Koran Lensa Indonesia Edisi 146

Page 1

Terbit 16 halaman | Harga Eceran: Rp 4.000 | Langganan: Rp 16.000 (Luar Jawa tambah ongkos kirim)

Edisi 146 | 25-31 Juli 2016

Kader Demokrat yang terlibat skandal. SBY dianggap gagal mengkader anggotanya.

Banyak Anak Buahnya Tersandera Politik Rente, SBY Mundur atau Dilengserkan? P o l da Sumatera Utara tidak menahan politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan

Ahok Keder Jakarta Love Risma

Misteri Meja Nomor 52 Menguak Fakta Baru Sidang Jessica

Peracik kopi Rangga Dwi Saputra menjadi saksi dalam persidangan Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kesaksian Barista Berbelit-belit, Berbeda dengan BAP

Sidang ketujuh per­ kara Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis (21/07/2016) menguak fakta baru. Sang barista atau peracik minuman di Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan mengungkapkan, bahwa selain membuatkan es kopi Vietnam pesanan Jessica yang duduk di meja nomor 54, dirinya juga membuatkan minuman yang sama untuk tamu di meja nomor 52. Rangga juga mengungkapkan pada 6 Januari 2016 itu, Kafe Olivier menjual 10 gelas es kopi Vietnam kepada para tamu, termasuk Jessica. Pemuda 22 tahun itu

dan penggelapan dana kampanye Pilkada Kota Medan Rp 14 miliar. Mantan anggota DPR RI tersebut hanya diperiksa saja. nBaca: Banyak.. Hal 7

Jenazah Santoso Dipanggul di Gelapnya Hutan Poso

mengatakan, ada tamu di meja nomor 52 yang juga memesan dua gelas es kopi Vietnam. Tamu itu berpesan agar kedua minum tersebut tak disajikan bersamaan. “Sebelumnya sudah ada pesanan dua es kopi Vietnam. Yang satu diantar, yang satu minta di-hold dulu. Itu pesanan meja 52,” ujar Rangga saat bersaksi di hadapan Majelis Hakim, Ruang Sidang Kartika I, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/07/2016). Namun, baik Tim Majelis Hakim, Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan Tim pengacara Jessica tak mengeksplorasi lebih jauh seputar alasan si tamu meja 52 meminta petugas bar menghold satu gelas es kopi Vietnam pesanannya itu. nBaca: Kesaksian... Hal 7

Gurihnya Praktik Calo dan Pungli Satpas Colombo (8)

Halaman 4

Sandiwara Teman Ahok Dibongkar Putu Artha Halaman 9

Menang Gugatan, Gedung Astranawa Sah Milik PKB Jatim Halaman 16

Tiga Developer Bayar Ganti Rugi Rp 350 Juta Tiap Tahun ke Warga Tanjungsari

Kuasa hukum warga Tanjungsari Surabaya, Eggi Sudjana (kepala plontos) memimpin sujud syukur setelah PN Surabaya mengabulkan gugatan warga atas tiga developer wahid.

Pertama dalam Sejarah di Jawa Timur, Gugatan Warga ke Konglomerat Dikabulkan

Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (19/7/2016) me­ngabulkan gugatan warga Tanjungsari atas tiga developer ternama yakni PT Darmala Land (tergugat 1), PT Darmo Grande (tergugat 2), PT Darmo Satelit Town (Tergugat 3). Selain memenangkan gugatan warga, Ketua Majelis Hakim Efran Basuning juga memerintahkan terhadap ketiga tergugat untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 350 juta setiap tahunnya selama menguasai objek tersebut. Tiga developer itu telah menguasai tanah ‎warga seluas lebih dari 2 hektare milik 96 kepala keluarga sejak tahun 1973 hingga 2016.

Masyarakat Jakarta saat ini tengah ramai membujuk Risma untuk bertarung dengan Ahok dalam pesta politik Pilkada DKI 2017. Ahok pun merasa terancam dengan isu tersebut.

b

erbagai elemen masyarakat di Jakarta akhir-akhir ini tengah ramai menyatakan dukungannya terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismahani (Risma) untuk menjadikan Jakarta menuju ibu kota yang lebih baik. Mereka pun tak sedikit yang membentuk komunitas relawan Risma. Terakhir, muncul komunitas yang bernama Jaklovers yang digagas oleh Ustazah Neno Warisman bersama seluruh elemen masyarakat, seperti pekerja seni, pengusaha, cendikiawan, ulama dan juga mahasiswa. Mereka menyatakan dukungannya kepada perempuan nomor satu di Kota berlambang ikan Hiu dan Buaya tersebut. Jaklovers sendiri singkatan dari Jakarta Love Risma atau Jakarta Cinta Risma. Mereka mendeklarasikan diri di Restoran Raja Hoki, Jakarta Selatan, Kamis, (21/7/2016). Neno Warisman yang menjadi juru bicara Jaklovers menyampaikan, warga Jakarta rindu sosok pemimpin yang peduli rakyat kecil. Menurutnya, satu-satunya pengganti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang paling cocok memimpin kota Jakarta saat ini hanyalah Risma. Risma dianggap memiliki nilai kejujuran sebagai sosok pemimpin, serta memiliki sifat santun dan merakyat. “Memimpin dengan hati

Para pemohon SIM di Satpas Colombo ini rawan menjadi korban calo.

tapi diwujudkan dalam kinerja yang profesional berkelas internasional,” katanya saat mendeklarasikan Jaklovers. Jiwa kepemimpinan Risma, ujar Neno, didukung dengan kesederhanaannya. Menurut dia, itulah yang membuat sosok Risma bisa meraih banyak prestasi selama memimpin Surabaya dan terpilih menjadi salah satu dari 50 pemimpin hebat dunia versi majalah Fortune. “Insya Allah nanti kita akan mendapatkan seorang wanita yang tak kalah dengan kepemimpinan lakilaki,” ujarnya. Sejumlah elemen ma­syarakat dan komunitas bergabung dalam kelompok ini. Mereka di antaranya Forum Pemuda Betawi, Aliansi Mahasiswa Jakarta, Korkom HMI Universitas Indonesia, Forum Indonesia Muda, From RT-RW DKI Jakarta, Komunitas Muslim Cinta Jakarta (MC-Jak), Pengusaha Muda Jakarta, dan Komunitas Young Islamic Leaders. “Mereka bahkan siap berangkat ke Surabaya untuk menjemput Bu Risma dan melakukan pendekatan dengan masyarakat Surabaya,” ujar Neno. Ia berpendapat, apabila pemimpin Jakarta memimpin dengan amanah, santun, dan teduh, akan berdampak pada tingkat nasional dan seluruh negeri. “Semoga, ke depan, warga Surabaya memahami, kami memanggil Bu Risma bukan hanya untuk Jakarta,” ucapnya. Arif Munandar, sekretaris Jaklovers, mengatakan Jaklovers adalah murni gerakan sendiri tanpa campur tan-

nBaca: Pertama.. Hal 7 w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

gan partai politik. “Jaklovers tidak ada hubungan dengan PDIP dan partai politik mana pun,” ujar Arif. Ia pun menjelaskan soal dana. Segala dana yang masuk, ujar dia, akan digunakan untuk kepentingan gerakan dan memfasilitasi perwakilan Jakarta yang ingin beraudiensi langsung ke Surabaya, mengajak Risma maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, beberapa kelompok masyarakat telah mendeklarasikan diri untuk mendukung Risma. Mereka antara lain Barisan Risma (Baris), Tanah Merah untuk Risma (Tameris), dan Aliansi Masyarakat untuk Risma (Amaris). Mereka juga berniat bertemu Risma di Surabaya untuk menyampaikan niatnya. Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) juga merekomendasikan Risma. Karena itu, MPJ mencoba membuka komunikasi dengan Risma dan Megawati Soekarnoputri. “Tak dapat dipungkiri, keberhasilan Risma menata Surabaya membuat rakyat Jakarta jatuh hati,” kata anggota Dewan Syura Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) Ustaz Bachtiar Nasir, Rabu (20/7/2016). Selain itu, lanjut dia, rakyat Jakarta juga mengharapkan agar Risma nantinya dapat membuat perubahanperubahan seperti yang dilakukan di Surabaya dengan hati, dengan kesungguhan, dan juga jauh dari kesan pencitraan. nBaca: Ahok.. Hal 7

Para pemohon SIM antre di Satpas Colombo.

Calo Bikin Pelayanan Semerawut, Warga Surabaya Kapok Bikin SIM Mengurus surat izin mengemudi (SIM) di Satuan Pelayanan Administrasi (Satpas) Colombo, Polrestabes Surabaya, Jalan Ikan Krapu no 2-4, makin lama makin miris. Betapa tidak, saban hari ratusan orang mengantre di sana, baik pemohon SIM baru maupun perpanjangan. Selain pelayanan publik yang tidak memadai, bertebarannya calo yang dikoordinir oknum polisi berinisial IR, semakin membuat kondisi Satpas Colombo semerawut. Sementara pimpinan Satpas Colombo seolah tidak berkutik dengan carut marutnya keadaan di wilayah kerjanya. Para petugas di sana bahkan menjadikan hal tersebut sebagai ladang bisnis untuk mengeruk keuntungan. Tidak sedikit pemohon SIM mengeluhkan tidak berfungsinya sistem pelayanan Satpas Colombo. Pantauan Lensa Indonesia baru-baru ini di lapangan, seorang ibu yang mengantarkan anaknya remaja berusia 19 tahun mengurus SIM C tampak lemas di kantin Satpas

Colombo. Sebut saja si ibu berinisial ID dan si anak berinisial AM. Saat ditanya keduanya mengaku kapok kembali ke Satpas Colombo. Selain gagal mendapatkan SIM C, pemohon juga tidak betah menunggu antrian. “Kapok mas ngurus SIM, mending anak saya tidak punya SIM. Dia gagal, ngurusnya lama, tidak ada kepastian, buang-buang waktu saja di sini,” keluh ID. Sementara AM berujar, dirinya gagal mengikuti tes teori. Padahal dia mengaku sudah antre seharian. “Gagal di tes teori. Kalau tahu begini lebih baik lewat calo. Tadi saya lihat ada laki-laki yang keluar masuk ruang foto dan teori seenaknya. Dia masuk bawa berkas dan keluar lagi memanggil orang untuk masuk. Kalau memang seperti itu adanya, ya sebaiknya semua orang (pemohon) lewat calo saja. Biar calonya tambah sugih, petugasnya di dalam makin kenyang,” tuding AD yang tampak pasrah. nBaca: Calo... Hal 7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.