Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
KEBERADAAN ASET KRIPTO
DAN PENGARUHNYA BAGI MASYARAKAT
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
ii
Kata Pengantar KASTRAT IMTI adalah bidang yang bertanggung jawab atas pencerdasan warga,
khususnya
warga
Teknik
Industri
UI,
mengenai
isu-isu
POLEKSOSBUDHANKAMLING yang terjadi di Indonesia maupun internasional. Kajian adalah salah satu hasil kegiatan KASTRAT terhadap isu yang diangkat dalam program kerja ONAR. Selain itu, kajian bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman warga terhadap isu tersebut. Pada kesempatan kali ini, KASTRAT IMTI mengangkat kajian yang berkaitan dengan tema ekonomi dan teknologi, yaitu “Keberadaan Aset Kripto dan Pengaruhnya bagi Masyarakat.” Tim penulis melihat adanya urgensi untuk menyebarkan kepedulian dan pemahaman lebih lanjut mengenai dampak aset kripto (cryptoasset) terhadap aspek lingkungan hidup, serta situasi dan kondisi regulasi aset kripto di Indonesia. Dengan menimbang kondisi dari aset kripto yang kian berkembang dan semakin banyak dikaji dan diteliti, kajian yang dibuat kali ini lebih memprioritaskan pada poin pencerdasan. Maka dari itu, kami bertekad untuk menyediakan berbagai informasi dari jurnal dan data pendukung yang dapat digunakan untuk mewujudkan urgensi tersebut. “Langkah Nyata Bersuara” merupakan pengemudi utama hati kami dalam mengupayakan penerbitan kajian ini. Akhir kata, tim penulis menyadari bahwa kajian ini masih jauh dari kata sempurna dan mengandung banyak aspek yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, terbuka pintu yang lebar bagi warga yang ingin memberikan saran dan masukkan sebagai perbaikan di masa yang akan datang. Salam kepedulian, KASTRAT IMTI FTUI 2022
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Daftar Isi 1.
2.
3.
4.
5.
Pendahuluan Isi Hasil Kajian Kesimpulan Referensi
Please maintain proper social distancing while queuing.
1 PENDAHULUAN
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
2
Latar Belakang Aset Kripto Beberapa tahun terakhir ini, aset kripto seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP) memiliki popularitas yang meroket di seluruh dunia. Aset kripto tersebut dan berbagai macam lainnya memiliki nilai yang sangat tidak stabil jika dibandingkan dengan mata uang pada umumnya, termasuk rupiah, dan juga komoditas seperti tanah maupun saham. Aset kripto adalah aset digital dimana transaksi dicatat dan diverifikasi oleh sistem terdesentralisasi. Sifat terdesentralisasi yang dimiliki aset kripto memungkinkan terjadinya transaksi peer-to-peer (P2P) tanpa bantuan atau intervensi otoritas pusat seperti bank, dan saat ini telah berkembang menjadi alternatif instrumen finansial dan transaksi keuangan tradisional. Tiap aset kripto memiliki yurisdiksi dan regulasi yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan perlakuan yang berbeda pula. Sampai sekarang, masih terdapat miskonsepsi mengenai apakah aset kripto termasuk komoditas atau mata uang jika ditinjau secara tradisional maupun hibrida. Masalah tersebut membuat pemerintah di seluruh dunia menginvestasikan uang dan waktu untuk mengkaji lebih dalam dan membuat sebuah framework untuk memberlakukan regulasi dengan tepat. Blockchain, teknologi yang membangun aset kripto, dapat diterapkan di berbagai macam industri seperti perbankan, e-commerce, kesehatan, dan lain sebagainya. Namun, di balik kecanggihan teknologinya, blockchain memiliki kekurangan yaitu dampaknya yang bersifat multidimensional dan mencakup aspek lingkungan hidup baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Sebagai mahasiswa Teknik Industri yang dididik untuk melihat dunia sebagai suatu sistem yang kompleks, maka diharapkan dapat membuka pikiran terhadap kehadiran aset kripto dan teknologi yang terus berkembang sebagai suatu komponen baru yang dapat mengubah cara dunia ini bekerja.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
3
Tujuan Kegiatan Tujuan Kegiatan 1. Memberikan
pemahaman
kepada
mahasiswa
mengenai
aset
kripto,
khususnya dari segi dampak terhadap lingkungan hidup dan status pengawasan maupun regulasinya di Indonesia. 2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai masalah-masalah yang dihadapi Indonesia dalam mengkaji aset kripto dan risiko yang mungkin terjadi dengan adanya aset kripto di Indonesia. 3. Menampung dan menimbang opini mahasiswa Teknik Industri UI mengenai aset kripto. 4. Mengusulkan suatu strategi untuk meminimalisir risiko yang mungkin disebabkan oleh aset kripto.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
4
Metode Penulisan Metode Penulisan STUDI LITERATUR 1. Memahami
sumber
data
sekunder
berupa
kebijakan
administratif
mengenai aset kripto yang diterbitkan baik oleh instansi pemerintah maupun nonpemerintah. 2. Menelaah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perdagangan aset kripto di Indonesia. 3. Menganalisis berita-berita yang menyangkut dampak aset kripto terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat di Indonesia. 4. Mengamati kasus-kasus aset kripto di kehidupan nyata, baik dalam lingkup
nasional
maupun
internasional
untuk
mengevaluasi
dan
mengembangkan eksistensi aset kripto sebagai salah satu komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka. DATA SURVEI 1. Melakukan pencerdasan dua arah melalui diskusi dengan dan/atau antar mahasiswa Teknik Industri UI. 2. Melaksanakan penjaringan opini dari mahasiswa Teknik Industri UI mengenai detail-detail aset kripto, mulai dari dampaknya di berbagai aspek, penetapan regulasi, hingga urgensi diadakannya pengawasan terhadap aset kripto. PROBLEM SOLVING TOOLS Melakukan pengolahan dari data yang telah dikumpulkan melalui berbagai problem solving tools sebagai dasar identifikasi masalah, analisis masalah, hingga pembuatan rekomendasi alternatif solusinya.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Pelaksanaan Kajian Pemilihan dan Penentuan Tema 4 Maret 2022 Pelaksanaan ONAR 20 Maret 2022 Mengkaji dari Berbagai Sumber 28 Maret - 29 April 2022 Penyusunan Kajian 4 April - 29 April 2022 Survei Warga 25 April - 30 April 2022 Penyelesaian Masalah 30 April - 2 Mei 2022
5
2 ISI
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
7
Isi 2.1 Pengaruh Keberadaan Aset Kripto terhadap Lingkungan Hidup Pesatnya perkembangan teknologi informasi bukanlah hal yang diragukan lagi, salah satu contohnya adalah aset kripto atau yang biasa dikenal dengan crypto assets. Saat ini, aset kripto menjadi komoditas investasi yang sangat diminati di Indonesia. Per Februari 2022, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat terdapat 12,4 juta pelanggan kripto di Indonesia, mengungguli jumlah pelanggan pasar modal yang berkisar di angka 8 juta orang. Tumbuhnya pelanggan tersebut dikarenakan banyak orang merasa bahwa teknologi blockchain semakin dibutuhkan. Dalam laporan yang berjudul “2022 Global state of crypto report” ditemukan bahwa 61 persen responden Indonesia setuju dengan anggapan bahwa kripto adalah masa depan dari investasi dan layanan keuangan. Maka dari itu, saat ini kripto sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan dapat memengaruhi beberapa aspek di dalamnya.
