FAJAR BALI EDISI 14 JANUARI 2020

Page 7

FAJA R BALI SELASA, 14 JANUARI 2020 l Tahun XX

PENDIDIKAN

7

Viral, Korban Kesetrum Atap Baja Ringan

PGRI, Wadah Perjuangan Guru

Akademisi Unwar Angkat Bicara

Saputra Irit Bicara, Suarta Legowo

Dosen Fakultas Teknik Universitas Warmadewa, Ir. Ketut Diasa Subagiarta, MT.

DENPASAR-Fajar Bali Sejumlah video viral menunjukkan betapa berbahayanya struktur bangunan yang menggunakan baja, bila instansi listrik tidak dikelola dengan baik. Dosen Fakultas Teknik Universitas Warmadewa, Ir. Ketut Diasa Subagiarta, MT., mengatakan dari segi keamanan struktur bangunan baja dan kayu sama saja. Namun untuk struktur bangunan baja diakui miliki resiko besar bila instansi listrik tidak dipasang dengan baik. “Yang memasang instalasi listrik tidak boleh bocor sambungan listriknya. Kalau sampai sambungan terbuka dan menempel pada bajanya pasti akan teraliri listrik dan sangat beresiko bagi orang yang berada di bangunkan tersebut,” terang Diasa, Senin (13/1) di kampus Unwar Denpasar. Tapi dari segi keamanan dikatakan tidak jadi masalah dan tidak harus kembali ke struktur kayu. “Cuman kita himbau untuk yang menggunakan struktur baja harus save, kalau di baja jangan sampai sambungan kabel listriknya terbuka atau sampai nempel di baja,” tandasnya. Kalau mengenai angin dan sebagainya, dalam mendesain

struktur harus sudah dihitung beban anginnya. “Beban angin sudah harus diperhitungkan. Beban gempa juga harus diperhitungkan, tidak boleh tidak sehingga dia aman dari angin dan gempa,” ucapnya. Dikatakan dalam membuat struktur bangunan baik baja maupun kayu, keduanya harus dirancang aman. Jadi struk dari baja dan kayu harus dihitung bebannya baik beban orang, beban hujan, angin dan gempa. “Tapi biasanya kalau bangunannya besar digunakan struktur baja, karena dengan kayu tidak bisa,” terangnya. Dari segi ekonomis dikatakan bila bentangnya besar, struktur baja akan lebih ekonomis. Sedangkan kalau bentangnya kecil, struktur kayu bisa lebih murah. “Tapi harus dicek betul dari segi ekonomisnya,” tukasnya. Sementara dari segi tren, struktur baja khususnya baja ringan lebih diminati. Karena waktu pengerjaannya lebih cepat dibandingkan struktur kayu. “Baja sudah siap pakai tinggal dipotong-potong kemudian dirakit, sedangkan kayu harus mempersiapkan dulu sehingga proses pengerjaan memakan waktu lebih lama,” pungkas Diasa.W-009

DENPASAR-Fajar Bali Ketua PGRI Bali I Komang Arta Saputra, tampak irit bicara menyoal program prioritas yang bakal ia lakukan setelah resmi menahkodai PGRI Bali, Sabtu (11/1) lalu. Ditemui di Ruang Kepala SMA PGRI 2 Denpasar, Senin (13/1), kemarin, Suparta beralasan masih menunggu hasil rapat lanjutan. “Ini (PGRI) organisasi yang kolektif-kolegial, akan ada rapat pengurus. Saya tidak mau mendahului mengeluarkan pernyataan,” kata Saputra. Rapat pengurus PGRI hasil Konferensi Provinsi 2020, rencananya digelar sebelum 20 Januari 2020. Setelah didesak awak media, pria yang mengawali karir gurunya di Sulawesi ini mulai sedikit terbuka. Yang jelas, kata dia, PGRI adalah wadah untuk memperjuangkan hak-hak para pendidik. Dari sisi penguatan organisasi, ia ingin jemput bola mendata seluruh guru di Pulau Dewata agar aktif di organisasi profesi, khsusunya PGRI. “Contoh di Kota Denpasar saja ada 8000 guru, tapi yang masuk anggota PGRI baru 50 persennya. Ini yang rencananya kami fokuskan, termasuk di seluruh cabang (kabupaten),” tambahnya. Target berikutnya adalah membentuk dewan pembina PGRI, dewan kehormatan guru dan lembaga konsultasi dengan tujuan mempersolid tubuh organisasi. Ia juga bakal memfungsikan seluruh struktur organisasi, terutama memberi kesempatan biro-biro menyusun program kerja agar tidak terkesan organisasi obesitas atau sekedar ‘numpang nama’. Terkait gedung sekretariat, ia mengungkapkan renaca menggunakan salah satu gedung di SMP PGRI 2 Denpasar yang dikepalai Gede Wenten Aryasudha. “Kebetulan juga Pak Wenten ini Sekertaris PGRI Bali. Tempatnya juga

