3 minute read
Pentingnya Kesadaran Diri di Tengah Krisis Perubahan Iklim
PENTINGNYA KESADARAN DIRI
DI TENGAH KRISIS PERUBAHAN IKLIM
Advertisement
Oleh: Desy Ramadhani | Desainer: Ilham Fatkhu Arroyyan
Begitulah seruan aksi bersama yang dilakukan massa yang ikut dalam Aksi " " Siapkan payungmu dan berjalan bersama
Jeda Iklim pada Minggu, 23 Februari 2020 di depan FX Sudirman, Jakarta
Pusat. Dengan satu tuntutan yaitu "Deklarasi Darurat Iklim", massa turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi mereka. Dikutip dari laman Economic Zone dalam artikel berjudul 'Aksi Jeda Untuk Iklim', aksi ini disebut sebagai imbauan terhadap terjadinya perubahan iklim yang saat ini sudah darurat dan global.
Disadari betul bahwa kini telah terjadi perubahan iklim yang mengkhawatirkan.
Climate change atau perubahan iklim sendiri merupakan perubahan pada cuaca dengan jangka waktu yang panjang dan luas sehingga kita tidak merasakan secara langsung perubahan tersebut. Di mana pemanasan global yang terjadi secara terus-menerus merupakan awal mula dari perubahan iklim.
Illustrasi Aksi Aktivis Tuntut Pemerintah Atasi Krisis Iklim.
Dok. Hasan
Faktor utama terjadinya perubahan iklim yakni karena efek dari gas rumah kaca yang ada di sekitar. Aktivitas manusia yang acap kali memproduksi gas terutama karbon dioksida dan karbon Monoksida, mengakibatkan cahaya yang harusnya dipantulkan ke luar menjadi terperangkap. Suhu juga menjadi lebih panas dari sebelumnya. Tanpa kita sadari, hal tersebut mempengaruhi iklim yang berdampak pada perubahan cuaca yang saat ini sedang terjadi. Contoh nyata dari aktivitas manusia yaitu kebutuhan akan transportasi yang terus meningkat. Sering kali kita temui, orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi umum. Kemudian pembakaran hutan yang dilakukan juga semakin memperburuk pemanasan global. Tak hanya itu, pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat akan diikuti dengan pembukaan lahan untuk perumahan. Lahan yang sebelumnya hutan atau lahan hijau diubah menjadi rumah hunian. Hal tersebut akan mengurangi pohon yang berfungsi menyerap karbon dioksida.
Dampak yang terjadi akibat perubahan iklim
Dilansir dari KOMPAS.com dalam artikel yang berjudul 'Catatan Krisis Iklim dalam Satu Dekade Terakhir', menjelaskan bahwa pada tahun 2010 sampai 2019, tercatat sebagai dekade dengan rentetan rekor buruk untuk semua isu yang terkait dengan krisis iklim, seperti bencana alam hingga masalah sosial, politik, dan ekonomi. Kemudian berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2014 menunjukkan dari total kejadian bencana di Indonesia, lebih dari 90% diantaranya merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaran hutan. Bencana tersebut berkorelasi positif dengan pola curah hujan yang merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim. Secara tidak langsung kita merasakan dampak dari perubahan iklim. Misalnya, sekarang ini suhu terasa lebih panas jika dibandingkan dengan suhu di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, daerah yang dahulu terasa dingin, kini sudah tidak sedingin sebelumnya. Selain itu, perubahan cuaca ini berdampak pula pada intensitas curah hujan yang turun. Di beberapa kota mengalami penurunan hasil panen karena curah hujan yang tinggi. Sedangkan di beberapa tempat mengalami kekeringan saat musim kemarau yang panjang. Dikutip dari artikel CNN Indonesia yang berjudul 'BMKG: Kenaikan Suhu Tahun 2020 di Republik Indonesia (RI) mencapai 1 Derajat Celcius', Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebutkan bahwa tahun 2020 kenaikan suhu telah mencapai 1 derajat celsius. Padahal sebelumnya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyepakati perubahan suhu sampai 2030 tidak boleh lewat dari 1,5 derajat celsius.
Lalu, bagaimana seharusnya masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim?
Secara langsung ataupun tidak langsung, perilaku manusia menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim. Tentu hal tersebut menjadi sebuah tugas bagi kita untuk terus menjaga bumi yang saat ini ditinggali. Ada beberapa hal kecil yang dapat kita lakukan untuk mengurangi krisis perubahan iklim. Seperti mengurangi penggunaan plastik, dan penerapkan 3R yakni Reuse, Reduce, Recycle. Selain itu, mulailah menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Bijak menggunakan air serta hemat terhadap listrik. Jika hal-hal yang dianggap kecil tapi dilakukan secara berkelanjutan, nantinya akan memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan kita. Kalau kita tidak menjaga bumi, lalu siapa lagi? Saatnya kita untuk mulai berpikir bijak.