KAJIAN 1_ TATALAKSANA KEBIDANAN PADA JUMLAH IBU HAMIL YANG MENINGKAT DI MASA WORK FROM HOME (WFH)..

Page 1

KAJIAN TATALAKSANA KEBIDANAN PADA JUMLAH IBU HAMIL YANG MENINGKAT DI MASA WORK FROM HOME (WFH) DAN RISIKO KEHAMILAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Kajian Strategi dan Advokasi (Kastrad) 2020/2021

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


LATAR BELAKANG Pada awal tahun 2020 ini, seluruh dunia digemparkan dengan merebaknya jenis virus baru yaitu Corona Virus yang bermutasi dan karena struktur yang mirip dengan SARS-CoV maka virus ini dinmakan SARS-CoV-2, dan dengan Coronavirus disease 2019

atau

COVID-19 sebagai naman penyakit yang

menyerang manusia ini. Virus ini pertama kali diketahui di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019. Sampai saat ini, sudah terdapat 198 negara yang telah mengonfirmasi kasus positif. Sepuluh negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak yaitu China, Italia, Amerika, Spanyol, Jerman, Iran, Perancis, Swiss, Inggris, dan Korea Selatan. Penyebaran COVID-19 terjadi cepat dan meluas karena dapat menular melalui kontak dari manusia ke manusia melalui droplet atau percikan air liur. Hingga saat ini, berita seputar COVID-19 masih menjadi perhatian utama semua negara untuk waspada dan tetap siaga menghadapi COVID-19 yang belum ditemukan obat dan vaksinnya. Analisis isolat dari saluran respirasi bawah pasien tersebut menunjukkan penemuan Coronavirus tipe baru yang diberi nama oleh WHO COVID-19. Coronavirus tipe baru ini merupakan tipe ketujuh yang diketahui di manusia. SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus betaCoronavirus. Pada 10 Januari 2020, sekuensing pertama genom SARS-CoV-2 teridentifikasi dengan 5 subsekuens dari sekuens genom virus dirilis. Sekuens genom dari Coronavirus baru (SARS-CoV2) diketahui hampir mirip dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat, perburukan berlangsung cepat dan progresif. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Pandemi baru ini telah mendapat banyak sorotan karena dampaknya meraih berbagai sektor, mulai dari pendidikan, ekonomi, bahkan kesehatan yang menjadi pokok permasalahan. Namun beberapa hal yang cukup mencengangkan

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


adalah adanya fenomena baby boom, dimana pada tahun 2021 diperkirakan lebih dari

420.000 bayi lahir. Didasarkan 10% dari 28 juta

keluarga yang sulit

mengontrol kehamilan (Wardoyo, 2020). Padalah pada masa kehamilan, imunitas ibu hamil semakin menurun dan berdampak pada kerawanan terinfeksi virus SARS CoV-19. Dengan mepertimbangkan urgensi dan pentingnya mengambil langkah pasti dalam upaya pereventif untuk permasalahan ini maka, kajian dengan judul ―Kajian Tatalaksana Kebidanan

Pada Jumlah Ibu Hamil Yang

Meningkat Di Masa Work From Home (WFH) Dan Risiko Kehamilan Di Tengah Pandemi Covid-19 ― dirasa penting untuk dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama yang paling dekat dengan kesehatan maternal yakni bidan.

DISKUSI Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan pada Praktik Mandiri Bidan Selama Situasi Pandemi Covid-19 1. Bagi Ibu Hamil •

Jika Ibu hamil tidak ada keluhan diminta mempelajari buku KIA dirumah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan segera ke faskes jika ada keluhan/tanda bahaya (baca buku KIA);

Apabila diperlukan pemerikmeriksaan ANC,Ibu hamil membuat janji dengan Bidan melalui Telepon/WA,

Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika diperlukani bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP).

Pelayanan ANC dilakukan sesuai standar dan didukung dengan APD sesuai kebutuhan dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19. Jika tidak tersedia APD sesuai kebutuhan, Bidan dapat berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat;

Keluarga/pendamping &semua

tim

kesehatan

yang bertugas

selalu

menggunakan masker dan menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Covid19.

