Technology Aspects of Smart City Application_Buku Digital Kelompok B4

Page 1

1


KETUA

OUR TEAM!

2


DAFTAR ISI Overview KKL 4 Latar Belakang 5

4 6

Amsterdam City 9 Justifikasi 11

Sustainable Smart City and Society 6 Technology Aspects of Smart City Application 7

9 12

Perbandingan 15 Lesson Learned

15 27 29 30 3


Pendahuluan

Overview KKL 2022 Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah salah satu bentuk pembelajaran bagi mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Diponegoro untuk dapat melakukan perbandingan secara langsung terhadap tradisi atau sistem perencanaan lokasi lain yang berbeda dari Indonesia. Kegiatan ini akan menghasilkan lesson learned yang bisa diperoleh dari implementasi teknik pada praktik perencanaan di dalam atau luar negeri. Kegiatan lapangan dilakukan secara daring dalam bentuk kunjungan virtual, webinar, observasi lapangan, studi literatur, dan diskusi untuk memperoleh pengalaman langsung dari kasus-kasus terbaik tersebut.

Amsterdam Photography Source: Sweet Escape, 2020

Amsterdam Night Photo Tour Source: Aperture Tours, 2022

Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa sasaran yang perlu dicapai antara lain: a. Melakukan review literatur terkait tema dan sub tema, b. Mengetahui profil lokasi KKL sebagai best practice yang akan dibandingkan dengan Indonesia, c. Mengetahui kesiapan, implementasi, kebijakan, dan rencana terkait sub tema di lokasi best practice, d. Menyusun komparasi melalui analisis perbandingan, dan e. Menentukan adopsi implementasi dari lesson learned, termasuk tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk menerapkan konsep.

Oleh karena itu, disusun laporan akhir berupa buku digital untuk mengidentifikasi sistem dan budaya perencanaan di lokasi KKL, serta mengetahui komparasi antara lokasi KKL yang menjadi best practice dan Indonesia dalam hal implementasi, proses, prosedur, tahapan, sistem monitoring evaluasi, dan jenis program, Kemudian, dihasilkan lesson learned dan adopsi implementasi sistem perencanaan dan perancangan yang sesuai dari lokasi jika diterapkan di Indonesia dengan konsep yang serupa.

4


Pendahuluan

Latar Belakang: Sustainable Cities and Region Amsterdam Sustainable City Photo by : Jade Braham’s Odyssey, 2020

enomena pertumbuhan populasi penduduk adalah permasalahan paling nyata yang dialami oleh berbagai kota dan wilayah di seluruh dunia (Banerjee & Parrey, 2017). Diperkirakan tahun 2050, 2.5 miliar populasi manusia menjadi penghuni perkotaan (Ramaswami et al., 2016). Akhirnya, pembangunan kota akan selalu berpusat pada sumber daya manusianya (Joga et al., 2017). Hal tersebut didorong oleh tuntutan kebutuhan infrastruktur dasar untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sanitasi, energi, transportasi, komunikasi, makanan, dan pengelolaan limbah oleh manusia yang menjadi penghuni perkotaan. Sedangkan di sisi lain, infrastruktur dari waktu ke waktu mengalami penurunan kapasitas dan kualitas pelayanan, sehingga memerlukan rutin memerlukan pembaharuan. Yang menjadi masalah, infrastruktur secara masif adalah penyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 70%-nya sehingga berdampak negatif bagi lingkungan (Ramaswami et al., 2016). Selain itu, emisi gas adalah salah satu penyebab peristiwa perubahan iklim yang lebih mengkhawatirkan (Cicea et al., 2019).

F

Permasalahan kota dan wilayah pada akhirnya bermuara pada isu pembangunan berkelanjutan. Hadir gagasan “Pembangunan Berkelanjutan” yang berprinsip bahwa pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tidak mengorbankan generasi masa depan. Pembangunan Berkelanjutan disepakati oleh 194 negara sejak 2015, dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDG’s) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Terdapat 17 tujuan dan 169 target untuk mewujudkan keberlanjutan di seluruh dunia, dimana isu keberlanjutan secara jelas tercantum pada butir kesebelas yaitu “Komunitas dan Kota Berkelanjutan”. Kota dituntut lebih inovatif supaya permasalahan kemacetan, polusi udara, kebisingan, masalah kesehatan, banjir, krisis air bersih, penurunan muka tanah, dan permasalahan sosial seperti kriminalitas, kemiskinan, kesenjangan, pengangguran, dapat diselesaikan. Konsep yang dibahas adalah kota cerdas atau “Sustainable Smart City and Society” berbasis teknologi untuk memajukan kesejahteraan dan keberlanjutan di perkotaan (Joga et al., 2017).

5


Review Literatur

Sustainable Smart Cities and Society esuai tujuan ke-11 SDGS’, kota dan komunitas diharapkan menjadi aaaaaaa berkelanjutan. Smart City menghubungkan inovasi ilmu data dengan tujuan kesejahteraan manusia dan keberlanjutan di perkotaan. Teknologi informasi dan komunikasi penting dalam membangun kota yang cerdas, berkelanjutan, dan sehat (Ramaswami, dkk., 2016). Pertumbuhan populasi dunia menyebabkan infrastruktur perkotaan mengalami tuntutan keberlanjutan. Sebagai solusi, pemerintah dapat menetapkan tujuan kota cerdas, dengan merekayasa dan melakukan transformasi perkotaan supaya lebih sejahtera, layak huni, berkelanjutan melalui teknologi perkotaan yang cerdas.

S

Muncul konsep “Sustainable Smart City”, atau Kota Cerdas Berkelanjutan (KCB), yang bukan hanya sekadar mengunggulkan teknologi informasi yang didukung oleh infrastruktur internet yang baik atau ketersediaan listrik yang memadai, namun juga memaksimalkan potensi dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sehingga permasalahan kota bisa diselesaikan. Kota Cerdas atau Smart City adalah kota yang berkelanjutan dan inovatif, dalam menggunakan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk kota (Khan et al., 2021). Konsep tersebut mendorong kota-kota menghadirkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota dengan pendekatan citizen centric dan stakeholders centric (Dinas Komunikasi Dan Informatika, 2019). Konsep ini merupakan gabungan smart city dan sustainable dan hadir sejak 1990.

“Menjadi sebuah sustainable smart city membutuhkan transformasi yang mempertimbangkan kebutuhan kota, kepentingan lokal, kualitas hidup warga, kesiapan kota untuk berubah, dan solusi layanan cerdas yang berkelanjutan untuk diberikan di semua tingkat kota (Ibrahim dkk., 2018)”.

Ada 8 prinsip mengubah kota menjadi berkelanjutan dan cerdas, antara lain: fokus pada penyediaan dan inovasi infrastruktur dasar, peningkatan taraf kesehatan, bentuk kota dan sinergi multisektor untuk efisiensi sumber daya, penyusunan strategi efisiensi sumber daya dengan melihat kota lain di dunia, integrasi teknologi dan pengetahuan, analisis sistem lintas batas dan infrastruktur lokal, evolusi infrastruktur dan institusi, dan penciptaan tata kelola yang transparan dan multisektor (Ramaswami, dkk., 2016).

6


Review Literatur

Review Literatur

Technology Aspects of Smart City Application

Sustainable Smart Cities and Society Konsep smart city mengintegrasikan berbagai dimensi seperti smart living, smart economy, smart environment, smart people, smart governance, dan smart mobility melalui suatu teknologi (Cicea, dkk., 2019).

A a. a. b.

Smart city bukan sekadar proses yang menjadikan berbagai komponen menjadi “pintar”, namun juga proses integrasi antar komponen sebagai satu kesatuan sistem. Proses ini juga turut melibatkan informasi.

da tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya smart city, yaitu: aspek teknologi (infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak), aspek manusia (kreativitas dan pendidikan), dan aspek kelembagaan (pemerintahan dan regulasi).

Pemanfaatan teknologi digital antara manusia dan mesin menghasilkan volume data yang sangat besar, disebut sebagai Big Data. Big Data Analytics (BDA) adalah keseluruhan proses dan alat yang untuk menemukan informasi yang tepat guna mendukung pengambilan keputusan. Banyak aplikasi yang digunakan untuk mengimplementasikan proses BDA di berbagai komponen smart city, seperti pada pengaturan transportasi, analisis kejahatan, perencanaan sektor energi, dan masih banyak lainnya. Maka dari itu, diperlukan infrastruktur teknologi informasi, baik perangkat keras maupun lunak yang dinamis sehingga mampu melakukan transformasi dan optimalisasi aset untuk memberikan layanan yang lebih bernilai dengan biaya yang lebih rendah. Dalam penerapan smart city, setiap kota membutuhkan jaringan transmisi komunikasi elektronik dari penduduk. Tanpa adanya infrastruktur yang memadai, komunikasi sulit dilakukan. Dalam hal ini, dibutuhkan peran pemerintah dan kerjasama pihak swasta untuk memastikan pengadaan infrastruktur teknologi yang memadai. Penerapan aspek teknologi diperlukan untuk mendukung terwujudnya tujuan pembangunan kota dan masyarakat yang berkelanjutan.

