SM TW 4 2022 - Buku Guru Asuhan

Page 1

RESIANI SIMAMORA

NAMA

ALAMAT

GEREJA

MELAYANI SEPERTI YESUS

Buku Guru Asuhan Triwulan 4, tahun 2022

ISBN: 978-623-5258-40-9

Penulis:

Resiani Simamora

Editor: Ribka Giyati Wijaya

Cover & Layout: Septianus Cahyadi

Kritik dan Saran:

Email: smbaptis.llb@gmail.com

Instagram: @smbaptis.llb

Penerbit:

Lembaga Literatur Baptis Jl. Tamansari 16, Bandung 40116 Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734

Email: penerbitbaptis@gmail.com

Anggota IKAPI

DAFTAR ISI

PRAKATA

Berkunjung dan Berdoa/

Mari Memuji Tuhan/

Persembahanmu, Tanda Kasihmu/

Tugas dari Tuhan/

Tetap Setia Bersaksi/

Tetap Memberitakan Injil/

Ibadah yang Sejati/

Berbuat Baik kepada Orang Lain/

Berbuat Baik kepada Kawan Seiman/

Ketaatan Maria/

Ketaatan Yusuf/

Kelahiran Yesus/

Menyambut Sang Raja/

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Puji Tuhan, kita tiba pada triwulan keempat pada tahun 2022!

Mengakhiri tahun 2022 ini, pelajaran demi pelajaran dalam triwulan 4 akan fokus pada tema: “Murid Yesus Melayani Seperti Dia.” Tema ini akan ditulis menjadi judul dalam Buku Murid dan Buku Guru sebagai: “Melayani Seperti Yesus”. Tema ini pun masih menjadi satu kesatuan dengan tema tahun 2022, “Berkualifikasi sebagai Murid Kristus”, dengan tujuan: Mempersiapkan peserta Sekolah Minggu agar berpengetahuan dan menjunjung tinggi ajaran Alkitab tentang kualifikasi murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan.

Untuk tetap mengingatkan kita pada rangkaian tema sepanjang tahun ini, berikut kami tampilkan kembali urutannya seperti di bawah ini:

Murid Yesus, Berani Hidup Benar

Saksi Yesus yang Berani Mengikut Yesus

Melayani Seperti Yesus

Kiranya bapak dan ibu guru masih mengingat apa yang sudah pernah dipelajari dalam triwulan pertama sampai dengan ketiga. Jika memungkinkan, sebelum pelajaran pertama dalam kelas, Anda dapat menunjukkan buku-buku sepanjang triwulan yang sudah dilewati, sembari mengajak para murid mengingat pelajaran-pelajaran apa saja yang sudah mereka pelajari. Berikan kesempatan pada mereka untuk menyampaikan dengan singkat hal-hal yang mereka ingat tersebut. Berikan apresiasi atas pencapaian para murid.

Selamat mempersiapkan diri dalam mengajar. Selalu gunakan Buku Guru dan Buku Murid dengan baik, tanpa melupakan Alkitab. Carilah rujukan atau referensi lain jika diperlukan. Bekerjasamalah selalu dengan para murid dan orang tua dalam mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Dan tentu, di atas semuanya, mintalah selalu pimpinan Roh Tuhan untuk menolong, membimbing, dan membuat semuanya berhasil.

“… jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu…” (Titus 2:7-8).

Catatan: Rencana pembelajaran yang ada dalam Buku Petunjuk Guru ini, tidak menjadi patokan wajib, guru dapat menyesuaikan dengan kreasi dan kondisi di gereja masing-masing.

Redaktur Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Pelajaran 1 Berkunjung dan Berdoa

Yakobus 5:12-20

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu mendapatkan pengertian tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.

AYAT HAFALAN

…hendaklah kamu… saling mendoakan...

Yakobus 5:16a

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat memberikan perhatian dengan baik terhadap pengajaran tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit yang disampaikan oleh guru di kelas.

2. Murid dapat meniru guru menandai gambar sebagai respons terhadap pengajaran pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Guru berdoa dan melakukan persiapan.

• Membaca dan mempelajari Alkitab sesuai teks, Buku Guru, Buku Murid dan buku pendukung lainnya.

• Menyiapkan semua bahan aktivitas maupun sarana pendukung mengajar yang diperlukan.

• Menyiapkan presensi kehadiran, Alkitab, buku murid, dan tempat persembahan.

• Menyiapkan ruangan yang bersih dan nyaman bagi murid Asuhan.

• Menghubungi dan mengundang murid maupun orang tua untuk datang Sekolah Minggu.

• Mengingatkan orang tua melakukan tugas kemitraan bersama anak di rumah.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan buah: ½ kg jeruk, apel ½ kg, dan pisang satu sisir. Keranjang dan plastik parcel serta selotip. (Dapat disesuaikan dengan keadaan/ ketersediaan buah maupun keranjang di daerah masing-masing).

• Guru mempersiapkan gambar orang sakit dan gambar berdoa. (lihat Gambar 1.1 & Gambar 1.2)

• Guru mempersiapkan pujian: Hati yang Gembira Adalah Obat dan lagu: Persembahan Kami.

1

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Ajaran bagi murid Kristus mempraktikkan pelayanan kunjungan dan doa bagi teman yang sakit.

Surat Yakobus ini ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus yang juga adalah pemimpin jemaat di Yerusalem. Surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Kemungkinan para penerima surat ini adalah orang-orang yang bertobat di Yerusalem pada masa sekitar Pentakosta dan setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis. 8:1). Surat ini termasuk suratsurat umum karena tidak dimaksudkan untuk satu jemaat lokal.

Surat ini menguatkan jemaat yang menghadapi banyak pencobaan, surat ini juga menekankan mengenai tindakan hidup praktis yang terwujud dari iman yang sejati. Yakobus pasal 5 khususnya ayat 13-20 memuat petunjuk praktis perwujudan iman dalam kehidupan bergereja. Secara umum ada empat tindakan praktis sebagai perwujudan iman dalam kehidupan bergereja:

A. Jika Jika ada yang menderita, maka diperlukan pelayanan doa (ayat 13).

B. Jika ada yang bergembira, maka jemaat yang lain juga turut bergembira (ayat 14).

C. Jika ada yang sakit hendaklah memanggil penatua jemaat untuk didoakan dan dioleskan dengan minyak (ayat 14). Penafsiran mengenai tindakan ‘mengoleskan minyak’ mengarah pada dua kemungkinan yaitu pengolesan minyak sebagai media menyatakan iman kepada Tuhan, dan tindakan praktis kesehatan.

D. Jika ada yang menyimpang dari kebenaran, diperlukan pelayanan untuk membuatnya berbalik. Khusus dalam pelayanan bagi orang sakit, terdapat dua hal yang penting. Yaitu doa orang yang dibenarkan oleh Allah memiliki kekuatan yang dahsyat (ayat 16-18). Selanjutnya adalah ada keadaan sakit yang terjadi sebagai akibat dosa (ayat 15), solusi dari permasalahan ini adalah saling mengaku dosa (ayat 16). Jika ditarik kepada penerapan pada pelayanan perkunjungan maka sangat penting bagi seorang pelayan untuk memperkuat pelayanan doa dan membimbing seseorang berbalik dari dosa.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Hati yang gembira adalah obat, sambil bertepuk tangan atau pakai gerakan.

• Ajak murid melakukan aktivitas: “Membungkus Parcel Buah” (dengan bimbingan guru).

• Arahkanlah murid untuk bersama-sama menyusun buah ke dalam keranjang parcel. Sambil menyebutkan nama-nama buah yang telah disiapkan (jeruk, apel, pisang, dll). Kemudian bungkus parcel dengan plastik serta rapikan menggunakan selotip. Katakan pada murid: ini namanya parcel buah. Biasanya dibawa saat mengunjungi orang yang sedang sakit. Pimpin murid berdoa untuk mendengarkan Firman Tuhan.

Pelajaran

Pada suatu hari Angel sakit demam. (Tunjukkan Gambar 1.1) Badannya panas dan mual. Makan tidak enak, tidur pun tidak bisa. Hal itu membuat Angel tidak bisa Sekolah Minggu. Mama Angel memberitahukan kepada guru kalau Angel tidak bisa Sekolah Minggu karena sakit. Akhirnya, guru dan semua teman di Sekolah Minggu, sepakat mengunjungi Angel ke rumahnya. Tidak lupa mereka membeli buah buat Angel dari uang jajan mereka. Hati Angel senang sekali melihat guru dan teman-temannya. Mereka berdoa dan menyemangati Angel agar cepat sembuh. Akhirnya, Angel pun sehat kembali dan bisa Sekolah Minggu. Yakobus memberikan tiga nasihat kepada orang Kristen. Nasihat pertama, jika sakit supaya

2

memanggil penatua untuk berdoa. Penatua bisa pendeta atau Gembala Sidang atau pelayan lainnya, termasuk guru Sekolah Minggu. Nasihat kedua, supaya mengunjungi orang yang sedang sakit. Maksud mengunjungi di sini untuk menguatkan iman yang sakit dan memberikan nasihat. Misalnya supaya berobat atau minum obat secara teratur. Saat berkunjung biasanya sambil membawa parcel buah (Angkat parcel yang sudah dibungkus, seperti yang dilakukan guru dan teman Angel) tetapi tidak dipaksa melainkan dengan kasih. Jika ada boleh dibawa, jika tidak ada pun tidak apa-apa, yang penting datang berkunjung dengan iklas. Orang yang sakit penting dikunjungi supaya hatinya gembira. Jika hatinya gembira maka itu menjadi obat yang manjur. Orang yang sakit merasakan ada teman yang peduli sama dia.

Nasihat ketiga, supaya berdoa bagi yang sakit. Berdoa bagi yang sakit dapat dilakukan oleh semua orang Kristen di mana pun berada dan kapan saja. Doa yang disampaikan dalam nama Tuhan Yesus sangat besar kuasanya. Tuhan Yesus berkuasa menyembuhkan segala macam penyakit. (Saat mengucapkan kata: ‘BERDOA” tunjukkan gambar 1.2)

Kesimpulan

• Murid Kristus menunjukkan kasih kepada teman dengan saling berkunjung dan mendoakan di kala sakit.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid meniru guru untuk menandai gambar berkunjung dan berdoa pada lembar murid sebagai pencapaian belajar.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

• Ajak murid menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan tangan. Minta mereka menirukan kata-kata dan gerakan guru.

• Ayat Hafalan: Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

• Berikut ini ayat hafalan pendek untuk diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Hendaklah (kedua tangan direntangkan ke depan) kamu (tunjuk teman) saling (jari telunjuk kanan dan kiri saling dikaitkan) mendoakan (lipat tangan seperti berdoa) Yakobus 5:16a

Makan Buah

• Bukalah parcel buah bagikan buah kepada murid. Dorong mereka supaya suka makan buah agar sehat. Katakan: Buah mengandung banyak vitamin yang diperlukan tubuh agar sehat.

Mewarnai

• Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran 1 (satu).

3

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Persembahan kami.

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin dengan doa persembahan dan doa penutup.

☐ Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Hati yang gembira adalah obat: https://www.youtube.com/watch?v=nRlvNtUFLX0

Persembahan kami: https://www.youtube.com/watch?v=Z2XTQlyhifk

Lampiran gambar orang sakit dan gambar berdoa dapat diambil di internet atau buku/majalah rohani Kristen. (https://www.mastimon.com/2018/02/doa-sebelum-tidur-kristen-bersama.html, https:// www.alodokter.com/tetap-tenang-bunda-ini-tips-merawat-anak-sakit-di-rumah, egutykids.com/ menjenguk-teman-yang-sakit/)

4
Gambar
1.1 Gambar 1.2

Pelajaran 2 Mari Memuji Tuhan

Mazmur 134:1-3

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu mendapatkan pengertian tentang ajakan memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.

AYAT HAFALAN

... Mari, pujilah TUHAN...

Mazmur 134:1a

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian tentang ajakan memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat meniru guru mengucapkan kata “Oke” sambil mengangkat tangan sebagai respons pengajaran tentang ajakan memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.

2. Murid dapat meniru guru menempel stiker/emoji “OKE” pada lembar murid.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Persiapkan video lagu Sekolah Minggu berjudul “Tanganku ke Depan (Digoyang-goyang)” untuk pujian pembuka sekaligus aktivitas.

• Persiapkan stiker/emoji “Oke”. (Yang sudah jadi atau buat sendiri sesuai kreasi guru)

• Guru mempersiapkan lagu penutup: "Memuji Tuhan Selalu.”

5

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Ajakan memuji Tuhan kepada orang-orang yang melayani di Rumah Tuhan.

Mazmur 134 merupakan nyanyian ziarah. Ziarah artinya mengingat sesuatu yang sudah pernah terjadi. Nyanyian ziarah adalah nyanyian yang dinyanyikan oleh orang Israel pada waktu mereka datang ke Yerusalem (tiga kali dalam setahun) untuk perayaan-perayaan yang mereka kerjakan. Mazmur 134 merupakan lagu terakhir dari lima belas lagu yang dalam bahasa Inggris disebut Songs of Ascents, yaitu nyanyian pendakian atau anak-anak tangga. Mazmur ini berupa dialog: Umat mengajak para petugas Bait Allah untuk beribadat semalam suntuk (ayat 1-2) dan para imam memberkati umat waktu pulang (ayat 3). Kemungkinan nyanyian ini dinyanyikan pada malam pembukaan perayaan Pondok Daun setelah kaum ziarah tiba pada Bait Allah.

Adalah hal yang wajar jika pelayan Bait Allah mengajak jemaat untuk memuji Tuhan, namun Mazmur 134 adalah kebalikannya yaitu ajakan jemaat bagi para pelayan Bait Allah (para imam dan orang-orang Lewi) untuk memuji Tuhan. Secara praktis, adalah baik bagi jemaat memberi dorongan semangat bagi para pelayan untuk memuji Tuhan. Pengajaran ini penting pada masa kini mengingat: a) Para pelayan seringkali banyak dituntut, namun minim dorongan; b) Para pelayan perlu diingatkan untuk mengarahkan diri untuk memuji Tuhan yang mereka layani, bukan hanya melakukan tugas sebagai kewajiban.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan sekaligus aktivitas: Tanganku ke Depan (Bergoyang-Goyang)

• Putar video lagu: Tanganku ke Depan (Digoyang-Goyang)” satu sampai dua kali. Kemudian ajak murid menirukan lagu dan gerakannya. Perhatikan murid-murid, apakah mereka mau mengikuti ajakan guru atau tidak. Jika mereka mau mengikuti pujilah mereka. Bila ada yang tidak mau mengikuti arahkan mereka untuk ikut. Biarkan murid menirukan lagu dan gerakan sesuai kemampuan mereka. Yang perlu diperhatikan dari mereka adalah mau atau tidak mengikuti ajakan guru. Katakan kepada murid bahwa memuji Tuhan sambil goyangkan badan membuat badan sehat dan hati pun gembira. Kemudian ajak murid berdoa untuk mendengarkan pelajaran Firman Tuhan.

Pelajaran

Guru bertanya kepada murid: Apakah mereka pernah diajak melakukan sesuatu? Misalnya ke pasar, ke rumah oma, atau bermain ke taman? (Lakukan interaksi dengan murid). Hari ini Firman Tuhan mau mengajak kamu untuk memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.

Mari memuji Tuhan adalah ajakan untuk bernyanyi bagi Tuhan. Biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin acara dalam ibadah. Dapat juga dilakukan oleh guru Sekolah Minggu saat mengajar. (Ingatkan mereka: seperti yang tadi kita lakukan) Ajakan memuji Tuhan seperti ini sudah dilakukan sejak dahulu oleh orang-orang Israel kepada orang Lewi yang bertugas di rumah Tuhan. Biasanya pelayan yang bertugas yang mengajak jemaat mari memuji Tuhan, namun di sini justru jemaat yang mengajak pelayan memuji Tuhan. Hal ini bertujuan untuk memberikan semangat bagi pelayan. Jemaat mendukung pelayan. Demikian seharusnya juga yang dilakukan oleh seorang murid Sekolah Minggu. Kamu bisa mengajak gurumu untuk memuji Tuhan.

Terkadang ada yang tidak mau ikut bernyanyi saat pemimpin acara atau guru mengajak bernyanyi. Ada yang justru sibuk bermain handphone bahkan hanya melamun dan diam saja. Itu contoh yang tidak baik, tidak boleh ditiru. Pemimpin acara atau guru yang mengajak bernyanyi bisa sedih. Bahkan hati Tuhan pun akan sedih. (Ekspresikan muka sedih) Jika pemimpin acara atau gurumu mengajak memuji Tuhan, jawablah:

6

“Oke” sambil mengangkat tanganmu. Lalu kamu ikut bernyanyi dengan sungguh-sungguh. Dengan begitu pemimpin acara atau guru akan tambah bersemangat memuji Tuhan. (Minta murid menirukan kata: “Oke” sambil mengangkat tangan membentuk oke).

Kesimpulan

• Kamu bisa memberikan semangat kepada guru Sekolah Minggumu dan teman-temanmu dengan mengajak mereka memuji Tuhan.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid untuk meniru guru menempel stiker “oke” pada lembar murid sebagai pencapaian belajar. Jika ada yang mengajak mari memuji Tuhan maka mereka akan menjawab: Oke.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

• Guru mendampingi murid untuk melakukan pendalaman pelajaran dengan mengajak menghafal ayat hafalan memakai gerakan.

• Ayat Hafalan: Mari, Pujilah Tuhan, hai semua hamba Tuhan, yang datang melayani di rumah Tuhan pada waktu malam.

• Berikut ini ayat hafalan pendek untuk diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Mari (kedua tangan mengajak) Pujilah (kedua tangan dibuka ke depan) Tuhan (kedua Tangan diangkat ke atas) Mazmur 134:1a

Mewarnai

• Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran 2 (dua). Bila ada murid yang belum bisa memegang pensil warna atau belum bisa mewarnai dengan benar misalkan ke luar garis, maka perlu dibimbing.

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Ajak murid memberi persembahan.

Doa Penutup

• Sebelum berdoa penutup ajak murid bernyanyi “Memuji Tuhan Selalu.” Lalu seorang guru memimpin dengan doa persembahan dan doa penutup lalu murid menirukan.

☐ Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut: ◊ Tanganku ke Depan (Digoyang-goyang): https://www.youtube.com/ watch?v=EyYQWhJ2q7k

◊ Memuji Tuhan Selalu: https://www.youtube.com/ watch?v=jT8041aU-n0

☐ Lampiran stiker/emoji Oke: https://www.youtube.com/ watch?v=jT8041aU-n0

7

Pelajaran 3 Persembahanmu, Tanda Kasihmu

Maleakhi 3:6-12

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu untuk memberikan persembahan sebagai tindakan kasih kepada Tuhan.

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu…

AYAT HAFALAN Amsal 3:9a

KOMPETENSI BELAJAR

• Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang memberikan persembahan sebagai tindakan kasih kepada Tuhan.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat memberikan perhatian yang baik terhadap pengajaran tentang memberikan persembahan sebagai tindakan kasih kepada Tuhan.

2. Murid dapat meniru guru mengumpulkan persembahan dengan sikap benar sebagai tindakan kasih kepada Tuhan.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Ingatkan orang tua/pendamping mempersiapkan uang kertas buat aktivitas sekaligus buat persembahan.

• Orang tua/Pendamping mempersiapkan uang kertas dan amplop (besaran uang bebas).

• Guru mempersiapkan kotak/ kantong persembahan, uang kertas yang masih bagus dan uang kertas yang sudah jelek.

• Guru mempersiapkan lagu-lagu pendukung pelajaran hari ini: Mata Tuhan Melihat dan B’ri Syukur.

8

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Ajaran tetap setia memberikan persepuluhan karena perintah Tuhan.

Kitab Maleakhi ditulis oleh seorang nabi bernama Maleakhi. Dia adalah seorang Yahudi saleh yang tinggal di Yehuda masa pasca pembuangan, serta rekan sezaman Nehemia. Merunut kepada konteks sosial dan ekonomi pada masa pemerintahan Nehemia sebagai gubernur di Yehuda dapat diketahui bahwa masyarakat Yerusalem dan Yehuda secara keseluruhan berada dalam keadaan sangat miskin. Mereka terbebani dengan banyak hutang, harus membayar upeti kepada raja Persia, dan sebagiannya harus menjual harta milik serta anak-anaknya untuk dijadikan budak untuk memperoleh gandum. Tentu kebijakan Nehemia untuk membebaskan hutang dan mengembalikan harta milik memberikan kelegaan bagi sebagian besar masyarakat, namun demikian secara umum mereka mengalami kesusahan besar.

Secara rohani kehidupan mereka juga telah menyimpang dari Allah. Umat mempersembahkan persembahan yang tidak layak kepada Allah (Mal 1:6-14), para imam hidup dan mengajar dengan tidak benar (Mal. 2:1-9), menceraikan istri masa mudanya dan menikah dengan orang asing yang tidak mengenal Tuhan (Mal. 2:10-16), serta banyak ketidakbenaran lainnya dengan menjadi tukang sihir, berzinah, bersumpah dusta, dan menindas orang-orang lemah (Maleakhi 3:5).

Namun Allah tetap setia kepada umat-Nya, dan Ia tetap memelihara umat-Nya (Mal. 3:6). Sekalipun demikian, Allah tidak menginginkan umat-Nya hidup dengan tidak benar. Allah menghendaki pertobatan. Bagaimanakah pertobatan bagi bangsa Israel? Mereka tidak boleh lagi menipu Tuhan! (‘menipu’ dalam terjemahan lain ‘merampok, menjarah’). Bagaimanakah menipu Tuhan? Yaitu tentang pengabaian terhadap persembahan khusus dan persembahan persepuluhan. Persembahan khusus adalah persembahan seperti dalam Kel. 29:27-28 dan Im. 7:14,31-34. Pada waktu mereka memberikan persembahan tertentu, maka sebagian dari binatang yang akan dipersembahkan itu harus diberikan kepada imam/ orang Lewi. Sedangkan persembahan perpuluhan adalah persembahan yang diperuntukkan bagi orang Lewi, dan juga orang asing, anak yatim serta janda (Im. 14:28-19; Bil. 18:21-24). Pada saat itu banyak di antara para imam yang meninggalkan pekerjaan Bait Allah dan bekerja di ladang karena umat mengabaikan persepuluhan.

Allah menghendaki mereka memikirkan pekerjaan Bait Allah, kehidupan para pelayan, dan orang miskin dengan memberikan persembahan persepuluhan merupakan perintah Tuhan bagi bangsa Israel. Atas ketaatan tersebut Allah menjanjikan pemeliharaan atas kehidupan mereka di tengah berbagai kesulitan. Hendaklah kita tidak masuk ke dalam pemikiran yang berfokus pada harta duniawi, melainkan persembahan persepuluhan merupakan wujud kasih, dan iman akan pemeliharaan Allah.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid bernyanyi dengan lagu: Mata Tuhan Melihat.

• Tunjukkan dua uang kertas yang baru dan jelek. Katakan: Jika mereka mau memberi persembahan pilih yang baru. Bagikan setiap murid masing-masing satu amplop putih dan uang kertas yang telah disiapkan orang tua atau pendamping murid. Bimbing murid menirukan guru untuk memasukkan uang kertas dalam amplop putih dengan rapi. Lalu dilepas perekatnya, dan amplop siap direkatkan. Katakan: di akhir Sekolah Minggu mereka akan sama-sama memberikan persembahan kepada Tuhan. Setelah mempersiapkan persembahan ingatkan murid untuk cuci tangan atau pakai hand sanitizer sehabis pegang uang, agar kuman tidak menempel di tangan dan tubuh sehat tidak kena virus. Lalu ajak murid berdoa untuk mendengarkan Firman Tuhan.

9

Pelajaran

Melati memberikan setangkai bunga buat ibunya. Ia melakukannya sebagai tanda kasih pada ibu yang telah merawatnya. Ia bersyukur, ibunya selalu memberikan yang terbaik bagi dia. Ia tahu pemberiannya tidak seberapa dibanding pengorbanan ibunya. Namun, itu satu cara yang dilakukan untuk menunjukkan kasihnya pada ibu.

Dahulu, orang Isreal menunjukkan kasih kepada Tuhan dengan memberikan persembahan. Selain untuk menunjukkan kasih, memberikan persembahan merupakan perintah Tuhan. Orang Israel memberikan persembahan dari hasil peternakan dan pertanian, seperti domba dan gandum. Persembahan ini diperuntukkan bagi pekerjaan Bait Allah. Pada masa sekarang, orang Kristen memberikan persembahan dari upah bekerja berupa uang atau harta. (Angkat kantong/kotak persembahan) Persembahan yang diberikan diperuntukkan bagi keperluan gereja, seperti: bayar listrik, air, internet, menolong yang kesusahan, memberikan tanda kasih kepada pendeta yang melayani, dan membayar yang lainnya. Tuhan menginginkan orang Kristen memperhatikan pekerjaan Tuhan di gereja.

Memberikan persembahan merupakan satu cara menunjukkan kasih dan menaati perintah Tuhan, sebab Tuhan telah setia memelihara umat-Nya. Persembahan merupakan tanda kasih kepada Tuhan. Oleh sebab itu memberikan persembahan wajib dilakukan dengan sikap setia, senang hati, dan sopan. Setia meskipun sedang miskin. Senang hati tidak paksaan, dan sopan karena persembahan diberikan kepada Tuhan. (Ajak murid mengangkat amplop persembahan yang telah disiapkan di kegiatan pendahuluan).

Kesimpulan

• Tuhan sudah memelihara kamu sampai saat ini, maka berikanlah persembahan sebagai tanda kasihmu kepada Tuhan.

PENCAPAIAN BELAJAR

Arahkanlah murid memposisikan sikap benar dalam memberikan persembahan dengan cara menarik garis di lembar murid.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Ajak murid untuk menghafal ayat hafalan dengan gerakan sebagai pendalaman pelajaran.

• Ayat Hafalan: Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.

• Berikut ini ayat hafalan pendek untuk diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Muliakanlah (kedua tangan menyentuh mulut lalu melebar ke depan) Tuhan (menunjuk ke atas) dengan (tepuk tangan dua kali) hartamu (kedua tangan dibuka ke depan) Amsal 3:9a.

• Ajak murid untuk memberikan persembahan dengan senang hati dan sopan. Bimbing mereka untuk memasukkan amplop persembahan mereka ke dalam kantong/ kotak persembahan.

• Minta seorang guru atau pendamping mengambil foto bagi setiap anak yang memberi persembahan sebagai dokumentasi.

10

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Sambil memberi persembahan iringi dengan lagu: B’ri Syukur

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin dengan doa penutup minta murid menirukan.

☐ Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut: ◊ Mata Tuhan\ Melihat: https://www.youtube.com/watch?v=Gc-KHrAI3TMhttps://www.youtube.com/ watch?v=Gc-KHrAI3TM

◊ Bri Syukur: https://www.youtube.com/watch?v=-L3W3cOQ_LY

11

Pelajaran 4 Tugas dari Tuhan

Roma 1:1-7

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu untuk menanggapi tugas dari Tuhan menjadi saksi-Nya.

Kamu…dipanggil menjadi milik Kristus.

AYAT HAFALAN Roma 1:6b

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang tugas dari Tuhan untuk menjadi saksi-Nya.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat menerima dan melakukan tugas menjadi saksi Kristus dengan cara menganggukkan kepala.

2. Murid dapat menerima tugas memperhatikan gambar dan mengikuti guru menulis huruf awal dari gambar buah yang ada di lembar murid.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan permainan “Salam dan kenalkan.” Untuk permainan ini guru mempersiapkan tulisan besar: SAYA MURID KRISTUS dalam 3 lembar kertas A4. Setiap kata satu lembar.

• Guru mempersiapkan gambar Paulus dan gambar Yesus Kristus dan murid.

• Guru mempersiapkan lagu Sekolah Minggu dengan judul: Dengar Dia Panggil Nama Saya dan lagu: Aku Mau Memberi.

12

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Rasul Paulus menyadari panggilannya sebagai rasul untuk memberitakan Injil Yesus Kristus.

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus. Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Dalam surat Roma ini ia mengucap syukur atas iman yang dimiliki jemaat (ayat 8), menyatakan kerinduan untuk dapat mengunjungi mereka, menyatakan pengajaran Injil secara lengkap, serta berusaha memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi.

Paulus memulai surat ini dengan salam, salam memiliki suatu keunikan karena menjadi saluran untuk menceritakan beban atau maksud dari surat ini. Dalam salamnya ini Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Dengan mengemukakan jabatan rasul yang diterimanya, maka ia menggarisbawahi hak dan kerinduannya untuk menyurati mereka.

Kata ‘rasul’ berasal dari bahasa Yunani ‘apostolos’ yang berarti seorang utusan atau delegasi. Seorang delegasi berarti adalah seorang yang datang untuk mewakili orang yang mengutus dengan menyandang wibawa pengutusnya. Kerasulan Paulus ini datang dari kesadaran bahwa Ia adalah hamba Kristus (ayat 1), ketaatan akan panggilan Allah untuk memberitakan Injil (ayat 1), dan pemahaman yang kuat akan Injil sebagai kekuatan Allah (ayat 2-3). Keyakinan Rasul Paulus akan Injil yang sekaligus menjadi pesan utama dari surat Roma tercantum dalam Roma 1:16-17, berdasarkan keyakinan ini Rasul Paulus menjadi seorang pemberita Injil yang gigih.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Dengar Dia panggil Nama Saya

Ajak murid berdoa pembukaan.

Ajak murid melakukan permainan “Salam dan Kenalkan” dengan cara:

Guru mengucapkan: Salam. Misalnya: Selamat pagi/Shallom.

Guru menyebutkan sesuai dengan namanya (misalnya: namaku Kak Febe)

Guru mengucapkan: SAYA MURID KRISTUS. Sambil mengangkat kertas sesuai tulisan.

Ajak murid menirukan dengan ke depan kelas satu persatu. Setelah semua murid sudah mendapat giliran, tutup permainan dengan berkata: Tuhan memberikan tugas untuk menjadi saksi-Nya.

Pelajaran

Seorang guru biasa memberikan tugas kepada murid-muridnya sedangkan murid berkewajiban untuk melakukan tugas itu. Demikian halnya dengan Tuhan Yesus. Ia memanggil murid-murid-Nya untuk diberi tugas. Salah satunya adalah Paulus. Tuhan Yesus memanggilnya untuk memberitakan Injil. (Tunjukkan gambar 4.1)

Apakah Paulus menolak tugas yang diberikan kepadanya? Tentu saja dia tidak menolak, melainkan menerimanya dengan senang hati. Ia sadar bahwa dirinya dipanggil menjadi murid Kristus untuk memberitakan Injil. Dia melakukan tugas itu dengan penuh tanggung jawab, sehingga ia berhasil memberitakan Injil. Cara yang dilakukannya dalam memberitakan Injil sehingga berhasil:

13

Pertama, memberi salam kepada orang yang ditemui. (Sambil mengatakan salam dalam berbagai bahasa/sesuai bahasa daerah: selamat pagi, good morning, horas, sugeng enjang, dan sebagainya) Memberikan salam itu penting untuk memulai penginjilan. Kedua, memperkenalkan diri dengan jujur sebagai murid Kristus. Tidak malu mengakui iman di hadapan orang lain sebagi orang Kristen. (Seperti yang tadi kamu sudah praktikkan di awal kelas)

Yesus Kristus sudah memanggil kamu menjadi murid-Nya. (Tunjukkan Gambar 4.2) Ia memberikan kepadamu tugas untuk memberitakan Injil. Terimalah tugas itu dengan senang hati dan lakukan. Ikuti cara Paulus memberitakan Injil agar berhasil yaitu, berikan salam kepada semua orang yang kamu temui dan katakanlah dengan jujur bahwa kamu murid Kristus. Apakah kamu bersedia menerima tugas? (Jika murid mau, minta mereka mengganggukkan kepala).

Kesimpulan

• Kamu dipanggil menjadi murid Kristus untuk memberitakan Injil.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan berikut: Apakah mereka mau menerima dan melakukan tugas dari Tuhan?

• Berilah tugas kepada murid yaitu memperhatikan gambar di lembar murid dan mengikuti guru menulis huruf awal dari gambar, sehingga menjadi kalimat: SAYA MURID KRISTUS.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan tangan.

• Ayat Hafalan: Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.

• Berikut ini ayat hafalan pendek untuk diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Kamu (menunjuk teman) dipanggil (kedua tangan di samping telinga) menjadi (kedua Tangan melebar ke depan) milik (kedua tangan disatukan di depan dada) Kristus (tangan membentuk salib) Roma 1:6b

Mewarnai

• Guru dan pendamping membimbing murid mewarnai lembar murid pelajaran 4 (empat)

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Aku mau Memberi

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin doa persembahan dan penutup. Minta murid menirukan.

Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Dengar Dia Panggil Nama Saya: https://www.youtube.com/watch?v=tfN_DZRmTGM

Aku Mau Memberi: https://www.youtube.com/watch?v=c_bqBSYRgn4

14

Lampiran Gambar:

www.google.com/search?q=gambar+PAULUS

https://www.google.com/search?q=gambar+yesus+dan+anak+anak+kartun

Lampiran gambar buku murid:

https://www.google.com/search?q=GAMBAR+SALAMAN+ANAK-ANAK+VERSI+KRISTEN

https://www.google.com/search?q=GAMBAR+murid

https://www.google.com/search?q=GAMBAR+kristus+versi+anak

15 ☐
Gambar
4.1
Gambar
4.2

Pelajaran 5 Tetap Setia Bersaksi

Kisah Para Rasul 20:17-32

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu mendapatkan pengertian tentang pentingnya tetap setia bersaksi meski banyak tantangan.

AYAT HAFALAN

aku senantiasa bersaksi…

Kisah Para Rasul 20:21a

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang pentingnya tetap setia bersaksi meski banyak tantangan.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat memperhatikan pengajaran dengan sikap yang baik tentang pengertian pentingnya tetap bersaksi meski banyak tantangan yang disampaikan oleh guru di kelas.

2. Murid dapat mengikuti arahan guru untuk menempel gambar jejak kaki di mading Sekolah Minggu sebagai respons terhadap pengajaran pentingnya bersaksi meski banyak tantangan.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan kertas hvs A4 dan gliter, lem fox, sendok plastik untuk aktivitas.

• Guru mempersiapkan mading khusus di kelas Asuhan untuk menempel hasil aktivitas mereka hari ini.

• Guru mempersiapkan gambar Paulus membuat tenda.

• Guru mempersiapkan lagu yang berjudul: Satu Anak Tuhan Pergi Sekolah Minggu dan Anak Sekolah Minggu Dengar-Dengaran.

16

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Kesaksian Rasul Paulus tentang kesetiaannya mengabarkan Injil dan melayani Tuhan di tengah banyak tantangan.

Kisah Para Rasul 20:17-38 berisi tentang peristiwa perpisahan antara Paulus dengan penatua Efesus. Dalam perpisahan itu dia sangat sedih sebab ia merasa tidak akan bertemu lagi dengan penatua dan jemaat Efesus. Dalam perpisahan itu dia juga menceritakan/menjelaskan tentang bagaimana pelayanannya di Efesus, bahwa ia melayani dengan baik dan dengan segenap hati. Tujuan dari menceritakan kehidupan dan kerja kerasnya (ayat 18-35) adalah:

◊ Mereka meniru/meneladaninya (ayat 35a).

◊ Mereka tidak menyia-nyiakan jemaat yang ia dapatkan dengan susah payah (ayat 31), tetapi mau menjaga mereka dengan sungguh-sungguh!

Teladan Melayani dengan Segenap Hati

Ayat 19-23. Dalam pelayanannya di Efesus, Paulus melayani dengan sungguh-sungguh. (i) Paulus bahkan sampai banyak mencucurkan air mata (ayat 19, 31). Air mata ini bukan tanda kelemahan; sebaliknya, ia melihat keterhilangan umat manusia, kejahatan dosa, pemutarbalikan Injil serta bahayanya menolak Tuhan sebagai realitas yang begitu serius sehingga pemberitaannya sering disertai air mata (band. Mrk. 9:24, Luk. 19:41). (ii) Paulus juga menginjil dan mengajar jemaat dengan baik (ayat 20). Ia memberitakan apa pun yang dinilainya bermanfaat dan diperlukan untuk keselamatan para pendengarnya. (iii) Ia tidak takut sengsara dan penjara (ayat 23).

Ayat 24. Paulus melayani dengan setia. Kesetiaan penting dalam pelayanan. Dan kesetiaan Paulus sangat teruji. Ia tetap setia melayani walaupun nyawanya sering terancam (ayat 24). Ia tak menghiraukan nyawanya, asal ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan tugas pelayanannya. Dan kerinduannya itu terwujud dalam 2 Timotius 4:6-8 dijelaskan, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

Ayat 33-35. Paulus melayani tanpa pamrih. Pelayanan tanpa pamrih adalah pelayanan yang dilakukan dengan tidak mengharapkan balasan. Saat Paulus melayani di Efesus, ia melayani dengan tanpa pamrih. (i) Ia tidak mengharapkan harta benda dari jemaat (ayat 33). Ia tidak pernah menginginkan atau mencari kekayaan dari kegiatannya mengabarkan Injil (bdk. 2Kor. 12:14). (ii) Ia bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri (ayat 34). Dan (iii) dengan bekerja ia dapat membantu jemaat yang kekurangan dan menjadi contoh bagi jemaat (ayat 35). Perhatikan bahwa orang-orang percaya bekerja keras bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk kemewahan, tetapi demi orang lain yang membutuhkan dalam nama Kristus (lih. 2Kor. 9:8-11). Kutipan Paulus dari Yesus, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima," tidak ditemukan dalam Injil. Oleh karena itu, pasti merupakan tradisi lisan. Kata "lemah" tidak digunakan dalam arti orang Kristen yang terlalu lemah (lih. Rm. 14:1; 15:1, 1Kor. 8:9-13; 9:22), tetapi secara fisik membutuhkan. Ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orang percaya lain yang membutuhkan.

Nasihat Penting dalam Melayani

“… kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah…” (ayat 28). Ini menunjukkan panggilan ilahi oleh Allah dalam memilih pemimpin jemaat. Paulus menasihati mereka untuk mengindahkan pekerjaan yang menjadi panggilan mereka itu. Jika Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik kawanan, yaitu sebagai gembala, maka mereka harus setia terhadap kepercayaan tersebut

17

Ayat 28. “Jagalah dirimu…” Kita bertanggung jawab atas kehidupan rohani kita (lih. Filipi 2:12-13). Pertama-tama mereka harus menjaga diri mereka sendiri, harus mengawasi dengan cermat segala gerakgerik jiwa mereka, segala yang mereka perbuat dan katakan. Mereka harus berjalan hati-hati dan bersikap benar di dalam rumah Allah, di mana mereka kini diangkat sebagai pengurusnya. Orang-orang yang tidak cakap atau setia dalam memelihara kebun anggurnya sendiri pastilah juga tidak becus mengurusi kebun anggur orang lain. Kedua, mereka harus berjaga-jaga (ayat 31). Sebagaimana para gembala menjagai kawanan dombanya semalaman. Mereka harus selalu terjaga dan berjaga-jaga, tidak boleh memberi peluang bagi kemalasan dan kelambanan rohani, tetapi harus bergiat melakukan pekerjaan mereka dan memperhatikannya baik-baik. Kuasailah dirimu dalam segala hal (2Tim. 4:5), berjaga-jagalah terhadap setiap hal yang dapat melukai kawananmu dan perhatikanlah setiap hal yang dapat berguna bagi mereka.

Ayat 29. "…serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu." Ini menonjolkan masalah guru-guru palsu, baik dari luar (bdk. Matius 10:16) dan dalam (bdk. Matius 7:15). Keduanya datang dengan berbulu domba (lih. Matius 7:15-23, Lukas 10:3, Yohanes 10:12). Orang percaya harus menguji mereka yang mengklaim berbicara atas nama Allah (lih. 1Yoh. 4:1). Selagi Paulus ada di Efesus, mereka menjauh, sebab mereka tidak berani menghadapinya. Akan tetapi, saat dia sudah pergi, barulah mereka menyusup di antara kawanan itu dan menaburkan benih ilalang di tempat ia dulu menabur benih yang baik itu. Nasihat Paulus: “Karena itu, jagalah kawananmu dan lakukan sebisamu untuk memperkokoh mereka di dalam kebenaran dan untuk memperlengkapi mereka supaya dapat melawan segala hasutan guru-guru palsu.”

Ayat 30. “Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang…” Akan muncul beberapa orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan, yang berlawanan dengan aturan Injil yang benar dan merusak maksud-maksud-Nya yang agung. Bahkan, mereka akan menyimpangkan sebagian perkataan Injil dan memutarbalikkannya untuk menutupi kekeliruan mereka (2Ptr. 3:16). Mereka akan mengubah Injil dan berpura-pura hendak memperbaharui hidupmu ke arah yang lebih tinggi dengan cara-cara yang tampaknya manis dan aneh. Akan tetapi, yang sebenarnya mereka lakukan adalah berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar untuk mengikuti mereka, untuk membentuk kawanan mereka sendiri yang akan mengagumi mereka, dipimpin oleh mereka, dan mengandalkan iman pada mereka. Akan tetapi, kedamaian dan kemurnian ajaran-Nya akan dapat terjaga baik melalui berkat Allah karena kerja keras dan ketekunan para pelayan yang dipercayakan oleh sang rasul ini untuk mengurus jemaat tersebut.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan: Satu Anak Tuhan Pergi Sekolah Minggu dengan menggunakan gerakan jari sambil membilang angka 1-10.

• Ajak murid melakukan aktivitas ”Gambar Jejak Kaki” dengan cara:

Bagikan kertas HVS A4 pada setiap murid.

◊ Minta bantuan guru pendamping atau orang tua untuk mencetak jejak kaki anak pada kertas (Kaki kanan dan kaki kiri).

◊ Hasil gambar diolesi lem fox. Kemudian arahkan murid menaburkan gliter ke gambar jejak kaki mereka yang telah diolesi lem dengan menggunakan sendok plastik.

◊ Hasilnya siap dikeringkan. Sambil menunggu hasil karya mereka kering. Ajak murid berdoa untuk mendengarkan pelajaran Firman Tuhan.

18

Pelajaran

Paulus setia bersaksi, itu terlihat dari kesaksian yang diucapkannya. Ia merasa sedih karena akan berpisah dengan orang-orang percaya yang ada di Efesus. (Ekspresikan wajah sedih) Ia merasa tidak akan bisa bertemu lagi dengan mereka. Sebelum berpisah, ia menceritakan bahwa dirinya selama ini telah melayani dengan baik dan dengan segenap hati.

Paulus tidak meminta bayaran atas pelayanan yang ia lakukan. Itu sebabnya ia bekerja membuat tenda. (Tunjukkan gambar 5.1) Walaupun demikian ia tetap setia memberitakan Injil. Ia telah menjejakkan kaki ke beberapa daerah untuk memberitakan Injil, seperti ke Yerusalem, Yope, Samaria, Damsyik, Anthiokia, dan lainnya. Di mana pun ia berada ia selalu bersaksi. Kemana pun ia melangkahkan kakinya ia tetap bersaksi.

Tujuannya menceritakan kesaksian ini agar semua orang percaya khususnya penatua itu tetap setia bersaksi. Ia memberikan nasihat agar kita juga setia bersaksi. Di mana pun kita berada, baik di rumah di sekolah, tempat bermain, serta kemana pun kita pergi melangkahkan kaki, kita tetap bersaksi. Bersaksi itu berarti menceritakan tentang kasih Tuhan Yesus yang sudah kita alami. Bersaksi itu juga dengan menolong dan sayang kepada oran lain sebagai tanda anak Tuhan Yesus.

Kesimpulan

• Tetaplah setia bersaksi di mana pun kakimu berjejak.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkanlah murid untuk menempel gambar jejak kaki mereka di majalah dinding kelas Asuhan. Setelah semua selesai. Ingatkan mereka untuk terus bersaksi kemana pun kaki mereka melangkah, supaya mereka memiliki jiwa misioner. Minta semua murid foto bersama di depan majalah dinding mereka. (Foto bisa dikirim lewat WhatsApp kepada orang tua murid untuk diperlihatkan orang tua kepada anak di rumah).

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid untuk menghafal ayat dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

• Berikut ini ayat hafalan pendek untuk diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Aku (Tunjuk diri sendiri) senantiasa (tangan kanan dikepal ke atas. Tangan kiri terbuka di bawah. Tangan kanan disatukan ke tangan kiri seperti menancapkan paku) bersaksi (kedua tangan dibuka lebar ke depan) Kisah Para Rasul 20:21a

Mewarnai

• Guru membimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran lima.

19

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Anak Sekolah Minggu Dengar-Dengaran.

Doa Penutup

Guru membimbing salah satu murid untuk pimpin doa persembahan dan penutup.

Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Satu Anak Tuhan Pergi Sekolah minggu: https://www.youtube.com/watch?v=hcJkf7Y5l0Y

Anak Sekolah Minggu Dengar-Dengaran: https://www.youtube.com/watch?v=z6ZzTbv9nQ0

Lampiran Gambar Paulus membuat Tenda:

http://ifgfsolo.blogspot.com/2017/11/pelayanan-tentmaker.html

20
Gambar 5.1

Pelajaran 6 Tetap Memberitakan Injil

Yohanes 3:22-36

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu untuk menanggapi tugas bersaksi kepada orang lain agar mereka masuk surga.

AYAT HAFALAN

… beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

Markus 16:15

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah minggu menanggapi tugas bersaksi kepada orang lain agar mereka masuk surga.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat diarahkan menggabungkan kertas bentuk hati dengan kertas bentuk salib sebagai tanggapan tugas bersaksi kepada orang lain agar mereka masuk surga.

2. Murid dapat diarahkan memberikan hasil karyanya kepada orang lain sebagai respons pengajaran tentang menanggapi tugas bersaksi kepada orang lain agar mereka masuk surga.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan bahan untuk aktivitas:

Kertas asturo/karton warna merah lalu gunting berbentuk salib.

Kertas origami warna biru, kuning, hijau, ungu dan orange lalu gunting berbentuk hati masingmasing murid mendapat lima lembar.

Lem kertas.

• Guru mempersiapkan gambar Yohanes dan muridmurid, gambar Yesus dan murid-murid.

• Guru mempersiapkan lagu Sekolah Minggu yang berjudul: Kasih Yesus Manis dan Indah, dan lagu: Kabarkan Injil-Nya (Nyanyian Pujian 203) bagian koor saja.

21

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Yesus ingin supaya setiap murid Yesus memberitakan Injil supaya setiap orang percaya Yesus dan dapat memperoleh hidup yang kekal.

