MURID KRISTUS
MELAYANI SEPERTI DIA
Buku Guru Remaja Triwulan 4, tahun 2022
ISBN 978-623-5258-33-1
Penulis
Dyah Erwina Hadiningtyas Editor
Trisanti Karolina Napitu Layout & Ilustrasi Cover Garrick Gisala Kurnia
Kritik dan Saran smbaptis.llb@gmail.com Instagram: @smbaptis.llb
Penerbit
Lembaga Literatur Baptis Jl. Tamansari 16, Bandung 40116 Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734
Email: penerbitbaptis@gmail.com Anggota IKAPI
DAFTAR ISI
PRAKATA
Perkunjungan kepada yang Sakit/ 1
Mari Memuji Tuhan/ 4
Pengabdian Harta/ 7
Dipanggil untuk Memberitakan Injil/ 10
Paulus, Teladan Melayani dengan Segenap Hati/ 13
Tetap Memberitakan Injil/ 17
Ibadah yang Sejati/ 21
Melayani Kristus dengan Melayani Orang Lain/ 25
Berbuat Baik kepada Kawan Seiman/ 30
Ketaatan Maria/ 34
Ketaatan Yusuf/ 38
Kelahiran Yesus/ 42
Menyambut Sang Raja/ 46
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
PRAKATA
Puji Tuhan, kita tiba pada Triwulan 4, tahun 2022!
Mengakhiri tahun 2022 ini, pelajaran demi pelajaran sepanjang Triwulan 4 akan fokus pada tema: “Murid Kristus Melayani Seperti Dia.” Tema ini masih menjadi satu kesatuan dengan tema tahun 2022, “Berkualifikasi sebagai Murid Kristus”, dengan tujuan: Mempersiapkan peserta Sekolah Minggu agar berpengetahuan dan menjunjung tinggi ajaran Alkitab tentang kualifikasi murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan.
Untuk tetap mengingatkan kita pada rangkaian tema sepanjang tahun ini, kami tampilkan kembali urutannya seperti di bawah ini:
Triwulan 1 Triwulan 2
Murid Kristus Menyangkal Dirinya Murid Kristus Memikul Salibnya
Triwulan 3 Triwulan 4
Murid Kristus Mengikut-Nya
Murid Kristus Melayani Seperti Dia
Kiranya bapak dan ibu guru masih mengingat apa yang sudah pernah dipelajari dalam triwulan pertama sampai dengan ketiga. Jika memungkinkan, sebelum pelajaran pertama dalam kelas, Anda dapat menunjukkan buku-buku sepanjang triwulan yang sudah dilewati, sembari mengajak para murid mengingat pelajaran-pelajaran apa saja yang sudah mereka pelajari. Berikan kesempatan pada mereka untuk menyampaikan dengan singkat hal-hal yang mereka ingat tersebut. Berikan apresiasi atas pencapaian para murid.
Selamat mempersiapkan diri dalam mengajar. Selalu gunakan Buku Guru dan Buku Murid dengan baik, tanpa melupakan Alkitab. Carilah rujukan atau referensi lain jika diperlukan. Bekerjasamalah selalu dengan para murid dalam mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Dan tentu, di atas semuanya, mintalah selalu pimpinan Roh Tuhan untuk menolong, membimbing, dan membuat semuanya berhasil.
“… jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu…” (Titus 2:7-8).
Redaktur
PERSIAPAN UMUM
1. Berdoa dan senantiasa bersyukur untuk pelayanan Saudara sebagai Guru Sekolah Minggu.
2. Persiapan mengajar hendaknya dimulai di awal minggu agar ada waktu yang cukup untuk menyiapkan pengajaran, dan berbagai kegiatan.
3. Buatlah rangkaian persiapan mengenai apa yang akan guru sampaikan dari pendahuluan, isi, sampai penutup dan penerapan. Atur pembagian waktunya masingmasing sesuai dengan durasi Sekolah Minggu di gereja Saudara. Hal ini perlu agar pengajaran Saudara dapat disampaikan dengan efektif.
4. Saat persiapan, bacalah dengan sungguh-sungguh teks Alkitab yang akan diajarkan. Bila perlu diulang beberapa kali sampai memahami maknanya.
5. Meskipun sudah ada Penjelasan Nas, guru dianjurkan juga (bila ada) untuk membaca buku-buku tafsiran pendukung lain demi memperkaya wawasan.
6. Saudara diharapkan mengerjakan juga semua tugas yang ada di Buku Murid, termasuk Bacaan Alkitab Setiap Hari dan menghafal ayat hafalan.
7. Kenalilah dengan baik murid-murid Saudara, doakan dan kontak mereka minimal sekali sebelum hari Minggu melalui media apa pun yang biasa digunakan.
Pelajaran 1
Ayat Hafalan
Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.
5:15a)
Sumber gambar: freepik.com
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
Kompetensi Belajar
Murid memahami tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
Indikator Belajar
1. Murid dapat menyebutkan dampak baik bila seseorang mengunjungi orang yang sakit.
2. Murid dapat menyebutkan dua tujuan penting ketika mengunjungi orang yang sakit.
3. Murid dapat memberikan pendapat bagaimana perasaan orang sakit yang dikunjungi.
PERKUNJUNGAN KEPADA YANG SAKIT
Yakobus 5:12-20
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Carilah kesaksian seseorang yang pernah terpapar Virus Corona-19, dan bagaimana dia merasa begitu takut dan sedih karena tidak ada yang boleh menjenguknya. Sumber cerita bisa dari internet atau kisah yang didengar sendiri oleh guru. Tugas ini juga diberikan kepada murid pada bagian Pendalaman, Buku Murid.
• Persiapkan lagu “Tak Tersembunyi Kuasa Allah” dari Nyanyian Pujian No. 327 untuk memberi kekuatan bagi teman yang sedang dalam kesusahan, dalam hal ini adalah ketika mereka sakit.
• Pada bagian Pencapaian Belajar dan Pendalaman Buku Murid ada pertanyaan yang bisa digunakan sebagai indikator pencapaian belajar. Oleh sebab itu, nanti pada saat akhir kelas, minta mereka masing-masing menjawab pertanyaan tersebut sesuai pemahaman mereka.
Penjelasan Nas
Surat Yakobus ini ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus yang juga adalah pemimpin jemaat di Yerusalem. Surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina.
1
(Yakobus
Pelajaran 1: Perkunjungan kepada yang Sakit
Kemungkinan para penerima surat ini adalah orang-orang yang bertobat di Yerusalem pada masa sekitar Pentakosta dan setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kisah Para Rasul 8:1). Surat ini termasuk Surat-Surat Umum karena tidak dimaksudkan untuk satu jemaat lokal. Surat ini menguatkan jemaat yang menghadapi banyak pencobaan. Surat ini juga menekankan mengenai tindakan hidup praktis yang terwujud dari iman yang sejati. Yakobus pasal 5 khususnya ayat 13-20 memuat petunjuk praktis perwujudan iman dalam kehidupan bergereja. Secara umum ada empat tindakan praktis sebagai perwujudan iman dalam kehidupan bergereja:
a. Jika ada yang menderita, maka jemaat tersebut harus berdoa dan juga diperlukan pelayanan doa dari gereja (ayat 13).
b. Jika ada yang bergembira, maka jemaat tersebut harus bernyanyi dan yang lain juga turut bergembira (ayat 14) dengannya.
c. Jika ada yang sakit hendaklah memanggil penatua jemaat untuk didoakan dan dioleskan dengan minyak (ayat 14). Penafsiran mengenai tindakan ‘mengoleskan minyak’ mengarah pada dua kemungkinan, yaitu pengolesan minyak sebagai media menyatakan iman kepada Tuhan, dan tindakan praktis kesehatan.
d. Jika ada yang menyimpang dari kebenaran, diperlukan pelayanan untuk membuatnya berbalik. Khusus dalam pelayanan bagi orang sakit, terdapat dua hal yang penting. Pertama, doa orang yang dibenarkan oleh Allah memiliki kekuatan yang dahsyat (ayat 16-18). Kedua, ada keadaan sakit yang terjadi sebagai akibat dosa (ayat 15), dan solusi dari permasalahan ini adalah saling mengaku dosa (ayat 16). Jika ditarik kepada penerapan pada pelayanan perkunjungan, maka sangat penting bagi seorang pelayan untuk memperkuat pelayanan doa dan membimbing seseorang berbalik dari dosa.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, bertanyalah kepada murid yang hadir apakah mereka pernah merasakan sakit hingga harus terbaring di tempat tidur untuk beberapa waktu lamanya. Tanyakan perasaan mereka. Arahkan pikiran mereka bahwa manusia itu membutuhkan sesamanya sehingga ketika mereka harus memisahkan diri karena sakit, maka itu menjadi saat yang menyedihkan. Itu sebabnya Yakobus memberi nasihat mengenai pentingnya berkunjung dan mendoakan orang yang sakit. Sampaikan sekilas latar belakang Surat Yakobus seperti yang disampaikan pada Penjelasan Nas.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan perkunjungan kepada orang sakit. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada di Buku Murid.
Mengunjungi Teman yang Sakit (Ayat 14)
1. Yakobus menasihati apabila ada jemaat yang sakit dianjurkan untuk memanggil penatua jemaat untuk mendoakannya. Saat ini untuk pelayanan berkunjung pada orang sakit, selain dilakukan oleh pemimpin jemaat, bisa juga dilakukan oleh sesama saudara seiman.
2. Mengunjungi teman yang sedang sakit itu penting sebab membuat si sakit merasa terhibur, merasa diperhatikan dan tidak merasa kesepian. Membuat hati orang yang sedang sakit bergembira, dapat membantu proses kesembuhannya.
3. Ketika berencana untuk berkunjung ke tempat orang yang sedang sakit, perlu memperhatikan beberapa hal:
- Membuat janji terlebih dahulu. - Berbicara fokus pada orang yang sakit bukan
- Datang bukan di jam istirahat. mengobrol sendiri.
- Datang dengan sedikit orang. - Waktu berkunjung yang dibatasi seperlunya.
Mendoakan Teman yang Sakit (Ayat 15-16)
1. Tujuan kita berkunjung kepada orang yang sakit selain untuk menghibur adalah untuk mendoakannya. Banyak dari kita kadang lupa, tidak menggunakan waktu yang ada untuk berdoa.
2. Menurut Surat Yakobus, ada dua hal penting ketika kita mendoakan saudara seiman yang sakit. Pertama adalah berdoa dengan iman. Artinya, percaya bahwa Tuhan mendengar doa dan yakin
2
Yakobus 5:12-20
Tuhan akan memberi yang terbaik. Kedua, harus berdoa dengan sungguh-sungguh bukan hanya sekilas saja (sampaikan kisah Nabi Elia yang mendoakan hal mustahil tetapi dikabulkan Tuhan –ayat 17).
3. Pokok-pokok doa yang bisa disampaikan, misalnya: Berdoa untuk sarana penyembuhan (obat, peralatan, makanan, minuman, dsb.); Berdoa untuk biaya; berdoa agar teman yang sakit tetap semangat; berdoa untuk para tenaga kesehatan, dsb. Gunakan sebagian besar waktu berkunjung untuk berdoa.
Kesimpulan
Bimbing murid untuk dapat memahami semua pelajaran dalam sebuah kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid.
Indikator Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menyebutkan dampak baik bila seseorang mengunjungi orang yang sakit, misalnya agar orang yang sakit itu tidak merasa kesepian, merasa ada yang memperhatikan, terhibur, dsb.
2. Murid dapat menyebutkan dua tujuan penting ketika mengunjungi orang yang sakit, yaitu menghibur dan mendoakan.
3. Murid dapat memberitahukan bahwa doa yang penuh iman dan bersungguh-sungguh harus dinaikkan ketika mendoakan teman yang sakit.
Pendalaman
Lihat pada Buku Murid dalam bagian Pendalaman: Bimbing murid agar dapat membuat komitmen, mau meluangkan waktunya untuk berkunjung ke rumah temannya yang sedang sakit.
Penutup
1. Sebelum doa penutup, ajak murid menyanyikan satu lagu yang sudah Saudara siapkan pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar dan memberikan persembahan. Kemudian tutuplah dalam doa.
2. Dorong murid membaca Bacaan Alkitab Setiap Hari yang tercantum dalam Buku Murid. Ayatayat Alkitab tersebut adalah persiapan untuk pelajaran Minggu depan.
Pelajaran 2
Ayat Hafalan
“…Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam.”
(Mazmur 134:1)
Sumber gambar: www.istockphoto.com
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid mendapatkan pengertian tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
Murid memahami tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
Indikator Belajar
1. Murid dapat menyebutkan arti memuji Tuhan dan mengapa orang percaya hendaknya memuji Tuhan.
2. Murid dapat menyebutkan memuji Tuhan melibatkan siapa, kapan, serta di mana.
3. Murid dapat menyebutkan bagaimana seseorang bisa memuji Tuhan.
MARI MEMUJI TUHAN
Mazmur 134:1-3
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Carilah benda-benda yang pasti disukai remaja, misalnya: Gambar pemandangan yang menakjubkan, gambar artis-artis tampan dan cantik (misal: artis-artis Korea yang sedang disukai para remaja saat ini), atau gambar berbagai jenis aplikasi game.
• Pada saat akhir mengajar nanti, guru meminta satu atau dua orang murid secara bergantian memimpin murid-murid lain untuk memuji Tuhan bersama-sama sesuai dengan lagu pujian pilihan mereka. Guru diharapkan dapat menyiapkan sebuah lagu pujian juga. Usul lagu: “Kasih Bapa”
Seperti mentari yang bersinar
Seperti itu kasih Bapa
Seperti gelombang samud’ra Takkan pernah berhenti Kau mengasihiku Seperti tingginya langit biru Demikian tinggi kasih Bapa Sedalam lembah bayang maut Demikian dalam Kau tebus hidupku Kasih-Mu lebih dari mentari Yang tak pernah berhenti memancarkan sinarnya
4
Pelajaran 2: Mari Memuji Tuhan
Cinta-Mu lebih dari samud’ra Tenggelam ‘ku di dalam kesetiaan-Mu, Tuhan Terima kasih atas cinta-Mu
(Bisa dilihat di link: https://lagurohanikristennn.blogspot.com/2018/04/lirik-dan-kunci-lagu-
Penjelasan Nas
Mazmur 134 merupakan Nyanyian Ziarah. Ziarah artinya mengingat sesuatu yang sudah pernah terjadi. Nyanyian Ziarah adalah nyanyian yang dinyanyikan orang Israel pada waktu mereka datang ke Yerusalem (tiga kali dalam setahun) untuk perayaan-perayaan khusus. Mazmur 134 merupakan lagu terakhir dari lima belas lagu yang dalam bahasa Inggris disebut Songs of Ascents, yaitu Nyanyian Pendakian atau anak-anak tangga. Mazmur ini berupa dialog: Umat mengajak para petugas Bait Allah untuk beribadat semalam suntuk (ayat 1-2) dan para imam memberkati umat waktu pulang (ayat 3). Kemungkinan nyanyian ini dinyanyikan pada malam pembukaan Perayaan Pondok Daun setelah kaum ziarah tiba di Bait Allah.
Adalah hal yang wajar jika pelayan Bait Allah mengajak jemaat untuk memuji Tuhan, namun Mazmur 134 justru sebaliknya, yaitu ajakan jemaat bagi para pelayan Bait Allah (para imam dan orang-orang Lewi) untuk memuji Tuhan. Secara praktis, sangatlah baik jika jemaat menyemangati para pelayan untuk memuji Tuhan. Pengajaran ini penting pada masa kini mengingat: a) Para pelayan sering kali banyak dituntut, namun minim dorongan; b) Para pelayan perlu diingatkan untuk mengarahkan diri memuji Tuhan yang mereka layani, bukan hanya melakukan tugas sebagai kewajiban.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, tunjukkan benda-benda atau foto-foto yang sudah disiapkan guru. Arahkan percakapan agar murid dapat menyampaikan pujian atas kehebatan atau kelebihan benda-benda atau orang-orang di setiap foto itu. Bila ada pendapat yang berbeda mengenai selera di antara murid, minta dia menyebutkan kelebihan apa yang dimiliki idolanya dibandingkan dengan idola temannya. Kemudian bersiaplah masuk dalam pelajaran mengenai Memuji Tuhan. Terlebih dulu ajak murid membaca Mazmur 134:1-3.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat disampaikan guru kepada para murid minggu ini. Pengajaran yang disampaikan hendaknya sejalan dengan pembahasan yang ada pada Buku Murid. Terlebih dahulu sampaikan latar belakang penulisan Mazmur 134:1-3 yang sudah dijelaskan dalam Penjelasan Nas di atas.
Memuji Tuhan oleh Siapa pun dan Kapan pun (Ayat 1)
1. Memuji Tuhan artinya menyampaikan kekaguman kita atas kebaikan dan kebesaran Tuhan melalui kata-kata hormat dan penyembahan. Memuji Tuhan bisa berbentuk nyanyian, puisi ataupun kesaksian.
2. Mazmur 134:1 adalah sebuah nyanyian ajakan untuk memuji Tuhan oleh para jemaat yang mendaki naik ke Bait Allah dan tiba pada malam hari. Mereka mengajak para imam yang melayani di Bait Allah pada waktu malam untuk memuji Tuhan.
3. Mengajak para hamba Tuhan dan para pelayan di gereja untuk memuji Tuhan akan menolong mereka semakin bersemangat dalam melayani-Nya. Kita juga dapat saling mengajak untuk memuji Tuhan sebab sesungguhnya, kita semua adalah pelayan-Nya.
4. Memuji Tuhan tidak hanya siang hari, tetapi malam hari juga. Artinya, kita harus memuji Tuhan setiap saat baik siang, malam, dalam keadaan senang ataupun dalam keadaan susah.
Memuji Tuhan dengan Sepenuh Hati (Ayat 2)
1. Memuji Tuhan harus bersumber dari hati yang benar-benar memuji. Bila tidak, maka itu hanyalah ucapan kosong semata. Salah satu tanda kesungguhan dapat dilihat dari gerakan fisik.
5
Mazmur 134:1-3
2. Tangan yang terangkat menunjukkan bahwa ada gerakan hati yang mendorong fisik untuk mengikuti apa yang ada dalam hati. Ketika hati kita sungguh-sungguh memuji Tuhan, maka ada tanda-tanda fisik yang mengikuti sekecil apa pun itu, entah memejamkan mata atau menautkan kedua telapak tangan, dsb. Setiap orang bebas mengekspresikan kesungguhan hatinya ketika memuji Tuhan di gereja selama tidak mengganggu jemaat yang lain.
3. Mengangkat tangan ke tempat kudus berarti bahwa pujian tertinggi kita diarahkan sematamata hanya kepada Tuhan saja. Tempat kudus adalah tempat kediaman Tuhan sebab tidak ada yang mencapainya kecuali Tuhan. Bila tujuan kita memuji Tuhan adalah untuk menyenangkan orang lain atau menyenangkan diri sendiri, maka hal itu sudah menyimpang. Hanya Tuhan yang layak mendapat puji-pujian tertinggi.
Tuhan Memberkati Orang yang Memuji Dia (Ayat 3)
1. Ayat ketiga ini merupakan syair balasan para imam kepada jemaah yang sudah mengajak mereka memuji Tuhan. Para imam ini memberi kata-kata berkat kepada seluruh jemaat yang mengingatkan bahwa Tuhan Allah semesta alam ini adalah Sang Pencipta langit dan bumi.
2. Tuhan Allah Yang Mahabesar, Pencipta langit dan bumi, memberkati jemaat yang setia beribadah dan memuji Tuhan. Dia memberkati kita secara perorangan, artinya Tuhan mengenal kita sepenuhnya. Dia tahu berkat apa yang akan diberikan kepada masing-masing kita sesuai keperluan kita.
3. Sion merupakan Kota Allah yang menjadi tujuan semua jemaah Israel, sebab di sanalah Tuhan akan menjumpai umat-Nya. Di mana Tuhan berkenan untuk ditemui, maka di situlah Sion kita saat ini. Ketika kita berada dalam Rumah Tuhan dan memuji Dia, Tuhan berkenan ditemui.
