5116
Nama: Gereja: Alamat:
SEORANG KRISTEN YANG BERKOMITMEN
Buku Murid Dewasa Triwulan 1, tahun 2023
Penulis
Sahat M. Sinaga Editor
Aryo Basuki Layout dan Cover Garrick Gisala Kurnia
Pengarah Tim Pengembang
Kurikulum:
Pdt. Drs. Yosia Wartono, Th.D. Pdt. Budi Suwondo, S.Th. Ir. John H.L. Serworwora, Ph.D.
Tim Pengembang Kurikulum:
Ketua:
Pdt. Raymond Danny Wahyudi
Sekertaris
Pdm. Candra Agung Pambudi, S.Th., M.Pd.K
Anggota
Pdt. Royo Haryono, S.S., M.I.Kom., M.Th. Dr. Sari Saptorini
Elisa Dwi Prasetya, M.Th
Kritik dan Saran smbaptis.llb@gmail.com Instagram: @smbaptis.llb
Penerbit
Lembaga Literatur Baptis
Jl. Tamansari 16, Bandung 40116 Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734 Email: penerbitbaptis@gmail.com Anggota IKAPI
DAFTAR ISI
PRAKATA
Sehat: Iman yang Sehat
1. Kebenaran karena Beriman kepada Yesus/ 1
2. Jejak Iman Abraham/ 4
3. Memegang Ajaran Sehat/ 7
4. Hidup Orang Beriman/ 10
Misioner: Pribadi yang Bersaksi
5. Amanat untuk Bersaksi/ 13
6. Menceritakan Kasih Tuhan/ 16
7. Mewartakan Injil Sumber Sukacita/ 19
8. Bersaksi dengan Sungguh-Sungguh/ 22
Relevan: Peduli Sesama
9. Bersimpati kepada Orang yang dalam Kesusahan/ 25
10. Memperhatikan Orang Lemah/ 28
11. Menolong Orang yang Berkekurangan/ 31
12. Berbuat Baik kepada Semua Orang/ 34
13. Komitmen Orang Kristen Secara Pribadi/ 37 Sahat M. Sinaga, sejak tahun 2007 hingga sekarang melayani sebagai gembala sidang di GBI Getsemani Cabang Kalipancur, Semarang. Selain fokus sebagai gembala sidang dan dosen teologi, ia juga terlibat aktif sebagai penulis artikel jurnal, dan menulis buku Sekolah Minggu. Di sela-sela kesibukan pelayanan, penulis bersama istri dan ketiga anaknya terkadang mengisi liburan dengan petualangan di alam seperti naik gunung. Bagi mereka naik gunung merupakan salah satu cara mengagumi kebesaran Tuhan. Apabila ada kritik dan saran bisa menghubungi penulis di alamat email: smartministry01@gmail.com
PRAKATA
Selamat Natal dan Tahun Baru!
Memasuki tahun 2023 ini, Tim Pengembang Kurikulum (TPK) menyusun dan menetapkan tema: “Murid Kristus yang Berkomitmen”. Penyajiannya diurutkan mulai dari komitmen secara pribadi, dalam keluarga, gereja, dan terakhir tentang penguatan komitmen itu sendiri. Tujuan yang diharapkan dicapai melalui tema ini adalah: Peserta Sekolah Minggu menghayati ajaran Alkitab tentang murid Kristus, dan bersedia menjalani hidup yang berkomitmen sebagai murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan.
Berikut disajikan rangkaian tema sepanjang tahun 2023 ini:
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Seorang Kristen yang Berkomitmen
Komitmen Orang Kristen Bersama Keluarganya
Komitmen Orang Kristen Bersama Gerejanya
Penguatan Komitmen Sebagai Orang Kristen
Sesuai yang tertera pada tabel di atas, tema Triwulan 1, Seorang Kristen yang Berkomitmen, memiliki tujuan: Mempersiapkan peserta Sekolah Minggu memiliki komitmen dalam hal iman yang sehat, pribadi yang bersaksi, dan menjadi pribadi yang peduli. Sehingga secara berurutan, tema Triwulan 1 ini akan disajikan dalam tiga sub tema: Iman Sehat, Pribadi yang Bersaksi, dan diakhiri dengan pelajaran tentang Peduli kepada Sesama.
