2 minute read

Ubah Gelisah jadi Gairah

Pribadi dok.

Biotim membawa pulang emas pada ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) (05/09). Karya Biochemistry Virtual and Multiple Representative Laboratory (BioLab) kategori Inovasi Materi Digital Pendidikan merupakan jawaban atas kegelisahan para mahasiswa yang tidak bisa menjalankan praktikum di laboratorium selama pandemi Covid-19 berlangsung. Tidak susah untuk mengoperasikan BioLab, cukup bermodalkan internet dan gawai, pengguna bisa mengakses ‘laboratorium virtual’ lengkap dengan prosedur K3, pre-test, dan post-test. “Produk ini memang tidak bisa menggantikan praktikum laboratorium sebenarnya, tapi produk ini bisa bekerja sebagai pendamping praktikum karena hardskill yang didapatkan di laboratorium kurang memungkinkan untuk dimasukkan di aplikasi,” ungkap Jasmine Nurul Izza, ketua dari Biotim untuk ajang LIDM.

Advertisement

Perencanaan konsep ini terhitung cepat. Dalam 10 hari, Biotim mampu mengembangkan konsep BioLab melalui data yang diambil dari 150 responden yang berasal dari berbagai jurusan dan perguruan tinggi. Jika ditanya resep sukses membangun konsep apik dalam waktu singkat, “team work makes dream works”-tak lain dan tak bukan adalah kerja sama tim. Uniknya, Jasmine merasa tim yang dibentuk merupakan sebuah ‘keajaiban’. “Baru sebentar saja bertemu, kami sudah merasa solid. Padahal, kami tidak menjanjikan untuk bisa menang lomba, hanya keyakinan bahwa kami bersama melalui ini. Karena kami mempunyai visi yang sama, maka tim ini terbentuk,” papar Jasmine ketika mengingat bagaimana perjalanan ia mencari tim.

Kendala yang dihadapi salah satunya adalah mencari developer, mengandalkan koneksi dan kenalan teman satu timnya. Akhirnya mereka mendapat developer yang merupakan mahasiswa jurusan Game Animasi untuk membantu mengantar mereka menuju babak final. Kerja sama tim juga diuji ketika anggota tim kesulitan mencari dana untuk perjalanan ke Malang. Dengan patungan biaya, akhirnya anggota tim berhasil berkumpul di Malang dan mengerjakan proyek bersama-sama. “Yang penting datang dulu, berangkat dulu, urusan bagaimana kita menalangi dana dipikirkan belakangan,” tambahnya.

Setelah mereka mengajukan proposal dan diterima, Biotim dan para delegasi LIDM lainnya dikumpulkan di Wisma Ringgit UM. Mereka dibina oleh mentor yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Mentor yang mendampingi mereka juga merupakan ‘alumni’ dari LIDM 2019 yang meraih juara tiga. Dalam karantina, Biotim bersama para delegasi diberi pelatihan untuk presentasi produk buatan mereka dengan baik, selain itu mereka juga mengadakan simulasi tanya jawab untuk membuat kemungkinan pertanyaan yang akan dilemparkan para juri.

Sebuah pengalaman mendebarkan diceritakan oleh Jasmine, “pada saat final, kami ditanya mengenai uji protein. Materi kami hanya sampai uji makanan saja. Lalu kami tawarkan opsi lain, yaitu uji gula. Beruntung, para juri masih menerima penjelasan kami,” ungkapnya. Tidak hanya dibekali skill, para delegasi juga diberikan bimbingan rohani. Jika siang mereka fokus mengasah kemampuan, sorenya mereka berkumpul bersama untuk mengaji dan istigasah.

Ketika ditanya tentang prospek produk ini ke depannya, Biotim sangat berharap agar suatu hari inovasi mereka akan dipakai khalayak luas. “Kami membuat BioLab dengan harapan ke depannya bisa digunakan lebih luas. Untuk sekarang, karena kami BioLab hanya memuat materi tentang uji makanan saja, maka masih menyasar jenjang perguruan tinggi. Banyak yang perlu kami perbaiki, seperti hasil simulasi laboratorium yang kurang akurat dan fitur yang kurang lengkap. Mudah-mudahan suatu hari kami bisa menyebarluaskan BioLab,” harapnya. Ayu

This article is from: