Ptha report final id

Page 1

Kajian Nasional Bahaya Tsunami untuk Indonesia Nick Horspool1#, Ignatius Ryan Pranantyo2, Jonathan Griffin3, Hamzah Latief2, Danny Natawidjaja4, Widjo Kongko5, Athanasius Cipta6, Bustamam7, Suci Dewi Anugrah8 dan Hong Kie Thio9

Geoscience Australia, 2Institut Teknologi Bandung, 3Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction 4LIPI, 5BPDP-BPPT, 6Badan Geologi, Tsunami & Disaster Mitigation Research Centre, Universitas Syiah Kuala, 8BMKG, 9URS Corporation #email: nick.horspool@ga.gov.au 1

7

h. 1


h. 2


Kajian Nasional Bahaya Tsunami untuk Indonesia

Š Commonwealth of Australia 2013. This work is licensed under the Creative Commons Attribution 3.0 Australia License. To view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/au/ or send a letter to Creative Commons, 444 Castro Street, Suite 900, Mountain View, California, 94041, USA.

h. 3


Ringkasan

Dokumen ini menyajikan hasil dari Kajian Nasional Bahaya Tsunami untuk Indonesia. Kajian ini didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Australian Agency for International Development (AusAID) melalui AustraliaIndonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR). Pengkajian ini mengetengahkan kajian yang paling baru dan teliti mengenai bahaya tsunami dan disusun sebagai upaya bersama antara ilmuwan Indonesia dan Australia yang diwakili oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), dan Tsunami and Disaster Mitigation Research Centre, Universitas Syiah Kuala (TDMRC) dan Geoscience Australia (GA). Peta-peta tsunami di sini didasarkan pada metodologi kajian bahaya tsunami secara probabilitas yang memungkinkan untuk memperkirakan ketinggian tsunami dari berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi. Rangkaian peta yang disusun ini diharapkan dapat digunakan oleh BNPB dan BPBD untuk: n Membuat peringkat potensi tsunami untuk setiap kabupaten/kota di Indonesia dan memprioritaskan kelompok masyarakat guna melaksanakan kegiatan mitigasi tsunami dan kajian bahaya dan risiko bencana yang lebih terperinci; n Mengkaji potensi tsunami untuk setiap kabupaten/kota agar dapat merencanakan kegiatan mitigasi tsunami; n Memahami peluang tsunami mencapai garis pantai yang akan memicu “peringatan tsunami peringkat oranye” (ketinggian tsunami antara 0.5–3.0 meter) atau “peringatan tsunami besar dengan peringkat merah” (ketinggian tsunami lebih dari 3.0 meter) berdasarkan Indonesian Tsunami Early Warning System (InaTEWS); n Mengetahui ketinggian maksimal tsunami untuk beberapa periode ulang tertentu; dan n Menentukan garis sesar gempa yang dapat mempengaruhi setiap kabupaten/ kota. Temuan utama dalam kajian bahaya tsunami adalah: n Wilayah dengan peluang terbesar untuk mengalami peringatan tsunami besar (tsunami lebih tinggi dari 3 meter) dalam kurun setiap satu tahun adalah Lampung Barat, Kepulauan Mentawai dan Nias. Diikuti oleh wilayah pesisir selatan Jawa, pesisir barat daya Sumatra dan beberapa bagian dari Bali dan Nusa Tenggara Barat yang semuanya memiliki peluang sebesar 2-10%.1 n Terdapat peluang lebih besar dari 10% di wilayah Indonesia yang akan mengalami peringatan tsunami besar (tsunami lebih tinggi dari 3 meter) dalam kurun setiap tahun. Hal ini akan memastikan adanya “peringatan tsunami besar dengan peringkat merah” berdasarkan skala InaTEWS; n Sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki peluang 10% untuk mengalami peringatan tsunami (ketinggian tsunami antara 0.5 – 3.0 meter) dalam kurun setiap tahunnya. Hal ini akan memastikan adanya “peringatan tsunami dengan peringkat oranye” berdasarkan skala InaTEWS; n Lokasi dengan peluang terbesar mengalami tsunami (> 10%) dengan peringatan oranye adalah pesisir barat Sumatra, pesisir Selatan Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Lokasi dengan peluang lebih kecil (2-10%) adalah sebagian besar lokasi di wilayah timur Indonesia, termasuk Sulawesi, Papua Utara dan Maluku; dan n Wilayah dengan bahaya tsunami rendah adalah wilayah pesisir utara Jawa, pesisir timur Sumatra, dan pesisir Barat dan Selatan Kalimantan, serta pesisir selatan Papua.

h. 4

1 Yang menarik, pesisir barat tengah Sumatra memiliki peluang mengalami peringatan tsunami yang rendah, yang disebabkan oleh adanya Kepulauan Mentawai yang menjadi semacam penghalang penjalaran tsunami dan juga menyebabkan berkurangnya daerah terendam ketika terjadi gempa bumi besar di bagian zona subduksi Sumatra ini.


Temuan ini juga menyoroti bahwa wilayah pesisir barat Sumatra, pesisir selatan Jawa dan Nusa Tenggara Barat dan Timur memiliki peluang bahaya tsunami terbesar di Indonesia. Namun demikian, beberapa bagian di Indonesia timur, termasuk pesisir utara Papua, Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara memiliki bahaya tsunami yang tinggi dan memiliki potensi untuk mengalami tsunami besar dan menghancurkan. Wilayah-wilayah di Indonesia timur ini belum menerima banyak perhatian dan model tsunaminya belum dimasukkan dalam sistem InaTEWS, akan tetapi temuan dari studi ini menunjukkan bahwa bahaya tsunami di daerah tersebut tinggi dan membutuhkan upaya lebih lanjut.

Hasil Kajian Bahaya Tsunami

Kajian ini bertujuan untuk mengkuantifikasikan bahaya tsunami di wilayah pesisir Indonesia. Bahaya ini ditunjukkan dalam bentuk peta yang memaparkan peluang tinggi tsunami yang dapat terlewati di wilayah pesisir pada periode tahun tertentu, yang menurut hasil di atas terkait dengan ketinggian tsunami yang dipergunakan dalam menentukan berbagai peringkat peringatan yang berbeda dari InaTEWS. Cara alternatif untuk menunjukkan peluang tsunami adalah melalui peta periode ulang. Peta-peta ini menunjukkan ketinggian minimum tsunami yang dapat terjadi selama interval kurun waktu tertentu (misalnya, 100, 500, 2500 tahun). Peta-peta ini menunjukkan wilayah-wilayah di Indonesia yang paling mungkin mengalami tsunami dan akan memicu peringatan tsunami, dan menunjukkan ketinggian tsunami pada kurun periode tertentu guna memahami seberapa tinggi kemungkinan terjadinya tsunami di wilayah manapun. Peta-peta tersebut menunjukkan: n Peluang mengalami tsunami dengan tinggi lebih dari 0,5 meter dalam tahun kapanpun yang akan memicu “peringatan tsunami – peringkat oranye”; n Peluang mengalami tsunami dengan tinggi lebih dari 3 meter dalam tahun kapanpun, yang akan memicu “peringatan tsunami – peringkat merah”; n Ketinggian tsunami di pesisir yang dapat terjadi dalam periode ulang 100 tahun; n Ketinggian tsunami di pesisir yang dapat terjadi dalam periode ulang 500 tahun; n Ketinggian tsunami di pesisir yang dapat terjadi dalam ulang 2.500 tahun; dan n Ibukota provinsi yang akan mengalami tsunami yang membanjiri wilayahnya. Dari peta-peta tersebut maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: n Pesisir barat Sumatra, pesisir selatan Jawa dan Nusa Tenggara Barat memiliki bahaya tsunami tertinggi dalam periode ulang 100 tahun dan dapat mengalami tsunami dengan ketinggian antara 5-10 meter dalam periode waktu tersebut. Indonesia Timur memiliki bahaya tsunami yang sedikit lebih rendah dan dapat mengantisipasi tsunami dengan ketinggian antara 2-3 meter dalam periode 100 tahun; n Pada periode ulang 500 tahun beberapa kabupaten/kota memiliki bahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain, termasuk Kepulauan Mentawai. Pesisir selatan Jawa memiliki bahaya tsunami yang lebih tinggi dari Nusa Tenggara Barat dalam kurun periode ulang 500 tahun. Bagian dari Indonesia Timur seperti Papua Utara, Sulawesi Barat Laut, Maluku Utara dan Maluku Selatan memiliki bahaya tsunami yang sama dengan wilayah pesisir selatan Jawa untuk periode ulang ini. n Perbedaan dalam pola bahaya tsunami antara berbagai periode ulang yang berbeda mencerminkan meningkatnya kontribusi dari sumber gempa bumi yang memiliki frekwensi kemunculan lebih rendah dalam jangka pendek (100 tahun), tetapi dalam periode yang lebih panjang gempa bumi semacam ini dapat menyebabkan tsunami yang besar, khususnya di wilayah timur Indonesia. n Ibukota provinsi yang paling mungkin mengalami tsunami adalah (dalam urutan peluang terbesar sampai terkecil) Denpasar, Jayapura, Bengkulu, Ternate, Manado, Banda Aceh, Manokwari, Padang, Ambon dan Mataram.

h. 5


h. 6


h. 7


h. 8


h. 9


h. 10


95°0'0"E

" )

" )

" )

" )

100°0'0"E

110°0'0"E

" )

" )

Banjarmasin

" )

" )" )

105°0'0"E

" )

110°0'0"E

) " )"

120°0'0"E

" )

125°0'0"E

Kupang

" )

Kendari

Makassar

" )

Mamuju

" )

" )

" )

130°0'0"E

130°0'0"E

Ambon

" " 1/500 to 1/100 ) " 1/100 to 1/50 ) less than 1/1000 ) " ) 1/1000 to 1/500 " ) 1/50 to 1/10 " ) greater than 1/10

115°0'0"E

Denpasar

" )

Palu

" )

Manado Te r n a t e

125°0'0"E

Gorontalo

120°0'0"E

" )

Samarinda

115°0'0"E

Bandar Lampung Serang Semarang Surabaya Jakarta Mataram

" )

Pontianak

Pangkalpinang Palembang Bengkulu

" )

" )

105°0'0"E

Ta n j u n g P i n a n g

Padang

" )

Medan

100°0'0"E

Capital cities of provinces showing the probability of experiencing a tsunami with a height at the coast of > 3m in any given year

95°0'0"E

10°0'0"S

5°0'0"S

0°0'0"

5°0'0"N

" )

Banda Aceh

h. 11

0

Kilometers

500

135°0'0"E

" )

Manokwari

135°0'0"E

1,000

140°0'0"E

10°0'0"S

5°0'0"S

" )

Jayapura

0°0'0"

5°0'0"N

140°0'0"E


h. 12


Cakupan

Kajian ini mempertimbangkan bahaya tsunami yang mengancam Indonesia akibat gempa bumi lokal di wilayah Indonesia dan oleh gempa bumi regional dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Penggunaan gempa bumi sebagai pemicu tsunami didasari oleh sejarah kejadian di Indonesia yang menyebutkan bahwa 85% kejadian tsunami disebabkan oleh gempa bumi di bawah laut. Kajian ini tidak mempertimbangkan tsunami yang disebabkan oleh longsor di bawah permukaan laut, gunung berapi atau asteroid. Perlu dicatat bahwa tsunami yang disebabkan oleh sumbersumber ini telah bertanggung jawab atas kerugian yang cukup besar pada kehidupan di masa lalu, termasuk letusan Krakatau tahun 1883. Selain itu, gempa bumi dapat memicu tanah longsor bawah laut yang mengarah ke tsunami lokal lebih besar. Studi masa depan harus mengembangkan metodologi yang lebih lengkap untuk menyertakan sumber tsunami nongempa. Hal yang penting untuk dicatat adalah peta bahaya tsunami yang ada di sini didefinisikan di garis pantai dan tidak dapat digunakan secara langsung untuk menyimpulkan sejauh mana genangan dapat terjadi, ketinggian pada suatu titik pada waktu tertentu, dan dampak atau fenomena di daratan. Dibutuhkan simulasi rendaman tsunami guna memperkirakan dampak tsunami di daratan. Simulasi semacam ini membutuhkan data topografi yang rinci di wilayah-wilayah yang menjadi pusat perhatian.

Metodologi

Kajian probabilitas bahaya tsunami (Probabilistic tsunami hazard assessments (PTHA)) bersifat analog terhadap kajian probabilitas bahaya seismik (probabilistic seismic hazard assessment (PSHA)) yang menjadi standar global dalam menjabarkan tingkatan getaran daratan untuk dipergunakan dalam aturan pendirian bangunan dan melaksanakan kajian risiko gempa bumi. Metode PTHA ini dapat diringkas sebagai berikut: 1. Menentukan zona sumber gempa (garis sesar) untuk dimasukkan ke dalam studi ini; 2. Untuk setiap sesar gempa bumi, tentukan karakteristik (misalnya magnitudo maksimal, geometri, dll) gempa bumi yang dapat terjadi pada sesar dan probabilitas dari gempa bumi tersebut; 3. Simulasikan semua gempa bumi yang mungkin terjadi untuk masingmasing sesar dan tsunami yang ditimbulkan. Untuk setiap lokasi di pesisir hitung tinggi gelombang dari tsunami yang ditimbulkan oleh masing-masing gempa bumi; 4. Gabungkan hasil-hasil ini untuk menghubungkan amplitudo maksimal tsunami di pesisir dengan probabilitas yang mungkin terjadi. Karakteristik setiap sesar ditentukan dengan mempergunakan data berkualitas tinggi yangtersedia bagi anggota tim pengkajian. Data ini mencakup katalog sejarah gempa bumi dan tsunami, hukum fisika dari dimensi dan magnitudo gempa bumi, revisi peta bahaya seismik yang dilakukan pada tahun 2010, dan penilaian ilmiah para ahli yang dilakukan oleh anggota tim pengkajian.

h. 13


Komputasi numerik dilakukan guna mensimulasikan perambatan gelombang tsunami dari sesar gempa bumi sampai ke pesisir. Total 100.000 tsunami sintesis disimulasikan dan diikutsertakan dalam kajian ini yang diambil dari total 30 sesar gempa bumi. Dua puluh satu sesar terdapat di sekitar Indonesia dan sembilan lainnya berada di wilayah regional dan sumber berjarak jauh di Samudera Hindia dan Pasifik (Lihat gambar 1 & 2). Hasil dari simulasi ini dipergunakan untuk memperkirakan ketinggian maksimal gelombang tsunami pada setiap wilayah pesisir di seluruh Indonesia untuk masing-masing gempa bumi. Informasi ini kemudian dipergunakan untuk mengkalkulasikan bahaya tsunami untuk masingmasing kabupaten/kota.

Keterbatasan

Perlu ditegaskan kembali bahwa kajian ini tidak memberikan informasi mengenai apa yang akan terjadi ketika tsunami menjalar di daratan, termasuk memperkirakan ketinggian maksimal tsunami di darat, daerah yang terendam, dan dampak atau fenomena lainnya yang terjadi di darat. Agar dapat memahami dampak di daratan maka dibutuhkan simulasi rendaman tsunami menggunakan data batrimetri dan topografi dengan resolusi tinggi. Simulasi semacam ini dapat dilakukan dengan menggunakan model numerik landaan tsunami. Simulasi tsunami sangatlah sensitif terhadap sejumlah parameter input, yang mencakup: mutu dan resolusi batimetri dekat pantai, geometri sesar sumber gempa, dan informasi seberapa sering kemunculan gempa bumi. Data terbaik yang ada digunakan dalam kajian ini, akan tetapi, perlu dicatat bahwa parameter yang digunakan untuk Indonesia bagian barat (bagian barat Bali) lebih baik dibanding untuk Indonesia bagian timur. Oleh karea itu, direkomendasikan untuk mencoba menggunakan geometri sumber gempa yang lebih baik untuk Indonesia bagian timur dan memperbaiki/ merevisi model perulangan gempa bumi yang akan digunakan untuk kajian selanjutnya. Ada beberapa studi yang sekarang ini sedang dikerjakan oleh komunitas penelitian ilmiah bumi Indonesia dan ketika data sudah ada data baru maka kajian bahaya tsunami ini harus dimutakhirkan untuk memasukkan data baru tersebut. Meskipun perkiraan besarnya gempa maksimum yang digunakan dalam penelitian ini adalah konservatif, pelajaran dari tsunami baru-baru ini seperti di Tohoku, Jepang tahun 2011, tsunami yang lebih besar dari yang diharapkan juga akan perlu dimasukkan dalam penilaian masa depan. Hal ini akan menjamin agar peta bahaya tsunami didasarkan pada informasi ilmiah terbaik yang tersedia.

h. 14


Gambar 1. Lokasi sesar lokal yang dipergunakan dalam PTHA. Warna menunjukkan subduksi (diukur dari horisontal) sesar. Sudut subduksi yang tinggi berarti sesar yang curam dan hampir vertikal. Sudut subduksi rendah berarti sesar miring dangkal. Biasanya, semakin dangkal subduksinya, semakin besar potensi tsunami.

Gambar 2. Lokasi sumber sesar regional dan jarak jauh yang dipergunakan dalam PTHA. Warna sesar adalah sudut subduksi sesar (lihat gambar 1 untuk penjelasan).

h. 15


Kesimpulan

h. 16

Kajian Bahaya Tsunami Nasional untuk Indonesia telah selesai disusun. Temuan utama dalam kajian ini adalah: n Pada periode ulang jangka pendek wilayah pesisir barat Sumatra, pesisir selatan Jawa dan Nusa Tenggara Barat memiliki bahaya tsunami tertinggi dan dapat mengalami tsunami dengan tinggi antara 5-10 meter setidknya satu kali setiap 100 tahun. Indonesia Timur memiliki bahaya tsunami yang lebih rendah dan dapat mengalami tsunami dengan tinggi antara 2-3 meter selama periode 100 tahun. n Pada periode ulang yang lebih panjang yaitu 500 tahun, beberapa bagian Sumatra, termasuk Kepulauan Mentawai, memiliki bahaya tsunami tertinggi. Untuk periode ulang yang sama, bahaya tsunami juga besar untuk wilayah selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, pesisir utara Papua, Sulawesi Utara dan Maluku. n Ibukota provinsi yang paling mungkin mengalami tsunami adalah (dengan urutan kemungkinan terbesar sampai terkecil) Denpasar, Jayapura, Bengkulu, Ternate, Manado, Banda Aceh, Manokwari, Padang, Ambon dan Mataram. n Wilayah-wilayah dengan kemungkinan tertinggi mengalami tsunami besar (tsunami di atas 3 meter) dalam waktu kapanpun adalah Lampung Barat, Kepulauan Mentawai dan Nias. Dikuti dengan pesisir selatan Jawa, pesisir barat daya Sumatra dan beberapa bagian Bali dan Nusa Tenggara Barat yang kesemuanya memiliki peluang 2-10%. n Terdapat peluang lebih besar dari 10% bahwa di suatu tempat di Indonesia akan mengalami peringatan tsunami besar (tsunami lebih dari 3 meter) dalam waktu kapanpun. Ini akan memastikan munculnya “peringatan tsunami besar dengan peringkat merah� berdasarkan skala InaTEWS; n Untuk sebagian besar wilayah Indonesia terdapat peluang lebih besar dari 10% untuk mengalami peringatan tsunami (tsunami antara 0.53 meter) dalam tahun kapanpun. Ini akan memastikan munculnya “peringatan tsunami besar dengan peringkat oranye� berdasarkan skala InaTEWS; n Lokasi-lokasi dengan peluang tertinggi (>10%) yang akan mengalami peringatan oranye adalah pesisir barat Sumatra, pesisir selatan Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Lokasi-lokasi dengan peluang lebih kecil (2-10%) sebagian besar berada di Indonesia Timur, termasuk Sulawesi, Papua bagian utara dan Maluku; dan n Wilayah-wilayah dengan bahaya tsunami terendah adalah pesisir utara Jawa, pesisir timur Sumatra, dan pesisir selatan Kalimantan serta pesisir selatan Papua.


Definisi kunci

InaTEWS: Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia yang dioperasikan oleh BMKG. http://inatews.bmkg.go.id Peringatan tsunami besar (Awas) dengan peringkat merah: Peringatan dikeluarkan dari sistem InaTEWS untuk wilayah-wilayah yang dapat mengantisipasi tsunami dengan ketinggian lebih dari 3.0 meter di wilayah pesisir. Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota diharapkan dapat segera memandu masyarakat untuk evakuasi penuh. Peringatan tsunami (Siaga) dengan peringkat oranye: Peringatan dikeluarkan dari sistem InaTEWS untuk wilayah-wilayah yang dapat mengantisipasi tsunami dengan ketinggian lebih dari 0.5-3.0 meter di wilayah pesisir. Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota diharapkan dapat segera memandu masyarakat untuk evakuasi. Ketinggian tsunami di pantai: Penilaian ini berdasarkan tinggi tsunami di pantai. Ini didefinisikan sebagai ketinggian maksimum tsunami di atas permukaan laut. Ketinggian tsunami dibuat model untuk sekitar 200 m kedalaman air dan kemudian hubungan scaling (Greens Law) digunakan untuk memperkirakan ketinggian tsunami di pantai. Realisasi run-up ketinggian dicapai oleh tsunami di darat mungkin lebih tinggi dari ketinggian tsunami di pantai. Run-up height: Tinggi maksimum di atas permukaan laut rata-rata saat tsunami mencapai darataan. Mungkin lebih tinggi dari ketinggian tsunami di pantai. Perhatikan bahwa hasil penelitian ini tidak dapat digunakan untuk langsung menyimpulkan run-up ketinggian.

h. 17


Lampiran Satu:

Peringkat

Peringkat Kota/Kabupaten berdasarkan peluang mengalami “tsunami besar” (> 3 meter). Tabel berikut ini menunjukkan peluang (%) bahwa kabupaten atau kota yang berlokasi dalam jarak 5 kilometer dari pesisir akan mengalami peringatan tsunami (tsunami > 3 meter) pada tahun kapanpun. Tabel ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kabupaten atau kota yang peluangnya besar untuk mengalami tsunami besar. Kolom 4-6 menunjukkan perkiraan ketinggian tsunami dalam periode ulang 100, 500 dan 2.500 tahun.

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

1

LAMPUNG BARAT

LAMPUNG

7,3%

6,9

15,8

37,1

2

KEPULAUAN MENTAWAI

SUMATERA BARAT

6,9%

7,5

20,6

42,3

3

NIAS

SUMATERA UTARA

5,8%

6,4

11,7

23,7

4

BENGKULU UTARA

BENGKULU

5,2%

5,7

14,4

32,9

5

GARUT

JAWA BARAT

4,9%

6,3

11,5

30,8

6

CIANJUR

JAWA BARAT

4,7%

6,2

11,5

30,0

7

NIAS SELATAN

SUMATERA UTARA

4,1%

5,7

15,9

33,0

8

GUNUNG KIDUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4,1%

6,1

11,1

32,1

9

CIAMIS

JAWA BARAT

3,8%

6,0

11,6

28,2

10

PURWOREJO

JAWA TENGAH

3,8%

6,0

10,9

30,3

11

TASIKMALAYA

JAWA BARAT

3,7%

6,0

11,7

29,4

12

WONOGIRI

JAWA TENGAH

3,5%

5,8

10,8

33,5

13

KAB. BLITAR

JAWA TIMUR

3,5%

6,0

10,9

28,1

14

PANDEGLANG

BANTEN

3,4%

6,3

11,7

26,7

15

SIMEULUE

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

3,4%

5,5

11,9

24,3

16

KAUR

BENGKULU

3,3%

5,9

13,0

30,8

17

SUKABUMI

JAWA BARAT

3,3%

5,8

10,6

28,0

18

KEBUMEN

JAWA TENGAH

3,3%

5,6

10,9

31,6

19

SUMBAWA BARAT

NUSA TENGGARA BARAT

3,2%

6,4

12,0

28,3

20

TRENGGALEK

JAWA TIMUR

3,2%

5,8

10,7

28,6

21

TANGGAMUS

LAMPUNG

3,2%

4,1

11,5

30,9

22

SUMBAWA

NUSA TENGGARA BARAT

3,1%

6,1

12,0

29,2

23

CILACAP

JAWA TENGAH

3,1%

5,4

10,6

29,1

24

KULON PROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

3,0%

4,9

9,9

28,6

25

ACEH SINGKIL

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

2,8%

4,9

9,2

19,9

26

BADUNG

BALI

2,7%

5,1

9,7

23,8

27

LEBAK

BANTEN

2,7%

5,5

9,9

25,5

28

SUMBA BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

2,7%

5,3

10,4

24,4

29

KLUNGKUNG

BALI

2,6%

5,2

11,4

31,1

30

SELUMA

BENGKULU

2,6%

4,8

10,7

25,1

31

KAB. MALANG

JAWA TIMUR

2,5%

4,7

9,1

25,8

32

PACITAN

JAWA TIMUR

2,5%

4,7

10,1

29,2

33

LOMBOK TENGAH

NUSA TENGGARA BARAT

2,4%

4,7

9,7

24,5

h. 18


Peringkat

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

34

BANTUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2,1%

4,2

9,5

28,3

35

JEMBER

JAWA TIMUR

2,1%

4,4

9,2

25,9

36

BANYUWANGI

JAWA TIMUR

2,0%

4,3

9,8

27,8

37

BENGKULU SELATAN BENGKULU

2,0%

4,7

10,4

24,2

38

TULUNGAGUNG

JAWA TIMUR

1,9%

4,2

9,3

26,4

39

DOMPU

NUSA TENGGARA BARAT

1,7%

3,9

8,3

18,6

40

BIAK NUMFOR

PAPUA

1,6%

4,1

10,6

18,7

41

KOTA JAYAPURA

PAPUA

1,6%

4,2

10,0

17,6

42

SUPIORI

PAPUA

1,6%

4,1

10,1

18,1

43

ACEH JAYA

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1,6%

4,0

14,3

31,7

44

ACEH BARAT

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1,5%

4,1

13,7

30,2

45

BENGKULU

BENGKULU

1,5%

4,0

9,3

21,6

46

SUMBA TIMUR

NUSA TENGGARA TIMUR

1,5%

3,8

8,3

18,9

47

SARMI

PAPUA

1,5%

3,8

9,6

16,4

48

TIMOR TENGAH SELATAN

NUSA TENGGARA TIMUR

1,5%

3,8

8,8

16,1

49

BELU

NUSA TENGGARA TIMUR

1,5%

3,8

8,2

14,4

50

KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR

1,4%

3,6

7,7

15,2

51

KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR

1,4%

3,6

7,7

15,2

52

DENPASAR

BALI

1,4%

4,0

8,6

22,7

53

JAYAPURA

PAPUA

1,4%

3,5

10,2

18,2

54

LOMBOK BARAT

NUSA TENGGARA BARAT

1,3%

4,5

9,3

25,1

55

LUMAJANG

JAWA TIMUR

1,3%

3,4

7,5

25,4

56

LOMBOK TIMUR

NUSA TENGGARA BARAT

1,3%

3,1

6,7

18,3

57

ROTE NDA

NUSA TENGGARA TIMUR

1,2%

3,3

7,3

14,4

58

BIMA

NUSA TENGGARA BARAT

1,2%

3,1

7,0

16,6

59

BIMA

NUSA TENGGARA BARAT

1,2%

3,1

7,0

16,6

60

NAGAN RAYA

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1,2%

3,5

12,7

28,6

61

MUKOMUKO

BENGKULU

1,2%

3,3

7,9

16,7

62

HALMAHERA BARAT MALUKU UTARA

1,2%

3,4

12,2

24,6

63

KOTA BITUNG

1,1%

3,2

10,8

21,5

64

HALMAHERA UTARA MALUKU UTARA

1,1%

3,2

9,4

17,3

65

TABANAN

BALI

1,0%

3,0

7,7

22,3

66

GIANYAR

BALI

1,0%

3,0

7,2

24,3

67

WAROPEN

PAPUA

1,0%

3,1

8,0

13,7

68

KOTA TIDORE KEPULAUAN

MALUKU UTARA

1,0%

3,0

11,9

24,9

69

KOTA TERNATE

MALUKU UTARA

1,0%

3,0

12,3

25,5

70

ACEH BESAR

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1,0%

2,9

16,7

40,5

71

MANOKWARI

IRIAN JAYA BARAT

1,0%

2,9

7,6

13,0

72

KEPULAUAN SANGIHE

SULAWESI UTARA

1,0%

2,9

9,9

17,9

73

MINAHASA UTARA

SULAWESI UTARA

1,0%

2,9

9,0

17,0

SULAWESI UTARA

h. 19


Peringkat

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

74

KEPULAUAN TALAUD

SULAWESI UTARA

0,9%

2,8

9,3

18,7

75

SIKKA

NUSA TENGGARA TIMUR

0,9%

2,8

6,5

10,9

76

SORONG

IRIAN JAYA BARAT

0,9%

2,9

7,6

13,7

77

KOTA MANADO

SULAWESI UTARA

0,9%

2,7

7,5

12,3

78

YAPEN WAROPEN

PAPUA

0,9%

2,7

6,9

11,3

79

BUOL

SULAWESI TENGAH

0,9%

2,7

6,7

10,4

80

BANDA ACEH

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,9%

2,3

14,8

36,8

81

MINAHASA SELATAN

SULAWESI UTARA

0,8%

2,7

7,1

12,0

82

ACEH SELATAN

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,8%

2,5

6,7

14,9

83

ACEH BARAT DAYA

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,8%

2,3

7,9

19,1

84

MINAHASA

SULAWESI UTARA

0,8%

2,5

7,6

13,9

85

MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

0,8%

2,4

6,3

15,0

86

HALMAHERA TIMUR

MALUKU UTARA

0,8%

2,5

6,8

12,2

87

KARANG ASEM

BALI

0,7%

2,5

6,4

18,0

88

ENDE

NUSA TENGGARA TIMUR

0,7%

2,5

5,0

9,9

89

GORONTALO

GORONTALO

0,7%

2,4

6,0

9,6

90

GORONTALO

GORONTALO

0,7%

2,4

6,0

9,6

91

PADANG

SUMATERA BARAT

0,7%

2,4

6,1

11,7

92

SABANG

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,7%

2,0

9,8

21,8

93

NGADA

NUSA TENGGARA TIMUR

0,7%

2,4

5,1

10,0

94

TOLI-TOLI

SULAWESI TENGAH

0,7%

2,4

5,7

9,5

95

MANGGARAI

NUSA TENGGARA TIMUR

0,6%

2,4

5,5

11,7

96

PESISIR SELATAN

SUMATERA BARAT

0,6%

2,3

6,0

12,3

97

LAMPUNG SELATAN

LAMPUNG

0,6%

2,2

6,3

16,1

98

FLORES TIMUR

NUSA TENGGARA TIMUR

0,6%

2,3

5,1

9,7

99

PADANG PARIAMAN

SUMATERA BARAT

0,6%

2,2

6,1

12,2

100

JEMBRANA

BALI

0,6%

2,3

6,5

19,3

101

AGAM

SUMATERA BARAT

0,6%

1,9

6,1

13,0

102

MALUKU TENGGARA BARAT

MALUKU

0,6%

2,3

4,6

8,4

103

PASAMAN BARAT

SUMATERA BARAT

0,6%

1,9

6,1

13,8

104

BURU

MALUKU

0,5%

2,3

5,2

10,6

105

MANGGARAI BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

0,5%

2,3

5,8

14,8

106

BOLAANG MENGONDOW

SULAWESI UTARA

0,5%

2,1

5,5

9,7

107

KOTA BANDAR LAMPUNG

LAMPUNG

0,5%

2,2

6,2

15,3

108

KONAWE

SULAWESI TENGGARA

0,5%

1,9

5,8

10,9

109

SERANG

BANTEN

0,5%

1,7

4,5

12,6

110

AMBON

MALUKU

0,5%

1,9

5,7

11,7

