th
topik
Edisi 163 | 23 - 28 januari 2017
Terbit 16 halaman | Harga Eceran: Rp 4.000 | Langganan: Rp 16.000 (Luar Jawa tambah ongkos kirim)
Dahlan Iskan “Dimangsa” Jabatan Lama
Daftar Tunggu Haji Dipangkas Tiga Tahun
Baca Halaman 3 |
Baca Halaman 4 |
sosok
KPK Tak Bisa Menggugat Rolls Royce
Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar
Eks Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar ditetapkan jadi tersangka KPK. Dia diduga menerima suap sebesar Rp 20 miliar dari produsen mesin pesawat terbang Rolls Royce. Ketua KPK Agus Rahardjo mengungkapkan, suap yang dituduhkan ke Emirsyah ini berhubungan dengan pengadaan pesawat AirBus untuk Garuda Indonesia kurun waktu 2005-2014 sebanyak 50 pesawat, ketika Emir menjabat sebagai Dirut BUMN itu. Emir diduga menerima suap Rolls-Royce agar menggunakan mesin buatan pabrikannya pada pesawat Garuda Indonesia. “Jadi kalau kita beli pesawat itu, rangka disediakan Airbus, mesin bisa milih, kalau nggak salah
Ridwan Hisjam: Ada 100 Titik Kandungan Migas, Bisa Saja Ditemukan Uranium Madura ‘duduk’ di atas ladang minyak dan gas. Potensi yang dimiliki Madura mirip Papua. Dulu, Madura adalah sebuah negara. Sekarang pun, Madura masih punya hak untuk menjadi provinsi... Selengkapnya Baca Halaman 6
patgulipat
Korupsi Lintas Negara Eks Dirut Garuda Indonesia
Rolls-Royce. Nah kemudian si pabrik mesin Rolls-Royce itu kemungkinan menawarkan kalau beli mesin kami itu ada sesuatunya. Itu yang mungkin kejadian seperti itu,” ujar Agus. Emir diduga menerima suap dalam bentuk uang dan barang senilai 1.2 juta Euro dan USD 180 ribu atau setara Rp20 miliar. Selain itu, Emirsyah yang kini menduduki chairman mataharimall.com juga diduga menerima suap dalam bentuk barang dengan total nilai USD 2 juta. Barang-barang terkait dengan dugaan suap itu tersebar di Singapura dan Indonesia. Suap itu, diberikan kepada Emir lewat perantara, nBaca: Garuda Halaman 7
Pengaduan langganan/ iklan/redaksi, HOTLINE: (0 2 1 ) 5 3 6 6 0 1 7 7 (0 3 1 ) 8 4 1 0 2 8 8
Ajang kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2017 bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebenarnya hanyalah batu loncatan untuk mengukur tingkat keterimaan publik. Sebab, sesungguhnya putra mahkota Cikeas ini telah dipersiapkan oleh Partai Demokrat menjadi calon gubernur Jawa Timur 2018.
U
n t u k mengukur konsestasi calon-calon gubernur Jawa Timur 2018 sangat mudah. Itu dapat dilihat dari perjalanan di Pilgub Jatim 10 tahun lalu. Pilgub Jatim waktu itu merupakan Pemilukada yang tercatat dalam sejarah. Pertama, pemilu tersebut diadakan hingga tiga putaran. Kedua, ketatnya perhitungan suara calon-calon yang maju. Ketiga, adanya perbedaan hasil Quick Count dengan hasil Real Count KPU yang menjadi salah satu penyebab digelarnya pemilu ulang. Saat itu, ada lima pasangan calon yang maju di putaran pertama. Antara lain, Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa), Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji), Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR), Soenarjo-Ali Maschan Moesa (Salam), dan Achmadi-Suhartono (Achsan). Yang menarik, dari lima pasang tersebut ternyata belum ada yang mampu melebihi 30% suara yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Akhirnya, dua pasangan teratas yang memperoleh suara yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (KaJi) bertarung di putaran kedua. Tak hanya tercatat dalam sejarah, Pilgub Jatim 2008 waktu itu menjadi barometer Pilpres 2009. Dan pada Pilgub Jatim 2018 mendatang,
masih tetap menjadi barometer untuk Pilpres 2019. Politikus senior Jawa Timur, yang juga Anggota Komisi X DPR RI Ridwan Hisjam mengatakan, Pilgub Jatim 2018 masih akan menjadi barometer untuk Pilpres 2019. “Yang menang di Jatim bakal memenangkan Pilpres mendatang,” ujarnya dalam diskusi “Sabtuan” yang digelar LensaIndonesia.com untuk menyambut HUT ke-7 LensaIndonesia.com, 9 Februari 2017, di Kantor LensaIndonesia Media Group Jalan Sidosermo Pdk Va-19, Surabaya, Sabtu (11/1/2017). Dilihat dari sejarah 10 tahun lalu, setidaknya ada tiga kategori figur yang namanya muncul dan layak diperhitungkan di Pilgub Jatim 2018. Di antaranya calon/nama yang pernah maju Pilgub 2008, figur dari fungsionaris partai, dan figur dari pejabat eksekutif seperti pejabat Bupati/ Walikota. Mereka yang pernah bertarung di Pilgub Jatim 10 tahun lalu dan masih berkiprah di politik serta memiliki kans besar duduk di kursi nomor satu, yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Khofifah Indar Parawansa, dan Ridwan Hisjam. Sementara kini banyak tokoh ‘terupdate’ yang muncul ke permukaan. Dari Parpol ada Halim Iskandar (PKB), Nyono Suharli (Golkar), Kusnadi (PDIP), dan Hasan Aminuddin (Nasdem). Dari bupati ada nama Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Rendra Kresna
(Bupati Malang), Budi Sulistyono alias Kanang (Bupati Ngawi), Sambari Halim Radianto (Bupati Gresik), dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya). Untuk nama terakhir, kata Ridwan Hisjam, peluang Risma untuk menduduki kursi nomor satu di Jawa Timur sangat besar. Sebaliknya posisi Khofifah ada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Khofifah bisa mencalonkan lagi, juga bisa tidak. Tergantung hubungan Jokowi dan PDI Perjuangan. Jika Jokowi dan partai banteng terus mesra seperti sekarang ini, maka Khofifah tidak bakal maju menjadi Cagub. Tapi jika Jokowi-PDIP tidak mesra, maka Khofifah bakal didorong Jokowi maju,” kata Tatok, panggilan akrab Ridwan Hisjam. Bagaimana posisi Ridwan Hisjam? “Sepanjang sejarah Golkar, kami selalu berada di nomor dua. Saat Soenarjo mencalonkan orang nomor satu, itu kesalahan fatal. Bila melihat sejarah Pak Harto, Golkar sebenarnya bukan penguasa melainkan penyeimbang. Pak Harto sendiri menurut sejarahnya bukan kader Golkar. Golkar, oleh Pak Harto, hanya dijadikan kendaraan politik. Karena itu makom Golkar selalu berada di pemerintahan. Maka sangatlah mustahil jika pada Pilpres 2014 lalu Golkar berada di luar pemerintah. Karena itu posisi Ridwan nBaca: Risma Halaman 7
Luhut dan Istana Keblinger
