2 minute read

ICOVET 2020: Sinergi antara Green Education dan Smart Engineering

Komunikasi dok.

E-Conference melalui zoom

Advertisement

Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (FT UM) kembali menyelenggarakan International Conference On Vocational Education and Training (ICOVET) untuk keempat kalinya pada Sabtu pagi (19/0). Bedanya, tahun ini konferensi tersebut diselenggarakan secara daring melalui video conference akibat situasi pandemi Covid-19. Tujuan dalam konferensi ini ialah untuk mengumpulkan para ahli internasional yang bekerja di bidang pendidikan vokasi untuk menyajikan riset terbaru mereka. Konferensi ini juga merupakan langkah awal dalam menjaga edukasi berkelanjutan (sustainable education) untuk masa depan. Acara ini menjadi tempat yang ideal untuk bertukar pikiran mengenai konsep, metode, isu terkini, dan riset dari seluruh dunia, juga memberikan basis untuk hubungan riset dan edukasi di masa yang akan datang. Tema yang diusung dalam ICOVET tahun ini ialah Green Education and Smart Engineering for TVET (Technical Engineering Vocational and Educational Training, red.) Advancement. Ketua Pelaksana kegiatan, Dr. Eng. Anik Nur Handayani, S.T., M. T menjelaskan alasan dipilihnya tema tersebut, “karena di Fakultas Teknik juga ada program studi kependidikan, kami berupaya untuk menggabungkan konsep smart engineering dan green education supaya dapat berjalan beriringan.” Hal tersebut juga dipertegas oleh Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T., salah satu keynote speaker pada konferensi ini. “Green education adalah pendidikan untuk peduli dengan lingkungan alam. Salah satu cara untuk peduli dengan lingkungan alam ialah menggunakan energi terbarukan. Kami yang berasal dari Fakultas Teknik bertugas untuk memperjuangkan penggunaan energi alternatif tersebut. Kita juga harus mengembangkan kurikulum yang siap menggunakan energi terbarukan, bukan lagi dari batu bara,” terang Yuni saat diwawancarai Kru Komunikasi UM.

Livestreaming ICOVET 2020 melalui akun Youtube Fakultas Teknik UM

Komunikasi dok.

Empat pembicara lain yang berpartisipasi dalam konferensi ini adalah Prof. Dr. Drs. Pratikno, M.SOC., SC., Menteri Sekretariat Negara Republik Indonesia; Prof. Andrew Nafalski, Ph.D., D.SC., Profesor dari University of South Australia; Prof. Tsukasa Hirashima, Ph.D., Profesor dari Hiroshima University; dan Dr. hc. Paryono, M.Sc. Ph.D., Wakil Direktur dan Manajer Riset SEAMO VOCTECH, Brunei. Anik sempat menjelaskan secra singkat peranan masingmasing pembicara dalam konferensi ini, “Pak Pratikno menjelaskan tentang kebijakan pemerintah mengenai edukasi dan green education. Profesor Andrew berbicara mengenai perpindahan sistem tradisional menjadi online. Pak Paryono menerangkan kebijakan mengenai vokasi di Asia Tenggara. Profesor Hirashima mempresentasikan tentang perkembangan e-learning. Terakhir, Bu Yuni menjelaskan bagaimana green education itu sustainable.”

Anik menjelaskan bahwa lebih dari 100 artikel ilmiah telah terkumpul dalam konferensi ini. Semuanya berasal berbagai negara yakni Malaysia, Taiwan, Jepang, Kolumbia, dan tentunya Indonesia. Sejumlah 80 artikel ilmiah terbaik dipilih untuk dipublikasikan di jurnal IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) yang sudah terindeks Scopus.

Persiapan untuk ICOVET 2020 telah dimulai sejak awal tahun 2020. Pelaksanaan konferensi secara daring tentunya sangat berbeda dengan konferensi offline. Menurut Anik, kestabilan jaringan sangat penting, terutama bagaimana cara menyokong jaringan dari berbagai negara dengan zona waktu yang berbeda. Platform yang digunakan serta cara menyajikan materi juga merupakan aspek yang diperhatikan. “Merupakan sebuah tantangan bagi kami untuk menghadirkan konferensi online yang menarik, karena kami harap konferensi ini tidak hanya sebagai wadah bertukar pikiran, tetapi juga dapat menghibur partisipan,” terang Anik. Zahirah.

This article is from: