2 minute read
Rain Water Harvesting System
by ARÇAKA
RAIN WATER HARVESTING
Text by Alfian Ramadhani Photos courtesy rainwaterharvesting.org and google images
Advertisement
Air merupakan salah satu kebutuhan terpenting bagi kehidupan terlebih untuk manusia. Dalam survey yang dilakukan oleh Direktorat mengembangan air minum, PT. Cipta karya pada tahun 2006 setiap orang di Indonesia membutuhkan setidaknya 144 liter perhari dari jumlah tersebut setidaknya ada 65 liter pemakaian untuk mandi atau 45% dari total pemakaian air bersih. Walaupun jumlah air di bumi yang tersedia sangat banyak namun jumlah air bersih yang tersedia tidak lah sebanding dengan permintaan yang ada sehingga masih banyak orang menderita kekurangan air bersih. Kekurangan air dipicu meningkatnya jumlah permintaan yang sebanding dengan
meningkatnya populasi manusia, tidak meratanya distribusi air, meningkatnya polusi air, dan pemakaian air yang tidak efisien seperti yang di sebutkan Chiras (2009).
Chao-Sien Liaw & Yao-Lung Tsa (2004) menyebutkan memanen air hujan merupakan alternatif sumber air yang sudah dilakukan selama berabad-abad di berbagai negara yang memiliki masalah kekurangan air. Air hujan yang dipanen dapat digunakan untuk multi tujuan seperti menyiram tanaman, mencuci, mandi, dan bahkan dapat digunakan untuk memasak jika kualitas air tersebut memenuhi standar kesehatan (Sharpe, William E., & Swistock, Bryan, 2008; Worm, Janette & van Hattum, Tim, 2006).
Untuk mendesain kapasitas tanki yang optimun beberapa parameter yang di perhitungkan sebagai berikut: 1.) Ukuran area untuk daerah resapan 2.) Intesitas air hujan 3.) Tingkat pengisian rata-rata dalam suatu site
Kapasitas tangki harus cukup untuk menampung debit air dari intensitas hujan tertinggi. Perbandingan tingkat rata-rata pengisian ulang dengan debit air yang masuk merupakan faktor yang penting. Dalam perhitungannya dapat di asumsikan dengan kapasitas tangki isi ulang didesain untuk menampung debit air dari sedikitnya 15 menit debit air yang masuk saat intesitas hujan yang tertinggi. (Untuk Pulau Jawa, intesitas curah hujan 20 mm dan 50 mm untuk yang terkategori hujan sangat deras (berdasarkan frekuensi1981-2010 tahun)).
Untuk area 100 m2. volume tanki yang dibutuhkan untuk Pulau Jawa = 100 x 0.020 x 0.85 = 1,7 m3 (1,7 liter)
Manfaat RWH yang didapat di dalam bangunan komersial membuat penggunaan air menjadi efisien. Pemanenan air hujan adalah bagian penting dalam menentukan keramahan lingkungan bangunan. Sistem pemanenan air hujan memungkinkan menjadi sumber cadangan air, sebagai konservasi dan digunakanya kembali air hujan yang tertimbun sehingga dapat memberikan potensi yang signifikan untuk memberikan manfaat lingkungan serta ekonomis.
Manfaat RWH untuk bangunan komersial yaitu: 1. Mengurangi pasokan air induk sebesar 40-50% 2. Mengurangi limpasan dan dampak yang berbahaya 3. RWH mempromosikan konservasi air dan energi 4. Sistem ini mudah dipasang, dioperasikan, dan dipelihara 5. Dapat digunakan untuk beberapa tujuan non-minum 6. Sustainable enviroment 7. Dapat memenuhi permintaan kebutuhan air bersih 8. Ekonomis
Terkait akan pariwisata, air bersih merupakan kebutuhan primer yang amatlah penting. Para wisatawan baik lokal maupun interlokal membutuhkannya untuk keperluan sehari-hari untuk diminum, mandi, dsb. Oleh karena itu peran arsitek untuk mulai menerapkan bangunan dengan rain water harvesting sangat dibutuhkan selain sebagai penyedia cadangan kebutuhan air bersih konsep ini juga mendukung suatu bangunan yang dapat berkelanjutan dengan lingkungan.