3 minute read

PUSTAKA

Next Article
LENSA UM

LENSA UM

Belakangan ini ramai sekali netizen Indonesia khususnya pelanggan salah satu aplikasi streaming berbayar membicarakan drama asal Korea Selatan berjudul My Liberation Notes. Dalam drama kali ini kalian akan bertemu dengan tiga bersaudara yang sangat penting perannya untuk keberlangsungan drama. Kita diajak untuk mengamati tiga orang bersaudara yang berbeda akan tetapi punya satu permasalahan yang sama.

Pertama kita akan dikenalkan dengan sosok Gi-Jeong (Lee El), ia merupakan anak tertua yang selalu berisik dan sifatnya cerewet minta ampun. Sebagai anak pertama GiJeong menggunakan hal ini untuk bersantai. Ketika keluarga mereka bertani, ia sering skincare maupun bersantai semata. Tokoh kedua sekaligus anak kedua bernama ChangHee (Lee Min-Ki). Chang-Hee dikenal sebagai seseorang yang ingin hidup serba nyaman dan masalah pekerjaanya dirinya pun begitu riweuh bisa dikatakan stagnan. Sebenarnya ia ingin sekali pergi dari Sampo (tempat tinggalnya bersama adik,kakak, dan orang tuanya) menuju Seoul. Ia berambisi ingin memiliki rumah sendiri dan mobil pribadi sebab ia tidak ingin lagi naik kereta commuter line ke tempat kerjanya. Selain fakta di atas, Chang-Hee selalu dianggap rendah oleh anggota keluarganya, ia bingung saja hidupnya harus seperti apa dan bagaimana. Terlalu stagnan dan monoton. Ketiga, kita akan berkenalan dengan anak bungsu alias Mi-Jeong (Kim Ji Won), terkenal pendiam, menolak berbagai jenis konflik apapun, selalu mengalah, dan hidupnya bermain di zona aman saja lagi-lagi monoton dan stagnan. Tak

Advertisement

Dinamika Hidup Realistis dan Monoton Versi Generasi Muda

oleh Dimas Bagus Firmandy

Judul Series : My Liberation Notes Tahun : 2022 Penulis Naskah: Park Hae-Young Sutradara : Kim Seok-Yeon Pemain : Lee Min-Ki, Kim Ji-Won, Son Seok-Koo, dan Lee El.

hanya itu, ia menjadi babu untuk bosnya tanpa melawan sedikitpun, pacarnya penipu dengan mengambil uangnya hingga ia memiliki banyak hutang. Mi jeong menyelesaikan masalahnya ini sendiri.

Ketiganya memiliki masalah masingmasing dan cukup kompleks. Tiga bersaudara ini bahkan tidak pernah menceritakan masalah-masalah yang mereka punya meskipun mereka sama pulang dari Seoul-Sampo setiap harinya. Interaksi seperti ini nampaknya banyak terjadi di kalangan masyarakat khususnya generasi muda. Hidupnya seolah baik-baik saja padahal problem yang mereka punya begitu kompleks dan bisa mengganggu kesehatan mental. Hal ini banyak ditemui pada remaja Indonesia belakangan ini. Tak heran, banyak anak muda Indonesia yang kesehatan mentalnya terganggu. Mereka seolah dibentuk dengan budaya workaholic, introvert, anti-sosial dan sebagainya. Mereka kebanyakan bablas akan namanya self awareness. Tentu saja drama ini pun mengajarkan hal demikian.

Hingga datang laki-laki misterius bernama Pak Gu (Son Suk-Ku) ke dalam hidup mereka. Pak Gu hadir menjadi pembeda dan katalis bagi ketiga bersaudara. Romansa antara Pak Gu dan Mi-Jeong mengubah segalanya. Sebenarnya drama Korea My Liberation Notes tidak seperti drama-drama Korea biasanya seperti CEO jatuh cinta dengan bawahannya, teka-teki dalam alurnya bahkan konflik perselingkuhan maupun balas dendam. Dalam drama ini kita diajak untuk menikmati setiap episodenya agar tahu bahwa drama kali ini tentang kehidupan seseorang yang berjalan ditempat akan tetapi semakin lama semakin bergerak. Kita dituntun untuk memahami hidup seseorang yang bangkit dari hidupnya yang monoton.

Dalam hidup ini kadang kita merasa terlalu terbebas akan sesuatu sehingga perlu dikontrol. Adakalanya kita butuh cinta yang begitu dalam dan mencekik, namun kembali menginginkan rasa sepi yang mencekam. Gambaran di atas bukankah sangat lekat sekali dengan gaya hidup pemuda saat ini. Hidup yang labil dengan mengedepankan life balance. Sebenarnya kita tidak pernah mengaminkan namanya menyakiti diri sendiri. Akan tetapi, keadaan hari demi hari berubah menuntut kita untuk bergerak maju tanpa menyakiti diri. Hiduplah dengan cukup dan lakukan apa yang kalian rasa suka dan juga nyaman dengan hal yang akan kalian lakukan.

Selain itu, lihatlah tokoh lainnya seperti Pak Gu dan Ibu dari drama tersebut. Mereka juga memiliki hidup monoton dan berulang saja. Pak Gu, seorang pemabuk berat yang ingin lari dari masalah yang dihadapinya dengan meminum alkohol sepuasnya dan itu berulang saja. Sementara Hye Suk atau ibu dari ketiga bersaudara juga mengalami penderitaan yang sama. Dalam perannya sebagai istri ia melakukan banyak hal seperti memasak, mengurusi rumah, melakukan pekerjaan domestic lainnya, dan mengayomi ketiga anaknya yang masih berada di rumah. Bahkan di satu momen ia merasa letih dan jenuh akan semua kegiatan yang dilakukannya selama setahun dan berulang.

Sebagai penutup dalam ulasan kali ini, jangan pernah berekspektasi apapun terhadap drama satu ini. Nikmati saja setiap episodenya. Dalam setiap episodenya kita akan bertemu dengan adegan, gerakan emosi, tatapan, dan banyak lainnya yang sangat berhubungan dengan kehidupan saat ini. Jarang sekali dialog dalam drama ini namun, kalian harus bisa merasakan sisi lain drama dari negeri gingseng ini sebab sebenarnya kalian diajak untuk menyadari diri kalian sendiri bahkan masa depan.

Penulis adalah Kontributor Majalah Komunikasi UM

This article is from: