![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019064347-d65b0f890eb3fd8b9da32d9eb2f90cb8/v1/f1f9b8aff2a3a69ec892b3a1c8b9c30a.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019064347-d65b0f890eb3fd8b9da32d9eb2f90cb8/v1/f094a58ab2362e50b19d8452e875434b.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019064347-d65b0f890eb3fd8b9da32d9eb2f90cb8/v1/d0ccce195e77ce5362c6965418041586.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019064347-d65b0f890eb3fd8b9da32d9eb2f90cb8/v1/8ccdb106ba2c67b053509a83e692353f.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019064347-d65b0f890eb3fd8b9da32d9eb2f90cb8/v1/3a17de5cdd389b5ad0a2b7aefc54cb21.jpeg)
Yakobus 5:12-20
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Yakobus 5:16
Murid memahami tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
Pernahkah kalian menemukan situs layanan doa online? Mungkin kalian pernah menemukannya atau pernah menggunakan jasanya. Apalagi dalam situasi pandemi, banyak gereja melakukan pelayanan doa dan berkunjung online. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan doa dan berkunjung menjadi bagian penting dalam kehidupan bergereja. Benarkah demikian? Tentang hal itu kita akan belajar bersama dari Surat Yakobus. Surat Yakobus ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus. Ada beberapa pengajaran yang disampaikan pada pasal 5:12-20. Pengajaran yang dituliskan pada 45-49 Masehi ini merupakan pengajaran yang berumur ratusan tahun, namun tetap dilakukan oleh gerejagereja sampai saat ini. Agar kalian lebih mengerti pentingnya kedua pelayanan ini, maka kita akan mempelajarinya lebih jauh.
Yakobus menuliskan dalam ayat 13: Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia ___________ ! Kemudian pada ayat 14: Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka _____________ dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Kedua kata yang merupakan jawaban isian di atas berbicara tentang DOA, yaitu berdoa dan mendoakan. Keduanya merupakan kata kerja yang menyatakan suatu tindakan. Tindakan untuk berdoa dan tindakan untuk mendoakan.
Berdoa dan mendoakan adalah suatu tindakan yang seharusnya dilakukan oleh setiap murid Yesus. Yesus pun memberikan teladan dalam berdoa. Seperti yang tertulis dalam Matius 14:23, setelah memberi makan 5.000 orang, Yesus memberikan waktu khusus untuk berdoa. Teladan doa yang dilakukan Yesus diajarkan oleh Yakobus kepada jemaat pada masa itu. Gereja-gereja Baptis di Indonesia sampai saat ini juga melakukan pelayanan
doa yang biasa disebut dengan ibadah doa Rabu. Mereka berdoa dan mendoakan, sebagai perwujudan iman dalam kehidupan bergereja. Setiap jemaat melakukan pelayanan doa bagi saudara seiman yang menderita dan yang sakit.
Jika jemaat sudah mendoakan saudara seiman yang sakit, maka ada hal penting yang harus diketahui dalam ayat 15 sampai 18. Pada ayat 15 dikatakan ada kondisi sakit yang terjadi sebagai akibat dosa. Maka solusinya tertulis pada ayat 16, yaitu S_____ M______ D___ dan S_____ M_______. Bagi seorang Kristen yang melakukan pelayanan doa, status sebagai orang benar (dibenarkan karena iman kepada Kristus) dan kehidupan yang benar di dalam Tuhan perlu dimiliki (ayat 18) karena salah satu kekuatan doa adalah status seseorang sebagai orang benar di mata Tuhan dan kesungguhan dalam berdoa. Pastikan bahwa hidup kalian benar di mata Tuhan dan milikilah kesungguhan dalam berdoa!
Perkunjungan adalah kegiatan berkunjung yang dilakukan secara langsung ke rumah, tempat kerja, atau dilakukan secara online dengan cara menelepon. Praktik kegiatan berkunjung ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun pribadi. Seperti yang dilakukan oleh Yesus kepada ibu mertua Petrus dalam Matius 8:14-17. Yesus mengunjungi ibu mertua Petrus yang sedang sakit dan menyembuhkannya dari penyakit demam. Pelayanan berkunjung tidak kalah penting dengan pelayanan doa, karena melalui pelayanan berkunjung orang lain dapat merasa terhibur atau dikuatkan imannya. Kedua pelayanan ini saling terkait.
Yakobus mengajarkan dalam ayat 19 bahwa ketika ada saudara seiman yang menyimpang dari kebenaran, atas bimbingan saudara seiman yang lain, dia dibantu berbalik pada kebenaran. Peran saudara seiman penting untuk saling mengingatkan ketika yang lain melakukan perbuatan menyimpang dari Firman Tuhan.
Pelayanan doa menjadi bagian dari pelayanan berkunjung. Pelayanan berkunjung kepada orang sakit dan orang yang menderita mencakup pelayanan doa. Oleh karena itu, seorang pelayan perlu memperkuat pelayanan doa. Pelayanan berkunjung disertai dengan pelayanan doa terhadap saudara seiman yang menyimpang dari kebenaran akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa (ayat 20). Betapa pentingnya pelayanan ini!
Pelayanan berkunjung dan berdoa merupakan dua pelayanan berbeda, namun saling terkait. Seorang murid Yesus harus memiliki kehidupan doa yang benar di mata Tuhan supaya kehidupan doa yang dimiliki akan berdampak besar pada kehidupan orang yang dilayani, yaitu keselamatan jiwa orang itu dari maut. Murid Yesus patut memiliki kesukaan untuk melakukan pelayanan berkunjung dan berdoa kepada yang sakit dan menderita. Jadilah murid Yesus yang meniru teladan-Nya dalam melakukan kedua pelayanan ini. Amin.
Ketika seorang teman seiman berada dalam masalah, apa yang dilakukan oleh teman seiman lainnya?
1. Jelaskan tentang pelayanan berdoa dan berkunjung sesuai dengan pemahaman yang telah kalian terima.
2. Mengapa kedua pelayanan itu penting?
Pelayanan doa dan berkunjung sering kali diidentikkan dengan pelayanan yang dilakukan oleh orang dewasa. Namun pemikiran tersebut tidak benar karena ajaran untuk berkunjung dan berdoa bagi teman yang sakit dan menderita ditujukan kepada setiap murid Yesus. Untuk meresponi pelajaran hari ini, buatlah rencana bersama teman-teman sekelasmu untuk melakukan pelayanan berkunjung dan berdoa secara online. Kalian bisa mendata siapa saja teman Sekolah Minggu atau jemaat yang sedang memerlukan pelayanan kalian. Jika kalian kesulitan untuk mendapatkan datanya, mintalah guru Sekolah Minggu menolong mencari informasi tersebut.
Persiapkan diri mengikuti Sekolah Minggu pada hari Minggu yang akan datang dengan membaca Firman Tuhan yang tertulis pada tabel di bawah ini:
Mazmur 134:1-3
Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN. Mazmur 134:1a
Murid memahami tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
Pendahuluan: Apa yang kurasakan ketika beribadah di gereja?
Aku sangat bersyukur hari ini. Aku merasa diberkati dalam ibadah. Para pelayan Tuhan memuji Dia dengan sepenuh hati. Pemain musik bermain dengan sangat baik dan sikap yang baik juga. Memang mereka tidak selalu mengangkat tangan saat menyanyi atau permainan musik yang dahsyat, namun aku tahu mereka melayani dengan kesungguhan hati. Aku dapat merasakan kedamaian dan sukacita dalam hatiku saat beribadah. Kedamaian itu tidak datang karena permainan musik atau suara yang bagus, tetapi salah satunya karena kesungguhan para pelayan dalam melakukan tugasnya.
Ibadah hari ini terasa sangat lama dan membosankan. Aku merasa mereka kurang siap melakukan pelayanan. Saat bernyanyi mereka sering melirik ke arah pemain musik. Nyanyian yang seharusnya enak dinyanyikan, terasa membosankan. Para pelayan tidak dapat membawa aku menikmati hadirat Tuhan melalui pelayanan mereka. Meskipun aku tetap berusaha fokus pada Tuhan Yesus yang aku sembah, tetapi pelayanan mereka secara tidak langsung berpengaruh juga pada suasana hatiku.
Jika kalian sebagai jemaat merasa tidak terberkati oleh pelayanan para pelayan Tuhan, apa yang akan kalian lakukan? Hari ini kita melihat bagaimana sikap umat Israel terhadap para pelayan Tuhan di tempat ibadah.
Songs of Ascents (Nyanyian-Nyanyian Ziarah) – Mazmur 134 Sejak dahulu, musik dan nyanyian menjadi bagian penting dalam ibadah maupun
perayaan yang dilakukan orang Israel. Elkana, ayah Samuel merupakan salah satu contoh orang Israel yang setia melakukan ibadah dari tahun ke tahun di Yerusalem (1 Samuel 1:3). Ibadah dilakukan tiga kali dalam satu tahun yang menjadi rangkaian perayaan rutin. Dalam perayaan tersebut, orang Israel selalu menyanyikan beberapa nyanyian secara berurutan. Raja Daud menuliskan syair-syair lagu tersebut dalam Kitab Mazmur.
Mazmur 120-134 disebut juga dengan Songs of Ascents atau Nyanyian-Nyanyian Ziarah. Mazmur 134 merupakan lagu terakhir dari 15 lagu yang memiliki arti Nyanyian Pendakian atau anak-anak tangga. Umat Israel berjalan sepanjang perjalanan menaiki anak-anak tangga sambil bernyanyi. Nyanyian tersebut berupa dialog yang disampaikan umat Israel kepada orang-orang Lewi sebagai pelayan Tuhan agar memuji Tuhan dengan segenap hati pada waktu malam hari.
Kata “marilah” merupakan sebuah ajakan yang disampaikan oleh umat Israel kepada para pelayan Tuhan untuk memuji Dia. Diperkirakan mereka telah melakukan persiapan sebelum hari perayaan dan ibadah perayaan dilakukan pada malam hari. Para pelayan Tuhan melakukan persiapan ibadah dan harus siap melayani.
Kesibukan yang dialami oleh para pelayan Tuhan untuk melayani ribuan umat tiga kali setahun tentu sangat menguras energi mereka. Kelelahan fisik sangat mungkin terjadi. Melakukan kegiatan yang bersifat rutin cenderung membuat manusia kehilangan kemampuan untuk menghayati tugas tersebut. Umat Israel tidak mengkritisi para pelayan Tuhan, namun memberi semangat, dorongan untuk “mengangkat tangan dan memuji Tuhan” (ayat 2). Umat mengajak para pelayan Tuhan agar sungguh-sungguh memuji Tuhan meskipun sangat sibuk dan lelah.
Mari diskusikan bersama guru:
Kegiatan ibadah tidak berjalan dengan baik. Para pelayan tampak kurang siap, terlihat dari permainan musik dan para penyanyi tidak bisa selaras. Pemimpin pujian kurang fokus memimpin, sehingga kegiatan ibadah kurang menyenangkan hatimu. Tindakan apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar pengajaran hari ini?
Pilihlah dari gambar di bawah ini, sikap apa yang akan kalian lakukan jika menghadapi situasi di atas:
Kalian dapat memberi semangat, mengampuni dan tidak menyalahkan, supaya para pelayan Tuhan semakin bersikap benar dalam melayani. Para pelayan Tuhan perlu tahu bahwa pelayanan bukan sekadar rutinitas, sebuah kewajiban atau hanya melakukan tanggung jawab. Sikap umat Israel patut dicontoh. Umat Israel tahu bahwa para pelayan Tuhan tentu dalam kondisi fisik yang lelah, namun mereka juga berharap para pelayan Tuhan tetap melakukan pelayanan dengan sungguh-sungguh. Meskipun di tengah kepadatan tugas dan kelelahan fisik, tetaplah “mengangkat tanganmu dan pujilah Tuhan!” Satu lagi sikap umat Israel yang patut dicontoh dapat ditemukan jawabannya pada ayat 3 _________________. Umat Israel mengucapkan kalimat berkat kepada para pelayan Tuhan. Sikap yang sangat tepat namun jarang dilakukan, yaitu memberkati, apalagi ketika merasa kurang terberkati. Kalimat doa yang diucapkan ini mengandung arti bahwa Tuhan, Sang Pencipta, yang akan memberkati para pelayan Tuhan dari Yerusalem, nama lain Sion. Berkat yang diucapkan bukan sebuah kalimat basa-basi, namun kalimat itu mengandung sebuah makna yang sangat dalam. Berkat tersebut bukan berkat yang berasal dari sumber yang tidak jelas, namun sumber berkat itu adalah Tuhan yang dilayani. Setiap murid Kristus dapat mengucapkan kalimat berkat yang ditujukan kepada para pelayan Tuhan dan mengerti makna dari kalimat tersebut.
Kesadaran pentingnya memuji Tuhan bersama di Rumah-Nya, harus dimiliki oleh umat Kristen. Oleh karena itu umat Kristen harus memiliki sikap yang tepat terhadap para pelayan Tuhan atas pelayanan yang mereka lakukan. Salah satunya adalah memberi dorongan kepada para pelayan Tuhan agar tetap memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh dan belajar memberkati mereka dengan memberikan ucapan terima kasih yang tulus sebagai bentuk dorongan agar tetap melayani dengan benar.
1. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan memuji bersama di Rumah Tuhan?
2. Bagaimana cara kalian bersikap terhadap para pelayan Tuhan?
Kita telah belajar tentang sikap kita terhadap para pelayan Tuhan. Kita akan mempraktikkan hal tersebut sepanjang minggu ini. Semangat!
Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini, agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Maleakhi 3:10
Murid mencoba menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan.
Perhatikan gambar di atas. Peristiwa apa yang terjadi? Dua tahun lebih Virus Corona telah melanda planet bumi. Manusia mengalami banyak kesulitan termasuk kesulitan ekonomi. Ada orang-orang Kristen yang kehilangan pekerjaan dan berjuang keras mencari nafkah agar bisa hidup. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari menjadi focus, seperti kebutuhan makan, kebutuhan kesehatan, serta kebutuhan sekolah. Masalah besar dihadapi oleh umat manusia. Situasi ini juga berdampak pada keuangan sebagian besar gereja, di mana jumlah persembahan dan persepuluhan mengalami penurunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada orang-orang Kristen yang telah mengabaikan ajaran memberi persembahan persepuluhan kepada Tuhan. Masalah dapat membuat orang Kristen mengabaikan perintah Tuhan. Bangsa Israel juga mengalami situasi sulit pada masa itu. Apakah mereka tetap setia memberi kepada Tuhan?
Kitab Maleakhi dinamakan sesuai nama penulisnya. Ia adalah seorang berkebangsaan Yahudi. Hidup pada masa pasca pembuangan yang sama seperti Nehemia. Berada di bawah penjajahan bangsa Persia membuat perekonomian bangsa Israel berada pada garis kemiskinan. Bangsa Israel harus bekerja keras mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan anak mereka harus menjadi budak, ditambah beban membayar upeti. Keadaan miskin membuat bangsa Israel mengalami kemunduran rohani. Permasalahan rohani yang sama terjadi terus-menerus sejak zaman nenek moyang mereka. Banyak hal menyimpang dilakukan pada zaman Maleakhi, di antaranya disebutkan dalam beberapa ayat di bawah ini:
2.
Ternyata bangsa Israel menyimpang! Mereka berubah menjadi tidak setia kepada ketetapan Tuhan. Namun Tuhan menunjukkan salah satu sifat yang dimiliki, yaitu _____________(ayat 6). Meskipun bangsa Israel menjadi tidak setia namun Tuhan tetap setia, Dia tidak berubah.
Ketika seseorang berbuat menyimpang dari jalan yang benar, maka yang harus dilakukan adalah ________________pada Tuhan (ayat 7). “Kembalilah kepada-Ku!” sebuah seruan Tuhan agar bangsa Israel bertobat. Namun bangsa Israel tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan tindakan menyimpang. Ketika berbuat dosa terkadang manusia tidak menyadari bahwa mereka berbuat dosa. Seperti bangsa Israel tidak menyadari bahwa mereka telah menipu (ayat 8). Meskipun sudah kena kutuk mereka tetap tidak mau bertobat.
Jika menghadapi masalah tetap berjalan lurus, atau jika menghadapi masalah berjalan menyimpang.
Apa pun pilihanmu, ingatlah bahwa kesetiaan Tuhan tidak berubah!
Apa tindakan menyimpang yang dilakukan oleh bangsa Israel? Ada dua perintah dan keduanya merupakan ajaran yang diberikan sejak masa kepemimpinan Musa. Ajaran untuk memberikan P__________ K_____ dan P__________ P___________. Tampaknya bangsa Israel benar-benar mengabaikan ajaran untuk mengabdikan hartanya pada Tuhan. Tindakan bangsa Israel “menipu” Tuhan berdampak pada kehidupan para imam. Bangsa Israel telah merampok milik Tuhan, mereka mengabaikan tanggung jawab untuk memberi persembahan khusus dan persepuluhan yang menjadi hak para imam, sehingga para imam meninggalkan tanggung jawab pekerjaan di Bait Allah dan bekerja di ladang. Maleakhi mengingatkan kembali ajaran yang diberikan melalui Musa dalam Imamat 27:30. Tuhan berkata bahwa “persembahan persepuluhan adalah milik-Nya.” Dan Tuhan memerintahkan Maleakhi untuk mengajarkan kembali kepada bangsa Israel agar membawa persembahan persepuluhan mereka ke rumah Tuhan. Tuhan menjelaskan alasan mengapa bangsa Israel diperintahkan untuk membawa persembahan persepuluhan ke rumah Tuhan (ayat 10). Apakah alasannya? Persediaan makanan di Rumah Tuhan menjadi hak milik para imam atau orang Lewi dan juga orang asing, anak yatim serta janda dan itu merupakan tanggung jawab bangsa Israel. Masalah perekonomian telah membuat bangsa Israel lalai melakukan tanggung jawabnya. Bahkan Tuhan menantang bangsa Israel untuk “menguji Dia”, jika mereka mulai meragukan pemeliharaan Tuhan.
Apakah saat ini kalian sedang meragukan pemeliharaan Tuhan atas masa depan kalian?
Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat di Korintus untuk mencontoh jemaat di Makedonia yang hidup miskin, namun mereka tetap setia memberi. Pemberian yang mereka berikan bukan supaya orang lain menjadi ringan bebannya namun supaya ada keseimbangan (2 Korintus 8:12-14). Tuhan meminta kita setia melakukan ajaran-Nya untuk memberikan persembahan persepuluhan karena itu adalah sebuah perintah yang harus dilakukan agar keseimbangan bagi mereka yang memerlukan dapat tercapai.
Kalian telah selesai merenungkan pertanyaan tentang pemeliharaan Tuhan. Agar kalian lebih yakin lagi akan pemeliharaan Tuhan, sekarang mari daftarkan apa saja yang akan
Tuhan lakukan jika umat-Nya melakukan perintah memberi persembahan persepuluhan.
1. Ayat 10
2. Ayat 11
Ada janji berkat yang Tuhan sediakan bagi bangsa Israel ketika mereka setia mengabdikan harta mereka. Janji berkat ini juga berlaku bagi kita, umat yang percaya padaNya. Namun jangan hanya tergiur oleh berkatnya saja, berfokuslah pada ajaran yang telah disampaikan, yaitu mengabdikan harta bagi Tuhan. Sikap setia dalam memberikan harta harus disertai dengan sikap-sikap lainnya, apa sajakah sikap itu?
Memberi persembahan persepuluhan merupakan bentuk pengabdian harta. Merupakan ajaran Tuhan yang mengajarkan umat bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan pelayanan khususnya kebutuhan para hamba Tuhan, orang asing, anak yatim, dan para janda. Ini harus diikuti sikap yang benar dalam memberi, maka berkat-berkat yang Tuhan janjikan kepada umat akan diterima.
1. Bagaimana cara kalian membangun sikap setia memberi perpuluhan pada Tuhan?
2. Buatlah sebuah cerita pendek tentang persembahan persepuluhan dengan menggunakan kata setia, sukacita, murah hati, berani memberi lebih dari yang diminta dan rela.
Jika kalian sudah siap membangun sikap setia memberi persembahan persepuluhan, maka tuliskan komitmenmu dan sampaikan pada guru kelas. Minggu depan persiapkan persembahan persepuluhan kalian secara khusus kepada Tuhan dan berdoalah untuk hal itu.
Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Roma 1:1
Murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.
Tahun 1926 merupakan tahun yang sangat berkesan bagi John Sung, seorang penginjil dari China. Dia seorang yang sangat pandai dan sejak muda sudah mulai berkhotbah. Setelah belajar di program sarjana sampai program doktoral Universitas Wesley di Ohio dalam waktu lima tahun dan meraih gelar doktor di bidang kimia, John Sung memutuskan untuk menjadi seorang pekabar Injil. Mulai 1935, John Sung memulai perjalanan penginjilan di Asia. Menjelang akhir hidupnya John Sung berjuang melawan penyakit yang sering mengganggu pada saat melayani, yaitu tuberculosis usus. Penyakit ini sering membuatnya pingsan saat berkhotbah, namun dia tidak pernah menyerah. Dia meninggal pada usia 42 tahun. Sampai akhir hidupnya, John Sung setia melakukan tugas sebagai murid Kristus untuk memberitakan Injil. Bagaimana dengan tokoh yang akan kita pelajari hari ini, apakah kisahnya juga penuh dengan semangat memberitakan Injil?
Tidak berbeda dengan John Sung, Paulus adalah seorang yang pandai bahkan sejak kecil dididik dalam ajaran Yahudi. Nama Yahudinya, Saulus. Seorang Yahudi yang taat namun dulunya dia tidak percaya Kristus dan membenci-Nya, bahkan menganiaya para pengikut-Nya. Kristus memanggilnya untuk menjadi rasul, melalui sebuah peristiwa luar biasa. Tidak masuk akal jika seseorang yang mulanya bisa melihat dan sangat membenci seseorang tiba-tiba menjadi buta dan mengasihi orang yang dibencinya. Tetapi itulah yang dialami Paulus. Pemanggilannya sebagai seorang rasul dilakukan secara langsung oleh Kristus, Pribadi yang dibencinya.
Dia menuliskan dalam surat kepada jemaat di Roma, bahwa dirinya adalah hamba Kristus Yesus. Dari sikap membenci berubah menjadi sangat mengasihi bahkan dia rela berkata bahwa dirinya adalah hamba atau budak. Kristus telah membuat hati Paulus berubah total. Dia menyadari bahwa Pribadi yang dulunya dia benci adalah Pribadi yang diutus oleh Allah untuk
menyelamatkan hidupnya. Bagi Paulus, hidup adalah untuk memberitakan Injil, Allah menguduskannya untuk tugas itu.
Meresponi tugas itu, Paulus melakukan perjalanan pemberitaan Injil sampai tiga kali dengan jangkauan yang luas. Ada banyak negara yang dikunjunginya. Kota Roma merupakan salah satu kota tujuan yang akan disinggahi (Roma 15:24).
Para nabi dalam Perjanjian Lama menubuatkan tentang Injil. Yesaya salah satunya. Yesaya menubuatkan tentang kedatangan Mesias. Bangsa Israel menantikan nubuat itu. Dalam Yesaya 9:5-6, tertulis tentang seorang Anak yang akan datang ke dunia dari keturunan Daud. Nabi Mikha (5:1) menubuatkan bahwa dari Betlehem akan bangkit seorang yang akan memerintah Israel. Hal tersebut digenapi dan tertulis dalam Matius pasal 2. Paulus menuliskan dalam ayat 2 bahwa janji yang dinubuatkan oleh para nabi itu disebut juga dengan Injil. Dan Anak yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama sama dengan Injil yang disebutkan oleh Paulus dalam tulisannya.
Injil itu dijanjikan oleh Allah untuk manusia berdosa agar manusia berdosa mendapat keselamatan kekal. Kristus Yesus adalah Injil itu. Apa yang dialami oleh Kristus untuk manusia berdosa? Mari kita urutkan peristiwa di bawah ini:
Diolok-olok Matius 27:29
Itulah yang dialami oleh Kristus agar manusia mendapat keselamatan. Tetapi pada hari yang ketiga, Dia bangkit. Selama 40 hari Dia menampakkan diri kepada para murid-Nya dan tepat pada hari ke-40 Dia naik ke surga. Kenalilah Injil Allah yang telah kalian terima agar kalian bisa membagikan pada orang lain dengan baik dan benar.
Paulus mengenal Injil dengan benar sehingga hidupnya berubah. Dari seorang pembenci Injil menjadi pemberita Injil. Kasih karunia dan jabatan rasul yang ia terima menuntun hidupnya menjadi saksi Kristus bagi segala bangsa.
Paulus menuliskan kepada jemaat di Roma bahwa mereka telah dipanggil menjadi milik Kristus dan telah dikuduskan. Seseorang yang dipanggil menjadi milik Kristus, menyatakan percaya kepada Kristus dan menerima Roh Kudus, maka disebut sebagai murid Kristus. Murid Kristus memiliki panggilan yang sama seperti para rasul pada masa itu, yaitu memberitakan Injil dan mengajar semua bangsa menjadi murid Kristus.
Memberitakan Injil berarti menceritakan tentang Kristus yang dikenal dan apa yang telah diperbuat oleh Kristus bagi manusia. Pemberitaan Injil harus dilakukan dengan tepat agar berita yang disampaikan dapat diterima dengan benar. Seperti yang dilakukan Paulus, dia benar-benar mengenal Injil itu dan menyampaikannya kepada orang-orang di kota yang dikunjungi. Mungkin kita tidak akan menjadi seperti Paulus ataupun John Sung dalam hal berkeliling ke banyak negara untuk memberitakan Injil. Namun kita bisa menjadi seperti mereka dalam hal ketaatan sebagai murid Kristus untuk memberitakan tentang Dia kepada setiap orang yang kita temui. Perasaan takut untuk memberitakan Injil bisa saja muncul, tetapi Paulus menuliskan dalam ayat 7 bahwa kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah akan menyertai kita.
Murid Kristus sebagai orang yang telah dipanggil untuk diselamatkan memiliki tugas memberitakan Injil. Oleh karena itu, kita harus memiliki pemahaman yang benar tentang Injil, supaya Injil diberitakan dengan benar dan tepat. Perasaan takut atau khawatir melakukan pemberitaan Injil sering kali muncul dalam diri seseorang , namun Paulus meyakinkan kita bahwa Injil itu memiliki kuasa dan Allah akan memberikan kasih karunia serta damai sejahtera dalam pemberitaan Injil yang dilakukan.
1. Apakah kalian akan mengikuti jejak Rasul Paulus? Mengapa?
2. Buatlah sebuah kalimat tanggapan sebagai komitmen untuk memberitakan Injil yang akan kalian lakukan (kerjakan di rumah).
1. Jika kalian sudah menemukan jawaban terkait alasan mengikuti jejak Paulus maka kalian mulai berdoa dengan berkelompok (dua orang) agar dapat melakukan tugas pemberitaan Injil.
2. Gunakan kalimat tanggapan yang kalian buat sebagai pengingat untuk memberitakan Injil dan tempelkan di kamarmu.
3. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini, agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Ayat 1 Korintus 3:6; 2 Korintus 12:14; 2 Korintus 9:8-11
Roma 14:1; 15:1; 1 Korintus 8:9-13; 9:22
Filipi 2:12-13; 2 Timotius 4:6-8
Matius 10:16; Matius 7:1523;
Lukas 10:3; 1 Yohanes 4:1; 2 Petrus 3:16
Kisah Para Rasul 20:1738
Kisah Para Rasul 20:17-38
“……Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
Kisah Para Rasul 20:35c
Murid memahami pentingnya tetap setia memberitakan Injil meski banyak tantangan.
Tantangan tidak membuat D.L. Moody menyerah. Siapakah Moody? Ia adalah seorang penginjil rendah hati yang ingin setiap anak muda di Chicago mengenal Yesus. Pada masa itu gereja selalu penuh, namun ada banyak anak muda tidak pergi ke gereja. Usaha yang dilakukan Moody adalah menyewa kursi agar dapat digunakan oleh anak-anak muda dan usahanya berhasil. Moody juga memiliki kerinduan besar untuk mengajar, tetapi dia ditolak karena jumlah murid sedikit sedangkan guru banyak. Tantangan ini pun tidak membuatnya menyerah. Dia mencari murid dan berhasil mendapatkan 18 orang anak muda.
Pelayanannya berhasil menjangkau anak-anak jalanan dan pemuda yatim piatu. Banyak jiwa dimenangkan dan dia berhasil membangun Illinois Street Church untuk Sekolah Minggu dan ibadah yang dihadiri oleh 1.500 murid. Tetapi setelah empat bulan digunakan, gedung itu terbakar habis dan dibangun lagi dari awal. Empat tahun setelah dibangun ulang, gedung itu terbakar lagi. Peristiwa tersebut tidak membuat Moody patah semangat. Roh Kudus membuka pikirannya untuk melakukan penginjilan lebih luas lagi. Moody berangkat ke Inggris dan banyak jiwa dimenangkan di sana.
Suatu hari Moody dan anaknya mengalami kecelakaan dan hampir mati. Peristiwa itu membuat Moody semakin giat memberitakan Injil karena dia sadar waktunya pendek. Sampai akhir hidupnya Moody tetap setia melayani.
Moody melakukan pelayanan dengan segenap hati sama seperti Paulus. Mereka berdua setia menghadapi tantangan dalam pemberitaan Injil sampai akhir hidupnya. Pada nas ini, kita dapat menemukan beberapa situasi yang menunjukkan bahwa Paulus melakukan pelayanan dengan segenap hati.
Kesungguhan hati seperti apa yang kalian temukan dalam ayat di samping?
Sikap melayani dengan sungguh-sungguh ditunjukkan oleh Paulus meskipun ada bahaya yang menantinya, yaitu penjara dan sengsara.
Sebelum berpisah dengan jemaat yang dikasihi, Paulus ingin menunjukkan kepada mereka bahwa selama tinggal di Asia, dia telah menginjil dan mengajarkan apa saja yang bermanfaat supaya jemaat menyadari pentingnya keselamatan dalam Yesus. Kesungguhannya dalam memberitakan Injil ditunjukkan dengan cucuran air mata. Paulus melihat jiwa-jiwa yang terhilang, kejahatan yang terjadi dan penolakan terhadap Yesus adalah suatu kondisi yang serius.
Apa bukti kesetiaan Paulus dalam pelayanan?
Bagi Paulus, nyawanya adalah milik Yesus sehingga jika dia kehilangan nyawanya karena Yesus itu bukanlah suatu masalah baginya.
Pernyataan Paulus terbukti dan dituliskan pada Kitab 2 Timotius 4:6-8. Saat kematiannya sudah dekat dan dia telah mengakhiri pertandingan, mencapai garis akhir dan memelihara imannya. Mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan menjadi fokus hidupnya.
Kata pamrih memiliki arti tidak mengharapkan balasan. Apa saja tindakan yang dilakukan Paulus yang dapat menunjukkan bahwa dia melayani tanpa pamrih?
Paulus tidak mengharapkan balasan atas segala yang dilakukan untuk jemaat di Asia. Paulus bekerja dan penghasilannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan yang dilakukan serta membantu orang-orang percaya yang membutuhkan.
Paulus ingin para penatua mengikuti teladannya. Pemberitaan Injil merupakan sebuah pelayanan yang harus dilakukan dengan setia meskipun mungkin hasil dari pelayanan itu tidak terlihat pada saat itu. Seperti surat yang ditulis untuk jemaat di Korintus dalam 1 Korintus 3:6. Manusia berusaha dan Allah yang memiliki kuasa memberikan pertumbuhan.
Dalam pertemuan itu Paulus juga memberikan nasihat kepada para penatua jemaat di Efesus. Nasihat-nasihat tersebut berkaitan dengan pelayanan antara lain:
• Nasihat agar menggembalakan jemaat Allah – ayat 28b. Yesus mengorbankan nyawanya agar orang berdosa diselamatkan. Sebagai perintis jemaat Efesus, Paulus memulai pelayanan dengan susah payah, melewati banyak
bahaya yang mengancam nyawanya. Dan para penatua adalah orang berdosa yang telah diselamatkan dan Allah memberikan panggilan ilahi kepada mereka. Panggilan untuk menjadi gembala jemaat Allah yang bertugas menggembalakan, yaitu memelihara, menjaga, dan melindungi. Nasihat ini juga ditujukan untuk kita sebagai murid Kristus. Dalam masa muda kita tugas ini sepertinya sulit dibayangkan, tetapi mulailah dari hal kecil. Misalnya, jangan bosan mendoakan, membantu, bahkan mengunjungi teman untuk diajak ke Sekolah Minggu, sekalipun mungkin berkali-kali ditolak.
“Jagalah dirimu”, nasihat ini bermaksud agar para penatua sebagai orang yang bertanggung jawab menggembalakan jemaat, terlebih dahulu menjaga diri. Memperhatikan sikap, perkataan bahkan perbuatan mereka. Kita sebagai murid Kristus memiliki tugas yang sama untuk menjaga diri kita agar sikap, perkataan, maupun perbuatan kita tidak menjadi sandungan bagi orang lain. Sebaliknya hidup kita yang benar dapat memimpin orang lain kepada Kristus. Orang yang bisa mengingatkan orang lain untuk hidup benar, adalah orang yang terlebih dulu menjaga dirinya sendiri, bahkan tanpa kita menyatakan pun, kesaksian hidup kita dapat menjadi teladan bagi orang lain sehingga mereka mengikuti untuk hidup dalam kebenaran. Dengan demikian, kita saling menjaga.
