Pengaduan langganan/ iklan/redaksi, HOTLINE: (0 2 1 ) 5 3 6 6 0 1 7 7 (0 3 1 ) 8 4 1 0 2 8 8
topik
Edisi 163 | 9 - 14 januari 2017
Terbit 16 halaman | Harga Eceran: Rp 4.000 | Langganan: Rp 16.000 (Luar Jawa tambah ongkos kirim)
Dahlan Iskan “Dimangsa” Jabatan Lama
TNI ‘Gentlemen’ Hadapi KPK, Bagaimana Polri?
Baca Halaman 3 |
Baca Halaman 4 |
sosok
patgulipat
Budi Karya Sumadi: Pengelola Kapal Zahro Bisa Dijerat Pidana Hingga kini Menteri Budi belum mengetahui pasti jum¬lah penumpang Kapal Motor (KM) Zahro Expres yang terbakar di perairan Teluk Jakarta. Pastinya kapal itu berlayar dengan muatan berlebih dari kapasitas maksi¬mal 100 orang penumpang..Selengkapnya Baca Halaman 6
Menjawab Fitnah Kejam Penulis Buku “Jokowi Undercover”
Tes DNA Jokowi
Polisi bersikukuh keputusannya mempidanakan penulis buku Jokowi Undercover sudah tepat karena isinya berisi kebohongan terhadap kepala negara. Sementara Komnas HAM meminta Presiden Jokowi untuk melakukan tes DNA untuk mengembalikan citranya yang sudah difitnah.
b
ambang Tri Mulyono, penulis buku Jokowi Undercover, telah ditangkap dan ditahan oleh polisi pekan lalu atas dugaan memfitnah serta menebar kebencian melalui isi bukunya. Dia dijerat Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE), UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, dan Pasal 207 KUHP karena sengaja melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo. Polisi mulai menyelidiki kasus ini setelah seseorang bernama Michael Bimo me-
laporkan Bambang Tri Mulyono karena bukunya menulis dirinya sebagai saudara kandung Presiden Jokowi dan menganggap Jokowi bukan anak kandung Sudjiatmi, ibu Presiden Jokowi. Direktur Institute for Criminal Justice Reform, Supriyadi Eddyono mengatakan hukum pidana adalah upaya terakhir apabila upaya-upaya lainya telah gagal. Dia menganggap kasus ini bisa ditangani Kejaksaan Agung dengan melarang peredaran buku tersebut. “Jaksa Agung punya hak untuk melakukan pengambilan buku-buku yang dianggap
Dosa-dosa Australia pada Indonesia
Pancasila Dipelesetkan menjadi Pancagila
Banyak ‘dosa-dosa’ Australia pada Indonesia. Negara Kanguru tersebut telah membangunkan raksasa yang sedang tidur (The Sleeping Giant). Meski begitu, jangan pernah mengusiknya jika tidak ingin “dimakan”. Walaupun tetangga dekat, Australia yang paling sering mengganggu Indonesia. Padahal, empat tahun lalu, Australia tercoreng namanya setelah terungkap melakukan aksi penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Australia (Australian Signal Directorate/ASD). Kala itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung bereaksi keras dan tegas, yakni menghentikan sejumlah kerjasama yang selama ini sudah terjalin. Pertama, Indonesia menghentikan kerjasama pertukaran informasi dan pertukaran intelijen. Kedua, Indonesia menghentikankerjasamalatihanmilitertiga matra dengan Australia. Ketiga, Indonesia menghentikan kerja sama terkait masalah penyelundupan manusia (people smuggling). Kasus tersebut seperti tidak membuat Australia kapok “menyenggol” Indonesia. Yang terbaru, tepatnya 29 Desember 2016, seorang perwira Komando Pasukan Khusus TNI-AD menjadi in-
struktur Bahasa Indonesia di Akademi Pasukan Khusus (SAS) Australia di Perth, menemukan materi yang dianggap menghina Indonesia. Pelecehan ideologi bangsa Indonesia itu ditemukan ketika sang perwira bertugas memberikan pelatihan. “Pada saat mengajar di sana, ditemukan hal tidak etis sebagai negara sahabat yang mendiskresikan TNI dan bangsa Indonesia, bahkan ideologi bangsa Indonesia,” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, di Jakarta, Kamis, 5 Januari 2017. Ia pun merincikan bentuk pelecehan yang dilakukan Australia, seperti dalam kurikulum dan sistem pelajarannya. “Tentang-tentara yang dahulu, Timor Timur (Timor Leste) dan Irian Jaya (Papua), juga harus merdeka dan tentang Pancasila yang dipelesetkan menjadi Pancagila. Tidak benar,” ungkapnya menegaskan. Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, langsung meminta maaf dan telah memeriksa masalah serius yang disampaikan dan akan menyelidiki permasalahan tersebut. Ia mengakui bahwa Indonesia juga telah menyampaikan penangguhan kerjasama dengan Australia.
nBaca: Pancasila Halaman 7
bertentangan dengan hukum Indonesia. Saya pikir upaya itu dulu yang dilakukan,” kata Supriyadi, Selasa (3/1/2017). Menurutnya, jika akhirnya polisi mempidanakan penulis buku tersebut, dirinya meminta polisi lebih hati-hati dan cermat dalam menerapkan UU Diskriminasi dan UU ITE karena ini bersinggungan dengan isu kebebasan berekspresi. “Memang kebebasan ekspresi menjadi pertaruhan dalam kasus-kasus seperti ini. Tetapi memang harus dipastikan lebih dahulu apakah memang substansi (isu buku) itu (berisi) ujaran kebencian,” ungkapnya. Di tempat terpisah, juru bicara Mabes Polri, Brigjen Rikwanto kembali menegaskan bahwa isi buku karya Bambang Tri Mulyono “tendensius” dan “luar biasa bohongnya” sehingga meresahkan masyarakat.
Sperma Berceceran, Bupati Katingan Ngaku Nikahi Siri Istri Polisi
nBaca: Tes Halaman 7
Pekerja Asal Cina Ditangkap, Menteri Hanif: Wajar Kalau Orang Asing Nakal Farida Yeni dan Bupati Katingan provinsi Kalimantan Tengah H. Ahmad Yantenglie
Penangkapan warga negara asing oleh pihak imigrasi.
Polisi kembali menangkap lima warga negara Republik Rakyat Cina (RRC) yang tidak dilengkapi dokumen resmi di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5/1/2017). “Berdasarkan keterangan pihak warga Desa Gempol bahwa ada warga negara asing RRC yang kos di rumah Bapak Nuryadin Blok Masjid,” kata Kepala Bidang Humas Polda
Jabar, Kombes Yusri Yunus, Jumat (6/1/2017). Warga negara asing itu diketahui bernama Zhang Hongmei kelahiran 1964 dan Liu Meihua kelahiran 1962 keduanya perempuan, kemudian Fan Chunyu kelahiran 1962, Sun Shuilai kelahiran 1963 dan Sun Dongjie kelahiran 1981 ketiganya laki-laki. Dua dari WNA Cina tersebut pasangan suami istri
Pengakuan sementara dari warga asing itu, berstatus bekerja di Pabrik Hebel sebelah pojok barat PT. Indocement Palimanan. Kepolisian bersama tim gabungan dari Kantor Imigrasi, dan TNI mendatangi rumah yang ditempati warga negara Tiongkok tersebut untuk dimintai keterangan dan pemeriksaan dokumen lebih lanjut. nBaca: Pekerja Halaman 7
Katingan Hilir, Kalimantan Tengah mendadak heboh. Penyebabnya, ulah Bupati H Achmad Yatengle (AY) yang kedapatan tengah asyik berduaan di dalam sebuah rumah dengan seorang perempuan, istri polisi. Padahal diketahui, sang bupati telah berkeluarga. Jalan Nangka, Kamis sore 5 Januari 2017, jadi saksi bisu skandal syahwat Pak Bupati. Cerita bermula dari SH seorang polisi berpangkat Aipda sedang mencari istrinya. Saat pulang, ia tidak menemukan istrinya di rumah sedangkan kunci rumah kuat dugaan dibawa sang istri. Penasaran, ia pun memutuskan mencari sang istri. Sebelumnya, sang istri mengaku akan piket malam di Rumah Sakit Mas Amsyar Kasongan. Namun, sang Istri bernama Farida Yeni (FY) ternyata tidak ada di tempat. Rasa penasaran yang tinggi membuat SH melanjutkan pencarian. Sampai lah ia di jalan Nangka. Di sebuah rumah bercat pink muda itu, ia melihat tanda-tanda keberadaan istrin-
