Pelajaran 1 PERKUNJUNGAN KEPADA YANG SAKIT
TUJUAN PEMBELAJARAN
AYAT HAFALAN
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16
Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid memahami tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid mampu menjelaskan ajaran tentang pelayanan berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
2. Murid mampu menjelaskan tentang pentingnya pelayanan tersebut.
3. Murid mampu menuliskan pengalaman atau membuat contoh praktik pelayanan berkunjung dan berdoa bagi teman yang sakit.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Gunakan Persiapan Umum sebelum mengajar di bawah ini selama Anda mengajar pada Triwulan 4, sebagai berikut:
a. Berdoa untuk pengajaran yang akan Anda sampaikan serta doakan murid Anda agar siap mengikuti pelajaran.
b. Membaca nas pelajaran yang akan Anda sampaikan berkali-kali sampai Anda memahami.
c. Membaca Buku Guru dan Buku Murid agar Anda menguasai langkah-langkah yang disarankan pada Buku Guru dan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis dalam Buku Murid. Anda dapat menggunakan ide Anda sendiri jika Anda merasa saran dalam Buku Guru terlalu sulit atau kurang menarik untuk dilakukan. Namun Anda perlu memperhatikan tujuan, kompetensi belajar maupun indikator yang tertulis dalam setiap pelajaran.
2. Persiapan Khusus mengajar Pelajaran 1:
a. Carilah situs layanan doa online, atau jika gereja Anda sudah melakukan layanan berkunjung dan berdoa online, maka Anda dapat menggunakannya untuk membuat murid tertarik mengikuti pelajaran. Sajikan semenarik mungkin data-data Anda dalam bentuk presentasi Power Point ataupun media lainnya yang Anda kuasai.
b. Siapkan gambar: Yakobus, saudara Yesus; pelayanan doa; pelayanan berkunjung. Carilah gambar yang dilakukan di gereja Anda, namun jika tidak ada Anda dapat mencari di media sosial.
PENJELASAN NAS
Surat Yakobus ini ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus yang juga adalah pemimpin jemaat di Yerusalem. Surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Kemungkinan para penerima surat ini adalah orang-orang yang bertobat di Yerusalem pada masa sekitar Pentakosta dan setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kisah Para Rasul 8:1). Surat ini termasuk Surat-Surat Umum karena tidak dimaksudkan untuk satu jemaat lokal.
Surat ini menguatkan jemaat yang menghadapi banyak pencobaan. Surat ini juga menekankan mengenai tindakan hidup praktis yang terwujud dari iman yang sejati. Yakobus pasal 5 khususnya ayat 13-20 memuat petunjuk praktis perwujudan iman dalam kehidupan bergereja. Secara umum ada empat tindakan praktis sebagai perwujudan iman dalam kehidupan bergereja:
a. Jika ada yang menderita, maka ia perlu berdoa dan juga didoakan lewat pelayanan doa (ayat 13).
b. Jika ada yang bergembira, ia harus bernyanyi dan hal ini juga turut menggembirakan jemaat lain (ayat 14).
c. Jika ada yang sakit hendaklah ia memanggil penatua jemaat untuk mendoakan dan mengoleskan dengan minyak (ayat 14). Penafsiran mengenai tindakan ‘mengoleskan minyak’ mengarah pada dua kemungkinan, yaitu pengolesan minyak sebagai media menyatakan iman kepada Tuhan, dan tindakan praktis kesehatan.
d. Jika ada yang menyimpang dari kebenaran, diperlukan pelayanan untuk membuatnya berbalik. Khusus dalam pelayanan bagi orang sakit, terdapat dua hal yang penting, yaitu pertama bahwa doa orang yang dibenarkan oleh Allah memiliki kekuatan yang dahsyat (ayat 16-18). Selanjutnya adalah ada keadaan sakit yang terjadi sebagai akibat dosa (ayat 15). Solusi dari permasalahan ini adalah saling mengaku dosa (ayat 16). Jika ditarik kepada penerapan untuk pelayanan berkunjung, maka sangat penting bagi seorang pelayan memperkuat pelayanan doa dan membimbing seseorang berbalik dari dosa.
SAAT MENGAJAR
1. Pelayanan doa
Minta murid mencari jawaban baris yang kosong dalam Buku Murid. Jelaskan tentang kedua kata itu “berdoa” dan “mendoakan” (tuliskan dalam selembar kertas atau sajikan dengan menggunakan Power Point). Keduanya adalah kata kerja. Supaya informasi yang Anda dapat lebih lengkap silahkan melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pada bagian akhir ditekankan tentang pentingnya seorang pelayan doa untuk memiliki iman yang benar (dibenarkan dalam Kristus) dan kehidupan yang benar di mata Tuhan serta kesungguhan dalam berdoa. Jelaskan kepada mereka kesungguhan dalam berdoa terlihat secara langsung dari sikap kita ketika berdoa (manusia bisa melihat) dan secara tidak langsung terlihat dari hati kita (hanya Tuhan yang tahu) berikan contoh gambar untuk bagian ini agar anak Tunas Muda dapat mengingatnya.
2. Pelayanan Perkunjungan
Awali bagian ini dengan menunjukkan banyak gambar tentang kunjungan kepada orang sakit. Ada gambar yang serius, sedang tertawa, berdoa, duduk santai, dll. Minta mereka memilih gambar mana yang pernah mereka lakukan (gunakan untuk memulai sub bab kedua).
Setelah ayat 19 dibaca bersama, ajak murid berdiskusi (lihat pertanyaan dalam Buku Murid). Sub bab ini menjawab indikator kedua tentang pentingnya pelayanan berkunjung dan berdoa, yaitu “menyelamatkan jiwa orang dari maut dan menutupi banyak dosa”.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Jelaskan tentang pelayanan berdoa dan berkunjung sesuai dengan pemahaman yang telah kalian terima. Jika murid Anda banyak, mungkin Anda dapat memberikan tugas kepada mereka untuk menuliskan dan mengirim jawabannya pada Anda.
2. Mengapa kedua pelayanan itu penting? Jawaban ini dapat disampaikan lisan oleh para murid.
Kunci Jawaban:
1. Pelayan doa dan berkunjung merupakan dua pelayanan yang saling terkait. Dalam pelayanan berkunjung yang disertai pelayanan doa, demikian juga pelayanan doa yang disertai pelayanan berkunjung, dapat menghiburkan orang lain serta memperkuat iman mereka.
2. Jawaban pencapaian belajar kedua terfokus pada ayat 20b. Karena melalui kedua pelayanan itu kita dapat membuat orang berbalik dari jalannya yang sesat. Maka pelayanan yang kita lakukan membuat jiwa orang selamat dari maut dan menutupi banyak dosa.
PENDALAMAN
1. Tuliskan pengalaman kalian melakukan pelayanan doa dan berkunjung kepada yang sakit bersama teman di gereja. Jika belum melakukan, maka buatlah contoh tentang itu. Minta salah satu murid untuk mendokumentasikan hasil tulisan-tulisan tersebut dalam bentuk video. Unggah video tersebut di YouTube gereja Anda.
2. Perhatikan bacaan Firman Tuhan minggu yang akan datang serta ikutilah pembacaan tersebut secara rutin. Pastikan murid Anda juga mengikuti bacaan Firman itu dengan cara mengingatkan melalui media sosial (grup WhatsApp dll.)
PENUTUPAN KELAS
a. Ajak murid memberi persembahan.
b. Ajak murid Anda menyanyikan lagu “Melayani Lebih Sungguh”, SNP No. 572. Lalu tutuplah dalam doa.
Pelajaran 2
MARI MEMUJI TUHAN
AYAT HAFALAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid memahami tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat menjelaskan tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
2. Murid sebagai jemaat memiliki kesanggupan menjadi pendorong para pelayan Tuhan untuk memuji Tuhan.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 2:
a. Bacalah Buku Murid dan persiapkan gambar sesuai dengan kebutuhan. Anda dapat mencari dari internet dan memilih gambar yang tepat.
b. Saran daftar gambar yang dapat digunakan (cari di internet dengan kata kunci berikut): Song of Ascents Psalm 134, atau The Southern Steps and Psalm of Ascent Reminders.
c. Gunakan dua cerita pendek pada Pendahuluan Buku Murid untuk membuat murid berpikir dan tertarik menemukan jawabannya.
PENJELASAN NAS
Mazmur 134 merupakan nyanyian ziarah. Ziarah artinya mengingat sesuatu yang sudah pernah terjadi. Nyanyian ziarah adalah nyanyian yang dinyanyikan orang Israel pada waktu mereka datang ke Yerusalem (tiga kali dalam setahun -- Keluaran 23:17, Ulangan 16:16) untuk perayaan-perayaan yang mereka kerjakan. Mazmur 134 merupakan lagu terakhir dari 15 lagu yang dalam bahasa Inggris disebut Songs of Ascents, yaitu Nyanyian Pendakian atau anak-anak tangga. Mazmur ini berupa dialog di mana umat mengajak para petugas Bait Allah untuk beribadat semalam suntuk (ayat 1-2) dan para imam memberkati umat waktu pulang (ayat 3). Kemungkinan nyanyian ini dinyanyikan pada malam pembukaan Perayaan Pondok Daun setelah kaum ziarah tiba di Bait Allah.
Adalah hal yang wajar jika pelayan Bait Allah mengajak jemaat untuk memuji Tuhan, namun Mazmur 134 adalah kebalikannya. Ini adalah ajakan jemaat bagi para pelayan Bait Allah (para imam dan orang-orang Lewi) untuk memuji Tuhan. Secara praktis, adalah baik bagi jemaat memberi dorongan semangat bagi para pelayan untuk memuji Tuhan. Pengajaran ini penting pada masa kini mengingat: a) Para pelayan sering kali banyak dituntut, namun minim dorongan; b) Para pelayan perlu diingatkan untuk mengarahkan diri untuk memuji Tuhan yang mereka layani, bukan hanya melakukan tugas sebagai kewajiban.
SAAT MENGAJAR
Songs of Ascents– Nyanyian-Nyanyian Ziarah--Mazmur 134
Dalam sub bab ini Anda akan menceritakan sebuah bagian dari sejarah ibadah yang dilakukan oleh umat Israel. Untuk menolong Anda dan murid dapat memahami sub bab ini dengan baik, gunakan gambar-gambar ketika Anda menjelaskan (carilah di internet sesuai kebutuhan Anda). Untuk pengetahuan murid, Anda dapat menampilkan video pendek “Songs of Ascents Psalm 134” secara singkat saja. Fokus pada sub bab ini adalah murid mengetahui tentang salah satu Nyanyian Ziarah yang dilantunkan umat Israel pada masa itu dan tujuan lagu itu dinyanyikan, yaitu untuk memberi dorongan pada para pelayan agar memuji Tuhan pada ibadah malam hari di Rumah Tuhan. Jelaskan pula tentang arti frasa Nyanyian Ziarah, yaitu sebutan untuk 15 Mazmur (120-134) yang dinyanyikan oleh para peziarah saat berjalan naik ke Yerusalem untuk merayakan hari raya kudus mereka.
Sikap Jemaat: Memberi Dorongan terhadap Para Pelayan Tuhan (Ayat 1-2)
Jelaskan kata “marilah” pada ayat 1 dan frasa “mengangkat tangan dan memuji Tuhan” pada ayat 2, kedua bagian tersebut merupakan ajakan untuk tetap memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Pada sub bab ini pastikan murid Anda memahami tentang sikap yang benar terhadap para pelayan Tuhan. Gunakan pertanyaan dalam diskusi untuk memastikan murid Anda memahami penjelasan Anda dan minta mereka melakukan evaluasi atas sub bab ini dengan memilih gambar pada Buku Murid.
Sikap Jemaat: Memberkati Para Pelayan Tuhan (Ayat 3)
Tuliskan kata “MEMBERKATI” dengan huruf kapital dan ukuran besar. Ajak murid membaca ayat 3 bersama-sama. Penekanan sub bab ini pada “sumber berkat dalam ayat itu sangat jelas yaitu Tuhan yang dilayani”. Jadi kalimat berkat yang diucapkan bukan sebuah kalimat yang semata-mata keluar dari mulut kita, namun kalimat tersebut mengandung makna khusus.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan memuji bersama di Rumah Tuhan? (Bantu murid menjawab pertanyaan ini dengan menyediakan gambar-gambar tentang memuji Tuhan di Rumah Tuhan.)
2. Bagaimana cara kalian bersikap terhadap para pelayan Tuhan? (Bimbing murid menemukan jawaban ini mengacu pada sub bab 2 dan 3.)
Kunci Jawaban:
1. Menyanyi bersama seluruh jemaat yang hadir di Rumah Tuhan yang biasanya diiringi oleh alat musik tertentu seperti piano, gitar, dll.
2. Sikap terhadap para pelayan Tuhan adalah memberikan dorongan/semangat dengan cara mengajak para pelayan Tuhan untuk memuji Tuhan bersama; agar mereka sungguh-sungguh melayani dan mempersiapkan diri dengan baik meskipun sangat sibuk. Kita juga tidak menyalahkan mereka atau mencela ketika mereka melakukan kesalahan, namun memberkati para pelayan Tuhan, misal dengan memberikan ucapan terima kasih yang tulus.
PENDALAMAN
1. Ceritakan pengalaman yang kalian rasakan tentang memuji bersama di Rumah Tuhan. Berikan tugas ini sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk murid.
2. Tuliskan pesan singkat untuk para pelayan Tuhan yang melayani dalam minggu ini lalu minta murid membagikan di media sosial dan screenshoot sebagai bukti telah melakukan tugas. Berikan tugas ini sebagai PR untuk murid.
3. Dampingi murid Anda mengerjakan pekerjaan rumah dengan menanyakan perkembangan tugas di grup WhatsApp. Dan tetap ikuti bacaan Alkitab yang mereka lakukan sepanjang minggu ini.
PENUTUPAN KELAS
Minggu ini masih berfokus pada sikap yang benar dalam pelayanan.
a. Ajak murid kembali menyanyikan lagu “Melayani Lebih Sungguh”, SNP No. 572, lalu tutup dalam doa.
b. Ajak murid memberi persembahan.
Pelajaran 3 PENGABDIAN HARTA
Maleakhi 3:6-12
AYAT HAFALAN
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkaptingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Maleakhi 3:10
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid mencoba menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid mencoba menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat membangun sikap setia memberi perpuluhan kepada Tuhan.
2. Murid dapat mengidentifikasi sikap yang benar dalam mengabdikan harta kepada Tuhan.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 3:
a. Persiapkan film pendek tentang pandemi, saran link: https://www.youtube.com/ watch?v=zZOn6rrpU-Q (gunakan untuk mengawali kelas). Setelah menyaksikan video, tanyakan pada murid “Apakah situasi sulit dapat membuat manusia menjadi tidak setia pada Tuhan?” Beri waktu beberapa menit untuk mendengar respons. Lalu katakan bahwa bangsa Israel juga mengalami kemiskinan dan penderitaan karena penjajahan bangsa Persia. Apakah kesulitan itu membuat bangsa Israel tetap berjalan lurus atau menyimpang? Lalu mulailah kelas.
b. Persiapkan gambar: jalan lurus, belok kanan atau kiri.
PENJELASAN NAS
Kitab Maleakhi ditulis oleh seorang nabi bernama Maleakhi. Dia adalah seorang Yahudi saleh yang tinggal di Yehuda masa pasca pembuangan, serta rekan sezaman Nehemia. Merunut kepada konteks sosial dan ekonomi pada masa pemerintahan Nehemia sebagai gubernur di Yehuda dapat diketahui bahwa masyarakat Yerusalem dan Yehuda secara keseluruhan berada dalam keadaan sangat miskin. Mereka terbebani dengan banyak utang, harus membayar upeti kepada raja Persia, dan sebagiannya harus menjual harta milik serta anak-anaknya untuk dijadikan budak demi memperoleh gandum. Tentu kebijakan Nehemia untuk membebaskan utang dan mengembalikan harta milik memberikan kelegaan bagi sebagian besar masyarakat, namun demikian secara umum mereka mengalami kesusahan besar. Secara rohani, kehidupan mereka juga telah menyimpang dari Allah. Umat mempersembahkan persembahan yang tidak layak kepada Allah (Maleakhi 1:6-14), para imam hidup dan mengajar dengan tidak benar (Maleakhi 2:1-9), menceraikan istri masa mudanya dan menikah dengan orang asing yang tidak mengenal Tuhan (Maleakhi 2:10-16), serta banyak ketidakbenaran lainnya termasuk menjadi tukang sihir, berzinah, bersumpah dusta, dan menindas orang-orang lemah (Maleakhi 3:5).
Namun Allah tetap setia kepada umat-Nya, dan Ia tetap memelihara umat-Nya (Maleakhi 3:6). Sekalipun demikian, Allah tidak menginginkan umat-Nya hidup dengan tidak benar. Allah menghendaki pertobatan. Bagaimanakah pertobatan bagi bangsa Israel? Mereka tidak boleh lagi menipu Tuhan (‘menipu’ dalam terjemahan lain ‘merampok, menjarah’). Bagaimanakah mereka menipu Tuhan? Yaitu tentang pengabaian persembahan khusus dan persembahan persepuluhan. Persembahan khusus adalah persembahan seperti dalam Keluaran 29:27-28 dan Imamat 7:14,31-34. Pada waktu mereka memberikan persembahan tertentu, maka sebagian dari binatang yang akan dipersembahkan itu harus diberikan kepada imam/ orang Lewi. Sedangkan persembahan perpuluhan adalah persembahan yang diperuntukkan bagi orang Lewi, dan juga orang asing, anak yatim serta janda (Imamat 14:28-19; Bilangan 18:21-24). Pada saat itu banyak di antara para imam yang meninggalkan pekerjaan Bait Allah dan bekerja di ladang karena umat mengabaikan persepuluhan.
Allah menghendaki mereka memikirkan pekerjaan Bait Allah, kehidupan para pelayan, dan orang miskin dengan memberikan persembahan persepuluhan. Atas ketaatan tersebut Allah menjanjikan pemeliharaan atas kehidupan mereka di tengah berbagai kesulitan. Hendaklah kita tidak masuk ke dalam pemikiran yang berfokus pada harta duniawi, melainkan persembahan persepuluhan merupakan wujud kasih dan iman akan pemeliharaan Allah.
SAAT MENGAJAR
Berjalan lurus atau menyimpang?
Sepintas perkenalkan tentang penulis kitab (Nabi Maleakhi). Lalu ceritakan kondisi bangsa Israel pada waktu itu. Kemudian ajak murid membuka ayat-ayat yang tertulis dalam Buku Murid dan minta mereka mencari jawabannya. Berikan jawaban atas pertanyaan sub bab ini, yaitu MENYIMPANG
Sampaikan sesuai urutan alinea dalam Buku Murid, yaitu pokok bahasan tentang pertobatan dan kesetiaan Tuhan. Kemudian akhiri dengan menjawab pertanyaan tentang pilihan murid untuk tetap berjalan lurus atau menyimpang.
Ajaran memberi persembahan persepuluhan
Ayat 10, jelaskan makna dari kata “bawalah” yang merupakan kalimat perintah. Perintah yang harus dilakukan untuk membawa persembahan persepuluhan. Jelaskan tentang persembahan persepuluhan. Pada masa bangsa Israel berupa uang, ternak, dan lain-lain, sementara pada masa kini berupa uang hasil pekerjaan atau uang saku, termasuk juga berkat dari orang tua/orang lain. Anda bisa membuat contoh matematis dari persepuluhan agar murid mengerti maksud dari perintah itu. Penekanan dalam bab ini adalah murid memiliki keinginan untuk memberi. Gunakan bagian “mari renungkan bersama” untuk menggugah hati murid memiliki keinginan memberi. Saya menggunakan kalimat pertanyaan dalam Buku Murid tentang keraguan akan pemeliharaan Tuhan karena biasanya manusia meragukan pemeliharaan Tuhan ketika mereka menghadapi masalah seperti halnya bangsa Israel. Pada saat Anda memimpin sesi perenungan bangunlah suasana khusyuk untuk menolong murid fokus pada diri mereka dengan Tuhan. Akhiri bagian ini dengan berdoa singkat bagi keputusan murid.
Janji berkat dalam memberi
Minta murid menemukan janji itu pada ayat 10 dan 11. Bimbing murid menemukan sikap yang benar dalam memberi dengan cara mengidentifikasi gambar yang ada pada Buku Murid. Setelah murid berusaha menjawab, mintalah mereka membuka satu per satu ayat sesuai dengan gambar yang dimaksud untuk melihat benar atau salah jawaban yang telah dibuat.
1. Sukacita
2. Murah hati
3. Berani memberi lebih dari yang diminta
4. Rela Penekanan pada sub bab ini, yaitu murid tahu bahwa sikap setia dalam memberi harus disertai sikapsikap di atas.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Bagaimana cara kalian membangun sikap setia memberi perpuluhan pada Tuhan? Arahkan murid untuk membuat komitmen
2. Buatlah sebuah cerita pendek tentang persembahan persepuluhan dengan menggunakan kata setia, sukacita, murah hati, berani memberi lebih dari yang diminta dan rela. Agar murid dapat melakukan tugas ini dengan mudah, silakan guru kelas memberikan contoh terlebih dulu.
Kunci Jawaban:
1. Cara yang dilakukan adalah:
a. Murid harus paham tentang ajaran memberi dalam Kitab Maleakhi. Karena ketika murid paham, maka dapat melakukan isi Firman.
b. Murid harus meresponi ajaran tersebut, misalnya dengan cara menyisihkan uang saku setiap minggu lalu dipersembahkan pada Tuhan.
PENDALAMAN
1. Murid menuliskan komitmen setia memberi persembahan persepuluhan dan menyampaikan komitmen pada guru kelas agar didoakan. Anda dapat menanyakan hal ini pada pertemuan minggu depan, apakah mereka sudah mempersiapkan persembahan persepuluhan untuk Tuhan.
2. Bimbing murid membuat cerita sehingga melalui cerita itu Anda dapat mengerti bahwa murid sudah dapat mengidentifikasi sikap yang benar dalam mengabdikan harta kepada Tuhan.
3. Bimbing murid tetap mengikuti pembacaan Firman untuk minggu depan.
PENUTUPAN KELAS
Ajak murid memberikan persembahan dan menyanyikan lagu NP No. 299 “B’ri yang Terbaik,” lalu tutup dalam doa.
Pelajaran 4 DIPANGGIL UNTUK MEMBERITAKAN INJIL
AYAT HAFALAN
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Roma 1:1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid memilih mengikuti jejak Rasul Paulus untuk memberitakan Injil.
2. Murid mengatakan dengan mulutnya, tanggapan untuk memberitakan Injil.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 4:
a. Siapkan gambar Paulus, John Sung, peta Perjalanan Misi Paulus.
b. Siapkan tulisan Pembenci Injil dan Pemberita Injil (gunakan pada sub bab 3).
PENJELASAN NAS
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus. Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Dalam Surat Roma ini, Rasul Paulus mengucap syukur atas iman yang dimiliki jemaat (ayat 8); menyatakan kerinduan untuk dapat mengunjungi mereka; menyatakan pengajaran Injil secara lengkap; serta berusaha memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi dan sebaliknya, orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi. Paulus memulai surat ini dengan salam. Salam memiliki suatu keunikan karena menjadi saluran untuk menceritakan beban atau maksud dari surat ini. Dalam salamnya ini, Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Dengan mengemukakan jabatan rasul yang diterimanya, maka ia menggarisbawahi hak dan kerinduannya untuk menyurati mereka.
Kata ‘rasul’ berasal dari bahasa Yunani ‘apostolos’ yang berarti seorang utusan atau delegasi. Delegasi berarti orang yang datang untuk mewakili orang yang mengutus dengan menyandang wibawa pengutusnya. Kerasulan Paulus ini datang dari kesadaran bahwa ia adalah hamba Kristus (ayat 1), ketaatan akan panggilan Allah untuk memberitakan Injil (ayat 1), dan pemahaman yang kuat akan Injil sebagai kekuatan Allah (ayat 2-3). Keyakinan Rasul Paulus akan Injil yang sekaligus menjadi pesan utama dari Surat Roma tercantum dalam Roma 1:16-17. Berdasarkan keyakinan inilah, Rasul Paulus menjadi seorang pemberita Injil yang gigih.
SAAT MENGAJAR
Sang Pemberita Injil
Sebelum memulai sub bab ini, terlebih dahulu ceritakan tentang John Sung, lalu lanjutkan dengan penjelasan tentang siapa Paulus sebelum dia bertobat dan bagaimana dia bertobat (gunakan mind mapping untuk memudahkan murid mengingat tentang Paulus-contoh terlampir). Lalu gunakan Peta Perjalanan Misi Paulus dari yang pertama, kedua, dan ketiga serta perjalanan ke Roma dalam satu gambar (contoh terlampir/dapat diunduh di internet), untuk menjelaskan pelayanan pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Melalui gambar itu yakinkan murid bahwa Paulus benar-benar meresponi panggilan untuk memberitakan Injil.
