Pembuatan Sop Penggunaan Obat-Obatan Rawat Jalan & Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam Di BBKPM Bandung

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 4

PEMBUATAN SOP PENGGUNAAN OBAT-OBATAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM DI BBKPM BANDUNG

DISUSUN OLEH : dr ACHMAD FACHRI INDRA PRATAMA SpPD NIP. 197912262020121001

BAPELKES CIKARANG KEMENTRIAN KESEHATAN RI 2021

i


LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

PEMBUAT AN PEMBUATAN SOP PENGGUNAAN OBAT-OBATAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM DI BBKPM BANDUNG

Telah dilakukan Seminar Akhir (secara daring) Tanggal 29 Oktober 2021

Coach,

Mentor,

Yeti Siti Hayati, SKM,M.Kes NIP. 196207141982032002

Dr Dahlia Qadarsih NIP. 19750921200642001

Penguji,

Verawaty Lenny, SKM, MM NIP. 197706112005012001

ii


`

KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya hingga saya mampu menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Pembuatan SOP Penggunaan Obat-obatan rawat Jalan dan Rawat Inap bagian Penyakit Dalam diBBKPM Bandung”. Saya mengucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang mendukung dalam menyusun Rancangan Aktualisasi baik secara materi maupun non materi. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada: 1. Dr. drg. Maya Marinda Montain, M.Kes selaku Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. 2. Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. 3. Dr Dahlia Qadarsih selaku Mentor yang telah membimbing dan banyak memberi masukan. 4. Siti Hayati, SKM., M.Kes., selaku coach yang telah membimbing dalam pembuatan rancangan aktualisasi. 5. Ibu Verawati Lenny sebagai penguji rancangan aktualisasi 6. Bapak dan Ibu Fasilitator dan seluruh staf pegawai yang ada di lingkungan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. 7. Seluruh pegawai yang ada di Lingkungan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung 8. Seluruh widyaiswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di BAPELKES Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan. 9. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama mengikuti pelatihan dasar. 10. Rekan-rekan peserta latsar Golongan III Angkatan 4 yang telah berbagi ilmu, pengalaman, semangat dan kekompakannya selama menjalani pelatihan dasar CPNS.

iii


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini. Bandung, 29 Oktober 2021

DAFTAR ISI Halaman dr. A. Fachri Indra Pratama,Sp.PD NIP. 197912262020121001

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ iii DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1 1.2

Tujuan..............................................................................................................................2

1.3

Manfaat ...........................................................................................................................2

1.4

Ruang Lingkup ................................................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM ....................................................................................................4 2.1 Profil BBKPM Bandung ...................................................................................................8 2.2

Profil Kepala Bidang Pelayanan Dan Penunjang Kesehatan ......................................14

2.3

Profil Peserta .................................................................................................................10

2.4

Sikap Perilaku Bela Negara, ........................................................................................11

2.5

Standar Operasional Prosedure ..................................................................................17

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu ...............................................................................................................18 3.2

Penetapan Core Isu ......................................................................................................21

3.3

Penyebab Isu ................................................................................................................23

3.4

Gagasan Pemecahan Isu .............................................................................................25

BAB IV MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI………………………………...…………....28 4.1

Matriks Rancangan Aktualisasi.....................................................................................29

4.2 Rencana jadwal kegiatan aktualisasi………………....…………………………….…… 34 BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI……………………………………………….……….35 BAB VI PENUTUP…… ……………………………………………………………………………50

iv


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….…...51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BBKPM Bandung .................................................................7 Gambar 3.1 Foto Diri Peserta ..........................................................................................9 Gambar 3.2 Diagram Fishbone ..............................................................................................24

v


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Isu dan Sumber Isu ................................................................................................18 Tabel 3.2 Analisis Isu Menggunakan Metode AKPL .............................................................21 Tabel 3.3 Analisis Isu Menggunakan Metode USG ...............................................................22 Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi ..............................................................................29 Tabel 4.2 Rencana Jadwal Aktualisasi ..................................................................................34 Tabel 5.1 Pelaksanaan Aktualisasi……………………………………………………………….35

vi


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelatihan dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan hal yang sangat penting bagi para calon PNS yang baru, dimana di periode ini para peserta mendapatkan masukan dan ilmu yang bermanfaat untuk menjalankan profesinya sehari-hari dengan berbagai macam kelas dan bimbingan baik secara langsung atau tidak langsung, dengan belajar mandiri ataupun dengan tutorial, MOOC, distance learning, pembuatan rancangan aktualisasi dan aktualisas, yangi

merupakan

bentuk pendidikan dan

pelatihan seorang CPNS agar dapat mengetahui nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu, dan Anti Korupsi( ANEKA) dan tugas-tugas PNS lainnya. Pelatihan dasar ini sesuai dengan peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Pelatihan dasar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Dalam suatu organisasi standar operasional prosedur merupakan modal penting bagi organisasi untuk mengendalikan keputusan dan kegiatannya dalam sebuah koridor yang sistematis dan efektif. Standart Operasional Prosedur (SOP) bagi organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa setiap kepurusan, langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi, telah berjalan secara efektif, konsisten, standar dan sistematis Dalam praktiknya di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, penggunaan SOP wajib ada di setiap bagian yang berhubungan dengan dunia medis, seperti SOP obat-obatan, alat-alat medis, tindakan medis dan lain-lain. Adanya SOP menjadi panduan bagi tenaga medis untuk melakukan tindakan medis yang baik dan sesuai standard kesehatan sehingga akan mencegah terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan pasien ataupun tenaga kesehatan. Tidak adanya SOP penggunaan obat-obatan di bagian penyakit dalam dapat membuat tenaga kesehatan menjadi tidak

1


seragam dan melakukan tindakan masing-masing yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga akan mengakibatkan banyak terjadinya malpraktik. Hal ini berdampak pada komitmen mutu yang seharusnya di perhatikan. 1.2 Tujuan Penyusunan aktualisasi ini bertujuan untuk: a. Penulis mampu menjelaskan identifikasi isu dan penetapan core isu di unit keja b. Penulis mampu menjelaskan gagasan pemecahan isu prioritas dengan menyusun rencana, tahapan kegiatan, dan output kegiatan c. Penulis mampu menjelaskan penerapan materi dalam pelatihan dasar CPNS, yaitu nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dalam melaksanakan tahapan kegiatan d. Penulis mampu menjelaskan rencana kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian visi dan misi organisasi serta penguatan terhadap nilai-nilai organisasi e. Penulis mampu menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi dan misi melalui analisis dampak dan identifikasi isu di lingkungan kerja. 1.3 Manfaat Aktualisasi Manfaat aktualisasi adalah 1. Bagi penulis Dengan kegiatan aktualisasi ini penulis dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan menganalisis dan mengaktualisasikan kegiatan pemecahan masalah yang didasari dengan nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI sehingga akan terbentuk ASN yang profesional dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

2. Bagi Unit Kerja Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap isu-isu yang krusial pada unit kerja, sehingga kualitas kinerja dari unit kerja akan meningkat.

.

2


1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam aktualisasi ini adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan, yaitu semua tugas yang dilakukan dan dilaksanakan dalam proses aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang didasarkan pada Sasaran Kerja Pegawai (SKP), perintah atau tugas pimpinan, dan inisiatif atau inovasi sendiri yang disetujui pimpinan. 2. Tempat pelaksanaan rancangan aktualisasi dilakukan di unit kerja Poliklinik Penyakit Dalam Balai Besar Kesehatan Masyarakat Paru Bandung. 3. Waktu pelaksanaan aktualisasi, dilakukan selama 30 hari kerja terhitung tanggal 9 September 2021 sampai dengan 9 Oktober 2021. 4. Batasan nilai dalam aktualisasi, yaitu nilai-nilai yang menjadi dasar nilai profesi ASN, yaitu: a. Nilai Akuntabilitas, yang diartikan sebagai sebuah kewajiban bagi ASN untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya. b. Nilai Nasionalisme, yang diartikan sebagai paham atau pandangan kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila. c. Nilai Etika Publik, yang diartikan sebagai standar/ norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah mengenai tindakan, perilaku dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam menjalankan tanggungjawab sebagai pelayan public. d. Nilai Komitmen Mutu, dapat menunjukkan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif serta efisien dan efektif yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public. e. Nilai Anti Korupsi, merupakan nilai dasar untuk tidak berperilaku korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

