Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
KATA PENGANTAR
KASTRAT IMTI adalah bidang yang bertanggung jawab atas pencerdasan warga, khususnya warga Teknik Industri UI, mengenai isu-isu POLEKSOSBUDHANKAMLING yang terjadi di Indonesia maupun internasional. Kajian adalah salah satu hasil kegiatan KASTRAT terhadap isu yang diangkat dalam program kerja ONAR. Selain itu, kajian bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman warga terhadap isu tersebut.
Pada kesempatan kali ini, KASTRAT IMTI mengangkat kajian yang berkaitan dengan tema sosial dan budaya, yaitu Feodalisme. Tim penulis melihat adanya urgensi untuk menyebarkan kepedulian dan pemahaman lebih lanjut mengenai dampak praktik feodalisme terhadap pengembangan sumber daya manusia, yang turut serta mempengaruhi terciptanya iklim inovasi individu dalam berbagai ruang kerja masyarakat Indonesia. Maka dari itu, kami menekadkan untuk menyediakan berbagai informasi dari jurnal dan data pendukung yang dapat digunakan untuk mewujudkan urgensi tersebut. “Progresif Bermakna” adalah naluri kami untuk menuliskan setiap bagian dalam kajian ini.
Akhir kata, tim penulis menyadari bahwa kajian yang dibawakan ini masih jauh dari sempurna dan mengandung banyak aspek yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, terbuka pintu yang lebar bagi warga yang ingin memberikan saran dan masukkan sebagai perbaikan di masa yang akan datang.
Salam kepedulian, KASTRAT IMTI FT UI 2023
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
IMTI FTUI 2023
DATA SURVEI DATA SURVEI
Survei dilakukan dengan menghimpun pandangan warga TI mengenai faktor-faktor pengembangan SDM yang meliputi budaya organisasi, perilaku dan karakteristik pemimpin dan rekan kerja serta beban kerja dalam suatu pekerjaan. Survei ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dari kehidupan pekerjaan dan organisasi terdapat abstraksi mengenai konsep feodalisme yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Kemudian dari pandangan warga TI, kami melihat korelasi apakah konsep feodalisme tersebut turut mempengaruhi proses pengembangan SDM dalam lingkungan kerja.
Dalam survei ini selanjutnya diarahkan pada bentuk organisasi dari Sistem Inovasi Nasional yang berbentuk birokrasi. Pada birokrasi, organisasi umumnya berlangsung dengan budaya hirarki yang mengedepankan struktur organisasi sebagai basis pengendalian tujuan organisasi. Meskipun konsep feodalisme tidak sepenuhnya berada dalam organisasi birokrasi yang mengedepankan sistem hirarki cenderung menunjukkan perilaku tersebut.
Dari survei yang telah dilakukan, organisasi dengan kategori birokrasi dengan budaya hierarki tidak memiliki cukup ruang bagi SDM untuk menerapkan inovasi. Keterpusatan dan kendali dari atasan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja anggota. Adapun rincian dari hasil survei yang dilakukan adalah sebagai berikut:
DATA SURVEI DATA SURVEI
Budaya organisasi hirarki dapat menciptakan praktik organisasi yang efisien karena tujuan proses pengambilan keputusan yang lebih mudah sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Dengan adanya sistem struktur dan jenjang perpangkatan pada sistem hirarki juga mendorong motivasi anggota organisasi untuk bekerja dengan baik sehingga dapat mencapai posisi yang lebih tinggi dalam hirarki tersebut.
Namun, dari bentuk organisasi birokrasi dengan budaya hirarki ini ternyata kurang dapat mewadahi bahkan cenderung menghambat proses kreatif dan inovatif dari anggota. Keharusan anggota untuk mengikuti seluruh proses berdasarkan sistem yang ada bahkan cenderung dipengaruhi oleh intervensi atasan atau mereka yang mempunyai kuasa menjauhkan proses inovasi yang seharusnya dapat tetap diwadahi sejalan dengan pencapaian tujuan organisasi.
