1 minute read
Pengawas Pemilu Sebaiknya Mahir Menulis
Guna meningkatkan kapasitas SDM pimpinan dan staf Bawaslu Kabupaten Magelang, Bawaslu Kabupaten Magelang melaksanakan pelatihan menulis berita. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian menulis keluarga besar Bawaslu Kabupaten Magelang.
Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang M Habib Shaleh mengatakan kecakapan tulis menulis merupakan soft skill yang sangat penting dalam menunjang kerja-kerja pengawasan Bawaslu Kabupaten Magelang. Untuk itu, pimpinan dan staf Bawaslu wajib memiliki kecapakan menulis, baik itu menulis laporan maupun pemberitaan. Demikian juga pengawas pemilu di tingkat kecamatan dan desa sebaiknya juga cakap menulis.
Advertisement
Habib menjelaskan bahwa untuk bisa menulis dengan maksimal maka seorang penulis harus menguasai materi dan menulis dengan sepenuh hati. Selain itu, pikiran harus jernih dan suasana hati selalu positif.
Ia menegaskan bahwa menulis sebaiknya dilakukan sesuai kesadaran sendiri tanpa harus dilakukan tanpa perintah pimpinan. “Kemampuan staf dalam mengolah data dan informasi untuk masyarakat sangat diperlukan, hal ini sejalan eksistensi Bawaslu yang sudah menyandang predikat lembaga yang informatif,” kata Habib saat membuka pelatihan jurnalistik.
Menurut Habib pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi pimpinan dan staf Bawaslu di bidang jurnalistik. Diharapkan pimpinan dan staf tidak hanya mahir menuliskan berita namun juga membuat laporan dan membuat konten video. Soft skill ini diharapkan akan mendongkrak kinerja kehumasan dan meningkatkan citra lembaga Bawaslu.
Disebutkan pelatihan ini juga bertujuan agar eksistensi lembaga terinformatif tersebut dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan, dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam menulis berita sesuai kaidah jurnalistik, serta pelatihan ini juga harus menjadi panduan agar mengikuti aturan sesuai kaidah penulisan jurnalistik yang baik dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
“Kita bersama - sama membangun dan mengawasi seluruh website dan media sosial agar dapat menjadi ruang publik yang dapat menyediakan informasi yang digunakan oleh masyarskat luas,” imbuhnya.
Narasumber pelatihan jurnalistik Nina Atmasari dari Harian Jogja memaparkan tenik penulisan berita yang baik dan benar. Nina mengatakan suatu berita harus memenuhi kriteria kelayakan seperti memiliki unsur cepat (aktual), nyata (faktual), penting, dan menarik.
Menurut Nina berita yang baik harus terstruktur yaitu terdiri dari judul berita, waktu berita (dateline), dan teras berita (lead). Berita langsung disusun mengikuti konsep piramida terbalik (tunggal atau bertumpuk).
Nina menjelaskan sebuah tulisan haruslah dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdiri dari 5 komponen peristiwa. Yaitu informasi/tulisan yang dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana peristiwa terjadi atau sering disebut (5W+1H).
“Menulis itu tidak ada teori yang pasti, seperti naik sepeda, semakin berlatih maka kita akan semakin mahir. Menulis tidak hanya terlahir karena bakat, namun bisa juga dikembangkan dengan berlatih, menambah banyak referensi pengetahuan dengan salah satunya membaca,” jelasnya. (desiana)