Suara Baptis Edisi 6 Desember 2022

Page 1

2

Semangat Baru, Menatap Masa Depan Baru

Bulan Desember selalu terasa dengan suasana Natal. Ya Natal. Lagu-lagu Natal mulai berkumandang di mall, di rumahrumah, bahkan jika kita ingin lebih dulu mendengarkan atau menontonnya kita bisa melihatnya di YouTube. Namun, suasana di Desember ini harus dihadapai dengan kondisi krisis ekonomi global. Indikasinya nampak ketika perekonomian dunia melambat secara umum dan inflasi dunia juga merangkak naik. Lantas, di mana posisi Indonesia? Posisi Indonesia jelas. Menurut World Economic Forum (WEF) pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediski terkoreksi dari 5,3% menjadi 5%. Dengan demikian posisi Indonesia diprediksi dapat bertahan menghadapi gelombang krisis ekonomi secara global tersebut. Loh, apa hubungannya krisis ekonomi global dengan majalah ini? Secara langsung memang tidak ada, namun sebagai media massa yang ikut memberitakan dan menyebarkan informasi pada masyarakat, kondisi dunia dan Indonesia secara umum, kami wajib mengetahui dan juga menangkap berbagai informasi sebagai suatu hal yang harus dihadapi.

Karena itu, meski kondisi dunia berubah dengan cepat, majalah ini juga turut ambil bagian dalam perubahan itu. Salah satunya, dengan terus berbenah untuk menampilkan informasi-informasi yang akurat, yang dibutuhkan dan tentu saja, enak untuk dinikmati oleh pembaca setia Suara Baptis (SB). Perubahan secara internal pun juga terjadi. Pemimpin Redaksi yang kosong, sudah terisi dengan bergabungnya Philip Situmorang.

Menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, kita hitung berkat yang telah diberikan dan patut disyukuri. Setidaknya, SB tetap hadir sebagai bagian media informasi kepada masyarakat termasuk umat Baptis Indonesia. Dalam edişi kali ini, secara khusus kami mengangkat topik utama tentang Resesi Ekonomi Global, Apakah berdampak bagi kehidupan Kristen di Indonesia? Ataukah kita kehilangan iman kita kepada Allah karena kondisi pandemi yang belum usai, kemudian krisis ekonomi yang mengancam? Atau Natal ini di bayangbayang resesi?

Liputan lain yang tak kalah menariknya, dalam rangka ulang tahun ke 63 tahun Lembaga Literatur Baptis (LLB), LLB mempersembahan 1000 pustaka bagi 200 hamba Tuhan. Seperti apa program ini digagas dan bagaimana responsnya? Kisahnya dapat dibaca pula dalam edisi ini. Selain dua liputan itu, ada pula rubrik-rubrik lain yang tak kalah menarik untuk dibaca, seperti Jendela Teologi, Artikel Teologi yang akan memberkati para hamba Tuhan, guru-guru Sekolah Minggu maupun juga pelayan Tuhan serta liputan-liputan lainnya.

Satu harapan dan sukacita kami, Selamat Natal 2022 dan selamat menyambut Tahun Baru 2023, damai sejahtera Kristus tetap nyata sehingga selalu menyemangati dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan harapan pada-Nya selalu ada. Soli Deo.

Salam, Redaksi
JENDELA 3

Perkenalan Pemred SB “NIKMATI SEMANGAT BARU”

Persekutuan Permata Tuhan “BERSAMA KRISTUS AKU BISA”

INDEKS 5 17 31

PEMIMPIN UMUM Ir. John Serworwora, Ph.D. PEMIMPIN REDAKSI Philip Situmorang REDAKSI Juniati | Tiara | Aris | Romy Ursia

KONTRIBUTOR

REKENING Bank Mandiri KCP Bandung Cibeunying No. Rekening 131-05-8000181-8 atas nama Lembaga Literatur Baptis atau melalui Giro Pos No. 4000 004 235 atas nama Lembaga Literatur Baptis Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia (mohon mengirimkan salinan bukti pengiriman melalui Official Hotline LLB 0812 1212 5116)

PENERBIT Lembaga Literatur Baptis

ALAMAT/KONTAK

Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia Telephone: (022) 420 3484 WA Hotline: 0812 1212 5116 Email: suarabaptis@gmail.com FB: majalah suara baptis IG: suarabaptis

SURAT TANDA TERDAFTAR (STT) 29 Maret 1988 No.1307/SK/DITJENPPG STT/1988 ISSN 1410-2439

INDEKS
Santosa Lidia | Irma Siahaan | Tommy Hilman DESAIN SAMPUL & ISI Septianus Cahyadi | Yosua Agustian | Aries Setiawan Nugroho SB ONLINE & SB TV Michael Onesimus Sumlang | Tim SB
PEMASARAN, IKLAN & DISTRIBUSI Inung Suprayogi | Sri Rezeki | Tukran | Tim SB ADMINISTRASI & KEUANGAN Elfitri Febrianti Sitanggang
Opini “Gereja juga berperan dalam menanggulangi HIV/AIDS” 4

NIKMATI SEMANGAT BARU

Philip sendiri meyakini bahwa SB mampu untuk bertahan menghadapi tantangan zaman. Penggemar club Chelsea ini mengatakan, “Satu hal yang jadi bahan diskusi adalah isi atau konten. Di tengah banyaknya majalah-majalah yang tutup buku karena kesulitan pembiayaan, majalah ini masih tetap bertahan. Bertahan untuk saat ini tak cukup hanya diam, tetapi bertahan dengan melakukan perubahanperubahan atau penyesuaian-penyesuaian agar majalah ini tetap terus terbit.”

Transformasi digital menjadi syarat utama bagi Philip agar SB dapat terus bertahan. Walaupun SB edisi digital sudah hadir sejak tahun 2021 yang lalu, namun Philip merasa masih perlu banyak pembenahan dari banyak sisi agar tampilan dari SB digital dapat terus diminati pembacanya.

Rabu, 26 Oktober, siang hari terasa berbeda di kantor Lembaga Literatur Baptis (LLB) dengan hadirnya seorang pemimpin redaksi (Pemred) baru yang akan memimpin Majalah Suara Baptis (SB). Pria kelahiran Jakarta itu bernama Philip Situmorang. Setelah mengikuti beberapa tahapan interview, akhirnya alumni Institut Ilmu Sosial dan Politik itu setuju untuk bergabung dengan LLB. “Walaupun suasana kantor LLB nampak serius, namun saat diskusi dengan sejumlah penghuninya, saya merasa nyaman. Itu kesan pertama yang saya rasakan di redaksi Majalah Suara Baptis” kesan Bang Philip. Memang tidak mudah untuk mencari seorang anak Tuhan yang memiliki pengalaman di bidang jurnalistik untuk mengisi kekosongan posisi Pemred yang ditinggal oleh Prisetyadi Teguh Wibowo sejak akhir Juli 2022 yang lalu.

Terobosan yang dilakukan Direktur LLB, Dr. John “Ronny” Serworwora, memang cukup berani dengan mengambil seorang yang bukan anggota gereja Baptis untuk memimpin majalah yang menjadi kesayangan umat Baptis Indonesia ini. “Mengingat konten-konten bermutu yang kita miliki maka sudah saatnya majalah umat Baptis ini menjadi berkat bagi denominasi lain dan bahkan jika perlu menjadi majalah interdenominasi,” ujar Dr. Serworwora. “Langkah pertama yang perlu diambil adalah mencari seorang Pemimpin Redaksi yang memiliki pengalaman jurnalistik di luar Baptis.” Lanjutnya.

Segudang pengalaman jurnalistik mewarnai kehidupan pelayanan ayah dari tiga orang anak ini. Mulai dari menjadi wartawan cetak, radio, televisi, website, hingga memiliki pengalaman dalam pengembangan komunitas yang juga berhubungan dengan dunia komunikasi/ jurnalistik. Deretan radio terkenal di Jakarta seperti Sport FM, Elshinta, dan Green Radio pernah dialami oleh Philip. Pengalaman lainnya adalah menjadi Program Manajer di lembaga pengembangan media Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) sejak 2014-2018. Sempat pula menjadi Kepala Humas/ Pemimpin Redaksi Majalah Berita Oikoumene Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) tahun 2019-2022. Selain itu menjadi tenaga ahli untuk program sosialisasi Tuberculosis (TBC) bagi media di Jawa Barat untuk Yayasan Pesona Jakarta tahun 2022. Selebihnya menjadi editor lepas di beberapa media website.

Ketika ditanya harapannya bagi majalah SB, Philip dengan penuh optimisme berkata, “Melihat sejarah yang panjang dari Majalah SB yang telah terbit sejak tahun 1958, menjadi motivasi tersendiri bagi saya pribadi. Sehingga menumbuhkan tekad untuk menghadirkan majalah ini tetap terbit secara berkala. Sebagai salah satu majalah tertua yang masih ada, haruslah tetap mengedukasi pembaca. Mencerdaskan pembaca sekaligus menjadi bahan acuan bagi banyak orang dalam mendapatkan informasi. Dari sejarah itu juga menjadikan kami- awak redaksi - bertekad memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan pembaca.” Optimisme ini yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi semua Tim SB untuk dapat terus menghadirkan kontenkonten yang menjadi berkat bagi bukan saja umat Baptis Indonesia, tetapi umat Kristen di Indonesia.

Selamat melayani Bang Philip!

PERKENALAN 5
PERKENALAN PEMIMPIN REDAKSI SUARA BAPTIS

*)Ir. John H.L. Serworwora, Ph.D.

Pakar ekonomi dunia memprediksikan bahwa dunia akan memasuki masa krisis global yang akan melebihi krisis pada tahun 2008 yang lalu. International Monetary Fund (IMF), seperti yang dikutip dari www.cnbc.com memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan menurun hingga 2,7% tahun 2023. Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan, atau UNCTAD, bahkan telah memperingatkan bahwa dunia sedang berada di jurang resesi (www.unctad.org). Pertanyaan yang kerap kali muncul di dalam benak orang percaya adalah, apakah tokoh-tokoh di dalam Alkitab pernah mengalami krisis seperti yang akan dunia hadapi dan bagaimana mereka melihat karya Allah di dalam krisis seperti itu? Para pembaca Alkitab memahami bahwa orang Israel di dalam Perjanjian Lama (PL) mengalami krisis demi krisis hingga bahkan pada zaman Yesus hidup pun mereka masih hidup di dalam tekanan bangsa Romawi yang menyebabkan krisis berkepanjangan di dalam kehidupan mereka.

Dari sekian banyak krisis yang melanda umat Allah, terdapat satu peristiwa yang menunjukkan bagaimana campur tangan Allah begitu nyata di dalam mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Krisis tersebut dihadapi oleh Hizkia ketika Sanherib

JENDELA TEOLOGI
JENDELA TEOLOGI
6

mengepung Yerusalem, seperti yang diceritakan di dalam Yesaya 3637, 2 Raja-raja 18, dan 2 Tawarikh 32. Kerajaan Yehuda mengalami paling kurang krisis politik dan krisis ekonomi. Dari sisi politik kekuatan militer Yehuda berada pada titik terendah karena tidak lagi memiliki pasukan perang yang kuat (36:8) dan dari sisi ekonomi tidak lagi memiliki makanan yang cukup di Yerusalem (36:12).

Tidak seperti peristiwa pengepungan lainnya yang dihadapi oleh Israel, terdapat sesuatu yang penting untuk diperhatikan sehubungan dengan janji kedatangan Mesias seperti yang dinyatakan di dalam Yes. 37:35, “Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” Cara yang dipakai Allah adalah dengan mengutus Malaikat TUHAN (ay 36) untuk membunuh 185.000 tentara Asyur dan memulangkan Sanherib ke Niniwe.

Menarik untuk memperhatikan kehadiran Malaikat TUHAN di dalam beberapa peristiwa PL. Studi tentang Alkitab mengenal apa yang disebut pewahyuan progresif (Progressive Revelation) yang menunjukkan bahwa Allah memilih untuk mengungkapkan diri-Nya, Firman-Nya, dan KaryaNya secara bertahap (progressive) dalam sejarah penebusan umat manusia.

Demikian pula dalam mengungkapkan keindahan misteri Tritunggal, Ketiga Oknum dalam Tritunggal menyatakan diri mereka masing-masing melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan dispensasi (waktu pengaturan) Allah.

Demikian pula Pribadi Kedua Tritunggal, Allah Anak, yang menyatakan pribadinya di dalam Perjanjian Baru (PB) melalui Yesus Kristus, sudah menyatakan diri-Nya kepada orang-orang kudus di dalam PL. Para sarjana Alkitab

meyakini bahwa ketika frasa “Malaikat TUHAN” dituliskan di dalam format seperti ini (TUHAN dalam huruf besar) Alkitab sedang berbicara mengenai penampakan Pribadi Kedua Tritunggal di dalam PL. Istilah ini sering disebut dengan prainkarnasi Yesus. Yesus Kristus yang akan kita rayakan kelahirannya di bulan ini merupakan Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Tetapi sebagai Allah, pribadi kedua Tritunggal ini sudah ada sebelum dunia dijadikan dan kerap kali menyatakan diri-Nya di dalam PL. Sehingga dapat dikatakan bahwa pra-inkarnasi Kristus secara khusus melakukan intervensi di dalam kehidupan Hizkia untuk menaklukkan tentara Asyur. Sekali lagi pertanyaannya, mengapa intervensi ini dilakukan? Jawabannya terletak pada ayat 35, “Oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hambaKu.”

Sarjana PL mencatat bahwa pada saat pengepungan ini bahwa selain mengalahkan Hamat, Arpad, Sefarwaim, Sanherib juga telah menaklukkan 46 kota Yehuda. Kekejaman Asyur dapat terlihat dengan cara mereka membawa tawanan mereka dengan menaruh kelikir pada hidung dan kekang pada bibir tawanan mereka. Itulah sebabnya Allah menubuatkan pembalasannya di dalam Yes. 37:29b. Sumbersumber lain menunjukkan juga bahwa raja-raja Asyur menikmati penawanan raja-raja musuh dengan menganiaya mereka. Puncak dari penawanan raja musuh adalah dengan membunuh semua anak dari raja musuh mereka dihadapan raja tersebut. Satu per satu anak-anak dan cucucucu raja dibunuh dihadapan ayah/kakek mereka. Dengan cara ini raja Asyur sedang menyampaikan pesan bahwa tidak ada anak atau cucu mereka yang akan meneruskan takhta kerajaan. Dapat disimpulkan Asyur berniat menghilangkan takhta keturunan raja tersebut. Hal ini juga lah yang sedang direncanakan Sanherib terhadap Hizkia dan keturunannya. Dalam rencana Sanherib, semua keturunan Hizkia akan dibunuh dihadapan Raja Yehuda itu untuk memusnahkan takhta Daud. Memusnahkan keturunan Daud berarti sebuah upaya untuk menggagalkan rencana

JENDELA TEOLOGI
7

Allah untuk menggenapi janji-Nya mengutus Mesias dari keturunan Daud seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Natan. Itulah sebabnya, “Kristus” sendiri perlu datang untuk menyatakan kepada Sanherib bahwa tidak ada siapapun dan apapun yang ada di bumi ini yang dapat menggagalkan rencana Allah menghadirkan Mesias di muka bumi ini “Oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” Pernyataan tegas seperti ini yang keluar dari mulut Allah tidak pernah ditemukan lagi di dalam PL.

Nas ini menyatakan dengan jelas bahwa kasih Allah kepada dunia ini yang sudah dinyatakannya dengan memberikan Injil yang pertama (protoeuanggelion) di dalam Kej. 3:15 dan diteruskan kepada Daud dengan memberikan janji-Nya bahwa keturunan-Nya akan kokoh selama-lamanya (2 Sam. 7:13). Itulah sebabnya sangat penting bagi Pribadi Kedua Tritunggal untuk campur tangan “memagari kota ini untuk menyelamatkannya . . .” sehingga bangsa Israel terbebas dari krisis dahsyat yang melanda mereka.

Namun pertanyaannya, apa yang harus dilakukan agar kita dapat keluar dari krisis ini. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Allah tidak pernah menjanjikan bahwa orang Kristen akan terbebas dari krisis. Musa mengalami krisis selama 40 tahun di Midian, Elia mengalami krisis pribadi bahkan setelah memimpin KKR besar di Gunung Karmel, Daniel dan ketiga sahabatnya mengalami krisis demi krisis ketika hidup sebagai orang buangan di Babel. Para murid yang bersama dengan Sang Juruselamat selama 3,5 tahun tetap mengalami krisis di dalam hidup mereka.

Tiga hal yang terjadi di dalam pergumulan Hizkia harus juga dapat terjadi ketika kita menghadapi krisis. Pertama, Hizkia mengawali pergumulannya dengan sebuah kebangunan rohani di dalam Yerusalem ketika dia mengumumkan perkabungan sesuai dengan tradisi Israel (37:1). Selain itu alih-alih meminta bantuan kepada bangsa-bangsa lain seperti yang pernah dilakukan oleh pendahulunya, Hizkia datang kepada nabi Yesaya dan meminta pertolongan darinya (37:2). Puncak dari kebangunan rohani adalah ketika Hizkia menaikkan doa pengakuan dosa dan permohonan kepada Tuhan (37:16-21). Hal kedua yang Allah akan lakukan adalah menunjukkan kuasa-Nya kepada musuh-musuhnya. Hal ini terlihat ketika Dia berkata, “Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya” pada saat Sanherib sudah mengepung Yerusalem dan sepertinya tidak ada jalan

lain untuk menyelamatkan Yerusalem. Kuasa Allah dinyatakan dengan membunuh semua tentaranya dan memulangkan Sanherib ke Niniwe. Puncak dari karya Allah adalah ketika Dia menggenapi janji-Nya dengan menyelamatkan Hizkia yang adalah keturunan Daud sehingga rencana agung-Nya tidak akan terhalangi oleh siapapun.

Ketika kita berpikir bahwa krisis yang kita alami saat ini melampaui kekuatan dan kesabaran yang Tuhan berikan kepada kita, ingatlah bahwa ketika kita berserah kepada Tuhan maka Allah semesta alam akan campur tangan dalam kehidupan kita untuk menggenapi janji-Nya. Seperti yang Paulus tuliskan kepada jemaat di Korintus “ . . . pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Kor. 10:13).

Ketika kekuatan Tuhan tersebut datang, maka kekuatan yang Yesaya berikan kepada umat Israel akan juga menjadi kekuatan kita, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:31).

*)Ir. John H.L Serworwora, Ph.D adalah Direktur Lembaga

JENDELA TEOLOGI
Literatur Baptis
8
Editor: Phil Artha Senna

LESUKAH GEREJA

HADAPI KRISIS EKONOMI GLOBAL!

Seorang Pendeta dalam sebuah khotbah Minggu di akhir Oktober 2022 menyampaikan sesuatu. “Saat ini kita harus bersyukur, sering bersyukur, ada banyak orang yang kehilangan pekerjaannya. Bahkan ada jemaat menghubungi saya dan berkata, “Pdt, tolong saya beri pekerjaan. Nyapu halaman atau bersih-bersih ruangan di gereja juga saya mau”, Ini realitas yang terjadi saat ini,” tutur pendeta itu.

Rasanya apa yang disampaikan seorang pendeta dalam khotbahnya harus dimaknai dan diterima. Kondisi Indonesia belakangan ini tengah siap-siap. Jauh sebelum akhir tahun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan ada resesi ekonomi global di tahun 2023. Hal yang sama juga disinggung Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Dikatakannya, guncangan perekonomian dunia yang terjadi saat ini bukanlah “kaleng-kaleng.” Ekonomi sempat tertekan akibat pandemi Covid-19, namun ketika mulai terjadi pemulihan malah justru diperhadapkan guncangan akibat perang Rusia dan Ukraina.

Kini dunia sedang menghadapi krisis pangan dan energi, lonjakan inflasi, dan tren kenaikan suku bunga acuan yang

https://www.presidenri.go.id/foto

melemahkan perekonomian. Di sisi lain, dunia juga dihadapkan persoalan perubahan iklim yang berdampak pada perekonomian, khususnya pada produksi pangan. Oleh sebab itu, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) memiliki peranan penting untuk bisa meredam guncangan yang terjadi. Terlebih, guncangan ekonomi global diprediksi akan berlanjut di tahun depan, bahkan lembaga-lembaga internasional mengatakan bakal terjadinya resesi global di 2023.

Pengamat ekonomi Yustinus Prastowo ketika diminta pendapatnya soal ancaman ekonomi global, mengatakan bahwa IMF memperkirakan negara-negara yang menyumbang sepertiga ekonomi dunia mengalami kontraksi ekonomi, setidaknya dalam dua kuartal berturut-turut tahun ini atau tahun 2023.

“Tantangan ekonomi global ke depan perlu menjadi perhatian serius bagi Indonesia dan dunia, krisis energi dan pangan perlu diantisipasi dengan kewaspadaan yang tinggi. Namun, kita tetap optimis mampu mempertahankan stabilitas ekonomi negara mengingat tahun depan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di

LIPUTAN KHUSUS LIPUTAN KHUSUS
9

angka positif, kisaran 5%. Disusul dengan stabilitas ekonomi makro yang kian menguat dan ruang fiskal yang mencukupi,” katanya.

Yustinus juga menambahkan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi masih akan tumbuh lebih baik di tahun 2022. “Optimis bahwa ekonomi kita baik-baik sejalan dengan proyeksi yang dilakukan oleh lembaga internasional terkemuka seperti ADB (5,4%), IMF (5,3%), Bloomberg (5,2%), Bank Dunia (5,1%).

“Hal itu berkaca dari postur APBN 2023 yang optimistis dan waspada, target penerimaan perpajakan menembus angka Rp 2.000 T dan belanja produktif dan berkualitas mencapai Rp 3.000 T. Hal ini merupakan yang pertama kali dan mencerminkan kondisi ekonomi Indonesia yang kian bertumbuh meski di tengah risiko ketidakpastian ekonomi global yang meningkat,” tandasnya.

pola keuangan di keluarga secara optimal dengan bijak dalam spending and savings Sementara dari segi yang lebih luas, gereja mampu semakin mendorong upaya-upaya inklusif dan partisipatoris dalam mendukung ketahanan ekonomi setiap keluarga di masyarakat. Jaring kepedulian dan gotong royong dalam berbagai program baik dari Pemerintah maupun sektor swasta perlu dijaga dengan sebaik-baiknya. Kolaborasi antar elemen pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas ekonomi saat ini,’ ujarnya.

Yustinus berharap dengan semangat gerejawi yang kolaboratif dan partisipatoris ini mampu menghasilkan buah-buah kebaikan dan kebajikan bagi sesama sehingga tidak terdapat satu orang pun yang tertinggal.

Optimistis juga disampaikan Wilson Rajagukguk, Dosen Ekonomi Universitas Kristen Indonesia. Menurutnya dari sisi makro belum ditemukan adanya krisis ekonomi dunia skala besar saat ini. “Perang Ukraina vs Rusia hanya berdampak kecil bagi Indonesia. Untuk masyarakat 10% terbawah tampaknya ada masalah penghasilan atau ekonomi. Tetapi kita tidak punya data resmi. Sebagai akademisi tidak mudah menyatakan dan mendeskripsikan situasinya. Karena ekonom tidak menyebut istilah masyarakat kecil. Terminologi Pemerintah (Bappenas) masyarakat miskin,” ujarnya.

Tidak Perlu Lesu

Ketika dikaitkan dengan warga gereja dalam menghadapi situasi saat ini, Yustinus menyampaikan umat gereja menjadi yang tak terkecuali merasakan dampak dari krisis ekonomi global. Namun tidak perlu menjadi lesu menghadapinya.

“Dari segi mikro, keluarga di gereja dapat menjaga kesehatan finansial dengan memanfaatkan program sosial dari Pemerintah dengan baik dan mengatur

Wilson juga menambahkan, agar gereja berjalan saja seperti biasa. “Jika ditemukan ada yang mengalami kesulitan ekonomi ya ditolong memberi pekerjaan untuk Indonesia. Tidak ditemukan adanya gejala inflasi yang membahayakan (inflasi antara 8 s.d. 10% per tahun) itu baik karena inflasi merupakan

LIPUTAN KHUSUS
Wilson Rajagukguk
10
Yustinus Prastowo

salah satu alat ukur pertumbuhan. Tapi, jika inflasi tahunan di bawah 7% per tahun malah tidak baik,” tandasnya.

Di tengah ancaman krisis tersebut, September kemarin muncul berita posisi Indonesia dalam 10 besar negara yang ekonominya besar di seluruh dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) memasukan Indonesia ke dalam 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia dalam hal ada di peringkat ketujuh atau mengalahkan Inggris hingga Prancis. Adapun berdasarkan data Purchasing Power Parity (PPP) Indonesia ada di posisi ketujuh dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$ 4,1 triliun.

Kondisi Ekonomi Indonesia

Posisi yang ditempati Indonesia ini mengalahkan Inggris yang berada di urutan kedelapan dengan PDB sebesar US$3,8 triliun. Kemudian posisi kesembilan di tempati oleh Brazil dengan PDB sebesar US$3,7 triliun, dan Prancis di urutan 10 dengan PDB US$3,7 triliun.

Dengan dikeluarkan data dari IMF tersebut, Indonesia dinilai tidak berdampak dari krisis ekonomi global.

Meski catatan baik itu sudah keluar, Presiden Joko Widodo dalam pertemuan G20 di Bali, 15-16 November 2022 lalu, tetap mewanti-wanti sejumlah kepala negara untuk saling bekerja sama menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi dunia.

“Kami tidak punya pilihan lain. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk orangorang kita, tetapi juga untuk orang-orang di dunia,” kata Jokowi, seperti dikutip dari laman presidenri.go.id.

Jokowi juga mengatakan, dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa akibat berbagai krisis, mulai dari pandemi Covid-19, rivalitas yang menajam, hingga perang yang terjadi. Berbagai krisis tersebut berdampak terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan yang sangat dirasakan dunia, terutama negara berkembang. Sehingga negara-negara di dunia perlu samasama bertanggung jawab. Hal itu berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten. Bertanggung jawab juga berarti menciptakan

situasi win-win, bukan zero-sum.

“Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan mendatang,” ungkapnya.

“Kita seharusnya tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Presiden menyebut Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari pemilihan kepala desa pada tataran tingkat desa hingga ke pemilihan presiden. Untuk itu, Presiden mendorong agar G20 memiliki semangat dialog yang sama untuk menjembatani perbedaan.

“Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20,” tandasnya.

Pesan Presiden Jokowi saat pembukaan sejalan dengan apa yang disampaikan Wilson tadi bahwa secara makro belum ada indikasi Indonesia masuk dalam krisis ekonomi secara global. Namun Wilson sepakat bahwa Indonesia harus waspada dan berhati-hati menangani kondisi ekonomi saat ini.

Phil Artha Senna

LIPUTAN KHUSUS 11
Penulis:

Ketika pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, salah satu dampak yang cukup dirasakan adalah ekonomi. Gereja juga ikut merasakan dampak itu. Persembahan berkurang dan bujet program pelayanan dikurangi besarbesaran. Setelah hampir tiga tahun, perlahanlahan ekonomi pun mulai pulih, namun di akhir tahun 2022, seluruh dunia kembali diperhadapkan dengan krisis ekonomi global. Meski Indonesia tidak terdampak secara langsung, sedikit banyak ekonomi dalam negeri ini ikut terpengaruh, tak terkecuali gereja-gereja Baptis. Dikutip dari cnnindonesia.com, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10) silam mengatakan, negara berkembang juga mengalami kondisi relatif tertekan. Meskipun dalam situasi saat ini, negara berkembang, seperti Indonesia, India, Brazil, Meksiko relatif dalam situasi yang cukup baik.

Lalu, bagaimana gereja menghadapi situasi ini? Dapatkah gereja menjadi jawaban bagi dunia yang mengalami krisis?

“Gereja Tuhan didirikan dengan tujuan mempengaruhi dunia dengan kasih Kristus yang masuk ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Gereja dipanggil untuk menjadi teladan yang terlihat (terang) dan menjadi teladan yang dapat dirasakan di dalam kehidupan umum masyarakat (garam). Dengan pengertian itu, setiap gereja perlu menjadi jawaban bagi dunia yang mengalami krisis dan gejolak,” ujar Direktur Misi Asia Pacific Baptist Federatio, Pdt. Ardi Wiriadinata kepada Juniati dari SB

Menurut mantan gembala sidang Gereja Baptis Pertama, Bandung ini, gereja harus menjadi solusi. Solusi itu dapat terjadi apabila gereja (jemaat) dapat berbagi kehidupan; memberi makan apabila ada masyarakat sekitar kesulitan

makan, berbagi ilmu kepada yang membutuhkan keterampilan kerja, dan sebagainya.

Pdt. Ardi menambahkan bukan tanpa sebab hal itu harus dilakukan gereja, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi, kehilangan pekerjaan dan kesulitan ekonomi pun dari dulu dialami oleh beberapa jemaat, masalah keluarga dan lain-lain. “Tetapi ada juga jemaat yang memulai usaha baru, pekerjaan baru. Karena itu, ketika jemaat aktif dalam kelompok-kelompok kecil, seperti Sekolah Minggu, maka baik bantuan maupun saling tolong dapat terjadi dan lebih terpantau.”

Ketua Badan Pengurus Daerah Jawa Barat (BPD Jabar), Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI), LIPUTAN KHUSUS :
LIPUTAN KHUSUS 12
Pdt. Ardi Wiriadinata, Direktur APBF

Pdt. Sean Anwar Wijaya mengungkapkan, “Gereja melihat situasi untuk tahun 2023 suatu tantangan yang harus dihadapi meskipun kita belum tahu apa yg akan terjadi (ke depannya). (Meskipun) Dengan isu yang timbul untuk tahun 2023, mereka (jemaat) sempat sharing, namun bersyukur mereka senantiasa berharap pada Tuhan dan optimis menghadapinya meskipun belum tahu keadaan yg akan terjadi.”

“Kami tetap optimis untuk tahun 2023, yang (ter)utama adalah berpengharapan di dalam Kristus. Sebab semua terjadi tentunya atas seijin Tuhan,” tutur Gembala Sidang Gereja Baptis Efrata ini.

Sementara dalam lingkup BPD Jabar sendiri diungkapkan Pdt. Anwar, hal ini belum pernah dibahas namun menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam rapat-rapat mendatang guna menolong gereja-gereja Baptis di Bandung untuk dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat resesi tahun 2023.

Ia menambahkan, “Sebenarnya ekonomi yang sulit sekarang sudah terasa, di mana penjualan dan pembeli mulai menurun. Kenapa? Ya, karena orang-orang mulai terbiasa dengan kehidupan ketika Covid-19 ini, yaitu masak sendiri, bikin sendiri, jadi apa-apa sendiri gitu. Jadi otomatis, daya jual maupun daya belinya ya turun gitu, apalagi kayak makanan. Jadi pas resesi, buat ekonomi menengah ke bawah pasti terasa sekali.”

Menghadapi krisis ekonomi global diungkapkan anggota jemaat GBP ini, pasti ada rasa takut dan khawatir, apalagi anak-anak semakin besar dan sekolah pun semakin besar biayanya, pasti pengeluaran pun akan semakin banyak. Ada rasa was-was yang dirasakan dalam menghadapi resesi, tetapi kata Leni, kita percaya akan pemeliharaan Tuhan saja.

“Intinya kita percaya Tuhan yang memberikan kita kehidupan dan Tuhan juga yang memberikan kita berkat,” terangnya.

Pendapat yang lain juga diungkapkan salah satu karyawan Lembaga Pengembangan Pertanian Baptis (LPPB) Bengkulu, Santo. Ia mengatakan, “Di masa ketika pandemi Covid-19 terjadi, itu sangat berpengaruh buat keluarga kami, apalagi sempat dikurangi jam kerja sampai beberapa bulan dan kami harus mencukupkan gaji yang ada untuk semua kebutuhan rumah tangga. Kalau untuk menghadapi resesi, kami hanya bisa menjalani saja, apa yang akan terjadi nantinya semoga keluarga kami bisa menghadapinya. Kami percaya kasih Tuhan.”

Seorang anggota jemaat Leni Wahyuni yang adalah ibu rumah tangga mengaku merasakan penyertaan Tuhan. Saat pandemi Covid-19 ini, ia baru memulai membuka usaha catering dengan system open pre-order (PO). Ia merasakan bagaimana Tuhan memelihara di masa pandemi Covid melalui usaha cateringnya yang mencukupi kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok seharihari. Meski harus mengantar sendiri orderannya, Leni bersyukur atas pemeliharaan Tuhan yang dirasakannya.

“Catering ini mulainya saat Covid-19 pertengahan, jadi sampai hari ini puji Tuhan ada saja. Sebelumnya kita tidak melayani lewat open PO. Biasanya jika ada yang pesan, baru kami masak. Kalau sekarang, mulai Senin, Selasa, Rabu dan Kamis kita layani dengan open PO. Jadi, selama pandemi ini kami tidak terlalu mengalami kesulitan ekonomi yang parah banget, kesulitan pernah ada tetapi tidak yang parah banget,” ungkapnya

Dampak ekonomi masa pandemi Covid-19, menurut Santo, cukup banyak dirasakan masyarakat di Indonesia, apalagi masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membawa pengaruh cukup banyak pada dunia kerja sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jam kerja yang turut berpengaruh pada upah yang diterima.

Heru, anggota jemaat Gereja Baptis Indonesia (GBI) Sinar Kasih, Bengkulu juga mengungkapkan

LIPUTAN KHUSUS
Susanto bersama keluarga
13
GS Gereja Baptis Efrata, Pdt. Sean Anwar WIjaya

hal yang sama. “Awal pandemi Covid-19, sangat berpengaruh, selain aktivitas terbatas juga banyak orang yang menyimpan banyak bahan pokok, sehingga sempat agak panik, kami menyikapinya dengan cara berserah pada Tuhan. Selain itu juga karena tempat kerja hanya setengah hari, jadi dimanfaatkan untuk menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Sampai sekarang pun masih terasa juga dampak dari Covid-19, sulit untuk menjual hasil kebun karena inflasi, tetapi keluarga kami masih bersyukur walau pun tidak lebih tetapi masih bisa berjalan,” ungkapnya.

Heru menambahkan, “Untuk resesi seperti yang banyak diomongin sekarang ini, kalau keluarga kami tetap berserah pada Tuhan, melakukan apa yang bisa dikerjakan, seperti menanam sayuran, buah serta bumbu dapur untuk menekan pengeluaran. Kalau ada waktu memaksimalkan kebun, pintar mengatur keuangan supaya berhatihati untuk membelanjakan sesuai kebutuhan.”

Sebagai Direktur Misi Asia Pasifik (APBF), Pdt. Ardi pun mengungkapkan, langkah yang diambil APBF untuk menolong gereja Baptis di Asia Pasifik untuk dapat menghadapi krisis ekonomi global tahun 2023.

“Pemberdayaan gembala atau pemimpin gereja untuk menghadapi jemaat yang mengalami tekanan agar tetap memiliki kesehatan mental yang baik, seperti kami memiliki program pembelajaran mandiri online yang dapat diakses untuk membekali, bagaimana seorang pemimpin dapat mengerti, mawas, dan menolong seorang yang mengalami kedukaan/tekanan emosi,” katanya.

Selain itu menjaga hubungan dengan pihakpihak lainnya juga dilakukan. “Hubungan APBF memang secara langsung dengan konvensi/ denominasi dilakukan. Jadi sifatnya membuat jejaring antara gereja-gereja anggota, yang dapat saling menolong untuk berbagi berupa pelatihan, penguatan, dan sebagainya,” terangnya.

Karena itu, apabila terjadi krisis atau bencana, APBF melakukan penggalangan bantuan dari gereja atau organisasi anggota-anggota APBF dan bahkan Baptis Dunia.

Mantan Gembala Sidang GBP ini pun mengungkapkan dalam setiap kesulitan yang terjadi selalu ada kesempatan baru. Karena itu gereja harus bisa menjadi solusi bagi dunia dalam masyarakat.

“Gereja akan bersatu dan menggerakan setiap karunia yang Tuhan berikan kepada jemaat-Nya, dan memberdayakan untuk dapat menolong setiap kebutuhan yang ada. Kebutuhan yang ada di dalam jemaat, di keluarga atau kerabat jemaat, di masyarakat sekitar. Semua sejalan dalam tujuan gereja untuk menjadi agen transformasi di dunia ini. Dengan demikian akan ada banyak kesempatan untuk memberitakan dan menghidupi Injil Kristus,” tandasnya.

Bagaimana dengan gereja Anda? Jika resesi terjadi, siapkah kita sebagai gereja menjadi solusinya?

Memang tidak ada yang dapat memprediksi, seperti apa kehidupan kedepannya. Situasi atau kondisi seperti apa yang akan kita hadapi, ketika kekhawatiran mengambil peran lebih banyak, maka kita akan diliputi ketakutan, aku Heru.

“Kalau kita bersiap-siap menghadapi krisis, maka kita akan bertahan saja. Tetapi kalau kita bersiap-siap untuk menjawab dan menolong orang dalam krisis, maka kita akan bersikap dan bertindak “kita di atas krisis” sehingga kita dapat menolong orang yang di dalam krisis. Kita sebagai anak-anak Allah sudah diberikan harta yang paling berharga, yaitu keselamatan dalam jaminan hidup kekal bersama Allah; oleh karena itu, kita perlu berbagi apa yang kita miliki karena semua dari Allah,” tutur Pdt. Ardi.

Tidak hanya membantu warga jemaat saat pandemi dan krisis, tetapi jauh lebih besar membantu gereja-gereja terus dilakukan.

Penulis: Phil Arta Senna & Juniati
LIPUTAN KHUSUS 14
Heru Sutopo bersama keluarga

RESESI EKONOMI? SIAPA TAKUT

Akhir-akhir ini, resesi ekonomi menjadi salah satu topik hangat yang sering dibahas di kalangan masyarakat Indonesia. Berbagai informasi berseliweran di media massa dan jagat media sosial (medsos). Bahkan, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa Indonesia berpotensi mengalami resesi global. Kondisi seperti ini dapat membuat perdagangan melambat, bisnis menjadi lesu, tingkat pengangguran meningkat, harga barang naik yang membuat daya beli masyarakat turun, dan lain sebagainya.

Gentarkah menghadapi itu? Takutkah jika tidak mempersiapkan apa-apa? Sebaiknya tetap perlu waspada, khususnya dengan kondisi keuangan pribadi. Tidak perlu khawatir berlebihan, karena Indonesia masih bertahan sampai hari ini, meskipun sudah mengalami resesi pada 1998, 2008, dan bahkan 2020 lalu. Memang, banyak orang yang terkena imbasnya pada masa itu. Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan semua hal dengan baik.

Sekadar tahu, resesi ekonomi adalah kondisi penurunan PDB (Produk Domestik Bruto) atau pertumbuhan ekonomi nyata yang bernilai negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

grafik kembali), sebenarnya Indonesia masih dikatakan stabil dan mengalami pertumbuhan pada kuartal-kuartal ini. BPS mencatat bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,72% pada Kuartal III-2022.

Apa Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Keuangan Rumah Tangga? Resesi ekonomi merupakan masalah global, apakah keuangan rumah tangga akan terkena dampaknya secara langsung? Jawabannya, iya! Hal ini yang perlu kita waspadai, siapkan dan lebih bijak lagi dalam mengatur keuangan rumah tangga. Setidaknya ada 4 dampak resesi ekonomi terhadap keuangan rumah tangga, yaitu:

1. Kenaikan harga barang Resesi ekonomi dapat membuat harga jual barang mengalami kenaikan. Akibatnya, pengeluaran rumah tangga akan naik juga, namun tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan.

2. Pendapatan berkurang Akibat dari resesi ekonomi, kemungkinan pendapatan sebagian besar karyawan atau pekerja akan berkurang, bahkan bisa sampai terjadi PHK besar-besaran.

3. Bisnis terganggu Bisnis atau usaha yang sedang Anda jalankan mungkin juga akan terganggu dengan adanya resesi ekonomi. Hal ini terjadi karena daya beli masyarakat cenderung menurun dan menyebabkan keuntungan bisnis atau usaha menjadi lebih kecil daripada biasanya.

4. Risiko investasi tinggi

Dari grafik di atas, terlihat bahwa pada Kuartal II-2020 hingga Kuartal I-2021, Nilai PDB Indonesia negatif dalam empat kuartal berturut-turut. Artinya, Indonesia pun pernah mengalami resesi akibat Covid-19.

Berdasarkan pertumbuhan PDB (lihat

Jika memiliki dana di beberapa instrumen investasi, harap lebih berhati- hati dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan tingginya risiko investasi.

Tak ada salahnya untuk mempersiapkan dan mempraktikkan cara menghadapi

ARTIKEL
ARTIKEL
15

resesi ekonomi untuk keuangan pribadi, jika seandainya resesi ekonomi akan terjadi. Antara lain;

A. Jangan panik

Panik, takut atau khawatir yang berlebihan tidak akan mengatasi atau menyelesaikan masalah. Kita perlu tenang, sukacita, dan tetap memiliki pengharapan di dalam Tuhan, dalam setiap mengambil keputusan-keputusan penting saat mengatur keuangan, bahkan jangan sampai kita memperburuk keadaan ekonomi keluarga. Ingat, Amsal 17:22 berkata “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”

B. Evaluasi keuangan

Yuk, evaluasi kondisi keuangan pribadi atau keuangan rumah tangga dengan cara cek kesehatan keuangan secara rutin dan berkala. Caranya, bisa menggunakan kalkulator perencanaan keuangan yang tersedia di website ataupun aplikasi.

Setelah dievaluasi, maka akan terlihat kondisi keuangan Anda saat ini. Sehat atau belum sehat? Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki. Apakah Anda bisa mencapai tujuan keuangan dengan kemampuan keuangan saat ini? Atau, apakah Anda perlu menambah pemasukan?

Jika Anda memiliki utang, bagaimana langkah selanjutnya agar Anda bisa melunasinya? Bagaimana langkah selanjutnya agar Anda bisa mencapai tujuan keuangan Anda?

a. Mulai kumpulkan dana darurat sebesar 6x pendapatan bagi yang single, 9x pendapatan bagi yang sudah menikah, dan 12x pendapatan bagi yang sudah menikah dan memiliki anak. Dana darurat adalah dana yang sudah Anda cadangkan atau persiapkan terpisah untuk kebutuhan mendadak, seperti kehilangan pekerjaan, rotasi jabatan, biaya pengobatan (rawat jalan), perbaikan rumah atau kebutuhan lainnya. Contoh nyata dana darurat dibutuhkan adalah saat pandemi Covid-19, banyak orang yang kehilangan penghasilan.

b. Berjuang untuk melunasi utang sampai batas wajar, sebisa mungkin hingga Anda tidak memiliki utang lagi. Batas maksimal yang diperbolehkan saat mengambil utang, yaitu 20% dari pemasukan bulanan untuk utang produktif dan 15% dari pemasukan bulanan untuk utang konsumtif.

c. Miliki proteksi dengan asuransi untuk melindungi diri saat risiko kehidupan terjadi (misalnya rawat inap di rumah sakit, sakit kritis bahkan meninggal dunia).

4. Tambah pendapatan

Coba evaluasi kembali arus kas bulanan Anda, apakah Anda perlu menambah sumber pendapatan baru? Ya, mungkin saja. Anda bisa mencari peluang side hustle (pekerjaan sampingan) untuk menambah pendapatan bulanan Anda.

Cari dan sesuaikan kembali pekerjaan sampingan tersebut dengan skill dan waktu luang Anda. Setelah pendapatan bulanan Anda naik, usahakan agar tetap menjaga pengeluaran Anda. Fenomena yang sering saya temukan dalam membantu mengatur keuangan klien adalah pendapatan naik, pengeluaran pun ikut naik. Ini yang perlu kita hindari! Jika pendapatan naik dan pengeluaran tetap, Anda memiliki dana lebih yang bisa ditabung atau diinvestasikan. Misalnya, Anda bisa mulai mengumpulkan dana darurat dari pendapatan pekerjaan sampingan.

5. Cek portofolio investasi

Bagi Anda yang memiliki investasi, sebaiknya Anda perlu mengecek secara rutin dan berkala mengenai portofolio investasi Anda. Sebaiknya, Anda mengatur, mengantisipasi, mencegah dan meminimalisasi risiko investasi yang mungkin akan terjadi.

Selain itu, dalam kondisi yang tidak menentu, Anda perlu bijak memilih instrumen investasi. Jangan pilih instrumen investasi yang terlalu berisiko, Anda bisa memilih logam mulia atau mata uang asing USD yang sudah terbukti (proven) dalam menghadapi resesi pada masa-masa sebelumnya.

Demikian langkah antisipasi saat terjadi resesi ekonomi serta 5 cara bijak mengatasinya. Tidak ada salahnya, kita selalu berjaga-jaga dalam menghadapi keadaan yang tidak menentu. Selamat mengelola dan mengatur dengan bijak berkat-Nya.

Sumber

ARTIKEL 16
Referensi: ◊ https://tradingeconomics.com/indonesia/ gdp-growth-annual ◊ https://www.cnbcindonesia.com news/20221107094109-4-385602/antiresesi-ekonomi-indonesia-kuartal-iii2022-tumbuh-572 *)Penulis adalah praktisi perencanaan keuangan dari Certified Financial Planner (CFP) Editor: Phil Artha Senna

LIPUTAN PERSEKUTUAN PERMATA TUHAN

BERSAMA KRISTUS AKU BISA

*)Susie Wiriadinata

Bermula dari sering kumpul karena kerinduan untuk bersekutu janda-janda pendeta sehingga terbesit ide untuk membuat wadah karena itu terbentuklah sebuah WhatsApp (WA) Grup yang beranggotakan sekitar 70 orang. Melalui WA grup itulah, usulan nama “Permata Tuhan” muncul. Maka terbentuklah “Permata Tuhan.” Banyak orang bertanya, “Permata Tuhan” kepanjangan dari apa? Dengan pengertian, meski kami adalah ibu-ibu pendeta yang sudah tidak bersuami, namun kami adalah orang-orang yang berharga di hadapan Tuhan dan dikasihi-Nya.

Setelah WA Grup terbentuk, Susan Wiriadinata - yang biasa dipanggil ibu Susie - istri almarhum (alm.) Pdt. Eddy Wiriadinata, dan Puji Rahayu, istri alm. Pdt. Agus Sunaryo, mengambil inisiatif untuk mengkoordinir komunitas janda-janda Pendeta Baptis Indonesia. Lalu, Susan diminta untuk menjadi koordinator dan Puji menjadi sekretaris merangkap bendahara. Tujuannya, menampung curhat dan memperhatikan kebutuhan para janda-janda Hamba Tuhan, mengingat dalam kepengurusan GGBI belum ada wadahnya.

Sebagai informasi, bentuk memperhatikan para janda pendeta (japen) yang kebanyakan menerima uang pensiun yang sangat rendah, ketika kami ada berkat, maka kami berbagi dengan sesama. Meski jumlahnya tidak besar - namun cukup untuk membeli sembako, atau kadang menambah uang sekolah anak. Bentuk inilah yang dirasakan oleh para japen, mereka merasa “ada yang memperhatikan dan tidak sendirian.” Meski secara rohani menaruh harapan dan bergantung pada Tuhan yang Mahakasih dan memelihara kami.

Di WAG itu, isinya beragam. Kami sering bercanda, saling mendoakan, saling sharing dan berbagi info lainnya.

Sejak pandemi Covid-19 melanda, dua minggu sekali kami mengadakan persekutuan doa dan sharing secara online. Kerinduan anggota japen untuk berkumpul dan bersekutu secara tatap muka semakin besar. Karena itu sejumlah anggota

mencetuskan gagasan agar dapat bersekutu tatap muka sehingga dapat berbagi rasa.

Untuk merealisasikan hal itu, kami menggandeng pengurus Persekutuan Istri Pendeta Baptis Indonesia Gabungan Gereja Baptis Indonesia Badan Pengurus Daerah (PERSIBPBI BPD) Semarang dan memohon bantuannya untuk dapat mengadakan persekutuan Permata Tuhan yang pertama kali pada 4-5 Januari 2020 di Griya Paseban Semarang. Gayung bersambut, persekutuan berjalan sukses dan dihadiri 33 peserta dari sekitar 55 japen saat itu. Ketua Badan Pengurus Nasional (BPN) GGBI Pdt. Wartono didampingi istri, Ketua Departemen Kependetaan Pdt. Stefanus Ngatimin ikut hadir dalam acara itu. Bahkan Ketua PERSIPBI Nasional, ibu Kadar Iswari ikut mendukung.

Ada kerinduan besar dari Permata Tuhan untuk dapat kembali bersekutu. Karena itu, kami mendoakan untuk bisa kembali bersekutu secara tatap muka. Tuhan menjawab kerinduan Permata Tuhan, persekutuan yang kedua dilaksanakan tanggal 8-10 Oktober 2022 lalu, bekerjasama dengan Ketua PERSIPBBI Nasional Ruth Endang dan Ketua PERSIPBI BPD Jawa Barat, Obed Srisayekti dapat terlaksana. Dilaksanakan di Gereja Baptis Pertama Bandung serta dihadiri sekitar 40 orang peserta dari berbagai daerah yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan dan Ambon serta dari Sumatera pun turut hadir.

Tentu saja hal ini menjadi luar biasa karena partisipasi dan dukungan gereja-gereja, BPDBPD, BPN GGBI maupun perorangan sehingga persekutuan kedua itu dapat terlaksana dengan baik.

Dukungan dari keluarga pendeta di Bandung serta Lembaga Literatur Baptis (LLB), yang menyediakan rumah penginapan di Bandung dan kendaraan sehingga dapat digunakan untuk mengantar jemput peserta.

Kami sebagai pengurus sungguh terharu. Khususnya, Gereja Baptis Pertama (GBP) Bandung

LIPUTAN
17
Foto bersama peserta Persekutuan Permata Tuhan

yang menyediakan tempat pertemuan dan seluruh acara, kecuali tempat rekreasi. bahkan untuk konsumsi, disediakan ibu-ibu Gereja Baptis Pertama.

Panitia yang terdiri dari ibu Susie, ibu Puji, ibu Hanny, ibu Theresia dan ibu Maria Matris dan dibantu oleh ibu Ruth serta ibu Obed yang telah bekerja keras dan sangat memperhatikan para peserta. Tak hanya itu, tetapi juga mengusahakan agar para peserta semua sejahtera dan menikmati persekutuan yang sangat mengesankan.

Para peserta datang dengan satu koper dan pulang membawa dua koper karena banyaknya hadiah dari Bandung dan Sukabumi. Ada 2 buah handuk, sebuah mangkuk, dua kaos seragam, pakaian, souvenir, dompet dan angpao dan masih banyak lagi berkat Tuhan yang dapat dibawa pulang tidak hanya berkat jasmani tetapi juga berkat rohani.

Firman Tuhan dalam ibadah pembukaan disampaikan ketua Kependetaan BPD Jabar, Pdt. Isriyanto. Sementara dalam Ibadah penutup dilayani Ruth Endang (Ketua PERSIPBI Nasional) dan tim musik oleh Persekutuan Anak Pendeta (PENATA) BPD Jabar. Selain ibadah, juga diberikan pembekalan seperti membuat kue sus oleh Susan Wiriadinata dan menggunting rambut oleh Rosita Tarigan sebagai sarana PI, atau jembatan penjangkauan jiwa juga sebagai pembekalan untuk entrepreneur dan pelayanan. Respons peserta membahagiakan karena acara dikemas dengan games atau permainan yang dipimpin Monica Maufa, juga saat sharing serta talent show

Seluruh peserta yang rata-rata berusia 70 tahun ke atas larut dalam suasana tawa dan canda, karena melihat tingkah nenek-nenek yang funky berkacamata hitam besar dan bertopi sport dengan gaya anak-anak remaja sambil bergoyang-goyang. “Seperti Grup Korea BTS,” kata Pdm. Adi Dharma yang juga bertugas menjadi fotografer. Dikomentari seperti itu karena ibu-ibu lansia mengucapkan yel-yel dengan huruf Baptis yang disingkat menjadi BTS.

Peserta dibagi dalam kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 10 orang, sesuai kelompok umur, Ibu-ibu berusia 55 tahun ke bawah menampilkan gubahan lagu dengan syair yang mereka buat sendiri. Ibu-ibu yang berusia 56 tahun – 60 tahun menampilkan drama atas pemeliharaan Tuhan. Kelompok usia 60 tahun – 70 tahun menampilkan drama musikal Andeande Lumut, dan kelompok Usia 70 tahun ke atas menampilkan gerak dan lagu

Tak hanya di dalam ruangan, pada hari terakhir, yaitu 10 Oktober, para peserta yang ditemani sejumlah istri pendeta dan beberapa kaum bapak mengajak peserta untuk menikmati alam di Bandung, yakni mengunjungi Taman Begonia dan Floating Market.

Walaupun pada perjalanan menuju Bandung, Kereta Api (KA) terhambat oleh longsor, sehingga perjalanan dari Surabaya, Kediri, Yogya dan Solo ke Bandung menjadi 24 jam, peserta tetap segar dan enjoy serta sehat.

Ibu-ibu 70th ke atas mendapat bingkisan dari GBP dan angpao dari panitia

Tuhan selalu ikut campur dalam kehidupan para ibu-ibu yang sudah tak bersuami ini, dan terlaksananya persekutuan yang penuh berkat melimpah. Kami teringat ayat tema dari Filipi 4:12-15: “BERSAMA KRISTUS AKU BISA.” Seperti Rasul Paulus yang mengucapkan terima kasih atas bantuan jemaat di Filipi, saya sebagai ketua panitia juga ingin mengutip ayat 15, “Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesukaranku.”

Bersama ibu-ibu Permata Tuhan kami menghayati Filipi 4:12-13, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia/Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.”

Karena segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, maka untuk Dialah Kemuliaan. Saya mewakili segenap panitia dan peserta mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga persekutuan ini dapat terlaksana dan berhasil serta berkelimpahan berkat-Nya. Kiranya Allah Bapa kita dalam Kristus Yesus akan membalas kebaikan Ibu/Bapak/Saudara sebagai ibadah yang murni ini (Yak. 1:27).

*)Penulis adalah Koordinator Permata Tuhan yang tinggal di Sukabumi, Jawa Barat Editor: Philip & Juniati Ibu Susie Wiriadinata. Belajar membuat kue sus sebagai sarana PI
LIPUTAN 18

Artikel Teologi

TUGAS UTAMA SEORANG PENDETA

Panggilan Utama

Khotbah adalah sentral dalam pelayanan setiap pendeta karena itu adalah panggilan utamanya. Kita diajarkan secara eksplisit oleh Rasul Paulus ketika ia berbicara kepada Timotius, “Beritakanlah Firman, Beritakanlah Firman.”

Kita juga diminta untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh diri dan ajaran kita. Paulus mengatakan kepada Titus, “Beritakanlah Firman dengan segala kewibawaan dan janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.”

Kita memiliki satu tugas utama yaitu untuk menyampaikan Firman Allah dan menyebarkannya kepada umat Allah dan kemudian kepada dunia. Kita, di atas segala sesuatunya, adalah pengkhotbah. Pada faktanya, ketika Anda melihat kualifikasi pendeta yang ada dalam I Timotius 3 atau Titus 1, hanya ada satu keahlian -ada banyak kualifikasi karakter- tetapi hanya ada satu keahlian, dan itu adalah kemampuan mengajar. Kita utamanya adalah pengajar dan pemberita Firman Allah.

Dan untuk menambah fokus terhadap

hal ini, ingatlah bahwa Paulus pernah berkata kepada jemaat di Korintus bahwa pemberitaan tentang Salib bagi dunia ini --bagi orang-orang yang belum mengenal Allah, bagi orang-orang yang akan binasa-- adalah sebuah kebodohan, tetapi bagi mereka yang akan diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah yang membawa keselamatan.

Jadi kita di atas segala sesuatunya, adalah pengkhotbah - bukan tentang ide kita sendiri, bukan pengkhotbah tentang pandangan kita sendiri, bukan pengkhotbah yang hanya mengatakan apa yang orang-orang ingin dengar. Kita bukan menggelitik telinga. Kita memberitakan Firman Tuhan siap atau tidak siap waktunya. Kita mengingatkan, kita menegur, kita memberi instruksi dengan ketekunan dan panjang sabar. Anda bahkan tidak bisa menyebut diri Anda seorang pendeta, seorang gembala, atau seorang penatua kecuali jika Anda memberitakan Firman Allah.

“Khotbah adalah sentral bagi pelayanan Pendeta karena itu adalah hal yang paling utama dalam panggilan kita.”

*)John MacArthur
ARTIKEL TEOLOGI 19

Membawa Firman Allah ke Segala Tempat

Salah satu cara pandang lainnya untuk melihat hal ini adalah bahwa Kristus Kepala Gereja-hal ini jelas di dalam Kitab Suci. Ia adalah kepala dari gereja dan Ia menjalankan jabatan-Nya sebagai Kepala Gereja atau kepemimpinan-Nya dengan Firman-Nya. Ia berbicara kepada gereja-Nya dan Ia berbicara melalui Kitab Suci. Bagaimana Ia bisa didengar oleh gereja-Nya kecuali jika para gembala menyampaikan FirmanNya kepada umat-Nya dan kemudian menyampaikan Firman-Nya kepada dunia?

Dan kemudian ada orang akan berkata, “Baiklah, mengapa saya seorang ekspositor?” Saya katakan, “Apa lagi yang harus saya katakan?” Jika saya tidak menyatakan kepada mereka apa yang Tuhan, Pemilik Gereja sampaikan kepada jemaat, maka saya tidak mampu memenuhi panggilan saya sama sekali. Ini bukan tentang saya, saya bukan pahlawan dari cerita saya sendiri. Saya tidak punya sesuatu untuk dikatakan, pendapat saya tidak terlalu perlu. Allah telah berbicara dalam Firman-Nya dan tugas kita adalah memberikannya kepada umat Allah dan kepada dunia seluruh nasihat Allah, untuk menyatakan seluruh penyataan kehendak Allah.

Jadi, yang pertama dan terutama, kita adalah pemberita Firman Allah. Sekarang kita sedang menindaklanjutinya, sebagaimana yang dilakukan Paulus, dengan berkhotbah di depan publik. Paulus mengatakan dalam Kisah Rasul 20, ia pergi dari rumah ke rumah. Kita juga membawa Firman Tuhan ke atas mimbar dan kita juga membawanya ke dalam kehidupan. Kita sedang terus mengajar dan memproklamasikan Firman Allah bahkan sampai ke dalam relasi pribadi kita ketika kita menggembalakan orang-orang pada level yang lebih pribadi.

John MacArthur adalah pendetapengajar dari Gereja Grace Community di Sun Valley, California, di mana dia melayani sejak 1969. Ia dikenal di seluruh dunia melalui khotbah ekspositori ayat demi ayat dan pelayanan mimbarnya melalui program radio tiap hari, Grace to You. Ia juga menulis dan menjadi editor untuk ratusan buku dan buku panduan pengajaran. MacArthur adalah seorang emeritus konselor dari The Master’s Seminary dan Master’s University. Ia dan istrinya, Patricia, tinggal di California Selatan dan memiliki empat orang anak yang sudah dewasa.

Artikel ini merupakan hasil kerjasama LLB dengan The MacArthur Academy International Editor: Juniati
ARTIKEL TEOLOGI 20

Artikel Teologi

Allah Roh Kudus, Doa dan Khotbah

Saya memiliki sebuah keyakinan yang terus bertumbuh dan hal itu bahwa, kebutuhan terbesar gereja saat ini adalah karya Roh Kudus yang segar dan tahan lama. Keyakinan ini, bagi saya setidaknya, bukan hanya tentang kebutuhan gereja akan Roh Kudus yang turun dan membawa kebangkitan atau memampukan kita. Melainkan, keyakinan ini terkait kebutuhan kita agar Ia menyatakan kuasa pemerintahan Yesus Kristus baik bagi banyak orang maupun bagi kita sendiri.

Jika, seperti saya, keyakinan ini menyentuh hati dan pikiran Anda dengan kekuatan dan energi yang dibaharui, ada baiknya bertanya: Bagaimana kita tahu bahwa keyakinan ini benar-benar telah berdiam di dalam diri kita? Apa bukti-bukti bahwa kita sungguhsungguh memeluk keyakinan ini?

Sebuah Komitmen untuk Berdoa

Akhir-akhir ini, saya telah merenungkan pertanyaan-pertanyaan semacam ini, dan memikirkan setidaknya dua tanda yang dapat diamati.

Pertama, keyakinan ini benar-benar kita yakini ketika ada sebuah komitmen untuk berdoa; pribadi yang berdoa “bisa memahaminya”. Faktanya, saya tergoda untuk mengatakan bahwa hanya mereka

yang secara teratur datang kepada Tuhan dalam doa adalah orang-orang yang sungguh-sungguh memiliki keyakinan ini. Karena melalui doa-doa mereka, mereka mendemonstrasikan sebuah iman bahwa Allah sendiri, di dalam dan melalui karya Roh Kudus, mampu untuk menyelesaikan pekerjaan regenerasi ini. Jika kita bukan pendoa, ini mengindikasikan bahwa kita masih berpikir bahwa kitalah yang bisa membuat pekerjaan ini selesai.

Sekarang, jika saya benar, bahwa, jika doa adalah sebuah bukti manifestasi keyakinan kita, maka orang-orang yang merindukan Allah melakukan pekerjaan Injil yang segar dalam keseharian mereka, merupakan orang-orang yang berdoa.

Menariknya, dalam sebuah titik penentuan di Injil Lukas, koneksi dinamis tersebut terjadi. Setidaknya ada empat peristiwa orang-orang mengenal siapa Yesus yang sesungguhnya, dekat kaitannya dengan pribadi yang berdoa:

1. Tepat sebelum Petrus mengenali Yesus sebagai Kristus, Yesus berdoa sendirian (9:18-20)

2. Petrus, Yohanes, dan Yakobus pergi ke atas gunung untuk berdoa, dan kemudian suara Allah datang dari Sorga untuk menyingkapkan bukan hanya siapa Yesus, tetapi juga apa yang murid-

ARTIKEL TEOLOGI 21

murid-Nya harus lakukan dalam terang pengetahuan ini (9:28-36)

3. Pada waktu pembaptisan-Nya, Yesus berdoa ketika Sorga terbuka dan Roh Kudus turun dan sebuah suara dari langit meneguhkan Yesus adalah Anak Allah (3:21-22)

4. Orang-orang kudus yang lanjut usia, Simeon dan Hana, mengenali siapa Yesus yang sesungguhnya melalui pelayanan Roh Kudus dan dalam konteks sederhana dalam mempersembahkan doa-doa rutin.

Keempat sketsa ini penting. Dan hal-hal ini diberikan kepada kita, saya percaya, dalam rancangan Tuhan. Mereka mengajarkan kepada kita bahwa orang-orang yang datang kepada Kristus dan mulai mengikut Dia, mereka melakukannya demikian melalui pekerjaan Roh Kudus yang segar dan berkelanjutan--dan itu terjadi, melalui doa.

Ketika kita secara sungguh-sungguh memeluk keyakinan tentang kebutuhan kita akan Roh, kita memberikan diri kita pada pelayanan doa.

Sebuah Komitmen pada Eksposisi Alkitabiah

Kedua, ketika keyakinan akan pelayanan Roh Kudus yang segar dan tahan lama kita yakini, doa bukanlah satu-satunya hal yang harus ada. Sebuah komitmen pada eksposisi alkitabiah juga akan muncul.

Ketika gereja dipulihkan, muncul sebuah kebutuhan besar dirasakan, jemaat dan pengkhotbah akan sama-sama lapar pada paparan proklamasi Firman Tuhan yang sederhana dan segar. Dengan kata lain, seorang yang pendoa adalah juga orang yang memberi dirinya pada teks alkitabiah, dan ini karena sebuah kebutuhan.

Roh Kudus dan Khotbah Bekerja Bersama

Sekarang saya menyadari, bagi banyak pembaca, hubungan antara keyakinan kita akan Roh Kudus dan Khotbah bukanlah sesuatu yang mudah dipahami. Bahkan, banyak di antara kita sudah dituntunsecara keliru-untuk percaya bahwa kita

harus memilih antara komitmen kepada Roh Kudus atau komitmen kepada Firman Allah. Seseorang dapat berusaha mendapatkan pengakuan dari teman-temannya di jalan (street cred) atau mencari kedewasaan rohani, tetapi tidak mungkin untuk mendapatkan keduanya.

Orang-orang yang sama ini yang membuat kita percaya bahwa seseorang hadir pada sebuah “gereja yang dipimpin Roh” atau sebuah “gereja yang berpusatkan pada Firman” tetapi seseorang tidak bisa menghadiri keduanya. Hikmat kuno ini telah begitu tertanam dalam diri kita. Tetapi adalah gagasan yang salah berpikir bahwa seseorang harus memilih antara relevansi kita dalam hidup bertetangga, atau relevansi kita dengan orang-orang yang sudah percaya.

Terus terang saya merasa tumpul dengan semua ini. Saya lelah dengan orang-orang yang membingkai diskusi sepanjang garisgaris ini, seolah-olah Roh dan Firman bertentangan satu dengan yang lain. Dikotomi ini adalah salah-dan sekarang waktunya belajar menghentikannya.

Sebaliknya argumen saya adalah pribadi yang mengenali kebutuhan gereja akan karya pelayanan Roh yang segar dan tahan lama adalah pribadi yang juga mengabdikan dirinya bukan hanya kepada doa tetapi juga kepada eksposisi yang alkitabiah. Hal ini karena pelayanan Roh Kudus akan selalu terkait secara dinamis dengan pelayanan Firman.

Melihat pada Kitab Suci Sebagai Teladan Kita

Satu teks, meskipun ada banyak teks yang bisa dipilih, adalah cukup untuk mengilustrasikan poin ini. Lihatlah pada Ibrani 3, khususnya ayat 7, yang mulai dengan cara ini, “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus,… Dua kejutan yang indah terdapat pada lima kata-kata ini. Pertama, perhatikan, penulis mengacu kepada Roh Kudus sebagai sumber kepenulisan ketika ia mengutip Mazmur 95. Ini sangat menarik, dan kami sengaja ingin memperhatikannya. Penulis kitab Ibrani tidak mengatakan “Seperti yang dikatakan Alkitab,” atau, “Seperti yang dikatakan Pemazmur,” atau bahkan “Seperti yang dikatakan Kitab Suci,”

ARTIKEL TEOLOGI 22

Hal signifikan tentang hal ini adalah penting: Jika Anda ingin mendengar suara dari Roh Kudus, Anda akan menemukannya secara dinamis terkait dengan teks Alkitab. Artinya, Roh Kudus sudah hadir sebagai sumber penulisan, dalam kata-kata yang sudah ditetapkan di Kitab Suci jauh di zaman sebelumnya. Saya pikir ini mirip dengan yang dikatakan oleh John Piper dalam cuitan di twitter, “Jika Anda ingin mendengar Allah berbicara kepadamu hari ini, tutup pintu, dan bacalah Alkitabmu dengan suara keras.” Saya sependapat. Firman Allah adalah suara Roh Kudus. Oleh karena itu, keyakinan kita bahwa kebutuhan besar gereja adalah pekerjaan Roh Kudus yang segar dan tahan lama berarti, keluar dari kebutuhan, sebuah komitmen yang setara juga dibuat untuk eksposisi Alkitabiah.

Kejutan kedua dalam Ibrani 3:7 adalah satu dari tata Bahasa, kata kerja yang digunakan adalah “present tense”! (bentuk kata kerja yang sedang berlangsung sekarang). Ini dibaca, “Seperti yang dikatakan Roh Kudus…” Signifikansi dari hal ini tidak boleh kita lewatkan. Mazmur 95, yang pada awalnya diberikan kepada orang-orang kuno yang hidup di jaman yang sangat berbeda, kemudian dikatakan sebagai Firman Allah yang hadir dan hidup bagi orang-orang di generasi yang jauh kemudian-dan kebenaran yang sama juga bagi kita hari ini. Ibrani 3:7 membangun relasi yang terus berjalan dan dinamis antara pekerjaan Roh Kudus di masa sekarang dengan Firman Allah yang dijelaskan.

Kesimpulan

Dan sekarang Anda memahaminya. Sebuah keyakinan akan pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus sangat diperlukan, dan kita akan tahu bahwa keyakinan itu telah menyatu dalam tulang dan sumsum kita ketika komitmen untuk berdoa dan berkhotbah hadir juga.

Akhir-akhir ini, keyakinan ini telah meresap dalam jiwa saya dengan kekuatan dan vitalitas yang baru. Saya tahu hal ini adalah otentik karena doa dan khotbah telah memberikan efek praktis yang semak.

Artikel ini merupakan hasil Kerjasama LLB dengan 9Marks International Editor: Juniati

ARTIKEL TEOLOGI 23

Takjub akan Allah

Pernahkah Anda bertanya: Mengapa Dia menciptakan dunia yang kemudian menjadi dunia seperti sekarang ini? Dunia yang jatuh dalam dosa? Dunia yang mengganti kemuliaanNya dengan kemuliaan gambaran serupa yang fana? Mengapa dia mengizinkan, menuntun dan menopang dunia yang seperti itu?

John Piper dalam bukunya yang berjudul “Takjub akan Allah” (Astonished by God) memberikan ringkasan sepuluh kebenaran yang menjungkirbalikkan dunia. Ini merupakan seri khotbah dalam masa akhir penggembalaannya di Gereja Baptis Betlehem, di pusat Kota Minneapolis.

Setiap hari adalah permulaan baru dari sisa kehidupan kita. Kita tidak terikat pada masa lalu, jika kita berpaling kepada Tuhan Yesus dan memercayai pengajaran-Nya. Tidak ada satupun yang mengikat, jika kita takjub akan Allah dan mengetahui kebenaran yang memerdekakan. Allah Tritunggal senang menunjukkan Diri-Nya dalam kuasa kemurahan hati, di mana orangorang dibuat terpesona oleh fakta bahwa Dia Allah.

Sepuluh kebenaran yang diangkat dalam buku ini sudah lebih dulu menjungkirbalikkan dunia John Piper, kemudian gerejanya dan akan terus berlanjut ke seluruh dunia seiring dengan Injil Kristus diberitakan semakin jauh dan semakin dalam. Menebarkan semangat akan supremasi Allah dalam segala hal menjadi tujuan utama buku ini dengan sasaran untuk membangkitkan dan menguatkan suatu keyakinan yang kokoh di dalam diri kita, di mana penekanannya bukan pada hal-hal besar yang telah Allah lakukan, melainkan pada hal-hal yang lebih dahsyat yang akan Allah lakukan. Demi mengharapkan halhal yang lebih hebat di masa yang akan datang, daripada terlena dengan hal-hal hebat yang terjadi di masa lalu.

Dia adalah Allah sebagai kebenaran pertama yang dibahas penulis. Tidak ada yang lebih mendasar maupun lebih utama selain fakta bahwa Dia adalah Allah seperti yang ditekankan dalam Keluaran 3:13-15. Selanjutnya penulis memaparkan mengenai kemuliaan Allah, yang akan menolong kita untuk melihat apakah kemuliaan kasih

karunia adalah berita termanis bagi jiwa Anda yang bersalah? Apakah kemuliaan Allah adalah harta karun paling berharga yang cemerlang di cakrawala masa depan Anda? Seperti yang dikatakan Paulus dalam Roma 5:2, “Kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”

Bagian ketiga membahas mengenai Hedonisme Kristen. Bagian ini mengupas secara jelas sebuah masalah yang perlu diselesaikan terkait dengan kemuliaan Allah serta apa yang kita sebut sebagai Hedonisme Kristen adalah solusi bagi masalah tersebut. Anda juga akan menemukan delapan alasan untuk mencari kepuasan di dalam Allah. Ini adalah sebuah keharusan bukan sebaiknya. Memaksimalkan kepuasan di dalam Allah bukan dalam berbagai pemberian-Nya betapa pun baiknya hal itu.

Selain tiga prinsip inti di atas, masih ada tujuh prinsip inti lainnya yang dibahas dalam buku ini, yaitu: Kedaulatan Allah, Injil tentang Allah di dalam Kristus, Panggilan untuk Misi Global, Menjalani Kehidupan Kristen, Ketekunan Orang-Orang Kudus, Pria dan Wanita Menurut Alkitab, Berduka namun Selalu Bersukacita

Pesan-pesan ini berorientasi ke masa depan. Pesan-pesan tersebut untuk menjalani kehidupan hari ini dan hari esok.

Marilah lihat pribadi, gereja dan lingkungan kita. Sudahkah kita takjub akan Allah? Izinkan buku ini menjadi berkat bagi Anda, Gereja Anda dan Dunia.

Selamat membaca!

(Astonished by God)
RESENSI BUKU
RESENSI 24
Penulis: Juniati Editor: Trisanti Karolina Napitu

Twelve Ordinary Men

(Dua Belas Orang Biasa)

Semakin baik kualitas diri seseorang, semakin besar peluang kesuksesan di masa mendatang. Tak dapat dipungkiri, hal ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah dalam dunia sekarang ini. Seorang pemimpin pada salah satu bagian terpenting akan memperhatikan kualitas dari calon pekerja yang akan dipekerjakan. Tidak ada seorang pemimpin pun yang ingin mencari pekerja dengan kualitas buruk, entahkah dari latar belakang, kepribadian, karakter ataupun keahliannya.

Namun, Yesus adalah Pemimpin yang berbeda dengan standar pemilihan yang berbeda pula.

Buku Twelve Ordinary Men (Dua Belas Orang Biasa) yang ditulis oleh John MacArthur dan diterbitkan Lembaga Literatur Baptis, mengupas kisah transformasi dua belas orang biasa (Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Natanael, Matius, Tomas, Yakobus, Simon orang Zelot, Yudas bukan Iskariot dan Yudas Iskariot) yang dipilih Yesus menjadi orang-orang yang luar biasa. Buku ini tidak meniadakan Yudas Iskariot, yang kisah tragis hidupnya menjadi pelajaran penting dari respons manusia akan kesabaran Allah.

Mereka tidak unggul karena bakat alami atau kemampuan intelektual apa pun. Sebaliknya, mereka semua sangat rentan terhadap kesalahan, keliru berkata-kata, salah bersikap, kurang beriman, dan mengalami kegagalan getir yang justru paling sering dilakukan oleh pemimpin kelompok mereka, Petrus. Bahkan Yesus mengatakan bahwa mereka lamban dalam hal belajar dan bodoh secara spiritual (Lukas 24:25).

Orang-orang biasa sama seperti Anda dan saya menjadi alat yang melaluinya pesan Kristus dibawa sampai ke ujung bumi. Pemilihan dua belas rasul oleh Yesus adalah sebuah tonggak penting dalam sejarah Injil. Tuhan senang memakai sarana yang biasa seperti itu, “Dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah” (1 Korintus 1:27-29).

Bagian pertama, MacArthur mengawali dengan empat bagian penting, yakni panggilan pertobatan, pelayanan, kerasulan, dan yang terakhir panggilan kemartiran. Selanjutnya

Nya. Apa yang orang itu memenuhi syarat untuk menjadi rasul? Tentunya bukan karena kemampuan dasar apa pun atau talenta mereka yang menonjol. Mereka adalah orangorang Galilea. Mereka bukan dari kalangan elite. Orang-orang Galilea dianggap kelas rendah, berasal dari pedesaan, dan tidak berpendidikan. Mereka orang-orang biasa, bukan siapa-siapa. Tetapi sekali lagi, mereka tidak dipilih karena mereka lebih terkemuka atau lebih bertalenta dibandingkan orang-orang lain di Israel pada masa itu. Walaupun mereka adalah orang-orang biasa, panggilan mereka adalah panggilan yang luar biasa.

Sementara dalam bagian kedua, penulis memulai dengan memperkenalkan Petrus, rasul yang keras kepala, dominan, terlalu bersemangat, dan mudah bimbang. Namun demikian, Tuhan membentuknya menjadi seorang pemimpin sekokoh batu karang, pengkhotbah terbesar di antara para rasul lainnya.

Selain Petrus, MacArthur juga memaparkan kesebelas murid lainnya, satu per satu dengan sangat jelas, untuk memperlihatkan bagaimana Tuhan memilih yang hina, yang lemah, yang pesimis, yang pemberontak, menjadi pribadipribadi yang luar biasa.

Anda juga akan melihat teladan kepemimpinan Yesus selama kurang lebih tiga tahun bersama dua belas murid-Nya. BAGAIMANA Sang GURU MEMBENTUK MURID-MURID-NYA untuk MENJADI BESAR, dan APA YANG DIA INGIN LAKUKAN dengan ANDA. Bukan hanya sebatas informasi tetapi lebih daripada itu, satu kehidupan yang diinvestasikan dalam kehidupan yang lain.

Selamat membaca!

Penulis: Juniati

Editor: Trisanti Karolina Napitu

memperkenalkan kualitas dari
RESENSI
RESENSI
BUKU
25

ELISABET, ‘TANDA’ PENTING DARI ALLAH UNTUK MARIA (LUKAS 1:26-56)

*)Iswara Rintis Purwantara

Setelah diberitahu oleh Malaikat Gabriel kalau ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (ayat 26-38), apa yang segera Maria lakukan? Lukas mencatat, “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda” (ayat 39). Alkitab BIS menerjemahkan ayat ini, “Segera sesudah itu, dengan tergesagesa….” Alkitab NIV menerjemahkan kata Yunani meta spoudes dengan kata “hurried” (cepatcepat, bersegera), KJV dengan kata “with haste” (dengan bergegas). Pertanyaannya adalah kenapa?

Coba Anda bayangkan: jarak dari Nazaret (di Galilea) ke kota di pegunungan Yudea itu sekitar 80 km (kalau jarak tempuhnya ditarik melintasi daerah orang-orang Samaria, bukan memutarinya seperti kebiasaan orang Yahudi pada waktu itu). Maria mungkin menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, dan harus menanjak! Namun yang menimbulkan tanda tanya ialah: kenapa Maria segera (tanpa berlama-lama) dan dengan tergesa-gesa pergi ke kota itu? Apa pentingnya tindakan itu bagi Dia? Ada apa gerangan di kota itu?

Sebuah Tanda yang Meyakinkan, Menguatkan dan Menyukakan

Jawabannya ada pada kata-kata Malaikat Gabrial: “Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu” (ayat 36). Ya, untuk meyakinkan Maria, Allah memberinya sebuah tanda, kehamilan Elisabet yang mustahil (karena ia mandul, dan sudah tua). Rupanya di kota yang terletak di pegunungan Yudea itulah Elisabet dan suaminya, Zakharia tinggal. Maria dengan segera dan bergegas pergi ke sana karena baginya kata-kata malaikat Gabriel itu adalah sebuah tanda, atau bukti, yang sangat ia butuhkan untuk meyakinkan dirinya. Pertanyaannya, meyakinkan dirinya tentang apa?

Coba Anda bayangkan lagi, Maria adalah seorang gadis baik-baik. Ia masih perawan (ayat

34). Ia memang sudah bertunangan dengan Yusuf (ayat 27), namun seperti pengakuannya, mereka belum hidup sebagai suami istri (ayat 34). Tiba-tiba, ia dikejutkan seorang malaikat yang memberitahu bahwa dirinya akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Pikiran Maria pasti segera lari ke mana-mana. Apa reaksi orang tuanya, sudara-suadaranya dan tetanggatetangganya nanti, kalau tahu Ia hamil? Pasti mereka akan menaruh curiga dan menuduhnya yang bukan-bukan. Bagaimana cara Maria meyakinkan mereka bahwa Roh Kudus-lah yang ada di balik kehamilannya (lih. ayat 35), bahwa anak yang ada di dalam kandungannya itu adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, pewaris takhta Daud, dst. (lih. ayat 32-33), dan bahwa malaikat Tuhanlah yang telah memberitahu dia semua hal itu? Mungkin reaksi mereka adalah “Hey, Maria, kamu sudah tidak waras, ya?” atau “Kamu siapa, kok ngaku-ngaku didatangi oleh malaikat Tuhan?” atau “Kamu sedang berhalusinasi, ya?” Alihalih mempercayainya, mereka mungkin akan mentertawakannya, menghinanya, atau malah mengucilkannya.

Bagaimana Maria bisa meyakinkan orang lain kalau kehamilannya bukanlah hasil dari sebuah hubungan gelap? Yusuf saja hampir menceraikan dirinya secara diam-diam (Mat 1:19). Beruntung tunangannya itu segera didatangi dan diyakinkan secara pribadi oleh Malaikat Gabriel (Mat 1:2025). Tetapi bagaimana dengan keluarga Yusuf? Bagaimana dengan seisi Ktota Nazaret? Akankah mereka mau mempercayainya?

Okelah. Anggap saja Maria siap menerima dengan ikhlas, kalau tak seorang pun mau mempercayai kata-katanya, kalau semua orang menuduhnya bukan perempuan baik-baik. Namun, bagaimana dengan dirinya sendiri? Sebenarnya, hanya setelah ia bisa meyakinkan dirinya kalau

RGSM RGSM
28

malaikat Tuhanlah dan bukan setan yang telah berbicara kepadanya, dan bahwa Roh Kuduslah dan bukannya roh jahat yang menyebabkan ia mengandung, ia bisa menanggung dengan tabah, semua hinaan dan cercaan orang-orang atas dirinya nanti.

Sekarang, apa yang Maria lihat dan dengar ketika tiba di rumah Elisabet? Dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Elisabet sedang mengandung seorang anak laki-laki, dan usianya sudah enam bulan (band. ayat 56), persis seperti yang telah dikatakan oleh Malaikat Gabriel. Anak dalam rahim Elisabet bahkan melonjak menyambut Maria, ketika ia masuk dan memberi salam kepada Elisabet (ayat 40-41, 44). Ya, Maria benar-benar menerima tanda yang ia butuhkan.

Perhatikan bahwa Elisabeth bahkan mengkonfirmasi kata-kata malaikat Gabriel tentang siapakah anak laki-laki yang sedang dikadung oleh Maria. Ia berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Bukannya menyebutnya ‘anak hasil hubungan gelap’, Elisabet malah berkata, “diberkatilah buah rahimmu.” Bukannya menuduh Maria ibu dari seorang ‘anak haram’, Elisabet malah menyebutnya “ibu Tuhanku.” Bagi Maria, ini jelas lebih dari sekedar sebuah tanda!

Sekarang, Maria boleh yakin seyakin-yakinnya bahwa ‘seseorang’ yang telah berbicara kepadanya itu benar-benar malaikat Tuhan, dan karena itu semua kata-katanya pasti benar berasal dari Tuhan. Sekarang ia tahu bahwa apa yang akan terjadi atas dirinya ke depan benarbenar adalah kehendak dan campur tangan Tuhan saja, dan karena itu ia tidak perlu takut, sedih, atau malu. Bisa Anda bayangkan betapa lega, bersukacita dan berbahagianya Maria? Sesungguhnya, inilah alasan dari nyanyian pujian (Lat. magnificat)-nya dalam ayat 46-55.

Sebuah Tanda yang Menjadi Hukuman

Kata-kata Elisabet tentang Maria dalam ayat 45 sangat menarik. Elisabet berseru, “Dan berbahagialah ia (Ingg. she – menunjuk kepada Maria) yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya (Ingg. her) dari Tuhan, akan terlaksana.” Maria, sebagaimana disaksikan Elisabet, adalah pribadi yang percaya, tunduk dan patuh kepada Tuhan-nya. Ini terlihat dari responnya terhadap berita malaikat Tuhan itu: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (ayat 38). Bagi Elisabet, Maria berbeda sekali dengan Zakharia, suaminya. Baik Zakharia maupun Maria,

keduanya telah didatangi oleh malaikat yang sama. Mereka sama-sama diberi kabar tentang perkara ‘yang mustahil bagi manusia’. Bedanya, Maria percaya, Zakharia tidak.

Ketika menerima pemberitahuan dari Malaikat Gabriel, Maria belum mengerti. Namun, dari pada meminta tanda, ia memilih untuk percaya dan taat. Tuhan lalu memberi Maria tanda yang ia butuhkan, sebuah tanda yang menyukakan hatinya. Di lain pihak, ketika diberitahu akan mempunyai seorang anak laki-laki, bukannya percaya, Zakharia malah menuntut tanda (Luk 1:18). Padahal ia tahu kalau kabar dari malaikat itu sesungguhnya adalah jawaban Tuhan atas doanya selama bertahuntahun bersama isterinya yang mandul itu. Tuhan memang memberi Zakharia sebuah tanda, dan tanda itu menjadi sebuah hukuman bagi dia –ia menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata selama sembilan bulan (Luk. 1:20).

Tanda yang Mana yang Ingin Anda Terima?

Maria adalah seorang gadis yang masih muda. Sebaliknya, Zakharia sudah senior dan banyak pengalaman. Sementara Maria hanyalah seorang awam, Zakharia adalah seorang imam. Ketika dijumpai oleh malaikat Tuhan, Maria sedang berada di sebuah rumah biasa, di desanya, Nazaret. Sebaliknya, Zakharia sedang berada di hadirat Allah, di Rumah-Nya, di Yerusalem. Sementara Maria tidak terdidik secara teologia, teologi Zakharia tidak diragukan lagi. Namun dibanding Zakharia, iman dan ketaatan Maria jauh lebih unggul. Itulah sebabnya, saya sering berkata kepada para mahasiswa saya, “Ada perbedaan antara memiliki teologi yang banyak dengan memiliki teologi yang benar. Teologi yang banyak dimiliki hanya oleh sedikit orang. Tetapi teologi yang benar harus dimiliki oleh semua orang.”

Sekarang, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sedang menantikan sebuah tanda dari Allah, namun belum menerimanya? Tanda seperti apakah yang sedang Anda nantikan? Percayalah dan patuhlah kepada Allah dan Ia akan memberikan kepada Anda, tanda yang Anda perlukan itu.

*)Penulis adalah dosen Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia (STBI) Semarang
RGSM 29
Editor: Juniati

LIPUTAN HUT LLB ke 63 Tahun

“TURUT MEMBERKATI 200 HAMBA TUHAN MELALUI 1.000 PUSTAKA”

Bandung, SB - Perayaan hari ulang tahun Lembaga Literatur Baptis (LLB) ke63 tahun, Jumat, 11 November di gedung Gereja Baptis Pertama (GBP) Bandung, di lantai 3, berkonsep Malam Nyanyian dan Pujian. Acara itu menghadirkan, rangkaian puji-pujian yang dibawakan paduan suara beranggotakan jemaat, para pendeta dan aktivis gereja Baptis di Bandung Raya.

Ibadah perayaan dimulai pukul 18.00 WIB, dibuka dengan Nyanyian Pujian (NP) no. 33 “Mulia nama-Mu, Tuhan!”. Lagu-lagu dibawakan paduan suara dengan hikmat. Sehingga para undangan yang hadir secara onsite maupun yang hadir secara online lewat kanal YouTube LLB terbawa suasana.

Saya yakin tim musik dan pemimpin pujian sudah membawakan semua NP dengan benar dan sangat baik.”

Mengangkat tema “Berubah menghadapi tantangan” diungkapkan Direktur LLB, Ir. John H.L Serworwora Ph.D, “Perubahan dalam menghadapi tantangan merupakan satu pesan yang bukan saja harus diyakini oleh semua bagian di dalam ekosistem LLB tetapi juga secara serius dilakukan dalam mengantisipasi krisis multidimensi yang akan melanda dunia pada tahun 2023. Saya yakin jika LLB mampu untuk melakukan banyak perubahan terutama di dalam kinerja penjualannya maka LLB akan bertahan menghadapi krisis ini.”

Senada dengan itu, Yohanes Aris Santoso, ketua panitia mengungkapkan alasan dari mengangkat tema perubahan adalah sebagai pendorong bagi LLB untuk siap menghadapi tantangan di masa mendatang. “Perubahan, karena selama ini sudah banyak perubahan yang terjadi, di tahun depan LLB pastinya akan menghadapi lebih banyak tantangan lagi, apalagi dengan terjadinya resesi global (yang sudah di depan mata), karena itu tujuan dari tema ini supaya LLB siap untuk menghadapi tantangan.”

Gembala Sidang Gereja Baptis Indonesia Cibanteng, Pdt. Ateng yang turut hadir dalam acara HUT LLB ini mengungkapkan, “HUT LLB yang diadakan kemarin menurut saya sangat baik. Saya pribadi menikmati ibadah dengan iringan 100% Nyanyian Pujian. Bagi saya itu poin yang sangat penting. Meskipun saya tidak terlalu paham dengan notasi, namun saya sangat menikmati ibadah tersebut.

Dalam renungan yang dibawakan Gembala Sidang Gereja Baptis Indonesia (GBI) Ngadinegaran, Yogyakarta, Pdt. Marthinus Sumendi mengutip dari Yesaya 43: 18-19 menekankan, untuk tidak mengingatingat masa lalu. Semua harus melihat dengan bijak kekurangan masa lalu, dari pada kita memikirkan hal-hal buruk masa lalu sehingga tidak maju. Lalu orang yang

LIPUTAN
30
Foto Bersama tim musik

tidak mampu mengampuni masa lalu adalah ciri orang yang belum terampuni.

“Apa yang sudah dipercayakan pada kita oleh LLB harus didukung. Sekarang kita masuk dalam masa pemulihan. Sekalipun tantangan yang tidak mudah, maka benar ketika tema hari ini, yaitu berubah menghadapi tantangan. Bagaimana cara menghadapi tantangan itu? Menyerah berarti kalah, berbenah itulah marwah, memecah belah itulah masalah. Tetapi orang yang gagah bersama Allah tidak pernah kalah,” kata Pdt. Marthinus.

Pdt. Ronny melanjutkan, “Salah satu pemimpin Fiel, Rick Denham, mengatakan kepada saya, ‘Ron, jika Anda ingin LLB memiliki dampak bagi ribuan hamba Tuhan, maka program seperti ini harus diterapkan juga di Indonesia.’ Yang menarik dari program di Brazil ini adalah para hamba Tuhan yang dulunya pernah diberkati dengan buku-buku hasil sumbangan orang lain, saat ini merekalah yang gantian menjadi pemberi dana untuk hamba Tuhan lain yang memerlukan bantuan.”

Ia melanjutkannya, “Program ini adalah program yang digumuli oleh LLB untuk membantu dan menjangkau para hamba Tuhan untuk mendapatkan sarana informasi dengan buku-buku yang diterbitkan LLB. Ini bentuk literasi kami untuk memperkaya para hamba Tuhan. Program ini didukung pula para donatur baik individu maupun lembaga untuk membantu sesama hamba Tuhan. kami sudah menyebarkan bukubuku tersebut. Doakan terus agar program 1.000 pustaka bagi hamba Tuhan ini menjadi berkat bagi penerima, bagi para donatur dan kami sebagai penerbit.”

Peserta yang turut menyaksikan melalui Youtube LLB pun turut diberkati bahkan memberikan doa dan dorongan yang baik serta termotivasi melalui acara “Malam Nyanyian Pujian” ini. Seperti diungkapkan Ruland Saloy, “Jadi termotivasi untuk menyelenggarakan acara seperti ini “Malam Nyanyian Pujian” di gereja kami. Selamat Ulang Tahun LLB, Terima kasih telah menjadi berkat bagi pertumbuhan rohani Sekolah Minggu mulai dari anak-anak hingga jemaat dewasa.”

Komentar lain juga disampaikan mantan Direktur LLB, Hari Sabarno lewat doa dan harapannya bagi LLB, “Selamat ulang tahun ke 63 Lembaga Literatur Baptis. Semoga menjadi salah satu mercusuar media Kristen di Indonesia dengan mengikuti perubahan zaman,” harapnya.

Ibadah ucapan syukur 63 tahun penyertaan Tuhan bagi LLB dirangkaikan dengan program 1.000 pustaka bagi 200 hamba Tuhan. Latar belakang dari acara ini sendiri diungkapkan Pdt. Ronny sapaan akrabnya, “Sejujurnya program ini adalah hasil studi banding saya sebagai direktur LLB ke Brazil pada bulan Oktober lalu untuk belajar dari Fiel, penerbit Kristen berbahasa Portugis terbesar di dunia. Sudah hampir 30 tahun terakhir Fiel mengadakan “Pastors Adoption Project” dan puluhan ribu pendeta sudah diberkati melalui program ini.”

Tak hanya itu, Pdt. Ronny memiliki kerinduan pribadi untuk mengabadikan tokoh-tokoh Baptis yang berjasa dalam mendirikan Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI). Itulah sebabnya mantan Rektor Sekolah Tinggi Teologi Baptis Jakarta (STBJ) ini memilih nama Pdt. (Alm) Mulus

Budianto untuk menantang hamba-hamba Tuhan menjadi seorang pembaca seperti almarhum. Tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang dalam. Karena itu, program ini dinamakan Komunitas Baca Mulus Budianto (KBMB).

Ketika ditanya mengenai tantangan yang dihadapi khususnya dana yang diperlukan dari program ini yang cukup besar, ayah dari lima orang anak ini mengungkapkan, dana bukanlah tantangan terbesar melainkan komitmen dari para hamba Tuhan untuk disiplin di dalam membaca buku-buku ini

LIPUTAN
31

dan memberikan laporan tentang apa yang sudah dibaca. Tantangan berikutnya adalah bagaimana LLB dapat dengan konsisten menerbitkan satu buku baru setiap bulannya.

“Doa kami program ini adalah suatu program yang akan terus berkelanjutan dengan menargetkan setiap bulannya ada satu buku baru yang diberikan kepada hamba-hamba Tuhan. Sehingga di dalam satu tahun setiap hamba Tuhan akan mendapatkan 12 buku baru terbitan LLB,” terangnya.

Sementara 200 hamba Tuhan yang menerima 1.000 pustaka ini bukan hanya hamba Tuhan gereja Baptis melainkan juga non-Baptis yang turut mendapatkan berkat dari LLB ini. Karena itu, kerinduan pada ulang tahun ke-63 LLB mendatang ada 500 hamba Tuhan yang akan ikut program ini dari

khususnya dan bagi umat Kristen pada umumnya di mana pun berada.

“Dan bagi rekan-rekan pembaca Suara Baptis dan khususnya para hamba Tuhan yang akan menerima hadiah buku dari LLB, jangan lupa dibaca bukunya ya. Jangan hanya menjadi hiasan meja atau melengkapi koleksi perpustakaan pribadi,” ujarnya.

Di tengah situasi pandemi dan juga tantangan lainnya, pemberian 1.000 pustaka bagi hamba Tuhan adalah komitmen LLB untuk meliterasi warga Kristen.

“Awalnya di tengah kondisi ekonomi yang lesu, kami membagikan pergumulan ini kepada beberapa pengurus yayasan dan para donatur dan tanggapan mereka sangat baik serta mendukung kegiatan ini. Itu sebabnya kami semangat untuk mewujudkan kegiatan ini dan bertepatan dengan ulang tahun LLB ke 63 tahun,” ujar Pdt. Ronny.

Pdt. Ronny sendiri berharap bukubuku yang diberikan kepada hambahamba Tuhan ini dapat menolong mereka. “Harapan saya adalah bahwa buku-buku ini akan menolong para hamba Tuhan mengembangkan pelayanan mimbar dan pengajaran mereka sehari-hari dan pada akhir gereja-gereja akan diberkati. Selain itu saya berdoa pada suatu saat nanti mereka akan gantian menjadi hamba-hamba Tuhan yang mengadopsi hamba-hamba Tuhan lainnya dalam program 1.000 pustaka seperti ini.”

berbagai denominasi sehingga pelayanan LLB dapat membawa dampak bagi banyak denominasi.

Pdt. Ateng yang menjadi perwakilan penyerahan 1.000 Pustaka bagi 200 hamba Tuhan dalam acara HUT LLB ini mengungkapkan, “Saya secara pribadi mengapresiasi LLB untuk langkah menyelenggarakan program 1.000 pustaka. Itu sangat bermanfaat terutama bagi hamba Tuhan seperti saya, yang terus terang perlu perjuangan untuk (bisa) membeli buku. Dengan mendapatkan buku-buku secara gratis mendatangkan sukacita tersendiri. Semoga para hamba Tuhan diberkati dengan buku-buku yang sudah dan akan diterima oleh para hamba Tuhan Baptis.”

Wakil ketua pengurus GGBI Badan Pengurus Daerah Jawa Barat (BPD Jabar) ini berharap agar LLB tetap tegar dan berkibar di masa yang sukar serta tetap berkolaborasi dengan gereja-gereja Baptis sehingga menjadi berkat bagi umat Baptis di Indonesia

“Karena itu, saya ingin menantang gerejagereja untuk secara serius menyisihkan anggaran khusus dana buku bagi gembalanya sehingga secara konsisten gembala mereka akan mendapatkan nutrisi rohani yang sehat bagi pelayanan mereka,” tutupnya.

LIPUTAN
Penulis: Phil Artha Senna & Juni
32
Pdt. Ateng perwakilan penerima 1.000 pustaka bagi 200 hamba Tuhan.

Satukan Langkah Cegah HIV/AIDS

GEREJA JUGA BERPERAN DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS

*)Irma Siahaan

Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) masih menjadi masalah kesehatan global. Proporsi kasus HIV di Asia Tenggara adalah 10 persen dari total beban HIV di seluruh dunia. Sementara Indonesia di sebagian besar wilayah adalah 0,26 persen, sedangkan di Papua dan Papua Barat mencapai 1,8 persen.

Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir telah terjadi kemajuan dalam penanggulangan HIV/ AIDS (Human Immunodeficiency Virus) di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu yang paling signifikan adalah pengobatan HIV. Secara global, epidemi HIV mengalami penurunan sekitar 33% sejak tahun 2001, kematian yang dikaitkan dengan AIDS menurun sampai 30% sejak 2005 karena peningkatan akses pengobatan Antiretroviral (ARV), termasuk kematian yang dikaitkan dengan Tuberkulosis (TBC), juga menurun sampai 30% sejak 2004. Kematian terkait AIDS menurun dari puncaknya pada tahun 2004 dengan 1.7 juta kematian terkait AIDS per tahun menjadi 770.000 kematian pada tahun 2016.

Namun demikian disadari bahwa penurunan infeksi baru dan kematian ini masih belum mencapai target penurunan yang diharapkan. Terjadinya pandemi COVID-19 sejak 2020 telah nyata memperlambat upaya eliminasi HIV/AIDS tahun 2030. Bahkan dalam 2 tahun terakhir, tercatat tidak banyak kemajuan berarti yang didapat di banyak negara. Indonesia bersama negaranegara lain di seluruh dunia berupaya mencapai akhir AIDS pada tahun 2030. Upaya pengendalian dilakukan dengan menerapkan strategi promosi kesehatan, pencegahan, penemuan kasus, dan penanganan kasus, didukung berjalannya transformasi kesehatan, termasuk penguatan layanan primer, pencapaian cakupan kesehatan semesta, dan pelibatan masyarakat/komunitas.

Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (70,7%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15,7%), dan kelompok umur ≥ 50 tahun (7,1%). (data tersedia sejak tahun 2010). Persentase kasus HIV pada laki-laki sebesar 62% dan perempuan sebesar 38% dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 5:3 (data tersedia sejak tahun 2008). Lima provinsi dengan jumlah penemuan orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

tertinggi adalah DKI Jakarta (71.473), diikuti Jawa Timur (65.274), Jawa Barat (46.996), Jawa Tengah (39.978), dan Papua (39.419). Jumlah AIDS tertinggi menurut pekerjaan/status adalah tenaga non profesional (karyawan) (21.249), Ibu rumah tangga (18.848), wiraswasta/usaha sendiri (16.963), petani/peternak/nelayan (6.484), dan buruh kasar (6.431).

Tantangan penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia cukup besar, antara lain upaya pencegahan yang belum optimal, retensi pengobatan ARV yang rendah, masih dirasakannya ketidaksetaraan dalam layanan HIV khususnya pada perempuan, anak, dan remaja, serta masih dirasakannya stigma dan diskriminasi. Diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan tersebut, salah satunya adalah gereja.

Hari AIDS Sedunia (HAS) pertama kali diperingati pada 1 Desember 1988. Sejak itu, tanggal 1 Desember, diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, dimana orang-orang di seluruh dunia menunjukkan dukungan bagi mereka yang hidup dengan HIV, juga untuk mengingat mereka yang kehilangan nyawa karena AIDS. Peringatan Hari AIDS Sedunia di Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat, khususnya perempuan dan remaja, dalam pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS melalui penggerakan sumber daya yang melibatkan semua sektor terkait. Tahun ini peringatan itu diberi tema, “Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara akhiri AIDS”. Tema yang menarik yang diambil pemerintah dalam hal ini oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lalu di mana dan bagaimana gereja berperan dalam menanggulangi HIV/AIDS?

Catatan penulis dari penelusuran google saja, sedikit sekali sosialisasi kegiatan yang dilakukan gereja. Tahun 2021 misalkan, Persekutuan Gerejagereja di Indonesia (PGI) bersama Christian Conference of Asia (CCA) mengadakan Lokakarya

OPINI
33
OPINI

Nasional Pelatihan Peningkatan Kapasitas Nasional Advokasi HIV/AIDS. Kegiatan lainnya dilakukan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) AIDS Ministry dalam rangka ulang tahun ke 18 tahun 2021 lalu. Kegiatan lain, boleh dibilang minim.

Ada beberapa saran langkah yang bisa dilakukan bagi gereja, antara lain: Langkah pertama, membangun pemahaman yang benar tentang isu HIV/AIDS. Warga gereja juga bisa tertular HIV, jika memiliki perilaku berisiko dan kurang pemahaman mengenai isu HIV Pemahaman mengenai HIV dapat disampaikan dalam mimbar-mimbar gereja di ibadah Minggu atau kegiatan-kegiatan di luar ibadah dalam bentuk seminar untuk warga jemaatnya.

Mengutip antaranews.com, mengatakan bahwa gereja di Papua memiliki peran signifikan dalam upaya menanggulangi berkembangnya HIV/AIDS. Pencegahan HIV/AIDS oleh gereja sangat efektif. Gereja masih menjadi lembaga yang ‘didengar’ oleh jemaatnya karena gereja dianggap sebagai penyampai ‘Suara Tuhan’.

Langkah kedua, memberikan pemahaman bagi pengerja atau aktivis gereja untuk dapat merespons isu HIV dari sudut yang lebih manusiawi dan memperkuat landasan dan dasar pembelaan HIV untuk pelayanan institusi keagamaan terutama di gereja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan lembaga lain yang berkecimpung dalam program HIV, seperti Komisi Penanggulangan AIDS, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, layanan kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan forum ODHA.

Langkah ketiga, memperkuat pembelaan dalam upaya pencegahan, pengobatan dan dukungan terhadap SEMATHA (sesama manusia terinfeksi HIV/AIDS). Langkah ini belum banyak dilakukan oleh gereja, hanya satu atau dua gereja yang melakukan dengan mendirikan tim atau seksi sendiri - seperti dilakukan HKBP. Berharap ada banyak sinode gereja yang bisa melakukan hal yang sama dengan membuat sub organisasi sendiri untuk penyadaran dan pencegahan masalah kesehatan yang salah satunya adalah HIV/AIDS

Langkah keempat, membangun strategi kepedulian yang inklusif, termasuk dalam pelayanan sosial dan keagamaan, serta membangun kepedulian terhadap sesama terutama komunitas termarginalkan. Langkah ini menjadi langkah yang sehari-hari gereja sudah lakukan, yaitu peduli terhadap sesama. Gereja

bisa lebih dalam pelayanan sosialnya. Gereja tak hanya memberikan kelegaan bagi warganya tetapi juga sekaligus menjadi penolong ketika ada yang menderita karena ini. Tanggapan orang Kristen terhadap HIV/AIDS harus selalu dari perspektif kasih karunia dan belas kasihan. Tidak peduli bagaimana caranya seseorang terjangkit suatu penyakit, tanggung jawab gereja adalah untuk menjadi pembawa kebaikan, kasih, belas kasihan, dan pengampunan. Kita tidak memiliki hak atau kewenangan untuk menyatakan bahwa terjangkit HIV/AIDS merupakan hukuman dari Allah atas dosa tertentu dalam kehidupan seseorang.

Langkah kelima, gereja berperan terhadap pengurangan stigma dan diskriminasi juga dukungan terhadap ODHA. Dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas hidup ODHA. Dukungan sosial yang diberikan dapat memberikan ODHA kekuatan untuk berani mengutarakan perihal kondisi mereka. ODHA enggan mengakui atau mengungkap kondisi yang sebenarnya karena takut terhadap diskriminasi yang mungkin saja diterima. Sering kali ODHA men-stigma dirinya sendiri. Bukan tanpa alasan, sampai saat ini pun HIV/AIDS masih menjadi momok yang menakutkan di masyarakat (semoga bukan masyarakat gereja). Bagaimana pun ODHA ingin tetap menjadi bagian yang diterima oleh masyarakat. Jadi sekarang coba cek keluargamu, tetanggamu, temanmu – mungkin ada dari mereka sedang berjuang karena HIV/AIDS-nya dan sangat membutuhkan dukunganmu.

Langkah-langkah tersebut memang bukan barang baru, namun bila diangkat kembali masih relevan dengan kondisi saat ini. Dan berharap, gereja bisa lebih lagi melakukan hal ini berkaitan dengan isu HIV/AIDS

Tambahan informasi bahwa saat ini HIV sudah ada obatnya dan layanan HIV juga sudah sangat mudah diakses oleh masyarakat, secara gratis!

Selamat memperingati Hari AIDS Sedunia, mari warga gereja, satukan langkah cegah HIV, semua setara akhiri AIDS

Penulis adalah Aktivis HIV/AIDS dari Yayasan Pesona Jakarta

LIPUTAN 34
Editor: Juniati
35

NYERI KEPALA JANGAN DISEPELEKAN

*)dr. Novian Wibowo, Sp.N

Nyeri kepala atau sakit kepala menjadi keluhan medis yang sering diidap kebanyakan orang. Kondisi ini bisa dialami siapapun tanpa memandang usia, jenis kelamin, maupun ras tertentu.

Jika Anda sering mengalami nyeri kepala, ini merupakan tanda pertama bahwa Anda harus waspada. Pasalnya, ada tandatanda—seperti frekuensi atau intensitas— tertentu yang perlu diperiksakan ke dokter saraf.

Menurut International Headache Society, terdapat dua jenis nyeri kepala. Petama, nyeri kepala primer, yaitu nyeri yang disebabkan adanya masalah dengan struktur di kepala yang sensitif atau peka terhadap rasa sakit seperti otot, pembuluh darah atau saraf. Beberapa contoh sakit kepala primer yang umum terjadi, antara lain, sakit kepala tegang, migraine dan sakit kepala cluster.

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya sakit kepala primer seperti gangguan pada otot leher dan kepala, aktivitas kimia di otak serta rangsangan abnormal pada pembuluh darah atau saraf.

Kedua, nyeri kepala sekunder, yaitu nyeri yang disebabkan oleh adanya penyakit lain di luar struktur peka nyeri pada kepala seperti yang telah disebutkan di atas. Penyebab umum sakit kepala sekunder antara lain, flu, infeksi telinga sinusitis (radang atau infeksi pada rongga belakang hidung), masalah gigi, konsumsi MSG (penyedap/ micin) yang berlebihan, konsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin secara tibatiba, perubahan hormon pada wanita setelah mengonsumsi pil KB dan menggunakan penutup /pengikat kepala yang terlalu ketat.

Sementara penyebab sakit kepala sekunder lainnya yang jarang terjadi, antara lain gegar otak (akibat benturan/cedera), tumor otak, neuralgia trigeminal (nyeri pada wajah), keracunan karbon monoksida, serangan panik, meningitis (infeksi selaput otak), pecahnya pembuluh darah di otak dan radang pada otak.

Sebagian besar keluhan sakit kepala yang dialami seseorang merupakan nyeri kepala primer. Pencetus paling seringnya adalah kelelahan, kurang tidur, pola makan tidak baik, stres, cemas dan sebagainya.

Nyeri kepala primer paling sering terjadi terdiri dari tiga jenis, yaitu migrain, sakit kepala tipe tegang (tension-type headache) dan sakit kepala cluster.

Nyeri kepala tipe tegang adalah jenis yang paling sering dialami orang dewasa. Gejalanya seperti kepala yang diikat kencang atau kepala dan leher terasa kaku.

Sedangkan migrain adalah nyeri kepala sebelah yang terasa berdenyut. Pada migrain, bisa muncul keluhan penglihatan kabur, tangan atau kaki kebas, sulit bicara, atau gangguan saraf (secara medis disebut sebagai aura). Selanjutnya adalah nyeri kepala tipe cluster yang rasanya daerah mata seperti ditusuk-tusuk serta mata dan hidung berair dan sering terjadi pada pria.

Nyeri kepala primer ini kadang dapat diatasi sendiri di rumah, yaitu dengan istirahat dan konsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran, mulai dari minum obat paracetamol atau ibuprofen, kompres air panas, istirahat, memberi pijatan di kepala, atau terapi relaksasi.

Walaupun mudah diatasi, bukan berarti Anda boleh bersikap tak acuh “Ah, gampang nanti juga sembuh” karena ada nyeri kepala yg perlu perhatian serius. Juga perlu diperhatikan penggunaan jangka panjang dari obat nyeri tidak disarankan, karena bisa timbulkan efek samping, termasuk nyeri kepala berulang.

Pencegahan Sakit Kepala:

Beberapa langkah sederhana berikut ini bisa dicoba untuk pencegahan nyeri kepala primer:

Tidur cukup dan teratur, yakni sekitar 7–8 jam per hari.

Makan teratur dengan gizi yang seimbang.

Kurangi konsumsi minuman berkafein.

Hindari konsumsi minuman beralkohol.

Kenali dan hindari pemicu sakit kepala.

YRSBI YRSBI
37

Batasi konsumsi obat sakit kepala yang dijual bebas.

Berolahragalah secara teratur, tetapi jangan berlebihan agar tidak terjadi sakit kepala setelah olahraga.

◊ Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi.

◊ Kelola stres dengan baik.

Cara yang Bisa Diupayakan Untuk Meredakan Sakit Kepala:

◊ Minum air putih secukupnya setelah aktivitas fisik yang keluar banyak keringat.

mengganggu aktivitas sehari-hari.

◊ Sakit kepala terus menerus pada penderita penyakit tertentu, seperti kanker atau HIV/AIDS.

Tes Kesehatan untuk Mengetahui

Penyebab Sakit Kepala:

◊ Tes fisik. Dokter akan menanyakan berbagai gejala terkait sakit kepala yang Anda alami, riwayat kesehatan, gaya hidup dan melakukan pemeriksaan fisik.

Beristirahat di ruang yang tenang dan redup. ◊ Menggunakan kompres dingin.

◊ Tidur yang cukup.

◊ Tes darah. Tes lanjutan untuk mengetahui adanya infeksi pada tubuh yang mungkin menyebabkan sakit kepala.

Melakukan pijatan di area kepala ◊ Minum teh atau kopi hangat.

◊ Melakukan akupunktur.

Mengonsumsi obat pereda sakit kepala (yang di jual bebas seperti parasetamol)

Tanda-tanda Sakit Kepala yang Perlu Diperiksakan ke Dokter Saraf:

Jika sakit kepala yang Anda derita tidak kunjung reda, setelah upaya di atas ada baiknya memeriksakan diri ke dokter saraf. Berikut beberapa tanda gejala berbahaya dari sakit kepala yang patut diwaspadai dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter saraf:

◊ Sakit kepala hingga membuat Anda kehilangan keseimbangan atau koordinasi gerak tubuh.

◊ Sakit kepala yang muncul tiba-tiba dan terasa sangat berat.

◊ Sakit kepala disertai gejala-gejala lain, seperti kebingungan, hilang kesadaran atau pingsan, pusing, muntah, mual, leher kaku, dan/atau demam.

Sakit kepala terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu.

Sakit kepala disertai kesulitan bernapas, nyeri dada, atau detak jantung tidak beraturan.

◊ Sakit kepala yang muncul atau kambuh sesaat setelah melakukan aktivitas seperti angkat beban, lari, maupun olahraga aerobik

◊ Sakit kepala disertai kejang.

◊ Sakit kepala disertai hilangnya kontrol atau kelemahan pada bagian tubuh, misalnya tidak mampu bicara dengan lancar, salah satu sisi tubuh mengalami kesemutan, kebas, menjadi sulit bergerak atau lumpuh.

◊ Sakit kepala yang tidak kunjung reda atau bahkan makin parah meski telah konsumsi obat-obatan.

Sakit kepala yang muncul setelah mengalami cedera kepala.

◊ Sakit kepala yang terasa parah disertai kemerahan di salah satu mata dan gangguan penglihatan.

◊ Sakit kepala disertai penurunan berat badan secara drastis.

◊ Sakit kepala berkepanjangan yang

◊ Foto X-Ray Kepala. Tes ini biasanya untuk melihat adanya sinusitis (radang rongga belakang hidung).

◊ CT-scan (Computerized Tomography scan) Tes ini dilakukan untuk melihat gambaran bagian tulang kepala dan struktur otak yang bermasalah. ◊

MRI (Magnetic Resonance Imaging). Tes ini bertujuan untuk mengetahui gambaran lebih detail dari otak dan sumsum tulang belakang. ◊ EEG (electroencephalogram). Tes ini dilakukan untuk merekam sinyal listrik di otak. Biasanya, tes ini direkomendasikan jika sakit kepala terjadi disertai kejang.

Referensi ◊ https://www.klikdokter.com/info-sehat/saraf/ sering-nyeri-kepala-kapan-perlu-ke-doktersaraf ◊ https://www.halodoc.com/kesehatan/sakitkepala ◊ https://www.halodoc.com/artikel/Kepalasering-nyeri-saatnya-ke-dokter-saraf ◊ https://hellosehat.com/saraf/sakit-kepala/ sakit-kepala-periksa-ke-dokter/ ◊ https://www.alodokter.com/tanda-tandasakit-kepala-perlu-diperiksakan-ke-doktersaraf ◊ https://www.alodokter.com/sakit-kepala/ pencegahan

saraf

YRSBI
*)Penulis adalah spesialis dokter di Rumah Sakit Baptis Kediri
38
Editor: Phil Artha Senna

JALAN-JALAN

MAU LIBURAN TETAPI UANG MASIH SEADANYA?

*)Tommy Hilman

Liburan Natal dan akhir tahun sudah tiba! Bingung mau menghabiskan waktu ke tempat liburan atau pulang kampung tetapi dana tipis? Gimana siasatinya?

Berikut ini 7 tips dalam merencanakan liburan yang dapat Anda lakukan. Mudah kok!

#1 Tentukan Tujuan atau

Hal pertama yang perlu Anda tentukan adalah tujuan atau destinasi wisata. Katakanlah, tujuan wisata Anda adalah Bali atau Bangkok Thailand, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan pulang kampung, Anda tidak perlu menentukan tujuan lagi, kecuali akan berlibur di tempat wisata yang dekat dengan kampung halaman.

Berbeda tujuan tempat wisata, berbeda pula dana yang harus Anda siapkan. Misalnya, jumlah dana yang dibutuhkan untuk liburan ke Bali, tentunya akan berbeda dengan jumlah dana saat Anda liburan ke Bangkok, Thailand. Jarak semakin jauh akan sangat mempengaruhi biaya transportasi yang Anda gunakan.

Sebenarnya, ada banyak tujuan wisata yang ramah kantong kok! Kalau memang dana yang Anda miliki masih terbatas. Pilih saja destinasi wisata yang dekat dulu dengan kota asal Anda, yang penting bisa liburan dengan orang-orang terdekat Anda.

Tetapi kalau dananya belum ada, sebaiknya Anda bisa menabung/investasi terlebih dahulu untuk musim liburan berikutnya. Jangan terlalu memaksakan, apalagi harus sampai mengambil utang/pinjaman.

#2 Susun Rencana Perjalanan

Tips berikutnya adalah menyusun rencana perjalanan (itinerary). Dengan tujuan agar mengetahui gambaran besar liburan Anda. Buatlah perencanaan setiap harinya secara mendetail. Misalnya, pada hari pertama Anda akan mengunjungi tempat wisata apa saja, di mana Anda akan menginap, dan lain sebagainya. Anda bisa mencari tempat wisata, penginapan, mode transportasi, dan tempat makan yang akan Anda kunjungi. Jangan lupa cek juga kisaran harganya ya.

#3 Cari dan Manfaatkan Promo

Yuk, mulai mencari dan memanfaatkan berbagai promo. Misalnya, pada saat; Travel fair dari kerja sama bank dan maskapai, promo langsung dari maskapai atau hotel, promo dari travel agent, diskon dari bank atau kartu kredit atau pun pada hari penting tertentu, seperti harbolnas (hari belanja online nasional), hari natal, dan hari lainnya.

Anda bisa mencari di Google untuk membandingkan harga satu dengan harga lainnya serta mengetahui berbagai promo liburan. Tentu hal ini bisa bermanfaat untuk menghemat biaya liburan Anda.

