3 minute read
Pentingnya Pengembangan Diri Diambang Kebimbangan antara Passion dan Gaji
Pentingnya Pengembangan Diri Pentingnya Pengembangan Diri
Diambang Kebimbangan Antara Passion Atau Gaji
Advertisement
Oleh : Rizky Tania U.H | Ilustrator : Rafli Hardiansyah | Desainer : Syahdilla Sekar R
Istilah passion sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Passion yang merupakan kata asing menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kegemaran, gairah, keinginan yang besar, semangat, emosi, kemarahan, dan kecemasan. Istilah tersebut identik dengan dunia pekerjaan, dimana passion merupakan salah satu komponen yang diperlukan ketika masuk dalam dunia kerja. Umumnya, passion mulai dicari atau ditemukan ketika seseorang berada di fase remaja, di mana semangat jiwa muda masih menggelora dalam mencari apa yang diinginkan ditambah waktu yang relatif luang dibanding saat dewasa. Namun, dihadapkan pada kenyataan finansial yang ada, terkadang passion yang ‘digaungkan’ selama masa remaja berbanding terbalik dengan nilai upah yang diterima. Mulailah muncul pemikiran melepaskan passion demi memenuhi kebutuhan. Lantas, apakah hal tersebut merupakan sebuah kesalahan? manakah yang lebih baik antara bekerja sesuai passion atau sesuai gaji? Pentingnya Passion dalam Diri Seseorang Dilansir dari laman psychologytoday.com, passion adalah sesuatu yang mendorong seseorang melakukan kegiatan yang membuat puas dan senang dalam melakukannya. Passion dapat berubah-ubah dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, perubahan passion tersebut kurang lebih bermuara pada satu nilai yang sama dengan tujuan awal. Di sisi lain, passion dan hobi merupakan hal yang berbeda. Kegiatan yang mengeluarkan banyak waktu, tenaga, dan uang hanya untuk kepuasan diri, itulah yang disebut hobi. Lain hal dengan passion, di mana seseorang melakukan kegiatan yang disukai dan juga mengharapkan timbal balik atau kompensasi di akhir. Arfiana Maulina, Career Influencer, menyebutkan bahwasanya passion tidak bisa lepas dari diri seseorang. Passion melekat seiring dengan perjalanan hidup seorang manusia. Contoh nyata passion dalam diri seseorang dapat dilihat dari aktivitasnya lima tahun kebelakang.
Kegiatan yang sedang dikerjakan dengan indikasi tidak bisa lepas dalam beberapa tahun mendatanglah bisa diartikan munculnya passion. Passion kerap kali muncul dengan sendirinya tanpa disadari. Hal tersebut dapat terlihat pada kelebihan yang dimiliki seseorang. “Ketika sukses atau berhasil dalam suatu hal mengindikasi kita nyaman dan tertarik, sehingga memunculkan passion,” terang Arfiana.
Implementasi Passion dalam Dunia Kerja Keberadaan passion diyakini sebagai pertanda seseorang menjalani proses hidup sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut dialami oleh Istiqomah, staf Accounting & Tax PT Karya Satrya Advertising Semarang. Pekerjaan yang ia lakoni saat ini sejalan dengan passion yang ia miliki yaitu di bidang akuntansi. Menurutnya, seseorang yang mengenali passion dalam dirinya akan mengetahui dengan jelas apa yang mereka inginkan, terus berusaha mencapai tujuan, hingga mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara maksimal dengan sepenuh hati. “Sesuatu yang didasari dengan rasa suka dan dilaksanakan sepenuh hati pasti akan berjalan lancar,” begitu ungkapnya. Adapun berbekal dari pengalamannya bekerja sesuai passion tersebut, ia mengaku dapat lebih mudah mengasah keterampilan yang sebelumnya ia dapatkan di bangku pendidikan formal. Urgensi Passion Terhadap Kebutuhan Sehari-hari Terkadang suatu keinginan berbanding terbalik dengan kebutuhan. Kenyataan bahwa perkembangan zaman memasuki dunia revolusi industri akan mengubah tatanan sistem operasi demi kepraktisan dan efisiensi. Dedi Setiawan, Human Resources (HR) Project Manager Bank Indonesia menyampaikan bahwa riset oleh HR Community menunjukkan 83% karyawan bekerja tidak sesuai jurusan atau passion awal yang dimiliki. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya bimbingan sebelum memasuki dunia kerja. “Sangat diperlukan pemahaman terhadap diri sendiri sebagai pembentukan karakter sebelum terjun ke dunia kerja,” ucap Dedi. Selain itu, adanya tuntutan dari keluarga atau masyarakat untuk bekerja di instansi tertentu terkadang turut menyebabkan seseorang melepaskan passion yang dimiliki. “Marak permasalahan anak harus masuk perusahaan A agar mendapat tunjangan atau anak harus meneruskan usaha orang tua padahal jauh diluar passion anak tersebut,” jelas Dedi. Melepaskan Bukan Berarti Meninggalkan Sempitnya lapangan pekerjaan yang diperburuk dengan kenaikan jumlah angkatan kerja turut membuat pilihan pekerjaan yang tersedia kian menipis. Novita Anggraini, salah seorang staf Cutting PT Victory Apparel terpaksa melepas passion sebagai seorang akuntan dan beralih bekerja di industri manufaktur dengan gaji yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski dihadapkan pada pilihan yang sulit, nyatanya Novita mampu beradaptasi dengan cepat tanpa meninggalkan gairah di bidang akuntansi. “Tidak sepenuhnya hilang, terkadang passion akuntan diperlukan untuk diajarkan pada saudara atau tetangga,” ucap Novita.
Arfiana mengatakan meskipun passion berbeda dengan hobi, terkadang hobi bisa berubah menjadi passion. Contohnya, hobi Arfiana dalam membuat video melalui media sosial justru kini menjadi passion yang ia tekuni. “Ternyata passion lain di bidang teknologi dapat membawa pengaruh baik untuk pengikut di media sosial,” tuturnya. Di akhir, Arfiana berkesimpulan apapun pilihan pekerjaan yang diambil beserta alasan di belakangnya tidak dapat diputuskan mana yang lebih baik, asalkan sama-sama mau belajar dan mengembangkan diri.