111

KOTA SORONG

IRIAN JAYA BARAT

0,5%

2,5

5,1

10,2

112

TAPANULI SELATAN

SUMATERA UTARA

0,5%

1,9

4,6

10,3

h. 20


Peringkat

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

113

PARIAMAN

SUMATERA BARAT

0,5%

1,9

5,4

9,9

114

HALMAHERA TENGAH

MALUKU UTARA

0,5%

2,0

4,2

8,2

115

LEMBATA

NUSA TENGGARA TIMUR

0,4%

2,3

4,1

9,1

116

MATARAM

NUSA TENGGARA BARAT

0,4%

2,1

4,6

12,9

117

PIDIE

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,4%

1,3

6,4

13,0

118

SORONG SELATAN

IRIAN JAYA BARAT

0,4%

2,1

4,3

8,9

119

HALMAHERA SELATAN

MALUKU

0,4%

1,9

5,3

11,0

120

RAJA AMPAT

IRIAN JAYA BARAT

0,4%

2,5

6,4

11,6

121

KOTA SIBOLGA

SUMATERA UTARA

0,4%

1,7

4,4

9,6

122

BIREUEN

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,4%

1,3

5,7

12,4

123

TAPANULI TENGAH

SUMATERA UTARA

0,4%

1,7

4,2

9,3

124

MALUKU TENGAH

MALUKU

0,4%

1,9

4,2

8,8

125

MALUKU TENGAH

MALUKU

0,4%

1,9

4,2

8,8

126

MALUKU TENGAH

MALUKU

0,4%

1,9

4,2

8,8

127

KEPULAUAN SULA

MALUKU UTARA

0,4%

1,8

4,3

8,1

128

ACEH UTARA

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,4%

1,0

4,9

10,4

129

ALOR

NUSA TENGGARA TIMUR

0,4%

2,1

3,7

8,7

130

LHOKSEUMAWE

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,3%

1,0

4,7

9,8

131

TELUK WONDAMA

IRIAN JAYA BARAT

0,3%

1,8

3,5

7,2

132

MUNA

SULAWESI TENGGARA

0,3%

1,8

3,4

7,5

133

BANGGAI KEPULAUAN

SULAWESI TENGAH

0,3%

1,5

3,5

7,2

134

BULELENG

BALI

0,3%

1,0

3,4

8,1

135

MAJENE

SULAWESI BARAT

0,3%

1,2

3,4

7,4

136

CILEGON

BANTEN

0,3%

1,2

3,6

10,2

137

MAMUJU

SULAWESI BARAT

0,2%

1,6

3,2

7,2

138

KONAWE SELATAN

SULAWESI TENGGARA

0,2%

1,5

3,2

6,9

139

BANGGAI

SULAWESI TENGAH

0,2%

1,3

3,2

6,5

140

PALU

SULAWESI TENGAH

0,2%

1,7

3,0

5,9

141

BOALEMO

GORONTALO

0,2%

1,0

3,1

7,0

142

BONE BOLANGO

GORONTALO

0,2%

1,1

3,1

7,1

143

DONGGALA

SULAWESI TENGAH

0,2%

1,7

3,0

6,0

144

MAMUJU UTARA

SULAWESI BARAT

0,2%

1,6

3,0

6,1

145

TIMOR TENGAH UTARA

NUSA TENGGARA TIMUR

0,2%

1,8

2,9

7,9

146

KOTA KENDARI

SULAWESI TENGGARA

0,2%

1,4

2,9

6,5

147

MOROWALI

SULAWESI TENGAH

0,2%

1,3

2,8

5,7

148

NUNUKAN

KALIMANTAN TIMUR

0,2%

1,5

2,8

6,7

149

ACEH TIMUR

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0,2%

0,5

2,6

6,1

150

BULUNGAN

KALIMANTAN TIMUR

0,2%

1,5

2,7

6,4

151

WAKATOBI

SULAWESI TENGGARA

0,2%

1,6

2,8

5,0

152

MALUKU TENGGARA

MALUKU

0,2%

1,1

2,7

4,3

h. 21


Peringkat

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

153

NABIRE

PAPUA

0,1%

1,5

2,7

5,2

154

BUTON

SULAWESI TENGGARA

0,1%

1,3

2,5

4,6

155

BERAU

KALIMANTAN TIMUR

0,1%

1,5

2,5

5,2

156

TARAKAN

KALIMANTAN TIMUR

0,1%

1,3

2,4

5,5

157

FAK-FAK

IRIAN JAYA BARAT

0,1%

1,4

2,4

4,5

158

POLMAS

SULAWESI BARAT

0,1%

1,0

2,3

4,0

159

LAMPUNG TIMUR

LAMPUNG

0,1%

0,7

1,5

5,5

160

KUTAI TIMUR

KALIMANTAN TIMUR

0,1%

1,5

2,3

4,1

161

PAHUWATO

GORONTALO

0,1%

0,8

2,2

4,1

162

PINRANG

SULAWESI SELATAN

0,1%

1,0

2,2

4,0

163

KAIMANA

IRIAN JAYA BARAT

0,1%

0,9

1,9

3,1

164

TOJO UNA-UNA

SULAWESI TENGAH

0,1%

0,7

2,0

3,7

165

KUTAI

KALIMANTAN TIMUR

0,1%

1,1

1,9

3,8

166

POSO

SULAWESI TENGAH

0,1%

0,7

2,1

3,6

167

BARRU

SULAWESI SELATAN

0,1%

0,8

2,0

3,3

168

BANTAENG

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,7

1,7

3,2

169

SITUBONDO

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,6

1,7

3,1

170

JENEPONTO

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,7

1,8

3,1

171

LANGKAT

SUMATERA UTARA

< 0,1%

0,2

1,3

3,1

172

PARIGI MOUTONG

SULAWESI TENGAH

< 0,1%

0,6

1,8

2,9

173

PARE-PARE

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,8

2,0

3,2

174

SERUYAN

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,4

1,1

2,3

175

BOMBANA

SULAWESI TENGGARA

< 0,1%

0,8

1,7

2,7

176

TANGERANG

BANTEN

< 0,1%

0,2

0,7

2,6

177

TANGERANG

BANTEN

< 0,1%

0,2

0,7

2,6

178

JAKARTA UTARA

DKI JAKARTA

< 0,1%

0,1

0,3

0,8

179

KEPULAUAN SERIBU

DKI JAKARTA

< 0,1%

0,2

0,4

1,4

180

TANJUNG JABUNG T

JAMBI

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

181

BEKASI

JAWA BARAT

< 0,1%

0,1

0,2

0,8

182

CIREBON

JAWA BARAT

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

183

INDRAMAYU

JAWA BARAT

< 0,1%

0,0

0,1

0,2

184

KARAWANG

JAWA BARAT

< 0,1%

0,1

0,2

0,6

185

KOTA CIREBON

JAWA BARAT

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

186

SUBANG

JAWA BARAT

< 0,1%

0,0

0,1

0,4

187

BATANG

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

188

BREBES

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

189

DEMAK

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

190

JEPARA

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,1

191

KENDAL

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

192

PATI

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,1

0,2

193

PEKALONGAN

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

194

PEKALONGAN

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

195

PEMALANG

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

196

REMBANG

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,1

0,2

h. 22


Peringkat

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

197

SEMARANG

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

198

SEMARANG

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

199

TEGAL

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

200

TEGAL

JAWA TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

201

BANGKALAN

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,2

0,4

0,9

202

GRESIK

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,3

0,5

203

KAB. PASURUAN

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,4

0,9

204

KAB. PROBOLINGGO JAWA TIMUR

< 0,1%

0,2

0,5

1,1

205

KOTA PASURUAN

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,4

0,8

206

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,4

0,7

207

LAMONGAN

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,2

0,4

208

PAMEKASAN

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,2

0,5

1,1

209

SAMPANG

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,2

0,4

1,1

210

SIDOARJO

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,4

0,8

211

SUMENEP

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,4

1,1

1,9

212

SURABAYA

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,4

0,8

213

TUBAN

JAWA TIMUR

< 0,1%

0,1

0,1

0,3

214

BENGKAYANG

KALIMANTAN BARAT

< 0,1%

0,0

0,1

0,1

215

KETAPANG

KALIMANTAN BARAT

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

216

KOTA SINGKAWANG

KALIMANTAN BARAT

< 0,1%

0,0

0,1

0,1

217

PONTIANAK

KALIMANTAN BARAT

< 0,1%

0,0

0,0

0,1

218

SAMBAS

KALIMANTAN BARAT

< 0,1%

0,1

0,1

0,3

219

BANJAR

KALIMANTAN SELATAN

< 0,1%

0,2

0,6

1,1

220

BARITO KUALA

KALIMANTAN SELATAN

< 0,1%

0,2

0,6

1,1

221

KOTA BARU

KALIMANTAN SELATAN

< 0,1%

0,4

0,9

1,1

222

TANAH BUMBU

KALIMANTAN SELATAN

< 0,1%

0,3

0,6

1,1

223

TANAH LAUT

KALIMANTAN SELATAN

< 0,1%

0,3

0,9

1,5

224

KAPUAS

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,2

0,6

1,1

225

KATINGAN

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,1

0,2

0,4

226

KOTAWARINGIN BARAT

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

227

KOTAWARINGIN TIMUR

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,1

0,2

0,4

228

PULANG PISAU

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,1

0,2

0,4

229

SUKAMARA

KALIMANTAN TENGAH

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

230

BALIKPAPAN

KALIMANTAN TIMUR

< 0,1%

0,8

1,3

2,0

231

BONTANG

KALIMANTAN TIMUR

< 0,1%

1,1

1,9

2,8

232

PASIR

KALIMANTAN TIMUR

< 0,1%

0,5

1,1

1,6

233

PENAJAM PASER UT

KALIMANTAN TIMUR

< 0,1%

0,6

1,1

1,6

234

BANGKA

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

235

BANGKA BARAT

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

236

BANGKA SELATAN

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

237

BANGKA TENGAH

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

h. 23


Peringkat

Kabupaten

Provinsi

Probabilitas kejadian tsunami di pantai dengan tinggi >3m dalam satu tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk: Periode ulang 100 tahun

Periode ulang 500 tahun

Periode ulang 2500 tahun

238

BELITUNG

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

239

BELITUNG TIMUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

240

PANGKAL PINANG

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

241

KEPULAUAN RIAU

KEPULAUAN RIAU

< 0,1%

0,0

0,0

0,1

242

KOTA BATAM

KEPULAUAN RIAU

< 0,1%

0,0

0,0

0,1

243

LINGGA

KEPULAUAN RIAU

< 0,1%

0,0

0,0

0,1

244

NATUNA

KEPULAUAN RIAU

< 0,1%

0,1

0,2

0,4

245

TULANGBAWANG

LAMPUNG

< 0,1%

0,2

0,4

1,5

246

KEPULAUAN ARU

MALUKU

< 0,1%

0,5

1,2

1,8

247

ACEH TAMIANG

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

< 0,1%

0,2

1,0

2,0

248

ASMAT

PAPUA

< 0,1%

0,1

0,1

0,2

249

MAPPI

PAPUA

< 0,1%

0,1

0,1

0,1

250

MERAUKE

PAPUA

< 0,1%

0,0

0,1

0,1

251

MIMIKA

PAPUA

< 0,1%

0,2

0,5

1,0

252

BONE

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,6

1,4

2,1

253

BULUKUMBA

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,7

1,7

2,5

254

LUWU

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,3

0,6

1,3

255

LUWU TIMUR

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,2

0,5

1,2

256

LUWU UTARA

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,2

0,5

1,3

257

MAROS

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,6

1,3

1,8

258

PALOPO

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,2

0,5

1,1

259

PANGKAJENE KEPULAUAN

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,6

1,6

2,4

260

SELAYAR

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,6

1,5

2,8

261

SINJAI

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,7

1,6

2,4

262

TAKALAR

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,6

1,6

2,6

263

UJUNG PANDANG

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,6

1,1

1,9

264

WAJO

SULAWESI SELATAN

< 0,1%

0,3

0,6

1,3

265

KOLAKA

SULAWESI TENGGARA

< 0,1%

0,4

1,0

1,6

266

KOLAKA UTARA

SULAWESI TENGGARA

< 0,1%

0,3

0,6

1,4

267

BANYU ASIN

SUMATERA SELATAN

< 0,1%

0,0

0,0

0,0

268

OGAN KOMERING ILIR

SUMATERA SELATAN

< 0,1%

0,2

0,4

1,5

269

ASAHAN

SUMATERA UTARA

< 0,1%

0,1

0,4

1,1

270

DELI SERDANG

SUMATERA UTARA

< 0,1%

0,2

1,0

2,1

271

DELI SERDANG

SUMATERA UTARA

< 0,1%

0,2

1,0

2,1

272

KOTA MEDAN

SUMATERA UTARA

< 0,1%

0,2

1,1

2,1

273

LABUHAN BATU

SUMATERA UTARA

< 0,1%

0,0

0,1

0,2

h. 24


Lampiran Dua:

h. 25

Sumatra Barat Nusa Tenggara Timur

Bengkulu

Ternate

Manado

Banda Aceh

Manokwari

Padang

Kupang

Bandar Lampung

Ambon

Mataram

Palu

Mamuju

Kendari

Gorontalo

Serang

Belawan (Medan)

Samarinda

Makassar

Banjarmasin

Jakarta

Surabaya

Palembang

Pangkalpinang

Semarang

Pontianak

Tanjung Pinang

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Kepulauan Riau

Kalimantan Barat

Jawa Tengah

Kepulauan Bangka Belitung

Sumatra Selatan

Jawa Timur

DKI Jakarta Raya

Kalimantan Selatan

Sulawesi Selatan

Kalimantan Timur

Sumatra Utara

Banten

Gorontalo

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Tengah

Nusa Tenggara Barat

Maluku

Bandar Lampung

Papua Barat

Nanggroe Aceh Darussalam

Sulawesi Selatan

Maluku Utara

Bengkulu

Papua

Jayapura

2

Bali

Provinsi

Denpasar

Kota

1

Peringkat

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

<0,1%

0,1%

0,20%

0,20%

0,20%

0,30%

0,40%

0,50%

0,50%

0,50%

0,60%

0,70%

0,80%

0,90%

0,90%

1,20%

1,27%

1,40%

Peluang mengalami “tsunami besar” (> 3 meter) pada tahun kapanpun,

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

>2500

1420

544

522

490

387

226

202

189

182

174

154

121

109

105

82

79

71

Rata-rata periode ulang (tahun) mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,1

0,1

0,2

0,4

0,9

0,2

0,4

0,8

1,3

0,9

1,6

2

1,7

1,8

2

1,9

1,9

1,8

2,2

2,2

2,7

3,5

3,1

Periode ulang 100 tahun

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,2

0,3

0,4

0,8

1,2

1,1

1,1

2,2

2,1

2,1

2,5

3,2

3,4

3,5

3,4

4

3,9

7,2

5,3

6,8

5,6

9,9

6

Periode ulang 500 tahun

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,4

0,8

0,8

1,4

1,7

2,1

4,5

3,5

3,5

3,6

3,6

6,9

7,3

7,4

6,4

6,7

7,1

18,9

8,3

12,6

11,6

17,0

10,8

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:

TTabel berikut ini menunjukkan peluang (%) bahwa setiap ibukota provinsi yang berlokasi dalam jarak 5 kilometer dari pesisir akan mengalami peringatan tsunami (tsunami > 3 meter) pada tahun kapanpun. Tabel ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi ibukota provinsi yang peluangnya besar untuk mengalami tsunami besar.