• Nasihat agar hati-hati akan kehadiran guru-guru palsu – ayat 29-30. Paulus memperingatkan dengan sungguh-sungguh akan adanya guru-guru palsu karena mereka akan mulai menyerang ketika Paulus pergi. Guru-guru palsu tidak hanya datang dari luar tetapi dari antara mereka sendiri akan muncul beberapa orang yang akan menarik jemaat dari ajaran yang benar. Sebagai murid Kristus, penting bagi kita untuk tekun mempelajari Firman Tuhan dengan benar. Sehingga kita tahu ketika ada ajaran yang menyimpang atau palsu dan bisa mengingatkan satu sama lain. Dan kalau ada hal yang baru, yang kita tidak mengerti, tanyakanlah kepada orang tua, guru Sekolah Minggu, atau gembala sidang, supaya mereka mengajari kita.
Menjaga diri dengan hidup benar dan menjaga sesama orang percaya lewat saling mengingatkan merupakan tanggung jawab setiap murid Kristus. Paulus yang melayani dengan segenap hati dan tidak lalai untuk memberitakan Firman Tuhan, menjadi teladan bagi kita untuk mulai belajar melakukannya juga dari hal-hal yang kecil sejak masih muda.
1. Ceritakan kembali tentang teladan sikap Paulus dalam pemberitaan Injil.
2. Buatlah contoh tentang kesetiaan melayani Tuhan khususnya dalam pelayanan pemberitaan Injil.
1. Responi pelajaran hari ini dengan menuliskan kesaksianmu mengenal Kristus sampai hari ini dan komitmenmu meresponi tugas pelayanan pemberitaan Injil.
2. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”
Yesaya 6:8
Murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.
I have decided to follow Jesus, no turning back…syair lagu tersebut tentu tidak asing bagi sebagian besar orang Kristen, yang dalam bahasa Indonesia diberi judul “Mengikut Yesus Keputusanku”. Ada kisah menarik tentang syair lagu itu. Seorang bernama Nokseng dari salah satu suku primitif di India, yaitu suku Garo, dikenal sebagai Suku Pemburu Kepala. Nokseng percaya kepada Yesus karena pemberitaan Injil dari misionaris Inggris. Oleh Kepala Suku Garo, Nokseng diminta meninggalkan Yesus. Ketika ancaman pertama disampaikan, Nokseng menjawab dengan kalimat pertama lagu itu, “I have decided to follow Jesus, no turning back” (mengikut Yesus keputusanku, ku tak ingkar). Kepala suku menjadi marah dan membunuh kedua anak Nokseng. Saat ancaman kedua disampaikan Nokseng berkata, “The cross before me, the world behind me,” (dunia di belakang, salib di depan). Karena kegigihan iman Nokseng istrinya dibunuh. Pada ancaman ketiga, Nokseng tetap memberitakan Injil dengan mengucapkan “Though none go with me, still I will follow. No turning back,” (walau sendiri, ku ikut Yesus, ku tak ingkar), dan akibatnya dia dibunuh.
Namun kematian Nokseng membuat hati Kepala Suku Garo menjadi terusik dengan sosok Yesus, lalu dia mempelajari Injil. Akhirnya kepala suku menyatakan iman percayanya pada Yesus di depan seluruh rakyatnya dan sampai saat ini mayoritas suku Garo beriman kepada Yesus.
Sebelum Yesus masuk dalam pelayanan penginjilan dan memilih murid, Yesus mendatangi Yohanes Pembaptis untuk dibaptiskan. Tahukah kalian siapa Yohanes Pembaptis itu?
Yohanes Pembaptis adalah seorang yang ditetapkan Allah datang ke dunia untuk membuka jalan bagi kedatangan Mesias atau Yesus. Sepanjang hidupnya ia melakukan pelayanan pemberitaan Injil. Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus pada banyak orang melalui sebuah peristiwa di mana ia sedang memimpin pembaptisan di Betania, di seberang sungai Yordan. Di situlah Yesus dibaptis olehnya, dan dua orang muridnya menjadi pengikut Yesus ketika mendengar perkataan Yohanes Pembaptis bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah (1:36). Sejak itu Yesus memulai pelayanan pemberitaan Injil bersama dengan murid-murid-Nya. Mari kita ikuti bersama perjalanan pemberitaan Injil yang dilakukan Yesus seperti yang dituliskan pada pasal 1 sampai pasal 3.
Hal penting yang dicatat oleh Alkitab mengenai pelayanan Yesus di Kota Kana adalah mukjizat yang dilakukan, yaitu mengubah air menjadi anggur pada sebuah pesta pernikahan. Murid-murid yang baru mengikut-Nya menjadi semakin percaya kepada-Nya. Ada juga para pelayan dalam pesta itu yang melihat langsung mukjizat yang dilakukan Yesus. Meskipun Alkitab tidak mencatat respons mereka terhadap tindakan Yesus, namun mereka telah melihat kuasa-Nya.
Pada kunjungan pertama Yesus ke Kapernaum selama tiga hari, tidak dicatat pekerjaan apa yang dilakukan-Nya. Namun pada pasal 4:47, Yesus membuat mukjizat menyembuhkan anak seorang pegawai istana. Pegawai itu mendengar kabar bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea. Mungkin pada kunjungan pertama, pegawai itu sudah mendengar bahkan mungkin melihat kuasa Yesus di kotanya, sehingga ketika anaknya sakit, dia datang kepada Yesus dan meminta tolong.
Pada perayaan Paskah kali ini Yesus disertai juga oleh murid-murid-Nya. Dia mengusir pada pedagang yang telah mengotori Bait Suci dengan praktik perdagangan yang jahat. Yesus juga bertemu dengan seorang pemimpin agama Yahudi bernama Nikodemus dan memberitakan Injil kepadanya.
Setelah merayakan Paskah, Yesus dan murid-murid-Nya tinggal di tanah Yudea. Di situ Yesus dan para murid juga memberitakan Injil dan membaptiskan. Pada saat bersamaan, Yohanes Pembaptis sedang memberitakan Injil dan membaptis di Ainon, dekat Salim. Yesus dan Yohanes Pembaptis telah memberikan teladan bahwa pelayanan pemberitaan Injil harus terus dilakukan setiap orang ke berbagai tempat. Sampai saat ini pekerjaan pemberitaan Injil juga terus dilakukan oleh para murid, yaitu orang-orang yang percaya pada Yesus. Jika Alkitab mencatat secara detail ke mana Yesus dan para murid serta Yohanes Pembaptis pergi memberitakan Injil, tentu karena pekerjaan ini merupakan sebuah tugas penting bagi setiap orang percaya.
Sebagai seorang pembuka jalan, tentu Yohanes Pembaptis telah melakukan pelayanan lebih dulu dibandingkan Yesus. Banyak orang yang mendengar pemberitaan Injil dari Yohanes Pembaptis datang kepadanya dan meminta diri dibaptis, sehingga ia memiliki banyak pengikut. Ketika murid-muridnya tahu bahwa Yesus yang dibaptiskan olehnya juga memberitakan Injil dan para murid Yesus pun membaptis, maka murid Yohanes Pembaptis mempertanyakan hal itu padanya. Mereka berkata bahwa semua orang pergi kepada Yesus. Sepertinya Yesus menjadi lebih terkenal dibanding Yohanes Pembaptis, karena pelayanan pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Yesus hampir selalu disertai dengan mukjizat. Situasi itu membuat murid Yohanes Pembaptis khawatir. Tetapi ia sedikitpun tidak merasa khawatir. Yohanes Pembaptis sudah tahu bahwa dia adalah ___________________________________ ___(ayat 28). Ia sangat sadar bahwa dia bukan Mesias tetapi pendahulu Mesias. Dengan hati yang besar Yohanes Pembaptis menjelaskan kepada murid-murid-nya bahwa orang yang dia baptis adalah Yesus, Mesias yang memiliki kuasa yang berasal dari surga. Bagi Yohanes Pembaptis, kedatangan Yesus merupakan sukacita baginya. Dengan kerendahan hati ia juga berkata bahwa Yesus harus makin besar dan ia harus makin kecil (3:30). Ketenaran pelayanan Yesus tidak membuat Yohanes Pembaptis berkecil hati dan malas memberitakan Injil. Kedatangan Yesus justru meneguhkan pemberitaan Injil yang dilakukan olehnya selama ini. Sukacita Yohanes Pembaptis dalam melakukan pelayanannya telah penuh karena kedatangan Yesus.
Tugas pemberitaan Injil menjadi tanggung jawab setiap orang percaya yang dilakukan bersama-sama, di mana pun dan kapan pun, agar semakin banyak orang mendengar dan menjadi percaya. Tugas ini dilakukan berkelanjutan dari masa ke masa. Ini giliran kita untuk melakukannya. Mari bekerja dengan giat!
1. Pilihlah salah satu respons di bawah ini sebagai bentuk keputusan kalian menanggapi Firman Tuhan hari ini:
a. Mengikuti teladan Yohanes Pembaptis untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa.
b. Tidak mau mengikuti teladan Yohanes Pembaptis untuk memberitakan Injil.
2. Tuliskan nama-nama teman yang ingin kamu doakan agar mau mendengarkan Injil.
1. Mungkin banyak teman kalian yang belum mengenal Kristus. Apakah kalian ingin mereka diselamatkan? Mari renungkan bersama-sama.
2. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan jandajanda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Yakobus 1:27
Murid melakukan sebuah pelayanan kepada orang kesusahan di sekitarnya.
Dalam dunia pendidikan ada sebuah metode belajar yang disebut Metode Laci Pikiran. Metode ini mengajarkan tentang cara otak manusia menyimpan informasi yang terbagi-bagi dalam laci. Banyak informasi diterima dan dimasukkan ke dalam laci-laci yang dapat dipanggil ketika manusia membutuhkan informasi yang telah tersimpan dalam laci. Seperti halnya ketika manusia membaca Alkitab, maka isi Firman akan disimpan dalam laci-laci pikiran. Berapa banyak Firman yang masuk dalam pikiran sampai detik ini? Mungkin sudah sangat banyak. Firman yang tersimpan dalam laci pikiran bisa menjadi tidak berguna jika Firman itu tidak pernah dipanggil oleh otak untuk digunakan. Maksud dari ilustrasi ini adalah Firman Tuhan bukan hanya menjadi pengetahuan yang disimpan saja dalam pikiran manusia, namun Firman Tuhan dibaca dengan tujuan untuk dilakukan. Pada akhir pelajaran hari ini kalian harus dapat memutuskan mau memilih yang mana. Menjadi Pendengar saja atau menjadi Pendengar dan Pelaku Firman?
Yakobus sebagai penulis kitab menentang pengertian ibadah yang salah yang dilakukan oleh kedua belas suku di perantauan. Orang Israel melakukan ibadah dengan menjadi pendengar Firman tanpa melakukannya (ayat 22). Seseorang yang hanya mendengar Firman tanpa melakukannya diumpamakan seperti:
_______________________ (ayat 23).
Seperti orang yang sedang bercermin bisa melihat wajahnya di depan cermin, namun akan lupa bagaimana wajahnya setelah pergi dari muka cermin. Firman Tuhan berlalu
begitu saja tanpa dihayati dan dipraktikkan. Seseorang yang mendengar Firman tanpa melakukannya, maka ibadahnya akan sia-sia (ayat 26). Apakah selama ini kalian sudah menjadi pelaku Firman?
