Upaya Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri di Lab Pendidikan Jurusan Farmasi melalui SOP

LAPORAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN KESEHATAN ANGKATAN II

TAHUN 2022

Upaya Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan

Jurusan Farmasi melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media

Grafis di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung

Disusun oleh :

Nama : Ansyirohanisa

NIP : 199708312022032005

NDH : 22D.06

Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan

Instansi : Poltekkes Kemenkes Bandung

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BEKERJASAMA DENGAN

UPTD PELATIHAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA BARAT 2022

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi yang berjudul “Upaya Penerapan

Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media Grafis di Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung”. Penulisan laporan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) Golongan II Angkatan 2 tahun 2022 di lingkungan Kementerian Kesehatan. Proses penyusunan laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan saran berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Pujiono, SKM, M.Kes selaku plt Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

2. Ibu Dra. Elvi Trinovani, M.Si, selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Bandung sekaligus mentor yang selalu berkenan memberikan bimbingan dan arahan kepada Saya

3. Ibu Verawaty Lenny M, SKM, MKM, selaku Koordinator Pelatihan Manajemen dan Teknis

Non Kesehatan yang telah memberikan arahan selama pelatihan dasar berlangsung

4. Ibu Elly Rustiny, ST., MT, selaku coachyang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan untuk perbaikan kualitas laporan aktualisasi ini

5. Bapak dr. Maryono, M.Kes selaku penguji laporan aktualisasi ini

6. Seluruh Widyaiswara dari Upelkes Provinsi Jawa Barat terkuhusus untuk Bapak Dr. Tarli Supriyatna, SE., MM dan Bapak Ajang Zaenal Afandi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peserta selama pelaksanaan Latsan CPNS Golongan II Angkatan 2

7. Seluruh Civitas Akademika Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

8. Papa, Mama, Kakak, Aa, dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada penulis selama menjalankan rangkaian Latsar CPNS tahun 2022 ini

9. Rekan-rekan peserta Latsar CPNS Golongan II Angkatan 2, khususnya Kelompok D yang selalu saling mengingatkan dan menyemangati dalam penyelesaian tugas Latsar CPNS tahun 2022 ini.

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan kualitas laporan aktualisasi ini. Penulis berharap semoga aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bandung, 19 September 2022

Penulis,

ANSYIROHANISA

NIP. 199708312022032005

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang ASN No 5 Tahun 2014 ASN mempunyai peran dan fungsi yaitu melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Untuk mewujudkan ASN yang profesional sebagai Calon PNS (CPNS) harus menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN menjadi sebuah karakter dalam menjalankan tugasnya. Nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Sebagai sarana untuk mendapatkan ASN yang professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya, perlu dilaksanakan pembinaan melalui Latihan Dasar (Latsar) CPNS. Berdasarkan Peraturan LAN No. 10/2021 tentang pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) merupakan kegiatan pelatihan terintegrasi yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS guna membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab. Penyelenggaran yang terintegrasi ini memadukan antara pelatihan klasikal dan non klasikal serta pelatihan mandiri yang selanjutnya disebut BlendedLearning. Melalui hal ini peserta Latsar CPNS dapat menginternalisasi nilainilai dasar, mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan dapat merasakan manfaatnya.

Dalam kurikulum Pelatihan Dasar CPNS yang menekankan pada pembentukan karakter, peserta dituntut dapat mengaktualisasikan mata-mata pelatihan yang telah dipelajari, khususnya pada pembelajaran agenda kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smartgovernancedan pembelajaranagenda nilai-nilai dasar PNS (Ber-AKHLAK)

melalui pembelajaran agenda Habituasi. Dalam pembelajaran agenda habituasi ini, peserta akan mendapat pembimbingan menyusun laporan aktualisasi dan mengaitkan substansi matamata pelatihan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai dasar PNS ke dalam aktualisasi.

Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Bandung merupakan lembaga pendidikan vokasi dan profesi bidang kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan baik oleh dosen maupun tenaga kependidikan lainnya. Salah satu jurusan yang ada di lingkungan Poltekkes Kemenkes Bandung adalah Jurusan Farmasi yang merupakan Program Studi D3 Farmasi Negeri pertama dan satu-satunya di kota Bandung.

Instansi pendidikan memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, salah satunya adalah laboratorium pendidikan. Laboratorium pendidikan adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/ atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/ atau pengabdian masyarakat (Permenpan RB No 7, 2019).

Sebagai salah satu tenaga kependidikan, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) memiliki tugas dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium pendidikan. Kegiatan ini mencakup perencanaan, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja, dan pengembangan kegiatan laboratorium (Permenpan RB No 7, 2019). Pada laboratorium terdapat berbagai peralatan dan bahan untuk menunjang kegiatan praktikum yang dapat digunakan di dalam dan di luar laboratorium. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran baik oleh mahasiswa maupun dosen adalah bentuk layanan peminjaman alat dan bahan praktik.

Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai permasalahan yang dapat membuat jalannya kegiatan di laboratorium belum optimal. Adapun beberapa isu permasalahan yang terdapat dalam Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Bandung seperti belum optimalnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, dan belum optimalnya pengelolaan alat dan bahan di laboratorium. Isu permasalahan yang menjadi fokus utamanya yaitu belum optimalnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) khususnya dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pengguna Laboratorium. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya pengguna laboratorium yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dan menggunakan aksesoris yang tidak diperlukan, belum terdapat media informasi dan sosialisasi yang optimal, dan data hasil survey menunjukan bahwa masih kurangnya pemahaman serta perlunya sosialisasi dan pengawasan terkait penggunaan APD di laboratorium.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja. Serta, penggunaan APD merupakan dasar pemahaman yang harus dipatuhi ketika akan bekerja di laboratorium. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perludilaksanakanpenyelesaianisuberupa “Upaya Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media Grafis di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung” .

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1.

Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan serangkaian kegiatan Latsar CPNS berupa kegiatan aktualisasi yaitu untuk membentuk pembiasaan aktivitas di dunia kerja yang dapat menghasilkan manfaat serta membangun karakter ASN sebagai profesional pemberi layanan kepada masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS “BerAKHLAK”(BerorientasiPelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) di lingkungan Poltekkes Kemenkes Bandung khususnya di Jurusan Farmasi.

Tujuan khusus dari pelaksanaan serangkaian kegiatan Latsar CPNS berupa kegiatan aktualisasi yaitu agar PNS mampu mengidentifikasi isu-isu yang terjadi dalam uraian tugasnya dan dapat memberikan gagasan kreatif sebagai alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan manajemen ASN dan smartASN sebagai kontribusi dalam rangka mewujudkan smartgovernance di lingkungan Kementerian Kesehatan pada umumnya dan Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi pada khususnya.

1.2.3. Manfaat Bagi Penulis

Kegiatan aktualisasi dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan penulis dalam mengidentifikasi isu, menganalisis dampak dan penyebab isu, serta menemukan solusi untuk permasalahan yang terjadi pada uraian tugas jabatan penulis yang sejalan dengan nilai- nilai dasar PNS “BerAKHLAK” di tempat kerja. Serta, penulis dapat menjadi Apatur Sipil Negara yang profesional untuk melakukan tugas pokok sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan.

1.2.2. Tujuan Khusus

1.2.4.

Menciptakan lingkungan kerja kondusif dengan pegawai yang profesional, sehingga Visi dan Misi Institusi dapat tercapai guna memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat di bidang pendidikan.

1.2.5.

Memberikan kontribusi dalam menyediakan layanan pendidikan di bidang kesehatan yang memberikan mutu dan kualitas optimal untuk masyarakat (mahasiswa) guna membangun tenaga kesehtan yang kompeten dan profesional di Indonesia.

Adapun ruang lingkup atau batasan dalam laporan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi selama satu bulan tanggal 27 Juli – 6 September 2022

b. Pihak yang terlibat antara lain Coachpembimbing penyusunan laporan aktualisasi, Kepala Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung sekaligus sebagai Mentor, Civitas Akademika Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

c. Outputyang diharapkan dari laporan aktualisasi ini yaitu penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam kegiatan aktualisasi.

Manfaat Bagi Instansi

Manfaat Bagi Masyarakat

1.3. Ruang Lingkup

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1. Profil Instansi

2.1.1. Visi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong”

2.1.2. Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia

2. Struktur ekonomi yang produktif, merata dan berdaya saing

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Mecapai lingkungan hidup yang berkelanjutan

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa

6. Penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya

7. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya

8. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara kesatuan

2.1.3. Instansi dan Unit Kerja

Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, hal ini sejalan dengan Misi Presiden yaitu peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia. Dalam menjalankan tugas dan program kerja, Kementerian Kesehatan menjabarkan tujuan strategis yang meliputi peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup, penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan, serta peningkatan sumber daya kesehatan. Adapun bentuk nyata untuk mencapai tujuan strategis tersebut yaitu dengan adanya instansi-instansi yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan tugas sesuai peran dan kompetensi bidangnya. Salah satu instansi yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan yaitu Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemeterian Kesehatan Bandung.

Poltekkes Kemenkes Bandung merupakan instansi yang dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan strategis dalam peningkatan sumber daya kesehatan, terletak di Jalan Padjajaran No.56 Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung ditetapkan sebagai lembaga pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 298/Menkes-Kessos/SK/IV/2001 tanggal 16 April 2001, merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah pembinaan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan (sekarang berganti nama menjadi Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan). Poltekkes Kemenkes Bandung dipimpin oleh Direktur yang bertanggung jawab kepada Kepala Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan dan pembinaan secara teknis edukatif dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (Pusdiklatnakes). Pembinaan secara administrasi dilakukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan.

Gambar 2.1 Poltekkes Kemenkes Bandung

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Bandung serta Kedudukan Penulis di Poltekkes Kemenkes Bandung

Saat ini Poltekkes Kemenkes Bandung memiliki 8 Jurusan dan 18 Program Studi yang tersebar di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Karawang, dan Kota Bogor. Jumlah tenaga kerja yang ada di Poltekkes Bandung saat ini berjumlah 475 pegawai. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagai institusi pendidikan kesehatan vokasi tingkat Diploma III, Sarjana Terapan, dan Profesi, Poltekkes Kemenkes Bandung sangat berkepentingan memperhatikan kualitas layanan, terutama setelah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU) penuh pada tahun 2009 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan tanggal 18 Desember 2009 No. 499/KMK.05/2009. Oleh karena itu, Poltekkes Kemenkes Bandung telah bertekad untuk melakukan peningkatan kualitas kinerja di segala bidang. Peningkatan kualitas layanan akademik dan kemahasiwaan tetap menjadi titik fokus pengembangan program kegiatan di Poltekkes Kemenkes Bandung tanpa juga melupakan upaya peningkatan kualitas pada layanan penunjang. Selain itu, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung dalam menjalankan tugasnya memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengembangan pendidikan profesional dalam sejumlah keahlian di bidang kesehatan.

2. Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan profesional dan kesehatan.

Posisi Penulis

3. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

4. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dalam hubungannya dengan lingkungan.

5. Pelaksanaan kegiatan administrasi.

6. Pelaksanaan kegiatan sistem penjaminan mutu. Adapun nilai-nilai organisasi yang dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes Bandung yaitu tercantum dalam kalimat dan ungkapan spirit “POLKESBAN Juara Melayani dengan HATI”. Makna “HATI” memiliki arti tersendiri yaitu:

1. Handal yaitu profesional dan memiliki kompetensi yang mumpuni dan kepedulian dalam melaksanakan tugas untuk mecari solusi pemecahan masalah.

2. Akuntabel yaitu setiap tindakan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundangan.

3. Transparan yaitu memiliki rancangan yang jelas tentang perencanaan dan capaian kinerja organisasi sehingga seluruh anggota dan masyarakat dapat mengetahuinya.

4. Integritas yaitu konsisten dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan (jujur, amanah, dan penuh dedikasi).

Nama : Ansyirohanisa, A.Md.Farm

NIP : 199708312022032005

2.2. Profil Peserta

2.2.1. Peserta

Gambar 2.3 Foto Profil Peserta

2.3.

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 31 Agustus 1997

Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc

Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan Terampil

Instansi : Poltekkes Kemenkes Bandung

Unit Kerja : Jurusan Farmasi

2.2.2.

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Pasal 5, tugas Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium

Pendidikan yaitu melaksanakan kegiatan pengelolaan Laboratorium yang meliputi:

a. Perencanaan

b. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

c. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

d. Pengevaluasian sistem kerja

e. Pengembangan kegiatan laboratorium.

Berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah dibuat di Unit Kerja, uraian tugas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan peralatan dan bahan pada kegiatan praktikum

b. Memberikan penjelasan dan melakukan pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

c. Mengelola (material handling) sisa bahan umum

d. Memilah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan bahan umum

e. Membersihkan, menata, dan menyimpan peralatan, bahan, dan sarana penunjang

f. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan

2.3.1. Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap bangsa harus memiliki konsepsi dan konsensus bersama menyangkut hal-hal fundamental bagi

Tugas Jabatan Peserta

Sikap Perilaku Bela Negara

keberlangsungan, keutuhan, dan kejayaan bangsa yang bersangkutan.

Adapun empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara di Indonesia yaitu

Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Selain itu, adapun sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yaitu Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih, Bahasa Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang disebut Bahasa Indonesia, Lambang Negara yaitu Garuda

Pancasila, serta Lagu Kebangsaan Negara Republik Indonesia yaitu Indonesia Raya.

2.3.2. Isu Kontemporer

Isu merupakan kejadian penting yang terjadi dan dapat didiskusikan, dan isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang. Isu yg tidak muncul di ruang publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu strategis/kritikal. Isu kritikal dibagi menjadi tiga kelompok yaitu isu saat ini, isu berkembang, dan isu potensial. Masing-masing jenis isu ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari perspektif urgensi atau waktu maupun analisis dan strategi dalam menanganinya.

Terdapat tiga kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental Scanning, Problem Solving, dan berpikir analisis.

Saat ini konsep negara, bangsa, dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa.

Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan radikalisasi yang terjadi dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan yang buruk atau globalisasi secara umum. Bahaya narkoba merupakan salah satu isu lainnya yang mengancam kehidupan bangsa. Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan saiber (cyber crime) dan tindak pencucian uang (money laundring). Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi identitasnya dan penyebarannya bersifat masif.

Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap ASN untuk mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer lainnya, agar mampu berpikir kritis dengan mengidentifikasi isu-isu kritikal melalui isu-isu strategis kontemporer yang dapat menjadi pemicu munculnya perubahan lingkungan strategis dan berdampak pada kinerja birokrasi secara umum, dan secara kusus berdampak pada pelaksanaan tugas jabatan sebagai ASN pelayan masyarakat.

2.3.3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Indonesia sendiri memperingati Hari Bela Negara setiap tanggal 19 Desember, karena tanggal ini bertepatan dengan kejadian bersejarah pada tahun 1948 saat terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat terjadi agresi militer Belanda II.

Seorang ASN haruslah mempunyai tekad dan kesadaran akan Bela Negara sebagaimana tercantum dalam Alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Seorang ASN harus professional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Bela negara tidak hanya dilakukan dengan mengangkat senjata saja, tetapi dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Dalam sejarah

kemerdekaan Indonesia pun banyak pahlawan yang berjasa di bidangnya masing masing seperti dalam hal diplomasi, pendidikan, politik dan lainnya. Sebagai aparatur

Negara tentunya ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan

Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela

Negara meliputi:

a. Cinta tanah air

Cinta tanah air dapat ditunjukan dengan menjaga nama baik dan memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.

b. Sadar berbangsa dan bernegara

Sadar berbangsa dan bernegara dapat ditunjukan dengan berpartisi aktif dalam kegiatan masyarakat, profesi, maupun politik dan juga menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara

Setia pada Pancasila dapat ditunjukan dengan memahami nilai nilai Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.

d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara

Rela berkorban dapat ditunjukan dengan bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.

e. Kemampuan awal Bela Negara.

Kemampuan awal bela negara dapat ditunjukan dengan senantiasa memelihara jiwa dan raga; dan memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia.

2.4. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

a. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan merupakan tindakan atau perilaku pelayanan publik yang mencerminkan komitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik adalah kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesional, partisipatif, tidak diskriminatif, keterbukaan,akuntabilitas, fasilitas khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan kemudahan, dan

keterjangkauan. Adapun kode etik dalam melaksanakan nilai dasar Berorientasi Pelayanan adalah memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, bersikap ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, dan melakukan perbaikan tiada henti.

b. Akuntabel

Akuntabilitas ASN merupakan kewajiban seorang ASN untuk memenuhi tanggungjawab atas tindakan atau perilakunya sebagai pelayan publik dengan menerapkan aspek integritas, konsisten, transparan, dan terpercaya. Perilaku yang sesuai dengan core value akuntabilitas adalah kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab efektif dan efisien, dan kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

c. Kompeten

Kompeten merupakan sikap terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Sebagai seorang ASN, ada 3 jenis kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural. Seorang ASN diwajibkan untuk selalu belajar agar meningkatnya kompetensi dalam dirinya untuk menghadapi perubahan yang ada di dunia. Adapun kode etik dalam melaksanakan nilai dasar ASN kompeten yaitu selalu meningkatkan diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, serta melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

d. Harmonis

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman baik dari suku, budaya, bahasa, dan adat istiadatnya. ASN sebagai abdi negara memiliki fungsi salah satunya yaitu sebagai pemersatu dan perekat bangsa. Oleh karena itu, setiap ASN diharuskan untuk dapat menerapkan nilai harmonis sesuai kode etik ASN. Secara konseptual, perapan nilai harmonis yaitu dengan cara menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

e. Loyal

Sikap loyal yang harus dimiliki seorang PNS merupakan sikap dan perilaku berdedikasi serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang PNS. Panduan perilaku penanaman nilai loyal diantaranya yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.

f. Adaptif

Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. Adaptif merupakan suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan konsisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan. Penerapan budaya adaptif yang dapat dilakukan oleh seorang ASN adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif.

g. Kolaboratif

Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis. Enam kriteria penting untuk kolaborasi adalah forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau swasta, peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya di konsultasikan oleh agensi publik, forum secara resmi di atur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsesus, fokus kolaborasi adalah untuk kebijakan publik atau manajemen. Adapun panduan dalam pelaksanaan nilai Kolaboratif yaitu memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.5. Kedudukan dan Peran ASN menuju SmartGovernance

2.5.1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, ada beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap

oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi

Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Pegawai ASN untuk menjalankan kedudukannya memiliki fungsi sebagai

pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Serta memiliki tugas untuk Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya peran dari Pegawai ASN yaitu perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2.5.2. SMART ASN

Smartgovernanceadalah sebuah tata kelola pemerintahan yang cerdas, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola dan tata pamong pemerintahan daerah yang baik dan terus berupaya meningkatkan kualitas kinerja birokrasi melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi. Sekarang ini teknologi digital berkembang sangat pesat, apalagi dengan hadirnya pandemi Covid-19 semua orang tak terkecuali ASN dipaksa untuk masuk dan mengikuti dunia digital. Hal ini menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib. Dan seiring dengan perkembangan zaman, ASN dituntut untuk menjadi SMART ASN dan dengan adanya SMART ASN ini, diharapkan para ASN dapat bertugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi, selalu mengutamakan profesionalisme kerja, serta dilandasi dengan integritas dan moralitas yang tinggi. Adapun delapan poin kriteria dari SMART ASN yaitu Integritas, Nasionalisme, Profesionalisme, Verwawasan global, Menguasai Ilmu Teknologi dan Bahasa asing, Berjiwa hospitality, Entrepreneurship, dan Memiliki jaringan yang luas. Dalam pelaksanaannya, ASN diwajibkan untuk memahami literasi digital yang berfungsi untuk meningkatkan keterampilannya seseorang agar tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Namun, kompetensi literasi digital Indonesia masih tertinggal dibandingkan

negara negara lain. Menurut data yang dirilis oleh International Telecommunication Union (ITU), indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Development Index) Indonesia menempati posisi 114 dunia atau kedua terendah di G20 setelah India dalam rilis tersebut. Ini menunjukan masih terdapat ruang pengembangan untuk peningkatan literasi digital di Indonesia. Untuk mendukung penerapan smartgovernance ini, seorang ASN tentunya harus memiliki kecakapan literasi digital yang baik, dengan kompetensi yang harus dimiliki yaitu:

a. Digital ethic (Etika) merupakan kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata Kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

b. Digital culture (Budaya) merupakan kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

c. Digital safety (Keamanan) merupakan kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadian keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

d. Digitalskill(Kecakapan dalam Bermedia Digital) merupakan kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak Teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

2.6. RoleModel

Kamilatania, A.Md.AK lahir di Bandung pada tanggal 6 September 1993. Beliau merupakan anak ke dua dari Bapak Sunarso dan Ibu Dewi Rahmawati (almh), dan merupakan kakak perempuan dari penulis. Ia merupakan seorang ASN di Laboratorium Kesehatan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan. Sebelum menjadi seorang ASN, beliau mengenyam pendidikannya di Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Bandung Jurusan Analis Kesehatan dan lulus tahun 2014. Selama masa perkuliahan, beliau aktif dalam berorganisasi dan salah satu organisasi yang diikuti adalah Badan Perwakilan Mahasiswa Jurusan (BPMJ). Tidak tanggung-tanggung, beliau merupakan Ketua Umum dari organisasi tersebut. Meskipun beliau sibuk mengikuti organisasi, beliau dapat menyeimbangkan akademiknya dibuktikan dengan mendapatkan predikat cumlaudepada saat kelulusan perkuliahannya.Riwayat pekerjaan beliau sebelum menjadi seorang ASN yaitu beliau merupakan pegawai laboratorium di Rumah Sakit Santosa Kopo Bandung. Adapun corevalues yang sudah dilakukan oleh Kamilatania selama melaksanakan tugasnya menjadi seorang ASN yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan

Kamilatania di tempatkan bertugas dibagian Pelayanan Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Tentu saja, dalam menjalankan tugasnya beliau sangat menerapkan etika melayani masyarakat/pasien. Sikapnya yang ramah, sopan, memahami dan memenuhi kebutuhan pasien, cekatan, solutif, serta dapat diandalkan membuat pelayanan di Laboratorium berjalan dengan optimal dan itu merupakan bentuk dedikasinya dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik.