I Made Suarta

representatif, mudah dijangkau dari wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita),” beber dia. Pasca-menggelar rapat pengurus, masih menurut Saputra, pihaknya berencana menghadap (audiensi) dengan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Bali Boy Jayawibawa, selanjutnya menghadap Gubernur Bali Wayan Koster selaku penguasa daerah. Saat audiensi, PGRI Bali renacannya membahas persoalan manajenen guru, di antaranya, menyangkut pemenuhan kompetensi guru, penguatan kualitas guru, dan mendukung kenaikan pangkat bagi guru PNS. Perhatian pemerintah terhadap guru kontrak juga tak luput dari rencana yang ia sampaikan. “Kalau untuk sekolah swasta, kami lihat dulu yayasannya selaku badan

penyelenggara. Jika yayasannya sudah kuat, kami dorong meningkatkan kesejahteraan guru, entah itu menaikkan tunjangan hari raya, atau skema lain,” kata Saputra memungkasi. Te r p i s a h , Re k t o r I K I P PGRI Bali yang menjadi lawan ‘head to head’ bagi Arta Saputra, I Made Suarta mengatakan, menang ataupun kalah adalah hal yang biasa dalam sebuah kontestasi. Menang jadi arang, sedangkan jika kalah jadi abu. Suarta sendiri saat ini menjabat Wakil Ketua PGRI Bali. Ia mengaku menerima atau legowo belum terpilihnya dirinya sebagai ketua dalam Konferensi Provinsi (Konprov) PGRI Bali belum lama ini. Menurutnya, dalam pemilihan tahun 2020 ini banyak hal tentang tata cara pemilihan yang seharusnya diperbaiki, sehingga para pemegang su-

Komang Arta Saputra

ara tidak kebingungan untuk menentukkan pilihannya. “Saya harap, pemilihan ke depan lebih baik dari tahun ini,” harapnya saat dihubungi melalui sambungan telpon, Senin (13/1). Salah satu yang perlu diperbaiki dan harus diadakan, kata dia, yakni memberikan kesempatan kepada para kandidat untuk menyampaikan visi dan misinya dihadapan pemegang suara. “Para calon memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana arah program kerja jika terpilih nantinya, sehingga pemilih tidak membeli kucing dalam karung,” ujar Rektor Suarta yang terpilih aklamasi dan telah dilantik menjadi Wakil Ketua I PGRI Bali periode 20192020. Sementara saat dikonfirmasi bahwa penyampain visi misi tidak tercantum dalam AD ART? Menurutnya, inilah

yang harus diperbaiki untuk kedepannya. Penyampaian visi misi pada zaman terbuka ini merupakan hal yg tak terpisahkan dan merupakan tuntutan di era transparansi ini. Maju mundurnya suatu organisasi sangat tergantuang pada pemimpinnya. Kualitas calon pemimpin/kandidat bisa dilihat dari visi misinya ke depan. Tdk ada salahnya kita berbuat kalau tujuannya baik. Tdk ada salahnya berinovasi demi kemajuan organisasi. “Seorang ketua itu bukanlah sekedar formalitas semata, akan tetapi mampu membawa organisasi ini ke arah lebih baik, khususnya dalam memperjuangkan kesejahteraan, perlindungan hukum, dan peningkatakan kompetensi guru. Untuk itu, perlu adanya penyampaian visi misi,” tegas dia. W-009

Anggota Gutawa Diharapkan Tetap Produktif HUT ke-8 Dirangkai Launching Buku ‘Sang Motivator’

Perguruan Tinggi di Inggris Buka Kelas Bahasa Indonesia SEJUMLAH universitas di Inggris telah membuka kelas Bahasa Indonesia dan di antaranya ada yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof. E. Aminudin Aziz. Prof. E. Aminudin Aziz pada Kamis mengatakan bahwa Bahasa Indonesia menjadi bagian kurikulum di School of Oriental and African (SOAS) University of London. Kelas Bahasa Indonesia di universitas itu lebih terarah dengan adanya guru khusus dari Indonesia. Sementara University of Nottingham, ia mengatakan, telah menyediakan kursus Bahasa Indonesia reguler gratis bagi mahasiswa dan masyarakat dan mulai September 2020 akan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan. Kelas Bahasa Indonesia, menurut Prof. E. Aminudin Aziz, juga ada di University of York, Cranfield University, University College Dublin, University of Glasgow, dan Cardiff University. “Hanya saja ada sedikit perbedaan untuk kelompok belajar, dimana guru yang diberdayakan adalah para mahasiswa Indonesia,” katanya. Menurut dia, pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Inggris serta punya minat dan kompetensi diberdayakan untuk

mengajarkan Bahasa Indonesia dalam kelompok-kelompok belajar di universitas.

Pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di Inggris, menurut dia, diselenggarakan bermitra dengan Pusat Pengembangan Strategis dan Diplomasi Bahasa, Badan Bahasa, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kami telah merekrut lima guru Bahasa Indonesia baru untuk ditempatkan di berbagai sekolah dan universitas di Inggris,” kata Prof. E. Aminudin Aziz. Guru-guru Bahasa Indonesia yang baru direkrut akan bergabung dengan para guru serta mahasiswa pascasarjana dari Indonesia di universitas-universitas di Inggris dan Irlandia seperti di Dublin, Glasgow, York, Cranfield, Nottingham, Bristol, dan London. Prof. E. Aminudin Aziz juga mengatakan bahwa peserta kelas Bahasa Indonesia cenderung meningkat. “Kami telah mencatat peningkatan jumlah peserta di semua tempat dan saya percaya bahwa jumlahnya akan lebih banyak tahun depan,” katanya. Peningkatan jumlah peserta Kelas Bahasa Indonesia, menurut dia, terjadi setelah upaya pengenalan Bahasa Indonesia melalui berbagai acara, pendekatan ke universitas, dan uji coba kelas informal Bahasa Indonesia. @ant

HUT-Paguyuban Mantan Pegawai Waskita Karya (Gutawa) wilayah Bali Nusra melaksanakan acara sambung rasa dirangkaikan dengan peluncuran buku ‘Sang Motivator’, pada HUT Gutawa ke-8 di Denpasar, Minggu (12/1).

DENPASAR-Fajar Bali Para pensiunan pegawai PT.Waskita Karya atau yang dikenal Paguyuban Mantan Pegawai Waskita Karya (Gutawa) wilayah Bali Nusra melaksanakan acara sambung rasa dirangkaikan dengan peluncuran buku ‘Sang Motivator’, pada HUT Gutawa ke-8 di Denpasar, Minggu (12/1). Ketua Gutawa Bali Nusra, Made Sudjana mengatakan Gutawa berada di seluruh Indonesia ditempat pegawai Waskita Karya pensiun. Setiap dua bulan sekali Gutawa mengatakan pertemuan rutin. “Selain itu ada kegiatan sosial, berupa pemberian santunan bagi Anggota yang sedang berduka,” kata Sudjana. Dia merinci untuk anggota yang meninggal dunia

diberi santunan Rp 4,5 juta per orang. Selanjutnya, uang opname setahun maksimal 3 kali diberikan masing-masing Rp 1,7 juta. Yang menarik, juga ada program bedah rumah. Selain itu, program rutin yang dilaksanakan adalah mengundang para ahli untuk memberi ceramah, misalnya seorang gerontologi (ahli lansia). Dengan mendapat penjelasan dari gerontologi, maka para lansia diharapkan semakin semangat mengarungi kehidupan sehingga tidak sampai putus asa. “Lansia itu ibarat sunset yang terlihat indah,” ujarnya seraya mengatakan Gutawa mengikuti anjuran Presiden Jokowi untuk mempererat persatuan dalam NKRI, sehingga melaksanakan kegiatan sambung rasa. Diakhir acara juga ada sharing

pengalaman bagi anggota yang telah sukses di masa pensiun sehingga bisa diikuti oleh anggota-anggota lainnya. Selain itu, pada kesempatan yang sama juga dilaunching buku yang berjudul ‘Sang Motivator’ karya Made Sudjana. Ia mengatakan selama dua tahun rutin setiap hari mengirimkan gambar yang berisi kata-kata mutiara kepada teman-temannya. Kata-kata mutiara itu merupakan quote dari tokoh-tokoh terkenal dunia. Quote itu kemudian dimasukkan ke dalam buku itu kemudian diberikan komentar selaku yang dianggap motivator kemudian dibagikan setiap malam ke 200 orang selama dua tahun non stop. Sehingga dari kata-kata mutiara selama 2 tahun telah

manghasilkan sebanyak 800 kata-kata mutiara. “Akhirnya saya memiliki prinsip untuk disusun menjadi sebuah buku. Baru kemudian buku ini selesai seminggu lalu, kemudian dicetak,” jelas Sudjana. Sebelumnya ia juga pernah membuat buku yang berjudul ‘Rekam Jejak Sang Motivator’. Dalam buku pertamanya itu, ia menuliskan mengenai reading comedy atau sesuatu yang dianggap lucu dimasukkan sebagai hiburan, selama bekerja 35 tahun di Waskita Karya. Dalam buku sang motivator juga menceritakan beberapa pengalamannya, seperti ketika ditugaskan ke tempat-tempat terpencil yang mana tujuannya untuk memotivasi agar tidak perlu takut jika ingin bekerja di tempat terpencil.

Buku ini menggunakan dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris supaya orang asing yang membacanya mengerti juga apa yang ditulis dalam buku ini. Bahkan dalam buku keduanya ini ada sekitar 30 orang asing yang ikut mengomentari isi bukunya. Buku sang motivator ditulis tujuannya untuk memotivasi seluruh eks pegawai Waskita Karya agar tetap bekerja keras walaupun sudah pensiun, serta tetap memiliki semangat kerja optimal, dan jangan berhenti berkarya. “Seperti naik sepeda tanpa mengayuh terus menerus, maka sepeda itu akan jatuh. Artinya kita didunia ini jika tanpa kegiatan, bisa kehilangan semangat hidup,” tuturnya. W-009 Layoter: Zora


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.