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


2. Bagi Ibu Bersalin •

Ibu hamil diminta segera menghubungi Bidan melalui telepon/WA jika sudah ada tanda-tanda bersalin,

Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jjika diperlukan Bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu, apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP) sebelum menolong persalinan;

Pertolongan persalinan dilakukan sesuai standar APN dan didukung dengan APD yg terstandar untuk menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Covid19. Selama pelayanan, Bidan menyediakan dan meminta ibu untuk selalu menggunakan masker. Apabila APD tidak tersedia sesuai standar, maka Bidan segera berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat;

Keluarga/pendamping ibu bersalin dan semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan COVID-19.

Melaksanakan rujukan persalinan terencana untuk Ibu bersalin dengan risiko, termasuk Ibu bersalin yg dicurigai ODP/PDP

3. Bagi Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir •

Jika Ibu nifas tidak ada keluhan diminta mempelajari buku KIA dirumah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, melakukan pemantauan mandiri, dan segera ke faskes jika ada keluhan/tanda bahaya pada ibu nifas dan atau bayi baru lahir (baca buku KIA);

Untuk pelayanan nifas dan bayi baru lahir, Ibu harus membuat janji dengan Bidan melalui Telepon/WA.

Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika diperlukani bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP).

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


Pelayanan ibu nifas dan neonatal dilakukan sesuai standar dengan menggunakan APD sesuai kebutuhan serta tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19. Jika APD tidak tersedia maka Bidan dapat berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat;

Asuhan Bayi Baru Lahir termasuk imunisasi tetap diberikan sesuai rekomendasi PP IDAI. Pemberian imunisasi dasar lengkap bisa ditunda sampai 2 minggu dari jadwal seharusnya.

Menunda kelas Ibu Balita

KIE, Konseling Nifas dan Laktasi dapat dilaksanakan secara online

Ibu nifas, pendamping & semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan semuanya menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Covid-19.

4. Bagi Pelayanan Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) 

Jika tidak ada keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk control ke Bidan,

Untuk kunjungan ulang Akseptor Suntik/Pil harus membuat perjanjian dengan Bidan melalui Telepon/WA, jika tidak memungkinkan mendapatkan pelayanan, untuk sementara Ibu dapat menggunakan kondom/pantang berkala/senggama terputus;

Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika diperlukani bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP).

Pelayanan KB diberikan sesuai standar dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19.

Akseptor dan pendamping serta semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid19.

KIE, Konseling Kespro dan KB dapat dilaksanakan secara online.

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


Keempat pedoman tatalaksana tersebut perlu dipahami dan diterapkan dengan tepat oleh bidan kepada pasiennya. Selanjutnya perlu dipahami pula mengenai dampak dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar Covid-19 bagi kesehatan maternal. 1. Apakah ibu hamil menjadi salah satu orang yang beresiko terkena covid? (soalnya imun ibu hamil turun) Kehamilan adalah keadaan penekanan kekebalan parsial yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi virus. Oleh karena itu, epidemi COVID-19 mungkin memiliki konsekuensi serius bagi wanita hamil. Pengalaman klinis yang terbatas dalam mengelola wanita hamil dengan COVID-19 dan neonatus mereka telah dilaporkan dari Cina baru-baru ini berdasarkan serangkaian kasus sembilan kehamilan dengan COVID-19 yang dikonfirmasi dirawat di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan dan 10 neonatus (sembilan kehamilan) ) dikirim di lima rumah sakit yang berbeda, 11,12 walaupun lebih banyak kasus (> 100) yang diduga atau dikonfirmasi COVID-19 telah dirawat dan dikirim di beberapa rumah sakit di Cina.

2. Jika ibu hamil terkena virus covid-19, apakah menyebabkan kelahiran prematur ? Risiko menularkan infeksi ke janin tampaknya sangat rendah, dan tidak ada bukti adanya kelainan atau efek janin akibat infeksi ibu dengan COVID-19. pada ibu yg positif COVID19 lebih mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk beberapa komplikasi, seperti kelahiran prematur, tetapi data yang diperoleh sangat terbatas dan infeksi mungkin bukan penyebab langsung kelahiran prematur menurut American College Of Obstetric And Gynecologists 3. Dampak bagi kesehatan bayi yang dikandungnya ďź&#x; Berdasarkan pengalaman masa lalu dengan wanita hamil

yang

mengembangkan MERS dan SARS, dan menyadari bahwa jumlahnya terbatas, tidak pernah ada konfirmasi penularan virus intrauterin dari ibu ke janin

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


sehingga kasus infeksi corona tidak dimiliki oleh sang anak, serta belum ditemukan kelainan kesehatan yang membahayakan dikarenakan infeksi virus ini, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penyebab komplikasi lain disebabkan faktor di selain virus.

