Koran Lensa Indonesia Edisi 145

Page 1

Terbit 16 halaman | Harga Eceran: Rp 4.000 | Langganan: Rp 16.000 (Luar Jawa tambah ongkos kirim)

Edisi 145 | 18-23 Juli 2016

Pulau G Distop, Gubernur DKI Adu Domba Jokowi dan RR

Rizal Ramli.

Ahok.

Ahok Panik dan Hilang Akal Telah Terima Setoran Tidak disangka Gu­ bernur DKI Jakarta Ba­ suki Tjahaja Poernama (Ahok) ternyata seorang yang cengeng. Gara-gara reklamasi Pulau G dihen­ tikan oleh komite gabun­ gan, Ahok lantas mengadu ke Presiden Joko Wido­ do (Jokowi). Tidak itu saja, Ahok juga meminta Jokowi memutuskan izin pembangunannya.

Komite gabungan re­ klamasi teluk Jakarta yang terdiri dari Menteri Per­ hubungan, Menteri Kelau­ tan dan Perikanan, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebenarnya dipimpin Kementerian koordinator bidang Kemar­ itiman dan sudah meminta pengembang Agung Podo­ moro Land berhenti. nBaca: Ahok... Hal 7

6.500 WNI Parkir Dana Besar di Luar Negeri

Presiden Joko Wi­ dodo (Jokowi) langsung menyatakan rasa syu­ kurnya setelah UU Tax Amnesty disahkan. Bah­ kan, Presiden langsung meminta para menterinya mempersiapkan instru­ men-instrumen investasi yang bisa dipakai untuk menampung uang dari kebijakan tax amnesty. Saat semua dirasa sele­ sai, penentangan terhadap UU anyar itu muncul lagi. Teranyar, sejumlah pasal di UU tersebut digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) lantaran dianggap melanggar konstitusi. Rabu (13//7/2016), guga­ tan itu resmi didaftarkan dengan nomor pendaftaran 158-0/PAN.MK/VII/2016. Penggugat UU Tax Amnes­

ty, Yayasan Satu Keadilan (YSK) dan Serikat Per­ juangan Rakyat Indonesia menyebut ada 21 alasan yang mendasari gugatan mereka ke MK. Diantaranya; UU Tax Amnesty dianggap tidak sesuai konstitusi. produk UU itu dinilai memberi­ kan karpet merah kepada pengemplang pajak, mem­ beri prioritas kepada pen­ jahat kerah putih, hingga memarjinalkan pembayar pajak yang taat. Setidaknya ada 11 pasal yang digugat oleh mereka dan harus diuji ( judicial review), di antaranya pasal 1 ayat (1) dan (7), pasal 3 ayat (1), (3) dan (5), pasal 4, pasal 11 ayat (2) dan (3), pasal 19, pasal 21, pasal 22, dan pasal 23. nBaca: 6.500 WNI... Hal 7

Dahlan Iskan Terancam Dipanggil Paksa Kejati Jatim Halaman 16

Tito Resmi Kapolri, Harapan atau Kekecewaan? Halaman 3

Sutiyoso: Kombatan dari Suriah Simpatisan ISIS Paling Berbahaya Halaman 6

Menkes Umumkan 14 Rumah Sakit Terlibat Vaksin Palsu Halaman 9

Reshuffle Jilid II Berbau Politis, Kursi Menteri BUMN Diincar Parpol

Siap-siap Jokowi Tunduk Golkar Isu perombakan kabinet atau reshuffle di Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo kembali mencuat. Partai pun menanggapinya sesuai kepentingan masing-masing. Ada yang terus mendorong adanya perombakan sektor tertentu, ada yang telah menyiapkan kadernya, ada pula yang tak peduli adanya reshuffle. Tentu yang paling mencolok adalah PAN dan Golkar.

w

acana perombakan kabinet kembali di­ embuskan setelah Lebaran 2016 ini. Be­ berapa peristiwa di istana dikaitkan dengan peromba­ kan kabinet seperti pengangkatan staf ahli Jokowi, Kapolri Baru

Jenderal Tito Karnavian, hingga pertemuan Jokowi dengan Mega­ wati pada Selasa (12/7/2016) lalu. Jokowi sendiri pernah mer­ ombak lima pos menteri plus se­ kretaris kabinet pada 12 Agustus tahun lalu, menjelang setahun masa pemerintahannya. nBaca: Siap-siap... Hal 7

Pembuat Vaksin Palsu Tergiur Keuntungan Besar

Gurihnya Praktik Calo dan Pungli Satpas Colombo (7)

Perusak Masa Depan Anak, Dua Pasutri ini Layak Dihukum Mati Saja Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, warga perumahan mewah Kemang Pratama Regency, Bekasi adalah dua dari 15 tersangka pembuat vaksin palsu. Siapakah sebenarnya sosok Hidayat dan Rita? Para pemohon SIM di Satpas Colombo ini rawan menjadi korban calo.

