![](https://assets.isu.pub/document-structure/210905122851-c943e19322f2adbaf9ad56dfbe10c820/v1/6605aecf4abede3adaa21723014599e7.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
4 minute read
WISATA
Keindahan Klenteng Dewi Kwan Im yang berada disisi Persarean Gunung Kawi
Kisah di Balik Pasarean Gunung Kawi
Advertisement
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210905122851-c943e19322f2adbaf9ad56dfbe10c820/v1/349b82133a5212a43248a35205068ea9.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Komunikasi dok.
Komunikasi dok.
Kawasan untuk menunjang kebutuhan para perziarah dan wisatawan
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210905122851-c943e19322f2adbaf9ad56dfbe10c820/v1/fbb9681e48404d32742a75de9285ea3b.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
A
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210905122851-c943e19322f2adbaf9ad56dfbe10c820/v1/c8eb41a6240d19b479c0cb4d65ba3f20.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
khir-akhir ini, memang wisata religi menjadi primadona sejumlah orang ketika hendak memanjatkan doa atau sekadar berlibur. Salah satu tempat yang memiliki daya tarik utama para peziarah atau wisatawan adalah Pasarean Gunung Kawi. Tempatnya berada di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya yang terletak di lereng Gunung Kawi, membuat siapa saja yang berkunjung terpesona dengan keindahannya. Selain dikenal sebagai tempat yang multietnis dan multiagama, tempat ini juga menyimpan banyak nilai sejarahnya.
Pertama kali tempat ini disinggahi adalah ketika kekalahan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda dalam perang. Para pengikut Pangeran Diponogoro yang berhasil lari banyak yang berpindah ke arah timur, tepatnya berada di Jawa Timur. Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II salah satu tokoh yang berhijrah dan menetap di Jawa Timur. Sosoknya sebagai penasehat spiritual dan laskar terdepan Pangeran Diponogoro tetap melanjutkan syiar agama Islam dan mendirikan Padepokan di Kesamben, Kabupaten Blitar.
Seiring dengan berkembangnya waktu, banyak pengunjung dari berbagai daerah bahkan dari masyarakat Tionghoa yang memilih menjadi pengikut Eyang Jugo. Salah seorang murid Eyang Jugo yaitu R.M. Imam Soejono mendapatkan amanah pergi ke Lereng Gunung Kawi untuk membuka wilayah baru sebagai tempat tinggal dan tempat pemakaman Eyang Jugo ketika wafat. “Eyang Jugo pernah berpesan bahwa tempat ini akan menjadi penggungsian dan tempat yang ramai penduduk,” ujar Pak Adi, masyarakat Wonosari.
Tidak lama setelah Eyang Jugo wafat, muridnya, R.M. Imam Soejono juga ikut meninggal. Atas amanah yang sudah diberikan oleh kedua tokoh tersebut, yaitu tataning mukso ngesti tunggal, maka kedua jasad beliau dimakamkan di satu tempat dalam dua liang lahat yang kemudia sampai saat ini dikenal dengan “Pasarean Gunung Kawi”. Karisma dan sifat belas kasih Eyang Jugo dan R.M. Imam Soejono sangat dihormati oleh masyarakat Gunung Kawi dengan melestarikan apa yang telah diajarkan dan ditinggalkannya.
Banyaknya penggunjung yang berziarah ke makam tersebut, membuat tempatnya tidak hanya dikeramatkan oleh masyarakat, mereka juga memiliki kepercayaan bahwa tempat tersebut dapat mendatangkan keberkahan dari Tuhan. Hal tersebut dikarenakan kedua tokoh dipercaya memiliki kedekatan dengan Tuhan dan teladan yang sangat baik. Kepercayaan tersebut yang akhirnya menjadikan setiap 1 Selo menurut penanggalan Jawa, diperingati sebagai Khol Eyang Jugo dan setiap 12 Suro menurut penanggalan Jawa diperingati sebagai Khol Eyang R.M. Imam Soejono.
Biasanya untuk memperingati Khol kedua sosok ini, keluarga ahli waris mengadakan upacara tradisional adat Jawa dengan cara membaca ayat suci Al-Qur’an dan tembang Mocopat. Selain kedua acara tersebut, keluarga ahli waris juga menyelenggarakan Pagelaran seni tradisional Jawa, karawitan tembang Palaran, Reog Ponorogo, Jaranan, tari Topeng Malangan, Pagelaran Wayang Kulit, Penyekaran Agung dan Kirab Sesaji, Pengajian Akbar, serta kesenian Terbang Jidor. Pagelaran tersebut terlihat menarik dan meriah untuk diikuti, jadi untuk Anda yang hendak berziarah atau berwisata dan ingin menyaksikan pagelaran tersebut, jangan sampai ketinggalan mengenai informasi ini karena tradisi tersebut hanya berlangsung setiap Khol saja.
Di dalam Pasarean Gunung Kawi ini, terdapat Padepokan R.M. Imam Soejono yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat mengajar ajaran Islam. Di sekitar padepokan juga terdapat air sumber mangis dan Pohon Dewandaru yang digunakan sebagai pemenuhan kehidupan sehari-hari dan pengobatan penyakit. Terdapat pula Masjid Agung R.M. Imam Soejono dan Masjid Agung Kyai Zakaria II sebagai tempat peribadatan umat Islam. Ciri khas utama pada Pasarean Gunung Kawi ini terdapat gapura yang menimbulkan kesan seolah-olah bagaikan dari bangunan kuno.
Menariknya lagi, ketika wisatawan atau perziarah pertama kali hendak menginjakkan kaki di Pasarean Gunung Kawi ini, maka wisatawan akan merasakan sensasi seperti sedang berada di Negeri Cina. Suasana yang ditampilkan benar-benar seperti ketika Anda mengunjungi kampung Cina. Hal ini dikarenakan terdapat peribadatan umat Konghucu atau tempat ibadah orang-orang etnis Tionghoa lengkap dengan lilin, pasar, dan ukiran tembok berelief khas etnis Tionghoa. Keunikan dari tempat tersebut menjadikan obyek wisata ini layak dikunjungi wisatawan.
Bangunan Klenteng Ciamsi dan Klenteng Dewi Kwan Im yang berada disisi Pasarean Gunung Kawi benar-benar menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat etnis Tionghoa atau masyarakat lainnya. Selain sebagai tempat peribadatan, klenteng ini juga menjadi simbol kerukunan antaragama dan tempat untuk menyampaikan hajat agar mendapatkan berkah bagi siapa saja yang menginginkannya. “Masyarakat Tionghoa sering beribadah di sini dan menyalakan lilin ukuran kecil sampai besar karena percaya bahwa Gunung Kawi menjadi jembatan menuju keberhasilan usahannya,” ungkap Pak Adi.
Adanya kawasan Pasarean Gunung Kawi ini menciptakan peluang usaha bagi masyarakat sekitarnya dengan mendirikan pasar, hotel, dan rumah singgah untuk menunjang kebutuhan para perziarah dan wisatawan. Warnannya yang benarbenar berwarna merah, ditambah lagi dengan ornamen dan lampion yang digantung khas Kampung Cina memberikan magnet tersendiri bagi orang-orang untuk berkunjung dan membuat cerita pengalaman untuk menghabiskan waktu. Izam