4. Virus Covid-19 dapat ditularkan melalui air ketuban dan ASI. (Mitos atau Fakta) Mitos, karena menurut penelitian terhadap ibu hamil positif Covid-19 di Cina tidak ada bukti yang menunjukkan penularan transplasental berdasarkan data yang sangat terbatas, karena analisis cairan ketuban, darah tali pusat, usap tenggorokan neonatal, dan sampel ASI yang tersedia dari enam dari sembilan pasien ditemukan negatif untuk SARS-COV-2. Pada dua wanita dengan SARS pulih di Cina telah mempertahankan kehamilan mereka tetapi memiliki bayi dengan IUGR. Di antara bayi yang baru lahir hidup, tidak ada yang memiliki bukti klinis atau laboratorium untuk infeksi SARS-CoV. Pada kasus ibu hamil yang meininggal, setelah kematiannya, serum ibu dan seluruh darah, apusan dari nasofaring dan rektum ibu, plasenta pasca persalinan, darah tali pusat, cairan amniotik, dan ASI dikumpulkan untuk analisis — tidak ada RNA virus yang terdeteksi dalam spesimen yang diuji oleh reaksi balik transkriptase polimerase rantai (RT-PCR). 5. Bagaimana cara menghindari covid -19 untk ibu hamil ďź&#x; Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif untuk semua kalangan termasuk ibu hamil menurut Dokumen Resmi Germas (Gerakan Masyarakat) Kementerian Kesehatan Nasional meliputi: a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor; b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


c. Menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah; d. Memakai pakaian dan masker medis jika memiliki gejala gangguan pernapasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker; e. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.

6. Covid-19 pada ibu hamil dapat menyebabkan kecacatan bagi bayi yang dikandungnya. (Mitos atau Fakta) Mitos, Hal ini dibuktikan oleh Kanada, Yudin et al. yang melaporkan seorang wanita hamil berusia 33 tahun yang dirawat di rumah sakit pada usia kehamilan 31 minggu dengan demam, batuk kering, dan radiografi dada abnormal yang menunjukkan infiltrat yang tidak merata. Dia telah memperoleh SARS dari kontak dengan anggota keluarga yang terinfeksi. Setelah tinggal selama 21 hari di rumah sakit, di mana ia tidak memerlukan dukungan ventilasi, titer antibodi yang disembuhkannya positif untuk infeksi coronavirus. Dia mengalami persalinan normal dan melahirkan dan bayi perempuannya yang baru lahir tidak memiliki bukti infeksi dan tanpa kecatatan.

7. Apakah darah ketika lahir dapat menularkan dan ditularkan corona ke bidan yang tidak ber APD lengkap ďź&#x; Berdasarkan evaluasi klinis, dan dikelola oleh tim bidan multidisiplin, dokter spesialis kebidanan, spesialis kedokteran perawatan intensif, ahli mikrobiologi, ahli anestesi dan ahli neonatologi. Semua staf medis yang merawat pasien COVID-19 harus menggunakan peralatan pelindung pribadi termasuk gaun, masker N95, kacamata, dan sarung tangan. Pertimbangan khusus harus diberikan pada adaptasi fisiologis pada kehamilan ketika merawat wanita hamil dengan infeksi COVID-19

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


8. Jika ada dampak bagi ibu yang terinfeksi, pada trimester infeksi akan sangat berbahaya ďź&#x; Pneumonia yang timbul dari etiologi infeksius adalah penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil. Ini adalah kondisi infeksi nonobstetri yang paling umum yang terjadi selama kehamilan. Ketika SARS-CoV dan MERS-CoV menginfeksi wanita yang sedang hamil, mereka dapat mengakibatkan hasil obstetri yang buruk termasuk morbiditas dan kematian ibu. Saat ini tidak ada vaksin atau perawatan khusus yang disetujui untuk infeksi coronavirus. Wong et al. mengevaluasi hasil obstetri dari kohort wanita hamil yang mengembangkan SARS di Hong Kong. Empat dari 7 wanita (57%) yang dipaparkan selama trimester pertama mengalami keguguran spontan, kemungkinan

besar

akibat

dari

hipoksia

yang

disebabkan

oleh

akuterespirasidistres terkait SARS. Di antara 5 wanita yang dipresentasikan setelah 24 minggu, 4 penantian melahirkan (80%).

9. Faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan ibu hamil di Indonesia ? 1. Kurangnya sosialisasi ke masyarakat tentang KB dan bahaya hamil saat masa pandemi 2. Ekonomi yang menurun sehingga membuat keluarga menengah ke bawah tidak memprioritaskan KB dan memprioritaskan hal lain (makan,dll) 3. Karena adanya pandemi ini masyarakat yang ingin ber-KB / control menjadi takut ke fasyankes sehingga memilih untuk menundanya 4. Faktor internal keluarga yakni dengan adanya imbauan #Dirumahsaja memberikan waktu quality time lebih kepada pasutri

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


Sumber: K4, linakes, % bumil KEK dari Riskesdas 2018. Risiko epidemi Covid19 dari Iwan Ariawan, Pandu Riono, Muhamad N Farid, Hafizah Jusril. Covid19 in Indonesia: Modelling Scenario, April 2020. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Dari grafik tersebut dapat diamati bahwa sebaran tenaga kesehatan, k4 dan pelayanan KEK cukup baik di beberapa wilayah dan perlu dievaluasi di wailayah lain. Seharusnya angka tersebut dapat lebih dioptimalkan pada masa pandemi, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti dan terhambat.

10. Apa yang bisa dilakukan sebagai tenaga kesehatan untuk menanggulangi adanya kejadian baby boom? 1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media online mengenai penundaan kehamilan,bagaimana KB saat masa pandemi, dan bahaya saat hamil di masa pandemi 2. Tenaga kesehatan bekerja sama dengan tokoh – tokoh masyarakat untuk melakukan sosialisasi 3. BKKBN bekerja sama dengan bidan mengadakan home visiting untuk mendata wanita usia subur dan pasca persalinan dengan tujuan untuk memperpanjang masa kontrasepsi 4. Mengadakan sumbangan dana untuk kontrasepsi keluarga memnengah ke bawah

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


11. Apakah sejauh ini sudah ada intervensi pemerintah untuk melakukan langka preventif terhadap dampak lebih besar ? Beberapa waktu lalu, diskusi online mengnai baby boom dan stunting pasca pandemi ini dibahas dalam webinar ISMKMI bersama BKKBN Nasional, memang sangat menyangakan angka kehamilan yang tinggi dan berdampak pada fenomena kehamilan yang cukup tinggi.BKKBN sendiri telah meenggagas 2 trobosan baru sebagai langkah preventif yakni : 1. Media sosialisasi kesiapan nikah yang matang. Dalam masa pandemi, angka pernikahan juga cukup tinggi, yang akhirnya berdampak pada kehamilan dan kelahiran. Untuk itu sebelum menikah

sebaiknya

kedua

calon

pasangan

banyak

membaca

dan

mengumupulkan informasi yang berguna di masa rumah tangga kelak, seperti yang

dapat di akses di http://www.siapnikah.org. Selain itu disini juga

dilengkapi dengan tes kesiapan menikah, sehingga pasangan dapat mempertimbangkan aspek penting dalam pernikahan, termasuk kelahiran, imunitas, dan rawan terjangkit Covid-19. 2. Home visiting dari bidan, BKKBN sendiri telah berupaya bekerja sama dengan bidan untuk mendata wanita usia subur dan pasca salin untuk memperpanjang masa kontrasepsi. Pelayanan akan dilakukan dengan sistem home visiting oleh bidan sendiri, sehingga kemungkinan untuk penybaran virus dapat dicegah sesuai protocol tenaga kesehatan yang sesuai. Namun kendalanya, jumlah bidan yang bekerja sama dengan mereka masih sedikit dan masih membutuhkan banyak tenaga bidan lebih banyak.