Gabung dengan Grup Traveler

Tidak ada salahnya, Anda bergabung dengan berbagai grup traveler. Mereka yang sudah berpengalaman biasanya berbagi informasi yang berguna, seperti: informasi seputar tempat tujuan/destinasi wisata yang bisa Anda datangi serta harganya. Memungkinkan sekali, Anda mendapatkan destinasi wisata yang jarang dikunjungi orang dengan biaya murah. Jawaban dari pertanyaan jika Anda mengalami kebingungan saat liburan. Berbagai pengalaman dan cerita pribadi perjalanan mereka. Berbagai review mengenai tempat wisata, tempat penginapan, transportasi, atau tempat makan.

Bangunlah komunikasi dengan mereka agar Anda mendapatkan banyak informasi, di antara mereka juga, mengerti loh caranya menghemat biaya liburan.

JALAN-JALAN
#4
39

#5 Buat Anggaran Liburan

Dari hasil pencarian tempat wisata, penginapan, transportasi, tempat makan pada bagian sebelumnya, Anda bisa menghitung seluruh dana yang Anda butuhkan sebagai anggaran liburan. Bagilah ke dalam beberapa pos pengeluaran.

1. Transportasi

Transportasi meliputi tiket pesawat, tiket kapal, tiket kereta, tiket bis, mobil, dll. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dari daerah asal ke tempat tujuan utama wisata (dalam/ luar negeri). Biaya di dalam negeri/daerah (lokal). Rental kendaraan, bensin, tol bahkan parkir.

Tahukah Anda, biaya transportasi merupakan salah satu komponen biaya liburan terbesar?

2. Penginapan

Jika Anda ingin berhemat, pilih tipe penginapan Guest house atau Homestay namun, sesuaikan kembali dengan kenyamanan saat Anda akan beristirahat. Saran saya, tetapkan saja anggaran untuk penginapan (misalnya Rp.150.000/malam/ kamar). Lalu, Anda bisa mencari penginapan melalui aplikasi Online Travel Agencies sesuai dengan anggaran Anda.

3. Tempat wisata atau aktivitas

Kurang rasanya kalau Anda tidak masuk ke suatu tempat wisata untuk mengetahui berbagai hal baru dan mengabadikan momen terbaik lewat foto atau video. Rencanakan dulu aktivitas apa yang ingin Anda lakukan dan mulai hitung biaya yang dibutuhkan untuk seluruh aktivitas dan tiket masuk ke tempat wisata.

4. Makanan/minuman

Makanan dan minuman memang kebutuhan sehari-hari. Tetapi hati-hati, bisa jadi sebuah kebocoran keuangan juga loh! Apalagi saat Anda liburan di tempat yang banyak wisata kulinernya. Supaya gak berlebihan, tentukan anggaran makanan dan minuman (misalnya, Rp 150.000 per hari). Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Anda ya!

5. Lainnya

Pos pengeluaran lainnya bisa Anda gunakan untuk anggaran oleh-oleh, asuransi perjalanan, biaya tak terduga, pengurusan dokumen jika Anda pergi keluar negeri, dan anggaran pengeluaran lainnya.

Setelah mengetahui semua komponen pos pengeluaran (poin 1-5), jumlahkan semua biaya sebagai anggaran liburan Anda.

#6 Siapkan Dana Liburan Jauh-jauh Hari

Sudah ada berapa dana liburan Anda sekarang? Jika belum ada dana, Anda perlu menyiapkan dana liburan sebelumnya. Jika sudah ada, Anda bisa langsung berangkat sesuai dengan dana liburan Anda.

Untuk mempermudah, Anda bisa menghitung berapa dana yang perlu Anda investasikan dalam jangka waktu tertentu dengan kalkulator keuangan. Misalnya, liburan ke Bali membutuhkan dana Rp. 5.000.000. Dalam satu tahun, Anda perlu investasi Rp. 424.000 per bulan. Dalam dua tahun, Anda perlu investasi Rp215.000 per bulan, dalam tiga tahun, Anda perlu investasi Rp. 145.000 per bulan. Asumsi, tingkat inflasi 5%, target return investasi 7%. Investasi sangatlah penting supaya dana liburan Anda bisa segera terkumpul dan lebih terencana.

#7 Dapatkan Sumber Pemasukan Tambahan

Anda bisa mencari sumber pemasukan tambahan untuk menutupi kekurangan dana liburan Anda. Ada berbagai macam cara yang bisa Anda lakukan pada saat liburan. Buka jastip oleh-oleh khas daerah wisata, terima endorse bagi Anda yang sudah aktif di media sosial dan memiliki banyak pengikut, membuat konten liburan. Ada pihak yang membutuhkan konten untuk penayangan di website-nya. Jika Anda membuat konten, Anda akan dibayar sesuai dengan tarif yang sudah disepakati.

Berapapun anggaran liburan yang Anda miliki, Anda tetap bisa liburan dengan aman, dan nyaman kok. Tentunya, Anda masih bisa menikmati liburan bersama orang-orang terdekat!

Salah satu kunci penting saat liburan, yaitu mencatat keuangan Yuk, jangan sampai lupa mencatat setiap pengeluaran untuk hal apa pun ya... Hal ini bisa dilakukan sebagai kontrol keuangan untuk mengerem pengeluaran yang tidak perlu atau bahkan di luar anggaran yang sudah ditentukan.

Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu agar Anda bisa liburan dengan terencana! Happy holiday!

*)Penulis adalah praktisi perencanaan keuangan dari Certified Financial Planner (CFP) dan juga seorang traveler

Editor: Phil Artha Senna

JALAN-JALAN
40
Catatan keuangan saat liburan itu PENTING!

CERPEN

PANGERAN TANAH KUSIR

setia bersamanya mengembangkan “bisnis” keluarga. Waktu suaminya meninggal, ia ibu rumah tangga biasa. Mau tidak mau belajar bisnis peninggalan dan ia bisa! Itu karena anakanaknya. Mereka bak pagar betis! Kaki, tangan, telinga, dan matanya! Maka…

“Maafkan aku, Nar! Aku paling benci dikhianati! Kamu harus keluar dari rumah ini!”

“Tapi Bu, itu bohong!”

“Buah memang ndak jatuh jauh dari pohon!” disiramkanlah bensin oleh pamannya. Sejujurnya mereka sedang gugup api itu padam.

“Pangapunten! Keputusan Ibu benar. Daripada karena dia usaha yang kita bangun dengan susah dan kokoh, keropos. Ibu pasti tak ingin semua nol kembali. Ingat bagaimana kita hampir terpuruk ketika Bapak pergi!” bensin yang lain ditambahkan.

“Leres, Bu! Kita kembalikan saja ke orang tuanya. Toh Kartinah masih ada! Sesungguhnya Ibu tidak harus terus memelihara apa yang bisa jadi gulma,” siram yang lainnya. Maka, burrrrrr!

Terbakarlah Simbah! Keputusan telah dijatuhkan! Narayan diusir keluar!

Demikianlah Mbah Kamti segera mengutus suruhan ke orang tua Kartinah, meminta mereka menjemputnya besok kalau tidak mau Narayan jadi gelandangan!

Demikianlah pula akhirnya, Kartinah dan Rahardian kembali jumpa dengan Narayan.

“Narayan! Apa yang kamu lakukan? Dasar bocah ndak tau diuntung!”

Diseret mendadak di hadapan Mbah Kamti dan yang lain, Narayan gelagapan.

Mungkin ia bengis di luar, tapi mlempem, tak bernyali di dalam.

“Pantas ya sudah tiga bulan uangnya seret! Kamu tilep ya? Buat mabuk, main cewek, beli motor! Cah edan!”

Narayan memang terkejut ada motor baru sebagai barang bukti padahal lihat saja belum pernah. Beberapa pacarnya tiba-tiba di situ bersaksi, Narayan membelikan mas-masan yang belum pernah dia belikan. Juga ada berlembar kuitansi yang ada tanda tangannya padahal dia tidak ingat, juga tak tahu di mana uangnya, atau kalau itu pengeluaran kapan menjajakannya!

“Tinggal minta saja padaku, kok. Tegateganya kamu!”

“Tapi, Bu…”

“Ah, bocah sialan!” Simbah telanjur meradang.

Tentu tak ingin percaya, karena sayang Narayan. Tapi susah tak percaya, jika semua saksi berkata sama, bukti lengkap adanya!

Apalagi, masa semua anaknya bohong bersamaan? Itu tak masuk akal! Ia juga percaya mereka…

Sebelum Narayan ada, merekalah yang

Dijemput Rahardian, Narayan yang belia dan baru saja tersakiti, tiba. Ia masih shock dan terduduk di kursi.

“Ini ibumu,” Rahardian bicara pelan.

Perempuan yang disebut ibu itu, asing rasanya.

Ketika mendekat berlinang air mata dan hendak merangkulnya, Narayan sontak berdiri sehingga perempuan itu hanya memeluk kursi.

“Nak… Aku kangen…” panggil ibunya hanya menunduk tanpa berani berdiri.

Tiba-tiba, jijik! Ia ingat, kata Simbah, ibunya itu bukan perempuan baik. Dan ia yang membunuh bapaknya! Membunuh!

Di sisi hati, ada rasa sakitnya rindu.

Ah!

“Aku belum siap! Belum!” lalu ia berlari masuk kamar yang katanya kamarnya. Membanting pintu dan tidak keluar lama.

Kartinah merasa sakit hati, seperti ditinggalkan lagi.

“Sabar, Dik. Beri waktu.”

Namun hati Kartinah tak sanggup, episode skizo-nya kembali.

Reuni sore itu batal.

“Nar! Buka pintu sebentar, Nar,” Rahardian mengetuk.

“Pergi!” tiba-tiba jijik kembali! Ia ingat cerita,

CERPEN
*)Santosa Lidia 42

lelaki itulah tersangka terbesar yang membuat ibunya tidak hormat bahkan berani membunuh ayahnya! Sungguh keterlaluan sekarang ia berpura baik mau menjaganya… Keterlaluan!

Rahardian susah mengajak bicara Nar. Ia sudah terlalu dewasa untuk bisa dipaksa duduk dan bercakap. Rahardian hanya bisa berdoa kesempatan itu ada.

Namun Nar hanya keluar untuk makan dan ke kamar mandi.

Ia minta uang buat jajan dan pergi-pergi.

Jika tak diberi, maka barang-barang di rumah diam-diam diambili.

Nar juga mulai mencoba narkoba!

Rahardian berharap itu hanya berlangsung beberapa minggu. Tapi yang minggu itu menjadi bulan. Yang bulan itu…

“Tidak!”

Seminggu pulang dari berkelana tanpa pamit, Nar kaget ada bendera hitam di rumah.

Sontak ia berlari ke dalam, “Ibu! Ibu!”

Yang ia takutkan, sudah terbujur kaku di peti.

Orang-orang telah berdatangan.

“Apa yang terjadi?” ia mendongak mencari Rahardian.

“Jatuh di kamar mandi, Nar.”

“Jatuh? Jatuh? Jatuh atau kau dorong dia seperti kau suruh dia mendorong bapakku?”

“Nar!” tak kuasa Rahardian melayangkan tangan hampir menampar siapa yang sudah ia anggap anak itu.

Bukankah ia sudah coba bersabar…

Apakah keputusannya ini salah dan ia malah kehilangan Kartinah?

Kartinah yang sudah hampir baik-baik saja…

Tapi ia ingat kata Pak Pendeta, dan pesan Kartinah agar menjaga anak tunggalnya.

Jika tak bisa menyelamatkan raga dan jiwa, bagaimana menyelamatkan roh saja?

Kalau dulu Kartinah yang nanar menatapi tanah yang masih merah, sekarang giliran Rahardian dan Narayan yang tepekur meski tak saling bertegur kata.

Entah mengapa, hidup punya hobi membawa pola-pola yang sama.

Seperti dejavu-dejavu rasanya.

Khususnya bagi Narayan.

Ada rasa yang sama waktu bapaknya dimakamkan, meski ingatan itu samar-samar dan membingungkan.

Namun secara pasti ia ingat satu pemandangan, saat ibunya sedang menunduk dalam. Dan nun jauh di seberang lubang makam, di antara banyak pelayat yang lain, karena jangkung dan menarik hati, ia melihat wajah Paklik Rahardian.

Wajah itu tampak sedih, tapi entah ada apa lain yang tergurat. Yang jelas kedua mata indah

Paklik itu tidak lepas menatap bukan lubang kuburan seperti kebanyakan orang, tapi ibunya! Yah, ibunya!

Maka itulah ia yakin kebenaran cerita yang santer didengungkan Simbah dan keluarganya!

Jadi bahwa ia sendiri sekarang kerap menyaksikan betapa kasih Paklik itu pada ibunya atau dirinya, ia susah percaya! Ia kadung percaya Paklik itu benalu dan bermuka dua!

Hati manusia kadang memang hanya mempercayai, apa yang ingin ia percayai.

“Sudah makan, Nar? Bapak masak daun pepaya,” ajak Rahardian.

Sudah lewat tiga hari, Nar belum nafsu.

“Nar, Simbah pulang ya?” tiba-tiba simbah kakung dan putri, orang tua Kartinah yang sudah makin renta, pamit.

Memang tadi tidak ada yang datang dari pihak almarhum Harno, kecuali pihak keluarga Kartinah dan Rahardian saja.

“Kok kesesa, Pak? Tergesa sekali. Makan dulu,” ajak Rahardian.

“Ah rumah kami jauh. Kami pulang saja, Nak. Di rumah, sapi tidak bisa ditinggal lama,” tersenyum.

Eyang putri, sang nenek, mencium kening Nar yang masih termangu.

Ciuman yang jarang ia dapatkan, agak terhenyak juga!

“Nar, kamu sama Bapak saja ya di sini. Kami sudah tua tidak bisa merawat kamu. Nuruto, to, karo Bapak. Patuh sama Bapak, ya? Bapakmu itu baik, meski kamu belum percaya,” berbisik pelan sekali, seolah tahu isi hatinya.

Nar makin termangu.

“Bapak antar Simbah dulu ke stasiun, ya? Kamu mau ikut?”

Yang ditanya tetap termangu.

“Sudahlah, Le. Kita bertiga saja. Dia masih butuh waktu.”

“Baik, Pak. Sini Pak, saya bawakan tasnya.” Pintu ditutup. Nar tetap termangu.

*)Penulis adalah cerpenis produktif dan konselor, tinggal di Salatiga, Jawa Tengah Editor: Prisetyadi Teguh Wibowo
CERPEN
43

JEJAK BAPTIS 50 TAHUN LALU

PERTEMUAN PERSIAPAN KABARIA 70

Pertemuan persiapan KABARIA 70, telah berlangsung pada tanggal 12-16 Mei 1969, di Semarang. Hadir dalam pertemuan itu pendetapendeta, utusan-utusan Injil, wakil-wakil dari Gereja Baptis seluruh Indonesia, juga dua orang tamu dari luar negeri. Tamu itu adalah Dr. Jesse J. Northcutt, seorang mahaguru dalam ilmu berkhotbah dari Amerika, dan Sdr. Phillip Zecca, seorang awam Baptis dari Beirut, Libanon.

SB

ANGKLUNG BISA JUGA MENJADI BERKAT

Alat musik angklung rupanya juga menjadi kegemaran anggota-anggota Gereja Baptis Penumping, Surakarta. Nampak semua pandai bermain Angklung. Dalam gambar terlihat Pdt. R. H. Sutikno sedang melatih regu pemain angklung di gereja. Selain Gereja Baptis Indonesia Penumping Solo, gereja Baptis yang juga memiliki regu angklung ialah Gereja Baptis Pertama Bandung. SB

KUNJUNGAN DARI ASIA TENGGARA

Dr. R.K. Parks, Sekretaris Daerah Asia Tenggara untuk Badan Pengutusan Injil konvensi Baptis Selatan, pada bulan April yang lalu datang meninjau pekerjaan Baptis di Indonesia. Dr. Parks dahulu pernah menjadi dosen Seminari Theologia Baptis Semarang, pendeta Kebayoran Jakarta. Jabatannya yang terakhir adalah sebagai bendahara Misi Baptis Indonesia.

SB

Alat musik angklung juga dapat menambah warna musik gereja yang digemari

DI LERENG GUNUNG KLOTOK

Dalam rangka pemanasan KABARIA 70, Gereja Baptis Semampir, Kediri melaksanakan kegiatankegiatan gereja yang diikuti oleh seluruh anggota gereja, dari anak-anak sampai dewasa.

KAMPANYE PENGABARAN INJIL SPANYOL

Walaupun pemerintah Spanyol pada masa ini mengadakan pembatasan terhadap surat kabar dan iklan pada umumnya. Kaum Baptis di Spanyol dengan penuh pengharapan sedang menyiapkan kampanye pengabaran Injil serentak untuk tahun 1970.

Rencana kampanye tersebut sudah dibuat sejak 5 Februari 1969. Pendeta David Pena dari Gereja Baptis Cadiz menjabat sebagai ketua umum kampanye itu. Poster kampanye yang disebar bertemakan, Cristo Unica Esperanza atau “Kristus harapan satu-satunya”.

SB

Dengan semangat yang menyala-nyala kegiatan itu dilaksanakan di luar halaman gedung gereja. Pagi-pagi semua anggota sudah bersiap berangkat bersama-sama menuju ke lembah Gunung Klotok, dengan berkendaraan sepeda. Mereka berduyun-duyun menyusuri jalan yang becek, kurang lebih sejauh 8 kilometer. Yang dilakukan berupa pementasan sandiwara Kelahiran Tuhan Yesus, Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati, dan Khotbah di Bukit Yang memegang peranan sebagai Tuhan Yesus ialah Pendeta Samudji.

Semua pementasan ini di lakukan dan digelar di lereng-lereng Gunung Klotok. Sedangkan pengambilan film dilakukan oleh Dr. Gilliland, dan Nona E. Hayes yang mengambil foto-foto. Total pemain seluruhnya terdiri dari anggota-anggota Gereja Baptis Semampir, dibawah pimpinan Liris Soewito dan Johanners Prajitno.

SB

SOSOK PAULUS SISDONO

Sdr. Sisdono berasal dari Solo. Sebelum beliau masuk Seminari Theologia Baptis, ia adalah anggota Gereja Baptis Indonesia Penumping Solo. Bulan April 1972 lalu, ia pun telah menamatkan pelajarannya di seminari dan mendapat gelar Sarjana Muda Theologia. Bahkan selama belajar di Seminari, ia sudah menolong menggembalakan beberapa gereja cabang yang ada di Semarang.

SB

JEJAK
BAPTIS Alat musik angklung juga dapat menambah warna musik gereja yang digemari
44

Dalam tahap pemanasan KABARIA 70 ini, kami sekelompok anggota Gereja Baptis Patemon benar-benar sudah merasakan “panas” berkat usaha panitia doa dan teristimewa panitia musik yang telah menghibur dengan nyanyiannyanyian.

Dengan semangat yang berkobar-kobar serentak mendahului Kampanye Pengabaran Injil di sepuluh tempat sekitar daerah GBI Patemon membuahkan hasil. Berikut berkat yang bisa di ambil:

1. Haus akan Injil

Rata-rata tiap tempat yang dikunjungi 5060 orang termasuk panitia acara. Paduan Suara yang ada kurang lebih 15 orang. Namun selama kampanye tersebut ada 35 orang yang baru dan baru pertama kali menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

Ada momen haru beberapa malam saat mengadakan kampanye itu. Banyak orang memenuhi tempat itu. Rela berimpit-impitan jika tidak dapat kursi. Bahkan meskipun hujan mereka tetap datang.

2.

Masak untuk Dituai

Dengan pengalaman dan antusiasme mereka yang luar biasa, penyelenggara menyadari bahwa tuaian banyak. Oleh sebab itu, acara ini diadakan pad Minggu akhir Maret sampai dengan Minggu April untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.

3.

