Jember Kita I Edisi VI I 2014
1
TABLE OF CONTENT
10
Hot News BERHARAP MUNCULNYA KAMPUNG ORIGAMI
20
Harapan orang nomer satu di Kabupaten Jember itu bukan tanpa alasan, kendati origami atau seni melipat kertas tersebut belum dikenal meluas, namun sudah mulai diminati masyarakat. Ini terbukti, saat digelarnya pameran origami, cukup banyak masyarakat yang tertarik untuk mengetahui secara langsung dari pameran itu.
14
The health development is one of six priority programs in Jember District. That’s why the health sector needed special attention from Jember District in creating a society that willing and able to live healthily in materializing an optimal level of health. 4
New Rules, Waiting Room and Thrash Drop 50%
PERBANYAK PROGRAM UNTUK WUJUDKAN JEMBER SEHA T SEHAT
Creating Many Programs toward Healthy Jember
Jember Kita I Edisi VI I 2014
ATURAN BARU, RUANG TUNGGU PASIEN DAN SAMP AH TURUN 50% SAMPAH Tidak mudah merubah sebuah kebiasaan yang sudah berjalan lama dalam kehidupan masyarakat, karena bisa jadi akan banyak mendapat tantangan. Terlebih kalau yang akan dirubah itu berkaitan dengan masalah ikatan emosional, seperti menunggui orang yang dicintai yang sedang menjalani perawatan kesehatan karena menderita sakit.
Main Story
Pembangunan kesehatan merupakan satu dari enam program prioritas di Kabupaten Jember. Sebab itu bidang kesehatan juga menjadi perhatian khusus Pemkab Jember dalam mencapai masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Main Story
To change a habit that already ingrained in the society life. Moreover if it’s related to emotional bonds such as being a companion for beloved significant other while being treated for medical reason.
24
Main Story PELAJAR SEBAGAI MOTIV ATOR MOTIVA KESEHA TAN KESEHAT Student as the Health Motivator
TABLE OF CONTENT
38
Special Report JOMC III, HIPNOTIS RIBUAN PENONTON JEMBER Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru terlihat memadati alun-alun Jember sejak sore hari. Mereka sengaja datang ke tempat ini, karena mengetahui kalau hari Minggu (7/9) itu, bakal dilangsungkan pembukaan international Jember Open Marching Competition (JOMC) 2014.
50 52 SNAP SPOT
Aptitude PERAIH PREDIKA T TELADAN PREDIKAT DARI JEMBER TIMUR Education SEKOLAH DENGAN ST ANDAR T STANDAR ANDART INDUSTRI Di Kabupaten Jember sendiri, minat masyarakat terhadap keberadaan SMK, dari tahun ke tahun terus membaik, apalagi tujuan awal pendirian SMK SHOT mampu mencetak lulusan han34 dal berbekal kompetensi keahlian. LIGHT
35
42
44
Zoom In STERILKAN SEPUT AR SEPUTAR PASAR TANJUNG
56 Potency TIDAK HARUS BELANJA, NGOPI DAN NONGKRONGPUN JADI
Quote Unquote SENGAJA PILIH JULA-JULI SEBAGAI CIRI KHAS LAWAKAN
Jember Kita I Edisi VI I 2014
5
6
Jember Kita I Edisi VI I 2014
EDITORIAL NOTE President Executive MZA DJALAL Chief Executive ZAINAL ABIDIN Chief Manager RACHMAT AGUNG PURNAMA Editor In Chief INDRA G. MERTOWIJOYO Managing Editor TAUFAN B. Reporters WINARDYASTO FERA APRILIYANTI Fotographer SAIFUL AMRI Ilustrator WIBISONO Address JL. SUDARMAN 1 JEMBER, TELEPON : 0331-428824, Published By HUMAS PEMKAB JEMBER www.jemberkab.go.id humas@jemberkab.go.id Pemerintah Kabupaten Jember
@humas_Jember
Cover MELIHAT STAND PEMBUATAN ORIGAMI DI GOR PKPSO JEMBER Foto : SUGENG/JEMBER KITA
JAWABANNYA ADA PADA KITA
B
eberapa waktu lalu, masyarakat Jember kembali diberi suguhan suatu kegiatan yang sudah menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan yang tak lain bernama Gerak jalan TanggulJember Tradisional (Tajemtra) itu, sudah menjadi icon daerah ini sejak puluhan tahun silam. Hampir pada setiap pagelarannya, dipastikan masyarakat menyambutnya dengan antusias. Itu bisa dilihat dari berkerumunnya masyarakat di sepanjang jalan sejauh 30 kilometer dari Tanggul hingga ke finish di alun-alun Kota Jember. Masyarakat sangat menikmati sajian gerak jalan bersejarah yang untuk pertama kalinya digelar pada tahun 1972 itu. Ada banyak tontonan yang bisa dinikmati masyarakat dalam kegiatan ini. Meski sudah tidak sama persis dengan tahun-tahun pertama gerak jalan itu digelar, namun penampilan pesertanya dengan berbagai atribut dan kostum ternyata menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Ya itulah kegiatan gerak jalan tradisional Tanggul Jember, yang mungkin saat ini menjadi satu-satunya gerak jalan dengan route jarak jauh yang masih tetap eksis. Sementara kegiatan yang sama, seperti Mojokerto-Surabaya, Sidoarjo-Surabaya, PandaanWonokromo, atau Jakarta-Bogor, saat ini sudah tidak terdengar lagi kabar beritanya. Kini, setelah bertahun-tahun lamanya gerak jalan tersebut digelar, ada satu peristiwa menyedihkan dan memprihatinkan, yang seharusnya tidak perlu terjadi. Salah seorang peserta Tajemtra dari Kelurahan Patrang, meninggal akibat tertabrak sepeda motor seorang pemuda. Peristiwa yang demikian ini, semestinya tidak perlu terjadi, kalau masyarakat mau menaati peraturan lalu lintas yang diberlakukan. Masyarakat seharusnya tidak memaksakan diri memasuki jalan yang sudah ditutup bagi semua kendaraan karena adanya kegiatan gerak jalan.
Bukankah ruas jalan sepanjang Tanggul-Jember, ketika itu hanya diperuntukkan baOleh : Zainal Abidin gi mereka Kabag Humas Pemkab Jember yang menjadi peserta gerak jalan. Selain itu, siapa saja tidak diperkenankan memasuki route gerak jalan, terkecuali petugas yang mendapat ijin khusus dan diperbolehkan membawa kendaraan. Jatuhnya korban dalam kegiatan gerak jalan Tanggul Jember pada tahun ini, sungguh sangat disayangkan. Terlepas terjadinya korban itu takdir dari Yang Maha Kuasa, peristiwa semacam itu mestinya tidak perlu terjadi, kalau kita mau menahan diri, dan menyadari bahwa kegiatan itu adalah kebanggaan kita, milik bersama, yang harus dibuat nyaman dan diamankan secara bersama-sama pula. Tidak seharusnya kita mengedepankan ego sendiri, apalagi berbuat semau sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Tajemtra adalah kegiatan kita bersama, yang siapapun bisa ambil bagian di dalamnya. Karena itu merupakan kewajiban seluruh masyarakat untuk pengamanannya. Baiklah, Tajemtra 2014 sudah lewat, semuanya sudah terjadi, yang tinggal kini, hanya bagaimana kegiatan ini ke depan lebih memberikan kenyamanan dan keamanan bagi peserta maupun masyarakat yang menikmatinya di sepanjang jalan. Ini PR bersama, yang harus dicarikan formulanya agar Tajemtra benar-benar menjadi icon Kabupaten Jember, yang layak untuk terus digelar dan dinikmati. Tak perlulah mencari kambing hitam, siapa yang salah dan harus bertanggung jawab. Karena yang terpenting, bukan mencari siapa yang salah, tapi bagaimana kegiatan yang sudah menjadi tradisi tahunan itu tetap menjadi kebanggan masyarakat Jember. Jawabannya Ada Pada Kita Jember Kita I Edisi VI I 2014
7
VISION
PERTAHANKAN KEKHASAN DAERAH DEMI GENERASI MENDATANG
Sekian ratus tahun yang lalu, atau tepatnya tahun 1859, masyarakat Jember mulai diperkenalkan dengan yang namanya budidaya tembakau. Adalah George Bernie, yang untuk pertama kalinya memperkenalkan budidaya tanaman yang dikenal dengan ‘Daun Emas’ ini kepada masyarakat Jember, yang pada gilirannya menjadi bagian dari kehidupan sehariharinya.
T
embakau adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jember. Dari budidaya komoditi pertanian ini, banyak dari kalangan masyarakat Jember bisa menikmati kehidupan lebih layak, karena nilai jual daun tembakau memang bisa memberikan pendapatan lebih kepada petaninya, utamanya sebelum tahun 1980-an. Karena tembakau pulalah, Jember akhirnya dikenal di dunia dan daratan Eropa. Hasil bumi ini juga yang kemudian dilekatkan menjadi branding, Jember Kota Tembakau. Julukan ini pun, hingga saat ini seakan-akan sudah tidak dapat dipisahkan dari Kota Jember. Sugeng/Humas
8
Jember Kita I Edisi VI I 2014
VISION Bicara tentang tembakau, pemerintah sebenaroleh-oleh itu, bukan karena tertarik kualitas dari nya tidak perlu ikut memasarkan, karena memang barang itu, tapi karena kekhasannya. sudah dikenal. Dikenalnya tembakau Jember ini, Sama dengan ketika orang membeli batik, sebagai imbas dari tidak lagi diproduksinya tembakau bukan karena kualitasnya bagus, tapi gara-gara Deli, Sumatera Utara, yang pada tahun 70-an lahan ada daun tembakaunya. Dengan membeli batik tembakau berubah menjadi sawit. bermotifkan tembakau, mereka ingin Aslinya, sebenarnya bibit tembakau yang kita tamenunjukkan kepada orang atau temannya, nam asalnya dari mereka (petani tembakau Deli). Di bahwa dirinya pernah datang ke Jember. sini ada dua jenis bibit tembakau. Ada yang untuk Untuk urusan tembakau ini, sebenarnya kebutuhan lokal, dan juga untuk ekspor. Yang untuk asosiasi tembakau setiap tahun sekali menggelar ekspor, adalah cerutu. Sedang yang lokal, biasanya pertemuan. Hanya saja Jember sebagai untuk sigarette, seperti Sampurna maupun Gudang penghasil tembakau tidak pernah menjadi tuan Garam, dan lainnya. rumah, karena tidak miliki sarana transportasi Untuk cerutu, dalam lima tahun belakangan, sudah yang memadai. Mudah-mudahan ketika sudah ada beberapa perusahaan rokok lokal yang mempunya bandara, kita bisa menjadi tuan rumah, buat cerutu dengan kualitas yang tidak kalah apalagi pakar-pakar tembakau sebenarnya dibanding dari Kuba. Produk cerutu dan tembakau banyak di Jember. Jember ini, selain dipasarkan ke Eropa, juga Dalam hal pemenuhan tembakau, ke China. dari kebutuhan dunia, sebanyak Hanya saja, belakangan saya mulau 100%, yang bisa dipenuhi baru merasa khawatir, kampanye anti rokok 50%-nya. Pemenuhan kebutuhan dunia yang sangat gencar, akan tembakau yang hanya separuhKarena itu, untuk mengabadikan berpengaruh besar terhadap masyanya dari kebutuhan dunia itu, tembakau yang pernah menjadi rakat Indonesia. Saya khawatir, 30%nya berasal dari Indonebagian dan kebanggaan jangan-jangan 10 tahun atau 20 sia, dan dari itu Jember masyarakat, khususnya di Jember, tahun lagi, masyakarat sudah tidak memberikan sumbangan sePemkab Jember berusaha tetap merokok, entah karena akibat dari banyak 20%. kesadaran atau kampanye atau juga Salah satu penyebab, yamelestarikan lewat beberapa peraturan. ng menjadikan petani Indolangkah. Diantaranya tetap Nah, ketika orang sudah tidak nesia tidak mampu memempertahankan gambar merokok lagi, buntutnya masyarakat menuhi kebutuhan dunia, tembakau sebagai logo kita tidak akan menanam tembakau. karena bergaining positionPemerintah Kabupaten Jember. Kalau ini benar-benar terjadi, maka nya masih lemah. Petani tidak Atau membuat batik bermotif pada lima puluh atau seratus tahun terlalu banyak mendapat infortembakau, yang menjadi ciri khas lagi, anak cucu kita sudah tidak akan masi terkait peluang pasar temJember. pernah melihat dan tahu, bahwa dulu ada bakau yang ada, sehingga keunyang namanya rokok atau dulu ada yang tungan yang diterima masih fluktuatif, namanya tanaman tembakau. kadang untung, kadang pula rugi. Karena itu, untuk mengabadikan tembakau Demikian juga dalam hal budidaya yang pernah menjadi bagian dan kebanggaan tembakau, petani umumnya masih bergantung masyarakat, khususnya di Jember, Pemkab Jember pada bantuan perbankan. Pemkab Jember berusaha tetap melestarikan lewat beberapa langkah. sendiri, sebenarnya pernah mempertemukan Diantaranya tetap mempertahankan gambar petani dengan perbankan, namun karena political will ada di pemerintah pusat, petani tetap tembakau sebagai logo Pemerintah Kabupaten saja harus menyerahkan agunan yang cukup Jember. Atau membuat batik bermotif tembakau, agar mendapat bantuan dari bank. yang menjadi ciri khas Jember. Potensi lain yang bisa dikembangkan dalam Pembuatan batik khas Jember, ini tidak berarti budidaya tembakau di Jember ini, adalah berusaha menyaingi daerah lain yang memang sudah mengkolaborasikan dengan sektor wisata, lewat sejak lama dikenal sebagai penghasil batik, seperti paket tour wisata. Misalnya, wisatawan diarahkan Madura, Jogja atau Pekalongan, karena sampai ke gudang-gudang perusahaan tembakau yang kapanpun Jember tidak akan mampu menyaingi pekerjanya perempuan semua. daerah-daerah itu dalam hal pembuatan batik . Melalui paket tour, wisatawan bisa diajak Namun yang akan kita raih dari pembuatan batik di melihat ke gudang pengolahan tembakau. Di Jember adalah, ingin memperkenalkan ciri khas daesana ada ratusan bahkan ribuan wanita duduk rah ke masyarakat dari lain daerah. tertib bekerja. Mulai dari meja pertama, bertugas Batik khas Jember yang saat ini sudah banyak memilah tambakau yang besar dengan kecil, diproduksi masyarakat, perlu lebih dikembangkan kemudian meja ke dua melihat daun tembakau Karena dari pengalaman, ketika seseorang datang ada cacatnya apa tidak, ini sampai ke meja yang ke suatu daerah atau tempat, biasanya tak lupa juga ke dua puluh lima, setelah itu baru packing. (*) membeli oleh-oleh. Umumnya, mereka yang membeli
“
“
Jember Kita I Edisi VI I 2014
9
HOT NEWS
BERHARAP MUNCULNYA KAMPUNG
Sugeng/Humas
Gagasan menarik dilontarkan Bupati Jember, MZA Djalal, saat membuka pameran seni melipat kertas (origami) di GOR PKPSO Kaliwates beberapa waktu lalu. Dikatakannya, suatu saat kota penghasil tembakau ini akan memiliki kampung origami.
H
arapan orang nomer satu di Kabupaten Jember itu bukan tanpa alasan, kendati origami atau seni melipat kertas tersebut belum dikenal meluas, namun sudah mulai diminati masyarakat. Ini terbukti, saat digelarnya pameran origami, cukup banyak masyarakat yang
10
Jember Kita I Edisi VI I 2014
tertarik untuk mengetahui secara langsung dari pameran itu. Selain itu kemunculan Jember Origami Community (JOC) yang diketuai Ny. Sri Wahyuni Djalal, ke depan diprediksi bakal semakin diminati oleh masyarakat Jember. “Hasil origami dari anggota JOC ini tak kalah bagus
jika dibanding pakar origami lain. Itu terlihat dari ribuan lipatan kertas di pameran ini. Seni melipat kertas atau origami di Kabupaten Jember lambat laun mulai diminati oleh masyarakat, mereka tidak sekedar datang dan melihat pameran ini namun juga ingin belajar langsung melipat kertas. Bupati berharap, pameran origami semacam ini bisa menjadi agenda tahunan di Kabupaten Jember dan diikuti lebih banyak lagi peserta. Sehingga dengan demikian, pada saatnya nanti, di Jember akan muncul kampung origami.
HOT NEWS
ORIGAMI
Sugeng/Humas
dan mahasiswa namun juga masyarakat umum, jelas ini merupakan angin segar perkembangan origami di Kabupaten Jember,� tukas Lucky. Sementara itu Drs. Sudiono Kabid Pendidikan Non Formal Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Pemkab Jember mengungkapkan, origami tidak sekedar seni melipat kertas namun mampu mendongkrak kecerdasan dan kreatifitas anak-anak hal ini diperlukan untuk menyiapkan generasi bangsa berkwalitas.
rigami pertama kali muncul di Kabupaten Jember berawal dari ketertarikan Ny. Sri Wahyuni Djalal, istri Bupati Jember terhadap seni melipat kertas tersebut. Origami ini pun kemudian ditularkan kepada istri satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Jember.
Sugeng/Humas
Lucky Yuliastuti istri Sekkab Jember Soegiarto, SH, menceriterakan, bahwa origami pertama kali muncul di Kabupaten Jember berawal dari ketertarikan Ny. Sri Wahyuni Djalal, istri Bupati Jember terhadap seni melipat kertas tersebut. Origami ini pun kemudian ditularkan kepada istri satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Jember. Gayung pun bersambut, dan origami dalam waktu sekejap mampu menjadi ikon baru Kabupaten Jember. Langkah awal mengenalkan origami dilakukan oleh JOC kepada publik pun dilakukan lewat ekspo di alun-alun Jember, bersamaan dengan perhelatan Jember Fashion Carnaval (JFC). “Saat itu origami merupakan hal baru dan masyarakat belum tahu apa itu seni melipat kertas?, karena itu JOC merasa tertantang untuk memberi penjelasan kepada masyakat perihal origami. Lantas JOC berkeinginan untuk mengusung origami ini melalui sebuah pameran. Alhamdulilah ini mendapat sambutan luar biasa, dan masyarakat terlibat langsung untuk melipat kertas. Ternyata origami itu tidak sekedar diminati oleh pelajar
Jember Kita I Edisi VI I 2014
11
HOT NEWS
Sugeng/Humas
Tak heran jika Dinas Pendidikan Pemkab Jember berancang-ancang mengembangkan origami ke seluruh lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), karena itu tenaga pendidik di lembaga tersebut perlu dibekali pengetahuan origami melalui sebuah pelatihan. “Banyak manfaat ketika seni melipat kertas atau origami dikenalkan kepada lembaga PAUD, melalui origami mampu membangkitkan imajinasi anak sekaligus menanamkan sifat kesabaran dan keuletan karena pembuatan origami ini cukup rumit. Seni melipat kertas ini memang sudah ada dari dulu, sekarang origami lebih ber variasi ada motif burung, bunga dan lain-lain,�jelas Sudiono. (Winardyasto) 12
Jember Kita I Edisi VI I 2014
HOT NEWS
SAYA INGIN ORIGAMI MENJADI EKONOMI KREATIF KELUARGA Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jember, Sri Wahyuni Djalal melihat sisi positif dari seni melipat kertas. Istri Bupati Jember ini sudah mulai memperkenalkan seni origami kepada para ibu rumah tangga hingga ke pelosok desa. Di setiap kesempatan ketiak bertemu secara langsung dengan masyarakat, wanita yang akrab dipanggil Bu Djalal ini selalu menyempatkan diri memperkenalkan seni Origami. Melalui keberadaan PKK hingga ke tingkat kecamatan dan desa, Sri Wahyuni berharap Origami bisa memberikan nilai manfaat kepada masyarakat luas. Apa manfaat yang ingin diraihnya, berikut petikan wawancara Jember Kita dengan Sri Wahyuni Djalal.
Apa sudah ada pasarnya? Sedang dirintis. Hari ini sudah banyak yang laku dijual. Macam-macam produknya. Gantungan kunci, gantungan mobil, bros, dan lain-lain. Apakah seni kreativitas Origami ini membutuhkan biaya yang mahal? Origami itu tidak mahal. (Bahan) kertasnya bisa diperoleh dari apa saja. Saya membuatnya dari kertas koran bekas dan hasilnya tetap bagus tergantung kreativitas kita. Tidak ada masalah dengan kertas. Kertas apapun bisa kita pakai, bahkan kertas yang sudah tidak digunakan bisa kita olah agar menjadi seni Origami yang indah. Siapa sasaran dari pelatihan seni origami ini? Ini untuk pembinaan untuk ibu-ibu rumah tangga. Tujuannya ada dua. Pertama agar mereka bisa mandiri sehingga bisa meningkatkan ekonomi keluarga. Yang kedua, saya harapkan mereka bisa menularkan kemampuan kreativitas origami ini kepada putra-
putrinya. Saya ingin di rumahnya terjadi pembelajaran yang baik antara orang tua dengan anaknya. Waktu senggang putra-putrinya dimanfaatkan untuk belajar dan bermain seni origami ini. Jadi anak-anaknya mendapatkan kegiatan yang positif. Tidak hanya menonton televisi atau bermain gadget. Bagaimana caranya? Saya mempunyai jalur melalui PKK hingga ke tingkat kecamatan dan desa. Melalui BKB yaitu Bina Keluarga Balita. Jadi saya mengerahkan Tim Penggerak PKK Kecamatan untuk bisa melatih ibuibu yang memiliki balita. Nah, ibuibu tersebut nantinya mengajak putra putrinya yang masih balita untuk bermain origami.
Sugeng/Humas
Potensi apa yang ingin dikembangkan dari seni Origami ini? Saya ingin Origami ini menjadi ekonomi kreatif. Saya sudah mencoba membuat pin dari kertas dengan seni origami. Ini saya jual. Dengan berbekal kertas dan lem bisa saya jual dengan harga Rp. 10.000
Apa manfaat Origami ini bagi anakanak? Kegiatan seni origami ini bisa merangsang daya motoriknya terutama motorik halus. Kemudian bisa juga merangsang keterampilan dan konsentrasi. Origami ini bisa membuat daya ingat anak lebih berkembang. Karena lipatan ini apabila tidak diingat secara detail, tidak akan bisa menghasilkan seperti ini. Nah, melatih daya ingat itu juga bagus untuk ibu-ibu yang sudah lanjut usia.
Jember Kita I Edisi VI I 2014
13
NEWS IN A MONTH Gelombang lautan manusia terlihat tumpah ruah memadati jalur Tanggul menuju Jember Sabtu (13/ 9), hari itu Pemkab Jember kembali menggadakan gerak jalan tahunan Tanggul-Jember tradisional (Tajemtra) sejauh 30 Km sebagai September 2014 bagian dari puncak peringatan HUT RI. Gerak jalan kebanggaan masyarakat Jember itu mampu mengundang ketertarikan tersendiri bagi peserta dari luarkota, tercatat ada 16 ribu orang meramaikan gerak jalan Tajemtra tahun 2014 kali ini. Lebih membanggakan lagi, Tajemtra sendiri merupakan gerak jalan tradisional terlama penyelenggaraannya di Indonesia dan kini memasuki usia 42 tahun. “Sore ini kembali kita semua berkumpul disini untuk ikut berpartisipasi memeriahkan gerak jalan Tajemtra, luarbiasa sekali karena di gelaran ke 42 tahun olahraga jalan kaki sejauh 30 Km ini pendaftarnya mencapai ribuan orang. Gerak jalan ini tidak sekedar menyehatkan masyarakat, lebih dari itu Tajemtra merupakan sarana untuk memperkuat jalinan silahturahmi. Agenda tahunan Pemkab Jember ini juga sekaligus untuk mengenang jasa pejuang melawan penjajah, karena itu melalui gerak jalan ikon kota Jember ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme,” tukas Djalal.
Bupati Jember Ir. MZA Djalal, M,Si, ketika membuka JOMC III 2014, mengatakan, agenda tahunan JMOC yang juga rangkaian dari kegiatan HUT RI, merupakan kebanggaan kota Jember karena memiliki dua ikon September 2014 berkelas internasional. Berkat Jember Fashion Carnival (JFC) dan JOMC, nama Kota Jember semakin dikenal masyarakat dunia. Keduanya merupakan agenda tahunan kalender pariwisata pemerintah daerah, pusat perhatian dunia pun tertuju ke kota ke Jember apalagi saat ini Bandara Notohadinegoro dioperasionalkan kembali sehingga memudahkan akses transpotasi. “Mari kita sambut suka cita JOMC III 2014 ini karena selama tiga hari kedepan ini kota Jember terlihat lebih semarak dan jadilah tuan rumah yang baik, Pemkab Jember dan masyarakatnya merasa bangga karena JOMC bisa terlaksana kembali. Semoga tahun depan dan tahun berikutnya JOMC ini lebih heboh lagi, semua negara diharapkan bisa ikut ambil bagian.Patut kita syukuri bersama ketika JOMC tahun ini terlaksana, karena maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia membuka rute penerbangan Surabaya-Jember begitu pula sebaliknya,”sambut Djalal.
Bupati Jember MZA Djalal membuka lomba dan pameran origami, dalam memperingati Hari Anak Nasional di Gedung Olah Raga (GOR) Pusat Kegiatan Pemuda Seni Olahraga (PKPSO) Kaliwates Jember, Rabu (10/9). September 2014 Dalam sambutan pembukaan lomba dan pameran origami itu, MZA Djalal mengatakan bahwa seni melipat kertas atau origami memiliki dampak yang cukup penting bagi para pelakunya. Bagi anak-anak, seni origami dapat membantu pertumbuhan kreatifitas anak-anak. Selain itu, origami juga dapat membantu pertumbuhan motorik halus anak-anak. Seni melipat kertas, lanjutnya, selain bermanfaat bagi anak-anak juga bermanfaat bagi orang dewasa. Seni origami juga berdampak meningkatnya daya ingat seseorang. “Bagi orang dewasa bisa bermanfaat untuk melawan kepikunan,” ujar MZA Djalal. Menurut MZA Djalal seni melipat kertas atau origami ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat. Selain meningkatkan ketrampilan masyarakat, origamni juga bisa membawa dampak ekonomis bagi masyarakat. “Selain bisa berdampak pada perkembangan teknologi dan industri kertas, masyarakat juga bisa berjualan kertas origami, apabila origami sudah menjadi ketrampilan yang populer di masyarakat,” paparnya.
Bupati Jember MZA Djalal, memimpin apel pagi yang digelar di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, jalan Sudarman, Senin (1/9). Dalam amanatnya, Bupati Jember kembali mengajak seluruh jajaSeptember 2014 ran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Jember untuk tetap menjalin silaturrahmi diantara sesama PNS. MZA Djalal mengatakan bahwa dirinya tidak ingin segenap kar yawan di lingkungan pemkab Jember tercerai berai, ataupun saling iri diantara mereka. Karena, persatuan dan persaudaran diantara PNS merupakan modal awal untuk bekerja dan berbakti, serta untuk memperoleh kepercayaan masyarakat. Apabila terdapat permasalahan, lanjutnya, hendaknya permasalahan itu deiselesaikan secara internal, baik di tingkat sub unit, maupun unit, di Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) masing-masing. “Apabila diperlukan bisa diselesaikan sampai kepada Sekretaris Daerah ataupun saya. Sehingga kita dapat melayani masyarakat dengan baik,” kata MZA Djalal.
Sabtu
13
Rabu
10
14
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Minggu
7
Senin
1
Jember Kita I Edisi VI I 2014
15
Dok. Humas
PERBANYAK PROGRAM UNTUK WUJUDKAN JEMBER SEHAT Creating Many Programs toward Healthy Jember 16
Jember Kita I Edisi VI I 2014
P
embangunan kesehatan merupakan satu dari enam program prioritas di Ka bupaten Jember. Sebab itu bidang kesehatan juga menjadi perhatian khusus Pemkab Jember dalam mencapai masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Melalui kerjasama dengan semua pihak dan stakeholder, mulai dari tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga masyarakat biasa, pemkab Jember terus berupaya mencapai target tersebut. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jember, Bambang Suwartono, melalui Humas Dinkes, Yumarlis.
The health development is one of six priority programs in Jember District. That’s why the health sector needed special attention from Jember District in creating a society that willing and able to live healthily in materializing an optimal level of health. With the cooperation with all sides and stakeholders, ranging from the health workers, public figures, religious leaders, until the ordinary people, the Jember District continues to achieve the target. That was said by the Chief of Jember Health Office, Bambang Suwartono, through the Health Office Public Relation, Yumarlis.
Dok. Humas
“Keberhasilan suatu daerah bisa dilihat dari keberhasilan kesehatan masyarakatnya. Alhamdulilah untuk Jember sendiri bidang kesehatan memang telah menjadi salah satu program prioritas,”
”The success of a region can be seen by the people’s health. Alhamdulilah (Arabic for thanks to God), Jember had prioritized the health program,”
Yumarlis mengatakan, bahwa indicator sebuah keberhasilan pembangunan daerah bisa dilihat dari keberhasilan kesehatan di masyarakat. “Keberhasilan suatu daerah bisa dilihat dari keberhasilan kesehatan masyarakatnya. Alhamdulilah untuk Jember sendiri bidang kesehatan memang telah menjadi salah satu program prioritas,” ujarnya. Menurutnya, dalam setahun ini telah banyak program yang direalisasikan oleh Dinkes, mulai dari yang bersifat promotif hingga presentif. Seperti program AKI (Angka Kematian Ibu), program AKB (Angka Kematian Bayi), Usia Harapan Hidup (UHH), Penanganan kasus penyakit menular, maupun program-program lainnya. Selain dari itu, masih ada beberapa program kesehatan yang fruktuatif dan rehabilitative, yang merupakan program kesehatan perorangan, yang dilaksaanakan 3 RSUD, yakni RSUD Dr. Soebandi, RSUD Kalisat dan RSUD Balung. “Kita banyak memiliki program kesehatan, yang tentunya melibatkan seluruh pihak terkait, serta tenaga kesehatannya juga. Namun kendati demikian, hal tersebut juga perlu mendapat dukungan semua pihak, tidak hanya Dinkes saja, tapi juga harus ada kerjasama dari seluruh elemen masyarakat agar bisa mewujudkn Jember yang sehat,” paparnya.
