Peningkatan Pengetahuan Perawat/Bidan Tentang Teknik Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Kemoterapi

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3 PENINGKATAN PENGETAHUAN PERAWAT/BIDAN TENTANG TEKNIK MENGURANGI KECEMASAN PADA PASIEN KEMOTERAPI DENGAN RELAKSASI AUTOGENIK DI RUANG ALAMANDA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : INDA STELLA GREYANDHA, S.Kep., Ns. NIP. 199210292020122005

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang berjudul “Peningkatan Pengetahuan Perawat/Bidan tentang Teknik Mengurangi Kecemasan pada Pasien Kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3 Bapelkes Cikarang Tahun 2021. Penulisan laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp, MM selaku mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga proses aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Bapak Agus Dwinanto, SAP, MM selaku coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingan selama proses aktualisasi ini. 3. Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan. 4. Ibu Windy Natasya Al Baihaqi, M.Kep, Ners, Sp.Kep. Mat selaku kepala ruangan Alamanda yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga proses aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Seluruh Widyaiswara dan panitia penyelenggara yang telah memfasilitasi selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3. 6. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 3 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya. 7. Orang tua yang telah memberikan semangat dan doa yang tidak pernah putus. 8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan aktualisasi ini. Penulis menyadari dalam laporan aktualisasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaikbaiknya, serta dapat dikembangan lebih lanjut.

Penulis

Inda Stella Greyandha, S.Kep., Ns.

3


DAFTAR ISI Hal HALAMAN SAMPUL..................................................................................................1 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI ...............................................2 KATA PENGANTAR ..................................................................................................3 DAFTAR ISI ...............................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................5 B. Tujuan .........................................................................................................6 C. Ruang Lingkup .............................................................................................6 D. Manfaat ........................................................................................................7 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA A. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung .....................8 B. Tugas dan Fungsi Pokok RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ......................8 C. Visi dan Misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung ........................................9 D. Tata nilai RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung ..............................................9 E. Motto RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung ...................................................10 F. Struktur Orgnisasi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung ................................10 G. Profil Ruangan Alamanda ............................................................................10 H. Struktur Organisasi Ruangan Alamanda ......................................................11 I. Profil Peserta ...............................................................................................11 J. Nilai Dasar Profesi ASN ...............................................................................12 K. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI .....................................................14 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Identifikasi Isu ..............................................................................................16 B. Penapisan Isu ..............................................................................................19 C. Latar Belakang Pemilihan Isu.......................................................................20 D. Analisis Isu...................................................................................................24 E. Gagasan Pemecahan Isu.............................................................................26 F. Matriks Aktualisasi Nilai-nilai Aneka .............................................................28 G. Jadwal Kegiatan...........................................................................................35 BAB IV LAPORAN HASIL KEGIATAN AKTUALISASI A. Kegiatan Aktualisasi .....................................................................................36 B. Uraian Kegiatan ...........................................................................................38 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ..................................................................................................67 B. Saran ...........................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................69 LAMPIRAN .................................................................................................................71

4


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU no 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di jelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di singkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sejak diterbitkannya UU tersebut, maka pengelolaan sistem manajemen kepegawaian mulai bergeser, khususnya pada perubahan dan perbaikan culture set, mindset, kompetensi, profesionalisme, dan etos kerja ASN. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai dasar profesi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pola baru. Selama ini pelatihan pembentukan CPNS dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, dimana praktik penyelenggaraan pelatihan yang pembelajarannya didominasi oleh ceramah. Sejalan dengan telah ditetapkannya UU ASN

dan

merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, CPNS wajib menjalani masa percobaan

yang

dilaksanakan melalui

proses pelatihan

terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah

penyelenggaraan

penyelenggaraan

pelatihan

pelatihan yang

yang

inovatif

memadukan

dan

terintegrasi,

pembelajaran

klasikal

yaitu dan

nonklasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja, sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan dirasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan untuk CPNS ini dikenal dengan Latsar (Pelatihan Dasar). Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil atau disingkat Latsar CPNS adalah syarat bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).Sebelum tahun 2015 dikenal sebagai Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan atau disingkat Diklat Prajabatan.Lembaga administrasi negara sebagai pusat pengembangan inovasi pemerintahan mengeluarkan kebijakan pola baru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Golongan III.

5


Pelatihan

dasar

CPNS

menuntut

setiap

peserta

untuk

dapat

mengaktualisasikan materi pembelajaran nilai-nilai dasar PNS, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) serta tiga substansi materi, yaitu manajemen ASN, pelayanan publik, dan whole of government.

Setiap

peserta

pelatihan

juga

dituntut

untuk

mampu

mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran tersebut melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi, yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan CPNS dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, dan mengaplikasikan gagasan menjadi sebuah kegiatan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan aktualisasi setiap CPNS di satuan kerja masing-masing. Perawat merupakan salah satu profesi yang ada dalam formasi jabatan pegawai negeri sipil. Perawat memiliki tugas melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif secara bio-psiko-sosio-spiritual sehingga peran perawat bukan hanya menjadi care giver, namun juga berperan sebagai edukator. Rancangan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung dan atau kombinasi di antara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan dan diselesaikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. B. Tujuan 1.

Tujuan Umum Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,

Etika

Publik,

Komitmen

Mutu,

dan

Anti

Korupsi)

dalam

melaksanakan tugas di lingkungan kerja, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2.

Tujuan Khusus a. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja. b. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan. c. Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai ANEKA.

C. Ruang Lingkup Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung selaku Calon PNS di

6


lingkungan Kementerian Kesehatan dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS, yaitu Akuntabilitas, Nasonalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), manajemen ASN, pelayanan publik dan whole of government, yang bersumber dari SKP dan atau penugasan atasan dan program lain yang menjadi inovasi. D. Manfaat 1.

Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap aparatur sipil negara, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasonalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), dan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja.

2.

Bagi Institusi Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasonalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).

7


BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA A. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun 1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan belanda pada saat itu. Pada Tahun1948, barulah Rumah Sakit Hasan Sadikin dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah Sakit Rantja Badak berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin hingga sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin. RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus. RSHS memiliki kapasitas 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis, dengan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal. Fungsi, Klasifikasi dan Susunan Organisasi BP4, maka tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis tetapi juga penyakit paru lainnya. B. Tugas dan Fungsi Pokok RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Berdasarkan

peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1673/MENKES/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSHS dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama.RSHS dikategorikan sebagai Rumah Sakit Tipe A dan berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan puncak untuk provinsi Jawa Barat.RSHS juga berfungsi sebagai pusat unggulan nasional (National Centre of Excellence) dalam


bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir di Indonesia. 1.

Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSHS menyelenggarakan beberapa fungsi berikut ini : a. Pelayanan medik dan penunjang medik b. Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan c. Pelayanan rujukan d. Pelayanan umum dan operasional penunjang non medik e. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit f.

Pelayanan Administrasi Dan Keuangan

g. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia penelitian dan pengembangan. 2.

Tugas Pokok RSUP

Dr.

Hasan

Sadikin

mempunyai

tugas

menyelenggarakan

penyembuhan danpemulihan yang dilaksanakan secara

upaya

serasi, terpadu, dan

berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan, dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan. C. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 1.

Visi “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

2.

Misi “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia”

D. Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan misi dan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu: 1.

Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya.

2.

Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan.

3.

Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

4.

Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.

9


5.

Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

6.

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

E. Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” F.

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung G. Profil Ruangan Alamanda Ruang Alamanda merupakan ruang rawat inap kebidanan kelas 1, 2, dan 3 yang mempunyai kapasitas sebanyak 38 tempat tidur yang terdiri dari 36 TT rawat untuk rawat inap regular dan 2 TT untuk rawat HCU(High Care Unit). Ruang Alamanda memberikan pelayanan kepada pasien dengan kasus-kasus obstetric, ginekologi, dan onkologi. Ruangan Alamanda menggunakan metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan yang dibagi menjadi 2 tim. Pelayanan yang diberikan meliputi, pelayanan pre bedah, post bedah, perbaikan keadaan umum, dan kemoterapi.

10


H. Struktur Organisasi Ruangan Alamanda

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruangan Alamanda

I.

Profil Peserta Peserta bernama lengkap Inda Stella Greyandha, S.Kep., Ns., lahir di Ujung Pandang, 29 Oktober 1992. Pendidikan terakhir peserta adalah Ners dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI pada satuan kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin sejak 01 Desember 2020 sesuai SK dan mulai bekerja sejak 04 Januari 2021 dengan formasi sebagai perawat ahli pertama. Saat ini sedang bertugas sebagai perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Alamanda. Bertugas sebagai perawat ahli di RSUP Dr. Hasan Sadikin, peserta memiliki Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang merupakan acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, yakni sebagai berikut:

1.

Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu, keluarga.

2.

Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.

3.

Melakukan stimulus tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif.

4.

Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.

11


5.

Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu.

6.

Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat.

7.

Melakukan manajemen inkontinen urin.

8.

Melakukan manajemen inkontinen faecal.

9.

Melakukan upaya membuat pasien tidur.

10. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan. 11. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. 12. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care). 13. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman. 14. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP. 15. Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi. 16. Melakukan resusitasi bayi baru lahir. 17. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi. 18. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal. 19. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka, dan kematian. 20. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu. 21. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 22. Meyusun laporan pelaksaaan tugas. J.

Nilai Dasar Profesi ASN

1.

Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban

laporan

kegiatan

kepada

atasannya.

Fungsi

utama

akuntabilitas publik yaitu: a. Untuk menyediakan kontrol demokratis dengan membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif, dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat kementerian, lembaga, maupun daerah). b. Untuk

mencegah

korupsi

dan

penyalahgunaan

kekuasaan

(peran

konstitusional). c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Di samping itu, untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel diperlukan nilai-nilai kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

12


2.

Nasionalisme Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Bahkan tidak sekedarwawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Nasionalisme yang diaplikasikan oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah nasionalisme pancasila, yaitu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkanpada nilai-nilai pancasila.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

3.

Etika publik Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan kepemimpinan, namun juga kompetensi etika.Oleh karena itu, perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli, dan bahkan seringkali diskriminatif,

terutama

pada

masyarakat

kalangan

bawah

yang

tidak

beruntung.Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Etika publik merupakan ilmu pengetahuan tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan selama masih bisa dicerna akal.Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus ditaati secara sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi publik. 4.

Komitmen mutu Komitmen mutu berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi. Efektivitas menunjukkan

tingkat

ketercapaian target

yang

telah

direncanakan,

baik

menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.

13


Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien di antaranya penghematan,

ketercapaian

target

secara

tepat

sesuai

dengan

yang

direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak. Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan akan menimbulkan kerugian secara finansial. 5.

Anti korupsi Anti Korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi.Memutus mata rantai korupsi dapat diawali dari diri sendiri.Baik itu korupsi waktu, korupsi uang, maupun korupsi tugas.Setiap individu hendaknya dapat menjadi pengingat bagi dirinya masing-masing.Menjadi PNS bukanlah hal yang mudah.tapi bukan berarti kita tidak bisa menjadi PNS yang baik. Nilai-nilai yang terdapat dalam anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

K. Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI 1.

Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Keja (PPPK).Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

2.

Pelayanan publik Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayann Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

14


3.

Whole of Government (WoG) Whole of government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WOG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah.Pertama adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan, dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.Selain itu, perkembangan teknologi informasi, situasi, dan dinamika kebijakan lebih kompleks juga mendorong pentingnya WOG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Praktik WOG dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Penguatan koordinasi antar lembaga Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. b. Membentuk lembaga koordinasi khusus Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian. c. Membentuk gugus tugas Bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen. d. Koalisi sosial Bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi.

