7 minute read
LAPORAN KHUSUS
Hendra Susanto, Ph.D., Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UM
Pengakuan Karya Prestasi Mahasiswa oleh Bidang Akademik UM melalui RKPM
Advertisement
Dalam proses mencapai prestasi tinggi, baik akademik maupun non akademik, mahasiswa perlu mengembangkan potensi secara maksimal untuk meningkatkan kualitas kecerdasan yang komprehensif. Selain itu, perguruan tinggi juga perlu memfasilitasi dan memotivasi para mahasiswa untuk selalu menghasilkan karyakarya hebat yang dapat mengharumkan nama almamater. Salah satu bentuk apresiasi dari bidang kemahasiswaan Universitas Negeri Malang terhadap pengakuan karya prestasi non-akademik mahasiswa adalah dengan adanya peraturan rektor mengenai Rekognisi Karya Prestasi Mahasiswa (RKPM) yang diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mengakselerasi studinya.
UM pertama kali mengeluarkan ketetapan RKPM pada tahun 2019 dengan mendapat mandat dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) untuk membantu mempercepat proses akademis mahasiswa UM. Dengan adanya RKPM tersebut, mahasiswa dapat melakukan konversi mata kuliah melalui karya prestasi yang telah diraih. Konversi mata kuliah dilakukan jika karya atau prestasi yang didapat mahasiswa tersebut harus relevan dengan bidang ilmu/keahliannya. Dalam pengajuannya, tidak ada batasan semester untuk mahasiswa berkarya dan berprestasi. Rekognisi tersebut diajukan oleh mahasiswa selama masih aktif menempuh studinya di Universitas Negeri Malang.
Sudah banyak mahasiswa yang telah melakukan rekognisi prestasinya sesuai dengan peraturan RKPM yang ada. Pengajuan rekognisi karya mahasiswa dapat diekuivalenkan ke mata kuliah yang masih berlangsung atau belum pernah ditempuh oleh mahasiswa tersebut. Adapun tahapan pengajuan RKPM antara lain: 1) Mahasiswa mengajukan rekognisi dan memilih mata kuliah yang akan dikonversi kepada Penasihat Akademik (PA) atau Koordinator Program Studi (KPS); 2) PA atau KPS merekomendasikan pengajuan tersebut kepada Ketua Departemen dengan melampirkan salinan karya atau prestasi mahasiswa disertai dengan surat keterangan bebas plagiasi dari Pusat Publikasi Akademik; 3) Ketua Departemen melakukan diskusi dan konfirmasi dengan dosen mata kuliah yang akan direkognisi untuk diteruskan kepada Dekan atau pihak fakultas; 4) Dekan atau pihak fakultas mengajukan RKPM mahasiswa tersebut kepada Rektor melalui Wakil Bidang Akademik Universitas.
Rektor melalui Wakil Bidang Akademik akan membentuk tim penilai sesuai dengan bidang RKPM yang telah diajukan. Tim penilai terdiri atas Wakil Bidang Akademik selaku koordinator tim penilai RKPM, Staf Ahli Wakil Bidang Akademik selaku sekretaris tim penilai RKPM, Dekan dan Wakil Dekan Bidang Akademik selaku anggota tim penilai RKPM, Ketua Departemen dan Koordinator Program Studi yang sebidang ilmu dengan mahasiswa yang bersangkutan selaku anggota tim, dosen ahli pada program studi yang sebidang ilmu dengan yang bersangkutan selaku anggota tim, serta dosen pembimbing skripsi/tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan selaku selaku anggota tim. Tim penilai bertugas melakukan asesmen kelayakan usulan RKPM dari mahasiswa yang mengajukan. Kemudian Wakil Bidang Akademik menyampaikan hasil final penilaian kepada Rektor untuk penerbitan keputusan Kesetaraan RKPM. Hasil penilaian atas pengajuan RKPM bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
Seiring dengan perubahan status Universitas Negeri Malang menjadi PTN-BH, peraturan rektor mengenai RKPM juga saat ini masih dalam proses revisi oleh pihak universitas. Secara fundamental, perbedaan yang ada pada RKPM tahun 2022 adalah Bidang I dan Bidang III UM hanya ingin memperjelas beberapa informasi terkait pengajuan RKPM sehingga diharapkan dapat terus memotivasi mahasiswa UM untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Sylvia
Idul Adha: Mengenang Jejak Sang Kekasih Allah SWT
Ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda
Hari ini umat islam di seluruh penjuru dunia sedang merayakan momentum yang disediakan Allah Swt. Hari raya Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah yang biasa disebut dengan ‘Hari Raya Haji’, dimana pada saat itu beberapa umat islam sedang menjalankan ibadah haji dan melaksanakan wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit yang dinamakan pakaian ihram. Hal tersebut mengartikan bahwa terdapat persamaan aqidah dan pandangan hidup, memiliki tatanan nilai yakni nilai persamaan dalam semua segi bidang kehidupan. Mereka semua tidak saling membedakan antara satu sama lain, semua jamaah haji merasa sederajat. Memiliki tujuan yang sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa sekaligus membaca kalimat talbiyah bersama-sama. Selain dinamakan hari raya haji, hari raya Idul Adha disebut juga dengan “Idul Qurban” karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada umatnya untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat islam yang belum mampu menjalankan ibadah haji, Allah Swt memberikan kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaannya kepada Allah SWT.
