Nama: Gereja: Alamat:
SEORANG KRISTEN YANG BERKOMITMEN
Buku Murid Senior Triwulan 1, tahun 2023
Penulis
Dian Susiarto Editor
Elisa Dwi Prasetya Layout dan Cover Garrick Gisala Kurnia
Pengarah Tim Pengembang
Kurikulum:
Pdt. Drs. Yosia Wartono, Th.D.
Pdt. Budi Suwondo, S.Th. Ir. John H.L. Serworwora, Ph.D.
Tim Pengembang Kurikulum:
Ketua:
Pdt. Raymond Danny Wahyudi
Sekertaris
Pdm. Candra Agung Pambudi, S.Th., M.Pd.K
Anggota
Pdt. Royo Haryono, S.S., M.I.Kom., M.Th. Dr. Sari Saptorini
Elisa Dwi Prasetya, M.Th
Kritik dan Saran smbaptis.llb@gmail.com Instagram: @smbaptis.llb
Penerbit
Lembaga Literatur Baptis
Jl. Tamansari 16, Bandung 40116 Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734 Email: penerbitbaptis@gmail.com Anggota IKAPI
DAFTAR ISI
PRAKATA
Sehat: Iman yang Sehat
1. Iman yang Yakin dan Mengaku dengan Mulut/ 1
2. Iman yang Diwujudkan dalam Tindakan/ 4
3. Perilaku yang Sesuai Firman Tuhan/ 7
4. Hidup Seorang Kristen dan Imannya/ 10
Misioner: Pribadi yang Bersaksi
5. Amanat untuk Bersaksi/ 13
6. Menceritakan Kasih Tuhan kepada Orang Lain/ 16
7. Pemberitaan Injil yang Membawa Sukacita/ 19
8. Terpanggil untuk Bersaksi dengan SungguhSungguh/ 22
Relevan: Peduli Sesama
9. Peduli dan Memberikan Jalan Keluar bagi yang Mengalami Kesusahan/ 25
10. Perhatikanlah Orang-Orang Lemah/ 28
11. Menolong Orang yang Berkekurangan/ 31
12. Berbuat Baik kepada Semua Orang/ 34
13. Komitmen Orang Kristen Secara Pribadi/ 37
Dian Susiarto, seorang yang menekuni bidang elektronika secara khusus radio dan komunikasi radio, juga seorang pencinta alam dan pendaki gunung ketika mudanya. Sudah sejak lama bergelut dalam tulis-menulis ketika menempuh Studi S1 dan Studi S2-nya di STBI Semarang dan kemudian melayani menjadi dosen tahun 2000-2007. Melanjutkan pelayanan dalam penggembalaan di GBI Banjar Mulya – Lampung 2007-2009, kemudian dipanggil ke Medan untuk memperkuat STT Baptis Medan sebagai dosen pada 2009 dan kemudian mengajar di STT Terpadu PESAT Sumatera Bagian Utara, serta merintis pelayanan gereja mulai 2009 hingga menjadi GBI Kalvari Cabang Medan. Hingga saat ini menjadi Penulis Buku Sekolah Minggu Kelas Senior.
PRAKATA
Selamat Natal dan Tahun Baru!
Memasuki tahun 2023 ini, Tim Pengembang Kurikulum (TPK) menyusun dan menetapkan tema: “Murid Kristus yang Berkomitmen”. Penyajiannya diurutkan mulai dari komitmen secara pribadi, dalam keluarga, gereja, dan terakhir tentang penguatan komitmen itu sendiri. Tujuan yang diharapkan dicapai melalui tema ini adalah: Peserta Sekolah Minggu menghayati ajaran Alkitab tentang murid Kristus, dan bersedia menjalani hidup yang berkomitmen sebagai murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan.
Berikut disajikan rangkaian tema sepanjang tahun 2023 ini:
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Seorang Kristen yang Berkomitmen
Komitmen Orang Kristen Bersama Keluarganya
Komitmen Orang Kristen Bersama Gerejanya
Penguatan Komitmen Sebagai Orang Kristen
Sesuai yang tertera pada tabel di atas, tema Triwulan 1, Seorang Kristen yang Berkomitmen, memiliki tujuan: Mempersiapkan peserta Sekolah Minggu memiliki komitmen dalam hal iman yang sehat, pribadi yang bersaksi, dan menjadi pribadi yang peduli. Sehingga secara berurutan, tema Triwulan 1 ini akan disajikan dalam tiga sub tema: Iman Sehat, Pribadi yang Bersaksi, dan diakhiri dengan pelajaran tentang Peduli kepada Sesama.
Seperti biasa pula, kami pun tak jemu-jemu mengingatkan Anda sebagai murid, agar selalu mempelajari Buku Murid yang tersedia. Gunakanlah sarana buku ini, yang sudah disiapkan oleh gereja melalui organisasi SM di gereja Anda masingmasing. Dan sempatkanlah untuk membaca dulu sebelum kelas hari Minggu: Judul dan Kompetensi Belajar, Nas Alkitab, Ayat Hafalan yang tertera, serta uraian isi, hingga Penerapan serta Bacaan Alkitab Setiap Hari yang disebutkan. Hal-hal itu akan menolong Anda lebih siap dalam belajar dan mudah dalam memahami setiap pelajaran demi pelajaran di kelas masing-masing. Tak mudah, namun diperlukan komitmen tentang hal ini!
Pada akhirnya, tetaplah bekerjasama dengan guru Anda dalam mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Kiranya Roh Tuhan akan menolong, membimbing, dan membuat semuanya berhasil.
Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu (2 Timotius 3:14).
Redaktur
IMAN YANG YAKIN DAN MENGAKU DENGAN MULUT
Roma 10:4-15
Ayat Hafalan:
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
(Roma 10:9)
Pendahuluan
Kompetensi Belajar
Murid memahami pengertian, merespons perilaku yang berkaitan dengan iman yang diyakini dan diucapkan.
Orang yang telah memilih untuk beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta dibaptiskan dapat disebut sebagai orang yang telah memiliki kebenaran karena iman. Mereka telah menjadi murid Yesus dan perlu menunjukkan komitmen hidup dalam kebenaran karena iman di dalam Yesus serta menjadi saksi Tuhan.
Hari ini kita akan belajar dari Roma 10:4-15, tentang bagaimana iman yang diyakini harus dinyatakan melalui perkataannya dan menyatakannya kepada orang lain. Kita akan memperhatikan ajaran yang diberikan Firman Tuhan bagi murid Yesus mengenai kebenaran karena iman, dan biarlah kita dapat menjadi orang-orang yang hidup sesuai dengan ajaran Firman Tuhan mengenai kebenaran karena iman.
1. Iman Di Dalam Kristus (Roma 10:4-8)
Kita harus tahu bahwa di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak berdosa, hanya Yesus saja yang tidak berdosa. Alkitab menyatakan bahwa Yesus adalah Imam Besar dan tidak berbuat dosa: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15). Yesus hidup tanpa dosa sehingga dapat menggenapi Hukum Taurat yang menuntut hidup tanpa dosa.
Dengan ketidakberdosaannya maka Yesus mampu mengampuni dosa dan menghapuskan dosa manusia yang percaya pada-Nya, karena Ia juga berasal dari Surga yang suci adanya. Ya, semua itu bukanlah usaha manusia, karena tidak ada manusia yang mampu naik ke surga untuk membawa Yesus turun atau tidak ada
1
1
Sumber gambar:
manusia yang mampu pergi ke jurang maut untuk membawa Yesus naik dari antara orang mati (Roma 10:6-7). Yesus satu-satunya yang berkuasa memberi keselamatan dan Ia tidaklah jauh dari kita serta Firman Tuhan dekat dengan kita karena ada di dalam mulut kita dan di dalam hati kita (Roma 10:8).
Dengan demikian maka iman dalam Yesus lah yang harus kita miliki, agar kita semua diselamatkan dari dosa dan memperoleh keselamatan hidup dalam Kerajaan Sorga yang suci adanya. Jadi iman dalam Kristus adalah hal utama, siapa pun dan bagaimanapun keadaan kita, Dia ingin kita diselamatkan karena keselamatan hanya dalam Yesus Kristus Tuhan kita.