15


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu Identifikasi Isu dilakukan dengan melihat hal – hal yang tidak sesuai dalam Sasaran Kerja Pegawai ( SKP ). Hal yang tidak sesuai dalam SKP akan berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP. No.

POIN SKP

KONDISI SEKARANG

KONDISI SEHARUSNYA

1

Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan Sudah dilaksanakan pada individu, keluarga

Dilaksanakan sesuai SOP

2

Merumuskan keperawatan individu

Dilaksanakan sesuai SOP

3

Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada Sudah dilaksanakan individu dalam rangka melakukan upaya promotif

Dilaksanakan sesuai SOP

4

Melakukan finding/penemuan baru pada individu

Dilaksanakan sesuai SOP

5

Melakukan support kepatuhan terhadap Sudah dilaksanakan intervensi kesehatan pada individu

Dilaksanakan sesuai SOP

6

Belum dilaksanakan secara optimal. Khususnya mengajarkan bagaimana Melakukan pendidikan mengurangi kesehatan pada individu, kecemasan pada keluarga, kelompok dan pasien kemoterapi. masyarakat Perawat/bidan kurang mengetahui teknik untuk mengurangi kecemasan pasien kemoterapi.

Pemberian sosialisasi kepada perawat/bidan tentang teknik untuk mengurangi kecemasan pasien, salah satunya dengan relaksasi autogenik.

diagnose pada Sudah dilaksanakan

case kasus Sudah dilaksanakan


7

8 9

10

Belum optimalnya penerapan Bladder Melakukan managemen Training pada Dilaksanakan sesuai inkontinen urine pasien post operasi SOP sebelum di lakukan aff kateter Melakukan managemen Dilaksanakan sesuai Sudah dilaksanakan inkontinen faecal SOP Melakukan upaya Sudah dilaksanakan membuat pasien tidur Melakukan komunikasi terapeutik dalam Sudah dilaksanakan pemberian asuhan keperawatan

Dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP

11

Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan Sudah dilaksanakan kebutuhan spiritual

Dilaksanakan sesuai SOP

12

Melakukan pendampingan pada pasien menjelang Sudah dilaksanakan ajal (dying care)

Dilaksanakan sesuai SOP

13

Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang Sudah dilaksanakan dan aman

Dilaksanakan sesuai SOP

14

Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonal Sudah dilaksanakan arteri, CVP

Dilaksanakan sesuai SOP

15

16 17

Adanya SOP dalam Memantau pemberian Belum dilaksanakan pemantauan elektrolit konsentrasi tinggi secara optimal pemberian elektrolit konsentrasi tinggi Melakukan resusitasi bayi Dilaksanakan sesuai Sudah dilaksanakan baru lahir SOP Melakukan Dilaksanakan sesuai penatalaksanaan Sudah dilaksanakan SOP ekstravasasi

18

Melakukan perawatan pada pasien menjelang Sudah dilaksanakan ajal sampai meninggal

Dilaksanakan sesuai SOP

19

Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, Sudah dilaksanakan berduka dan kematian

Dilaksanakan sesuai SOP

20 21

Melakukan evaluasi tindakan keperawatan Sudah dilaksanakan pada individu Melakukan dokumentasi Sudah dilaksanakan asuhan keperawatan

17

Dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP


22

Menyusun laporan Sudah dilaksanakan pelaksanaan tugas

Dilaksanakan sesuai SOP

Tabel 3.1 Penjabaran Butir SKP

Berdasarkan penjabaran

butir

SKP

diatas,

maka dilakukan identifikasi

dan

pengelompokkan isu berdasarkan kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI sebagai berikut: 1.

Kurangnya pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan

Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda

(Manajemen ASN). Prosedur kemoterapi menimbulkan banyak dampak bagi pasien. Dampak psikologis yang ditimbulkan diantaranya berupa kecemasan dan stress. Mengacu pada hasil pengkajian awal rawat inap yang didokumentasikan pada sistem EMR (Elektronic Medical Record) periode Agustus 2021 pada pasien yang akan menjalani kemoterapi di dapatkan data bahwa ada kecemasan yang mereka rasakan setiap kali menjalani kemoterapi. Penyebabnya pun beragam, mulai dari mencemaskan prosedur kemoterapi yang cukup melelahkan, efek obat dan risikorisiko lain yang terkait dengan proses perawatan mereka. Dibutuhkan peran perawat sebagai komponen support system yang mampu memberi dukungan moril serta harus mempunyai asuhan yang kreatif dalam penanganan kecemasan pasien. Teknik relaksasi Autogenik merupakan salah satu teknik non farmakologis yang dapat

digunakan

untuk

mengurangi

tingkat

kecemasan

pada

pasien

kemoterapi.Berdasarkan hasil penelitian Andrik Hermanto (2020) bahwa terapi relaksasi autogenic berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi. Namun dari hasil wawancara di dapatkan fakta bahwa sebagian besar perawat/bidan di ruang Alamanda tidak mengetahui tentang teknik ini. Maka dari itu peningkatan pengetahuan perawat/bidan tentang beberapa teknik relaksasi perlu dilakukan agar tercapai peningkatan pelayanan optimal khususnya dalam upaya mengurangi tingkat kecemasan pada pasien kemoterapi. 2.

Belum optimalnya penerapan Bladder Training pada pasien post operasi sebelum di lakukan Aff kateter di ruang Alamanda (Pelayanan Publik). Bladder training adalah sebuah latihan yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi kandung kemih ke keadaan normal. Latihan ini ditujukan pada pasien dengan riwayat pemakaian kateter lama, pasien dengan inkotinensia urine dan

18


pada pasien post operasi.Melalui latihan, pasien diharapkan dapat merasakan dan menahan sensasi berkemih yang sebelumnya tergantikan dengan adanya kateter urine. Pada pelaksanaannya diruang Alamanda, masih ada petugas yang tidak melakukan bladder training dahulu sebelum melakukan prosedur aff kateter, hal ini dapat menyebabkan risiko terjadinya inkotinensia urine pada pasien atau biasa dikenal dengan istilah ngompol. 3.

Belum optimalnya pemantauan pemberian elektrolit konsentrasi tinggi pada pasien di ruang Alamanda (Whole of Government). Berdasarkan hasil observasi diruangan Alamanda didapatkan hasil bahwa pemantauan pemberian elektrolit konsentrasi tinggi belum optimal dilakukan. Hal ini disebabkan karena belum adanya SPO dan form pemantauan elektrolit konsentrasi tinggi. Dibutuhkan sinergitas antar bagian, antara lain bagian farmasi dan badan pelayanan medik untuk bagaimana membuat skema dan panduan bagaimana prosedur pemantauan dalam pemberian elektrolit konsentrasi tinggi.

B. Penapisan Isu Dalam proses penapisan isu digunakan alat bantu penetapan isu prioritas yaitu dengan menggunakan metode USG (urgency, seriousness, growth) untuk menentukan isu mana yang menjadi prioritas untuk dipecahkan. Urgency adalah seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisa, dan ditindaklanjuti. Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani.

19


No.

Isu

1

Kurangnya pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda

2

3

Belum optimalnya penerapan Bladder Training pada pasien post operasi sebelum di lakukan Aff kateter di ruang Alamanda. Belum optimalnya pemantauan pemberian elektrolit konsentrasi tinggi pada pasien di ruang Alamanda

U

Kriteria S

G

4

4

3

3

Total

Prioritas

4

12

1

3

3

9

3

4

3

10

2

Tabel 3.2 Penapisan Isu Berdasarkan USG

Keterangan : Skala 1-5 (1 =sangat kecil; 2 = kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar) Bobot nilai yang diberikan secara objektif merujuk pada pertimbangan beberapa aspek diantaranya hasil konsultasi dan diskusi (rekomendasi dari rekan sejawat, kepala ruangan dan mentor), analisis teoritis (sudut pandang teori yang dikaitkan dengan prediksi dan perkembangan isu) dan analisis strategis organisasi (dampak isu terhadap citra organisasi). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG, maka diperoleh peringkat dari isu-isu yang telah ditemukan.Isu yang menjadi peringkat pertama atau core issue adalah isu “Kurangnya pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda”. Dari segi urgency, isu ini penting untuk dibahas karna isu ini akan berpengaruh terhadap kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Sedangkan dari segi seriousness dan growth, apabila isu ini tidak ditindak lanjuti dan terus dibiarkan, maka akan berdampak pada lama rawat dari pasien tersebut. Dampak lainnya, kecemasan dapat membuat sistem imun menurun, dan terkadang membuat pasien memilih untuk menghentikan siklus terapi, dan jika semua itu terjadiakan berpotensi


mempengaruhi harapan hidup dan kualitas hidup pasien.

Hal ini tentu juga akan

berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit yang dinilai kurang maksimal. Perawatan yang lama juga berdampak pada keluarga seperti biaya yang dikeluarkan bertambah banyak. C. Latar Belakang Pemilihan Isu Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban kesehatan diseluruh dunia.Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel yang abnormal yang bisa berkembang tanpa terkendali dan memiliki kemampuan untuk menyerang dan berpindah antar sel dan jaringan tubuh. Data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) yang dirilis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus dan kematian akibat kanker sampai dengan tahun 2018 sebesar 18,1 juta kasus dan 9,6 juta kematian di tahun 2018. Data hasil Riskesdas tahun 2013 dan tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi kanker di Indonesia dari 1,4‰ menjadi 1,49‰. Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada proses pengobatan juga mempengaruhi prognosis pasien (Infodatin, 2019). Jenis pengobatan kanker yang dijalani oleh pasien kanker tergantung dengan jenis dan stadium pada saat diagnosis. Pada beberapa kasus, pasien menjalani lebih dari satu metode pengobatan. Hasil Riskesdas 2018 menggambarkan sebagian besar penduduk di Indonesia menjalani pengobatan kanker dengan metode pembedahan, yaitu sebesar 61,8%. Pasien juga memilih metode lainnya untuk pengobatan, yaitu kemoterapi sebesar 24,9%, dan penyinaran sebesar 17,3%(Infodatin, 2019). Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan bagi penderita kanker yang berupa obat-obatan sitotoksis yang membunuh sel-sel kanker.Pasien dengan kemoterapi akan mengalami efek samping secara fisik dan psikologis. Dampak psikologis yang timbul adalah stress dan cemas yang muncul sedari awal diagnosis, pengobatan bahkan saat masa pemulihan. Hampir sebagian besar pasien yang menjalani kemoterapi mengalami kecemasan. Kecemasan dapat memicu dampak yang cukup fatal,tidak jarang beberapa dari pasien kanker berhasrat untuk mengakhiri hidupnya karena sudah tidak dapat mengendalikan emosi dalam jiwa terutama jika pengobatan tidak kunjung berhasil (Hermanto, 2020). Kecemasan adalah adalah perasaan takut yang belum tahu penyebabnya dan hal ini tidak didukung oleh situasi apapun. Kondisi cemas ini menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman, hal ini berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Nurhayati, Isny, dkk, 2016). Tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah

21


cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut, pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang, mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan disertai respon fisik (jantung berdetak kencang, tekanan darah meningkat, dan lain sebagainya). Walaupun ditengah pandemic covid-19 saat ini, pasien dengan kanker mau tak mau harus tetap datang rumah sakit untuk menjalani proses kemoterapi. Hal ini juga merupakan salah satu faktor pencetus munculnya kecemasan pada pasien. Ketakutan akan risiko tertular, keselamatan hidup diri dan anggota keluarga yang menjaga adalah berbagai hal yang mereka cemaskan. Dibutuhkan support dari orang-orang terdekat termasuk dari perawat yang memberi asuhan secara holistic agar meminimalisir kecemasan pasien yang menjalani proses kemoterapi. Sebagai salah satu terapi nonfarmakologis untuk mengurangi kecemasan pasien kemoterapi adalah dengan teknik relaksasi autogenik.Terapi nonfarmakologis ini lebih efektif untuk diberikan kepada pasien karena intervensinya mudah, murah dan menyenangkan dibanding dengan terapi farmakologis yang sudah membawa trauma tersendiri bagi pasien.Teknik relaksasi autogenik merupakan relaksasi berbasis sugesti dalam diri sendiri sehingga dapat mengontrol tekanantekanan yang datang dari luar maupun dari dalam diri, caranya dengan memikirkan perasaan hangat dan berat pada anggota tubuh (Syafitri, 2018). Relaksasi autogenik yang diberikan tersebut berupa kalimat pendek yang digunakan untuk menentramkan hati dan pikiran sehingga mengurangi perasaan cemas. Oleh karenanya sangat diperlukan kompetensi perawat yang memadai dalam penerapan teknik relaksasi, karena jika cemas tidak ditangani dapat menurunkan sistem imun tubuh yang sebaiknya tidak boleh dialami oleh penderita kanker karena dapat menghambat proses pengobatan yang bahkan berujung pada penurunan kondisi yang berimbas pada hari rawat yang memanjang. Memanjangnya hari rawat pasien di rumah sakit yang pada akhirnya dapat menimbulkan penurunan indeks kepuasan masyarakat. Kendati demikian, demi tetap bersinergi mewujudkan visi rumah sakit yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” serta misi “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia” maka peningkatan pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan ini penting dilakukan khusunya dalam peningkatan kompetensi perawat sehingga dapat memberikan pelayanan prima bagi pasien.