Idul Adha memiliki sebutan nama lain yaitu “Idul Nahr” artinya hari raya penyembelihan. Hari raya idul adha dilaksanakan untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Akibat dari kesabaran dan ketabahan Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, sehingga Allah memberikan sebuah anugerah dan sebuah kehormatan yaitu “Khalilullah” (kekasih Allah). Hari Raya Idul Adha pada dasarnya sama dengan Hari Raya Idul Fitri yaitu melaksanakan sholat ied di masjid pada pagi hari. Akan tetapi terdapat suasana yang berbeda. Jika Idul Fitri setelah salat ied umat muslim berkeliling kerumah kerabat atau saudara. Sedangkan pada Idul Qurban setelah salat ied umat muslim menyembelih hewan ternak seperti kambing dan sapi kemudian dibagikan kepada masyarakat yang ada di sekitar masjid. Hari raya idul adha berawal dari kisah Nabi Ibrahim. Dimana pada waktu itu Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya yang bernama Ismail sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah. Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Oleh sebab itu hewan ternak disembelih sebagai hewan kurban untuk memperingati peristiwa tersebut.
Pada Rabu, 29 Juni 2022 Kementerian Agama (Kemenag) telah melaksanakan sidang isbat penetapan Idul Adha 2022. Melalui sidang isbat pemerintah memutuskan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1443 H akan jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022. Maka Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022. Kemenag menetapkan Idul Adha 2022 dengan berdasarkan 2 metode yaitu metode hisab atau perhitungan dan rukyatul hilal atau pengamatan hilal. Sedangkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Maklumat Nomor 01/MLM/ I.0/E/2022 telah menetapkan Idul Adha 2022 berdasarkan perhitungan hisab jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.
Rapat yang dipimpin oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Wahid Arbani didampingi Lasianto dari Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag Prov. Jateng menyampaikan bahwa pelaksanaan shalat Idul Adha harus tetap menjaga protokol kesehatan dan mengimbau kepada masyarakat yang ingin berkurban agar tetap memperhatikan kesehatan hewan kurban.“Karena pada saat ini masih dalam situasi pandemik maka dalam pelaksanaannya harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Bagi umat muslim yang mengikuti pelaksanaan shalat Idul Adha dihimbau untuk membawa peralatan salat masing-masing, tetap gunakan masker, handsanitizer dan pastikan dalam keadaan sehat. Jangan sampai dengan adanya pelaksanaan tersebut memunculkan kemungkinan cluster – cluster baru. Hal ini menjadi suatu kewajiban yang harus diperhatikan untuk kita bersama dan pilihlah hewan kurban yang sehat serta teliti dalam membeli karena saat ini sedang merebak kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), “ kata Wahid.
Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang bisa menyerang hewan ternak berkuku genap, saat ini sedang menjadi perhatian serius pemerintah pusat hingga ke daerah. Sebagaimana diketahui, PMK saat ini telah menyerang 124 ekor sapi atau hewan ternak di Jawa timur. Untuk mengatasi masalah tersebut, Presiden Jokowi meminta menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberlakukan lockdown zonasi. PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap atau belah, seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. PMK memiliki beberapa gejala, antara lain demam tinggi mencapai 39-41 derajat Celcius. Penurunan nafsu makan, lemah dan hewan lebih sering berbaring. Air liur berlebihan dan berbusa. Terdapat luka lepuh atau sariawan di lidah, area hidung dan sekitar rongga mulut.
Hewan qurban yang lazim digunakan di Indonesia, terutama di Jawa Timur adalah hewan kambing atau sapi. Ketika membeli hewan kurban harus dilihat kesehatannya. Hewan qurban bisa terserang 3 penyakit ini yaitu (1) Antrak Secara umum, penyakit antraks dapat dikenali dengan ciri-ciri hewan akan merasa gelisah, sesak nafas, pembengkakan pada leher, dada, isi perut, pinggang dan kelamin keluar serta keluar darah kehitaman encer dari lubang tubuh (2) Penyakit Kuku dan Mulut bisa dilihat dari kesehatan bibir dan mulut hewan ternak. Pada hewan yang terserang PMK, di mulut dan kuku hewan muncul bercak semacam luka yang menggoreng. Biasanya, hewan ini akan bertambah kurus jika sudah terserang penyakit itu. (3) Penyakit cacing hati ini tak mudah dikenali dari ciri-ciri luar. Bisa saja, hewan yang terjangkit cacing hati berperawakan gemuk. Namun, secara umum hewan yang terserang cacing hati berbulu kusam dan cenderung kurus tak segar. Kalau cacing hati bisa dilihat setelah disembelih. Dibelah hatinya, kalau ada cacing hatinya dibuang.
Selain penyakit yang menyerang hewan qurban, yang perlu kita perhatikan adalah cara aman mengkonsumsi daging hewan qurban, agar tetap sehat dan tidak terjangkit penyakit degeneratif. Kiat aman mengkonsumsi dagingnya adalah sebagai beberik: (1) Pilih masakan rendah lemak, makanlah daging yang paling rendah kandungan lemaknya, yaitu pada bagian paha. Kandungan lemak yang cukup tinggi yaitu pada bagian perut dan iga. Selain itu, jika ingin mengurangi lemak, buanglah air yang digunakan untuk merebus daging. (2) Imbangi dengan sayur dan buah-buahan. Selain mengonsumsi banyak daging, jangan lupa untuk makan sayur-sayuran dan buahbuahan. Konsumsi lebih banyak sayur dan buah lebih baik. Pilihlah buah yang kaya antioksidan. Izam