Kesimpulan
Bimbing murid untuk dapat memahami semua pelajaran dalam sebuah kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid.
Indikator Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menyebutkan bahwa memuji Tuhan adalah mengutarakan kekaguman, penghormatan serta penyembahan kepada Tuhan. Mengapa harus memuji Tuhan? Karena Tuhan itu sangat baik, Ia Mahakuasa, Dia yang paling layak menerima pujian sebab Dia Pencipta langit dan bumi.
2. Murid dapat menyebutkan bahwa memuji Tuhan harus dilakukan oleh setiap orang percaya dan dilakukan setiap saat dan di mana pun dia berada, termasuk saat di Rumah Tuhan.
3. Murid dapat menyebutkan bahwa memuji Tuhan harus dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan berbagai cara, misalnya melantunkan nyanyian atau memberikan kesaksian tentang kebaikan Tuhan.
Pendalaman
1. Sesuaikan dengan bagian Pendalaman Buku Murid dengan memberikan kesempatan kepada salah seorang murid menyanyikan sebuah pujian kepada Tuhan.
2. Berilah waktu bila ada yang ingin bersaksi tentang perasaannya ketika memuji Tuhan bersamasama di gereja.
Penutup
1. Sebelum doa penutup, minta satu atau dua orang murid (bila waktu masih memungkinkan) untuk memilih satu lagu pujian untuk dinyanyikan bersama-sama. Apabila belum ada yang siap, ajaklah murid menyanyikan lagu “Kasih Bapa” seperti yang diusulkan di atas. Lagu tersebut berisi pujian atas kebaikan dan kasih Tuhan. Dorong murid untuk terus rajin membaca Alkitab sesuai jadwal Bacaan Alkitab Setiap Hari.
2. Kumpulkan persembahan dan tutuplah kelas dengan doa.
6
Pelajaran 3
Ayat Hafalan
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkaptingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
(Maleakhi 3:10)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan.
PENGABDIAN HARTA Maleakhi 3:6-12
Murid mencoba menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan.
Indikator Belajar
1. Murid mau mencoba mempraktikkan memberikan persembahan dan perpuluhan.
2. Murid mampu mempraktikkan perhitungan sepersepuluh untuk persembahan persepuluhan.
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus: Persiapkan dua lembar uang kertas dengan nominal yang sama tetapi dengan kondisi yang berbeda. Lembar pertama uang dalam kondisi masih baik, lembar kedua dalam kondisi kumal. Pada saat penutup nanti, murid akan memilih uang mana yang akan diberikan sebagai persembahan.
• Buatlah beberapa contoh soal seperti yang ada dalam Buku Murid mengenai sepersepuluh dari pendapatan untuk diberikan sebagai persembahan persepuluhan.
Budi dan Ani sama-sama mendapatkan uang saku masing-masing Rp200.000,00. Budi mengambil Rp50.000,00 untuk mencicil utangnya kepada seorang teman dan bersisa Rp150.000,00. Pada hari Minggu, Budi memberi persepuluhan sebesar Rp15.000,00. Ani juga mengambil Rp50.000,00 untuk membeli buku dan bersisa Rp150.000,00. Pada hari Minggu, Ani memberi persepuluhan sebesar Rp20.000,00. Siapakah yang memberi persepuluhan dengan benar? (Jawaban: Ani)
• Pada bagian Pencapaian Belajar dalam Buku Murid, tercantum dua pertanyaan. Guru membimbing murid untuk menjawab dan mengerjakan tugas yang ada sebagai Indikator Pencapaian Belajar
Penjelasan Nas
Kitab Maleakhi ditulis oleh seorang bernama nabi bernama Maleakhi. Dia adalah seorang Yahudi saleh yang tinggal di Yehuda masa pasca pembuangan, serta rekan sezaman Nehemia. Merunut kepada konteks sosial dan ekonomi pada masa pemerintahan Nehemia sebagai gubernur
7
Sumber gambar: www.christiancliparts.net
Pelajaran 3: Pengabdian Harta di Yehuda, dapat diketahui bahwa masyarakat Yerusalem dan Yehuda secara keseluruhan dalam keadaan sangat miskin. Mereka terbebani dengan banyak utang, harus membayar upeti kepada raja Persia, dan sebagiannya harus menjual harta milik serta anak-anaknya untuk dijadikan budak demi memperoleh gandum. Tentu kebijakan Nehemia untuk membebaskan utang dan mengembalikan harta milik memberikan kelegaan bagi sebagian besar masyarakat, namun demikian secara umum mereka mengalami kesusahan besar.
Secara rohani kehidupan mereka juga telah menyimpang dari ketetapan Allah. Umat mempersembahkan persembahan yang tidak layak kepada Allah (Maleakhi 1:6-14), para imam hidup dan mengajar dengan tidak benar (Maleakhi 2:1-9), menceraikan istri masa mudanya dan menikah dengan orang asing yang tidak mengenal Tuhan (Maleakhi 2:10-16), serta banyak ketidakbenaran lainnya dengan menjadi tukang sihir, berzinah, bersumpah dusta, dan menindas orang-orang lemah (Maleakhi 3:5).
Namun Allah tetap setia kepada umat-Nya, dan Ia tetap memelihara mereka (Maleakhi 3:6). Sekalipun demikian, Allah tidak menginginan umat-Nya hidup dengan tidak benar. Allah menghendaki pertobatan. Pertobatan seperti apa yang Allah kehendaki? Mereka tidak boleh lagi menipu Tuhan! (‘menipu’ dalam terjemahan lain ‘merampok, menjarah’). Bagaimana mereka menipu Tuhan? Ketika mereka mengabaikan persembahan khusus dan persembahan persepuluhan.
Persembahan khusus dijelaskan dalam Keluaran 29:27-28 dan Imamat 7:14,31-34. Pada waktu mereka memberikan persembahan tertentu, maka sebagian dari binatang yang akan dipersembahkan itu harus diberikan kepada imam/orang Lewi. Sedangkan persembahan persepuluhan adalah persembahan yang diperuntukkan bagi orang Lewi, dan juga orang asing, anak yatim serta janda (Imamat 14:28-19; Bilangan 18:21-24). Pada saat itu banyak di antara para imam yang meninggalkan pekerjaan Bait Allah dan bekerja di ladang karena umat mengabaikan persepuluhan.
Allah menghendaki mereka memikirkan pekerjaan Bait Allah, kehidupan para pelayan, dan orang-orang miskin dengan memberikan persembahan persepuluhan selain ini memang perintah Tuhan bagi bangsa Israel. Atas ketaatan tersebut Allah menjanjikan pemeliharaan atas kehidupan mereka di tengah berbagai kesulitan. Hendaklah kita tidak masuk ke dalam pemikiran yang berfokus pada harta duniawi, melainkan persembahan persepuluhan merupakan wujud kasih, dan iman akan pemeliharaan Allah.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, berbincanglah dengan murid berkenaan dengan persembahan dan persepuluhan. Apa pendapat mereka mengenai pokok itu. Apakah mereka setia memberikan persembahan dan persepuluhan. Bila belum, tanyakan alasan mereka. Terima semua jawaban, kemudian sampaikan ilustrasi mengenai alasan-alasan orang tidak memberi persembahan dan persepuluhan seperti yang ada pada Buku Murid.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat disampaikan oleh guru kepada para murid berkenaan dengan persembahan dan persepuluhan. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid. Sampaikan terlebih dahulu latar belakang penulisan nas Alkitab seperti yang dijelaskan pada Penjelasan Nas di atas.
Mempersembahkan Harta Melatih Ketaatan (Ayat 7-8)
1. Orang Israel tidak sadar bahwa mereka menipu Tuhan. Orang Israel telah berbuat curang dan tidak benar dalam hal pengabdian harta melalui persembahan dan persepuluhan. Hal itu mendatangkan hukuman.
2. Tuhan tidak membutuhkan harta kita, sebab milik-Nyalah seluruh dunia dan segala isinya. Hal yang diminta oleh Tuhan adalah ketaatan umat terhadap Firman-Nya. Memberi atau tidak memberi, harta tetaplah milik Tuhan. Dia berkuasa mengambil atau menambahkan. Tuhan hanya mau umat-Nya taat pada perintah-Nya dalam hal pengabdian harta, yaitu memberi persembahan dan persepuluhan (baca juga 1 Samuel 15:22, Yohanes 14:15).
3. Memberikan persembahan bukan tentang uangnya tetapi tentang ketaatannya. Orang Kristen saat ini juga dituntut hal yang sama, yaitu ketaatan pada perintah Tuhan untuk memberi persembahan persepuluhan. Bila kita mengaku mengasihi Tuhan, maka kita seharusnya menaati segala perintah-Nya.
8
Harta Sebagai Korban Persembahan (Ayat 9-10)
1. Salah satu tujuan dari memberikan persembahan dan persepuluhan adalah untuk membiayai kegiatan gereja dan memelihara kehidupan para hamba Tuhan.
2. Memberikan persembahan adalah wujud pengorbanan. Oleh sebab itu, persembahan tidak boleh diberikan secara sembarangan atau sekadarnya. Itu sebabnya orang yang berpenghasilan kecil maupun besar mempunyai tantangan yang sama untuk memberikan korban persembahan yang benar dan terbaik dalam kedua hal ini, baik persembahan biasa maupun persepuluhan. Orang yang mencurangi Tuhan akan mendapat hukuman (baca juga Markus 12:44).
3. Tantangan bagi kita saat ini untuk menghitung persepuluhan dengan benar dan memberi persembahan yang terbaik (pada saat ini sampaikan saran-saran memberikan persembahan yang terbaik, seperti yang ada dalam Buku Murid).
Tuhan Memberkati Orang yang Mempersembahkan Hartanya (Ayat 11-12)
1. Tuhan menjanjikan berkat bagi orang yang setia mengabdikan hartanya melalui persembahan dan persepuluhan. Bahkan Dia menjaminkan diri-Nya untuk diuji. Dia akan melimpahkan berkat dan berkat yang sudah ada akan terjaga.
2. Mempersembahkan harta sangat berkaitan dengan iman kita pada pemeliharaan Tuhan. Semakin bertumbuh iman kita, kita semakin yakin memberikan persembahan. Tetapi ketika kita tidak percaya pada pemeliharaan Tuhan, maka akan sulit untuk memberikan persembahan kepada Tuhan.
3. Hanya berkat Tuhanlah yang menjadikan seseorang kaya dan berkat itu adalah untuk orangorang yang lebih mendahulukan Tuhan. Jadi jangan khawatir tentang hidup dan jangan raguragu untuk memberikan persembahan persepuluhan yang terbaik bagi-Nya. Namun janganlah memberikan persembahan sebagai “alat pancing”. Tuhan mengetahui bila hati kita penuh kepalsuan (baca juga Lukas 12:22 dan 31 serta Amsal 10:22).
Kesimpulan
Bimbing murid untuk dapat memahami semua pelajaran lewat kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid, khususnya komitmen untuk mulai memberi persembahan dengan benar dan yang terbaik.
Pencapaian Belajar
Ukurlah pencapaian belajar dengan mengamati apakah mereka dapat menjawab pertanyaan dalam Buku Murid pada bagian Pencapaian Belajar.
1. Murid mampu menyatakan komitmennya untuk memberikan persembahan persepuluhan dan akan memberi mulai minggu ini.
2. Murid dapat menghitung persepuluhan yang akan diberikan, yaitu sebesar Rp5.000,00 pada hari Minggu.
Pendalaman
Diskusikan bagian Pendalaman dari Buku Murid.
1. Pada bagian pertama diharapkan mereka memberi pendapat bahwa tidak ada yang lebih sulit atau lebih mudah bila motivasi persembahan adalah untuk Tuhan.
2. Di bagian kedua, setiap orang sebaiknya memberi persepuluhan berupa uang. Penghasilan orang pada saat ini umumnya berbentuk uang. Memberi barang untuk gereja dimungkinkan dalam situasi yang berbeda, misalnya sebagai persembahan syukur.
Penutup
Sebelum doa penutup dan memberikan persembahan, lakukan dua kegiatan yang diusulkan pada Persiapan Sebelum Mengajar. Dorong murid untuk terus rajin membaca Alkitab dari Bacaan Alkitab Setiap Hari. Kemudian, akhiri pelajaran dengan doa.
9 Maleakhi 3:6-12
Pelajaran 4
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
9:16)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.
Murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.
Indikator Belajar
1. Murid memberi respons positif tentang panggilan atau tugas memberitakan Injil.
2. Murid mengutarakan pendapat tentang kepentingan mengabarkan Injil.
3. Murid dapat menyebutkan cara-cara praktis memberitakan Injil.
DIPANGGIL UNTUK MEMBERITAKAN INJIL Roma 1:1-7
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Siapkan sebuah lagu untuk dinyanyikan bersama, dari NP No. 65 “Mari Tuturkan Kembali”.
• Siapkan sebuah kertas besar, misalnya karton manila (atau disesuaikan menurut jumlah murid) dan sejumlah spidol warna-warni. Di bagian atas tuliskan judul: “MEMBERITAKAN INJIL PENTING SEBAB ….” Nanti pada bagian Pencapaian Belajar, minta murid-murid maju bersama dan masing-masing menuliskan tanggapan mereka di kertas itu dengan membubuhkan nama mereka masing-masing. Bila memungkinkan lembaran itu akan terus tertempel di dinding sebagai pengingat.
• Pada bagian Pencapaian Belajar dalam Buku Murid, ada beberapa pertanyaan. Guru memeriksa dan membimbing murid untuk menjawab sesuai dengan tanggapan mereka.
Penjelasan Nas
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus. Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Dalam Surat Roma ini, Rasul Paulus
10
Sumber gambar: www.pesta.org
Ayat Hafalan
(1 Korintus
Pelajaran 4: Dipanggil untuk Memberitakan Injil
mengucap syukur atas iman yang dimiliki jemaat (ayat 8), menyatakan kerinduan untuk dapat mengunjungi mereka, menyatakan pengajaran Injil secara lengkap, serta berusaha memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi dan sebaliknya.
Paulus memulai surat ini dengan salam. Salam memiliki suatu keunikan karena menjadi saluran untuk menceritakan beban atau maksud dari surat ini. Dalam salamnya ini Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Dengan mengemukakan jabatan rasul yang diterimanya, maka ia menggarisbawahi hak dan kerinduannya untuk menyurati mereka.
Kata ‘rasul’ berasal dari bahasa Yunani ‘apostolos’ yang berarti seorang utusan atau delegasi. Seorang delegasi adalah seorang yang datang untuk mewakili orang yang mengutus dengan menyandang wibawa pengutusnya. Kerasulan Paulus ini datang dari kesadaran bahwa Ia adalah hamba Kristus (ayat 1), ketaatan akan panggilan Allah untuk memberitakan Injil (ayat 1), dan pemahaman yang kuat akan Injil sebagai kekuatan Allah (ayat 2-3). Keyakinan Rasul Paulus akan Injil yang sekaligus menjadi pesan utama dari Surat Roma tercantum dalam Roma 1:16-17. Berdasarkan keyakinan ini, Rasul Paulus menjadi seorang pemberita Injil yang gigih.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, sampaikan kisah yang ada pada bagian Pendahulan dalam Buku Murid. Kemudian bertanyalah, “Menurutmu, kedudukan sebagai Ketua OSIS itu suatu kebanggaan atau beban? Dan mengumumkan pelaksanaan kerja bakti yang diberikan oleh kepala sekolah itu merupakan tanggung jawab atau sukarela?”
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat disampaikan guru kepada para murid berkenaan dengan panggilan Paulus untuk memberitakan Injil. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid. Sampaikan terlebih dahulu latar belakang ayat-ayat ini seperti yang tertulis pada Penjelasan Nas di atas.
Paulus Memperkenalkan Diri (Ayat 1-2)
1. Paulus sebagai hamba Kristus Yesus. Hamba yang dimaksud di sini dalam bahasa yang digunakan Paulus adalah doulos yang berarti budak. Paulus ingin menekankan bahwa dia adalah budak Yesus dan itu berarti dia adalah milik Yesus, di mana segala sesuatu yang dilakukannya sekarang adalah atas nama Tuannya (Yesus).
2. Paulus sebagai rasul. Syarat seseorang disebut rasul salah satunya adalah pernah berjumpa dengan Yesus. Paulus memang tidak seperti murid-murid Yesus yang pernah hidup bersamasama dengan-Nya, tetapi Paulus mendapatkan pengalamannya berjumpa dengan Yesus secara khusus (pada bagian ini ceritakan secara singkat kisah pertobatan Paulus seperti yang ada dalam Kisah Para Rasul 9:1-19a).
3. Paulus dikuduskan untuk sebuah panggilan memberitakan Injil. Dikuduskan dalam hal ini berarti dipisahkan atau dikhususkan untuk suatu tugas. Jadi bukan menjadikan Paulus manusia suci, melainkan mengkhususkan Paulus untuk melaksanakan sebuah tugas yang besar.
Inti Tugas Paulus (Ayat 3-5)
1. Paulus mendapat tugas besar untuk menyampaikan sebuah berita mengenai Tuannya sendiri, yaitu tentang Yesus Kristus. Dia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, yang kelahiran-Nya ke dunia sudah lama dijanjikan dan dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama. Nubuat itu sudah digenapi dengan kedatangan-Nya sebagai manusia, dilahirkan dari perawan Maria yang bertunangan dengan Yusuf dari garis keturunan Raja Daud.
2. Misi Kedatangan Yesus Kristus adalah untuk menebus umat manusia dari cengkeraman dosa dengan cara memikulkan hukuman dosa manusia itu kepada diri-Nya sendiri. Sebab bila tidak, semua manusia akan menuju maut karena semua manusia telah berdosa (Roma 3:23; 6:23). Sehingga Yesus harus mati. Tetapi kematian sudah dikalahkan-Nya yang dibuktikan dengan kebangkitan-Nya. Lalu Dia kembali naik ke surga menyediakan tempat bagi umat-Nya. Itulah inti pemberitaan Paulus.
3. Paulus harus memberitakan semua itu kepada bangsa-bangsa khususnya bangsa-bangsa bukan
11
Yahudi termasuk jemaat di Roma. Tugas yang tidak mudah, sebab banyak tantangan besar yang dihadapi Paulus.
Panggilan Orang Percaya Saat Ini (Ayat 6-7)
1. Paulus memberitahukan kepada jemaat Roma akan identitas mereka setelah menerima Yesus Kristus, yaitu mereka telah dipanggil menjadi milik Kristus, dan karena kasih-Nya, mereka juga telah dikuduskan, dalam arti telah dipisahkan dari dunia untuk menjadi milik Tuhan.
2. Surat kepada jemaat di Roma menjadi sebuah surat yang ditujukan juga bagi umat percaya saat ini. Orang Kristen telah ditebus dan kini menjadi milik Kristus. Dulu hamba dosa, sekarang hamba Kristus. Setiap perintah-Nya harus kita lakukan dengan setia. Kita juga dikhususkan untuk panggilan pemberitaan Injil kepada manusia yang belum mengalami keselamatan seperti kita.
3. Kita mungkin tidak dipanggil untuk memberitakan Injil ke tempat-tempat yang jauh, tetapi memberitakan Injil bisa dilakukan di mana pun. Tuhan mengaruniakan kepada kita berbagai talenta, bakat, kemampuan dan keterampilan. Hal-hal itu dapat digunakan sebagai sarana untuk memberitakan Injil (berilah contoh bagaimana kemampuan seseorang dapat menjadi sarana untuk mengabarkan Injil).
Kesimpulan
Bimbing murid untuk dapat memahami semua pelajaran lewat kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid khususnya dalam hal memberi tanggapan pada panggilan memberitakan Injil.
Pencapaian Belajar
a. Ukurlah pencapaian belajar dengan memperhatikan bagaimana murid menjawab pertanyaan dalam Buku Murid pada bagian Pencapaian Belajar.
1. Menaati dengan alasan bahwa sebuah tugas haruslah dilaksanakan setiap orang yang menjadi budak (doulos)nya Kristus. Mereka yang sudah menjadi milik Kristus.
2. Penting karena Tuhan tidak menghendaki seorangpun binasa.
3. Mereka bisa memberitakan Injil lewat bakat yang mereka miliki. Murid bisa memberikan contoh.
b. Ajaklah murid bersama-sama untuk mengisi lembaran yang sudah Saudara siapkan (lihat pada bagian Persiapan Khusus).
Pendalaman
Lihatlah pada bagian Pendalaman Buku Murid:
1. Minta murid menjawab apa yang cocok bagi mereka.
2. Diskusikan bila ada dari mereka yang merasa terpanggil untuk menjadi pemberita Injil secara khusus.
Penutup
Ajak murid untuk menyanyikan sebuah lagu tentang panggilan memberitakan Injil. Usul: “Mari Tuturkan Kembali” NP No. 65. Setelah menghafal ayat hafalan bersama-sama dan memberi persembahan, tutuplah dalam doa.
12 Roma 1:1-7
Pelajaran 5
Ayat Hafalan
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
(Kisah Para Rasul 20:24)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang pentingnya tetap setia memberitakan Injil meski banyak tantangan.
Murid memahami pentingnya tetap setia memberitakan Injil meski banyak tantangan.
Indikator Belajar
1. Murid dapat menyebutkan tiga alasan mengapa tetap setia mengabarkan Injil itu penting.
2. Murid dapat memberi penjelasan sederhana mengapa tiga alasan itu penting.
3. Murid dapat menyebutkan berbagai tantangan yang membuat orang percaya tidak setia memberitakan Injil.
PAULUS, TELADAN MELAYANI DENGAN SEGENAP HATI
Kisah Para Rasul 20:17-32
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Persiapkan sebuah peta Alkitab untuk menunjukkan Kota Efesus dan Kota Miletus, tempat Paulus berjumpa dengan para pemimpin gereja Efesus (baca teks Alkitab dari ayat 16). Hal ini berguna untuk menjelaskan latar belakang peristiwa teks ini ditulis.
• Pada bagian Pencapaian Belajar di Buku Murid, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh murid. Bimbing murid menjawab sesuai pelajaran hari ini dan juga pemahaman mereka.
Penjelasan Nas
Kisah Para Rasul 20:17-38 berisi tentang peristiwa perpisahan antara Paulus dengan penatua Efesus. Dalam perpisahan itu, Paulus sangat sedih sebab ia merasa tidak akan bertemu lagi dengan penatua dan jemaat Efesus. Dalam perpisahan itu juga, Paulus menceritakan/menjelaskan tentang bagaimana pelayanannya di Efesus, di mana ia melayani dengan baik dan segenap hati. Tujuan dari menceritakan kehidupan dan kerja kerasnya (ayat 18-35) adalah:
13
Sumber gambar: alkitab.sabda.org
Pelajaran 5: Paulus, Teladan Melayani dengan Segenap Hati
1. Mereka meniru/meneladaninya (ayat 35a).
2. Mereka tidak menyia-nyiakan jemaat yang sudah dilayani dengan susah payah (ayat 31), tetapi mau menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
Teladan Melayani dengan Segenap Hati
Ayat 19-23. Dalam pelayanannya di Efesus, Paulus melayani dengan sungguh-sungguh. (i) Paulus bahkan sampai banyak mencucurkan air mata (ayat 19, 31). Air mata ini bukan tanda kelemahan; sebaliknya, Paulus melihat keterhilangan umat manusia, kejahatan dosa, pemutarbalikan Injil serta bahayanya menolak Tuhan sebagai realitas yang begitu serius sehingga pemberitaannya sering disertai air mata (bandingkan Markus 9:24, Lukas 19:41). (ii) Paulus juga menginjil dan mengajar jemaat dengan baik (ayat 20). Ia memberitakan apa pun yang dinilainya bermanfaat dan diperlukan untuk keselamatan para pendengarnya. (iii) Paulus tidak takut sengsara dan penjara (ayat 23).
Ayat 24. Paulus melayani dengan setia. Kesetiaan penting dalam pelayanan dan kesetiaan Paulus sangat teruji. Paulus tetap setia melayani walaupun nyawanya sering terancam (ayat 24). Paulus tak menghiraukan nyawanya, asal ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan tugas pelayanannya. Kerinduan Paulus itu terwujud, yang dijelaskan dalam 2 Timotius 4:6-8, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
Ayat 33-35. Paulus melayani tanpa pamrih. Pelayanan tanpa pamrih adalah pelayanan yang dilakukan dengan tidak mengharapkan balasan. Saat Paulus melayani di Efesus, Paulus melayani tanpa pamrih. (i) Paulus tidak mengharapkan harta benda dari jemaat (ayat 33). Ia tidak pernah menginginkan atau mencari kekayaan dari kegiatannya mengabarkan Injil (bandingkan 2 Korintus 12:14). (ii) Paulus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri (ayat 34). (iii) Dengan bekerja Paulus dapat membantu jemaat yang kekurangan dan menjadi contoh bagi jemaat (ayat 35). Perhatikan bahwa orang-orang percaya bekerja keras bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk kemewahan, tetapi demi orang lain yang membutuhkan dalam nama Kristus (lihat 2 Korintus 9:8-11). Kutipan Paulus dari Yesus, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima,” tidak ditemukan dalam Injil. Oleh karena itu, pasti merupakan tradisi lisan. Kata “lemah” tidak digunakan dalam arti orang Kristen yang terlalu lemah (lihat Roma 14:1; 15:1, 1 Korintus 8:9-13; 9:22), tetapi secara fisik membutuhkan. Paulus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orang percaya lain yang membutuhkan.
Nasihat Penting dalam Melayani
“… kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah…” (ayat 28). Ini menunjukkan panggilan ilahi oleh Allah dalam memilih pemimpin jemaat. Paulus menasihati mereka untuk mengindahkan pekerjaan yang menjadi panggilan mereka itu. Jika Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik kawanan, yaitu sebagai gembala, maka mereka harus setia terhadap kepercayaan tersebut.
Ayat 28. “Jagalah dirimu…” Kita bertanggung jawab atas kehidupan rohani kita (lihat Filipi 2:12-13). Pertama-tama mereka harus menjaga diri mereka sendiri, harus mengawasi dengan cermat segala gerak-gerik jiwa mereka, segala yang mereka perbuat dan katakan. Mereka harus berjalan hati-hati dan bersikap benar di dalam rumah Allah, di mana mereka kini diangkat sebagai pengurusnya. Orang-orang yang tidak cakap atau setia dalam memelihara kebun anggurnya sendiri pastilah juga tidak becus mengurusi kebun anggur orang lain. Kedua, mereka harus berjaga-jaga (ayat 31). Sebagaimana para gembala menjagai kawanan dombanya semalaman. Mereka harus selalu terjaga dan berjaga-jaga, tidak boleh memberi peluang bagi kemalasan dan kelambanan rohani, tetapi harus bergiat melakukan pekerjaan mereka dan memperhatikannya baik-baik. Kuasailah dirimu dalam segala hal (2 Timotius 4:5), berjaga-jagalah terhadap setiap hal yang dapat melukai kawananmu dan perhatikanlah setiap hal yang dapat berguna bagi mereka.
Ayat 29. “…serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu.” Ini menonjolkan masalah guru-guru palsu, baik dari luar (bandingkan Matius 10:16) dan dalam (bandingkan Matius 7:15). Keduanya datang dengan berbulu domba (lihat Matius 7:15-23, Lukas 10:3, Yohanes 10:12). Orang percaya harus menguji mereka yang mengklaim berbicara atas nama Allah (lihat 1 Yohanes 4:1). Selagi Paulus ada di Efesus, mereka menjauh, sebab mereka tidak berani menghadapinya. Akan tetapi, saat dia sudah pergi, barulah mereka menyusup di antara kawanan
14
Kisah Para Rasul 20:17-32
itu dan menaburkan benih ilalang di tempat Paulus dulu menabur benih yang baik itu. Nasihat Paulus: “Karena itu, jagalah kawananmu dan lakukan sebisamu untuk memperkokoh mereka di dalam kebenaran dan untuk memperlengkapi mereka supaya dapat melawan segala hasutan guru-guru palsu.”
Ayat 30. “Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang,…” Akan muncul beberapa orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan, yang berlawanan dengan aturan Injil yang benar dan merusak maksud-maksud-Nya yang agung. Bahkan, mereka akan menyimpangkan sebagian perkataan Injil dan memutarbalikkannya untuk menutupi kekeliruan mereka (2 Petrus 3:16). Mereka akan mengubah Injil dan berpura-pura hendak memperbarui hidupmu ke arah yang lebih tinggi dengan cara-cara yang tampaknya manis dan aneh. Akan tetapi, yang sebenarnya mereka lakukan adalah berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar untuk mengikuti mereka, untuk membentuk kawanan mereka sendiri yang akan mengagumi mereka, dipimpin oleh mereka, dan mengandalkan iman pada mereka. Akan tetapi, kedamaian dan kemurnian ajaranNya akan dapat terjaga melalui berkat Allah karena kerja keras dan ketekunan para pelayan yang dipercayakan untuk mengurus jemaat tersebut.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, sampaikan kisah penyelamatan yang ada pada bagian Pendahulan di Buku Murid. Kemudian bertanyalah, “Menurutmu, seberapa dalam rasa terima kasih yang dirasakan oleh wanita itu kepada laki-laki yang tidak menyerah untuk terus mengingatkan dia?” Katakan bahwa seharusnya setiap pemberita Injil mempunyai semangat yang sama seperti laki-laki itu. Seperti Paulus, dia tidak mudah menyerah dalam memberitakan Injil keselamatan meskipun banyak aniaya dan penolakan yang diterimanya. Mengapa dia begitu gigih mengabarkan Injil, inilah pelajaran dan teladan bagi kita hari ini.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan pentingnya orang percaya un tuk setia mengabarkan Injil meskipun banyak tantangan. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada di Buku Murid. Sampaikan terlebih dahulu latar belakang ayat-ayat ini seperti yang tertulis pada Penjelasan Nas di atas. (Pada saat menjelaskan latar belakang ayat-ayat ini gunakan peta yang telah Saudara siapkan).
Setia Memberitakan Injil Penting agar Orang Berdosa Bertobat dan Percaya kepada Kristus (Ayat 19-23)
1. Paulus pernah tinggal di Kota Efesus selama tiga tahun. Selama itu Paulus setia memberikan pelayanan rohani yang terbaik dan berguna bagi kerohanian orang-orang Efesus. Dia bersaksi, berkhotbah dan mengajar baik di rumah-rumah maupun di tempat umum.
2. Paulus rajin bersaksi kepada orang Yahudi dan orang Yunani agar mereka bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (ayat 21). Paulus mengasihi jiwa-jiwa yang belum diselamatkan dan akan menuju maut. Sama seperti Tuhan yang menghendaki semua manusia di selamatkan (pada bagian ini bimbinglah murid mengerjakan tugas yang ada di Buku Murid dengan menulis ulang 2 Petrus 3:9).
3. Ada tantangan ketika menjaga kesetiaan dalam memberitakan Injil. Tetapi Paulus berani menghadapi tantangan dan rela menerima apa pun risikonya, sebab bagi Paulus jwa-jiwa yang diselamatkan dari maut di akhir zaman lebih penting daripada semua penderitaannya (pada bagian ini, bacalah ayat hafalan hari ini).
Setia Memberitakan Injil Penting sebab itu adalah Tugas yang Harus Diselesaikan (Ayat 24-27)
1. Ketika Paulus bertemu dengan Tuhan Yesus di jalan menuju Damsyik, Tuhan telah menentukan bahwa Paulus akan mendapat tugas khusus untuk menjadi duta bagi-Nya dalam memberitakan Injil bahkan juga penderitaan yang akan dialami sudah diketahui oleh Tuhan.
2. Paulus mengerjakan dengan setia semua yang diwajibkan untuk dikerjakannya, di Efesus maupun di tempat-tempat lain. Bagi Paulus, melakukan tugas yang sudah diberikan oleh Tuhan
15
Yesus adalah yang utama. Dia harus melakukannya dengan baik dan sampai selesai walaupun itu berarti harus kehilangan nyawa.
3. Semua orang mempunyai tugas yang sama, yaitu setia dalam memberitakan Injil meskipun banyak tantangan (pada bagian ini bacakan Matius 28:18-20).
Setia Memberitakan Injil Penting agar Berkat Tuhan dapat Mengalir Melalui Kita (Ayat 28-35)
1. Paulus harus pergi meninggalkan Efesus. Dia akan kembali ke Yerusalem. Dia berpesan kepada para pemimpin jemaat agar menjaga hasil kerja keras Paulus, yaitu jemaat yang telah menjadi percaya itu, agar tidak menjadi sia-sia. Sebab Paulus tahu, sepeninggalnya, Iblis akan senang dan akan mencoba memecah-belah persekutuan itu.
2. Dalam hidupnya Paulus selalu berusaha menjadi berkat bagi orang lain, baik bagi tim sekerjanya maupun bagi orang-orang yang dia injili. Paulus selalu menasihati agar jemaat saling menolong dan mendukung. Mengabarkan Injil harus dapat dirasakan sukacitanya tidak saja ketika berada di surga kelak, tetapi juga ketika masih berada di dunia ini.
Kesimpulan
Bimbing murid untuk dapat memahami semua pelajaran dalam sebuah kesimpulan, khususnya tentang kesetiaan dalam mengabarkan Injil apa pun yang terjadi.
Pencapaian Belajar
1. Murid mampu menjelaskan bahwa setia memberitakan Injil penting:
a. Agar orang berdosa bertobat dan percaya kepada Kristus.
b. Sebab itu adalah tugas yang harus diselesaikan.
c. Agar berkat Tuhan dapat mengalir melalui kita.
2. Murid dapat menjelaskan jawaban yang diberikan sesuai dengan pelajaran hari ini.
3. Murid dapat menyebutkan contoh tantangan yang mungkin dihadapi: Takut, malu, tidak ada keinginan, tidak tahu caranya, dsb.
Pendalaman
1. Bimbinglah murid mengisi tabel mengenai tugas pengabaran Injil. a. Menjadi penjala manusia - artinya mencari orang untuk dibawa kepada Yesus agar diselamatkan
b. Menjadi terang untuk sesama dengan motivasi agar mereka melihat Allah dan memuliakan Dia dan akhirnya juga menerima Dia sebagai Juru Selamat
c. Setiap orang yang telah ditebus hendaknya berbuah banyak. Artinya membawa orang lain juga untuk dimenangkan.
d. Setiap orang Kristen mempunyai tugas pengutusan yang sama yaitu menjadi Utusan Injil.
e. Injil tidak hanya melalui perbuatan tetapi juga melalui penyampaian firman yang harus didengar oleh mereka.
2. Diskusikan jawaban kedua seperti pada ulasan penutup di Buku Murid.
Penutup
Sebelum doa penutup ingatkan kelas untuk selalu membaca bahan Bacaan Alkitab Setiap Hari. Setelah menghafal ayat hafalan, minta seorang murid memimpin doa penutup.
Pelajaran 5: Paulus, Teladan Melayani dengan Segenap
Hati
Pelajaran
Ayat Hafalan
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:15-16)
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.
Kompetensi Belajar
Murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.
Indikator Belajar
1. Murid dapat menjelaskan mengapa setiap orang Kristen harus tetap memberitakan Injil apa pun latar belakang kehidupannya.
2. Murid dapat menjelaskan apa yang terjadi pada seseorang yang belum mendengar tentang Injil dan belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.
3. Murid dapat menyatakan bahwa tugas memberitakan Injil haruslah dilaksanakan dengan cara apapun seturut Firman dan di mana pun.
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Bila memungkinkan, carilah beberapa cerita tentang kisah hidup para misionaris/penginjil pada zaman dahulu yang berjasa memperkenalkan Tuhan Yesus ke tempat-tempat yang saat itu belum mendengar Injil.
• Siapkan peta Perjanjian Baru pada zaman Tuhan Yesus (bisa dilihat di bagian belakang Alkitab cetak LAI). Ini diperlukan untuk nanti menjelaskan tempat yang disebutkan teks Alkitab.
• Carilah daftar berbagai lembaga misi/penginjilan di Indonesia, misalnya:
Yayasan Misi Shekinah
Yayasan Misi Parousia
Misi Baptis Indonesia
LPMI
(Bisa juga melihat di https://www.sabda.org/links/dir/misi/organisasi_misi/).
• Pada bagian Pencapaian Belajar di Buku Murid, ada beberapa pertanyaan. Guru memeriksa dan membimbing murid untuk menjawab sebagai Indikator Pencapaian Belajar.
17
6
Sumber gambar: sangsabda.wordpress
(Markus
◊
◊
◊
◊
◊
TETAP MEMBERITAKAN INJIL Yohanes 3:22-26
Pelajaran 6: Tetap Memberitakan Injil
Penjelasan Nas
Kenyataan bahwa Yesus dan para murid-Nya melakukan pemberitaan Injil dan membaptiskan orang di Yudea, sementara Yohanes Pembaptis dan para pengikutnya pun melaksanakan pekerjaan yang sama di wilayah yang lain, dan tidak ada pertentangan di antara dua tokoh ini, melainkan saling menguatkan; menunjukkan bahwa setiap orang percaya pun perlu memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum menerima Injil. Ayat 22-24. ‘Sesudah itu…’ (ayat 22); Episode mengenai Nikodemus sudah berakhir. Tanah Yudea disebutkan untuk menunjukkan perbedaan dengan Yerusalem, tempat di mana Yesus selama ini bekerja (2:13 s.d. 3:21). Kegiatan Yesus membaptis diduga adalah memberitakan Injil. Hubungan-Nya dengan pembaptisan rupanya hanya dalam kedudukan sebagai pengawas (bandingkan Yohanes 4:2, 1 Korintus 1:14). Ainon dan Salim belum dapat diketahui secara pasti di mana, tetapi akhir-akhir ini diperkirakan terletak beberapa mil di timur Gunung Gerizim, dan bukan di bagian selatan Betsan. ‘Orang-orang datang…’ (ayat 23); Orang-orang secara umum yang tertarik pada khotbah Yohanes Pembaptis. Pemenjaraannya dicatat di sini sebagai peristiwa yang cukup dikenal oleh para pembacanya, karena hal itu dilaporkan dalam semua Injil Sinoptis.
‘Ia diam di sana bersama-sama mereka…’ (ayat 22b); Yesus berkhotbah kepada orang banyak namun berdialog secara intensif dengan murid-murid-Nya. Ia mencurahkan diri-Nya kepada mereka.
‘…dan membaptis’ (ayat 22b). Kita mempelajari dari Yohanes 4:2 bahwa bukan Yesus sendiri yang membaptis, namun murid-murid-Nya. Berita Yesus pada mulanya sangat mirip dengan berita Yohanes Pembaptis; yaitu berita Perjanjian Lama mengenai pertobatan dan persiapan. Baptisan yang disebutkan di sini bukanlah baptisan Kristen namun baptisan yang melambangkan pertobatan dan penerimaan rohani.
‘… sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara” (ayat 24). Tidaklah jelas mengapa hal kronologis ini ditambahkan pada titik ini. Beberapa mengatakan ini adalah upaya untuk menyelaraskan kronologi Yohanes dengan kronologi dari Injil-injil Sinoptik (lihat Matius 14:112; Markus 6:14-29). Ini berfungsi sebagai cara menanggali pertemuan ini dalam kehidupan Kristus (Utley: alkitab.sabda.org/commentary.)
Yohanes Pembaptis tetap melayani atau membaptis sekalipun ada Yesus yang jauh lebih hebat dan lebih disukai orang daripada dia (bandingkan ayat 26 akhir). Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini: i) Dalam pelayanan, sekalipun ada ‘saingan’ yang lebih hebat dan lebih disukai dari diri kita, kita harus tetap melayani dengan setia. ii) Pada waktu Yohanes Pembpatis tetap setia melayani Tuhan sekalipun ada Yesus yang lebih hebat dari dia, maka Tuhan tetap memberikan kepadanya orang-orang untuk dilayani atau memberi sukses tertentu kepadanya. Ini terlihat dari kata-kata: ‘dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis’ dalam ayat 23b.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, ceritakanlah kisah-kisah mengenai para pemberita Injil penerus Paulus. Mereka telah berjasa mengabarkan Injil di seluruh dunia. Karena ketaatan dan kesetiaan mereka pada panggilannya, Injil tersebar di seluruh dunia. Katakan bahwa kita sebagai orang yang telah menerima keselamatan mempunyai tugas yang sama dengan mereka meskipun latar belakang kita masing-masing berbeda.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan kesetiaan dalam mengabarkan Injil, dalam kondisi apa pun. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada pada Buku Murid. Sampaikan terlebih dahulu latar belakang ayat-ayat ini seperti yang tertulis pada Penjelasan Nas di atas.
Bersama-sama Memberitakan Injil (Ayat 22-23)
1. Kelahiran Yohanes dan Yesus Kristus sama-sama karena mukjizat Allah. Keberadaan keduanya telah dinubuatkan para nabi. Namun Yohanes Pembaptis dikandung sebagai manusia biasa sementara Yesus adalah Allah sendiri yang dikandung dari Roh Kudus. Meskipun berbeda, keduanya melakukan tugas yang sama, yaitu memberitakan kabar sukacita bahwa akhirnya Mesias telah datang dan akan menyelamatkan manusia dari dosa.
2. Yesus baru saja memenangkan Nikodemus seorang Farisi, pemimpin agama Yahudi. Setelah itu
18
3:22-26
Yesus dan murid-murid-Nya berkeliling di desa-desa Yehuda. Di situ Yesus memberitakan Injil dan memberi wewenang murid-murid-Nya untuk membaptis orang-orang yang menerima Injil. Di saat yang sama, Yohanes Pembaptis juga mengabarkan Injil di tempat yang berbeda. Orangorang juga datang kepadanya dan ia membaptis mereka. Yesus dan Yohanes Pembaptis berbeda latar belakang tetapi keduanya mengerjakan tugas yang sama.
3. Setiap orang percaya dilahirkan dengan latar belakang yang berbeda, namun kita semua bersama-sama mempunyai tugas yang sama untuk memberitakan Injil. Injil harus diberitakan oleh semua orang percaya agar banyak orang bertobat dan menerima Yesus, sehingga terluput dari maut kekal (pada saat ini ajak murid membacakan ayat hafalan hari ini bersama-sama).
Memberitakan Injil di Tempat yang Ditentukan Tuhan (Ayat 23)
1. Pada saat para penginjil diutus Tuhan pergi ke mana pun, mereka mematuhinya (tunjukkan lagi kisah- kisah pahlawan misionaris dunia). Mereka rela meninggalkan tempatnya yang mungkin lebih nyaman untuk pergi ke hutan-hutan di negara miskin untuk memberitakan Injil. Mereka pergi ke tempat-tempat yang berbeda seturut panggilan mereka. Ada yang ke Arika, India, Burma, Cina, Indonesia, dsb. Karena mereka, Injil tidak hanya tumbuh di satu daerah tetapi terus meluas sampai sekarang.
2. Pelayanan Yesus pada teks ini adalah di tanah Yudea, yaitu di bagian pedesaan. Yerusalem, tempat Yesus sebelumnya bertemu dengan Nikodemus juga berada di tanah Yudea, tetapi itu daerah perkotaan. Sementara itu di saat yang sama, Yohanes berada di Ainon dekat Salim. Ainon berarti “Air Mancur” atau “Mata Air.”
3. Yesus dan Yohanes melayani di tempat yang berbeda dan keduanya banyak memenangkan jiwa. Saat ini Tuhan juga menentukan daerah pelayanan hamba-hamba-Nya. Ada para hamba Tuhan yang memberitakan Injil melalui mimbar di gereja, tetapi ada pula yang terpanggil untuk meneruskan perjuangan pendahulunya memberitakan Injil ke tempat-tempat yang jauh. Banyak lembaga-lembaga misi didirikan untuk memfasilitasi panggilan mereka (tantanglah murid bahwa mereka bisa memberitakan Injil di mana pun, di sekolah atau di komunitas apa pun yang mereka ikuti).
Memberitakan Injil Tanpa Perselisihan dengan Sesama Pemberita Injil (Ayat 25-27)
1. Yohanes memberitakan mengenai kesadaran dan pertobatan dari dosa serta kebutuhan akan Mesias. Sedangkan Yesus mengabarkan Injil keselamatan melalui diri-Nya sendiri sebagai Mesias. Tidak ada yang bertentangan, semuanya satu jalur. Tetapi murid-murid Yohanes berselisih dengan seorang Yahudi yang diduga hasil baptisan murid-murid Yesus.
2. Yohanes mengabaikan pokok perselisihan mereka, dan mengatakan bahwa sebagai pembuka jalan, sudah seharusnya Yesus sebagai yang utama semakin besar, dan dia harus semakin kecil. Justru hal itu membuat Yohanes bersukacita karena tugasnya hampir selesai.
3. Saat ini dunia belum sepenuhnya mendengar tentang Injil. Itu sebabnya lembaga-lembaga misi tetap diperlukan. Oleh karenanya kita seharusnya tidak saling mencela antar sesama lembaga misi atau antar denominasi gereja. Kita harus saling menghargai metode atau tata cara masingmasing. Tidak ada metode yang lebih baik dibanding yang lain. Selama semuanya bersamasama memberitakan Injil Yesus Kristus, kita harus saling mendukung (pada bagian ini dapat disampaikan berbagai lembaga misi di Indonesia).
Kesimpulan
Bimbing murid untuk dapat memahami semua pelajaran dalam sebuah kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid khususnya ketetapan untuk terus mengabarkan Inji dan saling mendukung, meskipun berbeda latar belakang dan berbeda tempat. Perhatikan Tujuan Pelajaran dan arahkan murid untuk mencapainya.
Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menjelaskan bahwa memberitakan Injil adalah tugas dari Tuhan bagi setiap orang percaya apa pun latar belakangnya. Murid juga dapat menjelaskan bahwa memberitakan Injil
19 Yohanes
perlu tetap dilakukan agar orang yang belum percaya bisa bertobat dan diselamatkan jiwanya.
2. Murid dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus atau tidak menerima Injil akan mendapat hukuman kekal di dalam neraka.
3. Murid dapat memberikan pendapat bahwa memberitakan Injil tetap harus dilakukan dengan cara apa pun dan di mana pun. Murid dapat memberi contoh misalnya memberitakan Injil melalui komunitas di tempat kursus musik, misalnya dengan cara melantunkan lagu-lagu rohani.
Pendalaman
1. Arahkan murid-murid mengisi tabel mengenai berbagai status atau profesi seseorang dan bagaimana mereka dapat mengabarkan Injil sesuai lingkungan mereka.
2. Beri apresiasi kepada murid yang mau mendukung lembaga-lembaga penginjilan dengan cara apa pun (komitmen mendoakan, memberi dana, atau cita-cita untuk bergabung dengan lembaga-lembaga tersebut).
Penutup
Sebelum berdoa penutup, ajak murid untuk menghafal ayat hafalan hari ini. Kemudian sampaikan doa syukur bagi para penginjil dahulu dan doa bagi para penginjil masa kini. Doakan agar pekerjaan mereka diberkati Tuhan dan keluarga mereka dijagai dari marabahaya. Injil Tuhan kiranya makin tersebar luas.
Pelajaran 6: Tetap Memberitakan Injil
Pelajaran 7
Ayat Hafalan
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
1:27)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid melakukan sebuah pelayanan kepada orang kesusahan di sekitarnya.
Murid melakukan sebuah pelayanan kepada orang kesusahan di sekitarnya.
Indikator Belajar
1. Murid dapat memilih seseorang yang akan diberi bantuan.
2. Murid dapat menentukan jenis bantuan yang akan diberikan.
3. Murid mempraktikkan memberi bantuan kepada orang yang telah dipilihnya.
IBADAH YANG SEJATI
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Persiapkan sebuah cerita/kisah/kasus di mana sebuah tindakan melawan hukum dilakukan oleh orang Kristen (misalnya kasus Korupsi Dana Bantuan Sosial Covid-19 lihat https://www. bbc.com/indonesia/indonesia-58301733)
• Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam Buku Murid.
Jawaban sub 2
1). Orang kejam dikontraskan dengan anak-anak yatim dan janda-janda.
2). Bapa bagi anak yatim, dan pelindung bagi para janda.
3). Dilarang menindas janda atau anak yatim, bila dilanggar maka Allah akan murka.
4). Ahli-ahli Taurat. Jawaban sub 3
1). Hendaknya setiap orang Kristen, kudus di dalam seluruh hidupnya.
2). Tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
• Pada bagian Pencapaian Belajar di Buku Murid ada beberapa pertanyaan. Guru memeriksa dan membimbing murid untuk mempraktikkan apa yang telah dijawabnya pada bagian tersebut.
21
Sumber gambar: freepik.com
(Yakobus
Yakobus 1:27
Pelajaran 7: Ibadah yang Sejati
• Rencanakan proyek sosial dengan murid. Diskusikan siapa orang yang akan dibantu dan jenis bantuannya (bisa uang, makanan atau sembako). Boleh dilaksanakan secara bersama-sama (kolektif) atau masing-masing. Tentukan waktu untuk memberikannya, mungkin bisa di luar hari Minggu.
Penjelasan Nas
Warren Wiersbe menjelaskan tentang tujuan penulisan surat ini, ‘Surat Yakobus ditulis untuk menolong kita memahami kedewasaan/kematangan rohani dan untuk mencapainya’ (bandingkan Yakobus 1:4). Istilah matang atau sempurna sering digunakan dalam Surat Yakobus (1:4, 17, 25; 2:22; 3:2). Maksud istilah ini adalah kedewasaan. Orang yang sempurna bukanlah orang yang tidak berdosa, melainkan seseorang yang dewasa dan matang secara rohani. Artinya, orang yang terusmenerus mengarahkan dirinya kepada Firman Tuhan dan memberikan dirinya diperbarui oleh Roh Kudus. Orang Kristen yang dewasa adalah orang Kristen yang berguna untuk mendukung dan mengoreksi orang lain serta membangun tubuh Kristus (jemaat).
Kedewasaan/kematangan rohani tersebut terlihat di antaranya melalui: Sikap yang ditunjukkan saat menghadapi ujian/pencobaan (pasal 1), menghayati dan mempraktikkan iman (pasal 1-2), dst. Bagian pasal 1:26, 27 adalah bagian yang termasuk dalam menghayati dan mempraktikkan iman. Pasal 1:26-27 merupakan rangkuman dari perikop Yakobus 1:19-27. Ayat 26 menunjuk kembali pada ayat 19-21 yang berbicara mengenai lidah, sedangkan ayat 27 sekali lagi berbicara mengenai hal menjadi pelaku Firman Tuhan (ayat 22-25).
Dalam ayat 26-27, Yakobus menunjukkan kesia-siaan ibadah yang tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ia memberikan contoh ibadah yang sejati. Hal ini menjadi nyata dalam pelayanan kasih kepada sesama dan menjaga jarak dari dunia. Sekali lagi, Yakobus menekankan pentingnya kekristenan yang praktis, kekristenan yang melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh yang diberikan dalam ayat 26 dan 27 bukanlah hal yang lengkap, melainkan sekadar menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam ibadah yang sejati.
Ayat 27. Yakobus menentang pengertian ibadah yang salah. Ibadah tersebut pada dasarnya adalah sia-sia, mataios (ayat 26). Ciri pertama ibadah yang sejati adalah menolong mereka yang berada dalam kesulitan—yatim piatu dan janda mewakili semua orang yang berada dalam penderitaan dan penganiayaan (Yesaya 1:10-17; 58:6-7, Zakharia 7:10, Markus 12:40, dan Lukas 18:2-8). Perjanjian Lama menekankan pentingnya memperhatikan kaum yatim piatu dan janda (Ulangan 10:18, Mazmur 68:5). Pada dasarnya, penindasan terhadap mereka yang lemah adalah bukti pemberontakan terhadap Tuhan sendiri. Dalam hal ini, pertolongan tidak dibatasi kepada kaum yatim piatu dan janda saja, melainkan kepada semua orang yang berada dalam penderitaan. Hal yang dimaksud dengan istilah mengunjungi (episkeptesthai) bukan sekedar menjenguk, melainkan memperhatikan dan mempedulikan, serta mendampingi orang-orang tersebut (Keluaran 22:21, Ulangan 14:28, Yehezkiel 22:7, Matius 25:36).
Ciri kedua ibadah yang sejati adalah menjaga diri agar tidak dicemarkan oleh dunia. Penekanan akan pentingnya pelayanan kepada sesama dan mereka yang menderita dalam dunia menunjukkan bahwa menjaga diri bukan berarti menjauhkan diri dari dunia secara total. Istilah “tak bercacat” (aspilos) harus dimengerti secara etis (bandingkan 1 Timotius 5:22 dan 2 Korintus 11:9). Dalam hal ini, istilah dunia (kosmos) yang dimaksud adalah secara moral, bukan secara dualistisgnostis. Yakobus tidak sedang berkata kepada orang percaya untuk menjauhkan diri dari dunia, hidup lepas dari dunia. Yakobus berbicara tentang hal praktis bahwa ibadah yang sejati adalah memperhatikan mereka yang berada dalam penderitaan dan menjalankan pelayanan tersebut tanpa terpengaruh oleh sistem dunia dengan segala jenis keinginannya yang menyesatkan, materialisme, kehormatan, dan ketamakan (bandingkan pasal 2 dan 4). Yakobus menggarisbawahi pentingnya kesatuan pelaksanaan pelayanan dan sikap dalam menjalankan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, ceritakanlah kisah-kisah penderitaan orang-orang ketika masa pandemi Covid-19. Ada yang kehilangan keluarganya, ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang usahanya tutup, dsb. Kemudian sampaikan kasus yang tadi diusulkan di bagian Persiapan Sebelum
22
Mengajar di atas.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan pelayanan kepada orang yang berkesusahan sebagai bukti ibadah yang murni. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid.
Apa Arti Ibadah yang Sejati? (Ayat 27a)
1. Banyak orang Kristen saat ini menyandang nama Kristen tanpa ada beban bahwa dia harus bertanggung jawab terhadap sebutan yang disandangnya itu. Sebutan Kristen seharusnya mencerminkan kehidupan dan perilakunya sehari-hari yang sesuai.
2. Agama yang sejati seharusnya membimbing orang untuk berperilaku baik. Orang yang beribadah secara murni tidak akan mencampurkan kehidupannya dengan kesesatan dunia. Dia akan menjaga kemurnian ibadahnya dengan rendah hati menaati firman Tuhan di seluruh aspek hidupnya (ajak mereka membaca Yakobus 2:10).
3. Pada bagian ini beri contoh orang atau para pemuda-pemudi Kristen yang tetap ke gereja tetapi terlibat narkoba, melakukan seks bebas, tawuran, dsb., maka ibadah mereka sia-sia.
Ibadah yang Sejati adalah Menjadi Penolong Orang yang Kesulitan (Ayat 27b)
1. Memperhatikan dan menolong anak-anak yatim serta para janda adalah contoh praktis pembuktian melakukan ibadah yang sejati. Para yatim dan janda mewakili orang-orang yang membutuhkan kasih, perhatian dan pertolongan.
2. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Allah memerintahkan umat-Nya untuk memperhatikan hidup anak-anak yatim dan para janda, bahkan menghukum mereka yang menindas dua kelompok tersebut. (Pada saat ini ajak murid-murid membaca ayat-ayat pendukung dan periksa jawaban mereka di Buku Murid. Jawaban ada pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar di atas. Kemudian berilah penjelasan singkat dari masing-masing ayat tsb.)
3. Orang Kristen harus menghindari sifat kikir dan serakah. Orang Kristen harus mempunyai hati seperti hati Bapa yang memandang manusia dengan belas kasih. (Diskusikan dengan para murid, menurut mereka siapa yang perlu dibantu di lingkungan rumah mereka, di gereja, atau di tempat lain)
Ibadah yang Sejati adalah Mampu Menjaga Diri Sendiri (Ayat 27c)
1. Diingatkan lagi bahwa orang Kristen harus menjaga diri agar tidak tercemar oleh kebobrokan halhal duniawi. Itu bukan berarti harus terputus dari kehidupan dunia tetapi justru harus berbaur untuk menjalankan pelayanan kasih kepada orang yang membutuhkan. Namun sambil melayani, kita harus menjaga kekudusan hidup supaya pelayanan kita tidak menjadi batu sandungan.
2. Sifat-sifat kedagingan membuat pelayanan atau ibadah kita menjadi tercemar dan tidak diperkenan Allah. (Pada bagian ini ajak murid-murid membaca ayat-ayat pendukung dan periksa jawaban mereka yang ada di Buku Murid. Jawaban tercantum dalam bagian Persiapan Sebelum Mengajar di atas. Kemudian berilah penjelasan singkat dari masing-masing ayat tsb.)
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid dan bimbing mereka menumbuhkan semangat untuk membantu orang yang memerlukan pertolongan sambil membuat komitmen menjaga diri agar tetap murni, sehingga pelayanan dan ibadahnya tidak tercemar dan tidak menjadi batu sandungan.
23
Yakobus 1:27
Pencapaian Belajar
1. Murid dapat memilih satu orang yang dapat diberi bantuan, misalnya tetangga, atau orang lain.
2. Murid dapat menentukan bantuan yang akan diberikan sesuai kemampuannya, misalnya uang atau salah satu dari sembako.
3. Murid mempraktikkan memberi bantuan pada saat yang ditentukan.
Pendalaman
1. Bimbing murid untuk mengisi daftar hal-hal yang dapat diberikan untuk membantu orang lain:
a. Memberi penghiburan, menemani, doa, tenaga, uang.
b. Mengumpulkan donasi uang, memberi sembako, dsb
c. Mendoakan, mengunjungi, meringankan beban dengan bantuan dana.
d. Mengunjungi, memberi dukungan berbentuk pakaian, alat tulis, dana.
2. Arahkan murid untuk dapat memberi contoh hal-ha yang dapat mencemari kehidupan muda mereka:
a. Memberontak kepada orang tua dan guru, tawuran, prostitusi, perbuatan melanggar hukum, dsb.
b. Prasangka buruk, rencana jahat, pikiran cabul, kebencian, dsb.
c. Penghinaan, kata-kata kotor, caci-maki, marah, dsb.
Diskusikan proyek sosial bersama murid seperti yang diusulkan pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar di atas. Tentukan orang yang akan dibantu, jenis bantuan, cara pengumpulan dan kapan akan diberikan. Usulkan waktunya, misalnya saat menjelang Natal.
Penutup
Sebelum berdoa penutup, ajak murid untuk menghafal ayat hafalan hari ini. Kemudian mendoakan orang-orang yang menjadi sasaran untuk dibantu. Dorong murid membaca Alkitab setiap hari yang ada dalam daftar Bacaan Alkitab Setiap Hari. Ayat-ayat Alkitab tersebut adalah persiapan untuk pelajaran Minggu depan.
24
Pelajaran 7: Ibadah yang Sejati
Pelajaran 8
Ayat Hafalan
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid menanggapi pentingnya mengingatkan orangorang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
Kompetensi Belajar
Murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
Indikator Belajar
1. Murid dapat memberikan persetujuan tentang pentingnya mengingatkan orang mengenai pertanggungjawaban di akhir zaman.
2. Murid dapat memberi penjelasan mengapa penting untuk mawas diri dan mengingatkan orang tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
3. Murid dapat memilih cara apa yang digunakan untuk memperingatkan orang tentang
DENGAN MELAYANI ORANG LAIN
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Persiapkanlah satu mangkuk beras, kemudian masukkan ke dalamnya dua atau tiga butir kelereng/batu kerikil. Bawalah nanti pada saat mengajar.
• Persiapkan gambar domba dan gambar kambing. Lebih baik juga bila mencari informasi dari internet, buku-buku atau orang yang berpengalaman mengenai sifat-sifat domba dan kambing.
• Bila memungkinkan carilah video mengenai domba yang mengenali suara gembalanya. Guru dapat melihat salah satunya di https://www.youtube.com/watch?v=e45dVgWgV64). Ini adalah ilustrasi yang menarik bagaimana domba hanya mengenali suara gembalanya. Bisa diunduh dan ditunjukkan lewat ponsel atau laptop.