3


BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Profil BBKPM Bandung Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan. BBKPM Bandung didirikan pada Bulan November Tahun 1952, dengan nama BP5 (Balai Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit ParuParu) dengan tujuan sebagai pusat pemberantasan penyakit tuberculosis (TB). Pada tahun 1974, BP5 berubah menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.144/Menkes/SK/IV/1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru yang di dalamnya mengatur tugas, fungsi, klasifikasi dan Susunan Organisasi BP4, maka tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis tetapi juga penyakit paru lainnya. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 2020 sejalan dengan penyederhanaan birokrasi, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Permenkes Nomor 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) kembali diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Dalam menjalankan tugas pokok BBKPM Bandung jelas memiliki karakteristik berbeda dengan rumah sakit ataupun layanan kesehatan lain, selain secara spesialistik menangani penyakit paru sebagai layanan dan rujukan juga memiliki program pemberdayaan kesehatan paru masyarakat, dengan layanan unggulan: 1. Pusat pelayanan dan rujukan kesehatan paru masyarakat 2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan paru masyarakat 3. Pusat jejaring kerjasama/ kemitraan kesehatan paru masyarakat 4. Pusat pendidikan dan pelatihan kesehatan paru masyarakat 5. Pusat penelitian dan pengembangan kesehatan paru masyarakat Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung telah ditetapkan sebagai satuan kerja BLU berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 58/MK.05/2011 tanggal 28 Februari 2011. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan target kinerja yang dilandasi pergeseran paradigma yaitu dengan lebih memperhatikan nilai-nilai kebutuhan dan kepuasan pelanggan sesuai dengan visi, misi dan tata nilai BBKPM Bandung sebagai berikut :

4


A. Visi Visi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung yaitu melakukan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat; pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru; kemitraan dan pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat; pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru; serta penelitian dan pengembangan kesehatan paru, maka untuk menunjang Tupoksi tersebut dalam mencapai tujuan program dan kegiatan, ditetapkan visi BBKPM Bandung yaitu: “Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat Nasional”. B. Misi Untuk mewujudkan visi BBKPM Bandung tersebut dirumuskan misi yang merupakan langkah –langkah dalam pencapaian visi, yaitu: 1. Kami adalah Balai Besar Kesehatan Masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan rujukan kesehatan paru yang berorientasi kepada masyarakat. 2. Kami mensinergikan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) secara paripurna. 3. Kami mempercepat terwujudnya masyarakat sehat paru yang mandiri dan berdaya. 4. Kami berjuang meningkatkan derajat kesehatan paru masyarakat.

C. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai oleh BBKPM Bandung adalah :

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paru masyarakat 2. Mewujudkan pelayanan kesehatan paru yang terjangkau, dan merata. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan paru di lingkungannya.

4. Meningkatkan jejaring kerja untuk mempercepat penanggulangan masalah kesehatan paru

5. Memenuhi kebutuhan sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat.

6. Memenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan paru yang sesuai standar pelayanan

7. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

5


D. Nilai-nilai Organisasi Nilai-nilai organisasi yang ada di BBKPM Bandung adalah 1. Integritas Keselarasan antara pikiran, perkataanm dan perbuatan. Indikatornya adalah konsisten, jujur, menghindari benturan keinginan, berpikiran positif, arif, bijaksana, dan mematuhi peraturan perundang-undangan. 2. Keteladanan Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain. 3. Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. 4. Komunikasi Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya. 5. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

E. Budaya Kerja Budaya kerja yang menjadi acuan BBKPM Bandung dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi, program dan kegiatan ialah: 1. Terbaik, Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan paru yang bermutu, sesuai standar yang ditetapkan. 2. Mandiri, Proses pelayanan dan proses manajemen dilakukan secara mandiri, dengan meminimalisasi ketergantungan. 3. Berpikir kritis, Di era globalisasi pelayanan yang diberikan harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan kesehatan terkini. 4. Pemrakarsa,

Harus

dapat

menciptakan

model-model

pelayanan

dan

pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kemandirian hidup sehat. 5. Pembaharu, Membawa perubahan dalam pola pikir dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan paru. 6. Kesinambungan, Setiap kegiatan dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun.

6


7. Transparan dan Akuntabel, Semua kegiatan harus dilaksanakan secara transparan

dan

akuntabel,

dapat

dipertanggungjawabkan

dan

dipertanggunggugatkan kepada masyarakat. 8. Kerjasama Tim, Dalam mengemban tugas memberikan pelayanan kesehatan paru kepada masyarakat harus dibina kerjasama tim yang utuh dan kompak dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisme.

F. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung mempunyai tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Tugas Pokok BBKPM Bandung Tugas Pokok BBKPM Bandung adalah melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat.

2. Fungsi BBKPM Bandung Adapun fungsi BBKPM Bandung adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat;

c. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru masyarakat;

d. Pelaksanaan kemitraan dan pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat;

e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru masyarakat;

f. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatanparu masyarakat; g. Pengelolaan data dan sistem informasi; h. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan i.

Pelaksanaan urusan administrasi BBKPM.

G. Sruktur Organisasi BBKPM Bandung Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, maka

7


struktur organisasi BBKPM disederhanakan, dimana susunanya hanya terdiri dari Kepala BBKPM, Subbagian administrasi umum dan Kelompok jabatan fungsional. .

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BBKPM Bandung 2.2 Profil Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan adalah koordinator bidang layanan dan penujang kesehatan yang berada langsung di bawah Kepala BBKM Bandung yang bertugas mengawasi bagian pelayanan dan penunjang kesehatan di BBKPM Bandung. Nama NIP

:

dr Dahlia Qadarsih : 197609212006042001

Jabatan / Golongan : Pembina / IV-a Unit Kerja/Instansi : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Instansi

: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

8


Tugas dan fungsi jabatan berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP): 1. Membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban dan bahan rencana yang akan datang 2. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis 3. Mengkoordinasikan perencanaan, pengendalian dan evaluasi tercapainya program/kegiatan

pelayanan

dan

penunjang

kesehatan

dalam

rangka

tercapainya indikator kepuasan pelanggan 4. Mengkoordinasikan perencanaan, pengendalian dan evaluasi tercapainya program/kegiatan

pelayanan

dan

penunjang

kesehatan

dalam

rangka

tercapainya indikator mutu pelayanan 5. Melaksanakaan

perencanaan,

program/kegiatan

pelayanan

pengendalian dan

penunjang

dan

evaluasi

kesehatan

tercapainya

dalam

rangka

terwujudnya efisiensi pelayanan kesehatan paru BBKPM Bandung 6. Melaksanakan

perencanaan,

pengendalian

dan

evaluasi

tercapainya

program/kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka terpenuhnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik kualitas maupun kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat 7. Melaksanakan

perencanaan,

program/kegiatan

pelayanan

pengendalian kesehatan

dan

dalam

evaluasi rangka

tercapainya pertumbuhan

produktivitas 8. Melaksanakan

perencanaan,

pengendalian

dan

evaluasi

tercapainya

program/kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka pertumbuhan jejaring kemitraan 9. Melaksanaan

perencanaan,

pengendalian

dan

evaluasi

tercapainya

program/kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka pencapaian indikator TB

9


Gambar 2.2 Foto diri peserta 2.3 Profil Peserta Profil penulis rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut: Nama

: dr Achmad Fachri Indra Pratama SpPD

NIP

: 197912262020121001

Jabatan / Golongan : Dokter ahli pertama / III-b Unit Kerja/Instansi : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Instansi

: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Pendidikan Terakhir : Dokter spesialis penyakit dalam FK UNSRI Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi, selain jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu sebagai dasar dalam perencanaan dan penempatan pegawai. Adapun posisi peserta di struktural

adalah dokter jabatan

fungsional umum Bagian Penyakit Dalam di bawah Kepala Instalasi Rawat Jalan Cakupan

: Pasien rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

Sasaran

: Pasien Bagian Penyakit Dalam

SDM

Satu orang dokter spesialis penyakit dalam

Tugas dan fungsi jabatan berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang diberikan oleh atasan: 1. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama 2. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana 3. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap 4. Melakukan penyuluhan medik 5. Membuat catatan medik pasien rawat inap 6. Membuat catatan medik pasien rawat jalan 7. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar.

10


8. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam 9. Melakukan tugas pada daerah konflik/rawan/daerah penyakit menular 10. Menjadi anggota tim penanggulangan penyakit/wabah tertentu Sebagai Ketua 11. Mengikuti seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai Pembahas/moderator / narasumber 12. Mengikuti seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai Peserta 13. Menjadi anggota organisasi profesi dokter sebagai ketua 2.4 Sikap Perilaku Bela Negara Sikap perilaku bela negara membahas mengenai wawasan kebangsaan dan nilainilai bela negara, isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara. a. Wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara Wawasan kebangsaan diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga diri suatu negara akan diri dan lingkungannya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4 konsensus dasar bangsa Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 mengatur mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pada pembukaan UUD 1945 dijelaskan mengenai cita-cita untuk menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam mewujudkan cita-cita bangsa, maka tugas yang harus dilaksankan yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi: o

cinta tanah air;

o

sadar berbangsa dan bernegara;

o

setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;

o

rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan

o

kemampuan awal Bela Negara.

11


b. Isu kontemporer Isu merupakan suatu fenomena/ kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada dalam kesadaran kolektif publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu strategis (kritikal). Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok di antaranya:

1. Current Issue, merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan

2. Emerging Issue, merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut

3. Isu Potensial, Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan isu : 1. Media scanning, Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas 2. Existing data, Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis 3. Knowledgeable others, Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya 4. Public and private organizations, Komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu 5. Public at large, Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut Teknik penapisan isu ada 2 yaitu 1. AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,

12


sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya 2. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. c. Kesiapsiagaan bela negara Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Kemampuan awal bela negara dilihat dari hal-hal berikut: o

Memiliki etika /etiket dan moral

o

Kesiapsiagaan mental

o

Kesiapsiagaan jasmani

o

Menjunjung kearifan lokal

Aksi nasional bela negara merupakan sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur. Nilai-Nilai Dasar ASN Nilai-nilai dasar ASN terdiri dari 5 nilai, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). a. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dimana amanah yang dimaksud adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain:

13


1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan Terdapat 5 tingkatan akuntabilitas yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Ketika menjalankan peran dan fungsinya, PNS diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel yaitu dengan menerapkan nilai-nilai berikut yaitu kejujuran, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi. b. Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan budaya, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan demikian merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam nasionalisme adalah cinta tanah air, rela berkorban, tidak diskriminatif, kerjasama, menghormati orang lain, tenggang rasa, teloransi dan kepentingan umum. c. Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Kode etik adalah peraturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut

14


pandangnya hanya ditunjukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam etika publik adalah ramah, sopan santun, rapi, tanggung jawab, patuh, menghormati orang lain, peduli dan menghargai orang lain. Nilai-nilai dasar Etika Publik yang tercantum dalam Undang-Undang ASN pasal 4:

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila 2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak 4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian 5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif 6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur 7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik 8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah 9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun 10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi 11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama 12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan 14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir d. Komitmen Mutu Komitmen mutu merupakan janji atau kesepakatan untuk mencapai kualitas yang diharapkan. Terdapat lima nilai-nilai komitmen mutu yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi, mutu, dan kepuasan pelanggan. Prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi dilakukan dalam setiap tugas PNS untuk mencapai mutu, sehingga pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan PNS. Beberapa metode perbaikan mutu yang dapat dilakukan ASN antara lain metode Plan Do Check Act (PDCA), dan diagram sebab dan akibat. Dalam membangun komitmen mutu, seorang ASN diharapkan mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah di instansi. Sehingga mutu dari sebuah instansi dapat meningkat dan diperhatikan yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap ASN dan instansi. Nilai-nilai dasar yang

15


terkandung dalam komitmen mutu adalah efektif, efisien, kreatif, inovatif, berorientasi mutu. e. Anti Korupsi Menurut kamus hukum, korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan sebagai temapat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi dapat terjadi karena adanya niat dan kesempatan sehingga berada pada keadaan terpaksa, memaksa atau dipaksa untuk melakukan korupsi baik dalam jumlah yang banyak maupun sedikit. Nilai-nilai anti korupsi yang harus dimiliki oleh ASN adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI a. Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Peran ASN adalah perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik. Tugas ASN ada 3 yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. b. Pelayanan Publik Pelayanan publik merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN, 2015). Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. c. Whole of Government (WoG) Whole of Government (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari seluruh sektor dalam ruang lingkup komunikasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan 16


pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Selain itu, WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.

2.4 Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman proses kerja yang disusun

secara

sistematis untuk mencapai tujuan organisasi yang telah direncanakan. Dalam suatu

organisasi

bagi organisasi

standar untuk

operasional

mengendalikan

prosedur keputusan

merupakan modal dan

penting

kegiatannya dalam

sebuah koridor yang sistematis dan efektif. Standar operasional prosedur diterapkan bertujuan untuk memberikan panduan atau pedoman kerja agar kegiatan dalam organisasi dapat terkontrol sehingga target yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal. Beberapa pengertian umum tentang SOP yaitu: a. Instruksi tertulis sederhana, untuk menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi persyaratan operasional b. Serangkaian

instruksi

tertulis

yang

didokumentasikan

dari

aktivitas rutin

dan berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi c. Penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa”

17


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu Identifikasi isu dilakukan dengan pengamatan pada unit kerja instansi dengan cara melihat Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), penugasan atasan, dan budaya lingkungan kerja serta membandingkan kondisi aktual yang terjadi saat melakukan tugas dengan kondisi yang diharapkan atau biasa disebut Enviromental Screening. Bukan hanya itu identifikasi isu juga harus mereflekskan kondisi yang ada di instansi dengan materi agenda 3 yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Konsep Whole of Government (WoG). Dalam hal ini Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang dimaksud memiliki jabatan sebagai dokter ahli pertama dan mempunyai tugas dan fungsi utama memberikan pelayanan kesehatan. Berikut ini identifikasi isu yang dikaitkan dengan butir SKP serta penugasan dari atasan :

No 1.

Tabel 3.1 Isu dan Sumber Isu Poin SKP dan Penugasan Kondisi saat ini Atasan Melakukan pelayanan Turunnya jumlah spesialistik rawat jalan kunjungan pasien ke BBKM Bandung di tingkat pertama tengah era Pandemi Covid-19

Kondisi yang diharapkan Meningkatnya jumlah kunjungan pasien ke BBKM Bandung di tengah era Pandemi Covid-19

Sumber Isu : SKP

Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik 2.

Melakukan kunjungan Belum adanya SOP (visite) pada pasien rawat penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung Sumber Isu : SKP

18

Tersedianya SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung


Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik 3.

Membuat catatan medik Belum adanya SOP penggunaan obat-obatan pasien rawat inap rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Sumber Isu : SKP Bandung

Tersedianya SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik 4.

Membuat catatan medik Belum adanya pelayanan konsultasi pasien rawat jalan online rawat jalan di BBKPM Bandung

Tersedianya pelayanan konsultasi online rawat jalan di BBKPM Bandung

Sumber Isu : SKP

Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik 5.

Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar.

Berkurangnya efektifitas pelayanan petugas kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi covid-19

Efektifitas pelayanan kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi covid-19

Belum adanya SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

Tersedianya SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

Sumber Isu : SKP

Keterkaitan : Manajemen ASN 6.

Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

Sumber Isu : SKP

Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik

19


Berikut merupakan identifikasi isu yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Belum adanya SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung Penggunaan SOP untukk penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan agar terjadi keseragaman dalam pemberian obat-obatan sesuai standard yang ada sehingga dapat menghindari kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. Penggunaan SOP akan meminimalisir kesalahan tenaga medis dalam memberikan terapi kepada pasien yang dapat menghindarkan tindak malpraktik yang menyebabkan korban jiwa sehingga akan berujung pada tuntutan hukum. Hasil dari penelusuran di lapangan didapatkan hasil bahwa masih belum adanya SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung, yang kemudian dilaporkan kepada atasan dan instansi untuk mendapatkan jalan keluar untuk pemecahan masalah tersebut Kondisi yang terjadi pada BBKPM Bandung selama ini sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada, namun SOP yang berkaitan dengan masalah tersebut

belum ada . sehingga dapat menyebabkan masalah pada pelayanan

kesehatan di BBKPM Bandung 2. Belum adanya pelayanan konsultasi online rawat jalan di BBKPM Bandung Proses pemberian pelayanan konsultasi pada masyarakat selama ini diberikan secara lngsung, nanmun di tengah pandemik Covid-19 ini terdapat banyak hambatan dari pasien untuk datang langsung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di BBKPM Bandung. Pada saat ini penggunaan tehnologi dalam memberikan pelayan kepada pasien secara online adalah salah satu alternatif agar masyarakat masih bisa mendapatkan pelayanan walau tidak harus datang ke BBKPM Bandung secara langsung.Hal ini juga akan meminimalisir angka kejadian putus obat dan kematian pasien akibat tidak mendapatkan pengobatan rutin. 3. Berkurangnya efektifitas pelayanan petugas kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi covid-19 Berkurangnya efektifitas pelayanan petugas kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi Covid-19 disebabkan oleh terbatasnya pergerakan petugas kesehatan dalam memberikan informasi, pemeriksaan dan pemberian obat-obatan yang ada. Proses pelayanan yang terjadi di BBKPM Bandung selama ini sudah sesuai dengan standard yang ada yang berlaku, namun sulitnya komunikasi dan

20


penggunaan APD yang digunakan petugas menyebabkan sulitnya petugas kesehatan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan tindakan medis ke pasien serta membutuhkan waktu dan kerja yang lebih bagi petugas kesehatan sehingga hasil dari pelayanan akan kurang efektif. 4. Turunnya jumlah kunjungan pasien ke BBKM Bandung di tengah era Pandemi Covid-19 Turunnya jumlah kunjungan pasien ke BBKPM Bandung disebabkan sebagian besar masyarakat masih takut ke luar rumah di sebabkan pandemik Covid-19, selain berdampak pada pengobatan pasien juga akan menurunkan jumlah pendapatan instansi BBKPM Bandung yang menyebabkan turunnya kesejehteraan pegawai

3.2 Penetapan Core Isu Berdasarkan isu-isu yang teridentifikasi, maka selanjutnya dilakukan penetapan core isu. Analisis penetapan core isu dilakukan degan cara melakukan penapisan isu dengan menggunakan alat bantu penapisan yaitu metode AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Layak). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematika yaitu isu tersebut memiliki dimensi dimana masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusi secara komprehesi. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalah. Berikut ini merupakan hasil penapisan isu dengan menggunakan metode AKPL, yaitu:

Tabel 3.2 Analisis Isu Menggunakan Metode AKPL Kriteria Isu No

Isu

Keterangan A

K

P

L

Berkurangnya efektifitas pelayanan petugas kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi covid-19

+

+

+

+

Terpilih

1.

Belum optimalnya penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

+

+

+

+

Terpilih

2.

3.

Belum adanya fasilitas pendaftaran konsultasi online yang terintegrasi di BBKPM Bnndung

+

+

+

+

Terpilih

4.

Turunnya jumlah kunjungan pasien ke BBKPM Bandung di tengah era pandemik Covid-19

+

+

+

+

Terpilih

21


Keterangan: A : Aktual K : Kekhalayakan P : Problematika L : Layak

Setelah dilakukan pemilihan isu berdasarkan metode AKPL dan konsultasi dengan mentor didapatkan 3 isu yang layak terpilih, yaitu berkurangnya efektifitas pelayanan petugas kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi covid-19, belum optimalnya penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung dan turunnya

jumlah kunjungan pasien ke BBKPM Bandung di tengah era

pandemik Covid-19. Kemudian dari isu tersebut harus dipilih 1 core isu. Penetapan isu yang akan dijadikan prioritas dalam rancangan aktualisasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu penetapan core isu yaitu metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Berikut merupakan hasil analisis isu menggunakan metode USG :

Tabel 3.3 Analisis Isu Menggunakan Metode USG No

Isu

U

S

G

Total

Peringkat

1.

Berkurangnya efektifitas pelayanan petugas kesehatan di BBKPM Bandung di tengah era Pandemi covid19

2

3

3

8

3

2.

Belum optimalnya penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

5

5

5

15

1

4.

Turunnya jumlah kunjungan pasien ke BBKPM Bandung di tengah era pandemik Covid-19

3

5

4

12

2

Keterangan: U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth Perhitungan menggunakan skala likert, yaitu:

22


1 = sangat kecil/ rendah pengaruhnya 2 = kecil pengaruhnya 3 = sedang/cukup pengaruhnya 4 = besar/tinggi pengaruhnya 5 = sangat besar/tinggi pengaruhnya

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG dan setelah berdiskusi dengan mentor, maka diperoleh peringkat dari isu-isu yang telaah ditemukan. Isu yang menjadi prioritas utama atau core issue adalah isu “Belum optimalnya penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung ”. 3.3 Penyebab Isu Berdasarkan penapisan isu yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya Isu yang menjadi peringkat pertama atau core issue adalah isu belum optimalnya penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap di Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung. Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yang akan diselesaikan, maka digunakan diagram fishbone atau diagram tulang ikan untuk di analisis.

Man

Money Perlunya penyesuai an anggaran penediaan obatobatan

Metode

Baru terbentuknya alur layanan Bagian Penyakit Dalam

Terbatasnya jumlah SDM dan kompetensi yang sesuai Baru dibukanya klinik Bagian Penyakit Dalam

Belum adanya SOP penggunaan obat-obatan

Sarana & prasarana masih dalam pengembangan

Material

Machine

23

Belum optimalnya penggunaan obat-obatan bagian rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung


Gambar 3.1 Diagram Fishbone

Berdasarkan teknik analisis diagram diatas penyebab isu dijabarkan sebagai berikut: 1. Baru terbentuknya alur pelayanan Bagian Penyakit Dalam 2. Terbatasnya jumlah SDM dan kompetensi yang sesuai 3. Baru dibukanya klinik Bagian Penykit Dalam 4. Sarana dan prasarana masih dalam pengembangan 5. Belum adanya SOP penggunaan obat-obatan rawat 6. Perlunya penyesuaian anggaran penyediaan obat-obatan

Dampak / akibat dari dari isu tersebut apabila tidak diselesaikan adalah : 1. Dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakseragaman dalam prosedur penggunaan obat-obatan 2. Dapat meyebabkan terjadinya kesalahan dalam prosedur penggunaan obatobatan 3. Dapat meyebabkan terjadinya tindakan malpraktik 4. Dapat menyebabkan terjadinya tuntutan hukum 5. Dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa 6. Tidak berjalannya pelayanan obat-obatan karena tidak tersedianya dana

3.4 Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu dilakukan dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta memperhatikan prinsi-prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government yang diintegrasikan dengan visi, misi dan nilai-nilai penguatan BBKPM Bandung . Setelah dilakukan analisis penyebab masalah dengan menggunakan metode fishbone, maka dipilih gagasan pemecahan isu tersebut yaitu “Pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung”. Untuk mewujudkan gagasan pemecahan isu tersebut, maka dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

24


Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu No

Kegiatan

SUMBER

KETERKAITAN DENGAN

KEGIATAN

SUBSTANSI MATA PELATIHAN

1.

Penyampaian gagasan

Sasaran Kinerja

kepada mentor dan coach

Pegawai

untuk mendiskusikan

atasan untuk mendapatkan

rencana pembuatan SOP

persetujuan pemecahan isu

penggunaan obat-obatan

dapat menghasikan

rawat jalan dan rawat inap

masukan yang bermanfaat

Bagian Penyakit Dalam di

(Manajemen ASN)

BBKPM Bandung 2.

Penyampaian gagasan ke

Brain storming pembuatan

Sasaran Kinerja

Brain storming dengan

SOP dengan atasan,

Pegawai

atasan untuk mendapatkan

mentor dan coach

persetujuan pemecahan isu

mengenai pembuatan

dapat menghasikan

SOP penggunaan obat-

masukan yang bermanfaat

obatan rawat jalan dan

(Manajemen ASN)

rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung 3.

Pembuatan draft

Sasaran Kinerja

Pembuatan draft untuk

pembuatan SOP

Pegawai

pembuatan SOP sehingga

penggunaan obat-obatan

mendapatkan hasil yang

di rawat jalan dan rawat

sesuai standard

inap Bagian Penyakit

(Manajemen ASN)

Dalam di BBKPM Bandung

25


4.

5.

Penyampaian draft SOP

Sasaran Kinerja

Penyampaian draft ke

penggunaan obat-obatan

Pegawai

atasan untuk mendapat

di rawat jalan dan rawat

arahan pembuatan SOP

inap Bagian Penyakit

dapat menghasilkan

Dalam kepada atasan,

masukan yang baik

mentor dan coach

(manajemen ASN)

Finalisasi draft SOP

Sasaran Kinerja

Draft yang baik dan sesuai

penggunaan obat-obatan

Pegawai

standard akan membantu

di rawat jalan dan rawat

kita dalam membuat SOP

inap Bagian Penyakit

yang baik untuk pelayanan

Dalam di BBKPM

(Manajemen ASN)

Bandung 6.

Pengesahan SOP

Sasaran Kinerja

Pengesahan SOP dari

penggunaan obat-obatan

Pegawai

atasan adalah salah satu

di rawat jalan dan rawat

bentuk proses resmi dan

inap Bagian Penyakit

tertulis (Manajemen ASN)

Dalam di BBKPM

SOP yang sesuai standard

Bandung

dapat digunakan di instalasi atau instansi lain yang berhubungan (Whole of Goverment)

7.

Penerapan SOP

Sasaran Kinerja

SOP yang ada dapat

penggunaan obat-obatan

Pegawai

membantu meningkatkan

di rawat jalan dan rawat

kualitas pelayanan

inap Bagian Penyakit

massyarakat (Pelayanan

Dalam di BBKPM

publik)

Bandung

26


8.

Evaluasi SOP

Sasaran Kinerja

Evaluasi penggunaan SOP

penggunaan obat-obatan

Pegawai

untukmengetahukekurangan

di rawat jalan dan rawat

dari SOP dapat

inap Bagian Penyakit

menghasilkan peningkatan

Dalam di BBKPM

kualitas tenaga kesehatan

Bandung

(Manajemen ASN)

27


BAB IV MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI Pelaksanaan Aktualisasi Unit Kerja

: Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Isu yang diangkat

: Belum optimalnya penggunaan obat-obatan rawat jalan

dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung Gagasan Pemecahan Isu

: Pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan

dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

28


4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi

N Kegiatan o 1 Penyampaian gagasan kepada mentor

1. 2. 3.

4.

2 Brain storming pembuatan SOP dengan mentor

Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi Output Keterkaitan Substansi Menyiapkan gagasan Persetujuan Meminta izin waktu Meminta izin waktu bertemu implementasi bertemu mentor ( Etika gagasan dari Publik ), penyampaian Melaksanakan pertemuan dengan pimpinan gagasan kepada mentor lewat WA / tatap muka pimpinan, mentor Meminta izin pelaksanaan untuk pembuatan SOP implementasi gagasan dan melakukan penyampaian masalah dan gagasan yang ada dengan atasan sebagai bentuk profesionalisme seorang ASN (akuntabilitas),menyam paikan gagasan dengan sopan santun(Etika Publik), menerima masukan atasan untuk perbaikan (Komitmen mutu) Tahapan

1. Mendiskusikan materi SOP 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 4. Meminta izin pelaksanaan

Persetujuan pembuatan rancangan SOP dari pimpinan

29

Meminta izin waktu bertemu dengan sopan santun (Etika Publik), mendiskusikan materi SOP ke atasan (Akuntabilitas)), menerima, masukan

Kontribusi visi dan misi Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergik an UKP dan UKM secara paripurna “

Penguatan Nilai Organisasi Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi.

Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi

Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang

Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas


3

Pembuatan draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

1. Mencari referensi SOP 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Melaksanakan pertemuan dengan mento 4. Mendiskusikan Materi SOP 5. Meminta izin pelaksanaan pembuatan draft SOP

Skema Draft SOP

30

untuk perbaikan (Komitmen mutu), menyampaikan materi dan permasalah yang sesuai dengan kondisi dan data yang ada (Anti Korupsi) Mencari materi dengan baik dan sesuai data dan standard yang ada (Anti Korupsi), meminta izin dan mendiskusikan draft SOP dengan sopan santun (Etika Publik), penyusunan draft dengan rasa tanggung jawab (Akuntabilitas).), Meminta saran dan masukan dari atasan untuk perbaikan agar mendapatkan hasil yang bermutu (Komitmen Mutu),

mensinergikan produktif serta kemitraan UKP dan UKM yang harmonis dengan para secara paripurna “ pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergik an UKP dan UKM secara paripurna “

Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas


4

Penyampaian draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam kepada mentor

1. Meminta izin waktu bertemu 2. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 3. Menyampaikan rancangan 4. Meminta izin pelaksanaan

5

Finalisasi draft 1, Meminta izin kepada seluruh SOP pihak terkait : penggunaan Kepala BKKPM Bandung obat-obatan di Atasan langsung rawat jalan dan Bagian Farmasi rawat inap Rekan sejawat Bagian Penyakit Dalam

Izin pembuatan draft SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam berikut masukan/sara n dari atasan

Mencari materi dengan baik dan sesuai data dan standard yang ada (Anti Korupsi), meminta izin dan mendiskusikan draft SOP dengan sopan santun (Etika Publik), penyusunan draft dengan rasa tanggung jawab (Akuntabilitas).), Meminta saran dan masukan dari atasan untuk perbaikan agar mendapatkan hasil yang bermutu (Komitmen Mutu),

Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergik an UKP dan UKM secara paripurna “

Perizinan draft SOP berikut masukan / saran dari pihak-pihak terkait

Meminta izin pihak terkait dan atasan untuk persetujuan draft final(Akuntabilitas), meminta izin dengan sopan santun (Etika Publik),

Pemenuhan visi” Profesionalisme Menjadi rujukan melaksanakan kinerja kesehatan paru sesuai dengan tupoksi. masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “

31

Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas


2. Menyampaikan atau mensosialisasikan draft fina SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

6

Pengesahan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

1. Meminta izin kepada seluruh terkait : − Kepala BBKPM Bandung − Atasan langsung − Bagian Farmasi − Rekan sejawat 2. Menerima masukan / sasaran SOP 3. Mengajukan pembuatan SK SOP 4. Mengesahkan SOP

7

Penerapan SOP Penerapan SOP di bagianpenggunaan bagian yang terkait obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap

Menyiapkan bahan sosialisasi sesuai materi dan standard yang ada (Komitmen mutu), mensosialisasikan dan bermusyawarah dengan pihak –pihak lain yang terkait untuk medapatkan draft final SOP yang baik (Nasionalisme), SOP Meminta izin pihak penggunaan terkait untuk obat-obatan di pengesahan dengan rawat jalan dan sopan santun (Etika rawat inap Publik), Pengesahan Bagian SOP dari atasan Penyakit sebagai bentuk Dalam yang legalitas dokumen sudah sah (akuntabilitas), lengkap dengan SK Direktur.

Terlaksananya SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan 32

Menerapkan SOP dengan tanggung jawab (Anti Korupsi), menerapkan SOP untuk mendapatkan

Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergik an UKP dan UKM secara paripurna “

Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Komunikasi Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru

Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Keteladanan


Bagian Penyakit Dalam

8

Evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

1. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk evaluasi penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 2. Melakukan evaluasi penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

hasil yang tepat dan efisien (Komitmen mutu),

Hasil evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

Melakukan evaluasi dengan baik dan bertanggung jawab (Akuntabilitas). Penilaian dan evaluasi dilakukan secara jujur dan transparan (Anti Korupsi ) sehingga terjadi perbaikan pada SOP yang telah dibuat (Komitmen Mutu)

33

masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergik an UKP dan UKM secara paripurna “ Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergik an UKP dan UKM secara paripurna “

Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain. .

Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas


4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI Kegiatan aktualisasi dimulai sejak berakhirnya tahap distance learning dengan rincian jadwal sebagai berikut : Tabel 4.2 Rencana Jadwal Aktualisasi No

Kegiatan II

1

Penyampaian gagasan kepada mentor dan Coach( 9-11 September 2021)

2

Brain storming rancangan pedoman pengendalian kepesertaan mahasiswa dalam pembuatan SOP dengan atasan, mentor dan coach ( 11-13 September 2001)

3

Pembuatan draft pembuatan SOP penggunan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam ( 14-21 September 2021)

4

Penyampaian rancangan draft pembuatan SOP penggunan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam kepada atasan, mentor dan coach ( 22 September 2021)

5

Finalisasi draft SOP penggunan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam ( 23 September 2021)

6

Pengesahan SOP penggunan obatobatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam ( 24 September 2021)

7

Penerapan SOP penggunan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Dalam ( 25 September-2 Oktober 2021)

8

Evaluasi SOP penggunan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Dalam ( 2 -9 Oktober 2021)

34

September III IV

I

Oktober II


BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI 5.1 Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan 1 Kegiatan

Tahap Kegiatan

Penyampaian gagasan kepada mentor untuk pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung 1. Menyiapkan gagasan 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Melaksanakan pertemuan dengan pimpinan, mentor 4. Meminta izin pelaksanaan implementasi gagasan

Tanggal Pelaksanaan

9-11 September 2021

Uraian Kegiatan dan Teknik Aktualisasi Penerapan Nilai Nilai Dasar ASN

Meminta izin waktu bertemu mentor ( Etika Publik ), penyampaian gagasan kepada mentor lewat WA tatap muka /untuk pembuatan SOP idan melakukan penyampaian masalah dan gagasan yang ada dengan atasan sebagai bentuk profesionalisme seorang ASN (akuntabilitas),menyampaikan gagasan dengan sopan santun(Etika Publik), menerima masukan atasan untuk perbaikan (Komitmen mutu)

Kendala

Kesibukan mentor karena rapat dan tugas lain

Capaian penyelesaian isu

Sebelum pertemuan belum peserta belum mendapatkan izin untuk menyampaikan gagasan dam telah menyampaikan gagasan setelahnya

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi

Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “

Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi, sinergi, membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

35


Output

Persetujuan implementasi gagasan dari pimpinan untuk pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

Manfaat/ Hasil Capaian

Manfaat dari kegiatan ini adalah izin untuk menyampaikan gagasan bagi peserta, atasan mengetahui tugas peserta dan sebagai masuka untuk unit organisasi

Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan

Apabila tidak dilaksanakan peserta tidak bias mendapatkan waktu untuk menyampaikan gagasan kepada mentor.

Kegiatan 2 Kegiatan

Tahap Kegiatan

Tanggal Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan dan Teknik Aktualisasi Penerapan Nilai Nilai Dasar ASN Kendala Capaian penyelesaian isu Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Brain storming dengan mentor untuk pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung Meminta izin waktu bertemu Melaksanakan pertemuan dengan mentor Mendiskusikan materi SOP Meminta izin pelaksanaan 11-13 September 2021 Meminta izin waktu bertemu dengan sopan santun (Etika Publik, mendiskusikan materi SOP ke atasan (akuntabilitas), menerima, masukan untuk perbaikan (Komitmen mutu), menyampaikan materi dan permasalah yang sesuai dengan kondisi dan data yang ada (Anti Korupsi) Kesibukan mentor. Sebelum brain storming dengan mentor peserta tidak mempunyai izin pembuatan SOP yang baik dan benar dan mendapatkan izin setelahnya Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Output Manfaat/ Hasil Capaian

Persetujuan pembuatan rancangan SOP dari pimpinan Manfaat dari kegiatan ini adalah izin untuk pembuatan SOP untuk peserta, catatan administrasi untuk mentor dan legalitas bagi unit organisasi 36


Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan Kegiatan 3 Kegiatan Tahap Kegiatan

Tanggal Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan dan Teknik

Kendala Capaian penyelesaian isu Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Jika tidak diterapkan maka peserta tidak akan mendapatkan masukan/saran untuk pembuatan SOP

Pembuatan draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 1. Mencari referensi SOP 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Mendiskusikan Materi SOP 4. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 5. Meminta izin pelaksanaan pembuatan draft SOP 14-21 September 2021 Mencari materi dengan baik dan sesuai data dan standard yang ada (Anti Korupsi) penyusunan draft dengan rasa tanggung jawab (Akuntabilitas),meminta izin dan mendiskusikan draft SOP dengan sopan santun (Etika Publik), meminta saran dan masukan dari atasan untuk perbaikan agar mendapatkan hasil yang bermutu (Komitmen Mutu), Pencarian bahan untuk pembuatan skema draft SOP Sebelum kegiatan peserta tidak membunyai bahan untuk pembuatan SOP dan skema draft SOP, dan mendapatkan bahan dan skema draft SOP setelahnya dan juga Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Output Manfaat/ Hasil Capaian

Skema Draft SOP Manfaat dari kegiatan ini adalah izin pembuatan skema draft SOP untuk peserta, catatan untuk mentor dan masukan bagi unit organisasi

Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan

Apabila tidak dilakukan maka tidak akan diperoleh skema draft SOP yang nantinya akan menjadi SOP.

Kegiatan 4 Kegiatan Tahap Kegiatan

Tanggal

Penyampaian draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam kepada mentor 1. Meminta izin waktu bertemu 2. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 3. Menyampaikan rancangan 4. Meminta izin pelaksanaan 22 September 2021 37


Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan dan Teknik Aktualisasi Penerapan Nilai Nilai Dasar ASN Kendala Capaian penyelesaian isu Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Output

Manfaat/ Hasil Capaian Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan Kegiatan 5 Kegiatan

Tahap Kegiatan

Tanggal Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan dan Teknik Aktualisasi

Kendala

Meminta izin waktu dan menyampaikan draft pembuatan SOP dengan sopan santun( Etika Publik), berkoordinasi dengan atasan untuk pertemuan (akuntabilitas)), menerima masukan untuk perbaikan (Komitmen mutu), meminta izin pelaksanaan draft (Etika Publik) Waktu mentor yang terbatas. Sebelum melakukan akltualisasi pesertabelum mendapatkan masukan dan izin pembuatan draft SOP dan mendapatkannya setelah aktualisasi Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “. Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Izin pembuatan draft SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam berikut masukan/saran dari atasan Manfaat dari kegiatan ini adalah masukan Izin pembuatan draft SOP bagi peserta, catatan untuk mentor dan masukan bagi unit organisasi Jika tidak diterapkan maka peserta tidak akan mendapatkan masukan dan izin pembuatan draft SOP.

Finalisasi draft SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Meminta izin kepada seluruh pihak terkait : 1. Kepala BKKPM Bandung 2. Atasan langsung 3. Bagian Farmasi 4. Rekan sejawat Menyampaikan atau mensosialisasikan draft SOP penggunaan obat-obatan di bagian farmasi, rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 23 September 2021 Menyiapkan bahan sosialisasi sesuai materi dan standard yang ada (Komitmen mutu), mensosialisasikan dan bermusyawarah dengan pihak –pihak lain yang terkait untuk medapatkan draft final SOP yang baik (Nasionalisme), meminta izin pihak terkait dan atasan untuk persetujuan final draft (Akuntabilitas), meminta izin dengan sopan santun (Etika Publik), Tidak semua pihak terkait berada di tempat 38


Capaian penyelesaian isu Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Sebelum kegiatan peserta belum mendapatkan masukan dan perizinan final draft SOP dan mendapatkannya setelah kegiatan Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Output Manfaat/ Hasil Capaian

Perizinan draft SOP berikut masukan / saran dari pihak-pihak terkait Manfaat dari kegiatan ini adalah masukan dan perizinan draft SOP bagi peserta, catatan bagi pihak terkait dan masukan bagi unit organisasi Jika tidak diterapkan maka peserta tidak akan mendapatkan masukan dan perizinan final draft SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan

Kegiatan 6 Kegiatan Tahap Kegiatan

Tanggal Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan dan Teknik Aktualisasi Penerapan Nilai Nilai Dasar ASN Kendala Capaian penyelesaian isu Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Output

Pengesahan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Meminta izin pengesahan kepada pihak terkait, menyampaikan atau mensosialisasikan draft SOP penggunaan obat-obatan yang sudah disahkan ke bagian farmasi, rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 24 September 2021 Meminta izin pihak terkait untuk pengesahan dengan sopan santun (Etika Publik), Pengesahan SOP dari atasan sebagai bentuk legalitas dokumen (akuntabilitas)

Tidak semua pihak terkait berada di tempat Sebelum kegiatan peserta belum mendapatkan masukan dan SK SOP dan mendapatkannya setelah kegiatan Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Komunikasi Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya.

SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam yang sudah sah lengkap dengan SK Direktur. 39


Manfaat/ Hasil Capaian Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan

Kegiatan 7 Kegiatan Tahap Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan dan Teknik Aktualisasi Penerapan Nilai Nilai Dasar ASN Kendala Capaian penyelesaian isu Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Output Manfaat/ Hasil Capaian Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan Kegiatan 8 Kegiatan Tahap Kegiatan

Tanggal Pelaksanaan

Manfaat dari kegiatan ini adalah masukan dan perizinan resmi SOP bagi peserta, catatn bagi pihak terkait dan legalitas bagi unit organisasi Jika tidak diterapkan maka peserta tidak akan mendapatkan masukan dan SK SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung

Penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Penerapan SOP di bagian-bagian yang terkait 25 September-2 Oktober 2021 Menerapkan SOP dengan tanggung jawab (Anti Korupsi), menerapkan SOP untuk mendapatkan hasil yang tepat dan efisien (Komitmen mutu),

Belum semua bagian melaksanakan SOP tersebut dengan baik Sebelum kegiatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung belum dilaksanakan dan sudah berjalan sesudah kegiatan. Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Keteladanan Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain. Terlaksananya SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Manfaat dari kegiatan ini adalah terlaksananya penggunaan SOP bagi peserta, sebagai masukan bagi pihak terkait dani unit organisasi Jika tidak diterapkan maka penggunaan SOP penggunaan obatobatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung tidak akan berjalan

Evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 1. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk evaluasi penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 2. Melakukan evaluasi penerapan SOP penggunaan obatobatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 2 -9 Oktober 2021 40


Deskripsi Kegiatan dan Teknik Aktualisasi Penerapan Nilai Nilai Dasar ASN Kendala Capaian penyelesaian isu

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan NilaiNilai Dasar Organisasi

Output Manfaat/ Hasil Capaian Analisis Dampak bila tidak dilaksanakan

Melakukan evaluasi dengan baik dan bertanggung jawab (Akuntabilitas). Penilaian dan evaluasi dilakukan secara jujur dan transparan (Anti Korupsi ) sehingga terjadi perbaikan pada SOP yang telah dibuat (Komitmen Mutu)

Waktu pelaksanaan evaluasi yang terbatas Sebelum kegiatan belum ada evaluasi untuk SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung dan sudah ada hasil evaluasi sesudah kegiatan berjalan Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Hasil evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Manfaat dari kegiatan ini adalah terlaksananya penggunaan evaluasi SOP bagi peserta, sebagai masukan bagi pihak terkait dani unit organisasi Jika tidak diterapkan maka penggunaan SOP penggunaan obatobatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung tidak akan berjalan

41


Tahapan 1

Penyampaian gagasan kepada mentor : menyiapkan gagasan, meminta izin waktu bertemu, melaksanakan pertemuan dengan pimpinan, mentor, meminta izin pelaksanaan implementasi gagasan

Output

Permohonan izin intuk konsultasi kepada mentor

Konsultasi SOP dengan mentor

42


Penyampaian gagasan kepada mentor

Penyampaian gagasan kepada mentor Tanggal

19-11 September 2021

43


Tahapan 2

Brain storming pembuatan SOP dengan mentor :meminta izin waktu bertemu, melaksanakan pertemuan dengan mentor, mendiskusikan materi SOP, meminta izin pelaksanaan

Output

Brain storming pembuatan SOP dengan mentor

Diskusi materi SOP Tanggal Tahapan 3

11-13 September 2021 Pembuatan draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam : mencari referensi SOP, meminta izin waktu bertemu, melaksanakan pertemuan , mendiskusikan Materi SOP, meminta izin pelaksanaan pembuatan draft SOP

44


Output

Skema draft SOP

Skema draft SOP

Diskusi materi draft SOP Tanggal

14-21 September 2021.

