Anak-Anak Terbah Menulis Sastra

Page 1


2


3


Tidak Ada Judul Karya: Doni

Waktu sore hari ada seorang lelaki yang sedang duduk di suatu gubuk bamboo yang sedang istirahat, dia sangat capek, karena mencari rumput. Setelah istirahat, ia lalu melanjutkan mencari rumput. Karena sudah sore dia pulang ke rumah.

Tanpa Judul Karya: Tuman Suatu pagi hujan turun sangat deras sekali. Aku pun melihat tv sampai terang hujan. Sebelum jam 07.00 hujan terang. Aku pun bermain di luar rumah.

4


Kerajaan Ku Karya: Galang R Dahulu kala, ada sebuah kerajaan besar. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang, Raja. Raja tersebut biasa aku panggil, Kakek. Kakek memiliki 6 orang anak dan memiliki 18 cucu. Suatu hari, Kakek memberi tahu kepada semua cucunya bahwa akan ada 3 pangeran yang akan ditunjuk sebagai pewaris tahta kerajaan. Suatu harinya, Kakek mengundang semua keluarga besarnya makan malam bersama di dalam kastil tersebut. Kakek memberi tahu kepada semua cucu-cucunya bahwa ketiga pangeran yang akan menggantikannya menjadi raja adalah aku, kakakku, adik laki-laki yang terakhir. Saat ditunjuk, aku berumur 17 tahun, kakakku berumur 12 tahun, dan

5


adikku berumur 15 tahun. Aku, kakakku, dan adikku diberi wilayah, sepertinya sebesar pulau Kalimantan. Aku diberi pulau bernama pulau Halmahera. Aku beri nama kerajaanku bernama kerajaan Colamandala. Aku bangun kerajaan tersebut kurang lebih 1 tahun. Setiap pangeran juga diberi 5.000 pasukan darat dan 2.000 pasukan laut. Aku beri nama pasukan darat bernama Black Panther dan pasukan laut Megalodon. Aku berusaha membangun kerajaan yang aman, tenang, dan harmonis. Dan semua itu telah terwujud.

Kegiatan Jalan-jalan Hari Minggu Karya: Solikhin Alviana Hari Minggu, David dan Kak Rimba jalan-jalan di Gunung. Ialah David, jalan kaki naik jalan di Gunung Wayang. David ketemu Nova dan Aji di Gunung. Kata Nova, “Hai, Vid kamu ngapain?” “Aku jalan-jalan di Gunung,” kata David. “Ho’oh. Aku ketemu, Kak Faisal.” Kata Aji. “Iya. Aku juga ketemu di Posko.” Kata Nova. David pulang ke posko melihat film horror yang mengerikan. David dan Kak Rimba ke Balai Desa. David pun pulang dengan, Kak Rimba. Keesokannya, David ke sekolah belajar. David beristirahat mau jajan. David sudah mau pulang. David pulang bareng Bondan naik motor. Bondan mengantarkan David ke rumahnya. David mau main lagi di posko. David mau ke Playen berenang. David

6


pengen berenang bersama temannya. Setelah David ke rumahnya. Esok­ nya lagi, David hari Jum’at mau tidur di tempat saudaranya. David melihat traktor. David pulang ke rumahnya.

Matahari

Puisi Oleh: Viki Naradita Firman Saputra Pagi yang cerah Kau matahari menyinari pepohonan Kau bisa menyinari pohon agar tidak lagi Kalau matahari tidak ada, kalau tidak ada matahari agar bisa menyinari hari bisa matahari bisa untuk menerangi agar bisa aku menyapa

7


Bintang Puisi Oleh: Daffa Ananda Pratama Oh... Bintang Kau betapa indah pada malam berkedip-kedip Kau menerangi dunia dan kau tidur pada siang hari tanpamu semuanya gelap terimakasih Bintang

8


Ayah Puisi Oleh: Farit Hapsi Oh... Ayah Betapa susah payahmu mencari nafkah untuk keluarga walaupun panas terik matahari seperti gas kompor kau tetap bekerja keras Dan keluarga kesayanganku Walaupun sakit kita tetap bersama Aku ingin juga mencari nafkah Untuk selamanya