• Ada beberapa ayat Alkitab pendukung yang harus dibaca dan dilaporkan oleh murid: Jawaban sub 2 Matius 7:15 : Domba digambarkan binatang lembut dan penurut. Markus 14:27 : Domba sangat bergantung pada gembalanya.
25
Sumber gambar: https://commons.wikimedia.org/
(Matius 25:40)
MELAYANI KRISTUS
Matius 25:31-46
Pelajaran 8: Melayani Kristus dengan Melayani Orang Lain
Yohanes 10:11 : Tuhan Yesus menyebut diri sebagai Gembala yang baik bagi domba-domba-Nya.
Jawaban sub 3
1 Yohanes 3:9 : Orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi.
1 Yohanes 4:7 : Orang yang lahir dari Allah dan mengenal Allah akan mengasihi sesamanya.
• Pada bagian Pencapaian Belajar bimbing murid untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai pengukur pencapaian belajar mereka.
Penjelasan Nas
Ayat 31-33. Pertama, bagian ini menunjukkan Yesus sebagai Hakim pada akhir zaman (bandingkan Yohanes 5:22). Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir zaman, menunjukkan Ia juga adalah Allah sendiri. Kedua, yang dihakimi adalah ‘semua bangsa’ (ayat 32). Jadi, berbeda dengan Matius 25:1-13 dan Matius 25:14-30 yang berhubungan hanya dengan gereja, maka Matius 25:31-46 berhubungan dengan seluruh umat manusia (bandingkan Wahyu 20:11-15). Jadi, Kristus bukan hanya menghakimi orang Kristen saja, atau orang Yahudi saja, tetapi seluruh umat manusia, dari bangsa dan agama apa pun juga! Ketiga, seluruh umat manusia yang dihakimi itu dipisah menjadi dua kelompok saja: i) Domba, yaitu orang benar/diberkati (ayat 34, 37, 46). Ini menunjuk kepada orang Kristen sejati, karena setiap orang yang percaya kepada Yesus dibenarkan/dianggap sebagai orang benar oleh Allah dan karena itu disebut sebagai orang benar. “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus’’ (Roma 5:1). ii) Kambing, yaitu orang terkutuk (ayat 41). Ini jelas menunjuk pada orangorang yang tidak beriman pada Kristus. Perhatikan bahwa tidak ada kelompok yang ketiga (orang yang setengah Kristen atau orang yang kadang-kadang saja Kristen) Mengapa? Karena tempatnya hanya dua, yaitu surga dan neraka!
Ayat 34-40. Mereka yang berada di sebelah kanan mendapatkan sambutan dan pahala yang luar biasa dari Sang Raja (ayat 34). Respons positif ini berhubungan dengan perbuatan baik yang mereka lakukan terhadap Sang Raja. Secara lebih khusus, perbuatan baik ini dijelaskan sebagai berikut: “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (ayat 40).
Siapa yang dimaksud dengan saudara yang paling hina dalam konteks ini? Sebagian penafsir memahami ungkapan ini sebagai rujukan pada semua orang yang membutuhkan pertolongan, sedangkan sebagian lain mengaitkan ini dengan para pengikut Yesus Kristus. Di antara dua opsi ini, yang terakhir tampaknya lebih tepat. Di bagian sebelumnya, Matius sudah mencatat bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa adalah saudara-saudara Yesus (12:48-50). Tidak heran Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai “saudara-saudara-Ku” (28:10). Yesus juga mengajarkan bahwa barangsiapa menerima murid-murid-Nya dan memberikan secangkir air kepada mereka sudah menyambut diri-Nya sendiri (10:40-42).
Jenis perbuatan baik yang disebutkan di sini menyiratkan bahwa orang yang menerima pertolongan merupakan orang-orang yang dianggap hina oleh dunia (ayat 40 “yang paling hina ini”). Tidak memiliki makanan, minuman dan pakaian (ayat 35-36) menunjukkan kemiskinan yang parah. Menjadi orang miskin sudah cukup menderita, tetapi menjadi orang asing memberi penderitaan tambahan. Tidak ada kerabat berarti tidak ada keamanan. Menjadi orang asing berarti tidak memiliki aset (minimal untuk masa-masa awal kedatangan). Orang-orang Kristen zaman dahulu tampaknya sudah terbiasa memberikan tumpangan pada orang asing (Kisah Para Rasul 10:23, Roma 12:13; 16:23, 1 Timotius 3:2; 5:10, Titus 1:8, Ibrani 13:2). Pada saat orang miskin dan asing sakit biasanya tidak ada orang lain yang peduli. Di tengah situasi inilah orang-orang Kristen dipanggil untuk hadir dan memberikan perhatian (ayat 36 “ketika Aku sakit, kamu melawat aku”). Begitu pula ketika orang miskin dan asing berada dalam penjara. Siapa yang mau dikaitkan dengan seorang narapidana? Keluarga sendiripun kadang enggan mengunjungi kerabat mereka yang sedang dipenjara. Bagi para pengikut Yesus, situasi ini bukan sumber aib, melainkan kesempatan berbuat baik.
Penjelasan di atas sekilas memberi kesan bahwa perbuatan baik seseorang menentukan kehidupan kekalnya. Keselamatan tampaknya ditentukan oleh perbuatan baik. Benarkah perbuatan baik kepada orang Kristen membuat seseorang layak memiliki kehidupan kekal? Sama sekali tidak! Kata “sebab” di awal ayat 35 tampaknya lebih menyiratkan bukti daripada alasan. Pertama, kata “terimalah” (klēronomēsate) secara hurufiah berarti “warisilah” (mayoritas versi Inggris “inherit”;
26
25:31-46
NIV “take your inheritance”). Warisan adalah sesuatu yang diterima dari orang tua, bukan sesuatu yang diusahakan sendiri. Jadi, kalimat di ayat 35 bukan tentang “masuk Kerajaan Surga” (baca: keselamatan) tetapi “mewarisi kerajaan” (baca: pahala).
Kedua, kerajaan yang akan diwarisi sudah disediakan oleh Bapa sejak kekekalan. Bukan hanya kerajaan itu yang telah disiapkan, tetapi juga untuk siapa itu disediakan, yaitu “bagimu” (ayat 34). Sebelum kita lahir ke dunia, Allah sudah menyiapkan kerajaan itu bagi kita. Jadi, semua diawali oleh inisiatif Allah.
Ketiga, mereka yang menerima kerajaan ini justru bingung dan terkejut (ayat 37-39). Jika mereka dari awal sudah memaksudkan semua kebaikan itu sebagai sarana untuk mendapatkan keselamatan atau pahala, mereka mungkin tidak akan terkejut dengan hasilnya. Kebingungan dan keterkejutan mereka sangat mungkin menyiratkan bahwa perbuatan baik itu adalah gaya hidup mereka sehari-hari yang sudah diubah oleh Kristus. Mereka tidak pernah mengharapkan balasan dari setiap kebaikan yang mereka lakukan.
Keempat, sebutan sebagai “orang-orang benar” (ayat 37a, hoi dikaioi) berhubungan dengan karya penebusan Kristus. Pembaca Injil Matius yang teliti pasti tahu dari awal bahwa maksud kedatangan Kristus ke dalam dunia adalah untuk menggenapi seluruh kebenaran Allah (Matius 3:15, dikaiosynē, kebenaran). Tidak heran, kita bisa memiliki kebenaran yang lebih tinggi daripada orang-orang Farisi (5:20, hē dikaiosynē, kebenaran, diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) “hidup keagamaanmu”).
Ayat 41-46. Dalam banyak hal bagian ini hanyalah kebalikan (kontras) dari ayat 34-40. Pihak yang satu disambut (ayat 34, “Mari”), yang lain diusir (ayat 41, “enyahlah”). Sementara yang satu diberkati (ayat 34), yang lain dikutuk (ayat 41). Salah satu menerima warisan kerajaan (ayat 34), yang satu menerima hukuman (ayat 41). Akhirnya yang satu peduli pada orang lain yang hina (ayat 35-3536), yang lain tidak peduli (ayat 42-43).
Hal yang perlu digarisbawahi pada ayat 41-46 adalah jenis dosa yang dilakukan. Mereka yang tergolong pada kambing sebenarnya bukan orang-orang jahat. Mereka tidak menindas atau menyengsarakan kaum yang lemah. Mereka hanya tidak peduli. Dengan kata lain, dosa mereka bukan melakukan sesuatu, tetapi lebih ke arah tidak melakukan sesuatu. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dosa mereka bersifat pasif. Mereka tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Poin ini seharusnya menjadi peringatan yang keras bagi mereka yang merasa diri mampu diselamatkan atau dibenarkan karena berbuat baik. Jumlah kebaikan yang berhasil kita lakukan pasti lebih sedikit daripada yang kita gagal lakukan. Bahkan ketika kita menghabiskan 24 jam hidup kita hanya untuk melakukan kebaikan-kebaikan, kita tidak pernah tahu ada berapa ribuan kebaikan lain yang telah kita abaikan. Mereka yang jahat bukan hanya mereka yang melakukan kejahatan, tetapi yang gagal melakukan kebaikan.
Tidak melakukan sesuatu juga menjadi dosa yang serius karena hal itu sering kali menyiratkan kecondongan dan sikap hati seseorang. “Tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu” sering kali berarti “tidak ada hati untuk melakukannya.” Ini bukan urusan waktu, tetapi prioritas hidup. Ini bukan tentang durasi, tetapi orientasi hati. (https://rec.or.id/peduli-pada-yang-hina-matius-2531-46)
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, tunjukkan beras yang sudah tercampur kelereng/kerikil yang ada dalam mangkuk. Kemudian katakan, “Kalau kalian akan memasak beras ini, apa yang akan kalian lakukan? (jawaban: membuang kelereng atau kerikil yang ada terlebih dahulu). Demikian pula bila akan membeli barang, tentunya kalian akan memilih yang terbaik, bukan?” Kemudian arahkan pemikiran mereka pada pelajaran hari ini tentang pemisahan yang akan dilakukan Tuhan saat akhir zaman. Ajak murid membaca teks Alkitab pelajaran hari ini dari Matius 25:31-46.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan tanggung jawab orang percaya pada saat akhir zaman. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid.
Perbedaan Domba dan Kambing (Ayat 31-33)
1. Kambing dan domba sering disebut baik dalam Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun, domba lebih mendapat perhatian khusus terutama pada masa Tuhan Yesus. (Pada bagian ini ajak murid membaca ayat-ayat pendukung yang ada dalam buku mereka,
27
Matius
kemudian bimbing mereka menjawab pertanyaan yang ada di situ berkenaan dengan domba dan hubungan domba dengan Yesus-- jawaban ada pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar).
2. Kambing dan domba meskipun sering dianggap sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan baik fisik maupun sifatnya. Kambing bersifat mandiri, makan apa saja (ranting, pucuk daun, dsb.), dan tidak penurut. Sedangkan domba memakan hanya yang disediakan oleh gembala, bodoh sehingga gampang terbujuk dan tersesat. Domba binatang yang sangat bergantung pada gembala. (Sambil menjelaskan, tunjukkan gambar kedua hewan tsb., lalu putar video yang sudah Saudara siapkan tentang domba yang mendengar suara gembalanya)
3. Orang-orang percaya saat ini adalah seperti domba yang bergantung sepenuhnya kepada Gembala Agung, yaitu Yesus Kristus. Kita harus selalu dekat dengan Sang Gembala supaya tidak mudah tersesat. Meninggalkan sifat rakus dan hanya makanan bergizi yang dimakan (Firman Tuhan).
Tanggung Jawab Anak-Anak Allah (Ayat 34-45)
1. Kerajaan Surga tidak didapat dengan perbuatan baik melainkan karena warisan. Suatu warisan tentu tidak diusahakan tetapi diterima cuma-cuma dari orang tua kepada anak dan itu diberikan karena kita adalah anak dalam keluarga itu. Demikian pula kita mendapat Kerajaan Surga bukan karena pekerjaan baik kita tetapi karena kelahiran baru di dalam Yesus, sehingga kita menjadi anak-anak Allah.
2. Perbuatan baik yang disebutkan oleh Tuhan merupakan bukti sifat baru yang dimiliki oleh anakanak Allah yang dilahirkan baru. Dengan melakukan perbuatan baik itu, Tuhan memperhitungkan sebagai pelayanan kepada-Nya. (Pada bagian ini ajak murid membaca ayat-ayat pendukung yang ada dalam buku mereka, kemudian bimbing mereka menjawab pertanyaan yang ada di situ berkenaan dengan sifat anak-anak Allah yang telah dilahirkan baru--jawaban ada pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar)
3. Orang-orang yang disebut sebagai kambing adalah orang yang selama hidupnya tidak perduli kepada kesusahan orang lain. Mereka mau berbuat baik bila ada upah atau pahala yang mereka terima. (Pada saat ini tantang murid untuk menilai dirinya sebagai domba atau kambing)
Upah yang akan Diterima (Ayat 34, 41 dan 46)
1. Apa yang disampaikan ayat-ayat Alkitab ini bukanlah perumpamaan tetapi situasi yang akan terjadi sesungguhnya di akhir zaman, di mana Tuhan Yesus sebagai Hakim dan Raja akan mengadili seluruh umat di dunia tanpa kecuali. Penghakiman akan menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Orang yang benar akan mendapat berkat-Nya dan yang bersalah akan dihukum.
2. Domba, yaitu anak-anak kerajaan yang telah dibenarkan melalui penyelamatan oleh darah Yesus. Mereka akan diberkati, mewarisi Kerajaan Surga dan hidup kekal bersama Tuhan. Sedangkan kambing akan dinyatakan bersalah, ditolak oleh Allah, terkutuk dan masuk dalam api siksaan yang kekal.
3. Melihat hal ini, maka sebagai anak-anak Tuhan yang saat ini masih tinggal di dunia harus saling mengingatkan agar mulai peduli dengan orang-orang yang membutuhkan. Karena hal itu akan diminta pertanggungjawabannya oleh Tuhan pada akhir zaman. (Beri contoh: untuk saling mengingatkan adalah dengan berlatih menerapkan sifat murah hati)
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang telah dituliskan dalam Buku Murid dan bimbing mereka untuk mulai berlatih menjadikan sikap peduli menjadi gaya hidup. Dan ajak murid juga mengingatkan kawan-kawannya untuk bersikap sama. Sebab apa yang dikatakan dalam Alkitab hari ini pasti akan terjadi pada akhir zaman. Oleh sebab itu saling mengingatkan adalah hal yang penting.
Indikator Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menjawab setuju bahwa mereka harus saling mengingatkan tentang tanggung jawab mereka pada akhir zaman.
28
Pelajaran 8: Melayani Kristus dengan Melayani Orang Lain
2. Murid dapat menjawab pertanyaan mengapa harus mawas diri dan mengingatkan orang lain atau teman, yaitu agar orang percaya diperhitungkan sebagai orang benar dan menjadi anakanak Allah yang dapat membuktikan dengan sifat peduli kepada orang yang menderita. Hal itu akan dipertanggungjawabkan pada akhir zaman di depan Raja sekaligus Hakim, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
3. Murid dapat menentukan cara yang paling mudah untuk mengingatkan orang lain atau temannya dengan cara mereka, misalnya mengajak untuk menjenguk orang sakit dan menjelaskan bahwa itu adalah gaya hidup anak Tuhan.
Pendalaman
1. Bimbing murid untuk menyebutkan ciri orang yang lahir baru, misalnya: Suka melayani, mudah mengampuni, tidak mudah terpancing emosinya, suka pada hal-hal rohani (berdoa, bersaat teduh, membaca Alkitab, mendengarkan Firman Tuhan), berani menolak dosa, dsb.
2. Perhatikan pilihan murid. Arahkan murid agar menjawab poin A, dan jelaskan ulang seperti pembahasan Firman Tuhan hari ini.
Penutup
Sebelum berdoa penutup, ajak murid untuk menghafal ayat hafalan hari ini. Minta agar Tuhan memberikan hati yang peduli kepada orang lain dan mau saling mengingatkan. Dorong murid membaca Alkitab setiap hari sesuai jadwal yang ada dalam Bacaan Alkitab Setiap Hari. Ayat-ayat Alkitab tersebut adalah persiapan untuk pelajaran Minggu depan.
Matius 25:31-46
Pelajaran 9
Ayat Hafalan
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
(Galatia 6:9-10)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid melakukan suatu tindakan membantu orang lain di sekitarnya.
Murid melakukan suatu tindakan membantu orang lain di sekitarnya.
Indikator Belajar
1. Murid dapat menjelaskan siapa yang dimaksud sebagai sesama saudara dalam jemaat.
2. Murid dapat memberikan sebuah contoh kegiatan atau aksi saling memberi dan menerima dalam gereja.
3. Murid dapat menentukan bentuk pertolongan apa yang akan diberikan kepada seorang jemaat dan melakukannya dalam waktu dekat.
BERBUAT BAIK KEPADA KAWAN SEIMAN Galatia 6:1-10
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Sebelum hari Minggu, hubungi murid agar mereka membawa satu benda yang dapat diberikan kepada orang lain. Tidak perlu mahal, misalnya kue, alat tulis, jepit rambut, kaus kaki, dsb. Tetapi hal ini tidak diwajibkan. Guru dapat menyiapkan juga untuk menolong murid yang belum siap membawa benda tersebut.
• Persiapkan sebuah lagu yang sudah dikenal, misalnya “Hari ini Kurasa Bahagia”.
• Pada bagian Pencapaian Belajar di Buku Murid, ada beberapa pertanyaan. Guru memeriksa dan membimbing murid untuk menjawab. Jawabannya ada di bagian bawah (lihat Indikator Pencapaian Belajar).
Penjelasan Nas
Ayat 2. Kata “beban” yang digunakan di sini merujuk pada sesuatu yang berat untuk dipikul, bukan beban yang ringan atau biasa. Nasihat Rasul Paulus dalam ayat ini masih berhubungan dengan pasal 5:13-14, yaitu supaya jemaat saling melayani seorang akan yang lain oleh kasih sesuai
30
Sumber gambar: medium.com
Pelajaran 9: Berbuat Baik kepada Kawan Seiman
dengan perintah utama dari Hukum Taurat, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Perintah tersebut dapat dilakukan, bukan karena mereka sanggup, tetapi karena Kristus telah menebus dan memerdekakan mereka dari kutuk dan kuk perhambaan Hukum Taurat (3:13; 5:1). Melalui iman, mereka menerima Roh Kudus yang memampukan mereka untuk hidup menurut Roh, bukan lagi menuruti keinginan daging. Salah satu bentuk hidup menurut Roh adalah saling bertolong-tolongan, tidak bersifat egosentris, tetapi hidup yang seperti hidup Kristus yang selalu berorientasi mengasihi dan melayani orang lain. Itulah yang Paulus maksudkan dengan “memenuhi Hukum Kristus”.
Pikullah beban satu sama lain – Pikullah (bastazo) adalah perintah yang bersifat terusmenerus, menunjukkan kebiasaan yang diharapkan. Tidak ada kata penghubung di antara ayat 1 dan 2 sehingga arti dari ayat ini harus dimengerti secara lebih luas daripada soal pemulihan saja. Paulus mau menganjurkan supaya mereka mempunyai kebiasaan untuk saling membantu. Kata allelon (satu sama lain) ada di awal ayat 2, menunjukkan tekanan. Seperti beberapa kali kita lihat, ada ketegangan di antara mereka, dan Paulus mau supaya mereka saling melayani dan tidak lagi saling menghalangi. Lihat kata allelon (saling/satu sama lain) pada ayat 5:13, 15, 17, 26.
Kristus menjadi panutan dan contoh tertinggi bagi hidup mengasihi dan melayani, menjadi model bagaimana hidup orang percaya seharusnya (Yohanes 13:34). Kristus telah menanggung beban kita, beban yang tidak satu pun kita sanggup untuk memikulnya, yaitu dosa serta akibatnya melalui penderitaan dan kematian-Nya. Karena itu, kita dipanggil untuk bertolong-tolongan menanggung beban. Tidak disebutkan secara spesifik beban apa yang dimaksud. Beban tersebut bisa berupa kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan seorang jemaat, yang mana perlu ditanggung bersama dengan cara memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut (pasal 6:1). Bisa juga bersifat lebih luas (pasal 6:9-10), yaitu berbagai beban yang dirasakan dan dialami dalam kehidupan pada umumnya.