Lalu bagaimana ibadah yang benar/sejati itu? Ciri pertama ibadah yang sejati adalah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. Yakobus tidak sedang berbicara tentang status orang yang dibantu sebagai yatim piatu atau janda. Yakobus ingin menjelaskan kepada orang Israel bahwa yatim piatu dan janda mewakili semua orang yang berada dalam penderitaan dan penganiayaan. Hak anak yatim harus dibela dan perkara para janda harus diperjuangkan (Yesaya 1:17). Apa saja perbuatan yang dapat dilakukan untuk mereka?
Itulah macam-macam perbuatan yang dapat dilakukan untuk orang yang berada dalam kesulitan. Yakobus juga menekankan agar mengunjungi mereka. Kata mengunjungi tidak hanya datang berkunjung, namun harus memperhatikan dan mempedulikan bahkan mendampingi orang yang membutuhkan bantuan. Hal yang sering kita lakukan adalah sekadar datang berkunjung. Setelah selesai dan pulang ke rumah masing-masing, maka kita kembali pada rutinitas dan melupakan mereka. Tindakan memperhatikan, mempedulikan dan mendampingi dapat terwujud melalui mendoakan, menanyakan kabar, bahkan menemani saat mereka menyelesaikan masalah.
Ciri ibadah sejati yang kedua adalah menjaga diri sendiri agar tidak dicemarkan oleh dunia. Artinya seluruh hidup kita, baik tutur kata, perbuatan, maupun pikiran yang kita gunakan dalam melayani tidak dikotori oleh keinginan duniawi yang menyesatkan, yang berfokus pada hal-hal lahiriah, nama baik dan ketamakan.
Pada pasal 2 diuraikan lebih jelas lagi tentang keinginan duniawi yang dapat mempengaruhi, yaitu:
Memandang muka, melihat kaya atau miskin. Menghormati yang kaya dan tidak menghargai yang miskin.
Hawa nafsu manusia, keinginan untuk mendapatkan sesuatu, bisa berupa keinginan untuk mendapatkan harta atau kehormatan.
Terhadap hal-hal tersebut, murid Kristus harus menjaga diri. Perbuatan baik yang dilakukan untuk orang-orang yang mengalami kesulitan harus dilakukan dengan benar. Dalam menolong jangan berdasarkan status sosial, apakah kaya atau miskin. Dan tidak memikirkan balasan yang akan diterima setelah memberi pertolongan. Jangan mengharapkan penghormatan, seperti kata-kata pujian atas perbuatan baik yang dilakukan. Mari kita daftarkan keinginan duniawi pada masa kini yang dapat mencemari pelayanan kita:
a. Kecantikan/ketampanan
b. Kepandaian
c. Perasaan suka dalam diri kita kepada orang lain
d. Penampilan modis
e. Sikap orang terhadap kita
Apakah hal-hal di atas dapat mempengaruhi perbuatanmu untuk menolong orang yang sedang mengalami kesulitan? Bisa saja. Namun pada pelajaran hari ini kita telah diajarkan untuk melakukan perbuatan baik tanpa dicemari oleh keinginan duniawi.
Ibadah yang sejati merupakan perbuatan yang harus dilakukan oleh murid Kristus terhadap orang yang mengalami kesulitan. Perbuatan tersebut tidak boleh dicemari oleh keinginan diri, baik itu keinginan untuk mendapatkan pujian, penghormatan, kekayaan, maupun keinginan untuk mendapatkan balasan dari orang yang akan ditolong.
1. Kumpulkan nama-nama orang yang memerlukan bantuan yang ada di sekelilingmu.
2. Buatlah rencana untuk melakukan pelayanan kepada orang yang memerlukan bantuan.
1. Mari tentukan pilihan kalian “menjadi Pendengar atau Pelaku Firman, atau keduanya.” Sampaikan pada dunia apa yang menjadi pilihan kalian!
2. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
“…sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggu ngjawaban di akhir zaman.
Setiap agama tentu mengajarkan pengikutnya untuk berbuat baik, namun setiap agama memiliki ajaran yang berbeda tentang alasan berbuat baik.
Perbuatan baik akan mendapatkan pahala, dan jumlah pahala tersebut menentukan seseorang masuk surga atau neraka.
Perbuatan baik membawa hasil yang menyenangkan, yaitu berbagai kebahagiaan hidup akan dinikmati di surga.
Perbuatan baik dilakukan agar mendapatkan kebahagiaan.
Bagaimana dengan agama Kristen, mengapa agama Kristen mengajarkan harus berbuat baik kepada orang lain?
Matius mencatat dalam nas ini bahwa Kristus sedang mengajar kepada orang percaya berkebangsaan Yahudi tentang perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan. Ada beberapa perbuatan yang disebutkan pada ayat 35-36. Mari tuliskan pada baris di bawah ini:
Ayat 40, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. “Saudara-Nya” yang paling hina ini menunjuk pada saudara seiman atau orang percaya, yaitu orang percaya yang tidak memiliki makanan, minuman, pakaian. Orang asing atau para perantau yang menderita karena mereka tidak memiliki keluarga di perantauan. Termasuk juga orang miskin atau orang asing yang ada dalam penjara. Kepada orang-orang seperti itulah Kristus meminta kita berbuat baik. Jika kita berbuat baik untuk orang-orang yang hina di mata dunia, Kristus menganggap kita telah berbuat baik kepada Dia.
Dapatkah kalian menuliskan nama-nama orang yang kalian ketahui dan yang masuk dalam daftar orang yang hina di mata dunia sesuai dengan pengajaran hari ini? Coba tuliskan pada kolom di bawah ini serta sebutkan alasan kalian memasukkan nama itu dalam daftar orang hina di mata dunia.
Dalam ayat 37-39 terdapat situasi bahwa orang-orang percaya yang mendengar ajaran Kristus menjadi bingung ketika Ia berkata bahwa mereka telah berbuat baik kepada-Nya. Tampaknya perbuatan baik yang telah mereka lakukan itu merupakan sebuah kebiasaan yang sudah terbentuk dalam hidup kekristenan mereka. Ketika berbuat baik mereka tidak memikirkan bahwa perbuatan baik tersebut akan membuat mereka selamat atau menerima pahala. Jadi perbuatan baik yang mereka lakukan merupakan dampak dari pertumbuhan rohani yang terlihat dalam gaya hidup sehari-hari mereka. Kristus telah mengubah gaya hidup mereka.
Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya dalam nas yang kita pelajari hari ini berkaitan dengan penghakiman pada akhir zaman. Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya bukanlah syarat untuk mendapatkan keselamatan karena keselamatan diterima hanya dengan percaya kepada Kristus. Atau perbuatan baik yang dilakukan untuk orang percaya yang hina tidak akan membuat seseorang dapat masuk surga. Namun perbuatan-perbuatan tersebut akan dipertanggungjawabkan pada akhir zaman.
1. Memisahkan domba dari kambing (ayat 32).
2. Menempatkan domba di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri (ayat 33).
3. Yang di sebelah kanan adalah orang-orang yang diberkati dan akan mewarisi Kerajaan Allah atau mendapat pahala (ayat 34). Orang-orang yang diberkati ini adalah manusia yang beriman kepada Kristus.
4. Yang di sebelah kiri adalah orang-orang yang terkutuk dan akan mendapatkan api neraka atau tidak mendapat pahala (ayat 41). Orang-orang yang terkutuk ini adalah manusia yang tidak beriman kepada Kristus.
Jadi penghakiman yang akan digelar pada akhir zaman adalah penghakiman untuk semua bangsa, untuk seluruh umat manusia, untuk penganut agama Kristen, agama Islam, agama Hindu, agama Budha dan agama lainnya yang ada di muka bumi. Jika penghakiman dilaksanakan untuk semua bangsa lalu siapa yang akan menghakimi?
Salah satu tujuan Matius menuliskan kitab ini adalah ingin menunjukkan bahwa Kristus adalah Anak Allah dan Mesias. Matius juga ingin pembaca kitab tahu bahwa Kristus adalah Raja segala raja yang akan datang pada akhir zaman untuk menghakimi umat manusia. Oleh karena itu pada ayat 31, Matius menuliskan perkataan Kristus bahwa Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya bersama dengan semua malaikat dan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Dia akan mengumpulkan semua bangsa dan akan menghakimi. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 5:22, Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak. Kedua nas itu saling mendukung dan menunjukkan bahwa Bapa dan Anak itu adalah sama.
Melakukan perbuatan baik kepada saudara seiman yang membutuhkan bantuan merupakan pelayanan. Apa yang kita lakukan bagi salah satu dari mereka sama juga dengan kita melakukan untuk Kristus. Jadi perbuatan baik dilakukan bukan supaya kita mendapatkan pahala. Perbuatan baik merupakan bukti bahwa kita mengalami perubahan gaya hidup karena Kristus. Oleh karena itu setiap orang Kristen harus berbuat baik karena perbuatan yang dilakukan pada masa kini akan dipertanggungjawabkan pada akhir zaman kepada Kristus, Sang Hakim.
1. Sebutkan alasan kalian ingin mengingatkan orang-orang Kristen tentang perbuatan mereka pada masa kini terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan.
2. Bagaimana caramu mengikuti ajaran untuk mengingatkan orang-orang Kristen tentang pertanggungjawaban di akhir zaman?
1. Tuliskan komitmen kalian untuk mulai mengingatkan saudara seiman agar berbuat baik.
2. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
“…Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawankawan kita seiman.”
Murid melakukan suatu tindakan membantu orang lain yang di sekitarnya.
Minggu 26 Desember 2004, tertulis dalam sejarah Indonesia sebagai hari berduka. Pukul 07.59 WIB terjadi gempa dengan kekuatan 9,3 Skala Richter (SR) dan menimbulkan tsunami yang menyapu pesisir Aceh. Banyak korban berjatuhan, semua orang menangis. Peristiwa itu menjadi beban sangat berat bagi masyarakat Aceh. Ada yang kehilangan orang tua, anak, suami atau istri bahkan harta benda mereka lenyap dalam sekejap. Tidak hanya Aceh, negara lain pun juga merasakan dampak dari gempa tersebut. Banyak negara mengulurkan tangan membantu memulihkan Aceh, termasuk orang-orang Kristen bahumembahu menolong Aceh. Tidak mempedulikan ras, suku maupun agama. Jika dengan orang non-Kristen saja kita berbuat baik apalagi dengan saudara seiman. Bagaimana Firman Tuhan berkata tentang berbuat baik?
Galatia merupakan salah satu provinsi Roma. Sejarah menuliskan, Paulus mengunjungi kota-kota di Provinsi Galatia Selatan pada perjalanan misinya yang kedua. Kotakota tersebut di antaranya Antiokhia, Pisidia, Ikonium, Listra, dan Derbe. Kepada jemaat di kota-kota tersebut Paulus menuliskan Surat Galatia. Pada pasal 5 dan 6, Paulus menasihati mereka untuk memenuhi Hukum Kristus.
