2.5 Penggundulan Hutan (deforestasi) Meningkatnya penyalahgunaan warisan bangsa atas tanah hutan akibat upaya-upaya destruktif guna mendapatkan manfaat ekonomi jangka pendek merupakan arah pembangunan yang sangat membahayakan, tidak hanya terhadap kelestarian lingkungan hidup, namun juga pada manusianya. Pembukaan lahan hutan untuk dikonversi menjadi kegiatan ekonomi tanpa mengindahkan aspek dampak lingkungan, dampak sosial, dampak bencana, dampak sosial- budaya dan spiritual tampak terjadi di hampir seluruh bagian di Indonesia. Aktivitas perkebunan komersial sejauh ini merupakan pemicu terbesar penggundulan hutan (deforestasi). Hampir tiga perempat dari seluruh deforestasi tropis antara tahun 2000 dan 2012 mengakibatkan sekitar setengah dari hutan yang hilang terjadi secara ilegal. Perkebunan sawit meningkat sepuluh kali lipat antara tahun 1985 dan 2007, yang mencapai 6 juta hektar. Akibatnya, pulau Kalimantan dan Sumatera kehilangan lebih dari setengah hutan alamnya, dan diproyeksikan kehilangan akan bertambah 27 juta hektar pada tahun 2030. Proyek pertambangan dan infrastruktur berskala besar seperti bendungan juga mendorong deforestasi. Meskipun hutan tropis tidak dirusak secara langsung, tetapi keberadaan, keutuhan ekosisitm dan integritasnya seringkali terganggu oleh kegiatan pembangunan jalan, kebakaran, pembalakan liar, perburuan satwa, dan kegiatan lain yang menghancurkan dan merusaknya. Pada tahun 2015, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Bersama negara Malaysia, kedua negara ini menghasilkan sekitar 80 persen komoditas yang paling banyak digunakan dan diperdagangkan. Ekspansi usaha akan terus terjadi, yang diperkirakan perkebunan kelapa sawit di Indonesia akan berlipat ganda antara tahun 2015 hingga 2025.
18