Tahapan 4

Penyampaian draft pembuatan SOP : meminta izin waktu bertemu, melaksanakan pertemuan dengan mentor, menyampaikan rancangan, meminta izin pelaksanaan 45


Output

Penyampaian draft pembuatan SOP

Tanggal Tahapan 5

Izin pembuatan draft SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam berikut masukan / saran dari atasan 22 September 2021 Finalisasi draft SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam : 1. Meminta izin kepada seluruh pihak terkait : Kepala BKKPM Bandung, atasan langsung,bagian farmasi, rekan sejawat ) 46


2. Menyampaikan atau mensosialisasikan draft final SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Output

Sosialisasi ke pihak terkait

Draft final SOP Tanggal

23 September 2021

Tahapan 6

Pengesahan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam : 1.Meminta izin kepada seluruh terkait : − Kepala BBKPM Bandung − Atasan langsung − Bagian Farmasi − Rekan sejawat 2.Menerima masukan / sasaran SOP 3.Mengajukan pembuatan SK SOP

47


4.Mengesahkan SOP

Output

Saran / masukan untuk pengesahan SOP

SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam yang sudah sah lengkap dengan SK Direktur

48


SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam yang sudah sah lengkap dengan SK Direktur

Tanggal

SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam yang sudah sah lengkap dengan SK Direktur. 24 September 2021 49


Tahapan 7 Output

Penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam : penerapan SOP di bagian-bagian yang terkait Terlaksananya SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

Penerapan SOP penggunaan obat-obatan

Penerapan SOP penggunaan obat-obatan

50


Tanggal Tahapan 8

Penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 25 September - 2 Oktober 2021 Evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam : Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk evaluasi penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Melakukan evaluasi penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

Output

Hasil evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam

51


Tanggal

Hasil evaluasi SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam 2-9 Oktober 2021

52


BAB VI PENUTUP Pelatihan dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan hal yang sangat penting bagi para calon PNS yang baru, dimana di periode ini para peserta mendapatkan masukan dan ilmu yang bermanfaat untuk menjalankan profesinya sehari-hari dengan berbagai macam kelas dan bimbingan baik secara langsung atau tidak langsung, dengan belajar mandiri ataupun dengan tutorial, MOOC, distance learning, pembuatan rancangan aktualisasi dan aktualisas, yangi merupakan bentuk pendidikan dan pelatihan seorang CPNS agar dapat mengetahui nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu, dan Anti Korupsi( ANEKA) dan tugas-tugas PNS lainnya. Adanya SOP menjadi panduan bagi tenaga medis untuk melakukan tindakan medis yang baik dan sesuai standard kesehatan sehingga akan mencegah terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan pasien ataupun tenaga kesehatan. Hal ini berdampak pada komitmen mutu. Pada saat ini di BBKPM Bandung belum tersedia SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam sehingga dapat berbahaya bagi pasien maupun tenaga medis yang bertugas. Dengan pembuatan SOP penggunaan obat-obatan tersebut tersebut di harapkan dapat menghindarkan adanya tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku yang dapat mengakibatkan terjadinya malpraktik. Secara garis besar proses aktualisasi pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung telah dilakukan dengan konsultasi baik langsung atau tidak langsung dari mentor dan pihak-pihak terkait telah mencapai target dengan tepat waktu. Dari hasil aktualisasi ini di rekomendasikan rencana tindak lanjut untuk evaluasi penggunaan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung untuk dapat mengetahui hasil evaluasi penggunaan SOP dalam jangka waktu panjang.

53


DAFTAR PUSTAKA Tambunan, Rudi M. 2008. Pedoman Menyusun Standard Operating Procedurs (SOP).Jakarta: Maiestas Publishing. Tanjung, A. d. (2012). Panduan Praktis Menyusun Standard Operasional Prosedur (SOP) Instansi Pemerintah. Yogyakarta: Total Media. Balai Besar kesehatan Paru Masyarakat Bandung.Profil BBKPM Bandung. www.bbkpmbandung.org. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Peraturan LAN Nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

54


lampiran Jadwal Konsultasi Dengan Coach Lembar Konsutasi/Pengendalian Oleh Coach Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angakatan 4 RANCANGAN AKTUALISASI Nama

dr Achmad Fachri Indra Pratama SpPD

Nomor Daftar Hadir

30.34D

NIP

197912262020121001

Instansi

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Tempat

Rawat jalan

No Hari/Tanggal/Pukul

Kegiatan/Output

1 Senin 13/9/2021 Pukul 10.00-11.00

Menentukan Isu

WhatsApp

2 Selasa 14/9/2021 Pukul 13.00-14.

Menetukan isu, faktor penyebab

WhatsApp

3 Rabu 15/9/2021 Pukul 13.00-14.00

Menetukan isu, faktor penyebab dan gagasan pemecahan isu

WhatsApp

4 Senin 20/9/2021 Pukul 13.00-14.00

Bimbingan bab IV

WhatsApp

5 Selasa 21/9/2021 Pukul 10.00-11.00

Bimbingan bab V

WhatsApp

6

Bimbingan bab VI

WhatsApp

Finalisasi rancangan aktualisasi

WhatsApp

Telp

Paraf

Commented [A1]:

Rabu 22/9/2021

7 kamis 23/9/2021 Pukul 10.00-11.00

Bandung, 23 September 2021 Coach

Peserta Pelatihan

Siti Hayati, SKM,M.Kes

dr. A. Fachri Indra Pratama SpPD

NIP. 196207141982032002

NIP. 197912262020121001

55


Jadwal Konsultasi Dengan Mentor Lembar Konsutasi/Pengendalian Oleh Mentor Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angakatan 4 Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 RANCANGAN AKTUALISASI

56


FORM PENGENDALIAN AKTUALISASI OLEH COACH Nama

dr Achmad Fachri Indra Pratama SpPD

NIP Unit Kerja Jabatan Isu

197912262020121001 Rawat Jalan Dokter Spesialis Pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung Kegiatan 1 : Penyampaian gagasan kepada coach Penyelesaian Kegiatan Catatatan Coach Paraf Coach Tahapan kegiatan : 1. Menyiapkan gagasan 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Melaksanakan pertemuan dengan pimpinan, coach 4. Meminta izin pelaksanaan implementasi gagasan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Persetujuan implementasi gagasan dari pimpinan untuk pembuatan SOP Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin waktu bertemu coach ( Etika Publik ), penyampaian gagasan kepada coach r lewat WA tatap muka /untuk pembuatan SOP idan melakukan penyampaian masalah dan gagasan yang ada dengan atasan sebagai bentuk profesionalisme seorang ASN (akuntabilitas),menyampaikan gagasan dengan sopan santun(Etika Publik), menerima masukan atasan untuk perbaikan (Komitmen mutu) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan 57


kinerja sesuai dengan tupoksi, sinergi, membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Kegiatan 2 : Brain storming dengan coach untuk pembuatan SOP Penyelesaian Kegiatan Catatatan Coach Tahapan kegiatan : 1. Meminta izin waktu bertemu 2. Melaksanakan pertemuan dengan coach 3. Mendiskusikan materi SOP 4. Meminta izin pelaksanaan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Persetujuan pembuatan rancangan SOP dari pimpinan Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin waktu bertemu dengan sopan santun (Etika Publik, mendiskusikan materi SOP ke atasan (akuntabilitas), menerima, masukan untuk perbaikan (Komitmen mutu), menyampaikan materi dan permasalah yang sesuai dengan kondisi dan data yang ada (Anti Korupsi) Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang 58