BUMN kok Mau Dikelola Asing Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta agar loyal terhadap nasionalisme Indonesia. Gagasan agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diserahkan pengelolaannya kepada chief executive officer (CEO) orang asing harus segera dihentikan. Wacana tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan di mana orang asing bisa menduduki posisi direktur utama. Luhut menyatakan dukungannya terkait keinginan Presiden Jokowi yang menginginkan Indonesia dipimpin oleh warga asal Eropa. Menurut Jokowi, dengan dinahkodai oleh orang asing, tentunya semangat yang dimiliki juga beda. Hal ini akan berimbas pada peningkatan kompetisi antar BUMN dan otomatis memajukan BUMN itu sendiri. Ia bahkan berniat untuk menempatkan tiga hingga empat orang asing sebagai pemimpin di perusahaan BUMN. Praktik mempekerjakan tenaga profesional asing, termasuk menjadikan mereka sebagai pimpinan perusahaan milik pemerintah, menurut Luhut, bukan hal baru. “Menu-
rut saya ini bukan hal yang aneh,” kata Luhut lewat siaran pers, Kamis (19/1/2017). Luhut menegaskan, kehadiran orang asing bukan berarti nasionalisme terhadap Indonesia berkurang. Dia mencontohkan banyak negara-negara yang memperkerjaan orang asing dan ternyata sukses. Luhut mencontohkan, maskapai penerbangan Oman Air dan Malaysia Airlines yang melakukan hal serupa. “Dubai, Bahrain mereka pakai bule, Emirates CEO-nya dari Inggris, Kita? Bagaimana, ya kalau terpaksa, kita pertimbangkan,” ujarnya. Sementara di dalam negeri, ia menyinggung soal pelatih tim nasional PSSI yang mempekerjakan warga asing dalam beberapa tahun terakhir. “Atau warga asing yang menjadi Direktur di PT Indosat dan PT Telkomsel. Di era globalisasi saat ini, pergerakan profesional dari suatu negara ke negara lain, pada akhirnya sulit kita hindari,” kata Luhut. Ia menegaskan, jika kebijakan ini diterapkan, pemerintah tentu memilih profesional asing yang bermutu. nBaca: Keblinger Halaman 7
Pemindahan Jasad Tan Malaka dari Lereng Gunung Wilis ke Kampung Halaman Setelah cukup lama menghilang dari hiruk pikuk Tan Malaka, Zulfikar Kamarudian, keponakan Ibrahim Datuk Tan Malaka, yang menginisiasi pembongkaran makam dan melakukan tes DNA di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, pada akhir 2009 akhirnya angkat bicara. Dia memastikan jika tes DNA yang dilakukannya bersama tim forensik RSCM Jakarta delapan tahun lalu adalah benar jasad Tan Malaka.
“Makam di Selopanggung adalah benar Tan Malaka,” kata Zulfikar, Jumat, (20/1/2017). Sebagai penggagas tes DNA atas jasad Tan Malaka di Selopanggung, namun dia menolak upaya pemindahan Tan Malaka ke kampung halaman. Jika dulu saat memimpin pembongkaran makam dia getol menuntut pengakuan pemerintah dan menempatkannya di Makam Pahlawan Kalibata, kali ini tidak. Dengan tegas Zulfikar meminta agar jenazah pamannya tetap berada di Selopang-
Makam di Selopanggung Benar Tan Malaka, Biarkan Berada di Sana Zulfikar Kamarudian keponakan Tan Malaka
gung dan tidak dipindahkan ke mana-mana. Termasuk dibawa pulang ke kampung halamannya sekalipun. Menurut Zulfikar, pemindahan makam akan menghapus bagian sejarah Tan Malaka yang tewas ditembak kaumnya sendiri di Selopanggung. Dia berharap masyarakat tetap bisa mengingat peristiwa itu dan melakukan penghormatan kubur di tempat Tan Malaka dieksekusi. “Biarkan makam itu tetap berada di sana,” katanya.
w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m
Tak hanya tentang makam, Zulfikar juga meluruskan status kerabatnya, Hengky Novaron Arsil, yang didaulat sebagai pemegang gelar Datuk Tan Malaka. Menurut dia, Hengky bukanlah ahli waris Ibrahim Datuk Tan Malaka, melainkan penerus gelar Tan Malaka sesuai dengan ketentuan adat. Sebab, hingga kini tak ada satu pun wasiat dari Ibrahim Tan Malaka yang menunjuk siapa pun sebagai ahli warisnya. Hengky Novaron sendiri menegaskan dia didaulat oleh
Menembus Zona Tahun ke-7
para kepala kaum sebagai pemegang gelar Datuk Tan Malaka atas dasar garis keturunan ibu. Hal ini terkait dengan penerapan adat Minangkabau yang menempatkan garis keturunan ibu lebih tinggi dibanding bapak atau matrilineal. Sedangkan Zulfikar Kamarudin, yang notabene juga pamannya, adalah keturunan Ibrahim dari garis bapak. “Saya berharap jenazah leluhur kami bisa dipulangkan nBaca: Tan Malaka Halaman 7
Tan Malaka