![](https://assets.isu.pub/document-structure/210226132335-0df5b9327c306b5e94b63b563bdde5dd/v1/cbbb3dc433494180d8a7e6558f8da7e6.jpg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Komunikasi Asertif itu Perlu
Assalamualaikum w. w. Sobat Komunikan, saya sebenarnya adalah pribadi yang tidak enakan dengan orang-orang sekitar. Saya lebih suka mendengarkan orang lain bercerita ketimbang saya yang harus bercerita. Mungkin karena itu, teman-teman saya banyak yang mencurahkan isi hati mereka pada saya. Saya tidak keberatan jika sekadar mendengarkan, tapi kalau boleh jujur, ada kalanya ketika saya merasa tertekan atau sibuk dengan urusan saya, saya merasa sedang tidak ingin mendengarkan curhatan atau keluhan mereka. Sebaiknya apa yang bisa saya lakukan ketika perasaan itu kembali muncul? Terima kasih atas jawabannya.
Wassalamualaikum w. w.
Advertisement
Waalaikumsalam wr. wb.
Terima kasih atas kesediaan Ananda untuk mengomunikasikan apa yang Ananda pikirkan dan rasakan. Kemampuan mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan sangatlah penting bagi setiap orang.
Kemampuan mendengarkan cerita orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki orang-orang tertentu. Yang dimaksud mendengarkan di sini bukan sekedar mendengarkan, tetapi juga berempati terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang yang bercerita. Keterampilan mendengarkan bukanlah hal yang mudah untuk dimiliki; perlu latihan dan proses belajar. Ketika orang lain mau bercerita kepada Ananda mengenai permasalahan pribadinya, hal itu menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan tinggi kepada Ananda. Dan hanya dengan mendengarkan cerita mereka, mereka akan merasa lebih lega dibandingkan sebelumnya, walaupun permasalahannya belum tentu terselesaikan.
Namun demikian, apabila Ananda memang sedang memiliki kesibukan atau urusan penting lainnya, Ananda juga berhak untuk mengutamakan urusan tersebut. Yang terpenting di sini adalah kemampuan mengkomunikasikannya. Ananda bisa menolak secara halus dengan mengatakan bahwa Ananda bersedia mendengarkan cerita mereka di waktu lain, menyarankan mereka untuk curhat kepada yang lainnya, atau berkonsultasi kepada psikolog.
Sebagai individu, kita adalah makhluk sosial yang harus bergaul dan peduli dengan orang-orang lain di sekitar kita. Namun demikian, kita tentunya tidak bisa hanya mengurusi dan menuruti keinginan orang lain. Kita juga memiliki aspirasi dan urusan pribadi. Jadi, tetaplah berusaha peduli dengan orang-orang di sekitar Ananda, namun pedulilah pula dengan diri Ananda sendiri.
Semoga bermanfaat.
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Jawaban oleh: Mochammad Sa'id , S.Psi,M.Si Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM
Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id 31selambat-lambatnya tanggal 25 Maret 2021. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.