3 minute read
Sapa Demisioner
Bagus Bagus Bramanti : Bramanti :
Salah Jurusan Tak Perlu Diperdebatkan
Advertisement
Oleh: Kholifatul Mufti | Desainer: Sari Wahyuningsih
Dok. Pribadi
Bagus Bramanti, merupakan sosok alumni Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimensi yang sukses menapaki karier di industri perfilman Indonesia. Memulai debut dengan menggarap naskah Film Televisi (FTV), kini pria yang akrab disapa mas Bagus tersebut kian sukses merambah dunia layar lebar Indonesia. Dear Nathan dan Yowis Ben merupakan beberapa karya beliau sebagai seorang penulis naskah. Salah satu karya terbaru beliau yang sekaligus debut pertama sebagai seorang sutradara berjudul “Sobat Ambyar” nyatanya mampu menghantarkan pada kemenangan sebagai Penulis Skenario Adaptasi Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia 2021 bersama dua rekannya, yaitu Charles Gozali dan Gea Rexy. Sosok alumni yang mulai berkarier pada tahun 2011 ini dahulu menempuh pendidikan di Politeknik Negeri Semarang (Polines) pada program studi Konstruksi Gedung, Jurusan Teknik Sipil. Berbagai macam pertimbangan dan pemikiran yang berkaitan dengan ketidaksesuaian passion dengan jurusan yang ditempuh, membuat mas Bagus tidak sampai menamatkan studinya di Polines. Awal mula bergabung di LPM Dimensi Awal mula mas Bagus bergabung dalam lingkup dunia jurnalistik di LPM Dimensi sebenarnya merupakan suatu ketidaksengajaan dan sebatas rasa keingintahuan pada sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa di Polines. LPM Dimensi dapat dikatakan sebagai sebuah momen awal
bagi mas Bagus dalam menginisiasi sesuatu untuk diwujudkan dalam suatu tindakan, dimana dukungan akan hal tersebut didapatkan di Dimensi. Adanya ruang kebebasan berekspresi untuk menyuarakan berbagai macam gagasan jadi poin tambah alasan mas Bagus bergabung dalam LPM Dimensi. Meski tidak masuk dalam jajaran anggota yang tercantum dalam Struktur Organisasi, kontribusi mas Bagus di LPM Dimensi cukup besar. Mas Bagus bisa dikatakan sebagai salah satu pionir munculnya wajah baru tema universal majalah LPM Dimensi yang sebelumnya hanya berkutat seputar politik kampus. Tak hanya itu, ia merupakan pencetus awal mula adanya pengenalan LPM Dimensi ke mahasiswa umum atau yang saat ini dikenal dengan istilah ‘Welcoming Cacrew’. Ia mengatakan bahwa majalah kampus sebaiknya mencakup kegiatan yang juga digemari mahasiswa, seperti musik, film, dan lain-lain, dimana tidak hanya berkutat pada persoalan politik nasional maupun politik atau demokrasi tentang institusi. Kesesuaian Profesi dengan bidang Studi Berkaitan dengan tema majalah kali ini, meski jurusan yang sempat ditempuh mas Bagus terlihat sangat tidak berkaitan dengan profesi masa kini, ternyata mas Bagus menilai bahwa penerapan ilmu pada saat studi masih relevan dengan kegiatan yang ia geluti saat ini. Salah satu penerapan ilmu yang masih digunakan hingga saat ini yaitu penerapan pada mata kuliah project modelling. “Pada mata kuliah tersebut ada tahapan awal, proses hingga finish atau akhir, sama seperti dengan pembuatan alur pada film,” ungkap mas Bagus.
Mas Bagus menyebutkan bahwa dalam memulai karier, penting mengenali passion dan bakat pada diri. Bakat yang dimaksudkan bukanlah penguasaan pada materi tertentu pada bidang studi, melainkan hal apa yang dibutuhkan dalam menguasai materi tersebut. Seperti Sturctural Thinking, problem solving, hingga affable atau pan-
dai berbicara dan mencairkan suasana itulah yang bisa dikatakan sebagai bakat. Sebagai contoh, bakat structural thinking sebagai dasar pemikiran pemecahan masalah teknis, sebagai dasar pemikiran dalam membuat suatu alur cerita, dan masih banyak lagi. Hal ini membuat, mas Bagus merasa sudah terlalu jadul untuk memikirkan mengenai apakah profesi harus sesuai studi atau tidak. Jurusan atau bidang studi bukan merupakan suatu fokus yang dicari pada saat melamar pekerjaan, melainkan pemikiran tentang penerpan ilmu dalam jurusan lah yang harusnya dipikirkan. Sebagai contoh, pemikiran bahwa Jurusan akuntansi adalah sebatas pada ilmu tentang akuntansi seharusnya dapat dikembangkan ke pemikiran bahwa pada ilmu akuntansi terdapat bakat klasifikasi dan analisis sesuatu. Pemikiran inilah yang diharapkan dapat lebih memperluas pandangan dalam mencari atau menekuni suatu pekerjaan. Tidak penting sama atau tidaknya pekerjaan dengan jurusan, selama bakat yang dimiliki dapat diterapkan. Berkaca pada pengalaman yang ada, penerapan dari bagaimana kita menguasai suatu ilmu banyak dicari saat ini. Pada zaman yang serba digitalisasi, hanya pemikiran kreatif dari manusia yang tak akan pernah dapat digantikan posisinya. Pengalaman merasakan salah jurusan yang menyebabkan mas Bagus tak bisa menamatkan bangku perkuliahan dan sempat kehilangan arah, justru menghasilkan buah pikir tentang hakikat ilmu yang dapat diterapkan dimana saja. Meski demikian, mas Bagus menilai bahwa Langkah awal memilih jurusan dalam perkuliahan yang berhubungan dengan masa depan hendaklah didiskusikan dengan matang dan dilandasi pada keyakinan diri akan bakat dan passion yang dimiliki. Kesuksesan yang telah diraih saat ini nyatanya masih meninggalkan pemikiran bahwa andai waktu diputar kembali, masih terbesit keinginan untuk dapat menamatkan Pendidikan.