1 minute read
Injeksi Sosial Dalam Ruang
Injeksi Kampus dalam Pembentukan Fungsi
Advertisement
Penulis: Khalif Nur M.
Lingkungan sebagai pendukung kehidupan manusia memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, lingkungan yang berada di sekitar kampus pastinya bertumbuh untuk memenuhi permintaan para mahasiswa selaku penghuni kampus. Rutinitas dan gaya hidup mahasiswa yang berada di area tersebut memunculkan ruang-ruang penunjang yang mengikuti tuntutan gaya hidup mahasiswanya, sehingga lahirlah ruangruang yang berbeda menurut konteks penggunanya.
Dalam kawasan Bandung, banyak universitas berdiri di wilayah yang terkenal dengan ruang-ruang informal di sekitarnya. Sebagai contoh, kawasan Dipatiukur dikenal sebagai sentra percetakan dikarenakan banyak berdirinya universitas di daerah tersebut, yakni UNPAD, UNIKOM (Universitas Komputer Indonesia), dan ITHB. Ketiga universitas tersebut memiliki jurusan yang sering membutuhkan jasa percetakan, seperti DKV (Desain Komunikasi Visual), Informatika, dan Mobile Technology, sehingga untuk menunjang kebutuhan tersebut tumbuh sederet gerai percetakan dengan logo-logo mesin cetak khasnya yang meramaikan jalanan di kawasan Dipatiukur. Berbeda dengan kawasan Ciumbuleuit yang diduduki oleh UNPAR, deretan kafe-kafe menjajahi sepanjang kawasan tersebut dikarenakan status mahasiswa UNPAR yang masuk ke dalam kelas menengah ke atas sehingga mampu meluangkan waktunya di kafe. Berbagai toko dengan harga produk di atas rata-rata juga dapat ditemukan di kawasan Ciumbuleuit, walaupun masih dapat ditemukan warung-warung sederhana di dalam gang-gang sekitar UNPAR.
Perbedaan tiap ruang informal yang terjadi ini dalam mediannya memiliki objek yang sama dan identik seperti kafe, warung makan, warung rokok dan tempat percetakan. Objek-objek tersebut pasti ada, tetapi ada satu atau dua objek yang mendominasi hingga akhirnya menjadi sebuah penciri kawasan tersebut. Dominansi objek tersebut tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh gaya hidup dan status sosial pengguna ruangnya, yakni mahasiswa. Mahasiswa kelas menengah ke atas umumnya tidak segan menghabiskan uang dan waktunya di kafe-kafe high-end, bistro, hingga tempat hiburan. Namun, stereotip gaya hidup mahasiswa yang umumnya dikenal dengan pengeluaran yang hemat dan pas-pasan melahirkan berbagai alternatif tempat yang menyajikan fungsi serupa dengan harga lebih murah seperti warung kopi, warung tegal, serta ritel yang menyediakan layanan hemat dan murah.
01 & 02 Kafe Ohayou seberang kampus UNPAR 03 Warung Makan Sariwangi di Jl. Rancabentang (dekat UNPAR)