3 minute read
Perekonomian Global 2023 Gelap Gulita, Bagaimana dengan Indonesia?
Memasuki penghujung tahun, sejumlah negara dikhawatirkan dengan ancaman resesi yang diprediksi menyerang dunia pada 2023. Lembaga
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sampai Bank
Advertisement
Dunia mengumumkan perekonomian global akan menghadapi krisis. IMF mengungkapkan selain krisis keuangan global, pertumbuhan ekonomi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001. Badai krisis ekonomi ini rupanya dipengaruhi karena adanya perang antara Rusia dengan Ukraina. Akibatnya harga minyak global melonjak dan sejumlah perusahaan asing keluar dari Rusia, sehingga pemerintah Rusia menghadapi kekhawatiran gagal bayar utang negara. Bahkan untuk menghadapi resesi mendatang sebanyak 28 negara diberitakan telah mengajukan bantuan kepada IMF. Oleh karena itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sri Mulyani juga beberapa kali memperingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak mengabaikan kemungkinan terdampak resesi global. Ancaman resesi global 2023 pada akhirnya menjadi kecemasan dunia yang tak bisa diabaikan. Lantas apa yang melatarbelakangi terjadinya resesi 2023 dan bagaimana potensi Indonesia terdampak? Berikut wawancara jurnalis PK Identitas Unhas Yaslinda Utari Kasim bersama Pakar Ekonomi, Prof Dr Marzuki DEA, Kamis (10/11).
Seberapa besar pengaruh perang RusiaUkraina terhadap resesi?
Secara kumulatif, ancaman resesi 2023 disebut dengan konsep Perfect Storm (Badai yang terjadi sekaligus). Perfect storm ini diakibatkan oleh faktor 5C yaitu Covid-19, conflict Ukraina-Rusia, climate change atau perubahan iklim, commodity price yang melonjak, dan cost of living yang meningkat akibat inflasi. Krisis ini merupakan suatu keadaan yang berantai, hingga pada akhirnya terjadi krisis suplai minyak, pupuk, dan tentu merambat ke krisis barang-barang antar negara.
Kondisi itu sebenarnya memang tidak diduga karena perang yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina berkepanjangan. Terlebih lagi, Ukraina adalah salah satu negara penghasil pupuk terbesar di dunia, sedangkan Rusia pengekspor energi. Akibat perang ini kedua negara menjadi tarik ulur. Masing-masing tidak mau melakukan eksporimpor. Akhirnya, persoalan ini merambat pula ke sektor-sektor keuangan.
Masalah keuangan ini tergambar pada arus modal keluar masuk di negara-negara yang terlibat, salah satunya Amerika. Dengan naiknya harga komoditas energi yang harus diimpor Amerika membuat harga di Eropa melonjak naik sehingga terjadi inflasi. Apabila inflasi naik, bisa dibayangkan seluruh harga komoditas yang diperjualbelikan di Amerika dan Eropa naik. Itulah faktor C berikutnya yang terjadi, kumulatif dari harga komoditas barang pokok menjadi meningkat.
Apakah seluruh negara akan mengalami resesi 2023 dan apa dampak yang akan dialami?
Resesi 2023 tampaknya bukan persoalan yang akan dialami oleh semua negara. Negara yang akan mengalami resesi yaitu negaranegara maju. Ketika negara bagian timur dan barat tidak lagi saling ekspor energi dan hasil pertanian, maka beberapa negara akan mengalami kesulitan, sehingga berdampak pada kesulitan pangan. Sedangkan krisis yang paling terasa ujungnya dikala manusia sudah mulai kesulitan makan. Itulah yang disebut dengan krisis pangan.
Oleh karena itu, pemerintah merasa khawatir krisis pangan ini mengancam terutama di negara yang tidak memiliki hasil pertanian dan hanya mengimpor dari negara lain. Misalnya, negara di Eropa yang sudah terlalu industrialis, sehingga banyak produk pertanian yang diimpor. Kemudian negara berbasis pertanian seharusnya tidak mengalami krisis pangan, jika seandainya sektor pertanian sudah ditangani dengan penggunaan industri pertanian secara luas. Sayangnya, banyak negara dengan basis pertanian belum mengoptimalkan proses industrialisasi pertaniannya seperti Indonesia.
Bagaimana potensi resesi global 2023 terhadap Indonesia?
Kemungkinan Indonesia terdampak resesi, tapi sebenarnya dapat dikatakan relatif terbatas. Saat ini persoalan tersebut dialami oleh negara maju. Misalnya pada sektor perdagangan, sektor keuangan, dan sektor impor barang kebutuhan industri. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia juga termasuk negara yang hampir semua komoditasnya dijual ke negara maju, utamanya produk hasil tambang dan industri olahan, serta produk pertanian.
Maka dari itu krisis yang dialami negara lain sebenarnya menjadi peluang keuntungan bagi Indonesia, terutama pada sektor pangan. Sehingga apabila negara mengalami resesi yang berujung pada krisis pangan, Indonesia sebenarnya dapat menjadi negara yang bisa memenuhi kebutuhan pangan negara-negara yang mengalami krisis. Tapi sayang hal tersebut belum bisa dimanfaatkan.
Sektor apa saja di Indonesia yang akan terdampak resesi?
Terdapat 17 sektor di Indonesia mulai dari pertanian yang merupakan sektor basis Indonesia, pertambangan, industri pengolahan, perdagangan barang dan jasa, telekomunikasi, dan sektor lainnya. Sekarang ini, kalau melihat pekerja dari masing-masing sektor itu, pertanian adalah sektor dengan pekerja paling banyak. Industri pengolahan secara struktur besar tapi pekerjanya sedikit.
Olehnya sektor yang akan mengalami dampak resesi 2023 adalah sektor administrasi pemerintahan dan sektor konstruksi karena di masa resesi, permintaan untuk membangun rumah akan menurun. Krisis ini hanya masuk ke dalam sektor-sektor ekonomi tertentu, tidak ke semua sektor. Jika resesi ini berlangsung lama misalnya sampai satu tahun, maka akan menular ke sektor lain.
Apa yang sebaiknya pemerintah lakukan untuk menghadapi resesi 2023?
Puncak resesi yakni pada saat terjadinya krisi pangan. Oleh karena itu, Indonesia harus memulai jadikan krisis ini menjadi awal perbaikan strategi kebijakan pembangunan ke depan. Negara harus mulai melihat potensi basis ekonominya di mana. Seluruh sektor mesti diarahkan membangun sektor basis yaitu pertanian. Hanya memang para pelaku ekonomi terutama otoritas kebijakan, fiskal, moneter, keuangan dan sektoral termasuk masyarakat harus berhati-hati. Masyarakat kita perlu waspada dan selalu bersiap diri untuk menghadapi kemungkinan krisis global 2023 secara bijak dan rasional.