Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
1
30
KUALIT AS KESEHA TAN KUALITAS KESEHAT SUMBANG PENINGKA TAN IPM PENINGKAT KABUP ATEN JEMBER KABUPA The Healty Quality Contributes To Increasing Human Development Index (HDI) In Jember Regency
10
BANGKITNYA EKONOMI KERAKYA TAN JEMBER KERAKYAT
16
KONEKSIKAN DESA, PERCANTIK WAJAH KOT A KOTA
The Rise of Community-based Economy in Jember
Parameter pembangunan di sebuah daerah, salah satunya adalah insfrastruktur. Insfrastruktur ini meliputi pembangunan fisik atau berupa padat karya, bisa dalam bentuk pembangunan jalan, jembatan, bandara, ataupun pelabuhan.
Connecting The Villages And Improving The Town Landscape The one of the development parameters in an area is infrastructure. Infrastructure, which includes physical development or laborintensive development, can be in the form of building roads, bridges, airports, or seaports.
26 4
BERPENGALAMAN KELOLA ADD
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
35
AKI DAN AKB TURUN Untuk AKB, tahun 2012 mencapai 436 kasus, kemudian di tahun 2013 ada penurunan drastis dan menjadi 157 kasus, dan sampai Oktober ada 130 kasus. Keberhasilan itu bukan tanpa usaha keras.
38
PER TANIAN JEMBER ON THE PERT TRACK Bagi Jawa Timur, beras ya Kabupaten Jember. Sebutan ini tidaklah berlebihan karena Kabupaten Jember memang sentra beras di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.
42
44 48
PENGENT ASAN ANGKA BUT A PENGENTASAN BUTA HURUF SUMBANG IPM KAWAL PROGRAM PRIORIT AS PRIORITAS SAMP AI AKHIR PEMERINT AHAN SAMPAI PEMERINTAHAN Guiding Priorty Programs Until The End Of Administration Period
RESI GUDANG, LUMBUNG MODERN PET ANI PETANI Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
5
6
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
President Executive MZA DJALAL Chief Executive ZAINAL ABIDIN Chief Manager RACHMAT AGUNG PURNAMA Editor In Chief INDRA G. MERTOWIJOYO Managing Editor TAUFAN B. Reporters WINARDYASTO FERA APRILIYANTI Fotographer SAIFUL AMRI Ilustrator WIBISONO Address JL. SUDARMAN 1 JEMBER, TELEPON : 0331-428824, Published By HUMAS PEMKAB JEMBER www.jemberkab.go.id humas@jemberkab.go.id Pemerintah Kabupaten Jember
@humas_Jember
Cover ILUSTRASI PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMKAB JEMBER Ilustrasi: TAUFAN/JEMBER KITA
HANYA BUTUH TEKAD DAN KEMAUAN
K
abupaten Jember, dengan segenap po tensinya terus menunjukkan perkembangan dan kemajuannya dalam berbagai bidang. Setidaknya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, ada banyak kemajuan yang berhasil dicapai Pemerintah Kabupaten Jember. Oleh : Zainal Abidin Kemajuan ini tidak hanya pada satu bidang saja, Kabag Humas Pemkab Jember tapi semua bidang, utamanya dalam enam program yang menjadi prioritas pembangunan Pemkab Jember. Mulai dari pendidikan, kesehatan, pertanian, infrastruktur, pemberdayaan ekonomi masyarakat, penguatan kelembagaan desa. Dibanding beberapa tahun sebelumnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jember, menunjukkan peningkatan yang sangat membanggakan. Dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur, peringkat IPM Kabupaten Jember berada pada urutan di atas 30. Bandingkan dengan sekarang yang menempatkan Kabupaten Jember untuk IPM pada peringkat 19 dari 38 kabupaten kota yang ada di Jawa Timur. Bahkan pada beberapa tahun yang lalu, kondisi Kabupaten Jember boleh dikata cukup memprihatinkan. Karena berdasar data yang data, saat itu jumlah masyarakat miskin tergolong cukup tinggi. Hal yang juga terjadi pada angka kematian ibu dan bayi, masih cukup tinggi, Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember, yang saat ini sudah menembus 7,2%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Timur. Berkat kerja keras dari semua pihak, ditambah kesungguhan Pemkab Jember, harapan hidup masyarakat pun saat menjadi lebih dari 60 tahun. Capaian ini sudah barang tentu tidak bisa dilepaskan dari peran aktif yang diberikan para kader Posyandu, Paramedis, dokter, dan bidan, yang senantiasa setia mendampingi masyarakat di desa. Pada sector pertanian terjadi peningkatan yang sama. Target produk gabah yang dicanangkan hingga sebanyak 100 ton, sampai tahun 2014 ini, sudah menembus 900 ton lebih. Pun juga pada peningkatan kelembagaan pemerintahan desa, melalui subsidi alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp. 500 juta per tahun, kini pemerintah desa bisa lebih siap dalam mengelola administrasinya. Semua capaian yang telah berhasil diraih melalui berbagai upaya dan program yang dicanangkan tersebut, pada dasarnya tidak akan pernah terjadi, ketika tidak ada dukungan dari semua elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung. Keberhasilan itu merupakan jerih payah bersama dari seluruh masyarakat Jember. Sekarang yang menjadi pertanyaan, bagaimana kelanjutan dari capaian yang sudah berhasil diraih. Apakah hanya akan dibiarkan begitu saja, atau ada upaya untuk meneruskan dan meningkatkannya lebih baik lagi, sehingga harapan terwujudnya kehidupan yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat bisa terwujud. Termasuk didalamnya dengan program yang masih belum bisa dikatakan berhasil, apakah akan ada upaya untuk terus melanjutkan sampai target yang dicanangkan bisa diraih. Pertanyaan seperti itu pada dasarnya tidak butuh jawaban langsung, karena yang dibutuhkan hanya tekad dan kemauan untuk meningkatkan apa yang sudah berhasil diraih dan menyempurnakan yang dirasa kurang.(*)
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
7
LIMA TAHUN PEMBANGUNAN ON THE TRACK
T “
Karena ikhtiar itu pulalah, pembangunan Kabupaten Jember sudah on the track selama lima tahun periode kedua, termasuk setahun terakhir. Enam program prioritas berjalan secara lancar. Kalaupun ada kekurangan itu karena masih kurangnya partisipasi masyarakat.
“
8
ahun 2014 akan segera berganti. 1 Januari 2015, Kabupaten Jember kembali memperingati Hari Ulang Tahunnya. Tahun 2015 juga akhir masa bhakti kepemimpinan ini. Selama lima tahun periode kedua, ada liku-liku dan ikhtiar bersama untuk mencapai keberhasilan pembangunan. Ikhtiar yang dilakukan Pemkab Jember bersama DPRD Jember dan sejumlah pihak lain. Karena ikhtiar itu pula-lah, pembangunan Kabupaten Jember sudah on the track selama lima tahun periode kedua, termasuk setahun terakhir. Enam program prioritas berjalan secara lancar. Kalaupun ada kekurangan itu karena masih kurangnya partisipasi masyarakat. Evaluasi bersama adalah bagaimana masyarakat ikut menjaga pembangunan yang telah dibangun. Pembangunan ini tidak hanya fisik, tetapi juga non fisik. Pemkab Jember telah memperbaiki 50 unit rumah agak layak dihuni. 40 unit diantaranya diperbaiki memakai dana APBD. Itu salah satu pembangunan yang diwariskan, dan saya harapkan warga Jember ikut menjaganya. Contoh pembangunan no-fisik adalah bantuan permodalan, satu diantaranya melalui lembaga keuangan mikro. Permodalan itu menjadi pemicu bagi warga Jember untuk terus maju. Warga Jember jangan hanya “nrima ing pandum” atau pasrah begitu saja, tetapi harus maju agar pembangunan ke depan terus tercapai. Juga agar tercapai percepatan pembangunan di Jember. Lompatan dan percepatan pembangunan ini sudah terjadi sebenarnya. Ada peningkatan luar biasa dalam hal pengentasan angka kemiskinan. Sekali lagi, saya harapkan warga Jember tidak hanya “nrima ing pandum” dan ikut menjaga keberhasilan pembangunan yang sudah diraih dalam lima tahun terakhir, agar terus terjadi lompatan dan percepatan pembangunan di Kabupaten Jember. (*)
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Sugeng/Humas
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
9
BANGKITNYA EKONOMI KERAKYATAN JEMBER The Rise of Community-based Economy in Jember
E
konomi kerakyatan adalah salah satu pro gram prioritas pemerintahan Bupati MZA Djalal dan Wakil Bupati Kusen Andalas. Program prioritas selama dua tahun pemerintahan Bupati Djalal dan Wabup Kusen. Melihat ekonomi kerakyatan bisa melalui geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan sektor usaha yang paling dekat dengan rakyat dan banyak dilakoni oleh masyarakat Indonesia. Meski skalanya bukan industri besar, UMKM merupakan sektor yang tahan banting. seperti, saat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998 lalu. Meski perlahan, UMKM di Jember terus tumbuh. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Jember, jumlah UMKM di Jember mencapai 435 ribu unit. Ada aneka produk lahir dari tangan unit-unit UMKM tersebut. Ada kerajinan tangan berbahan kayu, tulang, batu, batik, perlengkapan rumah tangga berbahan alumunium, makanan, genteng dan lain sebagainya. UMKM itu tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Jember. Ada yang menjadi sentra, tetapi ada juga yang hanya tumbuh di satu desa namun cukup mewarnai. Salah satu sentra UKM berupa kerajinan tangan berbahan tulang dan kayu adalah Desa Tutul Kecamatan Balung. Mayoritas penduduk di desa itu memiliki usaha tersebut. Sentra kerajinan tangan itu juga layak menjadi salah satu destinasi wisata edukasi. Produk yang mudah didapatkan dari desa itu adalah gelang, kalung, tasbih, hiasan dinding, cinderamata dan lain sebagainya. Adanya produsen kerajinan tangan meski dalam skala kecil dan menengah bisa menyerap ratusan tenaga kerja. Sementara UKM perlengkapan rumah tangga memakai bahan alumunium bisa ditemukan di beberapa desa di Kecamatan Panti. Perlengkapan memasak yang ada di dapur rumah tangga banyak dipasok dari Panti. Ada belasan home industri perabotan rumah tangga di kecamatan yang berada di lereng pegunungan Argopuro.
10
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Community-based economy is one of the priority programs in the government of Regent MZA Djalal and Vice Regent Kusen Andalas. These priority programs occurred during their two administration periods. Community-based economy could be implemented through the establishment of Micro, Small, and Medium Enterprises (SMEs). SMEs are a business sector that reaches out to the community and have been implemented by many communities in Indonesia. Although it is not a large-scale industry, SMEs constitute as a resilient sector. This is proven during the Indonesian monetary crisis in 1998. Although it is slow, SMEs in Jember continuously grow. Based on data from the Department of Cooperatives and SMEs in Jember regency, the number of SMEs in Jember has reached 435,000 units. There are various products created from the creativity of the SME units. There are handicrafts made from wood, bone, stone, batik, aluminum-based household items, food, roof tile and lots more. The SMEs spread across all districts in Jember Regency. There are districts that have became the center of a certain handicraft, but there is also that only grows in one village but quite prominent and well known. One of the SME centers bone- and woodbased products is the Tutul village in Balung district. The majority of villagers create these handicrafts. This handicraft center is also worth to be an educational tourist destination. The ready-to-wear handicraft products from the Tutuk village are bracelets, necklaces, beads, wall decorations, and other souvenirs. These handicraft producers are small and medium scales, but they can employ hundreds of workers. Meanwhile, SMEs of aluminum-based household appliances can be found in some villages in the Panti district. Cooking utensils, which are found in every home in Jember, are mostly supplied from the Panti district. There are dozens of household appliances home-industries in the Panti district, which is located on the Argopuro mountain slope.
Dok. Humas
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
11
Dok. Humas
Sejumlah pihak terlibat dalam upaya peningkatan UMKM itu. Tidak hanya menjadi tugas Dinas Koperasi dan UMKM, tetapi juga dinas lain seperti Dinas Perdagangan, PNPM, juga PNM dan komunitas madani di masyarakat. Sedangkan kalau berbicara tentang batik, warga Jember tidak bisa lupa dengan sejumlah pembatik di Kecamatan Sumberjambe. Saat ini juga muncul ratusan pembatik di kawasan perkotaan yakni di Kecamatan Patrang. Selain belasan UKM di satu desa ataupun kecamatan, beberapa tahun terakhir juga tumbuh UKM di setiap desa meskipun jumlah unitnya tidak banyak. Tetapi sebuah UKM yang eksis bisa menjangkau puluhan sampai ratusan orang sebagai pekerja. Adanya UKM membuat ekonomi kerakyatan tumbuh. Sekretaris Komisi A DPRD Jember Lukman Winarno melihat ekonomi kerakyatan terutama di pedesaan mulai terlihat bangkit. Sejumlah pihak terlibat dalam upaya peningkatan UMKM itu. Tidak hanya menjadi tugas Dinas Koperasi dan UMKM, tetapi juga dinas lain seperti Dinas Perdagangan, PNPM, juga PNM dan komunitas madani di masyarakat. Akses dana bisa dijangkau melalaui jumlah lembaga seperti program pendanaan dari PNM atau juga perbankan. 12
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
A number of parties are involved in efforts to improve the SMEs. It is not only as the task of the Department of Cooperatives and SMEs, but also other agencies such as the Department of Commerce, PNPM, PNM, and civil societies in the community. Moreover, the Jember batik handicraft center is available in Sumberjambe district. Currently, hundreds of batik producers have also appeared in the more urban area of Patrang district. In addition to the dozens of existing SMEs in a village or district, during the last few years SMEs have been established in every village despite its small number. However, an existing SME can employ tens to hundreds of people as workers. The presence of SMEs causes community-based economy to thrive. The Commission A Secretary of the Jember House of Representatives, Lukman Winarno views community-based economy, especially in rural areas, has began to rise. A number of parties are involved in efforts to improve the SMEs. It is not only as the task of the Department of Cooperatives and SMEs, but also other agencies such as the Department of Commerce, PNPM, PNM, and civil societies in the community. Access funds can be reached through a number of institutions such as the funding program from PNM or banks.