Kenyataan bahwa Yesus dan para murid-Nya melakukan pemberitaan Injil dan membaptiskan orang di Yudea, sementara Yohanes Pembaptis dan para pengikutnya pun melaksanakan pekerjaan yang sama di wilayah yang lain, dan tidak ada pertentangan di antara dua tokoh ini, melainkan saling menguatkan; menunjukkan bahwa setiap orang percaya pun perlu memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum menerima Injil.

Ayat 22-24. ‘Sesudah itu…’ (ayat 22); Episode mengenai Nikodemus sudah berakhir. Tanah Yudea disebutkan untuk menunjukkan perbedaan dengan Yerusalem, tempat di mana Yesus selama ini bekerja (2:13 s.d. 3:21). Kegiatan Yesus membaptis diduga adalah memberitakan Injil. Hubungan-Nya dengan pembaptisan rupanya hanya dalam kedudukan sebagai pengawas (band. 4:2, 1Kor. 1:14). Ainon dan Salim belum dapat diketahui secara pasti di mana, tetapi akhir-akhir ini diperkirakan terletak beberapa mil di timur Gunung Gerizim, dan bukan di bagian selatan Betsan di bagian atas Lembah Yordan.

‘Orang-orang datang…’ (ayat 23); Orang-orang secara umum yang tertarik pada khotbah Yohanes. Pemenjaraan Yohanes dicatat di sini sebagai peristiwa yang cukup dikenal oleh para pembacanya, karena hal itu dilaporkan dalam semua Injil Sinoptis.

‘Ia diam di sana bersama-sama mereka…’ (ayat 22b); Yesus berkhotbah kepada orang banyak namun berdialog secara ekstensif dengan murid-murid-Nya. Ia mencurahkan diri-Nya kepada mereka.

‘…dan membaptis’ (ayat 22b). Kita mempelajari dari Yohanes 4:2 bahwa bukan Yesus sendiri yang membaptis, namun murid-murid-Nya. Berita Yesus pada mulanya adalah sangat mirip dengan berita Yohanes Pembaptis; yaitu berita PL mengenai pertobatan dan persiapan. Baptisan yang disebutkan di sini bukanlah baptisan Kristen namun baptisan yang melambangkan pertobatan dan penerimaan rohani.

‘… sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara" (ayat 24). Tidaklah jelas mengapa hal kronologis ini ditambahkan pada titik ini. Beberapa mengatakan ini adalah upaya untuk menyelaraskan kronologi Yohanes dengan kronologi dari Injil-injil Sinoptik (lih. Mat. 14:1-12; Mrk. 6:14-29). Ini berfungsi sebagai cara menanggali pertemuan ini dalam kehidupan Kristus. (Utley: alkitab.sabda.org/ commentary.) Yohanes tetap melayani atau membaptis sekalipun ada Yesus yang jauh lebih hebat dan lebih disukai orang daripada dia (band. ayat 26 akhir). Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini: i) Dalam pelayanan, sekalipun ada ‘saingan’ yang lebih hebat dan lebih disukai dari diri kita, kita harus tetap melayani dengan setia. ii) Pada waktu Yohanes tetap setia melayani Tuhan sekalipun ada Yesus yang lebih hebat dari dia, maka Tuhan tetap memberikan kepadanya orang-orang untuk dilayani atau memberi sukses tertentu kepadanya. Ini terlihat dari kata-kata: ‘dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis’ dalam ayat 23b.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Kasih Yesus Manis dan Indah, menggunakan gerakan.

• Ajak murid melakukan aktivitas “Menempel kertas bentuk hati pada kertas bentuk salib.”

◊ Bimbing murid menempel kertas origami berbentuk hati pada kertas asturo berbentuk salib. Pada kertas bentuk hati tulis nama-nama dari teman murid yang ada di dekat rumah atau teman mereka di Sekolah Minggu.

◊ Ajak murid berdoa untuk mendengar Firman Tuhan.

22

Pelajaran

(Guru bertanya kepada murid) Apakah kamu pernah mendengar kata cemburu? Cemburu itu apa sih? Apakah kamu pernah cemburu? Cemburu pada hal apa? (Ajak murid berinteraksi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang cemburu.) cemburu adalah perasaan tidak senang melihat orang lain beruntung (KBBI). Nah ternyata, ada lho cemburu pada Tuhan Yesus. Kalian pernah cemburu pada Tuhan Yesus? Apakah kalian ingin mendengar cerita tentang orang yang cemburu pada Tuhan Yesus?

Yohanes bersama dengan murid-muridnya memberitakan Injil kepada orang-orang. (Tunjukkan gambar 6.1). Di sisi yang lain, Tuhan Yesus bersama-sama dengan murid-muridnya juga memberitakan Injil. (Tunjukkan gambar 6.2). Orang-orang yang datang kepada Yesus dan murid-murid-nya lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang yang datang kepada Yohanes dan murid-muridnya. Maka muncullah rasa cemburu di hati murid-murid Yohanes karena lebih banyak orang yang datang kepada Yesus dan murid-murid-Nya.

Kemudian, Yohanes memberikan nasihat kepada murid-muridnya agar tidak cemburu kepada Yesus dan murid-murid-Nya. Justru mereka harus saling mendukung dan tetap setia memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka masuk surga. Yohanes berkata bahwa, semua orang harus datang kepada Yesus karena Yesuslah jalan masuk surga.

Nah, kamu pun diberikan nasihat agar tidak cemburu kepada Tuhan Yesus atau kepada teman karena lebih hebat. Sebaiknya, kamu saling mendukung dan tetap setia mengajak teman-teman yang lain datang kepada Yesus agar mereka masuk surga. (Ucapkan: “saling mendukung” sambil mengangkat tangan kanan. Minta murid mengikuti)

Kesimpulan

• Tetaplah setia memberitakan Injil agar semakin banyak orang yang masuk surga.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid untuk menanggapi tugas memberitakan Injil dengan memberikan hasil karya mereka hari ini kepada orang lain. Katakan: Misi Yesus agar semua orang masuk surga. Biarlah itu juga yang menjadi misi kamu. (Salah satu teman yang namanya tertulis di kertas bentuk hati)

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru membimbing murid untuk menghafalkan ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

• Berikut ini ayat hafalan pendek untuk diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Beritakanlah (kedua tangan menunjuk mulut) Injil (Kedua tangan dibuka ke depan) kepada (tepuk tangan 3 kali) segala (buka tangan lebar) makhluk (lompat) Markus 16:15.

Mewarnai

• Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran enam.

23

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan dengan lagu: Ku suka Mengabarkan (koor saja)

Doa Penutup

Bimbing seorang murid untuk memimpin doa persembahan dan doa penutup

Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Kasih Yesus manis dan Indah: https://www.youtube.com/watch?v=9LoU7-SW-Mo

Kabarkan Injil-Nya: Nyanyian Pujian 203, koor saja.

Lampiran gambar saat mengajar: Gambar Yohanes dan murid, Gambar Yesus dan murid

https://pepak.sabda.org/yohanes_pembaptis

https://alkitabonline.org/renungan-matius-16-ayat-6.html

24
Gambar 6.1
Gambar 6.2

Pelajaran 7 Ibadah yang Sejati

Yakobus 1:27

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu melakukan sebuah pelayanan kepada orang yang kesusahan di sekitarnya.

AYAT HAFALAN

… siapa menaruh belas kasihan …, memuliakan Dia.

Amsal 14:31b

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian kepada pengajaran tentang sekitarnya pentingnya melakukan pelayanan kepada orang yang kesusahan di sekitarnya.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat meniru mengumpulkan mainan, baju atau makanan untuk diberikan kepada orang yang kesusahan di sekitarnya (dengan bantuan dari orang tuanya).

2. Murid dapat meniru memberikan kepada orang yang kesusahan di sekitarnya.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

• Guru mengumumkan kepada orang tua/pendamping agar mengumpulkan baju, mainan, dan makanan atau barang lainnya punya anaknya untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan.

2. Persiapan Khusus

• Guru menyiapkan kardus atau keranjang atau kantong untuk menampung sumbangan para murid.

• Guru mendata anak-anak (bisa jemaat atau di luar jemaat) yang membutuhkan bantuan.

• Spidol dan kertas. (Ketiga bahan ini digunakan saat aktivitas)

• Guru mempersiapkan gambar anak-anak berdoa, gambar anak-anak terlantar.

• Guru mempersiapkan lagu-lagu Sekolah Minggu yang berjudul: Yesus Cinta Semua Anak dan Ku Kasihi Kau dengan Kasih Tuhan.

25

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Orang beribadah harus terwujud dalam pelayanan kepada orang yang mengalami kesusahan, seperti yatim piatu dan janda.

Warren Wiersbe menuliskan tentang tujuan penulisan surat ini, ‘Surat Yakobus ditulis untuk menolong kita memahami kedewasaan/kematangan rohani dan untuk mencapainya’ (band. Yak. 1:4). Istilah matang atau sempurna sering digunakan dalam Surat Yakobus (1:4, 17, 25; 2:22; 3:2). Maksud istilah ini adalah kedewasaan. Orang yang sempurna bukanlah orang yang tidak berdosa, melainkan seseorang yang dewasa dan matang secara rohani. Artinya, orang yang terus menerus mengarahkan dirinya kepada Firman Tuhan dan memberikan dirinya diperbaharui oleh Roh Kudus. Orang Kristen yang dewasa adalah orang Kristen yang berguna untuk mendukung dan mengoreksi orang lain serta membangun tubuh Kristus (jemaat).

Kedewasaan/kematangan rohani tersebut terlihat di antaranya melalui: Sikap yang ditunjukkan saat menghadapi ujian/pencobaan (pasal 1), menghayati dan mempraktikkan iman (Pasal 1-2), dst. Bagian pasal 1:26, 27 adalah bagian yang termasuk dalam menghayati dan mempraktikkan iman.

Pasal 1:26-27 merupakan rangkuman dari perikop Yakobus 1:19-27. Ayat 26 menunjuk kembali pada ayat 19-21 yang berbicara mengenai lidah, sedangkan ayat 27 sekali lagi berbicara mengenai hal menjadi pelaku Firman Tuhan (ayat 22-25).

Dalam ayat 26-27, Yakobus menunjukkan kesia-siaan ibadah yang tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ia memberikan contoh ibadah yang sejati. Hal ini menjadi nyata dalam pelayanan kasih kepada sesama dan menjaga jarak dari dunia. Sekali lagi, Yakobus menekankan pentingnya kekristenan yang praktis, kekristenan yang melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh yang diberikan dalam ayat 26 dan 27 bukanlah hal yang lengkap, melainkan sekadar menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam ibadah yang sejati.

Ayat 27. Yakobus menentang pengertian ibadah yang salah. Ibadah tersebut pada dasarnya adalah sia-sia, mataios (ayat 26). Ciri pertama ibadah yang sejati adalah menolong mereka yang berada dalam kesulitan—yatim piatu dan janda mewakili semua orang yang berada dalam penderitaan dan penganiayaan (Yesaya 1:10-17; 58:6-7, Zak. 7:10, Mrk. 12:40, dan Luk. 18:2-8). Perjanjian Lama menekankan pentingnya memperhatikan kaum yatim piatu dan janda (Ul. 10:18, Mzm. 68:5). Pada dasarnya, penindasan terhadap mereka yang lemah adalah bukti pemberontakan terhadap Tuhan sendiri. Dalam hal ini, pertolongan tidak dibatasi kepada kaum yatim piatu dan janda saja, melainkan kepada semua orang yang berada dalam penderitaan. Hal yang dimaksud dengan istilah mengunjungi (episkeptesthai) bukan sekedar menjenguk, melainkan memperhatikan dan mempedulikan, serta mendampingi orang-orang tersebut (Kel. 22:21, Ul. 14:28, Yeh. 22:7, Mat. 25:36).

Ciri kedua ibadah yang sejati adalah menjaga diri agar tidak dicemarkan oleh dunia. Penekanan akan pentingnya pelayanan kepada sesama dan mereka yang menderita dalam dunia menunjukkan bahwa menjaga diri bukan berarti menjauhkan diri dari dunia secara total. Istilah “tak bercacat” (aspilos) harus dimengerti secara etis (band. 1Tim. 5:22 dan 2Kor. 11:9). Dalam hal ini, istilah dunia (kosmos) yang dimaksud adalah secara moral, bukan secara dualistis-gnostis. Yakobus tidak sedang berkata kepada orang percaya untuk menjauhkan diri dari dunia, hidup lepas dari dunia. Yakobus berbicara tentang hal praktis bahwa ibadah yang sejati adalah memperhatikan mereka yang berada dalam penderitaan dan menjalankan pelayanan tersebut tanpa terpengaruh oleh sistem dunia dengan segala jenis keinginannya yang menyesatkan, materialisme, kehormatan, dan ketamakan (band. Pasal 2 dan 4). Yakobus menggarisbawahi pentingnya kesatuan pelaksanaan pelayanan dan sikap dalam menjalankan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.

26

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

Pujian. Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Yesus Cinta Semua Anak.

• Aktivitas: Bimbing/ dampingi murid memilah sumbangan murid-murid. Pakaian dengan pakaian, mainan dengan mainan, serta makanan dengan makanan dan sebagainya. Lalu dimasukkan ke dalam kantong atau tas dan dinamai sesuai dengan nama anak/orang yang akan dibantu. Setelah Sekolah Minggu, undang anak/orang yang akan diberi bantuan ke kelas Asuhan. Ini dilakukan jika yang akan dibantu berasal dari jemaat. Bila di luar jemaat, ajak murid dan orang tua/pendamping untuk menyerahkan bantuan kepada orang yang akan dibantu. Bimbing murid untuk memberikan secara langsung dan bersama-sama. Jika yang dibantu bersedia difoto, silahkan guru mengabadikan dengan foto bersama. Ajak murid berdoa sebelum mendengar pelajaran.

Pelajaran

Firman Tuhan hari ini mengajarkan supaya rajin beribadah. Ibadah artinya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan. Bersyukur atas tubuh yang sehat, makanan-minuman yang cukup, pakaian yang bagus, mainan yang keren dan lainya. Terutama bersyukur karena Tuhan sayang kepada kita. Ibadah dapat dilakukan di gereja, di rumah atau di tempat mana pun kita berada. (Tunjukkan gambar 7.1)

Ibadah itu dapat diwujudkan dengan bernyanyi, berdoa, mendengar Firman Tuhan maupun memberi persembahan. Selain itu, menurut Rasul Yakobus, ibadah yang sejati itu mesti diwujudkan dengan menolong orang yang sedang kesusahan seperti anak yatim piatu maupun para janda. Yatim piatu itu orang yang tidak memiliki ayah dan ibu. Para janda, orang yang tidak lagi memiliki suami. Ataupun orang-orang yang sedang mengalami penderitaan, mereka perlu ditolong. (Tunjukkan gambar 7.2)

Ibadah itu tidak cukup hanya datang ke gereja tapi juga berbuat baik kepada orang yang kesusahan. Itu sebabnya kalian diajak untuk berbuat baik kepada orang atau teman yang kesusahan. Hari ini kalian akan diajak menyerahkan bantuan kepada teman/orang yang kesusahan/membutuhkan. (Sambil menunjukkan sumbangan mereka)

Kesimpulan

Ibadah menjadi sejati ketika diwujudkan dengan mengasihi Tuhan dan sesama manusia.

PENCAPAIAN BELAJAR

Arahkanlah murid memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan di sekitarnya. Hal ini selalu relevan (bisa) kita lakukan di masa sekarang bahkan sampai kapan pun.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid untuk menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: … siapa menaruh belas kasihan…, memuliakan Dia. Amsal 14:31b

Mewarnai

Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran tujuh.

27

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Ku Kasihi Kau Dengan Kasih Tuhan.

Doa Penutup

Minta seorang pendamping memimpin doa persembahan dan penutup.

Lampiran Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Yesus Cinta Semua Anak: https://www.youtube.com/watch?v=klUGSbwfyGM

Ku Kasihi Kau dengan Kasih Tuhan: https://www.youtube.com/watch?v=Jw1UDtPyONI

Lampiran gambar dapat dikunjungi link berikut:

https://gambaranimasipro.blogspot.com/2020/01/unduh-44-gambar-animasi-anak-kristen.html

http://joshuaivanministries.blogspot.com/2016/09/memelihara-anak-anak-terlantar-dan.html

28
◊ 1.
◊ 2.
Gambar 7.1 Gambar 7.2

Pelajaran 8 Berbuat Baik kepada Orang Lain Matius 25:31-46

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu untuk menanggapi pengajaran bahwa tindakan kepada orang-orang yang kesusahan pada masa kini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

… janganlah kamu lupa berbuat baik …

AYAT HAFALAN Ibrani 13:16a

KOMPETENSI BELAJAR

• Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian pada pengajaran bahwa tindakan kepada orangorang yang kesusahan pada masa kini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat memperhatikan pengajaran dengan baik tentang tindakan kepada orangorang yang kesusahan pada masa kini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan yang disampaikan oleh guru di kelas.

2. Murid dapat menganggukkan kepala sebagai respons pengajaran untuk berbuat baik kepada orang yang kesusahan pada masa kini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan video/film tentang surga (carilah di Youtube atau mungkin Anda memiliki video ini).

• Guru mempersiapkan gambar orang yang tinggal di kolong jembatan.

• Guru mempersiapkan lagu-lagu Sekolah Minggu; Di Dalam Dunia ada Dua Jalan, dan lagu: Stop Kumau Katakan.

29

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Hal pertanggungjawaban di akhir zaman adalah tindakan kita terhadap orang-orang yang memerlukan saat ini.

Ayat 31 33. Pertama, bagian ini menunjukkan Yesus sebagai hakim pada akhir zaman (bdk. Yoh 5:22). Bahwa Yesus akan menjadi hakim pada akhir zaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Kedua, yang dihakimi adalah ‘semua bangsa’ (ayat 32). Jadi, berbeda dengan Mat. 25:1 13 dan Mat. 25:14 30 yang berhubungan hanya dengan gereja, maka Mat. 25:31 46 berhubungan dengan seluruh umat manusia (bdk. Why. 20:11 15). Jadi, Kristus bukan hanya menghakimi orang kristen saja, atau orang Yahudi saja, tetapi seluruh umat manusia, dari bangsa dan agama apa pun juga! Ketiga, Seluruh umat manusia yang dihakimi itu dipisah menjadi hanya dua grup saja: i) Domba, yaitu orang benar/diberkati (ay. 34, 37, 46). Ini menunjuk kepada orang kristen yang sejati, karena setiap orang yang percaya kepada Yesus dibenarkan/ dianggap sebagai orang benar oleh Allah dan karena itu disebut sebagai orang benar. “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Roma 5:1). ii) Kambing, yaitu orang terkutuk (ay. 41). Ini jelas menunjuk pada orang yang non-Kristen dan orang Kristen KTP. Perhatikan bahwa tidak ada grup yang ketiga (orang yang setengah Kristen, orang yang kadang kadang saja Kristen, dsb)! Mengapa? Karena tempatnya hanya dua, yaitu surga dan neraka! Ayat 34-40. Mereka yang berada di sebelah kanan mendapatkan sambutan dan pahala yang luar biasa dari Sang Raja (ayat 34). Respons positif ini berhubungan dengan perbuatan baik yang mereka lakukan terhadap Sang Raja. Secara lebih khusus, perbuatan baik ini dijelaskan sebagai berikut: “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (ayat 40).

Siapa yang dimaksud dengan saudara yang paling hina dalam konteks ini? Sebagian penafsir memahami ungkapan ini sebagai rujukan pada semua orang yang membutuhkan pertolongan, sedangkan sebagian lain mengaitkan ini dengan para pengikut Yesus Kristus. Di antara dua opsi ini, yang terakhir tampaknya lebih tepat. Di bagian sebelumnya Matius sudah mencatat bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa adalah saudara-saudara Yesus (12:48-50). Tidak heran Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai “saudara-saudara-Ku” (28:10). Yesus juga mengajarkan bahwa barangsiapa menerima murid-muridNya dan memberikan secangkir air kepada mereka sudah menyambut diri-Nya sendiri (10:40-42).

Jenis perbuatan baik yang disebutkan di sini menyiratkan bahwa orang yang menerima pertolongan merupakan orang-orang yang dianggap hina oleh dunia (ayat 40 “yang paling hina ini”). Tidak memiliki makanan, minuman dan pakaian (ayat 35-36) menunjukkan kemiskinan yang parah. Menjadi orang miskin sudah cukup menderita, tetapi menjadi orang asing memberi penderitaan tambahan. Tidak ada kerabat berarti tidak ada keamanan. Menjadi orang asing berarti tidak memiliki aset (minimal untuk masa-masa awal kedatangan). Orang-orang Kristen zaman dahulu tampaknya sudah terbiasa memberikan tumpangan pada orang asing (Kis. 10:23, Rm. 12:13; 16:23, 1Tim. 3:2; 5:10, Tit. 1:8, Ibr. 13:2). Pada saat orang miskin dan asing sakit biasanya tidak ada orang lain yang peduli. Di tengah situasi inilah orang-orang Kristen dipanggil untuk hadir dan memberikan perhatian (ayat 36 “ketika Aku sakit, kamu melawat aku”). Begitu pula dengan ketika orang miskin dan asing berada dalam penjara. Siapa yang mau dikaitkan dengan seorang narapidana? Keluarga sendiripun kadang enggan mengunjungi kerabat mereka yang sedang di penjara. Bagi para pengikut Yesus, situasi ini bukan sumber aib, melainkan kesempatan berbuat baik.

Penjelasan di atas sekilas memberi kesan bahwa perbuatan baik seseorang menentukan kehidupan kekalnya. Keselamatan tampaknya ditentukan oleh perbuatan baik. Benarkah perbuatan baik kepada orang Kristen membuat seseorang layak memiliki kehidupan kekal? Sama sekali tidak!

Kata “sebab” di awal ayat 35 tampaknya lebih menyiratkan bukti daripada alasan. Pertama, kata “terimalah” (klēronomēsate) secara hurufiah berarti “warisilah” (mayoritas versi Inggris “inherit”; NIV “take your inheritance”). Warisan adalah sesuatu yang diterima dari orang tua, bukan sesuatu yang diusahakan

30

sendiri. Jadi, kalimat di ayat 35 bukan tentang “masuk Kerajaan Surga” (baca: keselamatan) tetapi “mewarisi kerajaan” (baca: pahala).

Kedua, kerajaan yang akan diwarisi sudah disediakan oleh Bapa sejak kekekalan. Bukan hanya kerajaan itu yang telah disiapkan, tetapi juga untuk siapa itu disediakan, yaitu “bagimu” (ayat 34). Sebelum kita lahir ke dunia, Allah sudah menyiapkan kerajaan itu bagi kita. Jadi, semua diawali oleh inisiatif Allah.

Ketiga, mereka yang menerima kerajaan ini justru bingung dan terkejut (ayat 37-39). Jika mereka dari awal sudah memaksudkan semua kebaikan itu sebagai sarana untuk mendapatkan keselamatan atau pahala, mereka mungkin tidak akan terkejut dengan hasilnya. Kebingungan dan keterkejutan mereka sangat mungkin menyiratkan bahwa perbuatan baik itu hanyalah gaya hidup mereka sehari-hari yang sudah diubah oleh Kristus. Mereka tidak pernah mengharapkan balasan dari setiap kebaikan yang mereka lakukan.

Keempat, sebutan sebagai “orang-orang benar” (ayat 37a, hoi dikaioi) berhubungan dengan karya penebusan Kristus. Pembaca Injil Matius yang teliti pasti tahu dari awal bahwa maksud kedatangan Kristus ke dalam dunia adalah untuk menggenapi seluruh kebenaran Allah (Matius 3:15, dikaiosynē, kebenaran). Tidak heran, kita bisa memiliki kebenaran yang lebih tinggi daripada orang-orang Farisi (5:20, hē dikaiosynē, kebenaran, diterjemahkan oleh LAI “hidup keagamaanmu”).

Ayat 41-46. Dalam banyak hal bagian ini hanyalah kebalikan (kontras) dari ayat 34-40. Yang satu disambut (ayat 34, “Mari”), yang lain diusir (ayat 41, “enyahlah”). Yang satu diberkati (ayat 34), yang lain dikutuk (ayat 41). Yang satu menerima warisan kerajaan (ayat 34), yang satu menerima hukuman (ayat 41). Yang satu peduli pada orang lain yang hina (ayat 35-35-36), yang lain tidak peduli (ayat 42-43).

Yang perlu digarisbawahi di ayat 41-46 adalah jenis dosa yang dilakukan. Mereka yang tergolong pada kambing sebenarnya bukan orang-orang jahat. Mereka tidak menindas atau menyengsarakan kaum yang lemah. Mereka hanya tidak peduli. Dengan kata lain, dosa mereka bukan melakukan sesuatu, tetapi lebih ke arah tidak melakukan sesuatu. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dosa mereka bersifat pasif. Mereka tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Poin ini seharusnya menjadi peringatan yang keras bagi mereka yang merasa diri mampu diselamatkan atau dibenarkan karena berbuat baik. Jumlah kebaikan yang berhasil kita lakukan pasti lebih sedikit daripada yang kita gagal lakukan. Bahkan ketika kita menghabiskan 24 jam hidup kita hanya untuk melakukan kebaikan-kebaikan, kita tidak pernah tahu ada berapa ribuan kebaikan lain yang kita telah abaikan. Mereka yang jahat bukan hanya mereka yang melakukan kejahatan, tetapi yang gagal melakukan kebaikan.

Tidak melakukan sesuatu juga menjadi dosa yang serius karena hal itu seringkali menyiratkan kecondongan dan sikap hati seseorang. “Tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu” seringkali berarti “tidak ada hati untuk melakukannya.” Ini bukan urusan waktu, tetapi prioritas hidup. Ini bukan tentang durasi, tetapi orientasi hati. (https://rec.or.id/peduli-pada-yang-hina-matius-2531-46).

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Di Dalam Dunia Ada Dua Jalan.

• Ajak murid untuk menonton film/video tentang surga. Kemudian pimpin murid berdoa untuk mendengarkan Firman Tuhan.

Pelajaran

Kita sudah menyaksikan video tentang surga. Bagi orang Kristen masuk surga itu tidak didapat karena berbuat baik. Tetapi oleh karena beriman kepada Tuhan Yesus. Namun, orang Kristen tetap diperintahkan untuk berbuat baik. (Minta murid mengulang kata: Berbuat baik)

31

Tujuan orang Kristen, berbuat baik adalah untuk mempertanggungjawabkan keselamatan yang telah diterima dari Tuhan. Sebab, suatu hari nanti, semua orang akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dilakukan, perbuatan baik atau perbuatan jahat. Pada saat itu Tuhan Yesus yang menjadi hakimnya. Untuk itu, orang Kristen tidak boleh mengabaikan sesamanya manusia apalagi mereka yang sedang kesusahan. Yang termasuk dalam kesusahan yakni mereka yang tidak mempunyai makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan anak-anak yang tidak lagi memiliki orang tua. Misalnya, mereka yang tinggal di kolong jembatan. (Tunjukkan Gambar 8.1)

Bagi orang Kristen, menolong orang yang kesusahan sama dengan melayani Kristus. Kolose 3:23 berkata; “Apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Tuhan Yesus sendiri telah memberikan contoh bahwa selama hidup-Nya, Ia selalu menolong orang yang miskin dan kesusahan. Jadi, berbuat baiklah kepada semua orang terutama kepada mereka yang sedang kesusahan. Apakah kamu mau melakukannya? (Bimbing setiap murid menganggukkan kepalanya)

Kesimpulan

• Orang Kristen berbuat baik kepada orang lain karena sudah diselamatkan bukan untuk diselamatkan.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid untuk mengulang pelajaran Firman Tuhan dengan menirukan jawaban dari pertanyaan yang ada di lembar murid.

◊ Apakah berbuat baik bisa masuk surga? (Tidak)

◊ Apakah dibolehkan berbuat baik kepada orang lain? (Dibolehkan)

◊ Apakah kamu mau berbuat baik kepada orang lain? (minta murid menganggukan kepalanya sambil berkata “mau”)

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru membimbing murid untuk menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.

• Berikut ini ayat hafalan pendek yang diajarkan kepada murid-murid Asuhan: janganlah (kedua tangan disilang membuat huruf X) lupa (Tepuk jidat) berbuat (tepuk lutut tiga kali) baik (mengangkat kedua ibu jari tangan) Ibrani 13: 16a

Meniru Video Lagu

• Guru memutar video lagu: Stop Kumau Katakan. Lalu mengajak murid untuk menirukannya. Katakan: Berbuat baik kepada orang lain tidak boleh stop dilakukan. Tetap terus menerus karena masih tetap belaku sampai sekarang.

32

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

Ajak murid memberi persembahan sambil bernyanyi lagu: Stop Kumau Katakan.

Doa Penutup

Guru memimpin doa persembahan dan doa penutup secara terpimpin.

Lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Di dalam Dunia ada Dua Jalan: https://www.youtube.com/watch?v=NWqRkDkYAtg

Ku Mau Katakan: https://www.youtube.com/watch?v=kdLmrrQeLUo

Gambar:

33
☐ Lampiran
◊ 1.
◊ 2.Stop
☐ Lampiran
◊ https://www.tribunnews.com/images/regional/view/1204792/sekolah-kolong-jembatan Gambar 8.1

Pelajaran 9 Berbuat Baik kepada Kawan Seiman Galatia 6:1-10

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu untuk melakukan suatu tindakan membantu teman seiman lainnya.

AYAT HAFALAN

Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!

Galatia 6:2a

KOMPETENSI BELAJAR

• Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang melakukan suatu tindakan membantu teman seiman lainnya.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat diarahkan meniru guru menyebutkan nama teman-teman di Sekolah Minggu.

2. Murid dapat diarahkan mencocokkan gambar pada lembar murid sebagai respons pengajaran melakukan suatu tindakan perhatian membantu teman seiman.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan stick es warna-warni, mug plastic dan spidol.

• Guru mempersiapkan gambar anak saling menolong, gambar Yesus dengan anak-anak.

• Guru mempersiapkan lagu-lagu: Ku Kasihi Kau dengan Kasih Tuhan dan lagu Aku Suka Menolong.

34

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Rasul Paulus memberikan ajaran supaya murid Yesus saling membantu dan terutama kepada teman seiman.

Ayat 2. Kata “beban” yang digunakan di sini merujuk pada suatu beban yang berat untuk dipikul, bukan beban yang ringan atau biasa. Nasihat Rasul Paulus di ayat ini masih berhubungan dengan pasal 5:13-14 yaitu supaya jemaat saling melayani seorang akan yang lain oleh kasih sesuai dengan perintah utama dari hukum Taurat” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Perintah tersebut dapat dilakukan, bukan karena mereka sanggup, tetapi karena Kristus telah menebus dan memerdekakan mereka dari kutuk dan kuk perhambaan hukum Taurat (3:13; 5:1). Melalui iman, mereka menerima Roh Kudus yang memampukan mereka untuk hidup menurut Roh, bukan lagi menuruti keinginan daging. Salah satu bentuk hidup menurut Roh adalah hidup saling bertolong-tolongan, hidup yang tidak bersifat egosentris, tetapi hidup yang seperti hidup Kristus yang selalu berorientasi mengasihi dan melayani orang lain. Itulah yang Paulus maksudkan dengan “memenuhi hukum Kristus.”

