2 minute read

KUATKAN STRATEGI KORPORASI, AKANKAH KAMPUS LEBIH MANDIRI?

Lima tahun sudah Unhas menyandang status Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN BH). Bersama status itu, Unhas diberi hak otonom untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Akibatnya, dana subsidi dari pemerintah menjadi berkurang.

Demi meningkatkan pendapatan, Unhas memaksimalkan pemanfaatan aset komersial yang dimilikinya. Direktur Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset Unhas, Dr Ir Syahriadi K MSi pada Senin (03/10) mengungkapkan, anggaran belanja yang harus dikeluarkan Unhas sebesar 1,6 triliun rupiah setiap tahunnya.

Advertisement

Sedangkan, dana dari pemanfaatan aset yang dikomersilkan Unhas hanya memberikan pendapatan 16 miliar rupiah dari data tabungan 2021. Jumlah ini masih terlalu kecil apabila dibandingkan dengan total belanja Unhas.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof Adi Maulana menjelaskan, ketika perguruan tinggi tidak lagi diberi dana subsidi dari pemerintah, UKT jenjang S1 bisa saja mencapai 20 juta rupiah. “Maka jalan keluarnya dengan mencari sumber dana lain dengan mengelola perusahaan,” tuturnya Jumat (14/10).

Kini, Unhas mulai mengembangkan badan usaha yang dibentuk pertengahan 2022. Bisnis yang dikembangkan Unhas sebagai PTN BH adalah bisnis berbadan hukum atau badan usaha.

Bentuk usaha Unhas dibagi menjadi tiga. Asset base atau unit usaha berbasis pada aset Unhas seperti kolam renang, hotel, dan rumah sakit. Kedua, innovation base yaitu usaha yang berfokus pada inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika Unhas. Kemudian yang terakhir adalah service base yaitu unit usaha yang menawarkan jasa tenaga pendidik Unhas seperti konsultan.

Pada Mei lalu, telah diresmikan Holding Company (induk perusahaan) yang 100 persen adalah milik Unhas. Holding Company tersebut diberi nama PT Hadin Metavisi Akademika (PT HMA).

Syahriadi menyebutkan, anak usaha yang didirikan, yaitu PT Hadin Agrivisi Internusa (PT HAI) yang bergerak di bidang pertanian dan PT Hadin COT Nusantara yang bergerak di bidang keteknikan. Sementara yang akan dibentuk, PT Hadin IT Solution (PT HITS) yang bergerak di bidang IT.

“Jadi mekanismenya, perusahaan ini mengelola aset komersil Unhas dengan hak pengelolaan usaha yang diberikan

Unhas pada Holding Company, kemudian mendistribusikan pekerjaan dan tanggung jawab ini ke anak perusahaan yang sesuai,” jelas Syahriadi.

Aset komersil Unhas yang belum diakuisisi menjadi anak perusahaan, masih dikelola langsung oleh Holding Company atau PT HMA, seperti Unhas Hotel and Convention Center, Hadin Tour and Travel, dan beberapa bidang usaha lainnya.

Adapun bidang usaha yang akan beroperasi masih dinilai studi kelayakannya, seperti Hadin usaha tahun ini sebesar 20 Miliar.

“Target Pak Rektor itu pada 2026 penghasilan akumulatif 160 miliar sebagai pemasukan Unhas,” ucap Fauzi, Rabu (5/10).

Untuk memenuhi target tersebut, seluruh anak perusahaan dan unitnya memaksimalkan pengelolaan aset komersil. Misalnya, PT HAI memaksimalkan beberapa aset komersil Unhas mulai dari bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.

Direktur PT HAI, Arizal Hatam SPt MSi menyebutkan, bidang usaha PT HAI mencakup bisnis pembibitan jagung, padi, pengelolaan tambak, serta produk olahan coklat. Unit usaha yang paling eksis dikelola adalah breeding sapi bali di Kabupaten Barru dan Enrekang. Pasalnya, kelahiran sapi PT HAI telah mencapai angka 50 persen dengan omset mencapai 400 juta rupiah

“Berarti jika kita punya induk 400 ekor, maka yang tumbuh itu 200 ekor. Dari 200 ekor ini 40 persen atau sekitar 80 ekor akan diinvestasikan menjadi aset biologis,” jelasnya, Selasa (11/10).

Lantas, apakah strategi bisnis ini bisa menjadi jalan terbaik untuk Unhas?

Menurut Pakar Ekonomi, Dr Marzuki DEA, susunan usaha aset yang dimiliki Unhas dapat dikembangkan menjadi unit bisnis yang memberi manfaat publik dan bernilai ekonomis.

Namun terlepas dari itu, ia menilai pengembangan perusahaan ini memang perlu bertahap sesuai kebutuhan pasar yang diperkirakan potensial permintaannya.

“Dengan demikian, strategi bisnis yang diterapkan harus dalam paradigma demand create it’s own supply (penawaran akan selalu menciptakan permintaan),” ujarnya.

Konveksi, Hadin Transformasi Bisnis, Hadin Bumi Daya, Hadin Farma, Hadin Energi Semesta, Hadin Otomotif, Hadin Infinity, dan Hadin Meta Organize, serta Parkir, Katering, dan Industri Air Kemasan (Akuadin).

Syahriadi menambahkan, target universitas untuk satu periode rektor diharapkan mampu menutupi pengeluaran 10 persen dari total belanja Unhas. Lebih lanjut, Kepala

Subdirektorat PT HMA, Dr Fauzi R Rahim

SE MS mengungkapkan, target pengelolaan

Sebagai pakar ekonomi, Marzuki berpesan, perlu ada koordinasi independen dan kolaborasi bersinergi dalam hal perencanaan, serta kerjasama aktif dengan pihak strategis di luar Unhas.

“Untuk mencapai itu, tentu diperlukan SDM, infrastruktur, dan kelengkapan berkualitas lainnya berstandar profesional yang dapat dipertanggung jawabkan,” pungkasnya.

Tari, Zidan, Amar

Kualleangi Tallanga Na Toalia.

This article is from: