Suara Baptis Volume 4 2023

Page 1



ela

Jend

SIL, LITERASI dan HUT RI

Ada banyak cara untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78. Salah satunya dengan mengikuti lomba-lomba yang diadakan di tingkat RT, di sekolah hingga di gereja. Lembaga Literatur Baptis (LLB) berbeda dalam merayakannya. Perayaan itu dilakukan dengan mengadakan kegiatan Sekolah Injil Liburan di sejumlah dusun dan sekolah di Bengkayang, Kalimantan Barat. Kegiatan itu sekaligus mengisi liburan sekolah bagi anak-anak yang di dalamnya memperkenalkan Kristus lewat bahan-bahan yang diterbitkan LLB. Puji Tuhan kegiatan SIL di Bengkayang terlaksana dengan lancar. Ratusan anak di dusun dan sekolah dilayani dengan baik. Tim SIL dari Bandung

dan Jakarta ikut dilibatkan dalam kegiatan itu. Sebenarnya kegiatan SIL adalah kegiatan umum di gereja-gereja Baptis di seluruh Indonesia. Kegiatan itu serentak dilaksanakan saat liburan sekolah pada bulan Juli 2023. Tak hanya sekadar melaksanakan kegiatan SIL tapi juga di dalamnya ada literasi pengetahuan yang dibagikan. Buku-buku pengantar SIL bagi guru dan murid berisi informasi firman Tuhan yang dipadu dengan aneka alat peraga dan alat bantu untuk kegiatan SIL yang tahun ini bertemakan Gali dan Temukan. Gali kebenaran dan temukan Yesus. Literasi yang disajikan tentang Yesus sejak kelahiran hingga kebangkitan dan kenaikannya. Literasi itu juga yang membuat Sida-sida dari Etiopia dibaptis dan percaya Yesus. Suara Baptis edisi kali ini menyajikan liputan utama tentang kegiatan SIL di Bengkayang. Sejumlah dusun dan sekolah dikunjungi. Nikmati ceritanya bagaimana SB ikut terlibat dalam perjalanan itu sekaligus kendala-kendala yang dihadapi. Artikel lain yang bisa dinikmati adalah liputan IBYC di Surabaya. Ada keseruan peserta dan pengakuan relawan yang juga antusias mengikuti dan mendukung acara itu. Artikel lain yang juga bisa dinikmati adalah tulisan menyambut Hari Anak Nasional 2023, salah satu yang ditekankan soal perkawinan anak dan stunting. Mengapa dua hal itu? Anda bisa ikuti juga lewat artikel yang kami turunkan. Tentu saja Anda sebagai pembaca dapat menikmati semua sajian kami di edisi kali ini. Berharap peringatan HUT RI bermakna dengan hadirnya liputan-liputan kami di tangan Anda. Dirgahayu RI ke 78 tahun. Merdeka!

Redaksi

JENDELA

3


5 22 32

Liputan Khusus

INDEKS

BIARKAN ANAK-ANAK ITU DATANG PADAKU

Jendela Teologi

APAKAH “KEMERDEKAAN DI DALAM KRISTUS” ITU?

Opini

MERDEKA DARI PENJARA MENTAL

RALAT Redaksi mekoreksi pencantuman nama penulis di SB edisi Volume 3/ 2023 di halaman 40-41, dengan judul artikel :Pembentukan Spiritual dan Perawatan Jiwa: Usulan bagi Persoalan Kemandekan Pertumbuhan Rohani, yang seharusnya ditulis oleh Pdm. Candra Agung Pambudi - Gembala sidang GBI Waru Cabang Tawangsari. Dosen STTIAA. Demikian ralat dari kami dan mohon maaf atas kesalahan tersebut.

PEMIMPIN UMUM

Ir. John Serworwora, Ph.D.

PEMIMPIN REDAKSI Philip Situmorang

REDAKSI Fajar Suoriono KONTRIBUTOR

Irma Siahaan | David Mathis | Markus Saragih | Luana Yunavena | Tommy Hilman

DESAIN SAMPUL & ISI

Yosua Agustian, Bagus Bima

SB ONLINE

Yohanes Aris | Tim Redaksi

PEMASARAN, IKLAN & DISTRIBUSI

Inung Suprayogi | Sri Rezeki | Tukran | Tim SB

ADMINISTRASI & KEUANGAN Ima

4

INDEKS

REKENING

Bank Mandiri KCP Bandung Cibeunying No. Rekening 131-05-8000181-8 atas nama Lembaga Literatur Baptis atau melalui Giro Pos No. 4000 004 235 atas nama Lembaga Literatur Baptis Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia (mohon mengirimkan salinan bukti pengiriman melalui Official Hotline LLB 0812 1212 5116)

PENERBIT

Lembaga Literatur Baptis

ALAMAT/KONTAK

Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia Telephone: (022) 420 3484 WA Hotline: 0812 1212 5116 Email: suarabaptis@gmail.com FB: majalah suara baptis IG: suarabaptis

SURAT TANDA TERDAFTAR (STT)

29 Maret 1988 No.1307/SK/DITJENPPG STT/1988 ISSN 1410-2439


s u s u n Kh

a t u p L i “Biarkan Anak-anak Itu Datang Padaku”

Sekira 12 ribu anak-anak mengikuti kegiatan Sekolah Injil Liburan yang bahan-bahannya diproduksi Lembaga Literatur Baptis dan diedarkan ke seluruh Indonesia. Deo (6),bocah laki-laki yang baru masuk sekolah SD yang tinggal di Dusun Bukit Sangge berlarian di halaman Gereja PIBI Jemaat Elim. Sudah sejak pukul 07.00 bersama puluhan temannya, mereka datang di halaman gereja. “Om sudah mulai kah acaranya?” demikian kata Deo pada Willy Brodus salah satu pengajar Sekolah Injil Liburan (SIL) yang bermalam di pastori gereja itu.

sudah dimulai sejak tanggal 23 Juni hingga 19 Juli 2023.

Antusias anak-anak dalam mengikuti kegiatan SIL memang nampak sekali. Gembala PIBI Elim Bukit Sangge Pdt. Didit mengaku anak-anak dusunnya sangat semangat mengikuti kegiatan SIL.

Anak-anak dari usia balita hingga 17 tahun di dusun itu berkumpul. Raut muka anak-anak yang ikut bersemangat mengikuti kegiatan SIL. Bernyanyi, mendengarkan kisah Kristus hingga bermain dengan peralatan sederhana, dilakoni anak-anak.

“Kegiatan seperti ini jarang dilakukan, jadi anak-anak sangat antusias. Khususnya anak-anak asli dusun ini. Lihat saja, acara baru dimulai jam 8, mereka sudah ada di gereja jam 7 kurang. Malah sebelumnya ada yang sudah datang ke gereja karena dikira kegiatannya minggu lalu,” katanya pada SB. Kegiatan SIL di Dusun Bukit Sangge, Kecamatan Seluas, Bengkayang merupakan bagian SIL di sejumlah dusun di kabupaten itu. SIL di Bengkayang

Dari sejumlah dusun yang dilayani, ditargetkan 500 anak-anak terlayani. “Ya kami memang telah mendekati sejumlah gereja-gereja di Kabupaten Bengkayang ini. Tak hanya gereja tapi juga sekolahsekolah,” kata Willy Brodus perwakilan LLB di Bengkayang yang mengkoordinir kegiatan SIL.

“Adik-adik, mulai pagi ini, kita akan menggali dan menemukan kebenaran tentang Kristus. Adik-adik siap?” tanya guru SIL saat itu yang langsung dijawab dengan kompak oleh anak-anak, “Siapppp!” Selama tiga hari di Dusun Bukit Sangge sekitar 60-an anak-anak dilayani. Dibagi per kelas dan umur sehingga proses pembelajaran dapat dipahami anak-anak. LIPUTAN KHUSUS

5


“Ya kami membagi sesuai kelas-kelas dan umur yang telah ditentukan. Biasanya jumlah anakanak per kelas bervariasi. Kelas Indria misalnya, jumlahnya selalu banyak antara 10-15 anak. Lalu kelas berikutnya ada yang 10, 20 anak bahkan lebih, tergantung kondisi dusunnya,” ujar Willy. Sebelum berkunjung ke Dusun Bukit Sangge, tim SIL Bengkayang 2023 telah mengunjungi dua dusun, yaitu Dusun Dawar dan Dusun Piju. Anggota tim dari Bandung dan Jakarta bergabung dengan tim lokal, yakni Kak Danius, Ibu Ribka, dan Ibu Santi. Kondisi jalanan yang buruk tidak dirasa setelah menerima sambutan anak-anak yang sangat antusias. Saking bersemangatnya, para peserta sudah hadir satu jam bahkan dua jam sebelum acara dimulai. Kejutan menyenangkan lainnya dirasakan ketika ibadah pembukaan, anak-anak memuji Tuhan dengan ceria dan suara yang gempita. “Melihat anak-anak bernyanyi seperti itu, mengikuti komando Kak Willy (Pimpro SIL Bengkayang, red) yang tidak kalah cerianya, dengan gerakan yang luwes dan lucu, membuat hati bersuka dan semakin siap mengajar. Jarang-jarang ada laki-laki dewasa mengajar anak-anak di gereja sedemikian lepasnya,” ujar Bu Santi. Bu Ribka juga tidak kalah senang karena ini pertama kalinya melayani di Kalimantan. “Sangat terharu karena ada anak yang sekalipun sakit, ingin tetap mengikuti SIL, bahkan orang tua turut mendampingi anak-anaknya dan cuti dari bekerja di ladang untuk beberapa hari,” ujarnya. Di dua dusun ini lebih dari seratus anak dilayani selama satu minggu, tiga hari di masingmasing dusun. Para hamba Tuhan dan jemaat juga mendukung dengan menyediakan guruguru pendamping, menjemput anak-anak, bahkan menyiapkan kopi, teh manis, dan makan siang khas lokal. “Tantangan untuk setiap guru di setiap kelas hampir sama. Sebagian besar anak-anak masih belum lancar membaca dan menulis. Kami harus menjelaskan perlahan-lahan dan dengan bahasa yang sederhana bahkan terkadang harus mengeja supaya anak-anak bisa mengerti dan mencatat dengan benar,” jelas Kak Danius. Anak-anak, orang tua dan para hamba Tuhan senang dengan kegiatan ini dan berharap akan berlanjut tahun depan. Tim berharap ke depannya gereja-gereja lokal bisa mandiri mengadakan SIL karena anak-anak di sini masih sangat kurang mengenal Alkitab bahkan banyak yang belum memiliki Alkitab. Mari didoakan supaya anak-anak rajin belajar dan bisa membaca, sehingga mereka sendiri bisa membaca Alkitab dan pada saat-Nya

6

LIPUTAN KHUSUS

mereka bisa meyakini Injil yang diberitakan, tambah Ibu Ribka. Setelah dua dusun itu selesai, tim SIL melanjutkan pelayanannya di Dusun Limat, Kecamatan Seluas, yang jaraknya 3 jam dari kota kecamatan Sanggau Ledo. Di sini juga antusias anak-anak mengikuti kegiatan SIL sangat tampak. Bertempat di gereja PIBI Kudron Limat, Dusun Simpang Bengkawan, sekira 50an anak mengikuti kegiatan SIL selama 3 hari. Gembala Bapak Toni mengaku di gereja yang ia gembalakan pelayanan bagi anak-anak sangat minim. “Kami sangat senang tim SIL ini datang dan melayani kami di sini di daerah yang terpencil,” ujarnya saat berbincang dengan SB di rumah pastori yang ia tempati. Anak-anak mulai usia SD kelas 1 hingga SMA ikut larut dalam kegiatan yang diadakan selama tiga hari di dusun itu.


“Adik-adik selama tiga hari kita akan menggali kebenaran dan belajar tentang Yesus. Mari kita berdiri dan bernyanyi lagu tema SIL, yaitu Gali dan Temukan untuk memulai kegiatan kita di pagi ini,” demikian ajakan Willy pada anak-anak di gereja itu. Di dalam gereja berukuran 3 kali 6 meter yang beralaskan tanah itu, anak-anak nampak ceria dan larut dalam pembukaan SIL di dusun itu. Setelah pembukaan kurang lebih 10 menit, anak-anak kemudian dibagi dalam kelas-kelas sesuai usia mereka dan mulai belajar dengan para pengajar yang secara khusus mengajar di SIL itu. Sejumlah orang tua yang mengantar anakanaknya ke gereja ikut pula menyaksikan dan mendengarkan apa yang disampaikan para pengajar. Meski dalam kondisi serba terbatas kegiatan Sil di dusun itu berjalan lancar. Rifan (9), salah satu anak di kelas Pratama yang tahun ini naik ke kelas tiga mengaku sangat senang ikut SIL. “Di sekolah tak pernah dapat seperti ini,” katanya pendek. “Kami sangat berterima kasih kepada tim SIL ini. Saya sebagai gembala merasakan besar sekali manfaatnya. Karena anak-anak di sini jarang sekali mendapat kegiatan seperti ini. Jangan kapok untuk datang dan melayani kami di tempat ini yang jauh dan sulit dijangkau. Mohon maaf jika kami banyak kekurangan dalam menerima semuanya. Inilah kami,” kata pak Gembala Toni saat tim SIL akan pamit meneruskan perjalanan ke dusun selanjutnya. SIL di Dusun Sebujit Iyang Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang juga cukup meriah dihadiri kurang lebih 70 anak-anak. Kegiatan di dusun ini berlangsung di balai dusun sejak pagi hingga siang. Anak-anak tampak menikmati selama 3 hari kegiatan SIL itu.

Pak Oktranius yang menjadi ketua Gereja di dusun itu mengaku sangat berterima kasih pada tim SIL LLB yang dapat mengunjungi dan melayani anak-anak. “Kami berterima kasih atas pelayanan dan kunjungan tim SIL ini. Setiap tahun saat libur sekolah banyak anak-anak yang kembali ke dusun ini tapi tidak berbuat apa-apa. Dengan adanya kegiatan SIL ini mereka dapat belajar tentang firman Tuhan,” katanya. Anak-anak yang dilayani di dusun ini memang kebanyakan bersekolah kelas 1-3. Sementara kelas 4 – kelas 6 harus ke Dusun Sebujit Baru yang jaraknya kurang lebih 20 kilometer. Untuk SMP, anak-anak dusun itu harus menempuh perjalanan yang jauh lebih lama, yaitu kurang lebih 30 kilometer di Dusun Bumbung. Itu sebabnya saat SIL diadakan di dusun itu, anak-anak cukup banyak yang mendatangi balai dusun dan mengikuti kegiatan selama tiga hari. SIL di SD Rambai Desa Sahan sedikit berbeda waktunya. SIL di sekolah itu diadakan saat anakanak memulai tahun ajaran baru, yaitu saat MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. “Ya kami memang sengaja melakukan kegiatan SIL di sekolah ini di masa MPLS. Karena jarak siswasiswa di sekolah itu cukup jauh. Sehingga jika diadakan di balai dusun, sedikit anak yang ikut. Lalu kami berkoordinasi dengan pihak kepala sekolah SD Rambai dan mengizinkan kami melakukan kegiatan SIL saat memulai tahun ajaran baru,” terang Willy Brodus. Di SD Rambai, siswa mulai kelas 1 hingga kelas 6 mengikuti kegiatan SIL dan dibagi sesuai kelas-kelas yang telah ditentukan. Di sekolah ini SIL diadakan

LIPUTAN KHUSUS

7


cukup sulit untuk dijangkau tapi melihat anak-anak yang semangat bersekolah, saya jadi terpacu juga untuk semangat mengajar mereka,” kata Yosua yang mengajar kelas 6 atau kelas Tunas Muda. Yosua jadi ingat cerita di Alkitab Perjanjian Baru yang dikatakan Yesus pada murid-muridnya ketika banyak anak-anak datang kepadaNya. “Ya saya jadi ingat kisah Yesus di Lukas 18 ayat 16 yang berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” Tepat memang bahwa anak-anak adalah yang empunya kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu harus diperkenalkan pada mereka sejak dini. Sekolah Injil Liburan adalah salah satu kegiatan untuk memperkenalkan Injil Kristus bagi anak-anak di daerah-daerah terpencil dan terluar di Indonesia. Antusiasme Berbuah Pertobatan Lain di Bengkayang, lain pula di Bandung Jawa Barat. Di Gereja Baptis Batu Zaman Bandung, kegiatan SIL di gereja itu meriah. Diikuti 45 anak pada 4-7 Juli, anak-anak antusias mengikuti kegiatan.

hanya dua hari karena di hari ketiga yaitu Rabu, bertepatan dengan libur Nasional Tahun Baru Islam. Kepala Sekolah SD Rambai, Bapak Pdt. Wellem Chorber Sabuna mengaku sangat berterima kasih dengan tim SIL LLB yang jauh-jauh datang dari Bandung dan Jakarta serta dari Singkawang untuk melayani anak-anak di SD Rambai ini. “Kami semua para guru dan murid amat berterima kasih dengan pelayanan yang telah dilakukan. Beginilah kondisi sekolah kami dan berharap semua tim tidak kapok-kapok untuk datang dan melayani kami kembali di kesempatan berikutnya,” ujar Kepala Sekolah Wellem. Pak Wellem juga bercerita, murid-murid di sana pada umumnya tinggal jauh dari sekolah sehingga ia meminta kegiatan SIL dilakukan saat ajaran baru dilakukan. “Anak-anak yang bersekolah di sini tidak hanya tinggal di dusun ini tapi juga di dusun-dusun yang cukup jauh di atas bukit. Jika diadakan di satu dusun maka yang ikut sedikit tapi jika diadakan saat sekolah dimulai maka semua murid bisa ikut kegiatan ini,” ujarnya. Di sekolah itu ada sekira 120 anak yang dilayani oleh tim. Meski ditempuh dengan medan yang cukup sulit, tim SIL bersuka cita dapat melayani di sekolah itu. Yosua salah satu pengajar yang datang dari Singkawang mengaku sangat bersyukur bisa terlibat dalam pelayanan SIL di SD Rambai. “Medannya

8

LIPUTAN KHUSUS

Pukul enam pagi hari itu, Angelo sudah dibangunkan kedua orang tuanya. Anak lelaki yang duduk di kelas Indria itu pun langsung bangun tanpa kesulitan, menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu bersiap. Hari itu, mereka sekeluarga akan berangkat ke gereja, lebih pagi dari jam ibadah setiap minggu. Lalu dari gereja, mereka akan bersama-sama dengan jemaat lain melanjutkan perjalanan pergi ke gereja induk. Hampir 25 km harus ditempuh pagi itu, belum termasuk menghadapi tantangan kemacetan di pagi hari. Tetapi semangat dan antusiasme menghiasi wajah Angelo serta keluarga. Sebab, hari itu mereka akan memulai Sekolah Injil Liburan di GBI Batu Zaman, Bandung. Semangat dan antusiasme juga tampak dalam wajah sekira 45 anak lain, ketika bertemu di bilangan Ahmad Yani No. 249 itu. Dua orang anak kelas Indria dipilih untuk berdiri di paling depan, memegang bendera SIL. Sedang seorang anak kelas Pratama berdiri di belakangnya, membawa Alkitab yang terbuka. Tepat pukul 8 pagi, barisan berjalan tertib memasuki ruangan ibadah, diiringi lagu tema “Gali dan Temukan” yang diputar keras membangkitkan semangat. Kegiatan prosesi masuk itu dilakukan setiap hari, dari tanggal 3-7 Juli. Bahkan di tanggal 4 Juli, isi barisan mencapai 49 anak. Mereka berasal dari jemaat GBI Batu Zaman induk, cabang Ujungberung, dan beberapa gereja lainnya. Gelora ikut SIL memang lebih meningkat di tahun ini. Pasalnya, pembatasan kegiatan dalam


ruangan sudah tidak ada, sehingga orang tua lebih tenang melepas anak-anak mengikuti kegiatan yang berlangsung dari pukul 8-11 setiap harinya. Dari sisi lain, tema SIL tahun ini lebih memancing keingintahuan para murid. Belum ditambah film “Gali dan Temukan” yang diputar sebelum anak-anak berpisah menuju kelas masing-masing. Namun, minat besar bukan hanya milik para murid. Novi (36), salah seorang guru baru, juga bersemangat karena bisa terlibat pelayanan SIL tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya, kesibukan pekerjaan membuatnya cuma bisa mendengar keseruan SIL dari kedua anaknya. Jadi, walau sehari sebelumnya harus mengatur tambahan aktivitas bersama guru kelas Indria lainnya, ibu muda itu menjalani dengan penuh semangat. Sedang Clement (39), bersama tim guru kelas Madya, sudah menguji coba bahan prakarya lebih dari satu minggu sebelum hari-H. Lalu di kelas Pratama, Lukas (32) memimpin para guru menyiapkan bahan prakarya hampir sebulan sebelum kegiatan berlangsung. Total ada 17 orang guru yang bekerja sama dengan gigih, demi menghadirkan pengalaman SIL yang berkesan bagi para murid. Puji Tuhan! Allah Bapa memberkati seluruh kegiatan. Bukan hanya berlimpah sukacita setiap harinya, karena melalui khotbah tantangan yang disampaikan Pdt. Ralph Raymond Latupeirissa, sebanyak 9 anak mengambil keputusan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Seluruh jemaat GBI Batu Zaman bersyukur atas kasih Tuhan bagi semua anak yang hadir. Semoga di tahun depan, lebih banyak anak yang bisa hadir, dan menerima panggilan keselamatan dari Tuhan Yesus. Amin.

Kisah antusias anak-anak yang mengikuti SIL juga di Gereja Baptis Pertama Bandung. 150 an ikut dalam kegiatan tersebut dengan keriuhan dan kegembiraan belajar tentang Yesus. Anak-anak yang dibagi per kelas amat antusias, baik dalam mengikuti pelajaran dan juga aktivitas per hari di gereja itu. Sementara di Gereja Baptis Jati Bening Bekasi, semangat dan kegembiraan anak-anak terpancar dari tiap-tiap kelas. Ada sekitar 50an anak yang ikut kegiatan SIL yang diadakan selama beberapa hari di gereja itu. Di GBI Grogol Jakarta, anak-anak yang mengikuti SIL tak kalah antusias. Sejak pagi pukul 8 anak-anak sudah berkumpul dengan seragam yang mereka kenakan. Acara selama 5 hari berjalan meriah dan lancar. Aneka kegiatan dan aktivitas yang dipersiapkan membuat mereka merasakan menjadi arkeolog untuk menggali dan kebenaran tentang Yesus sebagai juruselamat. Jual Hewan Peliharaan Demi Biayai SIL Cerita mengharukan diterima SB dari GBI Eben-Haezer Layeni, Maluku Tengah. Ibu Riena Serworwora bercerita bahwa melakukan kegiatan SIL amat besar tantangannya, khususnya biaya yang harus ditanggung. “Sejak awal tahun 2023, keuangan gereja turun drastis bahkan gaji pendeta dicicil 3 kali dalam sebulan. Untuk memesan buku pelajaran SM pun kami tidak mampu, akhirnya kami masih menggunakan buku lama yang diulang ajarkan kepada anak-anak,” katanya. Riena juga menjelaskan saat waktu SIL sudah dekat, para pengurus gereja rapat untuk menentukan apakah SIL tahun ini dilaksanakan atau tidak?

LIPUTAN KHUSUS

9


Liputan Khusus

“Kalau akan mengadakan bagaimana biayanya? Dari pembicaraan guru-guru SM kami memikirkan tentang kerinduan anak-anak yang sangat besar untuk mengisi liburan dengan kegiatan yang bermanfaat bagi rohani mereka. Rasa kasih kepada anak-anak yang mengobarkan semangat kami untuk mengadakan SIL. Dan, akhirnya salah seorang guru mau mengorbankan salah satu hewan peliharaannya untuk dipotong dan dagingnya dijual untuk modal awal untuk mencari dana,” akunya. Jadilah kami memasak, ungkap ibu Riena, lalu menjual dan bahkan sampai dua kali memasaknya. “Hasilnya Iumayan, kita bisa mengumpulkan uang sejumlah 1,4 juta. Dan dari dana itulah kami memesan bahan SIL dan persiapan lainnya. Tapi untuk kaos SIL, kami hanya memesan untuk anak-anak yang punya uang dan guru-guru saja.” Perjuangan melaksanakan SIL terbayar ketika melihat antusias anak-anak dan pertumbuhan rohani mereka yang semakin mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, ujar ibu Riena. “Kesaksian anak-anak dari tempat perintisan kami yang baru pertama kali ikut SIL, awalnya malu dan takut, tetapi setelah ikut SIL selama 5 hari, dia sangat antusias dan di hari terakhir dia tidak mau berpisah dengan temantemannya.” Begitu juga dengan anak-anak anak-anak semua usia (Indria - Tunas Muda), kata ibu.. mereka tidak mau berpisah. “Mereka ingin SIL diperpanjang... hahaha. O iya, SIL di gereja kami diikuti oleh berbagai gereja dari berbagai tempat. Sehingga melalui SIL mereka mendapatkan teman baru,” ujarnya. 7 Murid Akan Dibaptis Kemeriahan SIL juga terjadi Bintaro, Tangerang. Kegiatan SIL yang dihadiri 74 anak di The Light Communities Church (TLCC), Bintaro membuat 23 anak mengambil keputusan untuk dibaptis. Laporan yang diterima SB menjelaskan SIL TLCC tahun ini diadakan tanggal 23-25 Juni 2023 mengusung tema nasional dari Lembaga Literatur Baptis (LLB), “Gali dan Temukan (Yeremia 29:13)”. Murid terdaftar 74 anak dengan sumber daya tim dan pengajar lebih dari 25 orang untuk 3 hari pelayanan SIL dari jam 9 pagi sampai 3 sore. Puji Tuhan, ada 23 murid yang ambil keputusan, di antaranya 7 murid yang mau dibaptis. Semua karena berkat kemurahan Allah. Panitia yang mempersiapkan dengan baik mengaku kegiatan hari pertama, kedua, ketiga, Tuhan sangat memimpin, menuntun dan menguatkan. Di tengah kesibukan pribadi panitia, seperti mengurus keluarga ataupun bekerja, tim pengajar dan panitia mendedikasikan pelayanan mereka, seperti rela mengambil cuti untuk melayani, siap sedia dari pagi sampai dengan sore hari karena mempersiapkan banyak hal bahkan di hari-hari acara berlangsung.

10

LIPUTAN KHUSUS

Dan yang terpenting, doa. Di antara banyaknya pertemuan, ada pokok-pokok doa yang dibagikan untuk didoakan setiap hari. Sukacita panitia semakin lengkap, karena antusias anak-anak murid yang luar biasa. “Sungguh berkat bagi kami ketika kami membuka Pendaftaran, banyak yang mendaftar bahkan sampai lewat dari tenggat waktu Pendaftaran. Dari ibadah pembuka yang berisi puji-pujian, yel-yel, ice breaker, hingga pisah kelas untuk mendengarkan cerita Alkitab, cerita teladan, prakarya, games-games outdoor dan latihan lagu tema, murid-murid mengikuti semuanya dengan baik, 6 jam acara yang berlangsung setiap harinya,” kata Ima Apriliyani salah satu anggota panitia. Ima juga menambahkan meski muncul keluhankeluhan lucu anak-anak ketika harus membuat prakarya dengan lem, tanah liat, balon dan bahanbahan prakarya lainnya, menjadikan para guru bertambah semangat untuk tim panitia, karena dalam keluhan ringan tersebut, mereka masih dengan totalitas menyelesaikan prakarya mereka. “Bahkan ketika sesi games outdoor yang dipisah menjadi 2 shift, indria-pratama, madya-tunas muda, dijalani anak-anak dengan sukacita. Mereka mengantri dengan teratur, fokus namun tetap seruseruan dalam permainan-permainannya.” “Gali dan temukan, kebenaran”. Bagian dari lagu tema yang selalu volume-up dinyanyikan para murid. Tapi ini juga menjadi suatu pergumulan bagi kita sebagai pengajar, orang tua, pelayan-pelayan, bahwa anak-anak perlu mengenal pribadi yang mengasihi dan memelihara mereka, tumbuh dalam pengenalan yang benar akan Allah, memiliki iman yang semakin kuat. Berharap tahun depan SIL dapat dilaksanakan kembali. Terima kasih LLB “Terima kasih untuk LLB yang menyediakan semua panduan untuk kegiatan ini, semoga di tahun depan lebih baik,” kata Ima. Sementara ungkapan terima kasih juga disampaikan Sulistiorini dari GBI Kataon Solo, “Kami bersyukur dengan adanya bahanbahan SIL yang bisa kami pesan,sehingga tidak kesulitan dlm mempersiapkan materi SIL. Hanya saja ketika bahan tersebut harus digunakan untuk 5 hari dan kami hanya bisa melaksanakan ⅔ hari karena keterbatasan sumber daya atau guru sehingga kami merasa rugi. Untuk itu kami mengimbau LLB untuk bisa melihat kondisi gereja-gereja seperti kami karena bahan SIL harganya juga mahal.” Ungkapan terima kasih juga disampaikan pengajar Joeliana,”Materi SIL sangat bagus, hanya mohon tidak yang berat-berat, mengingat saat SIL belum tentu semua guru Sekolah Minggu terlibat semuanya, mengingat pelaksanaannya hari efektif,


banyak pelayan-pelayan tambahan di luar guruguru sekolah Minggu, meskipun sudah dibekali. Terima kasih banyak atas perhatiannya, Tuhan Yesus memberkati.”

perbaiki untuk tahun berikutnya sehingga lebih baik dan lebih banyak gereja dan sekolah yang dijangkau,” ujarnya.

Dari Dawar, Bengkayang, Kalimantan Barat, salah seorang pengajar mengatakan,”LLB tetap semangat karena daerah Kalimantan barat masih banyak yang belum dijangkau.”

Riam di Sanggau Ledo. Melepaskan penat setelah sebulan lebih melakukan pelayanan SIL di Bengkayang, tim diajak untuk menikmati riam atau air terjun di Sanggau Ledo. “Ini bentuk refreshing kami bagi tim yang telah berjerih lelah dalam pelayanan SIL selama 1 bulan lebih,” kata pak Mardi kepada SB. Tim diajak berkunjung ke Riam Pangar yang berjarak 5 kilometer dari pusat kota Sanggau Ledo. “Air yang jernih dan deras dan suasana pagi membuat tim merasa benar-benar tersegarkan,“ kata Yosua anggota tim SIL dari Singkawang. “Saya baru pertama kali ke air terjun Pangar ini. Jernih sekai airnya dan deras. Saya mandi-mandi di pagi ini jadi semakin segar dan besok bisa kembali ke Singkawang,” tambahnya. Riam atau air terjun Pangar terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Di sepanjang perjalanan menuju riam tersebut pemandangannya juga indah dengan bukit dan kebun jagung milik warga setempat. Untuk masuk ke lokasi riam Pangar harus membayar harga tiket sebesar Rp5.000 per orang dan biaya parkir mobil sekitar Rp10.000. Fasilitas di lokasi itu cukup cukup lengkap, antara lain toilet, tempat ganti pakaian, dan kantin serta tersedia peralatan untuk bermain arung jeram atau rafting.

Willy Brodus sebagai koordinator SIL di Bengkayang juga menyampaikan terima kasihnya pada rekan-rekan yang melayani sepanjang hampir 1 bulan di Bengkayang, Kalimantan Barat. “Saya secara pribadi amat bersyukur dengan terlaksananya kegiatan Sekolah INjil Liburan di Bengkayang ini. Meski ada temanteman bahkan istri saya yang sakit saya tetap bersyukur pada Tuhan Yesus. Terlebih dukungan dari LLB dari Bandung yang terus mensupport kami di sini. Tidak mudah memang dan masih banyak kekurangan yang menjadi bagian dari evaluasi yang akan kami

Penulis: Phil Editor : Fajar S

11


Sosok Bapak dan Ibu Sumardi, 11 Tahun Pelayanan Misi di Kalbar Saat itu Minggu (1/7) pukul 02.00 dinihari. Kendaraan travel yang mengantarkan saya dari Pontianak ke Sanggau Ledo, Kalimantan Barat, berhenti tepat di depan deretan ruko yang berseberangan dengan SMA 1 Sanggau Ledo. Lelah sekali badan ini menempuh perjalanan kurang lebih 9 jam. Meski dinihari, Bapak dan Ibu Sumardi yang akrab disapa Pak dan Ibu Mardi menyambut saya dengan hangat. Menyajikan teh hangat sambil mengajak ngobrol. “Saya minta maaf ya pak, telah merepotkan Bapak dan Ibu di tengah malam seperti ini,” kata saya. Obrolan kami tak lama karena Pak Mardi melihat saya sudah sangat lelah. Pak Mardi lalu mempersilahkan saya untuk beristirahat di kamar atas. Bangunan tempat saya menginap adalah ruko dua lantai. Di lantai dua berisi dua kamar tidur yang masing-masing berisi tempat tidur tingkat berjumlah dua buah. Ruko ini dijadikan asrama yang

12

SOSOK

menampung anak-anak yang bersekolah di SMA 1 Sanggau Ledo. Anak-anak yang ditampung di ruko itu memang punya tempat tinggal yang jaraknya jauh. Jadilah malam itu saya rehat dan terlelap. Di kesempatan berikutnya, Pak Mardi cerita, bahwa ia bersama istrinya memutuskan untuk datang ke Kalimantan Barat karena merasa sudah selesai dengan urusan keluarga. “Ketika anak kami masuk ke perguruan tinggi negeri dan mendapatkan beasiswa, maka kami sudah selesai dalam mengurus anak. Anak kami cuma satu dan itu sudah diurus oleh Tuhan. Lalu kami bergumul dan memutuskan untuk ke daerah terpencil. Kebetulan kami terlibat dalam pelayanan di Sanggau Kapuas. Dari situ selama 5 tahun tahun pindah ke Dusun Nibung, Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang sampai akhir 2022 kemudian pindah Sanggau Ledo ini,” tuturnya saat bercerita di Minggu siang. Di sela-sela kami ngobrol, Pak dan Ibu Mardi kedatangan tamu. Ada sekira 3 orang tua yang


membawa anak mereka. “Ya, itu tadi orang tua murid dari dusun yang jauh dari sini. Mereka menitipkan anak-anak mereka yang sekolah di SMA 1 itu. Kenapa mereka menitipkan anaknya di sini, ya karena memang tidak ada keluarga di kota kecamatan ini, maka datang ke sini,” timpal Bu Mardi yang ikut berbincang. Ruko berukuran 4 x 16 meter dengan dua lantai sudah sejak beberapa tahun ini dijadikan asrama oleh Pak Mardi. “Kami di sini sifatnya membantu. Menampung anak-anak dusun yang bersekolah. Kami jadikan asrama khususnya untuk anak-anak perempuan. Ada sekira 12 anak yang ditampung,” ujar Pak Mardi. Lebih jauh Ibu Mardi bercerita, anak-anak yang tinggal bersama mereka punya aturan yang harus ditaati oleh mereka. “Aturannya selain mereka belajar di sekolah, kami juga mengisinya dengan doa bersama di pagi hari. Anak-anak sudah bangun pukul 5 lalu sebelum mereka mandi, kami ajak untuk doa. Memuji dan bersyukur dan memberikan renungan serta belajar Alkitab, khususnya per kitab singkat bagi mereka. Setelah itu baru mereka mandi dan bersiap ke sekolah. Saat belajar, mereka juga kami ajari, apa saja mata pelajaran yang mereka kurang kuasai. Karena mereka dari pedalaman, kadang ada mata pelajaran yang sulit bagi mereka, seperti matematika, atau pelajaran lainnya. Saya dan pak Mardi menganggap mereka adalah anak-anak kami. Mereka kebanyakan adalah dari suku Dayak yang kami dorong terus untuk bersekolah.”

Pak Mardi menimpali, 12 anak perempuan yang ditampung dalam asrama mereka juga bertujuan menghindarkan dari perkawinan anak. “Dalam pelayanan kami selama ini, baik di Sanggau Kapuas juga di Sanggau Ledo ini, banyak anak-anak yang putus sekolah, bahkan setelah lulus SD, lalu mereka menikah. Nah, dengan kami melayani ke gerejagereja, mendatangi mereka dan mengajar mereka, kami sisipkan pula pesan-pesan untuk tetap melanjutkan sekolah. Sehingga ini menjadi salah satu cara yang ampuh bagi anak-anak perempuan untuk tidak menikah di usia muda. Memang tidak mudah, tapi puji Tuhan hasilnya mulai nampak, dengan semakin banyaknya anak-anak yang berkeinginan untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi,” ujar Pak Mardi. Tidak diutus gereja mana pun Bidang pendidikan adalah salah satu sasaran Bapak dan Ibu Mardi dalam membantu gereja-gereja yang dilayani. “Kami membuka PAUD di beberapa dusun yang terpencil. Seminggu sekali, anak-anak balita dan bahkan anak-anak usia sekolah yang belum bisa baca dan berhitung kami ajari. Bersyukur para orang tua dan pihak gereja yang kami datangi mau menerima sehingga pelayanan kami dapat berjalan hingga saat ini,” kata Pak Mardi yang lulusan Universitas Airlangga jurusan kedokteran hewan. Ketika ditanya apakah diutus oleh lembaga tertentu atau gereja tertentu. Pak Mardi menggeleng sambil tersenyum. “Sejak kami datang 11 tahun lalu, kami tidak diutus oleh gereja manapun atau lembaga manapun. Tapi kami terbeban secara pribadi. Sempat dulu untuk tergoda untuk membuka praktik dokter hewan. Tapi kemudian komitmen kami tetap untuk pelayanan, khususnya di bidang pendidikan ini,” kata Pak Mardi sambil menunjukan alat kedokteran hewan yang masih ia simpan. “Ya kalau sesekali diminta warga desa untuk memeriksa hewan yang sakit kadang saya sanggupi, khususnya yang kebetulan sedang berada di desa itu juga,” akunya. Sambil menyediakan makan siang Ibu Mardi menambahkan, bersama Pak Mardi ia mendatangi gereja-gereja di Sanggau Ledo. “Kami memperkenalkan diri dengan tidak membawa nama gereja manapun. Itu sebabnya di dusun-dusun yang kita datangi beberapa waktu lalu, warganya sudah akrab dengan kami, contohnya di Dusun Nibung itu. Karena kami juga dulunya tinggal di dusun terpencil selama kurang lebih 4 tahun. Jadi meski jarak satu rumah dan ladang berjauhan, kami tetap kenal satu sama lain. Kalau tadi jumpa dengan warga, pasti mereka meminta kami mampir dan memberikan buah tangan untuk kami bawa pulang. Itulah sifat warga Dayak pada umumnya di sini,” pungkas Ibu Mardi. SOSOK

13


Sososk

Dukung Kegiatan SIL Saat kegiatan SIL di SD Rambai yang jaraknya sekitar 35 kilometer dari Sanggau Ledo, Pak Mardi dan Bu Mardi ikut ambil bagian. “SD Rambai ini salah satu sekolah yang juga kami layani. Kami bersyukur banyak anak-anak dari SD ini melanjutkan ke SMP dan SMA. Kami tahu persis siapa anak-anak yang kami layani. Karena biasanya mereka juga bergereja di mana kami ikut pelayanan. Ada beberapa gereja di situ. Dan kami juga buka PAUD di dusun itu sehingga dapat membantu anak-anak usia dini untuk belajar. Kami bersyukur PAUD itu dibuka atas keinginan para orang tua. Sehingga saat kegiatan SIL kemarin di sekolah itu, kami sudah akrab dengan anak-anak yang dulunya ikut PAUD dan kini sudah kelas 2 atau kelas 3,” ujar Ibu Mardi kepada SB. “Tadi liat kan, anak-anak di sini. Mereka sudah cukup bisa membaca. Sehingga saat pengajaran SIL anak-anak sangat menikmati dengan bahan yang diajarkan,” tambah Pak Mardi. SIL di SD Rambai diadakan dua hari Senin dan Selasa (17-18 Juli 2023) saat tahun ajaran dimulai. Cukup banyak anak-anak yang dilayani mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 dengan jumlah sekira 120 anak. Anak-anak terlihat sangat gembira dan menikmati kegiatan SIL yang diadakan.

14

SOSOK

“Kegiatan SIL ini merupakan kegiatan yang baik bagi anak-anak, khususnya saat liburan. Karena banyak anak-anak di dusun terpencil saat liburan yang tidak berbuat apa-apa. Dan kami sangat mendukung dengan kegiatan ini yang setiap tahun diadakan. Ini merupakan tahun kedua kami adakan SIL di beberapa gereja, di sekolah dan sejumlah dusun di Sanggau Ledo ini,” terang Pak Mardi. Bapak dan Ibu Mardi akan terus melayani di Kaliman Barat. “Inilah tugas dan panggilan kami. Kami terus akan menolong anak-anak suku asli di Sanggau Ledo ini untuk menjangkau pendidikan yang lebih baik. Kami akan terus mendorong dan mendekati orang tua dan juga gereja-gereja yang ada agar mau membantu anak-anak mulai dari usia balita hingga dewasa untuk sekolah. Tak tahu kami sampai kapan di sini, biar terserah Tuhan saja yang menempatkan kami di sini,” ujarnya menutup perbincangan. Penulis: Phil Editor : Fajar S


ta u p i L

n

Jalan Tak Rata Menempuh Dusun Terpencil

Perjalan tim SIL menuju Dusun Limat terhenti. Ujung aspal jalan menuju dusun itu menjadi titik terakhir tim diantar dengan kendaraan roda empat. “Sampai sinilah kita diantar mobil, setelah itu kita akan berjalan kaki,“ kata Willy Brodus koordinator tim SIL Bengkayang. Sore itu sudah pukul 16.00. Tim yang terdiri dari 6 orang harus siap-siap berjalan kaki sejauh kurang lebih 30 kilometer menembus hutan dan bukit. “Tapi tenang teman-teman, kita tidak jalan kaki karena ada yang menjemput kita dengan motor nanti,” katanya lagi sambil tertawa. Maka, mulailah kami menunggu penjemputan dari Dusun Limat. Sore mulai gelap, karena tim penjemput belum tiba, kami kembali ke kediaman Pak Oktranius di Dusun Sebujit Iyang. Sementara Willy bersama istrinya melanjutkan perjalanan untuk mengabari tim penjemput. Kami menunggu hingga pukul 18.00 yang kala itu mendung. “Kalau sudah gelap agak berisiko untuk meneruskan perjalanan ke Dusun Limat karena kondisi jalan yang bertanah dan menanjak,” kata Pak

Oktran pada kami. Sedikit cemas memang tim SIL namun kami sudah bulat untuk melanjutkan perjalanan sore jelang malam itu. Sekitar pukul 18.30 WIB langit memang sudah berganti malam, tim penjemputan dari Dusun Limat tiba. Masing-masing menggunakan motor bebek. Jangan dibayangkan motor penjemput mengkilap atau bagus, jauh dari itu. Tim penjemput yang berjumlah 4 orang semuanya boleh dibilang remaja. Namun skill mereka dalam mengendalikan motor jangan ditanya. “Pokoknya bersama mereka jangan khawatir,” kata Pak Oktran sambal tersenyum memberi semangat pada tim SIL. Maka, jadilah kami berangkat setelah memuat semua tas dan logistik tim untuk dibawa ke Dusun Limat. Jarak tempuh dari Dusun Sebujit Iyang ke Dusun Limat kurang lebih 2 jam. “Ya, itu kalau tidak hujan. Kalau hujan, ya tidak bisa dilewati jalannya,” kata Pak Oktran lagi. Akhirnya dalam gelap malam hutan di Desa Bengkawan, Kecamatan Seluas, Kabupaten

LIPUTAN

15


Bengkayang kami menelusuri jalan yang menanjak. Jalan tanah yang menanjak berliku dan naik turun kami telusuri. Rombongan harus berjalan dengan kecepatan yang pelan untuk menghindari tanah yang terjal dan curam. Belum lagi harus menelusuri jembatan gantung yang hanya bisa dilalui satu motor. Salah satu motor yang ditumpangi Danius anggota tim Sil dari Jakarta sempat masuk pinggir jurang. “Tadi kami jatuh pas di pinggir jurang. Puji Tuhan kami tidak sampai terperosok ke dalam. Karena gelap dan lampu motor juga kurang terang nyalanya,” akunya.

sehingga jalan tanah yang licin dan terjal dapat kami lewati dan tak masuk ke dalam jurang,” katanya sambal tertawa ketika bercerita pada tim lainnya. Bersyukur, meski perjalanan sulit dan gelap tetapi dapat dilalui dengan baik. Hampir dua jam kami akhirnya tiba di Dusun Limat pada pukul 21.00. Setibanya di dusun itu, Bapak Tony selaku gembala gereja menyambut kami dengan sukacita. “Kami tadinya merasa khawatir karena jalan menuju dusun ini masih basah, beberapa hari belakangan hujan. Tapi syukurlah sudah tiba dengan selamat,” katanya ketika menyambut kami. Dusun Limat berpenduduk tak banyak. Kami menghitungnya ada sekitar 30 kepala keluarga atau sekitar 70 orang. Penduduk sana semuanya punya hubungan kekerabatan satu sama lain. Gembala di gereja Dusun Limat Tony bercerita bahwa di gerejanya adalah semua keluarga. “Ya saya saja bersaudara 9. Kakak dan Abang saya semua ada di dusun ini. Jadi kami memang keluarga. Ada beberapa keluarga yang memang bukan kerabat dekat tapi masih ada hubungan darah dengan kami,” katanya. Penduduk Dusun Limat kebanyakan berladang di hutan, berburu dan mengumpulkan kulit pohon untuk dijadikan tikar. “Ya kami semua warga di dusun ini berladang ke hutan. Jadi kalau kami ingin makan nasi ya kami tinggal menanam padi air kering. Kalau ingin makan sayur, tinggal petik di pekarangan atau cari di ladang. Kalau ingin makan daging, kami tinggal berburu di hutan,” tambah Pak Tony. Kegiatan SIL di dusun itu berjalan dengan baik selama tiga hari. Ada sekira 60 anak-anak yang dilayani. Pak Tony sangat bersyukur dengan kehadiran tim SIL sehingga bisa membagikan kisah tentang Yesus. Di hari ketiga setelah SIL terakhir diadakan, pada pukul 14.00 kami kembali ke Dusun Sebujit Iyang untuk melanjutkan kegiatan SIL. Tentu saja melewati jalan yang telah kami lewati ketika tiba di dusun itu. Jalan tanah, terjal, menurun dan naik harus kami lewati kembali demi melayani anak-anak di pedalaman dan terpencil. Penulis: Phil Editor : Fajar S

Tak hanya Danius yang terjatuh, anggota lainnya Marcel juga sempat terjatuh saat menanjak di sebuah bukit. “Saya bawa motor sendiri dan adik ini yang pegang barang saya. Untunglah saat jatuh di tanjakan tadi, saya masih bisa mengendalikan motor

16

LIPUTAN


ik Art

el

SIL: Literasi Sederhana Bagi Anak

Mendengarkan cerita Bung Phil yang ikut liputan dan pelayanan Sekolah Injil Liburan (SIL) di Bengkayang, Kalimantan Barat sangat seru. Selain perjalanan yang ditempuh cukup jauh dan medan yang dilewati juga tidak mudah, cerita itu lebih seru lagi adalah mengenai antusiasme anak-anak di tiap dusun atau sekolah yang dikunjungi. Dengan buku-buku panduan bagi pengajar dan anak, kegiatan SIL menjadi terkelola dengan baik sehingga proses literasi itu berjalan dengan baik pula. Itu kira-kira kesan saya terhadap kegiatan SIL di Bengkayang oleh rekan saya ini. Sebagai sesama wartawan, saya sangat iri mendengar cerita rekan saya ini. Tapi saya ikut senang dengan apa yang telah dilakukan Bung Phil ini, khususnya bagi anak-anak. Di peringatan

HUT RI ke 78 tahun ini, saya jadi tergelitik, sudah sejauh mana orang tua atau orang dewasa melihat pentingnya literasi sederhana bagi anak-anak ini? Sementara pada faktanya, tantangan anak yang lebih bermain gajet dari pada belajar cukup besar. Data UNESCO tahun 2020 menyebut, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! Lalu data Maret 2016 dari World’s Most Literate Nations Ranked yang dibuat Central Connecticut State Univesity, Indonesia menduduki posisi ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, di bawahnya Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Jika angka-angka itu diperuntukan bagi dewasa, bagaimana dengan anak-anak? Diprediksi jauh lebih kecil.

ARTIKEL

17


menulis garis, membuat lingkaran, menghubungkan titik-titik, dan mewarnai. Berikutnya anak usia ini dikenali angka dasar 1-9, lalu ajar menuliskannya. Juga anak diajarkan menghitung benda yang jumlahnya tidak lebih dari lima. Usia 4-5 tahun Periode usia ini kebanyakan sudah masuk taman kanak-kanak. Maka anak-anak dapat diperkenalkan dasar-dasar membaca dan menulis, antara lain pengenalan huruf dan angka. Di usia ini juga kadang anak tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka serta berhitung loncat, seperti 1, 3, 5, 7. Usia 6-10 tahun Periode anak yang masuk sekolah dasar maka ajarkan mengenali kata tanpa harus mengeja terlebih dahulu. Tumbuhkan minat baca buku-buku sederhana, seperti majalah anak-anak. Usia ini juga bisa diajarkan berhitung angka satu digit, misalnya 1 + 1, dan 4 - 1.

Lalu bagaimana mendorong anak-anak agar mau atau tumbuh minat bacanya? Dengan literasi sederhana. Literasi sederhana? Memang ada literasi yang rumit? Jawabnya tentu saja ada. Ada banyak pertanyaan yang seringkali ditanyakan pada saya sebagai wartawan. “Bang, sebenarnya kapan sih seorang anak mulai bisa membaca? Kapan sih bagi anak-anak mulai menulis dan berhitung itu?” Saya tidak langsung menjawab tapi berpikir dulu dan mencari informasi sebanyak-banyaknya akan hal ini. Salah satu yang saya dapat dari WebMD menurut Profesor Psikologi University of California, Ross A. Thompson, PhD, ada berbagai variasi normal untuk memberikan pelajaran bagi anak. Karena belum tentu anak di usia 3 atau 4 tahun bisa baca, punya intelektual yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak usia 6 tahun yang baru bisa mengeja. “Tolak ukur usia yang dijadikan patokan bagi anak-anak, ini dapat menimbulkan kecemasan bagi orang tua,” kata Prof. Thompson. Oleh karena itu, kata Thompson, seyogyanya orang tua mengetahui beberapa tahapan literasinya, seperti dari membaca, menulis, sampai berhitung sesuai usia. Saya mengutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyebut beberapa tahapan literasi usia Anak, yakni: 2-4 tahun Pada usia ini anak diberi keterampilan motorik halus untuk belajar membaca dan menulis. Seperti,

18

ARTIKEL

Tahap selanjutnya, anak mulai belajar berhitung penjumlahan dan pengurangan dua digit atau lebih. Selanjutnya mengajarkan hitung perkalian dan pembagian serta berhitung campuran, seperti pecahan, desimal, persentase, dan geometri. Kata rekan saya, anak-anak yang mengikuti SIL masih banyak yang belum dapat membaca secara lancar bahkan ada pula yang belum mengenal huruf secara baik meski sudah kelas 1 dan 2. Sekali lagi, saya memberikan hormat bagi tim SIL dari cerita yang rekan saya sampaikan ini. Selain memperkenalkan Kristus, tim SIL juga mengajari literasi dasar dan sederhana bagi anak-anak. Hal yang baik bagi mereka. Penulis : Markus Saragih, wartawan Editor : Fajar S


ik Art

el

SUSAH S I N YA L

Sinyal sebagai penyambung komunikasi lewat gajet amat diperlukan ketika berada di daerah terpencil. Sayangnya tidak semua daerah terpencil memiliki gelombang sinyal yang kuat untuk dapat menunjang penggunaan gajet tersebut. Di Dusun Limat atau Simpang IV yang berada Desa Bengkawan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang dengan luas 133 km² adalah salah satu dusun yang sulit sinyal itu. Desa yang berbatasan dengan Desa Tamong, Kecamatan Siding dihuni kurang lebih 30 kepala keluarga. Untuk masuk ke dusun itu, harus melewati Dusun Sebujit Iyang lebih dulu. Di dua dusun ini tim SIL agak kepayahan untuk mendapatkan sinyal.

ARTIKEL

19


“Ya memang dusun kami sulit mendapatkan sinyal. Jika ingin bertelpon musti ke daerah yang tinggi. Di halaman belakang gereja Dusun Limat sinyal cukup baik. Sehingga kalau malam banyak orang, khususnya anak-anak remaja yang berkumpul untuk bermain gajetnya,” kata Gembala Bapak Toni kepada SB. Tim SIL yang tinggal di rumah pastori gembala harus berjalan kaki kurang lebih 300 meter ke gereja. Saat hari pertama di dusun itu, tim SIL harus rela berjalan kaki untuk menyampaikan kabar kegiatan ke kantor LLB. “Ya mau tidak mau harus begini. Setelah makan malam saya ke gereja untuk mendapatkan sinyal lalu mengabari ke Bandung,” kata Willy. Kesulitan mendapatkan sinyal juga harus disiasati saat memutarkan film Sang Penggali. Film ini dibuat khusus untuk mendukung SIL 2023. Tim harus meminta tolong salah seorang remaja di dusun itu untuk meminjamkan kuotanya untuk bisa mengunduh film tersebut. Proses pengunduhan juga dilakukan sejak hari pertama hingga kedua. Dua episode kami unduh di hari pertama lalu dilanjutkan esok harinya 3 episode. Saat hari terakhir di siang hari, film tersebut dapat ditayangkan bagi anak-anak. Persoalan susah sinyal tak hanya di Dusun Limat. Saat kami di Dusun Sebujit Iyang juga terjadi. Saat malam hari ketika ingin memberi kabar ke kantor LLB di Bandung, kami harus menyusuri jalan setapak menanjak ke bukit untuk mendapatkan sinyal itu. Bukan hanya kami saja yang harus ke bukit yang letaknya di ujung dusun tapi juga warga dusun lainnya. Tua muda, laki perempuan berkumpul di sebuah bukit yang berbentuk persegi yang mirip batu besar berukuran 2 x3 meter dengan tinggi 1,5 meter yang merupakan bangunan penampungan air atau tandon di dusun itu. Alex salah seorang warga dusun mengaku hampir tiap sore hingga malam ia berada di tandon air itu untuk berkomunikasi dengan temannya di daerah lainnya. “Ya kalau di rumah atau di lapangan dekat balai dusun, tak ada sinyal sama sekali. Jadi setiap

20

ARTIKEL

sore saya datang ke tempat ini untuk mendapatkan sinyal dan mengirimkan kabar,” akunya. Warga dusun lainnya, Selly juga setali tiga uang. Ia yang sedang berkunjung ke rumah orang tuanya karena mendapat libur dari tempat kerjanya di Malaysia, harus rela berjalan kaki dan menyusuri area tinggi untuk sampai pada tandon yang memiliki sinyal yang cukup baik. “Saya punya teman-teman di Serawak dan Kuala Lumpur yang setiap malam kami ngobrol. Syukurlah malam ini tidak hujan jadi kami bisa chatting di grup. Ya, kondisi ini sudah biasa karena bukan saya saja yang ada di sini,” ujarnya. Tandon penampungan air dibangun sejak tahun 2000. Tandon itu menjadi tempat penampungan air bersih yang mengaliri air ke seluruh Dusun Sebujit Iyang. Warga yang datang ke tempat itu ada pula yang mengenakan jaket di malam hari karena angin yang cukup kencang. Meski tanpa alat penerang, seperti lampu atau senter, warga terbiasa menyusuri jalan setapak di malam hari untuk datang ke tandon itu dan menikmati sinyal. Pak Oktran, Ketua Gereja di dusun itu bercerita, titik di tandon itu menjadi satu-satunya titik di mana sinyal bisa didapat. “Jadi kalau ada kabar darurat maka kami naik ke bukit dan berdiri dekat tandon itu sehingga bisa memberikan kabar. Karena dusun kami yang terletak di dataran tinggi tidak ada tower sinyal sama sekali. Adanya di Dusun Sebujit Baru yang jaraknya 40-an kilo di bawah.” Susah sinyal bagi warga kota seperti beberapa anggota tim SIL memang menyulitkan. Namun bersyukur dengan tidak adanya sinyal, sehingga kegiatan kami tetap fokus untuk kegiatan SIL tetap lancar. Jika ingin memberi kabar, maka rela menyusuri bukit untuk mendapatkan sinyal lalu memberi kabar. Penulis : Phil Editor : Philip Artha


J

eolo T a l e d en

gi

APAKAH “KEMERDEKAAN DI DALAM KRISTUS” ITU? Sumber: https://unsplash.com/

Di Pelabuhan New York berdiri sebuah patung tembaga raksasa setinggi kurang lebih 46 meter. Patung tersebut didirikan di atas landasan setebal sekitar 46 meter, di puncaknya ditempatkan obor “Lady Liberty,” demikian orang-orang menyebutnya. Dari dasar alas hingga bagian obornya, patung tersebut memiliki ketinggian lebih dari 90 meter dari permukaan tanah. “Patung Liberty” ini dihadiahkan kepada Amerika Serikat dari Perancis pada tahun 1876, menandai 100 tahun sejak Deklarasi Kemerdekaan. Patung tersebut diresmikan sepuluh tahun kemudian pada tahun 1886, dan menjadi simbol yang mendunia dari kemerdekaan dan kebebasan, selama lebih dari 130 tahun. Tetapi mungkin kita bertanya, kemerdekaan dari apa? Ide mengenai kebebasan, kemerdekaan, telah dimaknai sangat luas dalam dunia modern, dan kita menjadi sangat mudah untuk kehilangan konteks dari istilah ini. Kemerdekaan dari apa dan untuk apa? Para bapak pendiri Amerika Serikat memikirkan satu nama penjajah dalam pikiran mereka ketika menyerukan kebebasan, yaitu Inggris. Lebih spesifik lagi bagi mereka, kemerdekaan berarti pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah, bukan otoritas raja. Namun, dalam perjuangan meraih kemerdekaan dari penjajahan Inggris, para pendiri negara ini tidak takut untuk berbicara tentang kemerdekaan dalam istilah-istilah yang agung:

Kami meyakini bahwa kebenarankebenaran ini jelas adanya, bahwa semua manusia diciptakan setara, bahwa semua manusia dianugerahi oleh Sang Pencipta dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut, di antaranya hak untuk Hidup, hak akan Kebebasan, dan hak untuk mengejar Kebahagiaan. Suara kebebasan di telinga manusia seperti tonik yang kuat, terkadang bisa menyembuhkan penyakit yang memang diderita, namun di lain waktu bisa menjadi racun. Teriakan kebebasan dapat menghasilkan pemilihan umum yang damai atau malah kerusuhan massal. Apa yang tadinya diawali dengan perjuangan untuk kebebasan nasional dari kekuasaan asing dapat dengan cepat berubah menjadi teriakan kebebasan dari pemerintah yang justru kita pilih sendiri ketika ternyata ada hal-hal yang tidak kita sukai dari mereka. Seruan untuk kemerdekaan, jika tidak terkendali, akan segera berubah menjadi tuntutan untuk “kebebasan” dari segala jenis “otoritas” dari luar, baik yang bersifat manusiawi maupun Ilahi. Pada tahun 1992, Hakim Mahkamah Agung, Anthony Kennedy menuliskan dalam Kasus Planned Parenthood versus Casey, “Inti dari kebebasan adalah hak untuk mendefinisikan konsep diri sendiri mengenai eksistensi, makna, alam semesta, dan

JENDELA TEOLOGI

21


misteri dari kehidupan manusia.” Ini adalah sebuah klaim yang tidak terbatas dan sangat luas, yang mungkin mengejutkan bahkan para pendiri yang paling liberal sekalipun. Ingat, hal itu terjadi 30 tahun yang lalu.

Paulus menulis dalam Galatia 5:1, Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

DEKLARASI KEMERDEKAAN Namun, semodern apa pun kelihatannya penekanan pada kebebasan pribadi, seruan untuk kebebasan jauh lebih kuno daripada liberalisme modern, kerumunan massa Revolusi Perancis, atau dokumen resmi pendirian dari para pendiri Amerika Serikat. Lebih dari 1700 tahun sebelumnya, Rasul Paulus, pada klimaks suratnya kepada jemaat di Galatia, membuat pernyataan besar untuk kemerdekaan. Ini berarti bahwa seruan kebebasan Kristen – untuk kemerdekaan Kristen – jauh mendahului seruan yang menginformasikan dan mendistorsi pengertian kebebasan yang populer di masa kini.

Seruan kemerdekaan ini menangkap beban hati Paulus. Separuh pertama dari ayat ini merupakan deklarasi kemerdekaan, yang mendahului seluruh isi surat, dari Galatia 5:13-6:10, dan kemerdekaan kehidupan Kristen. Lalu paruh kedua dari ayat 1, nasihat untuk berdiri teguh, menangkap kebenaran utama dari Galatia 2:16-4:7: penerimaan penuh oleh Allah melalui iman dalam Yesus Kristus. Paruh kedua dari ayat 1, memimpin kepada Galatia 5:2-4; dan paruh pertama ayat 1 memimpin kepada Galatia 5:5-6, Paulus kembali kepada bagian pertama dari ayat 1. Lalu, ada dua penekanan yang berbeda dalam teks ini: kita dapat menyebutnya “kemerdekaan dari” (ayat 1-4) dan “kemerdekaan untuk” (ayat 1 dan 5-6). Pertanyaan bagi kita adalah: Apakah kemerdekaan Kristen itu? Nas ini menjawab dalam dua bagian yang jelas. Kemudian kita akan menemukan pada bagian akhir adalah aspek ketiga yang lebih samar, mudah terluput, dan mungkin lebih penting untuk digarisbawahi. Jadi, apakah kemerdekaan Kristen itu? KEMERDEKAAN YANG HARUS DIPERTAHANKAN Paulus berkata, “berdirilah teguh” dalam ayat 1. Kemerdekaan adalah panggilan yang akan disebutkannya dalam ayat 13; kemerdekaan Kristen, yang didasarkan pada pembenaran oleh iman, adalah kemerdekaan yang harus dipertahankan. Tidaklah cukup hanya diawali dengan iman, dan menambahkan perbuatan-perbuatan kebenaran. Juga harus berhati-hati untuk tidak berasumsi dan menerapkan ‘hanya oleh iman saja’ dalam cara-cara yang tidak patut.

Sumber: https://unsplash.com/

22

JENDELA TEOLOGI

Seperti misalnya, ketika orang tua berkata kepada anaknya, “Bersihkan kamarmu,” kita tidak boleh menganggap bahwa itu bukanlah perbuatankebenaran. Masalahnya di sini bukanlah soal kebenaran di hadapan Allah. Masalahnya adalah ketaatan kepada orang tua dan keluarga yang berbuah-buah. Kecuali jika orang tua menjadikan ini masalah kebenaran di hadapan Allah dengan mengatakan, “Jika kamu tidak membersihkan kamarmu, kamu akan masuk neraka.” Jika demikian, anak atau remaja Kristen memiliki hak untuk berkata,


“Ayah, saya tidak bisa memperoleh penerimaan penuh dari Allah dengan membersihkan kamar saya. Saya hanya bisa menjadi benar serta dibenarkan di hadapan Allah melalui iman saja dan di dalam Kristus saja. Saya akan menaatimu, karena engkau ayah saya, tetapi ini bukanlah masalah pembenaran di hadapan Allah.”

sunat itu salah atau terkutuk, tetapi dalam hal ini, menerima sunat berarti bahwa orang-orang Galatia sekarang percaya bahwa Kristus, dan iman kepadaNya, tidak cukup untuk dibenarkan di hadapan Allah, dan oleh karena itu, melakukan sunat akan menjadi pemberontakan terhadap Allah dan Kristus. Ini adalah peringatan pertama.

Jadi, sebagai orang-orang Kristen yang mengasihi dan bersukacita dalam kemerdekaan yang kita miliki dalam Kristus melalui pembenaran oleh iman, kita akan berhati-hati dan waspada terhadap tuntutan-tuntutan yang kita bebankan pada orang lain, dan tuntutan-tuntutan yang kita biarkan ditaruhkan orang lain pada kita, serta apa dasar dari tuntutantuntutan tersebut. Untuk berdiri teguh, dan mempertahankan pembenaran di hadapan Allah, kita ingin menjaganya agar tetap jelas dalam pikiran dan perkataan kita. KEMERDEKAAN DARI SUNAT Berikutnya kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan dari apa? Kita telah melihat dalam surat ini bahwa pembenaran oleh iman membebaskan kita dari dosa (Galatia 3:22), dan dari kutuk Hukum Taurat (Galatia 3:13; dan dari prinsip-prinsip dasar dunia, Galatia 4:3). Pengorbanan Yesus menebus dosa-dosa kita, dan membebaskan kita dari rasa bersalah serta dari kuasa dosa-dosa kita. Kemerdekaan yang segera ditemukan dalam surat ini adalah merdeka dari sunat. Galatia 5:2 adalah pertama kalinya dalam surat ini Paulus menyebutkan tentang sunat, tetapi ini adalah puncaknya dalam Galatia. Karena tekanan dari guru-guru palsu, orang-orang Kristen di Galatia kelihatannya sudah menambahkan perayaanperayaan Yahudi ke dalam kekristenan mereka (Galatia 4:10), dan mempertimbangkan untuk menerima sunat sebagai langkah tegas untuk menerima hukum perjanjian yang lama. Jadi, sunat melambangkan orang percaya memikul kuk hukum perjanjian yang lama, meyakini bahwa itu adalah langkah yang perlu diambil untuk menjadi bagian dari umat Allah dan didapati “benar” pada hari penghakiman. Jadi, dalam ayat 2, Paulus berkata, pada intinya, “Jika aku dapat mengatakan satu hal kepadamu….” Ia berkata, “Dengarlah: Aku, Paulus….” Dengan kata lain, dengar, ini aku. Engkau mengenalku. Aku yang memberitakan Injil kepadamu. Dengarlah. Aku tidak perlu berbasa-basi: “Jika kamu menerima sunat, Kristus tidak ada gunanya bagimu.” Bukan karena

Sumber: https://www.vox.com/

KEMERDEKAAN DARI HUKUM TAURAT Peringatan kedua ada dalam Galatia 5:3: “Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.” Ketika Paulus mengatakan ‘wajib melakukan’ pada ayat ini, itulah makna sebenarnya. Dalam situasi ini, di mana hukum perjanjian yang lama, melalui sunat, telah dipermasalahkan (oleh para guru palsu) menjadi syarat dibenarkan di hadapan Allah, ketika melakukannya berarti berbalik dari Kristus dan perjanjian-Nya yang baru. Mereka tidak bisa sekadar menambahkan sunat saja; melakukan sunat berarti menganut dan melakukan seluruh Hukum Taurat. Setelah Kristus hadir, tidak ada lagi sistem pengorbanan sah yang lain, yang diterima Allah. Jika Anda “menambahkan Hukum Taurat,” maka Anda harus melakukan seluruh Hukum Taurat dengan sempurna. Dan Anda tidak akan mampu melakukan seluruh hukum perjanjian yang lama dengan sempurna. Hal ini pun sama, Anda pun sesungguhnya tidak dapat melakukan seluruh perintah dalam perjanjian yang baru dengan sempurna, tetapi dalam perjanjian baru kita memiliki Kristus. Dalam perjanjian baru, pengampunanNya tersedia bagi dosa-dosa kita. Kita melakukan pengakuan dosa setiap Minggu sebagai sebuah gereja. Kita juga gagal setiap minggunya. Bahkan

JENDELA TEOLOGI

23


setiap hari. Kita tidak dapat menjadi benar atau memperoleh pembenaran di hadapan Allah oleh atau melalui perbuatan kita. KEMERDEKAAN DARI USAHA MEMPEROLEH KEBENARAN Kemudian yang ketiga dan merupakan peringatan terakhir terdapat dalam Galatia 5:4: “Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.” “Kasih karunia” di sini, seperti halnya dalam ayat 3, membahas masalah yang mendasarinya. Dalam seri ini, kita telah membahas tentang “hukum” yang berarti perjanjian yang lama, dan bukan hukum atau perintah-perintah dalam arti umum. Kita telah menekankan pergantian zaman dalam sejarah, dari perjanjian lama kepada perjanjian baru. Tetapi surat ini tidak hanya berbicara tentang perjanjian yang lama versus perjanjian yang baru. Ada masalah kedua di balik itu: melakukan versus percaya, untuk mendapatkan kedudukan yang benar di hadapan Allah. Atau usaha versus kasih karunia.

“Menjalankan kehidupan Kristen oleh kasih karunia berarti bahwa kita memperoleh hubungan yang benar dengan Allah oleh iman semata dan tetap tinggal dalam hubungan tersebut.” Dengan menerima sunat, Paulus berkata bahwa kita telah terlepas dari kasih karunia, karena sunat melambangkan penambahan pada karya Kristus untuk kita bisa dibenarkan dan tidak bisa dihindarkan bahwa kita memasukkan Hukum Taurat dan perbuatan-perbuatan kepada kasih karunia dan iman untuk menjadi benar di hadapan Allah melalui Kristus. Lalu apa artinya secara praktis untuk menjalani kehidupan Kristen oleh kasih karunia ini di mana ada perintah-perintah yang harus ditaati dalam perjanjian baru? Setiap Minggu di gereja, kami berlatih melakukan Amanat Agung Yesus untuk mengajar semua bangsa melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Pada dasarnya, menjalankan kehidupan Kristen oleh kasih karunia berarti bahwa kita memperoleh Sumber: https://www.vox.com/

24

JENDELA TEOLOGI

hubungan yang benar dengan Allah melalui iman, hanya dalam Kristus saja, dan tetap tinggal dalam hubungan tersebut. Seiring kita menaati perintah-perintah Kristus (yang kita lakukan, dan semakin dari hati), dan seiring kita mengakses suara Tuhan setiap hari melalui Firman-Nya, merespons-Nya dalam doa, berkumpul dengan tubuh Kristus setiap Minggu untuk menyembah serta sepanjang minggu bersekutu, kita tidak mencari untuk mengamankan atau mempertahankan pembenaran kita di hadapan Allah dengan perbuatan kita; tetapi usaha-usaha kita, kehidupan kita, ketaatan kita yang lahir dari iman adalah saluran-saluran Allah untuk terus mengalirkan anugerahnya bagi kita. Bukan melakukan kewajiban-kewajiban demi memperoleh pembenaran, tetapi ekspresi-ekspresi dari apa yang kita sebut pengudusan. Ini yang kemudian memimpin kita kepada tujuan dari kemerdekaan kita. PENGHARAPAN AKAN KEMERDEKAAN YANG AKAN DATANG Pertama, kita harus memperjelas bahwa “pengharapan” dalam bahasa Inggris kesannya jauh lebih tidak pasti di telinga kita daripada “pengharapan” dalam bahasa Yunani (elpis) terhadap orang-orang di Galatia. Dan pengharapan, sebagai keyakinan yang dalam, bukan keinginan yang tipis, sesuai dengan aspek masa yang akan datang dari pembenaran, ketika memang pengharapan tersebut didasarkan pada iman. Paulus memiliki pandangan akan hari penghakiman dalam ayat 5, dan ia tidak mengubah penekanannya pada iman. Iman dalam Kristus adalah bagaimana kita sekarang menikmati penerimaan penuh dari Allah dan bagaimana kita akan didapati benar sampai pada akhirnya. Kita masuk oleh iman, tetap di dalam oleh iman, dan akan teguh sampai akhir oleh iman. Dasar yang sama: Karya Kristus, bukan usaha kita. Sarana yang sama: iman kita, bukan perbuatan kita. Lalu pengharapan apa lagi yang masih akan datang? Deklarasi Allah di mata dunia tentang pembenaran kita di dalam Kristus, oleh iman, sehingga seluruh dunia tahu, saat hari penghakiman, diteguhkan oleh bukti yang nyata dari perubahan hidup kita. KEMERDEKAAN UNTUK MENIKMATI ALLAH Lalu kita merdeka untuk apa lagi? Paulus menyatakan dalam Galatia 5:5, “sebab oleh Roh,” yang sangat penting untuk memahami kemerdekaan Kristen. Roh Kudus mengubahkan kita. Ia mengeluarkan dari kita hati yang lama, yaitu hati yang keras, dan menaruh hati yang taat. Ia


https://unsplash.com/

memberi pada kita hasrat-hasrat yang baru. Ia terus mengerjakan pengudusan seumur hidup dalam kita, dan kita menjadi baru. Ia membebaskan kita untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya. Ia membebaskan kita untuk mewarisi segala sesuatu, yang berarti bahwa kemerdekaan di dalam Kristus – merdeka untuk – termasuk untuk menikmati “hal-hal di bumi” yang telah diberikan-Nya pada kita. Dalam Kristus, melalui Roh Kudus, kita bebas untuk menikmati anugerah yang baik dari Allah secara penuh – yang berarti menerima anugerah-anugerah itu secara sadar dari tangan-Nya, dan menikmatinya untuk kita kembali lagi kepada Sang Pemberi. Dan masih ada lagi. Nubuat besar perjanjian baru dalam Yeremia 31 menangkap dengan tepat “kemerdekaan dari” dan “kemerdekaan untuk” dari kehidupan Kristen. Dalam Kristus, kita telah dimerdekakan dari: “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka (Yeremia 31:34). Dengarkan bagaimana Yeremia menyatakan dimerdekakan untuk: Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka

dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yeremia 31:33-34) Kemerdekaan Kristen adalah merdeka untuk mengenal Allah. Kita menjadi milik-Nya, dan Ia menjadi milik kita. Melalui Roh Kudus, kita dibebaskan untuk hidup kudus, untuk hidup yang sejati, untuk menjadi putra dan putri-Nya dalam keluarga yang paling bersukacita, dan menikmati warisan-Nya atas segala sesuatu, serta menikmati Yesus sekarang dan selamanya. Kemerdekaan Kristen adalah pada akhirnya dan selamanya menikmati untuk apa kita diciptakan – untuk siapa kita diciptakan, yaitu bagi Allah di dalam Kristus.

“Kemerdekaan Kristen adalah menikmati untuk apa kita diciptakan – untuk siapa kita diciptakan, yaitu bagi Allah di dalam Kristus.” KEMERDEKAAN BERSAMA Kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan bersama. Bukan jenis kebebasan yang menjauhkan kita dari satu sama lain, untuk melindungi hak kita sendiri, dan menjaga kemerdekaan pribadi. Kemerdekaan ini adalah kemerdekaan bersama, kemerdekaan dengan, sebuah kemerdekaan yang lebih besar dan lebih bisa dinikmati bersama yang lain. Dalam Kristus, kita dibebaskan untuk melayani yang lain, memberkati yang lain, mengasihi satu sama lain; kita dibebaskan dari pembenaran diri, fokus pada diri sendiri, dari keakuan. Kita bebas untuk membuat pilihan yang bahagia untuk tidak

JENDELA TEOLOGI

25


menerima hak kita pada waktu tertentu demi kasih pada yang lain, seperti yang dinyatakan Paulus dalam 1 Korintus 9:19: “Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang.” Kemerdekaan untuk bersukacita bersama melalui kasih adalah kemerdekaan yang lebih besar daripada fokus pada diri sendiri. Kemerdekaan yang paling manis dan bisa dinikmati bukanlah kemerdekaan pribadi tetapi bersama – dan sering kali kemerdekaan itu bisa dinikmati dengan menyangkal diri untuk mendapatkan beberapa “hak pribadi”, atau kemerdekaan yang lebih terbatas, demi kepentingan orang lain dan menikmati sukacita yang lebih besar serta kemerdekaan kasih yang lebih besar. Kemerdekaan dengan adalah kemerdekaan yang jauh lebih besar daripada kemerdekaan solo. Jadi, kita datang bersama menghadap Meja Perjamuan Tuhan. Perjamuan Akhir Tuhan adalah perjamuan kebebasan dan juga kesatuan. Kebebasan karena kita dimerdekakan dari dosadosa kita, dari kematian dan neraka, serta bebas dari beban untuk memperoleh penerimaan Allah dengan usaha sendiri. Kita telah dibebaskan untuk kehidupan di dalam Roh dan sukacita dalam kekudusan dan kasih. Kita telah dibebaskan bersama. Ada kesatuan dalam kemerdekaan kita di dalam Kristus.

Pembenaran oleh iman membebaskan kita untuk mengasihi satu sama lain. Kita menyebut ini Perjamuan karena di Meja Perjamuan Tuhan kita ditarik bukan menjauh, tetapi mendekat, kepada Kristus dan kepada satu sama lain. David Mathis (@davidmathis) adalah editor eksekutif untuk desiringGod.org dan gembala dari Cities Church. Ia adalah seorang suami, juga ayah dari empat anak, dan penulis Workers for Your Joy: The Call of Christ on Christian Leader (2022).

https://unsplash.com/

26

JENDELA TEOLOGI


RGSM

WALKING THE SECOND MILE *)Iswara Rintis Purwantara

Dalam khotbah-Nya di atas bukit, Yesus berkata, “Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil” (Mat 5:41). Apa maksud Yesus? Tentu kita tidak boleh memaknai kata-kata Yesus ini secara literal, kecuali kita mau tiba pada kesimpulan bahwa Yesus adalah seorang psikopat, atau penyiksa yang sadis. Bagaimana tidak? Di ayat-ayat sebelumnya Dia berkata, “…jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu…,” dan “…jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu….” (Mat 5:29-30). Pasti sudah dari dulu-dulu kedua mata kita buta dan kedua tangan kita buntung! Lalu, bagaimana seharusnya kita menafsirkan kata-kata Yesus di atas? Pemahaman akan historical background akan sangat membantu kita. Latar Belakang Sejarah Pada zaman Yesus, ada sebuah hukum Kerajaan Roma yang berlaku di seluruh wilayah negaranegara jajahannya, termasuk Palestina. Hukum itu disebut ‘the law of requisition’. Hukum yang berasal dari Bangsa Persia ini dibuat untuk melindungi hakhak dan wewenang tentara Roma. Isinya adalah seorang serdadu Romawi diizinkan untuk memaksa penduduk sipil (orang jajahan) yang ia jumpai, siapapun itu, untuk berjalan mengangkut barangbarang bawaannya sejauh satu mil. Bagi yang tidak mau, atau menolak, akan dihukum (bandingkan otoritas tentara Romawi ini dengan wewenang Federal Bureau Investigation atau FBI, yang biasa Anda saksikan di film-film Amerika. Dalam keadaan darurat, seorang agen FBI, sambil menunjukkan kartu identitasnya, diperbolehkan meminta seseorang yang ia jumpai untuk menyerahkan kendaraannya untuk ia pakai mengejar pelaku kriminal yang melarikan diri). Lalu, apakah itu artinya Yesus menghendaki kita untuk berdiri di tepi jalan, menunggu seorang tentara datang memaksa kita membawakan peralatan-peralatan perangnya sejauh satu mil? Tentu tidak. Hanya satu orang yang menggenapi secara harfiah kata-kata Yesus di atas yang tercatat di dalam Perjanjian Baru, yaitu Simon dari Kirene. Ketika Yesus sudah tidak sanggup lagi memanggul salib-Nya, para serdadu Romawi memaksa Simon

untuk menggantikan Yesus memikul salib-Nya di sisa perjalanan menuju tempat eksekusi (Luk. 23:26). Jadi, apa arti dan signifikansi dari kata-kata Yesus itu bagi kita? Prinsipnya bagi Kita Perhatikan: hukum itu hanya mewajibkan seseorang untuk berjalan sejauh satu mil. Tidak lebih. Bisa Anda tebak, apa yang akan dilakukan oleh seorang penduduk sipil Palestina setelah ia berjalan memikul perlengkapan-perlengkapan bawaan seorang serdadu Roma sejauh satu mil? Ya, persis setelah satu mil, ia akan segera menaruh barang-barang itu ke tanah (mungkin dengan agak sedikit membantingnya) sambil berkata dengan kesal, “Nih.., ambil barang-barangmu!” lalu bergegas pergi. Mungkin juga sambil mengumpat di dalam hatinya: “Dasar, Romawi jahat!” (dan, bayangkan kalau penduduk sipil itu ternyata adalah seorang anggota partai Zelot, sekelompok orang Yahudi yang sangat radikal dalam perlawanannya terhadap penjajahan Roma!). Kenapa penduduk sipil itu berbuat seperti itu? Ya, karena dia pikir dia sudah memenuhi apa yang dituntut atau dipersyaratkan oleh hukum (hanya sejauh satu mil, tidak lebih). Ia sudah melaksanakannya dan tak seorang tentara Romawi pun yang bisa menghukum atau menganiaya dia. Coba Anda renungkan. Bukankah ini adalah tendensi kita semua? Kita cenderung mau melakukan segala sesuatu hanya sejauh apa yang dipersyaratkan atau dituntut. Namun, dari pada menyuruh para pendengar-Nya untuk berjalan sejauh satu mil, Yesus meminta mereka untuk berjalan sejauh dua mil. Yesus menggandakannya. Jadi, apa yang Yesus kehendaki dari kita? Aplikasinya bagi Kita Kita harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan baik kita melampaui apa yang diperintahkan, dituntut atau dipersyaratkan, entah oleh hukum atau peraturan. Kita harus melakukan melampaui apa yang diminta atau harapkan oleh orang lain. Sementara tendensi kebanyakan kita adalah melakukan yang minimum

RGSM

27


(khususnya ketika sesuatu itu kita lakukan untuk orang lain), kita diajar oleh Yesus untuk melakukan yang maksimal, yang terbaik sejauh yang kita bisa (do our best). Sebagai seorang pengajar misalnya, saya bisa membedakan ‘a good student’ dari ‘a bad student’. Namun Yesus mengajar saya bahwa ada perbedaan yang fundamental antara ‘a great student’ dan ‘a good student’. Kalau saya menugaskan murid-murid saya untuk membaca 15 halaman dari sebuah buku, ‘a bad student’ paling-paling akan membaca 10 halaman, bahkan kurang dari itu. ‘A good student’ akan membaca 15 halaman, persis seperti apa yang saya minta, tidak lebih, tidak kurang. Tetapi ‘a great student’ akan membaca dua kali lipat (30 halaman), bahkan lebih! Karena selalu mengerjakan tugas-tugasnya melampaui apa yang dituntut atau diharapkan oleh dosennya, ia akan selalu lebih maju dalam pengetahuan dan keterampilan. Ia juga akan selalu lebih baik dalam persiapan, lebih berpotensi untuk mendapatkan nilai bagus, untuk lulus, dan untuk menyelesaikan studinya tepat waktu. Coba Anda bayangkan, apa reaksi serdadu Romawi itu, ketika melihat apa yang dilakukan penduduk sipil negara jajahannya tadi. Bukannya berhenti setelah satu mil, ia malah terus berjalan memikul barang-barang bawaannya sejauh satu mil lagi. Serdadu Romawi itu mungkin akan terheranheran, bahkan shock, lalu bertanya kepada penduduk sipil itu, “Why?” Orang tidak akan terkesan kalau Anda melakukan sesuatu seperti apa yang mereka tuntut atau harapkan. Orang akan selalu terkesan, kalau Anda melakukan sesuatu melampaui apa yang mereka harapkan dari Anda – mereka akan heran, karena apa yang Anda lakukan itu berbeda dari kecenderungan orang-orang pada umumnya (kecenderungan natur manusia yang sudah jatuh dalam dosa). Ketika Anda membuat seseorang heran, orang itu akan bertanya, “Kenapa?” Anda lalu akan menjawab “Karena Yesus.” Anda lihat? Anda bukan saja sedang mempergunakan perlakuan buruk orang lain atas diri Anda sebagai kesempatan untuk berbuat baik. Lebih dari itu, Anda sedang membuka pintu bagi Injil. Anda sedang bersaksi tentang siapa Kristus kepada orang lain. Anda sedang memuliakan Dia! Bagaimana Cara Mengaplikasikannya? Ada sekelompok wisatawan mengunjungi sebuah pabrik jam tangan merek ‘Rolex’ yang terkenal itu, di Swiss. Mereka memperhatikan bagaimana selama proses manufaktur, komponenkomponen internal jam tangan kinetik yang sangat kecil seperti jembatan, pelat, roda gigi atau gir, roda keseimbangan, per, sekrup mikroskopis, dan pegas rambut kecil dibuat dengan presisi tinggi lalu dirakit dengan sangat hati-hati. Mereka melihat bagaimana

28

RGSM

sebuah mur yang sangat kecil dibuat sebagus, seindah dan semengkilap mungkin (dibutuhkan waktu satu tahun untuk mengerjakan satu jam tangan saja!). Lalu seorang wisatawan bertanya kepada salah satu dari para pembuat jam itu: “Kenapa Anda harus repot-repot membuat mur-mur itu seindah mungkin? Mur-mur itu sangat kecil. Lagi pula, itu hanya akan dipergunakan untuk merakit mesin yang ada di bagian dalam jam, bukan di bagian luarnya. Tidak ada seorangpun yang akan melihatnya, bukan?” “Siapa bilang kalau tidak ada yang melihat murmur ini?” tukas si pembuat jam. “Ada!” lanjutnya. “Pertama, saya melihatnya!” katanya sambil menunjuk kepada dirinya sendiri. “Kedua, Tuhan melihatnya!” katanya sambil mengarahkan jari telujuknya ke atas. Wisatawan itu terdiam. Para pembuat jam tangan Rolex bekerja dengan segenap hati dan maksimal. Mereka melakukan yang terbaik, berusaha menghasilkan sesuatu lebih dari apa yang diharapkan oleh para konsumen mereka. Kenapa? Karena mereka bekerja seperti untuk Tuhan. Tidak heran kalau jam tangan produk mereka mendapatkan pengakuan sebagai jam tangan terbaik di seluruh dunia. Alkitab berkata, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol 3:23). Kalau Yesus tidak pernah melakukan sesuatu yang kurang kurang dari 100 persen, kenapa kita suka melakukan sesuatu yang setengah-setengah? *Penulis adalah dosen Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia (STBI) Semarang Editor: Juniati


Liputan

Dari IBYC 2023

All Out Bagi Kristus! Graha UNESA, lantai 4 Surabaya bergemuruh. Sekira 1.300 anak muda larut dalam pujian yang dinaikkan. Menyanyi dan menari memuji Tuhan diiringi pemusik yang mengajak peserta IBYC. “All Out!” slogan IBYC 2023 yang sering digaungkan sejak permulaan acara. IBYC 2023 diselenggarakan oleh panitia gabungan yang terdiri dari sejumlah gereja Baptis di wilayah Jatim 2 dan Bali. Ketua Panitia Christian Bayu kepada SB bercerita bahwa dirinya bersama teman-temannya sudah bekerja sejak Januari lalu. “Ya, saya ketika ditunjuk menjadi ketua untuk acara ini, kami segera bergerak. Setiap minggu kami bertemu untuk rapat dan menentukan tim pelaksana. Lalu memilih tim pelaksana berupa para koordinator tiap-tiap bidang. Dari situ, tiap-tiap koordinator memilih anggotanya hingga memilih para relawan. Maka seperti yang dilihat, tiap-tiap bidang mengerjakan pekerjaannya masing-masing.” Bayu juga menambahkan, pencapaian dengan suksesnya acara IBYC 2023 merupakan kerja bersama yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Misalkan, untuk lokasi di UNESA, kami juga melakukan pendekatan jauh-jauh hari, mulai pihak gedung hingga ke pihak kepolisian, TNI dan juga Pemerintah Kota Surabaya. Bersyukur Walikota Surabaya yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Maria Theresia Ekawati Rahayu membuka acara ini,” ujarnya.

Perhelatan IBYC 2023 menghadirkan sejumlah narasumber yang dikhususkan untuk memberikan pemahaman bukan hanya soal Kristus yang menjadi bagian utama kehidupan orang muda tetapi juga pembekalan hal-hal umum, seperti sharing dari para sponsor dan hamba Tuhan yang memfokuskan pada dunia anak remaja/pemuda. “Tujuan All Out itulah yang kami ingin capai. Peserta bukan hanya datang ke Surabaya lalu ketemu teman-teman. Tapi lebih dari itu, kami memperlengkapi mereka baik secara Alkitabiah maupun secara umum. Sehingga ketika mereka kembali ke daerah asalnya, mereka bisa berbagi, melayani di tempatnya masing-masing,” tambah Bayu. Hal senada juga disampaikan Ketua Pemuda Baptis Aswin Sumampauw. Kepada SB saat diminta pendapatnya soal kegiatan IBYC 2023 ini, Aswin mengatakan bersyukur semua peserta dari berbagai daerah di Indonesia dapat menikmati setiap kegiatan acara yang diberikan oleh panitia. “Untuk acara ini ada beberapa tujuan. Yang pertama adalah karena kami keluarga Baptis maka kebersamaan menjadi hal yang penting. Lalu yang kedua, pemuda-pemuda Baptis punya kebanggaan. Mungkin peserta yang dari daerah dan ketika ikut konferensi ini menjadi bersama-sama dan besar dan itu menjadi kebanggaan. Dan yang ketiga adalah anak-anak muda mengalami Kristus. Dan kami memberikan kelas-kelas memperdalam Kristus.

LIPUTAN

29


Dengan jumlah peserta 1300 lebih anak muda dan sehingga hal ini suatu hal yang luar biasa. Dan saya mendorong semua gereja pemuda-pemuda ikut serta kegiatan seperti ini. Dan anak-anak muda pulang membawa api baru untuk gereja mereka. Saya sangat mengapresiasi BPD Jatim 1 Bali ini sangat profesional dan sangat detail dan dari minggu ke minggu dan bulan ke bulan sangat baik. Ini pertemuan yang tidak mudah dipersiapkan pasca pandemi dan kami bersyukur hal ini dapat terselenggara. Dan sangat-sangat bangga yang diketua oleh Pendeta Muda Christian Bayu,” terangnya. Senada dengan Aswin, Ketua Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI) Pdt. Yosia Wartono juga memberikan apresiasi kepada panitia kerja atas terselenggaranya IBYC 2023. “Bersyukur pada Tuhan dan selamat untuk panitia (karena) acara ini dapat terlaksana dengan baik. Kita punya target untuk mendampingi anak muda. Kita memutuskan untuk membina dan mendampingi anak muda supaya mampu hidup bagi Tuhan dan acara ini untuk memompa semangat mereka. Identitas anak muda yang hidup bagi Tuhan itu harus melekat pada anak muda yang kemudian berkarir menjadi apapun. Jadi acara ini sangat penting bagi anak muda,” tandasnya. Ibu Maria Theresia Ekawati Rahayu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surabaya mewakili Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan apresiasi dan semangat kebersamaan yang ditunjukan panitia kerja. “Kota Surabaya adalah kota keberagaman, baik agama dan etnis serta budayanya. Kami menyambut dengan gembira dan selamat untuk kegiatan ini serta menjadi kegiatan pendidikan karakter untuk generasi muda Indonesia. Sukses untuk acara ini.” Kita banget Acara yang dikemas cukup menarik dengan tema-tema yang disesuaikan dengan kebutuhan anak muda dan bahkan sejumlah peserta ikut bernyanyi ke depan panggung ketika sejumlah pengisi acara mengajak mereka bernyanyi. Tanggapan sejumlah peserta yang ditemui SB juga beragam soal IBYC 2023 yang diikuti. Jedi Satria (18) yang berasal dari Sleman, Jawa Tengah mengungkapkan, “Serunya lebih rame karena banyak anak-anak muda dan bareng satu iman. Suasana juga seru,” kata Satria yang tahun ini akan masuk sekolah. Sementara menurut Josep dari Bandung mengaku bersama 14 temannya juga senang dengan ikut acara ini. “Rame dan seru, kesannya nggak tua dan anak muda. Saya bersama temanteman pokoknya asiklah,” ujarnya.

30

LIPUTAN

Micel yang kelas 2 SMA dari Semarang juga merasa senang bersama 15 teman lainnya. “Awalnya pas acara PKMB gabungan ngomong bahwa ada acara IBYC dan di gereja juga diumumkan dan aku daftar. Waktu opening tadi itu keren banget dan waktu nari itu bagus banget. Terus kita jadi punya banyak kenalan dari gereja lainnya. Ini tempatnya juga keren banget …kayak film-film Disney yang didekorasi emas-emas gitu,” akunya sambal tertawa. Agil dari Cilegon yang bersama 16 rekannya ikut meramaikan acara ini. “Aku yang pertama kali ikut acara ini dan mungkin terakhir karena tahun depan udah ndak bisa. Tapi secara pribadi acara ini seru dan kumpul bareng pemuda se-Indonesia untuk diperlengkapi bersama-sama,” tuturnya. Sementara itu Christian yang siswa SMK 12 Surabaya juga merasa seru. “Di sini kan banyak teman-teman dari suku lainnya dari tempat-tempat lain, kayak Bandung dan daerah lain. Seru bangetlah acaranya. Kita ndak membeda-bedakan. Senanglah saya ikut acara ini.” Senang Jadi Relawan IBYC 2023 selain dihadiri oleh 1300 lebih anak muda, ada pula ratusan relawan yang ikut ambil bagian. Para relawan bertugas mulai dari area parkir dan menghantar kendaraan peserta yang masuk. Membersihkan area konferensi hingga menyiapkan konsumsi dan membagi-bagikan konsumsi bagi peserta. Ibu Leny, Ibu Rokim, Ibu Lisa dan Ibu Lima dari sejumlah gereja Baptis di Surabaya mengaku mendaftarkan diri menjadi relawan untuk acara ini. “Ya saya daftar jadi relawan karena diumumkan di gereja bahwa acara IBYC ini membutuhkan banyak relawan. Saat diumumkan di gereja itulah saya daftar. Lalu kami ditempatkan di bagian konsumsi. Membagi konsumsi berupa makanan dan snack bagi peserta. Saya senang sekali bisa membantu dan jadi relawan,” kata Ibu Leny. Sementara Ibu Rokim mengaku juga suka. “Ya ini kan acara besar ya dan banyak anak-anak yang harus dilayani. Ya saya suka dan menganggap anakanak itu anak saya sendiri. Jadi kami mau terlibat jadi relawan ini.” Bagi Ibu Lima, dirinya bertugas membagikan makan siang dan snack, setelah itu ada tim relawan lain yang bertugas yang sama. “Kami kebagian di shift pertama, pagi sampai siang. Setelah itu ada tim relawan berikutnya yang menggantikan kami. Wess pokoke senenglah ikut terlibat jadi relawan meski tugas kami sebagai konsumsi,” ujar Ibu Lima sambil tersenyum. Penulis: Phil Editor : Fajar S


ni Op iMerdeka dari Penjara Mental Bernama Belief

Bulan Agustus ini kita kembali merayakan sekaligus mengenang kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun, sebuah pertanyaan masih menggelitik di pikiran saya, yakni sudahkah kita benar-benar merdeka? Setidaknya memerdekakan pikiran kita sendiri. Sterling W. Sill pernah mengatakan, “Ubah keyakinanmu dan kamu mengubah takdirmu” yang dalam bahasa aslinya tertulis, “Change your beliefs and you change your destiny.” Mungkin Anda pernah mendengarnya dalam seminar-seminar motivasi untuk mengubah mindset. Bicara soal kemerdekaan kok sampai repot-repot mengubah keyakinan dan mindset? Mengutip kamus elektronik Enkarta, mindset terdiri dari dua buah kata, yakni mind dan set. Mind adalah sumber pikiran dan memori; pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide, dan persepsi, serta menyimpan pengetahuan dan memori. Sedangkan set adalah mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan; keadaan utuh atau solid. Dengan demikian, mindset dapat diartikan sebagai kepercayaan-kepercayaan yang memengaruhi sikap seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap, dan masa depan seseorang. Dari sini kita dapat melihat, kalau ingin mengubah mindset, kita harus ubah dulu kumpulan belief yang tertanam. Bayangkan jika Anda memiliki sebuah kunci multifungsi, tentu Anda tidak perlu membawa 10 ikat anak kunci saat meninggalkan rumah. Cukup satu kunci multifungsi, Anda bisa membuka gembok dan pintu-pintu di rumah. Anda pun tidak perlu mencoba 10 ikat anak kunci satu persatu.

ARTIKEL TEOLOGI

Begitu juga dengan belief yang merupakan kunci utama atas sebuah perubahan yang cepat, efisien, efektif, dan permanen. Ketika belief berhasil diubah, maka self-talk, persepsi, state, emosi, dan perilaku juga akan berubah. Belief sebenarnya berangkat dari sebuah ide atau pernyataan yang kita setujui dan anggap benar. Semakin tinggi tingkat persetujuan terhadap suatu ide, semakin kuat pula belief kita terhadapnya. Begitu juga sebaliknya, semakin kita tidak meyakini suatu ide, ide itu tidak lebih dari pernyataan yang kita anggap biasa saja. Sebagai contoh, ketika saya menanyakan gambar ular kepada anak usia dua tahun, dia akan melihatnya dengan rasa heran, penasaran, atau mungkin kagum, karena anak ini melihatnya sebagai hewan melata bertubuh panjang. Mungkin anak ini bisa mengatakan, bahwa ular itu lucu. Namun ketika saya tunjukkan kepada anak usia belasan tahun, dia sudah ketakutan karena beranggapan bahwa ular adalah binatang berbahaya. Lain halnya jika saya mengobrol dengan orang dewasa berusia 30 tahunan, bisa saja dia menuturkan bahwa ular adalah simbol kejahatan seperti yang tertulis dalam Kitab Kejadian. Ketiga individu yang saya contohkan di atas memiliki struktur belief yang berbeda, seiring dengan fungsi otak, cara pandang, proses belajar, berlogika, dan berimajinasi. Berbicara soal belief, tidaklah sederhana. Namun belief memiliki sejumlah pola atau hubungan di dalam pikiran yang didapatkan dari pengalaman, berdasarkan stimulus internal dan eksternal.

OPINI

31


Ada beberapa faktor yang menjadi alasan sulitnya terjadinya perubahan atau tidak mungkin terjadi perubahan, antara lain : 1. 2. 3. 4.

Sumber: JAKE HAWKINS

Dalam proses penciptaan, kita terlahir tanpa belief sama sekali, baik mengenai diri kita maupun orang-orang di sekitar kita. Kita terlahir sebagai manusia ciptaan Tuhan yang mulia. Titik. Namun semua belief yang kita memiliki saat ini terus tumbuh dan berkembang dari kebudayaan, keluarga, pengkondisian sosial dan psikologis, media massa, dan pengalaman hidup kita. Bahkan sejak di dalam kandungan hingga sekarang. Jadilah kita memiliki belief seperti cantik-tampan, baik-jelek, pintarbodoh, kaya-miskin, hitam-putih, dan sebagainya.

Merasa tidak punya masalah Mau berubah, tapi tidak tahu caranya Tidak mau berubah, meskipun tahu caranya Takut jika perubahan baru tersebut akan membawa dampak buruk 5. Tidak tahu cara yang benar untuk masuk ke pikiran bawah sadar 6. Teknik modifikasi belief yang kurang tepat, atau bahkan salah Ketika menyadari tidak mudah untuk membuat perubahan di dalam diri, coba cermati, dari keenam poin di atas, kita ada di nomor berapa. Belief ibarat salah satu bagian dalam “diri” kita selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Jika Anda mempertanyakan, apakah ini semacam kepribadian ganda atau multiple personality disorder, maka saya jawab, “Bukan.” Sumber: www.francescociccolella.com

Pertanyaannya, apakah kita perlu mengubah belief? Tergantung. Ketika Anda merasa belief itu sejalan dengan value atau nilai yang Anda pegang, ya lanjutkan. Memang tidak semua belief perlu diubah. Ada belief yang justru membuat kita berhasil. Namun jika Anda menyadari, bahwa diri Anda bukanlah belief Anda, mulailah berubah. Diri Anda bukanlah sekumpulan belief. Dan apapun belief Anda saat ini, semuanya hanyalah hasil atau akibat dari proses pembelajaran kehidupan sejak kecil sampai sekarang. Karena bisa dipelajari, pada dasarnya belief dapat diubah, dimodifikasi, bahkan ditanggalkan. Layaknya proses instalasi suatu program komputer. Lantas, apakah mudah dalam mengubah belief? Mudah, kalau tahu caranya. Menjadi sulit kalau tidak tahu caranya. Sumber: www.francescociccolella.com

32

OPINI

Salah satu bagian dalam “diri” yang saya maksud sebenarnya adalah program-program pikiran dan nilai-nilai yang sudah tertanam di pikiran bawah sadar. Tidak mudah untuk mengubah, apalagi melepaskannya. Semakin kita ingin mengubahnya, semakin kuat juga belief itu melawan. Hal ini dapat kita ketahui dengan munculnya perasaan tidak enak dan tidak nyaman di hati, di antaranya adanya resistensi. Resistensi adalah sebuah konflik antara apa yang kita rasakan (berupa emosi di pikiran bawah sadar) dan apa yang kita pikirkan (berupa logika di pikiran sadar).


