Koran Lensa Indonesia Edisi 98

Page 1

Klik website: http://www.lensaindonesia.com/

Edisi 98 10 - 16 Agustus 2015

TERBIT 16 HALAMAN, HARGA ECERAN: RP 4.000, LANGGANAN: RP 16.000 (LUAR JAWA TAMBAH ONGKOS KIRIM)

Pasal Penghinaan Presiden untuk Menangkis Pasal “Karet”

Hukum Tidak Bicara, Senjata yang Bicara

Budi Waseso dan wartawan Lensa Indonesia Oddy Karamoy.

BUWAS SINGA POLRI Nama Budi Waseso semakin popular. Ada yang bilang karena kontroversi dan ada yang bilang karena prestasi. Yang jelas, ucapannya terkadang memunculkan obrolan lain yang semakin kusir. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini belakangan memancing keributan di tengah warga Muhammadiyyah. Ia menuding petinggi ormas itu, Buya Syafiie Maarif kurang ngerti soal hukum. Saat itu, Buya meminta Presiden Jokowi mencopot polisi yang asal menetapkan tersangka. Barangkali Komjen Budi paham, untuk terus eksis, ia harus memicu reaksi dari masyarakat. Pro dan kontra pun bermunculan. Ada petisi yang mengecam, ada pula yang mendukung. Eksistensinya pun terus melonjak. Rentetan kasus yang dianggap sepele selama ini, di tangan Budi, terlihat seolaholah menjadi kasus kakap. Sebut saja Abraham Samad yang menjadi tersangka hanya gara-gara pemalsuan dokumen KTP seseorang bernama Feriyani Liem. Ada pula kasus dua petinggi Komisi Yudisial, Suparman Marzuki dan Taufiqqurahman Syahuri yang ujug-ujug jadi tersangka lantaran mengkritik keputusan Hakim Sarpin. Aktivis ramai-ramai meradang. Ia dianggap pemicu kriminalisasi terhadap pembela hukum. Opini masyarakat tentang Budi pun bermunculan hingga akhirnya lahir semboyan ‘Buwas Bikin Aktivis Was-Was’. Budi adalah contoh wajah institusi Polri yang lahir setelah peristiwa reformasi 1998. Ia tahu betul bahwa kekuatan media sebagai pembentuk opini, dapat digunakannya sebagai penentu baik atau buruk. Saat Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh komisi antirasuah, masyarakat berbondong-bondong mempersepsikan BG merupakan wajah kriminal. Beda halnya ketika Abraham Samad atau Bambang Widjojanto menjadi pesakitan, mereka dianggap telah menjadi korban kriminalisasi. Benar atau salah di sini semakin bias. Secara perlahan tapi pasti, Budi mencoba mengubah persepsi itu dengan tampil sebagai figur publik yang ucapannya tak perlu diuji. Polri selama ini yang kadung basah dengan percikan korup karena ulah oknum anggotanya, mulai tampak mengambil hati masyarakat. Baca: Buwas... Hal 7

MUKTAMAR NU ‘TIDAK SAH’ Politik

3

LAWAN “SETAN” BEGAL BERKEDOK LEASING Sorot

5

MUHAMMADIYAH DAN AISYIYAH DIPIMPIN PASUTRI Perempuan Tangguh

8

SANDIWARA BESAR DWELLING TIME TERKUAK Nasional

9

DEMOKRAT DAN PDIP MUNCULKAN CALON BONEKA? Jatim Square 12

www.lensaindonesia.com

Menghina dan mengkritik berbeda konteksnya. Dihidupkannya lagi pasal penghinaan presiden sebenarnya untuk memproteksi masyarakat yang bersikap kritis agar tidak terjerat pada pasal-pasal “karet”.

MANTAN Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono mengaku setuju jika pasal penghinaan terhadap kepala negara diatur dalam KUHP. Penghinaan terhadap Presiden, menurut dia, harus diproses secara hukum. “Menghina Presiden memang salah. Masa (Presiden) dipilih, disuruh pimpin negara, lalu dihina. Ya tidak bisa, dong,” ujar Hendro di kompleks

Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/8/ 2015). Alumnus Akademi Militer 1967 itu menegaskan bahwa hukum harus bisa menyelesaikan persoalan penghinaan kepada presiden. “Siapa saja kalau dihina dan hukum tidak bicara, nanti yang bicara senjata. Itu kan Cicero yang bilang begitu.

Jokowi Rangkul Erick Thohir Benahi Sepakbola Indonesia PSSI dan Kemenpora Tidak Dipercaya Lagi? PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) sepertinya sudah tidak percaya lagi dengan PSSI dan Kemenpora, apalagi melihat kisruh keduanya yang tak ada titik temu. Buktinya, Jokowi menerima Presiden Komisaris Mahaka Group Erick Thohir di Istana Merdeka. Adapun pembahasan utama adalah berkenaan dengan sepak bola Piala Presiden. “Saya rasa memang mengenai Piala Presiden di mana tentu pada saat ini presiden sendiri menginginkan sesuatu yang terus bergulir di masyarakat, terutama inikan hiburan di masyarakat yang sangat di tunggutunggu,” kata Erick Thohir di Istana usai bertemu Jokowi di Istana, Jakarta, Jumat (7/8/2015). Kapasitas Erick dalam hal ini adalah penyelenggara Piala Presiden. Turnamen sepak bola Piala Presiden ini tak akan suk-

Erick Thohir

ses jika tidak didukung oleh semua pihak. “Kami di sini juga tentu sebagai yang menjalankan tentu juga terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kita tidak

mungkin piala presiden bisa berjalan kalau tidak didukung oleh semua,” jelas Erick yang juga Presiden Inter Milan ini. Baca: Jokowi... Hal 7

Baca: Eks KaBIN... Hal 7

Hari Anti Korupsi Sedunia Digelar di Bandung KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) memilih Kota Bandung sebagai tempat peringatan hari anti korupsi sedunia pada tanggal 9-11 Desember 2015 mendatang. Kota Bandung mengalahkan dua kandidat lainnya yakni kota Surabaya dan Solo. Direktur dan Pelayanan Masyarakat KPK, Sujanarko mengatakan, dipilihnya Bandung dikarenakan kota ini telah siap dari inovasi IT, infrastruktur, budget dan yang lainnya. “Dengan pertimbangan kriteria itu, saya berharap kota Bandung menjadi pilihan yang tepat diantara dua kota lainnya,” ujarnya usai bertemu Walikota Bandung di balaikota Bandung, pekan lalu. Menurutnya, Bandung telah menjadi contoh kepada kotakota lainnya bagaimana transparansi birokrasi dikelola cukup baik. Alasan itu pula juga yang membuat Bandung dipilih jadi tuan rumah hari anti korupsi sedunia. “Saya melihat Kota Bandung dapat menjadi contoh, bagaimana kota ditata dan dikelola dengan baik dari sisi transparansi, sadar hukum dan lain-lain,” katanya. Sebelum acara puncak pada 911 Desember, KPK akan mengadakan pra-event yang bekerjasam adengan penyandang disabilitas 27 September mendatang. Mereka akan mende-klarasikan dan mengampanyekan gerakan anti korupsi. Baca: Hari... Hal 7

Solusi Ciamik Yusril Hindari Calon Tunggal Pilkada TUJUH daerah terancam gagal menyelenggarakan Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 lantaran hingga perpanjangan masa pendaftaran hanya mempunyai satu calon. Ketujuh daerah tersebut adalah Tasikmalaya, Surabaya, Blitar, Pacitan, Mataram, Timor Tengah Utara (NTT) dan Samarinda. Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra berpendapat, Pilkada di daerah tersebut ditunda sampai tahun 2017. Melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (6/8), Yusril menerangkan, penerbitan Perppu untuk mengakomodasi tujuh daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon peserta belum lah penting. “Amandemen terhadap UU Pilkada memang perlu, tetapi tidaklah mendesak untuk m-

Yusril Ihza Mahendra

enerbitkan Perppu mengatasi masalah di 7 daerah itu,” katanya. Baca: Solusi... Hal 7

Aset 2,9 Juta Karyawan Diserobot Mafia Tanah, Uang Negara Rp 24 M Terancam Hilang (Bagian 12)

Satu Persatu ‘Kaki Tangan’ Henry Gunawan jadi Tersangka ‘Kaki tangan’ Henry Gunawan dalam penyerobotan tanah milik Puskopkar Jatim satu persatu ditetapkan menjadi tersangka. Setelah Minarto berstatus tersangka, diharapkan novum baru berupa dokumen TKD bisa menjadi bekal penyidik Polda Jawa Timur untuk membuka SP3 dengan terlapor Renny. LAPORAN Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar) Jatim terhadap mantan kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sidoarjo Ir. Minarto, MM ke Polres Sidoarjo, membuahkan hasil. Dalam laporan polisi No. LPB/ 229/VI/2015/JATIM/RESSDA disebutkan yang bersangkutan

(Puskopkar) telah melaporkan perkara tindak pidana pejabat dengan ancaman pasal 421 KUHP dan pasal 264 KUHP. Minarto dituduhkan menyalahgunakan kekuasaan/jabatan dan atau menggunakan akte otentik palsu. Atas pelaporan tersebut, Minarto akhirnya ditetapkan

Henry Gunawan

sebagai tersangka. Kasus penyerobotan tanah seluas 24 hektar milik Pusko-

par Jatim di Desa Pranti, Juanda, Jawa Timur, oleh Henry Gunawan selaku PT Gala Bumi Perkasa, faktor utama penyebab kisruh adalah diterbitkannya dua peta bidang tanah yang dilakukan BPN Sidoarjo di mana Minarto saat ini masih menjabat sebagai kepala BPN. Kuasa hukum Puskopkar Jatim, Soehirman, SH, selama ini pihaknya sudah mencurigai ‘agenda tersembunyi’ antara Henry Gunawan dengan pihak BPN Sidoarjo sehingga bisa meloloskan dua peta bidang tanah. Modus penyerobotan yang dilakukan Henry, kata Soehirman, dilakukan melalui kaki tangan-

nya Renny Susetyowardhani. “Mereka patut dicurigai bersekongkol menerbitkan peta bidang aspal untuk dijual kembali dengan harga murah. Tujuan mereka menguasai lahan yang bukan haknya. Henry melihat peluang itu. Ini adalah cara-cara yang dilakukan kebanyakan mafia. Padahal sudah jelas selama ini tanah tersebut merupakan Tanah Kas Desa (TKD) Desa Pranti, Sedati, Sidoarjo, yang telah dibebaskan oleh Puskopkar dengan jaminan BTN,” terang Soehirman ditemui Lensa Indonesia di Hotel Oval, Jumat (7/8/2015). Baca: Polisi... Hal 7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.