Seperti biasa pula, kami pun tak jemu-jemu mengingatkan Anda sebagai murid, agar selalu mempelajari Buku Murid yang tersedia. Gunakanlah sarana buku ini, yang sudah disiapkan oleh gereja melalui organisasi SM di gereja Anda masingmasing. Dan sempatkanlah untuk membaca dulu sebelum kelas hari Minggu: Judul dan Kompetensi Belajar, Nas Alkitab, Ayat Hafalan yang tertera, serta uraian isi, hingga Penerapan serta Bacaan Alkitab Setiap Hari yang disebutkan. Hal-hal itu akan menolong Anda lebih siap dalam belajar dan mudah dalam memahami setiap pelajaran demi pelajaran di kelas masing-masing. Tak mudah, namun diperlukan komitmen tentang hal ini!
Pada akhirnya, tetaplah bekerja sama dengan guru Anda dalam mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Kiranya Roh Tuhan akan menolong, membimbing, dan membuat semuanya berhasil.
Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu (2 Timotius 3:14).
Redaktur
KEBENARAN KARENA BERIMAN KEPADA
Roma 10:4-15
YESUS
Ayat Hafalan:
Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
(Roma 10:13)
Kompetensi Belajar
Murid memahami ajaran tentang kebenaran karena iman kepada Yesus yang perlu diyakini dalam hati dan diucapkan dengan mulut.
Pendahuluan
Di dunia ini ada berbagai agama yang mengajarkan cara seseorang dapat dibenarkan di hadapan Allah sehingga beroleh keselamatan hidup kekal. Pada umumnya agama-agama tersebut mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh dengan rajin berbuat baik. Alkitab mengajarkan dan mendorong orang Kristen agar rajin berbuat baik. Namun ajaran Alkitab sungguh berbeda dengan ajaran agama-agama lain, yaitu orang Kristen berbuat baik bukan supaya dibenarkan dan diselamatkan. Sebaliknya orang Kristen rajin berbuat baik sebagai orang yang telah dibenarkan dan telah diselamatkan karena beriman kepada Yesus Kristus.
Kebenaran Bukan karena Iman (4-8)
Pernah ada seorang pemuda Kristen yang protes kepada penulis. Ia tidak setuju pengajaran bahwa keselamatan hidup kekal hanya dimiliki oleh orang yang beriman kepada Yesus. Pemuda tersebut berkata: “Saya memiliki ibu yang sangat baik. Dia rajin berbuat baik kepada siapa pun. Keluarga besar kami pun mengakui bahwa ibu adalah orang yang sungguh baik. Pokoknya soal rajin berbuat baik, ibu saya adalah juaranya. Ketika ibu saya meninggal dunia, tetangga-tetangga kami pun mengakui dan bersaksi bahwa ibu saya adalah orang yang baik. Ibu saya pasti masuk surga. Akan tetapi pendeta mengajarkan bahwa hanya orang beriman kepada Yesus yang pasti masuk surga. Apakah ibu saya tidak masuk surga hanya karena ia tidak beriman kepada Yesus?” Atas pertanyaan itu, penulis menyampaikan dua kebenaran, yaitu:
1. Ajaran bahwa keselamatan hidup kekal hanya ada di dalam Yesus, dan dapat dimiliki oleh orang yang beriman kepada Yesus, bukan ajaran pendeta melainkan ajaran Alkitab (Roma 6:23; Kisah Para Rasul 4:12; Yohanes 14:6).
2. Hanya orang sempurna yang sama sekali tidak ada dosa yang dapat beroleh
1
1
Sumber gambar: Unsplash.com
keselamatan hidup kekal dari perbuatan baiknya. Faktanya, tidak ada orang yang tidak berdosa. Alkitab menegaskan bahwa semua orang telah berbuat dosa (Roma 3:23, 1 Yohanes 1:8).
