3 minute read
Redaksi
KILAU BUDAYA INDONESIA
Pengarah Pengarah HILMAR FARID HILMAR FARID Penanggung Jawab Direktur Jenderal Kebudayaan RESTU GUNAWAN
Advertisement
Koordinator Umum Penanggung Jawab YAYUK SRI BUDI RAHAYU RESTU GUNAWA Pemimpin Redaksi N Direktur Pengembangan dan SUSI IVVATY Pemanfaatan Kebudayaa Redaktur Pelaksana n SINATRIYO DANUHADININGRAT Koordinator Umum & Redaktur Konten Pemimpin Redaks ALFIAN SIAGIAN i BINSAR SIMANULLANG Redaktur Bahasa MARTIN SURYAJAYA Redaktur PelaksanRedaktur Foto a SUSI IVVAT SYEFRI LUWIS Y Redaktur Naska h Sekretaris JESSIKA NADYA OGESVELTRY MARTIN SURYAJAYA ALFIAN S. SIAGIAN Desain dan Tata Letak ZUL LUBIS
Redaktur Foto Penyelaras Bahasa PRIMA ARDIANI SYEFRI LUWIS ANNISA MAYASARI
Penerjemah Tata Letak DONTY WIDAGDO
Kontributor RENNY AMELIA SUSANTI Fotografer PRITA WIKANTYASNING ANGGORO CAHYADI JESSIKA NADYA OGESVELTRY THAMRIN JUNAIDI NADAPDAP YUDHI WISNU ARYAND Administrasi I AHMAD ZUNITA Sekretariat E. CHRISTISIA MELATI PUTRI SORAYA AIDID POKJA PENGEMBANGAN DIREKTORAT PPK Distribusi RACHMAT GUNAWAN HERY MANURUNG BAYU HARDIAN YUDHI WISNU ARYANDI
VOLUME VOLUME 14
2021 2022
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesi adan Teknologi Republik Indonesia Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
Gedung E. Lt. 9,Gedung E. Lt. 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 4-5 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 4-5 Senayan, Jakarta 10270 Senayan, Jakarta 10270
(021) 5725534 (021) 5725534
(021) 5725534 (021) 5725534
indonesiana.diversity@gmail.com indonesiana.diversity@gmail.com
http://kebudayaan.kemdikbud.go.i d http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Majalah Indonesiana bertujuan Majalah Indonesiana bertujuan untuk promosi budaya Indonesia, dan tidak diperjualbelikan. untuk promosi budaya Indonesia, dan tidak diperjualbelikan. Komentar atas artikel, foto dan lain-lain ditujukan kepada: Komentar atas artikel, foto dan lain-lain ditujukan kepada: indonesiana.diversity@gmail.co mindonesiana.diversity@gmail.com Sampul depan: Dari bahari untuk Indonesia, selamanya - Redaksi Jalur Rempah Sampul belakang : Tari Horu-horu, tarian khas Tidore yang ditampilkan pada saat pelepasan Laskar Rempah di Tidore menuju ke Banda Naira Dispenal Koarmada II, Surabaya
Sampul depan: Gaya bertenaga buruh pabrik genteng Jatisura . (foto: Pandu Rahadian )
Sampul belakang: Penari Caci dan kain Songke. (foto: Dodi Sandradi)
Salam Redaksi
Salam hangat… Pembaca Indonesiana yang budiman, rupa-rupa kegiatan kebudayaan pasca-Covid 19 tampaknya makin bergairah, tidak hanya diselenggarakan oleh pemerintah khususnya Ditjen Kebudayaan namun juga dihelat oleh komunitas-komunitas budaya secara luring. Hajatan budaya mulai menggeliat kuat dan kita semua berharap ekosistem baik ini dapat dipertahankan.
Topik-topik utama di Volume 14 masih melanjutkan volume sebelumnya, yakni menengok kembali warisan budaya takbenda yang sudah diinskripsi di UNESCO. Pada edisi lalu telah diulas wayang, gamelan, angklung, dan tiga genre tari bali. Pada edisi ini, kembali diulas empat Warisan Budaya Takbenda/WBTb yang juga sudah dicatat di UNESCO sebagai Daftar Warisan Budaya Takbenda yakni seni batik (termasuk pendidikan dan pelatihan batik), noken, pinisi, dan pencak silat.
Noken Papua, misalnya, kita tahu merupakan karya budaya yang mendesak untuk dijaga bahkan diselamatkan karena nyaris punah. Noken yang seharusnya dibuat dari bahan-bahan alam seperti pandan hutan, kulit kayu, dan serat pohon genemon atau melinjo, makin jarang ditemui karena warga sulit mencari bahan baku. Kini banyak dijumpai noken sulaman benang pabrik. Padahal justru filosofi noken itulah yang menjadi dasar kuat ditetapkannya noken pada Daftar WBTb UNESCO. Noken dimaknai seperti rahim ibu yakni simbol kesuburan dan pewarisan nilai-nilai kehidupan. Noken tidak hanya digunakan sebagai alat tukar namun juga simbol penyelesaian sengketa dan perdamaian serta pembayaran denda. Begitulah, tantangan ada di depan mata.
Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah menyedot perhatian yang luar biasa dan mendapat apresiasi masyarakat luas. Oleh karena itu, adalah keniscayaan bahwa catatan mengenainya pun dimuat di Indonesiana Volume 14 ini, termasuk wawancara mendalam dengan Komandan KRI Dewaruci Mayor Laut (P) Sugeng Hariyanto. Ulasan kegiatan Gita Bahana Nusantara hadir di edisi ini, sebagai contoh kegiatan yang memiliki fondasi kuat sehingga mampu digelar secara berkelanjutan.
Rubrik-rubrik pemajuan kebudayaan sangat menarik untuk dikulik. Seni pertunjukan sinrilik di Sulawesi Selatan, ritual menumbai di Riau, situs dan cagar budaya Bumiayu, dan masih banyak lagi. Oh ya, jangan lupa, Presidensi G20 makin menyadarkan kita bahwa sektor budaya mampu menjadi kunci pemulihan ekonomi global. Selamat membaca….
Pemimpin Redaksi