Gambar 2.4 Role Model

b. Akuntabel

Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai ASN di bagian pelayanan, Kamilatania memiliki tanggung jawab penuh atas pikiran, perbuatan, cara kerja, serta berkomitmen tinggi dalam melakukan pekerjaan. Selain itu, dengan sikap akuntabilitasnya beliau mendapatkan kepercayaan dan amanat menjadi tim Covid-19 dan menjadi tim pengadaan/logistik saat pandemi melanda.

c. Kompeten

Kamilatania dalam menjalankan tugasnya sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan terus belajar dan meningkatkan kompetensi diri dengan mengikuti berbagai pelatihan yang ada. Dengan kompetensi yang dimiliki serta dedikasi yang tinggi dalam melayani masyarakat, pada tahun 2021 Beliau mendapatkan penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat dengan kriteria Juara 1 sebagai Sumber Daya Manusia terbaik dalam Penanganan Covid-19 di Fasilitas Kesehatan.

d. Harmonis

Sikap harmonis ditunjukan dengan perbuatan Kamilatania yang selalu menghargai dan menghormati setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan dapat membangun lingkungan kerja yang kondusif sehingga pekerjaan dapat dituntaskan dengan optimal.

e. Loyal

Loyalitas seorang Kamilatania untuk mengabdi kepada bangsa dan negara ditunjukan dengan sikap dan perilaku berdedikasi serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Pada saat pandemi Covid-19 melanda, beliau selalu mengutamakan pelayanan kepada masyarakat dengan sangat optimal dan juga tanpa mengenal lelah dalam mengerjakan sampel swab hingga mendapatkan hasil yang valid dan selalu menjaga rahasia data pasien yang diberikan pelayanan. Dengan loyalitasnya yang tinggi, beliau mendapatkan penghargaan

sebagai Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat dengan kriteria Juara 1 sebagai Sumber Daya Manusia terbaik dalam Penanganan Covid-19 di Fasilitas Kesehatan.

f. Adaptif

Sebagai ASN yang bertugas menjadi Pranata Laboratorium Kesehatan, Kamilatania selalu melakukan tindakan adaptif. Hal ini dibuktikan salah satunya pada saat masa pandemi melanda, beliau cepat tanggap dalam menghadapi perubahan, seperti patuh menggunakan hazmat, antusias dalam mempelajari cara untuk melakukan swabnasofaring dan oral, antusias mempelajari teknologi terbaru untuk memeriksa hasilswab,serta adaptif dalam melaksanakan sistem baru yang berlaku selama memberikan pelayanan kepada pasien.

g. Kolaboratif

Sikap kolaborataif Kamilatania sudah ditunjukan dengan berhasilnya beliau melakukan pengujian ribuan sampel pada saat pandemi Covid-19 melanda, dengan adanya kolaborasi/kerja sama antar rekan kerja, memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya, sehingga pengujian dapat diselesaikan secara tepat, cepat, dan akurat. Berdasarkan uraian di atas, hal-hal tersebutlah yang membuat penulis menjadikan Kamilatania sebagai Role Model untuk menjalankan tugas sebagai ASN. Beliau menjadi sosok yang patut diteladani dalam menerapkan nilai dan perilaku ASN saat menjalankan amanah yang beliau emban.

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Deskripsi Isu

Proses identifikasi isu dilakukan dengan mengggunakan metode environmental scanning Environmental scanning yaitu pengawasan, evaluasi, dan penyebaran informasi yang berasal dari lingkungan eksternal dan internal kepada orang-orang penting dalam perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012).

3.1.1.Isu Ke-1

Topik Isu:

Belum optimalnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam

Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

Uraian Data/Fakta:

Sebanyak 20% (9 dari 45) pengguna masih ada yang tidak patuh menggunakan Alat Pelindung Diri dan menggunakan aksesoris yang tidak diperlukan ketika bekerja di laboratorium. Serta belum terdapat media informasi dan sosialisasi yang optimal terkait penggunaan Alat Pelindung Diri di laboratorium. Selain itu, data hasil survey menunjukan bahwa sebanyak 66,7% pengguna laboratorium masih belum mamahami terkait pemakaian APD sesuai dengan SOP yang baik dan benar sehingga perlunya sosialisasi dan pengawasan terkait penggunaan APD.

Penyebab:

• Belum terdapat SOP terkait penggunaan APD

• Prosedur dan instruksi terkait Alat Pelindung Diri yang berada di laboratorium masih belum optimal

• Kurangnya kesadaran dan pemahaman pengguna laboratorium terkait penggunaan Alat Penlindung Diri

• Kurangnya pengawasan dari PLP

Dampak:

• Terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja yang akan semakin

tinggi

• Menurunnya kualitas laboratorium

Pihak terdampak:

• Seluruh personel yang bekerja di Laboratorium (6 PLP, 10 Dosen, Mahasiswa, Tamu, Pegawai lainnya)

• Institusi (Kampus Jurusan Farmasi)

Topik Isu:

Belum optimalnya sistem peminjaman dan pengembalian alat di laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

Uraian Data/Fakta:

Saat proses peminjaman dan pengembalian alat tidak terdapat bukti fisik serah terima alat tersebut, dan proses peminjaman hanya berdasarkan kesepakatan lisan antara PLP dan Pengguna. Serta, dalam SOP belum tercantum maksimal lamanya waktu pengembalian alat yang dipinjam, lamanya waktu peminjaman masih berdasarkan dari peminjam.

Penyebab:

• Kurangnya sosialisasi dan sikap yang tegas dari PLP terkait penerapan regulasi yang ada kepada para pengguna laboratorium sehingga kurangnya pemahaman terkait regulasi yang ada.

• SOP masih perlu diperbaiki terkait kejelasan batas waktu peminjaman

• Tingkat kedisiplinan pengguna yang masih rendah

Dampak:

• Alat laboratorium dapat disalahgunakan, tidak sesuai dengan semestinya

• Hilang dan tidak terpantaunya kondisi alat laboratorium

• Data tidak teroganisir dengan baik

Pihak terdampak:

• Seluruh personel yang bekerja di Laboratorium (6 PLP, 10 Dosen, Mahasiswa, Tamu, Pegawai lainnya)

• Institusi (Kampus Jurusan Farmasi)

3.1.3.Isu Ke-3

Topik Isu:

Belum optimalnya pencatatan barang yang masuk dan keluar baik dari Gudang maupun di dalam Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

3.1.2.Isu Ke-2

Bandung

Uraian Data/Fakta:

Proses input data masih dilakukan secara manual dan logbook pencatatan barang yang masuk dan keluar tidak selalu diisi. Selain itu, tidak diketahui jumlah barang yang ada saat ini, karena data tidak terupdate.

Penyebab:

• Data di Gudang tidak terupdate

• Tidak ada penanggung jawab khusus untuk menangani Gudang

Dampak:

• Terhambatnya pelayanan di laboratorium

• Tidak terkontrolnya stok bahan dan alat

Pihak terdampak:

• Seluruh personel yang bekerja di Laboratorium (6 PLP, 10 Dosen, Mahasiswa, Tamu, Pegawai lainnya)

• Institusi (Kampus Jurusan Farmasi)

3.2. Penetapan CoreIsu

Dari hasil identifikasi isu, kemudian dilakukan proses pemilihan atau penapisan isu untuk menentukan isu prioritas (coreissue)sehingga selanjutnya dapat dilakukan pencarian pemecahan isu. Penapisan isu dilakukan dengan Teknik USG (Urgency,Seriousness, dan Growth) Urgency, artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahan, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness,artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth, artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Analisis USG mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan skor 1-5.

1 Belum optimalnya penerapan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dalam penggunaan Alat Pelindung Diri

di Laboratorium Pendidikan Jurusan

Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tabel 3.1 Penetapan Core Isu dengan Analisis USG

2 Belum optimalnya sistem peminjaman

dan pengembalian alat di Laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

3 Belum optimalnya pencatatan barang

yang masuk dan keluar baik dari

Gudang maupun di dalam Laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

3 4 4 11 II

Nilai

Isu sangat mendesak, dibutuhkan pemecahan

masalah dalam kurun

waktu <1 bulan

3 3 3 9 III

5

4

Isu mendesak, dibutuhkan

pemecahan masalah dalam

kurun waktu 1-3 bulan

Isu sangat serius untuk

segera dibahas karena

akan berdampak terhadap

produktivitas kerja dan keberhasilan pencapaian, serta membahayakan sistem.

Isu serius untuk segera

dibahas karena akan

berdampak terhadap

produktivitas kerja atau

keberhasilan pencapaian, serta membahayakan sistem.

Isu sangat cepat berkembang.

Perkembangan tingkat

masalah tidak bisa ditekan dengan tindakan koreksi.

3

Isu cukup medesak, dibutuhkan pemecahan

masalah dalam kurun

waktu 3-6 bulan

Isu cukup serius karena akan berdampak pada

produktivitas kerja dan

keberhasilan pencapaian, namun tidak

membahayakan sistem.

Isu cepat berkembang.

Perkembangan tingkat masalah sulit ditekan dengan tindakan koreksi.

Isu cukup cepat memburuk.

Perkembangan tingkat

masalah dapat ditekan dengan tindakan koreksi.

Tabel 3.2 Deskripsi Kriteria Urgency,Seriousness,Growth

2

Isu kurang mendesak, dibutuhkan pemecahan

masalah dalam kurun

waktu 6-12 bulan

Isu kurang serius karena

akan berdampak terhadap

produktivitas kerja, tidak

berdampak terhadap

keberhasilan pencapaian, dan tidak membahayakan sistem.

Isu kurang cepat memburuk.

Perkembangan tingkat

masalah tidak terlihat

dengan melakukan tindakan koreksi.

1

Isu tidak mendesak, dibutuhkan pemecahan

masalah dalam kurun

waktu >1 tahun

Isu tidak serius karena

tidak berdampak terhadap

produktivita kerjam tidak

berdampak terhadap

keberhasilan pencapaian, dan tidak membahayakan sistem.

Isu tidak cepat memburuk.

Perkembangan tingkat

masalah tidak terlihat

dengan tanpa perlakuan apapun.

Berdasarkan Analisis USG di atas, diperoleh isu yang ditetapkan menjadi prioritas yaitu belum optimalnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

3.3. Analisis Faktor Penyebab CoreIsu

Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan USG, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria USG dengan menggunakan alat bantu diagram fishbone.Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memvisualisasikan sebuah hubungan antara sebab dan akibat penyebab utama dari masalah yang terjadi. Berikut hasil analisis menggunakan metode Fishbone terhadap isu belum optimalnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

PEOPLE PROCESS

Kurangnya pemahaman dalam bekerja di Laboratorium

Sosialisasi terkait penggunaan APD belum optimal

PROMOTION

Kurangnya pengawasan dari PLP dalam kegiatan di laboratorium

Kelengkapan fasilitas dan instruksi penggunaan APD masih belum optimal

PHYSICALEVIDANCE

Belum optimalnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

Tidak terdapat SOP

penggunaan APD

Gambar 3.1 Analisis Penyebab Isu Menggunakan Fishbone Diagram

3.4. Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu

Setelah diperoleh akar permasalahan dari core issue, maka gagasan kreatif untuk

penyelesaian isu di atas, dengan merujuk pada penyebabnya adalah “Upaya Penerapan

Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media Grafis di Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung”. Gagasan tersebut terkait dengan Mata

Pelajaran Kedudukan dan Peran ASN menuju SmartGovernancedengan penjelasan terkait

dengan gagasan yang dibuat.