Apakah ada orang yang dapat menaati Hukum Taurat dengan sempurna? Tidak ada. Hukum Taurat itu sempurna (Mazmur 19:8), sedangkan sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, semua manusia adalah orang berdosa. Hukum Taurat menunjukkan kegagalan manusia dalam menaati Allah. Jadi, kebenaran bukan karena iman adalah kebenaran yang didasarkan pada amal baik atau usaha diri sendiri untuk memenuhi Hukum Taurat. Kenyataannya, tidak ada seorang pun yang berhasil membuat dirinya benar di hadapan Allah dengan kebaikan atau usahanya sendiri.
Arti dan Hasil dari Kebenaran karena Iman (9-11)
Hanya Yesus yang mampu melaksanakan Hukum Taurat dengan sempurna. Manusia berdosa yang seharusnya dihukum, ditebus Yesus melalui kematian-Nya di kayu salib. Setiap orang yang beriman kepada Yesus dinyatakan benar di hadapan Allah, berdasarkan kebenaran Yesus. Percaya atau iman yang membuat kita menerima anugerah keselamatan, bukanlah iman yang sembarangan. Iman yang sungguh-sungguh pasti terungkap melalui perkataan dan perbuatan, sebab iman tanpa perbuatan adalah kosong dan mati (Yakobus 2:20, 26). Jika ada yang mengaku Kristen, namun hidupnya tidak mencerminkan ajaran Kristen, maka ada keraguan, “Benarkah ia beriman pada Kristus?”
Beriman yang bagaimanakah yang menghasilkan keselamatan hidup kekal? Roma 10:9-10 menyatakan:
1. Hanya iman kepada Yesus yang menghasilkan keselamatan hidup kekal. Iman di luar Yesus adalah kosong, meskipun orang itu meyakininya secara fanatik.
2. Orang yang sungguh beriman kepada Yesus, di dalam hatinya terpatri keyakinan yang kokoh bahwa Yesus adalah Tuhan dan Yesus telah mengalami kematian dan kebangkitan.
3. Iman di dalam hati seseorang pasti akan meluap ke luar dari mulutnya yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan di hadapan orang lain. Hasil dari beriman kepada Yesus adalah orang itu dibenarkan dan diselamatkan. Dibenarkan berarti seluruh dosanya diampuni sehingga ia benar dan kudus di hadapan Allah, sedangkan diselamatkan berarti ia mendapat jaminan hidup kekal di surga kapan pun ia mati. Inilah kebenaran karena iman, yaitu percaya kepada pribadi Yesus sebagai Tuhan dan percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus.
Tugas Penerima Kebenaran karena Iman (12-15)
Masih banyak orang di dunia ini yang belum mengenal pribadi Yesus. Mungkin mereka adalah keluarga, kerabat, rekan sekerja, atau tetangga kita. Mereka mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan-nya orang Kristen. Benarkah bahwa Yesus hanya Tuhan-nya orang Kristen? Tentu tidak. Yesus adalah Tuhan bagi semua orang. Dalam Roma 10:12 dikatakan: “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.” Frasa, “orang Yahudi dan orang Yunani” menunjuk manusia dari suku dan bangsa mana pun, yaitu seluruh umat manusia.
2 Roma 10:4-15
Pelajaran 1: Kebenaran karena Beriman kepada Yesus
Hanya orang yang mengenal pribadi Yesus, yang dapat menerima dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Agar mereka mengenal Yesus, maka kita harus memberitakan Yesus. Dalam hal ini, setiap orang Kristen adalah utusan untuk tugas khusus, yaitu memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan, dan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh anugerah pengampunan dosa dan keselamatan hidup kekal. Inilah tugas bagi setiap orang yang telah menerima kebenaran karena iman.
Kesimpulan
Setiap orang adalah manusia berdosa. Perbuatan baik tidak dapat menghapus dosa seseorang sehingga tidak dapat membuat orang itu benar di hadapan Allah. Hanya orang yang beriman kepada Yesus yang dianggap benar di hadapan Allah, karena kebenaran Yesus diperhitungkan sebagai kebenaran orang itu. Orang yang sungguh beriman kepada Yesus akan selalu bergelora keinginan untuk memberitakan Yesus kepada orang lain, karena mengetahui bahwa keselamatan hidup kekal hanya ada di dalam Yesus.
Pencapaian Belajar
1. Menurut Anda, mengapa perbuatan baik tidak bisa memberi pengampunan dosa?
2. Menurut Anda, mengapa seseorang perlu percaya di dalam hati dan mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan agar selamat?