12,500,000
10,000,000
7,500,000
5,000,000
2,500,000
0
Kripto
Saham
Reksa dana
SBN
Figur 2.1 Diagram Jumlah Pelanggan Berdasarkan Jenis Aset (Februari 2022)
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
8
2.1.1 Pengaruh Keberadaan Aset Kripto terhadap Ekonomi Sebagai negara berkembang, pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang vital. Pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika pertumbuhan ekonomi baik maka tingkat pendapatan masyarakat juga akan meningkat sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya. Perhitungan pertumbuhan ekonomi didasarkan pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang biasanya dihitung per triwulan atau per tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69 persen, sedangkan ekonomi digital dimana terdapat aset kripto di dalamnya mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen dan berkontribusi sebesar 4 persen terhadap PDB Indonesia. Walaupun secara nominal kontribusi ekonomi digital masih tergolong rendah, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ekonomi digital akan tumbuh 8 kali lipat dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun di 2030 mendatang. Ini menandakan ekonomi digital akan menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat signifikan.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
9
Mencegah Krisis Bitcoin (aset kripto pertama) lahir pada tahun 2008, dimana pada saat itu sedang terjadi krisis finansial global. Akar permasalahan dari krisis 2008 tersebut berawal dari kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan yang terlalu tinggi serta kurangnya transparansi lembaga keuangan. Hal ini lantas memicu para bankir untuk memanipulasi asetnya. Maka dari itu, Founder Bitcoin, Satoshi Nakamoto menciptakan suatu sistem pembayaran peer-to-peer sebagai respon terhadap kegagalan lembaga tersentralisasi yang bertindak sebagai perantara dalam mengatur transaksi keuangan. Banyak ahli finansial percaya bahwa krisis tidak akan terjadi apabila teknologi blockchain telah ada pada saat itu. Terlebih lagi, teknologi blockchain dipercaya dapat mencegah krisis selanjutnya jika digunakan secara luas. Alex Tapscott, dalam bukunya yang berjudul Blockchain Revolution, menulis bahwa keamanan keuangan dapat terjaga apabila terdapat transparansi aliran uang, sehingga krisis dapat terhindarkan. Selanjutnya, dengan teknologi blockchain, bank sentral tidak perlu lagi mengevaluasi lembaga-lembaga keuangan secara satu per satu karena terdapat akses ke catatan transaksi bersama yang memungkinkan bank sentral untuk memantau arus kas secara real-time.
Penjaga Inflasi Inflasi merupakan keadaan dimana suatu mata uang kehilangan nilainya seiring berjalannya waktu. Keadaan ini mengakibatkan harga barang dan jasa mengalami kenaikan, sehingga daya beli masyarakat menurun. Masyarakat harus memutar otak untuk menghindari kerugian akibat inflasi, salah satu caranya adalah membeli aset-aset investasi seperti saham, obligasi, dan emas. Emas telah dipercaya sebagai penjaga inflasi selama puluhan tahun. Emas memiliki tiga karakteristik utama yakni jumlahnya yang terbatas, dapat diakses dengan mudah, dan memiliki daya tahan terhadap permintaan. Serupa dengan emas, Bitcoin juga memiliki ketiga karakteristik tersebut.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
10
Bitcoin memiliki jumlah yang tetap yaitu sebanyak 21 juta koin, jumlah yang tetap ini memungkinkan tidak adanya koin baru yang masuk ke sirkulasi. Aksesibilitas Bitcoin juga terbilang mudah, cukup bermodalkan jaringan internet dan sebuah gawai, kita dapat melakukan transaksi di mana saja dan kapan saja. Bitcoin juga memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan emas, yakni lebih portabel, dapat ditransfer, dan lebih terdesentralisasi. Maka dari itu, Bitcoin merupakan salah satu alternatif aset penjaga inflasi terbaik bersandingan dengan emas saat ini. Meningkatkan Efisiensi Transaksi Mata uang fiat memanfaatkan perantara (bank) untuk menjalankan segala transaksinya. Kehadiran bank dalam transaksi keuangan cenderung tidak efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Pembayaran antarnegara bisa memakan waktu sampai lima hari hingga akhirnya uang bisa diakses oleh penerima. Selain itu, dalam transaksi tersentralisasi terdapat biaya remitansi sebesar 7 persen. Menurut data dari The World Bank, transaksi antarnegara mencapai 589 miliar dollar pada tahun 2021. Ini berarti sekitar 41 miliar dollar hilang akibat biaya transaksi. Alasan dibalik tingginya biaya transaksi antaranegara adalah karena bank perlu menggunakan banyak uangnya untuk database tersentralisasi dan juga biaya tenaga kerja. Di sisi lain, aset kripto hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut. Aset kripto memanfaatkan jaringan blockchain untuk setiap transaksinya, sehingga memungkinkan adanya pemotongan biaya untuk proses-proses yang bersifat manual. Selain itu, aset kripto memiliki kecepatan transaksi yang jauh lebih cepat dibanding transaksi antarnegara yang mengandalkan bank konvensional, misalkan Bitcoin memakan waktu 40 menit untuk satu kali transaksi, Ethereum 5 menit, bahkan Ripple dapat mengeksekusi transaksi secara instan.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
11
Characteristic
Transaction time in minutes
Bitcoin (BTC)
40
Ethereum (ETH)
5
Tether USD - ERC-20 protocol (USDT)
5
Tether USD - TRC-20 protocol (USDC)
2
USD Coin (USDC)
5
Ripple (XRP)
Near-instant
Figur 2.2 Tabel Jumlah Transaksi Kripto per Menit
Kajian Kajian dan Aksi dan Aksi Strategis Strategis IMTIIMTI FTUIFTUI 20222022
12
2.1.2 Pengaruh Keberadaan Aset Kripto terhadap Perilaku Sosial Dibalik segala keunggulan dan kemudahannya, perkembangan aset kripto juga turut memengaruhi perilaku sosial di masyarakat beserta penyimpanganpenyimpangan
yang
terjadi
di
dalamnya.
Teknologi
kripto
yang
terdesentralisasi dan bersifat peer-to-peer sering dikaitkan dengan kejahatan siber seperti pencucian uang dan perdagangan barang-barang ilegal. Salah satu contohnya adalah kasus Silk Road, yaitu jaringan pasar gelap di internet yang menjadi sarang pengedar narkoba. Silk Road bertransaksi dengan lebih dari 100.000 pembeli menggunakan Bitcoin. Laman tersebut kemudian dinonaktifkan pada Oktober 2013 oleh FBI bersamaan dengan penyitaan 70.000 Bitcoin yang bernilai kurang lebih empat belas triliun rupiah. Kasus tersebut merupakan satu dari sekian banyak hal yang meyakinkan masyarakat bahwa keberadaan aset kripto akan meningkatkan aktivitas kejahatan siber. Namun, faktanya tidak ada hal spesial yang membuat aset kripto lebih efektif dari teknologi lain dalam melancarkan kejahatan. Justru, teknologi blockchain dapat mengurangi kejahatan siber karena pelanggan diwajibkan untuk memuat seluruh transaksi mereka ke dalam blockchain. Data tersebut dapat digunakan penegak hukum untuk menelusuri transaksi yang terjadi dengan mudah, bahkan lebih mudah daripada menelusuri transaksi fiat money.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
13
Berhubungan dengan hal tersebut, seiring berjalannya waktu, aset kripto dapat menumbuhkan kepercayaan di masyarakat dalam bertransaksi. Hal ini disebabkan oleh transparansi dalam proses transaksi yang dilakukan dengan mengkonfirmasi tiap langkah dengan entri blok yang akan membentuk rantai. Contohnya, jika ada perubahan yang dimasukkan ke suatu blok, maka seluruh komputer dalam jaringan akan turut memeriksa blockchain untuk membuktikan bahwa transaksi atau perubahan tersebut valid. Maka dari itu, kombinasi antara enkripsi dan desentralisasi membuat sistem blockchain ini hampir mustahil untuk diretas. Kepercayaan yang dibangun pun bukan berasal dari manusia, namun berasal dari teknologi dan proses dalam jaringan. Berbeda dengan transaksi melalui lembaga keuangan yang sebagian besar masih diatur oleh manusia. Penerapan teknologi blockchain juga dapat meningkatkan inklusivitas masyarakat
dalam
berpartisipasi
pada
kegiatan
ekonomi.
Di
negara
berkembang, banyak masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap sistem finansial seperti bank. Bagi sebagian masyarakat, terdapat kondisi-kondisi khusus yang menghalangi seseorang untuk membuka akun bank, seperti tidak adanya kewarganegaraan, akta kelahiran, tanda pengenal, dan lain-lain. Selain itu, adanya minimum transaksi dan tabungan menyulitkan mereka yang kurang mampu untuk bertransaksi karena nominal transaksi mereka yang cenderung kecil. Dengan adanya teknologi blockchain, seseorang dengan batasan-batasan tersebut dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan inklusivitas dalam bertransaksi.
Underbanked 26%
Unbanked 50.8%
Banked 23.2%
Figur 2.3 Diagram Jumlah Penduduk Dewasa Indonesia yang Sudah dan Belum Tersentuh Layanan Finansial (2019)
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
14
2.1.3 Pengaruh Keberadaan Aset Kripto terhadap Lingkungan Aset kripto dapat terus berkembang karena memiliki kapabilitas untuk bertahan dari waktu ke waktu sehingga menjadi alternatif instrumen investasi yang layak dibandingkan dengan saham dan emas. Di sisi lain, aset kripto juga memiliki dampak pada lingkungan karena teknologi yang digunakan untuk mengekstrak dan memperdagangkannya. Mengingat aset kripto merupakan versi peer-to-peer dari uang elektronik yang memungkinkan pembayaran online dikirimkan secara langsung dari satu pihak ke pihak lain tanpa melalui lembaga keuangan,
dalam
melakukan
transaksi
untuk
memperoleh
ataupun
menggunakan aset kripto, termasuk juga Bitcoin, terdapat sumber daya yang digunakan sehingga menghabiskan sejumlah energi listrik tertentu. Awalnya, kemunculan peer-to-peer ini tidak terlalu menarik perhatian karena euforia Proof-of-Work (PoW) yang tersemat pada Bitcoin sedang banyak diminati. Selain itu, para penambang di kala itu juga mencari cara paling cepat dan mudah untuk menambang Bitcoin melalui penciptaan alat penambangan baru maupun pencarian lokasi dengan sumber energi paling murah. Sayangnya, satu dekade kemudian para stakeholder aset kripto baru menyadari adanya dampak negatif yang cukup besar terhadap lingkungan. Hal ini didukung oleh penelitian Digiconomist yang menunjukkan bahwa penambangan Bitcoin menghasilkan sekitar 96 juta ton emisi karbon dioksida setiap tahun. Di sisi lain, penambangan aset kripto lainnya seperti Ethereum menghasilkan lebih dari 47 juta ton emisi karbon dioksida setiap tahun. Para peneliti di University of Cambridge melaporkan bahwa sebagian besar penambangan Bitcoin, sekitar 35 persen pada tahun 2021, berlangsung di AS dimana sebagian besar listriknya didapatkan dengan membakar bahan bakar fosil. Selain itu, berdasarkan Digiconomist, penambangan aset kripto menghasilkan sekitar 30 ribu ton sampah elektronik setiap tahun karena perangkat keras penambangan yang cepat usang, khususnya bagi penambang Application-Specific Integrated Circuit yang merupakan mesin penambang aset kripto paling populer.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
15
Namun, meskipun dikaitkan dengan konsumsi energi yang tinggi dan memiliki dampak buruk pada lingkungan, aset kripto seperti Bitcoin tetap menjadi instrumen yang banyak digunakan dalam aspek ekonomi untuk berbagai tujuan. Apalagi tren regulasi di berbagai negara menunjukkan bahwa penggunaan
Bitcoin
mulai
mendapatkan
legitimasi
seperti
yang
telah
ditetapkan oleh Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Rusia, serta Ukraina. Padahal,
angka
transaksi
aset
kripto
hingga
saat
ini
sudah
cukup
mengkhawatirkan, tidak hanya dari perspektif konsumsi listrik, tetapi juga dari perspektif emisi gas rumah kaca. Merespon fenomena tersebut, pada Maret 2022 Greenpeace Amerika Serikat dan Ripple Labs bekerjasama untuk mulai mendorong ekosistem Bitcoin agar bisa beralih ke Proof-of-Stake (PoS) demi menyelamatkan bumi. Gerakan ini dikenal dengan istilah “Change the Code, Not the Climate“. PoS dianggap sebagai solusi yang lebih hijau dan ramah lingkungan karena tidak lagi melibatkan energi listrik secara berlebihan. Menurut Tinjauan Teknologi MIT, Proof-of-Work (PoW) Bitcoin menggunakan listrik dalam jumlah yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada konsumsi energi
Finlandia
pada
tahun
2021.