Praktik yang dilaku­ kan pasangan suami istri itu sebenarnya sudah dicurigai oleh tetangganya, Marihat Sialoho. Kepadanya, Hidayat mengaku sebagai akuntan di perusahaan besar, tapi jam kerjanya terpantau tak ter­ lalu disiplin. “Pernah bilangnya kerja di pabrik Yamaha sebagai akuntan. Heran saya, kan karyawan kalau kerja itu pu­ kul 08.00 WIB sampai kan­ tor. Tapi dia itu pukul 10.00 WIB saja belum berangkat,” ujar Marihat. Bukan hanya waktu be­ rangkat kerjanya saja yang terpantau kurang pagi, na­ mun Hidayat juga terlihat kerap sudah di rumah saat hari masih belum terlalu sore. Rasa-rasanya, kata Marihat, tak mungkin kar­ yawan perusahaan bekerja dengan waktu selonggar itu. “Saya pulang pukul 15.00 WIB, dia juga sudah di ru­ mah. Jadi aneh saja saya. Jadi dia memang seperti pengusaha,” tutur Marihat. “Lagian masa iya gaji ac­ counting bisa beli rumah di sini? Saya juga heran, kav­ ling disini kan mahal,” kata Marihat. Namun, Marihat menilai Hidayat sebagai tetangga yang ramah. Hanya saja, Hidayat dan istri jarang bergaul dengan tetanggatetangganya. Hidayat sudah tiga tahun tinggal di situ, dan kini Marihat terperan­ jat tetangganya itu malah di­ cokok polisi. “Nah kita kaget sih dia jadi produsen vaksin palsu,” ujara Marihat. Ditanya soal istri Hida­

Satu Polisi Nyalo Semua Petugas Terlibat, Ombudsman Rekomendasikan Sanksi

Rita Agustina dan Hidayat Taufiqurahman, Pasutri pembuat vaksin palsu.

yat, Rita Agustina, Mari­ hat mengaku tidak terlalu menge­nalnya. “Saya tahu­ nya dia enggak kerja sih, tapi setahu saya dulu perawat atau bidan. Kerjanya kalau sekarang tidak tahu ya,” ujarnya. w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

Polisi menyebut salah satu tersangka merupakan lulusan Akademi Kepera­ watan (Akper). Sementara, informasi dari akun Medsos Rita menyebutkan dia ada­ lah lulusan Akper. nBaca: Perusak... Hal 7

Sejauh ini oknum poli­ si berinisial IR dan anak buahnya sudah membuat­ kan surat izin mengemudi (SIM) bagi ratusan pemo­ hon melalui “cara kilat”. Yah, praktik calo di Sa­ tuan Pelayanan Adminis­ trasi (Satpas) Colombo, Polrestabes Surabaya, Jalan Ikan Krapu no 2-4, sudah menjadi rahasia umum bagi pemohon. Pernah mendapat pre­ dikat pelayanan SIM terbaik se-Indonesia, bukan jaminan Satpas Colombo bebas dari percaloan. Buktinya, sampai saat ini praktik calo masih terus terjadi berulang-ulang meski sekarang terkesan rapi dan tertutupi. Pantauan Lensa Indo­ nesia, mayoritas warga Surabaya yang menjadi pemohon SIM A/C paham dengan praktik-praktik kotor petugas Satpas Co­ lombo. “Itu sudah lama. Apa iya bisa (calo) dihapus. Semua orang di sini pada cari amannya saja. Tidak ada petugas di sini ber­ sih. Saya dari tadi antre tapi sering lihat banyak yang menyerobot masuk,” tutur EM saat dimintai komentar usai membaca koran Lensa Indonesia. Menurut EM, calo di

Satpas Colombo bekerja secara terang-terangan. “Anda butuh SIM baru yang pengurusannya cepat dan kilat, cari calo di sini pasti bisa,” terangnya. Salah satu pegawai Sat­ pas Colombo yang ditemui Lensa Indonesia, sebut saja RA menga­takan, me­ mang ada baiknya men­ gurus SIM tidak melalui calo. Tetapi RA juga tidak menampik bahwa di ling­ kungannya masih ada praktik calo. Buktinya, IR dan anak buahnya “bekerja” dengan sangat leluasa. Bahkan pimpi­ nan di lingkungan tersebut terkesan tutup mata. Ada kecurigaan, praktik ini me­ mang sudah mendapat restu dari pimpinan. Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jawa Timur, M. Said Sutomo, menyebut, ulah oknum polisi yang demikian ini seolah-olah sengaja dibiarkan untuk memenuhi setoran di ting­ kat atas. “Biasa itu sengaja ada pembiaran. Buktinya pimpinan mereka tahu sepak terjang anak buah­ nya tapi tidak ditindak. Seolah-olah ada setoran untuk atasan,” kata Said menduga. nBaca: Satu... Hal 7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.