Dok. Humas
Salah satu pembaga pembiayaan yang terkenal di Jember adalah Lembaga Keuangan Mikro Menengah (LKMM). Bank Gakin atau bank keluarga miskin menjadi nama lain dari LKMM. Bank Gakin menyediakan dana dan mengelola dana iu untuk dipinjamkan kepada anggotanya. Berdiri sejak sembilan tahun lalu, LKMM telah membantu 48 ribu orang. Ini terlihat dari jumlah anggota LKMM. “Bank Gakin membantu akses dana bagi pelaku usaha mikro yang tidak bisa mengakses pendanaan perbankan ataupun bantuan lain,” kata Mirfano, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jember. Dan berbicara tentang ekonomi kerakyatan juga tidak hanya dilihat dari UMKM. Tetapi juga pemberdayaan masyarakat baik di pedesaan juga perkotaan. Pemberdayaan ini bertujuan untuk peningkatan ekonomi warga. Perekonomian warga yang meningkat makin menumbuhkan kesadaran warga terhadap sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan. Pada akhirnya pemberdayaan masyarakat menumbuhkan kesadaran madani masyrakat Jember.
One of the well-known financing institutions in Jember is the Micro and Medium Financial Institutions (LKMM). The GAKIN bank or the bank for poor families is another form of LKMM. The GAKIN Bank provides and manages funds to be lent to its members. Established nine years ago, LKMM has helped 48,000 people. This can be seen from the number of LKMM members. “The GAKIN bank assists in accessing funds for micro businesses that cannot access bank funding or other assistance,” said Mirfano, Head of the Department of Cooperatives and SMEs in Jember. Moreover, speaking of community-based economy cannot only be seen from SMEs. It can be also viewed though community empowerment in both rural and urban areas. Empowerment also aims to increase their economy. The growing economy increases citizen awareness towards other sectors, such as education and health. Eventually, community empowerment will cause community awareness in Jember. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
13
Dok. Humas
BANK GAKIN JEMBER RAIH SEABREK PENGHARGAAN 14
Salah satu prestasi yang diraih Kabupaten Jember adalah terobosan membentuk bank Gakin. Disebut bank Gakin tentunya bukan dalam bentu sebuah instansi perbankan umum seperti layaknya bank yang diketahui khalayak umum.
A
kan tetapi model yang dilakukan seperti bank umum, yakni memiliki kegiatan mengumpulkan dana nasalah atau menyimpan, dan menyalurkan kredit kepada nasabah dalam hal ini anggota atau bisa disebut pinjaman. Ada tambahan Gakin atau keluarga miskin karena kelompok keluarga pra sejahtera dan tidak mampu yang disasar oleh Bank Gakin.
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Sumber: oxfam
Gank Gakin hanyalah sebutan untuk mengingatnya. Nama program itu adalah Lembaga Keuangan Mikro Menengah (LKMM). LKMM di Kabupaten Jember sudah berusia sembilan tahun. Sudah beragam penghargaan diraih oleh Kabupaten Jember melalui program ini yakni MDGs Award yang diadakan oleh Metro TV tahun 2008, juga ada penghargaan dari JTV dan JPIP. Dan terbaru, Kabupaten Jember mendapatkan Otonomi Award tahun 2014 karena keberhasilan dalam pembangunan ekonomi, salah satunya melalui program LKMM tersebut.
Sampai akhir tahun 2014 ini, jumlah LKMM sudah mencapai 433 unit. Mereka tersebar di 433 dusun, di 200 desa, di 31 kecamatan. “Jumlah anggotanya 48 ribu orang. Dan hampir semuanya perempuan,” ujar Kepala Dinas Kopeasi dan UMKM, Mirfano. LKMM memang terobosan dari dinas tersebut dan mendapatkan pendampingan dari petugas di dinas itu. Mirfano menjelaskan, keberhasilan LKMM tidak hanya berdasarkan angka namun juga bagaiaman keberadaan LKMM membantu anggotanya. “Karena sudah miliaran rupiah dana berputar dari LKMM. Dana itu digunakan modal oleh mereka yang tidak bisa
mengakses dana perbankan, seperti penjual bakso, penjual sayur keliling, penjual kerupuk, penjual nasi pecel, dan lain-lain,” imbuhnya. Meskipun diberi label Bank Gakin, kredit macet dari LKMM sangatlah minim. Karena proses verifikasi dan pembayaran disepakati oleh pengurus dan anggota yang tinggalnya tidak jauh dari LKMM berada. Tahun 2015 mendatang, direncanakan ada tambahan 20 LKMM baru. Setiap LKMM mendapatkan kucuran modal awal Rp 20 juta. “Dan saya bermimpi semua dusun di Jember yang berjumlah 550 dusun memiliki LKMM semua,” harapnya.
Sudah beragam penghargaan diraih oleh Kabupaten Jember melalui program ini yakni MDGs Award yang diadakan oleh Metro TV tahun 2008, juga ada penghargaan dari JTV dan JPIP Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
15
KONEKSIKAN DESA, PERCANTIK WAJAH KOTA Connecting The Villages And Improving The Town Landscape
P
The one of the development parameters in an area is infrastructure. Infrastructure, which includes physical development or labor-intensive development, can be in the form of building roads, bridges, airports, or seaports. Labor-intensive development becomes the foundation of development because it serves to connect many people in different areas, the distribution of goods, and economic movements. Examples of infrastructure development are the road and bridge constructions. Both of these facilities support the movement of people, distribution of goods, and the economy. Development will not occur when areas are isolated or disconnected to other regions. Thus, infrastructure development becomes a priority program for the Jember Regent MZA Djalal and Vice Regent Kusen Andalas. During 2014, the construction of facilities and infrastructure are continuously being carried out. The development covers from rural areas to urban areas. Moreover, Regent Djalal supported the tagline “Building the Villages and Reorganizing the Town for Mutual Prosperity”. An evidence of rural development is through the infrastructural development and improvement. During two periods of administration of Djalal and Kusen, infrastructure developments in rural areas are enhanced.
Dok. Humas
arameter pembangunan di sebuah daerah, salah satunya adalah insfrastruktur. Insfrastruktur ini meliputi pembangunan fisik atau berupa padat karya, bisa dalam bentuk pembangunan jalan, jembatan, bandara, ataupun pelabuhan. Pembangunan bersifat padat karya itu menjadi pondasi pembangunan karena berfungsi menghubungkan (connecting). Menghubungkan itu terdiri dari menghubungkan manusia ke antar daerah, distribusi barang, dan pergerakan ekonomi. Contoh pembangunan yang merujuk kepada insfrastruktur adalah pembangunan jalan dan jembatan. Kedua sarana ini menunjangpergerakan manusia, barang, dan ekonomi. Pembangunan tidak akan berjalan ketika masih ada isolasi atau keterputusan antar daerah. Sehingga infrastruktur ini menjadi program prioritas Bupati MZA Djalal dan Wabup Kusen Andalas. Selama setahun di 2014, pembangunan sarana dan prasarana ini terus dilakukan. Mulai dari kawasan pedesaan sampai perkotaan. Apalagi Bupati Djalal mengusung tagline ‘Membangun Desa Menata Kota Demi Kemakmuran Bersama’. Salah satu bukti pembangunan desa melalui pembangunan dan perbaikan insfrastruktur tersebut. Selama dua periode pemerintahaan Djalal Kusen, pembangunan insfrastruktur di kawasan pedesaan dig e n carkan.
16
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Tidak hanya jalan dan jembatan, tetapi ada juga pembangunan lampu penerangan jalan umum. Ketika menjelang akhir pemerintahaan, termasuk tahun 2014 ini, fokus Pemkab tidak hanya di pedesaan tetapi mulai menata kota. Taman kota dipercantik . Trotoar diperbaiki. PKL ditata dan jalan raya yang bertahun-tahun menjadi lokasi berjualan PKL juga diperbaiki. Jalan utama menuju kota Jember, seperti Jalan Hayam Wuruk, dilebarkan dan kualitas jalan ditambah. Harapannya jalan poros menuju kota Jember terlihat bagus, cantik, dan tertata dari sisi transportasi. “Karena itu jalan menuju kota, yang menjadi wajah kota Jember,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Rasyid Zakaria. Proses pembangunan jalan tersebut sedang berlangsung. DPU Bina Marga menargetkan proyek pelebaran jalan itu rampung tahun 2015. Rasyid menambahkan fokus pembangunan tahun 2015 adalah merampungkan pelebaran jalan tersebut. Meskipun di sisi lain, perbaikan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan juga tetap dilakukan. Sebelum penataan insfrastruktur jalan perkotaan, DPU Bina Marga fokus membangun dan memperbaiki insfrastruktur pedesaan. Rasyid menyebut tahun 2014, DPU Bina Marga membangun tujuh jembatan yang pengerjaannya rampung di akhir tahun 2014. Jembatan itu antara lain ada di Desa Kemiri Kecamatan Panti. “Jalan juga sudah panjang, terutama untuk peningkatan kelas jalan. Ada di banyak titik, mulai dari pedesaan dan pinggiran kota,” imbuh Rasyid.
The enhancement is not only on the construction of roads and bridges, but also on the construction of public street lighting. Towards the end of their administration, which is the year 2014, the development focus of the regency government is not only towards the village areas, but also began to reorganizing the town. The town central park is repaired. Street vendors are reorganized, and the sidewalks and roads used by street vendors for many years are also improved. The main road heading to Jember, such as Jalan Hayam Wuruk, is widened and repaired. This is carried out, so that the main road heading to Jember will seem better, exceptional, and more arranged for transportation. “Because that road leads to the city, so it becomes the face of Jember ”, said Head of Department of Public Works Rashid Zakaria. The process road construction process is still ongoing. The Highway Agency from the Dok. Humas Department of Public Works targets the roadwidening project to be completed in 2015. Rashid added that the focus of development in 2015 is to complete the road widening. Although on the other hand, the quality improvement and enhancement of roads and bridges also remain to be done. Before arranging the urban road infrastructure, the Highway Agency from Department of Public Works focuses on building and repairing countryside infrastructures. Rasyid mentions that the Highway Agency from Department of Public Works will have build seven bridges due to be completed in late 2014. One of the bridges is located in Kemiri village, Panti district. “The road is now long; especially an improvement to the road quality has been done. There are many improved points, ranging from rural and suburban,” added Rasyid. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
17
“Karena fungsinya jelas to connect, untuk menghubungkan. Menghubungkan manusia dan barang ke antar daerah. Menjaga jalur distribusi. Harus diingat jalur distribusi ini berpengaruh kepada ekonomi, bahkan bisa memicu inflasi,”
“Because of its clear function to connect. Connecting people and goods between areas. Keeping distribution channels. We must remember these distribution channels affect the economy, and it could even lead to inflation,”
Sumber : villageindonesia.org
Ia menegaskan pembangunan dan perbaikan insfrastruktur di pedesaan sangat penting. “Karena fungsinya jelas to connect, untuk menghubungkan. Menghubungkan manusia dan barang ke antar daerah. Menjaga jalur distribusi. Harus diingat jalur distribusi ini berpengaruh kepada ekonomi, bahkan bisa memicu inflasi,” ujarnya. Karenanya jalur distribusi barang atau pergerakan ekonomi harus dijaga. Ketika tidak ada jalan penghubung, maka distribusi mandeg. Jalan yang rusak membuat ongkos distribusi mahal. “Kami mengoneksikan warga di antar kecamatan dan desa untuk menjaga halhal itu,” tegasnya. Jika jalur distribusi bagus, lanjut Rasyid, maka pergerakan ekonomi cepat dan lancar. Hal itu akan menunjang percepatan pembangunan sebuah daerah. Sekretaris Kabupaten Sugiarto ikut menegaskan kalau program prioritas untuk bidang insfrastruktur sudah terealisasi secara baik. Karenanya, tahun 2015, pihaknya fokus pada penyelesaian double way Hayam Wuruk mulai dari perempatan Pasar Mangli sampai ke lampu merah depan Hotel Bandung Permai. “Yang akan menjadi fokus kami nanti itu, pelebaran double way Jalan Hayam Wuruk karena tahun 2015 harus rampung. Kalau itu selesai, jalan menuju kota Jember akan lebih bagus dan makin tertata,” ujarnya. 18
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
He confirms the development and improvement of rural infrastructure is very essential. “Because of its clear function to connect. Connecting people and goods between areas. Keeping distribution channels. We must remember these distribution channels affect the economy, and it could even lead to inflation,” he said. Therefore, the distribution of goods or economic activities should properly be maintained. When there are no connecting roads, the distribution becomes halted. Damaged roads cause expensive distribution costs. “We are connecting people between districts and villages by maintaining these roads,” he stated. Rashid also stated that if distribution channels were maintained, thus the economic activities would occur quickly and smoothly. Finally, it will support the accelerated development of a region. The Regency Secretary Sugiarto also confirms that priority programs for the infrastructure have been greatly realized. Therefore, in 2015, his team will focus on completing the Hayam Wuruk double way, starting from the Mangli Market intersection to the red traffic light in front of Bandung Permai Hotel. “That will be our focus in the future, the widening of Jalan Hayam Wuruk double way, because it should be completed in 2015. When it is completed, the road heading to Jember will be better and more organized,” he said.