Ayat 3-5. Paulus menasihati lebih lanjut agar jangan ada orang yang merasa dirinya sangat penting dan berarti sehingga tidak peduli dengan keadaan saudara seiman yang perlu ditolong. Orang yang merasa diri lebih benar dan lebih baik dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga jatuh pada sikap sombong dan menghakimi. Sebaliknya, Paulus mengingatkan jemaat di Galatia agar memiliki perspektif diri yang benar, yaitu hendaklah setiap orang melihat dirinya tidak lebih penting dari orang lain. Setiap orang dalam jemaat saling membutuhkan satu dengan yang lain. Namun tiap-tiap orang harus menyadari bahwa ia juga mempunyai tanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. “Tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri” (ayat 5). Ini berarti masing-masing harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan atas berkat, kesempatan, juga tantangan dan kesulitan yang Tuhan berikan untuk dipikul. Kata “tanggungan” di sini berbeda dengan “beban” pada ayat 2. Istilah yang digunakan dalam ayat 5 merujuk pada barang bawaan yang biasanya dibawa oleh masing-masing prajurit di punggungnya saat berjalan. Jadi masingmasing harus membawanya, tidak bisa dibawakan oleh orang lain. Ayat 8. Pada bagian akhir dari perikop ini, Paulus menjelaskan suatu prinsip universal dalam dunia agrikultur, yaitu hukum menabur dan menuai. Apa yang ditabur, itu yang akan dituai. Menanam benih tomat, yang keluar pasti tomat, tidak mungkin jagung. Barangsiapa menabur dosa, ia akan menuai kebinasaan dari dosanya. Tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal (ayat 8). Dalam hukum tabur tuai, prinsip yang kedua adalah, selalu ada masa menunggu antara menabur hingga waktu menuai. Karena itu Paulus menasihatkan agar kita jangan jemu-jemu berbuat baik. Akan tiba masa panen. Tetapi sebelum itu terjadi, jangan kita putus asa lalu berhenti melakukan apa yang baik. Seorang petani yang baik harus terus memastikan agar tanamannya mendapat air yang cukup. Ia juga perlu mencabuti tumbuhan liar di sekitarnya dan membersihkan area tanamnya dari berbagai gangguan lainnya, sambil sabar menunggu tibanya waktu menuai. Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya tiba saatnya menikmati hasil panen.
Ayat 9-10. Dalam situasi saat ini, sebagai jemaat kita dipanggil untuk menyatakan kasih melalui bertolong-tolongan menanggung beban, berbuat baik selama masih ada kesempatan, khususnya kepada saudara-saudara kita seiman. Baik dalam konteks jemaat lokal, maupun lingkup yang lebih kecil. Kita dapat saling menanyakan kabar lewat telepon atau WhatsApp, saling menceritakan pergumulan dan saling mendoakan. Kita juga bisa saling mengingatkan dan menasihati, memberikan dorongan semangat untuk terus berpengharapan di tengah situasi saat ini. Bentuk lain, kita bisa memberi bantuan yang bersifat material untuk saudara seiman yang mengalami kesulitan dan membutuhkan, atau dengan cara-cara dan bentuk lainnya. Pasti ada pengorbanan untuk melakukannya, baik tenaga, waktu, uang, pemikiran. kenyamanan, dan sebagainya. Apa yang dilakukan dan diberikan mungkin sederhana, tetapi benih yang baik, yang kita tabur dalam ketaatan dan kesetiaan, tidak akan pernah sia-sia.
31
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, tanyakan kepada murid siapakah saudara-saudara mereka di rumah. Kemudian tanyakan siapa saja yang dapat disebut sebagai saudara (jawaban: ada hubungan darah). Arahkan pikiran murid bahwa semua yang telah percaya kepada Tuhan Yesus disebut anak-anak Allah. Mereka sudah ditebus oleh darah Kristus sehingga mereka sudah disatukan, sehingga setiap orang Kristen sudah menjadi saudara bagi orang Kristen lainnya. Sebagai saudara, tentu kita harus melakukan hal-hal yang baik bagi saudara kita.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan nasihat Paulus, bagaimana sesama saudara seiman harus berlaku dalam sebuah jemaat atau gereja menurut suratnya kepada jemaat di Galatia. Pastikan pengajaran guru sesuai dengan Buku Murid.
Saling Meringankan Beban (Ayat 1-5)
1. Ada berbagai beban hidup yang masih harus ditanggung anak-anak Tuhan selama hidup di dunia ini. Ada beban ekonomi, sakit penyakit, kepahitan hati atau juga beban kelemahan iman sehingga masih terseret dalam dosa. Saudaranya yang seiman harus menolong mereka. (Jawaban dari pertanyaan di bagian ini: Kasih merupakan hukum/perintah Tuhan Yesus)
2. Ketika menolong harus menerapkan hukum kasih, tidak boleh dengan kesombongan, sebab semua orang sebenarnya juga tidak layak di hadapan Tuhan tetapi telah mendapat belas kasihNya.
3. Kita wajib saling menolong untuk meringankan beban hidup saudara kita, tetapi jangan lupa untuk menunaikan tanggung jawab pribadi kita yang tidak bisa kita tanggungkan kepada orang lain. Tanggung jawab itu, misalnya setia beribadah, setia membaca Firman Tuhan, berdoa, melayani, dsb. Sebagai contoh, kita tidak bisa merasa benar karena sudah berhasil menyuruh orang untuk setia beribadah, tetapi kita sendiri tidak setia beribadah. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban atas diri kita sendiri.
Saling Memberi dan Menerima (Ayat 6)
1. Saling memberi dan menerima merupakan kegiatan yang harus ada dalam gereja Tuhan. Ada pengajar rohani dalam gereja yang mengajarkan Firman Tuhan agar jemaat bertumbuh dan dewasa dalam kerohanian mereka. Jemaat yang mendapat pengajaran membagikan berkat jasmaninya kepada pengajar rohani dalam gereja. Jemaat memberikan tanda kasih dalam bentuk uang, sembako, pakaian, dsb. (Pada bagian ini katakan bahwa pengajar rohani yang khusus dalam gereja adalah pendeta atau gembala jemaat)
2. Selain itu, di antara jemaat sendiri juga harus terjadi kegiatan saling memberi dan menerima. Setiap jemaat memiliki kemampuan dan keterbatasan yang berbeda-beda. Ada yang berkelebihan dalam hal harta, keterampilan atau akal budi, dsb. Orang-orang yang mempunyai kelebihan akan memberi pertolongan untuk saudaranya yang terbatas dalam hal tersebut.
3. Kehidupan berjemaat yang saling memberi dan menerima akan memperkokoh kesatuan dalam jemaat. Kesadaran untuk saling memberi dan menerima sebagai saudara dalam Tuhan membuat persekutuan menjadi indah.
Tidak Bosan Berbuat Baik (Ayat 7-10)
1. Ketika berbuat baik kepada saudara seiman, maka kita akan memanen atau menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya jika melakukan hal yang buruk kepada sesama saudara akan menghasilkan hal yang buruk juga kepada diri sendiri.
2. Jangan pernah bosan berbuat baik. Kebosanan tanda ketidakseriusan dalam melakukan sesuatu. Orang yang bosan dalam berbuat baik, tandanya tidak sungguh-sungguh berasal dari hati. Maka perbuatan baiknya hanya pura-pura atau pencitraan saja. Orang yang demikian seperti sedang menipu Tuhan. Kita harus berhati-hati.
3. Berbuat baik kepada semua orang memang sebuah perintah untuk dilakukan. Namun demikian, apabila kita baik kepada orang lain, terlebih lagi kepada saudara kita sesama jemaat, yang samasama ditebus dalam satu darah, yaitu darah Kristus.
32
Galatia 6:1-10
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang ada dalam Buku Murid khususnya mengenai pemahaman bagaimana semua jemaat adalah sesama saudara dalam Yesus. Bimbing mereka untuk lebih memperhatikan kehidupan pendeta dan sesama jemaat lain dan tidak pelit memberikan pertolongan bila diperlukan.
Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menjawab pertanyaan bahwa yang dimaksud sebagai sesama saudara dalam jemaat adalah seluruh anggota jemaat dalam gereja.
2. Murid dapat memberi contoh kegiatan memberi dan menerima dalam jemaat, misalnya pada saat perayaan Natal, ada yang menyumbang berupa uang, ada yang mampu menyiapkan konsumsi, ada yang mampu menyiapkan acara dan musik, menyiapkan dekorasi, ada yang ambil bagian dalam aksi sosial, dan tentu saja pendeta atau bapak gembala akan menyampaikan pengajaran Firman Tuhan melalui khotbah.
3. Murid dapat menyampaikan apa yang akan ia lakukan untuk ambil bagian memberi kepada sesama jemaat, misalnya dia akan memberi anak jemaat, kotak pensil yang dibutuhkan.
Pendalaman
1. Sampaikan rencana guru setelah kelas selesai. Minta murid untuk menunjukkan benda apa yang mereka bawa dan akan diberikan kepada siapa. Minta mereka menjelaskan mengapa mereka akan memberikan benda tersebut.
2. Minta salah seorang murid untuk mengadakan wawancara singkat kepada orang yang akan diberi barang tersebut dan meminta pendapatnya tentang saling memberi juga menerima. Hasil wawancara diberikan kepada guru Minggu depan.
Penutup
Sebelum berdoa penutup, ajak mereka menyanyikan lagu “Hari ini kurasa bahagia”. Kemudian tutup kelas dalam doa syukur.
Pelajaran 9: Berbuat Baik kepada Kawan Seiman
Pelajaran 10
Ayat Hafalan
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(Lukas 1:38)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang hamba yang taat kepada ketetapan Tuhan.
Murid memahami perihal hamba yang taat kepada ketetapan Tuhan.
Indikator Belajar
1. Murid mampu menyebutkan kembali apa saja yang dapat menumbuhkan karakter ketaatan dalam diri Maria (sesuai dengan pelajaran hari ini).
2. Murid dapat menyebutkan karakter utama seorang hamba Tuhan.
3. Murid dapat menyebutkan dalam hal apa seorang hamba Tuhan harus taat.
4. Murid dapat menyebutkan siapa saja yang disebut sebagai hamba Tuhan.
KETAATAN MARIA Lukas 1:26-38
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Lihat halaman Persiapan Umum sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Carilah artikel mengenai Kota Nazaret. Guru nanti akan menjelaskan sedikit mengenai latar belakang kota di mana Maria lahir dan dibesarkan. Hal ini perlu untuk menunjukkan bahwa Maria adalah gadis biasa saja. Atau dapat pula mengajak murid melihat video di YouTube mengenai Kota Nazaret. Berikut saran link yang dapat diakses #FaktaAlkitab - Kota Nazareth (video berdurasi sekitar empat menit).
• Murid-murid di akhir pelajaran dapat diajak menyanyikan sebuah lagu mengenai ketaatan. Dapat diambil dari NP No. 247 “Percaya Patuh”.
• Pada bagian Pencapaian Belajar di Buku Murid, ada beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat
Penjelasan Nas
Ayat 26. ‘Bulan keenam’ adalah bulan keenam setelah malaikat datang kepada Zakharia atau bulan keenam setelah Elisabeth mulai mengandung (bandingkan ayat 36b). Ini menunjukkan
34
Sumber gambar: ubdavid.org
bahwa usia Yesus lebih muda sekitar enam bulan dari Yohanes Pembaptis. Tentu saja dalam hal ini Yesus ditinjau sebagai manusia. Sebagai Allah, Ia kekal dan lebih tua dari siapa pun.
Ayat 27. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perawan’ adalah ‘parthenos’ dan kata ini tidak pernah digunakan untuk menunjuk kepada perempuan yang sudah menikah. Di samping itu, kata-kata Maria dalam ayat 34, ‘aku belum bersuami’, terjemahan hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh Alkitab versi King James Version (KJV), yaitu: ‘I know not a man’ (aku tidak tahu/kenal laki-laki). Ini jelas menunjukkan bahwa ia betul-betul masih perawan. Kalau Yesus tidak dilahirkan oleh seorang perawan yang mengandung dari Roh Kudus, tetapi dari pernikahan biasa atau dari perzinahan, maka nubuat Firman Tuhan dalam Yesaya 7:14 tidak tergenapi.
Ayat 28. ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai’. Kata Yunani yang dipakai adalah ‘kecharitomene’. Perhatikan adanya kata ‘charis’ (grace/kasih karunia), yaitu sesuatu yang ada pada Allah yang menyebabkan Ia memberikan karunia kepada orang yang tidak layak untuk menerimanya. Karena itu Calvin menafsirkan bahwa kata Yunani ini menunjuk pada undeserved favour of God (kebaikan dari Allah yang tidak layak didapatkan). Semua ini menunjukkan bahwa Maria tidak layak menerima karunia ini dan ini jelas menunjukkan bahwa Maria itu bukannya suci murni tanpa dosa.
Ayat 30-33. Gabriel memberitakan kelahiran Yesus. Kalimat ‘engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah’ (ayat 30b). Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Maria sebetulnya tidak layak menerima anugerah itu.
‘… akan disebut Anak Allah’ (ayat 32). Ini tak berarti bahwa sebelum jadi manusia Yesus bukanlah Anak Allah. Melainkan dulu Ia sudah/adalah Anak Allah, lalu Ia menjadi manusia dan manusia akan tahu dan mengakui atau menyebut-Nya sebagai Anak Allah. Bahwa Yesus akan menjadi besar dan mewarisi takhta Daud (ayat 32), merupakan penggenapan dari nubuat dalam Yesaya 9:5-6. Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Kerajaan Daud tidak akan berakhir (2 Samuel 7:12-16). Penggenapan nubuat ini ada dalam diri Yesus.
Ayat 34. Kelihatannya reaksi Maria ini sama dengan reaksi Zakharia dalam Lukas 1:18. Tetapi Maria tidak dihukum, dan ini menunjukkan bahwa Maria mempunyai sikap hati yang berbeda.
Ayat 35-37. Jawaban Gabriel dalam ayat 35, menjelaskan bahwa Maria yang masih perawan itu bisa mengandung adalah karena Roh Kudus. Penjelasan Gabriel memang tidak tuntas. Maria tidak harus mengerti semua, tetapi harus percaya dan tunduk. Gabriel melanjutkan dengan mengatakan bahwa karena Maria mengandung dari Roh Kudus, maka ‘anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah’ (ayat 35b). -- ‘so the holy one to be born shall be called the Son of God’ (NIV-New ); ini menunjukkan bahwa karena Maria mengandung dari Roh Kudus, maka Yesus lahir kudus/suci. Ia adalah satu-satunya manusia yang lahir tanpa dosa asal. Kalau tidak demikian, Ia tidak bisa menjadi Penebus dosa kita.
Ayat 36. Ini suatu tanda bagi Maria. Tuhan bisa membuat Elisabet yang sudah tua dan mandul itu mengandung. Karena itu Tuhan juga bisa membuatnya mengandung, sekalipun ia masih perawan.
Ayat 38. Ketundukan Maria. Bagi Maria ketundukan atau penyerahannya ini mempunyai risiko tinggi, yaitu kesalahpahaman Yusuf (bandingkan Matius 1:18-19). Kesalahpahaman, ejekan dan hinaan dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari keluarganya sendiri. Kemungkinan ia akan dihukum mati berdasarkan hukum Perjanjian Lama dalam Ulangan 22:20-21. Tetapi Maria tetap tunduk/ taat dan tidak membantah. Ini menunjukkan iman yang hebat. Calvin berkata, “Ini merupakan bukti nyata dari iman, kalau kita mengekang pikiran kita, dan menaklukkannya, sehingga tidak berani menjawab ini atau itu kepada Allah: karena keberanian dalam berbantah adalah ibu dari ketidakpercayaan.”
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, bertanyalah kepada murid yang hadir siapa orang yang paling mereka taati dan mengapa. Beri apresiasi bila mereka menaati orang tua dan Tuhan. Katakan bahwa Tuhan memandang sikap taat pada orang yang mempunyai otoritas di atas kita adalah sesuatu yang penting. Kedatangan Kristus ke dunia terjadi salah satunya juga karena ketaatan seorang gadis remaja bernama Maria. Ketaatan Maria menjadi hal yang selalu disebutkan ketika kita merayakan Natal. Arahkan pikiran murid pada hal-hal yang membuat Maria tumbuh menjadi gadis yang berkarakter saleh dan taat.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan ketaatan Maria.Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan
35
Pelajaran 10: Ketaatan Maria
pembahasan yang ada dalam Buku Murid.
Taat Karena Lingkungan Keluarga (Ayat 26-27)
1. Maria gadis biasa. Lahir di kota kecil Nazaret, Provinsi Galilea, yang berpenduduk hanya sekitar 200-400 jiwa. Mereka kebanyakan adalah masyarakat yang kuat dalam mengikuti Hukum Taurat. Demikian pula halnya dengan keluarga Maria. Latar belakang keluarga Maria adalah keturunan Raja Daud sekaligus berkerabat dengan suku Lewi yang menurunkan para imam. (Pada saat ini guru dapat memutarkan video atau menjelaskan bagaimana Kota Nazaret kuno itu)
2. Maria tumbuh di tengah-tengah keluarga yang rajin sembahyang, membaca Kitab Taurat, Kitab Para Nabi dan mengidungkan Mazmur setiap malam; Keluarga yang menguduskan hari Sabat; keluarga yang mengikuti semua hari raya keagamaan. Keluarga yang mematuhi semua aturan keagamaan Yahudi.
3. Secara pribadi, Maria dididik orang tuanya dengan disiplin sesuai petunjuk Kitab Taurat, menjadi gadis yang taat kepada Allah maupun kepada orang tuanya. Termasuk taat ketika dia ditunangkan dengan Yusuf, pemuda yang baik, dari keturunan Daud juga.
4. Dua sisi pelajaran yang diberikan melalui bagian ini adalah dari sisi keluarga. Orang tua harus mendidik anak-anak sesuai dengan Firman Tuhan. Dari sisi anak-anak, harus mematuhi Allah dan orang tua.
Taat karena Beriman (Ayat 31-35)
1. Selain harus mendapat didikan agama di rumah, anak-anak juga harus belajar di sinagoge. Maria pun demikian sehingga dia tahu banyak tentang sejarah bangsa Israel, tentang nubuatannubuatan dan penantian akan kedatangan Mesias. Maria tahu bahwa sejak akhir pelayanan Nabi Maleakhi, sudah sekitar 400 tahun Tuhan tidak lagi mengutus nabi untuk berbicara. Jadi ketika Malaikat Gabriel datang, Maria sangat takut dan terkejut.
2. Hal yang lebih mengherankan adalah pesan atau tugas yang disampaikan malaikat. Dia akan mengandung seorang anak laki-laki dari kuasa Roh Kudus. Ini berarti sebelum dia menikah dengan Yusuf. Maria tahu dia akan menghadapi risiko yang berat: Mengecewakan keluarga, mengecewakan Yusuf, menjadi cibiran tetangga dan mungkin harus mati dirajam batu. (Pada saat ini ajak murid membaca (Ulangan 22:20-21). Tetapi Maria tetap taat karena dia percaya bahwa yang mengatur semua adalah Allah. Dan yang penting dia tidak melanggar Firman Allah, walaupun hanya Allah yang tahu. Apalagi ketika mendapat penguatan bahwa Elisabet saudaranya yang sudah tua dan mandul itu kini mengandung. Ini adalah bukti iman Maria yang kuat dan hubungan pribadinya dengan Tuhan melampaui segala aturan-aturan keagamaan.
3. Ketaatan berhubungan erat dengan kepercayaan. Tanpa kepercayaan atau iman, orang akan sulit bersikap taat. Orang dapat taat karena terpaksa, misalnya karena disuruh orang tua. Ketaatan seperti itu tidak tahan lama. Tetapi orang yang percaya kepada Tuhan serta mempunyai hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan, ketaatannya murni dari hati dan tidak akan luntur meskipun banyak tantangan dalam hidup, contohnya adalah Paulus. (Pada bagian ini ajak murid membuka dan membaca 2 Timotius 1:12)
Taat karena Tahu Siapa Dirinya (Ayat 38)
1. Gabriel tidak perlu menunggu lama untuk jawaban Maria. Maria mempertimbangkan dengan segera karena dia tahu siapa dirinya di hadapan Tuhan. Kata kuncinya ada di awal kalimat : “Sesungguhnya aku adalah hamba Tuhan…” Seorang hamba tidak menuntut tuannya untuk memberinya banyak pengertian ketika dia mendapat tugas. Hal yang harus dilakukan hanyalah taat melakukan tugas itu.
2. Demikianlah seharusnya semua orang percaya. Sebab semua orang percaya adalah milik Tuhan setelah menerima penebusan dengan harga yang sangat mahal, yaitu darah Kristus. Ditebus dengan kasih yang besar, diangkat dari perjalanan menuju jurang maut. Maka rasa syukur kita sebagai hamba adalah taat sepenuhnya kepada Dia, mematuhi segala Firman-Nya. Mengutamakan Dia di atas kepuasan pribadi.
36
Lukas 1:26-38
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang ada dalam Buku Murid khususnya pemahaman mengenai posisi sebagai hamba Tuhan dan ketaatan penuh kepada Tuhan, Sang Tuan dan Raja kita sekarang.
Indikator Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menjawab hal-hal yang membuat Maria memiliki karakter taat, yaitu: a. Taat karena lingkungan keluarga yang baik; b. Taat karena beriman penuh kepada Tuhan. c. Taat karena tahu kedudukannya sebagai hamba Tuhan.
2. Murid dapat menjawab bahwa karakter utama seorang hamba adalah taat sepenuhnya.
3. Murid dapat menyebutkan bahwa seorang hamba harus taat kepada tuannya dalam segala hal tanpa harus mengerti sepenuhnya dulu.
4. Murid dapat menjawab bahwa yang disebut sebagai hamba Tuhan adalah semua orang yang telah menerima penebusan Tuhan Yesus atau dalam arti lain semua orang percaya.
Pendalaman
1. Periksalah jawaban murid. Diharapkan mereka dapat menjawab pertanyaan dengan baik: a. Tuhan b. Orang tua c. Pendeta d. Guru e. Dsb.
2. Diskusikanlah bila ada dari murid yang terbuka menuliskan kesulitan mereka dalam menaati salah satu perintah Tuhan. Dengarkanlah alasan-alasan mereka, kemudian beri dorongan dan kekuatan. Nyatakan bahwa Roh Kudus akan menolong asal kita sungguh-sungguh ingin berubah.
Penutup
Ajak murid menghafalkan ayat hafalan hari ini, kemudian menyanyikan satu lagu seperti yang sudah Saudara siapkan pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar, yaitu tentang ketaatan kepada Tuhan. Kemudian pimpinlah doa penutup.
Pelajaran 10: Ketaatan Maria
Pelajaran 11
Ayat Hafalan
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. (Matius 1:24)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
Murid memahami tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
Indikator Belajar
1. Murid dapat menyebutkan tiga karakter Yusuf sebagai hamba Tuhan yang dapat diteladani.
2. Murid dapat menyebutkan contoh perbuatan yang membuat mereka tidak kudus.
3. Murid dapat menyebutkan apa yang harus dilakukan ketika akan membuat keputusan yang penting.
4. Murid dapat menyebutkan bagaimana caranya agar mereka bisa taat kepada Tuhan.
KETAATAN YUSUF Matius 1:18-25
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Persiapkanlah satu set papan catur dan bidaknya, atau permainan sejenis yang ketikamemainkannya harus ada pengambilan keputusan yang tepat agar tidak salah langkah. Peralatan ini hanya diperlihatkan, tidak akan dimainkan pada saat kelas. Hanya akan ditunjukkan pada awal kelas.
• Pada beberapa bagian pembahasan di Buku Murid ada garis-garis kosong dan harap murid dapat mengisinya. Guru hendaknya menuliskan jawaban juga.
• Pada bagian Pencapaian Belajar di Buku Murid juga ada beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat dijawab oleh murid dengan bimbingan guru. Kunci jawaban ada pada Indikator Pencapaian
Penjelasan Nas
Ayat 18. “Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf’, menunjukkan bahwa mereka masih ada dalam keadaan bertunangan atau belum menikah. Tetapi dalam ayat 19 menyebutkan Yusuf
38
Sumber gambar: alkitab.sabda.org
disebut ‘suami’ dan Maria disebut ‘istri’, dan juga dari istilah ‘menceraikan’ -- kelihatannya mereka sudah menikah? Hal-hal yang kelihatannya bertentangan ini bisa dimengerti dan diharmoniskan kalau kita mengerti tradisi Yahudi pada zaman itu.
Dalam tradisi mereka ada beberapa tahap menuju pernikahan: i) Pertunangan pertama (engagement). Pertunangan pertama ini terjadi pada waktu dua orang yang dipertunangkan itu masih kecil, di mana mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka, dan mereka belum saling kenal. Pertunangan pertama ini bisa dibatalkan. ii) Pertunangan kedua (bethrotal). Pertunangan ini terjadi setelah dua orang tadi sudah cukup umur. Pada saat pertunangan ini mereka sudah disebut ‘suami istri’, tetapi mereka belum tinggal bersama dan belum boleh melakukan hubungan seks. Bandingkan Ulangan 22:23-24 -- “(23) Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan - jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, (24) maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan lakilaki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu”. Perhatikan bahwa dalam ayat 23 disebutkan ‘bertunangan’ tetapi dalam ayat 24 disebut sebagai ‘istri’. Dalam tradisi Yahudi saat itu, pemutusan pertunangan kedua ini dianggap sebagai perceraian dan dianggap sebagai dosa. Pertunangan kedua ini hanya berlangsung satu tahun. iii) Pernikahan. Pada saat itu, Yusuf dan Maria ada pada masa pertunangan kedua dan karena itu ayat 18 tidak bertentangan dengan ayat 19, 20, 24.
Ayat 19. Yusuf orang yang saleh. Yusuf adalah seorang yang tulus hati (benar), tidak mau mencemarkan nama Maria (ayat 19). Padahal sakit hati karena merasa dikhianati oleh pacar adalah sesuatu yang sangat sering menyebabkan orang merusak nama baik pacar yang tadinya ia cintai, apalagi kalau ia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan dengan pacarnya itu. Tetapi Yusuf, sekalipun merasa dikhianati dan sudah mengambil keputusan untuk menceraikan Maria, tidak mau mencemarkan nama Maria. Karena itulah ia bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. Namun Yusuf tidak gegabah (ayat 20). Ia ‘mempertimbangkan’ maksudnya untuk menceraikan Maria (bandingkan Amsal 19:2b). Yusuf percaya pada Firman Tuhan, yang disampaikan malaikat Tuhan kepadanya melalui mimpi (ayat 20-24). Kata-kata malaikat itu (ayat 20-24) sebetulnya amat tidak masuk akal. Coba renungkan: Andaikata Saudara menjadi Yusuf, di mana tunangan Saudara tahu-tahu hamil, apakah Saudara bisa mempercayai kata-kata malaikat yang menyatakan bahwa kehamilan itu dari Roh Kudus (ayat 20b)? Hebatnya, Yusuf percaya pada Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat itu.
Ayat 24. Yusuf taat pada Firman Tuhan. Ia taat secara langsung atau tidak menunda ketaatannya: “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya” (ayat 24). Ia tidak malu mengambil Maria sebagai istri, padahal Maria sudah mengandung sebelum mereka menikah, dan Maria bukan mengandung dari dia. Apakah ia tidak mempertimbangkan apa kata para tetangga, keluarga, dan teman?
Ayat 25. Yusuf rela untuk tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir. Ini penting karena perempuan yang melahirkan Yesus haruslah seorang perawan. Menikah tetapi tidak bersetubuh jelas merupakan suatu pengorbanan. Tetapi Yusuf rela mengalami semua itu. Ia menamakan anak itu Yesus sesuai dengan Firman yang disampaikan oleh malaikat (ayat 23, 25).
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, keluarkan papan dan bidak catur yang sudah disiapkan. Bila ada waktu, mainkan beberapa langkah saja bagi yang bisa. Katakan bahwa bermain catur membutuhkan konsentrasi tinggi sebab pemain catur harus bisa memutuskan bidak mana yang harus dipilih untuk dijalankan agar dia bisa melindungi bidaknya tetapi sekaligus bisa menyerang. Ada kalanya pemain mengalami mati langkah atau dilema karena maju kemana pun akan kalah. Katakan bahwa demikianlah kehidupan. Terkadang kita diperhadapkan pada keputusan yang sulit. Arahkan pikiran murid pada situasi Yusuf ketika mendengar Maria hamil sebelum mereka menikah.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan Yusuf, hamba Tuhan yang taat. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid.
39
Pelajaran 11: Ketaatan Yusuf
1:18-25
Yusuf Hamba Tuhan yang Bermoral Tinggi (Ayat 19a)
1. Pertunangan pada tradisi Yahudi saat itu sifatnya mengikat. Diprakarsai oleh orang tua masingmasing sejak keduanya kanak-kanak. Setelah keduanya cukup umur, maka dibuat surat pertunangan. Apabila ada perpisahan harus dikeluarkan surat cerai. Mereka bisa disebut suami istri tetapi belum boleh berhubungan seks sampai mereka menikah setahun kemudian.
2. Yusuf, yang merupakan keturunan Raja Daud mempunyai standar moral yang tinggi. Dia menjaga kekudusan dirinya dan tunangannya secara ketat. Ketika dia tahu Maria hamil sebelum mereka menikah, itu menjadi pergumulan berat Yusuf. Yusuf mencintai Maria tetapi dia tidak sanggup menanggung risiko dituduh berzinah. Tetapi Yusuf tidak mau juga Maria dipermalukan di depan umum atau bahkan akan dihukum. Jadi Yusuf bermaksud memberikan surat cerai secara diamdiam.
3. Yusuf pria pilihan yang dipersiapkan Allah untuk menjadi ayah Yesus di dunia ini. Sifatnya yang lurus dan menjaga kekudusan hidup dimaksudkan untuk dijadikan teladan bagi remaja Kristen saat ini. (Pada bagian ini minta murid memberikan contoh perbuatan yang dapat menodai kekudusan hidup, misalnya pornografi, narkoba, seks bebas, dsb.)
Yusuf Hamba yang Bijaksana dan Berhikmat (Ayat 20)
1. Meskipun Yusuf sudah berniat untuk menceraikan Maria, tetapi ia masih terus mempertimbangkannya. Yusuf berhati-hati agar tidak salah melangkah. Ini pergumulan sulit. Bagaimana bila Maria benar mengandung Mesias? Dapat dibayangkan bahwa Yusuf yang saleh ini terus berdoa minta hikmat Allah. Yusuf masih dalam perenungan ketika jatuh tertidur.
2. Yusuf memiliki karakter yang sabar, dan tidak terburu-buru. Meskipun mungkin ada perasaan dikhianati, tetapi dia tidak mau bertindak ceroboh. Jadi segala kemungkinan dipikirkannya karena dia ingin semua berakhir baik untuk kedua belah pihak atau setidaknya keputusan dengan risiko yang paling kecil yang diambilnya.
3. Suatu teladan bagi kita dalam menghadapi apa pun, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Bila salah mengambil keputusan, dampaknya akan besar. Berdoa dan memohon hikmat Tuhan adalah jalan terbaik ketika mempertimbangkan sebuah keputusan yang sulit. (Pada bagian ini periksa tugas murid menuliskan kembali Amsal 3:21 dan 23)
Yusuf Hamba yang Beriman Besar (Ayat 20b-25)
1. Malaikat memberitahu Yusuf melalui mimpi mengenai rencana-Nya yang besar, yang sudah dipersiapkan ratusan tahun sebelumnya. Ada tiga hal yang membuat Yusuf diyakinkan mengenai Mesias yang dikandung Maria. Pertama, malaikat menyebut-Nya Anak Daud, padahal menurut silsilah terdekat, dia adalah anak Yakub (Matius 1:16). Jadi itu adalah nubuat bahwa Mesias memang dari keturunan Daud. Kedua, Mesias hadir bukan karena persetubuhan tetapi karena Roh Kudus. Ketiga, malaikat menjabarkan ciri-ciri Mesias yang sudah diketahui Yusuf dari Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi. Yusuf bangun dan mematuhi Firman Tuhan tanpa bertanya lagi.
2. Yusuf mengerti tugasnya adalah untuk menjadi ayah bagi Mesias agar nanti Dia hadir sebagai keturunan Raja Daud dari silsilah dirinya. Mesias hadir dari Roh Kudus, jadi Yusuf harus tetap menjaga kekudusan Maria walaupun dia sudah menikahi Maria sampai bayi itu lahir.
3. Yusuf menjadi contoh hamba yang beriman, patuh dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Tuhan berbicara tiga kali lagi melalui mimpi dan Yusuf selalu taat sehingga Yesus dapat diselamatkan dari ancaman pembunuhan oleh Herodes (pada saat ini ajak murid membaca ayat-ayat yg ada dalam Buku Murid untuk melihat tugas apa saja yang diberikan Allah agar Yusuf menjaga keluarganya).
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang ada dalam Buku Murid khususnya pemahaman mengenai hamba Tuhan yang taat seperti yang dicontohkan oleh karakter Yusuf. Yusuf mungkin tidak sepopuler Maria tetapi melalui ketaatannya rencana Allah digenapi. Yusuf pemuda yang dikasihi Allah.
40
Matius
Indikator Pencapaian Belajar
1. Murid dapat menyebutkan tiga karakter Yusuf sebagai hamba Tuhan yang dapat diteladani, yaitu:
a. Bermoral tinggi
b. Berhikmat
c. Beriman besar
2. Murid dapat menyebutkan contoh perbuatan yang mencemari kekudusan mereka sebagai anak Tuhan, misalnya terikat pornografi, seks bebas, narkoba, bicara kotor, dsb.
3. Murid dapat menyebutkan apa yang harus dilakukan ketika akan membuat keputusan yang penting, yaitu: Tidak terburu-buru, berdoa sungguh-sungguh meminta hikmat Tuhan.
Pendalaman
Diskusikan jawaban dengan murid.
1. Menaati Tuhan dalam segala hal, contohnya : Mencari pasangan hidup, mencari pekerjaan, hidup bertetangga, hidup kudus, hidup dalam iman, dsb
2. Dapat mengerti perintah Tuhan melalui: Rajin membaca Alkitab; Memperhatikan sungguhsungguh pembahasan Firman Tuhan melalui khotbah, renungan, kelas SM, dsb.
Penutup
Sebelum doa penutup, ajak murid menghafal ayat hafalan bersama-sama. Ingatkan untuk membaca Alkitab setiap hari.
Pelajaran 11: Ketaatan Yusuf
Pelajaran 12
Ayat Hafalan
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. (Lukas 2:6-7)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid memberi tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
Murid memberi tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
Indikator Belajar
1. Murid dapat memberi pendapat apakah Natal perlu dirayakan atau tidak.
2. Murid dapat menjawab hal penting apa yang perlu diingat ketika merayakan Natal.
3. Murid dapat mengemukakan cara mereka merayakan Natal.
KELAHIRAN YESUS
Lukas 2:1-7
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1.
b. Persiapan Khusus:
• Menunjukkan peta di mana wilayah Palestina masuk dalam daerah Siria.
• Menyiapkan lagu :
Karena Kita
Waktu kecil kita merindukan Natal Hadiah yang indah dan menawan Namun tak menyadari Seorang bayi t’lah lahir Bawa keslamatan ‘tuk manusia
Reff: Karena kita Dia menderita Karena kita Dia disalibkan Agar dunia yang hilang diselamatkan Dari hukuman kekal
42
Sumber gambar: alkitab.sabda.org
Pelajaran 12: Kelahiran Yesus
Waktu pun berlalu dan kita pun tahu Anugrah yang besar dari Bapa Yang relakan Anak-Nya Disiksa dan disalibkan di Bukit Kalvari Kar’na kasih (reff)
c. Buatlah tabel sebagai berikut:
No Nama Penguasa
1 Herodes
Daerah Kekuasaan/Daerah kerja
Yudea di Palestina
2 Kirenius Provinsi Siria
3 Kaisar Octavianus Agustus Roma, Siria, Spanyol, dsb.
Guru akan menunjukkan tabel ini pada murid dan murid akan mencari letak tempat-tempat tersebut pada peta.
d. Pada bagian Pencapaian Belajar dalam Buku Murid, ada beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat dijawab oleh murid dengan bimbingan guru. Jawaban yang diharapkan diberikan murid tercantum pada Indikator Pencapaian Belajar).
Penjelasan Nas
Ayat 1-2. Sensus ini diperintahkan oleh Kaisar Agustus. Semua penafsir berpendapat bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak. Dengan adanya sensus ini, Yusuf dan Maria terpaksa pergi ke Betlehem (ayat 3-5), sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ayat 6-7). Ini menggenapi nubuat Nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Tanpa disadari, Kaisar Agustus melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat Firman Tuhan. Ini bukan suatu kebetulan, tetapi Tuhan menguasai dan mengarahkan kaisar tersebut untuk melaksanakan rencana-Nya.
Ayat 3-5. Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri (ayat 3). Yusuf adalah keturunan Daud (Lukas 1:27; 2:4). Yesus memang harus muncul atau lahir dari keturunan Daud (bandingkan Yesaya 11:1, Yeremia 23:5-6, Matius 1:1, Roma 1:1-3, 2 Timotius 2:8). Dalam 1 Samuel 20:6 dikatakan bahwa Betlehem adalah Kota Daud, karena itu Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ayat 4-5).
Beberapa hal yang menjadi perhatian: i) Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan, khususnya untuk Maria yang sedang hamil tua. Mereka berserah dan tunduk pada kehendak Tuhan, namun mereka menghadapi banyak kesulitan. ii) Yusuf dan Maria taat kepada pemerintah. Pengadaan sensus tidak bertentangan dengan Firman Tuhan (bandingkan Bilangan 1 dan 26). Sekalipun sensus itu menyukarkan hidup mereka, Yusuf dan Maria tetap tunduk. Kita memang harus tunduk pada pemerintah, selama pemerintah tidak menyuruh kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan (Roma 13:1-7 bandingkan Kisah Para Rasul 5:29).
Ayat 6-7. Istilah ‘anak sulung’, ditambah dengan banyak bagian Kitab Suci yang berbicara tentang adanya saudara-saudara Yesus (Matius 12:46-47, Markus 3:31-32, Lukas 8:19-20, Yohanes 2:12; 7:3, 5, 10, Kisah Para Rasul 1:14), menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria pasti mempunyai anak-anak lain setelah kelahiran Yesus. ‘Dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan’ (ayat 7b). Yesus mau direndahkan atau menjadi miskin, supaya kita bisa ditinggikan/menjadi kaya (secara rohani) -- bandingkan 2 Korintus 8:9; istilah ‘miskin menjadi kaya’ harus diartikan secara rohani.
Pemilik penginapan hanya memberikan tempat hewan karena ia tidak tahu bahwa yang akan dilahirkan oleh Maria adalah Mesias/Anak Allah. Memang semua kamar penuh sehingga tidak ada
43
Tanah
lagi tempat untuk Yusuf dan Maria. Apakah pemilik penginapan itu dapat disalahkan? Hal yang terpenting adalah, jika sekarang seseorang menolak Kristus untuk tinggal dalam hatinya sebagai Juru Selamat dan Tuhan -- ia menolak dengan suatu pengetahuan atau kesadaran bahwa Ia adalah Anak Allah -- maka penolakan seperti itu yang harus disalahkan.
Saat Mengajar
Sebelum doa pembukaan berbincanglah dengan murid yang hadir terlebih dulu mengenai pengalaman mereka merayakan Natal mereka dan apa yang paling mereka tunggu-tunggu bila Natal tiba. Setelah doa pembukaan dan murid-murid sudah hadir, tanyakan apakah merayakan natal diperlukan dan mengapa. Terima semua jawaban dan berikan apresiasi atas apa pun jawaban mereka.
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan makna kelahiran Tuhan Yesus sebagai Mesias yang telah lama dinantikan. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid.
Tuhan Berkuasa Mengendalikan Segala Situasi (Ayat 1-3)
1. Nubuat dari Mikha 5:1 adalah bahwa Mesias akan lahir di Kota Daud, yaitu Betlehem-Efrata. Namun Yusuf dan Maria tinggal di Nazaret. Ketika mendekati saat-saat Maria melahirkan, tibalah sebuah perintah besar dari penguasa Roma bahwa semua orang harus kembali ke tanah leluhur untuk dihitung dan membayar pajak. Jadi Yusuf dan Maria harus berangkat ke Betlehem sebab mereka keturunan Daud. Itu terjadi sekitar tahun 8 SM.
2. Perintah sensus ini bukan perintah biasa sebab baru pertama kali dilaksanakan di Siria. Saat itu Palestina menjadi bagian dari Provinsi Siria. Perintah ini cukup berat sebab rakyat harus melakukan perjalanan yang jauh untuk kembali ke tempat asal-usul mereka. Tidak ada yang menyadari bahwa semua terjadi karena Allah yang sedang mengendalikan situasi tersebut untuk menggenapi rencana-Nya yang besar. Allah melibatkan bangsa-bangsa dan para penguasa agar peristiwa itu tercatat dalam sejarah untuk membuktikan kedatangan Mesias nyata adanya. (Pada bagian ini guru dapat menunjukkan letak Palestina, Nazaret, Betlehem, Siria, dsb. Pada peta yang tersedia.)
3. Situasi buruk atau baik tidak mempengaruhi kedaulatan Allah. Jadi jangan pernah menggerutu karena situasi yang terlihat buruk. Tetaplah berdoa dan taat seperti Yusuf dan Maria karena Allah berkuasa atas segala situasi.
Tuhan Berkuasa Atas Seluruh Manusia (Ayat 4-5)
1. Perjalanan Yusuf dan Maria dari Nazaret ke Betlehem bukan perjalanan yang mudah khususnya bagi Maria yang sedang mengandung tua. Perjalanan diperkirakan membutuhkan waktu 6-7 hari. Yusuf dan Maria terus berjalan dengan patuh walaupun perlahan-lahan.
2. Tiga pejabat yang sedang berkuasa, yang dicatat oleh Alkitab saat itu adalah Kaisar Agustus penguasa Romawi, Kirenius sebagai pelaksana administratif sensus di Provinsi Siria dan Herodes penguasa tanah Yudea di Palestina, di mana kota Betlehem berada dalam wilayah itu (pada bagian ini, tunjukkan tabel penguasa sambil menunjukkan daftar daerah kekuasaan masingmasing dari peta). Mereka bertiga dan pejabat yang lain serta seluruh rakyat dibuat sangat sibuk oleh perintah dari kaisar termasuk Yusuf dan Maria.
3. Mungkin Kaisar Agustus, Kirenius dan Raja Herodes merasa bangga dengan kesuksesan proyek besar ini, tetapi sebenarnya yang sukses adalah Allah. Semua tepat berada dalam skenario-Nya. Jika kita saat ini sedang disusahkan oleh perilaku seseorang, ingatlah bahwa Tuhan juga mampu menggunakan sikap atau tindakan seseorang justru untuk kebaikan kita.
Nilai Kebesaran Tuhan Tidak Sama dengan Nilai Duniawi (Ayat 6-7)
1. Sampai di Betlehem, Yusuf dan Maria tidak mendapat kamar untuk mereka menginap. Tetapi akhirnya mereka mendapat tempat yang biasa dipakai untuk hewan. Yesus lahir di tempat itu dan dibaringkan di palungan.
44
Lukas 2:1-7
2. Mengapa Mesias harus datang dengan cara demikian? Sebab Allah mau melambangkan bahwa Dia datang untuk orang-orang yang miskin secara rohani agar mereka memiliki kekayaan rohani. Ketiga pejabat itu memiliki kekayaan duniawi tetapi mereka miskin di hadapan Tuhan sebab apa yang dimiliki tidak bernilai kekal. Semua orang miskin secara rohani karena dosa. Tuhan Yesus datang dalam kesederhanaan agar orang yang percaya kepada-Nya memiliki kekayaan rohani, yaitu hidup kekal dan mewarisi Kerajaan Surga yang disediakan Bapa.
3. Orang percaya harus menahan diri agar tidak berfokus pada kemegahan duniawi melebihi fokus pada hubungan dengan Tuhan. Kemewahan dunia seperti bunga rumput yang mudah hilang tetapi persekutuan dengan Tuhan bernilai kekal sampai selamanya. Itulah kekayaan yang sesungguhnya.
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang ada dalam Buku Murid khususnya mengenai makna Natal yang sesungguhnya supaya murid tidak terjebak pada peringatan Natal yang sasarannya hanya untuk kesenangan duniawi dan melupakan tujuan Allah.
Indikator Pencapaian Belajar
1. Murid dapat memberi pendapat bahwa Natal tetap perlu dirayakan untuk mengingat bahwa Mesias benar-benar telah lahir sesuai dengan nubuat dalam Perjanjian Lama, baik waktu maupun tempatnya. Mesias itu adalah Yesus.
2. Murid dapat menyebutkan hal penting yang harus diingat saat Natal. Natal adalah tentang Tuhan Yesus yang datang untuk membebaskan manusia yang percaya kepada-Nya dari dosa dan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu untuk melaksanakan rencana-Nya itu.
3. Murid dapat menyampaikan bagaimana dia akan merayakan Natal, yaitu dengan cara sederhana, tidak berlebihan, lebih mengucap syukur untuk kedatangan Tuhan Yesus dengan misi menyelamatkan manusia dari dosa, serta membagikan Kabar Baik itu.
Pendalaman
1. Bimbing murid untuk menjawab dengan benar pertanyaan seputar makna Natal sesuai pelajaran hari ini.
2. Diskusikan dengan murid apa yang menjadi rencana mereka untuk merayakan Natal tahun ini supaya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Penutup
1. Sebelum doa penutup, ajak murid menyanyikan satu lagu ”Karena Kita” seperti yang sudah Saudara siapkan pada bagian Persiapan Sebelum Mengajar di atas.
2. Dorong murid membaca Alkitab setiap hari sesuai jadwal yang ada dalam Buku Murid. Ayat-ayat Alkitab tersebut adalah persiapan untuk pelajaran Minggu depan.
Pelajaran 12: Kelahiran Yesus
Pelajaran 13
Ayat Hafalan
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
(Matius 2:11)
Kompetensi Belajar
TUJUAN
PELAJARAN
Membimbing murid melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.
Murid melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.
Indikator Belajar
1. Murid memberikan komitmen untuk mempersembahkan lebih banyak waktunya bagi Tuhan sebagai bentuk penghormatan.
2. Murid memberikan talentanya dengan bersedia mengerjakan satu pelayanan sesuai talentanya.
3. Murid berkomitmen untuk mempersembahkan hartanya sebanyak yang mereka mampu sebagai
MENYAMBUT SANG RAJA
Matius 2:1-12
Persiapan Sebelum Mengajar
a. Persiapan Umum: Silakan memperhatikan halaman sebelum Pelajaran 1. b. Persiapan Khusus:
• Menunjukkan peta perjalanan orang-orang majus.
• Menyiapkan lagu dari NP No. 237 “Bagi Yesus Semuanya”. Lagu ini akan dinyanyikan pada saat penutupan kelas.
• Salin gambar tabel seperti yang ada dalam Buku Murid pada media yang lebih besar. Akan digunakan pada bagian Pencapaian Belajar.
Penjelasan Nas
Ayat 1. Orang-orang majus dari Timur. Ada hal-hal yang tidak kita ketahui tentang orang-orang Majus ini: i) Tidak diketahui dengan jelas dari mana datangnya. Kitab Suci hanya mengatakan bahwa mereka datang ‘dari Timur’. ii) Juga tidak diketahui berapa jumlah mereka. Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa mereka berjumlah tiga orang. Persembahan mereka yang tercatat memang ada tiga macam, yaitu emas, kemenyan dan mur, tetapi tidak membuktikan bahwa mereka ada tiga orang.
Orang-orang Majus ini kontras sekali dengan gembala-gembala yang datang pada waktu kelahiran Yesus (Lukas 2:8-20).
46
Sumber gambar: alkitab.sabda.org
Orang Majus
Pelajaran 13: Menyambut Sang Raja
Para Gembala
Bukan orang Yahudi Orang Yahudi
Kaya (mereka memberi emas)
Miskin
Berpendidikan Tidak berpendidikan
Ini menunjukkan bahwa Injil diberitakan kepada para gembala maupun orang-orang majus, bahwa Injil harus diberitakan kepada semua golongan (bangsa apa pun, tingkat ekonomi dan pendidikan yang bagaimanapun)--bandingkan Yohanes 6:37b.
Ayat 2, 9, 10. Mereka mendapat petunjuk ‘bintang-Nya’. Wycliffe berpendapat, lebih tepat bintang ini diartikan sebagai manifestasi khusus yang dipakai Allah, baik ketika muncul pertama kali untuk menunjuk kepada kelahiran Kristus, dan juga ketika muncul kembali di atas Yerusalem untuk menuntun orang-orang majus ke tempat itu. Karena tercatat bahwa orang-orang majus ini menerima penyataan langsung (ayat 12). Tidak mustahil untuk beranggapan bahwa ada suatu penyataan langsung sebelumnya untuk menjelaskan pentingnya bintang ini (https://alkitab.sabda. org/commentary).
Ayat 9 menyebutkan, “Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.” Adakah bintang yang melakukan keajaiban seperti itu? Jadi pasti ini bukan bintang biasa, tetapi adalah suatu mukjizat yang merupakan alat Tuhan untuk memberi petunjuk kepada orang-orang majus.
Orang-orang Majus itu tidak mengerti Firman Tuhan (sehingga harus bertanya-tanya, ayat 2); mereka hanya mendapat petunjuk ‘bintang’, tetapi mereka lalu mencari Yesus, rela berkorban dalam menempuh jarak jauh, sehingga akhirnya menemukan Yesus. Alangkah kontrasnya golongan ini dengan golongan imam-imam dan ahli-ahli Taurat, yang sekalipun mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi acuh tak acuh terhadap Yesus sendiri.
Ayat 2, 11. Orang-orang majus menyembah Yesus. Mereka bukan menyembah Maria, dan bukan juga Yesus dan Maria, tetapi hanya Yesus saja! Berikut komentar dari C. H. Spurgeon tentang bagian ini: Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata, “Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah mereka.’” Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung kepada ibu-Nya. Mengapa orang-orang majus itu tidak berkata ‘Salam Maria!’ dan langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya. – (‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol. 3, hlm. 34).
Orang-orang majus menyembah Yesus sekalipun mereka mendapati dan melihat seorang bayi yang lemah dan tidak berdaya. Betul-betul membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu. Orang tua Yesus miskin, bukan bangsawan/raja, dan bayi itu ada di dalam sebuah rumah (ayat 11), bukan istana. Keadaan Yusuf dan Maria yang miskin dan tak punya kedudukan apa-apa, dan tempat sederhana yang menjadi tempat tinggal bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan bagi orang-orang majus itu untuk percaya bahwa bayi miskin itu adalah Raja! Ini lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa. Penampilan lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yesaya 53:2b, tetapi mereka tetap mau menyembah-Nya (bandingkan Matius 13:53-56, yang menunjukkan bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena melihat penampilan lahiriah-Nya).
Ayat 11. Orang-orang majus memberi persembahan, yaitu: emas, kemenyan, dan mur. Tiga jenis persembahan telah membuat munculnya tradisi mengenai tiga orang majus. Tradisi bahkan memberikan nama kepada mereka: Kaspar, Melkhior dan Balhazar. Namun tradisi belum tentu merupakan fakta. Emas, kemenyan dan mur oleh para penafsir kuno dianggap sebagai pengakuan akan Yesus sebagai Raja. Senada dengan itu, Calvin juga menganggap bahwa orang-orang majus ini tentu memberikan barang-barang terbaik dari negeri mereka kepada Yesus, sama seperti Yakub memberikan persembahan kepada penguasa Mesir barang-barang terbaik di Kanaan (Kejadian 43:11).
47
2:1-12
Ayat 12. Orang-orang majus itu taat kepada wahyu yang Tuhan berikan. Mula-mula Tuhan memberi petunjuk melalui ‘bintang’ (ayat 2). Setelah ini mereka taati, lalu Tuhan memberi petunjuk melalui Firman Tuhan yang diberikan oleh imam-imam dan ahli-ahli Taurat (ayat 5-6). Setelah mereka menaati petunjuk ini, lalu Tuhan memberi petunjuk dengan bintang lagi (ayat 9-10). Setelah mereka menaatinya lagi, maka Tuhan memberi petunjuk melalui mimpi (ayat 12), dan mereka juga menaatinya.
Saat Mengajar
Setelah doa pembukaan, berbincanglah dengan murid tentang keseruan Natal atau malah kesederhanaan Natal yang tentunya sudah mereka lewati minggu lalu. Atau mungkin juga harapan mereka untuk perayaan natal yang masih akan dilaksanakan beberapa hari ke depan. Hal-hal yang membuat mereka senang. Lalu bertanyalah, “Apa kado yang kalian sudah berikan kepada Tuhan Yesus sebagai Sang Raja yang kelahiran-Nya kita peringati bersama?”
Di bawah ini adalah pokok-pokok pelajaran yang dapat guru sampaikan kepada murid berkenaan dengan persembahan orang-orang majus kepada Yesus. Pastikan pengajaran yang akan disampaikan sejalan dengan pembahasan yang ada dalam Buku Murid. Namun sampaikan dulu mengenai latar belakang yang sudah dicatat dalam Penjelasan Nas di atas.
Orang Majus Mempersembahkan Tenaga dan Waktunya (Ayat 1-2)
1. Negeri asal orang-orang majus dicatat berada di sebelah timur Yehuda. Jadi kemungkinan besar daerah Persia, Arab atau Babel. Jaraknya sekitar 1000 mil (atau 1600 km) dari ibukota Yehuda, yaitu Yerusalem, dilanjutkan ke kota kecil Betlehem. Perjalanan membutuhkan waktu kira-kira 5-6 bulan atau lebih. Jumlah mereka tidak dicatat dalam Alkitab tetapi kemungkinan besar tidak hanya tiga orang seperti lazimnya dikisahkan, sebab pasti mereka membawa para pelayan atau pengawal. (Tunjukkan peta)
2. Perjalanan orang majus adalah perjalanan yang panjang dan berisiko sebab mereka rombongan yang menarik perhatian dengan kendaraan unta (biasa digunakan orang-orang Timur) dan banyaknya barang yang mereka bawa. Mereka juga melalui pemukiman asing dan padang gurun. Tetapi mereka terus berjalan.
3. Orang-orang majus adalah orang yang sibuk dengan pekerjaannya, tetapi rela menghentikan pekerjaannya untuk mencari Tuhan. Orang majus bukan orang Yahudi tetapi mereka mau meluangkan tenaga dan waktunya untuk mencari Raja di daerah orang Yahudi. Kita sebagai anak-anak Tuhan seharusnya juga rela mempersembahkan tenaga dan waktu kita sebagai bukti kasih dan hormat kita kepada Tuhan. Mungkin banyak tantangan tetapi kita harus menghadapi tantangan itu seperti yang diteladankan oleh orang-orang majus tersebut.
Orang Majus Mempersembahkan Karunianya (Ayat 7)
1. Orang majus adalah sebutan profesi bagi orang-orang yang berhikmat. Mereka adalah para sarjana yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, ilmu pengobatan, ilmu perbintangan, ramalan-ramalan kuno, dsb. Pekerjaan mereka umumnya adalah sebagai penasihat raja. Oleh sebab itu, keberadaan mereka sangat dibutuhkan oleh para petinggi negara. Beberapa orang majus melihat bintang yang tidak biasa dan menyelidikinya. Dengan kemampuan mereka, mereka mendapati bahwa bila bintang itu nampak, akan lahir seorang Raja yang besar di daerah Palestina.
2. Mereka menjelaskan hasil penyelidikan mereka kepada Raja Herodes. Menjelaskan kapan bintang itu nampak dan segala ramalan yang menyertai kemunculan bintang yang istimewa itu. Perbedaan Herodes dan orang-orang majus itu adalah, ketika mereka mengerti makna bintang itu. Orang majus menyambutnya dengan mencari dan bermaksud menyembah Raja itu. Herodes akan membunuh Raja itu. Sementara para ahli agama tidak percaya dan mengabaikan.
3. Para majus memiliki hikmat, pengertian dan kepandaian yang luar biasa. Hikmat dan kepandaian yang mereka miliki itu, mereka gunakan untuk mencari Tuhan. Kita seharusnya menggunakan segala kepandaian dan talenta kita untuk dipersembahkan kepada Tuhan. (Pada bagian ini tanyakan apa saja yang dapat dilakukan oleh anak-anak Tuhan untuk melayani Dia melalui segala kemampuan dan kepandaian yang dimiliki?)
48 Matius
Pelajaran 13: Menyambut Sang Raja
Orang Majus Mempersembahkan Hati dan Hartanya (Ayat 11)
1. Orang-orang majus itu akhirnya sampai ke kota kecil Betlehem karena dituntun lagi oleh bintang itu. Saat itu keluarga Yusuf sudah berada di rumah yang lebih layak, dan Yesus sudah berusia sekitar enam bulan sampai satu tahun. Mereka datang dan langsung sujud menyembah Yesus (bukan menyembah Maria). Mereka kemudian mempersembahkan harta mereka, yaitu emas, kemenyan dan mur. Itu adalah barang-barang mewah dengan harga yang bernilai sangat tinggi dari negeri mereka. Mereka memberikannya sebagai tanda penyembahan.
2. Meskipun orang-orang majus itu orang terhormat, pandai dan kaya, tetapi mereka sangat merendahkan diri di hadapan Yesus. Dengan sepenuh hati mereka menyembah. Kita seharusnya meneladani orang-orang majus itu. Meskipun kita kaya raya, memiliki kepandaian atau kepopuleran, ingat bahwa semua kemuliaan itu datangnya dari Tuhan. Kita harus tetap rendah hati dan merasa diri kecil di hadapan-Nya. Kerendahan hati itulah yang dilihat Tuhan.
3. Selanjutnya kita juga harus meneladani orang-orang majus dalam hal mempersembahkan harta benda. Mempersembahkan harta benda adalah refleksi dari hati yang penuh penyembahan. Jumlahnya sesuai kemampuan tetapi harus dengan kesungguhan. (Pada bagian ini bertanyalah: Kapan orang Kristen dapat menyembah melalui hartanya?)
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan yang ada pada Buku Murid khususnya mengenai persembahan atau hadiah apa yang akan diberikan murid kepada Tuhan Yesus sebagai Raja yang kelahiran-Nya kita peringati di hari Natal.
Indikator Pencapaian Belajar
Bimbing murid untuk menjawab pertanyaan dalam buku mereka:
1. Mengenai pengertian orang majus, lihat juga pada Penjelasan Nas di atas.
2. Orang-orang majus memberi tiga persembahan besar, yaitu:
a. Kepandaian, hikmat dan akal budinya.
b. Mempersembahkan waktunya.
c. Mempersembahkan hartanya.
3. Perbedaan penyambutan: Raja Herodes memilih menolak dan ingin membunuh Yesus; sementara orang-orang majus menyambut dan memberi penghormatan mendalam.
Pendalaman
1. Bimbing murid untuk mengisi tabel sesuai dengan jawaban mereka masing-masing.
2. Tantang murid untuk mengambil komitmen setia memberikan persembahan bagi Tuhan melalui gereja.
Penutup
1. Sebelum doa penutup, ajak murid menghafalkan ayat hafalan bersama-sama kemudian menyanyikan satu lagu NP No. 237 “Bagi Yesus Semuanya”.
2. Dorong murid membaca Alkitab setiap hari sesuai jadwal Bacaan Alkitab Setiap Hari.
49