Sebaliknya,
Proof-of-Stake
justru
memangkas sekitar 99,95 persen dari konsumsi energi yang digunakan. Setelah memahami dampak aset kripto terhadap berbagai aspek di lingkungan hidup, hal sebesar aset kripto tentunya harus dibekali dengan pengawasan dan regulasi pemerintah. Sampai dengan pertengahan tahun 2018, belum terdapat pengaturan mengenai perdagangan aset kripto di Indonesia, padahal tren perdagangan aset kripto di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sejak mata uang kripto terdesentralisasi pertama diciptakan pada tahun 2009.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
16
2.2 Urgensi Pengawasan dan Regulasi Aset Kripto Seiring meningkatnya tren perdagangan aset kripto di Indonesia dari tahun ke tahun, pemerintah menyadari dan merasakan bahwa perdagangan aset kripto ini merupakan suatu hal yang penting dan dirasa memiliki urgensi tinggi untuk diawasi. Hal ini disebabkan karena aset kripto kian menjadi pilihan masyarakat atau alternatif lain dalam berinvestasi selain saham, properti, serta komoditas berjangka lainnya. Pemerintah juga sadar bahwa jika tidak ditangani dan ditetapkan regulasi secepat mungkin, hal tersebut dapat menyebabkan
masalah-masalah
baru
yang
hanya
akan
mempersulit
pemerintah di masa depan. Berawal dari pandemi Covid-19, diikuti oleh menurunnya pendapatan serta banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia, menyebabkan masyarakat berpaling ke pasar fisik aset kripto untuk mencari keuntungan. Alasan utama seseorang berinvestasi di aset kripto adalah untuk mendapatkan keuntungan (return) yang lebih cepat dengan volume yang lebih besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat pertumbuhan harga Bitcoin dan Ethereum yang sangat meningkat secara signifikan pada tahun 2021. (Figur 2.4)
Jangka Waktu
1 Jam
24 Jam
7 Hari
14 Hari
30 Hari
1 Tahun
Bitcoin
0.2%
0.6%
-3,3%
33,5%
97%
349,3%
Ethereu m
-0,2%
6,1%
-0,9%
67,3%
107,3 %
659,7%
Figur 2.4 Tabel Pertumbuhan Harga Bitcoin dan Ethereum
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
17
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada tahun 2021 (Figur 2.5), aset kripto memiliki keunggulan yang cukup jauh dalam hal proyeksi keuntungan investasi. Hal ini yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi tertarik dan banyak membeli aset kripto sebagai salah satu instrumen investasi bagi mereka. Jangka Waktu
24 Jam
7 Hari
30 Hari
3 Bulan
6 Bulan
1 Tahun
IHSG
0.8%
0.26%
1,2%
-4,59%
8,54%
31,22%
Figur 2.5 Tabel Pertumbuhan Harga IHSG (2021)
Berdasarkan kekhawatiran dari mayoritas masyarakat, peraturan aset kripto
diharapkan
berfokus
pada
perlindungan
pelanggan,
anti-money
laundering (pencucian uang), hingga risiko hilangnya stabilitas finansial. Setelah ditetapkannya regulasi yang mencakup hal-hal tersebut, diharapkan biro yang melaksanakan jasa investasi dan aktivitas finansial dengan aset kripto juga dapat tunduk pada regulasi finansial dan pengawasan. Begitu juga aset kripto yang terkualifikasi sebagai aset finansial juga harus tunduk pada regulasi keuangan. Regulasi dan pengawasan harus mencantumkan ketentuan bagi klien, kejahatan finansial, dan penyalahgunaan pasar di samping langkahlangkah kelembagaan dan standar lainnya. Urgensi pengawasan dan regulasi aset kripto juga diperlukan karena aset kripto mudah jatuh ke dalam ketidakpastian hukum karena turut jatuh ke dalam dua peraturan yang berbeda yaitu sebagai komoditas dalam pasar berjangka dan sebagai aset kripto dalam pasar fisik. Maka dari itu, tidak tepat jika aset kripto hanya diurus oleh salah satunya karena kedua peraturan tersebut memiliki landasan konseptual yang berbeda.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
18
2.3 Manajemen Pembentukan Regulasi Aset Kripto Di Indonesia sendiri, aset kripto masih dilarang sebagai alat pembayaran yang sah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, aset kripto tidak dapat menjadi alat pembayaran namun diperbolehkan untuk dijadikan komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka. Aset kripto yang merupakan komoditas digital termasuk ke dalam kategori “hak atau kepentingan” sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Hal tersebut juga didukung dengan pertimbangan yang dilakukan oleh pemerintah dimana secara ekonomi, potensi aset kripto sangat besar dan jika dilarang akan menyebabkan banyak investasi yang keluar (capital outflow) karena pelanggan akan mencari pasar yang melegalkan aset kripto. Selain itu, Surat Menko Perekonomian Nomor S-302/M.EKON/09/2018 tanggal
24
September
2018
juga
mengatur
mengenai
Tindak
lanjut
Pelaksanaan Rakor Pengaturan Aset Kripto (cryptoasset) Sebagai Komoditi yang Diperdagangkan di Bursa Berjangka. Dalam perumusan fisik aset kripto, peraturan perdagangan aset kripto harus diatur berdasarkan prioritas dengan tujuan: 1. Memberikan kepastian hukum terhadap pelaku usaha perdagangan aset kripto di Indonesia. 2. Memberikan perlindungan kepada Pelanggan Aset Kripto dari kemungkinan kerugian perdagangan aset kripto. 3. Memfasilitasi inovasi, pertumbuhan, dan perkembangan kegiatan usaha perdagangan fisik aset kripto di Indonesia. 4. Mencegah penggunaan aset kripto untuk tujuan ilegal seperti pencucian uang (money-laundering), pendanaan terorisme, serta pengembangan senjata pemusnah massal untuk genosida.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
19
Perumusan dan penetapan regulasi diharapkan dapat menciptakan kestabilan dan ketenangan bagi masyarakat yang menggunakan aset kripto sebagai instrumen investasi mereka. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar regulasi dapat bekerja dengan baik dan efektif yaitu: 1. Kelembagaan pemerintah sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengembangan iklim investasi di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah bertindak menjadi penengah antara kelompok usaha dan masyarakat yang dituntut
untuk
efisien,
efektif,
dan
responsif
terhadap
kebutuhan
masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menjadi fasilitator dan memberi peluang seluas-luasnya sesuai dengan peraturan perundangundangan. 2. Pelaku usaha sebagai subjek kegiatan perdagangan aset kripto. Dalam hal ini, regulasi harus mengatur dan mendukung pelaku usaha agar tercipta iklim usaha yang berlangsung baik sesuai dengan prinsip good governance dan corporate governance. 3. Masyarakat sebagai pelanggan dalam mendorong iklim usaha yang terpercaya
dan
semakin
berkembang.
Dalam
hal
ini,
perlindungan
masyarakat terhadap kejahatan siber ataupun segala bentuk kerugian lainnya yang dapat disebabkan oleh proses yang kurang sesuai.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
20
2.4 Status Quo Kebijakan dan Pengawasan Aset Kripto di Indonesia Sampai saat ini, pemerintah telah mengeluarkan beberapa regulasi untuk mengatur perdagangan aset kripto sebagai sebuah komoditi di Indonesia. Peraturan tersebut dirumuskan melalui proses mengkaji aset kripto mulai dari sifatnya
sebagai
komoditi
atau
instrumen
investasi,
ketentuan
teknis
penyelenggaraan pasar fisik aset kripto di bursa berjangka, perlindungan dari potensi tindak kriminal dan terorisme, serta pedoman penyelenggaran pasar fisik aset kripto tersebut. Beberapa regulasi yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto (Cryptoasset). 2. Peraturan Bappebti Nomor 2 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka. 3. Peraturan Bappebti Nomor 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Cryptoasset) di bursa berjangka. Peraturan ini telah mengalami perubahan beberapa kali hingga yang terakhir adalah Peraturan Bappebti Nomor 3 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 5 tahun 2019 tentang Ketentuan teknis penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Cryptoasset). 4. Peraturan Bappebti Nomor 6 tahun 2019 tentang Penerapan Program Anti Pencucian
Uang
Dan
Pencegahan
Pendanaan
Terorisme
Terkait
Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi Di Bursa Berjangka. 5. Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto Yang Dapat Diperdagangkan Di Pasar Fisik Aset Kripto. 6. Peraturan
Bappebti
Nomor
8
Tahun
2021
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto (Cryptoasset) di Bursa Berjangka.