Saiful Amri/Jember Kita
Terkait dengan penerangan jalan umum (PJU), Pemkab Jember sudah melaksanakan itu sejak di periode pertama pemerintahan Djalal - Kusen. Dana puluhan miliar untuk proyek tersebut membuat jalan-jalan di Jember mulai dari kota sampai pedesaan terang. Proyek PJU itu mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Jember Thoif Zamroni. “Jalan Jember ini terang karena adanya PJU sampai ke pedesaan,” katanya. ***
Associated to improving public street lighting (PJU), the Jember Regency Government has been implementing it since the first administration period of Djalal-Kusen. Several billion Rupiah of funding has caused the roads in Jember from the urban areas to the countryside to light brighter. The PJU project received appreciation from the Chairman of the Jember House of Representatives Thoif Zamroni. “The roads in Jember are brighter due to the PJU project from the urban to rural areas,” he said.
Menata Kota Setelah Membangun Desa, langkah selanjutnya yang diambil adalah ‘Menata Kota’. Salah satu bukti yang bisa dilihat adalah pembangunan dan perbaikan tata kota di wilayah kota Jember. Taman dipercantik . Separasi jalan difungsikan sebagai taman, sekaligus untuk menambah ruang terbuka hijau. Taman dibangun, ini seperti bisa dilihat di Bundaran DPRD Jember. Bundaran yang selama ini datar-datar saja, kini dipercantik dengan taman dan kolam. Bundaran terlihat lebih cantik. Warga dan mahasiswa yang kerap berdemo di bundaran DPRD, pada akhirnya kerap memanfaatkan trotoar taman sebagai lokasi berdemo. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Merwin Lusiani mengakui kalau secara keseluruhan, ruang terbuka hijau di Kabupaten Jember masih kurang. “Karena kalau untuk membangun, lokasinya tidak ada. Sehingga kami memilih memperbaiki, atau membangun di lokasi yang masih mungkin seperti di bundaran DPRD itu. Kami menjaga kondisi taman yang sudah ada,” kata Merwin.
***
Reorganizing the Town After the Building the Villages, the next step was ‘Reorganizing the Town’. One of the existing evidences is the development and improvement of the town landscape of Jember. Existing parks are organized. Road separations are functioned as a park, as well as to add green open spaces. New parks are built, such as in the Jember House of Representatives Roundabout. Previously, the roundabout was an ordinary roundabout, but now it has been added with a small park and pond. The roundabout appears more beautiful. Residents and students, who often carry out a demonstration on the roundabout, now can use the roundabout sidewalk. The Head of Settlements Agency from Department of Public Works Merwin Lusiani admits that in overall, Jember is lacking green open spaces. “Because to build green open spaces, this town lacks location. Thus, we choose to repair, or rebuild in existing locations, such as in the House of Representatives roundabout. We maintain the condition of the existing park,” said Merwin. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
19
Saiful Amri/Jember Kita
Dan di akhir tahun 2014, DPU Cipta Karya mulai fokus menata trotoar di pusat kota. Merwin menyebutkan penataan trotoar itu meliputi segitiga emas yakni di Jalan Ahmad Yani, Trunojoyo, dan Sultan Agung. “Tujuannya agar wajah kota semakin cantik. Selain itu, kondisi trotoar juga sudah kusam dan waktunya diganti,” katanya. Meskipun DPU Cipta Karya dihadapkan kepada sempitnya trotoar, DPU Cipta Karya yakin penataan trotoar itu akan semakin mempercantik wajah kota. Selain itu yang terpenting, trotoar bisa membuat pejalan kaki nyaman. “Lebarnya trotoar di Jember tidak seluas seperti di Kota Surabaya. Namun dengan penggantian bisa membuat kota terlihat lebih rapi dan pejalan kaki juga nyaman. Saya jamin, bahan yang dipakai untuk trotoar tidak licin dan tidak membahayakan pejalan kaki,” tegasnya. Dan setelah segitiga emas, nantinya penataan trotoar juga melebar ke beberapa titik lain, namun masih di kawasan perkotaan. 20
At the end of 2014, the Settlements Agency from Department of Public Works began to focus in reorganizing the downtown sidewalks. Merwin mentioned the sidewalk rebuilding covers the golden triangle of Jalan Ahmad Yani, Trunojoyo, and Sultan Agung. “The aim is to improve their quality. Moreover, the sidewalk condition has also been damaged and needs to be replaced,” he said. Although the Settlements Agency from Department of Public Works is faced with narrow sidewalks, they are sure the sidewalk improvement will further enhance the town condition. In addition, most importantly, the better sidewalks can make pedestrians to walk comfortably. “ The width of sidewalks in Jember is not as wide as in the city of Surabaya. Nevertheless, the improvement could make Jember look more presentable and pedestrians also feel comfortable. I assure you, the materials used for sidewalks are non-slippery and do not endanger pedestrians,” he said. Finally, after the Golden Triangle, the improvement will also widen sidewalks to several other points, but still in the urban areas.
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Sugeng/Humas
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
21
22
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
MENATA KOTA Wajah sebuah wilayah dilihat dari penataan kotanya. Kota yang tertata secara baik, dan cantik, akan membuat orang yang melihatnya terkesan. Untuk memenuhi itu, di akhir masa jabatan Bupati Jember MZA Djalal, kota Jember mulai berbenah. Penataan kota ini sekaligus untuk merealisasikan visi ‘Membangun Desa Menata Kota Untuk Kemakmuran Bersama’.
Saiful Amri/Jember Kita
V
isi tersebut direalisasikan dalam pro gram prioritas di enam sektor yakni pendidikan, kesehatan, insfrastuktur, pertanian, ekonomi kerakyatan, dan penguatan kelembagaan desa. Program prioritas itu dilaksanakan di seluruh kecamatan baik kecamatan kota maupun dan pinggiran. Selama 10 tahun terakhir, pembangunan di desa terus dilakukan. Derasnya pembangunan di semua lini tersebut membuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jember meningkat. Saat Bupati Djalal menjabat sebagai bupati di periode pertama tahun 2005, IPM Jember berada di tangking tiga dari bawah dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Tahun berjalan dan pembangunan terus dibenahi, akhirnya tahun 2013 lalu, IPM Jember nangkring di rangking 17. Lompatan yang sangat jauh dilakukan. Melompati 18 ring sekaligus. Dan di akhir masa jabatannya, Bupati Djalal melalui Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) terkait mulai menata kota. Jalan poros menuju kota Jember dilebarkan. Median jalan ditanami bunga dan pohon sebagai upaya untuk membuat taman kota dan mempercantik kota. Saat ini yang sedang berlangsung adalah penataan trotoar di segitiga emas. Segitiga emas itu adalah kawasan pusat bisnis dan perkantoran di Kabupaten Jember yang meliputi Alun-Alun Jember - Jalan Ahmad Yani - Jalan Trunojoyo - Jalan Sultan Agung - yang tersambung kembali dengan Alun-Alun Jember. Panjang trotoar yang dibenahi mencapai 3 Kilometer. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Merwin Lusiani mengatakan penataan trotoar kota tersebut memang diagendakan dalam anggaran tahun 2014. “Tujuannya untuk mempercantik wajah kota, terutama segitiga emas. Kondisi trotoar kawasan kota sudah kusam dan tidak cantik lagi, makanya kami perbaiki,” ujar Merwin.
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
23
Trotoar yang diganti berada di sisi kiri dan kanan jalan raya. Merwin menjanjikan akhir tahun ini penggantian dan penataan trotoar itu selesai sebelum tutup buku 2014.
Menata Kota Melalui Penataan PKL Pembenahan dan penataan trotoar itu menambah cantik wajah kota Jember. Penataan itu akan menambah rapi kawasan yang sebelumnya sudah berhasil ditata, yakni kawasan di sekitar Pasar Tanjung, Jember. Sekarang kawasan di sekitar Pasar Tanjung sudah bebas dari Pedagang Kaki Lima (PKL). Kawasan itu berhasil dibebaskan dari keriuhan PKL di bulan September lalu. Kini siapa saja yang melewati tiga ruas jalan di sekitar Pasar Tanjung dipastikan bisa tersenyum lega dan menemukan jalan yang lapang. Sebut saja Jalan Untung Surapati yang selama bertahun-tahun menjadi pusat PKL di Jember. Kini jalan itu sudah lapang karena bersih dari PKL. Toko-toko di pinggir jalan itu kini bersaing bersolek mempercantik diri. Toko terlihat lapang dari pinggir jalan. Barang dagangan juga terlihat oleh siapapun yang melintas. Sementara, Jalan Samanhudi juga terlihat lebih lapang meskipun sisi barat jalan dijadikan lahan parkir mobil. Tetapi jalan tetap lapang karena lebar jalan mencapai enam meter. Setelah jalan itu bebas dari PKL, Dinas Perhubungan Jember membuat perubahan arus lalu lintas. Awalnya arah jalur menuju ke arah utara, kini beralih ke arah selatan. Perubahan arus lalu lintas juga terjadi di Jalan Dr Wahidin yang berada di sisi timur Pasar Tanjung. Perubahan arus dilakukan karena di jalan itu tidak ada lagi PKL yang berjualan secara permanen. Kepala Dinas Pasar Pemkab Jember HM Hasi Madani mengatakan, penataan PKL itu merupakan bagian dari penataan wajah kota Jember. “Namun yang terpenting, banyaknya aspirasi dari warga Jember yang berharap ada penataan PKL di sekitar Pasar Tanjung,� ujarnya. Meskipun ada penataan PKL, Pem24
kab tidak asal menggusur. Tim relokasi PKL beberapa kali melakukan sosialisasi ke PKL dan warga sekitar. Tim juga menyiapkan sejumlah lokasi sebagai tempat relokasi. Tempat relokasi adalah Pasar Tegalbesar, Pasar Sukorejo, Pasar Bungur, Pasar Kreyongan, dan Pasar Burung. Namun sebagian besar PKL memilih pindah ke Pasar Tegalbesar atau yang dikenal dengan nama Pasar Sabtuan oleh warga sekitar. Kehadiran PKL
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
di Pasar Tegalbesar membuat pasar yang sebelumnya sepi itu menjadi ramai. Di pelataran depan, dipenuhi dengan pedagang kaset dan CD yang sebelumnya menjadi PKL di sekitar Pasar Tanjung. Los dan toko yang sebelumnya tutup, kini juga sudah buka kembali karena ada pedagangnya. Terkait sejumlah pembangunan yang sudah dilakukan, Bupati Jember MZA Djalal meminta masyarakat ikut menjaga keber-
Saiful Amri/Jember Kita
hasilan pembangunan dan penataan tersebut. “Saya minta masyarakat ikut menjaga pembangunan yang sudah dilakukan Pemkab. Agar pembangunan tetap terjaga, penataan kota tetap
terlihat indah. Itu butuh keterlibatan warga dalam ikut menjaga,” tegas Djalal. Penataan PKL di sekitar Pasar Tanjung pastinya membuat pemilik usaha di sekitar tiga ruas jalan tersebut ter-
senyum lega. Toko mereka tidak lagi tertutup oleh lapak PKL. Selama ini, masyarakat tidak bisa melihat toko permanen di daerah tersebut karena nama toko dan barang dagangan di dalamnya tertutup lapak PKL.