Biografi Injil Allah
Pada akhir sub bab ini pastikan setiap murid memahami tentang Injil dan dapat menceritakan urutan peristiwa yang dialami Kristus untuk menyelamatkan manusia. Pemahaman murid yang benar tentang urutan peristiwa dan kemampuan murid menceritakan kembali peristiwa tersebut akan menolong menyampaikan berita Injil dengan benar. Bentuk kelompok yang terdiri dari dua orang dan
minta murid menceritakan kembali peristiwa itu dengan teman dalam kelompok. Akhiri bagian ini dengan menunjukkan bahwa Injil itu memiliki kuasa (ayat 4).
Jawaban:
1. Ditangkap seperti seorang penyamun - Matius 26:55.
2. Difitnah dan dipermalukan – Matius 26:59, 67-68.
3. Dibelenggu dan disesah - Matius 27:2, 26.
4. Diolok-olok – Matius 27:29.
5. Disalib bersama dengan penjahat – Matius 27:38.
6. Mati di atas kayu salib - Matius 27:50.
Panggilan Memberitakan Injil
Ini merupakan sub bab yang sangat penting untuk memberi penekanan akhir pada Pelajaran 4, yaitu membuat murid sadar bahwa mereka dipanggil untuk memberitakan Injil dan memiliki keinginan untuk mengikuti teladan Paulus maupun John Sung. Gunakan gambar Paulus dan John Sung, lalu jelaskan kepada murid apa saja yang telah dilakukan dan dialami kedua tokoh ini untuk meresponi panggilan memberitakan Injil. Jelaskan pada murid tentang makna kata “panggilan”, yaitu panggilan yang didasari karena kasih karunia.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Apakah kalian akan mengikuti jejak Rasul Paulus? Mengapa? Mintalah murid Anda menjawab satu per satu. Jika jumlah murid banyak, maka guru dapat mempersiapkan formulir yang dapat diisi oleh murid.
2. Buatlah sebuah kalimat tanggapan untuk memberitakan Injil yang akan kalian lakukan. Berikan tugas nomor 2 untuk dikerjakan di rumah dan minta murid mengumpulkan Minggu depan. Agar menyemangati murid melakukan tugas ini, maka Anda harus menjadi contoh terlebih dulu untuk membuat tugas serupa.
Kunci Jawaban:
1. Jika jawabannya ‘ya’, maka alasannya adalah karena menurut Paulus, murid Kristus memiliki panggilan untuk menuntun semua bangsa menjadi percaya dan taat pada Kristus.
PENDALAMAN
1. Bimbing murid berdoa berkelompok (terdiri dari dua orang) dan saling mendoakan agar dapat menjalankan tugas pemberitaan Injil.
2. Pada pertengahan minggu, ingatkan murid untuk mengumpulkan tugas. Pada pertemuan minggu depan, tanyakan kepada murid sampai sejauh mana mereka telah melakukan apa yang dituliskan sebagai tanggapan terhadap tugas pemberitaan Injil.
3. Terus bimbing murid untuk membaca Alkitab setiap hari.
PENUTUPAN KELAS
Ajak murid memberi persembahan, lalu murid berdoa. Juga doakan mereka agar Roh Kudus menuntun sepanjang seminggu ke depan, sehingga murid dapat memberikan respons terhadap tugas pemberitaan Injil sesuai yang akan dituliskan.
Pelajaran 5 PAULUS, TELADAN MELAYANI DENGAN SEGENAP HATI
Kisah Para Rasul 20:17-38
TUJUAN PEMBELAJARAN
AYAT HAFALAN
Membimbing murid mendapatkan pengertian tentang pentingnya tetap setia memberitakan Injil meski banyak tantangan.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid memahami pentingnya tetap setia memberitakan Injil meski banyak tantangan.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat menceritakan ulang teladan sikap setia Paulus dalam memberitakan Injil di tengah tantangan.
2. Murid dapat membuat contoh tentang kesetiaan melayani Tuhan dalam pemberitaan Injil.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silahkan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 5:
a. Untuk menambah wawasan tentang D.L. Moody Anda dapat membaca artikel berikut: https:// media.neliti.com/media/publications/137719-mengapa-allah-memakai-dwight-lyman-moodyec1001c7.pdf. Tekankan pada tantangan yang dihadapi oleh Moody dan sikap setia pada Yesus membuatnya tidak menyerah.
b. Siapkan gambar: Moody, Peta Efesus.
PENJELASAN NAS
Kisah Para Rasul 20:17-38 berisi tentang peristiwa perpisahan antara Paulus dengan para penatua di Efesus. Dalam perpisahan itu, Paulus juga menceritakan/menjelaskan tentang bagaimana pelayanannya di Efesus. Ia sudah melayani dengan baik dan segenap hati. Tujuan dari menceritakan kehidupan dan kerja kerasnya (ayat 18-35) adalah:
a) Mereka meniru/meneladaninya (ayat 35a).
b) Mereka tidak menyia-nyiakan jemaat yang layani dengan susah payah (ayat 31), tetapi mau menjaga mereka dengan sungguh-sungguh!
Teladan Melayani dengan Segenap Hati
Ayat 19-23. Dalam pelayanannya di Efesus, Paulus melayani dengan sungguh-sungguh. (i) Paulus banyak mencucurkan air mata (ayat 19, 31). Air mata ini bukan tanda kelemahan; sebaliknya, Paulus melihat keterhilangan umat manusia, kejahatan dosa, pemutarbalikan Injil serta bahayanya menolak Tuhan sebagai realitas yang begitu serius sehingga pemberitaannya sering disertai air mata (bandingkan Markus 9:24, Lukas 19:41). (ii) Paulus juga menginjil dan mengajar jemaat dengan baik (ayat 20). Ia memberitakan apa pun yang dinilainya bermanfaat dan diperlukan untuk keselamatan para pendengarnya. (iii) Paulus tidak takut mengalami sengsara dan risiko dipenjara (ayat 23).
Ayat 24. Paulus melayani dengan setia. Kesetiaan penting dalam pelayanan. Dan kesetiaan Paulus sangat teruji. Paulus tetap setia melayani walaupun nyawanya sering terancam (ayat 24). Paulus tak menghiraukan nyawanya, asal ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan tugas pelayanannya. Dan kerinduan Paulus itu terwujud dan dijelaskan dalam 2 Timotius 4:6-8, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
Ayat 33-35. Paulus melayani tanpa pamrih. Pelayanan tanpa pamrih adalah pelayanan yang dilakukan dengan tidak mengharapkan balasan. Saat Paulus melayani di Efesus, ia melayani tanpa pamrih. (i) Paulus tidak mengharapkan harta benda dari jemaat (ayat 33). Ia tidak menginginkan atau mencari kekayaan dari kegiatannya mengabarkan Injil (bandingkan 2 Korintus 12:14). (ii) Paulus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri (ayat 34). Dan (iii) dengan bekerja Paulus dapat membantu jemaat yang kekurangan dan menjadi contoh bagi jemaat (ayat 35). Perhatikan bahwa orang-orang
“……Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
Kisah Para Rasul 20:35c
percaya bekerja keras bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk kemewahan, tetapi demi orang lain yang membutuhkan dalam nama Kristus (lihat 2 Korintus 9:8-11). Kutipan Paulus dari Yesus, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima,” tidak ditemukan dalam Injil. Oleh karena itu, pasti merupakan tradisi lisan. Kata “lemah” tidak digunakan dalam arti orang Kristen yang terlalu lemah (lihat Roma 14:1; 15:1, 1 Korintus 8:9-13; 9:22), tetapi secara fisik membutuhkan. Paulus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orang percaya lain yang membutuhkan.
Nasihat Penting dalam Melayani
“… kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah…” (ayat 28). Ini menunjukkan panggilan ilahi dari Allah dalam memilih pemimpin jemaat. Paulus menasihati mereka untuk mengindahkan pekerjaan yang menjadi panggilan mereka itu. Jika Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik kawanan, yaitu sebagai gembala, maka mereka harus setia terhadap kepercayaan tersebut.
Ayat 28. “Jagalah dirimu…” Kita bertanggung jawab atas kehidupan rohani kita (lihat Filipi 2:1213). Pertama-tama mereka harus menjaga diri mereka sendiri, harus memperhatikan dengan cermat segala gerak-gerik jiwa mereka, segala yang mereka perbuat dan katakan. Mereka harus berjalan hatihati dan bersikap benar di dalam rumah Allah, di mana mereka kini diangkat sebagai pengurusnya. Orang-orang yang tidak cakap atau setia dalam memelihara kebun anggurnya sendiri pastilah juga tidak becus mengurusi kebun anggur orang lain. Kedua, mereka harus berjaga-jaga (ayat 31). Sebagaimana para gembala menjagai kawanan dombanya semalaman, mereka harus selalu terjaga dan berjaga-jaga. Mereka tidak boleh memberi peluang bagi kemalasan dan kelambanan rohani, tetapi harus bergiat melakukan pekerjaan mereka dan memperhatikannya baik-baik. Kuasailah dirimu dalam segala hal (2 Timotius 4:5), berjaga-jagalah terhadap setiap hal yang dapat melukai kawananmu dan perhatikanlah setiap hal yang dapat berguna bagi mereka.
Ayat 29. “…serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu.” Ini menonjolkan masalah guru-guru palsu, baik dari luar (bandingkan Matius 10:16) dan dalam (bandingkan Matius 7:15). Keduanya datang dengan berbulu domba (lihat Matius 7:15-23, Lukas 10:3, Yohanes 10:12). Orang percaya harus menguji mereka yang mengklaim berbicara atas nama Allah (lihat 1 Yohanes 4:1). Selagi Paulus ada di Efesus, mereka menjauh, sebab mereka tidak berani menghadapinya. Akan tetapi, saat dia sudah pergi, barulah mereka menyusup di antara kawanan itu dan menaburkan benih ilalang di tempat Paulus dulu menabur benih yang baik itu. Nasihat Paulus: “Karena itu, jagalah kawananmu dan lakukan sebisamu untuk memperkokoh mereka di dalam kebenaran dan untuk memperlengkapi mereka supaya dapat melawan hasutan guru-guru palsu.”
Ayat 30. “Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang,…” Akan muncul beberapa orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan, yang berlawanan dengan aturan Injil yang benar dan merusak maksud-maksud-Nya yang agung. Bahkan, mereka akan menyimpangkan sebagian perkataan Injil dan memutarbalikkannya untuk menutupi kekeliruan mereka (2 Petrus 3:16). Mereka akan mengubah Injil dan berpura-pura hendak memperbarui hidupmu ke arah yang lebih tinggi dengan cara-cara yang tampaknya manis dan aneh. Akan tetapi, yang sebenarnya mereka lakukan adalah berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan mengikuti mereka, untuk membentuk kawanan mereka sendiri yang akan mengagumi mereka, dipimpin oleh mereka, dan mengandalkan mereka. Akan tetapi, kedamaian dan kemurnian ajaran-Nya akan dapat terjaga melalui berkat Allah, karena kerja keras dan ketekunan para pelayan yang dipercayakan oleh sang rasul ini untuk mengurus jemaat tersebut.
SAAT MENGAJAR
Teladan melayani dengan segenap hati
Minta murid membaca nas bertahap seperti yang tertulis pada Buku Murid, lalu minta mereka menyampaikan apa yang mereka temukan dalam nas tersebut. Setelah Anda mendengar temuan mereka lalu jelaskan nas. Ceritakan secara runtut tentang peristiwa yang terjadi seperti yang tertulis pada nas dengan menggunakan peta untuk memudahkan murid memahami situasi pada masa itu.
Nasihat penting dalam melayani
Tuliskan ketiga nasihat dalam kolom-kolom lalu buatlah kata kunci dari setiap nasihat supaya murid mudah mengingat dan buatlah visualnya. Misalkan: Nasihat agar menggembalakan jemaat AllahKata kuncinya “gembalakan jemaat” – visualnya gambar di bawah ini (buat kata kunci yang mudah dan visual yang lucu agar mudah diingat). Lalu jelaskan sub bab ini dengan persiapan kata kunci dan visual yang telah Anda buat.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Ceritakan kembali tentang teladan sikap Paulus dalam pemberitaan Injil. Minta murid menyusunnya menjadi cerita pendek dan atur tugas ini sebagai lomba menulis dan siapkan hadiah sederhana.
2. Buatlah sebuah contoh tentang kesetiaan melayani Tuhan khususnya dalam pelayanan pemberitaan Injil. Minta murid mengerjakan di rumah dan sampaikan bahwa contoh yang mereka buat dapat dilakukan.
Contohnya: Aku selalu menyapa teman-temanku di sekolah supaya mereka mengenalku sebagai orang yang ramah. Aku yakin dengan keramahanku mereka akan mengenal Kristus.
PENDALAMAN
Bimbing dan dampingi murid Anda meresponi tugas membuat kesaksian serta komitmen yang akan mereka lakukan. Dan ingatkan murid untuk mengikuti bacaan Firman secara rutin.
PENUTUPAN KELAS
Doakan murid Anda agar melakukan pelayanan dengan segenap hati dan melakukan komitmen yang akan dibuat. Jangan lupa mengajak murid memberikan persembahan.
Pelajaran 6 TETAP MEMBERITAKAN INJIL Yohanes 3:22-26
AYAT HAFALAN
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”
Yesaya 6:8
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat memilih melakukan perintah Yesus.
2. Murid dapat melaporkan nama-nama teman yang akan didoakan.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 6: Siapkan peta yang isinya meliputi Kota Kana, Kapernaum, Yerusalem, tanah Yudea, dan Ainon.
PENJELASAN NAS
Kenyataan bahwa Yesus dan para murid-Nya melakukan pemberitaan Injil dan membaptiskan orang di Yudea, sementara Yohanes Pembaptis dan para pengikutnya pun melaksanakan pekerjaan yang sama di wilayah yang lain, dan tidak ada pertentangan di antara dua tokoh ini, melainkan saling menguatkan; menunjukkan bahwa setiap orang percaya pun perlu memberitakan Injil kepada orangorang yang belum menerima Injil.
Ayat 22-24. ‘Sesudah itu…’ (ayat 22); Episode mengenai Nikodemus sudah berakhir. Tanah Yudea disebutkan untuk menunjukkan perbedaan dengan Yerusalem, tempat di mana Yesus selama ini bekerja (2:13 s.d. 3:21). Kegiatan Yesus adalah memberitakan Injil. Hubungan-Nya dengan pembaptisan hanya dalam kedudukan sebagai pengawas (bandingkan 4:2, 1 Korintus 1:14). Ainon dan Salim belum dapat diketahui secara pasti di mana, tetapi akhir-akhir ini diperkirakan terletak beberapa mil di timur Gunung Gerizim, dan bukan di bagian selatan Betsan, di bagian atas Lembah Yordan.
‘Orang-orang datang…’ (ayat 23); yaitu mereka yang tertarik pada khotbah Yohanes Pembaptis. Pemenjaraan Yohanes Pembaptis dicatat di sini sebagai peristiwa yang cukup dikenal oleh para pembacanya, karena hal itu dilaporkan dalam semua Injil Sinoptik.
‘Ia diam di sana bersama-sama mereka…’ (ayat 22b); Yesus berkhotbah kepada orang banyak, namun berdialog secara intensif dengan murid-murid-Nya. Ia mencurahkan diri-Nya kepada mereka.
‘…dan membaptis’ (ayat 22b). Kita mempelajari dari Yohanes 4:2 bahwa bukan Yesus sendiri yang membaptis, namun murid-murid-Nya. Berita Yesus pada mulanya adalah sangat mirip dengan berita Yohanes Pembaptis; yaitu berita Perjanjian Lama (PL) mengenai pertobatan dan persiapan. Baptisan yang disebutkan di sini bukanlah baptisan Kristen namun baptisan yang melambangkan pertobatan dan penerimaan rohani.
“… sebab pada waktu itu Yohanes Pembaptis belum dimasukkan ke dalam penjara” (ayat 24). Tidaklah jelas mengapa hal kronologis ini ditambahkan pada titik ini. Beberapa mengatakan ini adalah upaya untuk menyelaraskan kronologi Yohanes dengan kronologi dari Injil-injil Sinoptik (lihat Matius 14:1-12; Markus 6:14-29). Ini berfungsi sebagai cara menanggali pertemuan ini dalam kehidupan Kristus. (Utley: alkitab.sabda.org/commentary.) Yohanes Pembaptis tetap melayani atau membaptis sekalipun ada Yesus yang jauh lebih hebat dan lebih disukai orang dari pada dia (bandingkan ayat 26 akhir). Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini: i) Dalam pelayanan, sekalipun ada ‘saingan’ yang lebih hebat dan lebih disukai dari diri kita, kita harus tetap melayani dengan setia. ii) Pada waktu Yohanes tetap setia melayani Tuhan sekalipun ada Yesus yang lebih hebat dari dia, maka Tuhan tetap memberikan kepadanya orang-orang untuk dilayani atau memberi sukses tertentu kepadanya. Ini terlihat dari kata-kata: ‘dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis’ dalam ayat 23b.
SAAT MENGAJAR
Mulailah kelas dengan mengajak murid menyanyikan lagu “Mengikut Yesus Keputusanku,” ceritakan kisah nyata pada Buku Murid. Kalimat yang diucapkan oleh Nokseng diubah oleh misionaris India, Sadhu Sundar Sing, menjadi sebuah himne yang indah dan diberi judul “Mengikut Yesus Keputusanku”. Dan pada 1959, diaransemen oleh komposer Amerika bernama William Jensen Reynold.
Pemberitaan Injil di berbagai tempat
Gunakan peta saat mengajar sub bab 1. Pada saat membahas tentang pelayanan pemberitaan Injil dan pembaptisan di tanah Yudea, jelaskan pada murid bahwa Yesus tidak membaptis dan tunjukkan ayat-ayat penunjangnya. Penekanan pada sub bab ini: murid tahu bahwa Yesus dan Yohanes
Pembaptis sama-sama memberitakan Injil ke banyak kota dan kepada banyak orang. Dan sampai saat ini pemberitaan Injil tetap dilakukan orang percaya. Lalu ceritakan kisah Pendahuluan di Buku Murid. Jika di gereja Anda ada wujud nyata pelayanan pemberitaan Injil, maka gunakan itu agar murid semakin paham bahwa gereja masa kini juga melakukan pemberitaan Injil. Jika ada, berikan buktinya dalam bentuk gambar.
Terus-menerus melakukan tugas Penekanan pada sub bab ini adalah tugas pemberitaan Injil menjadi tanggung jawab setiap orang percaya. Oleh karena itu harus dilakukan terus-menerus, agar semakin banyak orang mengenal Yesus dan menjadi percaya. Akan sangat baik jika guru menyampaikan kesaksiannya dalam hal tetap memberitakan Injil.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Pilihlah salah satu respons di bawah ini sebagai bentuk keputusan kalian menanggapi Firman Tuhan hari ini:
a. Mengikuti teladan Yohanes untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa.
b. Tidak mau mengikuti teladan Yohanes untuk memberitakan Injil. Setelah murid menentukan pilihan, minta murid langsung membuat status WhatsApp tentang keputusannya, “Saya memilih…..”
2. Tuliskan nama-nama teman yang ingin kamu doakan agar mau mendengarkan Injil. Gunakan tugas ini sebagai tugas di rumah dan dilaporkan pada guru.
PENDALAMAN
1. Bimbing murid mengambil keputusan mau berdoa bagi teman yang belum mengenal Kristus dan menceritakan tentang Kristus kepada mereka. Lakukan hal ini dengan mengajak murid menyanyikan lagu “Mereka Perlukan” dan minta mereka berdoa secara pribadi. Gunakan momen ini untuk menggugah hati murid agar mau memberitakan Injil dan doakan agar hati mereka dipenuhi dengan belas kasihan terhadap jiwa yang terhilang.
2. Ingatkan terus pada murid agar rajin membaca Alkitab.
PENUTUPAN KELAS
a. Ajak murid memberi persembahan
b. Setelah menyanyikan lagu “Mereka Perlukan” dan mengambil keputusan, ajaklah murid menyanyikan lagu “Mengikut Yesus Keputusanku”, lalu tutup kelas dengan doa. Ubah sedikit syair lagunya menjadi:
B’ritakan Injil keputusanku
B’ritakan Injil keputusanku
B’ritakan Injil keputusanku
Ku tak ingkar, ku tak ingkar
Pelajaran 7
IBADAH YANG SEJATI
Yakobus 1:27
AYAT HAFALAN
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Yakobus 1:27
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid melakukan sebuah pelayanan kepada orang kesusahan di sekitarnya.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid melakukan sebuah pelayanan kepada orang kesusahan di sekitarnya.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat mengumpulkan nama-nama orang yang memerlukan bantuan di sekelilingnya.
2. Murid dapat mempraktikkan pelayanan kepada orang yang kesusahan dengan menggunakan daftar yang telah mereka susun.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 7: Cari informasi di internet tentang Metode Laci Pikiran agar Anda dapat menjelaskan ilustrasi di awal pelajaran dengan baik. Pada akhir ilustrasi sampaikan bahwa di akhir pelajaran mereka harus membuat pilihan menjadi pelaku atau pendengar Firman.
PENJELASAN NAS
Warren Wiersbe menuliskan tentang tujuan penulisan surat ini, ‘Surat Yakobus ditulis untuk menolong kita memahami kedewasaan/kematangan rohani dan untuk mencapainya’ (bandingkan Yakobus 1:4). Istilah matang atau sempurna sering digunakan dalam Surat Yakobus (1:4, 17, 25; 2:22; 3:2). Maksud istilah ini adalah kedewasaan. Orang yang sempurna bukanlah orang yang tidak berdosa, melainkan seseorang yang dewasa dan matang secara rohani. Artinya, orang yang terus-menerus mengarahkan diri kepada Firman Tuhan dan memberikan dirinya diperbarui oleh Roh Kudus. Orang Kristen yang dewasa adalah orang Kristen yang berguna untuk mendukung dan mengoreksi orang lain serta membangun tubuh Kristus (jemaat).
Kedewasaan/kematangan rohani tersebut terlihat di antaranya melalui: Sikap yang ditunjukkan saat menghadapi ujian/pencobaan (pasal 1), menghayati dan mempraktikkan iman (pasal 1-2), dst. Bagian pasal 1:26, 27 adalah bagian yang termasuk dalam menghayati dan mempraktikkan iman. Pasal 1:26-27 merupakan rangkuman dari perikop Yakobus 1:19-27. Ayat 26 menunjuk kembali pada ayat 19-21 yang berbicara mengenai lidah, sedangkan ayat 27 sekali lagi berbicara mengenai hal menjadi pelaku Firman Tuhan (ayat 22-25).
Dalam ayat 26-27, Yakobus menunjukkan kesia-siaan ibadah, yang tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ia memberikan contoh ibadah yang sejati. Hal ini menjadi nyata dalam pelayanan kasih kepada sesama dan menjaga jarak dari dunia. Sekali lagi, Yakobus menekankan pentingnya kekristenan yang praktis, kekristenan yang melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh yang diberikan dalam ayat 26 dan 27 bukanlah hal yang lengkap, melainkan sekadar menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam ibadah yang sejati.
Ayat 27. Yakobus menentang pengertian ibadah yang salah. Ibadah tersebut pada dasarnya adalah sia-sia, mataios (ayat 26). Ciri pertama ibadah yang sejati adalah menolong mereka yang berada dalam kesulitan—yatim piatu dan janda mewakili semua orang yang berada dalam penderitaan dan penganiayaan (Yesaya 1:10-17; 58:6-7, Zakharia 7:10, Markus 12:40, dan Lukas 18:2-8). Perjanjian Lama menekankan pentingnya memperhatikan kaum yatim piatu dan janda (Ulangan 10:18, Mazmur 68:5). Pada dasarnya, penindasan terhadap mereka yang lemah adalah bukti pemberontakan terhadap Tuhan sendiri. Dalam hal ini, pertolongan tidak dibatasi kepada kaum yatim piatu dan janda saja, melainkan kepada semua orang yang berada dalam penderitaan. Hal yang dimaksud dengan istilah mengunjungi (episkeptesthai) bukan sekadar menjenguk, melainkan memperhatikan dan mempedulikan, serta mendampingi orang-orang tersebut (Keluaran 22:21, Ulangan 14:28, Yehezkiel 22:7, Matius 25:36).
Ciri kedua ibadah yang sejati adalah menjaga diri agar tidak dicemarkan oleh dunia. Penekanan akan pentingnya pelayanan kepada sesama dan mereka yang menderita dalam dunia menunjukkan bahwa menjaga diri bukan berarti menjauhkan diri dari dunia secara total. Istilah “tak bercacat” (aspilos) harus dimengerti secara etis (bandingkan 1 Timotius 5:22 dan 2 Korintus 11:9). Dalam hal ini, istilah dunia (kosmos) yang dimaksud adalah secara moral. Yakobus tidak sedang berkata kepada orang percaya untuk menjauhkan diri dari dunia, hidup lepas dari dunia. Yakobus berbicara tentang hal praktis bahwa ibadah yang sejati adalah memperhatikan mereka yang berada dalam penderitaan dan menjalankan pelayanan tersebut tanpa terpengaruh oleh sistem dunia dengan segala jenis keinginannya yang menyesatkan, materialisme, kehormatan, dan ketamakan (bandingkan pasal 2 dan 4). Yakobus menggarisbawahi pentingnya kesatuan pelaksanaan pelayanan dan sikap dalam menjalankan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.