KESIMPULAN Kehamilan adalah keadaan penekanan kekebalan parsial yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi virus. Oleh karena itu, epidemi COVID-19 mungkin memiliki konsekuensi serius bagi wanita hamil. tidak ada bukti yang menunjukkan penularan berdasarkan data yang sangat terbatas, karena analisis cairan dan darah tali pusat

enam dari sembilan pasien

ditemukan negatif untuk SARS-COV-2. Pada dua wanita dengan SARS pulih

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


di Cina telah mempertahankan kehamilan mereka tetapi memiliki bayi dengan IUGR. Di antara bayi yang baru lahir hidup, tidak ada yang memiliki bukti klinis atau laboratorium untuk infeksi SARS-CoV. Namun, pada ibu yg positif COVID19 lebih mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk beberapa komplikasi lain, seperti kelahiran prematur. Berasarkan data yang telah dipaparkan pada salah satu ibu yang menderita Covid-19 selama trimester pertama mengalami keguguran spontan, kemungkinan besar akibat dari hipoksia yang disebabkan oleh akuterespirasidistres terkait SARS. Selain hal yang perlu dipertimbangkan selanjutnya adalah kelahiran dan kehamilan yang seharusnya direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari ekonomi, pemenuhan kebutuhan, imunisasi, imunitas dan hal yang sekama ini cukup terbatas dan dikhawatirkan membawa dampak buruk bari masa perkembangan dan pertumbuhan bayi dan ibu.

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaerul,2020.Kebijakan #dirumahaja, Jumlah Ibu Hamil Diperkirakan Meningkat Drastis. https://banten.idntimes.com/ [Diakses pada 22 Mei 2020, pukul 13.20 WIB] Ariawan Iwan.2020.Pandemi Covid19 & Dampaknya Pada Kesehatan Maternal di Indonesia. . Departemen Biostatitsik – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 11 April, 2020 [Webinar] David A. Schwartz and Ashley L. Graham. Potential Maternal and Infant Outcomes from Coronavirus 2019-nCoV (SARS-CoV-2) Infecting Pregnant Women: Lessons from SARS, MERS, and Other Human Coronavirus Infections. Viruses 2020, 12, 194; doi:10.3390/v12020194 https://www.mdpi.com/journal/viruses Hartono, Susanti Harini.2020, Selama WFH Jumlah Ibu Hamil Meningkat, Ada Risikonya Kehamilan di Tengah Pandemi Covid-19. https://health.grid.id [Diakses pada 22 Mei 2020, pukul 13.00 WIB] Huan Liang, Ganesh Acharya. Novel corona virus disease (COVID-19) in pregnancy: What clinical recommendations to follow?. DOI: 10.1111/aogs.13836. 2020 Lam, C.M.; Wong, S.F.; Leung, T.N.; Chow, K.M.; Yu, W.C.; Wong, T.Y.; Lai, S.T.; Ho, L.C. A case-controlled study comparing clinical course and outcomes of pregnant and non-pregnant women with severe acute respiratory syndrome. BJOG 2004, 111, 771–774. Li Q, Guan X, Wu P, et al. Early transmission dynamics in Wuhan, China, of Novel Coronavirus–Infected Pneumonia. N Engl J Med. 2020. https://doi.org/10.1056/NEJMo a2001316 Nurjasmi, Emi .2020.Peran Ibi Dalam Pelayanan Maternal Neonatal Diera Pandemi Covid-19. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia 11 April, 2020 [Webinar] Phelan AL, Katz R, Gostin LO. The novel coronavirus originating in Wuhan, China: challenges for global health governance. JAMA. 2020;323(8):709. https://doi.org/10.1001/jama.2020.1097 Uly, Yohana Arta.2020.Dampak Covid-19, Diperkirakan Terjadi 7 Juta Kehamilan Tak Terduga.Kompas.com

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


Wardoyo, Hasto. 2020. Diskusi Online “Baby Boom dan Stunting Pasca Pandemi Covid-19”. . 17 Mei 2020 Wong, S.F.; Chow, K.M.; Leung, T.N.; Ng, W.F.; Ng, T.K.; Shek, C.C.; Ng, P.C.; Lam, P.W.; Ho, L.C.; To, W.W.; et al. Pregnancy and perinatal outcomes of women with severe acute respiratory syndrome. Am. J. Obstet. Gynecol. 2004, 191, 292–297.

Jum’at, 22 Mei 2020 (13.00 WIB)--- IKAMABI Nasional dan Wilayah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.