Bersekutu dalam Doa

Kebangunan rohani juga terjadi pada para panitia acara dan tim paduan suara yang senantiasa berdoa untuk kampanye ini. Tiap-tiap malam mereka berpindah rumah untuk bersekutu bersama. Tidak hanya itu, anggota-anggotanya bahkan mengajak tetangga untuk bersekutu bersama.

SB

UPACARA PENTAHBISAN

Upacara Pentahbisan atas pendeta Eric Natan (Tan Tjwan Bing) telah dilangsungkan di Gereja Baptis Indonesia Waru Surabaya pada 5 Mei 1969. Pendeta David Surojo dan Pendeta Frank Lewis yang menyampaikan khotbah. Nampak pendeta P. Wattimury sedang menumpangkan tangannya.

SB

PENDETA TAMU PEKAN PERSEKUTUAN PENDETA-PENDETA BAPTIS

Dari Philipina akan hadir seorang pendeta tamu, yaitu Sdr. R. Peol, Jr., dalam Pekan Persekutuan Pendeta-Pendeta Baptis, pada 4-8 Agustus 1969, di Semarang.

Pdt. Peol, Jr. disamping menjalani sebagai pendeta di negerinya, ia berkhotbah untuk radio setempat, dan membantu dalam acara televisi “Baptist Hour”.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, di Seminari Theologia Baptis di Philipina, Pdt. Peol meneruskan pembelajarannya di Golden Gate Baptist Theological Seminary, Amerika, dan mendapat gelar Th. M. (Sarjana Theologia).

SB

BERSATU MEMENANGKAN NEGERI

Lebih dari 20 juta kaum Baptis di Amerika Latin dan Benua Amerika Utara telah bergabung untuk bekerjasama. Bersama-sama berdoa dan bersaksi untuk memenangkan negeri mereka bagi Kristus tahun 1968-1970.

Dikatakan bahwa lebih banyak orang Kristen ikut di dalam usaha besar ini dari pada proyek pengabaran Injil lainnya sejak masa Perjanjian Baru. Maka diadakanlah suatu pertemuan istimewa bagi kaum awam pada 15-21 Juli di Rio de Janeiro, Brasilia. Kelompok-kelompok yang akan dibentuk inilah, yang akan memimpin kebangunan rohani di banyak tempat. SB

PERESMIAN AULA STBI 1969

Upacara peresmian Aula Seminari Theologia Baptis, Semarang yang baru selesai dibangun, telah dilangsungkan pada tanggal 8 Mei 1969.

Rangkaian acaranya termasuk upacara penyerahan kunci kepada Dr. Carpenter, ketua Dewan Seminari Baptis yang dihadiri oleh banyak orang yang turut menjadi saksi dalam acara Peresmian Aula tersebut. SB

JEJAK BAPTIS
KEBANGUNAN ROHANI DARI KAMPUNG KE KAMPUNG
45
Pentahbisan Pdt. Eric Natan GBI Waru Surabaya 1969

Kongres Asia Pacific Baptist Federation (APBF) ke 10

STRONGER TOGETHER

Kongres APBF merupakan salah satu acara yang sangat dinanti oleh umat Baptis di Asia Pasifik. Bukan hanya karena persekutuan yang begitu indah dan sukacita pengikut Kristus, tetapi juga dengan berbagai acara kebudayaan dan pergantian pengurus APBF. Kali ini, kongres ke 10 yang diadakan lima tahun sekali ini dilaksanakan di Global Mission Church, Bundang, Korea Selatan selama tiga hari yakni 5-7 September 2022. Sebelumnya, kongres ke 9 yang diadakan secara onsite (sebelum pandemi Covid-19) di Yogyakarta pada tahun 2018 diikuti lebih dari 300 peserta. Kongres APBF ke 10 ini merupakan kongres yang spesial dibandingkan sebelumnya, hal itu karena, untuk pertama kalinya Kongres APBF diadakan secara hybrid untuk memfasilitasi umat Baptis, baik yang hadir di tempat ataupun hadir secara virtual melalui Zoom atau YouTube.

Konsep hybrid sendiri diusung mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum juga usai di seluruh dunia ini menyebabkan ketatnya regulasi yang ditetapkan pemerintah Korea Selatan untuk orang asing yang memasuki negaranya. Tidak hanya pandemi, situasi politik yang terjadi di tiap negara juga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan visa keluar negeri. Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan penyelenggaraan kongres secara hybrid dilakukan, yaitu agar umat Baptis di seluruh belahan dunia, terutama di Asia Pasifik, tetap dapat menyaksikan berlangsungnya kongres ini. Kongres ke 10, mengusung tema “Stronger Together”, yang diambil dari Efesus 4:16.

Musim panas di Korea Selatan hampir usai. Cuaca yang cukup sejuk disertai hujan dan angin mulai menyelimuti kota-kota di Korea Selatan. Kabar tentang datangnya topan ke daerah semenanjung Korea tidak menjadi penghambat semangat umat Baptis untuk bersekutu bersama dalam kongres ini. APBF terus berdoa dan mendorong seluruh umat Baptis agar dapat bersatu dalam kasih Kristus untuk menjadi satu tubuh yang kuat dalam melayani Tuhan dan mengabarkan injil bersama.

Meskipun jumlahnya dibatasi, namun kongres ini tetap dapat dihadiri secara langsung oleh 500 peserta dari berbagai negara di Asia Pasifik yang menjadi anggota APBF, seperti Korea, Indonesia, India, Australia, Srilanka, Singapura, Vietnam, Filipina, Nepal, Nagaland,

Liputan
LIPUTAN
Pergantian pengurus APBF
46
Panitia Kongres APBF

Selandia Baru, Malaysia, dan Jepang. Peserta yang mengikuti secara daring (Zoom dan YouTube) juga tidak kalah banyaknya. Sampai akhir September 2022, tercatat ada lebih dari 30.000 views yang telah mengikuti berbagai rangkaian acara Kongres ini.

Sebelumnya, tepatnya tanggal 2-3 September 2022, diadakan Mission Consultation secara tertutup dan dihadiri oleh direktur departemen misi, ketua konvensi, dan para pekerja misi yang melayani dalam lingkup APBF. Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi wadah berdiskusi mengenai kemajuan misi dalam masing-masing konvensi, menemukan solusi terkait permasalahan misi di setiap negara, serta berbagi bahan misi untuk menunjang pelayanan antar konvensi.

Asia Pacific Holistic Transformation Strategy (APHTS) dibawakan Rev. Ronnie Chiu, Dr. Tim Lee, Rev. Ardi Wiriadinata, dan Mr. Roshan Mendis. Topik APHTS ini menjelaskan pentingnya gereja mengenal misi holistik dan bagaimana mereka dapat melakukan strategi transformasi holistik pada lingkungan sekitar mereka. Gereja dipanggil untuk berada ditengah masyarakat, menjadi garam dan terang bagi mereka, dan terlibat langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan kasih Tuhan dan mereka dapat dijangkau untuk datang pada Kristus. Conversation kedua diberi tema Women’s Work in The APBF yang dibawakan oleh Dr. Vernette Myint Myint San (ketua ABWU) dan Ms. Elissa Macpherson (ketua BWP) dan dipimpin oleh Rev. Edwin Lam dan Rev. Leslie Turley. Topik ini membahas peran wanita Baptis dalam saling menguatkan dan membangun sesamanya, terutama dalam masa pandemi ini. Dr. Vernette dan Ms. Elissa juga menjelaskan bahwa wanita memiliki peran penting untuk menjadi penolong bagi keluarga mereka dan juga bagi masyarakat, sehingga terang Tuhan dapat terus terpancar melalui kehidupan dari wanitawanita yang takut akan Tuhan.

Sementara kongres, dilaksanakan plenary, celebration, dan workshop. Hari pertama dimulai dengan sesi plenary. Dalam sesi ini, terdapat parade bendera konvensi, sambutan dari perwakilan APBF, Rev. Dr. Tim Lee dan Wakil Ketua APBF, Mr. Bijoy A. Sangma, ketua COLA Korea, Rev. Kwan Jae Yoo, Presiden APBF, Rev. Edwin Lam, dan pendiri GMC (Global Mission Church), Rev. Daniel Lee. Acara dilanjutkan dengan pujian dan penyembahan yang dipimpin Mr. Maker Kashung (India) bekerja sama dengan tim musik dari GMC. Terdapat pula pujian istimewa oleh Ms. Wan Yihwa (Myanmar). Firman Tuhan disampaikan CEO Baptist World Aid Australia, Rev. Melissa Lipsett. Ia menyampaikan bahwa Injil merupakan kabar yang sangat luar biasa yang dapat mengubah kehidupan seseorang. Namun, Kristus menginginkan agar kabar keselamatan ini tidak hanya kita simpan untuk diri kita sendiri, namun juga bagi sekeliling kita yang sedang mencari juruselamat bagi hidup mereka.

Kongres dilanjutkan dengan workshop Conversation Conversation pertama berjudul

Kongres hari pertama ditutup dengan ibadah Celebration. Rangkaian ibadah ini tersusun dari sambutan dari sekretaris jenderal APBF, Ps. Vesekhoyi ‘Vee’ Tetseo, doa pembukaan yang dipimpin oleh ketua GGBI, Pdt. Yosia Wartono, pembacaan ayat oleh sekretaris jenderal Nepal Baptist Church Convention (NBCC), Rev Vijay Thapa, dan firman Tuhan oleh Rev. David Sung Eun Choi yang merupakan Gembala Sidang Global Mission Church (GMC).

Berbeda dengan hari pertama, hari kedua kongres dimulai dengan kegiatan Mission in Motion. Kegiatan ini merupakan workshop (lokakarya) diadakan serentak di ruangan yang berbeda, sesuai dengan temanya masing-masing. Justice, Mercy, Rightness and Compassion oleh Dr. Elijah Brown (BWA), Wholeness in extension of God’s Kingdom oleh Dr. Kang San Tan (BMS), Future of Mission: Strategic Role of Asian Mission in Global Christianity oleh Mrs. Loun Ling Lee, Leading the Church in Power and Spirit oleh Liew Yuen Huat, Mission, the Unifying Factor oleh Ps. Jimmy Fundar, Collaboration, Network and Partnership in Mission oleh Ps. Andrew Tjang, Missional Church Education in the Postmodern Society oleh Dr. Soo Jin Han dan The Proclamation and Demonstration of the Gospel oleh Scott Pilgrim.

Selain itu, ada kegiatan Roundtable

LIPUTAN
47
Kegiatan Mission Consultation yang menjadi rangkaian kegiatan Kongres APBF (Dok. Pdt. Ardi Y. Wiriadinata)

Interviews dan Roundtable Talks. Pada Roundtable Interviews terdapat dua tema yang diangkat, yaitu Interview on Regional Issues dan Youth Talk Interview on Regional Issues dibawakan oleh Rev. Samaresh Nayak (India), Rev. Hikofumi Tomari (Jepang), Rev. Dr. Saw Samson (Myanmar), Rev. Dr. Bobby Lee (Singapura), Rev. Mark Wilson (Australia). Topik ini mengangkat masalah-masalah yang terjadi dalam berbagai daerah di Asia Pasifik dan bagaimana kita sebagai pengikut Kristus perlu terus mendoakan daerah tempat kita tinggal dan menjadi teladan dalam berbagai hal. Sesi Youth Talk dibawakan oleh Rev. Steve Dixon (Australia), Rev. David Gabriel Lim (Singapura), Cobtea Khiangte (India), Lakna Premawardhane (Sri Lanka) dan Ireina Ruth (Indonesia). Sesi ini mengangkat bagaimana kondisi pemuda di berbagai daerah di Asia Pasifik dan bagaimana peran kita sebagai pemuda untuk terus menjangkau mereka dan menyediakan wadah yang baik agar anak-anak muda dapat terus bertumbuh dalam Kristus. Roundtable Talks juga diisi oleh dua tema yang berbeda, yaitu Holistic Mission in the World yang dibawakan oleh Rev. Dr. Kang San Tan (BMS), Rev. Melissa Lipsett (Baptist World Aid Australia), Rev. Scott Pilgrim (Australia), dan Rev. Everton Jackson (BWA) dan Current Challenges : Wars, Refugees, & Persecutions yang dibawakan oleh Rev. Dr. Elijah M. Brown (Sekjen BWA), dan Dr. Tomás Mackey (Presiden BWA). Kongres hari kedua ditutup dengan Celebration, Firman Tuhan disampaikan Dr. Elijah Brown yang merupakan sekjen BWA. Dr. Elijah Brown menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam pengabaran Injil dan bagaimana pekerjaan pendamaian dan keadilan di negara-negara di seluruh dunia dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan kasihNya bagi banyak orang.

Tetseo (Gembala Sidang Elon 318 Community Church), Rev. Ai menyampaikan bahwa gereja lokal memiliki peran penting dalam masyarakat dan sebagai sesama orang percaya, kita perlu mendukung gereja-gereja lokal kita, baik itu gereja besar atau kecil, sehingga Injil keselamatan dari Kristus dapat tersebar hingga ke ujung bumi.

Kegiatan dilanjutkan dengan Mission in Motion dengan tema Healthy Pastor, Healthy Church oleh Dr. Tomas Mackey (BWA), Global Mission Impact in the Post Pandemic oleh Dr. Tim Lee (Korea), Biblical Basis for Compassion Ministries oleh Rev. Leor Sarkar (Bangladesh), Unleashing Youths as Co-Participants in Integral Mission oleh Steve Dixon (APBY, Australia), Gender Dynamics in Risk and Resilience oleh dr. Vernette Myint Myint San (ABWU, Myanmar) dan Elissa MacPherson (BWP, Australia), Demonstrating Transformative Partnerships in Humanitarian Response oleh Rev. Ronnie Chiu & Fiona Smith dan Psychosocial First Aid: The Church Response to Trauma oleh Dr. Kumti Aier.

Pada hari terakhir, kongres dimulai dengan pujian istimewa dari Dr. Ruda Ko (Korea), Firman Tuhan disampaikan Rev. Ai Nohara

(Kiri – kanan) Mr. Bijoy A. Sangma (Wakil Presiden APBF), Rev. Edwin Lam (Presiden APBF), Rev. Vesekhoyi ‘Vee’ Tetseo (Sekretaris Jenderal APBF)

Seperti hari-hari sebelumnya, Kongres hari terakhir ditutup dengan Celebration. Firman Tuhan yang disampaikan Rev. Edwin Lam mengingatkan kita akan pentingnya kita hidup dengan mengikuti teladan Kristus dan pimpinan Roh Kudus, serta sebagai orang percaya, kita perlu menjadi murid dan memuridkan. Selain itu, pada hari terakhir ini juga dilaksanakan pergantian pengurus APBF yang dipimpin oleh Mr. Bijoy A. Sangma. Pergantian kepengurusan APBF ini dilakukan setiap lima tahun sekali. Berikut pengurus baru APBF:

1. Presiden: Rev. Mark Wilson

2. Wakil Ketua: Rev. Joseph Koh

3. Wakil Ketua: Rev. Craig Vernall

4. Sekretaris Jenderal: Rev. Dr. Vee Tetseo

5. Co-opted member: Rev. Leor Sarkar

LIPUTAN
Youth Talk 48

6. Ketua APBF Missions: Dr. Jolly Rinmai

7. Ketua Komunikasi: Rev. Erwin Cabalang

8. President APBY: Rev. Steve Dixon

Sekadar tahu, Kongres ke 10 ini dipersiapkan dalam jangka waktu yang cukup singkat yakni selama tujuh bulan. Hampir seluruh proses persiapan acara ini dilakukan secara daring melalui platform zoom karena panitia acara berasal dari negara yang berbeda-beda, Dr. Tim Lee (Korea Selatan), Rev. Edwin Lam (Singapura), Mr. Bijoy A. Sangma (India), Mr. Peter Leau (Australia / Malaysia), Dr. Miyon Chung (Korea Selatan), Rev. Vee Tetseo (Jepang), Ps. Mark Kwak (Jepang), Ps. Ardi Y. Wiriadinata (Indonesia), Mr. Roshan Mendis (Sri Lanka), Ashley Mak (Malaysia / Singapura), Asaf Kharisma (Indonesia), Shereen Daniel (Sri Lanka), Maureen Goh (Singapura), Erwin Cabalang (Filipina), Henokh Lazuardi (Indonesia), Luka Longkumer (Nagaland), Ireina Ruth (Indonesia) dan Maker Kashung (India / Korea Selatan)

Sementara pemilihan negeri Ginseng ini, sebagai tempat diselenggarakannya kongres ke 10 didasari pada permintaan negara terkait untuk menyambut dan melayani umat Baptis dalam bersekutu bersama. Korea Selatan sangat bersemangat dan siap dalam menerima dan membantu seluruh proses pelaksanaan kongres. Perbedaan bahasa tidak menjadi penghalang bagi Korea Selatan dalam mengajukan diri sebagai tuan rumah kongres hybrid pertama di APBF ini.

Pelaksanaan kongres hybrid ini mengharuskan peran penting dari tim media dalam terselenggaranya kongres. Mengingat pentingnya persiapan teknis harus dilakukan dengan baik, maka pihak APBF beserta dengan tim media melakukan pertemuan-pertemuan intensif melalui Zoom dengan pihak COLA (Committee on Local Arrangement) - panitia lokal - untuk membahas perihal teknis, kebutuhan peralatan dan pekerjanya. Pihak COLA dari kongres APBF 2022 ini merupakan orang-orang yang berdomisili di Korea Selatan dan didominasi oleh mereka yang berasal dari GMC (Global Mission Church).

Kendala terbesar yang dihadapi panitia yang dipilih dari berbagai negara adalah kendala bahasa, khususnya mayoritas masyarakat Korea Selatan tidak mampu berbahasa Inggris, khususnya komunikasi antara panitia APBF dengan para pengurus Global Mission Church. Solusi terbaik yang dapat dilakukan adalah mengandalkan Ps. Mark Yeong Dong yang datang dari Okinawa, Jepang, sebagai penyampai pesan kepada pengurus lokal GMC.

Selain itu, kesulitan lain yang dihadapi yaitu jarak penginapan dengan tempat acara yang cukup jauh dan hanya mampu menggunakan Subway Train menuju ke lokasi acara. Subway Train hanya dibuka hingga pukul 00.00, sedangkan para panitia hampir setiap malam meninggalkan GMC, pada pukul 23.00.

Meskipun terdapat beberapa kendala yang dihadapi, berkat Tuhan dalam kongres juga tercurah dengan melimpah. Kita semua dapat bersyukur karena begitu banyak orang yang terberkati dan dikuatkan melalui rangkaian acara, Firman Tuhan yang disampaikan dalam tiap sesi, serta hubungan yang dapat dibangun antar-umat Baptis. Hal ini menunjukkan bagaimana kita dapat kuat jika kita melayani bersama, sesuai dengan tema kongres APBF ini, “Stronger Together”. Tema ini akan terus menjadi dasar pelayanan kita dalam lingkup APBF.

Kongres selanjutnya akan diadakan 5 tahun mendatang, yaitu pada tahun 2027 yang akan kembali dihelat di Korea Selatan.

Anda dapat mengakses video Kongres melalui channel YouTube Asia Pacific Baptist Federation. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan APBF dapat diakses melalui laman website www.apbf.org.

LIPUTAN
“We are stronger together! Tuhan Yesus memberkati!”
Penulis: Henokh Lazuardi Editor: Juniati
49
Seluruh peserta Kongres APBF ke 10 di Korea Selatan
LAPORAN KEUANGAN Informasi Rekening : Bank Mandiri- KCP Bandung Cibeunying No. Rekening 131-05-8000181-8 | atas nama Lembaga Literatur Baptis atau melalui Giro Pos No. 4000 004 235 |atas nama Lembaga Literatur Baptis Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia
SUARA BAPTIS Periode: Agustus - Oktober 2022 50
LAPORAN KEUANGAN

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.