7


Aspek teknologi termasuk dalam salah satu dimensi Smart City oleh Khan (2021).

TIK sebagai modal Kota Cerdas termasuk dalam dimensi Smart Technology pada Smart City. TIK mengalami revolusi yang hebat selama beberapa tahun terakhir. Revolusi TIK membuka peluang pemecahan masalah perkotaan dan tantangannya sehingga aktivitas penduduk lebih nyaman dan mudah (Khan et al., 2021). Dimensi Kota Cerdas bukan hanya dituntut menjadi cerdas, namun terintegrasi dalam sistem yang diciptakan melalui teknologi. Teknologi Kota Cerdas juga dilihat dari sumber daya manusia unggul dan merupakan aset utama penggerak perekonomian kota. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi adalah dasar penting dalam mewujudkan kota cerdas, namun di sisi lain perlu diimbangi dengan manusia yang aktif berinovasi, mau belajar, dan paham dengan penggunaan teknologi yang ada.

Dalam mewujudkan teknologi cerdas, terdapat upaya pengumpulan data-data penduduk. Penggunaan data dan teknologi dalam smart cities (Halegoua, 2020) antara lain untuk: a. Pemrosesan data dan respon real-time untuk efisiensi pemberian layanan dan infrastruktur, b. Pengawasan aktivitas perkotaan (data kuantitatif), mengukur, dan memvisualisasi aktivitas tersebut, c. Pertumbuhan kota yang pintar dan berkelanjutan, d. Pengembangan ekonomi dan pertumbuhan pekerjaan pada ekonomi baru, dan e. Kesempatan ikut serta sipil dan pemerintahan partisipatif.

Teknologi yang dapat diimplementasikan pada smart cities adalah berbentuk: ● open data and real-time data, ● intelligent systems and responsive environments, ● IoT and artificial Intelligence, ● dashboards and digital signage, dan ● autonomous vehicles and transit systems. Dalam penerapan teknologi cerdas untuk mewujudkan kota yang cerdas pula, terdapat beberapa variabel dan indikator menurut Indrawati, dkk. (2017), antara lain:

Aspek teknologi smart cities dapat meningkatkan kualitas hidup karena biaya dan energi yang dikeluarkan pemerintah lebih hemat untuk menyediakan layanan dan infrastruktur, layanan bagi masyarakat dan perusahaan lebih tersedia, sekaligus menjadi kesempatan menjadi ruang yang lebih demokratis melalui peningkatan partisipasi masyarakat.

8


1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Infrastructure (level infrastruktur TIK untuk menjangkau masyarakat kota, ditunjukkan melalui indikator akses internet kabel dan mobile), Infrastructure Broadband Quality (level infrastruktur TIK yang diterapkan, ditunjukkan kecepatan, bandwidth, dan kinerja seluler), Affordability (kemampuan penduduk mengakses teknologi pintar, diukur melalui tarif jaringan seluler), ICT Usage (penggunaan infrastruktur TIK, termasuk produksi konten dan informasi, serta variasi perangkat keras yang digunakan), ICT Capabilities (kemampuan penduduk menggunakan teknologi, dilihat dari pendidikan formal dan informal serta kuantitas industri pada bidang TIK), Service Integration (integrasi layanan cerdas, dilihat dari adanya integrasi penyimpanan awan), dan Information Security (keamanan aplikasi yang digunakan masyarakat).

Beberapa indikator tersebut dapat digunakan oleh kota-kota dunia yang ingin menerapkan kota cerdas berkelanjutan, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lokasi Studi KKL

Amsterdam City, Netherlands Kota Amsterdam merupakan salah satu kota terpadat di Belanda dengan penduduk 1.17 juta jiwa pada tahun 2022, dengan luas wilayah adalah 219 km2. Sebagai Ibukota Belanda, Amsterdam terletak di Provinsi Holland Utara yang terletak di bagian barat Belanda. Berikut adalah peta konstelasi Kota Amsterdam terhadap Belanda. Kota Amsterdam Sumber: F. Savini et al., 2016

9 Photograph : Getty Image


Kota Amsterdam dikenal sebagai “Venice of the North” karena keberadaan kanal-kanal yang bahkan sudah diakui oleh UNESCO sebagai World Heritage Site. Bentuk kanal-kanal tersebut cukup unik, karena dipengaruhi oleh bentuk kota yang menyerupai bulan sabit.

Kota Amsterdam dikenal sebagai salah satu kota yang “sustainable” di dunia, atas upayanya untuk menjadi berkelanjutan dengan mengurangi efek negatif perubahan iklim. Upaya-upaya mewujudkan “sustainability” tersebut dikemas dalam konsep “Smart City”, dengan melibatkan penggunaan teknologi pada setiap bidang kehidupan, seperti ekonomi, tata kelola, mobilitas, lingkungan, branding, kehidupan, dan sosial. Konsep kota cerdas Amsterdam sudah diterapkan sejak 2009. Inisiasi konsep tersebut hadir melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan di kota dan juga masyarakat dalam menciptakan basis data dan informasi yang besar demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Visi Kota Amsterdam untuk tahun 2050 adalah “Menjadi Kota Metropolitan yang Manusiawi”. Visi tersebut menggambarkan pembangunan berdasarkan 5 fokus strategis: a. pembangunan polisentris; b. pertumbuhan dalam batas; c. mobilitas yang berkelanjutan dan sehat; d. penghijauan yang ketat; dan e. membuat kota bersama. Dalam tujuan membuat kota bersama, Amsterdam ingin memastikan bahwa ada akses digital dan informasi yang merata selam perencanaan berlangsung, juga peran yang lebih besar dari penduduk kota dalam manajemen dan pengembangan.

10 Photo by : Ethan Hu, 2011


Mengapa Memilih Amsterdam? Sejak tahun 2009, Amsterdam merupakan inisiator aktif dalam mewujudkan kota cerdas. Upaya besar yang dilakukan adalah mengintegrasikan data dan kolaborasi pengelola kota dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan-baik publik atau swasta- sebagai pendorong pencapaian tujuan tersebut.

The Best Photo Spots in Amsterdam Photo by: Flytographer, 2022

Keberhasilan Smart City Amsterdam Amsterdam sukses di bidang kota pintar, sehingga strateginya menjadi sampel ideal untuk dianalisis. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan berbagai penghargaan yang diterima selama beberapa tahun terakhir dan posisinya di dunia internasional sebagai kota pintar.

Kematangan Aspek Teknologi Kota Cerdas Amsterdam mumpuni dalam kesiapan teknologi, sehingga infrastrukturnya menjadi cerdas. Amsterdam memiliki “City Data” sejak tahun 2015 yang terbuka. Data yang dikumpulkan berupa data lalu lintas dan infrastruktur, pariwisata, geografi, kependudukan, ruang publik dan hijau, pembangunan perkotaan, kesejahteraan, dan energi.

Program Amsterdam Smart City (ASC) Program yang diprakarsai oleh beberapa organisasi publik dan swasta melalui platform multi-stakeholder untuk menjawab tantangan perkotaan melalui kolaborasi pemangku kepentingan (pemerintah kota, organisasi terkait, perusahaan swasta, dan masyarakat), mempercepat dan memfasilitasi proyek berkelanjutan di metropolitan. ASC berperan sebagai enabler dan fasilitator melalui website “www.amsterdamsmartcity.com”. ASC berfokus pada proyek-proyek lokal kecil dengan teknologi inovatif yang berkelanjutan. ASC mengangkat “learning by doing”, sehingga Amsterdam dapat menjadi sebuah laboratorium hidup.

11


Best Practice

Implementasi Technology Aspects of Smart City Application in Amsterdam Implementasi konsep Smart City di Amsterdam secara umum disimpulkan sebagai kegiatan “urban development” atau pengembangan kota melalui proses implementasi ICTs (Information, Communication, and Technology) oleh kerjasama pemerintah dan swasta, atau sebutan “industrialisasi” perkotaan. Proyek Smart City di Amsterdam bertujuan untuk memenuhi target sustainable development yaitu pengurangan 40% emisi CO2 pada tahun 2025, sementara swasta memiliki kesempatan untuk menjual dan mempromosikan solusi mereka.

Phase 2: Planning Smart city strategy disesuaikan dalam kerangka kerja strategis perkotaan dan sesuai dari segi prioritas intervensi/programnya, dengan referensi khusus ke perubahan iklim dalam pengurangan emisi karbonnya. Phase 3: Pengembangan Projek ●

Amsterdam Smart City Pillars Source: Amsterdam Smart City, 2011

Dalam menjadikan kotanya cerdas, Amsterdam melalui beberapa tahapan perencanaan yang strategis. Rencana aksi strategis yang penting dalam pengembangan Kota Amsterdam berbasis Smart City dikategorikan sebagai berikut: Phase 1: Starting Merupakan fase Inisiasi dengan kolaborasi Amsterdam Innovation Motor (AIM), Liander pengelola jaringan energi, dan pemerintah perkotaan. Mereka berkomitmen menggunakan ICTs untuk masalah perkotaan dan membangun kawasan “sustainable”, mengakui teknologi sebagai “kunci permasalahan iklim”, dan berkontribusi pada pembuatan dokumen kebijakan.

Pengembangan projek yang konstan dan berlanjut yang diujicoba melalui “pilot phase”. Key principle untuk pengembangan project adalah: ○ Kerjasama kolektif antara publik, privat, dan masyarakat. ○ Viabilitas ekonomi, projek yang paling ekonomis potensial diimplementasikan dalam skala besar. ○ Fungsi tarik/ulur teknologi, projek didukung dengan inovasi teknologi dan stimulasi perubahan perilaku manusia ○ Pengetahuan disebarkan. Kerjasama dengan konsultan teknologi terbaik di dunia yaitu Accenture, khususnya bidang smart-grid dan smart-metering.

Phase 4: Monitoring dan Evaluasi ●

Pemantauan kemajuan dan evaluasi hasil dilakukan secara berkala, berkat kerjasama antara Amsterdam Smart City Foundation dan mitra proyek. Projek yang dinilai baik dikembangkan ke skala kota dan wilayah dengan asumsi tertentu.

12


Phase 5: Komunikasi Acara konferensi menjadi salah satu alat komunikasi utama yang digunakan untuk menyebarkan pengetahuan yang terkait dengan strategi dan mempromosikan pekerjaan yang dilakukan. Selama konferensi tersebut, fitur-fitur strategi Smart City Amsterdam telah dijelaskan secara mendalam, yaitu tujuan, prioritas tindakan, prinsip-prinsip strategis, strategi keuangan, perencanaan kegiatan, pemangku kepentingan, dan hasil yang dicapai dengan proyek. Proyek dan Program Percontohan Amsterdam yang Mengintegrasikan Teknologi

Smart Economy Program Circular Economy, mengubah sampah menjadi listrik, pemanas perkotaan, dan bahan konstruksi. Selain itu, terdapat optimalisasi ekonomi digital dengan mendorong industri e-commerce dan marketplace.

Smart Governance Kemitraan pemerintah-publik yang progresif, penguatan institusi pemerintah dan integrasi semua lapisan masyarakat, melalui Amsterdam Smart Cities. Penggunaan internet dan teknologi digital (E-Consultation, E-Data).

Smart Branding Aplikasi yang mempermudah turis ketika berada di Amsterdam, seperti Schiphol Amsterdam Airport Apps yang membantu pengguna mengetahui lokasi transportasi umum setelah pendaratan, melacak penerbangan, dll.

Smart Living Penggunaan mobil elektrik dengan smart charging. Pada bidang kesehatan, terdapat beberapa inovasi dan integrasi teknologi seperti smart T-shirt untuk pemantauan asma, aplikasi real time yang mampu mengukur tekanan darah dll.

Smart Environment ● Smart Grids: energy producers, storage, dan consumers yang saling terhubung. Supply dan demand terhubung dalam EMS konstan sehingga energi dihasilkan, disimpan, dan didistribusikan dengan efisien. Penerapannya di Schoonship, sebuah Sustainable Floating Community Amsterdam. ● Smart Charging: mengingatkan isi daya mobil listrik. Sistemnya terhubung cloud-based software, menjadikan mobil diisi dalam waktu tepat sehingga biaya dan energi menjadi efisien. ● Smart lighting system: sensor memastikan lampu mencapai maksimal intensitas ketika dilewati dan redup ketika tidak ada yang melewatinya. Lampu-lampu tersebut menggunakan LED Technology dan sudah menggunakan solar panels dan wind turbines. Sehingga lebih hemat uang (infrastruktur yang cerdas).

Smart Society Teknologi dalam platform diskusi untuk menyebarluaskan informasi smart city, komunitas online yang menghubungkan masyarakat sehingga dapat berbagi tujuan, tantangan, dan peluang, dan menjadi bagian dari pembangunan dan tata kelola kota mereka.

13


Proyek Energi Atlas Proyek ini didorong oleh ambisi Kota Amsterdam untuk pengurangan emisi CO2 40% pada 2025 dan 75% tahun 2040 dibandingkan dengan tingkat tahun 1990. Pembangkitan dan konsumsi energi diharapkan beralih dari fosil ke adopsi teknologi energi yang minim karbon. ● Langkah awal proyek adalah penciptaan data lokal rinci tentang penggunaan energi penduduk. Kemitraan publik dan swasta, departemen kota, utilitas, dan manajer jaringan, bekerja sama untuk berbagi data tentang penggunaan energi, air, dan limbah di Amsterdam. ● Pada tahun 2014, Atlas Energi berhasil diciptakan. Produk menarik secara visual, interaktif, mudah digunakan, dan dapat diakses secara online untuk semua orang.

Proyek Smart Light diaplikasikan di Hoeken Rode Plein, alun-alun dekat Amsterdam Arena, Amsterdam Tenggara. Dalam proyek ini, tiang lampu cerdas dipasang, dan pencahayaan bisa disesuaikan dalam berbagai kondisi lewat operasi jarak jauh atau sensor, meningkatkan keamanan, sekaligus hemat energi. Pencahayaan dapat disesuaikan dengan cuaca dan waktu, dan pencahayaan berwarna dapat mengontrol aliran cahaya lalu lintas serta pejalan kaki. Dalam awal perencanaan, para kemitraan sudah berkomitmen secara formal, dan jelas sangat menguntungkan bagi swasta di bidang kelistrikan juga perusahaan seperti Cisco, Philips, dll. Mokum Mariteam

Source: Photo by @photodam

Source: City of Amsterdam, department of Urban planning and Sustainability, 2016

Smart Light

Source: Photo by Schlijper.nl

Merupakan proyek dalam aspek mobilitas, dimana diberlakukan kargo dengan memanfaatkan kanal-kanal yang sangat banyak di Amsterdam dan penggunaan transportasi listrik. Jadi, kanal Amsterdam tidak hanya dijadikan objek rekreasi, namun juga sarana untuk pengiriman dan pengangkutan barang. Lima perusahaan swasta bergabung pada 2007 untuk membangun kapal kargo listrik pertama dari kemitraan tersebut. Kapal memiliki panjang 20 meter dan lebar 4.25 meter, digerakkan secara elektrik, dengan 260 baterai, dan tidak berbahan bakar fosil. Selain itu, kapal memungkinkan pengiriman ke kota dan pengambilan limbah sisa akhir

14


Analisis Perbandingan

Perbandingan Sustainable Smart Cities and Society dan Technology Aspects of Smart City Application antara Amsterdam dan Indonesia

K

onsep Sustainable Smart Cities and Society sebagai salah satu gagasan yang muncul untuk menjadi solusi dari

Isu keberlanjutan kota-kota dan wilayah dunia telah diimplementasikan baik oleh negara berkembang maupun maju. Tak terkecuali dengan Indonesia yang telah mencoba menerapkan gagasan Kota Cerdas. Faktanya, implementasi konsep belum menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, dapat dipelajari contoh praktik terbaik yang ada di Amsterdam, Belanda. Smart City Amsterdam berhasil menghasilkan proyek peningkatan kesejahteraan dan keberlanjutan. Hal tersebut melatarbelakangi analisis perbandingan, yaitu untuk memperkuat pengetahuan lewat pengamatan terhadap lokasi praktik terbaik. Diharapkan terjadi transfer pengetahuan yang memberi peluang replikasi model perencanaan sejenis di wilayah dan kota Indonesia.

Untuk membandingkan Amsterdam dan Indonesia, beberapa poin yang dibandingkan antara lain: ● analisis masa depan dan kesiapan Smart City, ● prosedur dan tahapan pembangunan Smart City, ● arah kebijakan pembangunan Smart City, ● prioritas pembangunan Smart City, ● quick win Smart City, dan ● evaluasi implementasi program Smart City.

Terkait aspek teknologi cerdas untuk aplikasi dan mengukur Kota Cerdas, terdapat variabel yang bisa dibandingkan pula untuk melihat kesiapan Smart City terutama dalam aspek teknologinya, antara lain: ● ketersediaan infrastruktur TIK, ● kualitas broadband infrastruktur, ● keterjangkauan, ● penggunaan TIK, ● kapabilitas penggunaan TIK, ● integrasi layanan dengan TIK, dan ● keamanan informasi.

Dengan demikian, dapat diketahui secara menyeluruh terkait proses, prosedur, tahapan, sistem monitoring dan evaluasi, serta jenis program yang kemudian menghasilkan adopsi implementasi yang sesuai di Indonesia terkait sub tema.

Overview Penerapan Konsep Smart City Beberapa Kota Besar di Indonesia Indonesia saat ini telah mengalami urbanisasi pesat, yang memberikan berbagai dampak positif dan negatif, seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan konsumsi akibat peningkatan SDM, masalah sosial-ekonomi seperti kemacetan, masalah lingkungan seperti pencemaran, limbah, degradasi lahan, keterbatasan layanan, dan akses infrastruktur.

15


Dampak negatif membawa masalah timbulan seperti masalah kesehatan, penurunan kualitas SDM, dan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Sebagai solusi dampak tersebut, teknologi diadopsi dalam perencanaan kota-kota di Indonesia dalam konsep Smart City. Tujuan penerapan konsep ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk perkotaan dengan modal sumber daya manusia, sosial, dan integrasi teknologi informasi komunikasi. Penerapan Kota Cerdas berbasis integrasi data, informasi, dan teknologi untuk mempermudah berbagai aspek di Indonesia dapat dijumpai pada beberapa kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Denpasar. Penerapan smart city Indonesia yang sudah berjalan kurang lebih 6 tahun mulai membuahkan hasil yang cukup baik. Beberapa kota yang menunjukkan hasil yang cukup baik yakni Kota Bandung dan Kota Surabaya. Dua kota ini merupakan pionir pembangunan smart city yang ada di Indonesia. Beragam penghargaan pun sudah diraih oleh kedua kota ini. Sehingga, di dalam implementasinya, Kota Surabaya dan Kota Bandung sudah memberikan kontribusi yang baik di pembangunan tata ruang kota dan manajemen kota yang sustainable di Indonesia.

Perbandingan Sustainable Smart Cities and Society Amsterdam dengan Indonesia Kesiapan dan Masa Depan Pembangunan Smart City Amsterdam

Indonesia

Amsterdam adalah pengadopsi awal strategi pembangunan Kota Cerdas Eropa (Smith, 2017). Pendekatan konsep dilakukan sejak 2008. ● Amsterdam menggunakan pendekatan holistik bermodel quadruple helix, yaitu kolaborasi pemerintah, bisnis, universitas, lembaga penelitian, warga negara untuk menciptakan kota cerdas. ● Metode bottom-up dengan tindakan bidang ekonomi cerdas, lingkungan cerdas, pemerintahan cerdas, kehidupan cerdas, mobilitas cerdas, dan orang cerdas. ● Awal inisiasi dimulai dengan database open access Proyek Data Kota Amsterdam, dan data yang tersedia meliputi: topografi, alamat, nilai tanah, informasi kepemilikan, data lalu lintas, dan sebagainya.

Dalam penerapannya di Indonesia, para peneliti di Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKC) ITB menyampaikan bahwa kesiapan untuk transformasi menjadi Smart City terdapat dalam empat aspek, yaitu: people, process, technology, dan data management. ● Hal yang paling sulit adalah transformasi aspek people, mengubah masyarakat supaya memiliki digital literacy dan digital talent. ● Indonesia masih tidak siap, dimana sebagian masyarakat belum familiar dengan teknologi dan di sisi lain, internet atau teknologi yang baik juga belum merata di Indonesia, sehingga hal tersebut merupakan tantangan pembangunan Smart City. ● Sebagian besar kota di Indonesia memang sudah mampu menjangkau teknologi, namun bisa ditemukan adanya ketimpangan di daerah terpencil terkait kemudahan akses.

Amsterdam Smart City Source: Amsterdam Smart City, 2011

16 Elemen Smart City Readiness Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN).


Indonesia

Amsterdam ●

Dengan bekal tersebut, masa depan Amsterdam sebagai Kota Cerdas layak menjadi percontohan demi mewujudkan keberlanjutan. Namun, masa depan Kota Cerdas Amsterdam perlu beralih menjadi Kota Cerdas 3.0. Konsep ini mengusung citizen co-creation, dimana teknologi dipimpin masyarakat. Supaya masa depan tetap terjamin, teknologi perlu didukung infrastruktur broadband, nirkabel, dan Internet-of-Things. Hal yang paling penting, data-data harus dijaga segi keamanan (Macpherson, 2017).

Terkait data management, Indonesia menciptakan basis data melalui aplikasi. Kelemahan ada pada seringnya error dan banyaknya aplikasi berbeda oleh penyedia layanan yang berbeda pula. Sehingga, tidak ada Big Data yang terintegrasi untuk menjadi dasar penelitian atau perencanaan pembangunan kota. Masa depan Smart City Indonesia akan sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak. Dalam menyelesaikan permasalahan kota, diperlukan kerja sama antara stakeholders. Peran ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga proaktif dari komunitas, startup, swasta, hingga masyarakat itu sendiri.

Prosedur dan Tahapan Pembangunan Smart City Amsterdam Amsterdam memiliki 5 fase utama: a. Starting b. Planning c. Pengembangan Proyek d. Monitoring dan Evaluasi e. Komunikasi

Indonesia Kota Denpasar mengalami tiga tahapan dalam mengembangkan smart city. Pengembangan TIK Pembangunan masyarakat dan hadirnya PRO Denpasar Inovasi berorientasi smart city Tahapan Smart City Denpasar, Indonesia

Pada setiap tahapan ini disertai oleh faktor kepemimpinan, kerja sama dengan pihak lain, inspirasi eksternal, dan inovasi serta komitmen Pemerintah Kota Denpasar. Sedangkan pada Kota Surabaya mengalami empat fase saat mengembangkan smart city. The development process of the Amsterdam's smart city strategy

Pembenahan internal pemerintahan

Source: Mora and Bolici, 2017

Kelebihan prosedur Amsterdam adalah adanya fase komunikasi, tahap yang masif melakukan penyebarluasan pengetahuan melalui teknologi, seperti konferensi, laman resmi, video-video, dll. Kelemahan terdapat pada perlunya kesadaran penduduk bahkan stakeholder yang terlibat, serta waktu dan dana untuk melakukan fase ini.

Penguatan modal sosial pengembangan layanan eksternal pemerintahan pengembangan layanan kota berbasis teknologi tinggi

Tahapan Smart City Surabaya, Indonesia

17


Arah Kebijakan Pembangunan Smart City Amsterdam

Indonesia

Proyek-proyek Kota Cerdas menguji teknologi cerdas untuk membantu efisiensi energi demi keberlanjutan di Amsterdam. Tujuan lebih besar diarahkan supaya inisiatif Kota Cerdas dapat mengurangi emisi CO2 dan menumbuhkan perekonomian kota.

Arah kebijakan pembangunan Smart City Indonesia diutamakan pada tiga dimensi utama, antara lain: Institusional Manusia

Amsterdam’s goal is to achieve a 55% reduction in emissions by 2030, and a 95% reduction of emissions by 2050. -Carbon Neutral Cities Alliance

Hal ini sejalan dengan kebijakan iklim Uni Eropa 20-20-20, dimana dampak iklim kota harus netral sebelum 2015 dan emisi berkurang 40% pada 2025 (dibandingkan 1990). Kebijakan yang ada menciptakan program “Amsterdam Smart City” yang berhasil mengembangkan dan memvalidasi 12 proyek. Kebijakan yang ada juga membantu evaluasi dan pemantauan proyek (European Commission, 2011). Amsterdam memiliki kebijakan terkait “Sustainability and Energy” yang menjadi arahan pembangunan Smart City-nya. Kota Cerdas menjadikan energi digunakan secara hemat, dihasilkan secara berkelanjutan, dan sumber daya tanpa batas. Penggunaan gas alam dihentikan sebelum 2040, dan dalam 10 tahun Amsterdam sepenuhnya memiliki moda transportasi bebas emisi baik pada jalur darat maupun air.

Teknologi

TIK sebagai “Enabler”, dengan komponen dasar non teknologi: ● Pemerintahan & Kelembagaan, ● Kebijakan Politik, ● Manajemen & Organisasi, dan ● Masyarakat. Pedoman Kota Cerdas Indonesia adalah sebagai berikut: RPJMN

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SMART CITY (roadmap smart city Indonesia)

Memuat: SDG’s, 6 urusan wajib pelayanan dasar, dan urusan penunjang daya saing daerah

RPJMD

Standar Nasional Indonesia (SNI)

Rencana Induk Smart City Daerah (roadmap smart city)

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SMART CITY KEMENTERIAN DALAM NEGERI Source: MALIK, 2020

Amsterdam Transportation Emissions Target

Sehingga pada 2050, Amsterdam dapat menjadi kota sirkuler dan berhasil berkontribusi dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Target lain sebagai motivasi Kota Cerdas adalah dihasilkannya 80% listrik rumah tangga dengan energi surya dan angin (City of Amsterdam, 2021).

Kebijakan Pengembangan Smart City di Indonesia diawali oleh konsep Green City Liveable City. Pencapaian Kota Hijau diinisiasi melalui program P2KH (Program Pengembangan Kota Hijau) Kementerian Pekerjaan Umum. Program tersebut diharapkan dapat mewujudkan kota hijau di Indonesia yang mampu menjaga dan memupuk sumberdaya alam, lingkungan, dan kualitas prasarana kota untuk menjawab isu perubahan iklim melalui tindakan mitigasi dan adaptasi.