Pikullah beban satu sama lain – Pikullah (bastazo) adalah perintah yang bersifat terus menerus, menunjukkan kebiasaan yang diharapkan. Tidak ada kata penghubung di antara ay. 1 dan 2 sehingga arti dari ayat ini harus dimengerti secara lebih luas daripada soal pemulihan saja. Paulus mau menganjurkan supaya mereka mempunyai kebiasaan untuk saling membantu. Kata allelon (satu sama lain) ada di muka dari ay. 2, menunjukkan tekanan. Seperti beberapa kali kita lihat, ada ketegangan di antara mereka dan Paulus mau supaya mereka saling melayani dan tidak lagi saling menghalangi. Lihat kata allelon (saling/satu sama lain) di 5:13, 15, 17, 26.

Kristus menjadi panutan dan contoh tertinggi bagi hidup mengasihi dan melayani, menjadi model bagaimana hidup orang percaya seharusnya (Yohanes 13:34). Kristus telah menanggung beban kita, beban yang tidak satu pun kita sanggup untuk memikulnya yaitu dosa serta akibatnya melalui penderitaan dan kematian-Nya. Karena itu kita dipanggil untuk bertolong-tolongan menanggung beban. Tidak disebutkan secara spesifik beban apa yang dimaksud. Beban tersebut bisa berupa kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan seorang jemaat, yang mana perlu ditanggung bersama dengan cara memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut (Pasal 6:1). Bisa juga bersifat lebih luas (pasal 6:9-10), yaitu berbagai beban yang dirasakan dan dialami dalam kehidupan pada umumnya.

Ayat 3-5. Paulus menasihati lebih lanjut agar jangan ada orang yang merasa dirinya sangat penting dan berarti sehingga tidak peduli dengan keadaan saudara seiman yang perlu ditolong. Atau merasa diri lebih benar dan lebih baik dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga jatuh pada sikap sombong dan menghakimi. Sebaliknya, Paulus mengingatkan jemaat di Galatia agar memiliki perspektif diri yang benar. Yaitu hendaklah setiap orang melihat dirinya tidak lebih penting dari orang lain. Setiap orang dalam jemaat saling membutuhkan satu dengan yang lain. Namun tiap-tiap orang harus menyadari bahwa ia juga mempunyai tanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. “Tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri” (ay. 5), berarti masing-masing harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan atas berkat, kesempatan, juga tantangan dan kesulitan yang Tuhan berikan untuk dipikul. Kata “tanggungan” di sini berbeda dengan “beban” di ayat 2. Istilah yang digunakan di ayat 5 merujuk pada barang bawaan yang biasanya dibawa oleh masing-masing prajurit di punggungnya saat berjalan. Jadi masing-masing harus membawanya, tidak bisa dibawakan oleh orang lain.

Ayat 8. Pada bagian akhir dari perikop ini, Paulus menjelaskan suatu prinsip universal dalam dunia agrikultur, yaitu hukum menabur dan menuai. Apa yang ditabur, itu yang akan dituai. Menanam benih tomat, yang keluar pasti tomat, tidak mungkin jagung. Barangsiapa menabur dosa, ia akan menuai kebinasaan dari dosanya. Tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal (ay. 8). Dalam hukum tabur tuai, prinsip yang kedua adalah, selalu ada masa menunggu antara menabur hingga waktu menuai. Karena itu Paulus menasihatkan agar kita jangan jemu-jemu berbuat baik. Akan tiba masa panen. Tetapi

35

sebelum itu terjadi, jangan kita putus asa lalu berhenti melakukan apa yang baik. Seorang petani yang baik harus terus memastikan agar tanamannya mendapat air yang cukup. Ia juga perlu mencabuti tumbuhan liar di sekitarnya dan membersihkan area tanamnya dari berbagai gangguan lainnya, sambil sabar menunggu tibanya waktu menuai. Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya tiba menikmati hasil panen.

Ayat 9-10. Dalam situasi saat ini, sebagai jemaat kita dipanggil untuk menyatakan kasih melalui bertolong-tolongan menanggung beban, berbuat baik selama masih ada kesempatan, khususnya kepada saudara-saudara kita seiman. Baik dalam konteks jemaat lokal, maupun lingkup yang lebih kecil. Kita dapat saling menanyakan kabar lewat telepon atau WA, sharing beban pergumulan dan saling mendoakan. Kita juga bisa saling mengingatkan dan menasihati, memberikan dorongan semangat untuk terus berpengharapan di tengah situasi saat ini. Kita juga bisa memberi bantuan yang bersifat material untuk saudara seiman yang mengalami kesulitan dan membutuhkan atau dengan cara-cara dan bentuk lainnya. Pasti ada pengorbanan untuk melakukannya, baik tenaga, waktu, uang, pemikiran, kenyamanan, dan sebagainya. Apa yang dilakukan dan diberikan mungkin sederhana. Tetapi benih yang baik yang kita tabur dalam ketaatan dan kesetiaan, tidak akan pernah sia-sia. (https://www.gkygds.org/)

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Ku Kasihi Kau dengan Kasih Tuhan

• Ajak murid melakukan aktivitas: Nama Teman di Sekolah Minggu

◊ Setiap murid mendapatkan masing-masing satu mug plastik. Di masing-masing mug di tulis: Teman di gereja. Dibantu oleh orang tua/pendamping minta setiap murid mendaftarkan siapa saja nama teman di kelas Asuhan. Lalu dituliskan nama atau dibuatkan gambar sederhana pada stick es. Murid bertugas menaruh stick es pada mug plastik. Minta murid untuk saling menolong merapikan stick es pada mug. Katakan: kita wajib berbuat baik kepada teman seiman, seperti yang akan diajarkan Firman Tuhan bagi kita hari ini. Kemudian ajak murid berdoa untuk mendengarkan Firman Tuhan.

Pelajaran

Kawan seiman adalah semua orang yang beriman kepada Kristus. Baik yang berasal dari satu gereja maupun berasal dari gereja lain. Bisa dikatakan sesama orang Kristen. Termasuk murid Sekolah Minggu yang ada di kelas Asuhan. (Bimbing murid untuk menunjuk satu persatu teman sambil menyebutkan nama teman yang ditunjuk)

Orang Kristen diperintahkan untuk hidup saling mengasihi. Salah satu tindakan mengasihi ialah menolong teman seiman. (Tunjukkan gambar 9.1). Rasul Paulus memberikan nasihat agar jangan ada orang yang merasa lebih hebat dari yang lain sehingga ia tidak perlu menolong teman seimannya. Atau ia tidak membutuhkan teman seiman untuk menolongnya. Ada saatnya temanmu membutuhkan pertolonganmu dan ada saatnya kamu membutuhkan pertolongan teman, apalagi teman seiman. (Tunjukkan Gambar.9.2)

Teman seiman merupakan keluarga di dalam Tuhan. Sebagai keluarga maka diwajibkan saling tolong menolong. Pertolongan yang bisa kamu lakukan buat temanmu seiman ialah mendoakannya ketika sakit, berbagi makanan ketika teman tidak punya makanan, dan berbagi mainan ketika teman tidak punya mainan.

Kesimpulan

• Berbuat baiklah kepada semua teman terutama teman sesama Kristen.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid untuk mencocokkan gambar pada lembar murid. Gambar sakit dengan berdoa, gambar lapar dengan berbagi makan.

36

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid untuk menghafal ayat hafalan.

• Ayat Hafalan: Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

• Berikut ini ayat hafalan pendek yang diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Bertolong-tolonganlah (lipat tangan lalu buka di depan dada) menanggung (lipat tangan melingkupi dada) bebanmu (letakkan kedua tangan di atas pundak seperti memikul beban kedua tangan diangkat ke atas) Galatia 6:2a

Mewarnai

• Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran sembilan.

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Aku suka Menolong

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin dengan persembahan sekaligus doa penutup. Minta murid menirukan.

☐ Lampiran lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Kukasihi Kau dengan Kasih Tuhan: https://www.youtube.com/watch?v=Jw1UDtPyONI

K.A.S.I.H: https://www.youtube.com/watch?v=qK_8vlEV23w

Lampiran gambar:

https://www.kibrispdr.org/pre-9/gambar-anak-sedang-menolong-temannya.html

https://id.pinterest.com/pin/320951910949089681/

Lampiran pada buku murid:

https://www.alodokter.com/tetap-tenang-bunda-ini-tips-merawat-anak-sakit-di-rumah

egutykids.com/menjenguk-teman-yang-sakit/

https://www.google.com/search?q=gambar+anak+berbagi+makanan+kepada+teman+versi+krist

37
Gambar 9.1 Gambar 9.2

Pelajaran 10 Ketaatan Maria

Lukas 1:26-38

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu mendapat pengertian tentang keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan yang taat kepada perintah-Nya.

AYAT HAFALAN

... turutilah segala perintah Allah.

Matius 19:17c

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian kepada pengajaran tentang keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan yang taat kepada perintah-Nya.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat memperhatikan pengajaran tentang keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan yang taat kepada perintah-Nya.

2. Murid dapat menandai gambar di lembar murid sebagai respons pengajaran tentang keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan yang taat kepada perintah-Nya.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan permainan “Yesus Berkata.”

• Guru mempersiapkan gambar Maria dan gambar burung merpati sebagai gambaran kehadiran Roh Kudus.

• Guru mempersiapkan lagu: T-A-A-T Taat jadilah anak taat dan lagu: Pohon Terang

38

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Maria menyadari dirinya sebagai hamba Tuhan dan bersedia dipakai menjadi alat atau sarana kelahiran Juru Selamat.

Ayat 26. ‘Bulan keenam’ adalah bulan keenam setelah malaikat datang kepada Zakharia atau bulan keenam setelah Elisabet mulai mengandung (band. ayat 36b). Ini menunjukkan bahwa usia Yesus lebih muda sekitar enam bulan dari Yohanes Pembaptis. Tentu saja dalam hal ini Yesus ditinjau sebagai manusia! Sebagai Allah, Ia kekal dan lebih tua dari siapapun.

Ayat 27. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perawan’ adalah ‘parthenos’ dan kata ini tidak pernah digunakan untuk menunjuk kepada perempuan yang sudah menikah. Di samping itu, kata-kata Maria dalam ayat 34, ‘aku belum bersuami’, terjemahan hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh KJV, yaitu: ‘I know not a man’ (aku tidak tahu/kenal laki-laki). Ini jelas menunjukkan bahwa ia betul-betul masih perawan. Kalau Yesus tidak dilahirkan oleh seorang perawan yang mengandung dari Roh Kudus, tetapi dari pernikahan biasa atau dari perzinahan, maka nubuat Firman Tuhan dalam Yes. 7:14 tidak tergenapi.

Ayat 28. ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai’. Kata Yunani yang dipakai adalah ‘kecharitomene’ Perhatikan adanya kata ‘charis’ (grace/kasih karunia), yaitu sesuatu yang ada pada Allah yang menyebabkan Ia memberikan karunia kepada orang yang tidak berlayak untuk menerimanya. Karena itu Calvin menafsirkan bahwa kata Yunani ini menunjuk pada kebaikan dari Allah yang tidak layak didapatkan. Semua ini menunjukkan bahwa Maria tidak layak menerima karunia ini dan ini jelas menunjukkan bahwa Maria itu bukannya suci murni tanpa dosa.

Ayat 30-33. Gabriel memberitakan kelahiran Yesus. Kalimat ‘engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah’ (ayat 30b), ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Maria sebetulnya tidak berlayak menerima anugerah itu. ‘… akan disebut Anak Allah’ (ayat 32). Ini tak berarti bahwa sebelum jadi manusia Yesus bukanlah Anak Allah. Artinya: dulu Ia sudah/adalah Anak Allah, lalu Ia menjadi manusia dan manusia akan tahu dan mengakui atau menyebut-Nya sebagai Anak Allah. Bahwa Yesus akan menjadi besar dan mewarisi tahta Daud (ayat 32), merupakan penggenapan dari nubuat dalam Yesaya 9:5-6. Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa kerajaan Daud tidak akan berakhir (2 Samuel 7:12-16). Penggenapan nubuat ini ada dalam diri Yesus.

Ayat 34. Kelihatannya reaksi Maria ini sama dengan reaksi Zakharia dalam Lukas 1:18. Tetapi Maria tidak dihukum, dan ini menunjukkan bahwa Maria mempunyai sikap hati yang berbeda.

Ayat 35-37. Jawaban Gabriel dalam ayat 35, menjelaskan bahwa Maria yang masih perawan itu bisa mengandung adalah karena Roh Kudus. Penjelasan Gabriel memang tidak tuntas. Maria tidak harus mengerti semua, tetapi harus percaya dan tunduk. Gabriel melanjutkan dengan mengatakan bahwa karena Maria mengandung karena Roh Kudus, maka ‘anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah’ (ayat 35b). --Ini menunjukkan bahwa karena Maria mengandung dari Roh Kudus, maka Yesus lahir kudus/suci. Ia adalah satu-satunya manusia yang lahir tanpa dosa asal. Kalau tidak demikian, Ia tidak bisa menjadi Penebus dosa kita.

Ayat 36. Ini suatu tanda bagi Maria. Tuhan bisa membuat Elisabet yang sudah tua dan mandul itu mengandung. Karena itu Tuhan juga bisa membuatnya mengandung, sekalipun ia masih perawan.

Ayat 38. Ketundukan Maria. Bagi Maria ketundukan atau penyerahannya ini mempunyai risiko tinggi, yaitu: kesalahpahaman Yusuf (band. Matius 1:18-19). Kesalahpahaman, ejekan dan hinaan dari orangorang di sekitarnya, bahkan dari keluarganya sendiri. Kemungkinan ia akan dihukum mati berdasarkan hukum Perjanjian Lama dalam Ulangan 22:20-21. Tetapi Maria tetap tunduk/taat dan tidak membantah. Ini menunjukkan iman yang hebat. Calvin berkata, "Ini merupakan bukti nyata dari iman, kalau kita mengekang pikiran kita, dan menaklukkannya, sehingga tidak berani menjawab ini atau itu kepada Allah: karena keberanian dalam berbantah adalah ibu dari ketidakpercayaan.

39

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: T-A-A-T Taat jadilah anak taat, dengan menggunakan gerakan.

• Ajak murid melakukan permaianan: Yesus Berkata. ◊ Cara Bermain: Permainan ini sangat mudah dilakukan dan tanpa membutuhkan persiapan bahan. Semua anak harus mendengarkan perkataan guru dengan baik. Jika guru mengeluarkan perintah yang dimulai dengan kata "Yesus berkata…" maka anak-anak harus melakukan perintah itu. Sebaliknya jika perintah guru tanpa kata "Yesus berkata…" maka anak-anak tidak boleh melakukan perintahnya. Yang salah dapat di suruh bernyanyi atau melakukan sesuatu. Contoh perintah: Yesus berkata "angkat tangan kananmu"; "turunkan"; "Yesus berkata pegang hidungmu"; "tutup mata"; "tangan di atas meja" setelah selesai bermain ajak murid berdoa untuk mendengarkan Firman Tuhan.

