![](https://assets.isu.pub/document-structure/221122033113-5ffcd042adbef1a000187e2347dda80d/v1/b80bed6742ff6f923b0e008e1fc8522e.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221122033113-5ffcd042adbef1a000187e2347dda80d/v1/4684e51f36fc444d0c6fc83ca6bb9f3c.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221122033113-5ffcd042adbef1a000187e2347dda80d/v1/21c82958c1cd55ba4a8e6c7316e5a0fe.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221122033113-5ffcd042adbef1a000187e2347dda80d/v1/0a3b7906b4e47a22dc433906d9898d0b.jpeg)
KAJIAN PEMBELAJARAN:
PELATIHAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL DI PUSKESMAS ANGKATAN XII TAHUN 2021 DI BAPELKES CIKARANG
Disusun oleh : dr. Maryono, M.Kes Widyaiswara Ahli Madya
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221122033113-5ffcd042adbef1a000187e2347dda80d/v1/21840fc972a9ab5ff98d2f4e4bd981f8.jpeg)
LEMBAR PENGESAHAN
Kajian Pembelajaran: Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas Angkatan XII Tahun 2021 di Bapelkes Cikarang
OLEH : dr. Maryono, M.Kes Widyaiswara Ahli Madya Telah Diseminarkan Pada 18 November 2021 Di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
KEPALA BAPELKES CIKARANG
Drs. Suherman, M.Kes NIP.196508121986031004
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat Nya, sehingga penulis bisa merampungkan penulisan Kajian ini. Sebagai Widyaiswara Ahli Madya, penulis berkesempatan membuat Karya Ilmiah dengan judul “Kajian Pembelajaran: Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas Angkatan XII Tahun 2021 di Bapelkes Cikarang.
Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepala Bapelkes Cikarang Bapak Drs. Suherman, M.Kes dan Koordinator Pelatihan Teknis Bapelkes Cikarang beserta seluruh stafnya.
2. Teman teman Widyaiswara dan seluruh staf Bapelkes Cikarang
3. Seluruh peserta Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas Angkatan XII Tahun 2021 di Bapelkes Cikarang yang sangat super dan luar biasa.
4. Keluarga saya terutama Isteri saya tercinta dan putri saya Semoga kajian pembelajaran dapat bermanfaat untuk Bapelkes Cikarang pada umumnya dan penyelenggara pelatihan Nusantara Sehat Individual pada khususnya serta bermanfaat untuk pengembangan diri penulis sendiri. Terimakasih.
Penulis
dr. Maryono, M.Kes
NIP. 196704201999031006
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221122033113-5ffcd042adbef1a000187e2347dda80d/v1/ba95dd5079aa33f7d600013445072b00.jpeg)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... I KATA PENGANTAR……………………………………………………………... i DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1 B. Tujuan dan Manfaat Kajian 2
BAB II PERMASALAHAN 3
BAB III ANALISIS SWOT
A.Identifikasi Faktor 4 B. Analisis Faktor…………………………………………….................. 5 C. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal................................................. 6 D.Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan 9
BAB IV ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A.Perumusan dan Penetapan Tujuan…………........................................ 9 B. Rencana Aksi Kegiatan …………………………………………… 9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….... 10 B. Saran………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Pemenuhan tenaga kesehatan telah diatur dalam undang undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pada pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa pengangkatan tenaga kesehatan melalui pegawai negeri sipil (PNS), pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK) dan penugasan khusus. Kemudian dijabarkan dalam peraturan menteri kesehatan nomor 33 tahun 2018, bahwa penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat merupakan pendayagunaan secara khusus tenaga kesehatan dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan melalui penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim dan penugasan khusus tenaga kesehatan individu di puskesmas. Penugasan khusus tenaga kesehatan individu atau dikenal dengan nusantara sehat individu (NSI) artinya dilakukan secara perorangan, dengan jenis tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, terapis gigi dan mulut, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga farmasi, tenaga kesehatan lainnya sesuai kebutuhan yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Penyediaan tenaga kesehatan di Indonesia melalui NSI di Puskesmas merupakan suatu terobosan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada puskesmas dengan kriteria terpencil atau sangat terpencil terutama di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Dengan sasaran adalah terpenuhi jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar di Puskesmas DTPK dan DBK (daerah bermasalah kesehatan), maupun daerah lain, sehingga terwujudnya penguatan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan di puskesmas (Meliala et al.).