Pada dasarnya, perubahan bukanlah hal yang menyakitkan. Tetapi resistensi terhadap perubahan itulah yang membuat proses perubahan terasa sangat berat dan menyakitkan. Secara sederhana, hal ini kita temukan bagi orang-orang yang kesulitan bangun pagi. Sebenarnya mereka tahu, bahwa bangun pagi memiliki banyak manfaat, serta memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik dan efektif. Namun, ada bagian dalam dirinya yang menuntut istirahat lebih banyak, karena pikiran yang merasa bekerja terlalu keras, misalnya. Akibatnya, bangun enggan, tidur lagi pun segan. Tentu rasanya sangat tidak nyaman bagi mereka yang merasakannya. Sebelum mengubah belief, pastikan kita akan melakukannya secara sadar dan selektif. Tidak perlu mengubah belief yang sudah baik dan jelas-jelas mendukung keberhasilan kita dalam kehidupan. Dan mengubah belief bersifat personal dan situasional. Tidak bisa dipukul rata untuk semua orang, lantaran kebutuhan setiap orang yang berbeda. Bisa saja, belief yang dianggap menghambat si A, justru sangat mendorong si B untuk bergerak maju. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengubah belief yang dianggap menghambat, seperti afirmasi, visualiasi, NLP, hipnoterapi, dan sebagainya. Namun kali ini, saya akan bagikan cara sederhana yang dapat Anda lakukan secara mandiri di rumah, dengan metode pertanyaan kritis. Tidak perlu mengecek seluruh belief yang terbentuk, karena ini sangat merepotkan, mengingat ada banyak sekali belief dalam proses tumbuh kembang sejak kecil. Cukup “tangkap” belief secara sadar dan awas jika ada belief yang tiba-tiba muncul. Saat belief itu muncul, sadari bahwa diri Anda terpisah dari belief tersebut. Apapun yang belief itu sampaikan, cukup amati saja. Tanpa perlu menghakiminya.

Setelah cukup mendengarkan dan mengamati belief yang muncul, Anda bisa mulai menjawab daftar pertanyaan kritis di bawah ini. Sebelum Anda membaca pertanyaaan ini, pastikan Anda berjanji pada diri sendiri untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang tertera dengan jujur dan apa adanya. Berikut pertanyaannya: 1. Apa belief yang ingin saya ubah? 2. Sudah berapa lama saya memegang belief ini? 3. Dari mana asal belief ini? 4. Apakah asal belief ini adalah sumber yang dapat dipertanggungjawabkan? 5. Apa keuntungan yang saya peroleh dengan memegang belief ini? 6. Apakah belief ini mendukung pencapaian hidup saya? 7. Apa kerugian yang saya alami dengan memegang belief ini? 8. Apakah belief ini menghambat pencapaian tujuan hidup saya? 9. Kalau belief ini hendak diganti, apakah belief baru yang lebih kondusif bagi kemajuan diri saya? Jika Anda tiba-tiba merasa tidak nyaman saat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tetaplah tenang, cukup amati dan rasakan perasaan Anda. Tidak perlu mengelaknya.

Jika ada pertanyaan maupun konsultasi, Anda dapat menghubungi saya melalui akun instagram @luanayunaneva Semoga membantu. Tuhan memberkati. Penulis: Luana Yunaneva

Sumber: www.francescociccolella.com

Editor : Fajar S

OPINI

33


ik t r A

el

Kegiatan Abdimas untuk Gereja Baptis Efrata Bandung

Sumber: Agus Dody Purnomo, S.Sn., M.Ds

Kebutuhan menampung jemaat yang bertambah dan ruang ibadah yang memadai menjadi perhatian dari Gereja Baptis Efrata Bandung. Pengurus gereja ini mulai mencanangkan program renovasi gedung gereja. Gembala dan Pengurus gereja mulai menggumuli rencana ini sehingga dapat terjadi. Salah satu yang disyukuri dengan berkat Tuhan untuk rencana ini, yaitu kerjasama dengan Tim Desain dari Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom, Bandung, Jawa Barat. Diberi nama Pengabdian Masyarakat (Abdimas) yang akan mendukung persiapan renovasi gedung gereja. Abdimas berupa pembuatan desain renovasi gedung gereja dengan melibatkan tim desain yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Tahapan proses diawali dari pengumpulan data melalui survey lapangan, wawancara, dan juga pengukuran ulang bangunan. Data eksisting bangunan diperlukan sebagai bahan analisis sebelum dibuat desain pengembangan gedung. Tahapan analisis dan diskusi dilaksanakan baik dengan pihak gereja maupun internal tim desain. Data-data dan hasil setiap diskusi dimanfaatkan untuk proses pembuatan desain renovasi gedung gereja. Kegiatan Abdimas ini didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) Universitas Telkom. Bagi Universitas Telkom, kegiatan pengabdian masyarakat merupakan bentuk nyata peran perguruan tinggi di dalam masyarakat. Peran perguruan tinggi atau yang sering dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ketiga Dharma tersebut saling terkait satu dengan lainnya. Kegiatan pendidikan merupakan peran aktif perguruan tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa serta mempersiapkan generasi yang tangguh. Peran kedua yakni penelitian, sebagai bentuk pengembangan keilmuan dan kompetensi dosen serta penyebarluasan hasil-hasil penelitian dalam publikasi ilmiah. Sedangkan peran ketiga adalah pengabdian masyarakat di mana perguruan tinggi

34

ARTIKEL

juga bagian dari masyarakat. Dengan kegiatan pengabdian masyarakat peran perguruan tinggi ikut memberdayakan masyarakat melalui bidang ilmu pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki.

Sumber: Agus Dody Purnomo, S.Sn., M.Ds

Konsep Perancangan Konsep perancangan terinspirasi dari sebuah himne Cwm Rhondda yang ditulis oleh John Hughes (1873–1932) di tahun 1907. Himne ini kemudian dialihbahasakan ke Bahasa Inggris dengan judul: “Guide Me, O Thou Great Redeemer” dalam Nyanyian Pujian nomor 151 berjudul “Pimpin Aku, Allah Bapa”. Seiring berjalannya waktu, himne ini menjadi sering dilantunkan di saat upacara pembaptisan dan juga pemberkatan pernikahan. Berikut merupakan lirik versi bahasa Inggris dari himne tersebut:


“Guide Me, O Thou Great Redeemer” Guide me, O thou great Redeemer, Pilgrim through this barren land; I am weak, but thou art mighty; Hold me with thy powerful hand: Bread of heaven, bread of heaven Feed me till I want no more. Feed me till I want no more. Open thou the crystal fountain Whence the healing stream shall flow; Let the fiery, cloudy pillar Lead me all my journey through: Strong deliverer, strong deliverer Be thou still my strength and shield. Be thou still my strength and shield. When I tread the verge of Jordan, Bid my anxious fears subside; Death of death, and hell’s destruction, Land me safe on Canaan’s side: Songs of praises, songs of praises I will ever give to thee. I will ever give to thee.

Perancangan ini menggunakan metode semiotika dari lirik himne tersebut. Pemaknaan dari lirik ditransformasikan ke dalam elemenelemen bangunan gereja sebagai berikut : ”… Guide me, O thou great Redeemer …” dilambangkan dengan salib besar di fasad depan gereja. “…Pilgrim through this barren land…” dilambangkan sebagai perkerasan di depan gereja. “…I am weak, but thou art mighty…” dilambangkan dengan perpaduan warna cerah dengan warna gelap yang tegas di fasad gereja. “…Hold me with thy powerful hand…” dilambangkan dengan bidang fasad yang bermaterialkan batu alam, yang menyerupai bentuk tangan yang merangkul, melindungi. “…bread of heaven. Feed me till I want no more…” dilambangkan dengan kaca bulat putih di atas salib, analogi dari hosti. “…Open thou the crystal fountain. Whence the healing stream shall flow…” dilambangkan dengan air mancur di depan gereja. “…Let the fiery, cloudy pillar. Lead me all my journey through…” dilambangkan dengan pilarpilar gereja yang menjulang tinggi, mengiringi jemaat menuju gerbang masuk gereja. “…strong deliverer. Be thou still my strength and shield…”pilar dan dinding gereja yang menjulang tinggi menjadi simbol kekuatan dan pertahanan. “…When I tread the verge of Jordan, Bid my anxious fears subside; Death of death, and hell’s destruction, Land me safe on Canaan’s side…” dilambangkan dengan gerbang masuk gereja yang mirip dengan peninggalan bangunan kuno di Kota Kanaan. Agus Dody Purnomo, S.Sn., M.Ds dan Agustinus Nur Arief Hapsoro, S.T., M.T - dosen Prodi Desain Interior – Universitas Telkom.

ARTIKEL

35


ik t r A

el

Hari Anak Nasional 2023, Biarkan Anak Tumbuh Bebas, Cerdas dan Ceria Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli merupakan momen bagi orang tua dan mereka yang memberi perhatian pada anak untuk lebih lagi memperhatikan anak-anak. Secara khusus Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat Hari Anak Nasional dengan penekanan bahwa generasi terbaik bangsa lahir di era yang bisa memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh bebas, cerdas, dan ceria.

Sumber: visoot uthairam

“Generasi terbaik bangsa selalu lahir dari zaman yang memberi tempat yang lapang bagi setiap anak untuk bertumbuh bebas, cerdas, dan ceria,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari Twitter resminya, Minggu (23/7). Sejalan dengan itu, Pemerintah lewat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan Penghargaan Anugerah KPAI Tahun 2023, dan ini merupakan yang ke tujuh sejak tahun 2015. Anugerah KPAI diberikan kepada kementerian, lembaga, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, institusi penegak hukum, forum anak, tenaga profesi, maupun tokoh inspiratif yang berkomitmen dan peduli terhadap upaya perlindungan anak. Ada pesan khusus lewat penghargaan Anugerah KPAI itu. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan pesan berisi dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu perkawinan anak dan stunting. Kenapa dua hal ini? Data soal perkawinan anak (menikah sebelum 19 tahun) menunjukkan penurunan dari angka 12% di tahun 2015 menjadi 9% di tahun 2021, sementara itu target nasional angka perkawinan anak sebesar 8,74%.

Meskipun angka perkawinan anak menunjukkan tren penurunan, namun disparitasnya tinggi antar provinsi. Sebanyak 22 dari 34 provinsi memiliki angka perkawinan anak di atas angka nasional. Selama masa pandemi, angka dispensasi perkawinan anak oleh pengadilan agama meningkat menjadi 60-ribuan dari yang sebelumnya hanya sekitar 20-ribuan. Angka perkawinan anak lebih tinggi di wilayah perdesaan, di antara rumah tangga berpendapatan menengah ke bawah, dan rumah tangga dengan kepala rumah tangga berpendidikan rendah. Perkawinan anak berisiko karena belum cukupnya kesiapan dari aspek kesehatan, mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi, dan reproduksi. Selain itu, semakin muda usia menikah maka kemungkinan akan semakin banyak anak yang dilahirkan. Hal lain yang menjadi dampak dari perkawinan anak1 adalah baik ibu atau bayi berpeluang meninggal dalam persalinan 5 kali lebih besar, 40% anak yang dilahirkan berisiko stunting, anak yang dilahirkan berisiko prematur dan kematian bayi sebelum satu tahun, 85% anak perempuan mengakhiri pendidikan setelah menikah, kekerasan dalam 1

Sumber: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi

36

ARTIKEL

indonesiabaik.id


Foto: Stephane Bidouze

keluarga yang dianggap wajar oleh pihak perempuan, siklus ketidaksetaraan gender dan siklus kemiskinan berkelanjutan dalam masyarakat berpotensi menghilangkan peningkatan 1,70% PDB. Perkawinan anak pun rentan menciptakan keluarga miskin baru. Kondisi ekonomi anak dalam keluarga barunya banyak yang tidak menjadi lebih baik daripada saat sebelum menikah. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, dan justru menambah beban bagi orang tuanya. Sumber penghasilan rendah dan bertambahnya jumlah anggota keluarga pada akhirnya memberi tekanan ekonomi yang semakin besar pada rumah tangga. Kondisi ini justru menciptakan lingkaran kemiskinan karena banyak pasangan laki-laki yang juga terlalu dini usianya untuk menikah. Belum ada kesiapan secara mental, ekonomi, bahkan sosial untuk menikah. Oleh sebab itu diperlukan kolaborasi lintas sektor mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah untuk merancang program yang sensitif terhadap perbedaan situasi perkawinan anak di daerah, juga dengan meningkatkan kapasitas dan ketangguhan anak terhadap perkawinan anak melalui peningkatan angka partisipasi sekolah serta perlindungan sosial untuk remaja perempuan yang telah menikah, hamil, dan memiliki anak. Hal yang paling penting adalah menyadarkan masyarakat akan risiko yang akan dihadapi anak bila mengalami perkawinan pada usia kurang dari 19 tahun. Dalam hal ini keluarga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat mempunyai andil yang sangat besar. Langkah yang diambil untuk mengatasi hal itu, menurut Wapres adalah Pemerintah berfokus pada peningkatan cakupan perlindungan sosial, terutama untuk anak yang kurang mampu, program pengentasan kemiskinan yang berfokus pada anak, memberikan dukungan kepada anak dan keluarga dengan anak-anak termasuk di dalamnya anak-anak penyandang disabilitas untuk memenuhi haknya dari berbagai aspek.

Stunting UNICEF (2022) menemukan bahwa sindrom wasting pada anak telah meningkat lebih dari 40% di beberapa negara karena kenaikan harga pangan, dampak pandemi Covid-19, dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina sejak Mei 2022 sehingga diperlukan tindakan yang cepat dan tepat untuk memastikan bahwa Indonesia akan mencapai target penurunan prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Stunting merupakan ancaman serius bagi Indonesia untuk dapat ‘menikmati’ bonus demografi di tahun 2030. Oleh sebab itu, pemerintah terus mengupayakan berbagai hal untuk dapat mengantisipasi kehilangan yang lebih besar lagi karena permasalahan gizi tersebut, sehingga Indonesia dapat memetik manfaat bonus demografi yang akan terjadi di tahun 2030. Pemerintah telah meningkatkan penganggaran untuk mengatasi gizi buruk. Pada tahun 2022, total APBN yang dialokasikan untuk kebijakan dan program penanggulangan stunting adalah sebesar tiga puluh empat triliun rupiah. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19. Sementara itu, untuk mengatasi permasalahan gizi anak secara efektif, Pemerintah bekerja sama dan mengkoordinasikan intervensi gizi. Pasal 20, 21, dan 22 dalam Perpres No 72/2021 yang mengatur Percepatan Penurunan Stunting mengatur pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat provinsi, kabupaten, hingga tingkat desa. Selain itu, Pemerintah terus berupaya melalui berbagai program untuk menanggulangi kelaparan. Menurut The Hunger and Nutrition Commitment Index Global 2019, Indonesia menempati peringkat ke-5 dari 45 negara dalam komitmen politiknya untuk menanggulangi kelaparan dan kekurangan gizi (Institute of Development Studies, 2019).

ARTIKEL

37


Hal lainnya yang perlu juga disorot adalah dengan jumlah 88 juta jiwa atau 32% anak-anak dari seluruh populasi di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2022 tentu saja memegang peranan strategis dalam pembangunan bangsa. Oleh sebab itu Pemerintah sangat fokus memastikan setiap anak mendapatkan askes yang setara terhadap pemenuhan haknya, sehingga anak Indonesia bukan hanya banyak dari sisi jumlah tapi juga memiliki kualitas yang unggul. Selain itu untuk mengembangkan program bagi anak, libatkan juga anak untuk memberikan pendapat sehingga program yang dikembangkan tidak hanya berspektif dari sisi orang dewasa, tapi yang lebih penting adalah program berspektif anak.

38

Sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun 2023: Anak Terlindungi Indonesia Maju maka kemitraan bersama lintas sektor dalam pelaksanaan pencapaian SDGs Anak harus terus digiatkan. Kerjasama, kolaborasi, dan sinergi diperlukan agar ‘tanggung jawab bersama’, ‘solidaritas global’ dan ‘bertindak bersama’ menjadi prinsip dasar untuk menghadapi tantangan sosial-ekonomi sebagai dampak pandemi COVID-19.

Penulis : Irma Siahaan (Epidemiolog) Editor : Fajar S

ARTIKEL


Re s e n s i

ADVERTORIAL

RESENSI

39


Re s e n s i

Berkhotbah? Apa tujuan dan sasarannya? Apakah hanya sebatas menabur kebenaran? Atau yang penting jemaat mendengar Firman Tuhan? Ataukah juga membuat jemaat berhasil memahami akan kebenaran? Firman Tuhan dalam Yakobus memperingatkan jemaat mula-mula untuk tidak menipu diri sendiri tentang menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja. Namun, faktanya banyak orang di minggu ke minggu saat dengar khotbah hanya sebatas mendengarkan saja. Lantas apakah tujuan yang seharusnya disampaikan? Atau seperti apakah sebuah khotbah yang harus disampaikan?

Selain itu, Penulis pun mengingatkan agar pengkhotbah menyiapkan alat atau sarana untuk menolong pendengar melakukan perubahan yang spesifik. Jangan berharap agar seseorang berubah, hanya dengan kata-kata saja. Bantu siapkan instrumen agar jemaat mau dan mampu berubah setelah mendengar khotbah Anda. Anggaplah Anda membuat sebuah pola yang mudah diikuti oleh pendengar atau jemaat, jangan membuat mereka membayangkan saja. Jangan pernah meremehkan pentingnya menyediakan pola bagi para pendengar atau jemaat, ketika mereka beralih dari pendengar menjadi pelaku.