Pelajaran

Setiap orang tua pasti senang melihat anaknya taat. Tuhan Yesus pun demikian senang, melihat orang kristen taat, seperti Maria. (Tunjukkan gambar 10.1)

Taat artinya mau melakukan atau menuruti apa yang diperintahkan atau ditugaskan. Contohnya, Maria diberi tugas untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus. Padahal waktu itu, Maria masih sangat muda dan belum memiliki suami. Bayi yang di kandung Maria berasal dari Roh Kudus. Dialah Yesus Kristus Sang Juru Selamat. (Tunjukkan Gambar 10.2)

Meskipun Maria masih muda dan belum bersuami serta belum mengerti semua maksud dari Tuhan. Namun dia percaya dan menaati apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Dia percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan hal hebat baginya. Meskipun nanti ada risiko yang akan dia terima. Maria menyadari dirinya adalah hamba Tuhan, itu sebabnya ia menuruti apa pun yang ditugaskan. (Ajak Murid mengulang kata: Hamba Tuhan)

Fiirman Tuhan ini, mengajarkan supaya taat. Taat melakukan tugas yang diberikan seperti berdoa, baca Alkitab, dan memuji Tuhan. Meskipun masih kecil, kamu dapat melakukannya. Tuhan sanggup membuatmu menjadi anak yang hebat. Percayalah kepada Tuhan Yesus dan taatilah perintah-Nya.

Kesimpulan

• Taatilah perintah Tuhan agar kamu menjadi anak yang hebat.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid untuk menandai di lembar murid gambar perbuatan taat.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid untuk menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.

• Berikut ini ayat hafalan pendek yang diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Turutilah (Langkahkan kaki kanan ke depan) segala (Angkat tangan melebar ke depan) perintah (tepuk tangan tiga kali) Allah (Angkat tangan ke atas) Matius 19:17d.

40

Mewarnai

Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran sepuluh.

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Yesus Itulah Satu-Satunya.

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin dengan doa penutup, minta murid menirukan.

Lampiran lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

T-A-A-T- Jadilah anak taat: https://www.youtube.com/watch?v=-AW7WgRqHPA

Yesus Itulah Satu-Satunya: https://www.youtube.com/watch?v=LeAsaMcCZ6M

Lampiran gambar:

https://natal.sabda.org/38_malaikat_gabriel_mengunjungi_maria

Lampiran pada buku murid:

https://www.google.gambar+baca+alkitab+versi+anak

https://www.google.gambar+memuji+Tuhan+versi+anak-anak

41
Gambar
10.1 Gambar 10.2

Pelajaran 11 Ketaatan Yusuf

Matius 1:18-25

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu mengerti pentingnya sikap taat kepada perintah Tuhan.

AYAT HAFALAN

… lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia.

Yehezkiel 20:19b

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang pentingnya sikap taat kepada perintah Tuhan.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat meniru guru menyusun huruf T-A-AT sebagai respons pengajaran tentang pentingnya sikap taat kepada Tuhan.

2. Murid dapat meniru guru untuk menuliskan huruf “A” pada lembar murid.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan huruf “T-A-A-T” pada kertas karton tebal untuk permainan menyusun huruf. Setiap murid dapat 1 set (huruf T-A-A-T).

• Guru menyiapkan hadiah kecil (snack//mainan) diberikan setelah melakukan aktivitas menyusun huruf.

• Guru mempersiapkan gambar anak yang tidak taat, dan gambar Yusuf.

• Guru mempersiapkan lagu: Jingle Bells dan lagu Suara Malak nan Merdu (Nyanyian Pujian no. 48 hanya bagian koor).

42

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Murid memahami tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.

Ayat 18. “Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf’, menunjukkan bahwa mereka masih ada dalam keadaan bertunangan atau belum menikah. Tetapi dalam ayat 19 menyebutkan Yusuf disebut ‘suami’ dan Maria disebut ‘istri’, dan juga dari istilah ‘menceraikan’ -- kelihatannya mereka sudah menikah? Hal-hal yang kelihatannya bertentangan ini bisa dimengerti dan diharmoniskan kalau kita mengerti tradisi di tempat itu pada zaman itu.

Dalam tradisi mereka ada beberapa tahap menuju pernikahan: i) Pertunangan Pertama (engagement) Pertunangan Pertama ini terjadi pada waktu dua orang yang dipertunangkan itu masih kecil, dimana mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka, dan mereka belum saling kenal. Pertunangan Pertama ini bisa dibatalkan. ii) Pertunangan Kedua (bethrotal). Pertunangan ini terjadi setelah dua orang tadi sudah cukup umur. Pada saat pertunangan ini mereka sudah disebut ‘suami istri’, tetapi mereka belum tinggal bersama dan mereka belum boleh melakukan hubungan sex. Bandingkan Ulangan 22:23-24 -- “(23) Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan - jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, (24) maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu”. Perhatikan bahwa dalam ayat 23 disebutkan ‘bertunangan’ tetapi dalam ayat 24 disebut sebagai ‘istri’. Dalam tradisi Yahudi saat itu, pemutusan pertunangan kedua ini dianggap sebagai perceraian dan dianggap sebagai dosa. Pertunangan kedua ini hanya berlangsung 1 tahun. iii) Pernikahan. Pada saat itu, Yusuf dan Maria ada pada masa pertunangan kedua dan karena itu ayat 18 tidak bertentangan dengan ayat 19, 20, 24.

Ayat 19. Yusuf orang yang saleh. Yusuf adalah seorang yang tulus hati (benar), tidak mau mencemarkan nama Maria (ayat 19). Padahal sakit hati karena merasa dikhianati oleh pacar adalah sesuatu yang sangat sering menyebabkan orang merusak nama baik pacar yang tadinya ia cintai, apalagi kalau ia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan dengan pacarnya itu. Tetapi Yusuf, sekalipun merasa dikhianati dan sudah mengambil keputusan untuk menceraikannya, tidak mau mencemarkan nama Maria. Karena itulah maka ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Namun Yusuf tidak gegabah (ayat 20). Ia ‘mempertimbangkan’ maksudnya untuk menceraikan Maria (band. Amsal 19:2b). Yusuf percaya pada Firman Tuhan, yang disampaikan malaikat Tuhan kepadanya melalui mimpi (ayat 20-24). Kata-kata malaikat itu (ayat 20-24) sebetulnya amat tidak masuk akal. Coba renungkan: Andaikata Saudara menjadi Yusuf, dimana tunangan Saudara tahu-tahu menjadi hamil, apakah Saudara bisa mempercayai kata-kata malaikat yang menyatakan bahwa kehamilan itu dari Roh Kudus (ayat 20b)? Hebatnya, Yusuf percaya pada Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat itu.

Ayat 24. Yusuf taat pada Firman Tuhan. Ia taat secara langsung atau tidak menunda ketataannya: “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya” (ayat 24). Ia tidak malu mengambil Maria sebagai istri, padahal perempuan itu sudah mengandung sebelum mereka menikah, dan Maria bukan mengandung dari dia. Apakah ia tidak mempertimbangkan apa kata para tetangga, keluarga, dan teman kalau mereka melihat bahwa Maria melahirkan anak sekalipun baru menikah selama lima bulan?

Ayat 25. Yusuf rela untuk tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir. Ini penting karena perempuan yang melahirkan Yesus haruslah seorang perawan. Menikah tetapi tidak bersetubuh jelas merupakan sesuatu pengorbanan. Tetapi Yusuf rela mengalami semua itu. Ia menamakan anak itu Yesus sesuai dengan Firman yang disampaikan oleh malaikat (ayat 23, 25).

43

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

Ajak murid menyanyikan lagu: Jingle Bells.

Ajak murid melakukan aktivitas: menyusun huruf T-A-AT.

◊ Bagikan 1 set setiap murid huruf T-A-AT. Perkenalkan nama huruf-huruf tersebut dan minta murid mengulang sambil mengangkat huruf yang disebutkan. Kemudian contohkan cara menyusun huruf T-A-A-T. Minta murid menyusun sesuai dengan contoh yang dibuat guru. Berikan hadiah kecil bagi semua murid yang telah berusaha menyusun huruf.

Pelajaran

(Tunjukkan gambar 11.1) Gambar ini memperlihatkan seorang anak yang tidak mau mendengarkan perkataan mamanya. Disuruh makan tapi tidak mau makan. Apakah ada yang seperti anak ini? (Tunggu jawaban dari murid-murid). Sikap seperti ini tentu tidak disukai oleh orang tua apalagi Tuhan. Hari ini, kita akan belajar taat seperti Yusuf.

Yusuf adalah tunangan Maria/calon suami Maria. Ia saleh dan tulus hati. (Tunjukkan gambar 11.2). Yusuf taat melakukan perintah dari Tuhan. Perintah Tuhan yang ditaati Yusuf ialah mengambil Maria menjadi istrinya. Meskipun saat itu, Maria sedang hamil sebelum mereka menikah. Sebab, malaikat Tuhan telah memberitahukan kepada Yusuf bahwa bayi yang dikandung oleh Maria berasal dari Roh Kudus.

Tuhan memakai Maria untuk menggenapi Firman yang telah dinubuatkan para nabi. Seorang anak dara akan mengandung, anak dara itu ialah Maria. Yusuf pun dipakai oleh Tuhan untuk maksud Allah yang besar, yaitu menyelamatkan manusia dari dosa. Akhirnya, Yusuf taat kepada Tuhan dengan mengambil Maria menjadi istrinya.

Hai, anak-anak, taatilah apa pun perintah Tuhan. Sebab ada maksud Tuhan dibalik setiap perintahNya. Ia mau memakai kamu sebagai anak-Nya untuk tugas yang mulia.

Kesimpulan

• Taatilah semua perintah Tuhan, sebab Ia mau menjadikanmu alat kemuliaan-Nya.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Bimbinglah murid untuk menuliskan huruf “A “pada kalimat yang ada di lembar murid.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid untuk menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: Akulah Tuhan, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia.

• Berikut ini ayat hafalan pendek yang diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Lakukanlah (tepuk tangan empat kali) peraturan-peraturan-Ku (kedua tangan diangkat ke atas satu persatu) dengan setia (melompat) Yehezkiel 20:19b.

Mewarnai

• Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran sebelas.

44

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

murid

Doa Penutup

Seorang guru

lagu-lagu

Suara Malak

menirukan.

Merdu (NP

45
• Ajak
memberi persembahan sambil memuji Tuhan:
nan
48) hanya koor.
memimpin dengan doa penutup, minta murid
☐ Lampiran
dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut: ◊ Jingle Bells: https://www.youtube.com/watch?v=XDdlJw2EA2Q ☐ Lampiran gambar: ◊ https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102015164 ◊ https://id.wikipedia.org/wiki/Mimpi_Yusuf Gambar 11.1 Gambar 11.2

Pelajaran 12 Kelahiran Yesus

Lukas 2:1-7

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu memberikan tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus.

AYAT HAFALAN

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat

Lukas 2:11a

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran perihal peristiwa kelahiran Yesus.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat memperhatikan dengan baik pengajaran perihal peristiwa kelahiran Yesus yang disampaikan oleh guru di kelas.

2. Murid dapat dibimbing memberikan tanggapan menerima Yesus dengan berkata: Yes, sebagai respons pengajaran perihal peristiwa kelahiran Yesus.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan bahan dan menggunting untuk aktivitas: lonceng untuk setiap murid, pita beludru warna merah (jika ada yang lebar), masing-masing murid dapat 90-100 cm, spons/kertas krep gambar berbentuk malaikat dan bintang (jika tidak ada yang siap pakai, dapat digambar sendiri pola malaikat dan bintang kemudian gunting) setiap murid dapat 4 malaikat dan 8 bintang, lem dan spidol.

• Guru mempersiapkan gambar anak pakai masker, dan gambar Maria - Yusuf pergi ke Betlehem.

• Guru mempersiapkan lagu-lagu: Lonceng Natal dan lagu Palungan di Kandang (NP 42).

46

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Peristiwa kelahiran Yesus, Juru Selamat.

Ayat 1-2. Sensus ini diperintahkan oleh Kaisar Agustus, dan semua penafsir berpendapat bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak. Dengan adanya sensus ini Yusuf dan Maria terpaksa pergi ke Betlehem (ayat 3-5) sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ayat 6-7), menggenapi nubuat Nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi: "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." Tanpa disadari, Kaisar Agustus ini melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat Firman Tuhan. Ini bukan sekedar merupakan suatu kebetulan, tetapi Tuhan menguasai dan mengarahkan kaisar tersebut untuk melaksanakan rencana-Nya.

Ayat 3-5. Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri (ayat 3). Yusuf adalah keturunan Daud (Lukas 1:27; 2:4). Yesus memang harus muncul atau lahir dari keturunan Daud (band. Yes. 11:1, Yer. 23:5-6, Mat. 1:1, Rm. 1:1-3, 2Tim. 2:8). Dalam 1Sam. 20:6 dikatakan bahwa Betlehem adalah kota Daud, karena itu Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ayat 4-5).

Beberapa hal yang menjadi perhatian: i) Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan, khususnya untuk Maria yang sedang hamil tua. Mereka berserah dan tunduk pada kehendak Tuhan, tetapi yang mereka dapatkan justru bukanlah jalan yang mulus tetapi jalan yang penuh kesulitan. ii) Yusuf dan Maria taat kepada pemerintah. Pengadaan sensus tidak bertentangan dengan Firman Tuhan (band. Bil. 1 dan 26). Sekalipun sensus itu menyukarkan hidup mereka, Yusuf dan Maria tetap tunduk. Kita memang harus tunduk pada pemerintah, selama pemerintah tidak menyuruh kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan (Roma 13:1-7 band. Kis. 5:29).

Ayat 6-7. Istilah ‘anak sulung’, ditambah dengan banyak bagian Kitab Suci yang berbicara tentang adanya saudara-saudara Yesus (Matius 12:46-47, Markus 3:31-32, Luk. 8:19-20, Yoh. 2:12; 7:3, 5, 10, Kis. 1:14), menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria pasti mempunyai anak-anak lain setelah kelahiran Yesus. ‘Dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan’ (ayat 7b). Yesus mau direndahkan atau menjadi miskin, supaya kita bisa ditinggikan/menjadi kaya (secara rohani) -band. 2Kor 8:9; istilah ‘miskin menjadi kaya’ harus diartikan secara rohani.

Pemilik penginapan hanya memberikan tempat hewan karena mugkin ia tidak tahu bahwa yang akan dilahirkan oleh Maria adalah Mesias/Anak Allah. Memang semua kamar penuh sehingga tidak ada lagi tempat untuk Yusuf dan Maria. Apakah pemilik penginapan itu dapat disalahkan? Yang terpenting adalah, jika sekarang seseorang menolak Kristus untuk tinggal dalam hatinya sebagai Juru Selamat dan Tuhan -- ia menolak dengan suatu pengetahuan atau kesadaran bahwa Ia adalah Anak Allah -- maka penolakannya seperti itu yang harus disalahkan.

47

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Lonceng Natal sambil menari sesuai kemampuan murid.

Ajak murid melakukan aktivitas: Membuat Lonceng Kabar Baik. (Guru /orang tua mendampingi murid)

Langkah membuat lonceng Kabar Baik:

Beri setiap murid seutas pita, satu bola lonceng, 4 malaikat dan 8 bintang.

Masukkan pita ke dalam lubang di bola lonceng.

Ikat satu kedua ujung pita membentuk lingkaran besar.

Ajak murid menempelkan malaikat dan bintang pada pita.

Pelajaran

Ada anak yang lahir pada peristiwa tertentu. Misalnya pada peristiwa Covid-19, yang membuat semua orang wajib pakai masker. (Tunjukkan Gambar 12.1) Apakah ada di antara murid yang lahir pada peristiwa tertentu? (Ijinkan anak bila sudah bisa berbicara bercerita atau orang tua/pendamping murid yang bercerita) Demikian halnya dengan kisah kelahiran Yesus.