“Saya minta masyarakat ikut menjaga pembangunan yang sudah dilakukan Pemkab. Agar pembangunan tetap terjaga, penataan kota tetap terlihat indah. Itu butuh keterlibatan warga dalam ikut menjaga,” Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
25
Sumber : ASB Indonesia
BERPENGALAMAN KELOLA ADD
S
alah satu pembicaraan di Indo nesia dalam setahun terakhir adalah Undang - Undang (UU) Desa. Pembicaraan itu seiring dengan ditetapkannya UU Desa No 6 Tahun 2014. UU yang akan diterapkan tahun 2015. UU yang mengatur tentang Pemerintahan Desa dan semua pengelolaan di dalamnya. Dan yang mengiringi pembicaraan dalam UU Desa tentu saja pengelolaan keuangan. Mengingat nantinya ada dana-dana yang akan dikelola secara mandiri oleh desa. Dana yang jumlahnya tidak sedikit. Ada yang menyebut, setiap desa akan mengelola dana Rp 1 miliar, bahkan sampai Rp 1,4 miliar. Pemkab Jember belum mengetahui berapa jumlah pasti dana yang 26
akan dikelola desa di tahun 2015 karena sampai akhir tahun 2014, belum ada petunjuk teknis dan pelaksana terhadap pengelolaan keuangan itu. Juga termasuk berapa besarnya dana yang akan dikelola oleh setiap desa. “Bisa jadi Rp 1 M ataukah Rp 1,4 M seperti yang terdengar selama ini. Atau mungkin kurang dari itu kalau itu berbicara tentang dana desa yang akan dikucurkan dari APBN. Kami belum mengetahui secara pasti karena memang belum ada petunjuk teknisnya,� ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Jember Edy Budi Susilo. Namun berapapun itu yang akan dikelola tahun 2015, Edy mengatakan seluruh desa di Kabupaten Jember sudah berpengalaman mengelola
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
keuangan desa. Hal ini dibuktikan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). ADD merupakan dana desa yang bersumber dari APBD Kabupaten Jember. Program yang sudah berjalan selama enam tahun terakhir di era kepemimpinan Bupati MZA Djalal dan Wakil Bupati Kusen Andalas. Jumlah ADD tidak sama selama enam tahun terakhir. Jumlah terakhir di tahun 2014 kemarin, ADD yang diterima oleh Pemerintahan Desa sebesar Rp 473 juta. Mengaca dari situlah, Edy Budi yakin Desa mampu dan bisa mengelolanya, berapapun yang diberikan oleh pemerintah pusat. ADD untuk desa adalah realisasi dari penguatan kelembagaan desa di Kabupaten Jember. Mengingat Penguatan Desa merupakan salah satu program prioritas
“Dalam hal penguatan desa saya bisa bilang berjalan sesuai harapan. Bayangkan, SDM yang sebagian besar lulusan SD bisa mengelola keuangan negara dan tidak ada yang bermasalah. Mereka mewujudkan dana itu sesuai dengan kebutuhan desa,” SDM dari masing-masing desa beraneka ragam, ada yang berlatar pendidikan S-1, SMA/SMK, SMP, bahkan banyak yang hanya lulusan SD. “Melihat anekaragam latar pendidikan perangkat desa itulah dibutuhkan pembekalan untuk mereka jika ingin menciptakan kelembagaan desa yang kuat,” lanjutnya. Pelatihan itu dalam bentuk workshop, bimbingan teknis, seminar dan lain-lain. Dan ketika, kelembagaan dan SDM yang kuat tidak akan berjalan
maksimal tanpa adanya tunjangan dana. Saat ini sumber keuangan desa di Kabupaten Jember berasal dari APBD yakni dalam bentuk ADD. Salah satu keberhasilan yang diraih oleh Pemkab Jember adalah diberikannya ADD dan pengelolaan dana tersebut. ADD digunakan untuk pembangunan insfrastruktur desa dan penguatan kelembagaan desa. Insfrastruktur yang bisa diwujudkan melalui ADD antara lain pembangunan jalan dan jembatan, juga penguatan sarana dan sarana pendidikan TK atau PAUD di desa. Juga digunakan untuk membiayai operasional desa dan membayar para perangkat desa atas pengabdiannya sebagai perangkat desa. Bupati Jember MZA Djalal bahkan memuji pengelolaan keuangan desa selama enam tahun terakhir. “Dalam hal penguatan desa saya bisa bilang berjalan sesuai harapan. Bayangkan, SDM yang sebagian besar lulusan SD bisa mengelola keuangan negara dan tidak ada yang bermasalah. Mereka mewujudkan dana itu sesuai dengan
Sumber : lauraparel.wordpress
Bupati Djalal di pemerintahannya. Sebagai piranti pemerintahan paling bawah, penguatan kelembagaan desa sangat penting. Dan berbicara tentang kelembagaan desa, kata Edy, makan akan menyangkut tiga hal yakni kelembagaan, personel, dan pengelolaan keuangan. Kelembagaan berhubungan dengan aneka aturan yang mengatur tentang struktur kelembagaan desa. Apalagi jika nantinya UU Desa diberlakukan tahun 2015, maka Pemkab harus menurunkan aturan itu dalam bentuk Peraturan Daerah. “Kelembagaan desa akan semakin terlihat, kuat, dan makin dirasakan serta dibutuhkan oleh warganya. Penguatan itu melalui peraturan dan payung hukum yang melingkupinya,” kata Edy. Untuk menunjang kelembagaan itu dibutuhkan personel atau sumber daya manusia yang mampu dan bahkan mumpuni. Kabupaten Jember memiliki 226 desa yang tersebar di 28 kecamatan. Sebab Jember memiliki tiga kecamatan kota yang memiliki 22 kelurahan.
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
27
Dok. Humas
kebutuhan desa,” ujarnya. Jika melihat kelembagaan desa, maka tidak hanya melihat kuatnya kelembagaannya. Namun juga melihat kondisi kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan masyarakat ini banyak ditopang melalui sejumlah program, baik daerah maupun nasional, seperti Program Keluarga Harapan, PNPM, juga pemberdayaan yang dilakukan oleh sejumlah dinas terkait. “Pemberdayaan ini terus dilakukan, setiap tahun dilakukan. Bahkan sejumlah dinas terkait memiliki plafon anggaran untuk pemberdayaan, sebut
saja Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan, dan Dinas Tenaga Kerja,” imbuh Edy Budi Susilo. Pemberdayaan masyarakat desa ini berjalan lurus dengan meningkatnya perekonomian kerakyatan di Jember. Ekonomi kerakyatan juga salah satu program prioritas Bupati Djalal. Sehingga dua program tersebut saling menunjang satu sama lain. ***
Kelola ADD Dengan 3-T Desa-desa di Kabupaten Jember
Sumber : lauraparel.wordpress
28
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
nantinya secara keseluruhan akan mengelola dana jumbo. Setidaknya akan ada dana sebesar Rp 1 miliar yang akan dikelola oleh desa. Kepala Bagian Pemdes Pemkab Jember Moch Winardi mengatakan desa-desa di Jember sudah siap mengelola dana tersebut. “Karena kita sudah berpengalaman mengelola keuangan, salah satunya ADD (Alokasi Dana Desa),” ujarnya. Winardi menerangkan pengelolaan ADD enam tahun terakhir sudah berjalan sesuai dengan prosedur. Pemberian ADD juga menjadi terobosan bagi kelembagaan desa dari Pemkab Jember. Yang terpenting dari program tersebut, tidak hanya sekedar menggelontorkan anggaran. Tetapi anggaran itu digunakan untuk penguataan kelembagaan desa. “Penekanan dari anggaran itu digunakan untuk insfrastruktur, dan sampai saat ini alokasi dan penerapan di lapangan sudahsesuai,” kata Winardi. Memang ada beberapa kasus pelaksanaan ADD tidak sesuai rencana. Itu pun jumlahnya kurang dari 5 persen. Karena dari 226 desa yang menerima ADD, yang bisa disebut ber-
masalah hanya dua desa dan itu pun sudah ditangani pihak berwajib. Sedangkan secara keseluruhan, pelaksanaan anggaran sudah sesuai dengan prosedur kegiatan dan pelaporan keuangan. Untuk mewujudkan hal itu, Pemdes bersama dinas terkait seperti Bappekab secara rutin memberikan pelatihan kepada kepala desa selaku pengguna anggaran dan perangkat desa. “Saya kira desa di Jember sudah siap, sehingga nanti ketika mengelola dana lebih besar lagi,” imbuhnya. Penerapan ADD sesuai aturan ini juga dipantau oleh pihak kecamatan. Camat Tanggul M Yusuf menegaskan, ia menerapkan tiga T kepada kepala desa penerima ADD. “Tiga T itu adalah Tepat Teknis, Tepat Administrasi, dan
Tepat Yuridis. Kalau tiga hal itu dilaksanakan, pekerjaan terlaksana secara baik dan kualitas proyek juga baik,” kata Yusuf. Tepat Teknis, terangnya, adalah bagaimana proyek yang bersumber dari ADD dilaksanakan secara benar, sesuai rencana, dan sesuai bestek. Sedangkan Tepat Administrasi adalah ketepatan dan kebenaran dalam pelaporan. “Karena kalau Tepat Teknis, tetapi administrasinya tidak beres, ya sama juga akan menimbulkan persoalan,” tegasnya. Sedangkan Tepat Yuridis adalah melaksanakan realisasi anggaran itu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sumber : magisproduction.org
“Tiga T itu adalah Tepat Teknis, Tepat Administrasi, dan Tepat Yuridis. Kalau tiga hal itu dilaksanakan, pekerjaan terlaksana secara baik dan kualitas proyek juga baik,” Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
29
KUALITAS KESEHATAN SUMBANG PENINGKATAN IPM KABUPATEN JEMBER The Healty Quality Contributes To Increasing Human Development Index (HDI) In Jember Regency
Dok. Humas
K
esehatan merupakan salah satu pilar pembangunan manusia. Parameter indeks pembangunan manusia (IPM) salah satunya kesehatan. Angka kematian ibu, angka kematian anak, juga usia harapan hidup warga menjadi beberapa parameter IPM. Ketiga hal itu masuk dalam parameter kualitas kesehatan. Sehingga tidak aneh kesehatan menjadi program prioritas pembangunan di Kabupaten Jember. Bersama lima sektor lainnya, kesehatan masuk dalam enam prioritas pembangunan di bawah kepemimpinan Bupati MZA Djalal dan Wakil BupatI Kusen Andalas. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Jember sudah berjalan sesuai rel-nya atau on the track . Beberapa parameter IPM di atas sesuai harapan. AKI dan AKB terus menurun setiap tahunnya. Hal itu memberi kontribusi cukup besar terhadap IPM Jember. 30
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Health is one of the foundations in any human development. Health is included in the human development index (HDI) parameters. Maternal mortality rate (MMR), infant mortality rate (IMR), and citizen life expectancy citizens are also some health HDI parameters. The three points are included in the health quality parameters. Thus, health is a development priority program in Jember regency. Together with five other sectors, health is included in the six development priorities under the leadership of Regent MZA Djalal and Vice Regent Kusen Andalas. Health development in Jember is happening according to plan. Several HDI parameters are above the expectations. Maternal and infant mortality rates continued to decline every year. This substantially contributes to the Jember HDI. Nevertheless, this does not mean health developments in Jember are without issues. There are several issues that remain to be solved.
Namun bukan berarti pembangunan kesehatan di Jember tidak memiliki persoalan. Masih ada sejumlah persoalan yang tetap harus dilakukan. Kegiatan pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi merupakan rangkaian pembangunan kesehatan. Di dunia kesehatan ada dua jenis penyakit yang harus ditangani yakni penyakit menular dan tidak menular. Juga ada program kesehatan masyarakat yang dipakai untuk pembangunan kualitas hidup manusia. Semua pembangunan kesehatan itu tentunya ditunjang oleh sarana dan prasaranan kesehatan seperti lembaga pemberi layanan kesehatan. Juga harus ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang mengawal pembangunan kualitas kesehatan di Jember. Lembaga pemberi layanan kesehatan itu mulai dari Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, sampai rumah sakit. SDM penunjangnya tentu saja muali dari penyuluh, peneliti, staf di Dinas Kesehatan, perawat, bidan, juga dokter. “Berbicara tentang pembangunan kesehatan tentu mulai dari hulu sampai hilir. Mulai dari bentuk-bentuk pencegahan seperti kampanye, sosialisasi, penyuluhan. Juga ada penindakan, dan penanganan paska penindakan. Dan mempertahankan kualitas kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Bambang Suwartono. Untuk mewujudkan tercapainya kualitas kesehatan yang baik, Dinas Kesehatan tidak berjalan sendiri. Ada elemen lain yang harus dilibatkan. Mulai dari masyarakat, komunitas di masyarakat, pemberi layanan kesehatan, pihak legislatif, juga kini ada lembaga asuransi kesehatan seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Berbicara tentang tindakan pencegahan tentu tidak lepas dari keterlibatan masyarakat atau kelompok di masyarakat. Sebut saja PKK, kelompok Dasa Wisma, kelompok pengajian, Karang Wreda, sekolah, perguruan tinggi, komunitas mahasiswa, komunitas pelajar, kelompok buruh, pekerja kebun, bahkan sampai pada komunitas Pekerja Seks Komersial.
Prevention, treatment, and rehabilitation activities are a series of health development. In the health world, there are two types of diseases that must be treated, which are infectious diseases and non-infectious diseases. There is also a public health program used for the quality development of human life. All health developments are certainly supported by health facilities and infrastructures, such as health care provider institutions. This should also be supported by the human resources quality to start the health quality development in Jember. The health care provider institutions range from Integrated Health Centers (Posyandu), Community Health Centers (Puskesmas), and up to general hospitals. The supporting human resources range from health counselors, researchers, staff at the Department of Health, and nurses, midwives, and doctors. “On discussing health development, surely needs to be covered from one end to the other end. There are prevention forms such as campaigns, socialization, and counselors. There are also treatment procedures, and the handling of post-treatment procedures. Finally, maintaining the health quality,” said the Head of Jember Department of Health dr Bambang Suwartono. To realize good quality health, Department of Health does not work by itself. There are other elements that must be included. These elements are the community, the different communities in the society, the health care providers, the legislatures, and the health insurance agencies, such as the Social Health Security Agency (BPJSKesehatan). Speaking of precautions, it cannot be separated from community or group involvement in society. Such as the PKK (family welfare counseling), the Dasa Wisma groups, prayer groups, Karang Werda groups, schools, colleges, student communities, university communities, labor groups, plantation workers, even to the community of commercial sex workers.