3. Berdasarkan pengalaman Anda memberitakan Yesus, bagaimana respons orang yang mendengarkan?
Pendalaman
1. Apakah Anda setuju bahwa setiap orang Kristen adalah saksi Kristus?
2. Ada pernyataan: “Yang kurang bukan jumlah orang Kristen, tetapi orang yang sungguh Kristen.” Berdasarkan pelajaran 1 ini, apa tanda orang yang sungguh Kristen?
Senin Selasa Rabu
Galatia 3:5-14 Galatia 3:15-29 Roma 1:16-32
Kamis Jumat Sabtu
Yohanes 6:65-71 Kis. 10:34-43 Ibrani 11:8-19
3
BIBLE READING PLANS
JEJAK IMAN ABRAHAM
Ibrani 11:8-19
Sumber gambar: https://1.bp.blogspot.com/wordpress.com
Ayat Hafalan:
Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
(Roma 4:3)
Pendahuluan
Kompetensi Belajar
Murid memahami dan menanggapi bahwa iman yang sehat pasti menghasilkan ketaatan melakukan Firman Tuhan.
Pada zaman modern ini, suatu barang dikatakan berkualitas apabila barang tersebut memenuhi standar mutu tertentu, misalnya SNI (Standar Nasional Indonesia). Berbicara tentang kualitas, Tuhan Yesus pernah memberi ilustrasi dengan mengatakan bahwa pohon yang baik menghasilkan buah yang baik pula (Matius 7:17-18).
Orang yang sungguh beriman pasti memiliki keyakinan yang kokoh dalam hatinya kepada Tuhan. Iman yang ada dalam hati akan meluap ke luar berupa perbuatan yang menunjukkan ketaatan kepada Tuhan. Setiap orang yang memiliki iman yang sehat akan menghasilkan buah berupa ketaatan melakukan Firman Tuhan.
Iman dan Ketaatan Abraham (8-10)
Ibrani 11 berbicara tentang tokoh-tokoh masa Perjanjian Lama yang beriman kepada Tuhan. Ada frasa yang berulang-ulang ditulis yaitu “karena iman.” Artinya iman kepada Tuhan membuat para tokoh tersebut taat melakukan perintah Tuhan. Iman dibuktikan dengan perbuatan.
Dengan bahasa yang berbeda, penulis surat Yakobus juga menekankan pentingnya perbuatan sebagai bukti iman. “Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan,” aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” (Yakobus 2:18). Sekarang, berdasarkan Ibrani 11:8-10, jawablah pertanyaan berikut!
1. Sesuai ayat 8, apa yang dilakukan Abraham sebagai bukti imannya?
2. Sesuai ayat 9, apa yang dilakukan Abraham sebagai bukti imannya?
4 2
3. Sesuai ayat 10, apa yang dilakukan Abraham sebagai bukti imannya?
Iman yang sehat menghasilkan ketaatan. Iman yang sehat memiliki daya gerak yang mendorong orang itu berbuat sesuatu. Ada tiga kata kerja sebagai bukti iman Abraham yaitu: berangkat, diam, dan menanti. Ketiga kata kerja tersebut menunjukkan ketaatan Abraham: berangkat ke negeri yang dijanjikan, berdiam di negeri yang dijanjikan, dan menanti-nantikan penggenapan sempurna janji Tuhan. Ini teladan jejak iman Abraham bagi kita.
Iman Keluarga Abraham (11-12)
Hidup kita penuh dengan dinamika, ada sukacita dan ada dukacita. Oleh karena dinamika itulah, kita perlu menjalani hidup ini dengan iman yang teguh. Orang yang tetap beriman saat sukses maupun saat gagal, adalah orang yang imannya teruji. Keluarga Abraham bukan keluarga yang sempurna. Mereka memiliki pergumulan dan pernah salah dalam mengambil keputusan. Alkitab mencatat bahwa hingga usia lanjut Abraham dan Sara belum memiliki keturunan (Kejadian 18:11). Dalam situasi itulah iman mereka diproses dan dimurnikan. Mereka gagal menaati Tuhan, ketika Sara memberikan Hagar kepada Abraham untuk menghasilkan keturunan hingga lahirlah Ismael (Kejadian 16). Tuhan setia pada janji-Nya, sehingga di usia 90 tahun, Sara melahirkan Ishak bagi Abraham yang telah berusia 100 tahun (Kejadian 17:17; 21:1-5). Abraham dan Sara menerima penggenapan janji Tuhan: “Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia” (Ibrani 11:11). Luar biasa karya Tuhan. Ia menghendaki agar kita beriman teguh. Jika pernah gagal maka kita harus bangkit lagi dengan iman yang makin kokoh, karena Tuhan tetap setia pada janji-Nya.