Sebelum penempatan selama 2 tahun di puskesmas, tenaga kesehatan NSI diberikan pembekalan pelatihan selama 10 hari di Balai Besar Pelatihan Kesehatan atau Bapelkes UPT Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2021, Bapelkes Cikarang menyelenggarakan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas pada Masa Pandemi Covid-19 Angkatan XII dengan Metode Distance Learning. Peserta pelatihan berjumlah 37 orang yang berasal dari berbagai wilayah asal domisili dengan penempatan 21 orang di Provinsi Sumatera Selatan dan sisanya sebanyak
16 orang di Provinsi Lampung. Pelaksanaan pelatihan sejak tanggal 14 sampai 30 Juli 2021 atau 12 hari efektif secara distance learning atau full online. Materi pembelajaran pelatihan terdiri dari materi dasar meliputi kebijakan penugasan khusus tenaga kesehatan pada masa pandemi COVID 19 dan kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) pada masa pandemi COVID 19. Sedangkan materi inti meliputi materi bela negara, pelayanan kesehatan di remote area, pelayanan puskesmas pada masa pandemi COVID 19, manajemen pendekatan keluarga, pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas, etnografi Kesehatan, manajemen bencana, surveilans dan penyelidikan epidemiologi, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID 19, pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas. Adapun materi penunjang adalah overview kebijakan pembekalan penugasan khusus tenaga kesehatan individual pada masa pandemi COVID 19, BLC dan rencana tindak lanjut atau RTL.
Hasil belajar seluruh mata pelatihan adalah peserta mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki dengan menjunjung etika profesi pada masa pandemi COVID 19. Untuk mencapai kompetensi sebagai tenaga kesehatan yang akan melaksanakan penugasan khusus individual di Puskesmas pada lokasi yang ditetapkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan seperti yang diuraikan di atas, banyak faktor faktor yang saling mempengaruhi.
Kajian ini untuk mengetahui faktor faktor pendorong dan penghambat keberhasilan proses pembelajaran pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID 19 Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode distance learning agar mencapai tujuannya (efektif) dan dilaksanakan secara efisien.
B. Tujuan dan Manfaat Kajian
Ruang lingkup kajian adalah proses pembelajaran pada materi inti pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID 19 Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode distance learning. Kajian untuk menilai faktor faktor yang mendorong dan menghambat keberhasilan proses pembelajaran pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID 19 Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode
distance learning agar mencapai tujuannya (efektif) dan dilaksanakan secara efisien.
. Faktor faktor yang ditinjau antara lain persiapan penyelenggaraan, proses penyelenggaraan, sarana prasarana penyelenggaraan, sumber daya manusia penyelenggaraan, evaluasi penyelenggaraan dan faktor lainnya yang berkontribusi dan menghambat keberhasilan proses pembelajaran pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID 19 Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode distance learning agar mencapai tujuannya (efektif) dan dilaksanakan secara efisien.
Adapun manfaat kajian meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Hasil kajian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan terkait penyelenggaraan pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas. Sedangkan secara praktis, hasil kajian ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja terutama bagi penyelenggara pelatihan dan widyaiswara/fasilitator/pengajar.
BAB II PERMASALAHAN
Berdasarkan pada latar belakang sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam kajian ini adalah
1. Apa saja faktor pendorong keberhasilan proses pembelajaran pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID 19
Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode distance learning agar mencapai tujuannya (efektif) dan dilaksanakan secara efisien ?
2. Apa saja faktor penghambat keberhasilan proses pembelajaran pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID 19
Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode distance learning agar mencapai tujuannya (efektif) dan dilaksanakan secara efisien ?
ANALISIS SWOT
A. Identifikasi Faktor
Dalam rangka perwujudan atau pencapaian keberhasilan proses pembelajaran pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas pada masa pandemi COVID-19 Angkatan XII tahun 2021 di Bapelkes Cikarang dengan metode distance learning agar mencapai tujuannya (efektif) dan dilaksanakan secara efisien, maka perlu identifikasi faktor faktor yang mempengaruhi, baik yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
Faktor internal terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Kekuatan (strength) yaitu faktor yang dibawah kewenangannya dan memudahkan pencapaian tujuan, sedangkan kelemahan (weaknes) yaitu faktor yang dibawah kewenangannya dan menyulitkan di dalam pencapaian tujuan tersebut. Adapun faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat), dimana peluang (opportunity) merupakan faktor yang di luar kewenangannya dan memudahkan pencapaian tujuan, sedangkan ancaman (threat) yaitu faktor yang di luar kewenangannya dan menyulitkan pencapaian tujuan yang ditetapkan. Hasil identifikasi faktor-faktor menggunakan analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT), sebagai berikut:
1 Tersedianya fasilitas pelatihan yang representatif (terakreditasi)
WEAKNESSES
Kurangnya ruangan zoom yang tersedia bagi fasilitator/pengajar dan MOT.
Jumlah fasilitator pengampu tiap mata pelatihan hanya 1 2 orang. 3 Adanya Pengendali Pelatihan yang 3 Panitia pelaksana. QC, Fasilitator, Pengendali
Tersedianya Fasilitator/Pengajar/NS pengampu sudah mengikuti TOT atau Workshop
sudah mengikuti MOT (Master of Training atau Pengendali Diklat)
4 Tersedianya SDM penyelenggara sudah mengikuti MOT (Management of Training)/TOC
5 Tersedianya sarana prasarana memadai 7 Adanya Kurikulum, Modul, Pedoman dan SPO
Pelatihan sering merangkap tugas/pelatihan lain pada waktu yang bersamaan
4 Masih kurang memadainya LMS (learning manajemen system)
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITIES THREATS
1 Program Strategis Nasional. Permintaan pelatihan dari Puslat SDM Kesehatan
1 UPT BPPSDM Kemenkes lainnya
2 UPT BPPSDM Kemenkes 2 Kurangnya koordinasi antar panitia, panitia dengan fasilitator, panitia dengan MOT/Pengendali Pelatihan, MOT dengan fasilitator.
3 Meningkatnya jumlah peserta NSI tiap batch atau tiap tahun 3 Tingginya jumlah pelatihan selain NSI
B. Analisis Faktor
1. Faktor Internal
a. Strengths (S) = Kekuatan
1) Tersedianya fasilitas pelatihan yang representatif (terakreditasi) Bapelkes Cikarang telah ditetapkan sebagai balai pelatihan atau Lembaga diklat yang sudah terakreditasi A dari Lembaga Administrasi negara tahun 2017.
2) Tersedianya fasilitator/pengajar/nara sumber pengampu sudah mengikuti TOT atau workshop.
3) Adanya Pengendali Pelatihan yang sudah mengikuti MOT (Master of Training atau Pengendali Diklat)
4) Tersedianya SDM penyelenggara sudah mengikuti MOT (Management of Training)/TOC
(Training of Course).
5) Tersedianya sarana prasarana memadai.
6) Adanya Kurikulum, Modul, SPO yang sudah terakreditasi masuk dalam SIAKPEL Kementerian Kesehatan
b. Weaknesses (W) = Kelemahan
1) Kurangnya ruangan zoom yang memadai untuk fasilitator/pengajar dan MOT.
2) Jumlah fasilitator pengampu NSI tiap mata pelatihan hanya 1 2 orang.
3) Panitia pelaksana. QC, Fasilitator, Pengendali Pelatihan sering merangkap tugas/pelatihan lain pada waktu yang bersamaan
4) Sistem LMS atau E learning yang belum memadai.
2. Faktor Eksternal
a. Opportunities (O) = Peluang
1) Program Strategis Nasional. Permintaan pelatihan NSI dari Puslat SDM Kesehatan
2) UPT BPPSDM Kemenkes
3) Meningkatnya jumlah peserta NSI tiap tahun
b. Threats (T) = Ancaman
1) Adanya UPT BPPSDM Kemenkes lainnya
2) Kurangnya koordinasi antar panitia, panitia dengan fasilitator, panitia dengan MOT/Pengendali Pelatihan, MOT dengan fasilitator.
3) Tingginya jumlah pelatihan selain NSI.
C. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal dan eksternal di atas perlu dilakukan evaluasi multi faktor untuk mengetahui bobot faktor, nilai dukungan, nilai bobot dukungan, nilai keterkaitan, nilai rata rata keterkaitan, nilai bobot keterkaitan dan total nilai bobot yang ada. Ada beberapa aspek penilaian yaitu nilai urgensi, nilai dukungan dan nilai keterkaitan dalam skala likert 1 - 5 (5 = sangat tinggi, 4 = tinggi, 3 = cukup tinggi, 2 = rendah, 1 = sangat rendah).
EVALUASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
No Faktor Internal/Eksternal NU BF% ND NBD NK NRK NBK TNB FKK
I FAKTOR INTERNAL
Strengths (kekuatan)
1 Tersedianya fasilitas pelatihan yang representatif (terakreditasi) 5 15,15 5 0,75 5 2,47 0,37 1,12 IV
2 Tersedianya fasilitator/pengajar/nara sumber pengampu sudah mengikuti TOT atau workshop. 5 15,15 4 0,61 4 1,98 0,3 0,91 VI
3 Adanya Pengendali Pelatihan yang sudah mengikuti MOT (Master of Training atau Pengendali Diklat). 4 17,39 4 0,7 3 1,48 0,26 0,96 V
4 Tersedianya SDM penyelenggara sudah mengikuti MOT (Management of Training)/TOC (Training of Course).
5 15,15 5 0,8 5 2,47 0,37 1,17 I
5 Tersedianya sarana prasarana memadai. 5 15,15 5 0,76 5 2,47 0,37 1,13 III
6 Adanya Kurikulum, Modul, Pedoman dan SPO 5 15,15 5 0,76 5 2,47 0,37 1,13 II
Weaknesses (Kelemahan)
7
Kurangnya ruangan zoom yang tersedia bagi fasilitator/pengajar dan MOT 4 23,53 5 1,18 5 2,47 0,37 1,55 II
8 Jumlah fasilitator pengampu NSI tiap mata pelatihan hanya 1-2 orang. 4 23,53 5 1,18 5 2,47 0,37 1,55 III
9 Panitia pelaksana. QC, Fasilitator, Pengendali Pelatihan sering merangkap tugas/pelatihan lain pada waktu yang bersamaan
5 29,41 5 1,47 4 1,98 0,3 1,77 I
10 Sistem E learning atau LMS yang masih kurang memadai 4 23,53 4 0,94 4 1,98 0,3 1,24 IV
II FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities (Peluang)
11 Program strategis nasional. Permintaan Pelatihan NSI dari Kementerian/Lembaga/Pemda 3 27,27 4 1,09 3 1,48 0,26 1,35 III
12 UPT BPPSDM Kemenkes 4 36,36 4 1,45 3 1,48 0,26 1,71 II
13 Semakin meningkatnya jumlah Peserta NSI tiap batch dan tiap tahun 4 36,36 5 1,82 4 1,98 0,3 2,12 I
Threats (Ancaman)
14 Adanya UPT BPPSDM Kemenkes lainnya 3 25 3 0,75 3 1,48 0,37 1,12 III
15 Kurangnya koordinasi antar panitia, panitia dengan fasilitator, panitia dengan MOT/Pengendali Pelatihan, MOT dengan fasilitator.
5 41,67 5 2,08 5 2,47 1,03 3,11 I
16 Tingginya frekuensi jumlah pelatihan lain yang bersamaan 4 16 5 0,8 5 2,47 0,4 1,2 II
D. Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan
Hasil penilaian faktor internal dan eksternal dapat digunakan sebagai rujukan atau dasar pengambilan serangkaian keputusan yaitu penentuan atau pemilihan faktor kunci keberhasilan
FAKTOR INTERNAL
STRENGTHS
1 Tersedianya SDM penyelenggara sudah mengikuti MOT (Management of Training)/TOC.
2 Adanya Kurikulum, Modul, Pedoman dan SPO
WEAKNESSES
1 Panitia pelaksana. QC, Fasilitator, Pengendali Pelatihan sering merangkap tugas/pelatihan lain pada waktu yang bersamaan.
2 Kurangnya ruangan zoom yang tersedia bagi fasilitator/pengajar dan MOT.
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITIES THREATS
1 Semakin meningkatnya jumlah CPNS tiap tahun
2 UPT BPPSDM Kemenkes
1
Kurangnya koordinasi antar panitia, panitia dengan fasilitator, panitia dengan MOT, MOT dengan fasilitator.
2 Tingginya frekuensi jumlah pelatihan lain yang bersamaan
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN
A. Perumusan dan Penetapan Tujuan
Strategi yang menjadi prioritas adalah meningkatkan koordinasi antar panitia, panitia dengan fasilitator, panitia dengan MOT dan MOT dengan fasilitator dengan tujuan keberhasilan proses pembelajaran pelatihan NSI baik metode klasikal, blended learning atau distance learning/full online pelaksanaannya lebih efektif dan efisien .
B. Rencana Aksi Kegiatan
1. Koordinasi antara Koordinator Pelatihan Teknis dengan MOT dan WI lainnya.
2. Ketersediaan dan kualitas sarana pembelajaran terkait metode E learning.
3. Perlunya Standar Mutu Penyelenggaraan NSI Kementerian Kesehatan.