Lembaga Literatur Baptis menerbitkan buku KHOTBAH YANG MENGUBAHKAN KEHIDUPAN, ditulis Mike Fabarez. Buku ini menjadi sebuah panduan yang menginspirasi dan praktis bagi para pendeta, hamba Tuhan, dan orang-orang yang menyampaikan khotbah yang berdampak. Khotbah yang baik seharusnya menghasilkan buah, yang pada akhirnya mengubah kehidupan pendengarnya. Khotbah yang Alkitabiah adalah khotbah yang berkuasa, otoritatif, dan mengubah kehidupan pendengarnya.

Ketika semua sudah coba dilakukan, ingatlah kembali satu hal, jemaat atau pendengar harus juga melihat perubahan pada diri Anda, sang penyampai Firman. Sebaik apapun Firman yang kita sampaikan, walau penuh dengan kebenaran yang Alkitabiah, jika tanpa contoh nyata dalam hidup Anda, akan tampak sia-sia belaka. Allah memanggil kita bukan hanya sekedar menjadi pengkhotbah yang menjelaskan dan menguraikan Firman Tuhan, namun juga memanggil kita untuk menjadi gambaran hidup dari Firman itu sendiri.

Sebuah khotbah yang baik apabila telah diterima oleh pendengarnya, dan setelah Roh Kudus memberikan pengertian, akan mendorong jemaat untuk meninggalkan pemikiran, nilai-nilai, atau tingkah laku yang sebelumnya tidak sesuai dengan kehendak Allah. Bukan hanya isinya mengubahkan hidup seseorang, namun khotbah juga harus serius dievaluasi setiap selesai disampaikan.

Bagaimana dengan khotbah Anda selama ini?

Dalam buku ini, Mike Fabarez memaparkan poin-poin yang akan membantu pengkhotbah menyiapkan khotbah yang mengubahkan hidup pendengarnya. Khotbah yang mengubahkan, bukan hanya khotbah yang nyaman dan membuat jemaat senang mendengarnya. Khotbah yang mengubahkan bagaikan sumber mata air yang ditemukan di padang gurun, menghilangkan dahaga yang haus akan kebenaran. Khotbah haruslah berpusat pada kebenaran itu sendiri, yang jelas dan tegas tertera di dalam Alkitab. Menyiapkan khotbah bukan hanya mengenai teks atau naskahnya saja. Namun perlu memperhatikan diri pengkhotbah itu sendiri. Kehidupan pribadi pengkhotbah merupakan fondasi yang mendasari setiap khotbahnya. Namun perlu diingat, pusatnya bukanlah si pengkhotbah, melainkan Yesus. Selain itu, sebaik apapun kita menyiapkan khotbah, Allahlah yang menentukan bagaimana isi khotbah itu bertumbuh dan mengubah hidup seseorang. Mintalah pada-Nya, berdoalah! Khotbah yang efektif akan membutuhkan waktu yang banyak di mana pengkhotbah memusatkan pikiran di dalam doa yang benar.

40

RESENSI

Selamat membaca dan menyelami kehendak Allah untuk panggilan Anda.

Penulis: Fajar S. Editor: Juniati


ikel Ar tHati-hati Terjerat Judi Slot Judi online slot sedang menjamur di Indonesia, pemainnya mulai usia tua, muda, perempuan dan laki silih ganti tanpa batas. Untuk dapat main, mudah saja. Ada internet, gajet atau device sudah bisa main. Caranya, pemain harus memberikan taruhan berupa uang digital sebelum bermain. Pilihan judi slot juga beragam. Yang paling terkenal yang ada gambar Zeusnya. Artis terkenal Wulan Guritno juga tersangkut karena diduga terlibat dalam promo meski akhirnya ia ditunjuk sebagai duta anti judi. Main judi slot ini memang buat penasaran pelakunya. Di awal pemain bisa menang tapi seterusnya…amsyong! Meski demikian, ketagihan karena menang sekali itu yang membuat pemain betah terus menerus menaruh duitnya dengan berharap akan mendapatkan kemenangan. Karena harapan inilah yang acap membuat pemainnya gelap mata dan kemudian mempertaruhkan semua uang yang mereka miliki untuk bermain judi slot. Aneh memang, meski diketahui bahwa kemungkinan menang itu seribu satu karena bandar atau pengelola website judi slot sudah menentukan, tetap saja pemain menaruh uangnya. Pengakuan beberapa pemain muncul, mendapatkan kemenangan sekali merupakan kenikmatan meski dirinya tahu bahwa kemenangan itu sudah sudah ditentukan oleh skema judi para bandar. Di Indonesia, banyak kasus kekalahan dan memicu melakukan tindakan criminal, seperti perampokan hingga bunuh diri. Kasus-kasus kriminal yang pernah terjadi dan dirangkum SB, antara lain Seorang berusia 26 tahun berinisial ALG tewas gantung diri pada 10 Mei 2023

ARTIKEL

41


di kantornya Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat. Laporan polisi menyebutkan, ALG tewas karena terlilit utang dan kalah judi online. Di Buton, Sulawesi Tenggara seorang ASN berinisial GM (39) gantung diri di kamar rumahnya pada Juni lalu. Penyebabnya GM depresi karena terlilit utang judi online. Kasus lainnya, seorang napi yang baru bebas Februari lalu terpaksa masuk bui lagi karena membegal motor seseorang di Way Kandis, Lampung pada 27 Juni lalu. Ia ditangkap polisi dan mengaku butuh duit untuk judi online. Ada banyak kasus lainnya yang terjadi berkaitan dengan judi online ini. Lantas bagaimana harus menghadapi mereka yang sudah terlanjur dan terjerat judi online. Ada beberapa tips untuk dapat menghidari judi online ini, antara lain; Sadari diri jika kecanduan judi online Langkah pertama yang ahrus dilakukan bagi yang terlibat judi online adalah sadari dan akui dirinya kecanduan judi online. Menurut Liz Karter penulis Gambling Problem seperti Telegraph, setelah menyadari pelaku harus dengan tekad bulat untuk berubah. 1.

Lakukan Terapi Menurut mayoclinic.org, jalani terapi perilaku kognitif sehingga dapat melupakan atau mengurangi kebiasaan berjudi.

2. Lakukan Pengobatan Periksa Kesehatan secara psikis dan mengkonsumsi obat-obatan yang tepat sesuai anjuran dokter dapat membantu pecandu judi slot online untuk mengatasi kebiasaan buruknya. Biasanya masalah seperti gangguan bipolar, depresi, atau kecemasan bisa turut menyertai dorongan judi kompulsif.

42

3.

Kelompok Sel Gabung dengan kelompok sel sehingga dapat sharing dan mendapatkan gambaran-gambaran serta jalan keluar ketika sudah kecanduan judi online.

4.

Dalam kelompok sel ini bisa mendapatkan saran atau juga diarahkan pada layanan khusus sehingga dapat menyembuhkan kelainan mental.

5. Sharing dengan orang yang tepat Sharing atau komunikasikan dengan orang yang tepat dan dipercaya dapat membantu mengatasi kebiasaan judi slot online. Carilah orang yang tepat Ketika ingin sharing tentang kecanduan yang dialami. 6. Blokir situs judi Ini yang penting. Blokirlah situs-situs judi sehingga menjauhkan diri dari kecanduan judi slot. 7.

Menyibukan diri Carilah kesibukan untuk menghilangkan kebiasaan judi slot. Karena keinginan berjudi bisa muncul tiba-tiba. Kesibukan yang bermanfaat dapat mengalihkan perhatian terhadap judi. Salah satunya berolahraga atau mengembangkan hobi lainnya.

Semoga cara tersebut bisa membantu para pencandu judi slot online. Jika masih belum berhasil untuk berhenti, kamu bisa mengkonsultasikannya kepada para ahli.

Senart S.P Wartawan


MABUHAY! NIKMATI KEINDAHAN PULAU DAN PANTAI TERNAMA ina

Pulau Boracay, Filip Boracay merupakan sebuah pulau wisata yang berlokasi di Malay, bagian Visayas Barat, Filipina. Panjang dari pulau ini hanya 7 km dengan total luas daerah 10,32 km2 saja. Ketika Anda menelusuri Pulau Boracay, akan disajikan berbagai ribuan pasir putih, resort, pertokoan serta aneka restoran. Dijuluki sebagai “surga tropis mini”, Boracay mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Pulau Terbaik Dunia 2022 versi Majalah Travel+Leisure. Pada April 2018, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memutuskan untuk melakukan restorasi dan rehabilitasi Pulau Boracay yang tercemar akibat limbah dari hotel dan restoran. Enam bulan setelahnya, pulau ini resmi dibuka kembali untuk para wisatawan. Hingga saat ini, pemerintah Filipina memberlakukan beberapa peraturan dan larangan baru untuk menjaga kelestarian Pulau Boracay, salah satunya adalah pembatasan jumlah turis yang datang.

Pemerintah menerapkan aturan pengendalian jumlah kamar yang tersedia. Jika Anda berencana untuk liburan ke Boracay, pastikan Anda memesan kamar di penginapan yang telah terakreditasi resmi oleh Badan Pariwisata Filipina. Jangan khawatir, masih banyak kok guesthouse di Boracay yang sudah terakreditasi. Selain itu, pemerintah juga meminta maskapai penerbangan untuk mengurangi jumlah penerbangannya. Rute udara terdekat menuju Boracay melalui Bandara Godofredo Ramos Caticlan di Pulau Panay. Selain itu, bisa juga melalui Bandara Kalibo, namun masih harus menyambung perjalanan sekitar 1,5 jam dengan bus menuju Caticlan. Pada 11 April 2023, saya bersama seorang teman berkesempatan untuk mengunjungi Boracay. Perasaan senang dan antusias meliputi kami yang sudah tak sabar lagi untuk berkelana di pulau ternama ini. Kami menggunakan pesawat udara dari Bandara Internasional Mactan-Cebu menuju ke Bandara Caticlan selama kurang lebih 50 menit. Uniknya, pintu

43


kedatangan dan pintu keberangkatan di bandara Caticlan cukup berjauhan. Meski begitu namun tak mengurangi semangat kami untuk menjelajah. Setibanya di pintu kedatangan Bandara Caticlan, kami memutuskan untuk menggunakan tricycle menuju Caticlan Jetty Port. Jarak bandara ke jetty port tidak jauh, kurang lebih 2,5 km atau sekira 6 menit berkendara. Bandara dan jetty port Caticlan termasuk ke dalam wilayah Malay yang merupakan kota transit menuju ke Pulau Boracay. Di wilayah Malay, banyak juga penginapan, pertokoan, restoran, toko oleholeh dan beberapa tempat wisata lainnya. Nah, jika Anda ingin mendapatkan uang Philippines Pesos, Anda bisa menukar langsung di jetty port. Ada satu money changer yang kami temukan dengan nilai tukar yang bagus. Untuk tiba di Boracay, sebelumnya kami perlu mengantri di beberapa loket jetty port untuk melakukan proses registrasi, verifikasi penginapan, pembayaran tiket, hingga proses masuk ke dalam perahu. Pertama, loket registrasi dan verifikasi. Kami diminta untuk mengisi formulir kedatangan dengan menyertakan paspor dan bukti pemesanan penginapan selama di Boracay yang sudah confirm. Sebagai gantinya, kami diberikan Summary of Tourist. Kedua, loket tiket untuk melakukan beberapa pembayaran seperti biaya lingkungan bagi turis

44

mancanegara 300 pesos, biaya terminal 150 pesos, dan tiket perahu 50 pesos. Total 500 pesos yang harus kami bayar per orang untuk memasuki Boracay. Ketiga, lorong keberangkatan “To Boracay”. Isilah formulir identitas diri, kemudian serahkan formulir tersebut serta tiket perahu kepada petugas. Petugas akan memberikan “kartu” yang berisi informasi nama perahu dan nomor kursi. Selanjutnya, petugas akan mengarahkan jalan menuju perahu tersebut. Waktu tempuh dari jetty port Caticlan ke jetty port Boracay menggunakan perahu kurang lebih 20 menit dengan pemandangan laut biru nan jernih. Saya sangat menikmati keindahan alam serta goncangan perahu dari ombak selama penyeberangan. Sesampainya di Boracay, kami mencari penyewaan motor di sekitar jetty port Boracay. Namun, harga yang begitu mahal, mengurungkan niat kami untuk menyewa motor. Akhirnya, kami memutuskan untuk menggunakan kendaraan umum dan berjalan kaki. Menuju penginapan, kami menggunakan ojek sepeda motor dengan harga 50 pesos per orang. Penginapan kami dekat dengan White Beach, tepatnya di Station 3. Waktu tempuh menuju penginapan sekira 4 menit dengan menggunakan sepeda motor. Penginapan selama dua malam sudah kami pesan dan dibayar lunas sebelum kami tiba di Filipina.


Segera meninggalkan penginapan, kami siap berpetualang di Boracay! Come on! Petualangan dimulai dengan mencari makan siang. Kami menemukan tempat makan murah di dekat penginapan. Menurut kami, banyak jenis makan di Filipina yang cocok dengan cita rasa orang Indonesia. Sebenarnya, tujuan utama saya berkunjung di Boracay hanya untuk menikmati keindahan pulau menawan dengan pantai berhamburan pasir putih, ditemani warna biru air laut yang jernih, serta deburan ombak, sambil menikmati angin sepoisepoi di bawah rindangnya pohon kelapa, karena teriknya matahari. Hal inilah yang bisa membuat pikiran jernih kembali. Sambil memanjakan mata, saya mengambil begitu banyak foto dan video untuk mengabadikan momen berharga ini. Maka tak heran, Boracay merupakan destinasi utama yang populer bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Wonderful! Syukur bisa menikmati keindahan alam di Boracay.

Berenang atau bermain air di beberapa pantai.

Belanja dan beli oleh-oleh khas Boracay.

Jangan lupa membawa topi dan kacamata hitam. Pakai baju dan celana yang nyaman. Oleskan sunscreen untuk melindungi dari sorotan tajam matahari waktu siang hari. Tanggal 13 April 2023 merupakan hari terakhir kami di Boracay. Meskipun berat hati meninggalkan Boracay, saya mendapatkan berbagai pengalaman luar biasa yang tak mungkin saya lupakan dalam hidup. Saya teringat sebuah ayat, 1 Tawarikh 16:34 berkata “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Tuhan itu baik dan sangat baik! Bersyukur dan nikmati setiap berkat karunia Tuhan yang kita alami. God bless you!

Destinasi wisata di Biaya selama di Boracay 11-13 April 2023 (per orang): Boracay yang paling terkenal adalah White • Tiket pesawat Cebu – Caticlan: Rp 458.200 Beach. Pantai sepanjang • Penginapan 2 malam: Rp 575.000 4 km ini terkenal dengan • Tricycle bandara – jetty port: 50 pesos = Rp 14.000 pasir putih yang sangat halus, dengan birunya • Biaya masuk ke Boracay (biaya lingkungan, biaya terminal dan biaya air laut yang bening. perahu): 500 pesos = Rp 140.000 Kebanyakan wisatawan • Total makan, minum, jajan: 750 pesos = Rp 210.000 yang datang ke Boracay, • Transportasi umum: 100 pesos = Rp 28.000 menghabiskan waktu di tempat ini. White • Biaya keluar dari Boracay (biaya terminal, biaya perahu dan tricycle): Beach terbagi menjadi 310 pesos = Rp 86.800 tiga wilayah, Station 1, • Tiket pesawat Caticlan – Manila: Rp 669.600 Station 2, dan Station 3. Ket: 1 pesos = Rp 280 (kurs rata-rata saat April 2023) Masing-masing station memiliki keragaman dan keunikan masingSemoga cerita pengalaman dan informasi ini bisa masing! Datanglah ke Boracay untuk mengetahui bermanfaat bagi Anda yang ingin berencana liburan perbedaanya! ke Boracay, Filipina. Liburan tidak perlu mahal kok, asalkan kita sudah memiliki dana dan rencana yang sudah disiapkan sebelumnya. Sesuaikan kembali Anda bisa melakukan beberapa aktivitas seru di gaya hidup dengan kemampuan keuangan Anda. Boracay, yaitu: •

Menikmati indahnya sunset di pantai, apalagi dengan paraw sailboat.

Coba watersport, seperti banana boat, jet skiing, parasailing, kayaking, paddleboarding atau helmet diving.

Berselancar di Bulabog Beach.

Kunjungi area bakau di Lugutan Mangrove Park.

Island hopping dengan perahu ke beberapa spot terkenal untuk snorkeling atau diving.

Penulis: Tommy Hilman *)Penulis adalah praktisi perencanaan keuangan dari Certified Financial Planner (CFP) dan juga seorang traveler Editor: Juniati

45


LAPORAN KEUANGAN SUARA BAPTIS Periode: Mei - Agustus 2023

46




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.