Semua pihak sangat mendukung pembagian kerja yang adil antara atasan dengan anggota. Namun keadaan demikian sebenarnya sulit diartikan mengingat keadilan yang dimaksud seringkali cenderung berbeda dalam perspektif atasan dengan anggota. Dari segi pembagian, atasan memiliki peran dalam kegiatan-kegiatan taktis dan strategis, sedangkan anggota berperan sebagai pelaksana kegiatan teknis. Dari segi beban kita sering melihat pekerjaan yang berat memang dilakukan oleh anggota tetapi tanggung jawab yang besar juga dipegang oleh atasan.
Dalam pembagian tugas pula, peran kritis cenderung diberikan kepada anggota berdasarkan kemampuannya bukan kedudukannya. Dari sini dapat disimpulkan, orientasi pembebanan tugas saat ini lebih diarahkan berdasarkan kemampuan individu bukan lagi disesuaikan berdasarkan kedudukannya.
IMTI FTUI 2023
DATA SURVEI DATA SURVEI
Pada pelaksanaanya, terdapat pula kejadian ketika tugas atasan dilimpahkan kepada anggota. Dari keadaan tersebut, terdapat dua keadaan yang dapat dilihat. Pertama, atasan cenderung memberikan tugas tersebut kepada orang yang bertalenta, atasan lebih mempertimbangkan kemampuan anggota untuk menyelesaikan tugas dibandingkan kedudukannya. Hal ini membuktikan pengalaman kerja berpengaruh terhadap Kedua, pemberian tugas ini menjadi kesempatan bagi SDM untuk mempelajari hal-hal baru melalui tugas yang diberikan. Hal ini membuktikan pengalaman anggota dalam bekerja memiliki arah yang positif terhadap pengembangan kualitas SDM.
Ketiga, dari aspek karakteristik dan perilaku pemimpin.
Dalam keberlangsungan organisasi, pemimpin memiliki peranan yang sangat vital terhadap pengembangan SDM. Sebelumnya, kepercayaan pemimpin untuk mendelegasikan tugasnya atau tugas tambahan kepada anggota menjadi kesempatan bagi anggota untuk belajar, mengembangkan diri di luar tanggung jawabnya dalam pekerjaan.
Selanjutnya, pada penilaian aspek ini meninjau bagaimana perilaku pemimpin terhadap keterbukaan atas ide dan gagasan yang dilakukan oleh anggota. Karakter dan perilaku pemimpin dapat dilihat dari bagaimana cara mereka mengapresiasi, mendisposisi bahkan mengeksekusi ide tersebut.Meskipun dalam bentuk organisasi tertentu, tidak ada kewajiban untuk menyampaikan ide terhadap suatu pekerjaan. Keterbukaan pemimpin atas ide memiliki pengaruh signifikan terhadap iklim inovasi anggota organisasi dalam dunia kerja.
IMTI FTUI 2023
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Analisis SCQ
SCQ merupakan kerangka kerja yang digunakan dalam menyelesaikan permaslaahan yang kompleks. SCQ membagi permasalahan secara jelas dan ringkas menjadi pernyataan masalah sehingga lebih terstruktur untuk diselesaikan.
SITUATION
Integrasi lembaga riset
terpusat melalui BRIN
Keterlibatan SDM dalam
ekosistem riset dan inovasi
yang terbatas
QUESTION
Proses transisi peneliti ke
dalam lembaga riset baru
Kurang memadainya proses
pengembangan SDM peneliti
dalam riset
Keterbatasan pemanfaatan
hasil riset
COMPLICATION
Proses transisi peneliti ke
dalam lembaga riset baru
Kurang memadainya proses
pengembangan SDM peneliti
dalam riset
Keterbatasan pemanfaatan
hasil riset
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Analisis Fishbone
Fishbone atau disebut cause-effect diagram merupakan tools yang digunakan untuk menguraikan sebab-sebab potensial dari satu efek atau masalah. Sebab-sebab tersebut dikategorikan berdasarkan kategori manusia, mesin, pengukuran, metode, lingkungan dan sebagainya.
Dalam praktiknya, abstraksi mengenai feodalisme yang menghambat pengembangan sumber daya manusia kemudian dikaitkan dengan masalah riset nasional yang terkendala sumber daya manusia.