Paraf Coach


produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Kegiatan 3 : Pembuatan draft pembuatan SOP Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : 1. Mencari referensi SOP 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Mendiskusikan Materi SOP 4. Melaksanakan pertemuan dengan coach 5. Meminta izin pelaksanaan pembuatan draft SOP Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Skema Draft SOP Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Mencari materi dengan baik dan sesuai data dan standard yang ada (Anti Korupsi) penyusunan draft dengan rasa tanggung jawab (Akuntabilitas),meminta izin dan mendiskusikan draft SOP dengan sopan santun (Etika Publik), meminta saran dan masukan dari atasan untuk perbaikan agar mendapatkan hasil yang bermutu (Komitmen Mutu), Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang

Catatatan Coach

59

Paraf Coach


harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Kegiatan 4 : Penyampaian draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam kepada coach Penyelesaian Kegiatan 1. Tahapan kegiatan : Meminta izin waktu bertemu 2. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 3. Menyampaikan rancangan 4. Meminta izin pelaksanaan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Izin pembuatan draft SOP Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin waktu dan menyampaikan draft pembuatan SOP dengan sopan santun( Etika Publik), berkoordinasi dengan atasan untuk pertemuan (akuntabilitas)), menerima masukan untuk perbaikan (Komitmen mutu), meminta izin pelaksanaan draft (Etika Publik)

Catatatan Coach

Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “. Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

60

Paraf Coach


Kegiatan 5 : Finalisasi draft SOP Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Meminta izin kepada seluruh pihak terkait : 1. Kepala BKKPM Bandung 2. Atasan langsung 3. Bagian Farmasi 4. Rekan sejawat Menyampaikan atau mensosialisasikan draft SOP Output : Perizinan draft SOP berikut masukan / saran dari pihak-pihak terkait Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Menyiapkan bahan sosialisasi sesuai materi dan standard yang ada (Komitmen mutu), mensosialisasikan dan bermusyawarah dengan pihak – pihak lain yang terkait untuk medapatkan draft final SOP yang baik (Nasionalisme), meminta izin pihak terkait dan atasan untuk persetujuan final draft (Akuntabilitas), meminta izin dengan sopan santun (Etika Publik), Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Penguatan Nilai Organisasi : Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Kegiatan 6 : Pengesahan SOP Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Meminta izin

Catatatan Coach

Paraf Coach

Catatatan Coach

Paraf Coach

61


pengesahan kepada pihak terkait, menyampaikan atau mensosialisasikan draft SOP penggunaan obat-obatan yang sudah disahkan ke bagian farmasi, rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Output : SOP penggunaan obatobatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam yang sudah sah lengkap dengan SK Direktur. Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin pihak terkait untuk pengesahan dengan sopan santun (Etika Publik), Pengesahan SOP dari atasan sebagai bentuk legalitas dokumen (akuntabilitas) Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Komunikasi Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Kegiatan 7 : Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Terlaksananya SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Menerapkan SOP dengan tanggung jawab (Anti Korupsi), menerapkan SOP untuk mendapatkan hasil yang tepat dan efisien (Komitmen mutu),

Catatatan Coach

62

Paraf Coach


Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Penguatan Nilai Organisasi: Kegiatan 8 Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Keteladanan Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain

Catatatan Coach

63

Paraf Coach


FORM PENGENDALIAN AKTUALISASI OLEH MENTOR Nama

dr Achmad Fachri Indra Pratama SpPD

NIP Unit Kerja Jabatan Isu

197912262020121001 Rawat Jalan Dokter Spesialis Pembuatan SOP penggunaan obat-obatan rawat jalan dan rawat inap bagian Penyakit Dalam di BBKPM Bandung Kegiatan 1 : Penyampaian gagasan kepada mentor Penyelesaian Kegiatan Catatatan Mentor Paraf Mentor Tahapan kegiatan : 1. Menyiapkan gagasan 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Melaksanakan pertemuan dengan pimpinan, mentor 4. Meminta izin pelaksanaan implementasi gagasan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Persetujuan implementasi gagasan dari pimpinan untuk pembuatan SOP Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin waktu bertemu mentor ( Etika Publik ), penyampaian gagasan kepada mentor lewat WA tatap muka /untuk pembuatan SOP idan melakukan penyampaian masalah dan gagasan yang ada dengan atasan sebagai bentuk profesionalisme seorang ASN (akuntabilitas),menyampaikan gagasan dengan sopan santun(Etika Publik), menerima masukan atasan untuk perbaikan (Komitmen mutu) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi, 64


sinergi, membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Kegiatan 2 : Brain storming dengan mentor untuk pembuatan SOP Penyelesaian Kegiatan Catatatan Mentor Tahapan kegiatan : 1. Meminta izin waktu bertemu 2. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 3. Mendiskusikan materi SOP 4. Meminta izin pelaksanaan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Persetujuan pembuatan rancangan SOP dari pimpinan Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin waktu bertemu dengan sopan santun (Etika Publik, mendiskusikan materi SOP ke atasan (akuntabilitas), menerima, masukan untuk perbaikan (Komitmen mutu), menyampaikan materi dan permasalah yang sesuai dengan kondisi dan data yang ada (Anti Korupsi) Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal 65

Paraf Mentor


yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Kegiatan 3 : Pembuatan draft pembuatan SOP Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : 1. Mencari referensi SOP 2. Meminta izin waktu bertemu 3. Mendiskusikan Materi SOP 4. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 5. Meminta izin pelaksanaan pembuatan draft SOP Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Skema Draft SOP Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Mencari materi dengan baik dan sesuai data dan standard yang ada (Anti Korupsi) penyusunan draft dengan rasa tanggung jawab (Akuntabilitas),meminta izin dan mendiskusikan draft SOP dengan sopan santun (Etika Publik), meminta saran dan masukan dari atasan untuk perbaikan agar mendapatkan hasil yang bermutu (Komitmen Mutu), Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “ Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan

Catatatan Mentor

66

Paraf Mentor


berkualitas

Kegiatan 4 : Penyampaian draft pembuatan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam kepada mentor Penyelesaian Kegiatan 1. Tahapan kegiatan : Meminta izin waktu bertemu 2. Melaksanakan pertemuan dengan mentor 3. Menyampaikan rancangan 4. Meminta izin pelaksanaan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Izin pembuatan draft SOP Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin waktu dan menyampaikan draft pembuatan SOP dengan sopan santun( Etika Publik), berkoordinasi dengan atasan untuk pertemuan (akuntabilitas)), menerima masukan untuk perbaikan (Komitmen mutu), meminta izin pelaksanaan draft (Etika Publik)

Catatatan Mentor

Paraf Mentor

Catatatan Mentor

Paraf Mentor

Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna “. Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas Kegiatan 5 : Finalisasi draft SOP Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan :

67


Meminta izin kepada seluruh pihak terkait : 1. Kepala BKKPM Bandung 2. Atasan langsung 3. Bagian Farmasi 4. Rekan sejawat Menyampaikan atau mensosialisasikan draft SOP Output : Perizinan draft SOP berikut masukan / saran dari pihakpihak terkait Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Menyiapkan bahan sosialisasi sesuai materi dan standard yang ada (Komitmen mutu), mensosialisasikan dan bermusyawarah dengan pihak – pihak lain yang terkait untuk medapatkan draft final SOP yang baik (Nasionalisme), meminta izin pihak terkait dan atasan untuk persetujuan final draft (Akuntabilitas), meminta izin dengan sopan santun (Etika Publik), Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Penguata Nilai Organisasi : Profesionalisme melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Kegiatan 6 : Pengesahan SOP Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Meminta izin pengesahan kepada pihak terkait, menyampaikan atau mensosialisasikan draft SOP

Catatatan Mentor

68

Paraf Mentor


penggunaan obat-obatan yang sudah disahkan ke bagian farmasi, rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Output : SOP penggunaan obatobatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam yang sudah sah lengkap dengan SK Direktur. Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Meminta izin pihak terkait untuk pengesahan dengan sopan santun (Etika Publik), Pengesahan SOP dari atasan sebagai bentuk legalitas dokumen (akuntabilitas) Pemenuhan visi” Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Komunikasi Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Kegiatan 7 : Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Penerapan SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Terlaksananya SOP penggunaan obat-obatan di rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Menerapkan SOP dengan tanggung jawab (Anti Korupsi), menerapkan SOP untuk mendapatkan hasil yang tepat dan efisien (Komitmen mutu), Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Pemenuhan visi”

Catatatan Mentor

69

Paraf Mentor


Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat nasional” dan misi mensinergikan UKP dan UKM secara paripurna Penguatan Nilai Organisasi: Kegiatan 8 Penyelesaian Kegiatan Tahapan kegiatan : Output kegiatan terhadap pemecahan isu : Keterkaitan Substansi mata pelatihan : Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Penguatan Nilai Organisasi: Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. Keteladanan Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain

Catatatan Mentor

70

Paraf Mentor


71


72


73


74


75


76


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.