3 HASIL KAJIAN
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
22
Data Survei Selain mengkaji data sekunder dari jurnal, laporan perusahaan, dan studi literatur, Tim Kajian Kastrat IMTI 2022 juga telah melakukan survei kepada mahasiswa TI UI terkait seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap isu aset kripto ini di Indonesia, terutama dari segi dampaknya ke berbagai aspek lingkungan hidup dan regulasi serta pengawasannya hingga saat ini. Melalui survei (kuantitatif) tersebut, kami meminta pendapat kepada mahasiswa yang mengikuti program kerja ONAR (Obrolan Menarik Seputar Kastrat) dan telah diberikan pencerdasan yang bersifat dua arah mengenai isu tersebut. Survei dilakukan dalam bentuk kuesioner menggunakan Google Form dan disebarkan seminggu sebelum penulisan kajian agar penulis dapat membahas permasalahan yang terjadi di masyarakat secara komprehensif melalui kajian ini.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
23
Dalam kuesioner kami memaparkan beberapa pertanyaan, sebagai berikut: 1. Apakah Anda paham tentang aset kripto? 2. Apakah Anda paham tentang dampak aset kripto terhadap berbagai aspek lingkungan hidup (ekonomi, lingkungan, sosial)? 3. Seberapa paham Anda tentang dampak aset kripto terhadap berbagai aspek lingkungan hidup (ekonomi, lingkungan, sosial)? 4. Apakah Anda tertarik untuk mempelajari aset kripto? 5. Apakah Anda paham akan pengawasan dan regulasi aset kripto di Indonesia? 6. Seberapa paham Anda tentang pengawasan dan regulasi aset kripto di Indonesia? 7. Apakah literasi mengenai aset kripto penting menurut Anda?
8. Apa metode untuk meningkatkan literasi tentang aset kripto yang terbaik menurut Anda?
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
24
Tidak 50%
Ya 50%
Figur 3.1 Diagram hasil survei pertanyaan 1
Untuk menjawab pertanyaan (1), dari keseluruhan responden, tercatat sebesar 50 persen atau setengah dari mahasiswa TI UI paham mengenai aset kripto dan sebesar 50 persen atau setengahnya lagi tidak paham mengenai apa aset kripto itu. Tidak 25.8%
Ya 74.2%
Figur 3.2 Diagram hasil survei pertanyaan 2
Kemudian kami mendapatkan insight lebih dalam mengenai pemahaman warga mengenai aset kripto dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan seperti pertanyaan (2), (3), (5), dan (6). Untuk pertanyaan (2), 74,2 persen warga TI UI sadar akan dampak aset kripto pada berbagai aspek lingkungan hidup dan sebesar 25,8 persen tidak menyadarinya.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
25
Kemudian, kami menanyakan tingkat pemahaman warga TI UI lebih lanjut mengenai dampak aset kripto terhadap berbagai aspek lingkungan hidup melalui pertanyaan (3) dan mendapatkan persebaran sebagai berikut. 50 40 30 20 10 0
1
2
3
4
Figur 3.3 Diagram hasil survei pertanyaan 3
Perlu diketahui bahwa dari skala 1 sampai dengan skala 4, keterangannya adalah sebagai berikut. Pilihan 1 yaitu tidak pernah mendengarnya dan tidak paham sama sekali, pilihan 2 yaitu pernah mendengarnya namun tidak paham sama sekali, pilihan 3 yaitu pernah mendengarnya namun hanya sedikit paham, dan pilihan 4 yaitu pernah mendengarnya dan paham. Dari grafik tersebut, kesimpulan yang kami dapatkan adalah terdapat sekitar 66,1 persen dari mahasiswa TI UI memiliki tingkat pemahaman yang cukup memadai dan bahkan sangat paham mengenai dampak aset kripto terhadap berbagai aspek lingkungan hidup. Di sisi lain, terdapat sebesar 33,9 persen mahasiswa TI UI yang belum paham mengenai aset kripto, bahkan masih terdapat mahasiswa yang tidak tahu jika aset kripto memiliki dampak pada berbagai aspek lingkungan hidup.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
26
Paham 24.2%
Tidak paham 75.8%
Figur 3.4 Diagram Hasil survei pertanyaan 5
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan (5) dari keseluruhan responden, tercatat sebesar 75,8 persen dari warga TI UI tidak paham akan regulasi dan pengawasan aset kripto dan sebesar 24,2 persen paham mengenai regulasi dan pengawasan aset kripto.
Dari pertanyaan (5) kami telah menanyakan paham atau tidaknya warga TI UI mengenai aset kripto. Kemudian kami mencoba menanyakan tingkat pemahaman warga mengenai pengawasan dan regulasi aset kripto melalui pertanyaan (6) dan mendapatkan hasil persebaran sebagai berikut.
50 40 30 20 10 0
1
2
3
Figur 3.5 Diagram Hasil survei pertanyaan 6
4
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
27
Ditekankan kembali bahwa dari skala 1 sampai skala 4, keterangannya adalah sebagai berikut. Pilihan 1 yaitu tidak pernah mendengarnya dan tidak paham sama sekali, pilihan 2 yaitu pernah mendengarnya namun tidak paham sama sekali, pilihan 3 pernah mendengarnya namun hanya sedikit paham, dan pilihan 4 yaitu pernah mendengarnya dan paham. Dari diagram di atas, kesimpulan yang dapat kami ambil adalah sebesar 77,4 persen warga TI UI tidak paham sama sekali mengenai pengawasan dan regulasi aset kripto di Indonesia, dan di sisi lain hanya 22,6 persen warga TI UI yang memiliki tingkat pemahaman yang mencukupi, bahkan hampir tidak terdapat mahasiswa yang benar-benar paham mengenai pengawasan dan regulasi aset kripto di Indonesia.
Tidak 8.1%
Ya 91.9%
Figur 3.6 Diagram hasil survei pertanyaan 7
Pada pertanyaan (7) kami menanyakan mengenai pentingnya literasi aset kripto bagi masyarakat, dan didapatkan hasil berupa 91,9 persen responden menjawab penting sementara 8,1 persen lainnya menjawab tidak penting.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
28
Setelah mengetahui pendapat dan pemahaman mahasiswa TI UI mengenai isu aset kripto ini, kami kemudian menanyakan mengenai ketertarikan mahasiswa untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang aset kripto ini. Berikut adalah hasil survei yang dilakukan. Mungkin 4.6% Tidak 12.3%
Ya Tidak Mungkin Tidak tapi sepertinya butuh Mungkin, ada ketertarikan namun tidak ada urgensi untuk belajar dan memahaminya Ya 80.1%
Figur 3.7 Diagram hasil survei pertanyaan 4
Dari data di atas, sebesar 80.1 persen responden
menyatakan
bahwa
mereka
tertarik untuk mempelajari aset kripto lebih dalam lagi. Kemudian 12,3 persen tidak tertarik, dan responden lainnya banyak yang menjawab mungkin atau tidak yakin. Setelah menyadari bahwa mayoritas dari responden tertarik untuk mempelajari aset kripto lebih dalam, kami menanyakan metode apa yang menurut
mereka
meningkatkan mengenai
aset
paling
pemahaman kripto
ini
pertanyaan multiple answer.
efektif
dalam
dan
literasi
dengan
tipe
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
29
Membaca buku, artikel, berita
Mengikuti suatu komunitas
Menonton video di youtube atau platform lainnya
Mengikuti kursus atau bootcamp
Menonton webinar atau talkshow interaktif
Riset saham langsung 0
20
Figur 3.8. Diagram hasil survei pertanyaan 8
40
60
Dari seluruh responden, opsi yang paling banyak dipilih adalah menonton video di YouTube atau platform lainnya (82,3 pesen) dan membaca buku, artikel, dan berita (80,6 persen). Kemudian, diikuti oleh menonton webinar atau talkshow interaktif (46,8 persen), mengikuti suatu kursus atau bootcamp (33,9 persen), mengikuti suatu komunitas (30,6 persen), dan terakhir adalah riset saham langsung (1,6 persen).
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
30
3. Hasil Kajian Berdasarkan data-data yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, kami menganalisis kondisi dan mendefinisikan akar masalah atau root cause yang merupakan penyebab utama dari masalah ini. Untuk membantu dalam analisis kami menggunakan SCQ framework agar mendapatkan situasi, komplikasi, dan key question-nya. 3.1 SCQ Analysis
Co
a hasisw a m ik dari tertar itas I r U o y a M tri ipto Indus set kr a k i i n r k a j e T lih ela memi memp k h u a t d n u su ling juga ng pa a y n a e l d metod jari ha a l e e d p o em met ntuk m u f i t k efe ut. terseb
cation pli m
at Situ ion
Banyak sekali m ahasiswa Teknik Industri UI mengeta yang hui a s e t kripto, tetapi m inim yan g benarbenar paham a k an tersebut, hal terutama p a da segi pengawa san dan r egulasi.
Informasi mengenai aset kripto dikemas dengan bentuk yang tidak efektif karena belum sesuai dengan preferensi mahasiswa. Kurangnya publikasi mengenai sumber-sumber literasi aset kripto yang sudah tersedia. Key Q u
literasi
aset
Teknik Industri
cara
meningkatkan
kripto
mahasiswa
UI dengan metode
yang lebih efektif dan efisien?"
tion es
"Bagaimana
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
31
3.2 Tree Diagram for Solutions
Figur 3.9 Seorang wanita melakukan presentasi
Setelah didapatkan key question yaitu "Bagaimana cara meningkatkan literasi aset kripto mahasiswa Teknik Industri UI dengan metode yang lebih efektif dan efisien?", tim kajian Kastrat IMTI telah menjabarkan key drivers dan kebutuhankebutuhan apa saja yang harus dipenuhi sebagai solusi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dalam hal ini, penulis menggunakan tree diagram untuk membantu menjabarkan poin-poin yang ingin disampaikan agar lebih mudah dipahami.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
32
Bagaimana cara meningkatkan literasi aset kripto warga dengan metode yang lebih efektif dan efisien?
Bagaimana cara mengemas dan cara mempublikasikan sumber literasi aset kripto agar lebih efektif dan efisien?
Bagaimana melakukan market research kepada warga untuk menentukan bentuk literasi yang sesuai dengan keinginan mereka?
Menyebarkan dan memproses survei yang diberikan kepada warga melalui sensus (online/offline)
Membuka poll atau kuesioner (ask a question) berkala di media sosial tentang pengemasan sumber literasi aset kripto
Bagaimana cara mempublikasikan sumber literasi aset kripto dengan lebih efektif?
Bagaimana melakukan market research kepada warga untuk menentukan bentuk publikasi yang sesuai dengan tiap segmen warga?
Menetukan segmentasi warga dari segi demografi, kebiasaan, geografi, dan psikologi?
Bagaimana cara mengoptimalkan browser seperti chrome, firefox, dan sebagainya untuk meningkatkan engagement dari warga?
Bagaimana mengoptimalkan media sosial untuk memberikan informasi terbaru terkait aset kripto?
Bagaimana mengoptimalkan surel untuk memberikan informasi terbaru terkait aset kripto?
Mengimplementasikan Search Engine Optimization (SEO)
Memberikan update berkala mengenai kondisi aset kripto di setiap channel media sosial yang dimiliki
Memberikan opsi untuk berlangganan pada newsletter lembaga pengkaji aset kripto
Membuat strategi pemasaran yang sesuai dengan tiap segmen warga
Figur 3.9 Tree Diagram untuk solusi dalam meningkatkan literasi warga mengenai aset kripto
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
33
3.3 Impact-Effort Matrix Setelah meninjau setiap solusi yang didapatkan, tim kajian Kastrat IMTI melakukan penempatan terkait hubungan antara usaha dan dampak yang dihasilkan oleh setiap solusi atau initiative yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk memprioritaskan solusi yang diberikan agar menjawab permasalahan yang sedang dihadapi dengan dampak yang besar namun dengan usaha seminimal atau serasional mungkin. Oleh karena itu, kami menggunakan Impact-Effort Matrix untuk memetakan solusi-solusi yang dibuat.
Diagram 3.10 Diagram Impact-Effort Matrix
1
Menyebarkan dan memproses survei yang diberikan kepada mahasiswa melalui sensus (online/offline)
2
Membuka poll atau kuesioner (ask a question) berkala di media sosial tentang pengemasan sumber literasi aset kripto
3
Memberikan opsi untuk berlangganan pada newsletter lembaga pengkaji aset kripto
4
Memberikan update berkala mengenai kondisi aset kripto di setiap channel media sosial yang dimiliki
5
Mengimplementasikan Search Engine Optimization (SEO)
6
Membuat strategi pemasaran yang sesuai dengan tiap segmen mahasiswa
Berdasarkan pemetaan solusi di atas, solusi-solusi yang paling berdampak dengan usaha yang rasional atau minimal adalah yang terletak pada bagian kanan kurva-kurva di dalam matriks tersebut seperti solusi (1), (2), dan (3), dan (4). Untuk (5) dan (6) walaupun memiliki dampak yang besar, usaha yang perlu dikeluarkan terlalu besar atau kurang rasional.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
34
3.3.1 Rationale 1. Menyebarkan dan memproses survei yang diberikan kepada mahasiswa melalui sensus (online/offline) Solusi ini layak diimplementasikan karena usaha yang dikeluarkan tidak terlalu besar namun memiliki dampak yang cukup besar. Tim kajian menentukan ini dengan alasan bahwa sensus biasanya memiliki confidence interval yang tinggi. Kemudian, sensus juga dapat menjaring pendapat mahasiswa dengan tepat karena pada dasarnya survei dilakukan dengan melibatkan seluruh mahasiswa di Indonesia. Ditambah lagi, dengan survei kita dapat menentukan inputan negatif dengan cepat dan dapat meresponnya secepat mungkin.
Untuk usaha yang perlu dikeluarkan dari suvei ini terbilang tidak besar karena tersedia banyak tools di internet yang dapat digunakan untuk membuat survei dengan mudah. Proses visualisasi hasil survei juga dapat dengan mudah disajikan, serta yang dapat membuat usahanya meningkat adalah apabila kita ingin melakukan surveinya secara langsung atau luring (luar jaringan).
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
35
2. Membuka poll atau kuesioner (ask a question) berkala di media sosial tentang pengemasan sumber literasi aset kripto Solusi ini layak diimplementasikan karena usaha yang diperlukan sangat rendah dan memiliki dampak yang signifikan. Tergantung kebutuhan lembaga, poll atau kuesioner media sosial dapat dilakukan dengan mudah dan biasanya cukup representatif dengan opini mahasiswa. Selain itu, dengan tren media sosial yang sudah semakin canggih, data yang diambil dari media sosial juga biasanya sudah divisualisasikan dengan angka atau
persentase.
Solusi
ini
dapat
diimplementasikan seiringan dengan survei dan dapat
membantu
dalam
pembuatan
konten
literasi aset kripto berskala lebih kecil, seperti reels instagram, tiktok, atau infografis. 3. Memberikan opsi untuk berlangganan pada newsletter lembaga pengkaji aset kripto Solusi ini layak diimplementasikan karena usaha yang dikeluarkan tidak terlalu besar namun memiliki dampak yang cukup besar. Biasanya, permasalahan yang sering dihadapi setiap orang saat ingin mempelajari aset kripto adalah tersebarnya banyak sumber informasi yang membuat orang kewalahan di awal. Mahasiswa akan lebih mudah untuk memproses suatu sumber informasi apabila informasi yang disediakan sudah dikurasi dan direkomendasikan oleh para ahli daripada harus mencarinya sendiri.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
36
Jika lembaga pengkaji aset kripto dapat memberikan layanan berbentuk newsletter dimana setiap minggu, bulan, atau beberapa hari mengirimkan rekomendasi bacaan, artikel, atau sumber berita yang terpilih dan memberikan informasi
yang
relevan
melalui
surel-surel
mahasiswa
yang
sudah
berlangganan pada newsletter tersebut, hal ini dapat menjadi langkah yang efektif dalam meningkatkan literasi mahasiswa mengenai aset kripto ini. 4. Memberikan update berkala mengenai kondisi aset kripto di setiap channel media sosial yang dimiliki Tim kajian merasa bahwa solusi ini sudah tidak perlu direkomendasikan lagi karena
banyak
sekali
institusi
dan
lembaga
aset
kripto
yang
telah
melakukannya secara konsisten. Namun di sisi lain, tim kajian masih merasa bahwa hal ini belum berjalan secara efektif karena dua kemungkinan. Pertama, bentuk publikasinya belum tentu sesuai dengan apa yang mahasiswa inginkan. Kedua, kurang teraturnya publikasi konten informasi, walaupun sudah dilakukan berkala. Akan lebih baik lagi apabila pengunggahan konten dapat dijadwalkan dan membentuk suatu pola publikasi.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
37
5. Mengimplementasikan Search Engine Optimization (SEO) Tim kajian merasa bahwa solusi ini kurang feasible untuk direkomendasikan mengingat
usaha
sangatlah
besar
yang
diperlukan
walaupun
dapat
menghasilkan dampak yang cukup besar juga.
Dalam
pengimplementasiannya,
kami menilai SEO terlalu advanced dan berlebihan jika hanya digunakan untuk meningkatkan rumitnya
literasi
penggunaan
warga
karena
SEO
serta
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terlebih lagi, saat ini SEO memiliki banyak kompetitor
dan
juga
membutuhkan
maintenance agar tetap bekerja optimal. 6. Membuat strategi pemasaran yang sesuai dengan tiap segmen warga Tim penulis merasa bahwa solusi ini
kurang
feasible
untuk
direkomendasikan karena mengingat usaha yang diperlukan cukup besar walaupun menghasilkan dampak yang terbesar apabila dibandingkan dengan solusi lain. Strategi pemasaran yang dipersonalisasi merupakan proses yang rumit
karena
perlu
meninjau
dari
berbagai faktor seperti usia, geografi, minat,
dan
perilaku.
Selain
itu,
pengolahan data agar pemasarannya tetap relevan juga menguras banyak waktu dan tenaga.
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
38
3.4 Rekomendasi Solusi Setelah melalui berbagai tahapan sebelumnya, tim kajian mendapatkan 4 solusi terbaik dari 6 solusi yang telah dianalisis. 1. Menyebarkan dan memproses survei yang diberikan kepada mahasiswa melalui sensus (online/offline)
Tujuan Mendapatkan opini mahasiswa. Mendapatkan saran dan kritik dari mahasiswa.
Metode
Melakukan diskusi internal lembaga mengenai pertanyaan atau data yang ingin didapatkan melalui survei yang disebarkan. Menggunakan tools seperti typeform, google form, atau layanan BPS (Badan Pusat Statistik) untuk menjaring opini. Melakukan analisa dengan tools dan framework seperti SCQ, impact-effort matrix, issue tree, dan lain-lain. Melakukan konsultasi dengan ahli data.
Pihak yang dapat diajak bekerja sama Mahasiswa Teknik Industri FTUI IMTI FTUI Badan Pusat Statistik (BPS) Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Lembaga-lembaga yang berdagang atau mengkaji aset kripto
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
39
2. Membuka poll atau kuesioner (ask a question) berkala di media sosial tentang pengemasan sumber literasi aset kripto
Tujuan Mendapatkan data sebaran mengenai preferensi sumber literasi mahasiswa Mendapatkan saran dan kritik dari mahasiswa
Metode Melakukan diskusi internal lembaga mengenai pertanyaan atau data yang ingin didapatkan melalui media sosial. Menggunakan fitur ask a question, poll, quiz, dan slider di media sosial. Melakukan analisa dengan tools dan framework seperti SCQ, impact-effort matrix, issue tree, dan lain-lain.
Pihak yang dapat diajak bekerja sama Akun-akun media sosial edukasi aset kripto Mahasiswa Teknik Industri FTUI IMTI FTUI Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Lembaga-lembaga yang berdagang atau mengkaji aset kripto
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
40
3. Memberikan opsi untuk berlangganan pada newsletter lembaga pengkaji aset kripto
Metode
Tujuan
Meningkatkan
Melakukan diskusi internal lembaga mengenai
pemahaman
target pasar atau audiens yang ditujukan untuk
mahasiswa mengenai
berlangganan newsletter tersebut.
aset kripto melalui
Menyediakan layanan newsletter dan wadah
sumber konten aset kripto
yang
dikurasi
mempromosikan newsletter tersebut.
sudah
oleh
Menentukan
para
konten
dikirimkan
Menentukan jadwal pengunggahan newsletter.
Meningkatkan
Menyiapkan sebuah newsletter software yang
popularitas lembaga
akan digunakan dan menyiapkan daftar email
pembuat newsletter.
mahasiswa yang sudah berlangganan.
Pihak yang dapat diajak bekerja sama yang
berdagang
mengkaji aset kripto. Mahasiswa Teknik Industri FTUI IMTI FTUI Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Bappebti
akan
kepada mahasiswa yang berlangganan.
ahli.
Lembaga-lembaga
yang
atau
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
41
4. Memberikan update berkala mengenai kondisi aset kripto di setiap channel media sosial yang dimiliki
Tujuan
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mahasiswa mengenai aset kripto. Meningkatkan engagement dari akun media sosial.
Metode Melakukan diskusi internal lembaga mengenai konten edukasi yang akan dibuat. Mencari talenta yang akan membuat konten tersebut. Melakukan konsultasi dengan ahli sosial media guna mendapatkan engagement yang maksimal.