Dari masalah tersebut, dapat diuraikan beberapa akar masalah yang justru menjadikan ekosistem riset terkendala oleh SDM.
IMTI FTUI 2023
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Man
Alasan utama mengapa riset nasional terkendala SDM adalah jumlah ketersediaan peneliti dan SDM Iptek lainnya yang tidak sebanding dengan proporsi penduduk Indonesia secara menyeluruh, tepatnya 216 peneliti per satu juta penduduk. Angka tersebut masih tertinggal cukup jauh dengan negaranegara maju yang setidaknya mencapai 2.000 peneliti per satu juta penduduk. Bahkan angka 216 itu juga terbilang rendah dalam persainagan di tingkat kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, salah satu standar internasional guna meningkatkan kualitas penelitian yang berdaya saing adalah dengan menetapkan kualifikasi dasar peneliti yaitu pada jenjang S3. Indonesia tentunya juga didorong untuk menggunakan parameter tersebut untuk meningkatkan Global Innovation Index yang juga tertinggal. Rendahnya minat masyarakat untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang S3 tentunya meminimalkan jumlah ketersediaan peneliti di Indonesia. Jumlah penduduk yang berpendidikan S3 hanya sebesar 0,02% dari total penduduk Indonesia. Pendidikan S3 itu sendiri pun tidak menjamin kepastian bahwasannya penduduk tersebut memiliki minat untuk menjalankan penelitian.
Dari penduduk yang berpendidikan S3 itu sendiri, sebagain besar memilik fokus keahlian dalam bidang ekonomi, politik dan agama. Sedangkan dalam bidang keahlian STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) masih cenderung rendah. Padahal dalam ekosistem riset-inovasi sendiri bidang STEM ini menjadi primadona yang dapat mengukur sejauh mana negara dapat berdaya saing dengan menghasilkan inovasi yang berguna secara praktis.
IMTI FTUI 2023
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Machine
Perkembangan revolusi industri 4.0 tentunya dapat menjadi sarana yang
memudahkan manusia untuk menyelesaikan permasalahan. Model penerimaan teknologi oleh masyarakat Indonesia tergolong cukup tinggi, khususnya dalam teknologi informasi dan komunikasi. Hanya saja dari perilaku masyarakat dalam
menggunakan teknologi masih berorientasi kepada hal yang konsumtif sehingga
belum berpengaruh besar terhadap produktivitas. Pertimbangan untuk menggunakan teknologi terbaru sering terhambat oleh akses ke teknologi yang berjalan lambat serta adanya anggapan teknologi tersebut tidak begitu dibutuhkan dalam pelaksanaan riset.
Sebagai bentuk dari ambisi lembaga BRIN, guna mendukung proses inovasi yang inklusif. BRIN menyediakan fasilitas dan infrastruktur riset secara terbuka sehingga dapat mendukung proses pengembangan riset di luar institusi BRIN. BRIN juga membuka fasilitas ini kepada industri atau pelaku usaha agar bisa memanfaatkan hibah uji klinis atau uji fungsi. Namun keadaan demikian ternyata belum dapat berjalan secara sempurna, dari sisi peneliti internal BRIN sendiri justru merasa penggunaan infrastruktur secara kolektif justru membuat mereka yang memiliki timeline pelaksanaan riset itu cukup terganggu dan tidak leluasa.
IMTI FTUI 2023
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Measurement
Pada tahun 2023, berdasarkan catatan Science and Technology Index (Sinta) dari 254.963 peneliti dan dosen di Indonesia hanya mampu menghasilkan sekitar 7.400 jurnal ilmiah yang terindeks Scopus. Publikasi hasil riset telah menjadi salah satu indikator iklim riset dan inovasi yang berlangsung di suatu negara, sehingga angka tersebut juga dapat menjadi rujukan terkait keseriusan negara dalam membangun ekosistem risetnya.
Aktivitas pengukuran juga dapat dilakukan dengan mengamati seberapa besar evidence-based policy, yaitu kebijakan yang diambil berdasarkan riset. Keputusan pemangku kepentingan dalam menggunakan riset sebagai dasar pembuatan kebijakan dapat menunjukkan kualitas dari hasil riset yang dilakukan. Selain itu, riset yang dilaksanakan juga sebisa mungkin diarahkan untuk menjawab kebutuhan industri sehingga hasil riset dapat dikomersialisasi dan terus mengalami keberlanjutan seiring dengan tantangan industri yang ada.
IMTI FTUI 2023
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Method
Kebijakan untuk melebur sejumlah lembaga riset menjadi satu dalam BRIN menjadi terobosan baru dalam ekosistem riset inovasi nasional. Hal ini merupakan langkah yang diambil sebagai bentuk penyederhanaan serta pengoptimalisasian satu lembaga yang merencanakan, mengendalikan serta melaksanakan proses riset inovasi berskala nasional.
Sebagai konsekuensinya, proses transisi SDM dari lembaga riset lama ke lembaga baru menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari persoalan teknis maupun strategis. Adanya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi antarpelaksana riset cenderung memicu pekerjaan riset yang diproyeksikan justru terganggu.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh pusat riset nasional untuk menciptakan keberlanjutan ekosistem riset melalui program manajemen talenta. Sejak periode sekolah menengah dan perguruan tinggi, berbagai program inovasi telah dilakukan guna menjaring talenta yang memiliki potensi untuk menjadi peneliti di masa depan. Tahapan berjenjang dengan membina talenta tersebut mulai dari jenjang S1, S2, S3 bahkan post-doctoral. Namun dalam prospek ke depan, perlu dipertimbangkan apakah nasib riset nasional nantinya digantungkan kepada talenta yang telah dibina ini atau justru talenta ini dilepaskan dari institusi riset untuk diberdayakan dengan lebih mandiri.
IMTI FTUI 2023
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Environment
SDM dalam ekosistem riset membutuhkan daya pikir inovatif dengan tetap menjaga kinerja pada prosedur yang tepat, karenanya faktor lingkungan turut mempengaruhi seberapa besar kinerja SDM dalam ekosistem riset itu sendiri. Lembaga riset berbentuk birokrasi memiliki budaya organisasi hirarki, yang mana kedudukan dan struktur menjadi sistem yang baku untuk memastikan berjalannya organisasi. Pada akhirnya, SDM Iptek ini hanya menjadi pelaksana terhadap proyek-proyek yang ada tanpa memiliki ruang untuk mendayaciptakan ide serta gagasan baru. Secara proses tentunya kegiatan-kegiatan birokrasi tidak menghalangi perkembangan ide bahkan bisa menjadi salah satu pemicunya. Namun, ruang dan waktu yang terbatas oleh SDM Iptek ini yang menyebabkan inovasi dari perwujudan ide itu tidak maksimal.
Selanjutnya, dalam pekerjaan birokrasi yang menggunakan budaya hirarki, kedudukan antarpekerja umumnya sejalan dengan pengalaman dan status kepegawaian mereka. Hal tersebut tentunya menciptakan ruang kerja lintas generasi. Pada fase ini, rasa takut dan sungkan mereka yang lebih muda dapat menjadi bumerang terhadap proses pelaksanaan riset. Pekerja muda yang seharusnya belajar dari yang lebih tua, acapkali hanya mendapat limpahan tugas yang membuat hasil kerja justru kurang maksimal. Hal demikian jelas menjadi penyebab bagaimana SDM menjadi kendala bagi keberlangsungan riset nasional.
IMTI
ANALISIS KAJIAN ANALISIS KAJIAN
Analisis Tree Diagram
IMTI FTUI 2023
REKOMENDASI SOLUSI REKOMENDASI SOLUSI
Analisis Tree Diagram
1. Menawarkan Program Fast Tracking S3 bagi Peneliti khususnya Bidang
STEM
Tujuan : Memenuhi Kebutuhan Kualifikasi S3 sebagai Dasar Kualitas Peneliti
Salah satu pertimbangan individu tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 waktu yang dihabiskan untuk belajar. Bagi seorang peneliti, kegiatan belajar tentu sudah menjadi keharusan dalam setiap fase riset yang dijalankan. Dengan begitu, momentum penelitian yang sedang dijalankan sebaiknya bisa menjadi salah satu cara bagi mereka untuk bisa meraih gelar S3 dengan lebih mudah. Peneliti dapat mengambil beberapa kelas yang akan menunjang proses penelitian.
