7 minute read
Implementasi Nilai-Nilai UKDW Akan Memperkuat Karakter UKDW Serta Menjadikan UKDW Semakin Unggul dan Tangguh
Bagi Dr. -Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T.
terpilih sebagai rektor perempuan pertama di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta merupakan sebuah tantangan besar, karena hal ini menjadi tonggak baru bagi UKDW, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Baginya, menjadi seorang rektor bukanlah suatu hal yang harus dibangga-banggakan, namun sebuah tantangan yang harus dihadapi Terlebih kebijakan-kebijakan yang nantinya akan diambil dan membawa perubahan bagi UKDW, pasti akan diperhitungkan dan dinilai oleh seluruh sivitas akademika UKDW.
Advertisement
“Dipilih sebagai rektor, khususnya rektor perempuan pertama di UKDW, merupakan sebuah tantangan yang harus dibuktikan Dimana UKDW sudah memberikan peluang dan ruang bagi semuanya, tidak hanya golongan tertentu, terutama aspek gender. Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa bagi saya. Tinggal bagaimana membuktikan bahwa kita bisa setara dengan para rektor pendahulu yang semuanya adalah laki-laki. Karena kita ini perempuan, mungkin ada yang menyangsikan atau tidak yakin. Nah, ini saatnya berjuang untuk menunjukkan bahwa kita bisa,” tuturnya.
Ketika melamar menjadi dosen, Bu Ning begitu sapaan akrabnya, tidak pernah membayangkan akan menjadi rektor. Namun seiring perjalanan waktu, dirinya menyadari bahwa jabatan struktural di sebuah perguruan tinggi itu seperti bergulir. Dimana setiap dosen bisa bergantian menduduki jabatan struktural. Tidak seperti bekerja di sebuah perusahaan yang fokus pada jenjang karirnya, dimana seseorang bisa mencapai puncaknya sebagai pimpinan tertinggi Di perguruan tinggi, setelah tidak menjadi rektor, atau memegang jabatan struktural, bisa fokus kembali pada tugasnya sebagai dosen.
“Hal ini bukan perkara pernah terbersit atau tidak menjadi rektor. Tetapi lebih ke pertimbangan berani atau tidak memenuhi tantangan tersebut. Ketika saya belum sampai pada tahap ini, membayangkannya saja terasa ngeri-ngeri sedap untuk bisa sampai di titik ini. Tetapi akhirnya ada satu momen yang kemudian membuat saya harus menjawab pertanyaan, karena setiap periode selalu ditanyakan kesanggupannya,” jelasnya.
Sebelum dilantik menjadi rektor, Bu Ning tentu harus melewati proses yang panjang. Lulusan S1 Teknik Arsitektur UGM ini bergabung menjadi Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Arsitektur UKDW pada tahun 1996 Kemudian Bu Ning melanjutkan pendidikan S2 di Prodi Teknik Arsitektur UGM dan selesai pada tahun 2001. Tak cukup gelar S2, Bu Ning pun lantas melanjutkan studi S3 di Karlsruher Institut für Technologie Jerman pada tahun 2005. Selama berkiprah di UKDW, Bu Ning pernah menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Arsitektur, Anggota Senat UKDW, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), Sekretaris Senat FAD, Dekan FAD, dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Hingga pada saat ia telah menjabat posisi-posisi tersebut itulah, Bu Ning kemudian mempertimbangkan untuk mengikuti bursa pemilihan calon rektor.
“Jika pernah tersebut bahwa menjadi rektor adalah cita-cita saya sejak TK, sebenarnya pernyataan itu seperti guyonan atau candaan. Kadang-kadang kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan yang jawabannya seperti basa-basi. Kalau saya menjawabnya sambil guyon, kemudian saya menjawab jika ini adalah cita-cita saya sejak kecil Artinya, sebetulnya saya sanggup, tetapi bagaimana membahasakannya supaya saya tidak merasa hal itu sebagai beban, sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi Sebetulnya, dengan jawaban itu, saya menekankan ke diri sendiri bahwa saya memang sungguh-sungguh bersedia menjadi rektor dan pasti bisa menjalaninya,” terang Bu Ning.
Sebelum menjawab tantangan menjadi rektor, Bu Ning tentu berdiskusi lebih dahulu dengan keluarga, karena dampaknya pasti besar terhadap keluarga. Tanpa dukungan dari keluarga, tentunya tanggung jawab akan terasa lebih berat. “Dukungan keluarga ini sangat penting, terutama dalam hal pengaturan tanggung jawab pengelolaan tugas-tugas rumah tangga Harus ada pembagian yang sepadan dan komunikasi yang berjalan dengan baik. Pasti akan banyak pengertian yang harus diberikan oleh keluarga, sehingga akan lebih mudah dalam menjalani peran yang baru ini,” ungkapnya.
Terkait program-program yang akan dijalankan, Bu Ning menyebutkan akan melanjutkan program yang sudah dikerjakan oleh rektor-rektor sebelumnya yaitu mewujudkan mimpi UKDW sebagai Sustainable Entrepreneurial Research University (SERU). Untuk mendukung hal tersebut, sebagai tahapan awal, jajaran rektorat yang baru akan mempertajam positioning UKDW.
“Kita harus menentukan posisi UKDW ini dimana, dengan siapa bermitra, dan dengan siapa berkompetisi Kalau salah sasaran dalam menentukan mitra atau kompetitor, itu tidak akan tepat Selanjutnya kita harus memiliki selling point yang kuat. Kita harus tahu UKDW ini dikenal sebagai universitas Kristen yang seperti apa, karakter atau keunikan apa yang dimiliki dan tidak ada di universitas lain. Saat ini, orang pasti akan mencari universitas yang adaptif dan kompetitif,” paparnya.
Bu Ning menambahkan selain hal tersebut, jajarannya juga berusaha mewujudkan sivitas akademika yang mempunyai idealisme tetapi juga rasionalis.
“Artinya kalau di dunia pendidikan itu, idealis bukan karena aturan atau harus bagus karena ada penjaminan mutu yang terakreditasi Tetapi karena kita punya idealisme, kita s e b a g a i l e m b a g a p e n d i d i k a n h a r u s mempunyai ide-ide yang luar biasa demi pengembangan ilmu pengetahuan Namun kita juga harus melihat bahwa negara kita punya sistem pendidikan dan standar yang harus diikuti. Jika kita tidak bisa memenuhi standar itu, maka yang idealis tadi tidak bisa berjalan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu untuk target yang akan segera direalisasikan di tahun pertama adalah menjadikan penjaminan mutu sebagai budaya Segala hal yang dikerjakan ada standar atau kualitas, bukan karena akan dinilai tetapi sebagai budaya yang baik. Untuk mewujudkannya butuh penataan dan pengelolaan yang melibatkan kolaborasi antara fakultas, lembaga, maupun unit “Selain itu, kita harus memperkuat kemitraan atau jejaring kita Misalnya kita bisa menggandeng alumni yang luar biasa untuk menjadi mitra sehingga bisa mengembangkan UKDW supaya lebih dikenal lagi daripada sebelumnya,” katanya.
PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D.
Menurut Bu Ning, UKDW harus terus meng-upgrade kualitas yang sudah dimiliki. Setiap fakultas maupun unit harus melihat kembali perkembangan sekarang dan tantangan di sekitarnya. “Kita harus melihat positioning tadi, sehingga bisa hadir di tengah-tengah kondisi yang kompetitif seperti saat ini. Diperlukan partisipasi yang kuat dari setiap sivitas akademika, dengan kerja sama antara unit, lembaga, dan fakultas di UKDW,” tuturnya.
Bu Ning melihat bahwa UKDW memiliki potensi untuk berkolaborasi dengan baik karena UKDW memiliki kekeluargaan yang kuat dan nilai-nilai kedutawacanaan, yang jika diterapkan sangat luar biasa dampaknya. Bu Ning juga mengungkapkan ingin menjadikan UKDW sebagai lingkungan kerja yang membahagiakan.
Selama lebih dari 25 tahun berkiprah di UKDW, Bu Ning dikenal sebagai pribadi yang m u d a h d i t e m u i d a n m u d a h d i a j a k berkomunikasi. Bu Ning juga seorang pribadi yang selalu mengandalkan Tuhan Prinsip hidupnya yang selalu mengandalkan Tuhan dalam menghadapi setiap permasalahan,
Redaksi Koran Kampus Editor
PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A.
WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Christina Angelina Puspitasari akan terus diterapkan selama mengemban tugas sebagai Rektor UKDW.
“Karena kalau saya hanya mengandalkan diri sendiri, permasalahan tidak akan terselesaikan dengan baik. Prinsip ini yang selalu saya pegang dan keputusan saya mau menduduki posisi ini karena saya hanya bersandar pada Tuhan Apapun yang kita kerjakan ini semua berdasarkan pada keimanan kita Tidak untuk mendapat penilaian yang baik dari siapapun, tetapi berbuat yang terbaik untuk Tuhan,” terangnya.
Bu Ning berharap setiap sivitas akademika UKDW bisa menghayati dan menerapkan nilai-nilai kedutawacanaan, karena jika diterapkan dengan sungguhsungguh akan memberikan dampak yang luar biasa.
“Melakukan yang terbaik, salah satu contohnya, jika kita bekerja dengan tulus dan baik, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik Hal itu akan merembet pada relasi, bagaimana berinteraksi dengan sesama dalam keseharian. Jika tidak memiliki hal tersebut, mungkin relasi kita jadi tidak nyaman dan membuat kita tidak berkembang. Saya juga berharap UKDW menjadi rumah, sehingga jika orang sudah merasa homey maka akan membuat yang terbaik. Supaya relasi antara sivitas akademika juga lebih baik, sehingga pekerjaan terasa ringan. Namun, nyaman bukan berarti kita tidak mau berkembang, justru untuk mendorong kita semakin maju dan menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya. (mpk)
Mei, Iit, Anti Putra, Jessica, Dimas
KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw
Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
UKDW Raih Peringkat Utama Klasterisasi Perguruan Tinggi
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta berhasil mencapai klaster utama pada klasterisasi perguruan tinggi tahun 2023. Hal ini berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbud Ristek Republik Indonesia
Nomor: 0183/E5 5/AL 04/2023 tentang pengumuman Klasterisasi Perguruan Tinggi.
Klasterisasi ini berdasarkan hasil olahan data kinerja perguruan tinggi berbasis SINTA dalam periode tahun 2019 hingga 2021 Data kinerja yang diperhitungkan merupakan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh verifikator Lembaga Peneli- tian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) perguruan tinggi.
Mantan Ketua LPPM UKDW yang kini menjabat sebagai Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menyebutkan data kinerja yang diperhitungkan meliputi penulis (author), afiliasi (affiliation), jurnal (journal), penelitian (research), pengabdian kepada masyarakat (community service), kekayaan intelektual (intellectual property rights), dan buku (book).
“Klasterisasi perguruan tinggi ini digunakan sebagai metode dalam mengidentifikasi, mengukur kinerja, dan mengelompokkan perguruan tinggi, diharap- kan dapat mengakselerasikan kinerja perguruan tinggi melalui skema-skema kolaborasi yang menyatukan dan menyinergikan potensi-potensi perguruan tinggi melalui kolaborasi antar perguruan tinggi lintas klaster dalam peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” terangnya.
Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. juga mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian ini, bukti bahwa ada peningkatan dan pengembangan atas kualitas dan kuantitas UKDW dalam segi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Dimana perkembangan teknologi modern dan perubahan situasi yang sangat dinamis menjadi tantangan bagi perguruan tinggi, khususnya UKDW, untuk semakin meningkatkan kinerjanya melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang selalu aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Keunikan UKDW yang tercermin dalam karya-karya pengabdian masyarakat dan publikasi diharapkan dapat mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era digital saat ini,” pungkasnya. (MPK)
Tim Taekwondo UKDW Raih 6 Medali di EFM Taekwondo Challenge
Enam mahasiswa Universitas Kristen
Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UKDW berhasil meraih enam medali dalam ajang EFM Taekwondo Challenge 2023.
Para peraih medali tersebut adalah
Thrisnawati A Lintin dari Prodi Filsafat
Keilahian dengan perolehan medali emas, Jonathan Anggi Sitompul dari Prodi Informatika dengan perolehan medali perak, Andre Jeremy Matondang dari Prodi Biologi dengan perolehan medali perak, Yeheskiel
Yunus Tame dari Prodi Informatika dengan perolehan medali perunggu, Gentiaras Teja
Samudra dari Prodi Informatika dengan perolehan medali perunggu, dan Mei Linda
Deny dari Prodi Sistem Informasi dengan perolehan medali perunggu Keenam mahasiswa ini bertanding di kelas Kyorugi Senior.
Steven Michael Arbyanto selaku Ketua
Pelaksana UKM Taekwondo UKDW
Taekwondo di tingkat daerah yang diselenggarakan oleh Dojang Expert Taekwondo Yogyakarta “Saya merasa sangat bangga atas prestasi dari rekan-rekan saya. Hal ini membuktikan bahwa setelah kami vakum karena pandemi, ternyata capaian prestasi kami pun tidak berkurang. Di tengah keterbatasan dana dan fasilitas alat, semangat kami ternyata masih dapat membara untuk mengharumkan nama UKDW,” tuturnya.
Foto:Dok./Pribadi mengatakan EFM Taekwondo Challenge merupakan kejuaraan olah raga bela diri
Thrisnawati A Lintin peraih medali emas dalam ajang EFM Taekwondo Challenge mengungkapkan rasa syukur dan bangga karena bisa meraih juara dengan membawa nama UKDW. “Terima kasih atas bantuan para coach yang selalu membantu untuk berlatih secara mandiri. Meski dengan keterbatasan peralatan, antusias temanteman dan pelatih tidak pudar. Menggunakan uang iuran yang kami kumpul setiap latihan, setidaknya memberikan sedikit harapan bagi kami untuk tetap berprestasi,” pungkasnya. (SMA)