SAAT MENGAJAR
Ibadah yang sejati adalah menolong mereka yang berada dalam kesulitan (ayat 27a) Ajak murid membaca ayat 7a, lalu katakan “Apakah kalian ingin melakukan ibadah yang sejati?” Kemudian ajak mereka mulai fokus pada pasal 1 ayat 22-25. Jelaskan pada mereka ibadah sejati adalah menjadi pelaku Firman. Pada akhir sub bab ini, putarkan cuplikan-cuplikan orang yang sedang menolong orang lain yang mengalami kesulitan. Usahakan isinya mirip tujuh poin yang tertulis pada Buku Murid. Dan akhiri dengan pertanyaan “Apa kalian dapat melakukannya?”
Ibadah yang sejati adalah menjaga diri agar tidak dicemarkan oleh dunia (ayat 27b) Mengawali sub bab ini putarkan video cuplikan orang yang menolong orang lain namun dengan alasan yang tidak tepat (seperti dalam Buku Murid). Setelah itu jelaskan pada murid bahwa ada banyak hal duniawi yang dapat mencemari pelayanan yang kita lakukan.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Kumpulkan nama-nama orang yang memerlukan bantuan yang ada di sekelilingmu.
2. Buatlah rencana untuk melakukan pelayanan kepada orang yang memerlukan bantuan.
Untuk melakukan kedua tugas di atas, bagilah murid menjadi dua kelompok. Kelompok 1 bekerja mengumpulkan nama orang yang memerlukan bantuan beserta alasannya yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan. Kelompok 2 menyusun rencana pelayanan apa yang akan dilakukan.
PENDALAMAN
1. Bimbing murid membuat pilihan yang tepat dengan cara guru menceritakan pengalamannya menjadi pendengar dan pelaku Firman. Pada akhir cerita yakinkan murid Anda bahwa ada sukacita yang besar ketika mampu menjadi pelaku Firman. Setelah itu minta murid membuat status WhatsApp tentang pilihannya tersebut.
2. Ingatkan murid agar tekun mengikuti jadwal bacaan Firman setiap hari.
PENUTUPAN KELAS
a. Ajak murid memberikan persembahan.
b. Penerapan pelajaran hari ini tentu tidak mudah bagi murid. Oleh karena itu, doakan murid Anda secara khusus agar Roh Kudus menuntun mereka menjadi pelaku Firman. Amin.
Pelajaran 8
MELAYANI KRISTUS DENGAN MELAYANI ORANG LAIN Matius 25:31-46
TUJUAN PEMBELAJARAN
AYAT HAFALAN
Membimbing murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat memilih untuk mengingatkan orang-orang Kristen tentang pertanggungjawaban di akhir zaman
2. Murid dapat mengikuti ajaran untuk mengingatkan orang-orang Kristen tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 8: Persiapkan gambar tempat ibadah (gunakan Pendahuluan pada Buku Murid untuk menarik perhatian murid mengikuti kelas) dan gambar Yesus.
PENJELASAN NAS
Ayat 31-33. Pertama, bagian ini menunjukkan Yesus sebagai Hakim pada akhir zaman (bandingkan Yohanes 5:22), menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Kedua, yang dihakimi adalah ‘semua bangsa’ (ayat 32). Matius 25:31 46 berhubungan dengan seluruh umat manusia (bandingkan Wahyu 20:11 15), berbeda dengan Matius 25:1 13 dan Matius 25:14 30 yang berhubungan hanya dengan gereja. Jadi, Kristus menghakimi seluruh umat manusia, dari bangsa dan agama apa pun. Ketiga, seluruh umat manusia yang dihakimi itu dipisah menjadi dua kelompok: i) Domba, yaitu orang benar/diberkati (ayat 34, 37, 46). Menunjuk kepada orang Kristen yang sejati. Setiap orang yang percaya kepada Yesus dibenarkan/dianggap sebagai orang benar oleh Allah. “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Roma 5:1). ii) Kambing, yaitu orang terkutuk (ayat 41). menunjuk pada orang-orang yang tidak beriman pada Kristus. Perhatikan bahwa tidak ada kelompok ketiga (orang yang setengah percaya setengah tidak percaya. Mengapa? Karena tempatnya hanya dua, yaitu surga dan neraka!
Ayat 34-40. Mereka yang berada di sebelah kanan mendapatkan sambutan dan pahala yang luar biasa dari Sang Raja (ayat 34). Respons positif ini berhubungan dengan perbuatan baik yang mereka lakukan terhadap Sang Raja. Secara lebih khusus, perbuatan baik ini dijelaskan sebagai berikut: “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (ayat 40).
Siapa yang dimaksud dengan saudara yang paling hina dalam konteks ini? Sebagian penafsir memahami ungkapan ini sebagai rujukan pada semua orang yang membutuhkan pertolongan, sedangkan sebagian lain mengaitkan ini dengan para pengikut Yesus Kristus. Di antara dua opsi ini, yang terakhir tampaknya lebih tepat. Di bagian sebelumnya Matius sudah mencatat bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa adalah saudara-saudara Yesus (12:48-50). Tidak heran Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai “saudara-saudara-Ku” (28:10). Yesus juga mengajarkan bahwa barangsiapa menerima murid-murid-Nya dan memberikan secangkir air kepada mereka sudah menyambut diri-Nya sendiri (10:40-42).
Jenis perbuatan baik yang disebutkan di sini menyiratkan bahwa orang yang menerima pertolongan merupakan orang-orang yang dianggap hina oleh dunia (ayat 40). Tidak memiliki makanan, minuman dan pakaian (ayat 35-36). Hal ini menunjukkan kemiskinan yang parah. Menjadi orang miskin sudah cukup menderita, tetapi menjadi orang asing memberi penderitaan tambahan. Tidak ada kerabat berarti tidak ada keamanan. Menjadi orang asing berarti tidak memiliki aset
“…sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Matius 25:40
(minimal untuk masa-masa awal kedatangan). Orang-orang Kristen zaman dahulu tampaknya sudah terbiasa memberikan tumpangan pada orang asing (Kisah Para Rasul 10:23, Roma 12:13; 16:23, 1 Timotius 3:2; 5:10, Titus 1:8, Ibrani 13:2). Pada saat orang miskin dan orang asing sakit, sangat jarang ada orang yang peduli. Di tengah situasi inilah orang-orang Kristen dipanggil untuk hadir dan memberikan perhatian (ayat 36). Begitu pula dengan ketika orang miskin dan asing berada dalam penjara. Siapa yang mau dikaitkan dengan seorang narapidana? Keluarga sendiripun kadang enggan mengunjungi kerabat mereka yang sedang di penjara. Bagi para pengikut Yesus, situasi ini bukan sumber aib, melainkan kesempatan berbuat baik.
Penjelasan di atas sekilas memberi kesan bahwa perbuatan baik seseorang menentukan kehidupan kekalnya. Keselamatan tampaknya ditentukan oleh perbuatan baik. Benarkah perbuatan baik kepada orang Kristen membuat seseorang layak memiliki kehidupan kekal? Sama sekali tidak!
Pertama, kata “sebab” di awal ayat 35 tampaknya lebih menyiratkan bukti daripada alasan. Pertama, kata “terimalah” (klēronomēsate) secara hurufiah berarti “warisilah” (mayoritas versi Inggris “inherit”; NIV “take your inheritance”). Warisan adalah sesuatu yang diterima dari orang tua, bukan sesuatu yang diusahakan sendiri. Jadi, kalimat di ayat 35 bukan tentang “masuk Kerajaan Surga” (baca: keselamatan) tetapi “mewarisi kerajaan” (baca: pahala).
Kedua, kerajaan yang akan diwarisi sudah disediakan oleh Bapa sejak kekekalan. Bukan hanya kerajaan itu yang telah disiapkan, tetapi juga untuk siapa itu disediakan, yaitu “bagimu” (ayat 34). Sebelum kita lahir ke dunia, Allah sudah menyiapkan kerajaan itu bagi kita. Jadi, semua diawali oleh inisiatif Allah.
Ketiga, mereka yang menerima kerajaan ini justru bingung dan terkejut (ayat 37-39). Jika mereka dari awal sudah memaksudkan semua kebaikan itu sebagai sarana untuk mendapatkan keselamatan atau pahala, mereka mungkin tidak akan terkejut dengan hasilnya. Kebingungan dan keterkejutan mereka sangat mungkin menyiratkan bahwa perbuatan baik itu hanyalah gaya hidup mereka seharihari yang sudah diubah oleh Kristus. Mereka tidak pernah mengharapkan balasan dari setiap kebaikan yang mereka lakukan.
Keempat, sebutan sebagai “orang-orang benar” (ayat 37a, hoi dikaioi) berhubungan dengan karya penebusan Kristus. Pembaca Injil Matius yang teliti pasti tahu dari awal bahwa maksud kedatangan Kristus ke dalam dunia adalah untuk menggenapi seluruh kebenaran Allah (Matius 3:15, dikaiosynē, kebenaran). Tidak heran, kita bisa memiliki kebenaran yang lebih tinggi daripada orangorang Farisi (5:20, hē dikaiosynē, kebenaran, diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)-“hidup keagamaanmu”).
Ayat 41-46. Dalam banyak hal bagian ini hanyalah kebalikan (kontras) dari ayat 34-40. Yang satu disambut (ayat 34), yang lain diusir (ayat 41). Yang satu diberkati (ayat 34), yang lain dikutuk (ayat 41). Yang satu menerima warisan kerajaan (ayat 34), yang satu menerima hukuman (ayat 41). Yang satu peduli pada orang lain yang hina (ayat 35-35-36), yang lain tidak peduli (ayat 42-43).
Hal yang perlu digarisbawahi dalam ayat 41-46 adalah jenis dosa yang dilakukan. Mereka yang tergolong pada kambing sebenarnya bukan orang-orang jahat. Mereka tidak menindas atau menyengsarakan kaum yang lemah. Mereka hanya tidak peduli. Dengan kata lain, dosa mereka bukan melakukan sesuatu, tetapi lebih ke arah tidak melakukan sesuatu. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dosa mereka bersifat pasif. Mereka tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Poin ini seharusnya menjadi peringatan yang keras bagi mereka yang merasa diri mampu diselamatkan atau dibenarkan karena berbuat baik. Jumlah kebaikan yang berhasil kita lakukan pasti lebih sedikit daripada yang kita gagal lakukan. Bahkan ketika kita menghabiskan 24 jam hidup kita hanya untuk melakukan kebaikan-kebaikan, kita tidak pernah tahu ada berapa ribuan kebaikan lain yang telah kita abaikan. Mereka yang jahat bukan hanya mereka yang melakukan kejahatan, tetapi yang gagal melakukan kebaikan.
Tidak melakukan sesuatu juga menjadi dosa yang serius karena hal itu sering kali menyiratkan kecondongan dan sikap hati seseorang. “Tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu” sering kali berarti “tidak ada hati untuk melakukannya.” Ini bukan urusan waktu, tetapi prioritas hidup. Ini bukan tentang durasi, tetapi orientasi hati. (https://rec.or.id/peduli-pada-yang-hina-matius-2531-46)
SAAT MENGAJAR
Berbuat Baik kepada Orang Lain
Awali sub bab ini dengan pemutaran video pendek tentang perbuatan baik, saran: https://www. youtube.com/watch?v=KJG1kM_JHjg. Pada akhir sub bab ini pastikan murid Anda mengerti mengapa mereka harus berbuat baik.
Penghakiman atas Perbuatan Manusia
Penekanan: murid sadar bahwa perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan akan dipertanggungjawabkan pada akhir zaman dan mereka tergerak untuk mengingatkan saudara seiman agar berbuat baik. Jika Anda menemukan film pendek tentang penghakiman akhir zaman gunakan untuk memberi gambaran pada murid.
Sang Hakim Akhir Zaman
Penekanan: Murid yakin bahwa yang akan menjadi Hakim atas semua perbuatan manusia di dunia adalah Kristus bukan allah-allah lain.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Sebutkan alasan kalian memilih mengingatkan orang-orang Kristen tentang perbuatan mereka pada masa kini terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan?
2. Bagaimana caramu mengikuti ajaran untuk mengingatkan orang-orang Kristen tentang pertanggungjawaban di akhir zaman? Minta semua murid menuliskan kedua jawaban melalui kertas jawaban yang Anda sediakan.
Kunci Jawaban
1. Karena perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen pada masa kini akan dipertanggungjawabkan pada akhir zaman.
2. Dengan mengingat Firman hari ini bahwa pada akhir zaman nanti saya dan saudara seiman yang lain akan mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukan.
PENDALAMAN
Bimbing murid agar berani membuat komitmen untuk mulai mengingatkan saudara seiman untuk berbuat baik. Ingatkan murid juga untuk membaca Alkitab secara rutin.
PENUTUPAN KELAS
Ajak murid Anda memberikan persembahan dan doakan agar mereka mampu melakukan Firman Tuhan dalam hidup mereka.
Pelajaran 9
BERBUAT BAIK KEPADA KAWAN SEIMAN
Galatia 6:1-10
AYAT HAFALAN
Galatia 6:10
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid melakukan suatu tindakan membantu orang lain yang di sekitarnya.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid melakukan suatu tindakan membantu orang lain yang disekitarnya.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat mengubah sikap menjadi peduli terhadap orang di sekitarnya
2. Murid dapat mempraktikkan tindakan membantu orang lain di sekitarnya
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 9:
a. Video tentang Tsunami Aceh untuk mengawali kelas. Saran link: https://www.youtube.com/ watch?v=GHQ44hYLVAg
b. Peta Galatia
PENJELASAN NAS
Ayat 2. Kata “beban” yang digunakan di sini merujuk pada suatu beban yang berat untuk dipikul, bukan beban yang ringan atau biasa. Nasihat Rasul Paulus di ayat ini masih berhubungan dengan pasal 5:13-14, yaitu supaya jemaat saling melayani seorang akan yang lain oleh kasih sesuai dengan perintah utama dari Hukum Taurat, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Perintah tersebut dapat dilakukan bukan karena mereka sanggup, tetapi karena Kristus telah menebus dan memerdekakan mereka dari kutuk dan kuk perhambaan Hukum Taurat (3:13; 5:1). Melalui iman, mereka menerima Roh Kudus yang memampukan mereka untuk hidup menurut Roh, bukan lagi menuruti keinginan daging. Salah satu bentuk hidup menurut Roh adalah hidup saling bertolongtolongan, hidup yang tidak bersifat egosentris, tetapi hidup yang seperti hidup Kristus yang selalu berorientasi mengasihi dan melayani orang lain. Itulah yang Paulus maksudkan dengan “memenuhi Hukum Kristus”.
Pikullah beban satu sama lain – Pikullah (bastazo) adalah perintah yang bersifat terus-menerus, menunjukkan kebiasaan yang diharapkan. Tidak ada kata penghubung di antara ayat 1 dan 2, sehingga arti dari ayat ini harus dimengerti secara lebih luas daripada soal pemulihan saja. Paulus mau menganjurkan supaya mereka mempunyai kebiasaan untuk saling membantu. Kata allelon (satu sama lain) menunjukkan tekanan. Seperti beberapa kali kita lihat, ada ketegangan di antara mereka dan Paulus mau supaya mereka saling melayani dan tidak lagi saling menghalangi. Lihat kata allelon (saling/satu sama lain) di 5:13, 15, 17, 26.
Kristus menjadi panutan dan contoh tertinggi bagi hidup mengasihi dan melayani, menjadi model bagaimana hidup orang percaya seharusnya (Yohanes 13:34). Kristus telah menanggung beban kita, beban yang tidak satu pun kita sanggup untuk memikulnya, yaitu dosa serta akibatnya melalui penderitaan dan kematian-Nya. Karena itu kita dipanggil untuk bertolong-tolongan menanggung beban. Tidak disebutkan secara spesifik beban apa yang dimaksud. Beban tersebut bisa berupa kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan seorang jemaat, yang mana perlu ditanggung bersama dengan cara memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut (pasal 6:1). Bisa juga bersifat lebih luas (pasal 6:9-10), yaitu berbagai beban yang dirasakan dan dialami dalam kehidupan pada umumnya.
Ayat 3-5. Paulus menasihati lebih lanjut agar jangan ada orang yang merasa dirinya sangat penting dan berarti sehingga tidak peduli dengan keadaan saudara seiman yang perlu ditolong. Atau merasa diri lebih benar dan lebih baik dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga jatuh pada sikap sombong dan menghakimi. Sebaliknya, Paulus mengingatkan jemaat di Galatia agar memiliki perspektif diri yang benar, yaitu hendaklah setiap orang melihat dirinya tidak lebih penting dari orang lain. Setiap orang dalam jemaat saling membutuhkan satu dengan yang lain. Namun tiap-tiap orang harus menyadari bahwa ia juga mempunyai tanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. “Tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri” (ayat 5), berarti masing-
“…Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
masing harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan atas berkat, kesempatan, juga tantangan dan kesulitan yang Tuhan berikan untuk dipikul. Kata “tanggungan” di sini berbeda dengan “beban” di ayat 2. Istilah yang digunakan di ayat 5 merujuk pada barang bawaan yang biasanya dibawa oleh masingmasing prajurit di punggungnya saat berjalan. Jadi masing-masing harus membawanya, tidak bisa dibawakan oleh orang lain.
Ayat 8. Pada bagian akhir dari perikop ini, Paulus menjelaskan suatu prinsip universal dalam dunia agrikultur, yaitu hukum menabur dan menuai. Apa yang ditabur, itu yang akan dituai. Menanam benih tomat, yang keluar pasti tomat, tidak mungkin jagung. Barangsiapa menabur dosa, ia akan menuai kebinasaan dari dosanya. Tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal (ayat 8). Dalam hukum tabur tuai, prinsip yang kedua adalah, selalu ada masa menunggu antara menabur hingga waktu menuai. Karena itu Paulus menasihatkan agar kita jangan jemu-jemu berbuat baik. Akan tiba masa panen. Tetapi sebelum itu terjadi, jangan kita putus asa lalu berhenti melakukan apa yang baik. Seorang petani yang baik harus terus memastikan agar tanamannya mendapat air yang cukup. Ia juga perlu mencabuti tumbuhan liar di sekitarnya dan membersihkan area tanamnya dari berbagai gangguan lainnya, sambil sabar menunggu tibanya waktu menuai. Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya tiba menikmati hasil panen. Ayat 9-10. Dalam situasi saat ini, sebagai jemaat kita dipanggil untuk menyatakan kasih melalui bertolong-tolongan menanggung beban, berbuat baik selama masih ada kesempatan, khususnya kepada saudara-saudara kita seiman. Baik dalam konteks jemaat lokal, maupun lingkup yang lebih kecil. Kita dapat saling menanyakan kabar lewat telepon atau WhatsApp, berbagi cerita tentang beban atau pergumulan dan saling mendoakan. Kita juga bisa saling mengingatkan dan menasihati, memberikan dorongan semangat untuk terus berpengharapan di tengah situasi saat ini. Kita juga bisa memberi bantuan yang bersifat material untuk saudara seiman yang mengalami kesulitan dan membutuhkan. Atau dengan cara-cara dan bentuk lainnya. Pasti ada pengorbanan untuk melakukannya, baik tenaga, waktu, uang, pemikiran. kenyamanan, dan sebagainya. Apa yang dilakukan dan diberikan mungkin sederhana. Tetapi benih yang baik yang kita tabur dalam ketaatan dan kesetiaan, tidak akan pernah sia-sia. (https://www.gkygds.org/)
SAAT MENGAJAR
Sub bab 1
Gunakan peta pada saat mengajar sub bab 1. Tuliskan pada papan tulis atau presentasi Power Point kalimat penting yang tercetak tebal untuk menarik perhatian murid agar tetap fokus mendengar. Pada bagian “dalam hal apa jemaat bersitegang” minta murid mencari jawaban tanpa melihat Buku Murid.
Sub bab 2
Minta murid menemukan bentuk sikap mementingkan diri sendiri yang selama ini terjadi di gereja. Aturlah tugas ini menjadi lomba “siapa cepat menjawab” akan mendapat hadiah. Pada akhir sub bab ini tekankan pada murid bahwa dalam berbuat baik tidak boleh membeda-bedakan.
Sub bab 3
Minta murid mencari tiga nasihat yang diberikan Paulus saat berbuat baik. Beri waktu lebih banyak pada murid untuk menceritakan pengalaman mereka berbuat baik.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Mengapa kalian harus memiliki sikap peduli terhadap orang sekitar?
2. Apa rencana kalian untuk membantu orang lain di sekitarmu? Bimbing murid membuat rencana untuk membantu orang lain. Gunakan referensi namanama yang diperoleh murid pada tugas Pelajaran 8 untuk menentukan orang yang tepat, lalu bimbinglah murid membuat rencana membantu orang tersebut.
Kunci Jawaban
1. Agar dapat memenuhi Hukum Kristus, yaitu saling menolong menanggung beban.
PENDALAMAN
Bimbing murid Anda untuk membuat komitmen perubahan sikap dengan mengajak mereka menyanyikan lagu “Berikanku Hati seperti Hati-Mu” ciptaan Franky Sihombing. Lalu tantang murid agar berani dan sungguh-sungguh ingin berbuat baik kepada orang lain. Ingatkan murid setia mengerjakan pembacaan Alkitab harian.
PENUTUPAN KELAS
Ajak murid memberikan persembahan. Lalu doakan murid Anda agar Roh Kudus memenuhi hidupnya sehingga mampu menepati komitmennya.
Pelajaran 10 KETAATAN MARIA Lukas 1:26-38
AYAT HAFALAN
Lukas 1:38a
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid agar mendapatkan pengertian tentang hamba yang taat kepada ketetapan Tuhan.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid memahami hal hamba yang taat kepada ketetapan Tuhan.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat menyebutkan sikap taat seorang hamba pada ketetapan Tuhan.
2. Murid dapat mencontohkan sikap taat seorang hamba pada ketetapan Tuhan.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silahkan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 10: Siapkan gambar Maria.
PENJELASAN NAS
Ayat 26. ‘Bulan keenam’ adalah bulan keenam setelah malaikat datang kepada Zakharia atau bulan keenam setelah Elisabet mulai mengandung (bandingkan ayat 36b). Ini menunjukkan bahwa usia Yesus lebih muda sekitar enam bulan dari Yohanes Pembaptis. Tentu saja dalam hal ini Yesus ditinjau sebagai manusia! Sebagai Allah, Ia kekal dan lebih tua dari siapa pun.
Ayat 27. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perawan’ adalah ‘parthenos’ dan kata ini tidak pernah digunakan untuk menunjuk kepada perempuan yang sudah menikah. Di samping itu, kata-kata Maria dalam ayat 34, ‘aku belum bersuami’, terjemahan hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh Alkitab King James Version (KJV), yaitu: ‘I know not a man’ (aku tidak tahu/kenal laki-laki). Ini jelas menunjukkan bahwa ia betul-betul masih perawan. Kalau Yesus tidak dilahirkan oleh seorang perawan yang mengandung dari Roh Kudus, tetapi dari pernikahan biasa atau dari perzinahan, maka nubuat Firman Tuhan dalam Yesaya 7:14 tidak tergenapi.
Ayat 28. ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai’. Kata Yunani yang dipakai adalah ‘kecharitomene’. Perhatikan adanya kata ‘charis’ (grace/kasih karunia), yaitu sesuatu yang ada pada Allah yang menyebabkan Ia memberikan karunia kepada orang yang tidak layak untuk menerimanya. Karena itu Calvin menafsirkan bahwa kata Yunani ini menunjuk pada undeserved favour of God (kebaikan dari Allah yang tidak layak didapatkan). Semua ini menunjukkan bahwa Maria tidak layak menerima karunia ini dan ini jelas menunjukkan bahwa Maria itu bukannya suci murni tanpa dosa.
Ayat 30-33. Gabriel memberitakan kelahiran Yesus. Kalimat ‘engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah’ (ayat 30b), ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Maria sebetulnya tidak layak menerima anugerah itu.
‘… akan disebut Anak Allah’ (ayat 32). Ini tak berarti bahwa sebelum jadi manusia Yesus bukanlah Anak Allah. Artinya: dulu Ia sudah/adalah Anak Allah, lalu Ia menjadi manusia dan manusia akan tahu dan mengakui atau menyebut-Nya sebagai Anak Allah. Bahwa Yesus akan menjadi besar dan mewarisi takhta Daud (ayat 32), merupakan penggenapan dari nubuat dalam Yesaya 9:5-6. Dalam Perjanjian Lama (PL) dikatakan bahwa Kerajaan Daud tidak akan berakhir (2 Samuel 7:12-16). Penggenapan nubuat ini ada dalam diri Yesus.
