lalu perubahan perilaku dari manusia misalnya mengkonsumsi jenis makanan segala macam termasuk mengkonsumsi satwa liar, lalu kegiatan traveling ke berbagai wilayah (May Rahmadi, dalam https:// www.ekuatorial.com). 2.10 Perdagangan Satwa Liar Perdagangan satwa liar (kebanyakan dilakukan secara ilegal) adalah bisnis besar yang sering menyebabkan orang untuk ke dalam hutan dan langsung kontak dengan virus penyakit pada satwa liar dengan potensi yang membahayakan. Negara Cina adalah pembeli terbesar dari produk satwa liar ilegal dan Amerika Serikat adalah pembeli terbesar kedua (Doshi dan Gentile, 2020, hal. 4). Trenggiling (Pangolins) contohnya, adalah jenis mamalia yang paling banyak diburu dan diperdagangkan di dunia. Mereka diperdagangkan terutama untuk diambil sisiknya, yang diyakini memiliki khasita obat untuk sejumlah penyakit berdasarkan pengobatan tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine), dan juga diambil dagingnya juga dikonsumsi. Walaupun satwa ini mungkin tidak terkait pandemi COVID-19 yang ada saat ini, namun trenggiling diketahui menjadi sumber virus corona lain dan telah menunjukkan bahaya yang nyata bagi kesehatan akibat dari perdagangan satwa liar yang tidak diatur, belum lagi kerugian bagi lingkungan hidup dan keseimbangan ekosistim. Pekerja yang terlibat dalam perdagangan ilegal satwa liar atau yang memasarkan daging satwa liar sering bekerja dalam kondisi berbahaya ketika mereka mengangkut, memproses, dan menjual satwa liar. Sebagai contoh, penjualan daging satwa liar sering terjadi di pasar terbuka dengan sanitasi rendah dan sangat terbatas. Perdagangan satwa liar yang dilakukan secara legal pun membuka risiko terpapar yang serupa (Doshi dan Gentile, 2020, hal. 3-4). Selain itu, mereka yang bekerja dalam perdagangan satwa
26