Iman dan Ketaatan Meneguhkan Pengharapan (13-19)
Anugerah Tuhan bagi orang beriman, sebagian diterima selama hidup di dunia ini dan sebagian lagi akan diterima di surga. Abraham telah sampai di negeri yang dijanjikan Tuhan yaitu Kanaan, namun ia hidup di situ sebagai pengembara. Tuhan berjanji bahwa Kanaan akan diberikan kepada keturunan Abraham, dan hal itu digenapi sekitar 400 tahun kemudian (Kejadian 15:13; Keluaran 12:40-41). Demikian pula berkenaan dengan janji Tuhan tentang keturunan, Abraham baru menerima keturunan setelah 25 tahun menantikan penggenapan janji itu. Seperti Abraham dan tokoh iman lainnya, kita pun sedang menanti penggenapan janji Tuhan yaitu hidup kekal di surga. Penulis Ibrani menyatakan: “Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka” (Ibrani 11:16). Hal yang sama dijanjikan oleh Yesus: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada (Yohanes 14:2-3). Sekarang, bacalah Ibrani 11:1719, lalu jawablah pertanyaan berikut ini!
5 Ibrani 11:8-19
1. Sesuai ayat 17, mengapa Abraham rela mempersembahkan Ishak?
2. Sesuai ayat 19, mengapa Abraham berani mempersembahkan Ishak?
Iman Abraham bertumbuh makin kuat yang diikuti dengan ketaatannya kepada Tuhan. Ketika imannya diuji, Abraham tetap melakukan perintah Tuhan. Abraham berani menaati perintah Tuhan untuk mempersembahkan Ishak, karena ia percaya bahwa Tuhan berkuasa membangkitkan orang mati. Sebagai orang yang beriman kita pun akan mengalami ujian. Namun, apakah kita tetap berharap kepada Tuhan meskipun kita mengalami banyak tantangan?
Kesimpulan
Hidup adalah perjalanan iman dan Abraham telah meninggalkan jejak iman yang patut kita teladani. Iman Abraham terbukti dari ketaatannya untuk melakukan perintah Tuhan meski ia tidak mendapat penjelasan detail tentang Tanah Perjanjian. Iman Abraham terbukti dari ketaatannya melakukan perintah Tuhan meski ia harus menanti dalam waktu yang lama, berkenaan dengan keturunan maupun Tanah Perjanjian. Iman Abraham terbukti dari ketaatannya melakukan perintah Tuhan meski ia harus berkorban mempersembahkan sesuatu yang ia kasihi. Mari meneladani iman Abraham yang taat melakukan Firman Tuhan, tak peduli risiko yang harus ia hadapi.
Pencapaian Belajar
1. Menurut Anda, apa bukti bahwa seseorang beriman teguh?
2. Mengapa iman harus nyata dalam praktik kehidupan sehari-hari? Jelaskan!
3. Tulislah satu hal yang paling penting dari jejak iman Abraham sebagai teladan bagi Anda!
Pendalaman
1. Saat terjadi ujian iman yang menuntut ketaatan mutlak Anda, apakah ujian iman yang paling mudah bagi Anda? Berikan contoh!
2. Selagi hidup di dunia ini, pengharapan apakah yang kita nantikan sebagai orang beriman?
Senin Selasa Rabu
Galatia 4:8-20
Galatia 4:21-31
1 Petrus 1:3-12
Kamis Jumat Sabtu
Yakobus 1:2-8 Yakobus 1:12-18
2 Yohanes 1:4-11
6 BIBLE
READING PLANS
Pelajaran 2: Jejak Iman Abraham