3 minute read
Opini: Potensi Diri: Indikator Kualifikasi Penerimaan Calon Pekerja
Potensi Diri : Indikator Kualifikasi Penerimaan Calon Pekerja
Ainun Nasichatul Karimah, S.Psi HRD PT. Sumber Masanda Jaya
Advertisement
Penyunting: Candra Ayuningtyas Maharani Desainer: Sari Wahyuningsih
Sejak tahun 2017, Indonesia telah masuk ke dalam Kategori Negara Industri dalam proporsi ekonomi. Merujuk pada laman Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) kemenperin.go.id, sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan sumbangsihnya yang mencapai lebih dari 20%. Meningkatnya kebutuhan produksi era revolusi industri 4.0 menyebabkan kebutuhan tenaga kerja di Indonesia diperkirakan akan naik lebih dari 8% hingga tahun 2035. Peningkatan kebutuhan ini tersebar pada seluruh subsektor manufaktur. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut, setiap industri memiliki kualifikasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Pada daftar kualifikasi, potensi diri merupakan salah satu indikator penting bagi penerimaan para calon tenaga kerja. Lantas, apa itu potensi diri?
Sampai saat ini masih banyak orang yang salah kaprah dalam membedakan antara potensi diri dengan kemampuan. Potensi diri dapat diartikan kapasitas yang ada pada tiap individu, masih tersimpan dalam diri dan sudah ada sejak dulu. Dengan kata lain, potensi itu masih mengendap dan belum diaktualisasikan melalui perilaku, perbuatan, maupun aksi. Sedangkan, kemampuan itu sudah terlihat, terwujud, dan
tampak entah dalam bentuk skill, bakat, atau minat. Cara untuk mengetahui potensi diri sebelum kita melamar pekerjaan bisa melalui self-assessment. Self-assessment yaitu penilaian kinerja secara mandiri. Dari self-assesment, kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan kita melalui tes psikologi. Cara paling mudah yang bisa dilakukan semua orang yaitu dengan melihat kelebihan yang paling unggul dari dalam diri kita. Setelah mengevaluasi diri, kita harus membuat rencana bagaimana cara mengembangkan potensi tersebut. Cara Mengembangkan Potensi Calon Tenaga Kerja Sebelum melamar suatu pekerjaan, kita pasti melihat kompetensi diri serta kelebihan apa yang kita miliki. Pada proses analisa tersebut didapatkan poin-poin keunggulan diri yang dapat kita sesuaikan pada saat melamar posisi suatu pekerjaan. Terkadang di dunia industri saat ini, hanya segelintir perusahaan yang menyediakan area kerja yang sesuai dengan bakat dan minat dari calon tenaga kerja. Sebagai contoh, seorang lulusan jurusan administrasi ingin melamar bagian administrasi pada suatu perusahaan. Namun, kualifikasi kriteria pelamar terdapat beberapa keahlian di luar keahlian yang dimiliki pelamar jurusan administrasi tersebut. Pada situasi pandemi saat ini, banyak ditemukan potensi para calon tenaga kerja yang under qualify. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari hasil psikotes yang masih di bawah rata-rata standar perusahaan. Antisipasi yang dilakukan perusahaan yaitu dengan menggunakan bantuan pihak ketiga yaitu Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) atau Balai Latihan Kerja (BLK). Melalui LPK dan BLK, para calon tenaga kerja under qualify akan mendapat pelatihan ekstra untuk mengembangkan kemampuan guna meningkatkan kualitas diri. Kualifikasi Apa yang Dibutuhkan Perusahaan Saat Ini? Jika berbicara tentang standar kualifikasi pekerja di industri, kriteria umum yang diperlukan yaitu usia pelamar berusia lebih dari 18 tahun. Usia 18 tahun dianggap sudah memiliki kematangan mental yang siap masuk menghadapi dunia industri. Tak hanya itu, industri juga mempertimbangkan segi daya tangkap serta kemampuan adaptasi dengan sistem kerja perusahaan. Terdapat beberapa soft skill yang harus dimiliki oleh para pelamar sebagai poin tambahan agar dapat diterima di suatu perusahaan. Soft skill dasar yang dibutuhkan ialah kemampuan komunikasi. Indikator terjalinnya komunikasi yang baik terlihat ketika seseorang menyampaikan sesuatu, lawan bicara mengerti dengan apa yang disampaikan. Komunikasi tidak semudah yang terlihat. Tak semua orang mampu berkomunikasi dengan baik. Meski merupakan hal dasar, intensitas suatu komunikasi disesuaikan dengan posisi pekerjaan. Tak hanya komunikasi, percaya diri dan yakin akan kemampuan diri juga menjadi syarat kualifikasi yang dibutuhkan. Ketika kita melihat target tempat kerja, kita harus berpikir positif dulu tentang pekerjaan yang akan kita lamar. Para pelamar juga harus memiliki sikap aktif agar mampu mengikuti kebijakan dan aturan yang dimiliki perusahaan. Setelah itu, para pelamar harus membuat rencana hidup terkait kontribusi apa yang akan diberikan pada perusahaan, berapa lama akan bekerja disana hingga apa target yang ingin diraih, agar para pelamar mampu fokus dan konsisten. Hal terakhir yaitu jangan pernah cepat merasa puas atas sesuatu yang telah diraih. Terkadang apa yang dirasa mampu dibanggakan masih bisa lebih dimaksimalkan. Hal ini juga sebagai harapan agar para calon tenaga kerja terus tekun belajar dan mengasah diri.