18


Prioritas Pembangunan Smart City Amsterdam

Indonesia

Hal yang menjadi prioritas pembangunan Kota Cerdas Amsterdam terletak pada City Data yang terbuka. Hal inilah membedakan Amsterdam dengan lokasi lain.

Sedangkan di Indonesia, pembangunan Kota Cerdas diprioritaskan untuk pelaksanaan urusan wajib pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum-penataan ruang, perumahan rakyat kawasan permukiman, trantiblinmas dan sosial) (Pasal 12 UU No.23 Tahun 2014), dengan urusan tambahan sesuai daya saing Pemerintah Daerah. Konsep kota cerdas yang dirancang berkesinambungan dan berkembang ditujukan guna: Membantu dan memudahkan berbagai kegiatan masyarakat. Memberikan peningkatan pelayanan publik yang menunjang Mengelola sumber daya yang ada dengan efisien. peningkatan kualitas hidup seluruh warga masyarakat.

Interface Website Gemeente Amsterdam

Hingga dapat mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.

Source: https://data.amsterdam.nl/

Setiap orang dapat mengakses dan menambahkan data ke koleksi data. City Data tersedia daring dan mudah dicari, diunduh, atau ditautkan ke sistem masing-masing perorangan. Data yang disajikan lengkap. Hal tersebut memudahkan pengambil keputusan dan planner menentukan lokasi prioritas pembangunan supaya lebih optimal. Kekurangan adalah perlunya jaminan bahwa data penduduk kota aman dalam City Data, karena keterbukaan informasi bahkan memungkinkan bagi orang di seluruh dunia untuk menggunakan data tersebut.

Keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaporkan dalam LPPD. Prioritas Tujuan Pembangunan Smart City Indonesia Source: MALIK, 2020

Namun, dalam penciptaan “smart”, Indonesia lebih banyak berorientasi pada pembuatan aplikasi, dan belum tersedia City Data yang open access. Memang terdapat basis data, sayangnya basis data tersebut masih sulit ditemukan, diunduh, dan ditautkan ke sistem masing-masing perorangan sehingga sifatnya sangat tertutup.

Quick Win Pembangunan Smart City Amsterdam Hal yang menjadi Quick Win Kota Cerdas Amsterdam adalah, meskipun Big Data telah tersedia, data mikro tetap diutamakan karena sangat membantu dalam hal identifikasi area dan untuk dukungan kegiatan atau tahapan yang lebih lanjut (Harmsen dalam Ernst, 2019).

Indonesia Sedangkan di Indonesia, program Quick Win percepatan pembangunan Kota Cerdas bervariasi, tergantung masing-masing kota. Seperti misalnya, untuk kasus Smart City Manado, terdapat 4 program, antara lain: ● Cerdas Command Center (C3), ● Portal Analisis Data Berbasis Peta (PANADA), ● Pajak Online Terpadu (PONTER), dan ● Manado Siaga 112 (MS112).

19


Indonesia ● ●

Kota Ambon dikenal dengan wisatanya, maka terdapat aplikasi Ambon Access yang menginformasikan lokasi wisata dan informasi tambahan. Kota Depok memiliki program Depok Kota Sehat sebagai sistem pendaftaran online dan sistem antar obat di lingkungan Dinas Kesehatan dan RSUD. Terdapat pula Depok Single Window sebagai portal untuk berbagai bentuk layanan publik. Di Jawa, misalnya di Kota Kediri, terdapat aplikasi Pecut yang membantu urusan perizinan, surat keterangan, dan pajak. Terdapat pula Smart Branding berupa Kampung Keren untuk mendorong sektor pariwisata (Rizal, 2019). Selain beberapa kota yang disebutkan, masih terdapat banyak Kota Cerdas di Indonesia yang memiliki Quick Win-nya masing-masing sesuai prioritas.

Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Smart City Amsterdam

Indonesia

Dalam penelitian dan proyek yang dilakukan, perubahan ingin diamati dengan baik supaya tujuan inisiasi Kota Cerdas dapat dicapai. Dutch Knowledge Institute (lembaga peneliti publik yang independen, TNO) mengawasi jalannya proyek, memantau, dan mengevaluasi secara menyeluruh. Pemantauan kemajuan dan evaluasi hasil dilakukan secara berkala, berkat kerjasama antara Amsterdam Smart City Foundation dan mitra proyek.

Sedangkan di Indonesia, evaluasi implementasi kebijakan Smart City berbeda setiap kota. ● Di Semarang, Smart City dievaluasi melalui pengkajian dokumen dan wawancara dengan triangulasi sumber. ● Di Kabupaten Sleman, evaluasi dilakukan secara rutin oleh Kemenkominfo dan Dinas Kominfo Sleman sesuai program Gerakan Menuju 100 Smart City. Diberlakukan manajemen risiko melalui form excel manajemen risiko supaya Pemerintah Daerah dapat melakukan identifikasi dan mitigasi risiko. Selain itu, evaluasi juga dilakukan per dimensi Kota Cerdas dan diwakili oleh pihak yang mengurusi setiap dimensinya (Kusnadi, 2021). ● Menggunakan kertas kerja evaluasi. Terdapat tiga mata analisis yang perlu dilihat, yaitu: 1. Hal yang sudah berjalan dengan baik (what’s works); 2. Hal yang belum berjalan dengan baik (what doesn’t work); dan 3. Inisiatif perbaikan yang perlu dilakukan (what should be improved

MONITORING AND EVALUATION Activity 1: Progress monitor dan hasil dievaluasi. Activity 2: Strategi ditujukan untuk kontinuitas proses review dan peningkatan Aktivitas Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan Smart City Amsterdam Source: Mora and Bolici, 2017

Pemantauan berfokus dengan melihat perilaku pelanggan dalam menilai efek display energi dan ketika data mereka dijadikan umpan balik, bahkan efek “peer-pressure” juga dianalisis supaya ditemukan cara yang berbeda dalam hal pendekatan pada pelanggan (European Commission, 2011). Kertas Kerja Evaluasi Program Smart City Sumber: Kemkominfo RI, 2017

20


Perbandingan Technology Aspects of Smart City Application Amsterdam dengan Indonesia Berikut adalah perbandingan aspek teknologi antara Amsterdam dan Indonesia dalam mewujudkan Kota Cerdas berbasis teknologi cerdas:

Ketersediaan Infrastruktur TIK Amsterdam ● ●

Amsterdam memiliki infrastruktur TI. Terdapat 578 perusahaan TIK asing di Amsterdam yang menciptakan proyek kolaborasi teknologi dan peningkatan kualitas hidup penduduk kota.

Indonesia ●

● ●

Program Palapa Ring membangun infrastruktur TIK dan menghubungkan 100% telekomunikasi Kabupaten/Kota. Ada PR untuk menghubungkan desa, dengan target 2023 12.548 desa dijangkau sinyal 4G. Terdapat gap terkait keberadaan infrastruktur TIK demi mendukung Kota Cerdas (Yusuf, 2021b).

Kualitas Broadband Infrastruktur TIK Amsterdam ●

Pada 2022, Belanda peringkat ke-7 internet global. Download mobile broadband 104.46 Mbps, upload 15.87 Mbps. Fixed broadband peringkat 22, download speed 105.45 Mbps dan upload speed 32.25 Mbps. Kecepatan internet melebihi rata-rata performance global. Hal ini mendukung teknologi untuk aplikasi Smart City.

Indonesia ●

Mobile broadband Indonesia ranking 100 dunia, download 17.96 Mbps dan upload 10.22 Mbps. Fixed broadband peringkat 114 dunia, download 21.43 Mbps dan upload 9.88 Mbps.

Indonesia Median Speeds April 2022 Sumber: speedtest.net

Netherlands Median Speeds April 2022 Sumber: speedtest.net

Gap ini menunjukkan kesiapan kualitas broadband untuk mendukung Smart City Indonesia masih perlu ditingkatkan. Semakin baik kualitas internet, makin mudah penggunaan TIK diterapkan dalam kehidupan.

21


Keterjangkauan Teknologi Amsterdam ●

Berdasarkan Asosiasi Konsumen Belanda dan Belgia, harga internet Belanda terus meningkat, kedua tertinggi di Benua Eropa. Rata-rata harga paket internet Belanda adalah 42 euro (sekitar Rp 656.322), sedangkan untuk Prancis 27 euro, Inggris 37 euro, Belgia 48 euro, dan Portugal 26 euro. Dikhawatirkan pelanggan mengeluarkan nominal besar untuk menjangkau biaya internet, karena tidak bisa dihindari internet adalah kebutuhan yang sejalan dengan teknologi. Masalah lain adalah sedikitnya kompetisi dari penyedia internet dan jaringan (Seveno, 2021)

Indonesia ●

● ●

Berdasarkan Katadata Insight Center (KIC) dan Kominfo 2021, rata-rata akses internet individu per bulan di Indonesia berkisar pada Rp 50.000-Rp 100.000 (62%). 1.9% responden mengeluarkan biaya tertinggi sebesar Rp 300.000-Rp 500.000 per bulan (Annur & Mutia, 2022). Penyedia layanan internet di Indonesia beragam dengan harga yang berbeda-beda pula, sehingga masyarakat memiliki pilihan. Data ini menunjukkan gap harga dan kemampuan finansial untuk mengakses TIK. Ada kualitas kecepatan dan teknologi yang lebih baik yang disajikan oleh penyedia layanan dengan harga yang lebih tinggi.

Penggunaan TIK Amsterdam ● ●

Amsterdam menggunakan TIK pada berbagai bidang kehidupan sehari-hari penduduk kota. Hal tersebut menjadikan Kota Amsterdam sebagai pusat transportasi data terbesar di dunia. Penggunaan TIK yang sedemikian rupa menjadikan Amsterdam sebagai tempat terbaik untuk tinggal dan bekerja di Eropa. Penggunaan TIK masih berbasis proyek-proyek kecil.

Indonesia ●

Berdasarkan data BPS, IP-TIK sub indeks penggunaan TIK mencapai 5.34/10 pada 2020. Semakin tinggi nilai indeks, penggunaan TIK semakin baik. Angka ini meningkat dibandingkan 2019, sebesar 4.85. Sub indeks penggunaan diukur dari persentase individu pengguna dan pelanggan fixed/mobile broadband internet per 100 penduduk. Angka tersebut menunjukkan penggunaan TIK yang optimal masih jauh dari harapan.

Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia 2019–2020 Sumber: Berita Resmi Statistik BPS, 2021

What Makes Amsterdam Different Sumber: Macpherson, 2017

22


Kapabilitas Penggunaan TIK Amsterdam

Indonesia

● Amsterdam memiliki konsentrasi besar terhadap akses keahlian TIK, dimana 250.000 orang merupakan tenaga kerja TIK. Sekitar 55%-nya merupakan sarjana dan magister. ● Keberadaan empat universitas membantu keaktifan di bidang penelitian dan pengembangan TIK.

● Berdasarkan BPS, IP-TIK di Indonesia pada sub indeks keahlian TIK mencapai 5.92/10 pada 2020. Semakin tinggi indeks, keahlian TIK semakin baik. ● Angka ini meningkat dibandingkan 2019, sebesar 5.84. Sub indeks keahlian diukur dari lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dan APK sekunder (SMP-SMA) dan tersier (D1-S1). ● Sub indeks keahlian hanya menyumbang 21.11% terhadap IP-TIK Indonesia. Akses dan infrastruktur berkontribusi sebesar 40.61% dan penggunaan 38.28%. Kontribusi Subindeks terhadap IP-TIK Indonesia, 2020 Sumber: Berita Resmi Statistik

View of Amsterdam University

BPS, 2021

Sumber: IStock, 2019

● Hal ini menjadikan orang-orang Belanda semakin terdepan dalam hal revolusi digital. ● TIK bahkan diterapkan dalam hal asuransi dan keuangan perbankan. Kualitas hidup yang sangat memadai terus menarik bakat dan keahlian ke kota tersebut.

Hal ini menunjukkan infrastruktur TIK saat ini belum diimbangi dengan keahlian/kapabilitas penggunaan TIK oleh masyarakat. Hal ini merupakan tantangan kesiapan dan masa depan pembangunan TIK di Indonesia (BPS, 2021).

Integrasi Layanan dengan TIK Amsterdam ● Amsterdam memiliki 3 fokus pengembangan Kota Cerdas, yaitu mobilitas, energi, dan kota sirkuler. ● Proyek energi atlas: data-data energi penduduk pada basis data, dipetakan untuk melihat prioritas proyek berkelanjutan dan optimalisasi sumber daya. ● Mokum Mariteam: kanal sebagai pengangkut barang, mengurangi transportasi darat dan kanal sebagai selain rekreasi. Teknologi diintegrasikan pada energi listrik operasi kapal kargo, sehingga tidak ada bahan bakar fosil dan dampak emisi yang dihasilkan.

Indonesia ● Indonesia mengupayakan platform Satu Data Indonesia yang mengintegrasikan teknologi dan regulasi untuk menyatukan data-data. ● Tantangan: perlindungan data yang ketat sehingga sulit menciptakan open access data. ● Data terpisah oleh penyedia layanan yang berbeda, sehingga data terduplikasi atau berbeda. Perbedaan aplikasi tidak efisien baik waktu dan biaya (Yusuf, 2021a). ● Perlu harmonisasi yang didukung kemauan instansi untuk diatur dan kebijakan supaya instansi dapat saling berbagi data. ● Indonesia menerapkan teknologi dalam aplikasi tata kelola (e-government), keuangan (e-money), belanja (eshopping), bahkan jasa pemesanan wisata/liburan/reservasi hotel dan restoran.

23


Keamanan Informasi Amsterdam

Indonesia

● Belanda memiliki hukum General Data Protection Regulation (GDPR), The Dutch GDPR Implementation Act (DGIA), dan penggunaan cookie. TA memberlakukan persyaratan sehubungan dengan pemrosesan data pribadi. ● Terdapat Otoritas Perlindungan Data Belanda (AP) yang menindak penggunaan data pribadi ilegal. ● Sanksi administratif penyalahgunaan informasi adalah berupa denda. Petugas perlindungan data diisyaratkan menjaga kerahasiaan informasi, kecuali jika subjek data setuju untuk dipublikasikan.

● Indonesia memiliki Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi. ● Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik perlu menyusun peraturan internal untuk perlindungan Data Pribadi untuk menghindari kegagalan perlindungan Data Pribadi yang dikelola. ● Data Pribadi dalam Sistem Elektronik harus diverifikasi keakuratannya. Lalu data yang disimpan dalam harus dalam bentuk data terenkripsi. ● Pemilik data berhak atas kerahasiaan datanya, mengajukan pengaduan, akses histori data pribadi, dan meminta pemusnahan data dalam sistem elektronik (Yovita, 2016).

The General Data Protection Regulation (GDPR) Stats Source: Law Listings, 2019

24


Lesson Learned

Pembelajaran Praktik Terbaik Amsterdam Berdasarkan kajian terhadap literatur terkait Sustainable Smart Cities and Society dan Technology Aspects of Smart City Application serta kajian pada pada praktik terbaik Amsterdam, dapat diperoleh beberapa hal yang bisa dipelajari sebagai kunci keberhasilan penerapan Kota Cerdas berbasis teknologi di Amsterdam.

1

Diperlukan kemitraan yang menyesuaikan cakupan proyek dan terbuka pada masukan atau ide baru Proyek Kota Cerdas Amsterdam melibatkan setidaknya: pemerintah, swasta, penyedia utilitas, lembaga non pemerintah, lembaga pengetahuan, dan penduduk. Kemitraan yang terbentuk sangat beragam dan memerlukan dukungan penuh dari peran tiap stakeholder yang terlibat. Kemitraan juga sebaiknya dapat terbuka menerima kerja sama baru supaya terjadi perluasan kemitraan dan berbagai inovasi baru.

2 3

Proyek yang diciptakan perlu fokus dan jelas sehingga dipahami oleh semua kemitraan yang terlibat Keterlibatan berbagai mitra perlu sejalan dalam tujuan, harapan, visi, misi, dan ambisi dari proyek kerja sama. Hal ini memerlukan evaluasi kepentingan rutin. Fokus kegiatan dalam proyek menjaga keterlibatan pemangku kepentingan selama proyek berlangsung. Selain itu, fokus proyek membantu penyelesaian masalah lebih terarah dan jelas.

Diperlukan adanya kepemimpinan proyek yang berkomitmen Mitra yang terlibat harus mementingkan kepentingan bersama dan berkomitmen atas kontribusi sumber daya yang sudah disepakati. Mitra yang terlibat memiliki insentif yang jelas sehingga ada rasa saling atas proyek. Dibutuhkan satu mitra sebagai pemimpin, biasanya mereka adalah pemilik proyek yang merasa bertanggung jawab atas keberlangsungan dan hasil proyek, juga ketika terjadi hambatan. Pemimpin proyek menjamin mitra terhubung dalam kepengurusan yang jelas supaya tujuan tercapai.

4

Keterlibatan pengguna adalah unsur yang berkelanjutan Warga adalah titik fokus untuk pengembangan teknologi kota pintar. Warga perlu terlibat secara resmi dalam kemitraan. Pengguna dibedakan menjadi pengguna aktif (client) sedangkan pengguna pasif adalah orang yang tidak membeli produk, namun terpengaruh. Keterlibatan pengguna tergantung pada jenis dan tujuan dari proyek. Pengguna yang berbeda memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Bahkan, proses melibatkan pengguna adalah bagian kompleks yang memerlukan waktu dan usaha lebih besar daripada persiapan awal untuk proyek.