Yumarlis said that the indicator of successful development can be seen from succeeding in the public healthy. ”The success of a region can be seen by the people’s health. Alhamdulilah (Arabic for thanks to God), Jember had prioritized the health program,” he said. According to her, this year the Health Office has bring to realization a few programs, from campaigns until the preventive programs. Among them are; Health improvements for disadvantage area, Maternal Mortality, Infant Mortality, life expectancy, contagious disease, and many other programs. According to Yumarlis, there are few fluctuating and rehabilitative programs. The program is personal health action, that carried by 3 hospital, which is Dr Subandi General Hospital, Kalisat General Hospital and Balung General Hospital. “We have many health programs that involve all related parties and also health workers. It takes the supports of all elements, not only Health Office, but also the cooperation all element of the society, to create the healthy Jember,” she expresses. Jember Kita I Edisi VI I 2014
17
Tak hanya itu saja, saat ini Dinkes Jember juga melakukan program untuk meminimalisir HIV AIDS, dimana program tersebut dilakukan melalui sosialisasi pada kalangan usia produktif. Program tersebut diberi nama ABAT (Aku Bangga Aku Tahu). Selain bertujuan untuk meminimalisir meningkatnya penyakit HIV AIDS, program tersebut juga bertujuan untuk member ilmu kepada para pelajar agar mereka lebih paham dan mengetahui lebih jauh mengenai HIV AIDS. “Program tersebut bertujuan agar sasaran kita terutama para pelajar ini tahu dan lebih paham mengenai apa itu HIV AIDS. Dampaknya bagaimana, cara penularannya seperti apa, dengan begitu mereka akan lebih berhati-hati terhadap penyakit ini,” jelasnya. Sementara terkait dengan semakin meningkatnya kasus HIV AIDS dari tahun ke tahun, Dinkes berusaha untuk terus bergerak dan mensosialisasikan dampak dan bahaya dari HIV AIDS ke masyarakat. “Tahun 2004 ada 11 kasus HIV AIDS, tahun 2014 hingga bulan Juni ini sudah terdapat 1335 kasus, 88% adalah mereka yang berusia 2049 tahun, dan 18% usia 15-24 tahun, kalau ini dibiarkan nanti akan terus meningkat karena itu harus dicegah, salah satu caranya dengan memberikan pemahaman ini,” imbuhnya. Dalam sosialisasi ini banyak yang dipaparkan terkait masalah HIV AIDS. Mulai dari pencegahan, penularan HIV AIDS, dan bagaimana memperlakukan teman atau saudara yang positif mengidap penyakit ini. “Kalau untuk pelajar, ada sistem pembelajaran seperti kami melakukan sosialisasi dengan pre test. Ada pembagian kelompok, kemudian nanti mereka presentasi, pemutaran film, penyuluhan dan ada juga post test, ”paparnya. Dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan penyebaran penyakit HIV AIDS dapat diminimalisir. (Fera Aprilianti)
Not stopping there, currently the Jember Health Office is creating a program to minimize HIV AIDS, whereas the program is conducted through the socialization on productive age. The program called ABAT (Aku Tahu Aku Bangga)*. And it also had the purpose in minimizing the HIV AIDS from spreading. The programs give the knowledge for the students, so that they understand and know better about HIV AIDS. “The program’s purpose is to make the students aware and understand about what HIV AIDS is. How it spreads, what is the effect, and that will make them more careful with this desease,” he explained. While the HIV AIDS case is inclining every year, the Health Office trying hard to keep maneuvering and socializing the effect and danger of HIV AIDS to the people. “There are 11 cases in 2004, while in 2014; there are 1335 cases until June. The 88% of them all are in the age group of 20-49 years old. 18% of them are aged 15-24 years old. If we don’t do anything about this, it will continue to rise. That’s why we need to stop it. One of the method is making them understands,” he added. In this socialization, many things are exposed about HIV AIDS. From the method of preventing it, the transmission of HIV AIDS, and how to treat friends or relatives that infected with this disease. “For the students, there is a learning system, for example; we conducted the socialization by making a pretest. We make a few groups, and then they will make a presentation, watching movies, counseling, and then we have the post test,” he explain. By this socialization programs, it’s hoped the spreading of HIM AIDS can be minimized.
“Tahun 2004 ada 11 kasus HIV AIDS, tahun 2014 hingga bulan Juni ini sudah terdapat 1335 kasus, 88% adalah mereka yang berusia 20-49 tahun, dan 18% usia 15-24 tahun, kalau ini dibiarkan nanti akan terus meningkat karena itu harus dicegah, salah satu caranya dengan memberikan pemahaman ini.” 18
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Dok. Humas
“There are 11 cases in 2004, while in 2014; there are 1335 cases until June. The 88% of them all are in the age group of 20-49 years old. 18% of them are aged 15-24 years old. If we don’t do anything about this, it will continue to rise. That’s why we need to stop it. One of the method is making them understands,” Jember Kita I Edisi VI I 2014
19
Dok. Humas
JAMIN DARAH STERIL DARI HIV/AIDS Oleh : Winardyasto 20
Jember Kita I Edisi VI I 2014
T
erus meningkatnya kebutuhan darah di Kabupaten Jember dalam setiap tahunnya, memaksa Palang Merah Indonesia (PMI) di daerah ini berusaha untuk melakukan terobosan agar stok darah selalu tersedia. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membuka pelayanan donor darah di berbagai kesempatan dengan melibatkan mobil armada PMI.
Untuk tujuan itu, PMI Kabupaten Jember saat ini menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Tidak hanya instansi pemerintah, tapi juga instansi swasta, termasuk juga lembaga pendidikan dan perguruan tinggi. Sukaryo, Kepala Markas PMI Kabupaten Jember, menjelaskan, bahwa Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Jember yang beralamat di Jl. dr.Soebandi membuka layanan 24 jam
Dok. Humas
keberadaan darah di UTD PMI Kabupaten Jember. Pasalnya lembaga kemanusiaan tersebut telah melakukan uji laboratorium terhadap kelayakan darah. “Semua darah dari pendonor diperiksa terlebih dahulu melalui proses pengujian laboratorium itu dilakukan untuk menjaga darah tetap steril dari virus HIV/AIDS dan PMI dan memberi rasa aman kepada masyarakat terhadap darah ketika bertandang ke UTD PMI. Alat pengujian darah ini tidak dimiliki oleh kabupaten lain, dan hanya ada di UTD PMI Kanupaten Jember saja, melaui kecanggihan alat itu bisa mendekteksi apakah darah tersebut
tercemar virus HIV/AIDS atau tidak,�imbuh Sukaryo. Sementara itu memasuki penghujung tahun 2014 ini dan usia PMI memasuki ke 69 tahun, PMI pusat berencana untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik kantong darah di Indonesia dan rampung tahun 2018. Diakui selama ini kantong darah itu dibeli atau didatangkan langsung oleh PMI dari negara lain yakni Thailand dan Jepang, ketika pabrik kantong darah itu rampung dibangun dan siap dioperasionalkan maka PMI tidak dipusingkan lagi terhadap kebutuhan kantong darah nasional.
Jember Kita I Edisi VI I 2014
21
Dok. Humas
untuk keperluan kebutuhan darah. Dikatakan, pihaknya tidak sekedar hanya melayani pemintaaan darah untuk masyarakat Kabupaten Jember, tapi juga siap membantu masyarakat dari kabupaten lain seperti Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Lumajang maupun Probolinggo untuk mendapatkan darah. “Dari tahun ke tahun permintaan kebutuhan darah selalu meningkat, dan PMI Kabupaten Jember siap untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena itu stok darah harus ada, dan setiap hari ada saja masyarakat datang ke UTD untuk mendapatkan darah. Namun semua itu bisa teratasi, PMI Kabupaten Jember merasa terbantu karena partisipasi aktif masyarakat untuk mendonorkan darah secara sukarela dan itu terlihat saat ada aksi donor darah dilakukan oleh pendonor baru,�ujar Sukaryo. Dari catatan UTD PMI Kabupaten Jember menyebutkan, golongan darah A dan golongan darah B lebih banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika dihadapkan terhadap tingginya permintaan darah sementara stok darah menipis, maka UTD bakal memanggil pendonor tetap untuk mendonorkan darah. Kepada masyarakat, Sukar yo, berpesan, tidak perlu resah terhadap
ATURAN BARU, RUANG TUNGGU New Rules, Waiting Room and Thrash Drop 50%
T
idak mudah merubah sebuah kebiasaan yang sudah berjalan lama dalam kehidupan masyarakat, karena bisa jadi akan banyak mendapat tantangan. Terlebih kalau yang akan dirubah itu berkaitan dengan masalah ikatan emosional, seperti menunggui orang yang dicintai yang sedang menjalani perawatan kesehatan karena menderita sakit. Namun kalau upaya merubah kebiasaan yang sudah biasa dilakukan itu disertai dengan pemberian pemahaman yang sejelas-jelasnya, paling tidak masyarakat juga akan memaklumi dan mau mengerti. Sebagaimana dilakukan RSD dr Soebandi, Jember, dalam menerapkan aturan baru soal jam besuk pasien dan jumlah penunggu yang boleh mendampingi. Perubahan kebiasaan menunggui dan jam besuk pasien ini merupakan sebuah keniscayaan bagi RSD dr Soebandi, di tengah tuntutan perbaikan kualitas layanan kesehatan. Upaya ini sebagai salah satu bentuk pemberian keamanan dan kenyamanan kepada pasien yang menjalani perawatan. Melalui langkah membatasi penunggu pasien di unit instalasi rawat inap (IRNA) kelas 3 ini, diharapkan citra rumah sakit tetap terjaga. Uji coba pun akhirnya dilakukan sejak 1 Mei 2012 dan berlangsung selama 2 bulan, pemberlakuan aturan tersebut diharapkan mampu menurunkan jumlah penunggu (bukan pengunjung) 50 %.
To change a habit that already ingrained in the society life. Moreover if it’s related to emotional bonds such as being a companion for beloved significant other while being treated for medical reason. With sufficient and logical thoroughly information, at least people can be informed and understand. It’s recently happen in the dr Soebandi Hospital, Jember, in applying the new rules about patient visits time schedule and the number of companion of a patient. The changes in patient companion and patient visit schedule rules are a must for dr Soebandi Hospital, in order to improve the quality of health services. This is one of the effort conducted in order to provide the patients with comfortable feeling and guarantee the patients security in getting the treatment. By limiting the number of patient companion in this 3rd class impatient ward, the hospital Sumber : RSD Dr. Soebandi Jember image is hoped to be secured. The trial underwent from Mei 1 2012 and last for 2 months. The enactment of the new rules was hoped to lower the number of patient companion (not visitor) until 50%.
Perubahan kebiasaan menunggui dan jam besuk pasien ini merupakan sebuah keniscayaan bagi RSD dr Soebandi, di tengah tuntutan perbaikan kualitas layanan kesehatan.
PASIEN DAN SAMPAH TURUN 50% Penerapan ketentuan baru itu menurut Drs. NS. Achmad Sigit S, M.Kep, Kepala Keperawatan IRNA Kelas 1-3 RSD. dr. Soebandi Jember, berpijak kepada SK direktur rumah sakit rujukan dan terbesar di wilayah Jawa Timur bagian timur tersebut. SK itu mengatur perihal aturan jam kunjungan pertama yakni, pukul 11.00-12.00, dan yang kedua pukul 17.0019.00. Rumah sakit tipe B pendidikan ini juga membatasi jumlah penunggu pasien kelas 1-3. Sesuai SK tersebut, untuk pasien tidak kritis 1 orang penunggu, dan pasien kritis 2 orang penunggu. “Memang awalnya ketika aturan ini diberlakukan sempat muncul keberatan khususnya dari keluarga pasien, namun sekarang semuanya sudah bisa memaklumi hal itu, dan kondisi rumah sakit ini lebih tertib,” ujar Sigit. Penerapan aturan baru ini bisa berjalan dengan baik berkat gencarnya sosialisasi SK direktur terkait batasan jam kunjungan pengunjung. Sosialisasi tidak sekedar dilakukan di internal rumah sakit, tapi juga kepada masyarakat, agar aturan itu bisa berlaku maksimal.
According to Drs NS. Achmad Sigit S, M.Kep, the dr Soebandi Hospital 1-3 class inpatient ward chief, the enactment of the new rules was based on the Hospital Director decree. The decree is managing the patient visit schedule for two sessions in this hospital that being the biggest hospital with biggest references among hospitals in eastern part of East Java. The first session started at 11.00-12.00 and the second session from 17.00-19.00 This call B education hospital also limiting the number of patient companion in 1-3 class wards. According to the decree, for uncritical patient, there number of patient companion allowed is only one person, and two persons for critical patients. “At the beginning, some families of the patient disagree and showing objection about the rules. But now everybody had already understand and the hospital condition is better,” said Sigit The enactment of these new rules can be well conducted because of the massive socialization of the Hospital director decree concerning the time schedule of patient visits. And it not only conducted inside the hospital internal environment but also to the people so that the rules can be obeyed, optimally.
Sumber : RSD Dr. Soebandi Jember
The changes in patient companion and patient visit schedule rules are a must for dr Soebandi Hospital, in order to improve the quality of health services.
Sumber : RSD Dr. Soebandi Jember
“Pembatasan penunggu pasien ini hakekatnya untuk mendidik masyarakat ketika mengunjungi pasien, karena itu siapapun harus mengetahui aturan rumah sakit,” tandasnya. Banyak hal yang dirasakan oleh RSD. dr. Soebandi Jember, ketika pembatasan penunggu pasien mulai diterapkan. Saat ini rumah sakit ikon kota suwar-suwir itu itu relative lebih bersih dan suasananya lebih tenang. Gambaran tersebut bertolak belakang jika dibanding sebelumnya, pasien tidak bisa beristirahat dikarenakan banyaknya penunggu. Selain itu kegaduhan kerapkali kali dikeluhkan pasien, pasalnya tidak sedikit pengunjung membawa anak kecil dan mereka terlihat berlarian di dalam ruangan. Lebih memprihatinkan lagi, sampah bekas makanan maupun minuman terlihat bertebaran. Padahal tujuan awal diadakannya sistim pembatasan penunggu pasien agar semuanya menjadi baik, apalagi masyarakat kadung mempercayakan pelayanan kesehatan kepada RSD. dr. Soebandi Jember. Hal itu kemudian disikapi oleh rumah sakit dengan membatasi penunggu pasien. Dua tahun aturan itu berjalan ternyata masyarakat pun mulai sadar dan mentaatinya. “Saat ini fasilitas di RSD dr.Soebandi Jember semua bersih apalagi kamar kecil (toilet), beda ketika pembatasan penunggu pasien belum diterapkan, RSD dr. Soebandi Jember juga melakukan pengaturan pedagang makanan, keberadaan mereka diatur melalui kerjasama koperasi sejahtera,” imbuh Sigit. Dari data yang ada, hasil evaluasi dari penerapan SK disebutkan, jumlah penunggu berkurang 50% sesuai target awal. Selain itu, mampu mendongkrak 50% turunnya volume sampah. Blok Cateleya kelas tiga tampak lebih rapi dan bersih selama 24 jam, keamanan lebih terkontrol, karena dibuat sistem tertutup 2 blok area ruang kelas 3 dan Catalya memakai pagar keliling. (Winardyasto) 24
Jember Kita I Edisi VI I 2014
“The number of patient companion actually designed to educate the people about how to visit the patients, that’s why everybody should understand the hospital rules,” he said. Many benefits are felt by the dr Soebandi Hospital in Jember after the rules has enacted. The hospital that becomes the icon of this suwar-suwir city is relatively cleaner and quieter. This description is much differs compared with the previous condition. The patient can’t get enough rest because the numbers of companions are too many. Even worse, the noise is often complained by the patients, because sometime the visitor brings the children, and they running around in the rooms. And more sad condition is the garbage from food and beverage left over or packs are flooding the area. At first, the reason behind the decree of patient companion number restriction is to become a better place. Moreover, the people have already put their trust on the dr Soebandi Hospital services. And then the hospital produces this rule of limiting the number of patient companion. After two year, people started to become aware, and then obey it. “Now the facility in dr Soebandi Hospital is so clean, especially for the toilets. From the date gathered, after the evaluation of the decree is announced, it’s known that the number of patient companion drop until 50%, in line with the initial targets. And it also causes the drop of garbage quantity until 50%. The Cateleya block was the third class wards and yet it’s cleans and tidy in 24-7. The security was more controllable because the system is modified into closed system regarding 2 area block of third class ward and Cateleya, using a perimeter fences. Note : Suwar-suwir : some sort of sweet candy barlike, made from fermented cassava
Jember Kita I Edisi VI I 2014
25
PELAJAR SEBAGAI MOTIVATOR KESEHATAN Student as the Health Motivator
P
entingnya membiasakan hidup sehat di kalangan remaja menjadi bidikan ter sendiri Dinas Kesehatan Pemkab Jember, apalagi ada kecenderungan remaja kurang memperhatikan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Ketidaktahuan soal terhadap persoalan kesehatan kerapkali membuat remaja kebingungan ketika dihadapkan pada permasalahan kesehatan. Pemilihan duta kesehatan remaja oleh Dinas Kesehatan Jember adalah ajakan untuk meninggalkan kebiasaan buruk, saatnya remaja berprilaku hidup sehat diawali dari dirinya sendiri dan ditularkan kepada masyarakat sekitarnya. Pemilihan duta remaja tersebut diharapkan mampu menjadi agen perubahan kesehatan khususnya teman sebaya. Untuk menjadi duta kesehatan remaja, menurut Yumarlis, SH, Bagian Humas, Dinas Kesehatan, Kabupaten Jember, setidaknya pelajar utusan dari SMA/SMK/MA negeri maupun swasta harus mengikuti seleksi. Mereka yang menjadi utusan sekolah, disodori berbagai pertanyaan seputar kesehatan sebelum diputuskan berhak untuk menyandang predikat bergengsi tersebut. “Duta kesehatan remaja tidak sekedar memilih wakil Kabupaten Jember untuk berlaga di tingkat propinsi, namun banyak hal positif dirasakan oleh pelajar ketika mengikuti kegiatan ini. Pelajar lebih mengetahui bahaya narkoba, dampak negatif pergaulan bebas, apa itu reproduksi kesehatan, pemenuhan gizi seimbang serta mewaspadai HIV/AIDS dan pecegahannya,” tukas Yumarlis usai kegiatan pemilihan duta kesehatan remaja Kabupaten Jember 2014, beberapa waktu lalu. 26
Jember Kita I Edisi VI I 2014
The important of having a healthy life for teenager become one of the Jember District Government Health Office’s targets. Moreover, considering that the teenager is not paying too much attention about their healthy, including reproduction health. The ignorance about health is often makes teenagers confused when they run into medical problem. The vote to choose teenager health ambassador by Jember Health office is a call to left bad habits. It’s time for the teenager to have healthy lifestyle, starting with them and spread to other people. The vote is hoped to be able to become the health agent of change especially for their friends of the same age. In order to become teenage health ambassador, according to Yumarlis, SH as the Human Relation division of the Jember Health Office, the students that represent state or private high school should follow the selection. These schools representatives should answer many questions about health before appraised whether they are able to get the prestigious title. “The teenager health ambassador is not only choosing a representative of Jember District to compete in the provincial stage, but also giving many positive impact will be obtain while they following this activity. The students will understand more about the danger of drugs misuse, the negative impact of free sex, what to know about healthy reproduction organs, the needs of balanced nutrition and how to be aware of HIV/AIDS including the tips to prevent it,” said Yumarlis, after the 2014 Jember District teenager health ambassador voting not so long ago.
Saiful Amri/Jember Kita
Jember Kita I Edisi VI I 2014
27
Saiful Amri/Jember Kita
Titik tekan penilaian seleksi duta kesehatan remaja ini tidak semata didasarkan dari hasil test tulis saja. Namun peserta juga harus diberi kesempatan untuk memaparkan visi dan misinya dihadapan juri serta penonton. dr. Nurbaiti, MKes, salah satu penanggung jawab kegiatan duta kesehatan remaja menambahkan, tahun 2014 ini kegiatan tersebut memasuki tahun ketiga dan jumlah pesertanya meningkat. Dari catatan panitia penyelenggara duta kesehatan remaja Kabupaten Jember menyebutkan, 103 orang pelajar SMA/SMK/MA ikut ambil bagian di ajang ini. Dari evaluasi pelaksanaan pemilihan duta kesehatan remaja kali ini, Nurbaiti berpendapat, pelaksanaan duta kesehatan remaja tahun ini lebih berkualitas kendati secara umum peserta kurang menguasai bahasa Inggris. “Saya melihat sebuah kemajuan luar biasa dari pemilihan duta kesehatan remaja Kabupaten Jember tahun 2014 ini, peserta mampu menjabarkan visi dan misi secara sempurna dan membuat juri kagum kepada mereka,” ujar Nurbaiti.
The selection not only stressed on the written test. But the contestants are also given the opportunity to present their vision and mission in front of the jury. dr. Nurbaiti, MKes, one of the people responsible the teenager health ambassador event added that in 2014 this event has been held for three times, and the participants are always increasing in number. From the record held by the Jember District teenager health ambassador organizing committee, it’s known that 103 Private or Vocational school students are participating in this event. From this year event, Nurbiti believes that the event has more quality even though the participants are not mastering English very well. “I see the remarkable development in this 2014 Jember District teenager health ambassador awards. The contestants are able to expain their vision and mission perfectly and make the jury impressed,” said Nurbaiti.
“Saya melihat sebuah kemajuan luar biasa dari pemilihan duta kesehatan remaja Kabupaten Jember tahun 2014 ini, peserta mampu menjabarkan visi dan misi secara sempurna dan membuat juri kagum kepada mereka,” 28
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Saiful Amri/Jember Kita
Kemampuan siswa sebagai duta kesehatan The ability as the health ambassador in dodalam memberikan paparan, kata dia, menunjukkan ing a presentation, according to her, reveals mereka cukup bisa diandalkan untuk menjadi motithe fact that they are quite capable to become vator kesehatan. Mengingat itu merupakan tugas the health motivator. Considering that to do utama dari seorang duta kesehatan remaja untuk so is the main task of teenager health ambasmewujudkan derajat kesehatan masyarakat lebih sador in order to improve the public health baik lagi. “Sebelum berlaga di tingkat Propinsi, Dinas and bring it into the higher level. “Before comKesehatan Pemkab Jember akan membekali peting in the provincial level, the Jember Distambahan pengetahuan kesehatan agar wakil dari trict Health Office will give the extra health Humas Dinkes Jember bisa meraih juara,”ungkap Nurbaiti. knowledge to support the representatives Kabupaten Jember Dari kegiatan pemilihan duta kesehatan ini, juri from Jember to get the title,” said Nurbaiti Yumarlis, SH akhirnya menetapkan Michael Lianto dari SMAK SanIn this event, the jury have enacted Michael to Paulus Jember dan Dewi Mega Setia K dari SMAN 2 Lianto of the Jember Santo Paulus Catholic High School Jember sebagai duta kesehatan remaja Jember 2014. Keand Dewi Mega Setia K of the SMAN 2 Jember as 2014 duanya berhasil menyisihkan finalis lainnya dari berbagai Jember teenager health ambassador. Both finalists has sekolah seperti SMA Neger 1 Jember, SMA Negeri 4 eliminate others contestants from many schools such as Jember, SMA Negeri 1 Kencong, SMA Negeri 2 Tanggul SMA Negri 1 Jember, SMA Negeri 4 Jember, SMA Negeri dan SMK Negeri 6 Jember. (Winardyasto) 1 Kecong, SMA Negeri Tanggul and SMKN 6 Jember.
“I see the remarkable development in this 2014 Jember District teenager health ambassador awards. The contestants are able to expain their vision and mission perfectly and make the jury impressed,” Jember Kita I Edisi VI I 2014
29
CETAK BIDAN PROFESIONAL SEJAK DINI
Saiful Amri/Jember Kita
M
encetak lulusan terbaik , merupakan impian bagi setiap lembaga pendidikan. Banyak cara yang bisa dilakukan agar impian menjadikan generasi penerus bangsa ini menjadi orang yang bermanfaat, itu bisa terwujuda. Sehingga mereka dapat membawa kebaikan dimanapun berada dan ditugaskan. Jember saat ini tengah berusaha melahirkan tenaga bidan professional yang bisa membantu kesulitan masyarakat, khususnya para ibu hamil dan 30
Jember Kita I Edisi VI I 2014
melahirkan serta kesehatan anak . Melalui lembaga pendidikan kebidanan yang tumbuh bak jamur di musim hujan, baik negeri maupun swasta, Jember berusaha ikut memberikan kontribusi dalam pengadaan tenaga kebidanan. Semua lembaga pendidikan kebidanan yang ada berlomba-lomba menjadikan anak didiknya sebagai lulusan yang terbaik dari yang terbaik. Hal yang demikian itu, tentu merupakan sesuatu yang baik, karena dengan
begitu akan semakin banyak lulusan yang tidak hanya memiliki gelar saja, namun memiliki skill dan kemampuan yang baik pula. Saat ini di Jember terdapat cukup banyak lembaga pendidikan yang siap mencetak mereka menjadi bidan professional. Salah satunya adalah Akademi Kebidanan Bina Husada. Meski baru memulai pembelajarannya sejak tahun 2007, namun sekolah kebidanan ini telah banyak mencetak lulusan yang professional.
Saiful Amri/Jember Kita
Selain gedung baru yang luas dan nyaman untuk belajar, Akbid Bina Husada juga dilengkapi dengan banyak fasilitas, seperti laboratorium KIA/Maternitis/ KDPK, laboratorium bahasa dan computer. Seperti yang dikatakan Direktur Akbid Bina Husada, Nunuk Nurwati S.St, mengingat profesi kebidanan berkaitan langsung dengan orang, maka apabila salah sedikit, bisa nyawa taruhannya. Sebab itu, pihaknya benar-benar memberikan perhatian lebih dalam mencetak bidan professional yang berkemampuan dan skill mumpuni. Ia juga menjelaskan bahwa dalam setiap proses pembelajaran, lebih banyak menerapkan praktek. Perbandi-
ngannya, 60% praktik dan Akademi Kebidanan Bina 40% materi. Model pembeHusada yang bertempat di lajaran seperti ini sengaja Jalan Tidar No.19 tersebut diterapkan, karena dengan juga dijadikan sebagai lebih banyak praktek, para tempat uji kompetensi rayon calon bidan akan dapat me8 Jatim yang meliputi Prongetahui secara langsung bolinggo, Lumajang, Jember, apa yang telah mereka pelaBondowoso, Situbondo dan jari. Banyuwangi. Selain itu, Direktur Akbid Bina Selain gedung baru yang akdemi kebidanan ini juga Husada, Nunuk luas dan nyaman untuk bekerap dijadikan sebagai Nurwati S.St lajar, Akbid Bina Husada jutempat pelatihan, termasuk ga dilengkapi dengan banyak fasilitas, diantaranya pelatihan nasional APN. seperti laboratorium KIA/Maternitis/ Menurut Nunuk, akademi ini juga KDPK, laboratorium bahasa dan com- telah berhasil mencetak salah satu caputer. lon bidannya meraih meraih beasiswa Tak hanya itu saja, disini juga di- prestasi. Eledera, berhsil meraih beasediakan banyak beasiswa yang dise- siswa itu dari seribu peserta seluruh diakan untuk mereka yang berprestasi Indonesia. Eldera yang menempuh “Di sini ada 2 macam beasiswa, bagi pendidikan di Bina Husada ini berhasil mereka yang berprestasi dan bagi masuk 10 besar dan berhak untuk yang kurang mampu juga ada,� ujar mendapatkan beasiswa tersebut. Nunuk Nurwati. (Fera Aprilianti) Jember Kita I Edisi VI I 2014
31
LANDSCAPE
Bupati Jember MZA Djalal memimpin rombongan Muspida Kabupaten Jember dalam gerak jalan Tajemtra 2013 Foto : Sugeng Bambang/Humas 32
Jember Kita I Edisi VI I 2014
LANDSCAPE
Jember Kita I Edisi VI I 2014
33
SNAP
SHOT
Tanoker Cinta Budaya Lokal
Dirikan Akademi Sepak Bola
S
J
etelah menyelenggarakan Festival Egrang , Tanoker kembali menggelar kegiatan diskusi , sehari setelah Festival tersebut. Bertempat di Rumah belajar dan bermain Tanoker Ledokombo, Tanoker bekerjasama dengan Next Edu dan para peserta yang merupakan sahabat tanoker membahas bagaimana “menyuburkan budaya lokal, menguatkan Indonesia untuk go internasional” . Dari diskusi tersebut banyak didapat harapan dan kritik untuk memperbaiki pengelolaan festival egrang ke depan dan mengawal ledokombo agar menjadi tempat anak-anak bermain dengan gembira, kreatif dan tempat perjumpaan banyak orang dengan berbagai latar belaka
ember United Football Club akan mendirikan akademi sepak bola pada 2015. Ini bagian dari visi pembinaan klub berjuluk Flying Eagles itu.”Kami akan belajar dari Jakarta Football Academy (JFA). Rata-rata pemain JFA berkualitas bagus,” kata manajer sekaligus pemilik Jember United, Sirajuddin. Akademi ini akan ditangani pelatih senior dengan perpaduan kurikulum pendidikan sepak bola. “Saya akan coba mulai siswa usia 14 tahun dulu,” kata Sirajuddin. Tahun pertama, akademi Jember United akan menerima 80 orang siswa yang terbagi dalam dua kelas. Manajemen Jember United akan mengujicoba selama tiga tahun dan mengevaluasinya. Akademi ini nanti mandiri, dan dibiayai orang tua dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan perguruan tinggi. “Di Akademi Pariwisata Universitas Muhammadiyah banyak ruangan kosong. Kami juga akan bekerjasama dengan Universitas Jember,” kata Sirajuddin. Akademi ini juga akan dibiayai unit usaha yang lepas dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. “Kami harus lepas dari APBD agar lebih kreatif,” kata Sirajuddin.
