Klik website: http://www.lensaindonesia.com/
Edisi 103 14 - 20 September 2015
TERBIT 16 HALAMAN, HARGA ECERAN: RP 4.000, LANGGANAN: RP 16.000 (LUAR JAWA TAMBAH ONGKOS KIRIM)
Bongkar Proyek Listrik 35.000 MW Dikuasai Konglomerat Hitam
Adu Domba Wanandi Bukti Bulan Madu Jokowi-JK Berakhir Hary Tanoe di Balik Pertemuan Setya-Trump WAJAR bila kemunculan Ketua DPR Setya Novanto dan wakilnya, Fadli Zon, di depan pendukung Trump Kamis pekan lalu itu dipergunjingkan. Coba kita putar ulang penggalan rekaman video konferensi pers Trump itu. Kepada media dan pendukungnya, Trump memperkenalkan Setya Novanto sebagai ketua DPR, orang “hebat”, serta orang “paling berpengaruh” di Indonesia. Setelah mengklaim akan membuat sesuatu yang penting untuk Amerika, Trump pun melempar umpan, “Apakah orang-orang di Indonesia menyukai saya?” Tanpa berpikir panjang, Setya Novanto menjawab, “Ya.” Dialog singkat di depan kamera itu jelas menjadi gula-gula bagi kampanye Trump. Tapi, untuk sebagian orang Indonesia— termasuk mereka yang lama tinggal di Amerika seperti imam masjid New York Shamsi Ali—kejadian itu amat memalukan. Soalnya, di Amerika, Trump sendiri dikenal sebagai tokoh yang kerap melontarkan pernyataan bernada rasis, anti imigran, dan intoleran terhadap perbedaan agama.
Kemarahan Sofjan Wanandi semakin menunjukkan bahwa bulan madu Jokowi dan JK sudah berakhir. Bukan lagi mesra dalam satu tahun perjalanan pemerintahan, keduanya malah terlibat konflik. Jokowi pun memasukkan nama Rizal Ramli. Dan, segalanya menjadi terang benderang.
KETUA Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menyebut, Menteri Kordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli harus ditertibkan. Hal itu terkait dengan pernyataan Rizal mengenai program pembangunan pembangkit listrik 35.000 mega-
watt. “Kalau saya sebagai pribadi, Presiden harus tertibkan, yang begitu-begitu tidak bisa di-
toleransi. Akhirnya kan bingung investor di luar,” kata Sofjan Wanandi di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (8/9/2015). Sofjan Wanandi khawatir investor akan bingung melihat siapa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut. Investor tentunya juga akan mengalami kebingungan melihat kebija-
kan Presiden Joko Widodo itu dengan mudahnya diintervensi oleh Rizal Ramli. “Mana yang dipegang, menkonya atau presidennya. Rusak semua kita nanti, tidak bisa bicara seenaknya, Baca: Adu Domba... Hal 7
Baca: Hary Tanoe... Hal 7
Permadi: Jokowi Jatuh di Awal 2016 Ketika pemilihan presiden tahun lalu banyak yang menyamakan Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto sebagai titisan Soekarno. Bahkan ramalan mitos Notonegoro diyakini jika akhiran nama tidak sesuai dengan mitos tersebut. Lalu bagaimana dengan ramalan Ongko Joyoboyo? Menurut Permadi SH, orang yang sering dimintai pendapat soal hasil terawangannya, masa jabatan Presiden Jokowi paling lama sampai awal 2016. Hal itu bukan tanpa sebab, menurut Permadi sebelum Jokowi jatuh akan ada goro-goro lebih besar dari tahun 1965. Hal ini wajar, sebab sejak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika, banyak yang menyamakan kondisi perekonomian saat ini sama atau bahkan lebih parah dari tahun 1998 menjelang Soeharto lengser. Bahkan pada Rabu lalu, nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar yaitu sebesar Rp 14.300. Lalu bagaimana ramalannya jika kursi Presiden saat ini diduduki oleh Prabowo Subianto? politisi yang kini menjadi pengamat politik alumni Universitas Indonesia.ini mengatakan jika Prabowo belum mendapat restu menjadi presiden. Apalagi jika dia maju dalam Pemilihan Presiden 2019 nanti, Prabowo diyakini juga bakal kalah. Peluang Prabowo menjadi presiden hanya pada 2016, di mana setelah Jokowi lengser oleh rakyat, bekas Danjen Kopassus itu bisa duduk sebagai presiden. “Tidak akan bisa, tidak bisa Prabowo menang, Tuhan tidak menghendaki itu,” kata Permadi di kediamannya, Jumat, (11/ 9/2015). Berikut kutipan wawancara Permadi SH soal ramalannya yang dia percaya akan terjadi. Baca: Permadi... Hal 7
PETROCHINA AKAN SEDOT MINYAK DI BAWAH ALUN-ALUN BOJONEGORO Ekbis
www.lensaindonesia.com
Ibas Klaim Rakyat Ingin SBY jadi Presiden Lagi Politikus Golkar: Pak Harto yang Dirindu Bukan SBY DI TENGAH peringatan HUT ke-14 Partai Demokrat beberapa waktu lalu, ketua fraksi partai itu di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) memuji sang ayah sekaligus ketua umum partai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kebetulan berulang tahun di hari yang sama. Di hadapan SBY dan kader Partai Demokrat yang lain, Ibas mengklaim banyak aspirasi dari rakyat yang rindu dan ingin kembali ke masa kepemimpinan SBY.
Lewat aspirasi rakyat tersebut, putra bungsu SBY itu berharap partainya dapat lebih dicintai oleh rakyat. “Banyak yang rindu dan bilang ‘I want SBY back’, begitu katanya. Dengan begitu semoga partai kita lebih dicintai rakyat, fraksi kita juga lebih dicintai rakyat dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja giat,” klaim Ibas saat memberikan sambutan dalam acara peringatan hari ulang tahun Partai Demokrat ke-14 di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu
PROSTITUSI ONLINE ARTIS ANGGITA SARI DIKENDALIKAN MAHASISWI 2
Politik
3
PDIP Cuma Membela Aparat Hukum yang Didukungnya
(9/9/2015). Menurut Ibas, partainya banyak mendapat masukan dan aspirasi bahwa kepemimpinan sekarang tak sesuai dengan ekspektasi rakyat. “Ada silent majority yang mengatakan ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan dan dengan ekspektasi yang tinggi. Alhamdulillah bakti Pak SBY selama 10 tahun sudah dirasakan rakyat dengan konkret,” imbuhnya.
POLITIKUS Partai Demokrat Andi Arief menyoroti inkonsisten PDI Perjuangan dalam menyikapi penegakan hukum di Indonesia, utamanya yang terkait dengan Kepolisian. Menurutnya, PDIP bukan sedang mendukung penegakan hukum, tapi membela aparat hukum yang didukungnya. “PDI-P mengubah supremasi hukun menjadi supremasi aparat hukum,” tegas Andi Arief dalam akun Twitter pribadinya, @AndiArief, Selasa, (8/9/2015).
Baca: Ibas... Hal 7
Baca: PDIP... Hal 7
PG DJOMBANG BARU BUANG LIMBAH KE SUNGAI? Jatim Square
3
Andi Arief
DINAS KOMINFO JATIM DITUDING PANGKAS ANGGARAN KI Beranda Daerah 14