2 minute read
“Sisi Sesungguhnya” dalam Pameran Pascapendidikan Himafo
Tantangan berkarya di masa pandemi tidak menyurutkan semangat anggota Himafo (Himpunan Mahasiswa Fotografi) angkatan 36 untuk menyelenggarakan Pameran Pascapendidikan Himafo XXXVI. Pameran tersebut dilaksanakan selama empat hari (26-29/09) secara daring melalui ruang virtual Artsteps.Tema “Sisi Sesungguhnya” dipilih dalam pameran mengacu kepada fenomena saat ini yaitu sesuatu tidak hanya bisa dilihat dari satu sudut pandang saja. Perbedaan perspektif dan cara pandang seseorang dapat memunculkan persepsi yang berbeda-beda pada suatu kejadian dan tidak ada yang salah dari tiap persepsi yang muncul. Sisi yang benar tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Advertisement
Pameran dibuka dengan live instagram pada hari pertama, diisi oleh sambutan dari ketua pelaksana (Farhan Akmal), perwakilan kurator (Agung Sedayu), serta ketua umum Himafo (Ahmad Aulia Akmal). Pada acara pembukaan juga dijelaskan mengenai cara mengakses ruang virtual Artseps pameran. Rangkaian acara utama berlanjut pada hari ketiga, yakni talkshow dengan tema newborn photography. Talkshow ini digelar secara virtual melalui video conference Google Meet sehingga audiens dapat berinteraksi dengan narasumber mengenai tips dan trik dalam fotografi bayi yang baru lahir. Sama seperti talkshow, sarasehan pada hari terakhir juga menggunakan Google Meet sebagai platform pertemuan. Sebanyak 9 pengkarya menjelaskan makna dari 28 karya fotografi yang mereka tampilkan. Terdapat pula sesi tanya jawab dengan masing-masing pengkarya untuk memperjelas presentasi tentang hasil tangkapan kamera mereka.
Farhan Akmal selaku ketua pelaksana mengonfirmasi bahwa pelaksanaan pameran ini dibantu oleh para senior yang lebih berpengalaman. “Meskipun kami dibantu oleh senior, kami para angkatan muda juga dituntut untuk lebih mandiri,” jelas Akmal. Suka dan duka dalam mempersiapkan pameran virtual untuk pertama kalinya pun dirasakan oleh Akmal dan kawan-kawan. “Jarak yang jauh membuat intensitas dalam berkomunikasi sedikit berkurang. Yang seharusnya bisa lebih mudah memberi dorongan, motivasi, dan bantuan jadi jarang bertemu karena jarak yang memisahkan,” ungkap sang ketua pelaksana.
Hana Fairuz, salah satu panitia pameran turut menimpali. “Karena ada banyak kepala yang menyumbangkan ide, sangat susah untuk menyatukan jalan pikiran kami,” imbuhnya. Kendati banyak rintangan yang dihadapi, Akmal menegaskan bahwa semua panitia tetap berupaya untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pameran ini.
Suasana pameran kali ini tentunya berbeda dengan pameran yang diselenggarakan langsung di galeri. “Vibes yang didapatkan berbeda karena tidak adanya interaksi langsung dengan audien. Menurut saya, sebenarnya tatap muka dengan audien itu penting dan sangat diperlukan,” ujar Akmal. Walaupun atmosfer yang dirasakan cukup berbeda dari pameranpameran sebelumnya, Akmal tetap memaklumi karena kondisi saat ini memang tidak mengizinkan kegiatan yang melibatkan banyak massa. “Mau tidak mau kita harus menerima keadaan yang ada. Harapan saya, semoga pameran ini bisa menjadi dorongan bagi pengunjung untuk bisa lebih semangat dalam berkarya. Semoga kami pun dapat menyelenggarakan pameran yang lebih baik lagi nantinya,” pungkas Akmal. Zahirah