Sekda Jember Lepas Jamaah Haji Jember 2014
S
ekretaris Pemerintah Kabu paten (Sekkab) Jember Sugiharto melepas 1650 calon Jemaah Haji tahun 2014. Jamaah Haji Jember terbagi dalam empat kelompok terbang (Kloter) yang akan mulai diberangkatkan ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada tanggal 14 dan 15 September 2014 mendatang. Dalam sambutannya Sugiharto, berpesan kepada seluruh Jamaah Haji untuk senantiasa meluruskan niat dalam beribadah. Karena, Ibadah Haji merupakan ibadah yang terakhir dari rukun Islam. Setiap Jamaah Haji diharapkan tetap menjaga niatan dalam hati bahwa ibadah haji yang dilaksanakan ini semata-mata karena Allah swt. “Mari kita jaga niat bahwa ibadah Haji ini semua karena Allah, dan me-
34
mohon Ridho Allah. Sehingga nantinya bisa menjadi haji yang mabrur,” katanya. Selain itu, Sugiharto juga berpesan kepada Jemaah Haji Hember bahwa ukuran pelaksanaan ibadah Haji adalah kualitas. Untuk itu, Jemaah Haji diharapkan dapat melaksanakan semua rukun Haji dengan penuh keikhlasan, khusu’, serta dengan kesabaran, dan ketekunan. Sugiharto juga meminta segenap Jemaah Haji untuk senantiasa menjaga kresehatan, baik kesehatan jasmani maupun rokhani. Dengan terjaganya kesehatan, maka jemaah haji akan dapat melaksanakan seluruh rukun ibadah haji dengan baik.
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Oleh : Fera Dwi Aprilianti Foto : Dok. Humas
G
erak Jalan merupakan salah satu kegiatan tradisional, kegiatan tersebut dinilai menyehatkan karena para peserta yang turut berpartisipasi harus berjalan kaki menempu jarak yang sudah ditentukan panitia. Di Jember gerak jalan tersebut masih eksis, tak hanya ditingkat Kabupaten saja, ditingkat Kecamatan pun turut menyelenggarakan kegiatan tersebut. Inilah 5 gerak jalan tradisiona yang hingga saat ini masih ekssis di Jember.
Jember Kita I Edisi VI I 2014
35
SPOT LIGHT
TAJEMTRA (Tanggul Jember Tradisional)
T
ajem merupakan sing katan Tanggul-Jember, gerak jalan yang satu ini merupakan gerak jalan yang rutin diadakan di Jember setiap tahunnya, para peserta yang ikut harus menempuh jarak sekitar 30 Km dari Kecamatan Tanggul menuju kearah Kota Jember. Peserta Tajem dalam setiap tahunnya selau mencapai ribuan, tak heran jika penyelenggaraan Tajem ini selalu spektakuler.
GERTAK (Kalisat)
G
erak Jalan GERTAK, meru pakan gerak jalan tradisional yang biasa digelar di Kecamatan Kalisat. Nama Gertak yang digunakan dalam kegiatan gerakan jalan ini merupakan singkatan dari Gerak Jakan Tradisional. Rute yang dilaluipun bervariasi dalam setiap tahunnya. Tahun ini GERTAK diadakan dari Kecamatan Sukowono dan berakhir di Kecamatan Kalisat.
Oleh : Fera Dwi Aprilianti Foto : Dok. Humas 36
Jember Kita I Edisi VI I 2014
SPOT LIGHT
PATRA (Pakusari Tradisonal)
G
erak jalan yang satu ini me rupakan gerak jalan yang juga eksis dilakukan setiap tahunnya, PATRA atau yang dikenal banyak orang dengan Pakusari Tradisional merupakan gerak jalan yang dirintis sejak lama, para peserta PATRApun bervariasi mulai drai anak-anak, remaja, maupun para lansia juga turut serta berpartisipasi dalam gerak jalan ini.
TINGWON (Keting Wonorejo)
T
ingwon juga merupakan salah satu gerak jalan tradisional yang masih eksis hingga saat ini. Tingwon merupakan singkatan dari KetingWonorejo, berjarak sekitar 10 Km, para peserta harus menempuh jarak tersebut. Sama dengan gerak jalan lainnya, para peserta yang ikutpun bervariasi ,mulai dari perorangan hingga peregu.
SULED (Suren Ledokombo)
M
endengar namanya mungkin akan terasa sedikit aneh, namun jangan salah, SULED ini juga merupakan kegiatan gerak jalan tradisional yang ada di Kota Jember, rute SULED dimulai dari Desa Suren menuju Ledokombo kegiatan gerak jalan ini juga tak kalah menariknya dengan gerak jalan lainnya. Gerak jalan ini juga diberlakukan bagi mereka yang ingin berpartisipasi , baik perorangan maupun kelompok. Jember Kita I Edisi VI I 2014
37
SPECIAL
REPORT
Sugeng/Humas
JOMC III, HIPNOTIS RIBUAN R Oleh : Winardyasto
ibuan masyarakat dari berbagai penjuru terlihat memadati alun-alun Jember sejak sore hari. Mereka sengaja datang ke tempat ini, karena mengetahui kalau hari Minggu (7/9) itu, bakal dilangsungkan pembukaan international Jember Open Marching Competition (JOMC) 2014. Perhelatan akbar ini merupakan kelanjutan sukses kegiatan serupa tahun lalu, gaung JOMC sendiri melesat ke seantero dunia. Tak heran jika hal itu memantik keinginan berbagai negara untuk ikut mendaftarkan diri mengikuti JOMC III 2014, peserta dari luar negeri itu diantaranya adalah Afrika Selatan, Malaysia dan Thailand. 38
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Bupati Jember Ir. MZA Djalal, M,Si, ketika membuka JOMC III 2014, mengatakan, agenda tahunan JMOC yang juga rangkaian dari kegiatan HUT RI, merupakan kebanggaan kota Jember karena memiliki dua ikon berkelas internasional. Berkat Jember Fashion Carnival (JFC) dan JOMC, nama Kota Jember semakin dikenal masyarakat dunia. Keduanya merupakan agenda tahunan kalender pariwisata pemerintah daerah, pusat perhatian dunia pun tertuju ke kota ke Jember apalagi saat ini Bandara Notohadinegoro dioperasionalkan kembali sehingga memudahkan akses transpotasi. “Mari kita sambut suka cita JOMC III 2014 ini karena selama tiga hari
kedepan ini kota Jember terlihat lebih semarak dan jadilah tuan rumah yang baik, Pemkab Jember dan masyarakatnya merasa bangga karena JOMC bisa terlaksana kembali. Semoga tahun depan dan tahun berikutnya JOMC ini lebih heboh lagi, semua negara diharapkan bisa ikut ambil bagian.Patut kita syukuri bersama ketika JOMC tahun ini terlaksana, karena maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia membuka rute penerbangan Surabaya-Jember begitu pula sebaliknya,�sambut Djalal. Sementara itu H Tri Basuki Ketua Panitia Penyelenggara JOMC III tahun 2014 mengatakan, JOMC kali ini mengusung tema persahabatan dunia
SPECIAL REPORT
Sugeng/Humas
PENONTON JEMBER (world friendship). Diharapkan melalui kegiatan olahraga marching band ini, akan tercipta persahabatan antar pemain, pemerintah daerah maupun negara peserta JOMC. Menurut Tri, JOMC kali ini juga menghadirkan 35 marching band terbaik dari berbagai propinsi di Indonesia dan acara tersebut bisa terlaksana karena mendapat dukungan dari
Pemkab Jember, KONI Jember maupun PDBI Jember. “Ada peningkatan jumlah peserta JOMC III 2014 dan tahun depan lebih meningkat sesuai harapan dari Pak Djalal, dari tahun ke tahun penyelenggaraan JOMC ini selalu kita evaluasi agar lebih baik lagi sesuai harapan dari masyarakat,�paparnya. Untuk penyelenggaraan JOMC ta-
hun ini, diikuti oleh berbagai kota di tanah air, diantaranya Banda Aceh, Medan, Jakarta, Bekasi, Denpasar, Yogyakarta, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Jember. Semua peserta bakal tampil dan bersaing ketat di drumbline battle, marching show band, street parade, colorguard contest dan percussion ensemble. Tri juga menambahkan, total juri JOMC III 2014 kali ini sebanyak 14 orang, 6 orang berasal dari Indonesia, Jepang 2 orang, Malaysia 1 orang dan Thailand 3 orang. Pemenang nantinya menerima piala bergilir dari Bupati Jember serta piala tetap dari KONI Jember dan PDBI Jember.
Ada peningkatan jumlah peserta JOMC III 2014 dan tahun depan lebih meningkat sesuai harapan dari Pak Djalal, dari tahun ke tahun penyelenggaraan JOMC ini selalu kita evaluasi agar lebih baik lagi sesuai harapan dari masyarakat Jember Kita I Edisi VI I 2014
39
SPECIAL
REPORT
JFC DAN PERTUMBUHAN KOTA JEMBER
Saiful Amri/Jember Kita
T
idak bisa dipungkiri, kreatifitas suatu bangsa atau ma syarakat, akan banyak mempengaruhi kemajuan suatu negara maupun daerah. Tengok saja di beberapa negara yang saat ini tergolong sebagai negara maju, kreatifitas masyarakatnya terbilang cukup tinggi, seperti Jepang, maupun Korea Selatan. Kreatifitas masyarakat ini juga akan ikut menentukan pertumbuhan, bahkan juga popularitas suatu daerah
40
Jember Kita I Edisi VI I 2014
serta negara. Banyak diantara negaranegara di dunia yang akhirnya semakin dikenal masyarakat internasional setelah salah satu putera terbaik bangsanya berhasil menciptakan suatu karya agung yang bisa dinikmati masyarakat dari berbagai belahan dunia. Contoh paling nampak dari dampak kreatifitas masyarakat terhadap suatu daerah ini, bisa dilihat dari pagelaran Jember Fashion Carnaval (JFC). Pagelaran fashion dengan catwalk terpanjang di dunia, karena me-
nggunakan jalan raya sebagai lintasannya, sejauh kurang lebih 3,5 kilometer, berhasil mengharumkan dan mengangkat sekaligus mempopulerkan nama Jember, ke pentas internasional. Lalu apa dampak positif yang ditimbulkan dari pagelaran JFC yang telah menjadi Kota Jember, sebagai salah satu Kota Karnaval Dunia, dari empat kota lainnya di dunia ?. Diakui atau tidak, JFC cukup berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan di Jember.
SPECIAL REPORT
Saiful Amri/Jember Kita
Ini bisa dilihat dari semakin bergairah sektor usaha di kalangan masyarakat, utamanya berkaitan dengan industri makanan khas dan pusat oleholeh khas Jember. Dibanding sebelum tahun 2005 silam, tidak lebih dari dua sampai tiga toko yang menjual makanan khas Jember. Namun sekarang keadaannya sudah menunjukkan perkembangan yang luar biasa, pusat oleh-oleh makanan dan produk kerajinan khas Jember sudah sedemikian menjamur, took oleh-oleh (artshop) khas Jember bisa ditemui di banyak tempat. Menjamurnya artshop khas Jember ini karena adanya peluang pasar yang semakin besar, yang itu diantarantya dipicu oleh adanya pagelaran JFC. Perkembangan artshop dan makanan khas Jember ini, juga diikuti tumbuhnya produk olahan makanan khas Jember, seperti tape, prol tape, suwar suwir dan sebagainya. “Saudara-saudara kami di Jember, tidak mungkin berjualan kalau tidak ada pasar. Saya tanya ke beberapa lokasi, kamu dulu berapa kilo (mem-
Saudara-saudara kami di Jember, tidak mungkin berjualan kalau tidak ada pasar. Saya tanya ke beberapa lokasi, kamu dulu berapa kilo (memproduksi), mereka menjawab, sekarang jangan berkata kilo, tapi berapa ton yang dikirim
produksi), mereka menjawab, sekarang jangan berkata kilo, tapi berapa ton yang dikirim,” ungkap Bupati Jember, MZA Djalal, dalam sebuah wawancara dengan sejumlah wartawan beberapa waktu lalu. MZA Djalal bahkan sempat menceriterakan kisahnya ketika awal menjadi Bupati Jember. Ketika itu, Bupati Djalal, mengaku sempat malu dengan kondisi daerahnya, yang sebenarnya jauh lebih besar dibanding kota-kota lain di kawasan timur Jawa Timur, namun kenyataannya tempat penginapan
(hotel) yang ada di Jember masih kalah dibanding di Bondowoso. “Alhamdulillah, sekarang hampir setiap tahun saya meresmikan hotel, tahun depan ada dua hotel minta diresmikan. Kalau kita bicara angka, bisa ke Bappeda,” paparnya. Perkembangan itu, menurut bupati, merupakan dampak positif dari berkembangnya sektor wisata di Jember, yang diikuti pula menjamurnya layanan jasa di kalangan pelaku usaha lokal maupun regional. Perkembangan Jember di sektor wisata dan jasa bahkan juga diikuti sektor-sektor yang lain, seperti pertanian. Dikatakan bupti, secara teori, festival karnaval yang sudah mendunia ini adalah sebagai satu cara untuk mengundang masyarakat dari luar daerah untuk datang ke Jember. Kiat ini terbukti mampu mengundang minat masyarakat dari luar daerah untuk datang ke Jember, baik hanya sekadar untuk tujuan nonton pagalerannya maupun investasi. “Teorinya kan ada gula, ada semut,” Imbuhnya. (Indra GM.) Jember Kita I Edisi VI I 2014
41
ZOOM IN
STERILKAN SEPUTAR PASAR
P
er wajahan kota Jember terkesan kumuh akibat keberadaan hamparan lapak atau rombong milik pedagang kaki lima (PKL) di tiga ruas jalan yakni Jl. Syamanhudi, Jl. Untung Suropati dan Jl. dr. Wahidin. Tak pelak, hal ini juga membuat kemacetan arus lalu lintas di seputaran Pasar Tanjung. Kondisi semerawut inilah yang akhirnya mengundang Pemkab Jember untuk melakukan pembenahan di kawasan Pasar Tanjung. Relokasi PKL
adalah sebuah pilihan untuk mengembalikan citra Pasar Tanjung sebagai pasar terbesar di Jember. Untuk kelancaran penataan ini, pemkab sebelumnya memasang spanduk bertuliskan PKL dilarang berjualan. Pemkab Jember sendiri bahkan memberi kelonggaran waktu kepada PKL untuk memindahkan dagangan miliknya tidak melebihi 7 September 2014. Sebagaimana diakui, Kepala Sat Pol PP Pemkab Jember, Drs. Suryadi, MSI, bahwa kelonggaran itu diberikan,
untuk memberikan kesempatan kepada PKL untuk mengemas barang-barangnya dan mempersiapkan kepindahannya ke tempat baru. Hanya saja, kendati batas relokasi terlewati, namun masih saja terlihat puluhan lapak dan rombong memenuhi Jl. Syamanhudi, Jl. Untung Suropati maupun Jl. dr. Wahidin. Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi Pemkab Jember, selain segera membebaskan kawasan Pasar Tanjung dan sekitarnya dari kesemrawutan.
Relokasi PKL adalah sebuah pilihan untuk mengembalikan citra Pasar Tanjung sebagai pasar terbesar di Jember. Untuk kelancaran penataan ini, pemkab sebelumnya memasang spanduk bertuliskan PKL dilarang berjualan. 42
Jember Kita I Edisi VI I 2014
ZOOM IN
TANJUNG
kab Jember juga ikut memikirkan ke- melakukan pengawasan selama 24 lanjutan nasib mereka. jam. Tiga posko itu akan dijaga oleh “Ada beberapa pasar sebagai tem- tiga regu Pol Pol PP dengan masingpat relokasi yang bisa dipilih PKL un- masing regu terdiri sepuluh personil, tuk menggelar dagangannya, dianta- yang secara bergantian melakukan ranya Pasar Sukorejo, Pasar Tegalbe- pemantauan untuk mencegah PKL sar, Pasar Burung, Pasar Gebang dan kembali berjualan di trotoar. Pasar Tanjung,”paparnya. “Pengawasan akan kita intensifkan Penertiban inipun lanjut dia, oleh pagi, siang, sore dan malam hari aSat Pol PP Pemkab Jember akan ditin- gar tidak ada lagi PKL kembali berjudaklanjuti dengan memperalan disini, Sat Pol PP ketat pengawasan di Jl. SyaPemkab Jember akan manhudi, Jl. Untung Suropati mendirikan posko di tiga serta Jl. dr. Wahidin. Pengatitik di Jl.Syamanhudi, wasan itu nantinya melalui Jl.Untung Suropati serta pendirian 3 posko Pol PP, Jl.dr.Wahidin. Semua ini yang tujuannya mencegah bergantung kesadaran PKL PKL lama atau PKL baru untuk ikut mewujudkan berjualan di atas di trotoar. Jember terbina (tertib, Upaya penertiban akan bersih, indah dan aman), dilakukan berkelanjutan agar kalau mereka sadar akan lokasi tersebut steril dari hal itu tidak perlu Pol PP PKL, karena itu Sat Pol PP Kasat POL PP Pemkab melakukan pengawasan, Jember, Suryadi Pemkab Jember siap “pungkas Suryadi.
Saiful Amri/Jember Kita
Saiful Amri/Jember Kita
Realisasi rencana itu pun dilakukan 8 September 2014. Dari pantuan wartawan Jember Kita, kegiatan membongkar lapak maupun rombong PKL berjalan lancar dan sebagian besar PKL bersedia untuk pihak ke tempat baru (relokasi). “Hari ini pembersihan lapak maupun kios di Jl. Syamanhudi, Jl. Untung Suropati dan Jl. dr. Wahidin sebagai wujud penegakan peraturan daerah (Perda), Pol PP mengerahkan ratusan personilnya termasuk dari seluruh kecamatan dan dibantu oleh aparat keamanan dari Polres Jember dan TNI,” jelas Suryadi. Pada dasarnya, tujuan dari dilakukannya relokasi, tidak untuk mematikan pendapatan PKL, tapi agar kota Jember terlihat bersih. Kegiatan itupun juga tidak dilakukan asal-asalan, PemJember Kita I Edisi VI I 2014
43
POTENCY
TIDAK HARUS BELANJA, NGOPI Jalan-jalan ke komplek pertokoan memang sangat menyenangkan, karena tidak hanya bisa melihatlihat barang dagangan yang ditata rapi di etalase. Namun banyak hal yang bisa dilakukan pengunjung ketika berada di komplek pertokoan, terlebih kalau pertokoan tersebut menyediakan fasilitas hiburan yang bisa dimanfaatkan pengunjung. Oleh : Indra G. Mertowijoyo
S
ungguh hidup akan terasa indah ketika kita bisa bersama keluarga ke tempat perbelanjaan, selain bisa berbelanja seperti yang sudah direncanakan, bersama anak dan isteri, juga bisa menikmati fasilitas hiburan yang disediakan di komplek pertokoan. Konsep berbelanja seperti ini, belakangan banyak dikembangkan pusat pertokoan. Pengelola pertokoan, berusaha tidak hanya menyediakan tempat untuk berbelanja, tapi juga menyiapkan fasilitas hiburan yang bisa dinikmati pengunjung. Konsep berbelanja sekaligus mencari hiburan ini, ternyata tidak hanya didominasi pertokoan di kota-kota besar saja. Di kota kecil dan sedang sekalipun, konsep seperti ini sudah mulai dikembangkan. Tidak terkecuali dengan kota Jember, yang sejak beberapa tahun belakangan mulai dikenal sebagai Kota Tujuan Belanja untuk kawasan timur Jawa Timur. Salah satu pusat pertokoan yang cukup memberikan warna hingga menjadikan Jember dikenal sebagai Kota Tujuan Wisata, adalah Roxy. Pertokoan di kawasan Jalan Hayam Wuruk, Jember ini, belakangan menjadi tujuan belanja, yang tidak hanya dilakukan masyarakat Jember, tapi juga dari luar kota, seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi bahkan juga Probolinggo. Ada kesan dari masyarakat luar kota Jember. Belum terasa lengkap 44
Jember Kita I Edisi VI I 2014
kalau pergi Jember tidak mampir di Roxi. “Memang, yang belanja ke sini tidak hanya orang Jember saja, tapi juga dari luar kota, malahan ada yang dari Probolinggo,� ungkap Mamad, S, manajer operasional PT Jember Roxi Berkunjung ke Roxi memang me-
ngasyikkan, karena selain bisa melihat aneka ragam barang dagangan, kita juga bisa melepas kepenatan, sebab di tempat ini tersedia kafe yang menyediakan menu makanan dan minuman. Bagi mereka yang tidak lapar, maka bisa hanya ngopi atau ngobrol.
POTENCY
DAN NONGKRONGPUN JADI
Saiful Amri/Jember Kita
Pertokoan di kawasan Jalan Hayam Wuruk, Jember ini, belakangan menjadi tujuan belanja, yang tidak hanya dilakukan masyarakat Jember, tapi juga dari luar kota, seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi bahkan juga Probolinggo. Jember Kita I Edisi VI I 2014 45 Oleh : Tim Website Humas Pemkab Jember
POTENCY
Saiful Amri/Jember Kita
“Paling tidak edukasinya adalah, belanja murah tidak identik dengan pasar tradisional saja,”
nyaman. Kehadiran Roxi di tengah persaingan tempat belanja modern ini, agaknya ingin memberikan arti bagi Jember dan masyarakatnya. Kenyamanan dalam berbelanja ini, bisa dilihat dari barang yang dijual di pertokoan ini, harganya cukup kompetitif. Barang-barang yang disediakan di sini bahkan terbilang cukup murah atau terjangkau. “Paling tidak edukasinya adalah, belanja murah tidak identik dengan pasar tradisional saja,” ujar Mamad.
Manajer Operasional PT Jember Roxi, Mamad S.
Saiful Amri/Jember Kita
Konsep pembangunan dan pengembangan Roxi, agaknya sengaja dibuat untuk menyamankan dan menyenangkan pengunjung. Ini terlihat dari akses jalan yang diterdapat di dalam komplek pertokoan, yang dibuat cukup lebar, sehingga memungkinkan pengunjung tidak perlu berdesak-desakan untuk menuju toko yang akan dituju. Pembangunan komplek pertokoan Roxi ini, memang berusaha mengedepankan, bagaimana belanja bisa
46
Jember Kita I Edisi VI I 2014
POTENCY
Saiful Amri/Jember Kita
Bagi bapak-bapak yang umumnya tidak suka berlama-lama di tempat belanja, bisa meniadikan tempat ini untuk jalan-jalan bersama keluarga atau hanya sekadar ngopi di kantin, sambil menunggu isteri yang berbelanja. Konsep yang dibuat untuk tujuan pengalihan ini, berawal dari pengamatan pihak menejemen terhadap pengunjung, yang ternyata banyak diantaranya hanya sekadar untuk ngopi atau nongkrong saja. Acuan yang digunakan pihak menejemen dalam pembangunan pertokoan ini, didasarkan atas keinginan masyarakat. Contohnya, tempat glassware atau barang pecah belah, yang
sering mengalami renovasi sekaligus relokasi, dimaksudkan untuk mendapatkan suasana yang indah dan enak dilihat serta barang-barangnya mudah dilihat pengunjung. Renovasi dan relokasi tempat glassware inipun karena adanya saran dari pengunjung, yang meminta agar ada penambahan barang. “Karena usulannya memang masuk akal, maka kita lakukan perubahan, sekarang ini yang kedua, untuk yang lainpun sama, jadi acuannya masyarakat,� papar Mamad. (Indra). Konsep yang diberikan pun bukan yang terkesan mewah, tapi bagaimana membuat pengunjung menjadi bang-
ga ketika menikmati suasana di tempat ini. Karena itu, masyarakat luar kotapun merasa kurang afdol kalau ke Jember tidak mampir ke Roxi. Di tempat ini, juga tersedia hiburan anak-anak, diantarantya permainan ketangkasan. Tempat ini juga kerap dimanfaatkan oleh pasangan suami istri yang sedang bersitegang, gara-gara anaknya rewel karena tidak bisa tidur. Masalah keluarga ini, bisa terselesaikan setelah sang anak yang rewel tersebut diajak jalan-jalan ke Roxi. Sepulang dari toko ini, si anak yang sudah dalam kondisi capek, di perjalanan sebelum sampai rumah sudah tertidur. Jember Kita I Edisi VI I 2014
47
POTENCY
Saiful Amri/Jember Kita
MALL RASA TOKO JALANAN
S
iapa yang tidak gemar berbelanja? terlebih barang yang dibeli memiliki kualitas bagus, dan dibandrol dengan harga miring? tentu saja sangat menarik bukan? Kali ini Jember Kita akan mengajak pembaca berkeliling di pertokoan kota Jember. Di kota Jember terdapat banyak mall dan pertokoan besar, namun kali ini pembaca akan diajak untuk berkun-
48
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Berbelanja merupakan suatu kegiatan yang paling menyenangkan,terutama bagi mereka kaum hawa. Memilih aneka barang dan pakaian yang murah dengan kualitas bagus di tengah keramaian pengunjung, memiliki daya tarik sendiri bagi mereka para shopingmania.
jung ke salah satu pertokoan besar, yang mampu menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya warga di kota ini saja, melainkan dari luar kotapun juga banyak yang berkunjung ke tempat ini. Untuk datang ketempat ini, tidaklah susah, dari pusat kota Jember anda cukup menuju ke arah selatan, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit sudah tiba di tempat ini. Akses
nyapun mudah, banyak transportasi yang siap mengantar anda kesini, jadi tak perlu kebingungan untuk bisa sampai di tempat ini. Orang-orang menyebut tempat ini dengan Roxy Mall, selain pakaian, juga banyak barang, mulai dari perlengkapan rumah tangga, bahan pangan, alat tulis,barang elektronik, dan masih banyak pula yang lainnya yang dapat anda beli dengan muda di sini.
POTENCY
Saiful Amri/Jember Kita
Tempatnya yang nyaman, membuat para pengunjung semakin senang saat berbelanja, atau bahkan hanya sekedar duduk di café-café yang telah disediakan disini. Termasuk saya, saya datang ketempat ini hanya untuk sekedar menghilangkan penat,melihat banyak orang dengan kesibukannya masing-masing menjadi pemandangan tersendiri. Ada yang sibuk mencari barang, ada yang duduk diam menikmati live music dengan menyeruput secangkir capocino, dan ada pula yang sedikit lesu karena tengah menunggu antrian panjang di kasir. Saya kembali menikmati coklat panas yang sudah mulai mendingin, sedikit terkejut ketika ada seseorang wanita paruh baya yang menepuk
“Ya disini barangnya bagus, dan juga yang penting itu harganya murah, jadi saya dan temanteman lainnya biasanya kalau mau belanja, terutama beli pakaian ya datang kesini,” bahu saya, “ maaf, mau tanya area bermain anak dimana ya ? “, setelah tau, akhirnya Ibu itu berlau dengan menggendong anaknya menuju ke area bermain. Disini memang terdapat banyak hal yang bisa dilakukan, selain arena bermain yang besar, juga terdapat salon bagi mereka para remaja yang gemar perawatan juga bisa datang ke-
tempat ini. Selain murah, kualitas barang disini juga bagus, seperti yang dikataka seorang pengunjung dari Bondooso, Yeni, yang sempat duduk dan ngobrol beberapa menit dengan saya . “Ya disini barangnya bagus, dan juga yang penting itu harganya murah, jadi saya dan teman-teman lainnya biasanya kalau mau belanja, terutama beli pakaian ya datang kesini,” ujarnya. Selain murah dan kualitas barang yang ditawarkan bagus, tempatnyapun juga nyaman, dan bersih sehingga membuat betah pengunjung. Tempat ini biasanya ramai pengunjung ketika akhir pecan, dan ketika menjelang hari besar, tak heran jika Roxy ini terkenal dan diminati banyak orang hingga saat ini. (Fera Aprilianti) Jember Kita I Edisi VI I 2014
49
APTITUDE
Sugeng/Humas
PERAIH PREDIKAT TELADAN DARI JEMBER TIMUR
A
dalah, Hery Setiawan, Camat Ledokombo, yang telah berhasil merubah wajah desa-desa yang ada di wilayah kecamatan itu. Herry berhasil merebut simpati sekaligus menjadi panutan masyarakat yang dipimpin50
Jember Kita I Edisi VI I 2014
Membangun suatu daerah tidaklah mudah, banyak hal dan tantangan yang harus dilalui, terlebih daerah yang ditangani berada di pelosok desa. Karena pada umumnya, desa yang betrada di kawasan pinggiran, terdiri atas wilayah yang sulit dijangkau, misalnya jalannya naik turun, serta banyak dialiri sungai. Kondisi yang seperti ini, sudah menjadi pemandangan umum untuk desa di wilayah Kabupaten Jember.
nya. Atas prestasinya itu, dia berhasil meraih penghargaan Camat Teladan Tahun 2014. Dilihat dari sisi kewilayahan, Kecamatan Ledokombo yang berada di daerah timur Kabupaten Jember merupakan daerah kaya akan potensi.
Aneka ragam hasil pertanian, sayur mayur, dan buah-buahan tumbuh subur disini, seperti buah pepaya misalnya, didaerah ini buah pepaya dapat tumbuh dengan subur, sehingga hasil produksinyapun melimpah. Dengan hasil yang melimpah ter-
APTITUDE sebut, tentu saja masyarakat setempat berusaha memanfaatkan buah pepaya ini untuk dijadikan sebuah produk, yakni saus yang dibuat tanpa bahan pengawet. Sehingga selain rasanya yang lezat, saus yang dihasilkan pun juga aman untuk dikonsumsi, tidak mengandung pengawet berbahan kimia.. Tak hanya itu saja, masih banyak potensi lain yang terdapat di Ledokombo. Dari bidang kerajinantangan, daerah ini juga menghasilkan banyak produk , seperti manik-manik dan patung egrang yang diproduksi oleh komunitas Tanoker. Komunitas Tanoker merupakan salah satu komunitas taman belajar dan bermain. Di komunitas ini juga diajarkan cara membuat kerajinan tangan. “Disini ada banyak potensi, mulai dari hasil pertaniannya, hasil kebun, kerajinan tangan,juga terdapat disini,” ujar Hery Setiawan, Camat Ledokombo. Hery mengaku selalu optimis atas daerah dan masyaraktnya, meski berada di pelosok . Ini karena, masyarakat Ledokombo sangat kreatif, selain juga banyak hal yang bisa dilakukan di sini untuk kemajuan daerah maupun masyarakatnya. Karena itu, tak heran jika semakin lama perkembangan di daerah ini semakin membaik. Sebagai seorang Camat, Hery juga tak mau tinggal diam. Begitu banyak program dan inovasi yang baru dilakukan, demi meningkatkan perkembangan kecamatan ini agar ke depan semakin baik dan potensinya lebih dikenal lagi. Salah satu program unggulan yang dicanangkan di Ledokombo adalah pemberdaayan masyarakat. Untuk tujuan ini, Hery bersama seluruh Muspika dan perangkat Desa bekerjasama dengan baik secara berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kecamatan Ledokombo ini tingkat kemiskinanya masih cukup tinggi, kami bekerjasama dengan seluruh pihak dan masyarakat berupaya meningkatkan kesejahteraan dan meminimalisir angka kemiskinan tersebut,” tegas Hery. Untuk suksesnya program pemberdayaan masyarakat ini, menurut Hery, juga dibantu tim penggerak
Fera Aprilianti/Jember Kita
PKK. Pelibatan PKK dalam pelaksanaan program ini, sangat membantu, karena masyarakat sering diberi pelatihan keterampilan. “Banyak lagi yang lainnya yang tentunya bermanfaat. Alhamdulilah sekarang sudah mulai eksis, partisipasi masyarakat juga semakin meningkat, sudah mulai tergugah dan tidak pasif lagi, karena pembangunan tersebut bukan hanya pembangunan fisik saja, namun pembangunan masyarakat seutuhnya, baik fisik maupun non fisik , bagaimana masyarakat peduli terhadap sesama,”imbuhnya. Peran PKK dalam ikut menyuseskan program menurut Herr y, juga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Salah satu contohnya, adalah jika dulu masih banyak warga yang melakukan kegiatan rutinnya di sungai, saat ini secara perlahan dan pasti sudah mulai berubah, dan sudah mulai mengerti pola hidup sehat. Karane itu, Hery menyampaikan rasa terimakasihnya kepada TP.PKK Kabupaten yang sering mengadakan sosialisasi dan lomba-lomba di Ledokombo, melaui PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Hary juga mengaku otpimis, meski tak semudah membalikkan telapak tangan, namun niat dan semangat dari seluruh elemen di Ledokombo, dapat menjadikan daerah ini lebih baik lagi, termasuk dalam menekan angka menikah di usia dini.
“ Untuk mengurangi angka menikah diusia dini, kami sudah melakukan kerjasama dengan banyak pihak, seperti PKK, KUA, melalui pembinaan dan informasi, dan juga dengan sekolah-sekolah. Sosialisasi, kita hadirkan KUA, Polsek, kaitannya dengan kenakalan remaja. Dari Puskesmas, mengenai reproduksi, sering melakukan sosialisasi, dan itu sangat efektif, saat ini prosentasinya sudah menurun,”paparnya. Tak pelak, berkat semangat dan kegigihannya dalam memajukan dan merubah kondisi daerah yang dipimpinnya, Herry kini sudah bisa menikmati hasilnya. Ledokombo kini jauh lebih baik dan akan terus menjadi baik. Kini setelah mendapat penghargaan sebagai Camat teladan di Jember, Hery berusaha akan meningkatkan kinerjanya guna meraih target utamanya sebagai abdi masyarakat dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik. Itu dilakukan, karena bagi dia, penghargaan yang diterimanya bukanlah target utama. “Kita semua adalah abdi masyarakat, dimana kami memang harus ikhlas memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Saya bersyukur dengan diberi penghargaan ini, namun pada dasarnya sebenarnya bukan hal itu yang menjadi prioritas utama, karena hal yang utama adalah memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat”, Katanya. (Fera Aprilianti) Jember Kita I Edisi VI I 2014
51
EDUCATION
Teguh/Humas
SEKOLAH DENGAN STANDAR INDUSTRI Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah mulai dari tataran kabupaten sampai pusat untuk mendongkrak mutu sekolah kejuruan (SMK). Upaya ini telah dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan melalui beberapa langkah, seperti bantuan peralatan, ruang kelas baru (RKB), maupun rehab dan revitalisasi peningkatan kompetensi siswa.
D
i Kabupaten Jember sendiri, minat masyarakat terhadap keberadaan SMK, dari tahun ke tahun terus membaik , apalagi tujuan awal pendirian SMK mampu mencetak lulusan handal berbekal kompetensi keahlian. Tingginya minat masyarakat terhadap SMK ini bisa dilihat ketika dilakukan penerimaan peserta didik baru (PPDB), pendaftarnya selalu membludak. Salah satu contohnya adalah SMKN 3 Jember. Sekolah yang pada ma-
52
Jember Kita I Edisi VI I 2014
sa dulu merupakan SKKAN tersebut, merupakan salah satu dari SMK di Kabupaten Jember yang menjadi bidikan lulusan SMP untuk meneruskan jenjang pendidikannya. Sekolah ini merupakan sekolah kejuruan yang berbasis pariwisata dengan paket keahlian seperti busana butik, jasa boga, patiseri, kecantikan rambut, akomodasi perhotelan dan usaha perjalanan wisata. SMK ini juga membuka program keahian teknologi komputer dan informatika, dengan
paket keahliannya terdiri dari multimedia, teknik komputer jaringan (TKJ) dan rekayasa perangkat lunak. Menurut Suprihartono, S.Pd Kepala SMKN 3 Jember, sembilan paket keahlian yang ada di sekolah ini ditunjang dengan peralatan dan sarana praktik yang memadai serta berstandart industri. Salah satu contohnya, paket keahlian busana butik saat ini dilengkapi mesin jahit industr y, sebagaimana pada industri garment pada umumnya. Gambaran serupa juga bisa dilihat pada paket keahlian jasa boga dan patiseri. Bidang keahlian ini ditunjang peralatan cookery dan table manners standart hotel bintang lima serta oven pastry untuk keperluan industri roti, kue maupun makanan ringan.
Teguh/Humas
Lebih lanjut Suprihartono menambahkan, paket keahlian rambut juga dilengkapi peralatan sepadan seperti peralatan salon kecantikan profesional di kota besar seperti hair/blow dryer, misteamer, beauty facial bed, water heater dan hidraulik chair. Sementara itu paket akomodasi perhotelan dan usaha perjalanan wisata, dilengkapi sarana praktik berupa kamar hotel dan peralatan house keeping, laundry berstandart hotel bintang lima. Menariknya lagi, SMKN 3 Jember untuk keperluan praktik usaha perjalanan wisata terdaftar menjadi anggota Associations of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA). “Paket keahlian teknologi komputer dan informatika beberapa perangkat jaringannya telah disesuaikan, termasuk jaringan konvensional telah digantikan fiber optic, baik itu perangkat berbasis ser ver maupun peer to peer,”ujarnya. Dari kenyataan itu maka tidak berlebihan, kalau kompetensi dan peralatan praktik di SMKN 3 sesuai dengan kebutuhan industry. Lahkah kongkrit lain sekolah itu adalah menjalin kerjasama industri. “Sekolah ini juga memiliki program casual dan baru pertama ada di Kabupaten Jember, casual adalah pembelajaran praktik diluar jam pelajaran dan langsung terjun ke industri,” jelas Suprihartono. Program casual dilaksanakan un-
Teguh/Humas
tuk memenuhi kebutuhan industri dan menyiapkan tenaga kerja handal. Program yang dilaksanakan melalui kontrol manajemen ketat itu, sangat membantu kegiatan industri jasa boga, patiseri dan pariwisata di wilayah Kabupaten Jember dan sekitarnya. Banyak manfaat dirasakan oleh anak didik SMKN 3 Jember mengikuti program casual, selain mereka mendapatkan pengalaman kerja industri, juga mendapatkan uang saku dari perusahaan bersangkutan. “Beberapa perusahaan secara rutin menjalin kemitraan untuk program casual ini, tak terkecuali semua hotel di Kabupaten Jember dan kabupaten tetangga. Selain itu ada juga perusahaan cater-
ing, seperti Catering Sono Kembang Malang dan Surabaya, Catering Grafika Denpasar, Bank Indonesia, Catering Puta Surabaya,”paparnya. SMKN 3 Jember juga menerapkan program output reservation, yang merupakan efek dari program casual. Penerapan program ini terbilang cukup berhasil, karena industri merasa puas terhadap kompetensi siswa. “Mereka memesan lulusan sekolah ini untuk direkrut jadi karyawan tetap,” imbuh Suprihartono. Dari pantuan wartawan Jember Kita saat bertandang ke SMKN 3 Jember, sekolah ini juga melakukan program akselerasi industri. Standarisasi ini secara periodik dan terus menerus dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru dan siswa, sekolah mengundang guru tamu dari industri untuk memberi wawasan industry. Selain itu juga dilakukan kunjungan industri untuk mengetahui perkembangan peralatan dan teknologi. Sekolah ini juga kerap mengikuti berbagai workshop ASITA,PHRI, asosiasi pengusaha jasa boga Indonesia, gabungan pengusaha garment Indonesia dan asosiasi jasa telekomunikasi . “SMKN 3 Jember juga mengundang seorang expertis dan ini bagian dari supervisi expert industri, expertis tidak sekedar memberikan masukan terkait peralatan sekolah namun lebih dari itu menguji secara bergantian paket keahlian secara bergantian.Dari pengujian ini setiap 3 bulan sekali sekolah berusaha mengupdate alat-alat industri, mulai dari sistem maupun kinerjanya,”pungkas Suprihartono. (Winardyasto) Jember Kita I Edisi VI I 2014
53
EDUCATION
JEMBER KOTA PELAJAR SETELAH MALANG
Saiful Amri/Jember Kita
S
ebagai kota ketiga terbesar di Jawa Timur, Jember agaknya semakin melengkapi dirinya dengan sebutan lain. Setelah dikenal dengan sebutan Kota Tembakau, Kota Perkebunan, Kota Suwar Suwir, Kota Pesantren, Kota Seribu Gumuk, Jember akan menambah deretan sebutannya dengan Kota Pelajar. Meski ini hanya sekadar usulan, namun bukan berarti keinginan itu
tidak mungkin bisa dicapai. Keinginan untuk menjadikan Jember sebagai Kota Pelajar, bukan tanpa alasan. Jember di mata akademisi, sudah layak dan harus mampu mengambil alih atau paling tidak mensejajarkan diri dengan kota lain yang sudah terlebih dahulu dikenal sebagai kota pelajar. Potensi untuk menjadikan Jember sebagai Kota Pelajar, menurut Ir Na-
nang Dwi Wahyono, MM, Direktur Politeknik Negeri Jember, sungguh luar biasa. Di sini ada Politeknik, Unej (Universitas Jember), STAIN, Universitas Muhammadiah, Universitas Islam Jember, STIA Pembangunan, STIE Mandala, Unversitas Moch Sroedji, Universitas Terbuka, IKIP PGRI, serta beberapa akademi kebidanan dan keperawatan yang jumlahnya cukup banyak.
Jember di mata akademisi, sudah layak dan harus mampu mengambil alih atau paling tidak mensejajarkan diri dengan kota lain yang sudah terlebih dahulu dikenal sebagai kota pelajar 54
Jember Kita I Edisi VI I 2014
ZOOM IN
Saiful Amri/Jember Kita
Saiful Amri/Jember Kita
“Saya sudah ketemu Pak Muhammad Hasan (Rektor Unej), bagaimana Jember menjadi kota pelajar. Masalahnya Malang dan Surabaya sudah krodit sekali. Karena itu, bersama-sama dengan pemda, kita bangun Jember menjadi kota pelajar,” ujar Nanang. Menurut Nanang, Kota Jember sekarang sudah sedemikian dikenal, bahkan mahasiswa yang menuntut ilmu di Jember, berasal dari seluruh Indonesia. Potensi yang sudah ada ini lanjut dia, haruslah dikembangkan menjadi Jember Kota Pelajar. “Ini akan menjadi tujuan baru. Dulu kan Jogja, kemudian bergeser ke Malang, di
“Ini akan menjadi tujuan baru. Dulu kan Jogja, kemudian bergeser ke Malang, di Malang sekarang krodit, biaya hidup mahal sekali,”
Malang sekarang krodit, biaya hidup mahal sekali,” tandasnya. Karena itu, Jember harus dibangun lewat sinergitas pemda dengan perguruan tinggi. Jember juga harus diblow up supaya menjadi kota pelajar. “Mahasiswa yang mendaftar sa-
ja puluhan ribu, di kita saja sampai sepuluh ribu, kita hanya menerima 1.850 tahun ini, itu belum yang lain. Nanti kalau mereka tahu Jember kotanya bagus, nyaman ditempati, keamanannya, kemudian obyek rekreasi dekat, itu akan mendorong Jember menjadi kota pelajar,” tukasnya. Hal lain yang juga menjadi pendukung Jember menjadi kota pelajar, menurut dia, seperti seperti Jember Fashion Carnaval (JFC), serta eventevent dan potensi yang lain. Disandangnya status sebagai kota pelajar ini, sudah barang tentu akan banyak menguntungkan Jember untuk masa yang akan datang. Sebagaimana dicontohkan, Jogja yang dulu kesannya hanya sebagai kota pelajar, namun sekarang sudah mengarah menjadi metropolitan. Dukungan lain yang memungkinkan Jember dapat dikembangkan menjadi kota pelajar adalah masyarakatnya yang bisa menerima pendatang. Di kalangan masyarakat Jember nyaris tidak pernah terdengar suatu masalah serius. “Itu juga modal bagi kita,” ungkapnya. Dikatakan, ide menjadikan Jember sebagai kota pelajar ini, sebenarnya sudah diinisiasi ke Rektor Unej, Muhammad Hasan, dan tinggal disampaikan ke bupati. Karena itu, setelah ini perlu dibuat suatu gerakan dalam rangka menjadikan Jember sebagai Kota Pelajar. (Indra G. Mertowijoyo) Jember Kita I Edisi VI I 2014
55
QUOTE
UNQUOTE
SENGAJA PILIH JULA-JULI SEBAGAI CIRI KHAS LAWAKAN Oleh : Winardyasto
Tidak hanya sekedar melucu atau melawak hingga orang yang melihatnya tertawa terpingkal-pingkal. Namun di balik itu, ada keinginan untuk tetap melestarikan kesenian tradisional sebagai warisan adiluhung dari moyang kita terdahulu. Suprihartono,MPd, atau akrab dipanggil Den Bei, adalah salah satu orangnya, yang berusaha tetap mempertahankan keberadaan kesenian yang banyak digemari masyarakat itu. Pelawak intelektual ini sengaja memilih lawakan bergaya ludrukan ala Jawa Timuran sembari diselipi kidungan jula-juli, karena memang selaras dengan selera masyarakat Pandhalungan Jember. Kepada Jember Kita, pria kelahiran Bojonegoro yang kini menjabat sebagai Kepala SMKN 3 Jember itu mengaku sulit meninggalkan kebiasannya untuk melawak. Hanya saja untuk setelah menjadi Kepala SMKN 3 Jember, Cak Bei mengaku harus lebih selektif menerima tawaran menjadi pembawa acara maupun melawak. Cak Bei atau Den Bei pun menyatakan keinginannya untuk menularkan bakatnya itu kepada anak didiknya, karena regenerasi pelawak itu perlu dilakukan agar Indonesia memiliki kejayaan emas seperti dialami oleh Srimulat Lalu bagaimana sebenarnya keseharian Suprihartono atau Cak Bei alias Den Bei, dengan dua profesi yang satu dengan lainnya, bertolak belakang. Berikut wawancara Suprihartono atau Cak Bei dengan Jember Kita.
