Klik website: http://www.lensaindonesia.com/
Edisi 105 28 Sept - 04 Oktober 2015
TERBIT 16 HALAMAN, HARGA ECERAN: RP 4.000, LANGGANAN: RP 16.000 (LUAR JAWA TAMBAH ONGKOS KIRIM)
JOKOWI CENGKRAM
DPR
Fadjroel Rachman
Fadjroel Jabat Komisaris BUMN Bisa ‘Hancur Semua’
Baca: Fadjroel... Hal 7
BUWAS MAU BANGUN LAPAS DI PULAU TERPENCIL Politik
3
MK memutuskan, penegak hukum yang ingin memeriksa anggota DPR harus mendapat izin presiden. Sebelum putusan MK, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD menyebutkan, bahwa pemanggilan dan permintaan keterangan kepada anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana sehubungan pelaksanaan tugas hanya perlu mendapatkan persetujuan dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Namun, MK menegaskan aturan tersebut bertentangan dengan konstitusi dan menyatakan pemanggilan dan permintaan keterangan tertutulis untuk penyidikan harus mendapat persetujuan tertulis dari
presiden. Hal itu tertuang dalam pasal 245 UU Nomor 17 tahun 2014. Namun, izin presiden tak diperlukan bila anggota dewan tertangkap tangan, melanggar Undangundang terorisme atau Undang-undang lain yang mengancam hukuman mati, serta Undang-undang Tindak Pidana Korupsi.
ILUSTRASI: SOERYA
MANTAN aktivis dan pengamat politik Fadjroel Rachman ditunjuk menjadi komisaris utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Fadjroel menggantikan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU-Pera Imam Santoso Ernawi. PT Adhi Karya mengubah struktur pengurus perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, (22/9/2015). Pengurus perseroan yang diubah adalah posisi komisaris utama dan direktur Adhi Karya. “Keputusan tersebut diambil dari persetujuan pada RUPSLB,” ujar Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan di Kantornya, Jakarta. Selain Fadjroel, terdapat sejumlah nama yang mendapat jatah mengisi kursi komisaris PT Antam Tbk, melalui Rapat Umum Pemegang Saham pada 31 Maret 2015, seperti Velix Wanggai. Di sektor perbankan ada nama-nama seperti Pataniari Siahaan di jajaran Komisaris Independen BNI, Cahaya Dwi Rembulan Sinaga di kursi Komisaris independen Bank Mandiri, atau Sonny Keraf di daftar Komisaris BRI. Wakil Bendahara DPP PKB Imas Aan Ubudiyah ditunjuk menjadi komisaris independen. Ada pula nama anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Pamela Johanna yang ditempatkan sebagai komisaris independen di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ( Telkom).
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) membuat presiden Joko Widodo (Jokowi) kian mencengkeram anggota DPR. Pasca keputusan MK, Jokowi bisa dengan mudah mengendalikan anggota DPR.
Baca: Jokowi... Hal 7
Raja Arab Cari Kambing Hitam, 28 Petugas Dipancung Pangeran Mohammad Dituding Penyebab Tragedi Mina
Kuasa Hukum RA Kerap Diajak ‘Damai’
KONVOI pangeran Arab Saudi di Mina diduga menjadi penyebab terjadinya tragedi yang menewaskan 717 jemaah haji di tempat tersebut. Harian berbahasa Arab al-Diyar mengatakan dalam sebuah laporan, Kamis (24/09/2015), bahwa konvoi anak Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, Pangeran Mohammad bin Salman Al Saud, merupakan penyebab utama peristiwa mematikan di Mina. Baca: Raja... Hal 7
Pangeran Mohammad bin Salman Al Saud dituding penyebab terjadinya Tragedi Mina.
100.000 Pekerja Sudah Kena PHK
ANGGITA SARI TOBAT JADI PSK, PILIH JADI WIL Blitz 6
NU TELAH TERKONTAMINASI Nasional 9
WARGA SURABAYA, PILIH NO 1 ATAU NO 2? Metropolis 16
www.lensaindonesia.com
BERAPA banyak tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) garagara ekonomi sulit tahun ini? Satu pertanyaan di atas akan memunculkan beragam jawaban jika diajukan kepada para pemangku kepentingan. Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) menyebutkan, angkanya sekitar 27.000 orang. Namun, kalangan buruh,
pengusaha, dan ekonom yakin bahwa angkanya jauh di atas itu. Pasalnya, banyak perusahaan yang tidak melaporkan PHK ke Kemenaker. Di industri tekstil saja, angkanya sudah lebih dari 36.000 orang. Berkaca dari data di industri tekstil, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menga-
Pejabat Langganan PSK Artis dari Partai…
takan, jika ditambah dengan sektor lain, bukan mustahil angkanya saat ini sudah lebih dari 100.000. Dampak PHK sebanyak ini tak lagi bisa dianggap enteng. Jika tidak segera dicarikan solusi, “Pilkada serentak di tengah besarnya PHK akan berpotensi konflik,” ujar dia. Baca: 100.000... Hal 7
SETELAH satu per satu inisial artis PSK terungkap ke publik, kini giliran ciri-ciri pejabat yang menjadi langganan dari bisnis haram itu dibongkar. Hal itu dibeberkan dalam sidang lanjutan kasus prostitusi online kalangan artis yang melibatkan terdakwa Robbie Abbas alias RA di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (22/9/2015). Menurut kuasa hukum RA, Pieter Ell, kliennya itu pernah mengungkapkan bahwa pria yang kerap ‘mem-booking’ para artis PSK banyak yang berasal dari kalangan politikus dan pejabat. Biasanya, lanjut Pieter, para artis milik RA akan melayani tamunya di Hotel bintang lima SP di kawasan Jakarta Pusat. “Yang jelas anggota parlemen bisa saja kabupaten, kota, atau pusat. Hotel bukan Mulia, hotel SP di daerah Thamrin. Kalau makan siang kan nggak perlu jauhjauh,” ungkap Pieter di PN Jakarta Selatan.
Saat ditanya para awak media mengenai identitas dan berasal dari partai mana politisi tersebut, Pieter enggan menjawab secara gamblang. “Partai pohon pisang, Partai pohon kelapa,” kata Pieter berkelakar. Namun demikian, Pieter memberikan sedikit bocoran mengenai ciri-ciri fisik dari politisi itu. “Ciri-cirinya tinggi, putih, gede. Itu dia. Dan pastinya lelaki, inisial nanti belumlah. Tunggu pemeriksaan di dalam,” katanya. Dari nama-nama klien RA, menurut Pieter, banyak yang datang dari kalangan pengusaha dan politik. Perbandingannya belum dapat dipastikan. “Prosentase belum dihitung. Pokoknya mereka yang punya duit,” ucap Pieter. Para klien ini disebut Pieter tak selalu menggunakan jasa RA saat melakukan prostitusi dengan artis ternama. Terkadang klien menghubungi langsung artis yang menjadi ‘anak didik’ RA. Baca: Pejabat... Hal 7
Dibantu Polisi dan Pemkot Surabaya Rebut Lahan Seluas 6,65 Hektar
PT Ciputra Diduga Suap Warga Waduk Sepat Rp 3,6 Miliar Tipu daya yang dilakukan PT Ciputra lebih massif dari biasanya, karena melibatkan aparat negara dalam menyogok warga. PT Ciputra dituding menyuap warga untuk merebut lahan Waduk Sepat seluas 6,65 hektar, di Kelurahan Lidah Kulon, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Tudingan itu muncul dari Temuan Data Investigasi Tim Advokasi Hukum Waduk Sepat, diantaranya LBH Surabaya, Pusham Surabaya, CMARs Surabaya, WALHI Jatim, SCCC, LAMRI, LPBP.
Abdul Wachid Habibullah dari LBH Surabaya menjelaskan, beredarnya uang sogokan warga Waduk Sepat muncul sejak Tahun 2011, PT Ciputra pernah berupaya menyogok warga dengan sejumlah uang sebesar Rp 3,6 miliar. “Tujuannya agar warga menyepakati rencana PT Ciputra yang ingin mengambilalih lahan Waduk Sepat. Berdasarkan kete-
rangan warga, uang sebesar Rp 3,6 miliar rupiah tersebut disogokkan ke warga dengan berkedok dana CSR (Coorporate Social Responsibility). Uang itu turun ke tangan 16 orang warga Waduk Sepat yang ditunjuk PT Ciputra sebagai panitia pelaksana,” jelas Wachid. Salah satu warga yang menjadi panitia pelaksana bagi-bagi uang sogokan tersebut bernama Munawan membenarkan uang tersebut dibagikan ke 1600 Kepala Keluarga (dari total 2.000 KK di Kelurahan Lidah Kulon). Setiap kepala keluarga mendapatkan Rp 2,3 juta. Munawan sendiri berdalih bahwa uang
tersebut adalah dana CSR. “Tetapi setelah tim investigasi melakukan konfirmasi kepada empat warga lainnya soal kegiatan CSR yang pernah dilakukan, warga mengaku tidak pernah ada. Sungguh aneh, dana CSR selayaknya diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sosial. Dalam kasus ini, dana CSR hanya dibagi-bagikan ke warga secara langsung, tanpa pernah ada kegiatan CSR sama sekali,” papar Wachid. Temuan terbaru, Minggu 20 September 2015, pukul 14.00 WIB, upaya PT Ciputra untuk menyogok warga kembali terulang. Kini, upayanya berkedok
sosialisasi rencana pengembangan Waduk Sepat. Tipu daya yang dilakukan oleh PT Ciputra lebih massif dari biasanya, karena melibatkan aparat negara. Di hari itu, 300 warga Kelurahan Lidah Kulon menerima undangan resmi dari Hanung Mardita, Kepala Kelurahan Lidah Kulon. Dalam isi undangan, disebutkan akan ada sosialisasi rencana pengembangan Waduk Sepat. Anehnya, di dalam undangan tersebut juga dituliskan bahwa warga wajib membawa fotokopi Kartu Susunan Keluarga (KSK) sebanyak 1 lembar. Baca: PT Ciputra... Hal 7