22


Berikut hasil kuesioner awal yang dibagikan penulis untuk djadikan gambaran awal tentang tingkat pengetahuan perawat/bidan Alamanda tentang tentang Relaksasi Autogenik. Pertanyaan 1: Apakah penanganan kecemasan pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi penting dilakukan?

Pertanyaan 2 : Apakah anda melakukan penanganan kecemasan pada pasien kemoterapi dengan teknik tertentu?

Pertanyaan 3 : Apakah anda tahu tentang Teknik Relaksasi Autogenik?

Pertanyaan 4 : Apakah perlu dilakukan edukasi tentang Teknik Relaksasi Autogenik untuk pasien kemoterapi?

23


Berdasarkan data kajian awal menggunakan kuesioner pada 26 perawat, diperoleh hasil bahwa sebanyak 100% perawat/bidan berpendapat bahwa penanganan kecemasan pada pasien kemoterapi penting dilakukan, namun sebanyak 60,9% melakukan penanganan dengan cara teknik tertentu seperti napas dalam dan 39,1% tidak melakukan penanganan apapun. Sebanyak 94,1% perawat/bidan di ruang Alamanda tidak mengetahui tentang Teknik Relaksasi Autogenik, dan 100% perawat/bidan berpendapat bahwa edukasi tentang teknik relaksasi penting dilakukan. Berdasarkan dengan beberapa dampak dan fakta tersebut maka diangkatlah isu Kurangnya pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda.

D. Analisis Isu Isu yang telah diidentifikasi dengan penapisan, selanjutnya dilakukan analisa isu, dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan dengan pendekatan metode analisis fishbone, sebagai berikut:

24


ENVIRONMENT

MAN Relaksasi

Autogenik

Sistem perawatan yang

merupakan hal yang baru bagi

terkadang

sebagian besar perawat/bidan

pada

lebih

fokus

peningkatan

kesehatan fisik dibanding kesehatan emosional

Kurangnya Sebagian belum

terpapar

ada

media

edukasi tentang Teknik Relaksasi Autogenik

hanya

tentang

besar

teknik

perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada

perawat

mengetahun

teknik

relaksasi napas dalam. Belum adanya panduan tentang teknik relaksasi Autogenik

MATERIAL METHOD

25

pengetahuan

perawat/bidan

relaksasi Autogenik Sebagian

Belum

besar

pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda


E. Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government adalah antara lain: Manajemen ASN

1. Melaksanakan pelayanan

kebijakan

dan

publik

yang

professional 2. Memberikan

informasi

secara

benar mengenai teknik relaksasi autogenic Pelayanan Publik

1. Prosedur Pelayanan 2. Kejelasan petugas pelayanan 3. Kemampuan petugas pelayanan 4. Kenyamanan pelayanan

Whole of Government

Kerjasama perawat dengan tim Promosi Kesehatan untuk membangun sinergitas dalam meningkatkan pelayanan.

Unit kerja

: Ruang Rawat Inap Alamanda

Identifikasi isu

:

1.

Kurangnya pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda.

2.

Belum optimalnya penerapan Bladder Training pada pasien post operasi sebelum di lakukan Aff kateter di ruang Alamanda.

3.

Belum optimalnya pemantauan pemberian elektrolit konsentrasi tinggi pada pasien di ruang Alamanda

Isu yang diangkat

:

“Kurangnya pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda RSHS tahun 2021.”

26


Gagasan Pemecahan Isu

:

Peningkatan pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik di ruang Alamanda RSHS tahun 2021. Langkah-langkah

:

No.

Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu

Sumber

1

Melakukan konsultasi dan koordinasi terkait kegiatan aktualisasi sesuai hasil seminar kepada mentor, kepala ruangan dan coach.

SKP

2

Membuat panduan relaksasi autogenik

3

Membuat media edukasi tentang prosedur teknik relaksasi autogenik

4

Melakukan sosialisasi kepada tentang teknik relaksasi autogenik

5

Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi

tentang

prosedur

teknik

perawat/bidan

Inovasi Inovasi

SKP SKP

Tabel 3.3 Gagasan Pemecahan Isu

27


F.

No.

1.

Matriks Aktualisasi Nilai-nilai Aneka

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Melakukan konsultasi

1. Membuat

Keterkaitan

Output/Hasil

Substansi

Mata Pelatihan

terhadap

Misi Organisasi

bertemu

kontrak

dengan

berkonsultasi

Pemerintah dengan

kejujuran,

Mentor,

mentor, kepala ruangan dan yaitu Terwujudnya amanah

dan

couch dengan menujukkan Indonesia

mentor,

kepala

kegiatan

ruangan

dan

aktualisasi sesuai

coach.

waktu

kegiatan Sesuai dengan visi Nilai

dengan visi

seminar

kepala

kepada

mentor,

ruangan dan kesopanan dan rasa hormat yang

kepala

ruangan

coach. 2. Melakukan

(MP. Etika Publik)

2. Menyetujui isu Kemudian tentang

dengan Integritas

Berdaulat, yang

Mandiri

kegiatan aktualisasi dengan Berlandaskan

kegiatan

aktualisasi,

jelas

aktualisasi.

mendapatkan

gagasan

arahan 3. Koordinasi dengan unit promkes terkait

yang

dapat Sejalan

3. Mendapatkan

beriorientasi

dengan

pada peningkatan

peningkatan mutu pelayanan kualitas

kegiatan sosialisasi

dukungan dari serta melakukan koordinasi Indonesia

melalui

tim promkes

media

Royong.

dan dipertanggungjawabkan dan misi RSHS untuk

masukan.

dengan unit promkes terkait publikasi video edukasi (MP.

28

tinggi

etika dalam

dan melaksanakan tugas.

menyampaikan Berkepribadian

memaparkan Gotong

yaitu

Maju menjunjung

rancangan

dan

Pamingpin

yang Pituin:

untuk sejalan

hasil

video

Organisasi

aktualisasi dengan membuat RSHS

koordinasi terkait

konsultasi

Nilai

jadwal

dengan

mengawali

Penguatan

1. Disepakati

bertemu

dan coach.

Visi

kontrak

dan

Saya

Kontribusi

manusia


Akuntabilitas,

MP.

Komitmen Mutu) Menggunakan

bahasa

Indonesia yang baik, dan menerima

masukan

dan

saran serta persetujuan dari mentor, kepala ruangan dan Coach (MP. Nasionalisme) Konsultasi dilakukan sesuai dengan kontrak waktu yang ditetapkan

(MP.

Anti

Korupsi)

2.

Membuat

1. Menyiapkan bahan 1. Jurnal

Mencari

dan

dan literatur terbaru

penunjang,

bahan

prosedur

tentang

guideline

terbaru,

terkait.

dapat

secara

dipertanggungjawabkan

mewujudkan

relaksasi

Relaksasi

autogenik

Autogenik

Teknik

2. Membuat panduan 2. Draft

dan literature

teknik

Tekun

dan

sejalan giat

mengembangkan

29

ide

terbaru Profesional

yaitu

mandiri nilai yang berorientasi pada

pencapaian

kinerja

melalui

dengan kemitraan.

dalam visi instansi. dan

Pamingpin

memilih Pituin:

(MP.Komitmen Mutu, MP. kemandirian Akuntabilitas)

autogenik

literatur dan

terpercaya

langkah-langkah relaksasi

dari

bahan Nilai

panduan tentang teknik

draft

membuat Membuat

Integritas

yaitu

kejujuran,

amanah


3. Mendiskusikan dan 3. Hasil diskusi

gagasan

sesuai

dengan

dan menjunjung etika

meminta saran dan

kompetensi dan profesi (MP.

yang

masukan

Etika Publik)

melaksanakan tugas.

Siap sedia dalam rangka

Inovatif

perbaikan

yang

Teknik

draft Relaksasi

Autogenik

kepada

kualitas

hidup

tinggi

dalam

yaitu

nilai

kepala ruangan dan

pasien, dalam hal ini upaya

menggambarkan

mentor

meningkatkan

keinginan untuk

4. Menyempurnakan draft hasil

4. Draft SPO

pasien.

(MP.

menghasilkan

Nasionalisme)

berdasarkan diskusi

emosional

kesehatan

dan

Saya

konsultasi

berusaha

baru

dan

untuk

senantiasa

hasil

yang

melakukan perbaikan

khususnya

untuk

secara

memberikan terbaik

yang

suatu

peningkatan

pelayanan

di

berkesinambungan.

unit kerja saya (MP. Anti

Unggul

yaitu

Korupsi)

keinginan

untuk

menjadi yang terbaik dan

menghasilkan

kualitas prima.

3.

Membuat edukasi prosedur

media tentang teknik

1. Pembuatan konsep video

1. Skenario video Menyusun

konsep

video Menggunakan

Nilai Pamingpin Pituin

Teknik

secara teliti, mencari bahan teknologi informasi Profesional

Relaksasi

referensi terbaru dan dari terkini

30

yaitu

sejalan nilai yang berorientasi


relaksasi autogenik

Autogenik 2. Mengkonsultasikan 2. Mendapat konsep

video

kepada

kepala

ruangan

terpercaya dengan

(MP. Komitmen Mutu)

instansi

pencapaian

yaitu kinerja

melalui

saran

konsep kualitas manusia.

mengkonsultasikan

tim Promkes

nilai

mentor

etika

menggambarkan

Etika

keinginan untuk

menerapkan (MP.

4. Mengkonsultasikan 4. Video edukasi ide demi tercapainya tujuan disetujui

yaitu

yang

Publik) dan saling bertukar

mengedit video

Inovatif

kepada kepala ruangan dan

kesopanan

dan

hasil video kepada

misi pada

kembali dalam peningkatan kemitraan.

3. Video

3. Merekam

yang

Dukungan dan Kemudian

dan

mentor

sumber

menghasilkan yang

baru

suatu dan

(MP. Nasionalisme)

senantiasa

Dalam editing video tetap

melakukan perbaikan

mengedepankan konsistensi

secara

sesuai dengan konsep yang

berkesinambungan.

dibuat (MP. Akuntabilitas) serta

berusaha

membuat

video

yang

semenarik

mungkin tanpa merepotkan orang

lain

(MP.

Anti

Korupsi)

4.

Melakukan sosialisasi kepada

1. Meminta izin pada 1. Jadwal kepala

ruangan

sosialisasi

Sebelum sosialisasi

31

saya

melakukan Sosialisasi

saya

terlebih pada

pada Nilai perawat Pituin:

Pamingpin


perawat/bidan

dan

tentang

membuat

relaksasi autogenik

teknik

mentor

lalu

dahulu meminta izin dan dalam

jadwal

arah dari kepala ruangan peningkatan dan

sosialisasi 2. Membuat

3. Melakukan

mentor

(MP.

untuk memberi tanpa

Etika pelayanan sesuai pamrih, proaktif dan

Publik), lalu saya membuat dengan

materi

sosialisasi

rangka Tulus yaitu keinginan

2. Materi

jadwal sosialisasi yang jelas instansi

sosialisasi

persetujuan

perawat/bidan

kepala

di

yaitu Inovatif

(MP. Akuntabilitas) sesuai Terwujudnya

sosialisasi kepada 3. Sosialisasi dilaksanakan

visi responsif.

mentor

ruangan

dan Indonesia

dengan

Kemudian

adanya

materi

dokumentasi

saya

sosialisasi

Maju menggambarkan keinginan untuk menghasilkan

membuat

nilai

yang

(MP. yang Berdaulat

dukung Nasionalisme).

yaitu

yang

baru

suatu dan

dengan

senantiasa

menggunakan

sumber

melakukan perbaikan

evidence

practice

secara

based

terbaru tentang keperawatan

berkesinambungan.

sehingga

Unggul

pelayanan

terwujud yang

sesuai

prima dengan

yaitu

keinginan

menjadi yang terbaik

perkembangan zaman. (MP.

dan

Komitmen Mutu)

kualitas prima.

Saya sebagai penyaji hadir tepat waktu dan memberikan sosialisasi

32

kepada

untuk

menghasilkan


perawa/bidan

dengan

harapan

menambah

pengetahuan rekan sejawat sehingga dapat membantu mengurangi

kecemasan

pasien. (MP. Anti Korupsi)

5.

Evaluasi

hasil 1) Memberikan

1. Notulensi

kegiatan

kesempatan

sosialisasi

kepada

rekan

dan

sejawat

untuk

pertanyaan sesuai dengan sehingga

sosialisasi

Sebagai

penyaji

saya Melakukan

mendengarkan dengan baik evaluasi menjawab

setiap secara

Nilai Pamingpin Pituin

kegiatan : mendiri Integritas

bertanya jika ada

literature (MP. Etika Publik, memberikan

yang

MP.

belum

Korupsi,

2) Berdiskusi sesama 2. Notulensi sosialisasi

dapat dengan

kejujuran,

amanah

dan

MP. peningkatan pada menjunjung

Komitmen Mutu)

dimengerti

rekan jika ada hal-

Anti

yaitu

kualitas pelayanan yang

Saya juga membuka sesi publik untuk berdiskusi sehingga dengan

tinggi

etika dalam

sejalan melaksanakan tugas. visi

yaitu

hal yang perlu di

tercapai

tambahkan dalam

materi yang dapat digunakan

menjadi yang terbaik

penyempurnaan

dalam

dan

materi sosialisasi

pasien (MP. Nasionalisme).

3) Evaluasi pengetahuan

3. Laporan evaluasi

hasil Pada

penyempurnaan misi instansi.

dan Unggul

pelayanan

akhir

pada

kegiatan

dilakukan evaluasi melalui

33

keinginan

untuk

menghasilkan

kualitas prima.


bidan/perawat

kuesioner untuk mengukur

setelah mendapat

sejauh mana rekan sejawat

sosialisasi

dalam

betul-betul memahami materi

pengisian

yang telah disampaikan (MP.

bentuk

kuesioner.

Akuntabilitas) Tabel 3.4 Tabel Matriks Kegiatan Aktualisasi

34


G. Jadwal Kegiatan Judul Aktualisasi : Peningkatan pengetahuan perawat/bidan tentang teknik mengurangi kecemasan pada pasien Kemoterapi dengan Relaksasi Autogenik Waktu Pelaksanaan : 4 September 2021 – 08 Oktober 2021 Tempat Pelaksanaan : Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung No.

Kegiatan

1

Melakukan konsultasi dan koordinasi terkait kegiatan aktualisasi sesuai hasil seminar kepada mentor, kepala ruangan dan coach.

2

Membuat panduan tentang prosedur teknik relaksasi autogenik

3

Membuat media edukasi tentang prosedur teknik relaksasi autogenik

4

Melakukan sosialisasi kepada perawat/bidan tentang teknik relaksasi autogenik

5

I

September II III IV

Oktober I II

Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi Tabel 3.5 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

35

Ket.


BAB IV LAPORAN HASIL KEGIATAN AKTUALISASI

A. Kegiatan Aktualisasi Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik pada profesi perawat ahli pertama di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terdiri dari 5 kegiatan. Nilai-nilai dasar PNS tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman bagi penulis dalam menyelesaikan tugas dan menerapkan peran, fungsi, serta kedudukan PNS di satuan kerja. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan berdasarkan rancangan aktualisasi, output yang dihasilkan, jadwal pelaksanaan kegiatan, serta aplikasi nilai-nilai ANEKA. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : No.

Kegiatan

Status Realisasi

Sumber

1

Melakukan konsultasi dan koordinasi terkait kegiatan aktualisasi sesuai hasil seminar kepada mentor, kepala ruangan dan coach.

Terealisasi

SKP

2

Membuat panduan tentang prosedur teknik relaksasi autogenik

Terealisasi

Inovasi

3

Membuat media edukasi tentang prosedur teknik relaksasi autogenik

Terealisasi

Inovasi

4

Melakukan sosialisasi kepada perawat/bidan tentang teknik relaksasi autogenik

Terealisasi

SKP

5

Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi

Terealisasi

SKP

Tabel 4.1 Status realisasi kegiatan

No.

1

Kegiatan

Tahapan Kegiatan 1. Membuat kontrak

Waktu pelaksanaan bertemu Minggu II September dengan mentor, kepala 2021 ruangan dan coach.

Melakukan konsultasi dan koordinasi terkait kegiatan aktualisasi sesuai hasil seminar 2. Melakukan konsultasi kepada mentor, kepala tentang kegiatan aktualisasi. ruangan dan coach. 3. Koordinasi dengan unit

36


promkes

terkait

sosialisasi

kegiatan

melalui

media

video 1. Menyiapkan

bahan

dan Minggu ke II September – literatur terbaru tentang Minggu II teknik relaksasi autogenik Oktober 2021

2. Membuat panduan langkahlangkah

teknik

relaksasi

autogenik 2

Membuat panduan 3. Mendiskusikan dan meminta tentang prosedur teknik saran dan masukan tetang relaksasi autogenik draft teknik relaksasi autogenik

kepada

kepala

ruangan dan mentor 4. Menyempurnakan

draft

berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi 1. Pembuatan konsep video 2. Mengkonsultasikan video 3

kepada

Minggu III September – konsep Minggu II kepala Oktober 2021

Membuat media edukasi ruangan dan mentor tentang prosedur teknik 3. Merekam dan mengedit relaksasi autogenik video 4. Mengkonsultasikan

hasil

video kepada tim Promkes

4

1. Meminta izin pada kepala Minggu IV September ruangan dan mentor lalu 2021 Melakukan sosialisasi membuat jadwal sosialisasi kepada perawat/bidan tentang teknik relaksasi 2. Membuat materi sosialisasi autogenik 3. Melakukan sosialisasi kepada perawat/bidan 1. Memberikan

5

Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi

kesempatan Minggu IV September – kepada rekan sejawat untuk Minggu I bertanya jika ada yang Oktober 2021 belum dimengerti

37


2. Berdiskusi

sesama

rekan

jika ada hal-hal yang perlu di tambahkan

dalam

penyempurnaan

materi

sosialisasi 3. Evaluasi

pengetahuan

bidan/perawat

setelah

mendapat sosialisasi dalam bentuk pengisian kuesioner. Tabel 4.2 Tahapan kegiatan aktualisasi

B. Uraian Kegiatan 1. Kegiatan 1 Melakukan konsultasi dan koordinasi terkait kegiatan aktualisasi sesuai hasil seminar kepada mentor, kepala ruangan dan coach. Waktu terlaksana

Minggu II September 2021

Tahapan Kegiatan

1. Membuat kontrak

bertemu dengan mentor, kepala

ruangan dan coach. 2. Melakukan konsultasi tentang kegiatan aktualisasi. 3. Koordinasi

dengan

unit

promkes

terkait

kegiatan

sosialisasi melalui media video Lampiran

Lembar konsultasi, foto dokumentasi

Kegiatan ini merupaka kegiatan awal dari tahap aktualisasi ini. Berikut penjelasan mengenai tahapan kegiatan : a. Tahapan Kegiatan 1) Membuat kontrak bertemu dengan mentor, kepala ruangan dan coach. Output : Jadwal bertemu dengan kepala ruangan (Ibu Windy Natasya, M.Kep., Ners, Sp.Kep. Mat.) pada tanggal 6 September 2021, dengan mentor (Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM.) pada tanggal 8 September 2021 dan couch (Bapak Agus Dwinanto, SAP, MM.) pada tanggal 9 September 2021 lewat chat whatsapp.

38


Gambar 4.1 Membuat kontrak bertemu dengan mentor, kepala ruangan dan coach

2) Melakukan konsultasi tentang rancangan kegiatan aktualisasi. Output : Persetujuan rancangan kegiatan aktualisasi dan mendapat masukan dan dukungan dari kepala ruangan, mentor dan couch. 

Konsultasi dengan kepala ruangan di lakukan pada tanggal pada 6 September 2021 setelah proses seminar rancangan aktualisasi dilakukan dan dilanjutkan selama proses aktualisasi berlangsung.

Gambar 4.2 Konsultasi dengan kepala ruangan

Konsultasi dengan mentor tentang kegiatan aktualisasi di lakukan pada tanggal 8 September 2021 via tatap muka. Selanjutnya penulis melaporkan perkembangan aktualisasi kepada mentor pada tanggal 10 September 2021 via whatsapp.