Dok. Humas
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
31
32
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Sumber : www.samaritanspurse.org
“Sosialisasi pencegahan penyakit menular dan tidak menular tentu harus menggandeng masyarakat. Tidak mungkin sosialisasi, penyuluhan, atau kampanye kalau tidak berhadapan langsung dengan masyarakat,” imbuh Humas Dinas Kesehatan Jember, H Yumarlis. Kampanye tentang penyakit menular HIV-AIDS biasanya menggandeng komunitas pelajar, mahasiswa, PSK, juga sampai ke PKK dan Dasa Wisma. Penyuluhan tentang kesehatan penyakit tidak menular seperti tentang gaya hidup bisa bekerjasama dengan kelompok Lansia, juga kelompok masyarakat lainnya. Begitu juga berkaitan dengan AKI dan AKB. Gerakan penurunan angka AKI dan AKB harus menggandeng semua pihak . Mulai perangkat desa, kecamatan, bahkan juga kepolisian. Tidak lupa kelompok dukun bayi dan warga biasanya melalui PKK dan Dasa Wisma atau kelompok pekerja di perkebunan. “Semua pihak harus dilibatkan. Karena ini berbicara tentang hak dasar masyarakat,” tegasnya. Dengan melibatkan semua pihak, program kampanye bisa tersampaikan. Hal itu tentu saja harus ditopang dengan anggaran. Disinilah sinergitas dengan DPRD dilakukan. Pemkab membutuhkan persetujuan anggaran dari pihak legislatif. Kemudian ada lagi hal yang berkaitan dengan upaya penanganan atau penindakan kesehatan. Ini biasanya berkaitan dengan perawatan atau pemberian layanan kesehatan bagi warga yang sakit. Tidak ada satu pun manusia di dunia ingin sakit.
“Prevention socialization of infectious and non-infectious diseases should certainly engage the society. Every socialization, counseling, or campaigns must deal directly with the public society,” said the Public Relations from Department of Health H. Yumarlis. Infectious diseases counseling such as HIV-AIDS usually engages various communities of learners, students, commercial sex workers, the PKK and Dasa Wisma. Health counseling on non-infectious diseases such as on lifestyle can work together with elderly groups, also other community groups. The same matter is associated with maternal and infant mortality rates. The reduction movement of maternal and infant mortality rates should engage all concerning parties. The parties start from village, districts, and even to the police departments. Midwife groups and community groups usually can be engaged through the PKK and Dasa Wisma or employee unions in plantations. “All parties must be engaged. This is because we are concerned with the basic rights of the people,” said Yumarlis. By involving all parties, any counseling and campaigns can be delivered. All of this must certainly be supported by strong funding. This is where the cooperation with the House of Representatives is implemented. The regency government requires the approval of the legislative budget. Furthermore, there is also the case relating to the handling or treatment of health. This is usually associated with treatment or provision of health services for residents who are ill. There is no single human being who wants to be ill.
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
33
Sumber : matthewoldfield.photoshelter.com
Karena sejak tahun 2014 ada asuransi kesehatan melalui BPJS Kesehatan, maka Pemkab Jember juga akan mengasuransikan kesehatan warganya
Since 2014, there is a national health insurance through BPJS-Kesehatan, thus the Jember regency government can also insure the health of its citizens.
Karena sakit sama dengan biaya. Ingin lepas dari sakit membutuhkan perawatan yang terkadang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Sehingga kadang kala ada orang tiba-tiba bernama ‘sadikin’. Sadikin ini sakit sehingga jadi miskin. Ini terjadi bagi penyakit yang membutuhkan biaya yang tidam sedikit,” lanjut Yumarlis. Apalagi juga muncul istilah ‘Orang Miskin Dilarang Sakit’. Betapa ini menggambarkan mahalnya biaya kesehatan. Karenanya untuk melayani warga miskin bisa menjangkau kesehatan dibutuhkan tangan pemerintah. Karena sejak tahun 2014 ada asuransi kesehatan melalui BPJS Kesehatan, maka Pemkab Jember juga akan mengasuransikan kesehatan warganya. Bahkan di tahun 2015, Pemkab dan DPRD Jember setuju menganggarkan Rp 15 miliar untuk asuransi kesehatan warganya yang tidak terjangkau Jamkesmas.
Any illness involves costs. To become healthy again, anyone must require treatment, which sometimes requires huge costs. “Therefore, sometimes there are people who became poor due to prolonging sickness. This happens because treatments have high costs,” stated Yumarlis. Moreover, there is also the term ‘poor people are prohibited to be sick’. This precisely illustrates the high health costs, because to treat the poor needs governmental involvement. Since 2014, there is a national health insurance through BPJS-Kesehatan, thus the Jember regency government can also insure the health of its citizens. Furthermore in 2015, the Jember regency government and house of representatives have agreed on an IDR15 billion budget towards health insurance for citizens who uninsured.
34
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
AKI DAN AKB TURUN
Istimewa
Ada kabar gembira dari dunia kesehatan Jember. Karena ada tren penurunan untuk Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Jember, terjadi penurunan AKI dan AKB tiga tahun terakhir. Untuk AKI tahun 2012 sebanyak 43 kasus, kemudian di tahun terjadi penurunan menjadi 36 kasus dan sampai Oktober 2014 mencapai 24 kasus. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
35
“Tetapi boleh mengantar ke bidan. Dukun bayi yang mengantar ibu hamil yang hendak melahirkan ke bidan diberi insentif,”
Untuk AKB, tahun 2012 mencapai 436 kasus, kemudian di tahun 2013 ada penurunan drastis dan menjadi 157 kasus, dan sampai Oktober ada 130 kasus. Keberhasilan itu bukan tanpa usaha keras. Setiap tahun, petuhas Dinas Kesehatan melakukan aneka kegiatan dan terobosan agar AKI dan AKB terus bisa ditekan. Ada sejumlah cara yang dilakukan antara lain penyuluhan lintas sektor, kerjasama lintas sektor, juga ada kerjasama dengan dukun bayi. “AKI dan AKB ini menjadi atensi bupati,” kata Humas Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis. Selain itu juga makin tingginya kesadaran masyarakat untuk memilih bidan daripada dukun bayi. Kesadaran itu karena dipicu beberapa kasus kematian ibu dan bayi dalam proses kelahiran. Timbulnya kesadaran itu juga dibarengi dengan kebijakan tegas dari Pemkab dan sejumlah jajaran. Salah satu kebijakan adalah pemberian insentif untuk dukun bayi. Insentif itu membarengi kebijakan larangan dukun bayi menolong persalinan. Larangan itu dilakukan oleh aparat di tingkat kabupaten sampai tingkat kecamatan. Beberapa camat mengumpulkan sejumlah dukun bayi di wilayah kerjanya. Dukun bayi dikumpulkan dan diberi pengarahan tentang larangan memberikan pertolongan saat persalinan. “Tetapi boleh mengantar ke bidan. Dukun bayi yang mengantar ibu hamil yang hendak melahirkan ke bidan diberi insentif,” lanjut Yumarlis. Dukun bayi juga diminta membuat pernyataan bahwa tidak menolong proses persalinan. Bahkan kalau mereka memaksa, mereka akan dikenai denda. Perjanjian itu diketahui camat dan pihak Kepolisian Sektor setempat. Bambang sadar jumlah dukun bayi di Jember lebih banyak dibandingkan jumlah bidan. “Kami sadari itu. Namun kalau kami tidak tegas juga beresiko AKI dan AKB tidak bisa turun,” tegasnya. 36
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Istimewa
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
37
PERTANIAN JEMBER ON THE TRACK Beras Ya Jember, Bukti Kesuburan Tanah Jember
B
agi Jawa Timur, beras ya Kabupaten Jember. Sebutan ini tidaklah berlebihan karena Kabupaten Jember memang sentra beras di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Bahkan Asisten II Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Kesra Pemkab Jember, M Thamrin menyebut kalau 30 persen beras yang membanjiri pasaran di Jatim berasal dari Jember. “30 persen pemasok be-
38
ras di Jawa Timur ini adalah Jember,� kata Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jember itu. Pernyataan Thamrin tentu bukan hanya pepesan kosong. Kabupaten Jember memiliki areal lahan pertanian yang luas. Sejumlah kecamatan di Jember bisa sepanjang tahun menanam padi. Jika petani ingin, mereka bisa setiap tahun menanam padi karena pasokan air yang berlim-
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
pah. Sebut saja Kecamatan Ledokombo, Sukowono, Kalisat, Silo, Mayang, ataupun Pakusari. Sejumlah kecamatan di kawasan Jember utara memang kaya air. Jarang sekali mereka kekurangan air meskipun di musim kemarau. Palingpaling debit airnya saja yang menurun. Namun masih bisa digunakan untuk menanam padi. Tetapi petani tentu tidak mau hanya tergantung pada komoditas padi. Petani juga menanam komoditas yang harga jualnya lebih mahal ketimbang padi seperti cabe dan tembakau. Bagi petani di kawasan utara, tanaman lain yang bisa menyumbang banyak bagi kas rumah tangga mereka adalah tanaman cabe dan tembakau. Sehingga mereka menanam kedua komoditas itu selain padi. Padi ditanam ketika musim penghujan, dan komoditas lain ditanam ketika tidak terlalu banyak air terutama tembakau. Padi tidak hanya ditanam di kawasan utara, tetapi juga menyebar diseluruh kecamatan yang berjumlah 31 kecamatan. Ketika musim tanam padi tiba, maka hampir seluruh petani di Jember menanam padi. Sehingga tidak aneh, Bupati Jember MZA Djalal menargetkan 1 juta ton gabah setara beras sampai akhir tahun 2014. Target akan meningkat lebih banyak di tahun 2015. Dan berbicara tentang pertanian di Jember tentu tidak hanya padi. Mau mencari aneka hortikultura juga tersedia di Jember. Cabe, tomat, dan kubis ditanam di Jember. Belum lagi tanaman palawija seperti jagung dan
Saiful Amri/Jember Kita
Saiful Amri/Jember Kita
halnya beras, cabe juga ditanam di seluruh kecamatan di Jember. Cabe besar merah dan cabe rawit hijau, merah, dan putih, adalah beberapa jenis cabe yang ditanam di Jember. Cabe asal Jember membanjiri daerah lain seperti Surabaya, Jakarta, bahkan sampai keluar pulau Jawa. Dan tidak hanya menjadi sentra, komoditas cabe dibuat sebagai salah satu kluster pertanian oleh Bank Indonesia Wilayah
Jember. Kluster cabe dibentuk di daerah penghasil cabel di Jember yakni Wuluhan. Kawasan selatan Jember adalah penghasil terbesar cabe, seperti Wuluhan, Ambulu, Puger, Kencong, Tempurejo, Mumbulsari, Umbulsari, Gumukmas. Selain juga kecamatan di kawasan utara seperti Kalisat, Ledokombo, Mayang, dan Silo. “Cabe ditanam di seluruh kecamatan. Jember ini masuk dalam tiga besar sentra cabe di Jawa Timur,� ujar Kepala Dinas Pertanian Jember Hari Wijayadi.
Dok. Humas
kedelai. Komoditas lain seperti tembakau, kopi dan kakao juga tumbuh subur di Jember. Ketiga komoditas tersebut dalam pengelolaannya biasanya masuk kategori perkebunan, sehingga menjadi bidang kerja Dinas Perkebunan dan Kehutanan. Sedangkan komoditas pertanian lainnya berada di bawah kendali kerja Dinas Pertanian. Seperti ditulis di atas, Jember adalah penghasil beras di Jatim. Tidak hanya sebagai sentra beras, Jember juga menjadi sentra lain yakni cabe. Seperti
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
39
Dok. Humas
Melihat gambaran di atas tidak aneh dua komoditas tersebut menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Jember. Namun bukan berarti komoditas lain tidak unggul di Jember. Mari menengok tembakau, si daun emas. Tembakau merupakan komoditas yang membuat Jember terkenal sampai ke mancanegara. Bremen, Jerman adalah kota perdagangan tembakau di dunia.
Tembakau yang kerap menjadi komoditas primadona itu bahkan sampai menjadi logo Kabupaten Jember, juga Universitas Jember. Saat ini komoditas tembakau menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari pengaturan rokok sampai dengan isu kesehatan.
*** Dan tembakau Jember setiap tahun diperdagangkan di kota tersebut. Tembakau sudah melanglang ke 40
negara lain sejak jaman penjajahan Belanda. Seiring itu tumbuhlah perkebunan di Jember. Perkebunan yang dirintis juga oleh warga Belanda yang
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
menjejakkan kaki ke Jember. Tembakau yang kerap menjadi komoditas primadona itu bahkan sampai menjadi logo Kabupaten Jember, juga Universitas Jember. Saat ini komoditas tembakau menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari pengaturan rokok sampai dengan isu kesehatan. Meski begitu, satu kali periode dalam satu tahun, petani Jember tetap menanam tembakau. Tembakau jenis Na oogst, Kasturi, dan Voor Oosgt adalah jenis tembakau yang ditanam di Jember. Petani masih tetap menanam tembakau karena harganya berlipat jauh di atas padi.
a rK it be m Je ri/ lA m ifu Sa
masih tingginya sumbangan pertanian bagi PDRB Jember. Sumbangannya mencapai 40 persen bagi PDRB Jember. Sehingga Pemkab Jember berkepentingan menjaga kelangsungan pertanian di Jember. “ Terutama beras, bayangkan kalau Jember tidak lagi menjadi penghasil beras. Mau makan apa orang Jember, orang Jawa Timur, bahkan mungkin orang Indonesia,� Hari.