3.5. Matrik Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.3 Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja Laboratorium Pendidikan Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi

Identifikasi Isu

1. Belum optimalnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penggunaan

Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

2. Belum optimalnya sistem peminjaman dan pengembalian alat di Laboratorium Pendidikan Jurusan

Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

3. Belum optimalnya pencatatan barang yang masuk dan keluar baik dari Gudang maupun di dalam Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Isu yang Diangkat Belum Optimalnya Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Penggunaan Alat Pelindung

Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Gagasan Pemecahan Isu Upaya Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi melalui

Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media Grafis di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung

Kegiatan

1. Pengidentifikasian isu dan gagasan kreatif kepada Atasan/Mentor

2. Pembuatan Rancangan SOP penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

3. Pembuatan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

4. Pembuatan media grafis terkait pentingnya penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

5. Pelaksanaan sosialisasi SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

1. Pengdentifikasian isu dan gagasan

kreatif kepada

Atasan/Mentor

1) Membuat janji konsultasi dengan mentor

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Output: - Terjadwalnya

janji temu

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Berorientasi

Pelayanan: menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

- Harmonis:

membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

membuat janji

konsultasi sehingga

terciptanya

lingkungan kerja yang

kondusif

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan tersebut

berkaitan dengan Visi dan

Misi Presiden dan Wakil

Presiden Republik

Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

yaitu:

- Visi Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri,

dan Berkepribadian

berdasarkan Gotong

Royong

- Menjalankan Misi

upaya untuk

peningkatan kualitas

manusia Indonesia

- Handal: Professional dan memiliki kompetensi yang

mumpuni dan

kepedulian dalam

melaksanakan

tugas untuk

mencari solusi

pemecahan

masalah

- Transparan: Memiliki

rancangan yang

jelas tentang

2) Melakukan konsultasi terkait isu yang

Output: - Berorientasi

pelayanan: bersikap

ramah dan sopan

perencanaan dan capaian kinerja organisasi sehingga seluruh

anggota dan

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Evidence

harus

diselesaikan di instansi

- Terlaksananya

kegiatan konsultasi

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Catatan

saran/masukan

dan notulensi

- Formulir

bimbingan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

saat melaksanakan

kegiatan konsultasi

- Akuntabel: tepat

waktu saat

melakukan konsultasi

dan bertanggung

jawab serta

transparan terkait

rancangan aktualisasi

yang dibuat

- Kompeten:

menyampaikan

rancangan kegiatan

dengan cermat dan

kinerja terbaik agar

Mentor/Atasan dapat

memahaminya.

-

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

masyarakat dapat

mengetahuinya

- Integritas: Konsisten dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan (jujur, amanah, penuh dedikasi)

Harmonis:

membangun

komunikasi yang baik

dengan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Atasan/Mentor saat

berkonsultasi

sehingga tercipta

suasana yang

kondusif

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

- Adaptif: bersikap

proaktif dan terus

berinovasi dalam

menyusun

memecahkan isu dan

membuat gagasan

kreatif

- Kolaboratif:

melakukan kolaborasi

pemikiran dengan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

mentor terkait

pemecahan isu.

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

Dampak jika

corevalues

BerAKHLAK tidak

diterapkan

2. Pembuatan

Rancangan SOP

penggunaan Alat

Pelindung Diri

(APD) di

Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Poltekkes

Kemenkes

Bandung

Tidak adanya fondasi yang kuat dalam menjalankan kegiatan, sehingga akan mengakibatkan tidak terjalinnya komunikasi

yang baik antara peserta Latsar dan Atasan/Mentor di Intansi, tidak adanya transparansi antar pihak terkait, tidak

terbentuknya lingkungan kerja yang harmonis, serta peserta Latsar menjadi tidak profesional dan tidak proaktif.

1) Mengumpulkan

bahan/referensi

untuk

rancangan SOP

penggunaan

APD di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Output:

- Terkumpulnya

bahan/referensi

untuk

rancangan SOP

- Akuntabel:

pencarian

bahan/referensi

secara bertanggung

jawab dan dokumen

berasal dari sumber

yang valid.

- Kompeten: handal

Evidence:

- Dokumen

bahan/referensi

, contoh-contoh

file SOP terkait

dalam mencari

bahan/referensi

terkait SOP

penggunaan APD

-

Adaptif:

menggunakan

Kegiatan tersebut

berkaitan dengan Visi dan

Misi Presiden dan Wakil

Presiden Republik

Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

yaitu:

- Visi Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

berdasarkan Gotong

Royong

- Handal:

Professional dan

memiliki

kompetensi yang

mumpuni dan kepedulian dalam

melaksanakan tugas untuk mencari solusi

pemecahan

masalah

- Akuntabel: Setiap tindakan

dapat

No

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

teknologi informasi

untuk mencari

bahan/referensi

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

- Menjalankan Misi

upaya untuk

peningkatan kualitas

Penguatan Nilai

Organisasi

dipertanggung

jawabkan sesuai

dengan peraturan

2) Membuat desain rancangan SOP

penggunaan

APD di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Output:

- Telaksananya

perancangan

desain SOP

penggunaan

APD

Evidence:

- Draft desain

rancangan SOP

-

Kompeten:

berusaha membuat

desain rancangan

SOP penggunaan APD

dengan mempelajari

pedoman pembuatan

SOP -

Adaptif: antusias

ketika membuat

desain rancangan

SOP

- Kolaboratif

berdiskusi dengan

rekan kerja untuk

meminta masukan

terkait perancangan

SOP penggunaan APD

di Laboratorium

manusia Indonesia

perundangan

- Transparan:

Memiliki

rancangan yang

jelas tentang

perencanaan dan

capaian kinerja

organisasi

sehingga seluruh

anggota dan

masyarakat dapat

mengetahuinya

3) Menghubungi

Atasan/Mentor

untuk membuat

janji temu

dengan tujuan

berkonsultasi

terkait hasil

desain

rancangan SOP

penggunaan

APD di

Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

yang telah

dibuat

4) Melakukan konsultasi dengan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Pendidikan Jurusan

Farmasi

Output:

- Tersedianya

jadwal janji

temu

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Berorientasi

Pelayanan:

menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

-

Harmonis:

membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

membuat janji

konsultasi sehingga

tercipta lingkungan

yang kondusif

Output: - Terlaksananya

konsultasi

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

- Berorientasi

Pelayanan:

bekomunikasi dengan

Atasan/Mentor

terkait hasil

desain

rancangan SOP

penggunaan

APD di

Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

yang telah

dibuat

dengan

Atasan/Mentor

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Catatan

saran/masukan

dan notulensi

- Formulir

bimbingan

-

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

ramah dan sopan

saat melaksanakan

kegiatan konsultasi

Akuntabel: tepat

waktu saat

melakukan konsultasi

dan bertanggung

jawab atas kegiatan

yang telah

dilaksanakan

-

Kompeten: menyampaikan

desain rancangan

SOP penggunaan APD

dengan cermat dan

kinerja terbaik agar

Mentor/Atasan dapat

memahaminya.

-

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

Harmonis: membangun

komunikasi yang baik

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

dengan

Atasan/Mentor

sehingga tidak akan

terjadi misscommunicationdan

terciptanya suasana

yang kondusif

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

- Adaptif: bersikap

proaktif dan menerima masukan

dari Atasan/Mentor

- Kolaboratif:

melakukan kolaborasi

pemikiran dengan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

mentor terkait SOP

yang akan dirancang.

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Dampak jika

corevalues

BerAKHLAK tidak

diterapkan

3. Pembuatan SOP

penggunaan APD

di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Poltekkes

Kemenkes

Bandung

Tidak adanya fondasi yang kuat dalam menjalankan kegiatan, sehingga peserta Latsar menjadi tidak profesional dan

kompetensinya diragukan, peserta Latsar tidak peduli dengan lingkungannya, serta dalam melaksanakan kegiatan hanya

akan mengedepankan kuantitas pada hasil namun tidak dengan kualitas, dan rancangan kegiatan tidak memiliki dasar yang

kuat sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, dan juga tidak adanya transparansi serta tidak terbentuknya komunikasi dan kolaborasi yang baik antara peserta dengan Atasan/Mentor dan pihak terkait lainnya.

1) Membuat SOP

berdasarkan desain

rancangan yang

telah dibuat dan

bersumber dari

bahan/referensi

yang telah dikumpulkan

dan meminta

masukan dari

rekan kerja

Output:

- Tersusunny

a SOP

Evidence:

- Draft SOP

- Akuntabel:

bertanggung jawab

menyelesaikan desain

rancangan SOP yang

telah dibuat

-

Kompeten:

berusaha menyusun

SOP sebaik mungkin

berdasarkan referensi

dan menggunakan

Bahasa Indonesia

yang baik dan benar

-

Adaptif: membuat

SOP dengan

Kegiatan tersebut

berkaitan dengan Visi dan

Misi Presiden dan Wakil

Presiden Republik

Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

yaitu:

- Visi Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

berdasarkan Gotong

Royong

- Handal: Professional dan memiliki

kompetensi yang

mumpuni dan kepedulian dalam melaksanakan tugas untuk mencari solusi

pemecahan

masalah

- Akuntabel: Setiap tindakan dapat

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Evidence

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

memanfaatkan

aplikasi dan media

digital

-

Kolaboratif

berdiskusi dengan

rekan kerja untuk

meminta masukan

terkait perancangan

SOP penggunaan APD

di Laboratorium

Pendidikan Jurusan

Farmasi.

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

- Menjalankan Misi

upaya untuk

peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Penguatan Nilai

Organisasi

dipertanggung

jawabkan sesuai

dengan peraturan

perundangan

-

Transparan:

Memiliki

rancangan yang

jelas tentang

perencanaan dan

capaian kinerja

organisasi

sehingga seluruh

2) Menghubungi

Atasan/Mentor

untuk melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta

persetujuan

dokumen SOP

Output:

- Tersedianya

jadwal janji

temu

Evidence:

Dokumentasi

kegiatan

-

- Berorientasi

Pelayanan: menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan bersikap ramah

Harmonis: membangun

komunikasi dan

anggota dan masyarakat dapat

mengetahuinya

- Integritas:

Konsisten dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan (jujur,

kepada

Atasan/Mentor

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

hubungan yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

membuat janji

konsultasi sehingga

terciptanya

lingkungan kerja yang

kondusif

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

amanah, penuh dedikasi)

3) Melakukan

konsultasi

terhadap

dokumen SOP

yang sudah

dibuat kepada

Atasan/Mentor

Output:

- Terlaksananya

pertemuan dengan

Atasan/Mentor

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Catatan

saran/masukan

dan notulensi

-

- Berorientasi

Pelayanan: bersikap

ramah dan sopan

saat melaksanakan

kegiatan konsultasi

Akuntabel: tepat

waktu saat

melakukan konsultasi

dan bertanggung

jawab atas kegiatan

yang telah

dilaksanakan

- Formulir

bimbingan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

- Kompeten:

memaparkan hasil

pembuatan SOP

penggunaan APD

kepada

Atasan/Mentor

dengan cermat dan

kinerja terbaik agar

Atasan/Mentor dapat

memahaminya

- Harmonis:

membangun

komunikasi yang baik

dengan

Atasan/Mentor

sehingga tidak akan

terjadi miss-

communicationdan

tercipta suasana kerja

yang kondusif

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

4) Melakukan

perbaikan SOP

berdasarkan

hasil diskusi

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

-

Adaptif: bersikap

proaktif dan

menerima masukan

dari Atasan/Mentor

- Kolaboratif:

melakukan kolaborasi

pemikiran dengan

mentor terkait SOP

yang telah dirancang

Output:

- Terlaksananya

perbaikan SOP

Evidence:

SOP yang telah

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

- Berorientasi

pelayanan: selalu

melakukan perbaikan

untuk meningkatkan

kualitas pelayanan

diperbaiki -

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Akuntabel:

bertanggung jawab

menyelesaikan

rancangan SOP yang

telah dibuat

-

Kompeten:

berusaha menyusun

SOP sebaik mungkin

dengan

menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik

dan benar

-

Kolaboratif:

melakukan perbaikan

SOP berdasarkan

saran perbaikan dari

Mentor dan

melakukan diskusi

dengan rekan kerja

terkait perbaikan SOP

penggunaan APD

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

5) Menghubungi

Atasan/Mentor untuk meminta

persetujuan dokumen SOP

kepada

Atasan/Mentor

Output/Evidence

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Output:

- Tersedianya

jadwal janji

temu

Evidence: Dokumentasi

kegiatan

- Berorientasi

Pelayanan: menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

- Harmonis: membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

membuat janji

konsultasi sehingga

terciptanya

lingkungan kerja yang

kondusif

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

6) Melakukan pertemuan dengan mentor untuk meminta

Output:

- Terlaksananya

pertemuan

- Berorientasi

Pelayanan: bersikap

ramah dan sopan

persetujuan

dokumen SOP

kepada

Atasan/Mentor

dengan

Atasan/Mentor

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Catatan

saran/masukan

dan notulensi

- SOP yang sudah

ditanda tangani

Atasan

- Formulir

bimbingan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

saat melaksanakan

kegiatan konsultasi

- Akuntabel:

memastikan SOP

sudah lengkap dan

sudah terdapat

lembar pengesahan

SOP serta

bertanggung jawab

atas kegiatan yang

telah dilaksanakan

- Kompeten:

memaparkan hasil

perbaikan SOP

penggunaan APD

kepada

Atasan/Mentor

dengan cermat dan

kinerja terbaik

- Harmonis:

membangun

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

-

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

komunikasi yang baik

dengan

Atasan/Mentor

sehingga tidak akan

terjadi misscommunicationdan

tercipta suasana kerja

yang kondusif

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

- Adaptif: bersikap

proaktif dan

menerima masukan

dari Atasan/Mentor

Kolaboratif:

melakukan kolaborasi

pemikiran dengan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

mentor terkait SOP

yang telah dirancang

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

Dampak jika

corevalues

BerAKHLAK tidak

diterapkan

4. Pembuatan media

grafis terkait

pentingnya

penggunaan APD

di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Poltekkes

Kemenkes

Bandung

Tidak adanya fondasi yang kuat dalam menjalankan kegiatan, sehingga peserta Latsar menjadi tidak profesional dan

kompetensinya diragukan, peserta Latsar tidak peduli dengan lingkungannya, serta dalam melaksanakan kegiatan hanya

akan mengedepankan kuantitas pada hasil namun tidak dengan kualitas, dan rancangan kegiatan tidak memiliki dasar yang

kuat sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, dan juga tidak adanya transparansi serta tidak terbentuknya

komunikasi dan kolaborasi yang baik antara peserta dengan Atasan/Mentor dan pihak terkait lainnya.

1) Membuat media

grafis mengacu

pada SOP yang

telah dibuat

dan meminta

masukan dari

rekan kerja

Output:

Terlaksananya

pembuatan media

grafis

Evidence:

- Dokumen/file

Media grafis

- Akuntabel:

bertanggung jawab

membuat media

grafis sesuai dengan

SOP yang telah

dibuat

- Kompeten:

berusaha membuat

media grafis sesuai

kompetensi yang

dimiliki dengan sebaik

mungkin

-

Adaptif: membuat

media grafis dengan

Kegiatan tersebut

berkaitan dengan Visi dan

Misi Presiden dan Wakil

Presiden Republik

Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

yaitu:

- Visi Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

berdasarkan Gotong

Royong

- Handal:

Professional dan memiliki

kompetensi yang

mumpuni dan kepedulian dalam

melaksanakan

tugas untuk

mencari solusi

pemecahan

masalah

- Akuntabel: Setiap tindakan

dapat

2) Menghubungi

Atasan/Mentor

untuk

melakukan koordinasi, konsultasi, dan

meminta

persetujuan media grafis yang telah

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

memanfaatkan

aplikasi dan media

digital

-

Kolaboratif:

berdiskusi dengan

rekan kerja untuk

meminta masukan

terkait perancangan

media grafis

penggunaan APD di Laboratorium

Output:

- Terjadwalny

a janji temu

Evidence:

- Dokumenta si kegiatan

- Berorientasi

Pelayanan:

menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

- Harmonis: membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

- Menjalankan Misi

upaya untuk

peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Penguatan Nilai

Organisasi

dipertanggung

jawabkan sesuai

dengan peraturan

perundangan

dibuat kepada

Atasan/Mentor

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

dengan

Atasan/Mentor saat

membuat janji

konsultasi sehingga

terciptanya

lingkungan kerja yang

kondusif

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

3) Melakukan koordinasi, konsultasi, dan

meminta

persetujuan

media grafis

yang telah

dibuat kepada

Atasan/Mentor

Output:

- Terlaksanan

ya kegiatan

konsultasi

Evidence:

- Dokmentasi

kegiatan

- Media grafis

yang

disetujui

- Formulir

bimbingan

-

-

Berorientasi

pelayanan: bersikap

ramah dan sopan

saat melaksanakan

kegiatan konsultasi

Akuntabel: tepat

waktu saat

melakukan konsultasi

dan bertanggung

jawab terkait media

grafis yang dibuat

-

Kompeten:

menyampaikan hasil

media grafis dengan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

cermat dan kinerja

terbaik agar

Mentor/Atasan dapat

memahaminya.

- Harmonis: membangun

komunikasi yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

berkonsultasi

sehingga tercipta

suasana yang

kondusif

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

- Adaptif: bersikap

proaktif dan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

menerima masukan

dari Atasan/Mentor

- Kolaboratif:

melakukan kolaborasi

pemikiran dengan

mentor.

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Dampak jika

corevalues

BerAKHLAK tidak

diterapkan

5. Pelaksanaan

sosialisasi SOP

penggunaan APD

Tidak adanya fondasi yang kuat dalam menjalankan kegiatan, peserta Latsar menjadi tidak profesional dan kompetensinya

diragukan, dalam melaksanakan kegiatan hanya akan mengedepankan kuantitas pada hasil namun tidak dengan kualitas, rancangan kegiatan tidak memiliki dasar yang kuat sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, peserta tidak akan memanfaatkan teknologi dalam melakukan kegiatan.

1) Meminta

permohonan

izin sosialisasi

kepada

Atasan/Mentor

Output:

- Tersedianya izin

untuk

melaksanakan sosialisasi

Evidence:

Dokumentasi

kegiatan

-

- Berorientasi

Pelayanan:

menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

Harmonis:

membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

Kegiatan tersebut

berkaitan dengan Visi dan

Misi Presiden dan Wakil

Presiden Republik

Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

yaitu:

- Visi Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri,

- Handal: Professional dan memiliki

kompetensi yang

mumpuni dan

kepedulian dalam

melaksanakan

tugas untuk

mencari solusi

2) Membuat jadwal

sosialisasi dan menghubungi

pihak terkait

yang akan

diberikan

sosialisasi

Output/Evidence

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

dengan

Atasan/Mentor saat

meminta izin

sosialisasi

Output:

- Tersedianya

jadwal untuk

melaksanakan

sosialisasi

Evidence:

- Undangan

sosialisasi

- Berorientasi

pelayanan:

menghubungi pihak

terkait dengan sopan

dan ramah

- Akuntabel:

bertanggung jawab

menyusun jadwal

sosialisasi dan

bertanggung jawab

akan SOP yang telah

dibuat

-

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

dan Berkepribadian

berdasarkan Gotong

Royong

- Menjalankan Misi

upaya untuk

peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Penguatan Nilai

Organisasi

pemecahan

masalah

- Akuntabel: Setiap tindakan dapat

dipertanggung

jawabkan sesuai

dengan peraturan

perundangan

-

Transparan:

Memiliki

rancangan yang

jelas tentang

perencanaan dan

capaian kinerja organisasi

Harmonis: tidak

membeda-bedakan

rekan kerja dalam

kegiatan sosialisasi

dan memahami SOP

sehingga seluruh anggota dan masyarakat dapat

mengetahuinya

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Evidence

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

- Kompeten:

berusaha membuat

jadwal sosialisasi

dengan baik dan menyesuaikan

kegiatan di instansi

- Adaptif:

mengundang pihak

terkait dengan

menggunakan media

digital

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

- Integritas:

Konsisten dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan (jujur, amanah, penuh dedikasi)

3) Melaksanakan

sosialisasi SOP Output: - Terlaksananya

sosialisasi

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Daftar hadir

peserta

- Akuntabel:

melaksanakan

sosialisasi tepat

waktu dan dilakukan

dengan sungguh-

sungguh

- Loyal: sosialisasi

menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik

dan benar

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

- Kompeten:

mensosialisasikan

SOP yang telah

dibuat

-

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

4) Menghubungi

Atasan/Mentor

untuk

melakukan

koordinasi, dan

melaporkan

hasil sosialisasi

Output:

- Terjadwalnya

janji temu

Evidence:

Dokumentasi

kegiatan

-

Adaptif: melakukan

sosialisasi dengan

memanfaatkan

teknologi digital

seperti Zoomatau

Googlemeet

Kolaboratif:

melakukan sosialisasi

dengan bantuan dari

berbagai pihak terkait

- Berorientasi

Pelayanan:

menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

5) Melakukan

koordinasi, dan melaporkan

hasil sosialisasi

kepada

Atasan/Mentor

Output/Evidence

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

- Harmonis:

membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

membuat janji temu

sehingga terciptanya

lingkungan kerja yang

kondusif

Output:

- Terlaksananya

kegiatan

berkoordinasi

dengan Mentor

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Berorientasi

pelayanan: bersikap

ramah dan sopan

saat melaksanakan

koordinasi

- Akuntabel: tepat

waktu saat

melakukan koordinasi

dan bertanggung

jawab atas kegiatan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

- Catatan

saran/masukan/ notulensi

- Formulir

bimbingan

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

yang telah

dilaksanakan

- Kompeten:

menyampaikan hasil

kegiatan dengan

cermat dan kinerja

terbaik agar

Mentor/Atasan dapat

memahaminya.

- Harmonis:

membangun

komunikasi yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

berkoordinasi

sehingga tercipta

suasana yang

kondusif

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Dampak jika

corevalues

BerAKHLAK

tidak

diterapkan

6. Pelaksanaan

monitoring dan evaluasi

penerapan SOP

penggunaan APD

di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Poltekkes

Kemenkes Bandung

Tidak adanya fondasi yang kuat dalam menjalankan kegiatan, mengakibatkan peserta Latsar menjadi tidak profesional dan kompetensinya diragukan, tidak terbentuknya komunikasi dan kolaborasi yang baik antara peserta Latsar dengan berbagai

pihak terkait, peserta Latsar tidak bertanggungjawab akan rancangan aktualisasi yang telah dibuat, tidak tebentuknya lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis, dan peserta Latsar tidak memanfaatkan teknologi dalam melakukan kegiatan.

1) Melakukan observasi kegiatan

penggunaan

APD di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Poltekkes

Kemenkes

Bandung

Output:

- Terlaksananya

penerapan SOP

penggunaan

APD di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan Farmasi

Evidence:

- Dokumentasi kegiatan observasi

-

- Beorientasi

pelayanan:

mengingatkan

pengguna

laboratorium terkait

penggunaan APD

Akuntabel:

menerapkan SOP

penggunaan pada

setiap kegiatan di Laboratorium

-

Kompeten:

membuat laporan

Kegiatan tersebut

berkaitan dengan Visi dan

Misi Presiden dan Wakil

Presiden Republik

Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024

yaitu:

- Visi Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

berdasarkan Gotong

Royong

-

- Handal: Professional dan

memiliki

kompetensi yang

mumpuni dan kepedulian dalam

melaksanakan tugas untuk

mencari solusi pemecahan

masalah

Akuntabel: Setiap tindakan

- Laporam

kegiatan

observasi

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

terkait kegiatan

observasi

- Harmonis: terciptanya

lingkungan di Laboratorium yang

kondusif, aman, dan

nyaman.

- Loyal: menjalankan

kegiatan di laboratorium sesuai

dengan SOP yang

berlaku seperti

penggunaan APD di laboratorium

- Adaptif: menempelkan media

grafis di Laboratorium

sebagai sarana untuk

mengingatkan

pengguna

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

- Menjalankan Misi

upaya untuk

peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Penguatan Nilai

Organisasi

dapat

dipertanggung

jawabkan sesuai

dengan peraturan

perundangan

-

Transparan:

Memiliki

rancangan yang

jelas tentang

perencanaan dan

capaian kinerja

organisasi

sehingga seluruh

anggota dan

masyarakat dapat

mengetahuinya

-

Integritas: Konsisten dalam

pemikiran, perkataan, dan

perbuatan (jujur,

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

Laboratorium dan

sebagai sarana untuk

memudahkan

pembacaan instruksi

penggunaan APD

-

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

amanah, penuh

dedikasi)

2) Menghubungi

Atasan/Mentor

untuk

melakukan

koordinasi dan

melaporkan

hasil monitoring

dan evaluasi

Output:

- Terjadwalnya

janji temu

Evidence:

Dokumentasi

kegiatan

Kolaboratif: bekerja

sama dengan pihak

terkait dalam

penerapan SOP

- Berorientasi

Pelayanan:

menghubungi

Atasan/Mentor

dengan sopan dan

bersikap ramah

- Harmonis: membangun

komunikasi dan

hubungan yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan dengan

Output/Evidence

Substansi Mata

Pelatihan

membuat janji temu

sehingga terciptanya

lingkungan kerja yang

kondusif

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Organisasi

3) Melakukan koordinasi dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi

Output:

- Terlaksananya

kegiatan

berkoordinasi

dengan Mentor

Evidence:

- Dokumentasi

kegiatan

- Catatan

saran/masukan

dan notulensi

- Formulir

bimbingan

-

- Berorientasi

pelayanan: bersikap

ramah dan sopan

saat melaksanakan

koordinasi dengan

mentor

Akuntabel: tepat

waktu saat

melakukan koordinasi

dan bertanggung

jawab atas kegiatan

yang telah

dilaksanakan

-

Kompeten:

menyampaikan hasil

kegiatan dengan

cermat dan kinerja

-

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

terbaik agar

Mentor/Atasan dapat

memahaminya.

- Harmonis: membangun

komunikasi yang baik

dengan

Atasan/Mentor saat

berkoordinasi

sehingga tercipta

suasana yang

kondusif

- Loyal: selalu

melakukan koordinasi

dengan

Atasan/Mentor dan

menjaga nama baik

Atasan/Mentor

Adaptif: bersikap

proaktif dan

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

menerima masukan

dari Atasan/Mentor

Kontribusi Terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Dampak jika

corevalues

BerAKHLAK tidak

diterapkan

Tidak adanya fondasi yang kuat dalam menjalankan kegiatan, mengakibatkan peserta Latsar tidak dapat

mempertanggungjawabkan rancangan aktualisasi yang telah dibuat, SOP tidak diterapkan dengan baik, dan tidak adanya monitoring sebagai bahan evaluasi dan peningkatan kualitas, serta tidak tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

3.6. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValuesASN (BerAKHLAK)

Tabel 3.4 Tabel Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Vlaue ASN (BerAKHLAK)

3.7. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

BAB IV CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI

4.1. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan aktualisasi

Kegiatan aktualisasi dari rancangan yang telah disusun sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 27 Juli sampai dengan 6 September 2022. Aktualisasi ini merupakan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), manajemen ASN dan SMARTASN pada profesi Pranata Laboratorium Pendidikan Terampil di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

Aktualisasi upaya penerapan penggunaan alat pelindung diri di laboratorium pendidikan Jurusan Farmasi melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media Grafis di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung dibagi menjadi 6 kegiatan. Pada bab ini akan menjelaskan kegiatan yang telah dilaksanakan. Adapun rinciannya sabagai berikut.

Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan: Pengidentifikasian isu dan gagasan kreatif kepada Atasan/Mentor

Tahapan:

1. Membuat janji konsultasi dengan mentor

2. Melakukan konsultasi terkait isu yang harus diselesaikan di instansi

Kegiatan: Pembuatan Rancangan SOP penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) di Laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung

Tahapan:

1. Mengumpulkan bahan/referensi untuk rancangan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan

100%

a. Dokumentasi kegiatan

b. Notulensi

c. Formulir bimbingan/konsultasi dengan mentor

100%

a. Dokumen referensi/bahan dan contoh-contoh file SOP terkait

b. Draft desain rancangan SOP

c. Dokumentasi kegiatan

d. Notulensi

e. Formulir bimbingan/konsultasi dengan mentor

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi

1.

2.

Jurusan Farmasi

2. Membuat desain rancangan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan

Jurusan Farmasi dan meminta masukan dari rekan kerja

3. Menghubungi

Atasan/Mentor untuk

membuat janji temu

dengan tujuan berkonsultasi terkait hasil desain rancangan SOP

penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan

Jurusan Farmasi yang

telah dibuat

4. Melakukan konsultasi dengan Atasan/Mentor

terkait hasil desain

rancangan SOP

penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan

Jurusan Farmasi yang

Kegiatan:

Pembuatan SOP penggunaan

APD di Laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung

Tahapan:

telah dibuat 3

1. Membuat SOP

berdasarkan desain rancangan yang telah

dibuat dan bersumber dari bahan/referensi yang telah dikumpulkan dan meminta masukan

dari rekan kerja

2. Menghubungi

Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta

persetujuan dokumen

SOP kepada

Atasan/Mentor

100%

a. Draft SOP;

b. Dokumentasi kegiatan;

c. Notulensi;

d. SOP yang sudah

diperbaiki dan disetujui

e. Formulir

bimbingan/konsultasi

dengan mentor

3. Melakukan konsultasi terhadap dokumen SOP yang sudah dibuat kepada Atasan/Mentor

4. Melakukan perbaikan SOP berdasarkan hasil diskusi dan meminta masukan dari rekan kerja

5. Menghubungi Atasan/Mentor untuk meminta persetujuan dokumen SOP kepada

Atasan/Mentor

6. Melakukan pertemuan dengan mentor untuk meminta persetujuan dokumen SOP kepada

Atasan/Mentor

Kegiatan: Pembuatan media grafis terkait pentingnya penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

Tahapan:

1. Membuat media grafis mengacu pada SOP yang telah dibuat dan disetujui serta meminta masukan dari rekan kerja

2. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta persetujuan media grafis yang telah dibuat kepada

Atasan/Mentor

3. Melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta persetujuan media grafis yang telah dibuat kepada

Atasan/Mentor

5. Kegiatan: Pelaksanaan sosialisasi SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan

100%

a. Dokumen/file media grafis

b. Formulir bimbingan/konsultasi dengan mentor

100%

a. Dokumentasi kegiatan;

b. Undangan sosialisasi;

4.

Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

1. Meminta permohonan izin sosialisasi kepada Atasan/Mentor

2. Membuat jadwal sosialisasi dan menghubungi pihak terkait yang akan diberikan sosialisasi

3. Melaksanakan sosialisasi SOP

4. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil sosialisasi

5. Melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil sosialisasi kepada Atasan/Mentor

Kegiatan: Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tahapan:

1. Melakukan observasi kegiatan penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

2. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi

3. Melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi

c. Daftar hadir peserta;

d. Penempelan poster di Laboratorium Pendidikan Farmasi

e. Formulir bimbingan/konsultasi dengan mentor

a. Dokumentasi kegiatan observasi;

b. Laporan kegiatan observasi

c. Formulir bimbingan/konsultasi dengan mentor

6.

4.2. Deskripsi Capaian aktualisasi

4.2.1. Kegiatan 1 - Pengidentifikasian isu dan gagasan kreatif kepada Atasan/Mentor

Tabel 4.2 Pengidentifikasian isu dan gagasan kreatif kepada Atasan/Mentor

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 27 Juli 2022

Lokasi : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tujuan kegiatan : Kegiatan ini dilakukan untuk menyapaikan identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada Atasan/Mentor, dan untuk mendapatkan izin dan persetujuan mengenai pelaksanaan aktualisasi dengan mengangkat isu yang telah ditentukan.

Tahapan Kegiatan

1. Membuat janji konsultasi dengan mentor

2. Melakukan konsultasi terkait isu yang harus diselesaikan di instansi

Output/Hasil :

- Foto kegiatan pada saat penyampaian identifikasi isu dan gagasan kreatif dan memohon perizinan melakukan aktualisasi kepada Atasan/Mentor di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

- Notulensi

- Formulir Bimbingan Aktualisasi dengan Mentor

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar : Kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah penerapan

nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan: 2 MP

b. Akuntabel: 1 MP

c. Kompeten: 1 MP

d. Harmonis: 2 MP

e. Loyal: 1 MP

f. Adaptif: 1 MP

g. Kolaboratif: 1 MP

Kontribusi pada Visi dan Misi

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Organisasi :- Kegiatan tersebut berkaitan dengan Visi dan Misi

Indonesia Maju 2020-2024 yaitu:

Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong

- Menjalankan Misi upaya untuk peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Deskripsi Proses : Penulis awali kegiatan dengan menghubungi/menemui

Atasan/Mentor secara langsung dengan bersikap sopan

santun dan ramah. Penulis menghargai waktu yang

diberikan oleh Atasan/Mentor. Dengan hal ini dapat membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan

Atasan/Mentor dan selalu menjada nama baik

Atasan/Mentor saat berkomunikasi. Setelah didapatkannya kesepakatan tanggal, dilakukan

pertemuan dan konsultasi dengan memaparkan

Identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada Atasan/Mentor

Catatan Mentor : Terdapat masukan berupa perbaikan judul Rancangan

Aktualisasi serta terdapat masukan terkait isi SOP yang akan disusun.

Hasil Kegiatan : - Kesepakatan pertemuan konsultasi dengan

Atasan/Mentor tanggal 28 Juli 2022 pukul 09.00 - Atasan/Mentor menyetujui kegiatan yang akan diaktuliasasikan dan gagasan kreatif yang akan

dibuat

4.2.2. Kegiatan 2 – Pembuatan Rancangan SOP penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tabel 4.3 Pembuatan Rancangan SOP penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 28 Juli – 2 Agustus 2022

Lokasi : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tujuan kegiatan : Terdapat desain rancangan SOP penggunaan APD di laboratorium mengacu pada referensi/bahan yang sudah dikumpulkan

Tahapan Kegiatan

1. Mengumpulkan bahan/referensi untuk rancangan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

2. Membuat desain rancangan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

3. Menghubungi Atasan/Mentor untuk membuat janji temu dengan tujuan berkonsultasi terkait hasil desain rancangan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi yang telah dibuat

4. Melakukan konsultasi dengan Atasan/Mentor terkait hasil desain rancangan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi yang telah dibuat

Output/Hasil :

- Mencari bahan/referensi untuk rancangan SOP

- Bahan/Referensi untuk Rancangan SOP

https://drive.google.com/drive/folders/1GYyohD W0gwEfTyRHRSbzU9Mp4jO9N3S5?usp=sharing

- Dokumentasi Diskusi dengan Rekan Kerja

- Draft Desain Rancangan SOP

- Linkdraf desain SOP https://docs.google.com/document/d/1nVXNWK36fgjbcKOJQckfyTfNaqbe68/edit?usp=sharing&ouid=1140 32072214845845261&rtpof=true&sd=true

- Dokumentasi kegiatan

- Notulensi

- Formulir bimbingan aktualisasi dengan Mentor

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar : Kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah penerapan

nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan: 2 MP

b. Akuntabel: 2 MP

c. Kompeten: 3 MP

d. Harmonis: 2 MP

e. Loyal: 1 MP

f. Adaptif: 3 MP

g. Kolaboratif: 2 MP

Kontribusi pada Visi dan Misi

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Organisasi : Kegiatan tersebut berkaitan dengan Visi dan Misi

Indonesia Maju 2020-2024 yaitu:

- Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong

Menjalankan Misi upaya untuk peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Deskripsi Proses : Penulis mencari referensi/bahan rancangan aktualisasi dari sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggung

jawabkan. Kemudian penulis membuat desain rancangan

SOP penggunaan APD di laboratorium mengacu pada bahan/referensi yang telah dikumpulkan dan melakukan konsultasi dengan Atasan/Mentor terkait hasil desain

rancangan SOP yang telah dibuat.

Catatan Mentor : Terdapat masukan terkait lampiran-lampiran yang harus

dimasukan ke dalam SOP

Hasil Kegiatan : - Terdapat referensi/bahan yang dapat dijadikan sebagai

acuan penyusunan draft SOP.

- Terdapat draft desain rancangan SOP penggunaan

APD di laboratorium pendidikan Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung

4.2.3. Kegiatan 3 – Pembuatan SOP penggunaan APD di Laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tabel 4.4 Pembuatan SOP penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 3-9 Agustus 2022

Lokasi : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tujuan kegiatan : Tersusunnya SOP penggunaan APD di laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tahapan Kegiatan

1. Membuat SOP berdasarkan desain rancangan yang telah dibuat dan bersumber dari bahan/referensi yang telah dikumpulkan

2. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta persetujuan dokumen SOP kepada Atasan/Mentor

3. Melakukan konsultasi terhadap dokumen SOP yang sudah dibuat kepada Atasan/Mentor

4. Melakukan perbaikan SOP berdasarkan hasil diskusi

5. Menghubungi Atasan/Mentor untuk meminta persetujuan dokumen SOP kepada Atasan/Mentor

6. Melakukan pertemuan dengan mentor untuk meminta persetujuan dokumen SOP kepada Atasan/Mentor

Output/Hasil : Draft SOP; Dokumentasi kegiatan; notulensi; SOP yang sudah disetujui

- Dokumentasi diskusi dengan rekan kerja

- LinkDraft SOP penggunaan APD

https://docs.google.com/document/d/1waAB8XRF

bMHJJJ1yuUgzGz_ygHxKnlUC/edit?usp=sharing& ouid=114032072214845845261&rtpof=true&sd=t rue

- Notulensi Tahapan Kegiatan 3

- Melakukan Perbaikan SOP

- Draf SOP yang telah diperbaiki

https://drive.google.com/file/d/1XSaNTJYILyKUArxTe

Vro5eQluTDObTS9/view?usp=sharing

- Dokumentasi kegiatan

a. Dokumentasi janji temu dan pertemuan dengan Mentor serta pengesahan SOP Penggunaan APD oleh Atasan/Mentor

b. Pengesahan SOP Penggunaan APD oleh Kepala Sistem Penjamin Mutu Internal Poltekkes Kemenkes Bandung

- Notulensi Tahapan Kegiatan 6

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar : Kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah penerapan

nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan: 5 MP

b. Akuntabel: 4 MP

c. Kompeten: 4 MP

d. Harmonis: 4 MP

e. Loyal: 2 MP

f. Adaptif: 3 MP

g. Kolaboratif: 4 MP

Kontribusi pada Visi dan Misi Organisasi : Kegiatan tersebut berkaitan dengan Visi dan Misi

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024 yaitu:

- Formulir bimbingan aktualisasi dengan Mentor

- Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong

Royong

Menjalankan Misi upaya untuk peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Deskripsi Proses : Penulis membuat SOP berdasarkan desain rancangan yang telah dibuat dan bersumber dari bahan/referensi yang telah dikumpulkan, selalu berkonsultasi dengan mentor agar SOP tersusun dengan baik.

Catatan Mentor : Terdapat masukan berupa penambahan lampiran untuk setiap laboratorium pendidikan yang ada di jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

Hasil Kegiatan : Draft SOP penggunaan Alat Pelindung Diri

4.2.4. Kegiatan 4 – Pembuatan Media Grafis terkait Penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tabel 4.5 Pembuatan Media Grafis terkait Penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 9-10 Agustus 2022

Lokasi : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tujuan kegiatan : Tersusunnya media grafis terkait penggunaan APD di laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltkkes

Kemenkes Bandung

Tahapan Kegiatan

1. Membuat media grafis mengacu pada SOP yang telah dibuat dan disetujui serta meminta masukan dari rekan kerja

2. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta persetujuan media grafis yang telah dibuat kepada

Atasan/Mentor

3. Melakukan koordinasi, konsultasi dan meminta persetujuan media grafis yang telah dibuat kepada Atasan/Mentor

Output/Hasil : Terlaksananya pembuatan media grafis yang dibuktikan

dengan dokumen/file media grafis

- Dokumentasi diskusi pembuatan Media Grafis dengan rekan kerja

- Dokumentasi pembuatan Media Grafis dengan Mahasiswa

- Mencetak Media Grafis Poster

- Media Grafis Poster

- Membuat/shootingvideo media grafis bersama mahasiswa

- Media Grafis Video

- Linkfilemedia grafis https://drive.google.com/drive/folders/12DsuJRZ m4hHpx_OM8qEQRGY_XkX2J6j1?usp=sharing

- Dokumentasi janji temu dan bimbingan dengan

Mentor

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar : Kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah penerapan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan: 2 MP

b. Akuntabel: 2 MP

c. Kompeten: 2 MP

d. Harmonis: 2 MP

e. Loyal: 1 MP

f. Adaptif: 1 MP

g. Kolaboratif: 2 MP

Kontribusi pada Visi dan Misi

Organisasi

: Kegiatan tersebut berkaitan dengan Visi dan Misi

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Indonesia Maju 2020-2024 yaitu:

- Formulir bimbingan aktualisasi dengan Mentor

- Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong

Menjalankan Misi upaya untuk peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Deskripsi Proses : Pembuatan media grafis terkait pentingnya penggunaa APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung mengacu pada SOP yang telah disahkan.

Catatan Mentor : Media grafis sudah baik dan terdapat sedikit penambahan keterangan yang lebih rinci pada desain media grafis yang telah dibuat, kemudian media grafis disetujui

Hasil Kegiatan : Dokumen/file media grafis

4.2.5. Kegiatan 5 – Pelaksanaan Sosialisasi SOP Penggunaan APD

Tabel 4.6 Pelaksanaan Sosialisasi SOP Penggunaan APD

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 10-11 Agustus 2022

Lokasi : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tujuan kegiatan : Melakukan sosialisasi SOP Penggunaan APD kepada Civitas Akademik Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tahapan Kegiatan

1. Meminta permohonan izin sosialisasi kepada Atasan/Mentor

2. Membuat jadwal sosialisasi dan menghubungi pihak terkait yang akan diberikan sosialisasi

3. Melaksanakan sosilaisasi SOP

4. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil sosialisasi

5. Melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil sosialisasi kepada Atasan/Mentor

Output/Hasil : Tersedianya izin dan jadwal untuk melakukan sosialisasi serta terlaksananya sosialisasi SOP penggunaan APD, dibuktikan dengan undangan sosialisasi, dokumentasi

kegiatan, daftar hadir peserta

- Meminta permohonan izin sosialisasi

- File Sosialisasi

https://drive.google.com/file/d/1rwKNTt64LEHU2 8yq5ZFreA2IcxTahD64/view?usp=sharing

- Surat undangan dan undangan via whatsapp

- Linkvideo sosialisasi

https://drive.google.com/file/d/13omjN3tEq_rmc3q3EBQ_vXG85fVuC-w/view?usp=sharing

- Daftar Hadir

- Linkdaftar hadir:

https://forms.gle/9uvSd7bQYBDfJ52Q6

- Penempelan Poster di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

- Pelaporan hasil sosialisasi kepada mentor

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar : Kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah penerapan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan: 4 MP

b. Akuntabel: 3 MP

c. Kompeten: 4 MP

d. Harmonis: 4 MP

e. Loyal: 2 MP

f. Adaptif: 2 MP

g. Kolaboratif: 1 MP

Kontribusi pada Visi dan Misi

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Organisasi : Kegiatan tersebut berkaitan dengan Visi dan Misi

Indonesia Maju 2020-2024 yaitu:

- Formulir bimbingan aktualisasi dengan Mentor

- Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong

Royong

Menjalankan Misi upaya untuk peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Deskripsi Proses : Sosialisasi SOP penggunaan APD dilakukan kepada civitasakademika sebagai pengguna laboratorium

Catatan Mentor : Dari adanya sosialisasi ini diharapkan SOP yang dibuat dapat menjadi pedoman untuk penerapan penggunaan APD di laboratorium pendidikan jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

Hasil Kegiatan : Dokumen/file media grafis

4.2.6. Kegaiatan 6 – Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penerapan SOP Penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tabel 4.7 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penerapan SOP Penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 12-26 Agustus 2022

Lokasi : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Tujuan kegiatan

1. Melakukan observasi kegiatan penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

2. Menghubungi Atasan/Mentor untuk melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi

3. Melakukan koordinasi, dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi

Tahapan Kegiatan Melakukan observasi kegiatan penggunaan APD di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Output/Hasil : Terlaksananya monitoring dan evaluasi penerapan SOP penggunaan APD, dibuktikan dengan dokumentasi kegiatam, laporan kegiatan.