39


Gambar 4.3 Konsultasi dengan Mentor

 Konsultasi dengan coach terkait rancangan kegiatan aktualisasi dilakukan pada tanggal 9 September 2021 lalu dilanjutkan konsultasi via whatsapp

Gambar 4.4 Konsultasi dengan Coach

3) Koordinasi dengan unit promkes terkait kegiatan sosialisasi melalui media video Output : Persetujuan dan dukungan dari tim promkes

40


Gambar 4.5 Koordinasi dengan tim Promkes

b. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar ASN 1) Akuntabilitas Kejelasan dalam mengutarakan ide. Ide yang di sampaikan dapat di pertanggungjawabkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 2) Nasionalisme Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan menerima semua masukan dan saran saat melakukan konsultasi. 3) Etika Publik Mengawali kegiatan aktualisasi dengan membuat kontrak

waktu untuk

berkonsultasi dengan mentor, kepala ruangan dan couch dengan menujukkan kesopanan dan rasa hormat 4) Komitmen Mutu Mengedepankan peningkatan mutu pelayanan dalam gagasan pemecahan isu 5) Anti Korupsi Konsultasi dilakukan sesuai waktu yang disepakati. c. Peran dan Kedudukan ASN 1) Whole of Government Melakukan koordinasi, kolaborasi dan sinergitas antar unit terkait salah satunya tim promkes. d. Kontribusi terhadap visi dan misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Dengan dilaksanakannya konsultasi dan koordinasi tentang rancangan kegiatan aktualisasi dapat memberikan dukungan terhadap Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selaras dengan visi dari pemerintah kabinet Indonesia Maju 2, yaitu

41


“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. e. Penguatan Nilai-nilai Organisasi Pelaksanaan konsultasi terkait kegiatan yang akan dilakukan kepada pemegang kebijakan dalam bentuk proses diskusi yang didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu integritas dan profesional. f. Analisis Dampak Kegiatan penyampaian ide gagasan ini menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaannya. Dengan adanya penerapan tersebut diharapkan dapat terjadi keselarasan pandangan terhadap isu dan gagasan pemecahan yang akan dilaksanakan sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu

bagaimana

meningkatkan pengetahuan sejawat bidan/perawat dalam memberikan asuhan nonfarmakologis untuk mengatasi kecemasan pada pasien kemoterapi. Apabila nilai-nilai ANEKA dan pemahaman peran dan kedudukan ASN tidak diterapkan dalam kegiatan penyampaian rancangan aktualisasi ini maka akan menyebabkan

gagasan

tidak

tersampaikan

dengan

baik

sehingga

timbul

miscommunication dan koordinasi dengan atasan dan antar unit terkait menjadi kurang baik. Jika hal ini terjadi maka akan berdampak pada kegiatan yang telah dirancang tidak berjalan dengan baik. g. Kendala dan Hal Pendukung Pada kegiatan ini penulis berkonsultasi dan berkoordinasi dengan mentor, coach, kepala ruangan dan tim promkes. Saat kegiatan penulis tidak menemukan kendala berarti dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA namun, konsultasi lebih banyak dilakukan secara daring agar tidak mengganggu kesibukan pihak terkait dan agar komunikasi semakin cepat. Dukungan dari mentor, coach, kepala ruangan dan tim promkes sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini.

2. Kegiatan 2 Membuat panduan tentang prosedur teknik relaksasi autogenik Waktu terlaksana Tahapan Kegiatan

Minggu ke II September – II Oktober 2021 1. Menyiapkan bahan dan literatur terbaru tentang Teknik Relaksasi Autogenik 2. Membuat panduan langkah-langkah teknik relaksasi autogenik 3. Mendiskusikan dan meminta saran dan masukan draft

42


Teknik Relaksasi Autogenik kepada kepala ruangan dan mentor 4. Menyempurnakan draft berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi Lampiran

Lembar konsultasi, dokumentasi kegiatan, file guideline dan jurnal penunjang, Verbal Konsep SPO, SPO Teknik Relaksasi Autogenik

Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang terealisasi dari tahap aktualisasi ini. Berikut penjelasan mengenai tahapan kegiatan: a. Tahapan Kegiatan 1) Menyiapkan bahan dan literatur terbaru tentang Teknik Relaksasi Autogenik Output : File guideline dan jurnal penunjang terbaru tentang Teknik Relaksasi Autogenik

Gambar 4.6 File Guideline dan Jurnal Penunjang terbaru

2) Membuat panduan langkah-langkah teknik relaksasi autogenik Output : Verbal Konsep Teknik Relaksasi Autogenik

43


Gambar 4.7 Verbal Konsep Relaksasi Autogenik

3) Mendiskusikan dan meminta saran dan masukan draft teknik relaksasi autogenik kepada kepala ruangan dan mentor Output : Dokumentasi kegiatan dan Lembar konsultasi.  Diskusi dengan kepala ruangan via whatsapp tanggal 8 & 9 September 2021. Selanjutnya konsul secara tatap muka pada tanggal 15 September 2021. Koordinasi dan pelaporan perkembangan draft SPO kembali dilakukan pada tanggal 20, 21, 22 September 2021.

Gambar 4.8 Dokumentasi Konsultasi dengan Kepala Ruangan Via Chat Whatsapp

44


Gambar 4.9 Dokumentasi Konsultasi Tatap Muka

Gambar 4.10 Dokumentasi Lembar Konsultasi

 Konsultasi dan melaporkan perkembangan penyusunan draft dengan mentor via whatsapp pada tanggal 10, 16 & 25 September 2021.  Mengajukan draft kepada Bidang Keperawatan dalam hal ini diterima oleh Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ns. sesuai arahan mentor, untuk diperiksa dan dikoreksi pada tanggal 17 September 2021. Setelah menerima koreksi, penulis kembali merevisi draft sesuai arahan pada hari yang sama.

Gambar 4.11 Dokumentasi Konsultasi Via Chat Whatsapp dengan Mentor dan Sub Bidang Keperawatan (Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ns.)

45


 Draft disetujui dari Bidang Keperawatan pada tanggal 21 September selanjutnya diarahkan berkoordinasi dengan Pengawas Ruangan Alamanda, Komite Keperawatan dan Kepala Instalasi Rawat Inap dalam persetujuan penerbitan SPO. Koordinasi dilakukan pada keesokan harinya, tanggal 22 September 2021 dengan Pengawas Ruangan Alamanda (Ibu Mimin Sumiati, SST) kemudian dengan Ketua Komite Keperawatan (Ibu Airiyani, S.Kp., MM.)

Gambar 4.12 Koordinasi dengan Pengawas Ruangan Alamanda

Gambar 4.13 Lembar Konsultasi

 Koordinasi dengan sekretaris Instalasi Rawat Inap (Bapak Deni) dalam persetujuan penerbitan SPO Teknik Relaksasi Autogenik.

Gambar 4.14 Dokumentasi Konsultasi Via Chat Whatsapp dengan Bagian Instalasi Rawat Inap

46


4) Menyempurnakan draft berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi Output : Draft SPO yang telah di sahkan dan di tandatangani

Gambar 4.15 Draft SPO Teknik Relaksasi Autogenik

b. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar ASN 1) Akuntabilitas Literatur yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawakan 2) Nasionalisme Siap sedia dalam rangka perbaikan kualitas hidup pasien, dalam hal ini upaya meningkatkan kesehatan emosional pasien. 3) Etika Publik Tekun dan giat dalam mengembangkan ide dan gagasan sesuai dengan kompetensi dan profesi. Menghormati dan menghargai setiap pendapat dan masukan atasan serta mengedepankan asas mufakat dari berbagai pihak demi penyempurnaan Draft SPO ini. Selanjutnya menyelesaikan tugas dengan penuh 47


tanggung jawab dan tekun dalam mengerjakan setiap revisi yang diberikan demi penyempurnaan Draft SPO. 4) Komitmen Mutu Membuat panduan relaksasi autogenik yang belum pernah ada sebelumnya di instansi sesuai literature terbaru 5) Anti Korupsi Berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik khususnya untuk peningkatan pelayanan di unit kerja. c. Peran dan Kedudukan ASN 1) Pelayanan Publik Melakukan pembuatan panduan dalam bentuk draft sop tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayan kepada pasien khususnya untuk mengurangi kecemasan. d. Kontribusi terhadap visi dan misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Dengan membuat bahan dan memilih literature terbaru secara mandiri mewujudkan kemandirian sejalan dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang selaras dengan visi dari pemerintah kabinet Indonesia Maju 2, yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” sehingga pada akhirnya juga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi. e. Penguatan Nilai-nilai Organisasi Pelaksanaan pembuatan pedoman tindakan dalam bentuk Draft SPO ini yang didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu Profesional, Integritas, Inovatif dan Unggul. f. Analisis Dampak Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, perawat harus berpedoman pada SPO (Standar Prosedur Operasional)

sebagai acuan yang digunakan di

rumah sakit. Dengan adanya SPO diharapkan setiap perawat memiliki satu pandangan yang sama dalam memberikan tindakan tertentu kepada pasien sehingga terjadi keseragaman dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, kegiatan pembuatan Draft SPO merupakan kegiatan yang penting untuk menghasilkan pedoman yang dapat diaplikasikan oleh perawat dalam memberikan tindakan. Apabila nilai-nilai ANEKA dan pemahaman peran dan kedudukan ASN tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan Draft SPO, maka akan

48


menyebabkan kegiatan yang telah dirancang tidak berjalan dengan baik. Jika hal ini terjadi maka SPO yang dihasilkan pun akan menjadi kurang maksimal yang akan mempengaruhi standar pemberian pelayanan. g. Kendala dan Hal Pendukung Pada kegiatan ini penulis berkonsultasi dan berkoordinasi dengan banyak pihak. Dukungan dari kepala ruangan, mentor, Sub Bidang Keperawatan, Ketua Komite Keperawatan dan Kepala Instalasi Rawat Inap sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Pencapaian dari output kegiatan aktualisasi ini melebihi dari yang direncanakan, awalnya hanya merujuk pada pembuatan Draft SPO, namun seiring dengan berjalannya proses dan hal ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak sehingga Draft SPO bisa di sahkan dan diterbitkan menjadi SPO Teknik Relaksasi Autogenik. Saat kegiatan penulis tidak menemukan kendala berarti dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.

3. Kegiatan 3 Membuat media edukasi tentang prosedur teknik relaksasi autogenik Waktu terlaksana

Minggu III September – Minggu II Oktober 2021

Tahapan Kegiatan

1. Pembuatan konsep video 2. Mengkonsultasikan

konsep

video

kepada

kepala

ruangan dan mentor 3. Merekam dan mengedit video 4. Mengkonsultasikan hasil video kepada tim Promkes Lampiran

Konsep video, Lembar konsultasi, dokumentasi kegiatan, Video edukasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga yang terealisasi dari tahap aktualisasi ini. Berikut penjelasan mengenai tahapan kegiatan : a. Tahapan Kegiatan 1) Pembuatan konsep video Output : Konsep video Teknik Relaksasi Autogenik (Lampiran) 2) Mengkonsultasikan konsep video kepada kepala ruangan dan mentor Output : Dokumentasi kegiatan dan Lembar konsultasi  Konsultasi dengan kepala ruangan terkait konsep video pada tanggal 18 September 2021 dan 20 September 2021

49


Gambar 4.16 Dokumentasi Kegiatan Konsultasi

 Melaporakan perkembangan kegiatan aktualisasi pada mentor pada tanggal 17 September 2021 dan 25 September 2021.

Gambar 4.17 Dokumentasi Laporan ke mentor

3) Merekam dan mengedit video Output : Video Edukasi Teknik Relaksasi Autogenik

50


Gambar 4.19 Dokumentasi proses perekaman dan pengeditan video teknik relaksasi Autogenik

Berikut link video setelah proses pengeditan : https://drive.google.com/file/d/1CVaCZXhQ0DJxZ8IdRjyTEyG4Blkiataq/view?usp=s haring

51


4) Mengkonsultasikan hasil video kepada tim Promkes Output : Video edukasi di setujui tim promkes untuk di unggah di laman Instagram RSHS. Link video setelah di unggah ke laman Promkes RSHS https://www.instagram.com/tv/CU6_yY4Fr5w/?utm_medium=share_sheet Konsultasi dan koordinasi terkait video edukasi dengan tim Promkes (Bapak Mourice, S.Sn.) via obrolan Whatsapp pada tanggal 23, 28 dan 29 September 2021

Gambar 4.18 Dokumentasi Kegiatan Konsultasi dan koordinasi dengan Tim Promkes

b. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar ASN 1) Akuntabilitas Perekaman video sesuai dengan konsep yang telah dibuat dan sesuai dengan masukan dari kepala ruangan, mentor dan tim promkes. 2) Nasionalisme Saling bertukar ide untuk penyempurnaan media edukasi. 3) Etika Publik Selalu mengkonsultasikan konsep dan gagasan terbaru kepada kepala ruangan dan mentor, serta selalu melaporakan perkembangan terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan santun. 4) Komitmen Mutu Penyusunan konsep video secara teliti, menggunakan bahan referensi terbaru dan dari sumber yang terpercaya. Pembuatan media edukasi bertujuan untuk semakin meningkatkan mutu pelayanan instansi.