Dari kebijakan ini, bukan berarti standar kualitas S3 yang diturunkan tetapi lebih kepada bentuk dukungan institusi kepada peneliti untuk bekerja lebih maksimal. Peneliti yang mengikuti program ini dihadapkan dengan kepadatan dalam melaksanakan penelitian serta mengikuti pendidikan. Karenanya, kebijakan ini harus disusun dengan matang baik dari segi perencanaan serta pemantauan agar kedua kegiatan tetap terkendali oleh peneliti. Setelah pendidikan dan penelitian selesai, peneliti telah memiliki pengalaman serta pengakuan pendidikan sehingga dapat melaksanakan penelitian yang lebih matang pada kegiatan berikutnya.
Kebutuhan SDM Iptek dalam bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) sangat tinggi. Dengan kenyataan bahwa sebagian besar minat masyarakat Indonesia lebih mengarah ke ilmu sosial humaniora, promosi dan pengenalan keahlian dalam bidang STEM harus lebih digencarkan. Urgensi membina potensi SDM dalam keahlian STEM amat penting untuk memenuhi kebutuhan riset dan pengembangan dalam negeri sehingga dapat menciptakan ekosistem riset yang lebih mandiri dan berdaya saing global.
IMTI FTUI 2023
REKOMENDASI SOLUSI REKOMENDASI SOLUSI
2. Mengadakan Pelatihan Komunikasi Publik kepada Peneliti
Tujuan mampu menyajikan hasil riset yang inklusif untuk masyarakat
Keberha h dalam
jurnal in sil riset
itu juga sil riset
karena et tidak
dapat s
Pelatiha k, yang
tidak h peneliti
melaink ma oleh
masyar penting
untuk m embaga riset.
Apabila a yang
melaksa an dari
akumula t untuk menyele dapat
menunj ahuan.
REKOMENDASI SOLUSI REKOMENDASI SOLUSI
3. Membangun Ruang Eksperimen dan Ruang Kolaborasi dalam Pelaksanaan
Riset
Tujuan : meningkatkan kualitas hasil riset yang terkoordinir dan berdaya saing Dari segi kecerdasan, kemampuan kognitif peneliti yang sedang melaksanakan program riset tentu tidak diragukan. Namun, pola pikir terbuka dan kreatif belum tentu dimiliki oleh setiap peneliti. Dalam pelaksanaan riset, peneliti tentunya menghadapi berbagai kendala yang membuat mereka tidak hanya terpaku dengan prosedur riset yang ditetapkan. Upaya untuk memitigasi agar kendala tersebut tidak menjadi masalah yang berarti bagi peneliti bisa dilakukan dengan pendekatan ‘entrepreneurial mindset’ yaitu keterampilan yang memungkinkan individu untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang, mengatasi dan belajar dari masa lalu dan berhasil menghadapi berbagai situasi. Melalui pemahaman ini, peneliti dapat lebih cekatan untuk menghadapi kendala dalam risetnya.
Upaya membangun mindset ini dapat dilakukan dengan menciptakan ruang eksperimen dan ruang kolaborasi bagi peneliti dalam menjalankan riset. Dengan ruang eksperimen, peneliti diberikan fleksibilitas untuk melakukan riset, menelusuri berbagai jalan dan prosedur yang kreatif sehingga dapat menyelesaikan riset. Selanjutnya, dalam proses melakukan eksperimen, peneliti tentunya membutuhkan validasi dari pihak lain yang dirasa lebih berpengalaman. Karenanya perlu dibangun jaringan yang menjembatani kerja
sama peneliti dengan pihak lain, ruang kolaborasi dapat menjadi bentuk formal dari kerja
sama yang dibangun. Dengan demikian, riset yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang lebih tinggi serta berdaya saing.
REKOMENDASI SOLUSI REKOMENDASI SOLUSI
4. Membuat Framework riset yang Fleksibel dan Sederhana
Tujuan : mengarahkan peneliti untuk fokus terhadap substansi riset, mendorong peningkatan jumlah publikasi riset
Saat ini peneliti maish dihadapkan dengan mekanisme pekerjaan riset yang terbilang masih terlalu kaku. Padahal dalam pekerjaan riset sendiri banyak dinamika yang terjadi seiring berjalannya waktu dan membutuhkan cukup banyak waktu untuk menyelesaikannya. Kenyataan yang ada sekarang justru hampir sebagain besar waktu yang ada dihabiskan untuk menyelesaikan persoalan administratif dibanding dengan substansi riset. Selain itu, proporsi waktu yang dibatasi tahun anggaran membuat peneliti tidak punya cukup waktu untuk menemukan momentum riset yang bisa menghasilkan hasil riset yang lebih baik.
Dengan demikian, kegiatan riset seharusnya dapat dikemas dengan framework yang sederhana dan fleksibel. Manfaat langsung dari framework yaitu mendorong peneliti untuk lebih cekatan dan bisa memaksimalkan kesempatan riset untuk dihadapkan dengan persoalan yang relevan seiring berjalannya waktu. Adapun manfaat lain yaitu, dalam proses publikasi, publik dapat lebih mudah memahami metodologi yang membentuk hasil riset sehingga kredibilitas riset dihadapan publik juga terukur.
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
REKOMENDASI SOLUSI REKOMENDASI SOLUSI
5. Mengisi penempatan Personel Sesuai dengan Kemampuan
Tujuan : menciptakan lingkungan kerja yang adil dan saling mendukung
Upaya membangun birokrasi yang produktif dan konstruktif dapat dilakukan dengan komitmen lembaga dalam melakukan penempatan personil berdasarkan kemampuannya. Hal ini menjadi begitu penting karena topik riset yang berjalan seringkali membutuhkan pendekatan dari multidisiplin ilmu sehingga diperlukan keterbukaan lembaga untuk menerima SDM dengan keahlian tertentu. Dengan begitu, lembaga dapat mengoptimalkan potensi SDM yang sudah menguasai keahlian tersebut sehingga dapat menjadi aset penting bagi keberlanjutan lembaga.
Selanjutnya, dengan menempatkan personil sesuai dengan kemampuannya mendorong lembaga untuk lebih tangkas dalam bekerja. Masing-masing personil mengerjakan
tugasnya dan memasukkan hasilnya ke dalam pekerjaan yang multidimensi. Dari sini akan tercipta lingkungan kerja yang adil dan stabil, yang mana setiap pekerjaan memiliki ketergantungan dengan yang lain sehingga tidak membebani satu pihak saja untuk menyelesaikannya.
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
KKESIMPULAN ESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan rekomendasi kajian, dapat disimpulkan bahwa abstraksi konsep feodalisme dalam budaya organisasi hirarki yang umumnya terdapat pada lembaga penelitian birokrasi berdampak negatif terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi dalam ekosistem riset. Penelitian mengungkapkan bahwa budaya hirarki organisasi kerap menghambat proses kreatif dan inovatif anggota, serta membatasi ruang dan waktu sumber daya manusia dalam menerapkan inovasi. Selain itu, permasalahan seperti pembagian kerja yang tidak adil antara atasan dan anggota, padahal kualitas kerja yang diberikan pada SDM menjadi kesempatan untuk mengasah keahlian serta mempelajari hal baru yang dihadapi saat penugasan. Karakteristik dan perilaku pemimpin juga memainkan peran penting dalam pengembangan SDM, terutama dalam hal mempromosikan keterbukaan terhadap ide dan gagasan dari anggota.
Masalah pengembangan SDM memiliki dampak langsung terhadap keberlangsungan riset nasional. Beberapa akar masalah lain yang membatasi pengembangan SDM dalam riset nasional, seperti jumlah ketersediaan peneliti dan SDM Iptek yang tidak sebanding dengan proporsi penduduk Indonesia secara menyeluruh, rendahnya minat masyarakat untuk menempuh pendidikan hingga jenjang S3, serta kurangnya fokus keahlian dalam bidang STEM. Selain itu, rendahnya jumlah publikasi jurnal ilmiah yang terindeks internasional serta keterbatasan pemanfaatan hasil riset juga menjadi tantangan dalam membangun ekosistem riset dan inovasi yang berkualitas.
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
KKESIMPULAN ESIMPULAN
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan strategi pengembangan SDM dalam riset, seperti membangun budaya organisasi yang mendorong inovasi, meningkatkan jumlah dan kualitas peneliti melalui program pengembangan talenta, memperluas akses dan penggunaan teknologi dalam riset, serta mengarahkan riset untuk menjawab kebutuhan industri. Selain itu, transformasi lembaga riset menjadi BRIN dapat menjadi langkah awal dalam menyederhanakan dan mengoptimalkan proses riset inovasi di tingkat nasional.
Dengan demikian, perubahan budaya organisasi menjadi kunci dalam pengembangan SDM guna menciptakan ekosistem penelitian yang inklusif, inovatif dan kompetitif. Keberhasilan lembaga riset melakukan pengembangan SDM akan membantu perwujudan ekonomi berbasis pengetahuan dan menghasilkan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat serta menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan.
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
IMTI FTUI 2023
RREFERENSI EFERENSI
Börjesson, S., & Gerth, H. (2006, Januari). (PDF) Innovativeness and creativity in bureaucratic organizations; Evidence from the pharmaceutical and the automotive industry.ResearchGate.https://www.researchgate.net/publication/228896581_Inn ovativeness_and_creativity_in_bureaucratic_organizations_Evidence_from_the_p harmaceutical and the automotive industry
Deloitte. (n.d.). Creating value through HR HR Strategy. https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/de/Documents/humancapital/creating-value-through-hr.pdf
Drs. Muhammad, M.Si. (2018). BIROKRASI, (Kajian Konsep, Teori menuju Good Governance) (1st ed.). Unimal Press.
How feudalism hinders community transformation and economic evolution: Isn't equal opportunity a basic human right? Murray Hu. (n.d.). Institute for Cultural Diplomacy.https://www.culturaldiplomacy.org/pdf/casestudies/How feudalism h inders_community_transformation_and_economic_evolution_-_Murray_Hunter.pdf
Independensi dan Kolaborasi Riset Kunci Iklim Riset yang Kondusif. (2022, Maret 24).MediaIndonesia.https://mediaindonesia.com/humaniora/480359/independensi -dan-kolaborasi-riset-kunci-iklim-riset-yang-kondusif
Kajian dan Aksi Strategis
IMTI FTUI 2023
RREFERENSI EFERENSI
Knowledge Sector Initiative, BAPPENAS, & Australian National University. (2020, Desember). Mendorong Perbaikan Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia: Pembelajaran Internasional dan Masukan Pemangku Kepentingan - Pengetahuan. Knowledge Sector Initiative (KSI). https://www.ksiindonesia.org/id/pengetahuan/detail/2298-mendorong-perbaikan-ekosistemriset-dan-inovasi-indonesia-pembelajaran-internasional-dan-masukan-pemangkukepentingan
PENDIDIKAN DI INDONESIA LAYU SEBELUM BERKEMBANG | NDRUMI : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora. (2023, January 14). Jurnal Ilmiah Universitas Nias Raya. https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/NDRUMI/article/view/522
RISTEK-BRIN, KEMENPAN-RB, & BAPPENAS. (2021, Februari). CETAK BIRU EKOSISTEM PENGETAHUAN DAN INOVASI. LLDikti V. https://lldikti5.kemdikbud.go.id/assets/thirdparty/filemanager/source/sistem in formasi/regulasi/FINAL%20%20CETAK%20BIRU%20EKOSISTEM%20PENGETAHUA N%20%26%20INOVASI.pdf
Tharp, B. (2005). (PDF) Four Organizational Culture Types | bruce tharp. Academia.edu.https://www.academia.edu/1588713/Four_Organizational_Culture_T ypes