Pada pasal 5:13-14 dituliskan tentang Hukum Kristus, yaitu jemaat harus saling melayani seorang akan yang lain oleh kasih yang mencakup seluruh Hukum Taurat, yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Jemaat di Galatia telah menerima Kristus dalam hidup mereka, maka Kristus telah menebus dan memerdekakan mereka dari kutuk dan kuk perhambaan Hukum Taurat. Penebusan oleh Kristuslah yang membuat jemaat mampu melakukan Hukum Kristus.
Dalam hal menanggung beban! Kata beban menunjuk pada beban yang berat untuk dipikul, bukan beban ringan atau biasa. Kalimat lengkapnya berbunyi, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!” Nampaknya jemaat di Galatia Utara sering bersitegang. Dalam hal apa mereka bersitegang?
Mereka tidak saling melayani tetapi saling menghalangi. Apakah hal ini juga terjadi dalam kehidupan kekristenan kalian? Mari kita renungkan.
Paulus mengingatkan bahwa ketika seseorang sudah ditebus oleh Kristus, maka hidupnya dikuasai oleh Roh Kudus. Roh Kudus akan memampukan untuk hidup dalam Roh dan menuruti keinginan Roh, bukan keinginan daging. Oleh karena itu perlu ketundukan pada Roh Kudus. Hidup tunduk pada Roh Kudus, hati tunduk pada Roh Kudus, sikap tunduk pada Roh Kudus. Ketika merasa tidak mampu melakukan Hukum Kristus, yang harus dilakukan adalah mengingat apa yang telah Kristus lakukan bagi kita. Kristus melalui kematian-Nya di atas kayu salib telah menanggung beban kita yang tidak akan mampu kita pikul, yaitu DOSA serta AKIBATnya. Mari lakukan perintah bertolong-tolongan menanggung beban dengan pertolongan Roh Kudus!
Kehidupan yang bersifat egosentris menjadi penyebab ketegangan antar jemaat. Setiap orang merasa dirinya sangat penting dan lebih berarti, menilai hidup mereka lebih benar, lebih baik, dan akhirnya jatuh dalam dosa kesombongan. Setiap orang terlalu fokus pada diri sendiri sehingga tidak mempedulikan sesamanya. Mari kita daftarkan apa saja sikap-sikap mementingkan diri sendiri dalam kehidupan bergereja:
1. Berbagi makanan hanya dengan kelompoknya.
2. Merasa malas mendengarkan curhatan teman yang tidak terlalu dekat.
3.
4. Tentu masih banyak contoh yang dapat dituliskan di situ. Paulus menasihati agar setiap orang menguji pekerjaannya sendiri sebelum mereka bermegah atas diri mereka. Setiap orang harus mengoreksi sikap maupun tindakannya agar dapat menilai diri dengan benar. Setiap orang juga harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggungan yang harus dipikul sendiri. Maka setiap orang harus bertanggung jawab atas berkat, kesempatan, tantangan dan kesulitan yang Tuhan berikan untuk dipikul.
Ketika orang Kristen mendapatkan berkat, maka menjadi tanggung jawabnya untuk mengelola berkat tersebut dengan benar, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri. Perbuatan baik kepada sesama saudara seiman wajib dilakukan karena itu adalah salah satu cara memenuhi Hukum Kristus.
Sering kali perbuatan baik yang dilakukan pada orang lain dipengaruhi oleh sikap orang lain terhadap kita. Ketika orang lain bersikap menyenangkan hati, maka kita mau berbuat baik padanya. Namun ketika orang lain tidak bersikap baik atau membuat jengkel, maka kita pun menjadi enggan berbuat baik padanya. Seringkah hal ini terjadi padamu? Pada ayat 8, Paulus menjelaskan tentang hukum tabur tuai. Apa yang ditabur itu yang akan dituai. Jika menabur kebaikan, maka yang dituai adalah kebaikan. Kebaikan yang akan dituai tidak akan terjadi dalam sekejap. Seperti seseorang yang menanam benih mangga akan menuai buah mangga. Namun buah itu dapat dirasakan setelah melalui proses. Benih akan bertumbuh, berbunga dan akhirnya menghasilkan buah yang dapat dinikmati.
Oleh karena itu, perbuatan baik harus dilakukan terus-menerus meskipun situasi yang dialami tidak menyenangkan. Jadi, ada tiga nasihat yang diberikan oleh Paulus saat berbuat baik, yaitu:
1. Terus-menerus berbuat baik.
2. Tidak jemu-jemu berbuat baik.
3. Selama ada kesempatan harus berbuat baik.
Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya dilakukan atas pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus akan memampukan orang percaya untuk melakukan perbuatan baik terusmenerus meskipun situasi tidak menyenangkan. Perbuatan baik yang dilakukan khususnya ditujukan bagi saudara seiman dan hendaklah setiap orang percaya tidak memikirkan diri sendiri tetapi juga memikirkan kepentingan orang lain.
1. Mengapa kalian harus memiliki sikap peduli terhadap orang di sekitarmu?
2. Apa rencana kalian untuk membantu orang lain di sekitarmu?
1. Tuliskan komitmen perubahan sikap yang ingin kamu lakukan untuk meresponi pelajaran hari ini.
2. Natal akan segera tiba, cobalah menyusun rencana untuk berbuat baik kepada saudara seiman pada momen Natal dan doakan rencanamu itu agar dapat dilakukan.
3. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Kata Maria:
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Murid memahami hal hamba yang taat kepada ketetapan Tuhan.
Ketetapan menurut KBBI memiliki beberapa arti, yaitu: “Hal (keadaan) tetap; Ketentuan; Kepastian; Keteguhan; Ketabahan; Kekerasan; Keputusan.” Pada tahun 2020 Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan kurikulum baru, yaitu “Merdeka Belajar”. Setelah ditetapkan, kurikulum tersebut menjadi acuan lembagalembaga pendidikan di Indonesia untuk merencanakan proses pembelajaran. Ketetapan tersebut tidak dapat diganti karena telah disahkan melalui undang-undang. Sebuah keadaan baru harus dilalui oleh bangsa Indoneia dan ditaati oleh setiap lembaga pendidikan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud. Hari ini kita akan mempelajari sebuah ketetapan yang telah dinubuatkan oleh para nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Apakah ketetapan tersebut akan terwujud?
Hampir setiap akhir tahun kita mempelajari tokoh ini. Dia seorang wanita, tinggal di sebuah kota bernama Nazaret dan memiliki tunangan dari keturunan Daud. Siapa dia? _ _ _ _ _. Sebagai seorang berkebangsaan Israel, Maria juga menantikan kedatangan Mesias. Sebuah janji yang disampaikan Allah kepada nenek moyang Maria dan diajarkan kepada keturunan Israel.
Hal itu telah dinubuatkan oleh para nabi sebagai berikut:
1. Nabi Yesaya menuliskan dalam Yesaya 7:14, Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Yesaya menubuatkan bahwa Mesias
akan datang melalui seorang perempuan muda. Hal itu tergenapi dan tertulis dalam Matius 1:23 bahwa Mesias akan datang melalui seorang perempuan muda atau seorang gadis. Dan Maria adalah gadis itu. Maria menegaskannya pada Lukas 1:34 bahwa ia belum bersuami, atau masih perawan.
2. Nabi Musa menuliskan dalam Kejadian 49:10, Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya , maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Firman ini digenapi dan tertulis dalam Matius 1:2-16 dan Matius 2:6 bahwa silsilah Mesias berasal dari Daud yang adalah keturunan dari suku Yehuda. Pada silsilah itu dapat dilihat ada tiga periode. Setiap periode terdiri dari empat belas keturunan sampai kedatangan Kristus. Sebuah jangka waktu yang sangat lama dan semuanya tercatat dengan baik. Dapat dikatakan tidak ada satu pun orang yang bisa merekayasa silsilahnya.
Kedua nubuat tersebut merupakan ketetapan Allah atas hidup Maria. Ialah yang dipilih Allah untuk menggenapi janji kelahiran Mesias di dunia. Akhirnya sesuai dengan waktu yang ditentukan-Nya, yaitu pada bulan keenam, Allah mengirimkan Malaikat Gabriel untuk menyampaikan ketetapan tersebut kepada Maria. Setelah Malaikat Gabriel mendatangi Zakharia dan menyampaikan berita tentang kelahiran anaknya yang akan menjadi pembuka jalan bagi kedatangan Mesias dan setelah Elizabet istrinya benar-benar mengandung anak itu. Jadi setelah janji tentang Sang Pembuka Jalan bagi kedatangan Mesias digenapi, maka Allah melanjutkan rencana penggenapan kedua, yaitu kedatangan Mesias. Bukan berarti Maria itu suci murni tanpa dosa. Maria adalah manusia biasa. Oleh karena itu, mengandung seorang Anak yang adalah Mesias merupakan karunia, seperti yang dikatakan oleh Malaikat Gabriel. Dan sebenarnya Maria tidak layak menerima karunia itu.
Ketika Allah telah menetapkan rancangan atas hidup seseorang, maka Dia akan melaksanakan-Nya. Yeremia menuliskan dalam pasal 29:11 bahwa Allah mengetahui rancangan-Nya atas manusia dan rancangan-Nya itu adalah rancangan damai sejahtera, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan. Apa ketetapan Allah atas hidupmu? Renungkanlah.
Pada peristiwa kedatangan Malaikat Gabriel ke bumi untuk melaksanakan perintah Allah, ada dua orang yang dikunjungi, yaitu Zakharia dan Maria. Kita akan melihat respons kedua orang tersebut terhadap perkataan Malaikat Gabriel.
Lukas 1:14
“Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Lukas 1:18
“Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.“
Respons keduanya sama. Mereka tidak percaya karena memiliki alasan yang logis. Maria tidak percaya dengan perkataan malaikat bahwa dia akan mengandung seorang anak karena Maria belum bersuami. Sedangkan Zakharia tidak percaya bahwa istrinya akan mengandung karena mereka berdua sudah lanjut umur, tidak mungkin bisa memiliki anak. Namun ada situasi berbeda yang dialami oleh keduanya, yaitu: Zakharia mengalami kebisuan. Ia baru bisa berbicara kembali setelah anaknya yang dinubuatkan lahir. Sedangkan Maria tidak mengalami apa yang Zakharia alami. Zakharia menerima hukuman atas ketidakpercayaannya pada perkataan malaikat, namun Maria tidak menerima hukuman. Mengapa?
Malaikat menjawab pertanyaan Maria dan memberi penjelasan tentang cara Anak itu akan lahir, yaitu melalui Roh Kudus.
Malaikat tidak menjawab pertanyaan Zakh aria dengan menjelaskan cara Elizabet akan mengandung, namun malaikat menegas kan siapa dirinya, yaitu utusan Allah yang menyampaikan kabar baik.