52


5) Anti Korupsi Proses editing dilakukan sendiri dan sesuai dengan kemampuan, berusaha untuk membuat video edukasi yang baik dan semenarik mungkin. c. Peran dan Kedudukan ASN 1) Pelayanan Publik Melakukan pembuatan media edukasi dalam bentuk video tindakan keperawatan merupakan media visualisasi untuk semakin memudahkan sejawat dalam mempraktekkan relaksasi autogenik untuk meringankan kecemasan pada pasien, dengan demikian akan semakin meningkatkan kemampuan petugas dalam memberikan asuhan kepada pasien. d. Kontribusi terhadap visi dan misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Dengan memilih sendiri literatur dan bahan video yang akan digunakan dan terlibat langsung dalam pembuatan video, menunjukkan kemandirian yang sesuai dengan visi instansi. Serta mengedepankan teknologi untuk membantu proses pelayanan, dalam hal ini pembuatan video edukasi, sejalan dengan visi untuk mewujudkan Indonesian yang maju. e. Penguatan Nilai-nilai Organisasi Pelaksanaan pembuatan media edukasi dalam bentuk video ini yang didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu Profesional yaitu nilai yang berorientasi pada kemitraan untuk mencapai kinerja terbaik, serta Nilai Inovatif yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan. f. Analisis Dampak Kegiatan ini menjadi optimal karena memperhatikan penerapan nilai-nilai ANEKA serta pemahaman peran dan kedudukan ASN. Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut maka upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien dalam hal ini membuat media edukasi dapat terlaksana dengan baik. Salah satu manfaat dibuatnya video edukasi ini untuk memberikan informasi kepada sejawat tentang teknik nonfarmakologis untuk mengurangi kecemasan pada pasien sehingga

diharapkan

semakin

meningkatkan

pengetahuan

sejawat

dalam

pemberian asuhan pada pasien yang secara linear berpengaruh pada mutu pelayanan.

53


Apabila dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, maka video yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga tujuan untuk peningkatan pengetahuan sejawat tidak terpenuhi. g. Kendala dan Hal Pendukung Pada kegiatan ini penulis melakukan perekaman video lalu berkonsultasi dan berkoordinasi dengan kepala ruangan, mentor dan tim promkes. Dukungan dari kepala ruangan, mentor, dan tim promkes sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, namun ada beberapa kendala teknis saat penulis melaksanakan kegiatan, perangkat yang digunakan sempat dalam keadaan down, sehingga dokumentasi secara digital

menjadi kurang maksimal, namun penulis tetap berusaha agar

pendokumentasi kegiatan tetap terlaksana. Pencapaian kegiatan ini juga melebihi target, karena koordinasi dan dukungan berbagai pihak sehingga video edukasi sudah bisa di akses di laman Instagram Promkes RSHS. Pada saat pengunggahan, sedikit terkendala masalah administrasi persuratan, yakni kebijakan instalasi promkes mengharuskan mengajukan nota dinas dahulu sebelum video di unggah. Namun semua teratasi dengan cepat berkat koordinasi langsung dari Kepala Bidang Keperawatan. Saat kegiatan penulis tidak menemukan kendala berarti dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.

4. Kegiatan 4 Melakukan sosialisasi kepada perawat/bidan tentang teknik relaksasi autogenik Waktu terlaksana

MInggu ke- IV September 2021

Tahapan Kegiatan

1. Meminta izin pada kepala ruangan dan mentor lalu membuat jadwal sosialisasi 2. Membuat materi sosialisasi 3. Melakukan sosialisasi kepada perawat/bidan

Lampiran

Dokumentasi kegiatan, Materi Sosialisasi dan Notulensi Sosialisasi

Kegiatan ini merupaka kegiatan keempat dari tahap aktualisasi ini. Berikut penjelasan mengenai tahapan kegiatan : a. Tahapan kegiatan 1) Meminta izin pada kepala ruangan dan mentor lalu membuat jadwal sosialisasi Output : Izin dan jadwal sosialiasi. Jadwal sosialisasi yang disepakati pada hari Kamis, 30 September 2021 lewat aplikasi Zoom Meeting.

54


Link Zoom Meeting : https://us02web.zoom.us/j/84765575881?pwd=a3Q5RzJqU0htbjNMQ3hWZEtYR TMzQT09 Flyer DRK Sosialisasi Teknik Relaksasi Autogenik (Lampiran)  Meminta izin dan jadwal sosialisasi kepada Kepala Ruangan Alamanda pada tanggal 23 September 2021

Gambar 4.20 Dokumentasi Meminta Izin dan jadwal Sosialisasi kepada Kepala Ruangan

55


 Meminta izin dan melaporkan jadwal yang telah disepakati dari ruangan kepada mentor pada tanggal 25 September 2021

Gambar 4.21 Meminta izin dan melaporkan jadwal Sosialisasi kepada mentor

 Meminta izin dan melaporkan jadwal yang telah disepakati dari ruangan kepada Pengawas Ruangan Alamanda (Ibu Mimin Sumiati, SST) pada tanggal 28 September 2021

Gambar 4.21 Meminta izin dan melaporkan jadwal Sosialisasi kepada Pengawas Ruangan Alamanda

56


2) Membuat materi sosialisasi Output : Materi sosialisasi ditampilkan dalam bentuk Powerpoint. (Prensentasi materi lengkap ada pada lampiran)

Gambar 4.22 Materi Sosialisasi

3) Melakukan sosialisasi kepada perawat/bidan Output : Notulensi sosialisasi (Lampiran) dan Dokumentasi kegiatan Sosialisasi dilaksanakan pada hari kamis, 30 September 2021 secara daring lewat aplikasi Zoom Meeting.

Gambar 4.22 Notulensi Sosialisasi (lampiran)

57


Gambar 4.23 Sosialisasi via Zoom Meeting

b. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar ASN 1) Akuntabilitas Penulis berkonsultasi dengan kepala ruangan mengenai penjadwalan sosialisasi dengan menunjukkan sikap profesional. Jadwal sosialisasi diputuskan secara jelas. 2) Nasionalisme Jadwal ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama. 3) Etika Publik Sebelum melakukan sosialisasi, terlebih dahulu penulis meminta izin dan arahan dari kepala ruangan dan mentor. Pada saat memberikan sosialisasi dalam bentuk sharing dan tidak bermaksud ‘menggurui’ pada rekan sejawat terutama pada rekan yang lebih tua. 4) Komitmen Mutu Dalam menyajikan sosialisasi menggunakan aplikasi meeting secara virtual, selain efisien juga mengkuti protokol kesehatan untuk menjauhi kerumunan.

58


5) Anti Korupsi Penulis hadir tepat waktu dan memberikan sosialisasi kepada perawat/bidan dengan harapan menambah pengetahuan rekan sejawat sehingga dapat membantu mengurangi kecemasan pasien. c. Peran dan Kedudukan ASN 1) Manajemen ASN Meminta izin dan arahan pada atasan saat akan melakukan sebuah kegiatan dalam lingkup kerja adalah bentuk etika dan profesionalisme sebagai seorang ASN yang menghargai dan menjalankan protokol sesuai peraturan yang berlaku. Berbagi informasi yang benar dan sesuai literature keilmuan terbaru sehingga diharapkan terjadi peningkatan kualitas dari petugas yang akan menunjang kemajuan pelayanan kearah yang lebih baik. d. Kontribusi terhadap visi dan misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Melaksanakan sosialisasi tentang Teknik Relaksasi Autogenik merupakan salah

satu

upaya

yang

dilakukan untuk meningkatkan pemahaman

dan

pengetahuan perawat/bidan sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam proses

peningkatkan

kualitas

pemberian

asuhan

keperawatan

terutama

penanganan kecemasan pada pasien kemoterapi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai dengan visi RSHS yang sejalan dengan visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan bertujuan untuk peningkatan kualitas hidup manusia. e. Penguatan Nilai-nilai Organisasi Pelaksanaan Sosialisasi ini yang didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu Nilai Profesional, Integritas dan Tulus. f. Analisis Dampak Kegiatan sosialisasi di ruangan Alamanda merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dua kali sebulan, yang diagendakan dalam kegiatan DRK (Diskusi Refleksi Kasus). Pelaksanan sosialisasi Teknik Relaksasi Autogenik sendiri dilakukan mengikuti jadwal DRK diruangan. Dalam pelaksanaan sosialisasi ini, diperlukan koordinasi dan kerja sama yang baik dan bersifat “Sharing Ilmu” kepada rekan sejawat tanpa bermaksud menggurui, jika penulis tidak menerapkan nilai-nilai ANEKA pada proses ini maka sosialisasi yang diharapkan dapat meningkatkan

59


pengetahuan dan kualitas pemberian asuhan akan menjadi tidak optimal dan dapat mengakibatkan pelayanan prima yang ingin dicapai belum bisa terlaksana. g. Kendala dan Hal Pendukung Pada kegiatan ini penulis melakukan sosilalisasi dengan sebelumnya berkoordinasi dengan kepala ruangan dan mentor, selanjutnya memberikan sosialisasi dengan rekan sejawat di ruang Alamanda. Dukungan dari kepala ruangan, mentor, dan partisipasi rekan sejawat sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Namun ada beberapa kendala teknis saat penulis melaksanakan kegiatan, koneksi jaringan internet sempat down, sehingga pemutaran media video edukasi agak sedikit terganggu, namun penulis tetap berusaha memaksimalkan agar kegiatan berjalan lancar. Selain itu Ibu Pengawas Ruangan Alamanda saat sosialisasi berhalangan untuk berpartisipasi aktif dikarenakan beliau sedang bertugas sebagai vaksinator, namun beliau sudah terwakili dengan hadirnya Kepala Ruangan dan beliau masih menyempatkan untuk tetap on-cam di ruang Zoom. Saat kegiatan penulis tidak menemukan kendala berarti dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.

5. Kegiatan 5 Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi Waktu terlaksana

Minggu IV September – Minggu I Oktober 2021

Tahapan Kegiatan

1. Memberikan kesempatan kepada rekan sejawat untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti 2. Berdiskusi sesama rekan jika ada hal-hal yang perlu di tambahkan dalam penyempurnaan materi sosialisasi 3. Evaluasi pengetahuan bidan/perawat setelah mendapat sosialisasi dalam bentuk pengisian kuesioner.

Lampiran

Notulensi Sosialisasi (DRK) dan Daftar Hasil Evaluasi

Kegiatan ini merupaka kegiatan akhir dari tahap aktualisasi ini. Berikut penjelasan mengenai tahapan kegiatan : a. Tahapan Kegiatan 4) Memberikan kesempatan kepada rekan sejawat untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti Output : Notulensi DRK dan Daftar Hadir (Lampiran)

60


Gambar 4.24 Lembar Notulensi dan Daftar Hadir DRK

5) Berdiskusi sesama rekan jika ada hal-hal yang perlu di tambahkan dalam penyempurnaan materi sosialisasi Output : Notulensi DRK Hadir (Lampiran ) 6) Evaluasi pengetahuan bidan/perawat setelah mendapat sosialisasi dalam bentuk pengisian kuesioner. Output : Daftar hasil evaluasi melalui link https://forms.gle/UNXTXM13RDoh68Z69 Dari rekapitulasi hasil kuesioner didapatkan kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan perawat/bidan. Peningkatan yang ditunjukkan dalam rentang 1030%. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan berikut ini : Pertanyaan 1 Apakah yang dimaksud dengan teknik relaksasi autogenik?