9


10


Bulan Puisi Oleh: Ilham Firdaus Oh... Bulan Kau bersinar menerangi Dunia Kau seperti lampu menerangi rumahku Oh... Bulan kau begitu menawan Kau selalu menemani malamku Kau indah seperti bintang-bintang Bersinar kedap-kedip seperti lampu

Tentang Si Semut dan Si Putih Merpati Puisi Oleh: Azzalfa Hanifah pada zaman dahulu ada seekor semut dan merpati pada suatu hari si semut sedang minum di danau lalu si semut jatuh ke danau untung merpati datang lalu merpati mengambil satu daun lalu si semut naik ke daun itu lalu si semut berterimakasih kepada merpati

11


Pergi ke Kaliurang Karya: Aqila Hanum Masyitoh Hari Minggu Saya, Ayah, Ibu, dan Kakak Saya piknik ke Kaliurang. Saat itu, matahari bersinar sangat cerah. Hingga aku kelelelahan. Sampai di kaliurang, Saya, Ayah, Ibu, dan Kakak Saya mampir ke Merapi Park. Di sana, ada bunga yang cantic-cantik, dan ada patung-patung bagus dan ada taman bermain. Sebelum masuk ke Merapi Park, kami menuju ke loket. Setelah masuk ke Merapi Park, kami menuju Museum Gunung Merapi (MGM). Dari Merapi Park langsung naik menuju Museum Gunung Merapi (MGM). Sebelum masuk ke Museum Gunung Merapi, kami menuju ke parkiran untuk parkir mobil kami. Setelah parkir, kami masuk ke Museum Gunung Merapi (MGM). Di sana ada Gunung Merapi kecil yang ditutupi oleh kaca. Setelah mengelilingi Museum Gunung Merapi

12


(MGM). Saya dan Kakak Saya ingin menonton bioskop. Lalu kemudian, kami masuk ke ruangan bioskop. Sebelum memulai bioskopnya, ruangan menjadi gelap. Setelah menonton bioskop, kami melewati terowongan. Tapi, terowongan itu cerah sekali. Kemudian, kami berfoto dan berselfi bersama-sama. Kemudian, sebelum keluar, kami melihat ada segerombolan sekolah akan masuk. Lalu kami terburu-buru keluar. Lalu ke parkiran dan pulang. Sebelum perjalanan pulang, Aku ingin makan bakso. Kemudian Ayah mencari warung bakso. Dan akhirnya ketemu. Dan kemudian kami makan bersama. Setelah itu, kami pulang dari Kaliurang. Setelah itu sampai di rumah kami langsung mandi.

Film Horor Karya: Hanifah Ramdhani Azahra Di kota ada sebuah keluarga yang sederhana. Mereka berencana akan berpindah rumah di sebuah perkomplekan. Yang rumah, halaman, dan modelnya sama. Mereka terdiri dari Ayah, Ibu, dan kedua anaknya. 1 perempuan dan 1 laki-laki yang bernama Nan dan Nun. Mereka mempunyai tetangga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Nat (anak tunggal). Mereka berkelakuan aneh sekali. Pada siang hari, Nun dan Nat bermain bersama di rumah Nun. Saat bermain, Nat mengajak

13


Nun ke sebuah ruangan dan menyuruh Nun masuk ke dalam lemari dan dikunci dari luar oleh Nat. karena Nun ketakutan, akhirnya ia menjerit-jerit sekuat tenaga. Ibu Nun yang mendengar jeritan anaknya segera mendatangi ruangan tersebut. Ia segera membuka kunci tersebut. Dan segera menggendong anaknya, Nun, yang menangis. Ibu Nun tersebut memarahi, Nat anak tetangganya dan segera menyuruh, Nat untuk pulang. Saat malam hari, sang Ibu menceritakan kejadian saat Nun dan Nat bermain. Ayah Nun langsung marah dan menggendong Nun dan berjalan ke rumah tetangganya tersebut. Ayah Nun marah-marah, sehingga Ayah Nat yang tadinya diam menjadi marah sekali. Sehingga Ayah Nun langsung pulang tanpa menghiraukan perkataan ayah Nat. Dan saat malam itu, Ayah Nan melaporkan ke polisi. Polisi tersebut langsung menggeledah rumah, Nat. dan ditemukan kalau di kamar utama terdapat mayat Ayah Nat, Ibu Nat, dan Nat. Nan, kakak Nun, yang mendengarnya langsung ketakutan dan merencanakan akan pergi ke rumah neneknya. Pada keesokan harinya, tetangga-tetangga yang lain mendengar berita tersebut langsung berkemas-kemas akan pergi. Keesokan harinya, Nan mengemasi baju-bajunya dari jemuran. Karena sapu tangannya terbang ke rumah

14


tetangganya yang angker. Akhirnya, Nan mengejar sapu tangan tersebut tanpa menghiraukaan batas polisi di rumah tetangganya yang angker. Ia heran melihat banyak jemuran yang berdebu. Saat melihat ada seorang yang berjalan, ia penasaran dan mengikutinya. Karena terkejut, ia menjerit dan orang tersebut mengejarnya. Ternyata, Nan dikejar oleh seorang nenek-nenek. Kepalanya hancur dan sangat tinggi. Nan segera berlari keluar dari rumah tersebut. Saat sudah keluar, ia menjadi gila karena kebayang, neneknya. Akhirnya, keluarga Nan dan Nun pergi pindah rumah dan, Nan masuk rumah sakit jiwa.

15


Tentang Hewan Kupu-Kupu Puisi Oleh: Kayla Sabrina pada zaman dahulu ada seekor kupu-kupu berterbang merayap-rayap berayap-bersayap dan ada seekor kupu-kupu bernama: elang

16


Kulihat Ibu Pertiwi Puisi Oleh: Azzahra Rahmadani Kulihat Ibu Pertiwi Sedang bersusah hati Tetes air matanya menjadi hujan tiada henti hingga menyebabkan banjir di mana-mana Emas, intan dan semua kekayaannya Terkenang, hutan, gunung, sawah dan lautnya adalah simpanan dari kekayaannya, kini Ibu sedang lara merintih dan berdoa

17


Rumah Puisi Oleh: Albani Zovian Arsyad Pagi yang cerah Matahari bersinar cerah udara sejuk Saya segera membuka jendela Matahari segera menyinariku Angin bertiup kencang Rumput-rumput bergoyang Burung-burung berkicau dengan merdu

18


19


Pergi ke Gunung Karya: Nandya Kemarin pagi aku jalan-jalan ke gunung bersama Ayah. Aku dan Ayah naik ke gunung. Di sana pemandangannya sangat bagus sekali. Para burung terbang, pemandangannya jelas sekali. Aku melihat desa-desa itu sangat kecil. Aku senang sekali melihat alam bebas, hutan nampak indah sekali. Setelah itu matahari terbenam itu sangat indah sekali. Aku dan Ayah pulang. Setelah sampai di rumah, Ibu memasak makanan. Ibuku menyuruh aku cuci tangan, lalu aku cuci tangan. Lalu aku makan. Setelah selesai makan, aku menggosok gigi lalu aku tidur. Lalu besoknya aku bangun tidur dan membantu Ibu merapikan tempat tidur.

20


Aku selalu patuh kepada orang tua. Aku membantu orang tua karena aku sayang orang tua. Kita harus menghormati orang tua dan juga patuh kepada orang tua kita. Hargailah orang tua kita sendiri. Dan kata Ayah, “Kita harus rajin belajar dan menghormati orang tua yang membesarkan kita dengan tulus hati dan rajin belajar. Supaya cita-cita kita tercapai setinggi langit untuk membahagiakan orang tua kita.� Dan kata ibu, “Harus menjadi anak yang baik hati kepada orang tua, jangan jadi anak yang malas, dan durhaka kepada orang tua. Jangan ditirukan yang tidak baik. Seperti itu jangan sampai ditirukan. Seperti Malin Kundang Anak Durhaka.�

Pergi ke Kolam Renang Karya: Febiani Nur Hidayah Hari Minggu saya dan keluarga saya pergi ke kolam renang. Saya berangkat pukul 09.00. kolam renang itu tempatnya di Playen. Di jalan, saya dan keluarga saya melihat banyak bunga di pinggir jalan. Akhirnya saya dan keluarga saya sampai di sana. Saya sampai di sana pukul 11.00. sebelum masuk, saya dan keluarga saya membayar tiket terlebih dahulu. Sesudah membayar tiket, saya dan keluarga saya langsung masuk. Pas saya masuk, tempatnya sangat asri. Lalu saya dan keluarga saya langsung berenang. Lalu, sesudah berenang saya ganti baju. Sesudah ganti baju saya dan keluarga saya beristirahat sebentar. Sesudah

21


beristirahat, saya lalu makan bakso. Sesudah makan bakso saya lalu bayar, habis bayar kami lalu pulang. Saya pulang pukul 12.00. di perjalanan, saya dan keluarga saya ingin ke rumah kakek dan nenek. Akhirnya kami ke rumah kakek dan nenek. Saya sampai sana pukul 14.00. saya dan keluarga saya akhirnya duduk. Kakek ternyata tidak di rumah, ternyata kakek ke kebun singkong. Dan nenek ke kebun padi. Saya dan keluarga saya akhirnya ke kebun singkong. Saya disana membantu kakek. Sesudah membantu kakek kami pun pergi ke kebun padi. Kami pun juga membantu nenek. Sesudah membantu kakek dan nenek, kami pun pulang. Tetapi, sebelum pulang saya dan keluarga saya dikasih makanan. Sesudah itu, lalu kami pulang. Di perjalanan, saya berhenti, karena ada lampu merah. Sesudah itu saya pun jalan. Saya sampai rumah pukul 15.00. Saya senang sekali ke sana. Kapan-kapan akan ke sana lagi.

22


Raja yang Jahat Karya: Ro’i Khatul Jannah Dahulu kala ada seekor Harimau yang sangat kejam. Dia adalah raja hutan tropis. Dan di hutan itu ada banyak sekali hewan. Dan disana ada 3 ekor sahabat yang baik hati. Sahabat itu terdiri dari Tikus, Itik, dan Bebek. Siang hari 3 sahabat itu sedang mencari makan siang. Di tengah perjalanan, Tikus dan kedua sahabatnya melihat Kera yang diancam. Mengapa diancam? Karena Kera tidak mau mencarikan makan untuk Harimau itu. Karena yang akan menjadi makanan Harimau itu saudara kandungnya, Kera itu sendiri. Tikus dan kedua sahabatnya tidak rela melihat Kera diperlakukan seperti itu. Karena Kera itu temannya. Pagi itu, Kera dimarahi lagi oleh Harimau itu. Dan Itik merasa kasihan sekali pada Kera, dan Itik mempunyai ide. Malam tiba. Harimau dijebak oleh Itik dan kedua sahabatnya dan Kera. Harimau diajak ke pesta makan malam di gua yang sangat gelap, dan sangat menyeramkan. Terus, Harimau itu percaya dan akhirnya Harimau itu terjebak di dalam gua.

23


Munafik Karya: Aqeela Latifa Maherunisa Malam hari, di jalan dekat makam ada kecelakaan. Kecelakaan itu disebabkan karena ada makhluk gaib yang mencul secara tiba-tiba di kaca jendela mobil. Di dalam mobil itu ada dua orang yang bernama Zulaiha dan Adam. Zulaiha, istri dari Adam meninggal dunia. Zulaiha meninggal karena saat ia membuka pintu mobil, mobilnya masih berjalan, dan wajah Zulaiha berada di jalan dan dia terseret mobil hingga mobil berhenti. Adam merasa kehilangan tetapi ia tetap sabar. Setelah itu arwah sang istri berbicara kepada, Adam. Lalu Adam mengurus jenazah istrinya. Setelah 3 hari kematian Zulaiha. Adam dirumahnya tinggal bersama anaknya yang bernama, Malik. Adam bekerja menjadi ustadz ruqyah. Suatu malam ada seorang kakek yang mendatangi rumah Adam. Ia meminta Adam untuk menyembuhkan tetangganya yang bernama Sara. Adam menyembuhkan Sara membacakan surat Kursi. Setelah itu, Adam pulang. Ternyata dirumahnya sudah ada kakek yang tadi. Kakek itu bilang untuk segera ke rumahnya. Maria anak kakek itu sudah tidak di kamarnya. Adam mencari masuk ke kamarnya. Tiba-tiba. “Jeeddderrr..!� suara pintu kamar tertutup sendiri. Adam tetap membaca surat-surat. Setelah

24


itu, Maria merangkak di dinding. Adam kaget karena saat ditanya, Maria muntah paku dan kaca dicampur darah. Adam membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Tiba-tiba “Deerrr…!” Maria jatuh dari dinding dalam keadaan tak bernyawa.

Penulis Cilik Karya: Dina Ayu Febriyanti Nina… Dia adalah anak dari pengusaha sukses. Hobinya adalah menulis. Nina sudah menerbitkan 5 buku buatannya. Sekarang dia sedang menulis buku baru. Nina dirumah bersama pembantunya. Ayah dan ibunya pergi ke luar kota. Ia menulis buku baru yang berjudul “Tanpa Judul.” Setelah satu bulan menulis, ia lalu menerbitkan buku barunya itu. Karena banyak

25


penggemar, buku terbitan Nina banyak terjual. Walaupun ia kaya tetapi dia bisa mencari nafkah sendiri. Orang tuanya sangat bangga dengan Nina. Oh‌ iya, umur Nina sekarang 9 tahun. Dia lahir pada tahun 2010. Sekarang, Nina menjadi penulis terkenal. Dia pernah diundang ke acara televisi. Nina menjadi terkenal karena buku yang baru diterbitkannya, yaitu buku “Tanpa Judul.â€? Dia sekarang menjadi orang yang sukses seperti ayah dan ibunya. Setelah pulang dari luar kota. Ayah dan ibunya memberikan hadiah untuk, Nina. Karena dia anak yang mandiri. Selain mandiri dan dibanggakan orang tua, Nina anak yang terpandai di kelasnya. Dia juga disukai oleh teman-temannya. Bapak dan Ibu Guru juga senang dengan si Nina. Nina juga anak yang sholehah. Dia rajin berdoa dan beribadah. Sebab itu dia dijuluki anak terajin dan terpandai di kelasnya.

26


Truk Suporter Persib Persebaya Puisi Oleh: Alvian Wahyu Saputra

Pada hari Senin, suporter Bonek dan Viking, bersorak-sorak dengan menggunakan bendera Bonek Viking dengan semangat meraih kemenangan Tim Sepakbola walaupun terik matahari suporter Bonek dan Viking tetap semangat Bonek dan Viking, selalu bersama saat menghadapi tantangan Sesaat sampai di stadion supoter bersorak dan bernyanyi mendukung bersama sepakbola selalu di dalam hati Para suporter sepakbolaku Oh Bonek Viking semoga menang menghadapi sepakbola

Truk Suporter Bonek Viking

Puisi Oleh: Rahmat Eko Saputra Pada hari minggu suporter Bonek dan Viking Berangkat ke Stadion Bandung Dengan sorak-sorai mendukung pemain sepakbola dan membawa Bendera Viking Sampai di Stadion bersorak-sorai keras Dan suporter masuk ke Stadion pukul 18.00 Dan pertandingan pada pukul 19.00 Dan selesai pada pukul 20.00 dan Viking menang

27


Sepedaku

Puisi oleh: Ahmad Maulana Sepedaku kau yang membantuku sesaat ku Membutuhkanmu kau yang membantuku Setiap hari kau yang​mengantarku di mana-mana Warnamu mencolok membuat hati senang Kau yang ku sayang kau yang membantuku selalu Sepedaku kurawat dengan baik Kalau kau kotor ku cuci selalu Terimakasih sepedaku.

28


Anak yang Rajin

Puisi Oleh: Nugroho Tri Prabowo Aku naik kelas Sekarang aku kelas IV (empat) Aku sudah dapat mandiri Berganti pakaian sudah tidak dibantu Ibu Aku bangun pukul lima lalu mandi dan menggosok gigi kemudian aku berganti pakaian Setelah itu aku sarapan dan minum susu Aku ke sekolahan bersama teman-teman kami berangkat pagi-pagi benar kami tidak ingin terlambat Aku dan teman-teman adalah anak yang rajin