Saiful Amri/Jember Kita
Te m b a kau dari petani dibeli dari rentang harga Rp 15.000 per Kilogram sampai bisa mencapai Rp 100.000 per Kg. “ Te m bakau masih menjadi primadona meskipun harganya naik turun, dan terbentur sejumlah aturan. Tetapi bagi warga Jember, menanam tembakau itu sama dengan melestarikan tradisi. Kebiasaan bagi petani Jember adalah menanam tembakau,� ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember Masykur. Masykur menambahkan, biasanya petani beralih menanam tembakau setelah tanaman pangan seperti padi dan jagung memasuki musim panen, dimana sebelumnya tanaman tersebut juga mendapat perlakuan sama yakni menggunakan pestida Melihat potensi pertanian dan perkebunan yang sangat luar biasa itu, tentu Pemkab Jember tidak diam saja. Sejumlah pengawalan, pengawasan, terobosan, inovasi, antisipasi, dan target melingkupi dunia pertanian dan perkebunan itu. Hal ini seiring
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
41
Teguh/Humas
RESI GUDANG, LUMBUNG MODERN PETANI A
danya lumbung membuat hasil pertanian awet, dan bisa dijual kapan saja ketika petani membutuhkan uang. Adanya lumbung membuat petani tidak serta merta menjual hasil panennya. Sayangnya kearifan lokal tentang lumbung ini makin tahun makin tergerus. Kebanyakan petani di Jawa, misalnya, kini tidak lagi memakai metode penyimpanan dalam lumbung. Mereka memilih menjual langsung hasil panen, atau menyimpan dalam rumah. Padahal ketika petani menjual la42
ngsung hasil panennya setelah panen, kebanyakan harga komoditas jatuh. Apalagi jika dijual saat panen raya. Petani yang menjual hasil panennya secara langsung juga lebih banyak menjadi permainan para tengkulak. Petani tidak memiliki nilai tawar. Karena kebutuhan mendesak, petani mau tidak mau melepas hasil panennya meskipun harganya murah. Hal itu kerap membuat petani tidak mendapatkan keuntungan lebih dari padi yang mereka tanam. Untuk membantu petani meraih kemerdekaan
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Petani di Indonesia mengenal lumbung dan metode penyimpanan hasi pertanian terutama padi di lumbung. Lumbung, sebuah tempat atau gudang untuk menyimpan hasil pertanian setelah panen. dalam mengelola hasil panen, kini Pemkab Jember telah memiliki gudang dengan resi gudang (SRG). Gudang SRG ini merupakan konsep modern dari lumbung. Seperti namanya, bentuk bangunan ini gudang. Namun bangunannya besar yang bisa menampung sampai 2.000 ton komoditas. Tetapi gudang yang berada di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung tersebut memiliki keunggulan lain. Karena memakai sistem SRG, maka petani menjadi lebih memiliki nilai tawar.
Petani mendapatkan sejumlah keuntungan yakni bisa menyimpan hasil panennya di gudang tersebut dan menjualnya ketika harga komoditas mahal. Kedua, petani bisa mengagunkan komoditasnya ke lembaga keuangan yang bisa memberikan pinjaman atau kredit. Petani bisa melakukan itu karena memiliki sebuah resi, sebuah surat berharga untuk komoditasnya. “Inilah keuntungan gudang SRG. Akan sangat membantu petani. Melalui SRG ini, petani bisa tunda jual sampai harga komoditasnya mahal. Juga bisa mendapatkan pinjaman permodalan dengan menjaminkan resinya. Resi itu tentunya berisi catatan
tentang komoditas yang disimpan di gudang SRG,� kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESD, Achmad Sudiyono. Gudang SRG itu baru diresmikan akhir Oktober lalu, tepatnya Rabu, 29 Oktober 2014. Gudang tersebut dilengkapi dengan mesin pengering gabah. Gudang itu masuk dalam kategori kelas A. Gudang tersebut bisa menyimpan komoditas gabah, beras, dan jagung. Sejumlah petani menyambut baik keberadaan gudang SRG itu. Petani dari Kecamatan Wuluhan, Edy Suryanto mengatakan, ia bersama petani dari sejumlah kelompok
tani di Wuluhan dan sekitarnya akan memanfaatkan gudang tersebut. “Tentu ini sangat membantu. Petani tidak harus langsung menjual hasil panennya karena bisa menyimpannya di sini,� katanya. Gudang ini melengkapi gudang SRG di Jawa Timur. Gudang SRG di Jatim tersebar di 18 kabupaten, selain di Jember, ada di Sampang, Ngawi, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Jombang, Madiun, Sumenep, Blitar, Lamongan, Situbondo, Tuban, Kediri, Banyuwangi, Bondowoso, Bojonegoro, dan Malang.
Teguh/Humas
Gudang itu masuk dalam kategori kelas A. Gudang tersebut bisa menyimpan komoditas gabah, beras, dan jagung
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
43
PENGENTASAN ANGKA BUTA Pendidikan merupakan hak dasar warga negara. Salah satu kewajiban negara adalah menyediakan pendidikan bagi warga negaranya. Pendidikan itu terdiri dari penyediaan sarana dan prasarana, modul pembelajaran, penyediaan tenaga pengajar, bahkan sampai kebiaya.
P
emerintah Kabupaten yang juga kepanjangtanganan negara turut serta dalam menyediakan fasilitas pendidikan itu. Dan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pendidikan merupakan salah satu tolok ukur penilaian IPM, selain kesehatan dan daya beli masyarakat. Pemkab Jember setiap tahun terus
44
meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Jember. Keberhasilan pendidikan untuk meningkatkan angka IPM ada di angka buta huruf. Buta huruf atau buta keangsaraan fungsional merupakan parameter yang dipakai untuk IPM. Karenanya dari tahun ke tahun, Pemkab Jember terus memberantas angka buta huruf ini. Menurut Kepala
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Jember Edy Budi Susilo, angka buta huruf untuk warga usia produktif telah berhasil dientaskan. “Untuk angka buta aksara usia produktif usia 15 - 45 tahun sudah dituntaskan beberapa tahun lalu. Saat ini angka buta aksara masih ada tetapi untuk usia di atasnya yakni 46 - 65 tahun,� ujar Edy. Pekerjaan rumah untuk pemberantasan buta aksara ini masih sebanyak 40 ribuan orang. Mereka berada di usia 46 - 65 tahun. Mereka tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Jember.
HURUF SUMBANG IPM “Angka buta aksara untuk usia 46 - 65 tahun tahun 2014 mencapai 79 ribu orang, sebagian besar sudah berhasil dientaskan dan tahun 2015 sisanya mencapai 40 ribuan menjadi PR kami untuk dientaskan,” prioritas bupati. Pendidikan ini selama ini sudah berjalan sesuai dengan harapan. Selain ikut dengan program nasional, ada juga inovasi-inovasi lokal yang dikembangkan oleh kalangan
pendidikan Jember. Memang masih ada PR untuk pemberantasan angka buta huruf. Tahun depan, masih menjadi konsen kami,” ujar Sugiarto. Berbicara tentang pendidikan tentu tidak hanya tentang pemberantasan angka buta huruf. Hal lain yang juga terus dilakukan oleh Dinas Pendidikan Jember adalah perbaikan sarana dan prasarana di sekolah. Perbaikan sarana dan prasarana ini dilakukan mulai dari tingkat TK, sekolah dasar, dan sekolah menengah baik SMP, SMA, dan SMK. Setiap tahun ada ratusan ruang kelas sekolah dasar yang diperbaiki oleh Dinas Kesehatan.
Dok. Humas
“Angka buta aksara untuk usia 46 - 65 tahun tahun 2014 mencapai 79 ribu orang, sebagian besar sudah berhasil dientaskan dan tahun 2015 sisanya mencapai 40 ribuan menjadi PR kami untuk dientaskan,” katanya. Pemberantasan angka buta aksara itu memang menjadi konsen bagi Pemkab Jember, termasuk untuk pembangunan pendidikan tahun 2015. Setidaknya ini diakui oleh Sekretaris Kabupaten Jember Sugiarto. “Pendidikan merupakan program
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
45
46
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
Sumber : das.org
Dok. Humas
“Kami tentu sangat tidak ingin mendengar kabar sekolah rusak, atau anak sekolah di emperan atau rumah warga karena sekolahnya rusak. Secara berkala dan bergiliran, kami lakukan perbaikan ruang kelas dan sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Bambang Hariyono. Selain perbaikan fisik pembangunan ruang kelas atau sekolah, Dispendik juga memperhatikan isi kelas, seperti buku kelas, buku perpustakaan, juga alat peraga kelas. Karena saat ini bukan jamannya lagi murid hanya mendengarkan penjelasan dari guru atau pembelajaran satu arah. Sehingga keberadaan alat peraga di kelas diperlukan untuk merancang kekritisan para pelajar. “selain fisik, peningkatan kualitas guru juga menjadi prioritas kami. Karena jika mutu guru baik , maka kualitas pendidikan dan hasil pembelajaran untuk murid juga naik,” tegas Bambang. Peningkatan kualitas guru ini, antara lain melalui workshop, pelatihan, dan seminar. Peningkatan kualitas dilakukan secara menyeluruh untuk semua guru di seluruh kecamatan Jember. Hal ini dilakukan agar terjadi pemerataan kualitas pendidikan dan prestasi siswa. berhasilnya sejumlah siswa di daerah pinggiran menyabet nilai bagus bahkan mengalahkan sekolah di perkotaan. Sejumlah prestasi juga dikumpulkan secara merata oleh pelajar Jember, baik di perkotaan namun juga di kawasan kecamatan pinggiran. “Memang harus ada pemerataan pembangunan pendidikan. Pemerataan itu meliputi pemerataan pembangunan, tetapi juga prestasi,” tegas Ketua Komisi D DPRD Jember M Hafidi. Pemerataan pembangunan ini akan membuat kualitas pendidikan Jember merata dan terbangun secara baik. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
47
KAWAL PROGRAM PRIORITAS SAMPAI AKHIR PEMERINTAHAN Guiding Priorty Programs Until The End Of Administration Period
P
emerintahan Bupati MZA Djalal dan Wakil Bupati Kusen Andalas berakhir tahun 2015. Pasangan itu sudah dua periode memimpin Kabupaten Jember. Selama dua periode itu, keduanya mengusung program prioritas sebagai jalan peningkatan pembangunan di Kabupaten Jember. Dalam realisasi program prioritas tersebut, bupati dan wakil bupati tidak bekerja sendiri. Program tersebut direalisasikan oleh dinas-dinas terkait. Sekretaris Kabupaten selaku pembina aparatur sipil negara di Pemkab Jember memimpin gerbong itu, langsung di bawah bupati dan wakil bupati. Menurut Sugiarto, ada banyak keberhasilan yang sudah diraih oleh Pemkab Jember, terutama indeks pembangunan manusia (IPM) dalam 10 tahun terakhir. Hanya saja, memang masih ada beberapa program prioritas yang harus diperbaiki tahun 2015. Berikut hasil wawancara dengan Sekkab Sugiarto tentang pembangunan di Kabupaten Jember.
48
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
The administration period of Regent MZA Djalal and Vice Regent Kusen Andalas will end in 2015. The pair has lead Jember during two administration periods. During these two periods, both have tried to implement priority programs as a way to enhance development in Jember regency. In the realizing the priority programs, the regent and vice regent works with a solid team. These programs are realized by related departments and agencies. The regency secretary, as the head of civil service apparatus in Jember regency, leads the realization directly under the command of regent and vice regent. According to Sugiarto, there are many accomplishments that have been achieved by the Jember regency government, especially the human development index (HDI) in the past 10 years. However, there are still some priority programs that should be improved in 2015. Here is the interview with regency secretary Sugiarto on the development in Jember regency.
Sugeng/Humas
Sugeng/Humas
Menurut bapak, bagaimana pembangunan untuk Kabupaten Jember tahun 2015? “Kepemimpinan bapak bupati berlangsung selama lima tahun, karenanya program prioritas masih akan menjadi dasar pembangunan di Kabupaten Jember sampai kepemimpinan ini berakhir. Kita harus mengawal program prioritas itu sampai akhir masa jabatan beliau. Untuk tahun depan, perlu dilihat mana yang sudah berhasil, dan mana yang kurang dan perlu ditingkatkan”.
Sir, according to you, how is the development of Jember in 2015? “The leadership of the current regent lasts for five years, so the priority programs will still be the development foundation in Jember regency until this administration ends. We must guide the priority programs until the end of his tenure. For the next year, we need to evaluate which ones have been accomplished, and which ones are lacking and needs to be improved”.
Apa yang harus dilakukan untuk pembangunan yang sudah selesai? “Ada banyak capaian dari realisasi program prioritas tersebut. Seperti di bidang kesehatan atau pertanian. Tentu saja kita semua harus ikut menjaga keberhasilan tersebut. Karenanya, bagi pembangunan yang sudah berjalan, selanjutnya sifatnya pemeliharaan saja. Semuanya harus ikut memelihara pembangunan itu. Pembangunan itu tidak hanya fisik, tetapi juga non-fisik seperti kualitas kesehatan dan pendidikan”.