Diagram hasil kuesioner Pre Sosialisasi (kiri) dan Post tes (kanan)

Perawat mengetahui tentang pengertian teknik relaksasi autogenik yang dimana relaksasi yang bersumber dari diri sendiri menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang membuat pikiran menjadi lebih tenang. Dari kedua diagram di atas ini dapat diketahui terjadi peningkatan sebesar 30%.

61


Pertanyaan 2 Yang termasuk manfaat teknik relaksasi autogenik adalah..

Diagram hasil kuesioner Pre Sosialisasi (kiri) dan Post tes (kanan)

Perawat mengetahui tentang manfaat teknik relaksasi autogenik yang dimana dapat mengurangi kecemasan ringan dan sedang, meredakan nyeri dan memberikan ketenangan. Dari kedua diagram di atas ini dapat diketahui terjadi peningkatan sebesar 13.3%. Pertanyaan 3 Yang tidak termasuk dalam langkah-langkah teknik relaksasi autogenik adalah..

Diagram hasil kuesioner Pre Sosialisasi (kiri) dan Post tes (kanan)

Perawat mengetahui tentang langkah-langkah teknik relaksasi autogenik yang dimana antara lain mengatur napas senyaman mungkin, merasakan sensasi ringan pada tangan, kaki dan bahu serta merasakan sensasi hangat pada aliran darah. Dari kedua diagram di atas ini dapat diketahui terjadi peningkatan sebesar 13.5%.

62


Pertanyaan 4 Yang termasuk dalam langkah untuk mengakhiri relaksasi autogenik

Diagram hasil kuesioner Pre Sosialisasi (kiri) dan Post tes (kanan)

Perawat mengetahui tentang langkah mengakhiri relaksasi autogenik yaitu mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sambil menarik napas panjang lalu membuka mata perlahan. Dari kedua diagram di atas dapat diketahui terjadi peningkatan sebesar 31,5%.

Pertanyaan 5 Sebutkan kunci keberhasilan dari teknik relaksasi autogenik

Diagram hasil kuesioner Pre Sosialisasi (kiri) dan Post tes (kanan)

Perawat mengetahui kunci keberhasilan teknik relaksasi autogenik yaitu Ketenangan, kesiapan pasien dalam menerima terapi, konsentrasi, dan kemampuan perawat/bidan dalam member terapi. Dari kedua diagram di atas dapat diketahui terjadi peningkatan sebesar 31,5%. b. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar ASN 1) Akuntabilitas Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi melalui kuesioner untuk mengukur sejauh mana rekan sejawat betul-betul memahami materi yang telah disampaikan.

63


2) Nasionalisme Membuka sesi untuk berdiskusi dan menerima setiap masukan sehingga tercapai penyempurnaan materi yang dapat digunakan dalam pelayanan pada pasien. 3) Etika Publik Mendengarkan dengan baik setiap masukan, tanggapan dan pertanyaan dari rekan sejawat. Menjawab setiap pertanyaan dengan sopan dengan sikap tanpa menggurui. 4) Komitmen Mutu Menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan literatur terbaru dan mampu menggunakan waktu sosialisasi seefektif mungkin. 5) Anti Korupsi Memberikan kesempatan yang sama kepada semua rekan sejawat sebagai peserta sosialisasi dalam memberikan masukan, tanggapan atau pertanyaan. c. Peran dan Kedudukan ASN 1) Manajemen ASN Memiliki rasa tanggung jawab untuk selalu memberikan pelayanan prima pada pasien sehingga selayaknya selalu menggali ilmu dan teknik terbaru terkait proses pemberian asuhan kepada pasien. d. Kontribusi terhadap visi dan misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Pelaksanaan tanya jawab, diskusi serta melaksanakan evaluasi setelah sosialisasi dilakukan agar diharapkan dapat menjadi bahan masukkan untuk saling mengisi ilmu dan pengetahuan satu sama lain sehingga diharapkan setelah sosialisasi ini dilakukan peningkatan kualitas pemberian asuhan keperawatan dan peningkatan mutu pelayanan khususnya penanganan kecemasan pasien kemoterapi akan semakin baik sesuai dengan visi RSHS yang sejalan dengan visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan bertujuan untuk peningkatan kualitas hidup manusia sesuai dengan Misi RSHS. e. Penguatan Nilai-nilai Organisasi Pelaksanaan evaluasi ini yang didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA yang telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS yakni Nilai Integritas yaitu dengan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam melaksanakan tugas. serta Nilai Unggul yaitu keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

64


f. Analisis Dampak Pelaksanaan evaluasi setelah sosialisasi adalah hal yang perlu dilakukan agar dapat mendapatkan gambaran tingkat keberhasilan dari sosialisasi tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi ini, diperlukan penerapan nilai-nilai ANEKA agar evaluasi yang dilakukan dapat berjalan secara optimal. g. Kendala dan Hal Pendukung Pada kegiatan ini penulis melakukan kegiatan evaluasi dengan rekan sejawat di ruang Alamanda menggunakan kuesioner yang berbasis digital (G-Form). Seluruh sarana dan prasarana beroperasi dengan baik. Dukungan dari kepala ruangan, mentor, dan partisipasi rekan sejawat sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Saat kegiatan penulis tidak menemukan kendala berarti dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.

6. Manfaat yang didapatkan dengan terpecahkannya isu yang diangkat dalam aktualiasasi ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Individu Peserta Penulis sebagai peserta latsar mendapatkan manfaat yaitu dapat berkontribusi dalam membantu menyelesaikan isu yang berkembang di ruangan tempat penulis bertugas. Selain itu penulis juga berkesempatan untuk mengaplikasikan nilai-nilai ASN ANEKA dan peran serta kedudukan ASN dalam kegiatan pemecahan isu tersebut sehingga diharapkan dapat membentuk penulis sebagai ASN yang berkarakter. b. Pimpinan langsung/unit kerja Dengan

terselesaikannya sosialisasi tentang relaksasi autogenik, pimpinan

langsung di unit kerja penulis mendapat manfaat yakni membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat/bidan yang bekerja di ruang Alamanda khususnya dalam mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi, sehingga diharapkan kedepannya pemberian asuhan keperawatan akan lebih berkualitas dan paripurna. Selain itu, output yang dihasilkan dari kegiatan aktualisasi ini (SPO) dapat dijadikan pedoman untuk menerapkan teknik relaksasi autogenik dan media edukasi dalam bentuk Video peragaan Teknik Relaksasi Autogenik dapat dijadikan review bagi perawat/bidan yang bertugas. c. Stakeholder Dengan terselesaikannya isu tersebut diharapkan pengetahuan perawat/bidan

dalam memberikan asuhan keperawatan meningkat terutama dalam penerapan

65


relaksasi autogenik sebagai alternatif nonfarmakologis untuk membantu mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi, dapat dilakukan sesuai dengan SPO yang telah diterbitkan. Dengan demikian diharapkan meningkatkan kualitas kesehatan emosional dari pasien kemoterapi sehingga dapat menunjang upaya pengobatan kesehatan fisik.

66


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar bertujuan untuk menstimulasi peserta pelatihan dasar dalam memahami lebih dalam nilai-nilai dasar seorang ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Selain nilai-nilai dasar ASN (ANEKA), peserta pelatihan dasar juga distimulasi untuk dapat memahami peran dan kedudukannya dalam manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government untuk kemudian diaktualisasikan selama menjalankan tugas di unit kerja masing-masing. Penerapan nilai-nilai tersebut merupakan hal yang sangat penting karena akan menjadi pedoman pada saat bekerja terutama dalam cara berpikir agar implementasi yang diberikan ketika bekerja selalu berorientasi pada pelayanan publik. Selama mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut peserta pelatihan dasar diharapkan mampu merubah sikap, budaya, dan perilaku kerja ASN di satuan kerja serta meningkatkan kualitas dan mutu layanan yang pada akhirnya akan berdampak kepada kepuasan pengguna layanan. Dalam proses aktualisasi dan penerapan nilai-nilai, peserta pelatihan dasar diharapkan mampu menjadi agent of change untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya di unit kerja masing-masing. Dalam hal ini yaitu mengenai pelaksanaan sosialisasi teknik relaksasi autogenik untuk mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi di Ruang Rawat Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pelaksanan kegiatan aktualisasi ini dapat berkontribusi kepada Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang selaras dengan visi dari pemerintah kabinet Indonesia Maju 2, yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia” dan Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

yaitu

“Kesehatan

Anda

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

67

Menjadi

Prioritas

Kami”

untuk


B. Saran 1. Bagi Penulis Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan diinternalisasikan kepada seluruh petugas kesehatan khususnya perawat untuk meningkatkan kualitas pelayanan. 2. Bagi Instansi a. Untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang berkelanjutan, perlu adanya dukungan dari lingkungan di satuan kerja. Sehingga mampu berdampak kepada perubahan sistem pelayanan yang berkualitas dan mewujudkan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu menjadi

institusi

kesehatan

yang

unggul

dan

transformatif

dalam

meningkatkan status kesehatan masyarakat. b. Dalam aktualisasi ini, kiranya output yang dihasilkan dapat dijadikan pedoman dan bahan referensi terbaru dalam pemberian pelayanan khususnya bagi pasien-pasien kemoterapi untuk mengurangi kecemasan sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan emosional dari pasien yang dirawat.

68


DAFTAR PUSTAKA

Anwar.2018.Pengaruh Relaksasi Autogenik Modifikasi terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran. Samarinda.

Ekarini, Krisanty, Suratun. 2018. Pengaruh Relaksasi Autogenik terhadap Tingkat Kecemasan

dan

Perubahan

Tekanan

Darah

pada

Pasien

Riwayat

Hipertensi.Jurnal Keperawatan Poltekkes Jakarta. Jakarta.

H, Supriadi, Pramesti.2018. Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Depresi Pada Lansia Di BPS Tresna Werdha Ciparay.Cimahi. Hermanto, Andrik.2020. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik kombinasi dengan Musik Religi terhadap kecemasan dan stress pada pasien kanker serviks yang sedang

menjalani

kemoterapi

di

RS.

Saiful

Anwar

Malang.

Jurnal

Keperawatan.Universitas Airlangga. Surabaya.

Infodatin Kanker 2019 di akses melalui web https://pusdatin.kemkes.go.id

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

69


Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Manalu, Siagian, Yanti, dkk.2020. Pengaruh Pemberian Relaksasi Autogenik Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Di Bpm Kurnia Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Institusi Kesehatan Deli Serdang Deli Tua. Deli Serdang. Rosaline, Suprabawati, Nihayati. 2018.Pengaruh Autogenic Dan Handgrip Relaxation Terhadap Aspek Fisik dan Aspek Psikologis, Pada Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal Keperawatan Universitas

Airlangga.

Surabaya.

Syafitri, E.N., 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Karyawan PT. Astra Honda Motor Di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta.

70


71


Lampiran 1. Form Pengendali Aktualisasi dengan Mentor

72


73


Lampiran 2. Form Pengendali Aktualisasi dengan Kepala Ruangan

74


75


Lampiran 3. Form Pengendali Aktualisasi dengan Coach

76


77


Lampiran 4. Konsep Video

KONSEP VIDEO TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK Pengertian

Tujuan

Langkah-langkah

Relaksasi autogenik merupakan relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dengan menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang. 1. Mengurangi kecemasan, khususnya cemas ringan dan sedang 2. Meredakan nyeri akut,memberikan perasaan nyaman 3. Memberikan ketenangan 4. Mengurangi ketegangan A. Tahap pra interaksi 1. Menyiapkan ruangan yang nyaman dan tenang 2. Menyiapkan SPO Teknik Relaksasi Autogenik 3. Melakukan inform concent terlebih dahulu kepada pasien 4. Mencuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri 2. Melakukan identifikasi pasien 3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 4. Memvalidasi kesediaan pasien untuk mengikuti prosedur C. Tahap Kerja 1. Menjaga privasi klien dengan memasang sampiran 2. Memposisikan pasien senyaman mungkin (dengan posisi semifowler, fowler atau supinasi) 3. Memberikan instruksi kepada pasien untuk memejamkan mata sambil berkonsentrasi mendengarkan instruksi perawat 4. Mengintruksikan untuk mengatur napas teratur (tarik napas panjang, tahan dan hembuskan perlahan lewat mulut) sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali tarikan napas 5. Menginstruksikan kembali menarik napas panjang lalu hembuskan perlahan sambil mengucapkan kata-kata “ saya merasa damai dan tenang” dalam hati 6. Menginstruksikan pada pasien untuk memfokuskan pikiran pada lengan. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi berat pada kedua lengan, lalu tunggu beberapa saat dan instruksikan untuk membayangkan sensasi ringan pada kedua lengan sambil katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”. 7. Menginstruksikan pada pasien untuk memfokuskan pikiran pada bahu. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi berat pada kedua bahu, lalu tunggu beberapa saat dan instruksikan untuk membayangkan sensasi ringan pada kedua bahu

78


sambil katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”. 8. Menginstruksikan pada pasien untuk memfokuskan pikiran pada kaki. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi berat pada kedua kaki, lalu tunggu beberapa saat dan instruksikan untuk membayangkan sensasi ringan pada kedua kaki sambil katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”. 9. Selanjutkan mengintrusikan untuk memfokuskan pikiran untuk merasakan aliran darah. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi hangat pada aliran darah tubuh sambil katakan dalam hati “saya merasa tenang dan hangat” 10. Menginstruksikan pasien untuk memposisikan tangan kanan menempel pada dada kiri (area jantung) dan tangan kiri pada area perut. 11. Selanjutkan menginstrusikan untuk memfokuskan pikiran untuk merasakan denyut jantung. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi denyut jantung yang tenang dan teratur sambil katakana dalam hati “jantung saya berdenyut teratur dan tenang, saya merasa damai dan tenang” 12. Menginstrusikan untuk memfokuskan pikiran untuk merasakan aliran darah dalam perut. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi hangat pada perut sambil katakana dalam hati “darah yang mengalir dalam perut saya terasa hangat, saya merasa damai dan tenang” 13. Menginstruksikan pasien untuk memposisikan kedua tangan kembali pada posisi semula. 14. Selanjutkan menginstrusikan untuk memfokuskan pikiran pada kepala. Instruksikan pasien untuk membayangkan sensasi dingin pada kepala sambil katakan dalam hati “kepala saya benar-benar terasa dingin, saya merasa damai dan tenang”. 15. Selanjutnya mengakhiri terapi relaksasi autogenik dengan melekatkan (mengepalkan) tangan bersam aan dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan sambil membuka mata dan kepalan tangan. Sebaiknya tarikan napas panjang dilakukan 2 kali, sebelum membuka mata dan kepalan tangan. D. Tahap Terminasi 1. Memvalidasi perasaan pasien setelah diberi tindakan 2. Merapikan alat dan berpamitan dengan pasien 3. Cuci tangan dan mendokumentasikan pada rekam medik

79


Lampiran 5. Fliyer DRK

80


Lampiran 6. Materi DRK

81


Lampiran 7. Notulensi Sosialisasi NOTULENSI SOSIALISASI TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK Nama Acara : DRK SOSIALISASI TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK Tempat : Aplikasi Zoom Meeting (Meeting ID: 847 6557 5881 Passcode: ALAMANDA ) Waktu : Kamis, 30 September 2021 Nara Sumber : Inda Stella Greyandha Peserta : Perawat dan Bidan Alamanda Kegiatan sosialisasi : 1. Sosialisasi Teknik Relaksasi Autogenik untuk mengurangi kecemasan pada pasien kemoterapi 2. Rundown DRK No. Kegiatan Pembukaan (Moderator : Ibu Wati Puspitasari, 1 SST.) Pre Test (Link : 2 https://forms.gle/NSfeB8sH4aU4sTCs8 ) Kata sambutan dari Kepala Ruangan Alamanda Ibu Windy Natasya, M.Kep., Ners., Sp. Kep. Mat. (Ibu 3 Pengawas Alamanda berhalangan hadir dikarenakan bertugas menjadi vaksinator, namun beliau tetap on cam di layar zoom) Presentasi dengan Materi Teknik Relaksasi 4 Autogenik Sesi tanya jawab dan pemaparan keyword oleh Ibu 5 Windy Natasya, M.Kep., Ners., Sp. Kep. Mat Evaluasi Kegiatan dan Post Test (Link 7 https://forms.gle/UNXTXM13RDoh68Z69 ) 8 Penutup

Waktu 13.00 – 13.05 13.05 – 13.15

13.15 – 13.20

13.20– 13.30 13.30 – 13.50 13.50 – 14.00 14.00 – 14.05

Link Absen : https://forms.gle/V7h6BFtkjKVctxpB9 3. Saran dan Pertanyaan a. Masukan 1) Ibu Windy Natasya, M.Kep., Ners., Sp. Kep. Mat.  Menambahkan tentang manfaat Teknik Relaksasi ini sesuai jurnal dan peneltian terbaru yaitu dapat digunakan untuk membantu menurunkan skala nyeri persalinan, membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dan juga dapat menurunkan kadar gula darah.  Selain itu beliau menambahkan kedepannya di harapkan adanya kerjasama dengan tim Paliatif Care karena amat sangat berguna pada pasien-pasien dengan keganasan dalam meningkatkan kualitas mental pasien.  Menyarankan agar menambahkan unsur-unsur ajaran agama sesuai kepercayaan pasien dalam melakukan teknik relaksasi autogenik, agar membantu pasien supaya lebih tenang. (Misalnya untuk yang beragama Muslim, mengawali terapi

82


dengan Basmalah dilanjutkan beristigfar 3x di awal sebelum menarik napas panjang)  Menyarankan semua perawat/bidan di Alamanda dapat mengakses video edukasi dan SPO Teknik Relaksasi Autogenik saat sudah di sah untuk diterbitkan. 2) Ibu Euis Nurlela, Amd.Keb Menyarankan pelibatan keluarga pada pasien paliatif dalam memberikan teknik relaksasi autogenik. Karena media edukasi dapat diakses di media social, sehingga keluarga pasien dapat mengikuti sehingga dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan terapi 3) Ibu Lina Marlina, SST. Menyarankan perlunya ruangan yang kondusif dalam melakukan relaksasi autogenik, contohnya diruangan terbuka atau area taman rumah sakit sehingga mendukung agar pasien dapat leih rileks. 4) Ibu Wati Puspitasari, SST. Menyarankan untuk berbagi bahan bacaan dan referensi terbaru tentang Relaksasi Autogenik b. Pertanyaan 1) Ibu Selvyanti Soebara, Amd.Keb. Kapan waktu yang tepat untuk memberikan terapi relaksasi autogenik pada pasien? Jawab : Pemberian terapi disesuaikan dengan kesiapan pasien sendiri. Dalam jurnal disebutkan tidak ada penentuan waktu spesifik, yang terpenting adalah kesiapan dari pasien dalam menerima terapi. Namun disarankan dilakukan saat pasien telah mendapat pemenuhan kebutuhan dasaranya seperti sudah makan, telah mendapat terapi (jika ada jadwal terapi) dan keadaan badan lebih baik bersih, agar lebih nyaman mengikuti terapi. 4. Penutup Sosialisasi di tutup oleh moderator dengan kesimpulan: Keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental harus lebih diperhatikan khususnya pada pasien-pasien yang sedang dalam proses kemoterapi. Dengan telah terlaksananya sosialisasi tentang Teknik Relaksasi Autogenik dimana merupakan inovasi telah membuka wawasan rekan sejawat yang baru terpapar dengan teknik ini. Selain itu, karena merupakan hal yang baru teknik ini yang perlu terus dipelajari dan dikembangkan sehingga bukan saja meningkatkan pengetahuan dari pemberi asuhan namun secara khusus dapat meningkatkan pelayanan yang sejatinya tetap berorientasi pada pasien.

Bandung, 30 September 2021 Notulis

Inda Stella Greyandha NIP. 199210292020122005

83


Lampiran 8. Foto Link Pre dan Post Tes dan Link Absen

84


Lampiran 9. Daftar Absen DRK

DAFTAR HADIR DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK) RUANG ALAMANDA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG, 30 SEPTEMBER 2021 Topik : Sosialisasi Teknik Relaksasi Autogenik Timestamp NAMA NO. 1 9/30/2021 13:35:38 Lina Marlina 2 9/30/2021 13:35:56 Tanty Permatasari 3 9/30/2021 13:36:04 Elis Nurhayati 4 9/30/2021 13:37:28 Ragillia Irena Febri 5 9/30/2021 13:38:40 Qanita Rahman 6 9/30/2021 13:40:04 Hajar nur 7 9/30/2021 13:42:09 Rizki Selly Apriliani 8 9/30/2021 13:43:57 Anisa Hasanah 9 9/30/2021 13:55:14 Dessy Fitria 10 9/30/2021 13:55:33 Shelviandry Soebara 11 9/30/2021 13:55:51 Euis Nurlela 12 9/30/2021 13:56:13 Mulyani Oktavia Sejati 13 9/30/2021 13:56:20 Liriana Dita Pramestika 14 9/30/2021 13:56:21 Mei Wardani 15 9/30/2021 13:56:22 Rika Aksaranita 16 9/30/2021 14:04:45 WINDY NATASYA 17 9/30/2021 14:06:03 Wati Puspitasari 18 9/30/2021 14:06:34 Asih Yulianingsih 19 9/30/2021 14:19:29 Heny Retnowati 20 9/30/2021 14:19:38 Irma K 21 9/30/2021 14:19:49 Veronia 22 9/30/2021 14:19:56 Evi Ahadini 23 9/30/2021 14:20:30 Sri Probowati 24 9/30/2021 14:21:18 Neza Nurfitriana 25 9/30/2021 14:22:10 Yuli Setiani 26 9/30/2021 14:42:01 Yuli Sihaloho 27 9/30/2021 14:58:05 Eka Fuji Rahayu 28 9/30/2021 15:35:13 Mutiara Imkan 29 9/30/2021 17:18:03 Enah 30 30/09/2021 22:36:41 Novi Irmala Source from Google Form

85

NIP/NRP 198601222008012001 199301172020122009 198905302010122002 199402042020122003 0821 198805262010122002 199404052018012001 199402092020122003 16050673 0968 0652 199210142020122003 15060598 16050690 198609292008012004 198104272005012004 198011302005012004 198907052010122001 198607282010122002 198709172008122004 198901222010122003 198510132008012004 197707122006042010 199507282020122005 16050692 199507272020122004 199207132014022001 0649 196601051991032002 199110272020122000

JABATAN/PROFESI Bidan Perawat Bidan Perawat Bidan pelaksana Bidan Perawat Perawat Perawat Bidan Pelaksana Bidan Perawat Bidan bidan Bidan PERAWAT Bidan Pelaksana bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Perawat Pelaksana Bidan Perawat bidan Bidan pelaksana Bidan perawat


Lampiran 10. SPO Teknik Relaksasi Autogenik

86


87


88


89


90


91


Lampiran 11. Video yang dapat di akses di halaman Instagram Promkes RSHS

92


Lampiran 12. Nota Dinas Permohonan Penerbitan Video di laman IG Promkes RSHS

93


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.