29


Berlibur Ke Hutan Karya: Aurellia Octa Agisca Saat bulan Desember, saat libur tahun baru Lia dan teman-temannya berlibur ke hutan. Lia dan teman-teman dipandu oleh Bapak Surya. Bapak Surya sagat baik. Kami diajak keliling hutan. Kami sangat senang di tengah hutan kami melihat buah mangga. Kami memetik lima buah mangga. Lia dan teman-temannya memakan mangga sambil berkeliling hutan. Lia dan teman-teman di tengah jalan mulai kelelahan. Mereka istirahat sambil menikmati pemandangan hutan. Kami melanjutkan perjalanan ke Hutan Mulya Sari. Di hutan ke dua, kami dipandu oleh Bapak Sri. Kami dipandu dengan baik. Kami berhenti sejenak untuk minum dan memakan bekal. Bapak Sri juga memakan makanan-makanannya. Tapi di hutan kita tidak hanya berlibur. Lia dan teman-teman juga belajar untuk melestarikan alam yang dimiliki Indonesia. Kami juga belajar tentang nama-nama pohon, yaitu ada Jati, Beringin, dll. Kami akhirnya sampai di pusat hutan, kami langsung melanjutkan perjalanan ke hutan ketiga, yaitu Hutan Mentari. Tapi, kami tetap dipandu oleh Bapak Sri. Bapak Sri menjelaskan tentang cara melestarikan pohon-pohon yang telah ditebangi, yaitu dengan reboisasi atau penanaman kembali. Kami mendengarkan dengan baik penjelasan, Pak Sri. Kami mencoba menanam beberapa pohon, kelak pohon tersebut akan tumbuh besar dan indah.

30


Di tengah jalan, kami melihat sebuah sekelompok musang berkeliaran. Bapak Sri mencoba mengusir musang. Musang tersebut dengan memberikan makan ikan yang sudah kami beli saat di pusat hutan. Tapi setelah kami mengusir musang. Musang tersebut ternyata ada yang punya yaitu Bapak Mul, dia sedang mengajak musang berkeliling hutan. Lalu kami melanjutkan perjalanan. Di ujung hutan kami melihat matahari terbenam. Kami berfoto-foto di sana. Kami juga berfoto bersama, Bapak Sri. Kami juga berfoto-foto bersama musang-musang Bapak Mul. Kami mengabadikan setiap momen saat di hutan dengan berfoto. Kami membuat sebuah gambar lalu ditempel di mading hutan. Kami pulang pukul 17.00. Saat kita sampai rumah, kami menceritakan pengalaman kami saat di hutan. Kami sangat menikmati momen-momen saat di hutan. Kami ingin membuat karangan yang berisi momen-momen berharga tersebut. Kami sangat senang saat libur ke hutan. Saat libur lagi. Kami akan berlibur ke hutan dan akan berkeliling lebih jauh lagi. Kami akan mengelilingi dan melestarikan hutan yang ada di Indonesia. Saat di sekolah, kami menulis cerita yang bertema Alam dan berjudul “Berlibur ke Hutan.�

31


Rumah

Puisi Oleh: Alif Pagi hari matahari bersinar udara sejuk saya langsung bangun tidur cuci muka Saya langsung membuka jendela matahari menyinari rumah angin bertiup kencang Burung berterbang Burung-burung berkicau rumput bergoyang-goyang angin bertiup sepoi-sepoi

32


Ibu

Puisi Oleh: Alyssa Aurelia Putri engkau sudah melahirkanku hingga besar aku berterima kasih karena sudah disekolahkan Aku sayang Ibu Kalau pulang sekolah Ibu menyiapkan makan Dan Ibu menyuruhku belajar supaya pintar nanti kalau sudah SMP dan SMK nanti biar bisa soal dan diberi Ibu guru dan Pak guru Ibu masak Bapak bekerja Dan anak sekolah dan belajar saya senang sekali

33


Pengisi Volume 1 -

Aurellia Octa Agisca Dina Ayu Febriyanti Ro’i Khatul Jannah Aqeela Latifa Maherunisa Nandya Rizki Wulandari Febiani Nur Hidayah Aqila Hanum Masyitoh Hanifah Ramdhani Azahra Galang Rahmatullah Alvian Wahyu Saputra Rahmat Eko Saputra Alyssa Aurelia Putri Nugroho Tri Prabowo Solikhin Alviana Doni Tuman Ahmad Maulana Viki Naradita F. S. Daffa Ananda P. Farit Hapsi Ilham Firdaus Azzalfa Hanifah Kayla Sabrina Azzahra Rahmadani Albani Zovian A. Alif Versi digital terbitan ini bisa diunduh di “https://issuu.com/ikhsanabdulhakim0” Ilustrasi diambil dari situs: Kisspng.com Getdrawings.com

2019

34


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.