2. Iman Dalam Kristus adalah Mengakui dengan Mulut dan Percaya Dalam Hati Bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (Roma 10:9-11)
Ketika seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka ia harus menyatakan melalui pengakuannya yang diucapkannya sebagai ungkapan hatinya yang percaya, dan tempat iman itu diletakkan (Roma 10:10). Iman kepada Yesus yang dipercayai hati dan diakui mulut kita tersebut tidak akan mempermalukan kita (Roma 10:11). Kita tahu bahwa Alkitab juga menyatakan apa yang ada dalam hati kita keluar lewat kata-kata kita. Sehingga dapatlah diketahui bahwa ketika orang percaya pada Kristus, itu adalah penyataan di dalam hati yang keluar melalui ungkapan kata, yang dinyatakan melalui mulut orang yang percaya di hadapan orang banyak.
Lalu kapan, bagaimana, dan di mana kita mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta menyatakannya dengan mengakui melalui mulut kita? Jawabannya adalah saat kita percaya pada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pertama kali, kita menyatakannya dalam hati. Namun, siapa yang tahu jika seseorang telah percaya Yesus? Hanya dirinyalah yang tahu dan Tuhan saja tentunya. Lalu bagaimana seharusnya? Orang tersebut harus menyatakan dan memproklamirkan dirinya bahwa ia telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat di hadapan orang tanpa merasa malu, karena dengan itu Yesus juga akan mengakui kita di hadapan Bapa di Sorga . Dalam Matius 10:32 sangat jelas dinyatakan oleh Yesus bahwa, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Lalu kapan seseorang harusnya menyatakan imannya dan mengaku dengan mulutnya di hadapan banyak orang? Seseorang bisa menyatakan di Gereja, selesai dengan ia maju ke depan saat ada undangan mengambil keputusan. Orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus akan menyatakan di depan hamba Tuhan dan Sidang Jemaat bahwa dirinya percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.
3. Iman Dalam Yesus Kristus Perlu Kita Beritakan dan Kita Dukung (Roma 10:12-15)
Kita harus ingat bahwa siapa pun orang yang berseru dikarenakan imannya kepada Yesus maka ia memperoleh keselamatan (Roma 10:12-13). Ya, orang-orang dapat berseru kepada Tuhan dikarenakan mereka percaya kepada-Nya. Tidak
2 Roma 10:4-15
mungkin seseorang berseru kepada Tuhan bila tidak percaya kepada-Nya (Roma 10:14a). Firman Tuhan mengingatkan kita untuk berkomitmen sebagai murid Yesus yang telah beriman dan menerima-Nya, supaya orang lain bisa percaya kepada Yesus maka mereka perlu mendengar tentang Yesus. Orang tidak dapat percaya kepada Yesus yang tidak pernah ia ketahui atau tidak pernah ia dengar. Orang yang sudah percaya perlu memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Peringatan Firman Tuhan itu terdapat dalam Roma 10:14-15.
Alkitab juga mengingatkan kita tentang pemberita Injil yang adalah seorang utusan, hal ini memberitahu bahwa kita perlu siap menjadi utusan Tuhan. Namun, demi keteraturan dalam gereja, hal semacam ini perlu disetujui dahulu setelah itu gereja yang mengutus utusan untuk memberitakan Injil. Tujuannya adalah supaya gereja mendukung orang yang diutus memberitakan Injil Yesus itu, dan kemudian gereja memperhatikan orang-orang yang beriman kepada Yesus hasil dari pelayanan utusan Injil.
Lalu bagaimana dengan kita? Mungkin kita tidak menjadi utusan yang dimaksud seperti Utusan Injil atau Evangelis atau Pendeta yang diutus Gereja ke tempat tertentu, namun kita semua adalah utusan Kristus untuk memberitakan Injil-Nya di manapun berada. Ingat: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:15). Ya, semuanya itu agar setiap orang menjadi percaya kepada Kristus dan mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Kita dapat mendukung pelayanan Injil secara khusus dalam mengutus utusanNya yakni hamba-hamba Tuhan yang melayani sepenuh waktu, namun karena keterbatasan kita secara langsung dalam penginjilan maka kita dapat menyokongnya dengan doa, daya dan dana yang kita miliki. Kita dapat mendukung melalui gereja kita masing-masing dan melalui organisasi-organisasi penginjilan yang ada, atau ke Departemen PI GGBI baik BPN maupun BPD setempat.
Kesimpulan
Iman yang harus dinyatakan, yakni iman di dalam Kristus. Iman dalam Kristus adalah mengakui dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, serta iman dalam Yesus Kristus perlu kita beritakan dan kita dukung dalam doa, dana, dan daya.
Pencapaian Belajar
1. Uraikanlah kembali inti atau ringkasan tentang “Iman di dalam Kristus!”
2. Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri tentang “Iman dalam Kristus adalah mengakui dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.”
3. Setujukah Anda bahwa iman dalam Yesus Kristus perlu diberitakan dan didukung dalam bentuk doa, dana dan daya? Apa sikap Anda jika Anda setuju?
Senin
Selasa
Rabu
Kejadian 12:1-3
Kejadian 12:4-6
Kejadian 12:7-9
Kamis Jumat
Sabtu
Ibrani 11:8-10 Ibrani 11:11-16
Ibrani 11:17-19
3
Pelajaran 1: Iman yang Yakin dan Mengaku dengan Mulut
BIBLE
READING PLANS
IMAN YANG DIWUJUDKAN DALAM TINDAKAN
Ibrani 11:8-19 & Kejadian 12:1-9
Ayat Hafalan:
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17)
Kompetensi Belajar
Murid memahami pengertian dan merespon perilaku yang berkaitan dengan iman yang dilakukan.
Pendahuluan
Pernahkah kita terpikir bahwa hidup kita sebagai orang Kristen cukuplah dengan beriman saja pada Tuhan, benarkah demikian? Tidakkah kita perlu menyatakan iman kita dalam tindakan perbuatan kita? Dalam Yakobus 2:21 dinyatakan: “Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?”
Hari ini kita mau belajar dari hamba-Nya yaitu Abraham, secara khusus dari Ibrani 11:8-19 dan juga Kejadian 12:1-9, yang menyatakan bahwa Abraham tidak hanya sebagai orang beriman penuh pada Tuhan Allah, namun imannya diwujudnyatakan dalam perbuatannya.
1. Iman yang Sepenuhnya Pada Tuhan (Ibrani 11:8-9, 11, 17)
Abraham dikatakan sebagai bapa orang beriman atau bapa orang percaya. Dalam Kitab Roma 4:17a dinyatakan: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Tentu bukan demikian saja seseorang dikatakan sebagai bapa dari bangsa-bangsa dan bapa orang beriman, ada proses yang dijalankan dan kualitas iman yang nyata yang dapat kita lihat.
Dari Kitab Ibrani kita dapat memperhatikan bagaimana Abraham dikatakan ‘beriman’. Dari Ibrani 11:8, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Ya, karena iman Abraham taat kepada kehendak Tuhan. Pada Ibrani 11:9 pun kita dapat melihat: “Karena iman
4 2
Sumber gambar:
Ibrani 11:8-19 & Kejadian 12:1-9
ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.” Ya, karena iman Abraham tinggal di tanah asing yang dijanjikan, padahal ia tidak mengetahui daerah tersebut. Dalam Ibrani 11:11, “Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.” Demikian juga dalam Ibrani 11:17, “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal.”
Iman Abraham telah diuji dan ia lulus dalam ujian imannya. Inilah iman Abraham yang luar biasa yang patut kita teladani sebagai orang beriman. Beriman tidak hanya kata namun sepenuhnya percaya kepada Tuhan Allah, dan beriman yang melalui proses dan disertai dengan penyerahan penuh pada-Nya.