ya. Tanda pengenalnya adalah tas dan rokok yang terlihat ada di depan rumah. Ia lantas mendobrak pintu dan memeriksa isi dalam rumah. Kaget bukan kepalang, yang ditemukan adalah istinya yang tengah asyik berduaan dengan sang Bupati. Keduanya kedapatan tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. “Di dalam kamar, korban SH mendapati istrinya, FY tengah tertidur dengan Bupati Katingan AY dalam keadaan tanpa busana,” ujar Kapolres Katingan AKBP Tato P Suyono ketika dihubungi, Kamis (5/1/2017). Tanpa berpikir panjang, SH langsung melaporkan sang Bupati ke Polsek Katingan Hilir. Polsek Katingan Hilir menyelidiki dan memeriksa Bupati Yatenglie sebagai terlapor. “S a a t i n i k a m i m a s i h melakukan pemeriksaan secara intensif kepada yang bersangkutan,” ujar dia. Tato mengakui, kasus ini akan dilimpahkan ke Polda Kalteng. Polisi tidak akan menahan Yatenglie. nBaca: Sperma Halaman 7
Ibu Kota RI Pindah ke Kalteng, Sudah Siap Lahan 500 Ribu Hektar
Saat ini Kalimantan Tengah (Kalteng) telah menyiapkan lahan seluas 500.000 hektare (ha) untuk memfasilitasi wacana pemindahan Ibu Kota Pusat Pemerintahan Republik Indonesia dari Jakarta ke Kalteng. Hal itu dikemukakan langsung oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. “Kita sedang mengidentifikas lokasi, mengkaji status lahan dan letak kawasan, serta menyinkronkan dengan tiga wilayah tersebut, dan pada dasarnya kepala daerah di tiga
wilayah itu telah bersedia untuk menyiapkannya,” ucapnya di Palangka Raya dikutip Antara, Jumat (30/12/2016). Lahan 500.000 ha itu, menurut dia, tersebar di tiga wilayah meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas. Ia mengemukakan, langkah lain yang disiapkan Kalteng terkait wacana perpindahan Ibu Kota Pemerintahan RI ke Palangka Raya adalah mengembangkan potensi wilayah berkomoditas unggulan baru
di wilayah sekitar. Orang nomor satu di provinsi berjuluk “Bumi Tambun BungaiBumi Pancasila” itu mengatakan disiapkannya lahan tersebut sebagai upaya menindaklanjuti penegasan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana wacana memindahkan Ibu Kota Pemerintahan RI ke Palangka Raya. “Penegasan itu disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang diselenggarakan di Palangka Raya, Selasa (20/12/2016). Jadi,
kita mulai mempersiapkannya dari sekarang,” kata Sugianto. Selain mempersiapkan lokasi, Pemprov Kalteng juga berupaya mengoptimalkan pemeliharaan jalan. Langkah yang akan dilakukan adalah membuka akses jalan ke berbagai daerah, dan peningkatan tonase jalan dari 8 ton menjadi 12 ton. Mantan Anggota DPR RI periode 2009-2014 itu menyebutkan bahwa sebelum terealisasinya peningkatan tonase jalan tersebut, nBaca: Ibu kota... Halaman 7
w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m
Menembus Zona Tahun ke-7
Bung Karno disambut warga Yogyakarta pada 2 Januari 1946 saat pemindahkan Ibu Kota RI.