Dari respons malaikat terhadap keduanya kita dapat melihat bahwa sikap hati Maria dan sikap hati Zakharia berbeda. Sebagai seorang imam, Zakharia tentu sangat tahu siapa sebenarnya Malaikat Gabriel dan apa tugasnya, namun Zakharia tidak memercayai perkataannya. Berbeda dengan situasi Maria. Justru pada Maria, Malaikat Gabriel mempertegas pesannya dengan menjelaskan bahwa Elizabet yang telah tua bisa mengandung. Tentu Allah juga bisa membuat Maria yang masih perawan, mengandung. Sepertinya Malaikat Gabriel ingin menguatkan iman percaya Maria. Terbukti dari respons Maria dalam ayat 38. Maria mengatakan bahwa dia adalah hamba Tuhan, maka jadilah padanya menurut perkataan malaikat itu. Sikap hati Maria penuh dengan ketaatan pada ketetapan Tuhan meskipun sebenarnya dia merasa itu mustahil.
Sebagai murid Kristus, kita juga adalah hamba. Hamba yang hidupnya telah dirancang oleh Allah sesuai dengan ketetapan-Nya. Seorang hamba hanya perlu tunduk pada ketetapan yang dibuat untuknya. Ketundukan seorang hamba disertai dengan hati yang taat dan percaya bahwa ketetapan Allah atas hidupnya sungguh amat baik.
1. Sebutkan beberapa sikap taat seorang hamba pada ketetapan Tuhan.
2. Buatlah contoh tentang sikap taat seorang hamba pada ketetapan Tuhan.
1. Ajak murid Anda membuat komitmen menjadi hamba yang taat.
Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.
Matius 1:24
Murid memahami tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
Global Positioning System atau dikenal dengan sebutan GPS, merupakan sistem navigasi berbasis satelit yang dapat digunakan di mana pun, dalam segala kondisi cuaca, dan sangat menolong manusia. Salah satunya untuk menunjukkan letak suatu tempat. Ketika seseorang akan menuju ke suatu tempat dan tidak mengetahui di mana posisi tempat itu, maka GPS menjadi solusi. Untuk menuju tempat tujuan orang akan memperhatikan arahan dari GPS, meskipun kadang GPS akan menuntun orang melewati jalan-jalan kecil yang terkadang membuat ragu “Benarkah ini jalannya?” Ternyata memang benar meskipun jalannya berliku.
Agar dapat sampai pada tempat tujuan, orang harus patuh pada perintah yang disampaikan oleh GPS. Luar biasa bukan? Sistem ciptaan manusia mampu mengatur manusia agar patuh. Lalu bagaimana dengan Sang Pencipta manusia, tidakkah manusia lebih patuh lagi terhadap perintah yang dibuat oleh Sang Penciptanya? Mari kita menemukan jawabannya melalui tokoh yang sangat terkenal ini!
Minggu lalu kalian telah mempelajari tentang ketaatan dari seorang bernama Maria. Tokoh pada hari ini adalah tunangan Maria, siapakah dia? _ _ _ _ _. Memiliki tunangan seorang wanita dari bangsa yang sama dan memiliki keyakinan yang sama tentu hal yang sangat melegakan bagi Yusuf. Tradisi pertunangan bangsa Yahudi pada masa itu terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Terjadi pada masa kecil melalui perjodohan dan bisa dibatalkan.
Terjadi setelah cukup umur dan disebut sebagai suami istri tetapi belum tinggal bersama dan tidak melakukan hubungan seks. Pemutusan hubungan pertunangan melalui perceraian dan dianggap dosa.
Terjadi setelah pertunangan tahap kedua dilewati dan pada tahap ini mereka dapat tinggal bersama dan melakukan hubungan seks.
Nah, Yusuf dan Maria juga melalui proses pertunangan pertama dan kedua tersebut meskipun Alkitab tidak mencatat tentang pertunangan pertama. Pada suatu hari Yusuf sangat terkejut ketika mendengar berita bahwa tunangannya telah hamil. Itu merupakan berita yang sangat buruk. Tentu Yusuf merasa dikhianati oleh tunangannya. Pernikahan kudus dan sempurna yang dia harapkan tidak mungkin akan terwujud. Kenyataan yang mengecewakan! Ayat 18 dikatakan bahwa tunangan Yusuf mengandung dari Roh Kudus. Kemungkinan Maria sudah menjelaskan pada Yusuf tentang hal itu, namun sepertinya Yusuf masih ragu.
Tidak mudah bagi seseorang untuk memercayai berita yang tidak masuk akal. Namun sebagai seorang pria yang saleh dan memiliki hati yang tulus, Yusuf tidak ingin memperkeruh situasi dengan cara mengungkap peristiwa itu di muka umum dan menjelek-jelekkan nama Maria, meskipun tentu Yusuf sangat kecewa. Terbukti pada ayat 19, Yusuf memiliki rencana untuk menceraikan Maria dengan diam-diam, tanpa orang lain tahu, agar nama baik Maria tidak tercemar. Apakah pikiran Yusuf sejalan dengan rencana Tuhan?
Di tengah pergumulan hatinya mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah. Serta pikiran yang dipenuhi dengan rencana untuk menceraikan Maria dengan diam-diam, Yusuf mendapatkan mimpi ketika ia tidur. Dalam mimpi itu Yusuf bertemu dengan seorang malaikat Tuhan dan berkata “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus , karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (ayat 20-21).
Tuhan tahu bahwa Yusuf merasa takut menghadapi situasi itu. Ada konsekuensi yang harus dia tanggung jika dia salah mengambil keputusan. Namun malaikat semakin meyakinkan hati Yusuf dengan menyampaikan nubuatan para nabi tentang seorang anak dara yang akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (ayat 23).
Tidak terpikirkan olehnya jika situasi yang dialami merupakan penggenapan janji para nabi tentang kedatangan Mesias. Mimpi itu mengingatkan Yusuf akan nubuatan para nabi yang dinantikan oleh bangsa Israel, dan Yusuf pun juga menantikan nubuatan itu terwujud. Mimpi itu telah meneguhkan hati Yusuf untuk mengambil keputusan yang tepat.
Perkataan malaikat Tuhan dalam mimpi terus terngiang di telinga dan muncul dalam pikiran sehingga ketika bangun Yusuf langsung meresponi mimpi itu. Apakah respons Yusuf?
1. Yusuf berketetapan hati untuk membatalkan rencananya menceraikan Maria.
2. Yusuf menyusun rencana untuk segera menikahi Maria. Yusuf merencanakan untuk
Pertunangan pertama Pertunangan kedua Pernikahan
memasuki proses ketiga, yaitu pernikahan.
3. Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Anak itu lahir.
4. Yusuf menamai Anak itu Yesus.
Respons Yusuf ini merupakan sebuah bentuk ketaatan pada perintah Tuhan. Ada sebuah keputusan yang sangat menarik yang dibuat oleh Yusuf setelah menikah. Ia mengambil keputusan untuk tidak bersetubuh dengan Maria sampai Maria melahirkan. Keputusan ini tentu berkaitan dengan penggenapan janji Tuhan yang disampaikan oleh para nabi bahwa perempuan yang akan melahirkan Mesias adalah seorang perawan. Yusuf telah memilih untuk taat pada perintah Tuhan. Dan ketaatan Yusuf memerlukan pengorbanan, yaitu dia tidak bersetubuh sampai Anak itu lahir.
Ketaatan pada perintah Tuhan memang tidak mudah, ada harga yang harus dibayar yang disebut dengan pengorbanan. Mari perhatikan studi kasus di bawah ini:
Redi bergabung dalam komunitas game karena dia suka main game. Namun ada satu kebiasaan buruk yang dilakukan oleh komunitas itu, yaitu mereka bermain game sambil merokok. Redi pun sering mengikuti kebiasaan tersebut. Suatu hari ketika pergi ke gereja, pendeta menyampaikan Firman tentang “Menjaga Kekudusan”. Pendeta mengatakan bahwa sebagai pribadi yang telah diselamatkan oleh Kristus, kita harus hidup seturut dengan apa yang Kristus kehendaki. Hidup kita termasuk tubuh kita bukanlah milik kita, namun telah menjadi milik Kristus. Maka kita harus menjaga kekudusan tubuh kita termasuk dari rokok. Wah…perintah Tuhan yang satu ini sangat menegur Redi.
Mari kita tanggapi cerita di atas!
Ketaatan pada perintah Tuhan bukanlah sebuah situasi yang bisa ditawar. Karena tindakan taat yang dilakukan tentu berkaitan dengan perintah Tuhan yang tertulis dalam Firman-Nya. Ketaatan selalu memerlukan pengorbanan entah itu besar atau kecil, sulit atau mudah. Murid Kristus harus selalu mendoakan setiap pergumulan yang dihadapi agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan.
1. Tuliskan apa ketaatan Yusuf terhadap perintah Tuhan?
2. Sebutkan ketaatan apa yang ingin kalian lakukan untuk menanggapi Firman hari ini.
1. Buatlah komitmen tentang ketaatan pada perintah Tuhan.
2. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Murid memberi tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
Ada banyak jenis upacara adat di Indonesia, salah satunya adalah upacara untuk ibu hamil, seperti yang dilakukan oleh suku Bugis. Upacara Mappanre to-mangideng adalah sebuah upacara yang dilakukan oleh suku Bugis terhadap seorang wanita yang sedang mengandung. Mappanre to-mangideng memiliki arti menyuapi ibu hamil dengan makanan-makanan sehat, termasuk makanan kesukaan calon ibu. Upacara ini dilakukan untuk menyenangkan perasaan ibu hamil agar proses kelahiran berjalan dengan baik. Pada Pelajaran 10 kita telah belajar tentang Maria yang sedang mengandung dari Roh Kudus. Apakah Maria mengalami situasi yang menyenangkan sebelum kelahiran Anaknya?
Pada masa itu Roma menjadi kerajaan yang mendunia dengan kaisar pertama bernama Gaius Yulius Caesar Octavianus, yang dikenal juga dengan nama Kaisar Agustus. Memerintah pada 27 SM sampai dengan 14 M. Roma memiliki banyak daerah jajahan di mana setiap daerah memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Sampai suatu hari karena kepentingan pajak, Kaisar Agustus memberikan perintah untuk melakukan sensus penduduk di seluruh wilayah Kerajaan Roma.
Pada masa itu tanah Yudea merupakan bagian dari Kekaisaran Roma, di mana Kirenius sebagai Wali Negeri di Siria diberi tugas oleh Kaisar Agustus untuk memerintah Yudea. Sensus penduduk yang ditetapkan juga berlaku untuk semua wilayah jajahan termasuk kota-kota di tanah Yudea. Penduduk tanah Yudea yang merantau di berbagai wilayah harus kembali ke kota asalnya karena sensus ini dilakukan sesuai dengan tempat asal. Ingatkah kalian tentang sebuah nubuat yang disampaikan oleh Nabi Mikha dalam Mikha 5:1?
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”
Dari peristiwa di atas dapat dilihat bahwa rencana Tuhan dapat terwujud melalui setiap orang, dalam hal ini melalui Kaisar Agustus. Sensus yang direncanakan telah membawa setiap orang kembali ke kota kelahirannya termasuk Yusuf dan Maria untuk menggenapi nubuatan Nabi Mikha.
Peta di atas adalah peta pada masa kini, di mana jarak dari Nazaret ke Betlehem terhitung 156,7 km. Jika menggunakan mobil, maka akan memakan waktu 2 jam 1 menit dengan jalanan yang sudah bagus. Yusuf dan Maria harus menempuh jarak 156,7 km dengan menggunakan keledai dan melewati jalan berbukit. Bayangkan betapa jauhnya itu.