What must be done for the completed construction? “There are many achievements in realizing the priority programs, such as in health and agricultural sectors. Surely, we all have to take part in maintaining those achievements. Accordingly, there must be maintenance for the undergoing construction. Everyone must maintain the development. Not only physical development, but also non-physical development such as the quality of health and education”.
Catatan apakah yang dimiliki, jika ada pembangunan yang masih kurang dan perlu ditingkatkan? “Ada beberapa catatan yang masih kurang, dan kedepan kita fokus memningkatkan pembangunan tersebut. Ada sejumlah catatan bagi seluruh program prioritas, yang diperlukan peningkatan. Baik insfrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, ekonomi kerakyatan, dan kelembagaan desa.
In the evaluation records, what kinds of development is still lacking and needs to be improved? “There are some records that are still lacking, and in the future we must focus to enhance those developments. There are several records for the each priority programs, which required enhancement. The programs cover infrastructure, health, education, agriculture, community-based economy, and village institutions”. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
49
Dalam catatan bapak , untuk program prioritas Insfrastruktur, apa yang perlu diperbaiki? “Pada dasarnya, pembangunan insfrastruktur itu sudah dilakukan di seluruh lini baik di perkotaan maupun pedesaan. Ada pembangunan jalan dan jembatan. Peningkatan kualitas jalan baik di pedesaan maupun perkotaan. Juga ada penataan kawasan kota melalui penataan trotoar. Juga ada pembangunan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) sehingga jalan-jalan di Jember makin terang. Meski begitu masih ada PR yang harus diselesaikan tahun 2015, yakni pembangunan double way Jalan Hayam Wuruk. Pembangunan itu memang masih terkendala pembebasan lahan, tetapi kami berharap bisa rampung tahun ini dan pembangunananya bisa rampugn tahun 2015. Itu nantinya menjadi fokus untuk bidang insfrastruktur. Kalau persoalan pembebasan lahan selesai, nantinya pembangunan lebih gampang. Dan jika double way jalan itu selesai, jalan itu akan makin lebar dan lebih nyaman bagi pengguna jalan”. Kemudian di Prioritas Pertanian, apa yang masih perlu ditingkatkan menurut bapak? “Target kita adalah produksi gabah 1 juta ton. Sampai akhir tahun 2014, kami yakin target itu bisa tercapai. Tahun depan target ini tentunya harus ditingkatkan lagi apalagi jika kita ingin swasembada beras. Dan petani Jember juga bisa lebih sejahtera melalui padi. Memang dalam dua tahun kemarin, target ini sempat tidak berhasil karena anomali cuaca. Itu yang harus kita genjot di tahun ini, dan target lebih dari 1 juta ton di tahun 2015 saya yakin bisa tercapai. Teknologi dan inovasi di bidang pertanian harus dipakai dan dikembangkan. Irigasi pertanian juga menjadi perhatian”. Lalu seperti apa untuk Prioritas Kesehatan ? “Kalau di bidang Kesehatan, InsyaAllah sudah berjalan dengan baik. Namun, kita tetap harus fokus dalam pembangunan kualitas kesehatan. Kedepan fokus kita tetap pada program penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) karena dua hal itu menjadi ukuran indeks pembangunan manusia. Bukan berarti berbicara tentang peningkatan kualitas kesehatan hanya fokus dengan Dinas Kesehatan, tetapi juga menyangkut tiga rumah sakit lain di Jember. Kabupaten lain tidak banyak memiliki rumah sakit daerah seperti Jember yang memiliki RSD dr Soebandi, Kalisat, dan Balung. Kalau menyangkut ketiga rumah sakit itu berarti bagaimana menyehatkan orang yang sakit. Artinya selain tetap fokus kepada AKI dan AKB, juga bagaimana menyehatkan orang sakit. Dua hal itu masuk dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas kesehatan warga Jember”. 50
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
In your records for infrastructure priority program, what needs to be improved? “Basically, the infrastructure development has been carried out in all areas, both urban and rural. There are bridge and road constructions. There is also quality improvement of rural and urban roads. Improvement of urban areas is through the reconstruction of sidewalks. Moreover, there is the construction of public street lighting (PJU), so that the roads in Jember are clearly viewed at night. Yet there are still immense tasks need to be completed in 2015, namely the construction of Jalan Hayam Wuruk double way. The development is still halted by land acquisition, but we hope it will be completed this year and the construction finished in 2015. It will become the focus for the infrastructure field. When the issue of land acquisition is completed, the development will be easier. Thus, when the double way is completed, the road will become widened and more convenient for road users. Concerning agricultural priority, what still needs to be improved? “Our target is the grain production of 1 million ton. Until the end of 2014, we believe the target is achievable. Next year, this target would need to be increased again, especially if we want to achieve rice Sugeng/Humas self-sufficiency. This is in order that Jember farmers become more prosperous through rice. For the last two years, this target was not successful due to weather anomalies. Thus, we should boost grain production this year, and I believe the target of more than 1 million ton in 2015 can be achieved. Technology and innovation in agriculture should be implemented and developed. Finally, irrigation should also be a concern”. Then what about health priority? “Fortunately, the priority program has been running well. However, we must focus on developing the health quality. In the future, our focus remains on decreasing maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) because both points becomes the measurement for the human development index (HDI). In discussing improving the health care quality, not only focus to the Department of Health, but also involves three other hospitals in Jember. Other regencies do not have a lot of general hospitals like Jember, such as RSD dr Soebandi, Kalisat, and Balung. These three hospitals are adequate to treat illnesses. This means that in addition to remain focused on the MMR and IMR, also on how to treat illnesses on anyone. These two things are included in maintaining health and improving the health quality of Jember citizens”.
Sedangkan untuk Program Prioritas Pendidikan, apakah yang masih dirasa kurang dan harus dibenahi juga? “Seperti halnya kesehatan, bidang pendidikan ini juga sudah berjalan seperti yang diharapkan. Selanjutnya yang masih harus kami berantas adalah angka buta aksara. Itu masih menjadi tantangan kita kedepan. Selain itu juga masih ada PR tentang keseimbangan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) agar bisa seimbang dan setara kualitasnya dengan SMA”. Kemudian kalau melihat kelembagaan desa, seperti apa bapak melihatnya. Apa yang perlu ditegaskan lagi mengingat tahun depan ada pemberlakukan UU Desa? “Ya, memang akan ada pemberlakuan UU Desa. Dari aplikasi UU tersebut nantinya desa akan mengelola dana yang jumlahnya besar. Meksipun sampai kini belum ada petunjuk teknis dan pelaksana tentang UU tersebut. Hanya saja perlu diingat kalau kelembagaan desa di Kabupaten Jember sudah terbiasa mengelola anggaran. Sudah beberapa tahun terakhir, desa mendapatkan anggaran dari APBD sebesar Rp 500 juta. Desa dan perangkatnya sudah terbiasa mengelola anggaran itu. Sehingga kalau nanti ada kucuran anggaran lebih besar lagi, saya yakin perangkat desa akan siap. Hanya perlu peningkatan keahlian saja dan saya kira mereka akan mudah adaptasi dan siap”. Terakhir, tentang ekonomi kerakyatan. Apakah Protas ini juga sudah sesuai dengan harapan? “Ya, harus diakui ekonomi kerakyatan juga berjalan sesuai harapan. Ada LKMM yang berjalan bagus. Kedepan, kita harapkan seluruh desa di Kabupaten Jember bisa memiliki LKMM karena harus diakui peran LKMM yang sangat membantu dalam hal permodalan usaha bagi warga terutama yang tidak bisa mengakses permodalan di perbankan. Juga nantinya penguatan untuk koperasi”.
As for the education priority program, what are still considered lacking and must be addressed as well? “Just like health, education has also been happening according to plan. In the future, we still need to eradicate illiteracy. This is still our next challenge. In addition, there is still the task on reforming vocational high schools (SMK) to be comparable in quality to regular high schools”. Then how do you view at village institutions, Sir? What must be reinforced because next year there is the implementation of the Village Law? “Yes, there will be the implementation of the Village Law. From the application of the law, each village will manage a large amount of funds. Even though until now there has been no technical and implementational guidance of that law. Nevertheless, we must keep in mind that village institutions in Jember regency are already accustomed to managing budget. In the past few years, each village receive an IDR500 million from the regional budget and expenditure. Villages and its officials have become accustomed to manage the budget. So that when there will be a bigger budget, I’m sure the village officials will be ready. They only need to increase their skills and I think they will be easy to adapt and be ready. Finally, about the community-based economy. Is this priority program in line with expectations? “Yes, we must recognize the community-based economy is in line with expectations. There are great LKMM. In the future, we expect the all villages in Jember regency could have LKMM, because we must recognize the role of LKMM is very supportive in terms of venture capital for residents who cannot access capital from banks. Finally, will be the cooperative reinforcement”.
Sugeng/Humas
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
51
APRESIASI, EVALUASI DAN SARAN DARI GEDUNG DEWAN
A
ga pembangunan dalam setahun terakhir. Pelaksanaan pembangunan setahun terakhir sudah banyak yang sesuai dengan rencana. Meskipun masih ada sejumlah kekurangan yang harus diperhatikan. Thoif mengapresiasi kemajuan pembangunan di bidang kesehatan. Ia mengapresiasi Pemkab Jember yang mengalokasikan anggaran untuk warga yang tidak terjamin dalam Jamkesmas. “Saya mengapresiasi itu. Karena adanya googwill dari pemerintahan Djalal - Kusen, maka Pemkab Jember mengalokasikan anggaran untuk Jamkesmas non-kuota secara berkesinambungan,� kata Ketua DPRD Jember periode 2014 - 2019 itu. Meskipun anggaran yang dianggarkan belum bisa mengkover semua pihak, namun anggaran itu sudah menjadi terobosan yang bisa membantu warga miskin yang tidak terjamin dalam Jamkesmas. Warga miskin terbantu dengan adanya anggaran Jamkesmas
non-kuota itu. Menurutnya, program tersebut merupakan bentuk keberhasilan dalam rentang masa kepemimpinan pasangan tersebut Ia juga mengungkapkan salut atas fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh tiga RSUD milik Pemkab Jember yakni RSD dr Soebandi, Balung, dan Kalisat. Beberapa Puskesmas di Kabupaten Jember juga terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi warga Jember. “Ada inovasiinovasi dari tiga rumah sakit baik Soebandi, Balung,
Saiful Amri/Jember Kita
da sejumlah keberhasilan dan evaluasi dari anggota DPRD Jember ditujukan untuk pembangunan Kabupaten Jember. Evaluasi yang diberikan tentunya untuk memacu perbaikan pembangunan dimasa mendatang. Apalagi tahun 2014 akan berganti tahun. Pembangunan Kabupaten Jember juga beralih pada keuangan anyar. Sejumlah pembangunan direncanakan dari awal dan dikerjakan dari awal pula. Lalu seperti apa kata anggota DPRD Jember melihat pembangunan di Kabupaten Jember di era kepemimpinan BUpati MZA Djalal dan Wakil Bupati Kusen Andalas?. Sejumlah anggota dewan bersuara, baik anggota dewan incumbent, yang baru, maupun dari pimpinan DPRD Jember. Ketua DPRD Jember M Thoif Zamroni mengakui sudah banyak keberhasilan yang dicapai oleh pemerintahan Bupati Jember MZA Djalal dan Wakil Bupati Kusen Andalas dalam 10 tahun terakhir. Termasuk ju-
52
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
