanda dan ikon ini akan menantang penontonnya untuk semakin berusaha memaknai hakikat film itu. Simbol dan sebagainya, akan menjadi semakin berkembang maknanya apabila saling berkaitan, atau berbenturan antara simbol yang satu dengan yang lainnya, terlebih lagi jika penonton memiliki seperangkat pengetahuan yang dapat mengembangkan bentuk-bentuk yang ditampilkan. Dengan kata lain, menonton film yang memiliki pesan-pesan tak langsung memang memerlukan energi yang lebih, energi berupa pengetahuan-pengetahuan yang dapat membentuk serta memahami berbagai fenomena yang ditawarkan. Ia akan merangsang timbulnya motivasi untuk mengenal inovasi. Sesuatu yang inovatif, sifat apresiasinya juga tinggi. Dengan demikian, hal itu menawarkan pengetahuan yang mungkin baru, atau sesuatu yang berasosiasi dengan pengetahuan yang telah dikenal sebelumnya.

Sumber Referensi: Matius Ali, Moving Image Theory: Sebuah Pengantar Teori Film, Sanggar Luxor, 2017. John Lechte, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas, Penerbit Kanisius, 2001. Michael Rabiger, Directing the Documentary, Woburn: Butterworth-Heinemann, 1998. Bill Nichols, Introduction to Documentary, Bloomington: Indiana University Press, 2001, hal. 107. Jo Fox, John Grierson (1898 - 1972) - The Grierson Trust, www.griersontrust.org


NEXT

ARTIVES’ Final Project

HelloTeen Diterbitkan oleh: HelloMotion High School

Editor & Layouter: Afdal Husain

Pembina: Bagus Sulasmono

Desain Sampul: Valenshia Hannah

Penanggung Jawab: Saka M. S.

Penyusun: Seluruh Guru SMA HelloMotion

Kontributor: Kanaya Sabina Allysha M. G. Shafiqah A. Keyndra S. P. Devanti Syafa Almayra Prayogo Jennifer F. A. Amira H. P. Dimas Surya Zacky Hudaya Yudhistira N. Nayla Nafisha

Pendukung: Abdillah A. Lulu Luthfiah Mediana Putri Tommy H. Hari Kusbianto P. Milhan Sahru Ramadhan Maulana


By: Kanaya

HELLO contents sayhello................................ 01 hellofigure............................. 02 the quotes............................. 03 hellolit ................................ 04 hellomaulid ............................. 05 helloart ............................... 06 bilingual story ......................... 08 HelloMotion High School: artivex ................................ 11 hellothink ............................. 12 +6221 227 46 400 / + 62 812 12304 100 highschool@hellomotion.ac - @smahellomotion www.hellomotion.sch.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.