Yesus lahir pada saat ada sensus penduduk. Sensus diperintahkan oleh Kaisar Agustus untuk menghitung jumlah penduduk di bawah pemerintahannya. Akhirnya, Yusuf pulang ke kampung halamannya di Bethlehem. Ia membawa Maria yang sedang hamil tua untuk didaftarkan. (Tunjukkan gambar 12.2)

Jarak dari Nazaret ke Bethlehem sangat jauh, Perjalanan ini pasti melelahkan apalagi bagi Maria yang sedang hamil. Setibanya di Betlehem, mereka mencari tempat penginapan. Tapi, semua telah penuh. Akhirnya, ada yang kosong yakni tempat hewan. Malam itu, tiba waktunya bagi Maria untuk melahirkan. Bayi itu pun lahir, seorang laki-laki lalu dibungkus dengan lampin dan dibaringkan dalam palungan. Palungan adalah tempat menaruh makanan ternak. Bayi itu diberi nama Yesus.

Ia Mesias Anak Allah, rela miskin agar manusia kaya. Kaya dalam rohani karena hutang dosa telah dilunaskan. Seandainya pemilik penginapan itu tahu, kalau bayi Maria adalah Mesias, pasti ia menyediakan tempat yang baik. Tapi, ia tidak tahu. Jadi dia tidak bisa disalahkan.

Sekarang ini, kamu sudah tahu, Yesus itu Mesias Anak Allah. Terimalah Dia untuk tinggal di hatimu sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Apakah kamu mau menerima-Nya? Jika kamu mau katakan: Yes.

Kesimpulan

• Yesus rela datang ke dunia ini demi membayar hutang dosa manusia.

PENCAPAIAN BELAJAR

• Arahkan murid untuk mewarnai gambar hati pada lembar murid.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mendampingi murid untuk menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

• Berikut ini ayat hafalan pendek yang diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Hari ini (kedua telunjuk diarahkan ke bawah) telah lahir (tangan seperti menggendong bayi) bagimu (arahkan tangan ke murid yang lain) Juruselamat (tangan membentuk salib). Lukas 2:11a

48

Aktivitas

Bimbing murid mewarnai lembar murid pada pelajaran sebelas.

• Arahkan murid untuk membawa hasil karyanya ke rumah dan digantung di pintu rumah/kamar murid.

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Palungan di Kandang (Nyanyian Pujian 42)

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin dengan doa persembahan sekaligus doa penutup minta murid menirukan.

Lampiran lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Lonceng Natal: https://www.youtube.com/watch?v=H2ohqkLO5kA

☐ Lampiran gambar:

https://www.istockphoto.com/id/vektor/anak-anak-imut-pakai-masker-medis

◊ https://manado.tribunnews.com/2020/10/06/kisah-yusuf-ayah-dari-yesus-seorang-tukang-kayuyang-dikenal-baik-dan-sederhana?page=2 )

☐ Lampiran gambar buku murid:

https://www.google.com/search?q=polagambar+hati+untuk+diwarnai&

49
Gambar
12.1 Gambar 12.2

Pelajaran 13 Menyambut Sang Raja

Matius 2:1-12

TUJUAN

PEMBELAJARAN

Mengarahkan murid Sekolah Minggu melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.

…“Kasihilah Tuhan, Allahmu,…”

AYAT HAFALAN Matius 22:37

KOMPETENSI BELAJAR

Murid Sekolah Minggu memberikan perhatian terhadap pengajaran tentang memberikan penghormatan kepada Yesus.

INDIKATOR BELAJAR

1. Murid dapat menirukan kata: “mau” sebagai respons terhadap pengajaran tentang memberikan penghormatan kepada Yesus.

2. Murid dapat dibimbing memberikan tanda pada buku murid tindakan yang mereka lakukan sebagai penghormatan kepada Yesus.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR

1. Persiapan Umum

• Dapat dilihat pada pelajaran 1 (satu) buku petunjuk guru.

2. Persiapan Khusus

• Guru mempersiapkan biskuit cracker, krim (dari whipped cream yang dikocok terlebih dahulu atau mentega dan sedikit gula bubuk yang dikocok), meises warna-warni, selai, sendok plastik, dan plastik segitiga (piping bag)

• Guru mempersiapkan gambar orang majus dan gambar bintang.

• Guru mempersiapkan lagu: Hatiku Penuh Nyanyian dan Mari Kita Sambut Sang Raja.

50

PELAJARI ALKITAB ANDA

PENJELASAN NAS

Intisari Nas: Orang Majus dipimpin oleh tanda yang diberikan Tuhan (bintang) untuk menyembah Yesus yang telah lahir.

Ayat 1. Orang-orang majus dari Timur. Ada hal-hal yang tidak kita ketahui tentang orang-orang Majus ini: i) Tidak diketahui dengan jelas dari mana datangnya orang-orang majus ini. Kitab Suci hanya mengatakan bahwa mereka datang ‘dari Timur’. ii) Juga tidak diketahui berapa jumlah orang-orang majus ini. Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa mereka berjumlah tiga orang. Persembahan mereka yang tiga macam, yaitu emas, kemenyan dan mur, tidak membuktikan bahwa mereka ada tiga orang.

Orang-orang majus ini kontras sekali dengan gembala-gembala yang datang pada waktu kelahiran Yesus (Lukas 2:8-dst).

ORANG MAJUS

Bukan orang Yahudi

PARA GEMBALA

Orang Yahudi

Kaya (mereka memberi emas) Miskin

Berpendidikan

Tidak berpendidikan

Ini menunjukkan bahwa Injil diberitakan kepada gembala maupun orang majus, bahwa Injil harus diberitakan kepada semua golongan (bangsa apa pun, tingkat ekonomi dan pendidikan yang bagaimanapun), band. Yohanes 6:37b.

Ayat 2, 9, 10. Mereka mendapat petunjuk ‘bintang-Nya’. Wycliffe berpendapat, lebih tepat bintang ini diartikan sebagai manifestasi khusus yang dipakai Allah baik ketika muncul pertama kali untuk menunjuk kepada kelahiran Kristus, dan juga ketika muncul kembali di atas Yerusalem untuk menuntun orangorang majus ke tempat itu. Karena tercatat bahwa orang-orang majus ini menerima penyataan langsung (ay. 12), tidak mustahil untuk beranggapan bahwa ada suatu penyataan langsung pada permulaan untuk menjelaskan pentingnya bintang ini (https://alkitab.sabda.org/commentary.)

Ayat 9 menyebutkan, “Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada”. Adakah bintang yang melakukan keajaiban seperti itu? Jadi pasti ini bukan bintang biasa, tetapi adalah suatu mukjizat yang merupakan alat Tuhan untuk memberi petunjuk kepada orangorang majus.

Orang-orang majus itu tidak mengerti Firman Tuhan (sehingga harus bertanya-tanya, ayat 2); mereka hanya mendapat petunjuk ‘bintang’, tetapi mereka lalu mencari Yesus, rela berkorban dalam menempuh jarak jauh, sehingga akhirnya menemukan Yesus. Alangkah kontrasnya golongan ini dengan golongan imam-imam dan ahli-ahli Taurat, yang sekalipun mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi acuh tak acuh terhadap Yesus sendiri.

Ayat 2, 11. Orang-orang majus menyembah Yesus. Mereka bukan menyembah Maria, dan bukan juga Yesus dan Maria, tetapi hanya Yesus saja! Berikut komentar dari C. H. Spurgeon tentang bagian ini: Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah mereka’”. Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung kepada ibu-Nya. Mengapa orang-orang majus itu tidak berkata

51

‘Salam Maria!’ dan langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orangorang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya. – (‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 34).

Orang-orang majus menyembah Yesus sekalipun mereka mendapati dan melihat seorang bayi yang lemah dan tidak berdaya. Betul-betul membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu. Orang tua Yesus miskin, bukan bangsawan/raja, dan bayi itu ada di dalam sebuah rumah (ay 11), bukan istana. Keadaan Yusuf dan Maria yang miskin dan tak punya kedudukan apa-apa, dan tempat sederhana yang menjadi tempat tinggal bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan bagi orang-orang majus itu untuk percaya bahwa bayi miskin itu adalah Raja! Ini lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa. Penampilan lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yes. 53:2b, tetapi mereka toh mau menyembahNya (band. Mat. 13:53-56, yang menunjukkan bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena melihat penampilan lahiriah-Nya).

Ayat 11. Orang-orang majus memberi persembahan yaitu: emas, kemenyan, mur. Tiga jenis persembahan telah membuat munculnya tradisi mengenai tiga orang majus. Tradisi bahkan memberikan nama kepada mereka: Kaspar, Melkhior dan Balhazar. Namun tradisi belum tentu merupakan fakta. Emas, kemenyan dan mur oleh para penafsir kuno dianggap sebagai menunjukkan pengakuan akan Yesus sebagai Raja. Senada dengan itu, Calvin juga menganggap bahwa orang-orang majus ini tentu memberikan barangbarang terbaik dari negeri mereka kepada Yesus, sama seperti Yakub memberikan persembahan kepada penguasa Mesir barang-barang terbaik di Kanaan (Kej. 43:11).

Ayat 12. Orang-orang majus itu taat kepada wahyu yang Tuhan berikan. Mula-mula Tuhan memberi petunjuk melalui ‘bintang’ (ay. 2). Setelah ini mereka taati, lalu Tuhan memberi petunjuk melalui Firman Tuhan yang diberikan oleh imam-imam dan ahli-ahli Taurat (ay. 5-6). Setelah mereka menaati petunjuk ini, lalu Tuhan memberi petunjuk dengan bintang lagi (ay. 9-10). Setelah mereka menaatinya lagi, maka Tuhan memberi petunjuk melalui mimpi (ay. 12), dan mereka juga menaatinya.

SAAT MENGAJAR

Pendahuluan

• Ajak murid memuji Tuhan dengan lagu: Hatiku penuh nyanyian.

• Ajak murid melakukan Aktivitas: Membuat Hadiah yang baik (dengan pendampingan guru dan orang tua).

◊ Beri setiap murid satu piring kertas, sekeping biscuit cracker, satu sendok plastik. Krim dan selai masukkan dalam plastik segitiga secara terpisah untuk digunakan secara bersama-sama.

◊ Lapisi permukaan biscuit cracker dengan krim. Lalu taburkan meises ke atas lapisan krim

◊ Oleskan selai membentuk tanda hati (love) atau tanda bintang di permukaan krim. Hasil karya disisihkan dulu supaya kering setelah selesai pelajaran dibagikan kembali kepada murid dan bisa dimakan.

Pelajaran

Setiap orang memiliki cara tersendiri menyambut hari Natal. Contohnya orang majus. (Tunjukkan gambar 13.1) Mereka datang dari negeri yang jauh. Mereka orang-orang kaya dan berpendidikan, namun rela datang. Hal ini menunjukkan bahwa Injil mesti diberitakan kepada siapa pun.

Orang majus belum mengerti Firman, tetapi mereka mengerti tentang perbintangan. Dari petunjuk bintang Itu, mereka datang dan terus mencari serta bertanya-tanya di mana Yesus. Akhirnya, orang majus itu menemukan Yesus. Kemudian, mereka menyembah Yesus bukan menyembah Maria atau Yusuf. Padahal Yesuskan masih kecil. Meskipun Yesus masih kecil, itu tidak menghalangi orang majus menyembah-Nya, sebab mereka memiliki iman yang luar biasa bahwa Yesus adalah Raja.

Orang majus itu juga memberikan persembahan kepada Yesus berupa emas, kemenyan dan mur.

52

Barang-barang ini adalah barang-barang terbaik yang mereka punya untuk diberikan kepada Yesus. Hal ini untuk menunjukkan pengakuan iman mereka bahwa Yesus adalah Raja.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah orang majus dalam menyambut Sang Raja ialah: Pertama, memberitakan Injil kepada semua orang karena masih ada yang belum mendengar. Kedua, mengajak teman menemukan Yesus lewat Sekolah Minggu. Ketiga, memberikan yang terbaik kepada Yesus. Apa yang terbaik yang kamu punya berikanlah kepada Yesus. Tuhan Yesus tidak meminta emas, kemenyan dan mur jika kamu tidak punya. Tapi hatimu itulah persembahanmu yang terbaik. Kasihilah Tuhan Allamu dengan segenap hatimu…, dan…. kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22: 37, 39).

Kesimpulan

• Menyambut Sang Raja tidak hanya di peristiwa Natal, tapi di setiap peristiwa hidup.

PENCAPAIAN BELAJAR

Arahkan murid menandai tindakan yang mereka lakukan dalam menyambut Sang Raja.

PENDALAMAN

Menghafal Ayat

Guru mengarahkan murid untuk menghafal ayat hafalan dengan menggunakan gerakan.

• Ayat Hafalan: dan bertanya-tanya:” Jawab Yesus kepada-Nya: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."

• Berikut ini ayat hafalan pendek yang diajarkan kepada murid-murid Asuhan: Kasihilah (kedua tangan bentuk hati di atas kepala) Tuhan (angkat kedua telunjuk tangan) Allahmu (buka lebar kedua tangan), Matius 22:37b.

Mewarnai

• Arahkan murid untuk mewarnai lembar murid pada pelajaran 13 (tiga belas).

PENUTUPAN KELAS

Persembahan

• Ajak murid memberi persembahan sambil memuji Tuhan: Mari Kita Sambut Sang Raja.

Doa Penutup

• Seorang guru memimpin dengan doa penutup minta murid menirukan.

Lampiran lagu-lagu dapat dilihat dari Youtube dengan link berikut:

Hatiku Penuh Nyanyian: https://www.youtube.com/watch?v=elbXijO42zI

Mari Kita Sambut Sang Raja: https://www.youtube.com/watch?v=74Kx116OD4Mhttps://www. youtube.com/watch?v=74Kx116OD4M

Referensi Gambar alat peraga dapat dilihat dalam link berikut:

https://www.komikalkitabanak.com/2017/12/orang-majus-dari-timur.html

https://www.google.com/search?q=polagambar+hati+untuk+diwarnai&

53

☐ Lampiran Gambar pada buku murid diambil dari:

https://www.google.com/search?q=gambar+anak+sekolah+minggu+rajin+baca+alkitab+di+rumah

https://www.google.com/search?q=gambar+anak+sekolah+minggu+rajin+sekolah+minggu

Gambar 13.1

54
55

TENTANG PENULIS

Penulis, Lahir di Desa Bondarsihudon, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Saat ini ia tinggal di Jakarta bersama dengan suami, Ferry Sianipar dan menjadi anggota jemaat Gereja Baptis Indonesia Ebenhaezer Tanjung Priok. Saat ini, penulis terlibat pelayanan di gereja sebagai ketua panitia acara dan musik, serta mengajar Sekolah Minggu di kelas Remaja. Selain itu, penulis juga membantu pelayanan di Sekolah Tinggi Teologi Baptis Jakarta sebagai staf.

Mulai terlibat menulis buku Sekolah Minggu sejak masih duduk dibangku kuliah semester enam tahun 2018 di STT Baptis Jakarta. Waktu itu, seorang dosen, memberikan tugas membuat pelajaran Sekolah Minggu dalam bentuk tulisan untuk dikirimkan ke Lembaga Literatur Baptis (LLB). Puji Tuhan, sampai hari ini masih diberi kepercayaan untuk menulis.

Bagi penulis, terlibat menulis buku Sekolah Minggu merupakan sebuah kesempatan melayani yang lebih luas, khususnya dalam hal memberitakan Injil Kristus. Ketika raga tidak bisa bersentuhan langsung dengan anak-anak untuk memberitakan Injil oleh karena jarak dan waktu, setidaknya dapat bersentuhan lewat bahasa tulisan dalam buku Sekolah Minggu. Kiranya buku Sekolah Minggu ini, dapat menjadi berkat bagi banyak anak di mana pun berada.

Salam kasih dari penulis, Tuhan Yesus memberkati!

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.