Sebagai warga negara yang taat, Yusuf pun membawa istrinya yang sedang hamil tua kembali ke tanah Yudea ke tempat asalnya, yaitu Betlehem. Seperti diketahui bahwa Yusuf berasal dari keluarga dan keturunan Raja Daud dan Betlehem merupakan Kota Daud (1 Samuel 20:6). Yesus memang harus lahir dari keturunan Daud dan di Kota Betlehem. Maka jarak yang jauh serta kondisi Maria yang sedang hamil tua tidak dapat menghalangi niat mereka kembali ke Betlehem. Ini merupakan bagian dari rencana Allah.
Untuk menggenapi rencana Allah, Yusuf dan Maria harus menderita. Dari kisah yang telah dibaca pada hari ini, kita akan menuliskan penderitaan apa saja yang dialami oleh Yusuf dan Maria:
1. Menempuh jarak 156,7 km dan jalan yang tidak rata dengan menggunakan keledai.
2. Dalam kondisi fisik yang dikatakan tidak terlalu kuat karena sedang hamil, Maria harus melakukan perjalanan.
Semua penderitaan ini diterima karena Yusuf dan Maria tunduk pada pemerintah, yaitu mengikuti sensus. Mari renungkan bersama: Apakah kalian akan melakukan tindakan seperti yang dilakukan Yusuf dan Maria, taat meskipun situasinya sulit?
Nama Betlehem memiliki arti rumah roti. Di kota inilah Yesus dilahirkan. Setelah menempuh perjalanan jauh dan fisik yang lelah, akhirnya Yusuf dan Maria sampai di Kota Betlehem, Efrata. Ada seorang pemilik penginapan memberikan tempat bagi Maria untuk bersalin. Bukan kamar yang indah, melainkan palungan menjadi tempat Bayi Yesus dibaringkan setelah Maria, ibu-Nya, membungkusnya dengan lampin. Palungan adalah tempat untuk makanan ternak. Jika melihat situasi yang dialami Yusuf dan Maria, kalimat “tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” dapat diartikan bahwa Yusuf sudah berusaha untuk mencari tempat penginapan, namun karena ada banyak pendatang di Kota Betlehem untuk mengikuti sensus, maka penginapan sudah penuh. Dan satu-satunya yang tersedia adalah palungan atau tempat makan hewan itu.
Penolakan dari para tuan pemilik penginapan di Kota Betlehem terjadi karena situasi penginapan yang penuh. Namun apakah reaksi mereka tetap sama jika mereka tahu bahwa
orang yang butuh penginapan itu akan melahirkan seorang Juru Selamat yang telah lama mereka nantikan? Penolakan mereka terjadi karena ketidaktahuan. Bagaimana dengan kalian yang sudah mengenal Yesus, apakah kalian menolak atau menerima-Nya?
Sejarah mencatat tentang Kaisar Agustus dan Kota Betlehem ada sampai saat ini, serta Yusuf dan Maria merupakan tokoh-tokoh yang tepat seperti tertulis dalam nubuatan para nabi. Peristiwa kelahiran Yesus adalah sebuah realita! Meskipun Maria tidak mengalami situasi yang menyenangkan pada masa menjelang dan kelahiran Yesus, namun dia memilih taat bersama dengan suaminya mengikuti bagian dari rencana Tuhan atas hidup mereka. Ini mereka jalani agar karya Tuhan di dunia menjadi nyata. Kelahiran Yesus harus diberitakan kepada semua orang agar mereka mengenal Yesus dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
1. Apakah kalian memilih untuk percaya bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah kisah nyata? Mengapa?
2. Bagaimana cara kalian menyambut kelahiran Yesus dengan hati yang penuh syukur?
1. Mari renungkan dan berdoalah agar kelahiran Yesus memenuhi hatimu dan membuatmu percaya atau semakin percaya kepada-Nya.
2. Ikuti bacaan Firman sepanjang minggu ini agar kalian siap belajar lagi Minggu depan. Semangat!
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Matius 2:11
Murid melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.
Pada 3 Desember 2001, rakyat Jepang bersukacita menyambut kelahiran seorang bayi perempuan dari Putri Mahkota Masako dan Putra Mahkota Naruhito. Seluruh kota di negara Jepang merayakan kelahiran bayi itu di luar istana dan memberikan ucapan selamat. Sambutan yang dilakukan rakyat Jepang berbeda dengan rakyat Bhutan. Pada waktu menyambut kelahiran putra pertama Yang Mulia Khesar Namgyel dan Ratu Jetsun, rakyat Bhutan menanam 108.000 pohon. Kelahiran seorang anak raja selalu disambut dengan sukacita meskipun caranya berbeda. Setiap bulan Desember, umat Kristen merayakan kelahiran seorang Raja. Bagaimana kehadiran Raja itu disambut oleh dunia? Mari kita belajar bersama dari cara orang-orang majus menyambut-Nya.
Alkitab mencatat tentang orang majus dan bintang yang menuntun mereka dengan penjelasan yang sangat singkat. Tentu kedua hal ini dapat membuat orang penasaran untuk bertanya tentang asal mereka dan bagaimana sebuah bintang dapat menuntun kepada seorang Raja. Sejarah pun akhirnya memberi jawaban yang juga belum pasti tentang asal orang majus dan tentang bintang yang menuntunnya.
Ada yang mengatakan bahwa orang majus berasal dari Persia, Arab ataupun tempat lainnya, namun yang perlu diketahui bahwa mereka berasal dari Timur. Tidak menjadi masalah dari mana mereka berasal, namun yang lebih penting adalah bahwa mereka bukan orang Yahudi, bukan bangsa pilihan. Dan Allah memakai mereka untuk menyampaikan kepada dunia tentang kelahiran-Nya. Pada situasi berbeda Allah memakai para gembala yang adalah orang Yahudi dan mereka bukanlah orang yang berpendidikan serta miskin untuk menyampaikan kabar kelahiran Yesus. Pada kesempatan lain, Allah memakai orang kaya dan berpendidikan yang berlatar belakang non-Yahudi untuk menyampaikan bahwa
Peristiwa ajaib lainnya adalah tentang sebuah bintang yang menuntun mereka kepada Raja yang mereka cari. Rupanya orang majus ini mempunyai keahlian untuk melihat bintang. Sejarah mencatat bahwa mereka dapat membaca arti dari penampakan bintang di langit. Kenyataan yang tidak boleh kalian lewatkan adalah peristiwa penuntunan oleh bintang ini merupakan sebuah keajaiban. Jadi ada campur tangan Allah dalam proses penuntunan oleh bintang ini untuk memberikan petunjuk kepada orang majus sehingga mereka dapat memberitakan tentang kelahiran seorang Raja kepada orang-orang berkedudukan tinggi seperti Raja Herodes. Jadi Allah sanggup memakai siapa pun dan apa pun untuk melaksanakan rencana-Nya.
Setelah orang majus mengetahui bahwa bintang itu adalah tanda bahwa telah lahir seorang Raja orang Yahudi, maka mereka pergi ke Yerusalem. Setelah tiba di sana, mereka menuju istana Raja Herodes. Raja Herodes ditunjuk oleh pemerintahan Roma yang saat itu sedang menjajah tanah Yudea untuk menjadi raja atas orang-orang Yahudi. Orangorang majus menanyakan tentang seorang Raja orang Yahudi yang baru lahir. Pertanyaan itu mengejutkan bagi Herodes. Mengapa? Karena dialah raja orang Yahudi. Tidak hanya Herodes yang kaget, seluruh Yerusalem terkejut mendengar berita itu.
Bagi orang-orang Yahudi, Mesias yang akan datang adalah seorang raja yang memerintah atas mereka yang akan membawa ketenteraman, kebebasan dari penjajahan dan tentunya kemerdekaan yang selalu mereka nantikan. Herodes tidak memberikan hal itu! Bagaimana Herodes menyikapi berita itu?
Ayat
Ayat
Ayat
Herodes sangat licik. Dia tidak mau kehilangan takhtanya, maka dia memanfaatkan orang majus untuk mencari tahu tentang keberadaan Raja baru itu. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh orang majus adalah mereka keluar dari istana Raja Herodes setelah diminta untuk menyelidiki dengan saksama hal-hal mengenai Anak itu. Rupanya informasi dari para imam kepala dan ahli Taurat orang Yahudi tidak memuaskan bagi Raja Herodes. Apakah informasi itu? Tuliskan pada baris di bawah ini dengan melihat dari ayat 5 dan 6:
Orang majus pergi dan mencari informasi yang lebih lengkap. Namun ketika berangkat dari Yerusalem, bintang yang menjadi petunjuk tentang datangnya seorang Raja berjalan mendahului mereka. Ini sebuah keajaiban!
Bintang itu menuntun orang majus berjalan dari Yerusalem ke Betlehem, dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Mereka sangat bersukacita karena melihat bintang itu yang telah menjadi penuntun sehingga mereka dapat bertemu dengan seorang Raja besar. Orang majus memang tidak mengerti Firman Tuhan, maka mereka bertanya kepada Herodes (ayat 2) dan ada kemungkinan juga mereka mendengar penjelasan dari ahli Taurat dan imam kepala. Ahli Taurat dan imam kepala adalah orang-orang yang mengerti tentang Firman Tuhan tetapi mereka tidak mempedulikan berita yang dibawa oleh orang majus. Berbeda dengan respons orang majus yang menindaklanjuti dengan serius kabar yang mereka dengar.
Keseriusan orang majus dibuktikan dengan:
Keseriusan orang majus ini merupakan bentuk penghormatan kepada Raja orang Yahudi. Sebenarnya orang majus bisa saja kecewa ketika mengetahui bahwa Raja yang mereka cari tidak lahir di istana, namun sepertinya Tuhan telah meyakinkan mereka untuk percaya pada Firman yang telah mereka dengar ketika mereka mencari tahu.
Orang-orang dengan latar belakang non-Yahudi, tidak mengerti Firman, kaya, berpendidikan, rela berjalan menempuh jarak jauh untuk mencari seorang Raja yang bukan raja mereka. Bagaimana dengan kalian? Sejak kapan kalian mengenal Yesus? Apakah kalian dapat bersikap seperti orang majus yang dengan penuh kesungguhan menujukkan rasa hormatnya kepada Yesus, Sang Raja yang menyelamatkan dunia?
Yesus adalah Raja yang berbeda dengan raja-raja dunia. Ada banyak peristiwa ajaib menyertai kelahiran-Nya. Salah satunya melalui orang majus dan petunjuk bintang. Melalui orang majus kita dapat belajar cara memberikan penghormatan yang benar kepada Yesus. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada Yesus selain dengan menyembah Dia, serta memberikan hadiah-hadiah kepada-Nya.
1. Tuliskan rencana kalian untuk memberikan penghormatan kepada Yesus yang telah lahir bagi kalian.
2. Buatlah laporan singkat dan sajikan dalam bentuk video pendek tentang pelaksanaan dari rencana yang telah kalian buat.
1. Mari renungkan cara orang majus memberikan penghormatan. Dari situ kalian dapat melihat ketulusan hati mereka untuk menyembah Yesus.
2. Tetaplah membaca Firman Tuhan setiap hari supaya kamu bertumbuh semakin mengenal Yesus, menjadi murid yang mau terus melayani Dia, Yesus Kristus, Sang Raja!