Peringkat Ibukota Provinsi berdasarkan peluang mengalami “tsunami besar” (> 3 meter di wilayah pesisir)


h. 26

Meulaboh

Pelabuhanratu

Baa

Manna

Sarmi

Waingapu

Klungkung

Soasiu

Singkil

Jailolo

Bitung

Tidore

Sinabang

Talaud

Larantuka

Sunkris

Ende

Buol

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Calang

7

8

Pacitan

6

9

Seluma

Cilacap

4

Kaur

3

5

Telukdalam

Bondowatu

1

Kota

2

Peringkat

Lampiran Tiga:

Buol

Ende

Sorong

Flores Timur

Kepulauan Talaud

Simeuleu

Kota Tidore

Kota Bitung

Halmahera Barat

Aceh Singkil

Halmahera Tengah

Klungkung

Sumba Timur

Sarmi

Bengkulu Selatan

Rote Ndao

Sukabumi

Aceh Barat

Aceh Jaya

Pacitan

Cilacap

Seluma

Kaur

Sumba Barat Daya

Nias Selatan

Kabupaten

Sulawesi Tengah

Nusa Tenggara Timur

Irian Jaya Barat

Nusa Tenggara Timur

Sulawesi Utara

Nanggroe Aceh Darussalam

Halmahera Utara

Sulawesi Utara

Maluku Utara

Nanggroe Aceh Darussalam

Maluku Utara

Bali

Nusa Tenggara Timur

Papua

Bengkulu

Nusa Tenggara Timur

Jawa Barat

Nanggroe Aceh Darussalam

Nanggroe Aceh Darussalam

Jawa Timur

Jawa Tengah

Bengkulu

Bengkulu

Nusa Tenggara Timur

Sumatera Utara

Provinsi

0,8%

0,8%

0,9%

0,9%

0,9%

0,9%

0,9%

1,0%

1,0%

1,0%

1,0%

1,2%

1,2%

1,3%

1,3%

1,3%

1,4%

1,5%

2,0%

2,2%

2,4%

2,8%

2,9%

3,0%

6,6%

Peluang mengalami “tsunami besar” (> 3 meter) pada tahun kapanpun.

123

119

114

111

110

110

105

105

104

104

100

85

83

78

76

75

73

67

50

46

41

35

34

33

15

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

2,64

2,8

2,75

2,85

2,75

2,79

2,82

2,84

2,84

2,91

2,98

3,2

3,27

3,54

3,33

3,32

3,47

3,98

4,32

4,25

4,78

4,71

5,56

5,71

6,42

Periode ulang 100 tahun

6,54

5,37

7,07

6,52

8,96

7,68

10,12

8,57

11,38

5,17

11,55

8,55

7,05

8,74

9,57

6,53

9,66

12,49

12,45

9,83

9,59

10,17

11,76

10,99

13,15

Periode ulang 500 tahun

10,49

11,35

12,35

11,39

17,78

15,98

20,23

15,95

22,47

10,97

24,48

26,28

15,68

15,07

22,15

14,27

29,51

27,07

26,95

29,71

24,87

24,13

27,76

26,19

26,22

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:

Tabel berikut ini menunjukkan peluang (%) bahwa kota yang berlokasi dalam jarak 5 kilometer dari pesisir akan mengalami peringatan tsunami (tsunami > 3 meter) pada tahun kapanpun. Tabel ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kabupaten atau kota yang peluangnya besar untuk mengalami tsunami besar. Kolom 5-7 menunjukkan perkiraan ketinggian tsunami dalam periode ulang 100, 500 dan 2.500 tahun.

Peringkat Kabupaten dan Kota berdasarkan peluang mengalami “tsunami besar” (> 3 meter di wilayah pesisir).


h. 27

Blangpidie

Kwandang

Biak

Belang

Kota Agung

Painan

Mukomuko

Amlapura

Boroko

Tobelo

Negara

Sabang

Kotabunan

Ondong

Gunungsitoli

Tapaktuan

Pariaman

Namlea

Sorong

Tahuna

Maba

Kalianda

Bima

Sigli

Meureudu

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

Kota

26

Peringkat

Pidie Jaya

Pidie

Kota Bima

Lampung Selatan

Halmahera Timur

Kepulauan Sangihe

Kota Sorong

Buru

Kota Pariaman

Aceh Selatan

Nias

Kepulauan Sitaro

Minahasa Tenggara

Kota Sabang

Jembrana

Halmahera Utara

Bolaang Mongondow Utara

Karang Asem

Muko-muko

Pesisir Selatan

Tanggamus

Minahasa Selatan

Biak Numfor

Gorontalo Utara

Aceh Barat Daya

Kabupaten

Nanggroe Aceh Darussalam

Nanggroe Aceh Darussalam

Nusa Tenggara Barat

Lampung

Maluku Utara

Sulawesi Utara

Irian Jaya Barat

Maluku

Sumatera Barat

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Sulawesi Utara

Sulawesi Utara

Nanggroe Aceh Darussalam

Bali

Maluku Utara

Sulawesi Utara

Bali

Bengkulu

Sumatera Barat

Lampung

Sulawesi Utara

Papua

Gorontalo

Nanggroe Aceh Darussalam

Provinsi

0,4%

0,4%

0,4%

0,4%

0,4%

0,4%

0,4%

0,4%

0,4%

0,5%

0,5%

0,5%

0,5%

0,6%

0,6%

0,6%

0,6%

0,6%

0,6%

0,6%

0,7%

0,7%

0,7%

0,8%

0,8%

Peluang mengalami “tsunami besar� (> 3 meter) pada tahun kapanpun.

273

273

271

271

263

254

227

224

224

214

203

202

190

181

178

171

167

161

161

160

148

142

140

129

124

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

1,16

1,16

1,61

1,59

1,84

2,01

1,82

2,12

1,85

1,76

2,11

2,18

1,96

1,63

2,35

2,52

2,19

2,52

2,24

2,25

2,51

2,49

2,52

2,56

2,27

Periode ulang 100 tahun

4,95

4,95

4,27

4,81

4,13

4,23

5,32

3,97

5,37

5,17

4,93

5,11

5,69

7,36

6,16

4,86

5,72

6,18

5,68

5,7

7,47

6,45

6,44

6,57

7,74

Periode ulang 500 tahun

10,36

10,36

8,83

13,94

7,94

9,48

10,2

7,65

9,79

11,4

9,93

10,76

9,66

15,02

18,42

10,32

8,79

14,1

12,24

11,6

25,19

10,75

10,53

10,5

17,79

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:


h. 28

Tolitoli

Bireuen

Bintuni

Lhokseumawe

Piru

Lewoleba

Tilamuta

Banggai

Sibolga

Sibolga

Masohi

Kalabahi

Labuhan Bajo

Donggala

Raha

Labuha

Sumbawa Besar

Singaraja

Tanjung Selor

Tarakan

Nabire

Luwuk

Suwawa

Tanjungredeb

Sanana

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

Kota

51

Peringkat

Kepulauan Sula

Berau

Bone Bolango

Banggai

Nabire

Bulungan

Bulungan

Buleleng

Sumbawa

Halmahera Selatan

Muna

Donggala

Manggarai Barat

Alor

Maluku Tengah

Kota Sibolga

Tapanuli Tengah

Banggai Kepulauan

Boalemo

Lembata

Seram Bagian Barat

Kota Lhoksumawe

Teluk Bintuni

Bireun

Toli Toli

Kabupaten

Maluku Utara

Kalimantan Timur

Gorontalo

Sulawesi Tengah

Papua

Kalimantan Timur

Kalimantan Timur

Bali

Nusa Tenggara Barat

Maluku Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tengah

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Timur

Maluku

Sumatera Utara

Sumatera Utara

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Nusa Tenggara Timur

Maluku

Nanggroe Aceh Darussalam

Irian Jaya Barat

Nanggroe Aceh Darussalam

Sulawesi Tengah

Provinsi

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,3%

0,3%

0,3%

0,3%

0,3%

0,3%

0,4%

0,4%

Peluang mengalami “tsunami besar� (> 3 meter) pada tahun kapanpun.

799

778

776

759

693

642

642

633

603

553

551

534

530

519

463

402

402

382

365

346

298

297

291

275

274

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

1,74

1,47

0,91

1,19

1,45

1,46

1,46

0,74

1,13

1,47

1,68

1,7

1,27

1,5

1,68

1,47

1,47

1,52

1,08

2,06

1,94

1,02

1,82

1,07

1,87

Periode ulang 100 tahun

2,63

2,57

2,52

2,45

2,7

2,67

2,67

2,61

2,77

2,82

2,89

2,91

2,84

2,93

3,07

3,29

3,29

3,29

3,34

3,37

3,51

4,47

3,65

5,15

3,78

Periode ulang 500 tahun

4,07

5,67

4,7

4,54

5,53

6,09

6,09

6,35

6,16

6,48

5,72

5,94

5,63

6,89

6,02

7,14

7,14

6,94

7,88

8

7,08

9,47

7,2

11,2

7,36

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:


h. 29

Tanjungpandan

Sungai Gerong

97

100

Kuala Tungkal

96

Toboali

Tanjung Balai

Sungai Liat

Cirebon

94

95

98

Tegal

93

99

Pare-pare

Pemalang

91

Maumere

90

92

Wangi-wangi

Bonthain

88

Pasarwajo

87

89

Hoti

Poso

85

86

Serui

Marisa

81

84

Idi Rayeuk

80

Majene

Pasangkayu

Banyuwangi

Malinau

78

79

82

Tual

77

83

Fak-Fak

Kota

76

Peringkat

Belitung

Bangka

Bangka Selatan

Banyuasin

Tanjung Jabung Barat

Kota Tanjung Balai

Cirebon

Kota Tegal

Pemalang

Kota Pare-Pare

Sikka

Bantaeng

Wakatobi

Buton

Poso

Seram Bagian Timur

Yapen

Banyuwangi

Majene

Pohuwato

Aceh Timur

Mamuju Utara

Malinau

Maluku Tenggara

Fak Fak

Kabupaten

Bangka Belitung

Bangka Belitung

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Sumatera Utara

ss

Jawa Tengah

Jawa Tengah

Sulawesi Selatan

Nusa Tenggara Timur

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tengah

Maluku

Papua

Jawa Timur

Sulawesi Barat

Gorontalo

Nanggroe Aceh Darussalam

Sulawesi Barat

Kalimantan Timur

Maluku

Irian Jaya Barat

Provinsi

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

0,1%

Peluang mengalami “tsunami besar� (> 3 meter) pada tahun kapanpun.

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

2217

2012

1931

1675

1672

1464

1287

1229

1081

953

950

940

922

859

842

808

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

0,6

0,41

0,6

1,1

0,49

0,73

0,73

0,73

0,66

0,74

0,83

0,69

1,1

0,92

0,68

1,38

1,1

0,74

0,91

0,85

0,37

1,41

1,3

1,03

1,38

Periode ulang 100 tahun

1,56

1,49

1,53

1,73

1,73

1,76

1,76

1,87

1,78

1,85

1,98

1,74

2,13

2,16

2,06

2,17

2,09

2

2,33

2,32

1,91

2,46

2,41

2,72

2,54

Periode ulang 500 tahun

2,36

2,4

2,47

2,63

2,68

2,86

2,86

2,88

2,97

3,15

3,13

3,28

3,23

3,29

3,56

3,65

3,76

4,68

3,88

4,2

4,82

4,64

5,48

4,26

5,19

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:


h. 30

Tuban

Rembang

Probolinggo

Pasuruan

Gresik

Sampang

Bangkalan

Batang

Pekalongan

Jepara

Merauke

Tembilahan

Dumai

Bagasiapiapi

Bengkalis

Sumber

Muara Sabak

Tanjung Pinang

Koba

Muntok

Manggar

Cilincing

Tanjungpriok

Kapuk

Kaimana

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

Kota

101

Peringkat

Kaimana

Kota Jakarta Utara

Kota Jakarta Utara

Kota Jakarta Utara

Belitung Timur

Bangka Barat

Bangka Tengah

Bintan

Tanjung Jabung Timur

Cirebon

Bengkalis

Rokan Hilir

Kota Dumai

Indragiri Hil

Merauke

Jepara

Kota Pekalongan

Batang

Bangkalan

Sampang

Gresik

Kodya Pasuruan

Kodya Probolinggo

Rembang

Tuban

Kabupaten

Irian Jaya Barat

DKI Jakarta

DKI Jakarta

DKI Jakarta

Bangka Belitung

Bangka Belitung

Bangka Belitung

Kepulauan Riau

Jambi

Jawa Barat

Riau

Riau

Riau

Riau

Papua

Jawa Tengah

Jawa Tengah

Jawa Tengah

Jawa Timur

Jawa Timur

Jawa Timur

Jawa Timur

Jawa Timur

Jawa Tengah

Jawa Timur

Provinsi

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

Peluang mengalami “tsunami besar� (> 3 meter) pada tahun kapanpun,

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

0,11

0,13

0,13

0,11

0,11

0,11

0,14

0,17

0,37

0,22

0,23

0,4

0,24

0,23

0,33

0,46

0,46

0,29

0,56

0,63

0,58

0,64

0,63

0,73

0,66

Periode ulang 100 tahun

0,26

0,36

0,37

0,25

0,25

0,25

0,38

0,44

0,78

0,48

0,5

0,9

0,55

0,52

0,67

1,06

1,06

0,64

1,1

1,51

1,55

1,52

1,5

1,79

1,6

Periode ulang 500 tahun

0,46

0,74

0,83

0,84

0,84

0,84

0,84

1,06

1,12

1,12

1,13

1,14

1,29

1,31

1,36

1,39

1,39

1,4

1,92

2,03

2,03

2,15

2,27

2,33

2,35

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:


h. 31

Agats

Tanjung Balai Karimun

Takalar

Jene Ponto

Sungguminasa

Palopo

Baubau

Pangkajene

Polewali Mandar

Sinjai

Bulukumba

Barru

Kolaka

Benteng

Belopa

Kolaka Utara

Malili

Parigi

Baubau

Bonegunu

Bungku

Ampana

Cirebon

Singkawang

Ketapang

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

Kota

126

Peringkat

Ketapang

Kota Singkawang

Kota Cirebon

Toja Una-Una

Morowali

Buton Utara

Kota Baubau

Parigi Moutong

Luwu Timur

Kolaka Utara

Luwu

Selayar

Kolaka

Barru

Bulukumba

Sinjai

Polewali Mandar

Pangkajene Kepulauan

Kota Baubau

Kota Palopo

Gowa

Jeneponto

Takalar

Karimun

Merauke

Kabupaten

Kalimantan Barat

Kalimantan Barat

Jawa Barat

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan

Kepulauan Riau

Papua

Provinsi

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

Peluang mengalami “tsunami besar� (> 3 meter) pada tahun kapanpun.

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

0,02

0

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,03

0,03

0,02

0,04

0,06

0,08

0,03

Periode ulang 100 tahun

0,02

0,01

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,03

0,03

0,03

0,03

0,04

0,04

0,08

0,1

0,15

0,2

0,17

Periode ulang 500 tahun

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,04

0,04

0,1

0,1

0,1

0,11

0,14

0,14

0,16

0,17

0,34

0,44

0,44

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:


h. 32

Kualakapuas

Kotabaru

Balikpapan

Mempawah

Sukadana

Batulicin

Panajam

Bontang

152

153

154

155

156

157

158

Kota

151

Peringkat

Kota Bontang

Penajam Paser Utara

Tanah Bumbu

Kayong Utara

Pontianak

Kota Balikpapan

Kota Baru

Kapuas

Kabupaten

Kalimantan Timur

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Barat

Kalimantan Barat

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Provinsi

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

< 0,1 %

Peluang mengalami “tsunami besar� (> 3 meter) pada tahun kapanpun.

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

> 2500

Rata-rata periode tahun kembali mengalami tsunami di pesisir pantai > 3m

0,02

0,02

0,02

0

0,02

0,02

0,02

0,01

Periode ulang 100 tahun

0,02

0,02

0,02

0,01

0,02

0,02

0,02

0,02

Periode ulang 500 tahun

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

Periode ulang 2500 tahun

Ketinggian tsumami maksimum di pesisir pantai untuk:


h. 33



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.