dan Kalisat, juga tempat layanan kesehatan lainnya,” imbuh politisi Partai Gerindra itu. Sementara itu, Thoif mengaku masih ada persoalan di bidang insfrastuktur yakni jalan. Akan tetapi persoalan itu masih terkait dengan hal lain yakni daya beli masyarakat. Menurutnya beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli itu termasuk dalam pembelian kendaraan bermotor terutama sepeda motor. Hal itu membuat jumlah kendaraan bermotor yang menyerbu jalanan Jember setiap tahunnya bertambah. Akan tetapi di sisi lain, jumlah jalan dan panjang jalan tidak banyak bertambah. Bahkan nyaris itu-itu saja. Yang dilakukan pemerintah lebih banyak pada perbaikan kualitas jalan. “Ini membuat persoalan insfrastuktur terutama jalan memang tidak akan selesai. Kendaraan bermotor terus bertambah, tetapi jalan kita itu-itu saja,” lanjutnya. Karenanya Pemkab Jember ke depan harus memerhatikan persoalan pembangunan jalan itu. Ditambah lagi pengaturan transportasi umum. Pemkab harus memperbaiki tranportasi umum di Jember jika perbaikan jalan tidak bisa maksimal. Karena, tegas Thoif, jika transportasi umum ditata dan diperbaiki maka masyarakat bisa meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah dan berpindah kepada transportasi umum. “Ditata, bisa jumlahnya ditambah, kualitasnya diperbaiki. Saya kira itu bisa membuat masyarakat berpindah ke transportasi umum. Kalau tidak begitu ya tetap memakai kendaraan pribadi,” tegasnya. Hal lain yang harus jadi perhatian adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) dikelembagaan desa. Mengingat tahun depan ada penerapan UU Desa dan adanya pengucuran lebih banyak lagi dana ke desa di Indonesia. Beruntung desa-desa di Jember sudah terbiasa dengan Alokasi Dana Desa (ADD). Perangkat desa sudah terbiasa mengelola dana terbilang banyak dalam beberapa tahun terakhir. ADD dari APBD Jember untuk setiap desa sebesar Rp 500 juta. “Dengan pengalaman itu, saya yakin SDM di kelembagaan desa bias mengelola itu. Namun tentu saja SDM-nya tetap harus ditingkatkan,” pungkasnya. Thoif menggarisbawahi peningkatan pembangunan untuk tahun depan ada di bidang insfrastruktur dan SDM kelembagaan desa. *** Deny Prasetya, merupakan anggota dewan baru di periode 2014 - 2019. Deny merupakan salah satu anggota dewan berusia muda yang berangkat dari Daerah Pemilihan Jember 6. Laki-laki ini, sebelum terpilih sebagai anggota dewan, merupakan sosok muda yang bergelut di dunia pertanian dan kehidupan desa. Sehingga tidak aneh yang yang ia sorot pertama kali dari pembangunan adalah pertanian, kemudian insfrastuktur, dan kelembagaan desa. Ia mengakui sudah ada keberhasilan seperti di sektor insfrastruktur seperti perbaikan jalan terutama jalan desa. ‘Tetapi masih tidak dan belum merata ke semua desa,
seperti yang saya temui di daerah pemilihan saya. Ada yang sudah bagus, tetapi juga ada yang rusak,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu. Ia berharap tahun mendatang ada pemerataan pembangunan untuk semua wilayah, tidak hanya terpusat di perkotaan. Untuk pertanian Deny melihat masih perlunya pembangunan irigasi pertanian. Hal itu diperlukan agar petani tidak rebutan air atau sampai kekeringan saat musim kemarau. terutama petani yang berada di daerah bawah aliran irigasi. Deny juga melihat perlunya penguatan lebih kelembagaan desa dan perangkat desanya. “Lembaga desa harus diperkuat lagi, terutama SDM-nya,” tegas anggota Komisi C DPRD Jember itu. Bagaimana hal-hal itu bisa tercapai, Deny menyarankan agar pemimpin lebih fokus dan sering-sering melihat persoalan langsung ke masyarakat kecil. *** Lukman Winarno, merupakan salah satu anggota dewan incumbent diperiode 2014 - 2019 ini. Periode sebelumnya, ia duduk di jajaran pimpinan yakni Wakil Ketua DPRD. Di periode ini, ia menjadi Sekretaris Komisi A DPRD Jember. Sehingga tidak aneh, ia memiliki catatan tersendiri bagi pembangunan Kabupaten Jember. Lukman memberikan catatan berhasil di bidang pertanian. Pertanian yang menjadi tulang punggung pembangunan di Kabupaten Jember masih berjalan di atas rel (on the track). “Harus diakui, ada sejumlah keberhasilan di pertanian,” ujar Lukman. Target-target pertanian, terutama gabah terbilang berhasil. Hal ini menjadikan Jember masih sebagai lumbung beras di Indonesia. Ke depan, masih diperlukan peningkatan pertanian terutama dari sisi kualitas hasil pertanian. Lukman juga mengapresiasi ekonomi kerakyatan yang mulai merangkak naik. Sejumlah warga bangkit dengan bentuk-bentuk ekonomi kerakyatan mereka. Beberapa komunitas desa memunculkan inovasi bagi pemberdayaan masyarakat, yang pada ujungnya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Yang diperlukan penanganan dari hulu sampai hilir kalau bicara tentang ekonomi kerakyatan terutama di masyarakat pedesaan,” tegasnya. Tetapi ia masih menyoroti bidang pendidikan. Salah satunya dalam hal program wajib belajar sembilan tahun. Menurutnya, pendidikan di Jember masih kedodoran. “ Tidak sinergi antara pusat dan daerah. Pusat memerintahkan gratis karena memang ada bantuan, tetapi di daerah masih timbul biaya-biaya,’ katanya. Selain itu juga diperlukannya pembinaan untuk kualitas guru. Menurut politisi PDI-Perjuangan itu, kualitas guru tidak bisa asal-asalan. Apalagi kini ada kompentensi guru. Kompetensi itu pun juga tidak boleh asal-asalan. Untuk kesehatan, sejauh ini berjalan secara normatif. Sedangkan di bidang insfrastuktur, Lukman malah menyebut masih kurang maksimal. “Di bidang insfrastruktur harus ditingkatkan,” imbuhnya. Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
53
Keberhasilan Jadi Pemicu Memperbaiki Kekurangan Hal lain yang harus jadi perhatian adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) dikelembagaan desa. Mengingat tahun depan ada penerapan UU Desa dan adanya pengucuran lebih banyak lagi dana ke desa di Indonesia. Beruntung desa-desa di Jember sudah terbiasa dengan Alokasi Dana Desa (ADD). Perangkat desa sudah terbiasa mengelola dana terbilang banyak
dalam beberapa tahun terakhir. ADD dari APBD Jember untuk setiap desa sebesar Rp 500 juta. “Dengan pengalaman itu, saya yakin SDM di kelembagaan desa bisa mengelola itu. Namun tentu saja SDM-nya tetap harus ditingkatkan,” pungkasnya. Thoif menggarisbawahi peningkatan pembangunan untuk tahun depan ada di bidang insfrastruktur dan SDM kelembagaan desa.
Ketua DPRD Jember M. Thoif Zamroni
Pemerataan Pembangunan Berharap tahun mendatang ada pemerataan pembangunan untuk semua wilayah, tidak hanya terpusat di perkotaan. Untuk pertanian Deny melihat masih perlunya pembangunan irigasi pertanian. Hal itu diperlukan agar petani tidak rebutan air atau sampai kekeringan saat musim kemarau. terutama petani yang berada di daerah bawah aliran irigasi.
Deny juga melihat perlunya penguatan lebih kelembagaan desa dan perangkat desanya. “Lembaga desa harus diperkuat lagi, terutama SDM-nya,” tegas anggota Komisi C DPRD Jember itu. Bagaimana hal-hal itu bisa tercapai, Deny menyarankan agar pemimpin lebih fokus dan sering-sering melihat persoalan langsung ke masyarakat kecil.
Anggota DPRD Jember (PKB) Deny Prasetya
Pertanian Berhasil Target-target pertanian, terutama gabah terbilang berhasil. Hal ini menjadikan Jember masih sebagai lumbung beras di Indonesia. Ke depan, masih diperlukan peningkatan pertanian terutama dari sisi kualitas hasil pertanian. Ekonomi kerakyatan yang mulai merangkak naik. Sejumlah warga bangkit dengan bentukbentuk ekonomi kerakyatan mereka. Beberapa komunitas desa memunculkan inovasi ba54
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
gi pemberdayaan masyarakat, yang pada ujungnya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Yang diperlukan penanganan dari hulu sampai hilir kalau bicara tentang ekonomi kerakyatan terutama di masyarakat pedesaan,” katanya. Tetapi ia masih menyoroti bidang pendidikan. Salah satunya dalam hal program wajib belajar sembilan tahun. Menurutnya, pendidikan di Jember masih kedodoran. “Tidak sinergi antara pusat dan daerah. Pusat memerintahkan gratis karena memang ada bantuan, tetapi di daerah masih timbul biaya-biaya,’ katanya. Anggota DPRD Jember (PDI-P), Lukman Winarno
HOTEL ASTON Jl. Sentot Prawirodirjo 88 Jember Telp. (0331) - 423 888 Rp. 438.000 - Rp. 818.000 (promo)
HOTEL PANORAMA Jl. KH. Agus Salim No. 28 Jember Telp. (0331) - 333666 Rp. 375.000 - 1.500.000
HOTEL BANDUNG PERMAI Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember Telp. (0331) 484528 - 484530 Rp. 250.000 - Rp. 500.000
HOTEL SAFARI Jl. KH. A. Dahlan No. 33 Jember Telp. (0331) - 481882 - 481883 Rp. 190.000 - Rp. 450.000
HOTEL BINTANG MULIA Jl. Nusantara No. 18 Jember Telp. (0331) - 429999 Rp. 375.000 - Rp. 600.000
SEVEN DREAM RESIDENCE Jl. Riau Jember Telp. (0331) - 339199 Rp. 220.000 - Rp. 275.000
HOTEL SULAWESI Jl. Letjen Suprapto No.44 Jember Telp. (0331) - 333555 Rp. 250.000 - Rp. 500.000
HOTEL AROWANA Jl. Arowana 71 Jember Telp. ( 0331) - 411412 - 428028 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL ROYAL JEMBER Jl. Karimata No. 50 Jember Telp. (0331) - 326677 Rp. 390.000 - Rp. 950.000
HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro 43 Jember Telp. (0331) - 482 555 Rp. 358.000- Rp. 850.000
HOTEL MERDEKA Jl. Sultan Agung No. 136 Jember Telp. (0331) - 487625 Rp. 130.000 – Rp. 350.000
HOTEL CENDRAWASIH Jl. Cendrawasih Jember Telp. (0331) - 412222 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL LESTARI Jl. Gajah Mada No. 233 Jember Telp. (0331) - 487.000 Rp. 165.000 - Rp. 300.000
HOTEL KEBON AGUNG Jl. Arowana No. 59 Jember Telp. (0331) - 487833 Rp. 50.000 - Rp. 150.000
FLAMBOYAN Jl. Teuku Umar No. 78 Jember Telp. ( 0331) 326252 Rp. 100.000 - Rp. 400.000
HOTEL BERINGIN INDAH Jl. Raya Ajung - Jember Telp. ( 0331) - 757666 - 757432 Rp. 300.000
HOTEL REMBANGAN Kemuning Lor, Arjasa - Jember Telp. (0331) - 420 273 / 420 383 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL IBIZZ Jl. Kalimantan 4 Jember Telp. ( 0331) - 322000 Rp. 250.000 - Rp. 400.000
HOTEL CEMPAKA Jl. Cempaka No. 50 Gebang Jember Telp. ( 0331) - 424479 - 425479 Rp. 320.000 - Rp. 600.000
HOTEL MUTIARA GARDEN Jl. Brigjen Katamso No. 9 Jember Telp. ( 0331) - 330 999 Rp. 300.000
PIONERINDO GAURMENT RESTAURAN NEW SARI UTAMA INTERNATIONAL Jl. Hayam Wuruk 117 Jember Jl. Gajah Mada 71 Jember Jl. Gajah Mada 27 Jember PT. FAST FOOD INDONESIA RESTAURAN LEGIAN Jl. Gajah Mada 96 Jember Jl. Gajah Mada Jember RM. BU LANNY RESTAURAN TAMAN SALERO Jl. Slamet Riyadi 84-A Jember Jl. Sultan Agung No 1 Jember RM. LUMINTU Jl. Wijaya Kusuma No.60 Jember Jl. Kertanegara 33, Jember RESTAURAN TAMAN MANGLI INDAH RM. BU DARUM Jl. Hayam Wuruk 183 Jember Jl. Gajah Mada 23 Jember Restauran Lestari RM. RINI AMBULU Jl. Kartini 16 Jember Jl. Mojopahit BI / J / 6Jember RESTAURAN XING TRISNO RM. RUPINI AYAM PEDAS Jl. Hayam Wuruk 41 Jember Gumukmas Jember RESTAURAN HOTEL ISTANA RM. SUMBER NIKMAT Jl. Diponegoro Jember Jl. H. Agus Salim 23 Jember RESTAURAN WANDE ECHO RM. SARI JAYA Jl. Semeru 86 A Ajung – Jember Jl. Sulatan Agung 24 Jember RESTAURAN TIRTA ASRI RM. GALAVITA Jl. Dharmawangsa No.1 Jl. Trunojoyo 115 Jember Rambipuji Jember RM. SRIKANDI RESTAURAN HAWAII Jl. S. Parman 225 Jember Jl. Hayam Wuruk 56 Jember RM. BISMILLAH RESTAURAN PALM GARDEN Jl. Dharmawangsa 99 Jember Jl. Lj. S. Parman 50-A Jember
DEPOT JAWA TIMUR Jl. Gatot Subroto 10 Jember DEPOT ANANDA AYAM GORENG Jl. Gajah Mada 213 Jember DEPOT SOTO H. SUKRI Jl. Kalimantan Jember DEPOT CANTIK Arjasa Jember DEPOT EMPAT MATA Jl. Panjaitan Jember WONG SOLO AYAM BAKAR Jl. Karimata 7 Jember BEBEK GORENG H. SLAMET Jl. Karimata 64 Jember SATE PAK TOHA Jl. Brawijaya Mangli Jember SATE CAK RI Jl. Pattimura Jember SATE SIMPANG TIGA Jl. Otto Iskandardinata 2 Jember WARUNG TERA Jl. Hayam Wuruk Jember CAMPUS RESTO Jl. Jawa Jember
CAFE & REST AREA GUMITIR Jl. Raya Jember - Banyuwangi RADIO CAFE Jl. Kartini Jember CAFE PRING Jl. Mastrip Jember CAFE SHAFF Jl. Sultan Agung 21 Jember PIZZA HUT Jl. PB. Sudirman Jember KFC Jl. Gajah Mada Jember TOSOTO Jl. Slamet Riyadi 11 Jember QUICK CHIKEN Jl. Jawa Jember ROCKET CHIKEN Jl. Karimata/Mastrip Jember LESEHAN ALUN-ALUN Jl. PB. Sudirman Jember PUJASERA JEMBER Jl. Hayam Wuruk Jember Jl. Panjaitan Jember Jl. PB. Sudirman Jember
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014
55
56
Jember Kita I Edisi Akhir Tahun I 2014