Ayat 34. Kelihatannya reaksi Maria ini sama dengan reaksi Zakharia dalam Lukas 1:18. Tetapi Maria tidak dihukum, dan ini menunjukkan bahwa Maria mempunyai sikap hati yang berbeda.
Ayat 35-37. Jawaban Gabriel dalam ayat 35, menjelaskan bahwa Maria yang masih perawan itu bisa mengandung adalah karena Roh Kudus. Penjelasan Gabriel memang tidak tuntas. Maria tidak harus mengerti semua, tetapi harus percaya dan tunduk. Gabriel melanjutkan dengan mengatakan karena Maria mengandung oleh Roh Kudus, maka ‘anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah’ (ayat 35b). -- ‘so the holy one to be born shall be called the Son of God’ (NIV-Alkitab New International Version); ini menunjukkan bahwa karena Maria mengandung dari Roh Kudus, maka Yesus lahir kudus/suci. Ia adalah satu-satunya manusia yang lahir tanpa dosa asal. Kalau tidak
demikian, Ia tidak bisa menjadi Penebus dosa kita.
Ayat 36. Ini suatu tanda bagi Maria. Tuhan bisa membuat Elisabet yang sudah tua dan mandul itu mengandung. Karena itu Tuhan juga bisa membuatnya mengandung, sekalipun ia masih perawan.
Ayat 38. Ketundukan Maria. Bagi Maria ketundukan atau penyerahannya ini mempunyai risiko tinggi, yaitu: kesalahpahaman Yusuf (bandingkan Matius 1:18-19). Kesalahpahaman, ejekan dan hinaan dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari keluarganya sendiri. Kemungkinan ia akan dihukum mati berdasarkan hukum PL dalam Ulangan 22:20-21. Tetapi Maria tetap tunduk/taat dan tidak membantah. Ini menunjukkan iman yang hebat. Calvin berkata, “Ini merupakan bukti nyata dari iman, kalau kita mengekang pikiran kita, dan menaklukkannya, sehingga tidak berani menjawab ini atau itu kepada Allah: karena keberanian dalam berbantah adalah ibu dari ketidakpercayaan.”
SAAT MENGAJAR
Ketetapan Allah atas Maria
Gunakan ilustrasi Pendahuluan dalam Buku Murid lalu jelaskan pada murid tentang “KETETAPAN ALLAH”. Itu adalah ketentuan Allah yang tidak dapat diubah. Apa yang telah Allah tentukan dalam hidup manusia, berkaitan dengan janji Allah, berkaitan pula dengan rancangan Allah atas hidup manusia, yaitu rancangan damai sejahtera. Pada poin ini pastikan murid Anda mengerti bahwa ketetapan Allah atas hidup manusia pasti akan terlaksana sesuai dengan waktu Tuhan.
Sikap Hati Maria
Gunakan kolom-kolom seperti dalam Buku Murid ketika mengajar sub bab ini supaya murid bisa langsung membandingkan situasi Maria dan Zakharia. Sebelum Anda memberikan jawaban, minta murid untuk menyampaikan pendapat mereka tentang “sikap hati seperti apa yang berbeda antara Maria dan Zakharia.” Pastikan di akhir sub bab ini, murid Anda mengerti bahwa mereka adalah hamba Tuhan, jadi harus memiliki sikap taat pada ketetapan Tuhan atas hidup mereka.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Sebutkan beberapa sikap taat seorang hamba pada ketetapan Tuhan.
2. Buatlah contoh tentang sikap taat seorang hamba pada ketetapan Tuhan. Minta murid membuatnya dalam bentuk cerita pendek. Berilah penilaian terhadap cerita tersebut dan berikan penghargaan pada murid atas usaha mereka.
Kunci Jawaban
1. Beberapa sikap taat pada ketetapan: mengikuti ketetapan, menjalankan sesuai situasi yang Tuhan izinkan, bersyukur dll.
PENDALAMAN
1. Bimbing murid Anda untuk membuat komitmen menjadi hamba yang taat pada ketetapan Tuhan. Ajak murid menyanyikan lagu “Percaya Patuh” NP No. 247. Bacalah syair dalam lagu itu lalu jelaskan secara singkat, kemudian ajak murid menyanyikannya.
2. Pastikan murid Anda mengikuti pembacaan Firman Tuhan sepanjang minggu yang akan datang.
PENUTUPAN KELAS
Ajak murid memberi persembahan dan berdoalah agar Roh Kudus menuntun mereka melakukan komitmen yang telah dibuat.
Pelajaran 11 KETAATAN YUSUF Matius 1:18-25
AYAT HAFALAN
Matius 1:24
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid mendapatkan pengertian tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid memahami tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat menuliskan ketaatan Yusuf terhadap perintah Tuhan
2. Murid dapat meniru ketaatan Yusuf terhadap perintah Tuhan.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 11: Siapkan video singkat tentang penggunaan aplikasi Global Positioning System (GPS), saran video: https://www.youtube.com/watch?v=r0V-KAquPzk&t=1s. Tayangkan video ini sebagai pembukaan kelas dan menggugah hati murid untuk melihat bahwa sebuah alat ciptaan manusia mampu memaksa manusia untuk taat. Tuhan tentu lebih hebat dari alat ciptaan manusia karena manusia itu ciptaan Tuhan. Inginkah kalian menjadi taat pada Tuhan?
PENJELASAN NAS
Ayat 18. “Maria, …bertunangan dengan Yusuf’, menunjukkan bahwa mereka masih ada dalam keadaan bertunangan atau belum menikah. Tetapi dalam ayat 19 menyebutkan Yusuf disebut ‘suami’ dan Maria disebut ‘istri’, dan juga dari istilah ‘menceraikan’ -- kelihatannya mereka sudah menikah. Halhal yang kelihatannya bertentangan ini bisa dimengerti dan diharmoniskan kalau kita mengerti tradisi Yahudi pada zaman itu.
Dalam tradisi mereka ada beberapa tahap menuju pernikahan: i) Pertunangan Pertama (engagement). Pertunangan Pertama ini terjadi pada waktu dua orang yang dipertunangkan itu masih kecil, di mana mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka, dan mereka belum saling kenal. Pertunangan Pertama ini bisa dibatalkan. ii) Pertunangan Kedua (bethrotal). Pertunangan ini terjadi setelah dua orang tadi sudah cukup umur. Pada saat pertunangan ini mereka sudah disebut ‘suami istri’, tetapi mereka belum tinggal bersama dan mereka belum boleh melakukan hubungan seks. Bandingkan Ulangan 22:23-24 -- “(23) Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan - jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, (24) maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan lakilaki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu”. Perhatikan bahwa dalam ayat 23 disebutkan ‘bertunangan’ tetapi dalam ayat 24 disebut sebagai ‘istri’. Dalam tradisi Yahudi saat itu, pemutusan pertunangan kedua ini dianggap sebagai perceraian dan dianggap sebagai dosa. Pertunangan kedua ini hanya berlangsung satu tahun. iii) Pernikahan. Pada saat itu, Yusuf dan Maria ada pada masa pertunangan kedua dan karena itu ayat 18 tidak bertentangan dengan ayat 19, 20, 24.
Ayat 19. Yusuf orang yang saleh. Yusuf adalah seorang yang tulus hati (benar), tidak mau mencemarkan nama Maria (ayat 19). Padahal sakit hati karena merasa dikhianati oleh pacar adalah sesuatu yang sangat sering menyebabkan orang merusak nama baik pacar yang tadinya ia cintai, apalagi kalau ia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan dengan pacarnya itu. Tetapi Yusuf, sekalipun merasa dikhianati dan sudah mengambil keputusan untuk menceraikan Maria, tidak mau mencemarkan nama Maria. Karena itulah maka ia bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. Namun Yusuf tidak gegabah (ayat 20). Ia ‘mempertimbangkan’ maksudnya untuk menceraikan Maria (bandingkan Amsal 19:2b). Yusuf percaya pada Firman Tuhan, yang disampaikan malaikat Tuhan kepadanya melalui mimpi (ayat 20-24). Kata-kata malaikat itu (ayat 20-24) sebetulnya amat tidak masuk akal. Coba renungkan: Andaikata Saudara menjadi Yusuf, di mana tunangan
Saudara tahu-tahu hamil. Apakah Saudara bisa memercayai kata-kata malaikat yang menyatakan bahwa kehamilan itu dari Roh Kudus (ayat 20b)? Hebatnya, Yusuf percaya pada Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat itu.
Ayat 24. Yusuf taat pada Firman Tuhan. Ia taat secara langsung atau tidak menunda ketaatannya: “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya” (ayat 24). Ia tidak malu mengambil Maria sebagai istri, padahal Maria sudah mengandung sebelum mereka menikah, dan Maria bukan mengandung dari dia. Apakah ia tidak mempertimbangkan apa kata para tetangga, keluarga, dan teman kalau mereka melihat bahwa Maria melahirkan anak sekalipun baru menikah beberapa bulan?
Ayat 25. Yusuf rela untuk tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir. Ini penting karena perempuan yang melahirkan Yesus haruslah seorang perawan. Menikah tetapi tidak bersetubuh jelas merupakan sesuatu pengorbanan. Tetapi Yusuf rela mengalami semua itu. Ia menamakan anak itu Yesus sesuai dengan Firman yang disampaikan oleh malaikat (ayat 23, 25).
SAAT MENGAJAR
Pada pelajaran 11 gunakan “Metode Bercerita” untuk menyampaikan kebenaran Firman dengan menggunakan gambar yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan berkaitan dengan cerita. Setelah Anda memutar video singkat tentang pengguna GPS, berceritalah sesuai alur yang tertulis pada Buku Murid.
Pada sub bab ketaatan pada perintah Tuhan ajaklah murid mendiskusikan cerita tentang Redi yang tertulis di situ dengan menggunakan acuan berikut:
1. Apa yang akan kalian lakukan jika kalian menjadi Redi?
2. Apa bentuk pengorbanan yang harus dilakukan jika kalian mengalami seperti Redi? Buatlah studi kasus lainnya jika murid lebih banyak perempuan, agar respons yang diberikan oleh murid lebih tepat.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Tuliskan apa ketaatan Yusuf terhadap perintah Tuhan?Jawabannya ada 4 poin yang tertulis pada buku murid sub bab 2. Siapakan lembar jawabannya.
2. Sebutkan ketaatan apa yang ingin kalian lakukan saat ini untuk menanggapi Firman hari ini. Minta murid untuk menuliskannya sebagai bentuk komitmen mereka.
PENDALAMAN
1. Bimbing murid membuat komitmen taat pada perintah Tuhan dan buatlah sebuah catatan tentang komitmen tersebut, agar Anda dapat mendoakan pergumulan mereka dan melakukan tindak lanjut secara berkala. Bila perlu, susunlah catatan Anda seperti rapor di sekolah, dengan mencatat perkembangan apa yang terjadi pada murid.
2. Bimbing murid terus membaca Alkitab.
PENUTUPAN KELAS
Ajak murid memberi persembahan dan akhiri kelas dengan berdoa serta menyanyikan lagu “Tetap Setia” oleh Mike Mohede.
Pelajaran 12
KELAHIRAN YESUS
Lukas 2:1-7
AYAT HAFALAN
Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Lukas 1:3-4
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid memberi tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid menanggapi perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat memilih untuk memberi tanggapan dengan memercayai bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah sebuah kisah nyata.
2. Murid dapat menyambut kelahiran Yesus dengan hati yang penuh syukur.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 12:
a. Siapkan Peta Nazaret ke Betlehem.
b. Gambar Kaisar Agustus, Kirenius, Yusuf dan Maria melakukan perjalanan.
c. Video singkat peristiwa terkait kelahiran Yesus saran: https://www.youtube.com/ watch?v=eGgD0W0iLSQ.
PENJELASAN NAS
Ayat 1-2. Sensus ini diperintahkan oleh Kaisar Agustus, dan semua penafsir berpendapat bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak. Dengan adanya sensus ini, Yusuf dan Maria terpaksa pergi ke Betlehem (ayat 3-5) sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ayat 6-7). Ini menggenapi nubuat Nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”. Tanpa disadari, Kaisar Agustus ini melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat Firman Tuhan. Ini bukan suatu kebetulan, tetapi Tuhan menguasai dan mengarahkan kaisar tersebut untuk melaksanakan rencana-Nya.
Ayat 3-5. Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri (ayat 3). Yusuf adalah keturunan Daud (Lukas 1:27; 2:4). Yesus memang harus muncul atau lahir dari keturunan Daud (bandingkan Yesaya 11:1, Yeremia 23:5-6, Matius 1:1, Roma 1:1-3, 2 Timotius 2:8). Dalam 1 Samuel 20:6 dikatakan bahwa Betlehem adalah Kota Daud, karena itu Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ayat 4-5).
Beberapa hal yang menjadi perhatian: i) Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan, khususnya untuk Maria yang sedang hamil tua. Mereka berserah dan tunduk pada kehendak Tuhan, tetapi yang mereka dapatkan justru bukanlah jalan yang mulus tetapi jalan yang penuh kesulitan. ii) Yusuf dan Maria taat kepada pemerintah. Pengadaan sensus tidak bertentangan dengan Firman Tuhan (bandingkan Bilangan 1 dan 26). Sekalipun sensus itu menyukarkan hidup mereka, Yusuf dan Maria tetap tunduk. Kita memang harus tunduk pada pemerintah, selama pemerintah tidak menyuruh kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan (Roma 13:1-7 bandingkan Kisah Para Rasul 5:29).
Ayat 6-7. Istilah ‘anak sulung’, ditambah dengan banyak bagian Kitab Suci yang berbicara tentang adanya saudara-saudara Yesus (Matius 12:46-47, Markus 3:31-32, Lukas 8:19-20, Yohanes 2:12; 7:3, 5, 10, Kisah Para Rasul 1:14), menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria pasti mempunyai anak-anak lain setelah kelahiran Yesus. ‘Dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan’ (ayat 7b). Yesus mau direndahkan atau menjadi miskin, supaya kita bisa ditinggikan/menjadi kaya (secara rohani) -- bandingkan 2 Korintus 8:9; istilah ‘miskin menjadi kaya’ harus diartikan secara rohani.
Pemilik penginapan hanya memberikan tempat hewan karena mugkin ia tidak tahu bahwa yang akan dilahirkan oleh Maria adalah Mesias/Anak Allah. Memang semua kamar penuh sehingga
tidak ada lagi tempat untuk Yusuf dan Maria. Apakah pemilik penginapan itu dapat disalahkan? Yang terpenting adalah, jika sekarang seseorang menolak Kristus untuk tinggal dalam hatinya sebagai Juru Selamat dan Tuhan -- ia menolak dengan suatu pengetahuan atau kesadaran bahwa Ia adalah Anak Allah -- maka penolakan seperti itu yang harus disalahkan.
SAAT MENGAJAR
Awali kelas dengan penjelasan tentang upacara adat suku Bugis dalam Buku Murid. Sampaikan kepada murid bahwa Maria juga mengandung, namun dia tidak mengalami situasi yang menyenangkan seperti ilustrasi yang telah disampaikan. Justru ada peristiwa yang menegangkan yang harus dialami oleh Yusuf dan Maria.
1. Video tentang sensus diputar sebelum penjelasan sub bab 1.
2. Video tentang perjalanan Maria dan Yusuf ke Betlehem diputar sebelum penjelasan sub bab 2.
3. Video tentang kelahiran Yesus, namun jangan menampilkan gembala dan orang majus, diputar sebelum penjelasan sub bab 3. Pastikan murid benar-benar dapat melihat bahwa peristiwa yang mereka dengar hari ini adalah sebuah kisah nyata.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Apakah kalian memilih untuk percaya bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah kisah nyata? Mengapa?
2. Bagaimana cara kalian menyambut kelahiran Yesus dengan hati yang penuh syukur?
JAWABAN
1. Karena sejarah mencatat tentang tokoh-tokoh yang ada dalam kisah hari ini dan ada bukti fisik yang masih ada terkait peristiwa kelahiran Yesus. Murid bisa menemukan jawaban lain terkait pengalaman pribadi mereka bersama Yesus sehingga percaya bahwa Yesus adalah nyata.
2. Contoh caranya, yaitu menceritakan tentang Yesus kepada orang lain atau membuat status WhatsApp atau story Instagram tentang kelahiran Yesus yang membawa perubahan dalam hidup kita.
PENDALAMAN
1. Ajak murid merenungkan kisah kelahiran Yesus hari ini. Selama mereka merenung dan berdoa, putarkan lagu Natal berjudul “Hai Mari Berhimpun” NP No. 55. Lalu ajak murid untuk membuat komitmen percaya atau semakin percaya Yesus.
2. Bimbing murid terus membaca Alkitab dengan mengikuti jadwal bacaan harian.
PENUTUPAN KELAS
Akhiri kelas dengan mengajak murid memberi persembahan lalu berdoa.
Pelajaran 13
MENYAMBUT SANG RAJA Matius 2:1-12
AYAT HAFALAN
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Matius 2:11
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membimbing murid melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.
KOMPETENSI BELAJAR
Murid melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.
INDIKATOR BELAJAR
1. Murid dapat memperlihatkan bentuk penghormatan kepada Yesus melalui pelaporan rencana yang telah disusun.
2. Murid dapat mempraktikkan bentuk penghormatan yang telah mereka rencanakan.
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR
1. Silakan membaca Persiapan Umum mengajar yang tertulis pada Pelajaran 1.
2. Persiapan Khusus Pelajaran 13: Siapkan gambar sesuai yang diperlukan.
PENJELASAN NAS
Ayat 1. Orang-orang Majus dari Timur. Ada hal-hal yang tidak kita ketahui tentang orang-orang Majus ini: i) Tidak diketahui dengan jelas dari mana datangnya. Kitab Suci hanya mengatakan bahwa mereka datang ‘dari Timur’. ii) Juga tidak diketahui berapa jumlah orang-orang Majus ini. Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa mereka berjumlah tiga orang. Persembahan mereka yang tiga macam, yaitu emas, kemenyan dan mur. Hal ini tidak membuktikan bahwa mereka ada tiga orang. Orang-orang Majus ini kontras sekali dengan gembala-gembala yang datang pada waktu kelahiran Yesus (Lukas 2:8-dst.).
ORANG MAJUS
PARA GEMBALA
Tidak berpendidikan
Ini menunjukkan bahwa Injil diberitakan kepada gembala maupun orang Majus, bahwa Injil harus diberitakan kepada semua golongan (bangsa apa pun, tingkat ekonomi dan pendidikan yang bagaimanapun) – bandingkan Yohanes 6:37b.
Ayat 2, 9, 10. Mereka mendapat petunjuk ‘bintang-Nya’. Wycliffe berpendapat, lebih tepat bintang ini diartikan sebagai manifestasi khusus yang dipakai Allah baik ketika muncul pertama kali untuk menunjuk kepada kelahiran Kristus, dan juga ketika muncul kembali di atas Yerusalem untuk menuntun orang-orang Majus ke tempat itu. Karena tercatat bahwa orang-orang Majus ini menerima penyataan langsung (ayat 12), tidak mustahil untuk beranggapan bahwa ada suatu penyataan langsung pada permulaan untuk menjelaskan pentingnya bintang ini (https://alkitab.sabda.org/ commentary.)
Bukan orang YahudiOrang Yahudi
Kaya (mereka memberi emas) Miskin Berpendidikan
Ayat 9 menyebutkan, “Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada”. Adakah bintang yang melakukan keajaiban seperti itu? Jadi pasti ini bukan bintang biasa, tetapi adalah suatu mukjizat yang merupakan alat Tuhan untuk memberi petunjuk kepada orang-orang Majus.
Orang-orang Majus itu tidak mengerti Firman Tuhan (sehingga harus bertanya-tanya, ayat 2); mereka hanya mendapat petunjuk ‘bintang’, tetapi mereka lalu mencari Yesus, rela berkorban menempuh jarak jauh, sehingga akhirnya menemukan Yesus. Alangkah kontrasnya golongan ini dengan golongan imam-imam dan ahli-ahli Taurat, yang sekalipun mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi acuh tak acuh terhadap Yesus sendiri.
Ayat 2, 11. Orang-orang Majus menyembah Yesus. Mereka bukan menyembah Maria, dan bukan juga Yesus dan Maria, tetapi hanya Yesus saja! Berikut komentar dari C. H. Spurgeon tentang bagian ini: Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah mereka’”. Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya, di mana Bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung kepada ibu-Nya. Mengapa orang-orang Majus itu tidak berkata ‘Salam Maria!’ dan langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya. – (‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol. 3, hal. 34).
Orang-orang Majus menyembah Yesus sekalipun mereka mendapati dan melihat seorang Bayi yang lemah dan tidak berdaya. Betul-betul membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu. Orang tua Yesus miskin, bukan bangsawan/raja, dan Bayi itu ada di dalam sebuah rumah (ayat 11), bukan istana. Keadaan Yusuf dan Maria yang miskin dan tak punya kedudukan apa-apa, dan tempat sederhana yang menjadi tempat tinggal Bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan bagi orang-orang Majus itu untuk percaya bahwa Bayi miskin itu adalah Raja! Ini lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa. Penampilan lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yesaya 53:2b, tetapi mereka toh mau menyembah-Nya (bandingkan Matius 13:53-56, yang menunjukkan bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena melihat penampilan lahiriahNya).
Ayat 11. Orang-orang Majus memberi persembahan, yaitu: emas, kemenyan, mur. Tiga jenis persembahan telah membuat munculnya tradisi mengenai tiga orang Majus. Tradisi bahkan memberikan nama kepada mereka: Kaspar, Melkhior dan Balhazar. Namun tradisi belum tentu merupakan fakta. Emas, kemenyan dan mur oleh para penafsir kuno dianggap menunjukkan pengakuan akan pengakuan Yesus sebagai Raja. Senada dengan itu, Calvin juga menganggap bahwa orang-orang Majus ini tentu memberikan barang-barang terbaik dari negeri mereka kepada Yesus, sama seperti Yakub memberikan persembahan kepada penguasa Mesir barang-barang terbaik di Kanaan (Kejadian 43:11).
Ayat 12. Orang-orang Majus itu taat kepada wahyu yang Tuhan berikan. Mula-mula Tuhan memberi petunjuk melalui ‘bintang’ (ayat 2). Setelah ini mereka taati, lalu Tuhan memberi petunjuk melalui Firman Tuhan yang diberikan oleh imam-imam dan ahli-ahli Taurat (ayat 5-6). Setelah mereka menaati petunjuk ini, lalu Tuhan memberi petunjuk dengan bintang lagi (ayat 9-10). Setelah mereka menaatinya lagi, maka Tuhan memberi petunjuk melalui mimpi (ayat 12), dan mereka juga menaati nya.
SAAT MENGAJAR
Orang Majus dan bintang. Gunakan gambar orang Majus dan bintang untuk bercerita, Sajikan informasi tentang orang Majus dan gembala dalam bentuk tabel agar murid dapat mengingat dengan mudah bahwa Allah telah memakai dua kelompok dengan status sosial yang berbeda untuk memberitakan kedatangan-Nya ke dunia. Lalu gunakan gambar bintang untuk menjelaskan tentang sebenarnya apakah bintang itu. Anda dapat memberikan informasi lebih detail dengan membaca sumber-sumber lain, namun yang menjadi fokus sub bab ini adalah Allah memakai siapa saja untuk menyatakan kedatangan-Nya dan memakai cara-Nya yang menurut manusia mungkin mustahil, yaitu bintang berjalan.
Pencarian Sang Raja, minta murid untuk mencari jawaban atas pertanyaan – pertanyaan dalam Buku Murid dengan menggunakan petunjuk ayatnya.
Penghormatan kepada Sang Raja, bimbing murid untuk menemukan dan memahami empat bentuk penghormatan yang dilakukan oleh orang Majus. Lalu bertanyalah kepada mereka apakah mereka mau mengikuti tindakan orang Majus? Setelah itu masuklah ke bagian Pencapaian Belajar.
PENCAPAIAN BELAJAR
1. Tuliskan rencanamu untuk memberikan penghormatan kepada Yesus yang telah lahir untukmu. Bimbing murid membuat rencana sederhana sehingga mudah dilakukan.
2. Buatlah laporan singkat dan sajikan dalam bentuk video pendek tentang pelaksanaan dari rencana yang telah kalian buat. Berikan batas waktu yang cukup bagi murid untuk merealisasikan rencana mereka dan membuat laporan. Tugas ini dapat dilakukan mandiri ataupun berkelompok.
PENDALAMAN
1. Ajaklah murid merenungkan tentang cara orang Majus menghormati Yesus yang bukan Raja mereka, dan yang tidak mereka nantikan, Namun kesungguhan hati orang Majus untuk mencari Yesus patutlah diteladani.
2. Bimbing murid terus tekun membaca Alkitab.
PENUTUPAN KELAS
a. Mari memberikan persembahan.
b. Ajak murid berdoa dan menyanyikan lagu “Brilah Hormat” NP No.6. Nyanyikan lagu ini sambil berdiri sebagai bentuk penghormatan.