25


5

Diperlukan pertimbangan dan evaluasi yang tepat untuk menilai proyek Menentukan nilai proyek membangun komitmen antar mitra ketika bekerja sama dalam mencapai tujuan. Nilai yang dimaksud adalah ekonomi, sosial, dan lingkungan sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan. Proyek yang baik memberikan nilai pada ketiga aspek tersebut. Selain itu, diperlukan pengukuran dampak. Meskipun sulit, pendekatan kualitatif dapat dilakukan. Bahkan ketika proyek gagal, nilai manfaat tetap diperoleh. Misalnya proyek REloadIT yang gagal dielaborasi dalam skala yang lebih besar.

6 7

Untuk meningkatkan skala proyek, model bisnis adalah kunci keberlanjutan yang nyata Proyek terkadang bergantung pada pendanaan dan subsidi eksternal, yang pada akhirnya mengupayakan nilai dan pendapatan supaya berlanjut. Mitra yang bekerja sama tentu memikirkan manfaat apa yang bisa diperoleh selain dari hasil proyek itu sendiri. Maka, perlu diciptakan model bisnis agar pembiayaan proyek dapat berkelanjutan.

Teknologi adalah aspek penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana dia diintegrasikan Meskipun teknologi merupakan elemen penting kota cerdas, aspeknya perlu digabungkan dengan kemitraan supaya lebih inovatif. Ketersediaan teknologi bukan hambatan kota cerdas, yang penting adalah apakah akses pengetahuan teknologi bisa diperoleh dan diintegrasikan dalam proyek. Selain itu, data digunakan, dianalisis, dan dibagikan sehingga dipersiapkan dengan matang. Privasi dan visualisasi data perlu dipastikan supaya tidak terjadi pelacakan ilegal data individu.

8

Upaya peningkatan terjadi bertingkat dan tidak bisa dilakukan tanpa penyebaran informasi/pengetahuan Bentuk dari peningkatan skala proyek (upscaling) dapat berupa peluncuran, perluasan, dan replikasi. Potensi peningkatan proyek memang berbeda-beda, tergantung tujuannya. Maka pertimbangan upscaling perlu dilakukan sejak awal, bukan di akhir proyek saja. Berbagi pengetahuan dan pengalaman pelaksanaan proyek antar wilayah juga dapat membantu keberhasilan inisiasi proyek-proyek smart city lain.

26


Adopsi Implementasi

Hal yang Dapat Diimplementasikan Adanya fase komunikasi dalam tahapan pengembangan Smart City

Smart City Conference Sumber: Smart City SEE, 2022

Smart Apps Sumber: Smart City SEE, 2022 Kemkominfo RI Sumber: Kemkominfo RI, 2021

Pada Kota Amsterdam terdapat konferensi sebagai acara berkala yang membahas Smart City, terutama untuk menyebarkan pengetahuan dan mempromosikan proyek/program yang terbaru. Dalam konferensi, dijelaskan fiturfitur strategi Smart City Amsterdam secara mendalam, tujuan, prioritas tindakan, prinsip-prinsip strategis, strategi keuangan, perencanaan kegiatan, pemangku kepentingan, dan hasil yang dicapai dengan proyek. Komunikasi di sisi lain juga untuk "mendapatkan publisitas gratis" dan mendorong penciptaan aliansi baru (Brinkman 2011). Yayasan Kota Cerdas Amsterdam, memang, telah berpartisipasi dalam lebih dari 50 konferensi nasional dan internasional. Peluang Tahap komunikasi berpeluang diterapkan di Indonesia karena: 1. Pengetahuan masyarakat Indonesia sebagai Smart People dinilai masih kurang sehingga komunikasi akan mencerdaskan mereka. Hal ini disebabkan pula oleh belum meratanya akses TIK. 2. Embrio berupa kesadaran dan kapabilitas penggunaan TIK meski masih oleh sebagian kota-kota. 3. Dukungan program dan kebijakan Smart City dari pemerintah. 4. Indonesia sudah terhubung dengan berbagai aplikasi dan platform global yang dapat menghubungkan dan menjadi wadah penyebarluasan informasi.

Tantangan 1. Karakteristik masyarakat Indonesia yang beragam dan masih berkebudayaan sehingga perlu penyesuaian tentang cara komunikasi. 2. Perlunya pemerataan jaringan telekomunikasi untuk mendukung TIK bagi seluruh masyarakat. 3. Perlu effort berupa tenaga, waktu, juga budget untuk memastikan keberlanjutan fase ini.

Model Pendekatan Holistik Quadruple Helix Model ini merupakan penggambaran kolaborasi pemerintah, bisnis, universitas, lembaga penelitian, warga negara untuk menciptakan kota cerdas. Jadi, terdapat inovasi teknologi dan sosial dihasilkan dari kerja sama dan sinergi antara empat kelompok pemangku kepentingan: administrasi, bisnis, sains dan penduduk. Tujuan utama sinergi: untuk meningkatkan kualitas hidup warga dalam berbagai dimensi, baik dalam fungsi individu maupun sosial-profesional mereka. The Quadruple Helix Model Source: Kuzior, 2020

27


Peluang 1. Banyaknya universitas di Indonesia dapat menjadi embrio lahirnya peneliti dan ide-ide inovasi baru yang relevan untuk pengembangan Kota Cerdas berbasis teknologi. 2. Sistem demokrasi di Indonesia, dimana warga dapat terlibat dalam pembangunan. 3. Kurang signifikannya hasil dapat diarahkan untuk menggunakan model kerja sama baru ini. 4. Keberadaan pihak swasta dapat membantu proyek/program. Tantangan 1. Perlu diciptakan platform atau wadah yang efektif memastikan kolaborasi benar-benar terjalin. 2. Kecenderungan top down dalam kerja sama. 3. Keterlibatan swasta harus ditingkatkan, entah dengan dukungan kebijakan, insentif, dsb.

City Data sebagai Big Data yang Open Access Penciptaan city data oleh Amsterdam adalah hal terbaik yang dapat diadopsi oleh Indonesia. Integrasi data satu kota dan teknologi serta akses yang terbuka, adalah kunci keberhasilan kota yang cerdas di Amsterdam.

Amsterdam Time Machine Sumber: amsterdamtimemachine.nl, 2022

Peluang 1. Embrio berupa adanya aplikasi-aplikasi yang secara tidak langsung menjadi database data dan informasi penduduk yang dapat dijadikan bahan perencanaan. 2. Dukungan kebijakan keamanan data dan informasi. 3. Keberadaan teknologi. Tantangan 1. Sistem database tiap aplikasi perlu disatukan, hal ini melibatkan semua penyedia layanan dan kemauan mereka untuk diatur. 2. Adanya kebijakan yang menghambat sharing data oleh setiap penyedia layanan/aplikasi.

Upaya Peningkatan Infrastruktur TIK Secara Kontinyu

Amsterdam Sumber: Smart City Press, 2017

Pemerataan infrastruktur TIK di Indonesia perlu terus diupayakan demi mendukung teknologi dan Gerakan 100 Kota Cerdas Indonesia. Tanpa TIK, tujuan program tersebut akan sulit dicapai. Pemerataan infrastruktur juga dapat melibatkan perusahaan yang sesuai bidang tersebut.

Peluang 1. Kemajuan zaman yang menuntut teknologi dan internet untuk dapat saling terhubung. 2. Dukungan program dari Indonesia, Palapa Ring untuk target pemerataan infrastruktur TIK. 3. Kesadaran akan pentingnya penggunaan teknologi.

Tantangan 1. Indonesia luas, sehingga perlu upaya lebih dari pemerintah untuk memeratakan infrastruktur TIK ke seluruh daerah. 2. Perlunya kapabilitas untuk menggunakan, mengelola, dan memelihara infrastruktur TIK yang ada.

28


Penutup

Kesimpulan Berdasarkan kajian terhadap lokasi KKL yang dipilih, yaitu Amsterdam dari perspektif sustainable smart cities and society dan technology aspects of smart city application, juga setelah dilakukan analisis perbandingan, diperoleh kesimpulan bahwa Amsterdam merupakan praktik yang baik untuk dipelajari oleh Indonesia dalam pembangunan Kota Cerdasnya. Perjalanan panjang Amsterdam dan berbagai proyek yang dihasilkan menunjukkan bahwa Amsterdam telah berhasil menjadikan kotanya cerdas baik dari teknologi dan penduduknya. Dalam praktiknya, proses yang dilakukan antara Amsterdam dan Indonesia tidak jauh berbeda. Amsterdam memiliki 5 fase utama yang terdiri dari starting (tahap persiapan dan kemunculan ide), planning (perencanaan proyek-proyek yang cerdas), pengembangan proyek (implementasi dan realisasi proyek yang direncanakan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk), monitoring dan evaluasi (pemantauan dan penilaian kelayakan proyek), dan komunikasi (penyebarluasan pengetahuan dan informasi, pencerdasan terkait Smart City Amsterdam). Yang menjadi poin penting perbedaan antara Amsterdam dan Indonesia terletak pada aspek teknologinya, dimana Amsterdam banyak mengupayakan proyek cerdas yang mengimplementasikan teknologi, sehingga penduduk secara terus menerus menggunakan teknologi tersebut dalam bentuk yang nyata. Selain itu, kemajuan teknologi dan pendidikan yang dimiliki Amsterdam tentu lebih menjamin bahwa penduduk dapat menggunakan dan menjangkau teknologi tersebut, dalam artian lebih berkapabilitas. Sedangkan di Indonesia, penyediaan infrastruktur TIK sendiri masih dalam proses pemerataan. Hanya kota-kota besar dan kawasan perkotaan saja yang secara nyata merasakan manfaat dari teknologi. Hal ini tentu akan menciptakan gap atau kesenjangan yang besar dalam penciptaan Kota Cerdas. Namun, jika dibandingkan dengan kota seperti Jakarta, penerapan Kota Cerdas dengan teknologi berbeda pada cara yang dilakukan untuk mengintegrasikan teknologi. Amsterdam banyak mengaplikasikan teknologi dalam infrastruktur mereka, terutama dalam hal transportasi seperti mobil listrik, cargo air dengan bahan bakar ramah lingkungan, sistem parkir sepeda, kartu untuk pembayaran transportasi umum, dan masih banyak yang lain. Sedangkan Indonesia mengaplikasikannya lebih kepada bentuk aplikasi yang bisa digunakan dari smartphone saja, seperti aplikasi belanja, pengantrian tiket, pemesanan reservasi, dsb. Hal tersebut tentu bukan hal buruk, namun yang sayangkan adalah fasilitas tersebut hanya bisa diakses oleh penduduk yang tinggal dekat perkotaan dan mampu menjangkau/menggunakan teknologi saja sehingga manfaatnya kurang nyata untuk menjadi solusi dari isu keberlanjutan.Perbedaan lain yang menonjol adalah pada integrasi data. Indonesia dikenal memiliki banyak aplikasi, yang menyebabkan adanya banyak sistem database pula. Berbeda dengan Amsterdam yang berhasil menyatukan seluruh data dari berbagai stakeholder menjadi satu basis data yang bisa digunakan bersama untuk merencanakan pembangunan kota yang lebih berkelanjutan. Sedangkan persamaan dalam konteks teknologi untuk mewujudkan Kota Cerdas dapat ditemukan dalam adanya keinginan untuk berubah dan adanya kebijakan yang bisa dijadikan pedoman untuk mengupayakan pembangunan kota-kota yang cerdas di Indonesia. Bahkan, Indonesia sudah sangat baik dalam memastikan dan menjamin bahwa data-data pribadi penduduk bisa digunakan dengan aman dan tidak disalahgunakan. Hal tersebut menjadi sebuah persamaan dan awal yang baik untuk Indonesia dalam upayanya membangun kota yang lebih berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi dan data penduduk sebagai modal perencanaan melalui konsep Kota Cerdas yang aman.

29


Referensi

Daftar Pustaka Annur, C. M., & Mutia, A. (2022, January 20). Berapa Pengeluaran Internet Masyarakat Indonesia Per Bulan? | Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/ 2022/01/20/berapa-pengeluaran-internetma syarakat-indonesia-per-bulan Banerjee, S., & Parrey, A. A. (2017). Gurugram: The making of a sustainable city. In S. Banerjee & A. A. Parrey (Eds.), GURUGRAM: A FRAMEWORK FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT (pp. 7–12). Centre for Science and Environment. https://www.jstor.org/stable/resrep37992.3 BPS. (2021). Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) 2020 (No. 63/08/). Badan Pusat Statistik. Cicea, C., Marinescu, C., & Pintilie, N. (2019). Smart Cities Using Smart Choices for Energy: Integrating Modern Bioenergy In Consumption. Theoretical and Empirical Researches in Urban Management, 14(04), 22–34. City of Amsterdam. (2021). Policy: Urban development - City of Amsterdam. Policy. https://www.amsterdam.nl/en/policy/urbandevelopment/ DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. (2019). Buku III EXECUTIVE SUMMARY MASTERPLAN KOTA CERDAS KOTA DEPOK. Pemerintah Kota Depok. Ernst. (2019, April 29). Five lessons in digital transformation from a smart city | EY Global. EY Global. https://www.ey.com/en_gl/digital/digital-tran sformation-smart-city-amsterdam European Commission. (2011, April 28). Amsterdam Smart City - Regional Policy - European Commission. https://ec.europa.eu/regional_policy/en/proj ects/best-practices/netherlands/2115 Gowling, A. (2014, February 1). The Netherlands has the fastest internet in Europe | Dutch News. Expat Info News. https://www.iamexpat.nl/expat-info/dutch-e xpat-news/netherlands-has-fastest-interneteurope Graha, I. M. S. (2021). Proses kota Denpasar menuju smart city. Jurnal Litbang Sukowati:

Joga, N., Mulyono, Indra Yoga, D. N., & Indrajoga, D. N. (2017). Kota Cerdas Berkelanjutan. PT Gramedia Pustaka Utama. Kuzior, Aleksandra & Kuzior, Paulina. (2020). The Quadruple Helix Model as a Smart City Design Principle. Virtual Economics. 3. 39-57. 10.34021/ve.2020.03.01(2). Macpherson, L. (2017, September 8). 8 Years On, Amsterdam is Still Leading the Way as a Smart City | by Lauren Macpherson | Towards Data Science. Towards Data Science. https://towardsdatascience.com/8years-on-amsterdam-is-still-leading-the-wa y-as-a-smart-city-79bd91c7ac13 Mora, Luca & Bolici, Roberto. (2017). How to Become a Smart City: Learning from Amsterdam. 10.1007/978-3-319-44899-2_15. Pramesti, D. R., Kasiwi, A. N., & Purnomo, E. P. (2020). Perbandingan Implementasi Smart City di Indonesia: Studi Kasus: Perbandingan Smart People di Kota Surabaya dan Kota Malang. International Journal Of Demos, 2(2), 163-173. Ramaswami, A., Russell, A. G., Culligan, P. J., Rahul, K., & Kumar, S. and E. (2016). Meta Principles for developing smart, sustainable, and healthy cities. Science, 352(6288), 930–943. https://www.jstor.org/stable/24744606 Sutrisno, B., & Akbar, I. (2018). E-partisipasi dalam

pembangunan

lokal

(Studi

implementasi smart city di Kota Bandung). Bandung Institute of Technology.Wibowo, H. (2018). MODEL OF ACADEMIC ROLE IN SUPPORTING IMPLEMENTATION

SMART IN

SERANG

CITY CITY.

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 2(1),

29-42.

https://doi.org/https://doi.org/10.37950/jkp d.v2i1.32 Winden, Willem & Oskam, Inge & Schrama, Wieke & van Dijck, Egbert-Jan & van den Buuse, Daniel. (2016). Organising Smart City Projects: Lessons learned from Amsterdam.

Media Penelitian Dan Pengembangan, 4(2), 1-13.

30


Widiyastuti, I., Nupikso, D., Putra, N. A., & Intanny, V. A. (2021). Smart Sustainable City Framework: Usulan Model Kota Cerdas Yang Berkelanjutan dan Integratif. Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan), 22(1), 13-30. Rizal, A. (2019, November 4). Ini Program Unggulan Quick Win Smart City 25 kota di Indonesia Semua Halaman - Info Komputer. Berita. https://infokomputer.grid.id/read/121907511/i ni-program-unggulanquick-win-smart-city-25 -kota-di-indonesia?page=all Seveno, V. (2021, August 1). Internet prices in the Netherlands are one of the highest in Europe. Expat Info News. https://www.iamexpat.nl/expat-info/dutch-ex pat-news/internet-prices-netherlands-are-on e-highesteurope Smith, L. (2017). Amsterdam Smart City: A World Leader in Smart City Development. Bee Smart City. https://hub.beesmart.city/city-portraits/smart -city-portrait-amsterdam Syalianda, S. I., & Kusumastuti, R. D. (2021). Implementation of smart city concept: A case of Jakarta Smart City, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 716(1). https://doi.org/https://doi.org/10.1088/17551315/716/1/012128 Yovita. (2016, December 29). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sorotan Media. https://kominfo.go.id/content/detail/8621/ind onesia-sudah-miliki-aturan-soal-perlindungan -datapribadi/0/sorotan_media Yusuf. (2021a, January 14). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Berita Kominfo. https://www.kominfo.go.id/content/detail/320 75/wujudkan-satu-data-indonesia-perlu-integ rasiregulasi/0/berita_satker Yusuf. (2021b, April 7). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Berita Kominfo. https://www.kominfo.go.id/content/detail/337 42/percepat-digitalisasi-daerah-kominfo-perk uatinfrastruktur-tik/0/berita_satke

31


32


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.