- Dokumentasi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Penggunaan APD di Laboratorium

- Evaluasi Pemahaman DOP dan LinkEvaluasi

Pemahaman SOP

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeI6I

JrC6xhw_A4jzLBPd-

JifmjfOer1WFQMxMCNYhx1cW4Xg/viewform

- Kuisioner Monitoring Penerapan SOP dan Link

kuisioner Penerapan SOP

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe5L

kdxI1FmdqBapn9MTmu9ljl0eM69MCPzzqH2OCf_t cE5Gw/viewform

- LinkDokumentasi Kegiatan Monitoring

Penggunaan APD di Laboratorium

https://drive.google.com/drive/folders/1dxfFGGFu

5lIcKS_4Kz-cpOttbJsqvjpC?usp=sharing

- Laporan kegiatan evaluasi pemahaman SOP

https://drive.google.com/drive/folders/1dxfFGGFu

5lIcKS_4Kz-cpOttbJsqvjpC?usp=sharing

- Hasil survey Evaluasi pembuatan SOP

- Linklaporan evaluasi pembuatan SOP https://docs.google.com/document/d/1aqIr_kX7QOPGZImhSa2kySCf27QtTv/edit?usp=sharing&ouid=114032072214845845 261&rtpof=true&sd=true

- Dokumentasi Formulir Monitoring Pelaksanaan Penerapan SOP dan linkKegiatan Monitoring Penggunaan APD di Laboratorium

- Dokumentasi pelaporan hasil monitoring dan evaluasi kepada Mentor

- Formulir bimbingan aktualisasi dengan Mentor

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar : Kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah penerapan

nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu:

a. Berorientasi Pelayanan: 3 MP

b. Akuntabel: 2 MP

c. Kompeten: 2 MP

d. Harmonis: 3 MP

e. Loyal: 2 MP

f. Adaptif: 2 MP

g. Kolaboratif: 1 MP

Organisasi : Kegiatan tersebut berkaitan dengan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kabinet

Kontribusi pada Visi dan Misi

Indonesia Maju 2020-2024 yaitu:

- Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong

Royong

Menjalankan Misi upaya untuk peningkatan kualitas

manusia Indonesia

Deskripsi Proses : Monitoring dan evaluasi penerapan SOP penggunaan

APD dilakukan kepada civitas akademika sebagai

pengguna laboratorium

Catatan Mentor : Dari adanya monitoring dan evaluasi ini diharapkan SOP yang dibuat sudah diterapkan dan menjadi pedoman

untuk seluruh pengguna laboratorium pendidikan jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

Hasil Kegiatan : Dokumentasi

4.3. Analisis Kemanfaatan dan Dampak Aktualisasi

4.3.1. Analisis Kemanfaatan

Manfaat yang didapatkan dari kegiatan aktualisasi dalam merealisasikan gagasan

kreatif “Upaya Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan

Jurusan Farmasi melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur dan Media Grafis di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung” adalah sebagai berikut:

1. Manfaat untuk Penulis

a. Penulis dapat belajar mengidentifikasi isu yang ada untuk kemudian memunculkan gagasan kreatif menyelesaikan permasalahan yang ada serta merencanakan rancangan untuk merealisasikan gagasan penyelesaian masalah tersebut.

b. Penulis dapat belajar dan memahami nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK dalam kegiatan sehari-hari pada saat pelaksaan kegiatan aktualisai. Penerapan nilai-nilai tersebut berperan sebagai suatu pembiasaan bagi penulis agar dapat mengimplementasikannya pula pada tugas dan fungsi sesuai jabatannya.

c. Penulis dapat lebih mengetahui terkait pembuatan SOP dan penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

2. Manfaat untuk Pengguna Laboratorium

Pengguna laboratorium dapat belajar untuk lebih memahami dan menerapkan penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.

3. Manfaat untuk Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi

Terciptanya lingkungan kerja kondusif dengan pegawai yang profesional, sehingga

Visi dan Misi Institusi dapat tercapai guna memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat di bidang pendidikan

Kegiatan aktualisasi yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan ini memberikan beberapa dampak, diantaranya yaitu penulis memahami terkait nilai-nilai dasar ASN

BerAKHLAK dan dapat mengimplementasikannya pada saat menjalankan tugas sebagai

ASN. Kemudian dengan adanya gagasan kreatif pemecah isu yang dikerjakan oleh

4.3.2. Analisis Dampak

penulis di unit kerja diharapkan berdampak untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium, serta dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan

masalah dengan menggunakan pendekatan manajemen ASN dan smart ASN sebagai kontribusi dalam rangka mewujudkan smart governance di lingkungan Kementerian

Kesehatan pada umumnya dan Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi pada khususnya.

4.4. Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai Ber-AKLAK

Tabel 4.8 Rekapitulasi Capaian Pelaksanaan Aktualisasi Nilai-Nilai Ber-AKHLAK

4.5. Rencana Tindak Lanjut

Setelah melakukan kegiatan aktualisasi selama kurang lebih satu bulan di Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi, adapun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu:

Tabel 4.9 Rencana Tindak Lanjut

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Pelaksanaan & Pihat Terkait Indikator Keberhasilan

1. Refreshment Sosialisasi

SOP Penggunaan Alat

Pelindung Diri di Laboratorium

Pendidikan Jurusan

Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

Refreshment

pemahaman SOP Penggunaan

Alat Pelindung

Diri di Laboratorium

Pendidikan

Jurusan

Farmasi

Poltekkes

Kemenkes

Bandung

2. Monitoring Penerapan

SOP Penggunaan Alat

Pelindung Diri di

Mengetahui umpan balik

penerapan SOP

Pengguna Laboratorium Ceramah Tiap 6 bulan

sekali (bulan

Januari dan

Juli)

PLP, Mahasiswa, Dosen, Cleaning service

Terlaksananya refreshment sosialisasi dan hasil pretest dan posttest peserta sosialisasi baik/lulus.

sekali (bulan

Pengguna Laboratorium e-kuisioner Tiap 6 bulan

Januari dan

PLP, Mahasiswa, Dosen, Cleaning service

Telaksananya kegiatan monitoring

Laboratorium

Pendidikan Jurusan

Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung

SOP

Penggunaan

Alat Pelindung

Diri di

Laboratorium

Pendidikan

Jurusan

Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung

5.1

Kesimpulan

Dari hasil aktualisasi yang penulis lakukan melalui enam kegiatan dalam pemecahan isu, dapat disimpulkan:

1. Tersedianya Standar Operasional Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung serta media grafis berbentuk poster dan video yang dapat diterapkan di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

2. Hasil evaluasi pemahaman SOP Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium

Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa sebagai responden sekaligus pengguna Laboratorium

Pendidikan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung mengetahui jenis APD yang digunakan pada setiap Laboratorium dan memahami cara penggunaan APD yang sesuai dengan Laboratorium tempat pengguna bekerja.

3. Hasil evaluasi melalui kuisioner kuisioner monitoring penerapan SOP menunjukan bahwa SOP diperlukan di Laboratorium, SOP mudah dipahami, Isi SOP jelas, SOP mudah diterapkan, dan SOP mampu meminimalisir permasalahan yang berkaitan dengan kegitan Laboratorium.

5.2 LessonLearned

Setelah menjalani rangkaian Pelatihan Dasar CPNS perubahan yang dialami diri penulis dalam menjalankan tugas dan kewajiban yaitu sebagai berikut:

1. Penulis dapat lebih memahami dan menghayati sikap dan perilaku bela negara.

2. Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam menjalankan tugas.

3. Penulis menjadi lebih peka terhadap isu-isu yang terjadi di unit kerja serta berusaha mencari solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi isu tersebut.

4. Senantiasa berusaha untuk secara konsisten membiasakan diri sebagai Smart ASN dengan kemampuan literasi digital yang tinggi untuk dapat mewujudkan smart governancepada instansi tempat penulis bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk

Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3)

PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No 7 Tahun

2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

Peraturan Lembaga Administrasi Negara RI No 10 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer Modul Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Kesiapsiagaan Bela Negara Modul Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan Modul Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. SMART ASN Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Aktualisasi Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Badan PPSDM Kesehatan. 2021. Standar Laboratorium Pendidikan Vokasi Bidang Kesehatan.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Poltekkes Kemenkes Bandung. Visi dan Misi. Diakses pada tanggal 17 Juli 2022 dari https://poltekkesbandung.ac.id/visi-misi

Wheelen, Thomas L. & Hunger, J. David. 2012. Strategic Management and. Business Policy, thirteenth edition, New York: Pearson

Lampiran 1: Data/Fakta Isu 1

a. Hasil surveypemahaman K3 terkait penggunaan APD pada 45 resdonden

Linksurvey:https://forms.gle/2CZYdvyGixwmS2aF6

Pertanyaan:

1. Apakah Anda pernah mendengar istilah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)?

2. Apakah Anda mengetahui tujuan penerapan K3 di laboratorium?

3. Apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri (APD)?

4. Apakah dengan memakai APD akan berguna saat bekerja di laboratorium?

5. Apakah Anda mengetahui jenis – jenis APD dan fungsinya?

6. Apakah selama bekerja Anda merasa nyaman menggunakan APD?

7. Apakah laboratorium menyediakan APD yang diperlukan?

8. Apakah Anda mengetahui SOP penggunaan APD di laboratorium?

9. Apakah Anda selalu menggunakan Alat Pelindung Diri dan tidak menggunakan aksesoris yang tidak diperlukan ketika menggunakan laboratorum?

10. Apakah di laboratorium ada peraturan penggunaan APD?

11. Apakah Anda pernah melanggar peraturan di laboratorium ketika tidak ada yang melihat?

12. Apakah terdapat rambu–rambu /poster penggunaan APD di laboratorium?

13. Apakah pernah dilakukan sosialisasi terkait penggunaan APD di laboratorium yang baik dan benar?

14. Apakah perlu dilakukan sosialisasi terkait K3 dalam penggunaan APD di laboratorium?

15. Apakah Anda merasa perlu dilakukan pengawasan penggunaan APD?

b. Kondisi Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi

1) Di laboratorium belum terdapat instruksi terkait penggunaan APD

2) Masih ada pengguna laboratorium yang tidak menggunakan APD

Lampiran 2: Data/Fakta Isu 2

SOP terkait peminjaman alat mengenai kejelasan batas waktu peminjaman masih perlu diperbaiki

Lampiran 3: Data/Fakta Isu 3

a. Bantex data tidak ada indentitas dan input data masih dilakukan secara manual serta logbookpencatatan barang masuk dan keluar tidak selalu diisi

b. Kondisi gudang yang masih belum optimal

Lampiran 4: Link Dokumen Presentasi Seminar Rancangan Aktualisasi

https://drive.google.com/drive/folders/1w4AK1sIs_V7swLmd2fEeFyHP_t0zUxA

b?usp=sharing

Lampiran 5: SOP Penggunaan Alat Pelidung Diri Di Laboratorium

Lampiran 6: Media Grafis Poster

Lampiran 7: Media Grafis Video

Link:https://drive.google.com/file/d/1OTL2HHIJV9KSF3PAU02eJqR2qdVQnI8/view?usp=sharing

Lampiran 8: Formulir Evaluasi Pemahaman Standar Operasional Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Lampiran 9: Formulir Standar Operasional Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium Pendidikan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Lampiran 10: Lembar Persetujuan dan Pengesahan Laporan Rancangan Aktualisasi