Pihak yang dapat diajak bekerja sama Akun-akun media sosial edukasi aset kripto Mahasiswa Teknik Industri FTUI IMTI FTUI Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Lembaga-lembaga yang berdagang atau mengkaji aset kripto
4 KESIMPULAN
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
43
4. Kesimpulan Hingga saat ini, aset kripto memiliki popularitas yang terus meroket di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini. Berawal dari keresahan seorang dengan pseudonym Satoshi Nakamoto terhadap sistem keuangan yang tersentralisasi, Nakamoto berhasil menciptakan teknologi Blockchain sekaligus aset
kripto
pertama
yaitu
Bitcoin.
Secara
umum,
aset
kripto
ini
bersifat
terdesentralisasi yang berarti memungkinkan terjadinya transaksi peer-to-peer (P2P) tanpa adanya bantuan otoritas pusat. Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar keempat berhasil menjadi salah satu negara pengadopsi kripto tertinggi di dunia. Jumlah pelanggan aset kripto saat ini juga telah mengungguli pelanggan pasar modal dengan jumlah 12,4 juta orang. Masifnya jumlah pelanggan aset kripto tersebut memengaruhi kehidupan masyarakat dan beberapa aspek di dalamnya. Kabar baiknya adalah pada September 2018, aset kripto telah diakui secara legal oleh Kementerian Perdagangan RI sebagai suatu komoditas yang dapat diperjualbelikan. Walaupun hingga kini nilai dan kegunaannya sebagai aset masih belum sepenuhnya diakui oleh hukum, namun pemerintah terus berupaya untuk melindungi pelanggan aset kripto melalui pembuatan dan penerapan berbagai regulasi dan pengawasan yang ada. Sayangnya, tingginya antusias aset kripto di Indonesia tidak diimbangi dengan literasi mengenai aset kripto yang cukup dari masyarakat. Masih banyak pelanggan kripto yang tidak paham mengenai aset kripto itu sendiri baik dari dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan hingga regulasi-regulasi yang ada. Hal ini yang pada akhirnya mengakibatkan banyaknya kasus penipuan kripto yang terjadi di masyarakat hingga menimbulkan stigma negatif terhadap aset kripto itu sendiri. Oleh karena itu, melalui kajian ini, kami bertekad untuk memberikan rekomendasi solusi yang telah melewati berbagai proses analsiis dan proses pengkajian. Kami telah mengerucutkan empat solusi dari enam solusi yang kami usulkan. Solusi tersebut antara lain adalah menyebarkan dan memproses survei yang diberikan kepada mahasiswa melalui sensus, membuka poll atau kuesioner (ask a question) berkala di media sosial tentang pengemasan sumber literasi aset kripto, memberikan opsi untuk berlangganan pada newsletter lembaga pengkaji aset kripto, dan juga memberikan update berkala mengenai kondisi aset kripto di setiap channel media sosial yang dimiliki. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk meningkatkan literasi mengenai aset kripto yang efektif dan efisien dari mahasiswa khususnya warga TI UI.
5 REFERENSI
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
45
Referensi A. (2022, April 2). Investor Kripto di Indonesia Capai 12,4 Juta, Diramal Terus
Bertambah.
Katadata.
https://katadata.co.id/annissa/digital/62480d9a1a1ab/investor-kriptodi-indonesia-capai-12-4-juta-diramal-terus-bertambah Borden, J. (2022, March 30). The Economic, Political, and Cultural Impact of Cryptocurrency. Medium. https://medium.com/predict/the-economicpolitical-and-cultural-impact-of-cryptocurrency-4b97bd657ac8 Bryanov, K. (2018, July 31). Will Blockchain Protect the World Economy from
Financial
Crises?
Cointelegraph.
https://cointelegraph.com/news/will-blockchain-protect-the-worldeconomy-from-financial-crises Foelber, D. (2021, November 20). 3 Reasons Why Bitcoin Is a Better Inflation
Hedge
Than
Gold.
The
Motley
Fool.
https://www.fool.com/investing/2021/11/20/3-reasons-why-bitcoin-isa-better-inflation-hedge/ Gemini.
(2022).
2022
Global
state
of
crypto
report.
https://www.gemini.com/gemini-2022-state-of-crypto-global.pdf Hans Christoper Krisnawangsaet.all. “Urgensi Pengaturan UndangUndang Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset)”. Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum
Bisnis
dan
Investasi,
Vol.
13,
No.
1,
(2021),
001-015.
https://doi.org/10.28932/di.v13i1.3718
Kastrat IMTI FTUI 2022
#LangkahNyataBersuara
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
46
L. Badea and M. C. Mungiu-Pupӑzan, "The Economic and Environmental Impact of Bitcoin," in IEEE Access, vol. 9, pp. 48091-48104, 2021, doi: 10.1109/ACCESS.2021.3068636. Mandeng, O. J. (2019). Basic principles for regulating crypto-assets. Basic
Principles
for
Regulating
Crypto-Assets,
1–15.
https://www.lse.ac.uk/iga/assets/documents/research-andpublications/Cryptocurrencies-and-monetary-and-financial-regulation4.pdf Maulani, A. F. (2021). Pemungutan Pajak Penghasilan atas Transaksi Cryptocurrency
di
Indonesia.
Jurist-Diction,
4(4),
1333–1356.
https://doi.org/10.20473/jd.v4i4.28441 Tambun, M. A., & Putuhena, M. I. (2022). TATA KELOLA PEMBENTUKAN REGULASI
TERKAIT
PERDAGANGAN
MATA
UANG
KRIPTO
(CRYPTOCURRENCY) SEBAGAI ASET KRIPTO (CRYPTO ASSET). TATA KELOLA PEMBENTUKAN REGULASI TERKAIT PERDAGANGAN MATA UANG KRIPTO (CRYPTOCURRENCY) SEBAGAI ASET KRIPTO (CRYPTO ASSET), 1(1), 33–58. https://talenta.usu.ac.id/Mahadi/article/view/8314/4628 Tapscott,
A.
(2018).
Blockchain
Revolution
[E-book].
Van
Haren
Publishing. Widyastuti, R. A. Y. (2022, May 1). Per Hari Ini, Pajak Atas Aset Kripto Resmi
Berlaku.
Bisnis.Tempo.Co.
Retrieved
May
2,
2022,
from
https://bisnis.tempo.co/read/1587777/per-hari-ini-pajak-atas-asetkripto-resmi-berlaku/full&view=ok
Kastrat IMTI FTUI 2022
#LangkahNyataBersuara
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Tim Penulis Kajian
li n a ge
a im
r
A m
ta
Bada n
Pengurus n a
n Pengur a u d n Pengur a u d
Badan dan Pen Ba
22
2
Badan
dan Pengu a B
y ST im oth
a N a il a K
astrat IM K s
Ba
22
Badan Pe
22
Ba
s Kastra u r gu
Bad
dla n
astrat IM sK
2022 TI
Kastrat IMTI FTUI 2022
Fa
n L a il y A
2022 TI
za R
ngurus Ka e P
MTI 2022 tI
Re
t IMTI 202 ra
urus Kast g n
i
at IMTI 20 str
A fif a
k niel L u
M
Lu
lu
at IMTI 20 str
ngurus Ka e P
Da
strat IMTI a K
22 20
j
i Pu tri
at IMTI 2 0 str
And
an
s Kastrat I ru
I 2022 MT
ngurus K a Pe
Q u a nt
u
#LangkahNyataBersuara
Kajian dan Aksi Strategis IMTI FTUI 2022
Ka ji
gis te
Aksi S n a tra d an
IMTI FTUI 2022