Saiful Amri/Jember Kita
56
Jember Kita I Edisi VI I 2014
QUOTE UNQUOTE
Apakah melawak adalah jalan hidup anda? “Ibarat air semua itu mengalir alami dan tidak terbesit sama sekali keinginan untuk menjadi pelawak terkenal, awalnya sekedar mencoba keberuntungan untuk ikutan di berbagai kesempatan lomba lawak dan itu berlanjut ketika saya sekolah di SMP dan SMA. Senang sekali bisa menjuarai lomba lawak dan sejak itu orang mengenal saya sebagai pelawak, awalnya melawak tunggal atau istilah sekarang stand up comedy dan baru membentuk grup lawak ketika kuliah di Malang”
Sepertinya Cak Bei merasakan keasyikan tersendiri ketika membawakan banyolan atau lawakan diatas panggung?, padahal membuat orang tertawa itu tidaklah gampang? “Benar sekali seperti anda katakan, menjadikan orang terhibur lantas tertawa untuk melupakan masalah pribadinya itu sulit sekali. Mungkin wajah saya ini terlihat terlalu ndeso dan justru membuat orang malah tertawa, itu artinya saya tidak perlu bersusah payah membawakan lawakan.Seorang pelawak atau dagelan jelas merasa sedih ketika melihat penonton tidak tertawa, karena itu ketika mau melawak setidaknya bahan lawakan harus dipersiapkan sebelumnya” Lawakan anda kental sekali nuansa Jawa Timurnya dan itu terlihat setiap kali tampil untuk menghibur masyarakat?. “Aku iki wong Bojonegoro yo sik wilayah Jawa Timur (Saya ini orang Bojonegoro juga wilayah Jawa Timur), jadi tidak salah jika lawakan saya terinsipirasi kesenian ludruk. Kidungan atau jula-juli berisikan parikan atau pantun itu kan ciri khas dari kesenian ludruk dan tidak sekedar meniru-
kannya, lebih dari itu karena kecintaan saya terhadap kesenian tradisional sekaligus ikut melestarikannya. Dagelan tidak sekedar menggembirakan hati orang karena kelucuan seorang pelawak, lebih dari itu bisa menjadi sarana untuk menyebar luaskan program pembangunan kepada masyarakat,” Sepertinya anda tidak suka melawak sendirian saat berada di panggung?. “Melawak lebih enak kalau ada temannya ketimbang sendirian dan itu dibutuhkan kecocokan satu sama lain dan bisa bertahan bertahun-tahun, ini saya buktikan saat melawak bersama almarhum Pak Miskak atau Cak Idam di hadapan bupati MZA Djalal dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Jember.Saat itu saya sempat merasa sedih karena belum menemukan pengganti Cak Idam, itu tidak berlangsung lama dan mendapat partner baru yakni Cak Londo.Dulu Londo itu adalah murid saya di SMKN 1 Jember dan kebetulan juga memiliki bakat mbanyol, tumbu nemu tutup atau klop itu gambaran duet Cak Bei dan Cak Londo,”
Sugeng/Humas
Selamat Siang Cak Bei, selama ini masyarakat Jember mengenal anda sebagai seorang komedian, pelawak ataupun dagelan. Sejak kapan sebenarnya Cak Bei ini menggeluti dunia lawak? “Mungkin Tuhan mentakdirkan saya terlahir ke dunia untuk menjadi seorang pelawak atau dagelan, karena tidak semua manusia di anugerahi bakat melucu dan itu saya rasakan sejak SD.
Jember Kita I Edisi VI I 2014
57
QUOTE
UNQUOTE
Saiful Amri/Jember Kita
Kenapa anda memakai nama Cak Bei saat melawak?. “Itu sekedar nama dan tidak memiliki arti istemewa. Awalnya bingung pakai nama apa?, sempat terpikir pakai nama asli sesuai KTP, tapi kok gak lucu kedengarannya.Entah kenapa saya pilih Bei dan ada tambahan Cak di depan nama tersebut, sejak itu keterusan pakai nama Cak Bei sampai sekarang”. Selain sebagai pendidik dan pelawak apakah anda juga memiliki profesi lain? “Profesi saya ini multi fungsi bergantung kebutuhan orang karena itu
tidak cuma mbanyol tapi juga pembawa acara atau presenter ataupun penyiar radio, memang capeknya luar biasa dan itu semua untuk menambah penghasilan keluarga. Semua itu saya lakoni senang hati dan mendapat dukungan dari istri dan anak, terkadang inspirasi lawakan muncul seketika saat berkumpul bersama keluarga,” Anda adalah seorang pendidik bahkan saat ini Kepala SMKN 3 Jember, apakah akan tetap melawak atau menjadi presenter?, bagaimana membagi waktu antara di sekolah dan melawak?.
BIODATA Suprihartono, MPd Tempat/Tggl Lahir Pekerjaan Pendidikan
: Bojonegoro, 28 Nopember 1962 : Kepala di SMKN 3 Jember : Sarjana lulusan Vocational Education Development Centre (VEDC) Jakarta (lembaga pendidikan Pengembangan Sekolah Kejuruan Kerjasama Indonesia dan Australia)
Istri Anak
: Ratu Fatimah : 1. Gio Lektris Agrippina 2. Teatrika Handiko Putri 3. Gandes Acintya Hapsari
58
Jember Kita I Edisi VI I 2014
“Melawak itu adalah profesi lama saya dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja dan itu merupakan bagian dari perjalanan hidup, karena itu tawaran untuk melawak ataupun presenter tetap ada.Selama itu tidak mengganggu aktifitas sebagai pendidik, mbanyol atau jadi presenter tetap jalan terus. Apalagi kondisi saya saat ini berbeda tidak seperti dulu ketika di SMKN 1 Jember, sebagai Kepala SMKN 3 Jember harus menjalankan amanah dan itu membuat kesibukan saya bertambah karena itu menerima job melawak atau pembawa acara tidak bisa leluasa,” Apakah anda bakal mengenalkan bakat melawak kepada anak didik di sekolah? “Keinginan semacam itu ada dan belum terlaksana karena saya baru beberapa bulan menjabat Kepala SMKN 3 Jember, apalagi belum mengetahui apakah murid juga punya bakat mbanyol. Orang bisa menjadi sukses karena melawak asal semua itu diseriusi dan Indonesia dikenal gudangnya pelawak, pelawak intelektual juga banyak seperti Warkop DKI ( Dono, Kasino dan Indro) mereka melawak berawal dari kampus dan sukses di era tahun 80. Mereka tidak sekedar melawak namun juga komedian layar lebar yakni bioskop, saat itu film Warkop DKI selalu ramai ditonton orang dan itu luarbiasa sekali,”.
HOTEL ASTON Jl. Sentot Prawirodirjo 88 Jember Telp. (0331) - 423 888 Rp. 438.000 - Rp. 818.000 (promo)
HOTEL PANORAMA Jl. KH. Agus Salim No. 28 Jember Telp. (0331) - 333666 Rp. 375.000 - 1.500.000
HOTEL BANDUNG PERMAI Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember Telp. (0331) 484528 - 484530 Rp. 250.000 - Rp. 500.000
HOTEL SAFARI Jl. KH. A. Dahlan No. 33 Jember Telp. (0331) - 481882 - 481883 Rp. 190.000 - Rp. 450.000
HOTEL BINTANG MULIA Jl. Nusantara No. 18 Jember Telp. (0331) - 429999 Rp. 375.000 - Rp. 600.000
SEVEN DREAM RESIDENCE Jl. Riau Jember Telp. (0331) - 339199 Rp. 220.000 - Rp. 275.000
HOTEL SULAWESI Jl. Letjen Suprapto No.44 Jember Telp. (0331) - 333555 Rp. 250.000 - Rp. 500.000
HOTEL AROWANA Jl. Arowana 71 Jember Telp. ( 0331) - 411412, 428028 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL ROYAL JEMBER Jl. Karimata No. 50 Jember Telp. (0331) - 326677 Rp. 390.000 - Rp. 950.000
HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro 43 Jember Telp. (0331) - 482 555 Rp. 358.000- Rp. 850.000
HOTEL MERDEKA Jl. Sultan Agung No. 136 Jember Telp. (0331) - 487625 Rp. 130.000 – Rp. 350.000
HOTEL CENDRAWASIH Jl. Cendrawasih Jember Telp. (0331) - 412222 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL LESTARI Jl. Gajah Mada No. 233 Jember Telp. (0331) - 487.000 Rp. 165.000 - Rp. 300.000
HOTEL KEBON AGUNG Jl. Arowana No. 59 Jember Telp. (0331) - 487833 Rp. 50.000 - Rp. 150.000
FLAMBOYAN Jl. Teuku Umar No. 78 Jember Telp. ( 0331) 326252 Rp. 100.000 - Rp. 400.000
HOTEL BERINGIN INDAH Jl. Raya Ajung - Jember Telp. ( 0331) - 757666 - 757432 Rp. 300.000
HOTEL REMBANGAN Kemuning Lor, Arjasa - Jember Telp. (0331) - 420 273 / 420 383 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL KEMAYORAN Jl. Ltj. Suprapto No. 26 Jember Telp. ( 0331) - 334884 Rp. 50.000 - Rp. 200.000
HOTEL ASRI Jl. Gatot Subroto No. 39 Jember Telp. ( 0331) - 425635 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL MUTIARA GARDEN Jl. Brigjen Katamso No. 9 Jember Telp. ( 0331) - 330 999 Rp. 300.000
PIONERINDO GAURMENT RESTAURAN NEW SARI UTAMA INTERNATIONAL Jl. Hayam Wuruk 117 Jember Jl. Gajah Mada 71 Jember Jl. Gajah Mada 27 Jember PT. FAST FOOD INDONESIA RESTAURAN LEGIAN Jl. Gajah Mada 96 Jember Jl. Gajah Mada Jember RM. BU LANNY RESTAURAN TAMAN SALERO Jl. Slamet Riyadi 84-A Jember Jl. Sultan Agung No 1 Jember RM. LUMINTU Jl. Wijaya Kusuma No.60 Jember Jl. Kertanegara 33, Jember RESTAURAN TAMAN MANGLI INDAH RM. BU DARUM Jl. Hayam Wuruk 183 Jember Jl. Gajah Mada 23 Jember Restauran Lestari RM. RINI AMBULU Jl. Kartini 16 Jember Jl. Mojopahit BI / J / 6Jember RESTAURAN XING TRISNO RM. RUPINI AYAM PEDAS Jl. Hayam Wuruk 41 Jember Gumukmas Jember RESTAURAN HOTEL ISTANA RM. SUMBER NIKMAT Jl. Diponegoro Jember Jl. H. Agus Salim 23 Jember RESTAURAN WANDE ECHO RM. SARI JAYA Jl. Semeru 86 A Ajung – Jember Jl. Sulatan Agung 24 Jember RESTAURAN TIRTA ASRI RM. GALAVITA Jl. Dharmawangsa No.1 Jl. Trunojoyo 115 Jember Rambipuji Jember RM. SRIKANDI RESTAURAN HAWAII Jl. S. Parman 225 Jember Jl. Hayam Wuruk 56 Jember RM. BISMILLAH RESTAURAN PALM GARDEN Jl. Dharmawangsa 99 Jember Jl. Lj. S. Parman 50-A Jember
DEPOT JAWA TIMUR Jl. Gatot Subroto 10 Jember DEPOT ANANDA AYAM GORENG Jl. Gajah Mada 213 Jember DEPOT SOTO H. SUKRI Jl. Kalimantan Jember DEPOT CANTIK Arjasa Jember DEPOT EMPAT MATA Jl. Panjaitan Jember WONG SOLO AYAM BAKAR Jl. Karimata 7 Jember BEBEK GORENG H. SLAMET Jl. Karimata 64 Jember SATE PAK TOHA Jl. Brawijaya Mangli Jember SATE CAK RI Jl. Pattimura Jember SATE SIMPANG TIGA Jl. Otto Iskandardinata 2 Jember WARUNG TERA Jl. Hayam Wuruk Jember CAMPUS RESTO Jl. Jawa Jember
CAFE & REST AREA GUMITIR Jl. Raya Jember - Banyuwangi RADIO CAFE Jl. Kartini Jember CAFE PRING Jl. Mastrip Jember CAFE SHAFF Jl. Sultan Agung 21 Jember PIZZA HUT Jl. PB. Sudirman Jember KFC Jl. Gajah Mada Jember TOSOTO Jl. Slamet Riyadi 11 Jember QUICK CHIKEN Jl. Jawa Jember ROCKET CHIKEN Jl. Karimata/Mastrip Jember LESEHAN ALUN-ALUN Jl. PB. Sudirman Jember PUJASERA JEMBER Jl. Hayam Wuruk Jember Jl. Panjaitan Jember Jl. PB. Sudirman Jember
Jember Kita I Edisi VI I 2014
59
60
Jember Kita I Edisi VI I 2014