2. Iman yang Sepenuhnya Pada Tuhan Diwujudnyatakan (Ibrani 11:8-9, 11, 17)
Abraham disebut sebagai Bapa orang beriman, maka bukan hanya sekadar dikatakan atau dituliskan “karena iman”, ini bukan hanya pernyataan begitu saja, tetapi iman tersebut telah diwujudnyatakan oleh Abraham sebagai pernyataan imannya. Jika seseorang menyatakan bahwa dirinya beriman, namun tidak ada yang diwujudkan sesuai imannya maka itu adalah “tong kosong nyaring bunyinya”. Namun lihatlah Abraham, ia adalah orang beriman dan ia telah mewujudnyatakan iman itu. Mari lihat Ibrani 11:8, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil”. Ibrani 11:9, “Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan”. Dalam Ibrani 11:11, “Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu”. Ibrani 11:7, “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak’. Itulah iman yang diwujudnyatakan oleh hamba-Nya, Abraham. Semua kata yang digarisbawahi pada ayat-ayat tersebut di atas adalah wujud nyata iman Abraham. Hal ini menunjukkan ketaatan Abraham pada Tuhan Allah. Perbuatan ini jugalah yang harus kita miliki sebagai umat percaya dalam kita beriman dan taat pada Tuhan, bukan atas apa yang kita mau atau kita paksakan. Belajar dari Abraham, ia telah mewujudnyatakan iman dalam ketaatannya pada Tuhan Allah, karena itu kita perlu melakukan hal yang sama bagi Tuhan.
3. Iman yang Diwujudnyatakan Dalam Tindakan (Ibrani 11:8-9,11,17)
Wujud nyata dalam ketaatan tentu hal yang indah, namun wujud nyata apa yang telah dinyatakan dalam tindakan sebagai perwujudan iman Abraham? Dalam hal ini Abraham bukan hanya sekadar menyatakan atau mengatakan, “Ya, saya taat pada Tuhan Allah”, tetapi lebih dari itu ia telah mewujudnyatakan dalam tindakan. Mari lihat satu persatu. Dalam Ibrani 11:8, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat ….” Wujud nyata iman Abraham dalam hal ini ketika Tuhan memanggilnya adalah Abaham berangkat, inilah tindakan iman yang diwujudnyatakan oleh Abraham.
Pada Ibrani 11:9 pun kita dapat melihat: “Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan...” Apa tindakan sebagai wujud nyata iman Abraham dalam hal ini? Jika kita melihat dalam Ibrani 11:15, “Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat
5
akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi.” Ya, Abraham tetap tinggal di tanah yang dijanjikan itu, ia tidak menggunakan kesempatan untuk pulang kembali ke tanah asalnya, namun merindukan tanah air yang lebih baik. Dalam Ibrani 11:11, “Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu”. Apa tindakan iman yang diwujudkan Abraham dalam hal ini? Jika kita lihat selanjutnya, “... walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.” Ya, Abraham telah melakukan tindakan iman, ia menyatakan Tuhan yang menjanjikan janji itu adalah setia. Kita juga dapat bandingkan dengan Kejadian 15:1-21; 18:1-15; 21:1-7. Semua tindakan iman yang dijanjikan Tuhan. Ibrani 11:7, “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal.” Tindakan nyata Abraham telah nyata pula di dalam Kejadian 22:9-10. Dari sinilah iman Abraham yang dinyatakan dengan tindakan nyata telah diperhitungkan Tuhan Allah dan mengapresiasinya dalam Kejadian 22:11-18. Lihatlah juga dalam Yakobus 2:23, Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” Tindakan adalah bukti dari iman yang diwujudnyatakan dalam perbuatan, tidak hanya niat, tidak hanya kata, tidak hanya rencana, namun eksekusi menjadi bukti wujud iman sejati. “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yakobus 2:22).
Kesimpulan
Iman yang sepenuhnya, iman yang taat dan iman yang dinyatakan dengan tindakan harus kita miliki sebagai orang percaya atau orang beriman. Tidak hanya kata namun harus diwujudnyatakan dengan tindakan nyata dalam perbuatan kita.
Pencapaian Belajar
1. Uraikanlah kembali inti/ringkasan pelajaran bagian pertama tentang Iman yang sepenuhnya pada TUHAN!
2. Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri tentang konsep kebenaran dari pelajaran iman yang diwujudkan oleh Abraham!
3. Apakah Anda setuju bahwa Iman arus diwujudkan dalam tindakan perbuatan kita? Jika Anda setuju, lalu sikap/tindakan apa yang sesuai dengan pelajaran hari ini, yang akan Anda lakukan?
6 BIBLE READING PLANS
Kamis Jumat Sabtu 2 Yohanes 1:6-7 2 Yohanes 1:8-9 2 Yohanes 1:10-11 Senin Selasa Rabu Lukas 8:4-9 Lukas 8:10-15 2 Yohanes 1:4-5
Pelajaran 2: Iman yang Diwujudkan dalam Tindakan